BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian dari kehidupan yang
sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan seseorang, maupun dalam kehidupan
keluarga, masyarakat serta bangsa dan negara. Olehnya itu pemerintah selalu
berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Sehubungan dengan itu berbagai
usaha telah ditempuh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas
pendidikan tersebut, antara lain penyempurnaan dan perbaikan kurikulum,
pemantapan proses belajar mengajar serta pengembangan lembaga-lembaga
pendidikan.
Salah satu faktor keberhasilan pendidikan adalah kemampuan guru
yang baik dalam mengajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut
untuk meningkatkan kualitas diri dalam mengembangkan strategi mengajar
yang mengarah kepada keaktifan optimal belajar siswa. Dengan demikian
seorang guru dituntut untuk mampu menggunakan metode mengajar yang
sesuai dan tepat, agar siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran yang
akan diajarkan terutama dalam mengajarkan matematika. Seorang guru harus
mampu menilai dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar.
Berdasarkan hasil observasi ketika Peneliti melaksanakan Praktek
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 7 Palu, dan dialog
1
dengan salah seorang guru matematika, diperoleh informasi bahwa sebagian
besar siswa kelas X masih mengalami kesulitan dalam memahami dan
menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Contoh kesalahan yang dilakukan siswa dalam materi SPLDV adalah:
Nini dapat menjahit 5 buah rok setiap minggu, sedangkan Ulun dapat menjahit
10 buah rok setiap minggu, waktu yang tersedia adalah 6 minggu, banyak rok
yang akan dijahit yaitu 50 lembar. Tentukan berapa minggu mereka bekerja?
Jawaban siswa:
Misal: Nini = x
Ulun = y
Persamaannya:
x + y = 5
x – y = 10
Jawab:
x + y = 5
x - y = 10 +
2x = 15
x = 7,5
x = 7,5 x 6 = 45
x + y = 10
x – y = 5 –
2y = 5
y = 2,5
y = 2,5 x 6 = 15
Jadi, lama bekerja Nini adalah 45 minggu dan Ulun adalah 15 minggu.
Adapun letak kesalahan siswa yaitu mereka kurang menganalisis soal yang
diberikan.
Jawaban yang seharusnya siswa berikan yaitu:
Misal : Waktu yang dibutuhkan Nini = x
2
Waktu yang dibutuhkan Ulun = y
Model matematikanya adalah :
x + y = 6
5x + 10 y = 50
Kemudian persamaan diatas dieleminasikan :
x + y = 6 x 5 5 x + 5y = 30
5x + 10 y = 50 x 1 5x + 10 y = 50 -
- 5y = - 20
y = 4
Subtitusikan nilai y ke dalam salah satu persamaan :
5x + 10 y = 50
5x + 10(4)=50
5x = 50 – 40
5x = 10
x = 2
Jadi, lama kerja Nini adalah 2 minggu sedangkan Ulun adalah 4 minggu.
Menurut pandangan peneliti, permasalahan tersebut disebabkan
karena pengetahuan yang diperoleh siswa hanya merupakan hasil
penyampaian dari guru, bukan hasil pengalaman siswa sendiri. Hal ini
menyebabkan siswa kurang memahami dan mudah lupa terhadap konsep
yang diajarkan, sehingga mengakibatkan siswa sering melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan penerapan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa mengaitkan materi yang dipelajari
dengan situasi dunia nyata, sehingga materi yang dipelajarinya mudah
terekam dalam memori dan tidak mudah dilupakan.
3
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah
pendekatan CTL. Pendekatan CTL menekankan agar siswa dapat mengaitkan
materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata, yang pada gilirannya
akan mendorong siswa membuat pengetahuan yang akan dimiliki dengan
menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan kondisi ini,
siswa akan lebih memahami tentang apa yang mereka pelajari sehingga
materi pelajaran yang diperolehnya tidak mudah begitu saja dilupakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengadakan suatu
penelitian dengan judul ” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X G SMA
Negeri 7 Palu dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas X G SMA Negeri 7 Palu dalam menyelesaikan soal
cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X G SMA Negeri 7 Palu dalam
menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
4
a. Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat belajar lebih aktif dan mampu berinteraksi dalam
menyampaikan pendapat melalui Pendekatan CTL. Dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pokok bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel, dan meningkatkan semangat belajar
matematika.
b. Bagi guru
Sebagai bahan masukan atau informasi untuk memperoleh gambaran
mengenai penerapan Pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika di
kelas.
c. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu
pendidikan di sekolah khususnya pelajaran matematika.
d. Bagi peneliti
Sebagai calon guru, peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan
sebagai bahan rujukan untuk pengembangan penelitian pembelajaran
matematika lebih lanjut.
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran tentang istilah dalam penelitian ini,
maka perlu pembatasan istilah sebagai berikut:
5
1. Hasil Belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar. Hasil yang dimaksud berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV.
2. Pendekatn Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata, membuat hubungan pengetahuan yang akan
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan
melibatkan komponen utamanya yaitu: konstruktivisme, inquiry, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.
3. Soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah soal-
soal yang berhubungan dengan materi SPLDV yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat-kalimat tertulis, yang model matematikanya hanya
berbentuk linear dan linear.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar Matematika
Belajar merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan proses
pendidikan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat
ditentukan oleh proses belajar. Belajar dapat membawa perubahan pada
individu yang belajar. Perubahan itu merupakan perubahan tingkah laku dari
yang kurang baik menjadi lebih baik. “Belajar terjadi apabila ada hasil yang
dapat diperlihatkan” (Nasution, 1982:141). Jadi, belajar dapat terjadi apabila
ada sesuatu diingat dan ada hasilnya dari apa yang dipelajari.
Menurut Kaluge (Jaeng, 2007:3) bahwa belajar kognitif adalah
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak. Belajar adalah seluruh rangkaian kegiatan yang
dilakukan seseorang secara sadar (mandiri atau berinteraksi dengan
lingkungan/orang lain), yang mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa
pemahaman, pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku yang
sifatnya relatif permanen.
Dalam proses pembelajaran matematika pada setiap jenjang
pendidikan tidak semua siswa dapat menyerap dan memahami materi yang
diberikan. Hal ini disebabkan oleh karakter, potensi dan intelegensi yang
berbeda-beda dari setiap siswa. Rendahnya hasil belajar matematika siswa
merupakan indikator rendahnya penguasaan mereka terhadap konsep-konsep
7
matematika. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa
seoptimal mungkin, maka siswa perlu menguasai pengetahuan dasar terlebih
dahulu sebelum suatu konsep diberikan kepada mereka.
Hasil belajar adalah “suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dangan lingkungannya”
(Slameto, 1995:2). Pendapat ini mengharapkan suasana pembelajaran di
sekolah selalu melibatkan benda-benda real di sekitar siswa.
Hasil belajar juga diartikan “kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya”. (Sudjana, 2004:22).
merumuskan hasil belajar sebagai pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, kapabilitas dan keterampilan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
melaksanakan kegiatan belajar matematika. Hasil itu dikategorikan tingkat
penguasaan siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya
sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman belajar baik aspek kognitif
(pengetahuan), efektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses
pembelajaran matematika.
2. Pengertian Pendekatan CTL
Definisi tentang pembelajaran kontekstual banyak versi yang dapat
ditemukan. Dalam Depdiknas(2002:5), pembelajaran kontekstual adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
8
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa, membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari dengan melibatkan tujuh komponen utamanya, yaitu: konstruktivisme
(constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan
penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Secara singkat masing-
masing dapat di jelaskan sebagai berikut:
a). Konstruktivisme
Konstruktivisme (construktivism) merupakan landasan berpikir
(filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Dengan
dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’
bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam
proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.
b). Bertanya
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran kontekstual.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi.
9
Mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
c). Menemukan
Menemukan (inquiry) merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari
inquiry sendiri. Langkah-langkah kegiatan inquiry yaitu: (1) merumuskan
masalah, (2) mengamati, (3) menganalisis dan menyajikan hasil, dan (4)
mengkomunikasikan.
d). Masyarakat Belajar
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, guru
disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-
kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang
anggotanya heterogen dalam kemampuan akademiknya.
e). Pemodelan
Penerapan pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya
model, namun model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan,
mendemonstrasikan bagaimana guru agar para siswanya untuk belajar,
dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa-siswa melakukannya.
Pemodelan dapat berupa demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep
atau aktivitas belajar, dan mengoperasikan sesuatu.
10
f). Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakang tentang apa-apa saja sudah dilakukan pada masa
lalu. Siswa menyimpan apa yang dipelajarinya sebagai pengetahuan yang
baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,aktivitas,atau
pengetahuan yang baru diterima. Kunci dari semua itu adalah bagaimana
pengetahuan itu mengendap dibenak siswa. Siswa mencatat apa yang
sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru. Pada akhir
pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan
refleksi.
g). Penilaian yang Sebenarnya
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, Data yang
dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari
informasi tentang siswa belajar. Penilaian menekankan proses
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran.
Kemampuan belajar siswa dinilai dari proses, bukan hasil. Prinsip
utama assessment dalam pembelajaran kontekstual tidak hanya menilai
apa yang diketahui siswa, tetapi juga apa yang dapat dilakukan siswa.
11
Penilaian ini mengutamakan kualitas hasil kerja siswa dalam
menyelesaikan suatu tugas.
3. Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang
berpusat pada guru dengan menggunakan penjelasan dan pemodelan yang
digabung dengan latihan dan umpan balik dalam mengajarkan konsep dan
keterampilan (Usman HB 2004 : 105).
Selanjutnya fase-fase pembelajaran langsung dengan pendekatan CTL
dapat dijabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan CTL.
No. Fase Pembelajaran Langsung Komponen Utama CTL
I. PendahuluanFase 1 : Pengantar/pengenalan
Komponen ke 2: BertanyaKomponen ke 6: Refleksi
II. Kegiatan IntiFase 2 : Presentasi/Penyajian
Komponen ke 1: KonstruktivismeKomponen ke 2: BertanyaKomponen ke 3: InquiryKomponen ke 5: Pemodelan
Fase 3 : Latihan Terbimbing Komponen ke 2: Bertanya
Komponen ke 3: Inquiry
Kompenen ke 4: Masyarakat belajar
III. Penutup
Fase 4 : Latihan Mandiri
Komponen ke 2 : Bertanya
Komponen ke 6 : Refleksi
Komponen ke 7 : Penilaian sebenarnya
12
Kegiatan-kegiatan dari ke 4 fase tersebut adalah : fase
pengenalan/pengantar, pada fase ini guru mempersiapkan siswa untuk belajar,
menyampaikan tujuan pembelajaran, meninjau kembali pelajaran
sebelumnya, dan memberikan suatu dasar pemikiran untuk materi yang baru.
Fase presentasi/penyajian yaitu guru menerangkan konsep baru atau
menjelaskan sambil memodelkan keterampilan-keterampilan yang diajarkan.
Fase latihan terbimbing, pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih keterampilan baru. Fase latihan mandiri yaitu guru
meminta para siswa untuk mengerjakan tugas-tugas berdasarkan keterampilan
yang baru dimiliki.
4. Tinjauan materi soal cerita SPLDV
Salah satu materi dalam matematika yang penting untuk dipelajari
dan perlu ditingkatkan mutu pembelajaran adalah materi yang disajikan
dalam bentuk soal cerita. Soal bentuk cerita biasanya merupakan soal terapan
yang dihubungkan dengan masalah sehari-hari, diantaranya adalah materi
soal cerita SPLDV.
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) materi soal
cerita SPLDV diajarkan dikelas X pada semester ganjil (semester satu).
Materi ini terdapat dalam pokok bahasan sistem persamaan linear dua
variabel, dengan standar kompetensinya adalah: menggunakan operasi, dan
sifat manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah
13
merancang model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear, menyelesaikan modelnya, dan menafsirkan hasil yang diperoleh.
Saat penyampaian materi ini, bentuk model matematika yang
diharapkan dapat diselesaikan siswa berdasarkan soal cerita yang diberikan
adalah soal cerita yang model matematikanya terdiri dari persamaan linear
dan linear.
Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita SPLDV menurut Johanes
(2003:145) adalah sebagai berikut:
1. membaca soal dengan teliti sehingga permasalahannya mudah dimengerti, yaitu mengetahui apa yang diberikan (diketahui) dan apa yang ditanyakan.
2. menanyakan suatu besaran yang tidak diketahui dalam satu variabel, misalnya x dan y.3. menyusun model matematikanya dalam bentuk sistem persamaan.4. menyelesaikan sistem persamaan tersebut dan memeriksa jawabannya.
Berikut ini disajikan contoh soal cerita SPLDV yang proses
jawabannya mengikuti langkah-langkah di atas.
Contoh 1. Ani membeli 4 buah pulpen dan 2 buah buku seharga Rp.
24.000,00, sedangkan Ida membeli 5 buah pulpen dan 2 buah
buku seharga Rp. 27.000,00. Tentukan berapa harga satu buah
pulpen dan satu buah buku ?
Penyelesaian:
Misalkan : x = harga sebuah pulpen
y = harga sebuah buku
Model matematikanya
14
4x + 2y = 24.000 ……(1)
5x + 2y = 27.000 …….(2)
Eleminasikan persamaan (1) dan (2)
4x + 2y = 24.000
5 x + 2 y = 27.000 -
- x = -3000
x = 3000 ……(3)
Subtitusikan persamaan (3) ke persamaan (1)
4(3000) + 2y = 24.000
2y = 24.000 – 12.000
2y = 12.000
y = 6.000
Jadi, harga satu buah pulpen adalah 3.000 rupiah dan harga satu buah buku
adalah 6.000 rupiah.
Contoh 2. Sebuah gedung kesenian berkapasitas 300 orang. Penonton kelas
I harga karcisnya adalah Rp. 10.000,00, dan penonton kelas II
harga karcisnya adalah Rp. 6.000,00. Jika setelah pertunjukkan
terkumpul dana hasil penjualan karcis sebesar Rp. 2.000.000,00.
Berapakah jumlah penonton pada masing-masing kelas?
