8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
1/30
1
BEBERAPA ARTHROPODA YANG BERPENGARUH
TERHADAP KESEHATAN
I. Klas Crustacea
1. Ordo Eucopepoda
A. Cycl ops sp Taksonomi
Superkelas : Crustacea
Kelas : EucrustaceaSubkelas : Copepoda
Ordo : Eucopepoda
Pada umumnya didapatkan pada air yang tenang, baik di dalam air tawar maupun air
asin, namun sampai saat ini yang diketahui dapat menjadi intermediate host dari
parasit yang infektif bagi manusia hanyalah Eucopepoda yang hidup di air tawar.
Merupakan intermediate host dari berbagai jenis cacing, misalnya :
Dracunculus medinensis (Nematoda)
Diphyllobothrium latum dan Sparganum (Cestoda)
Morfologi :
Mempunyai satu mata di medial
Betina : mempunyai kantong telur di ekor, ekor bercabang 2
Jantan : tidak mempunyai kantong telur, ekor tidak bercabang
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
2/30
2
Gambar :
Cyclops jantan Cyclops betina
II. Klas Arachnida
1. Ordo Acarina
Diferensiasi Antara Ticks dan Mites
Ticks Mites
Rambut tubuh
Mulut
Ukuran tubuhKulit tubuh
Gigi – gigi
Tidak ada
Makroskopis
Tebal, tidak tembus sinarMudah dilihat
Ada
Panjang
Makroskopis
Tipis, tembus sinarTersembunyi
Tidak ada
Contoh Mites : Sarcoptes scabei
Contoh Tics : Dermacentor andersoni Jantan
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
3/30
3
A. Sarcoptes scabiei Taksonomi :
Kelas : Arachnida
Ordo : Acarina
Golongan : Mites (tungau)
Family : Sarcoptidae
Habitat : lapisan tanduk kulit (stratum korneum)
Merupakan penyebab penyakit Scabies (kudis / gudig) Sarcoptes menggali parit –
parit dalam epidermis sehingga menimbulkan rasa gatal yang hebat dan menyebabkan
kerusakan kulit. Lokasi kerusakan yang pling sering dijumpai ialah daerah inter
digital (sela – sela jari), daerah axilla (ketiak), sekitar umbilicus (pusar), skrotum dan
daerah areola mammae.
Penderita Scabies umumnya adalah kelompok dengan social ekonomi rendah yang
kurang menjaga kebersihan diri
Infeksi terjadi oleh karena terjadinya hubungan langsung yang erat antara penderita
dengan orang – orang sekitarnya, misalnya di dalam panti asuhan, panti jompo, dan
dalam keluarga.
Morfologi :
Segmen cephalothorax dan segmen abdomen menjadi satu segmen
Segmen abdomen tidak beruas – ruas
Tidak mempunyai sayap
Tidak mempunyai antena
Ukuran mikroskopis
Bentuk bulat dan ukuran kecil seperti kura, bagian dorsal cembung, bagian
ventral datar
Mempunyai rambut tubuh yang panjang
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
4/30
4
Tubuh tembus sinar karena kulitnya tipis
Mulut tersembunyi tidak dilengkapi oleh gigi – gigi
Jantan : sepasang kaki ke-4 berujung amburakal (pulvili)
Betina : 2 pasang kaki posterior berambut.
Gambar : Sarcoptes scabiei betina
Gambar : Sarcoptes scabiei jantan
Rambut (2 pasang kakiposterior berujung
Pulvili / penghisap /amburakral
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
5/30
5
III. Klas Insecta
1. Ordo Diptera
A. NYAMUK (ARTHROPODA)
Nyamuk termasuk arthropoda kelas Insect, ordo Diptera, subordo Nematocera, dan family
Culicidae.
