BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Kreatifitas
2.1.1.1Pengertian kreatifitas
Kreatifitas merupakan kemampuan interaksi antara individu dan
lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di
mana ia berada, dengan demikian perubahan di dalam individu maupun di dalam
lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Lingkungan
belajar yang dapat menunjang siswa untuk berpikir kreatif seharusnya diciptakan
atau didesain secara sengaja oleh guru. Lingkungan belajar yang diciptakan guru
adalah proses pembelajaran ( Hamdani, 2007:59).
Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang kreatifitas
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya adalah
tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang
atau sekelompok orang, produk-produk kreatif tercipta. Produk itu sendiri sangat
beragam, mulai dari penemuan mekanis, proses kimia baru, solusi baru atau
pernyataan baru mengenai sesuatu masalah dalam matematika dan ilmu
pengetahuan; komposisi musik yang segar, puisi cerita pendek atau novel yang
menggugah yang belum pernah ditulis sebelumnya; lukisan dengan sudut
pandang yang baru; seni patung atau potografi yang belum ada sebelumnya;
sampai dengan terobosan dalam aturan hukum, agama, pandangan filsafat, atau
pola perilaku baru (Mar’at, 2006:175).
8
9
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kreatifitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel,
suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah. Jadi kreatifitas merupakan bagian dari usaha
seseorang. Kreatifitas akan menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan.
Dari pemikiran yang sederhana itu, peneliti melakukan semua aktivitas yang
bertujuan untuk memacu atau menggali kreatifitas.
2.1.1.2 Ciri – ciri kreatifitas
Ciri-ciri kreatifitas terdiri dari ada 3 macam yaitu kefasihan, fleksibilitas
dan kebaruan. Adapun penjelasan ciri- ciri kreatifitas sebagai berikut ( Hamdani,
2007:4) :
1) Kefasihan : kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka
dengan beberapa alternatif jawaban yang benar. 2) Fleksibilitas : kemampuan siswa menyelesaikan masalah terbuka
dengan beberapa cara. 3) Kebaruan : kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka
(open ended) dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai
benar dan satu jawaban yang tidak biasa dilakukan siswa pada tahap
perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.
Dari pendapat di atas dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri kreatifitas
seseorang adalah mampu menyelesaikan masalah dengan beberapa alternatif
jawaban yang benar, memiliki beberapa cara, mampu menyelesaiakan masalah
10
dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar, dan memiliki
imajinasi kuat, rasa percaya diri, bebas dalam berpikir dan penuh semangat.
2.1.1.3 Tujuan Pengembangan Kreatifitas
Tujuan pengembangan kreatifitas dituangkan pada salah satu buku yang
berjudul“Peningkatan Kreatifitas Anak Usia Dini”, ada alasan mengapa kreatifitas
penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak, antara
lain (Munandar, 2002:60) : Pertama, dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri
adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Kedua, kemampuan berpikir kreatif
dapat melihat berbagai macam penyelesaian suatu masalah. Mengekspresikan
pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan
mampu melahirkan berbagai macam gagasan. Ketiga, bersibuk secara kreatif akan
memberikan kepuasan kepada individu tersebut. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena tingkat ketercapaian kepuasan seseorang akan mempengaruhi
perkembangan sosial emosinya. Keempat, dengan kreatifitas memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Gagasan-gagasan baru sebagai buah
pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang
penuh tantangan. Jadi tujuan mengembangkan kreatifitas anak adalah sebagai
berikut: 1) Mengenal cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan
menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya. 2) Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah. 3) Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman
dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang sangat tinggi terhadap
ketidakpastian.
11
4) Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya
dan sikap menghargai hasil karya orang lain. 5) Membuat anak kreatif, yaitu anak yang memiliki :
a) Kelancaran untuk mengemukakan gagasan b) Kelenturan untuk mengemukakan berbagai alternatif pemecahan
masalah c) Orsinalitas dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran d) Elaborasi dalam gagasan e) Keuletan dan kesabaran atau kegigihan dalam menghadapi rintangan
dan situasi yang tidak menentu.
