ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUKSI TAHU PADA
INDUSTRI RUMAHAN PAMULANG JAYA 6 BERSAUDARA
TANGERANG SELATAN, BANTEN
Fadhil Herawan
11140920000066
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUKSI TAHU PADA
INDUSTRI RUMAHAN PAMULANG JAYA 6 BERSAUDARA
TANGERANG SELATAN, BANTEN
Fadhil Herawan
NIM : 11140920000066
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Maret 2019
Fadhil Herawan
11140920000066
Data Pribadi
Riyawat Pendidikan
Pengalaman Organisasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fadhil Herawan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal, Lahir : Jakarta 19 Juli 1996
Agama : Islam
Alamat : Komplek Depag Blok V/E2,
Bambu Apus Pamulang,
Tangerang Selatan
No. Handphone : 081294359015
Email : [email protected]
1. 2014 – 2018 : Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. 2011 – 2014 : SMAN 6 Kota Tangerang Selatan
3. 2008 – 2011 : SMPN 17 Kota Tangerang Selatan
4. 2002 – 2008 : SDN Pamulang Permai
5. 2001 – 2002 : TK Perwanida
1. 2011 - 2014 : Anggota Tim Futsal SMAN 6 Kota Tangerang Selatan
2. 2014 : Panitia Rujakustik Agribisnis UIN Jakarta
3. 2014 : Panitia Karya Tulis Ilmiah Agribisnis UIN Jakarta
4. 2014 - 2017 : Anggota Futsal Himpunan Mahasiswa Agribisnis UIN
Jakarta
5. 2014 - 2018 : Anggota Himpunan Mahasiswa Agribisnis UIN
Jakarta
6. 2016 : Pubdekdok dalam acara Gathering Goes to Campus
UI Exist Institute.
7. 2015 – 2018 : Wakil Ketua Remaja Musholla Al-Furqon Rt 04 Rw
07 Bambu Apus Pamulang
v
Pengalaman Pekerjaan
1. 2017 - 2019 : Freelance Canvasser Wakaf, Kurban, Zakat Dompet
Dhuafa
2. 2017 : Populi Center, Sebagai Surveyor Pemilu Daerah
Jakarta Barat
3. 2017 : PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Sebagai
Mahasiswa Magang, Bagian Manajemen Sumber
Daya manusia
4. 2018 : Admin di Lembaga Bimbel Excellent Institute (Exist)
5. 2019 : Volounteer Big Bad Wolf Indonesia dalam acara
Event Bazar Buku Sebagai Crew
RINGKASAN
Fadhil Herawan. Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu pada Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, Tangerang Selatan, Banten. Di bawah
bimbingan Ujang Maman dan Siti Rochaeni
Analisis Usahatani mampu mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara agar dapat lebih efektif
dan efisien demi menghasilkan atau memperoleh keuntungan yang tinggi. Hasil
dari perhitungan analisis usahatani yang dilakukan bisa bermanfaat untuk
dijadikan acuan ataupun perbandingan dalam mengetahui biaya-biaya apa saja
yang mempengaruhi pendapatan sebuah usaha.
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Mengetahui biaya produksi usaha
tahu. 2). Mengetahui Pendapatan yang diperoleh usaha produksi tahu. 3).
Menganalisis usaha produksi tahu dilihat dari R/C Rasio, B/C Rasio, dan Break
Event Point (BEP), Net Present Value (NPV), Analisis Sensitvitas (Switching
Value).
Penelitian ini dilakukan pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner yang
dikhususkan kepada pemilik usaha produksi tahu dan juga karyawannya. Data
sekunder meliputi gambaran umum daerah wilayah penelitian, data dari Badan
Pusat Statistik (BPS), Badan Pusat Statistik Tangerang Selatan (BPS TANGSEL),
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP), Jurnal, buku dan
Instansi terkait. Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan perhitungan
menggunakan B/C Rasio, R/C Rasio, Break Event Point (BEP), Net Present Value
(NPV), Analisis Sensitivitas (Switching Value). Pengolahan data menggunakan
Microsoft Excel dan kalkulator.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Biaya usaha produksi tahu
Industri Rumhan Pamulang Jaya 6 Bersaudara di Kota Tangerang Selatan sebesar
Rp 3.507.587.855,-/tahun. 2) Pendapatan usaha produksi tahu Industri Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara di Kota Tangerang Selatan sebesar Rp
1.140.334.545,-. 3) Analisis pendapatan usaha produksi tahu Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara di Kota Tangerang Selatan dari hasil rasio
penerimaan atas biaya (R/C rasio) sebesar 1,33 (layak), rasio keuntungan atas
biaya (B/C rasio) sebesar 0,33 (layak), BEP produksi/volume mendapatkan nilai
sebesar 140.303,51 Kg/tahun, sedangkan BEP harga mendapatkan nilai Rp
21.387,60 /Kg /tahun, Payback Period (PP) sebesar 0,44, Net Present Value
(NPV) yang diperoleh sebesar Rp. 532.217.768,-.
Secara keseluruhan hasil perhitungan analisis pendapatan, usaha produksi
tahu yang dilakukan oleh Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
menghasilkan pendapatan yang cukup besar selama tahun 2017 dan dapat
menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam proses produksi. Adapun
saran yang penulis berikan kepada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara yakni perlu menambah jumlah karyawan untuk meningkatkan
vii
produktifitas serta meningkatkan produksi tahu karena minat masyarakat dalam
mengkonsumsi tahu tiap tahunya selalu mengalami peningkatan
Kata Kunci : Biaya produksi, Pendapatan, Tingkat Pendapatan.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji dan syukur penulis ucapkan atas segala
karunia dan berkah yang diberikan Allah SWT, sehingga penulisan skripsi yang
berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu Pada Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, Tangerang Selatan, Banten” dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat serta salam penulis sampaikan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para
sahabat, dan kepada kita semua yang mengharapkan syafa’at-nya di hari kiamat
nanti.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini, baik dalam bentuk dukungan moril maupun materil. Terima kasih
kepada :
1. Keluarga penulis, Ayah Muchammad Amal Arif, Bunda Sri Herminarti,
Kakak Renzy Primadiansa dan Kakak Bunga Rezma yang telah senantiasa
memberi dukungan materi, motivasi, doa dan kasih sayang kepada penulis.
2. Keluarga Penulis lain Pak’de Madyo, Bude Madyo, Mba Prita, Mas Dedi dll
yang telah memberikan motivasi, membantu penulis megurus keperluan-
ix
keperluan dalam penyusunan awal penulisan skripsi sampai dengan
penyelesaian penulisan skripsi.
3. Bapak Dr. Ujang Maman, M. Si, dan Ibu Ir. Siti Rochaeni, M. Si, selaku
Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Dr.Ir. Iwan Aminudin M.Si, dan Bapak Ir. Junaidi, M.Si, selaku
Dosen Penguji skripsi yang telah memberikan nasihat, dukungan serta saran
yang baik pada saat sidang sampai menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env.Stud, selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS dan Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si
selaku ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Seluruh dosen dan staff program studi agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Ibu Neneng Handayani selaku Pemilik Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara, yang sudah mau membantu dalam penulisan skripsi dan
juga memperbolehkan melakukan penelitian di Pabrik Tahu PMJ 6
Bersaudara.
x
9. Mas Arif, dan Mas Henry selaku anak dari Ibu Neneng Handayani yang
mengurusi masalah keuangan dan juga dalam pengkoordinasian
pendistribusian produk tahu, yang telah membantu penulis, yang dengan
senang hati membagi ilmu mengenai proses pembuatan tahu, dan juga
berbagai macam alat yang digunakan untuk memproduksi tahu, serta
mendampingi penulis di lapangan selama melakukan penulisan Skripsi.
10. Mang Aziz, selaku pekerja Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara yang sudah mau mengajarkan dan memberikan informasi
terkait mengenai pembuatan tahu, yang telah membantu penulis dalam
penulisan skripsi.
11. Keluarga besar Almarhum Bapak Edy selaku suami dari Ibu Neneng
Handayani pemilik Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
(Serta Seluruh keluarga lainnya dan Karyawan terkait), yang telah banyak
membantu penulis dalam pengumpulan data dan pemberian informasi
terkait dalam penyelesaian penulisan Skripsi.
12. Kakak-kakak senior dan alumni atas semangat, motivasi, dukungan, serta
saran yang sangat mebangun kepada penulis dalam penyelesaian penulisan
skripsi.
13. Sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penulisan skripsi yaitu Afif
Riwandi, Dwiki Bahtiar, Aisyah Muhayani, Diah Nurhayani, Ika Aprilia,
Harianto, Khalida Imaniyah, Intan Kartika Putri, Niki Yuniarti, Truwansui,
Setiadi Amarullah, Bayu Pramono, Lussyana, Fergy Dyah Novianti,
Nuraini atas dukungan, semangat serta saran yang sangat memotivasi
xi
penulis untuk segera menyelesaikan penulisan Skripsi ini.
14. Keluarga besar Agribisnis 2014, terima kasih banyak atas kebersamaan,
do’a dan dukungan kepada penulis selama ini.
15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi, penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan mohon maaf apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan nama dan gelar kepada pihak-pihak tersebut. Besar harapan
penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para
pembaca. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Allamin. Barakallah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Maret 2019
Fadhil Herawan
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10
2.1. Agribisnis ...................................................................................... 10
2.2. Kedelai .......................................................................................... 11
2.3. Tahu .............................................................................................. 13
2.4. Manajemen Agribisnis ................................................................... 22
2.5. Pengertian Dan Fungsi-fungsi Manajemen .................................... 23
2.6. Aspek Manajemen dan Aspek Finansial ........................................ 24
2.6.1. Perencanaan Manajemen .................................................... 25 2.6.2. Pengorganisasian (Organizing) .......................................... 28
2.6.3. Kebutuhan Dana dan Sumbernya ........................................ 28 2.6.4. Aliran Kas (Cash Flow) ...................................................... 29
2.6.5. Biaya Modal (Cost Of Capital) ........................................... 29 2.6.6. Biaya Bahan Baku dan Persediaan ...................................... 30
2.6.7. Biaya Tenaga Kerja ............................................................ 30
2.7. Analisis Pendapatan Usaha ............................................................ 31
2.7.1. Pendapatan Usaha ............................................................... 31 2.7.2. Penerimaan Usaha .............................................................. 32
2.7.3. Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio) ........................... 32 2.7.4. Rasio Keuntungan dan Biaya (B/C Rasio) ........................... 33
xiii
2.7.5. Payback Period (PP) ........................................................... 33 2.7.6. Titik Pulang Pokok (Break Even Point) .............................. 34
2.7.7. Analisis Net Present Value (NPV) ...................................... 35 2.7.8. Analisis Sensitivitas (Switching Value) ............................... 35
2.7.9. Penyusutan ......................................................................... 37
2.8. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 37
2.9. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 44
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 44
3.2. Jenis dan Sumber Data................................................................... 44
3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 45
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 46
3.4.1. Analisis Deskriptif ............................................................. 46 3.4.2. Analisis Finansial ............................................................... 47
3.5 Analisis Pendapatan Usahatani ....................................................... 47
3.5.1. Analisis B/C Rasio .............................................................. 48
3.5.2. Analisis R/C Rasio .............................................................. 49 3.5.3. Payback Period .................................................................. 49
3.5.4. Break Event Point ( BEP) ................................................... 50 3.5.5. Analisis Net Present Value (NPV) ...................................... 51
3.5.6. Analisis Sensitivitas (Switching Value) ............................... 52
3.6. Batasan Penelitian ......................................................................... 52
3.7. Definisi Operasional ...................................................................... 53
BAB IV GAMBARAN UMUM ....................................................................... 55
4.1. Sejarah Perusahaan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara .................................................................................... 55
4.1.1. Lokasi Perusahaan .............................................................. 55 4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya Bersaudara ................................................................. 56
4.2. Lingkup Usaha Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara ............ 56
4.3. Struktur Organisasi Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara ..... 57
4.3.1. Tenaga Kerja Perusahaan ................................................... 57 4.3.2. Waktu Jam Kerja Perusahaan ............................................. 58
4.3.3. Kompensasi Karyawan ...................................................... 59
4.4. Fasilitas dan Teknologi Industri Rumahan Tahu Pamulang
xiv
Jaya 6 Bersaudara .......................................................................... 59
4.5. Kegiatan Produksi Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara .......................................................................... 61
4.5.1.Pembelian Bahan Baku ......................................................... 61
4.5.2.Sortasi Kedelai ..................................................................... 61 4.5.3.Perendaman dan Pencucian ................................................... 62
4.5.4.Penggilingan dan Perebusan ................................................. 62 4.5.5.Penyaringan .......................................................................... 63
4.5.6.Pencetakan dan Pemotongan ................................................. 63 4.5.7.Penggorengan Tahu .............................................................. 63
4.5.8.Pengemasan Tahu (Packaging) ............................................. 64 4.5.9.Distribusi dan Pemasaran ...................................................... 64
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 65
5.1. Pendapatan Usaha Pembuatan Tahu Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara ......................................................... 65
5.1.1. Biaya Usaha Produksi Tahu Industri Rumahan Pamulang
Jaya 6 Bersaudara ................................................................ 66
5.1.2 Biaya Operasional Produksi Tahu Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara ................................................ 73
5.2. Penerimaan Usaha Produksi Tahu Industri Rumahan Pamulang
Jaya 6 Bersaudara ......................................................................... 76
5.2.1. Penerimaan Usaha Produksi Tahu ........................................ 76 5.2.2. Penerimaan Usaha Penjualan Ampas Tahu ........................... 78
5.2.3. Penerimaan Usaha ProduksiTahu dan Ampas Tahu
Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara ................... 79
5.3. Pendapatan Usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ................................................................. 80
5.4. Analisis Pendapatan Usaha ............................................................ 81
5.4.1. Pendapatan Usaha Tahu ....................................................... 81
5.4.2. Analisis R/C Rasio ............................................................... 81 5.4.3. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) .............. 82
5.4.4. Analisis Payback Period....................................................... 83 5.4.5. Analisis Break Event Point (BEP) ........................................ 84
5.4.6. Analisis Net Present Value (NPV) ....................................... 86 5.4.7. Analisis Sensitivitas (Switching Value) ................................ 88
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 95
6.1. Kesimpulan ................................................................................... 95
6.2. Saran ............................................................................................. 97
xv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98
LAMPIRAN ................................................................................................... 100
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Rata-rata Konsumsi Per Kapita Perminggu Makanan Tahu
Tahun 2013-2017 .......................................................................................... 2
2. Harga Perkembangan Kedelai Impor Pada Tahun 2017 ................................. 4
3. Inflasi Bulanan Kota Tangerang Selatan 2017 ............................................... 5
4. Besaran Upah Minimum Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2017 ............. 6
5. Komposisi Gizi Kedelai .............................................................................. 12
6. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 40
7. Total Produksi Tahu pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Januari 2017- Desember 2017 ................................................... 66
8. Total Biaya Investasi Usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Januari 2017- Desember 2017 ................................................... 68
9. Biaya Bahan Baku Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Tahun 2017 ................................................................................................. 70
10. Biaya Bahan Pembantu Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 .............................................................................. 71
11. Biaya Tetap Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Tahun 2017 ................................................................................................. 74
12. Biaya Variable Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Tahun 2017 ................................................................................................. 75
13. Total Biaya Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Tahun 2017 ................................................................................................. 76
14. Penerimaan Dari Penjualan Produksi Tahu Tahun 2017 .............................. 77
15. Penerimaan Dari Penjualan Ampas Tahu Tahun 2017 ................................. 78
16. Total Penerimaan Usaha Produksi Tahu Pada Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017 ................................................... 79
xvii
17. Pendapatan Usaha Pengolahan Tahu Pada Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017 ................................................... 80
18. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) yang Diperoleh
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 ............... 82
19. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (B/C Rasio) yang Diperoleh
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 ............... 83
20. Payback Period yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 ..................................................................... 84
21. Analisis BEP Produksi yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 ..................................................... 85
22. Analisis BEP Harga yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 ..................................................... 86
23. Analisis NPV yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 ..................................................................... 87
24. Analisis Sensitiitas yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 berdasarkan Naik dan turun antara
Harga Bahan Baku dan Harga Jual Tahu ..................................................... 89
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya ........................................... 11
2. Mekanisme kerja dari fungsi-fungsi Manajemen ......................................... 23
3. Alur Pemikiran penelitian Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu ......... 43
4. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................... 58
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................. 101
2. Biaya Penyusutan Produksi Tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 104
3. Biaya Investasi Produksi Tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 105
4. Tingkat Inflasi Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ................................. 106
5. Upah & Gaji Karyawan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 107
6. Biaya Bahan Baku Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 108
7. Perhitungan Biaya Normal Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara 2017 ....................................................................................... 110
8. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 3,26 % Berdasarkan Inflasi Kota
Tangerang Selatan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 110
9. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 8 % Berdasarkan Asumsi Analisis
Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Tahun 2017 ............................................................................................... 111
10. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 10 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 111
11. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 15 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 112
12. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 3,26 % Berdasarkan Inflasi
Kota Tangerang Selatan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 112
13. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 8 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 113
xx
14. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 10 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 113
15. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 15% Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017 ............................................................................ 114
16. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik Tidak Layak 50 % Berdasarkan
Asumsi Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017 ................................................................. 114
17. Rincian Biaya Bahan Pembantu ................................................................ 115
18. Dokumentasi ............................................................................................. 116
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi
setiap manusia, dan dalam pemenuhannya di sini merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang telah dijamin dalam undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai sebuah komponen dasar untuk bisa mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Timmmer (1999, dalam
Prasetiyani, 2015:1) tidak ada suatu negara yang dapat mempertahankan proses
pertumbuhan ekonomi yang pesat tanpa terlebih dahulu memecahkan masalah
pangan. Pembangunan ekonomi dan sektor lainnya tanpa memperhatikan pangan
masyarakat yang berada di wilayahnya, tujuan dari pembangunan tersebut sulit
untuk terealisasi dengan baik bahkan mengarah pada kehancuran, dan sia-sialah
pembangunan yang di lakukan. Wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan
baik, namun keadaan pangannya rawan, bahkan kelaparan dimana-mana belum
bisa dikatakan sebagai wilayah tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu
pembangunan dan pemenuhan kebutuhan ketersediaan pangan menjadi syarat
mutlak bagi mewujudkan pembangunan dan ketahanan nasional.