Penyelesaian:
Misalkan : a = penonton kelas I
b = penonton kelas II
15
Model matematikanya :
a + b = 300
10.000a + 6.000 b = 2.000.000
a + b = 300 a = 300 – b
a = 300 – b disubtitusikan pada 10.000a + 6.000b = 2.000.000 maka :
10.000(300-b) + 6.000b = 2.000.000
3.000.000 – 10.000b + 6.000b = 2.000.000
– 10.000b + 6.000b = 2.000.000 – 3.000.000
- 4.000b = – 1.000.000
b = 250
Untuk b = 250 disubtitusi ke a = 300 – b, maka a = 300 – 250
a = 50
Jadi, jumlah penonton kelas I adalah 50 orang dan jumlah penonton kelas II
adalah 250 orang.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian.
Dalam penelitian ini, akan digunakan rancangan tindakan partisipan,
dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Peneliti terlibat langsung dalam
proses penelitian sejak awal sampai dengan akhir penelitian yang berupa
laporan hasil penelitian.
Adapun pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data secara tertulis maupun
lisan dari aktivitas atau perilaku subyek yang diamati pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian ini,
maka dalam penelitian ini akan dibantu oleh teman mahasiswa Program
17
Studi Pendidikan Matematika dan guru matematika kelas X G SMA Negeri 7
Palu dalam pengumpulan data.
Rancangan penelitian ini mengacu pada model penelitian yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2007: 16) yang
terdiri atas 4 komponen yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan (4) refleksi.
1.
B. Setting dan Subyek Penelitian
18
Keterangan:
0 = Refleksi awal
1 = Rencana tindakan siklus I
2 = Tindakan pada siklus I
3 = Observasi pada siklus I
4 = Refleksi pada siklus I
5 = Rencana tindakan siklus II
6 = Tindakan pada siklus II
7 = Observasi pada siklus II
8 = Refleksi pada siklus II
a = Siklus I
b = Siklus II
5
66
0
1
2
3
4
a
78
b
Gambar 1 Diagram Alur Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X G SMA Negeri 7 Palu. Subyek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X G SMA Negeri 7 Palu, yang
terdaftar pada tahun ajaran 2008/2009. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan
atas informasi dari salah seorang guru matematika di sekolah tersebut yang
menyatakan bahwa siswa kelas X G SMA Negeri 7 Palu kurang memahami
masalah yang diberikan yaitu pada pokok bahasan sistem persamaan linear
dua variabel terutama dalam menyelesaikan soal cerita sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, peneliti
sebagai instrumen utama, bertindak sebagai pemberi tindakan, pengamat,
pengumpul data dan menganalisis data. Oleh karena itu, peneliti terlibat
langsung dalam penelitian dan dituntut kehadirannya.
C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data.
a. Jenis Data.
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif yang
diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara, dan aktivitas siswa yang
akan dideskripsikan secara alami, selain itu mulai dari data sebelum
tindakan (tes awal), selama tindakan (pada saat pembelajaran berlangsung)
serta sesudah tindakan pembelajaran dilakukan (tes akhir setiap tindakan)
untuk mengetahui kemampuan belajar siswa. Mengingat jenis penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka data kualitatif dijadikan
sebagai pegangan utama (Maleong, 1999:20). Selain itu juga data
kuantitatif sebagai ukuran hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan.
b. Teknik Pengumpulan Data.
19
1). Tes Tertulis
Pengumpulan data dengan tes dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan. Tes yang diberikan sebelum tindakan bertujuan untuk
mengumpulkan informasi, tentang pengetahuan awal siswa mengenai
materi sistem persamaan linear dua variabel. Tes dilakukan dengan 2
cara, yaitu secara individu dan kelompok. Tes individu diberikan saat
setiap tindakan berakhir dan tes secara kelompok dilakukan dengan
menggunakan LKS. Keduanya bertujuan untuk memperoleh data serta
memberikan gambaran tentang sejauh mana hasil belajar siswa terhadap
materi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan CTL tercapai.
2). Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
pemahaman siswa dalam pembelajaran, materi sistem persamaan linear
dua variabel yang diperoleh melalui tes setiap akhir tindakan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara tidak dibuat
secara berstruktur, tetapi bersumber dari hasil pekerjaan siswa dan
jawaban-jawaban yang muncul dari pertanyaan sebelumnya.
Selanjutnya pada saat wawancara berlangsung, siswa dibimbing untuk
melakukan perbaikan pada kesalahan yang dilakukannya.
3). Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung untuk mendokumentasikan aktivitas yang dilakukan oleh
20
subyek dalam penelitian dan peneliti (guru). Observasi ini dilakukan
oleh peneliti, teman sejawat, (mahasiswa pendidikan matematika) dan
guru matematika di sekolah tersebut. Data diambil dengan
menggunakan lembar observasi. Tujuannya adalah untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
4). Catatan Lapangan.
Catatan lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang tidak
terekam dalam lembar observasi dan wawancara. Catatan ini memuat
segala aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Instrumen
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh instrumen
yang lain yaitu:
1) Penilaian Minat dan Sikap
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel yang
menggunakan model pembelajaran langsung dengan pendekatan
CTL dan sebagai bahan pertimbangan guru (peneliti) untuk
memperbaiki cara kerjanya dalam mengajar.
2). Penilaian Diri (Student Self-Assesment)
Penilaian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang diri siswa dengan menilai dirinya sendiri yang
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita sistem persamaan linear dua variabel.
D. Teknik Analisis Data
21
Analisis data dilakukan dengan mengacu pada model Miles dan
Huberman (Sugiyono, 2007: 91), yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2)
penyajian data (data display) dan (3) kesimpulan/verifikasi (conclusion
drawing/verification)
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, menyeleksi, memfokuskan
dan menyederhanakan data sejak awal pengumpulan data sampai dengan
penyusunan laporan.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Data yang disajikan bersifat naratif. Setelah data
disajikan, lalu dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat
perencanaan tindakan selanjutnya.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan
kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan
merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Tindakan dianggap berhasil apabila persentase daya serap individu
mencapai 65% dan daya serap klasikal mencapai 75%. (Depdikbud,
1996: 25) dengan aturan sebagai berikut :
Persentase daya serap individu =
Persentase daya serap klasikal =
22
Skor yang diperoleh siswaSkor maksimum soal
x 100%
Skor total siswa peserta tesSkor maksimum soal
x 100%
F. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap
pelaksanaan tindakan.
a. Tahap Pra Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1. melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua
variabel.
2. melaksanakan tes awal
3. menentukan subyek penelitian
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mengacu pada model
penelitian yang dikemukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2007:
16) yang terdiri atas 4 komponen, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.
a) Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
a. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b. menyiapkan LKS
c. membuat tes akhir tindakan
d. membuat lembar observasi
23
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini didasarkan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran langsung dengan pendekatan CTL.
3. Observasi
Observasi pada siklus I ini dilakukan oleh teman sejawat
(mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika). Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi kegiatan siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan mengamati kegiatan guru dalam
proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan. Selain itu, peneliti mengobservasi dan
menilai hasil kerja siswa baik pekerjaan individu maupun kelompok.
4. Refleksi
Pada tahap ini, data hasil observasi dikaji dan diolah untuk
menentukan pemberian tindakan perlu diulang atau tidak. Jika perlu
diulangi, maka peneliti menyusun kembali rencana tindakan untuk siklus
berikutnya.
b). Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun dan
mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
observasi, lembar kerja siswa (LKS), tes akhir tindakan siklus II, lembar
penilaian diri dan daftar cek penilaian minat dan sikap yang dikerjakan
24
oleh peneliti berdasarkan hasil pertimbangan guru kelas X G SMA
Negeri 7 Palu.
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran yang didasarkan pada rencana pembelajaran yang telah
dibuat, yang berorientasi pada fase-fase model pembelajaran langsung
dengan pendekatan CTL.
3. Observasi
Observasi pada siklus II ini dilakukan oleh teman sejawat
(mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika). Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi kegiatan siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan mengamati kegiatan guru dalam
proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Selain itu, peneliti mengobservasi dan menilai hasil
kerja siswa baik pekerjaan individu maupun kelompok.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan yang
diperoleh, peneliti, guru matematika kelas X G SMA Negeri 7 Palu dan
teman sejawat berdiskusi untuk mencari kelebihan dan kekurangan yang
terjadi selama tindakan berlangsung.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut ini dikemukakan hasil penelitian yang terbagi dalam dua bagian
yaitu (1) hasil pra tindakan dan (2) hasil pelaksanaan tindakan.
1. Hasil Pra Tindakan
Pada hari Selasa tanggal 25 November 2008, peneliti menemui
Kepala SMA Negeri 7 Palu, untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut dan menyerahkan surat izin penelitian dari Dekan FKIP UNTAD.
Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada Ibu Misnah
S.Pd, guru bidang studi matematika kelas X G SMA Negeri 7 Palu.
26
Peneliti melakukan observasi awal terhadap kondisi pembelajaran
matematika di kelas X G SMA Negeri 7 Palu. Pembelajaran matematika
terdiri atas 5 jam pelajaran setiap minggu dengan rincian 3 jam pelajaran
pada hari Kamis dan 2 jam pelajaran pada hari Sabtu. Siswa yang
terdaftar di kelas X G pada tahun ajaran 2008/2009 terdiri atas 34 siswa.
Pada hari Rabu tanggal 26 November 2008, peneliti melaksanakan
tes awal untuk mengetahui pemahaman siswa tentang sistem persamaan
linear dua varibel dengan menggunakan metode subtitusi dan eleminasi.
Materi tes yang diujikan merupakan materi prasyarat dalam materi soal
cerita sistem persamaan linear dua varibel. Tes awal diikuti oleh 33 siswa,
sebab satu siswa berhalangan hadir karena sakit. Jumlah soal tes awal
sebanyak 3 nomor. Soal tes awal dapat dilihat pada Lampiran 1.
Setelah melaksanakan tes awal, peneliti memeriksa hasil pekerjaan
siswa. Dari hasil analisis tes awal siswa, diperoleh daya serap klasikal
sebesar 52,12 % dengan ketuntasan klasikal sebesar 15,15 %. Hal ini
menunjukan bahwa hasil tes awal siswa tentang sistem persamaan linear
dua variabel masih rendah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
Lampiran 2. Dari tes awal siswa, dengan pertimbangan dari guru
matematika kelas X G peneliti menentukan informan sebanyak 5 siswa
yang memperoleh nilai terendah pada saat tes awal. Adapun kelima siswa
tersebut adalah Muh. Fikri Haikal (MF), Rahmat Fauzi (RF), Adelta (AD),
Indra Suripno (IS) dan Lilis Nurhandayani (LN).
27
Pada penelitian ini, peneliti membentuk siswa ke dalam enam
kelompok kecil berdasarkan hasil tes awal siswa. Dalam tiga kelompok
beranggotakan 5 siswa dan tiga kelompok beranggotakan 6 siswa yang
berkemampuan heterogen yaitu siswa berkemampuan tinggi, siswa
berkemampuan sedang dan siswa berkemampuan rendah. Pembagian
kelompok dapat dilihat pada Lampiran 3. Kelima subyek penelitian
disebar dalam kelompok yang berbeda. Tujuannya yaitu agar mereka
mendapatkan masukan-masukan dari teman kelompoknya, sehingga semua
kelompok aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Pelaksanaan tindakan pada
setiap siklus meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan (4) refleksi. Adapun hasil pelaksanaan dari siklus I dan siklus
II sebagai berikut:
a). Hasil Pelaksanaan Siklus I
(1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar kerja siswa 1
(LKS 1) , menyiapkan tes akhir tindakan, membuat lembar observasi
kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran,
28
menyiapkan lembar penilaian sikap dan minat serta membuat lembar
penilaian diri (Student Self Assessment).
(2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27
November 2008 di kelas X G SMA Negeri 7 Palu dengan materi soal
cerita sistem persamaam linear dua variabel yang berbentuk linear dan
linear. Pelaksanaan tindakan dimulai dari pukul 07.15 s.d 09.00 Wita.
Pembelajaran pada tindakan ini menggunakan model pembelajaran
langsung dengan pendekatan CTL. Model pembelajaran langsung
terdiri dari tiga tahap yaitu (a) pendahuluan, (b) kegiatan inti dan (c)
penutup, dari kegiatan tersebut terdapat 4 fase, yaitu fase 1:
pengantar/pengenalan, fase2: presentasi/penyajian, fase 3: latihan
terbimbing, dan fase 4: latihan mandiri. Selain pada fase-fase
pembelajaran langsung diterapkan tujuh komponen utama pembelajaran
CTL yaitu konstruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Adapun rincian
pelaksanaannya, sebagai berikut:
(a) Pendahuluan
Fase 1 : Pengantar / Pengenalan
Pada fase ini, peneliti terlebih dahulu membuka pelajaran
dengan memberi salam, mempersiapkan siswa untuk belajar dan
memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran,
kemudian menggali pengetahuan prasyarat siswa. Pada saat
29
menggali pengetahuan prasyarat siswa dan memotivasi siswa,
peneliti menerapkan komponen 2 dan komponen 6 pada pendekatan
kontekstual (CTL). Berikut ini petikan penyampaian peneliti kepada
seluruh siswa diawal pembelajaran.
Guru : Assalamu alaikum wr. wb…
Siswa : Wassalamu alaikum wr. wb…
Guru : Anak-anak sekalian, sekarang waktunya untuk belajar
matematika. Jadi Ibu harap kalian menyimpan buku
ataupun hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan
matematika kemudian duduk sesuai kelompoknya masing-
masing. Adapun tujuan pembelajaran kita pada hari ini
adalah kalian diharapkan dapat menyelesaikan soal cerita
sistem persamaan linear dua variabel. Pada waktu kalian
SMP kalian telah mempelajari sistem persamaan linear dua
variabel. Apakah kalian masih ingat ?
Siswa : Masih ingat Bu, dikit-dikit
Guru : Bagus! Kalau begitu siapa yang masih ingat metode yang
digunakan dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan linear dua variabel ? Ayo siapa yang bisa
menjawab?
Siswa : Saya Bu! Jawab Harwan
Guru : Sambil menoleh ke arah suara tersebut, “Yah silahkan
Harwan apa jawaban kamu ?”
30
Siswa : Ya dengan metode yang digunakan yaitu metode
subtitusi dan eleminasi.
Guru : “Bagus Harwan jawaban kamu tepat sekali. Nah siapa
diantara kalian yang ingin bertanya?”