Morfologi umum :
- Pada kepala, antenna nyamuk jantan berambut lebat ( plumose ) dan yang betina
beranbut jarang ( pilose )
- Thoraks terdiri dari 3 segmen, yaitu prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks,dimana masing-masing terdapat 1 pasang kaki
- Pada metathoraks terdapat 1 pasang halter , yaitu sayap yang rudimenter yang
berfungsi sebagai alat keseimbangan
- Abdomen terdapat 10 segmen, tapi 2 segmen terakhir membentuk alat kelamin:
o Jantan : abdomen pipih, ramping, alat kelamin disebut hypopigium
o Betina : abdomen menggelembung, alat kelamin disebut cerci
Ada 3 subfamili atau tribus dari Culicidae, yaitu:
1. Tribus Anophelini
2. Tribus Culicini
3. Tribus Toxorhynchitini
Namun yang penting dalam dunia kedokteran karena yang betina menghiisap darah manusia
adalah dari tribus Anophelini dan tribus Culicini.
Beberapa genus nyamuk yang penting tersebut dari kedua tribus tersebut adalah :
1. Anopheles tribus Anophelini
2. Aedes
3. Culex tribus Culicini
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
6/30
6
4. Mansonia
a) Tribus Anopelini
- Hanya satu genus yang penting dalam tribus ini yaitu Anopheles, karena sebagai
vector dari Plasmodium yang dapat menularkan penyakit Malaria.
- Morfologi :
o Palpus maksilaris nyamuk betina maupun nyamuk jantan sama panjang dengan
proboscis, namun pada yang jantan ujung palpus membesar seperti gada ( club-
shaped )
o Skutelum rata, tidak berlobus
o Abdomen tidak bersisik
o Nyamuk dewasa Anopheles hinggap dngan membentuk sudut
o Larva tidak mempunyai siphon (suatu saluran yang ujungnya terdapat corong
pernapasan untuk mengambil O 2), sehingga berada sejajr dengan permukaan air
o Mempunyai rambut palmata ( palmate hair ) dan rambut lateral yang bercabang
o Telur bentuk oval, mempunyai pelampung, terletak sejajar dengan permukaan
air dan diletakkan satu persatu.
b) Tribus Culicini
- Genus yang penting dalam tribus ini yaitu :
o Aedes, karena sebagai vector dari Virus Dengue yang dapat menularkan penyakit DHF/DBD
o Culex, karena sebagai vector yang dapat menularkan penyakit Filariasis,
Japanese encephalitis, ataupun St. Louis Encephalitis
o Mansonia, karena sebagai vector yang dapat menularkan penyakit Filariasis
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
7/30
7
- Morfologi :
o Palpus maksilaris nyamuk betina lebih pendek (kurang dari separuh) dari
proboscis
o Skutelum trilobi (berlobus)
o Abdomen bersisik lebar dan mendatar
o Nyamuk dewasa hinggap tidak membentuk sudut
o Nyamuk Aedes tubuhnya terdapat bercak hitam dan putih
c) Morfologi Anophelini dan Culicini
i. Kepala
a. Ciri Kepala Nyamuk Anopheles sp. Dewasa
- Tidak ada perbedaan panjang antara proboscis dengan palpus maxilaris
- Antena : Jantan berambut lebat (plumose), yang betina berambut panjang (pilose)
- Palpus Maxilaris :
Jantan : Segmen terakhir ujungnya membentuk seperti gada
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
8/30
8
Betina : Segmen terakhir ujungnya tidak membentuk seperti gada
b. Ciri kepala Nyamuk Aedes sp, Culex sp, dan M ansoni a sp Dewasa
- Terdapat perbedaan antara proboscis dengan palpus maxilaris.
- Antena : Jantan berambut lebat, yang betina berambut jarang
- Palpus Maxilaris :
Jantan : Lebih panjang dari proboscis
Betina : Lebih pendek dari proboscis
ii. Telur :
Anopheles : Oval. Dikanan kiri terdapat pelampung
Aedes : oval. Terdapat garis – garis seperti jala
Culex : Oval , disalah satu kutubnya terdapat operculum yang lancip
Mansoni : oval, salah satu ujungnya runcing
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
9/30
9
iii. Larva :
Aedes Culex Mansoni
Larva Anopheles
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
10/30
10
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
11/30
11
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
12/30
12
iv. Posisi Larva
a. Anophellinae
- Sejajar dengan permukaan air karena tidak mempunyai siphon (suatu saluran yang
diujungnya terdapat corong pernafasan untuk mengambil oksigen)
- Rambut bercabang , mempunyai sikat palmate
- Bentuk siphon : pendek, gemuk berwarna gelap dan terdapat 1 kelompok rambut
b. Cullicidae
Membentuk sudut dengan permukaan air.