2.1.1.4 Fungsi Pengembangan Kreatifitas pada Anak Pelaksanaan pengembangan kreatifitas pada anak merupakan salah satu
sarana pembelajaran yang menunjang mengembangkan kreatifitas anak. Hal ini
dapat dilihat dari fungsi pengembangan kreatifitas pada anak sebagai berikut
(Mundandar 2004:55) : 1) Fungsi pengembangan kreatifitas terhadap perkembangan kognitif anak.
Melalui pengembangan kreativitas anak memperoleh kesempatan untuk
memenuhi kebutuhan berekspresi menurut caranya sendiri, menciptakan sesuatu
yang lain dan baru. Kegiatan yang menghasilkan sesuatu ini dapat memupuk sikap
untuk terus sibuk diri dengan kegiatan kreatif akan memacu perkembangan
kognitif atau ketrampilan berpikir. 2) Fungsi pengembangan kreatifitas terhadap kesehatan jiwa.
Pengembangan kreatifitas mempunyai nilai terapis karena dalam kegiatan
berekspresi itu anak dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang dapat
menyebabkan ketegangan-ketegangan pada dirinya, seperti perasaan lebih,
kecewa, khawatir, takut dan lain-lain yang mungkin tidak dapat dikatakannya. 3) Fungsi pengembangan kreatifitas terhadap perkembangan estetika.
Selain kegiatan berekspresi yang bersifat mencipta anak juga dibiasakan
dan dilatih untuk menghayati bermacam-macam keindahan seperti keindahan alam,
lukisan tarian, musik dan sebagainya.
2.1.2 Hakikat strategi
12
2.1.2.1Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai
(Marrus 2002:31). Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
pendidik atau guru dan peserta didik atau siswa dalam rangka untuk mencapai
tujuan tertentu yaitu agar anak memperoleh baik ilmu pengetahuan, kemahiran
atau keterampilan serta sikap atau tabiat yang baik ( Hamruni, 2012:1-2). Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology), diantaranya
akan dipaparkan sebagai berikut : Strategi pembelajaran yaitu suatu perencanaan yang berisi rangkaian
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan pesrta didik dalam upaya
mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2006:126).
Dari definisi strategi pembelajaran dapat disimpulkan strategi
pembelajaran adalah suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran.
2.1.2.2 Jenis strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu pembelajaran
langsung, pembelajaran tidak langsung, pembelajaran interaktif, belajar melalui
pengalaman, dan pembelajaran mandiri(Majid, 2013: 10-12).
1) Pembelajaran langsung
13
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak
diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau
membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya
bersifat deduktif. Contoh metode dalam pembelajaran langsung adalah:
ceramah, tanya jawab, demonstrasi latihan dan drill.2) Pembelajaran tidak langsung
Strategi pembelajaran tidak langsung umumnya berpusat pada peserta
didik. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator.
Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta
didik untuk terlibat. Contoh metode pembelajaran tidak langsung adalah:
inkuiri, studi kasus, pemecahan masalah, peta konsep.
3) Pembelajaran interaktif
Strategi pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing
di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta
didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan
pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk
berfikir dan merasakan. Contoh metode dalam pembelajaran interaktif adalah:
diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau projek, kerja berpasangan.
4) Belajar melalui pengalaman (Empirik/Eksperiential)Strategi pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif,
berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang
pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang
lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Contoh metode dalam pembelajaran empirik adalah: bermain peran,
observasi/survey, simulasi.5) Pembelajaran mandiri
14
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran
yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh
peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan
dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Contoh metode dalam
pembelajaran mandiri adalah: pekerjaan rumah, projek penelitian, belajar
berbasis komputer.
Adapun penjelasan mengenai perbedaan jenis-jenis strategi
pembelajaran sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan jenis-jenis strategi pembelajaran
No Jenis strategi Pembelajaran
Aspek
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
1. Pembelajaran langsung
Kegiatan pembelajaran berpusat pada gurunya palingtinggi
Metode dalampembelajaranlangsung:ceramah, tanyajawab,demonstrasi,latihan dandrill.
Bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah.
1. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
2. Presentasi dan demonstrasi
3. Mencapai kejelasan
4. Melakukan demontrasi
5. Mencapai pemahaman dan penguasaan
6. Berlatih7. Memberikan
latihan terbimbing8. Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
9. Memberikan kesempatan latihanmandiri
2. Pembelajaran tidak langsung
Kegiatan pembelajaranyang
Metodepembelajarantidak langsung:
Siswa mampu melakukan observasi
1. Mengamati ;2. Menanya ;3. Mengumpulkan
15
No Jenis strategi Pembelajaran
Aspek
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
memperlihatkan betuk keterlibatan siswa yang paling tinggi
inkuiri, studikasus,pemecahanmasalah, petakonsep.
mereka sendiri, mampu mengadakan analisis mereka sendiri. Dan merangsang siswa agar berani dan mampu menyatakan dirinya sendiriaktif, bukan hanya pendengar yang pasif terhadap segala sesuatuyang dikatakan olehguru
informasi;4. Mengasosiasi ; dan5. Mengkomunikasik
an.
3. Pembelajaran interaktif
Kegiatan pembelajaran interaktif merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara siswa
Metode dalampembelajaraninteraktif:diskusi kelas,diskusikelompok kecilatau projek,kerjaberpasangan.
Untuk menekankanpada diskusi dan sharing diantara siswa. Diskusidan sharing memberikesempatan siswa untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman,pendekatan, pengetahuan guru atau teman sebaya, serta untuk membanguncara berpikir dan merasakan.
1. Mengumpulkan sumber-sumber yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran baik itu media ataupun alat yang aka digunakan
2. Menggali pegetahuan awal siswa dengan menyajikan sebuahpermasalahan yangberkaitan dengan topik yang akan dibahas
3. Memancing rasa ingin tahu siswa terhadap topik yang akan dibahas dengan cara menampilkan media grafis yang berkaitan dengan
16
No Jenis strategi Pembelajaran
Aspek
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
Orientasi pembelajaran
topik pembelajaran4. Memotivasi siswa
untuk mengajukkan pertanyaan
5. Mengajak siswa untuk melakukan penyelidikan atas apa yang menjadi pertanyaan siswa, dapat melalui observasi atau pengamatan
6. Membandingkan antara pengetahuanawal siswa dengan apa yang sekarang siswa ketahui
7. Berfikir kembali tentang apa yang telah dipelajari danmengedepankannya menjadi pengetahuan yang baru
4. Pembelajaran empirik
Kegiatan pembelajaranpengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.
Metode dalam pembelajaran empirik: bermain peran, observasi/ survey, simulasi.
Untuk meningkatkan pertisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis siswa, meningkatkan analisis siswa
1. Tahap pengalaman nyata
2. Tahap observasi refleksi
3. Tahap konseptualisasi
4. Tahap implementasi
5. Pembelajaran mandiri
Kegiatan pembelajaran yang bertujuanuntuk membangun inisiatif individu,
Metode dalam pembelajaran mandiri: pekerjaan rumah, projek penelitian, belajar berbasis komputer.
Untuk menuntut siswa bertanggung jawab dalam merencanakandan menentukan kecepatan belajarnya
1. Menetapkan tujuan2. Membuat rencana3. Mengikuti rencana
dan mengukur kemajuan diri
4. Membuahkan hasilakhir
5. Menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik
17
Sumber : (Majid, 2013: 10)
2.1.3 Hakikat Tematik
2.1.3.1. Pengertian Tematik
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diterapkan pada
tingkatan pendidikan dasar yang menyuguhkan proses-proses belajar berdasarkan
tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya (Mulyasa,
2013: 170).