Siswa : “Saya Bu!Jawab Ulfa”
Guru : “Yah silahkan Ulfa”
Siswa : “Bu, Bagaimana cara menentukan nilai x dan y dengan
cara subtitusi dan eleminasi?”
Guru :”Pertanyaan kamu bagus, untuk itu siapa yang bisa
menjawab pertanyaan dari teman kalian?”
Siswa : “Saya Bu! Jawab Ikram”
Guru : “Silahkan Ikram”
Siswa : “ Caranya, terlebih dahulu kita tulis persamaan linear dua
variabelnya, untuk mendapatkan nilai x diselesaikan dari
persamaan pertama, setelah itu nilai x dari persamaan
pertama disubtitusikan kepersamaan kedua sehingga
diperoleh nilai y nya. Untuk cara eleminasi yaitu terlebih
dahulu kita tulis persamaan linear dua variabelnya, untuk
menentukan nilai x hilangkan variabel y sedangkan untuk
menentukan nilai y samakan variabel x nya.”
Pada petikan wawancara di atas, peneliti dalam menggali
pengetahuan prasyarat siswa tentang soal cerita sistem persamaan
linear dua variabel, peneliti telah menerapkan komponen bertanya
31
dan refleksi. Karena siswa mengingat kembali pengetahuan yang
telah diperoleh pada masa lalu tentang sistem persamaan linear dua
variabel melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Waktu yang digunakan pada kegiatan ini adalah 15 menit.
(b) Kegiatan Inti
Fase 2: Presentasi / Penyajian
Pada fase ini, dimulai dengan penyajian masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan soal cerita SPLDV. Berikut
permasalahan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa diawal
pembelajaran.
“Ani membeli 4 buah buku dan 2 buah pensil seharga Rp. 24.000,00,
sedangkan Ida membeli 5 buah buku dan 2 buah pensil seharga Rp.
27.000,00. Tentukan berapa harga satu buah buku dan satu buah
pensil?”
Berikut petikan penjelasan proses pembelajaran berlangsung.
Guru : “Anak-anak, jadi kalian telah mencatat masalah yang ibu
berikan? Kalau sudah. Sekarang perhatikan baik-baik ya
masalah yang ada…!!! Ibu minta salah satu dari kalian
menuliskan di papan tulis mengenai apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan”
Siswa : “Saya Bu!” Jawab Ita
Guru :”Ya…!! Silahkan kamu maju”
32
Siswa :”Diketahui harga 4 buah pulpen dan 2 buah buku Rp.
24.000,00 serta harga 5 buah pulpen dan 2 buah buku Rp.
27.000,00. Sedangkan yang ditanyakan berapa harga satu
buah pulpen dan satu buah buku?”
Guru :”Jawaban kamu bagus sekali.” Nah siapa yang bisa
menyelesaikan masalah tersebut?
Siswa :”Saya Bu!”Jawab Rahma
Guru : “Ya…!! Silahkan kamu maju Rahma”
Siswa :”Kita misalkan x = Harga satu buah pulpen dan y = Harga
satu buah buku, kemudian model matematikanya adalah 4x +
2y = 24.000 dan 5x + 2y = 27.000, lalu dengan
menggunakan metode eleminasi diperoleh
4x + 2y = 24.000
5x + 2y = 27.000 _
-x = - 3000
x = 3000
untuk x = 3000 disubtitusi ke persamaan 4x + 2y = 24.000
diperoleh
4(3000) + 2y = 24.000
2y = 24.000 – 12.000
2y = 12.000
y = 6.000
33
Guru : “Ya…Jawaban kamu sangat tepat. Untuk itu apakah
jawabannya hanya sampai pada jawaban yang diberikan
Rahma?”
Siswa : “Tidak Bu…”
Guru : “Kalau begitu siapa yang bisa menambahkan jawaban dari
Rahma?”
Siswa : “Saya Bu!!”Jawab Deta
Guru : “Ya….Silahkan Deta”
Siswa : “Jadi , harga satu buah pulpen adalah 3000 rupiah dan
harga satu buah buku adalah 6000 rupiah”
Guru : “Jadi sekarang kalian sudah paham atau ada yang mau
ditanyakan?”
Siswa :”Tidak Bu…..Sudah paham”
Guru : “Ok…kalau begitu ibu anggap kalian semua sudah paham
materi kita hari ini.”
Dari petikan tanya jawab di atas, peneliti dalam pembelajaran
ini menerapkan komponen konstruktivisme, inquiry, pemodelan dan
bertanya.
Fase 3: Latihan Terbimbing
Pada fase ini, peneliti membagikan LKS 1 kepada masing-
masing kelompok dan meminta siswa untuk membaca dan memahami
masalah dan memberi kesempatan bagi siswa yang belum memahami
masalah untuk bertanya serta meminta siswa untuk mengerjakan LKS
34
1 secara berkelompok. Peneliti menjelaskan kepada siswa agar dapat
bekerja sama dengan teman kelompoknya, karena pada akhir
pembelajaran, guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik. Berikut petikan penjelasan guru kepada siswa.
Guru : “Ditangan kalian sudah ada LKS 1 yang harus kalian
kerjakan secara berkelompok. Setiap siswa harus
bertanggung jawab terhadap kelompoknya masing-masing.
Jadi, semua anggota kelompok harus dapat bekerja sama
dengan baik, nanti dari setiap kelompok akan mendapat
penghargaan dari Ibu.”
Siswa : “Asyik………….”
Guru : “Jadi sekarang kalian duduk sesuai kelompok yang telah
dibagi kemarin. (guru mengatur tempat duduk siswa).
Selanjutnya kalian akan belajar kelompok seperti yang telah
ibu katakana tadi untuk mengerjakan LKS ini jadi harus
kerja sama ya dalam menyelesaikan masaalah yang ada
dalam LKS tersebut?”
Siswa : “Ya…..Bu..!!”
Kemudian seluruh siswa bekerja secara kelompok untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada LKS 1, kemudian
guru berjalan kesetiap kelompok memonitoring siswa dan juga
memberikan penjelasan kepada kelompok yang bertanya karena ada
yang belum dipahami siswa. Pada fase ini, peneliti menerapkan
35
komponen pembelajaran CTL yaitu masyarakat belajar, inquiry dan
bertanya. Waktu yang digunakan dalam kegiatan ini adalah 60 menit.
Dengan 20 menit memberikan penjelasan cara menyelesaikan LKS 1,
25 menit menyelesaikan LKS 1, dan 15 menit setiap kelompok
menjawab dipapan tulis. Berikut petikan tentang kegiatan presentasi
kelompok di depan kelas.
Guru : “Anak-anak Ibu akan membagikan hasil kelompok kalian
yang sudah kalian kerjakan tadi, dan ibu minta memaparkan
hasil kelompok kalian di depan ……Untuk itu perhatikan
jawaban kelompok kalian, kalau ada yang ditanyakan tolong
angkat tangan kemudian kita bahas bersama-sama”
Siswa : “Ok…..Bu..!!”
Kemudian dua kelompok dari enam kelompok yang ada
menuliskan jawaban mereka di depan kelas kemudian guru bersama
kelompok lain memeriksa jawaban yang ada. Setelah itu guru
memberikan penghargaan kepada enam kelompok tersebut.
(c) Penutup
Fase 4 : Latihan Mandiri
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini yaitu peneliti meminta
siswa untuk duduk kembali ke tempat duduknya masing-masing dan
memberikan latihan individu atau latihan mandiri. Peneliti meminta
siswa untuk mengerjakan tes secara individu dan tidak bekerja sama
dengan temannya. Setelah mengumpulkan tes individu siswa, peneliti
36
menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. Berikut uraian penjelasan
guru kepada siswa sebelum melaksanakan tes.
“Anak-anak, setelah kalian bekerja dalam kelompok untuk
menyelesaikan soal-soal yang ada pada LKS 1. Sekarang kalian
duduk kembali ketempat kalian semula, karena Ibu akan memberikan
soal latihan secara individu untuk mengetahui apakah kalian benar-
benar paham dan mengerti dengan pembelajaran kita hari ini. Oleh
karena itu, Ibu minta kalian untuk tidak kerjasama, kerjakan sendiri
atau secara individu. Jika ada soal yang kurang dimengerti, tanyakan
pada Ibu ya.”
Pada fase ini, peneliti menerapkan komponen penilaian
autentik. Penilaian juga diberikan melalui pengamatan terhadap
aktivitas siswa khususnya informan, penelitian yang dilakukan teman
sejawat dan penilaian terhadap minat, sikap dan diri melalui angket
yang akan diberikan kepada siswa sebagai penilaian terhadap ranah
afektif siswa. Waktu yang digunakan pada fase ini 30 menit.
Selanjutnya, pembelajaran ditutup dengan mengucapkan salam kepada
siswa.
(3). Hasil Tes Akhir Siklus I
Tes akhir siklus I dilaksanakan secara klasikal, siswa tidak
diizinkan bekerjasama dengan siswa lainnya.
Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan pada siklus I,
diperoleh data bahwa daya serap klasikal yang dicapai sebesar 62,72
37
% dengan ketuntasan klasikal sebesar 51,51 % dan jumlah siswa yang
mencapai daya serap individu ≥ 65% sebanyak 17 orang. Untuk lebih
jelasnya, analisis tes akhir tindakan dapat dilihat pada Lampiran 8.
Sedangkan analisis tes akhir untuk kelima informan, dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Analisis Tes Akhir tindakan siklus I untuk 5 informan.
No Informan
Skor yang Diperoleh Jumlah
SkorDaya Serap Individu(%)1 2
50 501. AD 35 15 50 50 2. LN 40 25 65 653. MF 30 20 50 504. IS 35 20 55 555. RF 35 15 50 50
Skor yang Diperoleh 175 95 270Skor Maksimal Soal 250 250 500Daya Serap Kalsikal 35 % 19 % 54 %
Berdasarkan hasil analisis tes individu, pada Tabel 4.1 diperoleh
informasi:
1) pada soal nomor 1 AD, LN, IS, MF dan RF dapat menyelesaikan soal
dengan baik, meskipun mereka masih keliru dalam melakukan
perhitungan.
2) pada soal nomor 2 AD, LN, IS, MF dan
RF tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik, karena mereka
melakukan kekeliruan dalam membuat model matematikanya, melakukan
kesalahan dalam melakukan perhitungan, hal ini disebabkab karena siswa
terburu-buru pada saat menyelesaikan soal.
38
Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan pada siklus I,
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
yang model matematikanya terdiri atas persamaan linear dan linear masih
rendah.
(4). Data Hasil Wawancara
Setelah memeriksa tes akhir tindakan, peneliti melakukan
wawancara pada hari Sabtu tanggal 29 November 2008 terhadap
informan. Peneliti tidak memberikan pertanyaan secara terstruktur.
Wawancara berfokus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut: (1) apakah siswa senang dengan model pembelajaran yang
digunakan, (2) kesulitan apa yang dialami siswa ketika mengikuti
pembelajaran dan (3) kesulitan apa yang dialami siswa ketika
menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel.
Berdasarkan ketiga fokus pertanyaan tersebut, diperoleh variasi
jawaban dari informan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1)semua informan senang belajar dengan model pembelajaran langsung
dengan pendekatan CTL, karena dalam menerapkan model ini peneliti
memberikan LKS tuntunan. Selain itu, siswa dapat mengembangkan
gagasan dan idenya selama dalam pembelajaran, serta mereka dapat
mengaitkan materi dengan kehidupan mereka sehari-hari.
2)dalam mengerjakan latihan, sebagian siswa masih ada yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear
dua variabel.
39
3)informan AD dan MF mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal
yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang diberikan.
(5). Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan oleh guru matematika kelas X G SMA
Negeri 7 Palu dan teman sejawat mahasiswa dari Program Studi
Pendidikan Matematika dengan menggunakan lembar observasi. Tujuan
dari observasi ini, untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran
Langsung dengan pendekatan CTL.
a. Hasil Observasi Pengamat (guru matematika kelas X G SMA Negeri 7
Palu) terhadap aktivitas guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pengamat diperoleh
informasi, bahwa pada umumnya peneliti telah melaksanakan RPP yang
telah direncanakan dengan baik, meskipun dalam pelaksanaannya
peneliti kurang dapat mengelolah waktu dengan baik. Peneliti telah
berusaha untuk menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa,
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat siswa
dengan materi yang akan di pelajari, membagi dan mengorganisir siswa
ke dalam kelompok belajar, menyajikan materi pelajaran dengan
mengajukan masalah sehari-hari yang terkait dengan materi soal cerita
sistem persamaan linear dua variabel, mendemonstrasikan cara
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materai soal cerita sistem
persamaan linear dua variabel, memberikan petunjuk kepada siswa
40
mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok, mengontrol
pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, membagi Lembar Kerja Siswa
(LKS 1) kepada setiap kelompok, meminta siswa untuk berdiskusi dan
bekerjasama dengan teman sekelompoknya, membimbing siswa dalam
menyelesaikan LKS 1 yang telah diberikan, memberikan tes akhir
individu kepada siswa, dan menutup pelajaran dengan memberikan
salam. Untuk lebih jelasnya, lembar observasi aktivitas guru dapat
dilihat pada Lampiran 9.
b. Hasil Observasi Pengamat (teman sejawat dari Program Studi Pendidikan
Matematika) terhadap aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat,
secara keseluruhan subjek penelitian telah menunjukkan aktivitas yang
cukup baik dalam proses pembelajaran. Siswa memperhatikan
penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru atau bertanya untuk
memahami soal yang belum dimengerti, siswa sudah menunjukkan
keberanian untuk mengajukan pendapatnya selama dalam proses
pembelajaran, menyelesaikan LKS, memberikan kesimpulan dan
mengerjakan tes secara individu, meskipun dalam pelaksanaannya
masih terdapat subjek yang kurang aktif dalam pembelajaran. Untuk
lebih jelasnya, lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada
Lampiran 10.
(6). Refleksi Siklus I
41
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan,
yang terjadi selama pelaksanaan siklus I. Hal ini dilakukan agar
peneliti dapat merencanakan tindakan yang lebih efektif pada siklus II.
Pada akhir tindakan siklus I, peneliti bersama dengan pengamat
mendiskusikan temuan-temuan selama pelaksanaan tindakan siklus I.
Berdasarkan data pengamatan diperoleh, bahwa peneliti telah
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi, memberi
gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran, mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kemampuan
dasar siswa, membimbing siswa dalam mengerjakan LKS dan
menyimpulkan pembelajaran.