Rambut seperti rumput, tidak bercabang, tidak mempunyai sikat palmate.
v. Bentuk Siphon :
Culex siphon panjang, terdapat 3 kelompok rambut
Aedes siphon pendek, gemuk, kelompok rambut
Mansoni siphon ujung lancip, 1 kelompok rambut
Nyamuk anopheles hinggap dengan membentuk sudut sedangkan culex, aedes dan mansoni
sejajar. Berbeda pada stadium larva
Nyamuk aedes tubuhnya terdapat bercak hitam dan putih
Nyamuk anopheles merupakan vector dari plasmodium, sedangkan nyamuk aedes adalah
vector dari virus dengue
Aedes sp
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
13/30
13
Cul ex sp
M ansonia sp
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
14/30
14
2. Ordo Pthiraptera
Famili Pediculidae
1. Pediculus humanus capitis (tuma kepala), dirambut kepala.
2. Pediculus humanus corporis = pediculus humanus (tuma badan)
di rambut badan.
3. Phthirus pubis (tuma kemaluan), di rambut pubis.
Morfologi Tumo
Morfologi pediculus humanus capitis sama dengan pediculus humanus
corporis, hanya ukuran Pediculus humanus capitis lebih kecil dan lebih
gelap di bagian bilateral.
Taksonomi :
Kelas : Insecta
Ordo : Phthiraptera
Subordo : Anoplura
Family : Pediculidae
Habitat :
Pediculus humanus capitis (tuma kepala) di rambut kepala
Pediculus humanus corporis (tuma badan) di rambut badan
Phthirus pubis (tuma kemaluan) di rambut pubis (kemaluan)
Penyakit yang bisa ditimbulkan oleh tuma adalah pedikulosis
Gejala klinik pediculosis :
Gatal – gatal akibat iritasi kulit oleh air liur tuma
Bila kronis, terjadi morbus errorum (Vagabond’s disease)
Gangguan tidur yang terus – menerus dapat menimbulkan depresi mental
Selain dapat menimbulkan pedikulosis, tuma dapat juga berperan sebagai vector
penular penyakit (hanya Pediculus humanus corporis). Penyakit yang ditularkan olehPediculus humanus corporis :
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
15/30
15
Epidemic typhus yang disebabkan oleh Rickettsia prowazeki
Epidemic relapsing fever yang disebabkan oleh Borrelia recurrentis
Trench fever yang disebabkan oleh Rickettsia quintana
Tersebar di seluruh dunia, terutama Negara – Negara beriklim dingin, dimana orang
sering berpakaian tebal, jarang mandi dan kurang memperhatikan kebersihan
badannya.
Penularan mudah sekali terjadi melalui hubungan langsung atau melalui barang –
barang pribadi yang dipakai bersama – sama, misal : topi, pakaian dalam, dan sisir.
Phthirus pubis lebih sering ditularkan melalui hubungan kelamin dibandingkandengan tuma – tuma lainnya.
Morfologi :
Morfologi Pediculus humanus capitis sama dengan Pediculus humanus
corporis, hanya saja ukuran Pediculus humanus capitis lebih kecil dan lebih
gelap di bagian lateral
Perbedaan morfologi Pediculus humanus dengan Phthirus pubis
Perbedaan Pediculus humanus Phthirus pubis
Bentuk badan Memanjang Membulat, seperti ketam
Kepala Ovoid, bersudut Segi empat
Batas ruas abdomen Jelas Tidak jelas
Ukuran kaki Sama besar Kaki 1< kaki 2 dan 3
Gambar :
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
16/30
16
PH Capitis PH Corporis Phthirus pubis
3. Ordo Hemiptera
Ada yang bersayap, ada yang tidak bersayap.