Menurut Salim (2012:7) Tahu merupakan salah satu produk makanan
berbahan baku kedelai yang sudah sangat familiar dan dikenal sejak lama di
Indonesia. Tahu banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita
rasa yang nikmat, bergizi tinggi, dan harganya terjangkau. Tahu memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalori
2
dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E,
vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya
kerangka tulang). Tahu juga banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan tidak
banyak mengandung kolesterol sehingga sangat aman bagi kesehatan jantung.
Salah satu makanan utama pokok di Indonesia adalah tahu yang
merupakan makanan yang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Menurut
data Badan Pusat Statistik (2017:1), Rata-rata konsumsi per-kapita dalam kurun
waktu seminggu dapat dilihat bahwa angka konsumsi Tahu dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dan angka rata-rata konsumsi terbesar adalah pada tahun
2017 sebesar 0,157 Kg per-minggunya, dan angka rata-rata konsumsi terendah
pada tahun 2013 sebesar 0,135 kg per-minggunya yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Per Kapita Perminggu Tahu Tahun 2013-2017
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah
Dilihat dari data Badan Pusat Statistik Nasional Semakin tingginya
konsumsi kebutuhan makanan berupa tahu dalam kurun waktu seminggu dan juga
dilihat dari jangka waktu tahunan yang terus mengalami peningkatan pada setiap
tahunnya mengharuskan pemerintah untuk meningkatkan produksi makanan tahu,
karena minat masyarakat yang begitu besar dan disukai berbagai macam kalangan
masyarakat.
Salah satu Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
merupakan salah satu tempat yang memproduksi tahu, kemudian di distribusikan
kepada konsumen melalui pasar-pasar tradisonal yang berada di Tangerang
Jenis Bahan
Makanan Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Tahu Kg 0.135 0.136 0.144 0.151 0.157
3
Selatan dan sekitarnya. Industri rumahan tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara ini
dalam memproduksi tahu menggunakan bahan baku kedelai impor dari Amerika
dengan merek kacang kedelai cahaya mutiara (CM) dan juga bahan lainnya yang
menggunakan mesin dan nantinya akan menghasilkan produk berupa Tahu.
Tahu merupakan menu penting serta aman dikonsumsi oleh semua
golongan umur sebagai sumber protein yang relatif murah harganya, potensi pasar
tahu cukup besar dan berkembang terus seiring dengan berkembangnya bisnis
warung makan dan kuliner (Salim, 2012:7). Menurut Suadi (2000, dalam Yusniaji
& Widajanti, 2013:1), Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi yaitu
kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi di pengaruhi oleh
persediaan bahan baku.
Menurut data dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
(2017:1), mengenai harga kacang kedelai impor per-kg tahun 2017. Dapat dilihat
dari data tersebut bahwa harga kacang kedelai impor selama tahun 2017 harganya
stabil untuk harga kacang kedelai per-kg yang digunakan sebagai bahan utama
untuk menghasilkan produk makanan tahu.
Pendapatan sebuah usaha tahu sangat tergantung pada harga jual produk
dan biaya yang dikeluarkan untuk dapat memproduksi makanan tahu, semakin
tinggi harga jual produk dan semakin rendah biaya bahan baku yang dikeluarkan
maka semakin tinggi pendapatan usaha yang diperoleh sedangkan semakin rendah
harga jual produk dan semakin tinggi biaya bahan baku yang dikeluarkan maka
semakin rendah pendapatan usaha yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 2.
4
Tabel 2. Harga Perkembangan Kedelai Impor Pada Tahun 2017. yang dapat di
lihat di Tabel 2.
No Bulan Harga Kedelai (Rp/Kg)
1 Januari 10.700 2 Februari 10.750 3 Maret 10.700 4 April 10.600 5 Mei 10.600 6 Juni 10.600 7 Juli 10.700 8 Agustus 10.600 9 September 10.700 10 Oktober 10.700 11 November 10.700 12 Desember 10.700
7 Total 128.050
Rata-Rata 10.670,83 Sumber: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (2018), diolah
Menurut data dari Badan Pusat Statistik kota Tangerang Selatan (2017:1),
mengenai Inflasi dalam jangka waktu berdasarkan bulan dimulai dari bulan
Januari hingga bulan Desember. Dapat dilihat bahwa rata-rata Inflasi dalam kurun
waktu 1 tahun menghasilkan 0,27 %, dan inflasi terbesar pada bulan Januari
sebesar 0,98 % dan yang terendah pada bulan April sebesar -0,09 %. Berdasarkan
data dari tabel 3, perbedaan nilai inflasi bulanan Kota Tangerang Selatan yang
mengalami fluktuatif atau bisa dikatakan tidak stabil. Inflasi merupakan proses
yang menyebabkan harga-harga bahan baku dan lain-lain mengalami peningkatan
yang tidak menentu.
Pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara sendiri
menggunakan kacang kedelai impor, yang dapat dikatakan bahwa bahan baku
yang digunakan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara dengan
5
menggunakan kacang kedelai impor dan kemungkinan harganya bisa naik maupun
turun berdasarkan bahan baku yang di suplai oleh penyuplai yang menyesuaikan
harga kacang kedelai berdasarkan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,
dan pendapatan usaha yang diperoleh akan berbeda pada setiap bulannya dapat
dilihat pada tabel 3 dibawah.
Tabel 3. Inflasi Bulanan Kota Tangerang Selatan 2017
No Bulan Inflasi (%)
1 Januari 0.98
2 Februari 0.41
3 Maret 0.01
4 April -0.09
5 Mei 0.56
6 Juni 0.42
7 Juli 0.11
8 Agustus -0.06
9 September 0.09
10 Oktober 0.05
11 November 0.22
12 Desember 0.56
Total 3.26
Rata-Rata 0.27 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan (2018), diolah
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Banten (2017:1), dan berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Banten (2017:1), mengenai upah minimum kabupaten
Banten yang pada penelitian ini datanya hanya difokuskan di kota Tangerang
Selatan dari tahun (2013:2017). Dapat dilihat bahwa upah minimum kota
Tangerang Selatan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dan upah
minimum terbesar pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.270.936 , dan yang terendah
pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.200.000.
Berdasarkan data dari tabel 4, besaran upah minimum pekerja di kota
Tangerang Selatan yang mengalami kenaikan besaran upah tiap tahunnya. Pada
6
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara sendiri menggunakan tenaga
kerja yang berjumlah sekitar 15 orang yang bekerja berdasarkan divisi pekerjaan
masing-masing yang mencakup divisi produksi dan divisi distribusi & pemasaran.
Kenaikan besaran upah yang dialami di kota Tangerang Selatan setiap tahunya,
dapat mempengaruhi pendapatan usaha yang diperoleh Industri rumahan tahu
Pamulang 6 Jaya Bersaudara.
Tabel 4. Besaran Upah Minimum Kota Tangerang Selatan tahun 2013-2017
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan (2018), diolah
Berdasarkan data dari tabel 4, besaran upah minimum pekerja di kota
Tangerang Selatan yang mengalami kenaikan besaran upah tiap tahunnya. Pada
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara sendiri menggunakan tenaga
kerja yang berjumlah sekitar 15 orang yang bekerja berdasarkan divisi pekerjaan
masing-masing yang mencakup divisi produksi dan divisi distribusi & pemasaran.
Kenaikan besaran upah yang dialami di kota Tangerang Selatan setiap tahunya,
dapat mempengaruhi pendapatan usaha yang diperoleh Industri rumahan tahu
Pamulang 6 Jaya Bersaudara.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai “Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu pada Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, Tangerang Selatan, Banten”.
Analisis Pendapatan mampu untuk mengetahui alokasi biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara agar dapat
berjalan lebih efisien dan efektif demi memperoleh pendapatan atau keuntungan
Kota Besaran 2013 2014 2015 2016 2017
Tangerang
Selatan Rp
2.200.000 2.442.000 2.710.000 3.021.650 3.270.936
7
yang tinggi. Hasil dari perhitungan analisis pendapatan usaha yang dilakukan bisa
bermanfaat untuk dijadikan acuan dalam proses menghasilkan produk tahu bagi
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara dan mampu untuk
meningkatkan Pendapatan, meminimalkan biaya yang digunakan untuk
menghasilkan produk tahu.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di gambarkan oleh penulis
perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan pada usaha produksi tahu dan
mengetahui tingkat sensitivitas produksi tahu di Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara?
2. Berapa besarnya pendapatan usaha produksi tahu yang diperoleh Industri
Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara?
3. Berapa tingkat B/C Rasio, R/C Rasio, Payback Period (PP), Break Event
Point (BEP), Net Present Value (NPV), Analisis Sensitivitas pada usaha
produksi tahu di Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis jelaskan maka tujuan penulis
melakukan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui biaya yang dikeluarkan pada usaha produksi tahu.
2. Mengetahui Pendapatan yang diperoleh dari usaha produksi tahu.
8
3. Menganalisis prospek usaha produksi tahu dan menganalisis sensitivitas
usaha produksi tahu dilihat dari R/C Rasio, B/C Rasio, Break Event Point
(BEP), Payback Period (PP), Analisis Net Present Value (NPV), Analisis
Sensitivitas.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijabarkan di atas,
maka manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, dari penelitian ini perusahaan dapat mengetahui prospek
usaha produksi tahu dilihat dari perhitungan sensitivitas dan untuk
mengantisipasi kejadian tidak terduga yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan produk berupa tahu.
2. Bagi kalangan Akademisi dapat memberikan manfaat sebagai sumber bagi
penelitian selanjutnya, dan sumber informasi bagi pihak-pihak lain yang
membutuhkan terkait dengan pendapatan usaha.
3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan sebagai persyaratan untuk meraih
gelar sarjana Agribisnis pada program studi Agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bagi pembaca, pada umumnya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi terkait pengetahuan dibidang Agribisnis dalam
menganalisis pendapatan usaha produk tahu.
9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian studi kasus di
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara yang berfokus pada :
1. Penelitian ini terbatas pada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
untuk produk tahu.
2. Objek Penelitian ini adalah Pendapatan usaha produk tahu oleh Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
3. Data yang dianalisis adalah biaya dan penerimaan pada bulan Januari-
Desember 2017
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agribisnis
Agribisnis menurut Firdaus (2010:7) adalah keseluruhan kegiatan mulai
dari pengadaan sarana produksi pertanian sampai dengan tata niaga produk
pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya. Menurut Semaoen
(1996) dalam Siagian (2009:1) Agribisnis merupakan suatu kegiatan usaha yang
berkaitan dengan sektor Agribisnis, mencakup perusahaan-perusahaan pemasok
input Agribisnis, penghasil, pengolah produk Agribisnis, dan jasa pengangkutan,
jasa keuangan.
Agribisnis adalah sifat dari usaha yang berorientasi pada bisnis, yaitu yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Istilah yang dekat dengan agribisnis
adalah agro-industri, yang mencakup industri-industri yang berkaitan dengan
sektor agribisnis dalam arti luas, terdiri dari usaha agribisnis itu sendiri, dan
industri-industri yang mendukung dari sisi hulu dan sisi hilir.
Menurut Downey dan Erikson (1987) dalam Siagian (2009:2) Agribisnis
meliputi sektor bahan masukan usaha tani, produk yang memasok bahan masukan
usaha tani yang terlibat dalam bidang produksi, dan akhirnya menangani
pemrosesan, penyebaran, penjualan produk kepada konsumen akhir.
Gambar 1 sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Soehardjo (1997)
dalam Sa’id dan A. Harizt (2004:20-21) yang memandang bahwa agribisnis
sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa subsistem
11
SS IV
(Pemasaran)
S
S
I
S
S
II
SS
II
I
(Pengadaan
dan Penyaluran
Sasaran
Produksi)
(Produksi Primer) (Pengolahan)
Gambar 1. Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya
Sumber: Soehardjo (1997) dalam Sa’id dan A. Haritz (2004:21)
Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah
satu subsistem. Subsistem tersebut terdiri dari subsistem I (pengadaan dan
penyaluran sasaran produksi), subsistem II (produksi primer), subsistem III
(pengolahan), subsistem IV (pemasaran), dan lembaga penunjang agribisnis
(pertahanan, keuangan, penelitian, dan sebagainya).
2.2. Kedelai
Menurut Winarti (2010:137) kacang kedelai memiliki kandungan asam
lemak jenuh yang rendah, lemak kedelai mengandung 15% asam lemak jenuh,
sedangkan sekitar 60% lemak tidak jenuhnya berisi asam linolenat dan linolenat,
yang keduanya, diketahui membantu menyehatkan jantung dan mengurangi risiko
terkena kanker. Kacang kedelai kaya akan vitamin (vitamin A,E,K dan beberapa
Lembaga Penunjang Agribisnis
(Pertahanan, Keuangan, Penelitian, dan sebagainya)
(Pertahanan, Keuangan, Penelitian, dan
12
jenis vitamin B), dan mineral (K, Fe, Zn, dan P). Beberapa produk dari kedelai
utuh juga merupakan sumber serat makanan yang baik.
Sifat Nutrisi kedelai agak unik dibandingkan jenis kacang-kacangan yang
lain karena kedelai tinggi kandungan protein dan lemak, serta lebih rendah
kandungan karbohidratnya. Tabel dibawah ini menunjukkan Komposisi Gizi
Kedelai.
Tabel 5. Komposisi Gizi Kedelai
Komponen Kandungan dalam 100 g Ekstrak
jernih kedelai
Energi 145 kj (36 kkal)
Protein 3.2 g
Karbohidrat 3.0 g
Serat Kasar 0.1 mg
Lemak 1.5 g
Asam Lemak tidak jenuh Ganda
(PUFA)
Tinggi
Asam lemak jenuh Rendah
Kolesterol 0 mg
Vitamin A 41.2 IU
Vitamin C 0 mg
Thiamin (B1) 0.05 mg
Riboflavin (B2) 0.03 mg
Sodium 21.6 mg
Potassium 133.4 mg
Kalsium 21.6 mg
Besi 1.2 mg Sumber: Sri Winarti (2010:138) Makanan Fungsional
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa komposisi gizi kedelai
terdapat 16 macam yang termasuk energi, protein, karbohidrat, serat kasar, lemak,
Asam lemak, Vitamin A, Vitamin C, dll.
13
2.3. Tahu
Menurut Salim (2010 : 8), Tahu merupakan produk makanan yang berasal
dari China, tepatnya di daerah Tiongkok, yang berkembang sejak zaman Dinasti
Han sekitar 2.200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi) seorang
bangsawan, cucu dari kaisar Han Gouzu yang mendirikan Dinasti Han. Tahu
Selanjutnya dibawa oleh para perantau China, hingga makanan ini tersebar ke
Asia Timur dan Asia tenggara, pesat.
Di samping pasarnya cukup luas, Industri tahu juga dapat dikerjakan dalam
skala rumahan sehingga tidak membutuhkan investasi tinggi. Saat ini, Industri
tahu telah tersebar, hampir diseluruh Indonesia, baik di kota maupun di desa.
Berkembangnya industri tahu telah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat
dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
Di pasaran, terdapat beberapa jenis tahu antara lain tahu putih (mentah),
tahu kuning, tahu goreng, tahu sumedang, tahu bulat, dan lain-lain. Masing-
masing jenis tahu tersebut memiliki cita rasa yang berbeda dan memiliki pangsa
pasar sendiri-sendiri. Proses pembuatan untuk masing-masing jenis tahu sedikit
berbeda. Tahu sudah menjadi menu masakan favorit yang banyak kita jumpai dari
warung kelas warteg hingga restoran papan atas. Selain sebagai menu masakan
lauk-pauk, tahu telah diolah menjadi berbagai aneka produk makanan khas seperti
tahu, bakso, siomay, tahu goreng, tahu gejrot, gado-gado, dan aneka camilan
seperti keripik tahu dan lain-lain.
Potensi pasar tahu cukup besar dan berkembang terus seiring dengan
berkembangnya bisnis warung makan dan kuliner. Oleh karena itu, peluang usaha
14
tahu masih terbuka cukup lebar bagi para pemain baru. Untuk mampu bersaing
dengan produk tahu yang sudah beredar di pasaran, maka kita harus menghasilkan
tahu dengan kualitas yang baik dan cita rasa yang inovatif. Tahu juga dapat
dikembangkan menjadi produk tahan lama seperti kerupuk kulit tahu yang
prospek pasarnya cukup bagus.