Dari analisis hasil tes individu siswa pada siklus I, diperoleh
data bahwa daya serap klasikal yang dicapai sebesar 62,72%
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar siswa masih melakukan kesalahan dalam menyelesaikan
soal tes akhir tindakan misalnya kesalahan dalam membuat model
matematika tetapi pada umumnya, kesalahan yang dilakukan oleh siswa
adalah ketidaktelitian yang dilakukan pada saat melakukan perhitungan.
Oleh karena data yang diperoleh belum mencapai indikator
keberhasilan tindakan sebesar 75%, maka peneliti segera melakukan
persiapan untuk pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II,
dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.
42
Hasil refleksi ini menunjukkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan ditingkatkan pada siklus II antara lain:
1. siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
pada saat pembelajaran berlangsung.
2. peneliti perlu memperhatikan efisiensi penggunaan waktu dalam
mengajar, agar alokasi waktu untuk menyelesaikan soal tidak tersita
sehingga siswa tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan soal.
3. seringnya siswa salah dalam menyelesaikan soal, karena kemampuan
peneliti dalam memberikan bimbingan masih kurang.
Peneliti perlu memperbaiki tekhnik pembagian kelompok,
jangan hanya mengelompokkan siswa berdasarkan teman sebangku.
Karena perbaikan pengelompokan siswa dari segi jumlah anggota
kelompok diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar dan bekerja sama dengan siswa lainnya.
b). Hasil Pelaksanaan Siklus II
(1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar kerja siswa (LKS
2), menyiapkan tes akhir tindakan serta membuat lembar observasi
kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran,
menyiapkan lembar penilaian dan minat serta membuat lembar penilaian
diri (Student Self Assessment).
(2) Pelaksanaan Tindakan
43
Tindakan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran
langsung dengan pendekatan CTL dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4
Desember 2008 yang berlangsung pada pukul 07.15 s.d 09.00 Wita. Hal
ini sesuai dengan RPP (Lampiran 5) yang dibuat. Tindakan siklus II
dilaksanakan di kelas X G SMA Negeri 7 Palu dengan materi soal cerita
sistem persamaan linear dua variabel yang berbentuk linear dan linear.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dilakukan dalam tiga
tahap yaitu (a) pendahuluan, (b) kegiatan inti dan (c) penutup. Adapun
rincian pelaksanaannya, sebagai berikut:
(a) Pendahuluan
Fase 1: Pengantar / Pengenalan
Pada tahap ini (fase 1), peneliti terlebih dahulu membuka pelajaran
dengan memberi salam, menyiapkan dan memotivasi siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran siswa dan menggali pengetahuan
prasyarat siswa. Pada saat menggali pengetahuan prasyarat siswa dan
memotivasi siswa, peneliti menerapkan komponen pada pendekatan CTL.
Berikut ini petikan penyampaian peneliti kepada seluruh siswa diawal
pembelajaran.
Guru : “Assalamu alaikum wr.wb…
Siswa : “Wassalamu alaikum wr.wb..
44
Guru : “Anak-anak sekalian, sekarang waktunya belajar matematika.
Jadi hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan matematika
tolong disimpan dulu, dan tolong duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Tujuan dari pembelajaran kita
hari ini adalah kalian diharapkan dapat menyelesaikan soal
cerita sistem persamaan linear dua variabel. Pada waktu SMP
kalian telah mempelajari mengenai cara menyelesaikan soal
cerita sistem persamaan linear dua variabel. Siapa yang bisa
menyebutkan cara menyelesaikan soal cerita sistem persamaan
linear dua variabel?”
Siswa : “Sebelum kita menyelesaikan soal, terlebih dahulu kita
menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan,
memisalkan soal tersebut dengan variabel-variabel, kemudian
menggunakan metode-metode yang ada dalam sistem
persamaan linear dua variabel, setelah itu mencari
penyelesaiannya dan menarik kesimpulan”
Guru : “Ya bagus..! Kemarin kita juga sudah membahasnya. Tapi
masih ada beberapa diantara kalian yang belum tahu, jadi ibu
minta kalau ada yang kalian belum pahami, kalian harus
harus tanyakan tidak perlu malu ataupun takut. Okey anak-
anak? Jadi karena hasil tes kemarin masih banyak yang
menjawab kurang tepat, maka hari ini kita akan membahas
kembali pelajaran kemarin.”
45
Siswa : “Ya…Bu..!! (Siswa menjawab serentak)”
Guru : Sebelum ibu memulai pelajaran hari ini, ibu mau memberikan
kembali masalah yang ada yang ada dalam kehidupan kita
sehari-hari yaitu “Dalam sebuah gedung pertunjukkan terdapat
400 orang penonton. Harga tiap lembar karcis untuk kelas II
adalah Rp. 5.000,00 sedangkan untuk kelas I Rp. 7.000,00, hasil
penjualan karcis sebesar Rp.2.200.000,00. Berapa banyak
penonton yang membeli karcis kelas II dan kelas I?” Sekarang
siapa yang bisa menyelesaikan masalah tersebut?
Siswa : “Saya Bu! Jawab Andini”
Guru : “Ya…Silahkan Andini”
Siswa : “Diketahui: Harga tiap lembar karcis kelas II adalah Rp. 5.000,00
dan haraga tiap lembar karcis kelas I adalah Rp. 7.000,00.
Ditanyakan : Berapa banyak penonton yang membeli karcis kelas I
dan kelas II?. Kemudian misalkan x = Harga karcis kelas I dan y =
Harga karcis kelas II jadi model matematika yang sesuai yaitu x +
y = 400 dan 7.000 x + 5.000 y = 2.200.000. Lalu dengan
menggunakan metode subtitusi, diperoleh:
x + y = 400
x = 400 – y maka
7.000 (400 – y) + 5.000 y = 2.200.000
2.400.000 – 7.000 y + 5.000 y = 2.200.000
- 2.000 y = 2.200.000 – 2.400.000
46
- 2.000 y = - 200.000
y = 100
untuk y = 100 di subtitusi ke persamaan x + y = 400 diperoleh
x + 100 = 400
x = 400 – 100
x = 300
Jadi, banyak penonton yang membeli karcis kelas I adalah 300
orang dan banyaknya penonton yang membeli karcis kelas II
adalah 100 orang. (menuliskan jawabannya di papan tulis)”.
Pada petikan wawancara di atas, peneliti dalam menggali
pengetahuan awal siswa mengenai langkah-langkah dalam menyelesaikan
soal cerita SPLDV telah menerapkan komponen bertanya dan refleksi.
Karena siswa mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh sebelumnya,
melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Waktu yang
digunakan pada kegiatan ini adalah 15 menit.
(b) Kegiatan Inti
Fase 2: Presentasi / Penyajian
Pada fase ini, peneliti memulainya dengan penyajian masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan soal cerita sistem
persamaan linear dua variabel. Berikut permasalahan yang diajukan oleh
peneliti kepada siswa diawal pembelajaran.
47
“Sebidang tanah milik Pak Fadil berbentuk persegi panjang. Jika
kelilingnya 86 meter dan panjangnya lebih 15 meter dari lebarnya,
berapa meter panjang dan lebar tanah milik Pak Fadil tersebut?”
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, peneliti menyajikan langkah-
langkah dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua
variabel. Berikut petikan penjelasan proses pembelajaran yang berlangsung.
Guru : “Anak-anak, tadi Ibu telah menyajikan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel.
Siapa yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut?”
Siswa : “Saya Bu..!!” Jawab Maria
Guru : “Ya…Silahkan Maria”
Siswa : “Diketahui: Keliling tanah Pak Fadil adalah 86 meter dan
panjangnya lebih 15 meter dari lebarnya. Kemudian ditanyakan:
Berapa meter panjang dan lebar tanah Pak Fadil tersebut?
Setelah itu kita memisalkan x = panjang dan y = lebar. Aduh…Bu
saya tidak ingat lagi cara menyelesaikannya, jadi gimana dong
Bu…………
Guru : “Okey…tidak apa-apa, untuk itu siapa yang bisa melanjutkan
jawaban dari teman kalian Maria?”
Siswa : “Saya Bu!” Jawab Cicilia
Guru : “Ya…Silahkan Cicilia”
Siswa : “Penyelesaiannya yaitu:
2x + 2y = 86
48
y = x – 15 dengan menggunakan metode subtitusi, diperoleh
2x + 2y = 86
2x + 2(x – 15) = 86
2x + 2x – 30 = 86
4x = 86 + 30
4x = 116
x = 29
untuk x = 29 disubtitusi ke persamaan y = x – 15 diperoleh:
y = 29 – 15
y = 14
Jadi, panjang tanah milik Pak Fadil adaalah 29 meter dan lebar
tanah Pak Fadil adalah 14 meter.
Guru : “Okey….Jawaban dari teman kalian sudah sangat tepat, untuk itu
kalian sudah paham atau ada yang mau kalian tanyakan?”
Siswa : “Tidak ada Bu……..sudah paham
Dari petikan tanya jawab di atas, peneliti menerapkan komponen
konstruktivisme, bertanya, inquiry dan bertanya.
Fase 3: Latihan Terbimbing
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah peneliti membagikan
LKS 2 pada setiap kelompok yang telah dibagi sebelum pembelajaran dimulai.
Peneliti juga menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam
kelompok belajarnya dan memberikan motivasi kepada siswa untuk bekerja
dengan baik karena pada akhir pembelajaran, peneliti akan memberikan
49
penghargaan kepada kelompok terbaik. Berikut petikan uraian penjelasan guru
kepada siswa.
Guru : “Sekarang di tangan kalian sudah ada LKS 2 yang harus kalian
kerjakan secara berkelompok. Setiap siswa harus bertanggung
jawab terhadap kelompoknya masing-masing. Jadi, semua anggota
kelompok harus dapat bekerja sama dengan baik. Kelompok yang
dapat bekerja sama dengan baik akan memperoleh penghargaan
sebagai kelompok paling kompak sedangkan untuk kelompok
terbaik akan ditentukan berdasarkan perolehan nilai setiap
anggota kelompok pada tes akhir nanti.
Siswa : “Berarti, nanti ada ujiannya Bu?”
Guru : “Iya…..seperti yang kemarin kan. Oleh karena itu, setiap anggota
kelompok harus bisa menguasai materi pada LKS, agar nanti pada
ujian memperoleh nilai yang bagus dan kelompoknya dapat
menjadi kelompok terbaik. Apa kalian sudah mengerti?”
Siswa : “Mengerti Bu”
Kemudian seluruh siswa bekerja secara kelompok untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada LKS 2 dan guru berjalan ke
setiap kelompok untuk memonitoring siswa dan juga memberikan penjelasan
kepada kelompok yang bertanya karena ada yang belum dipahami siswa. Pada
fase ini, peniliti menerapkan komponen pembelajaran CTL yaitu masyarakat
belajar dan bertanya. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti adalah 65
menit. Untuk menuliskan hasil kerja kelompok di papan dilanjutkan siswa
50
hanya diminta dari setiap kelompok untuk menuliskan di papan tulis hasil
kerja kelompoknya, kemudian dibahas bersama-sama jika ada yang masih
belum dipahami oleh siswa. Berikut petikan kegiatan presentasi kelompok.
Guru : “Ibu akan meminta kalian untuk menuliskan hasil kerja LKS 2
kalian di depan, nanti kita akan membahas hasil pekerjaan kalian
bersama-sama.”
Siswa : “Dikerjakan lag?”
Guru : “Bukan dikerjakan lagi, tapi jawaban kalian akan kita bahas
bersama-sama. Sekarang setiap kelompok Ibu minta untuk
menjawab hasil kerja kelompoknya di papan tulis, supaya kalau
ada yang bertanya atau ada yang belum dipahami bisa ditanyakan
kembali. Okey…..”
Siswa : “ Iya Bu!!!”
Setiap kelompok menuliskan jawaban mereka di depan kelas,
kemudian guru memeriksa jawaban siswa bersama-sama dengan siswa.
Setelah selesai guru menyajikan kembali materi soal cerita sistem persamaan
linear dua variabel.
(c). Penutup
Fase 4 : Latihan Mandiri
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS 2 secara berkelompok dan
menuliskan semua jawaban masing-masing kelompok di depan papan tulis.
Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan secara individu atau latihan
mandiri. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes secara jujur dan tidak
51
bekerja sama dengan teman. Berikut petikan penjelasan guru kepada siswa
sebelum melaksanakan tes.
“Anak-anak setelah kalian bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang ada pada LKS 2 sekarang kalian akan dites apakah
kalian benar-benar paham dan mengerti dengan pembelajaran kita pada
hari ini. Oleh karena itu, Ibu minta kalian untuk tidak bekerja sama dengan
teman kalian. Jika ada masalah yang kurang dimengerti, tolong tanyakan
pada Ibu.”
Pada fase ini, peneliti menerapkan komponen penilaian autentik. Selain
melalui tes akhir individu, penilaian juga diberikan melalui pengamatan
terhadap aktifitas siswa khususnya informan penelitian yang dilakukan oleh
teman sejawat dan penilaian terhadap minat, sikap dan diri siswa melalui
angket yang akan diberikan kepada siswa sebagai penilaian terhadap ranah
afektif siswa. Waktu yang digunakan pada fase ini adalah 25 menit.
Selanjutnya, pembelajaran ditutup dengan mengucapkan salam kepada
siswa.
(3) Hasil Tes Akhir Siklus II
Tes akhir siklus II dilaksanakan secara klasikal. Tes terdiri atas 2
butir soal dan berbentuk essai. Berdasarkan analisis hasil tes akhir
tindakan II diperoleh data bahwa daya serap klasikal yang dicapai sebesar
79,39 % dengan ketuntasan klasikal sebesar 100 % dan jumlah siswa yang
mencapai daya serap ≥ 65% sebanyak 33 orang. Untuk lebih jelasnya,
analisis hasil tes akhir tindakan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 13.
52
Sedangkan analisis hasil tes akhir tidakan siklus II untuk kelima informan
dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Analisis Tes Akhir tindakan siklus II untuk 5 informan.