Sayap pertama tebal pangkalnya, ujung membranous.
Mulut : menusuk, menghisap
Probocis : Beruas-ruas, waktu istirahat melipat di thoraks.
A. Cimex Lectularis, Cimex Hemipterus (Kutu Busuk)
Taksonomi :
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Cimicidae
Habitat :
Cimex lectularis terutama terdapat di daerah subtropik
Cimex hemipterus lebih banyak dijumpai di daerah tropis
Hampir semua anggota Cimicidaemempunyai bau tidak enak
Cimex aktif mencari makanan pada malam hari, menghisap darah manusia atau
mamalia lainnya yang sangat dibutuhkannya dalam memproduksi telur. Siang hari ia
bersembunyi di celah – celah kayu, lubang – lubang kecil di tempat tidur atau dinding
Penyebaran yang berlangsung dari rumah ke rumah mudah terjadi melalui pakaian
atau barang – barang lainnya.
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
17/30
17
Gigitan Cimex akan menimbulkan bekas berwarna merah dan terasa gatal di daerah
tersebut
Pada anak – anak yang peka, dapat terjadi urtikaria sistemik dan bahkan pada
beberapa orang diantaranya dapat terjadi asma. Kejadian ini terjadi akibat alergi
terhadap air ludah yang dikeluarkan Cimex sebelum menghisap darah.
Dalam percobaan laboratorium dan hewan percobaan, diketahui Cimex dapat
menularkan penyakit yang disebabkan oleh :
Coxiella burnettii
Pasteurella tularensis
Leishmania donovani
Trypanosome cruzi
Morfologi :
Tidak bersayap, hanya ada sisa sayap depan
Bentuk tubuh lonjong, pipih dorso ventral
Tubuh tertutup rambut – rambut pendek
Mata majemuk
Antena langsing
Kaki mempunyai cakar di ujungnya
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
18/30
18
Gambar :
4. Ordo Siphonaptera .
Ocular bristle : Rambut pada mata
Comb : sisir, pada mulut : oral comb , thorak : thorakal comb
Pada segmen abdomen kedelapan atau kesembilan, pinjal betina mempunyai spermatheca
yaitu kantung yang berfungsi untuk menampung sperma yang jantan. Pada segmen kelima
atau keenam pinjal jantan dapat ditemukan Penis (Spring of Penis)
Perbedaan pinjal :
Genus Comb Ocular bristle Ciri khas
Xenopsylla
Pulex
Nosopsyllus
Cteocephalides
Tidak ada
Tidak ada
Thoracal
Oral & Thoracal
Depan mata
Bawah mata
Lebih dari satu
Terdapat sutura padamesopleuron
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
19/30
19
Perbedaan antara Ctenocephalides canis dengan Ctenocephalides felis :
Ctenocephalides felis Ctenocephalides Canis
Kepala betina
Spina oral cimb
Jumlah gigi sisir thoracal
comb
Panjang = 2 kali tinggi
Spina I = Spina II
16
Panjang < 2 kali tinggi
Spina I < Spina II
18
A. Ctenocephalides Canis, Ctenocephalides Felis, Pulex Irritans, Xenopsylla Cheopis
(Pinjal Tikus / Flea)
Taksonomi :
Kelas : Insecta
Ordo : Siphonaptera
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
20/30
20
Gigitannya dapat menimbulkan alergi dan dermatitis, namun pada anak – anak reaksi
gigitannya dapat menimbulkan akibat yang berat. Diantara golongan Pinjal, yang
sering menggigit adalah Ctenocephalides dan Pulex irritans.