Menurut Deddy (2010:39) Tahu merupakan bahan pangan menyehatkan
yang telah dikonsumsi masyarakat Asia sejak ribuan tahun yang lalu, Menurut
catatan sejarah, tahu pertama kali di produksi dan dikonsumsi sejak 2000 tahun
yang lalu di Cina. Catatan tertua mengenai tahu juga ditemukan di Cina sekitar
1500 tahun sebelum masehi, dalam suatu puisi “Ode to tofu” yang di tulis oleh Su
Ping. Dari negeri Cina tersebut, kemudian tahu berkembang di Negara-negara
Asia lainnya, misalnya Jepang, termasuk Indonesia.
Tahu dikenal juga sebagai “soybean curd”. Suatu bahan pangan bertekstur
lunak mirip keju yang di produksi dengan cara mengendapkan susu kedelai
menggunakan suatu kougulan. Tahu mempunyai citarasa yang netral (bland
tasting), tetapi dapat dengan mudah menyerap (mengabsorsi) flavor dari
sekelilingnya misalnya dari bumbu atau ingredient lain.
Pembuatan tahu terdiri dari dua langkah utama, yaitu; (1) pembuatan susu
kedelai dan (2) kougulasi susu kedelai tersebut untuk membentuk endapan
protein (curds) yang kemudian dipres untuk memperoleh tahu. Dalam pembuatan
tahu penting diperhatikan agar digunakan bahan mentah yang benar-benar bersih
(hanya sedikit mengandung bahan-bahan asing atau kedelai pecah) dan
mencucinya sebersih mungkin. Kedelai yang kurang bersih akan menghasilkan
15
tahu yang berasa pahit, warnanya gelap, dan daya tahan simpan yang pendek.
Selain itu, kedelai yang kotor akan menyulitkan dalam pengolahan, misalnya
tertutupnya pori-pori kain pada waktu penyaringan, demikian pula adanya batu
atau logam akan merusak alat penggilingan.
Menurut Sediaoetama (1999:123) Tahu adalah ekstrak protein kacang
kedelai. Dari namanya dapat dikenal bahwa cara mengolah ini berasal dari orang-
orang Cina. Tahu dikenal dan popular di Negara-negara Asia, seperti Cina, Jepang
dan Negara-negara anggota ASEAN. Dengan migrasinya orang-orang Asia ke
Eropa dan Amerika, tahu mulai juga menyebar ke Negara-negara tersebut.
Tahu lebih banyak mengandung kadar protein dan sedikit karbohidrat, dan
mempunyai nilai gizi dan digestibilitas sangat baik. Pada umumnya tahu
diperdagangkan segar, tetapi ada juga yang dijual setelah diolah menjadi makanan
yang siap untuk dikonsumsi secara langsung (kripik tahu). Kripik tahu tidak
sepopuler kripik tempe. Tahu dapat diolah di dapur rumah tangga dalam berbagai
jenis masakan, seperti digoreng , dan dimasak berbagai macam seperti tempe.
Dalam pembuatan tahu, kacang kedelai mentah dikuliti dan direndam
dengan air dingin beberapa lama agar menjadi lebih lunak, lalu dibersihkan dari
kulitnya. Dulu membersihkan kulit kacang ini dengan di injak-injak, tetapi
sekarang dilakukan dengan mempergunakan alat mekanis, sehingga lebih
hygienis. Kacang yang sudah menjadi agak berputar, sedangkan kacang melalui
lubang di bagian tengah batu yang di sebelah atas di alirkan dengan diberi air
sedikit demi sedikit. Maka dari celah antara kedua batu penggiling itu keluar
16
cairan berwarna putih seperti susu, yang ditampung dalam sebuah bejana.
Hancuran kacang ini disaring dan dikeluarkan ampasnya.
Tahu harus segera dijual karena daya simpannya terbatas, akan cepat
membusuk sehingga tidak dapat di konsumsi. Permukaan tahu menjadi berlendir
karena kontaminasi bakterial. Harga tahu biasanya lebih mahal sedikit dibanding
dengan tempe padahal nilai gizi tempe lebih tinggi dibandingkan dengan tahu.
Zat-zat gizi tempe lebih lengkap daripada tahu dan daya cernanya pun sangat baik.
Menurut Emil (2010:10) Industri tahu umumnya merupakan industri skala
rumahan dengan jumlah tenaga kerja sedikit dan investasi yang diperlukan tidak
terlalu besar. Proses produksi tahu sederhana dan mudah dipelajari sehingga
industri tahu dapat dijalankan oleh siapa saja. Industri tahu juga tidak memerlukan
tempat produksi yang luas dan dapat dijalankan di area perkampungan maupun
perkotaan asalkan limbahnya ditangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan
pencemaran.
Secara umum proses produksi tahu hampir sama, yaitu sortasi,
perendaman, pencucian, penggilingan dan pengenceran, perebusan, penyaringan,
penggumpalan, pencetakan, pengirisan, pengemasan. Pada tahapan proses
penggumpalan, para pengrajin tahu dapat berbeda-beda, hal ini dapat
mempengaruhi cita rasa maupun tekstur tahu yang dihasilkan . Beberapa bahan
penggumpal dalam proses produksi tahu antara lain cairan hasil pengepresan yang
didiamkan, asam asetat (asam cuka), GDL menghasilkan tahu yang teksturnya
sangat lunak dan popular di Indonesia dengan nama Tahu Sutra.
17
Proses produksi merupakan aspek penting yang harus dikuasai agar usaha
dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, penguasaan teknik produksi yang baik
akan menentukan kualitas tahu yang dihasilkan. Sebelum proses produksi
dilakukan, maka kita harus merencanakan terlebih dahulu jenis tahu yang akan
diproduksi, lokasi produksi, kapasitas produksi, kelayakan usaha secara finansial,
kebutuhan bahan baku, dan alat. Untuk memproduksi tahu, maka dibutuhkan
bahan dan alat sebagai berikut :
Bahan :
1). Kedelai 50 Kg per hari
2). Air
3). Asam asetat (asam cuka)
Alat :
1). Ember Besar
2). Tampah (Nyiru)
3). Kain Halus
4). Kayu Pengaduk
5). Cetakan terbuat dari papan kayu
6). Keranjang
7). Tungku perebusan dan bak penggumpalan terbuat semen
8). Mesin Penggiling
9). Pisau Pemotong
10). Penggaris stainless
Cara Pembuatan :
18
1. Sortasi Kedelai
Kedelai yang akan diproses disortasi lebih dahulu agar dihasilkan tahu
dengan kualitas yang baik. Sortasi dilakukan untuk menghilangkan kotoran-
kotoran seperti batu-batuan kecil, daun-daunan, atau batang tanaman yang
terbawa pada kedelai, atau yang cacat. Dalam proses pembuatan tahu hanya
kedelai yang memiliki kualitas bagus yang digunakan. Penyortiran dilakukan
secara manual.
2. Perendamaan
Kedelai yang telah disortasi, kemudian direndam dengan menggunakan air
bersih selama kurang lebih 7 jam. Perendaman sebaiknya dilakukan pada malam
hari, sehingga pada esok harinya dapat dilakukan proses penggilingan. Selama
perendaman hindarkan terkontaminasi bahan kimia seperti sabun, kaporit, terkena
garam, minyak, atau bahan kimia berbahaya lainnya. Kontaminasi bahan-bahan
kimia dapat menyebabkan menurunnya kualitas produk atau produk menjadi tidak
layak konsumsi karena cemaran bahan kimia berbahaya. Proses perendaman dapat
dilakukan dengan menggunakan ember plastic atau drum. Perendaman yang
terlalu lama akan memberikan sifat asam yang berebihan.
3. Pencucian
Setelah kedelai direndam sehingga kedelai tampak bertambah besar
ukuran volumenya dan lunak, langkah selanjutnya adalah dilakukan pencucian.
Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air mengalir menggunakan
nyiru terbuat dari bambu. Pencucian yang kurang bersih menyebabkan tahu yang
dihasilkan memiliki cita rasa yang kurang enak, terasa asam, dan mudah basi. Air
19
yang digunakan dalam proses pencucian dapat menggunakan air sumur atau
ledeng.
4. Penggilingan
Penggilingan adalah proses penghancuran kedelai menjadi bubur kedelai
dengan menggunakan mesin. Kedelai yang telah direndam dan dicuci kemudian
digiling dengan menggunakan mesin, bersamaan dengan itu sambil ditambahkan
air sedikit demi sedikit melalui kran hingga dihasilkan bubur kedelai yang
berwarna kuning. Bubur kedelai tersebut ditampung dengan menggunakan ember
dan siap untuk direbus. Mesin penggiling yang digunakan sebaiknya disesuaikan
dengan kapasitas produksinya. Untuk menjaga kebersihan mesin, setelah
pemakaian lakukan pencucian dengan bersih agar sisa-sisa bubur kedelai yang
menempel pada mesin tidak menjadi media tumbuh mikroba.
5. Perebusan
Bubur kedelai hasil penggilingan selanjutnya direbus dengan
menggunakan tungku berbahan bakar kayu, sekam, atau sisa gergajian.
Penggunaan bahan bakar tersebut lebih efisien dan lebih cepat dibandingkan
dengan menggunakan gas. Tungku perebusan berupa bak terbuat dari semen yang
didalamnya dilapisi bahan stainless dengan diameter 1 m dan tinggi kurang lebih
1,2 – 1,5 m. Perebusan dilakukan sampai mendidih, lakukan pengenceran dengan
menambahkan air 8 kali bubur kedelai. Selama proses perebusan, lakukan
pengadukan terus-menerus dan dibuang buihnya. Usahakan agar pemanasan
stabil. Tungku perebusan tersebut mampu menebus 7-10 kg bahan baku kedelai
20
tiap kali proses perebusan. Jika tiap hari produksi 50 kg bahan baku kedelai, maka
proses perebusan dilakukan 5-7 kali per hari.
6. Penyaringan
Larutan bubur kedelai yang sudah masak, kemudian disaring dengan
menggunakan kain halus, hasil endapanya ditampung dalam sebuah bak semen
yang bagian dalamnya dilapisi bahan stainless. Lakukan pemerasan atau
pengepresan sehingga sari kedelai dapat terpisahkan dengan optimal, kemudian
pisahkan ampasnya.
7. Penggumpalan
Sari kedelai yang telah tertampung kemudian ditambahkan air, larutkan 3
ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diaduk
perlahan-lahan . Asam cuka kadar 70-90% berfungsi membantu dalam
penggumpalan sari kedelai. Bubur tahu yang telah menggumpal akan mengendap.
Proses pengumpulan untuk proses berikutnya, dapat dilakukan secara alami yaitu
dengan menggunakan limbah cair proses produksi tahu yang telah didiamkan
kurang lebih 2 hari sebelumnya, dengan cara mencampurkan limbah cair proses
produksi sebelumnya dengan bubur tahu pada proses pengendapan dengan
perbandingan 1 : 4.
8. Pencetakan
Pencetakan dilakukan dengan teknik pengepresan menggunakan cetakan
yang terbuat dari kayu berukuran luasnya 40 cm x 40 cm x 15 cm. Siapkan papan
cetakan kosong, letakkan kain halus dan tipis di atasnya. Kemudian, sari kedelai
dituangkan ke cetakan yang sudah dilapisi kain tipis tersebut hingga hampir
21
penuh, kemudian sisa kain ditutupkan pada bagian atas sari kedelai tersebut.
Setelah itu, bagian atasnya ditutup dengan papan kayu, cetakan dapat disusun 2-5
unit papan cetakan dan cetakan paling atas diberi pemberat dengan menggunakan
ember yang diisi air.
Pencetakkan membutuhkan waktu kurang lebih 15-20 menit. Selama
proses pengepresan, air akan keluar melalui lubang-lubang pada tiap bagian
samping papan cetakan. Air tahu tersebut dialirkan ke tempat pembuangan atau di
tampung. Air tahu yang dibiarkan untuk membantu proses penggumpalan tahu
sehingga tidak memerlukan bahan kimia untuk proses penggumpalan.
9. Pemotongan
Sari kedelai yang telah dipres dan menjadi tahu dalam bentuk lembaran
sesuai dengan ukuran cetakannya dipindahkan bersama papan cetakannya dan
disusun dengan rapi dalam ruang pemotongan. Pemotongan harus dilakukan
segera sehingga tahu tidak menjadi lembek dan basi. Tahu yang masih lembaran,
berwarna kuning tersebut dipotong-potong dengan menggunakan pisau stainless
yang tajam. Gunakan penggaris stainless untuk mengukur ketebalan tahu ukuran
dapat disesuaikan dengan kesukaan konsumen. Tahu yang telah terpotong-potong
tersebut kemudian ditampung dalam ember untuk diproses selanjutnya.
10. Pengukusan Tahu
Tahu yang telah dipotong-potong menjadi persegi empat, kemudian
dikukus dengan menggunakan panci sehingga diperoleh tahu yang siap konsumsi.
Pengukusan ini dilakukan hingga tanak sehingga tahu menjadi lebih tahan lama
dibandingkan jika tidak dilakukan pengukusan. Jika kita menghendaki tahu
22
berwarna kuning tahu yang sudah di potong-potong direbus dengan menambahkan
bumbu, kemudian direndam dalam air sehingga diperoleh tahu goreng dengan
cita rasa nikmat siap konsumsi. Konsumen memiliki preferensi/kesukaan jenis
tahu yang berbeda. Oleh karena itu, kita dapat memproduksi lebih dari satu jenis
produk sehingga dapat menangkap peluang pasar lebih luas.
11. Pengemasan
Tahu yang telah dikukus kurang lebih 20 menit kemudian dikemas dengan
menggunakan plastik yang ditambah air agar tahu dapat bertahan kurang lebih 2-3
hari. Jika kita ingin memasarkan produk tahu ke supermarket dengan segmen
pasar menengah ke atas, maka produk kita harus memiliki tampilan yang menarik
selain cita rasanya enak. Agar produk tahu yang dipasarkan memiliki tampilan
yang menarik, maka sebaiknya dikemas dengan alat kemasan sealer, disablon, dan
menyertakan merk dan P-IRT.
2.4. Manajemen Agribisnis
Manajemen Agribisnis menurut Firdaus (2010:21), adalah penerapan
manajemen dalam sistem agribisnis yang mencakup berbagai aspek manajemen
seperti pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan manajemen,
prinsip-prinsip manajemen, dan bidang-bidang manajemen, dengan mengaitkan
ilmu pertanian dan juga ilmu pengambilan keputusan.
Manajemen Agribisnis menurut Siagian (2009:8), adalah suatu kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh
23
setiap organisasi guna mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2.5. Pengertian Dan Fungsi-fungsi Manajemen
Menurut George R. Terry dalam buku Manajemen Agribisnis Firdaus
(2010:23) menyatakan bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas yang
dimulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
sudah ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber-sumber daya lain.
Menurut Firdaus (2010:24) Fungsi-fungsi manajemen di dalam perusahaan
melakukan bermacam-macam kegiatan sebagai bagian dari proses operasional.
Dibawah ini merupakan gambar mekanisme kerja dan fungsi-fungsi manajemen.
Gambar 2. Mekanisme kerja dari fungsi-fungsi Manajemen Sumber: Firdaus (2010) dalam buku Manajemen Agribisnis
Informasi
Basic Resources
The 6 M’s
1. Men/Manusia
2. Money/Uang
3. Materials/Material
4. Mechines/Mesin
5. Methods/Metode
6. Market/Pasar
Fungsi Manajemen
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengordinasian
5. Pengawasan
Tujuan
Dan
Sasaran
24
Kegiatan yang dilakukan tersebut antara lain membeli bahan mentah,
berproduksi, memasarkan barang/jasa, melakukan kegiatan-kegiatan personalia,
dan administrasi. Fungsi-fungsi Manajemen sendiri terdiri atas :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengarahan (Directing)
4. Pengkoordinasian (Coordinating), dan
5. Pengawasan (Controlling)
Secara keseluruhan mekanisme kerja dari fungsi-fungsi manajemen yang
mencakup perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Directing), Pengordinasian (Coordinating), dan pengawasan (Controlling), yang
mencakup 6 M (Manusia,Uang,Material,Metode,Mesin, Pasar),yang nantinya
untuk menemukan tujuan dan sasaran dapat dilihat pada gambar 2 diatas.
2.6. Aspek Manajemen dan Aspek Finansial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:88) untuk memenuhi kebutuhan
investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana. Sumber dana yang dicari
dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau dengan modal
pinjaman (modal asing). Masing-masing modal memiliki keuntungan dan
kerugian hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk
memperolehnya dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:168) Aspek Manajemen dan Organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha
25
karena walaupun satu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa
didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan
mengalami kegagalan.
2.6.1. Perencanaan Manajemen
Menurut Husein Umar ( 2001 : 115) Perencanaan Manajemen dalam
pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis
adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Ia berfungsi untuk aktivitas–
aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalia. Dalam
menyusun suatu perencanaan, hendaknya ia dapat dikaji dari beberapa sisi,
seperti: sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan itu
sendiri, sisi jangka waktu pelaksanaan yang akan di-cover oleh perencanaan, dan
sisi tingkatan perencanaan. Setelah itu, buatlah suatu rekomendasi, berupa hasil
studi yang menyatakan bahwa ide bisnis dapat direncanakan atau tidak. Paparan
pendekatan-pendeketan di atas disajikan seperti berikut ini.