No Informan
Skor yang Diperoleh Jumlah
SkorDaya Serap Individu(%)1 2
50 501. AD 25 45 70 702. LN 30 45 75 753. IS 25 50 75 754. MF 25 40 65 655. RF 30 45 75 75
Skor yang Diperoleh 135 225 360Skor Maksiamal soal 250 250 500Daya Serap Klasikal 54 % 90 % 72 %
Berdasarkan analisi tes individu pada Tabel 4.2 diperoleh informasi:
a). pada soal nomor 1, semua informan tidak dapat menyelesaikannya dengan
baik.
b) pada soal nomor 2, IS dan MF dapat menyelesaikan soal dengan baik. AD,
LN, masih melakukan sedikit kesalahan dalam melakukan perhitungan,
sedangkan RF melakukan sedikit kesalahan dalam membuat model
matematika, tetapi pada dasarnya RF sudah bisa menentukan hal-hal yang
diketahui dan yang ditanyakan.
Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan siklus II data yang
diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan tindakan sebesar 75%.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu menyelesaikan soal cerita
SPLDV.
53
(4) Data Hasil Wawancara
Setelah memeriksa hasil tes akhir tindakan, peneliti melakukan
wawancara dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 Desember 2008. Peneliti
tidak menggunakan pertanyaan secara terstruktur. Wawancara berfokus
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) apakah siswa
senang dengan model pembelajaran yang digunakan, (2) kesulitan apa yang
dialami oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran dan (3) bagaimana
tanggapan siswa terhadap soal-soal yang diberikan.
Berdasarkan ketiga fokus pertanyaan tersebut, diperoleh variasi
jawaban dari informan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) semua informan senang dengan model pembelajaran langsung dengan
pendekatan CTL, karena berbeda dengan situasi pembelajaran yang
selama ini mereka terima.
2)dalam mengerjakan latihan, informan Ls mengalami sedikit kesulitan dalam
memahami soal cerita sistem persamaan linear dan linear. Namun
secara garis besar mereka sudah mampu menyelesaikan soal-soal cerita
SPLDV.
3) semua informan senang dengan model soal-soal yang diberikan karena
lebih bervariasi. Kemudian, informan akan lebih senang lagi apabila soal
latihan yang diberikan sesuai dengan contoh soal.
( 5) Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan oleh guru matematika kelas X G SMA
Negeri 7 Palu dan teman sejawat, mahasiswa dari Program Studi
54
Pendidikan Matematika dengan menggunakan lembar observasi. Tujuan
dari observasi ini untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran Langsung
dengan pendekatan CTL.
a. Hasil Observasi Pengamat (guru matematika kelas X G SMA Negeri 7
Palu) terhadap Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pengamat diperoleh
informasi, bahwa pada umumnya peneliti telah melaksanakan RPP yang
telah direncanakan dengan baik. Peneliti telah berusaha untuk
menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, memberikan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran, mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kemampuan
dasar siswa berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, menyajikan soal
cerita sistem persamaan linear dan linear, mengaktifkan siswa dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat dan
pertanyaan, memberikan bimbingan selama dalam proses pembelajaran
maupun pada saat menyimpulkan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya,
lembar observasi aktivitas guru dapat dilihat pada Lampiran 15.
b. Hasil Observasi Pengamat (teman sejawat dari Program Studi Pendidikan
Matematika) terhadap Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat,
diperoleh informasi bahwa pada umumnya subjek penelitian
memperlihatkan peningkatan kearah perbaikan dibanding dengan siklus I.
55
Peningkatan ini dapat dilihat dari keberanian siswa untuk mengajukan
pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan dengan baik, ini berarti siswa
terlibat aktif selama pembelajaran. Begitu pula halnya dalam mengerjakan
soal, sebagian besar subjek penelitian mampu menerjemahkan soal cerita
kedalam model matematika. Pada dasarnya mereka memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan soal cerita. Untuk lebih jelasnya, lembar observasi
aktivitas siswa dapat dilihat pada Lampiran 16.
(6) Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa saat
pelaksanaan tindakan siklus II, pengamat memberi nilai lebih baik
dibanding dengan siklus I. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
sudah baik. Para siswa menjadi lebih aktif selama pembelajaran
berlangsung, karena perhatian dan bantuan dari siswa yang berkemampuan
tinggi dalam tiap kelompok mendorong siswa berkemampuan rendah untuk
termotivasi mengembangkan pemahaman mereka dalam menyelesaikan soal
yang diberikan dan semakin berani mengajukan pertanyaan dan
pendapatnya.
Dari data yang diperoleh pada siklus II, sebagaimana yang telah
diuraikan didepan telah mencapai indikator keberhasilan tindakan sebesar
75%. Oleh sebab itu, pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran Langsung dengan pendekatan CTL telah berhasil.
B. Pembahasan
56
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas,
diperoleh data dari hasil analisis yaitu untuk tes awal, diperoleh daya serap
klasikal sebesar 51,97% dan jumlah siswa yang memperoleh daya serap
individu ≥ 65% sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman
siswa tentang sistem persamaan linear dua variabel masih rendah, maka
peneliti memberikan soal-soal latihan kepada subjek penelitian dan dibahas
bersama, dengan tujuan untuk memantapkan kesiapan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita SPLDV. Untuk tes akhir tindakan siklus I
diperoleh bahwa daya serap secara klasikal sebesar 62,72 % dan jumlah siswa
yang memperoleh daya serap individu ≥ 65% sebanyak 17 orang. Hasil tes
akhir pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil tes awal. Meskipun demikian, data yang diperoleh pada siklus I
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan belum tercapai. Ini
berarti kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang model
matematikanya terdiri atas persamaan linear dan linear masih rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa pada tes akhir pada tindakan siklus I
disebabkan, karena siswa kurang perhatian pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Khususnya saat mengerjakan LKS, masih ada beberapa
kelompok yang tidak aktif, peneliti berusaha memberikan bimbingan
seperlunya. Pada saat pemberian bimbingan diperoleh informasi bahwa
sebagian besar kelompok tidak memahami maksud dari soal yang ada di
LKS. Selain itu, rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena dalam
pelaksanaan pembelajaran peneliti kurang dapat mengelola waktu dengan
57
baik, sehingga alokasi waktu untuk menyelesaikan soal berkurang. Oleh
karena data yang diperoleh pada siklus I belum mencapai keberhasilan, maka
peneliti melaksanakan siklus II dengan memperbaiki hal-hal yang kurang
pada siklus I, dengan mengulang materi pada siklus I.
Setelah melaksanakan tindakan siklus II, dari hasil analisis tes akhir
tindakan diperoleh daya serap klasikal sebesar 79,39 % dan jumlah siswa
yang memperoleh daya serap individu ≥ 65% sebanyak 33 orang dengan
ketuntasan secara klasikal sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang model
matematikanya terdiri atas persamaan linear dan linear lebih baik dan telah
meningkat. Peningkatan ini disebabkan karena dalam pelaksanaan siklus II,
peneliti mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
sehingga siswa yang berkemampuan rendah memperoleh masukan-masukan
dari teman kelompoknya dan termotivasi untuk mengembangkan
pemahamannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan semakin baik.
Selain itu, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
menyebabkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan linear dua variabel yang berbentuk linear dan linear semakin
berkembang, sehingga siswa dapat menyelesaikan tes akhir tindakan dengan
cukup baik.
Dari hasil observasi yang dilakukan pengamat, diperoleh informasi
bahwa dalam pelaksanaan model pembelajaran langsung dengan pendekatan
CTL, pada umumnya aktivitas siswa maupun aktivitas guru menunjukkan
58
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV
dan meningkatnya aktivitas siswa selama pembelajaran. Peningkatan
aktivitas guru terutama pada kemampuan guru untuk mengelola waktu yang
menjadi cukup baik.
Penerapan komponen pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa
dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan sesuai
pengalamannya. Konstruktivisme muncul pada fase 1 diawal
pembelajaran, pada saat guru menggali pengetahuan prasyarat siswa.
Karena guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan yang dimilki
dan membangunnya.
Konstruktivisme juga muncul pada saat guru menyajikan materi
(pada fase 1). Selain itu, konstruktivisme juga muncul pada saat siswa
bekerja dalam kelompok belajarnya masing-masing. Dengan demikian,
maka jelas bahwa pada kegiatan pembelajaran komponen konstruktivisme
telah diterapkan.
2. Bertanya
Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual,
awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan dan aspek penting dari
59
pembelajaran. Komponen bertanya ini diterapkan oleh peneliti mulai dari
awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Selain itu, bertanya
merupakan awal dari kegiatan inquiry. Dalam sebuah pembelajaran,
kegiatan bertanya berguna untuk: menggali informasi, mengecek
pemahaman siswa, memecahkan persoalan yang dihadapi,
membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana
keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui olehsiswa,
memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru,
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, dan
menyegarkan kembali pengetahuan yang dimiliki siswa.
3. Inquiry
Pada saat pembelajaran, peneliti menerapkan komponen inquiry
mulai pada saat menyajikan materi pelajaran (fase 2) yaitu dimana siswa
bisa memahami sendiri masalah yang diberikan oleh guru. Pada saat siswa
bekerja dalam kelompok belajarnya masing-masing siswa menyelesaikan
LKS nya dengan memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan soal
cerita sistem persamaan linear dua variabel.
4. Masyarakat Belajar
Dalam masyarakat belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh
dari kerja sama dengan orang lain. Pada penelitian masyarakat belajar
terjadi pada fase 3 yaitu latihan terbimbing dimana pada fase ini siswa
belajar dengan kelompok untuk menyelesaikan LKS yang dibagi oleh
60
guru. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya heterogen. Siswa
yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum
tahu, yang cepat menanggapi pembelajaran mendorong temannya yang
lambat dalam menanggapi pembelajaran, dan seterusnya.
Masyarakat belajar ini bisa terjadi apabila ada proses
komunikasi dua arah. Oleh karena itu, guru harus selalu mengawasi dan
memonitoring kerja siswa dalam kelompok agar tidak terdapat dominasi
beberapa orang siswa.
5. Pemodelan
Komponen pembelajaran kontekstual selanjutnya adalah
pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau
pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan dapat
berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas
belajar. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti menyediakan model
berupa guru itu sendiri, siswa dan benda-benda yang telah disiapkan oleh
guru. Kegiatan pemodelan ini terjadi pada saat fase 2:
presentase/penyajian.
6. Refleksi
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru
dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan
di masa yang lalu. Kegiatan refleksi ini telah diterapkan oleh peneliti pada
fase 1 yaitu pada saat guru menggali pengetahuan prasyarat siswa dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengetahuan yang
61
dimiliki siswa sebelumnya. Sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan
pengetahuan yang baru.
7. Penilaian yang sebenarnya
Kegiatan penilaian merupakan pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Kegiatan
penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga
bukan hanya hasil belajar yang dinilai tapi juga prosesnya. Instrumen
penilaian yang digunakan berupa tes, observasi, wawancara, lembar
penilaian minat dan sikap serta lembar penilaian diri. Melalui instrumen
penilaian yang bervariasi tersebut, bentuk penilaian tidak hanya terfokus
pada penilaian ranah kognitif tapi juga penilaian ranah afektif dan
psikomotor.
Berdasarkan analisis hasil belajar siklus II, yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran langsung dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan dua variabel.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran langsung dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X G SMA Negeri 7 Palu dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan linear dua variabel.
63
2. Penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu alternatif untuk
melatih siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sehingga materi
yang dipelajari akan lebih dipahami dan tidak mudah dilupakan khususnya
dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel.
3. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita
sistem persamaan linear dua variabel menunjukkan suatu peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dari daya serap klasikal yang diperoleh pada siklus I
adalah 62,72 % meningkat menjadi 79,39% yang diperoleh pada siklus
II.
B. SARAN
1. Dalam penerapan strategi pembelajaran langsung dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL), dibutuhkan perencanaan dan
persiapan yang matang agar proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan efektif.
2. Pada proses pembelajaran, guru hendaknya dapat menjadikan model
pembelajaran langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi calon peneliti berikutnya, agar dapat menerapkan model
pembelajaran langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada materi yang lain.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2000. Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta:Direktorat sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Depdikbud. 1996. Pelaksanaan Penelitian Bagian Proyek Peningkatan Balai Penataran Guru. Palu.
Jaeng, M. 2007. Belajar dan Pembelajaran Matematika. Palu: FKIP- UNTAD.
Maleong. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendakatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhadi. 2002. Pendekatan kontekstual. Malang: IKIP Malang Universitas Negeri Malang.
65
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor –Fakitor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N, 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta
Usman H.B. 2001. CTL dan Pandangan Aliran Konstruktivis Terhadap Pembelajaran Matematika. Bahan ajar tidak diterbitkan. Palu: FKIP Universitas Tadulako.
Usman, U. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Vicharys, Atma. 2006. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Penjumlahan dan Pengurangan pada Bilangan Pecah di Kelas VII SMP GKST Palu. Palu: FKIP Universitas Tadulako.
Wardani, A. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wirodikromo, S. 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
66
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
SOAL TES AWAL
Petunjuk!
1. Tulislah nama, hari dan tanggal pelaksanaan evaluasi ini pada lembar jawaban
yang telah disediakan!
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah.