Adapun landasan pembelajaran tematik berangkat pada 3 landasan yaitu
(Trianto 2009:101) :
1) Landasan filosofis pembelajaran tematik berlandasan pada filsafat
pendidikan progresivisme, sedangkan progresivisme berdasar pada filsafat
naturalism, realism dan pragmatism. 2) Landasan pisikologis secara teoritik maupun praktik pembelajaran tematik
berlandaskan pada pisikologi perembangan dan pisikologi belajar. 3) Landasan Yuridis dalam implementasi pembelajaran tematik diperlukan
payung hukum sebagai landasan yuridisnya. Payung hukum yuridis adalah
sebagai legalitas penyelenggaraan pembelajaran tematik, dalam arti bahwa
pembelajaran tematik dianggap sah bilamana telah mendapatkan legalitas
formal.
2.1.4Karakteristik Anak Usia SD
2.1.4.1 Karakteristik Anak Usia SD
Perkembangan kognitif anak usia SD berada pada tahap opersinal
konkret (concrete operasional). Istilah operasi konkret mencerminkan pendekatan
yang terikat atau terbatas pada dunia nyata. Anak-anak usia SD dapat membentuk
18
konsep, melihat hubungan, dan memecahkan masalah, namun hanya sepanjang
mereka melibatkan objek-objek dan situasi-situasi yang mereka kenal. Anak-anak
usia ini mengembangkan keterampilan penalaran logis dan konservasi karena
telah menguasai konsep reversibilitas sepanjang berhadapan dengan dunia yang
mereka kenal. Anak -anak pada kelas-kelas sekolah dasar sedang bergerak dari
pemikiran egosentris ke desentris, atau dari pemikiran subjektif ke pemikiran
objektif. Pemikiran desentris memungkinkan anak-anak melihat bahwa orang lain
dapt memiliki persepsi berbeda dari persepsi mereka. Untuk menangkap ide
Piaget tentang perkembangan anak usia SD secara ringkas adalah sebagai berikut
(Nurhayati, 2011:34):
1) Usia SD Kelas Rendah ( Kelas I-III)a) Sudah dapat mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan,
meskipun masih harus lebih banyak menggunakan benda/ objek
yang konkret ( alat peraga)b) Mulai dapat menyimpan pengetahuan atau hasil pengamatan dalam
daya ingatannya.c) Mulai dapat mengoperasikan kaidah-kaidah logika (berfikir logis),
meskipun terbatas pada objek-objek konkret.2) Usia SD Kelas Tinggi ( kelas IV-VI)
a) Mulai dapat berfikir hipotesisi deduktif.b) Mulai mampu mengembangkan kemampuan berdasarkan kedua
alternatif.c) Mulai mampu menginferensi atau menggeneralisasikan dari berbagai
kategori.
2.1.4.2Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Dasar
19
Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Dasar yaitu ( Lina 2015:6) :
1) Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan
sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat langsung dalam pembelajaran. 2) Menurut Havighurst tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai
berikut :a) Menguasa keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan
dan aktivitas fisik, b) Membangun hidup sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan.c) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya, d) Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin e) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis,
dan berhitung. agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat, f) Mengembangkan konsep‐konsep hidup yang perlu dalam
kehidupan. g) Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai‐nilai sebagai pedoman
perilaku.h) Mencapai kemandirian pribadi.
Tugas perkembangan tersebut mendorong guru SD untuk ( Lina, 2015:6) :
1) Mencipatakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan
keterampilan fisik,
20
2) Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya
sehingga kepribadian sosialnya berkembang, 3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan
pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun
konsep 4) Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai‐
nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan
menjadi pegangan bagi dirinya. Pendidikan di SD merupakan
jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
2.2 .Kajian Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan kreatifitas strategi
pembelajaran tematik yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,
antara lain :
Tabel 2.2 : Penelitian Terdahulu
No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan 1. Utami
( 2015 )Penerapan strategipembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa
Hasil yang diperolehmelalui penelitian, penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran tematik mampu mengatasi kesulitan belajar siswa kelas I SDN Randusongo 2, Gerih Ngawi. Melalui pembelajaran Tematik jumlah nilai siswa bisa meningkatdi atas KKM. Terbukti pada Pra
Peneliti samameneliti strategipembelajarantematik
peneliti yaitupenelititerdahulumenerapkanstrategipembelajarantematiksedangkanpenelitimenganalisiskreatifitasstrategipembelajarantematik danpenelititerdahulumenggunakanpenelitian PTK
21
No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan Siklus nilai rata-rata siswa hanya 52,38 meningkat menjadi 60,48 pada Siklus I, kemudian pada Siklus II meningkat lagi menjadi 70. Dan pada Siklus terakhir meningkat menjadi 88,10. Dengan demikian, hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini terbuktikebenarannya.
sedangkanpenelitimenggunakanpenelitiankualitatif.