1. Pendekatan dalam membuat perencanaan
Proses pembuatan suatu rencana dapat dilakukan dengan beberapa
alternative pendekatan. Terdapat empat macam pendekatan dalam pembuatan
suatu perencanaan yaitu
a. Pendekatan atas bawah
b. Pendekatan bawah atas
c. Pendekatan campuran
d. Pendekatan kelompok
26
2. Fungsi Perencanaan dan rencana
Sudah dijelaskan di bagian atas bahwa hasil dari suatu perencanaan adalah
suatu rencana atau rencana-rencana. Rencana-rencana sangat bermanfaat bagi
proses manajemen. Pada fungsi perencanaan dan rencana terdapat enam fungsi
utama rencana atau perencanaan manajemen suatu organisasi yaitu
a. Penerjemah kebijakan Umum
b. Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
c. Berfungsi Ekonomi
d. Memastikan suatu kegiatan
e. Alat Koordinasi
f. Alat/Sarana Pengawasan
3. Macam-macam Perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana-rencana dapat
dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat
rencana serta dari sisi tingkatan manajemen, yaitu dari sisi strategis dan
operasional. Penjelasanya dilihat dari berbagai macam aspek seperti sisi jangka
waktu dan sisi tingkatan manajemen seperti :
a. Perencanaan jangka panjang
b. Perencanaan jangka menengah
c. Perencanaan jangka pendek
d. Perencanaan strategis
e. Perencanaan operasional
27
4. Program Kerja
Penyusunan suatu perencanaan jangka pendek dan penerapannya dalam
bentuk program kerja perlu memperhatikan anggarannya. Untuk membuat
program kerja yang baik, dapat digunakan beberapa teknik. Teknik-teknik yang
sudah umum dipakai, terutama dalam rangka mengoptimalisasi sumber daya
organisasi yang akan digunakan seperti :
a. Tehnik Gantt Chart dan Gantt Milestone Chart
b. Tehnik PERT dan NWP
c. Tehnik PKT, PIP dan APP
5. Anggaran
Anggaran adalah rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk
angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk periode tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran sering pula
disebut sebagai rencana keuangan. Didalam anggaran , satuan kegiatan dan satuan
uang menempati posisi penting karena segala kegiatan akan dikuantifikasikan
dalam bentuk uang. Manfaat anggaran bagi perusahaan antara lain; membuktikan
adanya perencanaan perusahaan yang terpadu, sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan perusahaan, alat koordinasi kerja, alat pengawasan kerja, dan sebagai alat
evaluasi kegiatan perusahaan. Dengan semua manfaat itu diharapkan anggaran
dapat membantu manajemen melaksanakan dan mengendalikan operasional
perusahaan. Akan tetapi hendaknya penyusunan anggaran, agar kegunaanya
optimal, hendaklah realistis, luwes dan butuh perhatian yang kontinyu.
28
2.6.2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian sama saja dengan aspek perencanaan, pengorganisasian
untuk kedua kegiatan pokok, yaitu membangun proyek maupun
mengimplementasikan bisnis secara rutin, hendaknya dikaji dari beberapa sisi,
seperti bagaimana langkah-langkah dalam pengorganisasian, bagaimana asas
organisasi yang hendaknya dipilih, bagaimana struktur organisasi yang dirancang,
dan bagaimana prestasi organisasi yang di inginkan. Setelah dilakukan pengkajian
berdasarkan aspek-aspek ini, hendaknya di akhiri dengan suatu rekomendasi,
berupa hasil studi yang menyatakan bahwa rencana pengorganisasian dapat
diterima atau tidak.
2.6.3. Kebutuhan Dana dan Sumbernya
Menurut Husein Umar (2001:178) Kebutuhan dana dgiunakan untuk
merealisasikan proyek sebuah bisnis. Maka setiap perusahaan membutuhkan dana
untuk investasi. Dana tersebut diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud
seperti, tanah, bangunan, pabrik, dan mesin-mesin serta aktiva tetap tak berwujud
seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasi.
Disamping untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, yang
diartikan sebagai modal kerja bruto (menunjukkan semua investasi yang
diperlukan untuk aktiva lancar). Menghitung modal kerja dapat menggunakan
metode yang didasarkan pada waktu yang diperlukan dana sejak keluar dari kas
sampai kembali menjadi kas.
Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu
ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan
29
dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak
menimbulkan masalah bagi perusahaan yang mensponsorinya.
2.6.4. Aliran Kas (Cash Flow)
Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
penggunaan-penggunaannya. Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau
merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Prinsip
kehati-hatian perlu diterapkan dalam menentukan tingkat likuiditas ini, karena
jika tingkat likuiditasnya rendah, keuntungan yang didapat perusahaa juga rendah,
begitu pula sebaliknya, jika tingkat likuiditasnya rendah atau jumlah kas sedikit
disebabkan misalnya oleh perputaran kas yang tinggi, memang akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar, tetapi menjadi tidak likuid jika terjadi kebutuhan
secara mendadak.
2.6.5. Biaya Modal (Cost Of Capital)
Konsep Cost Of Capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal)
dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya rill dari masing-masing
sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Kita perlu menentukan biaya
penggunaan modal rata rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai, sehingga
berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cutt off rate) dari
proyek bisnis ini dapat diketahui.
30
2.6.6. Biaya Bahan Baku dan Persediaan
Menurut Widilestariningtyas (2012:114) Transaksi pembelian lokal bahan
baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang,
dan akutansi. Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan
pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur
pencatatan penerimaan barang digudang, dan prosedur pencatatan utang.
Menurut Kasmir (2010:258) Sediaan merupakan salah satu aspek yang
sangat penting untuk dikelola oleh perusahaan, di samping aspek lainnya. Bagi
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang, maka kebutuhan
sediaan guna menunjang proses produksi sangat diperlukan sediaan, baik berupa
bahan mentah atau bahan setengah jadi. Pengertian sediaan adalah sejumlah
barang yang harus disediakan oleh perusahaan pada suatu tempat tertentu. Artinya
adanya sejumlah barang yang disediakan perusahaan guna memenuhi kebutuhan
produksi atau penjualan barang dagangan.
2.6.7. Biaya Tenaga Kerja
Menurut Widilestariningtyas (2012:130) Tenaga kerja merupakan usaha
fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya
Tenaga Kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut. Biaya tenaga kerja sendiri dibagi menjadi 3 golongan yaitu,
Biaya tenaga kerja produksi, Biaya tenaga kerja pemasaran, Biaya tenaga kerja
administrasi dan umum.
Menurut Riani (2013:130) Gaji adalah imbalan kerja yang tetap untuk
setiap periode tanpa menghiraukan jumlah jam kerja. Sedangkan upah adalah
31
imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan pada jumlah waktu kerja
yang sudah dijalankan pada saat bekerja terhitung dari awal mula pertama bekerja.
2.7. Analisis Pendapatan Usaha
Pendapatan merupakan balas jasa terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi. Menurut Soekartawi (1986:57) Pendapatan Usaha adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya. Fungsi pendapatan harus memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan kegiatan usaha lanjutan. Pendapatan usaha dibedakan
menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan
atau penerimaan usaha merupakan perkalian antara produksi dengan harga jual.
Didalam pendapatan usaha mencakup juga total biaya yang dikeluarkan selama
melakukan proses produksi.
2.7.1. Pendapatan Usaha
Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.
Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa (Kasmir dan
Jakfar, 2007 :85). Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:85), ada dua konsep tentang
pendapatan yaitu:
1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan.
2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya.
32
Menurut Padangaran (2013:97) analisis pendapatan dapat dijadikan
indikator mengenai sejauh mana perusahaan yang sedang dijalankan telah berjalan
dengan efisien. Penghitungan .pendapatan dalam perusahaan pertanian relatif
lebih kompleks dibandingkan dengan analisis pendapatan dalam perusahaan lain.
Hal ini disebabkan oleh cukup bervariasinya komponen biaya dan komponen
penerimaan dalam perusahaan pertanian.
2.7.2. Penerimaan Usaha
Soekartawi (1986:76) berpendapat bahwa penerimaan usahatani adalah
nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dapat berwujud
dalam tiga hal yakni hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil penjualan
produk sampingan, serta produk yang dikonsumsi rumah tangga selama
melakukan kegiatan usahatani. Menurutnya, penerimaan usahatani adalah nilai
produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual.
2.7.3. Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio)
Menurut Padangaran (2013 : 88) analisis R/C digunakan untuk menghitung
berapa besarnya penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang di investasikan
dalam perusahaan pada periode yang lalu. Jika R/C mendekati 1 berarti efisiensi
penggunaan modal rendah karena jika R/C = 1 berarti perusahaan hanya mencapai
kondisi pulang pokok. Artinya jumlah penerimaan yang diperoleh hanya sebesar
modal yang digunakan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Jika R/C < 1 berarti
penggunaan modal rugi karena jumlah penerimaannya lebih kecil dari jumlah
modal yang digunakan
Soekartawi (2016:85) mengemukakan bahwa R/C adalah singkatan dari
33
Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan
dan biaya. Secara teoritis dengan rasio R/C = 1 artinya tidak untung dan juga tidak
mengalami kerugian.
2.7.4. Rasio Keuntungan dan Biaya (B/C Rasio)
Analisis B/C rasio merupakan analisis perbandingan antara keuntungan
dan biaya. Menurut Soekartawi (2016 : 88), B/C rasio adalah perbandingan nilai
selisih biaya manfaat yang positif dan negatif. Analisis B/C rasio ini pada
prinsipnya sama saja dengan analisis R/C rasio, hanya saja pada analisis B/C rasio
ini data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. Kriteria yang dipakai adalah
suatu usahatani dikatakan memberikan manfaat jika B/C rasio > 1.
Menurut Padangaran (2013:90) Analisis Benefit Cost Ratio hampir mirip
dengan R/C Rasio tetapi penerapanya lebih ditekankan pada sejauh mana
penerapan suatu teknologi tertentu memberikan keuntungan dibandingkan dengan
teknologi lain yang digunakan sebelumnya oleh perusahaan atau yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
2.7.5. Payback Period (PP)
Menurut Firdaus (2009:149) masa pembayan kembali atau Payback
Period adalah masa selama arus kas neto dapat menutup kembali seluruh biaya
atau biaya investasi pada tahun yang telah ditentukan.
Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan
suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan aliran kas (Kasmir dan Jakfar 2008: 98).
Payback Period digunakan untuk mengetahui kapan suatu proyek investasi
34
dapat ditutup kembali oleh arus kas bersih dalam beberapa periode yang telah
ditentukan maka metode Payback Periode ini dapat digunakan. (Abdul Halim
2007:42).
2.7.6. Titik Pulang Pokok (Break Even Point)
Analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan.
Seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang
dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya (Umar,
2005: 202).
Menurut Abdul Halim (2007: 187). Break Even Point sering dipakai untuk
menilai sukses seseorang manajer perusahaan adalah laba yang diperoleh.
Sedangkan laba terutama dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu (a) biaya-biaya, (b)
harga jual produk, dan (c) volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk
mencapai tingkat laba yang diinginkan; harga jual mempengaruhi volume
penjualan; sedangkan volume penjualan dapat langsung mempengaruhi volume
produksi; dan volume produksi akan memengaruhi biaya-biaya.
Menurut Padangaran (2012:193) Analisis Break Event Point atau analisis
titik pulang pokok adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk menghitung
volume produksi berapa. Perusahaan akan mencapai titik dimana penerimaan
persis sama dengan total modal yang digunakan (R=C). Setiap perusahaan harus
berproduksi diatas volume produksi pulang pokok agar dapat tetap beroperasi.
Oleh karena besarnya hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh besar kecilnya
biaya variable, melalui analisis break event point ini juga dapat dihitung berapa
35
seharusnya modal yang harus digunakan untuk membeli input-input variable agar
titik pulang pokok tercapai atau bahkan terlampaui.
2.7.7. Analisis Net Present Value (NPV)
Menurut Padangaran (2013:154) Analisis Net Present Value (NPV) adalah
nilai sekarang dari selisih antara nilai sekarang total cost pada discount rate
tertentu selama jangka waktu umur investasi. Dalam hal ini NPV menunjukkan
besarnya kelebihan atau kekurangan nilai sekarang penerimaan (benefit)
dibandingkan dengan nilai sekarang dari biaya (cost) selama jangka waktu
pelaksanaan investasi. Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan dengan
rumus NPV yaitu, jika NPV > 0 berarti layak (go), jika NPV = 0 berarti investasi
pulang pokok (break even), dan jika NPV < 0 berarti investasi rugi (no go).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008 : 100), Net Present Value (NPV) atau
nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of
Proceed) dan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara
kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV). Untuk
menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya.
Menurut Firdaus (2009:152) Net Present Value NPV pengeluaran
dibedakan antara pengeluaran investasi ( project cost, investment cost, atau initial
cost), yang biasanya dikeluarkan pada tahun ke nol dan selanjutnya pengeluran
tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan selanjutnya.
2.7.8. Analisis Sensitivitas (Switching Value)
Analisis sensitivitas sangat berkaitan erat dengan keputusan dalam
melakukan investasi. Menurut Padangaran (2013:147) bahwa yang dimaksud
36
dengan investasi adalah kegiatan untun menanamkan sejumlah modal dalam suatu
usaha tertentu dengan tujuan memperoleh keuntungan setelah jangka waktu
tertentu. Penanaman modal tersebut dapat berupa pengadaan atau pembelian
barang-barang modal seperti bangunan, mesin dan peralatan, serta pembukaan
lahan.
Analisis kepekaan (sensitivity anlysis) bertujuan mengetahui apakah suatu
investasi masih layak jika terjadi penyimpangan dari data-data yang digunakan
dalam perhitungan kelayakan finansial. Untuk itu, perlu diperhatikan mengenai
komponen-komponen yang mudah berubah (peka) baik pada komponen biaya
maupun pada komponen benefit. Dengan begitu, pihak manajemen dapat
mengantisipasi komponen-komponen yang mudah berubah sejak dini, oleh karena
itu diperlukannya pengamatan terhadap komponen-komponen usaha yang mudah
berubah dalam jangka waktu panjang. Pada umumnya, perubahan mudah terjadi
pada kenaikan harga-harga input atau hasil produksi dan harga hasil produksi yang
turun (Padangaran. 2013:159).
Menurut Wright (1970:245) Analisis Sensitivitas merupakan probabilitas
dari distribusi angka maupun laba investasi yang diperoleh dari proyek secara
keseluruhan yang nantinya diperlukan untuk mengambil keputusan. Analisis
Sensitivitas digunakan untuk menganalisa tentang akibat-akibat dari perubahan-
perubahan yang terjadi pada angka-angka dari faktor-faktor yang mendukung
maupun yang mempengaruhi.
37
2.7.9. Penyusutan
Menurut Sumarsan (2011:100) Penyusutan (depreciation) merupakan
proses alokasi harga perolehan (cost) menjadi beban selama usia ekonomis aktiva
tetap secara rasional dan sistematis.
Menurut Wibowo (2002:185) Metode garis lurus (straight line method)
merupakan metode penyusutan yang paling banyak digunakan oleh setiap
perusahaan, dikarenakan metode penyusutan ini sederhana, penyusutan per
periode tetap, dan tidak memperhatikan pola penggunanaan aktiva tetap.
Perhitungan penyusutan per periode dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Penyusutan diperoleh dari harga perolehan dikurangi nilai sisa kemudian
di bagi dengan umur ekonomis barang.
2.8. Penelitian Terdahulu
Penelitian lain yang sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh Ihsan
Wahidan Baskoro (2017) dengan judul Analisis Usaha Tani Benih Padi
Bersertifikat pada Penangkar Benih UPB Karawang PT Pertani dan Pendapatan
Penangkar Benih padi memiliki biaya usahatani benih padi paling kecil sebesar
Rp. 12.309.250 dan Penangkar Benih Padi yang memiliki biaya usahatani yang
terbesar adalah Rp. 20.656.000. Rata-rata biaya petani penangkar UPB Karawang
PT Pertani sebesar Rp 14.111.833, yang mencakup biaya pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja. Pendapatan yang diperoleh dari penangkar benih padi yang paling
38
kecil adalah Rp. 12.511.750, dan Penangkar benih padi yang terbesar adalah Rp.
32.743.500, dan rata-rata pendapatanya adalah Rp. 21.646.500. Pada usaha benih
padi bersertifikat paa penangkar benih UPB Karawang PT Pertani yang
menunjukkan hasil tingkat pendapatan terkecil dengan nilai, B/C ratio sebesar 1,8,
nilai R/C ratio sebesar 0,8, BEP Produksi sebesar 4.131 kg, BEP harga sebesar
Rp. 2.718. Pada usaha benih padi bersertifikat paa penangkar benih UPB
Karawang PT Pertani yang menunjukkan hasil tingkat pendapatan terbesar dengan
nilai, B/C ratio sebesar 2,4, nilai R/C ratio sebesar 3,4, BEP Produksi sebesar
2591 Kg, BEP harga sebesar Rp. 1489, dan Nilai rata-rata , B/C ratio sebesar 1,6 ,
nilai R/C ratio sebesar 2,6, BEP Produksi sebesar 2.841 Kg, BEP harga sebesar
Rp. 2.046.