3. Kerjakan soal secara mandiri.
Butir Soal. Bobot
1. ….(25)
2. ….(35)
67
3. ....(40) + 100
Lampiran 2
ANALISIS SKOR HASIL TES AWAL SISWA
No InisialNomor / Bobot soal
Skor Siswa
Daya Serap
Individu
Ketuntasan Belajar1 2 3
25 35 40 T BT1. AD 5 15 10 30 30 % BT2. AN 10 35 10 55 55 % BT3. CN 10 35 10 55 55 % BT4. DM 10 30 10 40 40 % BT5. DS 15 25 10 50 50 % BT6. EK 20 30 10 60 60 % BT7. FL 20 20 10 50 50 % BT8. HN 25 35 10 70 70 % T9. HJ 20 15 10 45 45 % BT10. IM 20 30 10 60 60 % BT11. IS 10 15 10 35 35 % BT12. IW 10 30 5 45 45 % BT13. IT 20 30 10 60 60 % BT
68
14. LN 5 25 5 35 35 % BT15. MD 10 30 10 50 50 % BT16. MF 10 15 5 30 30 % BT17. MR 15 20 10 45 45 % BT18. FS 15 30 10 55 55 % BT19. NW 25 30 10 65 65 % T20. NP 25 15 10 50 50 % BT21. NV 20 35 10 65 65 % T22. PD 15 30 10 55 55 % BT23. RW 15 30 10 55 55 % BT24. RK 15 30 10 55 55 % BT25. RF 10 15 10 35 35 % BT26. NA 20 30 10 60 60 % BT27. SL 15 30 10 55 55 % BT28. SW 15 30 10 55 55 % BT29. UW 20 35 10 65 65 % T30. WS 20 35 10 65 65 % T31. YA 10 30 10 50 50 % BT32. YY 10 30 10 50 50 % BT33. WD 10 30 15 55 55 % BT
Skor Diperoleh
505 895 320 1720
Skor Ideal Tes
825 1155 1320 3300
69
Lampiran 3
Pembagian Kelompok Belajar Siswa
Kelompok Nama Siswa Tingkat Kemampuan
Keterangan
1
Harwan Novriawan (HN)Andini Dwi Anata (AA)Hajirman (HJ)Putri Deta Octavia (PD)Adelta (AD)
TinggiSedangSedangSedangRendah Informan
2
Dewi Mentari (DM)Yan Antonio (YA)Cicilia Naim (CN)Yusna Yulinda (YY)Rahmat Fauzi (RF)
TinggiSedangSedangSedangRendah Informan
3
Riskawati (RS)Maria Daleta (MD)Muhammad Riful (MR)Evan Kurniawan (EK)Lilis Nurhandayani (LN)
TinggiSedangSedangSedangRendah Informan
Nur Indah (NI) Tinggi
70
4Rahmawati (RW)Novita (NV)Iswanto (IW)Fitrah Sari (FS)Moh. Fikri Haikal (MF)
SedangSedangSedangSedangRendah Informan
5
Dewi Safitri (DS)Sri Wulan Irsan (SW)Suharti Laela (SL)Ulfa Wahyuni (UW)Nur azizah (NA)Indra Suripno (IS)
TinggiSedangSedangSedangSedangRendah Informan
6
Ismirawati (IM)Wulandari (WL)Windasari (WS)Ikram Maulana (IM)Fultriawan (FL)Nilmawati (NW)
TinggiSedangSedangSedangSedangSedang
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / I
Standar Kompetensi :
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel
Kompetensi Dasar :
Merancang serta menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dan penafsirannya
Indikator :
71
Merumuskan sistem persamaan (terdiri atas persamaan linear dan linear) yang merupakan model matematika dari masalah
Menentukan penyelesaian model matematika tersebut Memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh.
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat merumuskan sistem persamaan linear (terdiri atas persamaan
linear dan linear) yang merupakan model matematika dari masalah
2. Siswa dapat menentukan penyelesaian dari model matematika tersebut
3. Siswa dapat memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh.
Materi Ajar
Sistem persamaan linear dua variabel
B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran langsung
C. Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)
D. Metode Pembelajaran
Tanya jawab dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Kegiatan
SIKLUS I :
Pertemuan 1
Pendahuluan :
Fase 1 (Pengantar / Pengenalan)
72
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru memotivasi siswa
Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat
siswa
Kegiatan Inti :
Fase 2 (Presentasi / Penyajian)
Guru menyajikan contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel
Guru mendemonstarsikan ilustrasi dari masalah tersebut, sehingga siswa
dapat menemukan cara memecahkan masalah tersebut
Mengontrol pemahamn siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan
dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Fase 3 (Latihan Terbimbing)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang
heterogen
Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami masalah yang ada
pada LKS
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar untuk menemukan
penyelesaian masalah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada
yang belum dipahaminya
Guru mengumpulkan hasil kerja siswa, kemudian meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dipapan tulis.
Penutup :
Fase 4 (Latihan Mandiri)
Guru meminta siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran dari materi
soal cerita sistem persamaan linear dua variabel
73
Guru melaksanakan evaluasi yaitu memberikan tes akhir tindakan siklus I
secara individu
Guru mengumpulkan hasil tes akhir tersebut
Guru menutup pertemuan dengan memberikan salam.
SIKLUS II :
Pertemuan 2
Pendahuluan :
Fase 1 (Pengantar / Pengenalan)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru memotivasi siswa
Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat
siswa.
Kegiatan Inti :
Fase 2 (Presentasi / Penyajian)
Guru menyajikan contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel
Guru mendemonstarsikan ilustrasi dari masalah tersebut, sehingga siswa
dapat menemukan cara memecahkan masalah tersebut
Mengontrol pemahamn siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan
dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Fase 3 (Latihan Terbimbing)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang
heterogen
Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami masalah yang ada
pada LKS
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar untuk menemukan
penyelesaian masalah
74
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada
yang belum dipahaminya
Guru mengumpulkan hasil kerja siswa, kemudian meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dipapan tulis.
Penutup :
Fase 4 (Latihan Mandiri)
Guru meminta siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran dari materi
soal cerita sistem persamaan linear dua variabel
Guru melaksanakan evaluasi yaitu memberikan tes akhir tindakan siklus
II secara individu
Guru mengumpulkan hasil tes akhir tersebut
Guru menutup pertemuan dengan memberikan salam.
F. Alat dan Sumber Belajar
Buku Paket
Buku ajar
LKS
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik : Tes tertulis dan lisan
Bentuk Instrumen : Tes lisan dan tes uaraian .
75
Lampiran 5
Skenario Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SMA Alokasi Waktu : 3 45 menit
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Komponen CTL
PENDAHULUAN 15’
Fase 1: Pengantar/Pengenalan
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
Mengajukan beberapa
pertanyaan untuk membangun
pengetahuan prasyarat siswa
Memotivasi siswa
Memperhatikan
penjelasan guru
Menjawab
pertanyaan dari
guru
Komponen: 1, 2,
dan 6.
KEGIATAN INTI 60’
76
Fase 2: Presentasi/Penyajian
Menyajikan materi soal cerita
sistem persamaan linear dua
variabel
Memberikan kesempatan
kepada siswa bertanya jika ada
yang belum dipahami siswa dari
penjelasan guru
Memperhatikan
penjelasan guru
Bertanya kepada
guru jika ada yg
belum dipahami
Komponen: 1, 2, 3,
dan 5.
Fase 3: Latihan Terbimbing
Mengkoordinasikan dalam
kelompok-kelompok belajar
Membagikan LKS kepada
masing-masing kelompok
Meminta siswa untuk membaca
dan memahami masalah yang
ada pada LKS
Meminta siswa untuk berdiskusi
secara berkelompok untuk
menyelesaikan masalah pada
LKS
Memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada siswa untuk
menemukan penyelesaian
masalah
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
jika ada yang belum dipahami
oleh siswa
Mengumpulkan hasil kerja
Membentuk
kelompok-
kelompok belajar
Menerima LKS
Membaca dan
memahami
masalah yang ada
Berdiskusi secara
kelompok untuk
menyelesaikan
masalah
Meminta petunjuk
guru dalam
menyelesaikan
masalah
Bertanya kepada
guru jika ada yang
belum dipahami
Mengumpulkan
LKS
Komponen: 2, 3,
dan 4.
77
siswa
Meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompok dipapan tulis.
PENUTUP 30’
Fase 4: Latihan Mandiri
Menarik kesimpulan hasil
pembelajran dari materi soal cerita
sistem persamaan linear dua
variabel bersama-sama siswa
Memberikan tes akhir tindakan
Mengumpulkan hasil tes
Menutup pertemuan dengan
memberikan salam.
Menarik
kesimpulan dengan
guru dari materi
sistem persamaan
linear dua variable
Menjawab salam
guru
Komponen: 2, 6,
dan 7.
78
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWATINDAKAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV
Tahun Ajaran : 2008/2009
Alokasi Waktu : 30 menit
Petunjuk:
1. Bacalah secara seksama soal dibawah ini, sehingga permasalahannya mudah anda mengerti.
2. Diskusikanlah dengan teman anggota kelompok anda untuk memperoleh jawaban dari soal yang diberikan.
3. Ajukan pertanyaan kepada guru jika terdapat hal-hal yang belum dimengerti.4. Tulis nama anggota kelompok anda pada tempat yang tersedia.
Masalah 1 :
Jumlah siswa kelas X G SMA Negeri 7 Palu adalah 40 anak. Siswa putri lebih
banyak dari pada siswa putra. Selisih banyak siswa putra dan siswa putri adalah
6 anak. Tentukan berapa banyak siswa putra dan putri di kelas X G SMA Negeri
7 Palu?
Penyelesaian: Diketahui:
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
79
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Ditanyakan:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Misalkan: x = ……………………….
y =………………………..
Model matematikanya adalah:
1………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Dengan metode …………………………… , diperoleh
……………………............................................................................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
sehingga diperoleh x = …..................... dan y =……………….
Jadi: Banyaknya siswa putra adalah……………...dan Banyaknya siswa putri
adalah……………………………
Uji kebenarannya:
………………………………………………………………………………
80
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…….
………………………………………………………………………………............
..................................................................................................
Masalah 2 :
Ani membeli 4 buah buku dan 2 buah pensil seharga Rp. 24.000,00, sedangkan
Ida membeli 5 buah buku dan 2 buah pensil seharga Rp. 27.000,00. Tentukan
berapa harga satu buah buku dan satu buah pensil?
Penyelesaian:
Diketahui: Harga…………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
.
…………………………………………………………………………………
…........................................................................................................
Ditanyakan:
………………………………………………………………………...
Misalkan: x = harga sebuah buku
y = harga sebuah pensil
Model matematikanya adalah:
1………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………
81
Dengan metode ……………………. Diperoleh
bahwa: ......................................................................................................................
.............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………
Sehingga diperoleh x = ……………. dan y =……………….
Jadi, Harga satu buah buku adalah………………rupiah dan Harga satu buah
pensil adalah………………….rupiah
Uji kebenarannya:
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Nama Kelompok: Kelas/Semester:
1.
2.
3.
4.
82
Lampiran 7
TES AKHIRTINDAKAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan soal cerita SPLDV
Tahun Ajaran : 2008/2009
Alokasi Waktu : 30 menit
Petunjuk:
1. Tulislah nama, hari dan tanggal pelaksanaan evaluasi ini pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
2. Bacalah soal berikut dengan cermat kemudian selesaikan soal dibawah ini
dengan baik dan benar.
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah.
Soal:
1. Sebuah toko menyimpan persediaan beras dan jagung di dalam gudang. Beras
dan jagung itu masing-masing dimasukkan dalam karung. Setiap karung beras
dan setiap karung jagung beratnya sama. Berat 2 karung beras dan 1 karung
83
jagung adalah 172 kg, sedangkan berat 3 karung beras dan 1 karung jagung
adalah 232 kg. Berapakah berat 1 karung beras dan 1 karung jagung?
2. Yuli dan Ita bekerja disebuah pabrik roti, pada bagian pembungkusan. Yuli
dapat membungkus 150 roti setiap jam, dan Ita dapat membungkus 200 roti
setiap jam. Banyak waktu yang dipergunakan untuk bekerja Yuli dan Ita tidak
sama. Jumlah jam untuk bekerja Yuli dan Ita adalah 15 jam dan banyak roti
yang dapat dibungkus 2.650 buah. Tentukan lama bekerja Yuli dan Ita?
Lampiran 8
ANALISIS SKOR TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS I
No Inisial
Nomor/Bobot SoalSkor Siswa
Daya Serap
Individu (%)
Ketuntasan Belajar1 2
50 50 T BT
1. AD 35 15 50 50 BT2. AN 35 25 60 60 BT3. CN 40 25 65 65 T4. DM 30 30 60 60 BT5. DS 35 25 60 60 BT6. EK 35 30 65 65 T7. FL 40 15 55 55 BT8. HN 50 35 85 85 T9. HJ 30 25 55 55 T10. IM 40 30 70 70 T11. IS 35 15 55 55 BT12. IW 35 15 55 55 BT13. IT 40 25 65 65 T14. LN 40 25 65 65 T15. MD 35 25 60 60 BT
84
16. MF 30 20 50 50 BT17. MR 30 25 55 55 BT18. FS 40 25 65 65 T19. NW 35 35 70 70 T20. NP 40 20 60 60 BT21. NV 40 35 75 75 T22. PD 40 25 65 65 T23. RW 35 30 65 65 T24. RK 35 25 60 60 BT25. RF 35 20 55 55 BT26. NA 40 30 70 70 T27. SL 40 25 65 65 T28. SW 35 30 65 65 T29. UW 40 35 75 75 T30. WS 35 35 70 70 T31. YA 35 20 55 55 BT32. YY 35 25 60 60 BT33. WD 40 25 65 65 T
Skor Diperoleh
1215 855 2070
Skor Ideal selurah tes
1650 1650 3300
85
Lampiran 9
KRITERIA PENILAIAN SKOR SOALTES AKHIR TINDAKAN SIKLUS I
1. Skor max : 500 = bila tidak menjawab2 = jawaban salah5 = menuliskan diketahui10 = menuliskan diketahui dan ditanyakan20 = mampu memisalkan masalah dengan variabel25 = mampu memodelkan masalah ke dalam bentuk matematika30 = mampu menyelesaikan masalah tetapi kurang tepat 40 = mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi 50 = mampu menyelesaikan masalah dan menyimpulkannya sehingga
Jawaban benar
2. Skor max : 500 = bila tidak menjawab3 = jawaban salah5 = menuliskan diketahui10 = menuliskan diketahui dan ditanyakan20 = mampu memisalkan masalah dengan variabel25 = mampu memodelkan masalah ke dalam bentuk matematika30 = mampu menyelesaikan masalah tetapi kurang tepat 40 = mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi 50 = mampu menyelesaikan masalah dan menyimpulkannya sehingga
Jawaban benar
86
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS GURU DI KELAS
TINDAKAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 PaluMata Pelajaran : MatematikaPokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSub Pokok Bahasan : Menyelesaikan Soal Cerita SPLDVNama Peneliti : SaskiaHari/Tanggal : Kamis/27 November 2008
Petunjuk!Berikut ini daftar pengelolaan aktivitas belajar dengan menerapkan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, yang dilaksanakan oleh guru di kelas X G. Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda!
No. Aspek yang Diamati Penilaian
1 2 3 4I PENDAHULUAN
Fase 1 : Pengantar / Pengenalan Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Menyampaikan materi prasyarat.
Memotivasi siswa dan memberikan pertanyaan.