Pinjal sebagai vector dari penyakit :
Xenopsylla cheopis dan Pulex irritans sebagai vector penyakit Pes (yang
disebabkan oleh Pasteurella pestis)
Xenopsylla cheopis sebagai vector dari penyakit Endemic typhus ( yang
disebabkan oleh Rickettsia mooseri)
Pinjal sebagai intermediate host :
Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis, dan Pulex irritans sebagai
intermediate host dari Dipylidium caninum
Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis, dan Pulex irritans, Xenopsylla
cheopis sebagai intermediate host dari Hymenolepis diminuta
Morfologi :
Tubuh pipih berukuran 1,5 – 4 mm, tidak bersayap
Mulut tersembunyi, berfungsi untuk menusuk dan menghisap
Mempunyai kaki – kaki yang panjang dan kuat untuk meloncat
Pada daerah dekat mata terdapat ocular bristle (rambut)
Mempunyai abdomen dengan 10 – 12 segmen :
Jantan : penis terdapat pada segmen abdomen ke-5 atau ke-6
Betina : spermatheca (yaitu kantung yang berfungsi untuk menampung
sperma jantan) terdapat pada segmen abdomen ke-8 atau ke-9
Comb (ctenidium) penting untuk identifikasi Pinjal
Genal comb terdapat di atas mulut
Thoracal (prenatal) comb terdapat di segmen pertama dari thoraks
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
21/30
21
Gambar :
Ctenocephalides Pulex irritans Xenopsylla cheopis
PROTOZOA
Terdiri dari kelas :
- Rhizopoda menggunakan pseudopodium (kaki palsu)
- Flagellate menggunakan flagel (bulu cambuk) yang dibantu dengan membrane
bergelombang
- Ciliate menggunakan cilium (bulu getar)
- Sporozoa
Kelas sporozoa
Plasmodium
Macam- macam plasmodium ;
1. Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertian benigna dengan gejala
demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam.
2. Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala
demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
22/30
22
3. Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika/ malaria tertian
maligna dengan gejala demam yang tidak teratur.
4. Plasmadium ovale, disebut malaria ovale, akan tetapi gejala demamnya lebih
ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium vivax.
Keempat contoh di atas adalah merupakan penyakit yang banyak
ditemukan serta menyerang manusia. Kita tahu bahwa siklus (daur) hidup
daripada Plasmodium melalui dua fase yaitu pada fase tubuh manusia dan
fase tubuh nyamuk
1. Plasmodium falciparumo Morfologi :
Trofozoit: Eritrosit berukuran normal Parasit bentuk cincin Sitoplasma tipiskariosom tipis
Makrogametosit : Bentuk seperti pisang Warna biru muda dengan butir kromatin kompak (padat)
ditengah berwarna merah tua dikelilingi oleh pigmen berwarna
coklat tua
Mikrogametosit: Bentuk seperti pisang Warna biru dengan butir kromatin kompak (padat) ditengah
berwarna merah tua dikelilingi oleh pigmen berwarna coklat
tua
Skizon muda: Mengisi hampis seluruh eritrosit Bentuk padat Kromatin banyak tak teratur Pigmen terrsebar
Skizon tua: Mengisi hamper memenuhi eritrosit
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
23/30
23
Bentuk bersegmen Merosoit 8-32 Pigmen berkumpul ditengah
o Patologi : Malaria tertian maligna
2. Plasmodium malariao Morfologi
Trofozoit muda Ukuran pada akhir stadium ini mengecil > 1/3 eritrosit Cincin padat, sitoplasma tebal Butir kromatin besar, tampak sebagai masa didalam cincin
Trofozoit tua
Bentuk seperti pita Pigmen kasar, warna coklat gelap
Makrogametosit Ukuran lebih kecil daripada sel darah merah Bentuk bulat, sitoplasma biru Butir kromarin berupa butir-butir halus
Pigmen tersebar warna coklat Mikrogametosit
Ukuran lebih kecil daripada sel darah merah Bentuk bulat, sitoplasma biru gelap Butir kromatin padat
Skizon muda Mengisi hampis seluruh eritrosit
Bentuk tidak ameboid Kromatin sedikit tidak beraturan
Skizon tua Hamper mengisi eritrosit Bentuk roset Merosoit 6-12, ukuran besar Pigmen berkumpul ditengah (coklat tua)
o Patologi : malaria quartana3. Plasmodium vivax
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