Penelitian lain yang sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh
Mohamad Utama (2010) dengan judul Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan
Fillet Ikan. Pada penelitian ini di PT Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010
memiliki pendapatan usaha sebesar Rp. 1.182.571.556 yang berasal dari penjualan
produk Ikan Fillet keseluruhan. Biaya yang di keluarkam PT Ojid Kharisma
Nusantara dalam menjalankan usaha pada tahun 2010 meliput, biaya bahan baku
sebesar Rp 1.146.510.350, Biaya tenaga kerja sebesar Rp 53.160.000, biaya
transportasi sebesar Rp. 36.000.000, Biaya penyusutan sebesar Rp. 4.654.944,
biaya listrik dan telepon sebesar Rp. 27.600.000, biaya bahan pembantu sebesar
Rp. 36.000.000, serta biaya pajak bumi dan bangunan sebesar Rp. 200.000. Hasil
perhitungan Net B/C Rasio pengolahan ikan fillet sebesar 0,76. Hasil Perhitungan
Payback Period pengolahan ikan fillet sebesar 0,21. Hasil Perhitungan Break Even
39
Point fillet tuna Maguro diperoleh nilai sebesar Rp. 48.191/ Kg, Break Even
Point Volume Produksi sebesar 171,5 Kg, serta Break Even Point penerimaan
sebesar Rp. 8.264.756,5. Perhitungan Break Even Point fillet tuna Maguro Co
diperoleh nilai sebesar Rp. 35.172/ Kg, Break Even Point Volume Produksi
sebesar 154 Kg, serta Break Even Point penerimaan sebesar Rp. 5.416.488.
Perhitungan Break Even Point fillet Meka (Swordfish) diperoleh nilai sebesar Rp.
38.134/Kg, Break Even Point Volume Produksi sebesar 170 Kg, serta Break Even
Point penerimaan sebesar Rp. 6.482.780
Penelitian lain yang sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh Dede
Absakho Alisabiq (2015) dengan judul Analisis Pendapatan Serai Wangi di
Kebun Percobaan Manoko Lembang Bandung. Pada penelitian ini pengeluaran
usahatani serai wangi sebesar Rp. 302.090.000, untuk 3 kali panen dalam
setahun. Total pendapatan usahatani serai wangi sebesar Rp. 206.710.000,
untuk 3 kali panen dalam setahun. Hasil perhitungan Break Even Point (BEP)
harga sebesar Rp. 112.384,67, BEP produksi sebesar 1.726,22 Kg, dan Payback
Period usahatani wangi yaitu 1,46.
Penelitian lain yang sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh Sugi
Al Malik (2014) dengan judul Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha
Rumah Potong Ayam di CV. Al Malik Farm, Tapos, Depok. Pada penelitian ini
pada tahun 2007-2011 CV. Al Malik Farm menghasilkan pendapatan sebesar
Rp. 4.344.150.040. Mempunyai nilai R/C Rasio sebesar 1,03, Nilai B/C Rasio
sebesar 0,05., Nilai NPV sebesar Rp. 814.610.909, Nilai IRR 44,4% , Nilai
NET B/C Rasio sebesar 1,4, dan memiliki nilai Payback Periode sebesar 12%
40
Tabel 6. Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Judul Skripsi Persamaan Perbedaan
1 Mohamad
Utama
(2010)
Analisis Pendapatan
Usaha Pengolahan
Fillet Ikan di (PT.
Ojid Kharisma
Nusantara)
Penggunaan
Metode Analisis
Pendapatan
-Net B/C Rasio
-Payback Period
-Break Even
Point (BEP)
Objek
Penelitian
2 Sugi Al Malik
(2014)
Analisis Pendapatan
dan Kelayakan Usaha
Rumah Potong Ayam
di (CV Al Malik
Farm, Tapos, Depok)
Penggunaan
Metode Analisis
Pendapatan
-Net B/C Rasio
-Payback Period
Objek
Penelitian
3 Dede Absakho
Alisabiq
(2015)
Analisis Pendapatan
Serai Wangi di (
Kebun Percobaan
Manoko Lembag
Bandung)
Penggunaan
Metode Analisis
Pendapatan
- Break Even
Point (BEP)
-Payback Period
Penggunaan
Analisis
Kelayakan
aspek Finansial
(B/C Ratio dan
R/C Ratio)
Objek
Penelitian
4 Ihsan Wahidan
Baskoro
(2017)
Analisis Usahatani
Benih Padi
Bersertifikat Pada
Penangkar Benih
(UPB Karawang PT
Pertani)
Penggunaan
Metode Analisis
Pendapatan
- Break Even
Point (BEP)
Penggunaan
Analisis
Kelayakan
aspek Finansial
(B/C Ratio dan
R/C Ratio)
Objek
Penelitian
41
2.9. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis Pendapatan usaha produksi
tahu yang dihasilkan dan dilakukan oleh Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara. Hal yang pertama kali dilakukan dalam membuat skema kerangka
pemikiran adalah dengan melakukan observasi dan wawancara langsung untuk
mencari informasi mengenai permasalahan yang ada dalam aspek finansial dari
usaha produksi tahu.
Kebutuhan dan sumber dana terdiri dari modal investasi dan biaya
produksi berupa biay tetap dan biaya tidak tetap. Untuk mengetahui apakah
perusahaan tersebut sudah mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan
pengeluaran biaya yang dikeluarkan atau tidak mendapatkan keuntungan atau
mengalami kerugian dapat dilihat dari data biaya, kemudian melakukan analisis
pendapatan usaha menggunakan B/C Rasio, R/C Rasio, Payback Period (PP),
Break Even Point (BEP Volume dan BEP Harga), Net Present Value (NPV),
dan juga menggunakan Analisis Sensitivitas (Switching Value). Kemudian dari
data-data yang telah diperoleh dari Usaha Industri Rumahan Tahu tersebut
melakukan pengolahan data dan kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode yang sudah disesuaikan sehingga mendapatkan data yang diperlukan.
Setelah mendapatkan hasil tentang studi kelayakan finansial pada usaha Industri
Rumahan Tahu, maka dapat disimpulkan usaha tersebut mendapatkan
keuntungan atau tidak.
Apabila usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
tersebut mendapatkan keuntungan dengan beban biaya yang dikeluarkan lebih
42
sedikit dibandingkan keuntungan maka usaha tersebut dapat terus dilaksanakan
direkomendasi, dan difokuskan pada pengembangan usaha Industri Rumahan
Tahu kedepannya, sedangkan apabila usaha usaha Industri Rumahan Tahu
tersebut tidak mendapatkan keuntungan dengan beban biaya yang dikeluarkan
melebihi keuntungan maka perusahaan tersebut harus mengadakan evaluasi dan
perbaikan dalam usahanya dan adanya pengefisienan terhadap biaya yang sudah
dikeluarkan.
Kerangka pemikiran dari penelitian usaha produksi tahu Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara dimulai dari melakukan penjualan
produk, lalu mengidentifikasi biaya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap,
kemudian dianalisis menggunakan metode yang digunakan dalam penelitian ini,
lalu setelah melakukan perhitungan data barulah diketahui usaha tersebut layak
atau tidak. Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan diatas sehingga
gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
43
Gambar 3. Alur Pemikiran Penelitian Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu
Usaha Produksi Tahu
Industri Rumahan Pamulang
Jaya 6 Bersaudara
Penjualan Produk
Penerimaan
Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6
bersaudara
Struktur Biaya
1. Biaya Tetap
2. Biaya Tidak Tetap
Analisis Pendapatan Usaha
R/C Ratio
B/C Ratio
BEP (Break Event Point)
Keberlangsungan Usaha
Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Analisis Pendapatan Usaha
Payback Period
NPV (Net Present Value)
Analisis Sensitivitas
Ampas Tahu Tahu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara di Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan usaha ini sudah berdiri
kurang lebih 7 tahun dan juga pertimbangan bahwa kota Tangerang Selatan
merupakan salah satu kota yang memproduksi tahu, kemudian di distribusikan ke
pasar modern maupun tradisional. Waktu penelitian ini di lakukan pada bulan
Agustus - Oktober 2018.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini secara keseluruhan mempelajari biaya dan penerimaan usaha
produksi tahu di Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pemilik Industri rumahan
pamulang jaya 6 bersaudara, dan juga karyawan yang bekerja di industri rumahan
pamulang 6 jaya bersaudara terdapat 15 orang karyawan yang terbagi dalam
beberapa bidang pekerjaan yaitu, 11 orang pada bidang produksi dan 4 orang pada
bidang pemasaran. Karyawan yang telah dijadikan responden dipandu dengan
daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya mencakup data biaya
produksi, jumlah produksi dan penerimaan.
45
Data primer sebagai data penunjang berupa data penjualan produk tahu
oleh industri rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, data pembelian bahan baku
kedelai, data pengeluaran biaya variabel dan biaya tetap, dan data lain-lainnya
yang terkait. Data Sekunder diperoleh dari berbagai instansi atau dinas yang
berkaitan dengan masalah yang terdapat pada penelitian seperti harga bahan baku
kedelai, konsumsi tahu setiap minggu, dan inflasi tahunan. Instansi tersebut antara
lain dari industri rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, Badan Pusat Statistik
Pusat, Badan Pusat Statistik Tangerang Selatan, dan Badan Pengkajian dan
Pengembangan Perdagangan.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang akan
digunakan adalah : penelitian lapangan (field research), yaitu pengumpulan data
primer melalui penelitian lapangan pada objek penelitian. Tehnik pengumpulan
datanya dilakukan dengan cara :
1. Wawancara adalah Tanya jawab secara langsung dengan pemilik dan juga
karyawan yang bekerja di Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
2. Observasi lingkungan merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melihat aktivitas maupun proses dalam pembuatan produk tahu
dan juga untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan bagi
penulis.
3. Studi pustaka yang dilakukan mengacu pada literatur–literatur yang dianggap
relevan dengan penelitian ini.
46
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
tabulasi dengan menggunakan bantuan perangkat piranti lunak (software)
Microsoft Office Excel 2010, dan perangkat lain berupa kalkulator. Data yang
diperoleh baik berupa data primer maupun data sekunder disusun,
disederhanakan, dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Kemudian data dianalisis
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif dan kuantitatif, Metode kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif
untuk melihat meliputi kegiatan usaha produksi tahu di Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara. Sedangkan Metode kuantitatif dilakukan dengan
analisis finansial untuk dapat mengetahui besarnya biaya, tingkat pendapatan, dan
kirteria-kriteria analisis pendapatan seperti, B/C Rasio, R/C Rasio, Payback
Period (PP), serta menggunakan Break Event Point (BEP), Net Present Value
(NPV), Switching Value (Analisis Sensitivitas).
3.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
karakteristik usaha produksi tahu dan gambaran umum kegiatan usaha produksi
tahu di Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, serta untuk melengkapi
hasil analisis kuantitatif. Data yang digunakan dalam analisis deskriptif adalah
data primer dan sekunder berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
47
3.4.2. Analisis Finansial
Analisis yang dilakukan meliputi kegiatan usaha produksi tahu di Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara, yakni tahu dan ampas tahu. Usaha
produksi tahu tersebut akan dinilai besarnya biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang diperoleh, selisih antara keduanya (penerimaan dikurangi biaya),
akan menghasilkan pendapatan sebagai indikator awal bahwa usaha produksi tahu
tersebut menguntungkan.
Analisis finansial dalam penelitian ini meliputi analisis pendapatan usaha,
analisis rasio keuntungan atas biaya atau Net Benefit Cost Ratio (B/C Rasio), (R/C
Rasio), Payback Period, Net Present Value (NPV) Analisis Sensitivitas, dan juga
analisis titik impas atau Break Event Point (BEP).
3.5 Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis pendapatan dilakukan terhadap total hasil penerimaan produksi
tahu dikurangi total biaya yang dikeluarkan dari awal hingga akhir produksi.
Analisis pendapatan usaha digunakan untuk melihat seberapa besar pendapatan
usaha dan produksi yang dihasilkan oleh usaha produksi tahu. Perhitungan biaya
total usaha produksi tahu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana :
TC = Biaya Total hasil pembuatan produk tahu
FC = Biaya Tetap hasil pembuatan produk tahu
VC = Biaya Variable hasil pembuatan produk tahu
48
Perhitungan penerimaan usaha produksi produk tahu dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
TR = Total Penerimaan hasil pembuatan produk tahu
Y = Produksi yang diperoleh dalam satu bulan pembuatan produk tahu
Py = Harga Tahu
Perhitungan pendapatan usaha produksi produk tahu dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
= Pendapatan Usaha hasil pengolahan produk tahu
TR = Total Penerimaan hasil pengolahan produk tahu
TC = Total biaya hasil pengolahan produk tahu
3.5.1. Analisis B/C Rasio
Menurut Soekartawi (2016:88) Analisis B/C rasio merupakan
perbandingan antara tingkat keuntungan yang nantinya akan diperoleh dengan
total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan
manfaat apabila nilai B/C rasio lebih besar dari nol (B/C rasio > 0). Semakin besar
nilai B/C rasio maka semakin besar manfaat yang akan diperoleh dari usaha
tersebut. Rumus B/C rasio dapat dinyatakan sebagai berikut :
49
B/C (Benefit Cost) adalah pembagian antara pendapatan usahatani dengan
biaya dari usahatani tersebut. Analisis ini digunakan untuk melihat keuntungan
dari usahatani tersebut. Jika nilai B/C ratio di atas 0, maka hal ini menunjukkan
bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga
penerimaan lebih besar dari satu rupiah. Analisa B/C rasio digunakan untuk
menghitung efisiensi usaha produksi tahu dimana dalam usaha produksi tahu ini
perputaran modal awal yang digunakan berlaku dalam waktu satu tahun.
3.5.2. Analisis R/C Rasio
Menurut Padangaran (2013:88) Analisis R/C Rasio merupakan
perbandingan antara penerimaan dan biaya. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan
dalam rumus sebagai berikut :
Dimana :
a = R/C Rasio
Y = Produksi yang diperoleh dalam jangka waktu 1 bulan
Py = Harga Tahu
Kriteria keputusan yang digunakan untuk melihat hasil R/C Rasio sebagai berikut:
R/C Rasio > 1 : Usaha Tahu menguntungkan
R/C Rasio < 1 : Usaha Tahu merugikan
R/C Rasio = 1 : Usaha Tahu impas
3.5.3. Payback Period (PP)
Menurut Firdaus (2010:150) Payback Period digunakan untuk
menentukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu akan kembali
50
jika alternative aliran kas (Cash Flow) yang didapat dari usaha yang diusulkan itu
akan kembali maka alternatif usulan usaha yang memberikan masa yang
terpendek adalah yang terbaik.
Perhitungan menggunakan payback period didapat dari perhitungan nilai
kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun Nilai kas bersih merupakan
penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika
investasi 100% menggunakan modal sendiri), rumus yang digunakan dalam
perhitungan payback period adalah sebagai berikut:
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi Payback
Periodnya.
3.5.4. Break Event Point ( BEP)
Nilai Break Even Point (BEP) adalah nilai dimana suatu usaha tidak
memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian dalam usaha
produksi produk tahu. Ada dua jenis penghitungan BEP, yaitu BEP volume dan
BEP harga produksi dirumuskan sebagai berikut:
BEP Produksi bertujuan untuk mengetahui volume produksi yang
51
dibutuhkan untuk mencapai titik impas dalam usaha produksi produk tahu.
Sedangkan BEP harga digunakan untuk mengetahui berapa harga yang
dibutuhkan untuk mencapai titik impas dalam usaha produksi produk tahu.
3.5.5. Analisis Net Present Value (NPV)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008:100) Analisis yang digunakan untuk
mengetahui kelayakan usaha produksi tahu selama 2 tahun umur investasi. Selisih
antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV).
Untuk menhitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa nilai sekarang dari
kas bersih usaha produksi tahu dari tahun pertama hingga kedua. PV kas bersih
dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan
selama umur investasi tertentu. Berikut merupakan rumus yang biasa digunakan
dalam menghitung NPV:
Keterangan:
Kas Bersih : Total bersih Keuangan produksi tahu
r : Diskonto yang telah ditentukan
Investasi : Investasi yang dikeluarkan pada awal usaha dikurangi
dengan Biaya penyusutan.
Apabila hasil perhitungan NPV produksi tahu menghasilkan nilai positif
maka usaha produksi tahu dikatakan layak dilanjutkan. Sedangkan jika hasil
analisis NPV menunjukan hasil negatif maka diperlukan pertimbangan atau
evaluasi mengenai usaha produksi tahu.
52
3.5.6. Analisis Sensitivitas (Switching Value)
Menurut Padangaran (2013:159) analisis nilai pengganti atau analisis
sensitivitas memiliki tujuan untuk melihat sejauh mana usaha Produksi Tahu di
Kota Tangerang Selatan dapat bertahan dengan adanya perubahan-perubahan
yang dapat diperkirakan, sehingga hal tersebut dapat ditanggulangi dan
diantisipasi oleh pelaku usahatani.
Analisis sensitivitas dalam penelitian ini, menggunakan metode nilai
pengganti (swtching value) dengan mengganti nilai pada komponen yang bersifat
sensitif atau mudah berubah-ubah dan komponen tersebut sangat mempengaruhi
keadaan finansial pada usahatani. Dalam penelitian ini, komponen-komponen yang
sensitif ialah biaya produksi, jumlah produksi dan harga jual produk. Berikut
merupakan skema simulasi dalam perhitungan analisis nilai pengganti:
a. Kenaikan biaya bahan baku kedelai dan biaya tenaga kerja berdasarkan
Inflasi Kota Tangerang Selatan 3,26%, asumsi sensitivitas 8%, 10%, dan
15% (disesuaikan dengan laju inflasi kota Tangerang Selatan tahun
2017(pada lampiran tabel 28);
b. Penurunan jumlah produksi dikarenakan naiknya harga bahan baku kedelai
berdasarkan data yang diperoleh;
c. Penurunan penerimaan usaha dikarenakan biaya tenaga kerja naik
berdasarkan data yang diperoleh dan
d. Terjadi kejadian poin a, b, dan c secara simultan (bersamaan).