II KEGIATAN INTIFase 2 : Presentasi / Penyajian Menyajikan materi pelajaran dengan mengajukan masalah
sehari-hari yang terkait dengan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel dan cara menyelesaikannya.
Memberikan petunjuk kepada siswa mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok.
Mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
87
Fase 3 : Latihan Terbimbing
Mengkoordinir siswa ke kelompok-kelompok belajar.
Mengarahkan siswa untuk membaca dan memahami masalah dan memberikan bantuan seperlunya.
Mendorong siswa untuk menemukan cara menyelesaikan masalah dalam LKS 1.
Mendorong siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan teman sekelompoknya.
Memberikan bantuan kepada siswa seperlunya dengan memberikan jawaban yang ditanyakan siswa.
Mendorong siswa untuk menuliskan jawaban hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
III PENUTUPFase 4 : Latihan Mandiri Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.
Menutup diskusi kelas dengan memberi pujian kepada kelompok terbaik.
Memberikan tes akhir.
IV PENGELOLAAN WAKTUV SUASANA KELAS (ANTUSIAS GURU)
Keterangan:1 = Tidak Baik2 = Kurang Baik3 = Cukup Baik4 = Baik
Pengamat
88
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA DI KELAS
TINDAKAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Palu Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear dan Linear Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan Soal Cerita SPLDVNama Peneliti : SaskiaInforman : Hari/Tanggal : Kamis/27 November 2008Petunjuk!Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda!No. Aspek yang Diamati Penilaian
1 2 3 4I PENDAHULUAN
Fse 1 : Pengantar/Pengenalan1. Memperhatikan penjelasan dari guru.2. Menjawab pertanyaan atau bertanya
II KEGIATAN INTIFase 2 : Presentasi/Penyajian1. Memperhatikan penjelasan guru.2. Menjawab pertanyaan guru atau bertanya jika ada yang belum dipahami.Fase 3 : Latihan Terbimbing1. Membaca dan memahami masalah.2. Menyelesaikan masalah dalam LKS 1 secara berkelompok.3. Mendiskusikan jawaban dengan teman sekelompoknya.4. Aktif daalam kelompok.
III PENUTUPFase 4 : Latihan Mandiri1. Memperhatikan penjelasan guru dan menyimpulkan materi bersama guru.2. Menyelesaikan tes akhir.
IV SUASANA KELAS (Antusias siswa dalam proses belajar)Keterangan:1 = Tidak Baik 3 = Cukup Baik2 = Kurang Baik 4 = Baik
Pengamat
89
90
Lampiran 12
TRANSKIP WAWANCARA TINDAKAN SIKLUS I
1. Dengan AD
P : Assalamu’alaikum AD
AD : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan AD tentang model pembelajaran
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) kemarin apakah suasananya membuat kalian
nyaman?
AD : Menurut saya pembelajaran seperti ini bagus Bu dan saya
menjadi termotivasi dalam belajar karena banyak contoh
soal dan belajarnya juga berkelompok.
P : Bagaimana pendapat kamu tentang latihan yang Ibu berikan
AD : Latihan-latihannya bagus bu karena soal-soalnya bervariasi.
P : Gimana dengan adanya pemberian contoh soal yang hampir
mirip dengan soal latihan yang diberikan?
AD : Saya senang sekali bu sebab dengan begitu saya merasa
punya bayangan tentang soal yang akan saya kerjakan.
P : Oh seperti itu, Terima kasih AD
AD : Terima kasih kembali Bu.
2. Dengan LN
P : Assalamu’alaikum LN
LN : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan LN tentang model pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
91
Learning (CTL) kemarin apakah suasananya membuat kalian nyaman?
LN : Saya senang dengan pembelajaran seperti ini Bu
P : Bagaimana pendapat kamu tentang latihan yang Ibu berikan
LN : Latihan-latihannya bagus Bu
P : tapi kenapa anda menyelesaikan masalah 1 anda salah
dalam menentukan model matematikanya?
LN : Sebenarnya saya bingung Bu
P : Oh githu ya, Terima kasih LN
LN : Terima kasih kembali Bu.
3. Dengan RF
P : Assalamu’alaikum RF
RF : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan RF tentang model pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) kemarin apakah suasananya membuat
kalian nyaman?
RF : Saya menjadi termotivasi dalam belajar seperti ini, jadi
saya bisa bertukar pikiran dengan teman-teman kelompok
yang lain.
P : Bagaimana pendapat kamu tentang latihan yang Ibu berikan
RF : Bagus Bu sebab soal-soalnya bervariasi.
P : Tapi kenapa anda menyelesaikan soal no 2 tidak sesuai
prosedur seperti yang telah di jelaskan, anda
mengerjakannya sangat singkat?
RF : Maaf Bu saya buru-buru mengerjakannya
P : Mmm Begitu ya, Terima kasih RF
92
RF : Terima kasih kembali Bu.
4. Dengan IS
P : Assalamu’alaikum IS
IS : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan IS tentang model pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) kemarin apakah suasananya membuat
kalian nyaman?
IS : Menurut saya pembelajaran seperti ini bagus Bu dan saya
menjadi termotivasi dalam belajar.
P : Bagaimana pendapat kamu tentang latihan yang Ibu berikan
IS : Latihan-latihannya bermanfaat Bu
P : Gimana dengan adanya pemberian contoh soal yang hampir
mirip dengan soal latihan yang diberikan?
IS : Saya merasa senang Bu
P : Oh seperti itu, Terima kasih IS
IM : Terima kasih kembali Bu.
5. Dengan MF
P : Assalamu’alaikum MF
MF : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan MF tentang strategi pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) kemarin apakah suasananya membuat
kalian nyaman?
MF : Pembelajaran seperti ini bagus Bu karena banyak contoh
soal dan belajarnya juga berkelompok
P : Bagaimana pendapat kamu tentang latihan yang Ibu berikan
93
MF : Soal-soalnya bervariasi.
P : Tapi kenapa anda menyelesaikan soal no 2 tidak sesuai
prosedur seperti yang telah di jelaskan, anda
mengerjakannya sangat singkat?
MF : maaf bu, saya sudah lupa.
P : Begitu ya, Terima kasih MF
MF : Terima kasih kembali Bu.
94
Lampiran 13
LEMBAR KERJA SISWA TINDAKAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV
Tahun Ajaran : 2008/2009
Alokasi Waktu : 30 menit
Petunjuk:
1. Bacalah secara seksama soal di bawah ini, sehingga permasalahannya mudah
anda mengerti.
2. Diskusikanlah dengan teman anggota kelompok anda untuk memperoleh
jawaban dari soal yang diberikan.
3. Ajukan pertanyaan kepada guru jika terdapat hal-hal yang belum dimengerti.
4. Tulis nama anggota kelompok anda pada tempat yang tersedia.
Masalah 1 :
Dalam sebuah gedung pertunjukkan terdapat 400 orang penonton. Harga tiap
lembar karcis untuk kelas II adalah Rp. 5.000,00 sedangkan untuk kelas I Rp.
7.000,00. Hasil penjualan karcis sebesar Rp. 2.200.000,00. Berapa banyak
penonton yang membeli karcis kelas II dan berapa banyak penonton yang
membeli karcis kelas I?
Penyelesaian:
Diketahui :……………………………………………………....
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………..
95
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Ditanyakan:……………………………………………………………..
……………………………………………………………..........................
Misalkan: p = ……………………………
q = ……………………………
Model matematikanya adalah: 1………………………………………..
……………………….……………………………………………………..
……………………………….2………………………………………..
…………………………………………………………………………….
Dengan metode ……………………. Diperoleh
bahwa: .................................................................................................................
....
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Sehingga diperoleh p = ……………… dan q = ..……...........
Jadi, Banyak penonton yang membeli karcis kelas II adalah …………….. dan
Banyaknya penonton yang membeli karcis kelas I adalah…………….
Uji kebenarannya:
……………………………………………………………….....................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
96
Masalah 2 :
Sebuah pabrik memiliki 14 buah gudang. Berdasarkan ukurannya ada dua jenis
gudang, yaitu yang berkapasitas 20 m dan 15 m. Jika kapasitas gudang seluruhnya
250 m, tentukan banyak gudang yang mempunyai kapasitas 20 m dan banyak
gudang yang mempunyai kapasitas 15 m?
Penyelesaian:
Diketahui: ……………………………………………………….......
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Ditanyakan :
…………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Misalkan: x = Gudang yang berkapasitas 20 m
y = Gudang yang berkapasitas 15 m
Model matematikanya adalah:
1…………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………
2………………………………………………………………………………
…………………………………………………..............................................
Dengan metode ……………………. Diperoleh
bahwa: ...............................................................................................................
.....................................................................................................................
………………………………………………………………………………….
....................................................................................................................................
................................................................................................
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..
Sehingga diperoleh x = ……………….dan y = …………………
97
Jadi, banyak gudang yang berkapasitas 20 m adalah ….…………….. dan
banyak gudang yang berkapsitas 15 m adalah ….…………………
Uji kebenarannya :
…………………………………………………………............................................
..............................................................................................................
………………………………………………………………………………….
.............................................................................................................................
..........................................................................................
………………………………………………………………………….
Nama Kelompok: Kelas/Semester:
1.
2.
3.
4.
98
Lampiran 14
TES AKHIR TINDAKAN TINDAKAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan soal cerita SPLDV
Tahun Ajaran : 2008/2009
Alokasi Waktu : 30 menit
Petunjuk:
1. Tulislah nama, hari dan tanggal pelaksanaan evaluasi ini pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
2. Bacalah soal berikut dengan cermat kemudian selesaikan soal dibawah ini
dengan baik dan benar.
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah.
Soal:
1. Sebidang tanah milik Pak Fadil berbentuk persegi panjang. Jika kelilingnya 86
meter dan panjang lebih 15 meter dari lebarnya, berapa meter panjang dan
lebar tanah milik Pak Fadil ?
2. Sebuah gedung kesenian berkapasitas 300 orang. Penonton kelas I harga
selembar karcisnya adalah Rp. 10.000,00, dan penonton kelas II harga
selembar karcisnya adalah Rp. 6.000,00. Jika setelah pertunjukkan terkumpul
dana hasil penjualan karcis sebesar Rp. 2.000.000,00. Berapakah jumlah
penonton pada masing-masing kelas ?
99
Lampiran 15
ANALISIS SKOR TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS II
No InisialNomor/Bobot Soal
Skor Siswa
Daya Serap
Individu
Ketuntasan Belajar1 2
50 50 T BT1. AD 25 45 70 70 % T2. AN 50 45 95 95 % T3. CN 50 40 90 90 % T4. DM 40 40 80 80 % T5. DS 40 40 80 80 % T6. EK 35 50 85 85 % T7. FL 30 45 75 75 % T8. HN 50 50 100 100 % T9. HJ 25 40 65 65 % T10. IM 35 50 85 85 % T11. IS 25 50 75 75 % T12. IW 25 50 75 75 % T13. IT 45 50 95 95 % T14. LN 30 45 75 75 % T15. MD 35 35 70 70 % T16. MF 35 40 75 75 % T17. MR 25 40 65 65 % T18. FS 25 45 70 70 % T19. NW 35 45 80 80 % T20. NP 35 40 75 75 % T21. NV 45 45 90 90 % T22. PD 35 40 75 75 % T23. RW 25 40 65 65 % T24. RK 25 50 75 75 % T25. RF 30 45 75 75 % T26. NA 35 45 80 80 % T27. SL 40 50 90 90 % T
100
28. SW 45 40 95 95 % T29. UW 35 45 80 80 % T30. WS 40 45 85 85 % T31. YA 35 40 75 75 % T32. YY 35 50 85 85 % T33. WD 45 35 80 80 % T
Skor Diperoleh
1165 1455 2620
Skor Ideal Soal
1650 1650 3300
101
Lampiran 16
KRITERIA PENILAIAN SKOR SOALTES AKHIR TINDAKAN SIKLUS II
1. Skor max : 500 = bila tidak menjawab3 = jawaban salah5 = menuliskan diketahui10 = menuliskan diketahui dan ditanyakan20 = mampu memisalkan masalah dengan variabel25 = mampu memodelkan masalah ke dalam bentuk matematika30 = mampu menyelesaikan masalah tetapi kurang tepat 40 = mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi 50 = mampu menyelesaikan masalah dan menyimpulkannya sehingga
Jawaban benar
2. Skor max : 500 = bila tidak menjawab1 = jawaban salah5 = menuliskan diketahui10 = menuliskan diketahui dan ditanyakan20 = mampu memisalkan masalah dengan variabel25 = mampu memodelkan masalah ke dalam bentuk matematika30 = mampu menyelesaikan masalah tetapi kurang tepat 40 = mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi 50 = mampu menyelesaikan masalah dan menyimpulkannya sehingga
Jawaban benar
102
Lampiran 17LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELASTINDAKAN SIKLUS I1
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 PaluMata Pelajaran : MatematikaPokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSub Pokok Bahasan : Menyelesaikan Soal Cerita SPLDVNama Peneliti : SaskiaHari/Tanggal : Kamis/4 Desember 2008
Petunjuk!Berikut ini daftar pengelolaan aktivitas belajar dengan menerapkan model
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, yang dilaksanakan oleh guru di
kelas X G.
Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda!
No. Aspek yang Diamati Penilaian
1 2 3 4I PENDAHULUAN
Fase 1 : Pengantar / Pengenalan Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Menyampaikan materi prasyarat.
Memotivasi siswa dan memberikan pertanyaan.
II KEGIATAN INTIFase 2 : Presentasi / Penyajian Menyajikan materi pelajaran dengan mengajukan
pertanyaan mengenai masalah-masalah sehari-hari yang terkait dengan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel dan cara menyelesaikannya.
Memberikan petunjuk kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok.
Mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan member kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Fase 3 : Latihan Terbimbing
103
Mengkoordinir siswa ke kelompok-kelompok belajar.
Mengarahkan siswa untuk membaca dan memahami masalah dan memberikan bantuan seperlunya.
Mendorong siswa untuk menemukan cara dalam menyelesaikan masalah dalam LKS 2.
Mendorong siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan teman sekelompoknya.
Memberikan bantuan kepada siswa seperlunya dengan memberikan jawaban yang ditanyakan siswa.
Mendorong siswa untuk menuliskan jawaban hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
III PENUTUPFase 4 : Latihan Mandiri Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.