24/30
24
o Morfologi Trofozoid muda
Ukuran : 1/3 eritrosit
Bentuk cincin halus Kromatin titik halus, kadang-kadang dua
Trofozoid tua Ukuran besar Bentuk tidak teratur Vakuola jelas Kromatin titik atau benang
Pigman halus tersebar Makrogametosit
Memenuhi eritrosit yang membesar Bentuk bulat/ oval padat Sitoplasma biru tua Kromatin padat ditepi Pigmen kecil diperifer
Mikrogametosit Memenuhi eritrosit yang membesar Bentuk bulat/ oval padat Sitoplasma biru pucat Kromatin dikelilingi area tak berwarna Pigmen granula coklat menyebar
Skizon muda
Hamper mengisi seluruh eritrosit Bentuk agak amuboid Kromatin banyak tak teratur Pigmen tersebar
Skizon tua Mengisi penuh eritrosit Bentuk bersegmen
Merosoit 14-24
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
25/30
25
Pigmen berkumpul ditengah
o Patologi: malaria tertiana benigna
4. Plasmodium ovaleo Morfologi
Trofozoid muda Ukuran 1/3 eritrosit Bentuk cincin padat Kromatin padat, masa tampak jelas
Trofozoid tua Ukuran kecil
Bentuk rapat Vakuola tak jelas Kromatin kelompok tak teratur Pigmen kasarm tersebar
Makrogametosit Ukuran sebesar eritrosit Bentuk bulat padat
Sitoplasma biru tua Kromatin padat ditepi (seperti P. vivax) Pigmen kecil diperifer (seperti P. vivax)
Mikrogametosit Ukuran sebesar eritrosit Bentuk bulat padat Sitoplasma biru pucat
Kromatin dikelilingi area tak berwarna (seperti P. vivax) Pigman granula coklat menyebar (seperti P. vivax)
Skizon muda Mengisi hamper seluruh eritrosit Bentuk padat Kromatin sedikit tak teratur Pigmen tesebar
Skizon tua Mengisi penuh eritrosit
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
26/30
26
Bentuk bersegmen Merosoit 6-12 Pigmen berkumpul ditengah
o Patologi: Malaria ovale
Siklus Hidup Plasmodium Penyebab Malaria
http://kabehinfo.blogspot.com/2011/03/siklus-hidup-plasmodium-penyebab.htmlhttp://kabehinfo.blogspot.com/2011/03/siklus-hidup-plasmodium-penyebab.html
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
27/30
27
- Dalam siklus hidupnya plasmodium peneyebab malaria mempunyai dua hospes yaitu
pada manusia dan nyamuk. Siklus aseksual plasmodium yang berlangsung pada
manusia disebut skizogoni dan siklus seksual plasmodium yang membentuk sporozoit
didalam nyamuk disebut sporogoni.
- Siklus Hidup Plasmodium, Siklus aseksual
Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dimasukkan kedalam
darah manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga puluh menit jasad
tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai stadium eksoeritrositik dari pada
daur hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang
menjadi merozoit (10.000-30.000 merozoit, tergantung spesiesnya) . Sel hati yang
mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan bebas, sebagian di fagosit.
Oleh karena prosesnya terjadi sebelum memasuki eritrosit maka disebut stadium
preeritrositik atau eksoeritrositik yang berlangsung selama 2 minggu. Pada P. Vivax
dan Ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi
ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggaldidalam hati sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun,
akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kekambuhan).
- Siklus eritrositik dimulai saat merozoit memasuki sel-sel darah merah. Parasit tampak
sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma yang membesar, bentuk tidak
teratur dan mulai membentuk tropozoit , tropozoit berkembang menjadi skizon muda,
kemudian berkembang menjadi skizon matang dan membelah banyak menjadimerozoit . Dengan selesainya pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan
merozoit , pigmen dan sisa sel keluar dan memasuki plasma darah. Parasit memasuki
sel darah merah lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni . Beberapa merozoit
memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan lainnya membentuk gametosit yaitu
bentuk seksual (gametosit jantan dan betina) setelah melalui 2-3 siklus skizogoni
darah.