3.6. Batasan Penelitian
Mengingat banyaknya perkembangan yang nantinya akan dapat ditemukan
53
dalam judul skripsi ini, maka diperlukan batasan-batasan masalah yang jelas
mengenai apa yang dilakukan dan yang akan diselesaikan dalam judul skripsi ini.
Adapun batasan-batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Objek yang ditinjau adalah Pendapatan usaha pembuatan tahu yang
menggunakan bahan baku kedelai pada Industri Rumahan Pamulang Jaya
6 Bersaudara.
2. Analisis pendapatan usaha hanya dilakukan pada aspek finansial dalam
usaha produksi produk berupa tahu.
3. Metode yang digunakan untuk menganalis pendapatan dalam usaha
produksi produk berupa tahu adalah Net Benefit Cost Ratio (B/C Rasio),
(R/C Rasio), Break Event Point (BEP), Payback Period, Net Present Value
(NPV) serta menggunakan Analisis Sensitivitas.
3.7. Definisi Operasional
Menurut Bungin (2006 : 36), definisi operasional adalah definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat definitif yang dapat diukur dan diamati, sebagai titik
tolak persamaan persepsi dalam suatu penelitian. Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahu adalah produk makanan yang berasal dari Negara China dan di buat
menggunakan bahan dasarnya berupa kacang kedelai.
2. Biaya adalah seluruh pengeluaran usaha yang terdiri dari biaya investasi
dan biaya operasional (biaya tetap dan biaya variabel). Biaya dinyatakan
dalam satuan rupiah.
54
3. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan
proses produksi, seperti sewa lahan dan penyusutan.
4. Biaya Variabel adalah biaya secara langsung dengan berhubungan dengan
proses produksi seperti, Kayu, Meja, Kontener, meja, air dan listrik.
5. Pendapatan usaha adalah nilai uang yang diperoleh dari usaha penjualan
produk tahu itu sendiri yang merupakan selisih antara penerimaan total
dengan biaya total usaha yang dikeluarkan, pendapatan usaha dinyatakan
dalam satuan rupiah.
6. R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya
produksi dalam satu kali produksi tahu.
7. B/C Ratio adalah perbandingan antara pendapatan dengan total biaya
produksi dalam satu kali produksi tahu.
8. Break Event Point (BEP) adalah titik pertemuan antara biaya dan
penerimaan, dimana usaha tidak mengalami untung maupun rugi.
9. Payback Period adalah metode yang digunakan untuk mengetahui berapa
lama modal usaha yang sudah lama digunakan.
10. Net Present Value (NPV) adalah metode yang digunakan untuk
mengetahui apakah perusahaan yang dijalankan sudah layak atau perlu
adanya evaluasi lebih lanjut.
11. Analisis Sensitivitas adalah metode yang diperlukan dalam mengetahui
kepekaan usaha mengenai tingkat keuntungan produksi tahu terhadap
kenaikan harga bahan baku kedelai dan kenaikan biaya tenaga kerja dalam
usaha produksi tahu.
55
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1. Sejarah Perusahaan Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara merupakan salah
satu perusahaan Industri Rumahan yang bergerak dibidang produksi tahu dengan
produk andalanya adalah tahu goreng. Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara telah berdiri sejak tahun 1993 yang dulunya berlokasi di daerah
kebayoran, kemudian pindah lokasi produksi ke daerah Kampung dukuh pada
tahun 2006, dan pada tahun 2011 industri rumahan ini pindah ke daerah
Pamulang. Industri rumahan ini menggunakan modal pribadi dan sampai saat ini
telah memiliki cakupan pasar yang cukup luas seperti Pasar Tradisional di
kawasan Tangerang Selatan, Palmerah,Bogor dll
4.1.1. Lokasi Perusahaan
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara terletak di Jl.Akasia
No.2 Pamulang Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Industri
rumahan ini terletak di atas lahan milik keluarga sendiri dimana lahan tersebut
telah memiliki bangunan yang terdiri dari rumah pribadi, ruang produksi, gudang
penyimpananan, dan tiap tahunya Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara ini
membayar pajak bumi dan bangunan sebesar Rp. 300.000,-. Jarak dari pusat kota
kecamatan Pamulang hanya berjarak sekitar 1,5 km. Pemilihan lokasi ini
didasarkan pada kondisi lingkungan yang baik untuk produksi tahu dalam sekala
besar, dan Industri Rumahan ini jadi satu dengan rumah pemilik usaha produksi
tahu.
56
4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
Sejak didirikan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
belum memiliki visi dan misi secara tertulis. Selama ini segala aktivitas industri
rumahan ini selalu mengacu kepada tujuan berdirinya industri rumahan ini.
Tujuan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara sendiri adalah untuk
menunjukan diri sebagai suplier tahu yang memiliki kualitas tinggi dan juga
memiliki harga yang terjangkau bagi kalangan ekonomi tingkat bawah maupun
tingkat atas.
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara ini menyadari
pentingnya suatu tujuan bagi suatu usaha maupun organisasi, tujuan juga yang
menjadi pemersatu dalam sebuah organisasi maupun usaha. Oleh karena itu
mereka membuat suatu tujuan yang mampu mendefinisikan organisasi mereka
dalam lingkungannya.
4.2. Lingkup Usaha Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara merupakan usaha
yang bergerak dalam bidang produksi tahu yang menghasilkan produk berupa
tahu, dan penjualan dari sisa ampas tahu. Industri ini menjual dan
mendistribusikan produknya kepada masyarakat sekitar, pasar tradisional, dan
juga telah bekerjasama untuk memasok tahu ke rumah makan soto Ibu Tjondro.
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara ini menjual produk
olahan tahu berdasarkan permintaan konsumen dan juga permintaan pasar dengan
57
harga jual produk tahu sebesar Rp 25.000,- perpapan/kg dan harga jual ampas
tahu sebesar Rp 15.000,- perkarung/20 Kg.
4.3. Struktur Organisasi Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
Industri Rumahan Produksi Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara pada saat
ini belum memiliki struktur organisasi seperti perusahaan besar pada umumnya.
Struktur Organisasi pada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara ini
masih sangat sederhana. Pemilik Industri rumahan ini merangkap sebagai pemilik,
pengelola, dan juga mengarahkan semua pekerja sesuai dengan bidang
pekerjaanya masing-masing. Semua keputusan yang ada di Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara merupakan wewenang pemilik sepenuhnya, dimulai
dari mengatur jumlah pengeluaran seperti pembelian bahan baku dll, dan sampai
dengan melakukan audit mengenai jumlah uang yang masuk dan juga keluar.
4.3.1. Tenaga Kerja Perusahaan
Jumlah Karyawan di Industri Rumahan Produksi Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara berjumlah 15 orang. Struktur Organisasi yang dimiliki oleh Industri
rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara menunjukkan gambaran mengenai
pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja yang satu dengan
lainnya. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah:
1. Pimpinan perusahaan bertugas untuk mengatur dan mengawasi aktivitas
karyawan yang bekerja di perusahaan Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara sekaligus sebagai pemegang kendali jalannya sebuah
usaha industri.
58
2. Bidang produksi bertanggung jawab terhadap pimpinan, segala kegiatan
yang mencakup aktivitas produksi, baik dalam mengontrol dan mengawasi
jalanya kegiatan produksi.
3. Bagian keuangan bertanggung jawab terhadap pimpinan, dan segala
kegiatan yang mencakup pembiayaan keuangan. Di Industri Rumahan
Tahu PMJ 6 Bersaudara sendiri keuangan di pegang langsung oleh pemilik
usaha dan juga oleh keluarga pemilik usaha
4. Bagian Distribusi & Pemasaran bertanggung jawab terhadap pimpinan,
dan segala jenis kegiatan yang dilakukan pada saat mendistribusikan
produk dan mempromosikan produk jadi yang akan dikirim nantinya
kepada individu maupun suplier. Adapun Struktur Organisasi dalam usaha
produksi tahu pada Industri Rumahan tahu PMJ 6 bersaudara sebagai
berikut :
Gambar 4. Struktur Organisasi Perusahaan
4.3.2. Waktu Jam Kerja Perusahaan
Waktu jam kerja yang diterapkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara sendiri dimulai pada pukul 05:00 sampai dengan 16:00 WIB,
terkadang waktu jam kerja yang telah ditentukan tidak sesuai dengan keadaan di
lapangan, dikarenakan dalam proses produksi tahu tidak dapat ditentukan sesusai
Pemilik Usaha
Bidang
Keuangan
Bidang
Produksi
Bidang
Distribusi &
Pemasaran
59
waktu yang telah ditentukan bisa selesai bekerja lebih cepat maupun selesai
bekerja lebih lambat, tergantung keadaan. Hari kerja yang diterapkan di industri
ini selama enam hari, dan bisa memilih hari libur yang di inginkan tidak
berdasarkan hari libur/hari minggu.
4.3.3. Kompensasi Karyawan
Gaji karyawan yang didapatkan pada Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Berdaudara sendiri berkisar antara Rp 1.500.000,- sampai dengan Rp
3.00.000,-. Selain gaji pokok yang diterima, ada juga upah lembur jika memang
diperlukan dan dilakukan oleh setiap karyawan.. Para karyawan juga mendapatkan
fasilitas jaminan kesehatan dan juga Tunjangan Hari Raya (THR). Jumlah
karyawan yang terdapat pada usaha produksi tahu ini memiliki kurang lebih 15
orang karyawan yang terbagi menjadi 2 yaitu bagian produksi 11 orang karyawan
sedangkan bagian distribusi dan pemasaran sebanyak 4 orang termasuk Supir.
4.4. Fasilitas dan Teknologi Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
Fasilitas yang dimiliki oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara demi memenuhi segala kegiatan produksi maupun pendistribusian
produk perusahaan yakni:
1. Ruang Produksi
Ruang produksi terletak pada bagian belakang jika dilihat dari tata letak
bangunan usaha Industri Rumahan tahu. Ruang Produksi Industri Tahu ini
berukuran kurang lebih 8x10m2 yang didalamnya juga terdapat mesin uap, blower
angin, gilingan, pisau, bak tahu, saringan, tahang, dll yang digunakan untuk
60
menghasilkan tahu dari bahan baku kedelai.
2. Penggorengan Besar
Pada usaha tahu ini memiliki 4 penggorengan besar, penggorengan besar
digunakan sebagai media untuk menggoreng tahu putih mentah menjadi tahu
goreng setengah matang, yang nantinya tahu tersebut dapat di olah lagi oleh
konsumen ketika akan mengkonsumsi tahu.
3. Alat Transportasi
Sarana penunjang berupa alat transportasi yang digunakan untukmembeli
bahan baku dan juga melakukan pemasaran produk, Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara memiliki 1 unit mobil pick up terbuka dan 2 motor
milik pemilik usaha yang bisa digunakan kapan saja tergantung kebutuhan. Semua
alat transportasi yang ada hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan.
4. Teknologi perusahaan
Teknologi perusahaan pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara ini masih menggunakan Teknologi yang sangat sederhana masih
menggunakan teknologi tradisional, dan hampir semua kegiatan produksi masih
dilakukan secara manual. Teknologi yang di miliki seperti mesin uap untuk
pengapian, mesin penggiling untuk menggiling kedelai. Pada proses produksi tahu
dicetak dengan menggunakan papan cetakan yang telah tersedia, kemudian
digoreng dengan menggunakan penggorengan besar, selanjutnya proses
pengemasan dilakukan dengan menaruh tahu yang sudah digoreng kedalam bak
tahu yang telah di beri air supaya awet.
61
4.5. Kegiatan Produksi Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
Kegiatan produksi yang diterapkan pada Industri Rumahan Tahu PMJ 6
Bersaudara meliputi beberapa tahap yakni penyortiran bahan baku, perendaman,
pencucian, penggilingan, perebusan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan,
pemotongan, pengukusan dan pengemasan, produk (packaging). Semua alur
kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.5.1. Pembelian Bahan Baku
Proses pertama yang dilakukan sebelum menghasilkan produksi Tahu
yang sudah diolah, terlebih dahulu perusahaan melakukan pembelian bahan baku.
Pembelian bahan baku Industri Rumahan Tahu ini sudah mempunyai mitra
kerjasama dalam memasok bahan baku berupa kedelai impor yang sudah
dipercaya dalam jangka waktu yang lama. Pasokan bahan baku kedelai impor ini
setiap hari mengirimkan pasokan kedelai sekitar 1 s.d 1,5 ton perharinya dengan
harga kedelai mulai dari Rp. 6.000.000,- - Rp. 7.000.000,-. Harga kedelai
dipengaruhi oleh seberapa besar kebutuhan kedelai yang diperlukan pada Industri
Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara yang berada di Pamulang.
4.5.2. Sortasi Kedelai
Pada sortasi kedelai di sini tidak menggunakan alat, kedelai yang nantinya
akan diproses di sortasi terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran
seperti batu-batuan kecil, daun-daunan, atau batang tanaman yang terbawa pada
kedelai, atau terdapat kedelai yang cacat. Dalam proses pembuatan tahu nantinya
hanya kedelai yang memiliki kualitas bagus yang digunakan. Penyortiran kedelai
pada Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara masih dilakukan secara manual
62
dengan menggunakan tenaga manusia.
4.5.3. Perendaman dan Pencucian
Pada proses perendaman kedelai yang telah disortasi, kemudian direndam
dengan menggunakan air bersih selama kurang lebih 7 jam dengan menggunakan
ember plastik (bentuknya seperti pada ember yang berisikan cat tembok untuk
rumah) atau drum. Perendaman yang baik dilakukan pada waktu malam hari,
sehingga pada esok harinya dapat langsung dilakukan proses penggilingan.
Perendaman yang terlalu lama dapat memberikan sifat asam yang berlebihan.
Selama proses perendaman hindarkan dari bahan terlarang seperti zat kimia,
sabun, garam, minyak, dll. Kontaminasi bahan kimia dapat menyebabkan
menurunnya kualitas produk atau produk menjadi tidak layak untuk di konsumsi
karena terkena zat kimia berbahaya. Setelah melakukan perendaman kedelai
tampak terlihat bertambah besar ukuran volumenya dan lunak, maka selanjutnya
melakukan pencucian kedelai. Proses pencucian di sini dilakukan untuk
menghilangkan lendir dan juga sifat asam.
4.5.4. Penggilingan dan Perebusan
Penggilingan di sini merupakan proses penghancuran kedelai menjadi
bubur kedelai dengan menggunakan mesin penggiling bersamaan dengan itu
sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit agar nantinya dapat menghasilkan
bubur kedelai warna kuning. Tahap ini dilakukan setelah melakukan perendaman
dan pencucian kedelai. Setelah melakukan penggilingan, tahap selanjutnya
direbus dengan menggunakan tungku berbahan bakar kayu. Perebusan bubur
63
kedelai sendiri dilakukan sampai mendidih, selama proses perebusan harus
mengaduk terus-menerus dan nantinya dibuang buihnya.
4.5.5. Penyaringan
Setelah melakukan perebusan, kemudian terbentuklah larutan bubur
kedelai yang sudah masak, kemudian disaring dengan menggunakan kain halus,
hasil endapanya ditampung dalam sebuah bak semen bagian dalamnya dilapisi
bahan stainless atau dinamakan Tahang. Pada saat penyaringan lakukan juga
pemerasan atau pengepresan sehingga sari kedelai dapat terpisahkan dengan
optimal, kemudian memisahkan ampasnya.
4.5.6. Pencetakan dan Pemotongan
Langkah berikutnya setelah melakukan penyaringan adalah melakukan
pencetakan tahu dengan menggunakan tehnik pengepresan menggunakan cetakan
terbuat dari kayu berukuran 40 cm x 40 cm x 15 cm. Cetakan tahu dapat disusun
2-5 unit papan cetakan, dan pada papan cetakan yang paling atas diberi pemberat
berupa ember yang dikasih air. Proses pencetakan membutuhkan waktu sekitar
15-20 menit. Setelah tahu sudah di cetak, dan kemudian sudah terbentuk seperti
lembaran sesuai dengan ukuran cetakanya dipindahkan bersama papan cetakanya
dan disusun rapi dalam ruang pemotongan. Pada saat pemotongan tahu yang
masih ada didalam cetakan di Industri Rumahan Tahu ini dilakukan pemotongan
tahu berdasarkan pesanan yang disesuaikan dengan selera konsumen.
4.5.7. Penggorengan Tahu
Langkah selanjutnya setelah tahu sudah di potong-potong sesuai dengan
selera konsumen, maka tahap selanjutnya menggoreng tahu dengan menggunakan
64
minyak goreng dan juga penggorengan besar. Pada saat menggoreng tahu
dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar tahu menjadi setengah matang dan
bisa di olah nantinya oleh konsumen.