2. Kuspriyanto,Siagian ( 2013)
Strategi pembelajaran kemampuan berfikir kreatif terhadap hasil belajar fisika
Hasil penelitian menunjukkan: hasil belajar fisika siswa yang diajarkandengan strategi pembelajaran problem based learning lebih tinggi dibandingkan hasilbelajar fisika siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori, hasilbelajar fisika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi lebih tinggidibandingkan hasil belajar fisika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatifrendah, dan tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuanberpikir kreatifterhadap hasil belajarsiswa.
Meneliti strategipembelajaran
Peneliti terdahulumeneliti startegipembelajaranfisika, sedangkanpeneliti menelitikreatifitas startegipembelajarantematik sedangkanpeneliti terdahulumenggunakanmetode penelitiankuasi eksperimendan penelitimenggunakanmetode penelitiankualitatif.
Haryanti
22
No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan 3. ( 2015 ) Penerapan strategi
pembelajaran kreatif-produktif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ips siswa kelas v SDN Inpres 5 Birobuli
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru pada siklus I mernperoleh skor 27.dengan kriteria cukup, siklus II memperoleh skor 37 dengan kriteria baik dan pada siklus III rnernperoleh skor 42 dengan kriteria sangat baik. Aktivitassiswa pada siklus I menperoleh skor 17,4dengan kriteria cukup, siklus II memperoleh skor 21,09 dengan kriteriabaik dan pada siklus III memperoleh skor 23,24 dengan kriteriabaik. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 63% dengan rata-rata63 siklus II sebesar 76 % dengan rata-rata 74, dan siklus Ill sebesar 85% dengan rata-rata 80.
Meneliti strategipembelajaran
Peneliti terdahulu meneliti strategi pembelajaran kreatif-produktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ips, sedangkan peneliti meneliti kreatifitas strategi pembelajaran tematik dan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdahulu adalah PTK sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif
2.3Kerangka Pikir
Dalam Undang-Undang RI nomor 20 pasal 40, ayat (2) tahun 2003 tentang sistemPendidikan Nasional berbunyi: Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban (1)Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dandialogis; (2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutupendidikan; dan (3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dankedudukan yang sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Kreatifitas pembelajaran
23
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau gurudan peserta didik atau siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu yaitu agar anakmemperoleh baik ilmu pengetahuan, kemahiran atau keterampilan serta sikap atau tabiat yangbaik. ( Hamruni, 2012:1-2)
Strategi
Analisis
Pelaksanaan kreativitas strategi pembelajaran tematik
Solusi terhadap hambatan pelaksanaan kreativitas strategipembelajaran tematik
Hambatan dalam pelaksanaan kreativitas strategi pembelajaran tematik
Teknik analisis data
1. Reduksi data2. Penyajian data3. Penarikan kesimpulan
Teknik pengumpulan data
1. Wawancara2. Observasi3. Dokumen4. Catatan lapangan
1. Deskripsi pelaksanaan kreatifitas strategi pembelajaran tematik tema kayanya negeriku kelas 4 SD di SD Muhammadiyah 1 Malang.
2. Deskripsi hambatan dalam pelaksanaan kreatifitas strategi pembelajaran tematik tema kayanya negeriku kelas 4 SD di SD Muhammadiyah 1 Malang.
3. Deskripsi solusi terhadap hambatan dalam pelaksanaan kreatifitas strategi pembelajaran tematik tema kayanya negeriku kelas 4 SD di SD Muhammadiyah 1 Malang.