Siklus Hidup Plasmodium, Siklus seksual
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
28/30
28
Terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang
mengandung gametosit. Gametosit yang bersama darah tidak dicerna. Pada
makrogamet (jantan) kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak kepinggir
parasit. Dipinggir ini beberapa filamen dibentuk seperti cambuk dan bergerak aktif
disebut mikrogamet . Pembuahan terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam
makrogamet untuk membentuk zigot . Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek
disebut ookinet yang dapat menembus lapisan epitel dan membran basal dinding
lambung. Ditempat ini ookinet membesar dan disebut ookista . Didalam ookista
dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan
bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan
mulailah siklus pre eritrositik.
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
29/30
29
Pemeriksaan Darah (Sediaan Darah Tebal & Tipis)
PENDAHULUAN
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan rutin. Untuk bidang Parasitologi Kedokteran ada
2 buah pemeriksaan darah, yaitu pembuatan apus darah tebal dan apus darah tipis. Apus
darah tipis biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan darah rutin, namun pembuatan apus
darah tebal biasanya hanya dilakukan bila ada permintaan atau diminta berdasarkan indikasi
adanya kecenderungan diagnose sementara ke arah penyakit Malaria dan Filariasis.
Pemeriksaan ini hanya dilakukan secara mikroskopis.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat Object glass Mikroskop Rak pengecatan Pipet
LancetB. Bahan
Sediaan darah segar Larutan Giemsa (untuk pengecatan) Larutan Methanol 70% (fiksasi) Larutan Buffer Kapas (alcohol)
Air (yang mengalir) Minyak emersi
CARA KERJA
A. Pengambilan Darah Kapiler
1. Siapkan daerah yang akan diambil darahnya, yaitu jari tangan 2/3/4
2. Desinfeksi jari dengan kapas alcohol, biarkan mongering dengan sendirinya
3.
Tusuk jari tersebut dengan lancet
8/16/2019 Arthropoda Kedokteran
30/30
4. Tetesan darah yang pertama dibuang, kemudian tetesan darah kedua dan
seterusnya ditaruh di object glass
5. Setelah pengambilan darah selesai, tekan jari yang telah ditusuk dengan kapas
alcohol
B. Sediaan Apus Darah Tipis
1. Tetesan darah yang telah berada di object glass kemudian diratakan dengan
menggunakan object glass lainnya, kemudian keringkan dengan cara diangin –
anginkan.
2. Setelah kering sediaan difiksasi dengan methanol ± 1 – 2 menit, lalu keringkan
kembali
3. Setelah kering sediaan disiram dengan air dengan menggunakan pipet, lalu
keringkan kembali
4. Setelah itu object glass diletakkan di rak secara horizontal, lalu Giemsa
dituang di atasnya dengan hati – hati, diamkan selama ± 15 – 20 menit
5. Bilas dengan air yang mengalir secara pelan dan hati – hati, lalu keringkan
kembali
6. Setelah kering teteskan minyak emersi pada object glass lalu periksa di bawah
mikroskop dengan pembesaran 10 x 100
C. Sediaan Apus Darah Tebal
1. Tetesan darah yang telah berada di object glass kemudian diaduk dengan
menggunakan ujung object glass lainnya, sampai terbentuk sediaan darah
berdiameter ± 2 cm, kemudian keringkan dengan cara diangin – anginkan.
2. Setelah kering sediaan direndam dengan larutan Buffer, lalu keringkan
kembali
3. Setelah itu object glass diletakkan di rak secara horizontal, lalu Giemsa
dituang di atasnya dengan hati – hati, diamkan selama ± 15 – 20 menit
4. Bilas dengan air yang mengalir secara pelan dan hati – hati, lalu keringkan
kembali
5. Setelah kering teteskan minyak emersi pada object glass lalu periksa di bawah
mikroskop dengan pembesaran 10 x 100