4.5.8. Pengemasan Tahu (Packaging)
Tahu yang telah digoreng kurang lebih 20 menit kemudian dikemas
dengan menggunakan bak tahu plastik berbentuk persegi panjang yang sudah
berisikan air, agar tahu dapat bertahan sekitar 2-3 hari. Pada Industri Rumahan
Tahu PMJ 6 Bersaudara sendiri menjual tahu tidak dalam bentuk satuan, tapi
dijual dalam bentuk satu papan dan tidak bisa di ecer.
4.5.9. Distribusi dan Pemasaran
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara dalam memasarkan
produk atau melakukan pendistribusian produk menggunakan kendaraan roda
empat berupa mobil. Dalam memasarkan Produknya Industri Rumahan ini hanya
mencakup daerah tertentu seperti Pamulang, Ciputat, Tangerang Selatan,
Palmerah, Bogor, dan sekitarnya.
65
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pendapatan Usaha Pembuatan Tahu Industri Rumahan Pamulang
Jaya 6 Bersaudara
Analisis pendapatan usaha pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan usaha dalam berbagai bidang seperti perindustrian maupun pertanian
dalam jangka waktu bulan atau tahun, dengan tujuan untuk membantu perbaikan
pengelolaan usaha yang dimiliki. Analisis pendapatan usahatani bertujuan untuk
mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan.
Suatu usaha dikatakan menguntungkan juka selisih antara penerimaan dengan
pengeluaran bernilai positif. Semakin besar selisih antar penerimaan dengan
pengeluaran, maka semakin menguntungkan suatu usahanya. Selisih tersebut
dinamakan pendapatan atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan
dengan biaya tunai. Sedangkan pendapatan total usaha diperoleh dari selisih antar
penerimaan hasil produksi dengan pengeluaran total usaha tani (total farm
expense). Analisis pendapatan usaha dilakukan pada salah satu perusahaan home
industry yang bergerak dibidang produksi tahu yakni Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara dengan produk utamanya adalah Tahu Goreng.
Dengan demikian dapat dilihat sejauh mana usaha produksi Tahu dapat
memberikan pendapatan yang menguntungkan.
Selain menghitung biaya-biaya dan pendapatan usaha produksi tahu di
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara, penelitian ini juga
menghitung B/C Rasio, R/C Rasio, Break Even Point (BEP), Net Present Value
66
(NPV), Payback Period (PP) serta Analisis Sensitivitas dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar usaha tersebut memberikan manfaat untuk diusahakan
dari hasil perhitungan yang nantinya telah diolah dalam bentuk data, dan juga
untuk mengetahui sejauh mana usaha ini dapat bertahan dengan adanya
perubahan-perubahan yang dapat diperkirakan dengan menggunakan metode
diatas.
Selama periode tahun 2017, Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara telah memproduksi sebanyak 185.995 Kg atau 185,995 Ton dari
produk utamanya yang dijual adalah tahu putih. Berikut merupakan hasil yang
disajikan dalam bentuk tabel 1.
Tabel 7. Total Produksi Tahu pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Januari 2017- Desember 2017
No Jenis Tahu Jumlah Produksi Persentase
1. Tahu 164.001 Kg 88,20 %
2. Ampas Tahu 21.994 Kg 11,80 %
Total 185.995 Kg 100 % Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 7 yang menunjukkan jumlah total pembuatan tahu yang
di produksi oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara pada tahun
2017. Pembuatan tahu terbesar pada tahun 2017 yakni jenis tahu 164.001 Kg.
Pada jenis Ampas Tahu Tahu di sini merupakan sisa sisa dari sari kedelai yang
sudah disaring tapi tidak terpakai dalam pembuatan tahu sebesar 21.914 Kg, dan
menghasilkan total produksi selama tahun 2017 sebesar 185.995 Kg.
5.1.1. Biaya Usaha Produksi Tahu Industri Rumahan PMJ 6 Bersaudara
Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelaku atau pemilik
dalam usahanya untuk menjalankan kegiatan usahanya setiap waktu atau pada saat
67
proses produksi. Biaya usaha produksi tahu yang dikeluarkan oleh Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara seperti biaya investasi, pajak, upah tenaga
kerja, pembelian bahan baku maupun bahan pendukung, biaya pemakaian listik,
telepon, dan biaya untuk transportasi.
1. Biaya Investasi Usaha Produksi Tahu Industri Rumahan PMJ 6
Bersaudara
Biaya investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan oleh pelaku
ataupun pemilik sebuah usaha untuk memulai usaha baik dalam bentuk yang
bernilai uang maupun peralatan yang nantinya akan digunakan dalam melakukan
kegiatan proses produksi. Dalam usaha produksi tahu, Industri Rumahan PMJ 6
Bersaudara mengeluarkan modal untuk keperluan produksi seperti 2 unit mesin
uap , 4 unit mesin blower angin (hisap dan tiup), 2 Unit mesin penggiling, alat
transportasi yang digunakan berupa 1 unit mobil pick up, 2 unit sepeda motor,
papan cetakan, tahang, sangsarang, saringan, bak tahu, pesawat telepon, ayakan,
untuk perlengkapan produksi serta alat kantor lain yang nantinya akan digunakan
dalam mendukung proses produksi pembuatan Tahu. Berikut ini disajikan dalam
bentuk Tabel 7 mengenai biaya investasi yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
Berdasarkan Tabel 8 dibawah, menunjukkan bahwa nilai investasi yang
paling besar dikeluarkan oleh Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
yakni untuk bangunan sebesar Rp. 200.000.000,- demi mendukung kegiatan
produksi. Bangunan merupakan investasi yang paling utama sebelum memulai
aktivitas usaha produksi tahu di tempat usaha tersebut.
68
Tabel 8. Total Biaya Investasi Usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Januari 2017- Desember 2017
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Adanya bangunan, seluruh kegiatan produksi dapat dilakukan di dalam
bangunan tersebut. Biaya investasi tebesar kedua adalah sebuah mobil sebesar Rp
100.000.000,-, yang digunakan untuk mendistribusikan produk. Biaya terbesar
ketiga adalah mesin uap sebesar Rp. 90.000.000,- yang terdiri dari 5 unit. Terbesar
keempat dan kelima adalah blower angin sebesar Rp 30.000.000,-, dan dua unit
No. Investasi Umur
Ekonomis Jumlah Nilai
1. Bangunan 20 Tahun 1 unit Rp. 200.000.000,-
2. Mesin Uap 6 Tahun 2 unit Rp. 90.000.000,-
3. Blower 6 Tahun 4 unit Rp. 30.000.000,-
4. Mesin Penggiling 10 Tahun 2 unit Rp. 10.000.000,-
5. Mobil 10 Tahun 1 unit Rp. 100.000.000,-
6. Tahang 8 Tahun 12 unit Rp. 18.000.000,-
7. Pisau 4 Tahun 10 unit Rp. 400.000,-
8. Bak tahu 5 Tahun 150 unit Rp. 4.000.000,-
9. Meja 5 Tahun 3 unit Rp. 450.000,-
10. Kursi 5 Tahun 5 unit Rp. 250.000,-
11. Pesawat Telepon 3 Tahun 1 unit Rp. 200.000,-
12 Papan Cetakan 10 Tahun 150 unit Rp. 16.250.000,-
13 Saringan Ampas 2 Tahun 20 unit Rp. 600.000,-
14 Saringan Cetakan 2 Tahun 20 unit Rp. 300.000,-
15 Sangsarang 5 Tahun 2 unit Rp. 1.000.000,-
16 Penggorengan
Besar
5 Tahun 4 unit Rp. 3.000.000,-
17 Motor 10 Tahun 2 unit Rp. 30.000.000,-
TOTAL Rp. 504.450.000,-
69
Motor sebesar Rp 30.000.000,-, yang digunakan untuk mendistribusikan produk.
Terbesar keenam adalah untuk pembelian tahang sebagai tempat untuk
menampung bahan baku kacang kedelai yang sudah diolah dan siap untuk dicetak
dalam papan cetakan sebesar Rp. 18.000.000,-. sebanyak 12 unit untuk
mendukung proses produksi. Biaya investasi lainnya yang dikeluarkan oleh
perusahaan yakni untuk mesin penggiling, pisau, bak tahu, meja, kursi, papan
cetakan, saringan ampas, saringan cetakan, pesawat telepon, penggorengan besar
serta Sangsarang.
2. Biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
Biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) merupakan biaya pajak yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahun. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan
yang harus dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara setiap
tahunnya sebesar Rp. 300.000,-.
3. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memberikan gaji kepada
karyawan atau tenaga kerja yang bekerja pada Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara. Tenaga kerja yang bekerja pada Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara bekerja mulai pukul 05:00 WIB sampai dengan
pukul 16:00 WIB dengan ketentuan kerja 6 hari kerja dan 1 hari libur. Industri
Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara memiliki 15 orang karyawan yang
terbagi dalam beberapa divisi yakni divisi produksi, keuangan, pemasaran serta
supir. Di Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara bagian keuangan tidak di
pegang oleh karyawannya melainkan di pegang sendiri oleh pemilik usaha.
70
Selama satu bulan, total biaya tenaga yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan
Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara sebesar Rp. 40.000.000,-, sehingga selama satu
tahun, yakni pada tahun 2017 Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 480.000.000,-.
4. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara yang menyangkut biaya pembelian bahan baku
berupa kacang kedelai dan juga pembelian minyak agar dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
membeli kacang kedelai impor dari Penyuplai kacang kedelai yang sudah lama
menjalin kerjasama dengan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
Tabel 9. Biaya Bahan Baku Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
tahun 2017
No. Bahan Baku Kebutuhan Jumlah Biaya
1. Kacang Kedelai 164.001 kg Rp. 2.368.981.600,-
2. Minyak 164.001 kg Rp. 365.119.200,-
TOTAL Rp. 2.734.100.800,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Dapat dilihat pada tabel 9 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2017
jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara dalam upaya melakukan kegiatan produksi usahanya
yakni sebesar 164.001 kg, dengan kebutuhan untuk tahu sebesar 164.001 kg.
Berikut disajikan Tabel 8 mengenai biaya bahan baku yang dikeluarkan Industri
Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
71
5. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan penyusutan dari biaya-biaya peralatan yang
digunakan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara yang
disesuaikan dengan nilai ekonomis masing-masing peralatan yang mengacu pada
lampiran satu (1) mengenai biaya investasi. Sehingga dapat diketahui bahwa
besarnya biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara yakni sebesar Rp. 19.587.055,-
6. Biaya Bahan Pembantu
Bahan pembantu merupakan bahan pendukung yang digunakan sebagai
bahan campuran untuk dapat memrpoduksi tahu. Bahan pembantu yang
diguanakan untuk produksi tahu di Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara yakni Biang tahu yang berfungsi sebagai bahan kimia pada tahu atau
bisa di bilang asam cuka (asam asetat) digunkaan untuk mengendapkan atau
memisahkan air dengan konsentrat tahu, garam yang digunakan sebesar 5%
perhari setiap kali produksi untuk pencampuran biang tahu atau asam asetat, serta
kayu bakar yang digunakan pada mesin uap untuk pengapian dan juga digunakan
untuk pengapian menggoreng tahu.
Tabel 10. Biaya Bahan Pembantu Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara tahun 2017
No. Jenis bahan
Pembantu
Kebutuhan Jumlah Biaya
1. Biang Tahu Rp. 1.800.000/ Bulan Rp. 21.600.000,-
2. Garam Rp. 3.600.000/ Bulan Rp. 43.200.000,-
3. Kayu Bakar Rp. 1.400.000/ Bulan Rp. 16.800.000,-
TOTAL Rp. 81.600.000,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
72
Biaya yang dikeluarkan untuk Biang tahu sebesar Rp. 1.800.000,- per
bulan, pengeluaran untuk kayu bakar sebesar Rp. 1.400.000,- per bulan, serta Rp.
3.600.000,- per bulan untuk garam. Sehingga perhitungannya dalam kurun waktu
satu tahun, Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara mengeluarkan
biaya bahan pembantu sebesar Rp. 81.600.000,-. Berikut disajikan tabel 10 diatas.
7. Biaya Listrik dan Biaya Telepon
Biaya listrik yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara selama satu bulan yakni sebesar Rp. 2.650.000,- dengan daya
listrik sebesar 3500 watt dengan rincian pemakaian yakni untuk 2 unit mesin
penggiling, 1 mesin uap, 4 blower hisap dan tiup, 3 unit mesin pompa air.
Sedangkan biaya telepon, Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 350.000,-, sehingga jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk listrik dan telepon setiap bulan yakni Rp. 3.000.000,-, maka
biaya listrik dan telepon yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara selama satu tahun yakni sebesar Rp. 36.000.000,-.
8. Biaya Transportasi
Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara meliputi pembelian bahan bakar untuk 1 unit mobil,
biaya servis, penggantian oli mobil, dll dengan total biaya sebesar Rp. 8.000.000,-
dengan perincian Rp. 6.000.000,- untuk 1 mobil selama satu bulan untuk bahan
bakar, serta Rp. 2.000.000,- untuk servis mobil dan penggantian oli rutin setiap
bulan. Jadi, biaya transportasi yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama satu tahun yakni sebesar Rp.
73
96.000.000,-. Sedangkan Biaya Pengiriman yang dilakukan oleh Industri
Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara setiap bulannya sebesar Rp.
3.000.000,-, dan Biaya Administrasi tiap bulan sebesar Rp. 2.000.000,- jadi biaya
pengiriman dan biaya administrasi yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama satu tahun yakni Rp. 36.000.000,-. Dan Rp.
24.000.000,-.
5.1.2 Biaya Operasional Produksi Tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik atau
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap periodik dalam bentuk
biaya tetap dan biaya tidak tetap atau variabel. Biaya operasional sendiri
mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya
administrasi, biaya listrik dan telepon, dan juga biaya bahan pembantu.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha
maupun pemilik perusahaan yang besarnya biaya tetap ini tidak dipengaruhi oleh
produksi yang dihasilkan. Komponen dalam biaya tetap yang dikeluarkan oleh
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara meliputi biaya PBB (Pajak
Bumi dan bangunan) serta biaya penyusutan. Berikut merupakan perhitungan
biaya tetap yang telah disajikan pada tabel 11 mengenai biaya tetap yang
dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama
satu tahun pada tahun 2017 dengan total biaya tetap pada Industri Tahu tersebut
sebesar Rp. 19.887,055,-.
74
Tabel 11. Biaya Tetap Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
tahun 2017
No. Komponen Biaya Jumlah Biaya
1. Biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB) Rp. 300.000,-
2. Biaya Penyusutan Rp. 19.587.055,-
TOTAL Rp. 19.887.055,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 11, diperoleh bahwa biaya tetap produksi tahu yang
dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama
tahun 2017 sebesar Rp. 19.887.055,-. Biaya tetap terbesar dikeluarkan untuk biaya
penyusutan sebesar Rp. 19.587.055,-, serta biaya PBB atau pajak bumi dan
bangunan sebesar Rp. 300.000,-. Hal tersebut dikarenakan biaya investasi
dikeluarkan untuk pembelian peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh
usaha produksi tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel disebut juga sebagai biaya tidak tetap yang merupakan
biaya yang biasanya berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat output suatu
kegiatan di dalam perusahaan. Biaya variabel yang dikeluarkan Industri
Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara dalam memproduksi Tahu selama
tahun 2017 meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya listrik, biaya
telepon, serta biaya transportasi. Berikut disajikan Tabel 6 mengenai biaya
variabel yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara selama tahun 2017.
75
Tabel 12. Biaya Variable Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara tahun 2017
No. Komponen Biaya Jumlah Biaya
1. Biaya Bahan Baku Rp. 2.734.100.800,-
2. Biaya Tenaga Kerja Rp. 480.000.000,-
3. Biaya Bahan Pembantu Rp. 81.600.000,-
4. Biaya Listrik dan Telepon Rp. 36.000.000,-
5. Biaya Transportasi, Pengiriman
dan Administrasi
Rp. 156.000.000,-
TOTAL Rp. 3.487.700.800,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan komponen biaya variabel yang
dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara dalam
melakukan produksi tahu selama tahun 2017, dimana terlihat bahwa biaya
variabel terbesar yang dikeluarkan untuk biaya bahan baku yakni sebesar Rp.
2.734.100.800,- berupa kacang kedelai dan minyak yang merupakan bahan utama
dalam pembuatan tahu. Biaya variabel lainnya yakni biaya bahan pembantu
sebesar Rp. 81.600.000,- yang berupa garam untuk menjaga tekstur dan kualitas
tahu. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan selama tahun 2017 sebesar Rp.
480.000.000,-, biaya listrik dan telepon yang dikeluarkan sebesar Rp.
36.000.000,- dan biaya transportasi, pengiriman, dan administrasi sebesar Rp.
156.000.000,- dengan total biaya variabel yang dikeluarkan pada produksi tahu
oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama tahun 2017
sebesar Rp. 3.487.700.800,-
3. Total Biaya
Total biaya merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya
variabel dengan disertai biaya investasi yang dikeluarkan pada Industri Rumahan
76
Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama tahun 2017. Berikut total biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut selama tahun 2017 yang dapat disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 13. Total Biaya Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
tahun 2017
No. Komponen Biaya Jumlah Biaya
1. Biaya Tetap Rp. 19.887.055,-
2. Biaya Variabel Rp. 3.487.700.800,-
TOTAL Rp. 3.507.587.855,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa total biaya operasional
yang harus dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
untuk dapat memproduksi tahu pada tahun 2017 sebesar Rp .507.587.855,-.