Menutup diskusi kelas dengan memberi pujian kepada kelompok terbaik.
Memberikan tes akhir.
IV PENGELOLAAN WAKTUV SUASANA KELAS (ANTUSIAS GURU)
Keterangan:1 = Tidak Baik2 = Kurang Baik3 = Cukup Baik4 = Baik
Pengamat
104
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA DI KELAS
TINDAKAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Palu Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan Soal Cerita SPLDVNama Peneliti : SaskiaInforman : Hari/Tanggal : Kamis/4 Desember 2008Petunjuk!Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda!
No. Aspek yang Diamati Penilaian1 2 3 4
I PENDAHULUANFase 1 : Pengantar/Pengenalan1. Memperhatikan penjelasan dari guru.2. Menjawab pertanyaan atau bertanya
II KEGIATAN INTIFase 2 : Presentasi/Penyajian1. Memperhatikan penjelasan guru.2.Menjawab pertanyaan guru atau bertanya jika ada yang belum dipahami.Fase 3 : Latihan Terbimbing1. Membaca dan memahami masalah.2. Menyelesaikan masalah dalam LKS 2 secara berkelompok.3. Mendiskusikan jawaban dengan teman sekelompoknya.4. Aktif dalam kelompok.
III PENUTUPFase 4 : Latihan Mandiri1. Memperhatikan penjelasan guru dan menyimpulkan materi bersama guru.2. Menyelesaikan tes akhir.
IV AKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARANKeterangan:1 = Tidak Baik 3 = Cukup Baik2 = Kurang Baik 4 = Baik
Pengamat
105
Lampiran 18
TRANSKIP WAWANCARATINDAKAN SIKLUS II
1. Dengan AD
P : Assalamu’alaikum AD
AD : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan AD tentang model pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada tahap kedua ini?
AD : Menurut saya pembelajaran seperti ini bagus bu dan saya
menjadi terbiasa dengan pengerjaan soal-soal latihan yang
diberikan sehingga saya bisa membedakan soal yang satu
dengan yang lain dalam menyelesaikan soal cerita sistem
persamaan linear dua variabel
P : Kalau dengan pembelajaran kelompok AD, gimana
menurut kamu?
AD : Saya rasa pembelajaran kelompok bagus bu, karena dengan
berkelompok kita bisa saling bertukar pendapat dan saling
membantu.
P : Gimana dengan adanya pemberian contoh soal yang hampir
mirip dengan soal latihan yang diberikan pada tahap kedua
ini?
AD : Saya senang
P : Oh ghitu, Terima kasih AD
2. Dengan LN
P : Assalamu’alaikum LN
LN : Wa’alaikumsalam Bu.
106
P : Gimana menurut PD tentang model pembelajaran langsung
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) di tahap kedua ini?
LN : Kalau saya bu, saya merasa senang karena dalam
pembelajaran ini saya jadi lebih banyak tahu soal-soal
cerita sistem persamaan linear dua variabel
P : Bagaimana dengan pembelajaran kelompok yang telah kita
laksanakan selama ini LN?
LN : Dalam pembelajaran kelompok yang pertama sih bu saya
belum terbiasa tetapi karena setiap kali pembelajaran ibu
dibentuk kelompok saya merasa senang bu karena bisa
saling membantu sesama teman dalam kelompok dan bisa
bekerja sama.
P : Apakah LN senang dengan adanya pemberian contoh soal
yang hampir mirip dengan soal latihan yang diberikan pada
tahap kedua ini?
LN : Senang sekali bu, dengan pemberian soal latihan seperti itu
saya bisa tahu apa-apa saja yang saya lakukan ketika
mengerjakan soal tersebut.
P : Terima kasih LN
PD : Terima kasil kembali Bu.
3. Dengan MF
P : Assalamu alaikum MF.
MF : Wa’alaikumsalam Bu.
P : Gimana menurut MF tentang model pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) di tahap kedua ini?
MF : Baik bu, karena dengan pembelajaran ini saya terbiasa
dengan soal-soal latihan yang diberikan dan jadi teliti.
P : Kalau dengan pembelajaran kelompok, gimana?
107
MF : Saya senang bu dengan belajar kelompok, saya bisa
bertanya dengan teman sekelompok saya jika ada yang
kurang dipahami.
P : Apakah MF senang dengan adanya pemberian contoh soal
yang hampir sama dengan latihan yang telah diberikan?
MF : Senang sekali bu, dengan begitu saya bisa lebih mudah
memahami soal yang diberikan
P : Terima kasih MF atas waktunya.
MF : Terima kasih kembali bu.
4. Dengan IS
P : Assalamu alaikum IS.
IS : Wa’alaikumsalam Bu.
P : Gimana menurut IS tentang model pembelajaran langsung
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) di tahap kedua ini?
IS : Bagus bu, karena dengan pembelajaran seperti ini, saya
menjadi teliti dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan.
P : Kalau dengan pembelajaran kelompok, gimana IS?
IM : Saya senang bu dengan belajar kelompok karena bisa
bertanya dengan teman sekelompok saya jika ada yang
kurang saya pahami.
P : Apakah IS senang dengan adanya pemberian contoh soal
yang hampir sama dengan latihan yang telah diberikan?
IS : Senang sekali bu, dengan begitu saya bisa lebih memahami
soal yang diberikan dan bisa membayangkan apa yang akan
saya lakukan pada saat mengerjakan soal karna sebelumnya
sudah diberikan contoh dan latihan..
P : Terima kasih IS atas waktunya.
IS : Terima kasih kembali bu.
108
5. Dengan RF
P : Assalamu’alaikum RF
RF : Wa’alaikumsalam Bu
P : Bagaimana tanggapan RF tentang model pembelajaran
langsung dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada tahap kedua ini?
RF : Pembelajaran seperti ini baik karena saya jadi terbiasa
mengerjakan soal-soal latihan sistem persamaan linear dua
variabel.
P : Kalau dengan mengerjakan LKS secara berkelompok,
gimana menurut kamu RF?
RF : Bagus bu, karena dengan belajar secara berkelompok
mengerjakan soal-soal kita bisa saling bertukar pendapat
P : Gimana dengan adanya pemberian contoh soal yang hampir
mirip dengan soal latihan yang diberikan pada tahap kedua
ini?
RF : Bagus Bu.
P : Oh ghitu, Terima kasih RF atas wawancaranya
RF : Terima kasih kembali Bu.
109
Lampiran 19
Lembar Penilaian Minat
Nama : Hari/Tgl :
Petunjuk :
Bubuhi cek () pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda,
dengan SS=Sangat setuju, S=Setuju, N=Netral/tidak berpendapat, TS=Tidak
Setuju dan STS=Sangat Tidak Setuju. Jawablah dengan jujur.
No Pernyataan SS S N TS STS1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Saya berusaha hadir pada pelajaran
matematika
Jika saya berhalangan hadir pada pelajaran
matematika, saya selalu meminjam catatan
teman
Saya berusaha memiliki buku matematika
Saya senang membaca buku matematika
Jika saya ke toko buku, yang paling
pertama menarik perhatian saya adalah
buku matematika
Saya mengerjakan PR di rumah
Saya selalu mengerjakan tugas matematika
dengan baik
Saya tidak pernah menyontek saat
mengerjakan tugas matematika
Waktu luang saya gunakan untuk
membaca artikel tentang matematika
Saya lebih senang mengerjakan tugas
matematika dibandingkan membaca komik
Lampiran 20
110
Lembar Penilaian Sikap
Nama : Hari/Tgl :
Petunjuk :
Bubuhi cek () pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda, dengan SS=Sangat setuju, S=Setuju, N=Netral/tidak berpendapat, TS=Tidak Setuju dan STS=Sangat Tidak Setuju. Jawablah dengan jujur.
No Pernyataan SS S N TS STS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Saya berusaha memahami pelajaran
matematika
Guru matematika saya selalu
memperhatikan kegunaan matematika
Guru matematika saya selalu
menyajikan materi dengan jelas
sehingga mudah dipahami
Saya selalu menjawab pertanyaan
guru tentang pelajaran matematika
Pada saat pelajaran, rasanya saya
mudah berkonsentrasi untuk
menyimak
Saya senang menyelesaikan soal
matematika karena memudahkan saya
dalam mempelajari matematika
Saya senang jika ditunjuk guru untuk
mengerjakan soal matematika
111
8.
9.
10.
Saya berusaha dapat memperoleh
nilai yang baik pada setiap tes
matematika
Saya selalu menanyakan materi yang
kurang saya pahami
Guru matematika saya selalu
menyajikan cara mudah dalam
menyelesaikan soal-soal matematika
Lampiran 21
112
Lembar Penilaian Diri
Nama : Hari/Tgl :
Petunjuk :
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini jawablah dengan ya, tidak atau tidak
yakin. Jawablah dengan jujur. Tambahkan komentar bila perlu.
1. Kadang-kadang saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan ketika saya akan
mengerjakan soal
__________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Saya suka matematika sebab saya dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
__________________________________________________________
_____________________________________________________________
3. Semakin sulit masalah, semakin saya suka mengerjakannya
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4. Saya biasanya menyerah apabila sebuah soal benar-benar sulit
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
5. Ada yang lebih dari matematika dari pada hanya mendapat jawaban yang benar
_________________________________________________________
_____________________________________________________________
6. Rasanya saya lebih suka bekerja sendiri dari pada dengan kelompok
113
_____________________________________________________________
7. Saya rasa matematika sesungguhnya tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari
________________________________________________________________
______________________________________________________
8. Saya suka menyelesaikan soal dengan jenis yang sama dari pada jenis yang
bercampur – baur ________________________________________________
_____________________________________________________________
9. Saya paling suka menghafal bagian dari matematika
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
10. Saya menyenangi matematika
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
114
115
116
117
118
119
120
121
Lampiran 6 ANALISIS SKOR TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS I
No.
Skor yang diperoleh Jumlah Skor
Daya Serap
Individu(%)
Ketuntasan Belajar
Keterangan
No. Soal 1 2 3Skor Soal 15 20 30 65 T TTNama Siswa
1. AAk 15 10 10 35 53,85 √ T = Tuntas2. Ad 15 15 15 45 69,23 √ T = Tdk
tuntas3. Ap 15 20 10 45 69,23 √4. Ay 10 20 17 47 72,31 √5. Al 10 8 10 28 43,08 √6. Aa 15 20 10 45 69,23 √7. An 12 15 16 43 66,15 √8. At 15 15 15 45 69,23 √9. Ar 10 15 5 30 46,15 √10. Au 10 15 18 43 66,15 √11. Da 15 15 15 45 69,23 √12. Ess 15 18 15 48 73,85 √13. Er 15 15 20 50 76,92 √14. Fh 15 15 15 45 69,23 √15. Fr 10 10 10 30 46,15 √16. Ft 15 10 20 45 69,23 √17. Fi 15 20 8 43 66,15 √18. Vw 13 10 20 43 66,15 √19. Ib 15 20 10 45 69,23 √20. Ki 13 10 15 38 58,46 √21. Ls 10 15 10 35 53,85 √22. Lu 15 20 10 45 69,23 √23. Mr 10 18 7 35 53,85 √24. Mg 15 18 10 43 66,15 √25. Md 15 20 10 45 69,23 √26. Ma 15 20 11 46 70,77 √27. Mn 15 20 10 45 69,23 √28. Mh 15 20 15 50 76,92 √29. Ms 10 10 5 25 38,46 √30. Ns 15 20 12 47 72,31 √31. Oa 10 15 5 30 46,15 √32. Rm 15 20 25 60 92,31 √33. Ra 15 20 12 47 72,31 √34. Su 15 15 10 40 61,54 √
122
35. Rd 15 20 10 45 69,23 √36. Rh 10 20 13 43 66,15 √37. Sr 15 20 12 47 72,31 √38. Se 15 15 15 45 69,23 √39. Sm 15 15 10 40 61,54 √40. Sf 15 15 18 48 73,85 √41. Sw 15 20 15 50 76,92 √42. Mf 13 15 7 35 50,77 √
Skor yang diperoleh 571 687 526 1784Skor Ideal Seluruh Tes
630 840 1260 2730
Daya Serap Klasikal (%)
90,63 81,79 41,75
65,35
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
Lampiran 13 ANALISIS SKOR TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS II
No.
Skor yang diperoleh
JumlahSkor
Daya Serap Individi (%)
Ketuntasan Belajar
Keterangan
No. Soal 1 2Skor Soal 20 30 50 T TTNama Siswa
1. AAk 15 15 30 60,00 √ T = Tuntas2. Ad 20 16 36 72,00 √ TT = Tdk
tuntas3. Ap 20 20 40 80,00 √4. Ay 20 15 35 70,00 √5. Al 15 25 40 80,00 √6. Aa 15 20 35 70,00 √7. An 15 20 35 70,00 √8. At 15 21 36 72,00 √9. Ar 15 13 28 56,00 √10. Au 20 15 35 70,00 √11. Da 20 20 40 80,00 √12. Ess 18 22 40 80,00 √13. Er 20 20 40 80,00 √14. Fh 20 15 35 70,00 √15. Fr 15 15 30 60,00 √16. Ft 20 20 40 80,00 √17. Fi 20 20 40 80,00 √18. Vw 20 20 40 80,00 √19. Ib 20 20 40 80,00 √20. Ki 20 14 34 68,00 √21. Ls 20 15 35 70,00 √22. Lu 20 20 40 80,00 √23. Mr 15 15 30 60,00 √24. Mg 20 15 35 70,00 √
140
25. Md 20 15 35 70,00 √26. Ma 15 21 36 72,00 √27. Mn 20 20 40 80,00 √28. Mh 20 30 50 100,00 √29. Ms 15 20 35 70,00 √30. Ns 20 25 45 90,00 √31. Oa 15 20 35 70,00 √32. Rm 20 30 50 100,00 √33. Ra 20 25 45 90,00 √34. Su 20 20 40 80,00 √35. Rd 20 23 43 86,00 √36. Rh 15 20 35 70,00 √37. Sr 20 20 40 80,00 √38. Se 20 18 38 76,00 √39. Sm 20 20 40 80,00 √40. Sf 20 30 50 100,00 √41. Sw 20 30 50 100,00 √42. Mf 20 10 30 60 √
Skor yang diperoleh 778 828 1606Skor Ideal Soal 840 1260 2100Daya Serap Klasikal (%)
92,62 65,71
76,48
141
142
143