5.2. Penerimaan Usaha Produksi Tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya
6 Bersaudara
Penerimaan dari Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
berasal dari penerimaan penjualan tahu dan juga penjualan ampas tahu selama
tahun 2017. Dalam produksi produk tahu dalam setahun memproduksi tahu
sebesar 164.001 Kg dalam tahun 2017 mendapatkan penerimaan sebesar Rp.
4.100.070.900,-, sedangkan dalam produksi ampas tahu sebesar 21.995 Kg dalam
tahun 2017 mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 547.851.100,-, dengan total
penerimaan yang diperoleh dalam setahun sebesar Rp. 4.647.922.400,-.
5.2.1. Penerimaan Usaha Produksi Tahu
Penerimaan usaha produksi Tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara berasal hanya dari penjualan Tahu saja dengan produksi pada tahun
77
2017 yang mencapai 164,001Kg, Hasil penerimaan yang didapatkan dari
memproduksi tahu, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini dapat dilihat
hasil penerimaan usaha produksi Tahu Putih setiap bulan pada tahun 2017.
Tabel 14. Penerimaan Dari Penjualan Produksi Tahu Tahun 2017
Sumber: Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 14 di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang
diperoleh dari penjualan Tahu Putih pada tahun 2017, dimana jumlah produksi
yang dihasilkan sebesar 164,001 Ton dengan harga jual sebesar Rp.
25.000,- per peti, maka penerimaan usaha produksi Tahu pada Industri Rumahan
Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara pada tahun 2017 sebesar Rp. 4.100.070.900,-.
No
Bulan
(Tahun 2017)
Volume
Produksi
(Ton)
Harga Jual
(Rp/Kg)
Penerimaan
(Rp)
1. Januari 13,547 25.000 352.995.300
2. Februari 13,638 25.000 357.844.800
3. Maret 13,567 25.000 355.745.500
4. April 13,652 25.000 358.419.500
5. Mei 13,749 25.000 364.950.900
6. Juni 13,807 25.000 367.568.500
7. Juli 13,540 25.000 355.172.500
8. Agustus 13,722 25.000 360.225.800
9. September 13,792 25.000 365.635.000
10. Oktober 13,618 25.000 360.273.900
11. November 13,632 25.000 358.752.000
12. Desember 13,737 25.000 361.628.000
TOTAL 164,001 4.100.070.900
78
5.2.2. Penerimaan Usaha Penjualan Ampas Tahu
Penerimaan usaha produksi tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara tidak dapat hanya dari penjualan produk olahan tahu, namun dengan
menjual ampas tahu dengan produksi pada tahun 2017 yang mencapai 21.994,03
Kg. Hasil penerimaan yang didapatkan dari memproduksi tahu, hal tersebut dapat
dilihat pada Tabel 14 berikut ini dapat dilihat hasil penerimaan usaha produksi
Tahu setiap bulan pada tahun 2017.
Tabel 15. Penerimaan Dari Penjualan Ampas Tahu Tahun 2017
Sumber: Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 15 di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang
diperoleh dari penjualan Ampas Tahu pada tahun 2017, dimana jumlah produksi
No
.
Bulan
(Tahun 2017)
Volume
Produksi
(Kg)
Harga Jual
(Rp)
Penerimaan
(Rp)
1. Januari 1.430,83 15.000/20 Kg 21.462.400
2. Februari 1.688,81 15.000/20 Kg 25.332.200
3. Maret 1.656,80 15.000/20 Kg 24.852.000
4. April 1.711,63 15.000/20 Kg 25.674.500
5. Mei 2.124,50 15.000/20 Kg 31.867.400
6. Juni 2.238,81 15.000/20 Kg 33.582.100
7. Juli 1.665,67 15.000/20 Kg 24.985.000
8. Agustus 1.717,21 15.000/20 Kg 25.758.200
9. September 2.083,45 15.000/20 Kg 31.251.700
10. Oktober 1.982,30 15.000/20 Kg 29.735.000
11. November 1.795,15 15.000/20 Kg 26.927.200
12. Desember 1.818,87 15.000/20 Kg 27.283.000
TOTAL 21.994,03 547.851.500
79
yang dihasilkan sebesar 21.994,03 Kg dengan harga jual sebesar Rp. 25.000,-
per peti, maka penerimaan usaha produksi tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara pada tahun 2017 sebesar Rp. 547.851.500,-.
5.2.3. Penerimaan Usaha ProduksiTahu dan Ampas Tahu Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Total penerimaan usaha tahu dapat dihitung dengan jumlah penerimaan
dari penjualan tahu dan juga ampas tahu yang dijual oleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara. Berikut dijabarkan total penerimaan usaha yang
telah diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama tahun
2017.
Tabel 16. Total Penerimaan Usaha Produksi Tahu Pada Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017
No. Jenis Produk Penerimaan
1. Produk Olahan Tahu Rp. 4.100.070.900,-
2. Ampas Tahu Rp. 547.851.500,-.
TOTAL Rp. 4.647.922.400,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa total penerimaan yang
diperoleh Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara pada tahun 2017 sebesar
Rp. 4.647.922.400,- dengan penerimaan terbesar diperoleh dari penjulan produk
olahan tahu sebesar Rp. 4.100.070.900,- lalu penjulan ampas tahu sebesar Rp.
547.851.500,- Penerimaan terbesar diperoleh dari penjualan produk olahan tahu
dikarenakan berbagai macam proses dan membutuhkan bahan baku yang cukup
banyak dibandingkan dengan penjualan ampas tahu yang dihasilkan dari sisa-sisa
olahan produk tahu sehingga mempengaruhi harga jual.
80
5.3. Pendapatan Usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
Pendapatan usaha merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan
biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam melakukan suatu proses produksi.
Berikut ini dijabarkan dalam bentuk tabel pendapatan usaha Industri Rumahan
Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama tahun 2017.
Tabel 17. Pendapatan Usaha Produksi Tahu Pada Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017
No. Komponen Nilai
1. PENERIMAAN
a. Penjualan Produk Olahan Tahu Rp. 4.100.070.900,-
b. Penjualan Ampas Tahu Rp. 547.851.500,-
TOTAL PENERIMAAN Rp. 4.647.922.400,-
2. BIAYA
a. Biaya Tetap Rp. 19.887.055,-
b. Biaya Variabel Rp. 3.487.700.800,-
TOTAL BIAYA Rp. 3.507.587.855,-
3. PENDAPATAN Rp. 1.140.334.545,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2018)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besarnya pendapatan produksi Tahu
yang diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama tahun
2017 sebesar Rp. 1.140.334.545,-. Data di atas menunjukkan bahwa pendapatan
yang diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara memiliki
nilai positif atau lebih besar dari biaya yang dikeluarkan yang berarti usaha
produksi tahu yang dilakukan oleh IndustriRumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara
menguntungkan.
81
5.4. Analisis Pendapatan Usaha
Pendapatan merupakan balas jasa terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi. Pendapatan Usaha merupakan selisih antara penerimaan dan semua
biaya. Fungsi pendapatan harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan
kegiatan usaha lanjutan. Pendapatan usaha merupakan hasil dari penerimaan
dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam melakukan suatu
proses produksi.
5.4.1. Pendapatan Usaha Tahu
Pendapatan Usaha tahu diperoleh dari selisih jumlah penerimaan dan total
produksi dalam usaha Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara selama satu
tahun 2017. Penerimaan hasil usaha Tahu Industri Rumahan Tahu PMJ 6
Bersaudara merupakan jumlah produksi dikalikan dengan harga produksi. Jumlah
produksi yang dihasilkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara ini pada tahun 2017 sebesar 185.995,-Kg yang terbagi atas penjualan
produk tahu, dan penjualan ampas tahu. Harga jual sebesar Rp. 25.000,-/kg untuk
penjualan produk tahu dan Rp 15.000,-/20Kg untuk ampas tahu maka dihasilkan
pendapatan sebesar Rp. 1.140.334.545,,- selama 1 tahun pada 2017.
5.4.2. Analisis R/C Rasio
Analisis penerimaan atas biaya (R/C Rasio) merupakan perbandingan
(ratio atau nisbah) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Penerimaan yang
diperoleh pada usaha Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara sebesar Rp.
4.647.922.400,- sedangkan biaya total usaha Tahu PMJ 6 Bersaudara sebesar Rp. .
3.507.587.855,- Perhitungan analisis penerimaan atas biaya (R/C Rasio) usaha
82
tahu sebesar 1,33 Hasil tersebut didapat dari pembagian antara penerimaan dan
biaya total usaha tahu. Tabel dibawah ini menyajikan rincian analisis rasio
penerimaan atas biaya (R/C Rasio) yang diperoleh dari Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara yang dimulai dari Januari-Desember 2017,yang
berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan.
Tabel 18. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) yang Diperoleh
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017
NO Jenis Biaya Nilai (Rp)
1 Penerimaan 4.647.922.400,-
2 Total Biaya Usaha Tahu 3.507.587.855,-
Nilai Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) 1,33 Sumber : Data Primer Diolah (2018)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rasio atas biaya (R/C
Rasio) sebesar 1,33 mengindikasikan setiap Rp 1.000.000,- atas keseluruhan biaya
usaha tahu yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp
1.330.000,- kepada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara. Usaha
Industri Rumahan Tahu ini dapat dikatakan efisien karena memiliki nilai rasio
penerimaan atas biaya yang lebih dari satu (R/C Rasio > 1), sehingga kegiatan
Usaha Tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara layak dikembangkan
karena memberikan penerimaan lebih besar dari pada pengeluaranya.
5.4.3. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)
Analisis Rasio keuntungan atas biaya (B/C Rasio) merupakan
Perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh (pendapatan) dengan total
biaya usaha tahu yang dikeluarkan. Dengan menggunakan analisis Rasio
Keuntungan atas biaya ( B/C Rasio) yaitu digunakan untuk Investasi atau
penanaman modal bagi Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
83
Keuntungan atas pendapatan yang diperoleh Usaha Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama satu tahun (2017) yaitu sebesar Rp.
1.140.334.545,- dengan biaya total usaha Rp3.507.587.855,-, perhitungan analisis
rasio keuntungan atas biaya (B/C Rasio) usaha tahu adalah sebesar 0,33. Hasil
tersebut merupakan pembagian jumlah pendapatan (keuntungan) dengan biaya
total. Tabel di bawah ini menyajikan analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C
Rasio) yang diperoleh usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara
yang dimulai dari Januari-Desember 2017,yang berlokasi di Pamulang, Tangerang
Selatan.
Tabel 19. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (B/C Rasio) yang Diperoleh
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017
NO Jenis Biaya Nilai (Rp)
1 Pendapatan 1.140.334.545,-
2 Total Biaya Usaha Tahu 3.507.587.855,-
Nilai Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) 0,33
Sumber : Data Primer Diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 19, dapat dilihat bahwa nilai rasio keuntungan atas
biaya (B/C Rasio) usaha tahu sebesar 0,33 mengindikasikan jika modal yang
dikeluarkan sebesar Rp 1.000.000,- maka usaha tahu Industri Rumahan Pamulang
Jaya 6 Bersaudara akan mendapatkan manfaat keuntungan sebesar Rp 330.000,-.
Usaha Tahu dapat dikatakan memberikan manfaat untuk dijadikan investasi,
sehingga kegiatan usaha tahu layak dikembangkan karena analisis rasio
keuntungan atas biaya lebih beasar dari (B/C Rasio > 0).
5.4.4. Analisis Payback Period
Analisis payback period digunakan untuk mengetahui berapa lama jangka
waktu pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu
84
Pamulang Jaya 6 Bersaudara selama melakukan proses produksi yang diperoleh
dari perbandingan nilai investasi dengan nilai pendapatan. Nilai Investasi pada
penelitian ini dihasilkan dari total biaya yang digunakan untuk memproduksi tahu,
dan juga alat-alat pendukung lainnya yang menunjang Usaha produksi tahu pada
Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara.
Tabel 20. Payback Period yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya
6 Bersaudara tahun 2017
NO Jenis Biaya Nilai (Rp)
1 Investasi Usaha Tahu 504.450.000,-
2 Pendapatan Usaha Tahu 1.140.334.545,-
Analisis Payback Period (PP) 0,44
Sumber : Data Primer Diolah (2018)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh, menunjukkan bahwa
nilai Payback Period sebesar 0,44 yang dari perbandingan antara nilai investasi
sebesar Rp504.450.000,- dengan pendapatan sebesar Rp. 1.140.334.545,-
dikalikan dengan umur investasi selama satu tahun. Nilai payback period tersebut
menunjukkan bahwa usaha produksi tahu yang dilakukan Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara akan mengalami pengembalian modal dalam waktu
4 Tahun 4 bulan.
5.4.5. Analisis Break Event Point (BEP)
Break Event Point merupakan titik impas karena pada titik tersebut suatu
usaha tahu memperoleh untung dan juga tidak mengalami kerugiaan. Kondisi ini
akan menghasilkan laba yang diperoleh adalah nol (impas).
Analisis Break Event Point (BEP), titik impas produksi selain dinyatakan
dalam satuan kilogram, juga dinyatakan dengan rupiah. Perhitungan BEP
memiliki dua cara yaitu : BEP Produksi atau volume, dan BEP harga. BEP
85
Produksi digunakan untuk mengetahui titik impas produksi agar tidak mengalami
kerugian sedangkan BEP Harga untuk mengetahui titik impas dari penjualan
produk agar tidak mengalami kerugian dari penjualan produk.
1. BEP Produksi
Analisis BEP Produksi atau volume merupakan hasil pembagian antara
total biaya usaha tahu yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara dalam produksi dan produksi tahu. Total biaya usaha tahu yang
dikeluarkan oleh pelaku usaha atau pemilik Industri Rumahan Tahu sebesar Rp.
3.507.587.855,- /tahun, sedangkan harga jual Tahu adalah sebesar Rp. 25.000,-
/Papan. Tabel dibawah ini menyajikan analisis BEP Produksi yang diperoleh
Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara di Kota Tangerang Selatan.
Tabel 21 Analisis BEP Produksi yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara tahun 2017
No. Jenis Biaya Nilai (RP)
1 Total Biaya Usaha Tahu 3.507.587.855,-
2 Harga Jual 25.000,-/Kg
BEP Produksi 140.303,51 Kg
Sumber : Data Primer Diolah (2018)
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil BEP Produksi atau
volume yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara sebesar 140.303,51,- Kg/Tahun. Perhitungan yang dihasilkan akan
mengalami kerugian .jika nilai BEP Produksi tidak melebihi 140.303,51,-
Kg/Tahun. Perhitungan yang dihasilkan tidak akan mengalami keuntungan,
artinya dalam hasil tersebut merupakan titik impas.
2. BEP Harga
86
Analisis BEP Harga merupakan hasil BEP produksi yang ada pada Industri
Rumahan Usaha Tahu dengan produksi Usaha Tahu PMJ 6 Bersaudara . Biaya
Total usaha tahu yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara adalah sebesar Rp. 3.507.587.855,- /tahun sedangkan rata-rata total
produksi adalah 185.995 Kg/Tahun. Tabel dibawah ini menyajikan analisis BEP
Harga yang diperoleh pelaku usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara di Kota Tangerang Selatan.
Tabel 22. Analisis BEP Harga yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara tahun 2017
No. Jenis Biaya Nilai (RP)
1 Total Biaya Usaha Tahu 3.507.587.855,-
2 Total Produksi 185.995 Kg
BEP Harga Rp. 21.387,60 /Kg
Sumber : Data Primer Diolah (2018)
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil BEP harga yang ada
pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudaraadalah Rp . 21.387,60,-
/Kg. Perhitungan yang dihasilkan juga tidak akan mengalami keuntungan, artinya
dalam hasil tersebut merupakan titik impas.
5.4.6. Analisis Net Present Value (NPV)
Analisis Net Present Value (NPV) merupakan perhitungan yang digunakan
untuk mengetahui nilai sekarang dari selisih antara nilai sekarang total benefit dan
nilai sekarang total cost pada discount rate tertentu selama jangka waktu umur
investasi. Dalam hal ini, NPV menunjukkan besarnya kelebihan atau kekurangan
nilai sekarang penerimaan (benefit) dibandingkan dengan nilai sekarang dari biaya
(cost) selama jangka waktu pelaksanaan investasi, pada Industri Rumahan
Pamulang Jaya 6 Bersaudara ini nilai Net Present Value (NPV) yang di dapat
87
dalam jangka waktu usaha selama tahun 2017 sebesar Rp 532.217.768,- > 0
(NPV).
Nilai NPV ini menunjukkan usaha industri rumahan tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara ini akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 532.217.768,-.
Berdasarkan perhitungan menggunakan NPV maka usaha ini dapat dikatakan
layak untuk dijalankan. Tabel dibawah ini menyajikan analisis perhitungan Net
Present Value (NPV) yang diperoleh oleh pelaku usaha Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara di kota Tangerang Selatan.
Tabel 23. Analisis NPV yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara tahun 2017
No. Jenis Biaya Nilai (RP)
1 Pendapatan Usaha 1.140.334.545,-
2 Biaya yang dikeluarkan 504.450.000,-
3 Tahun berlaku investasi 10 Tahun
4 Tingkat bunga yang
berlaku
10 %
Net Present Value Rp 532.217.768,- > 0
Sumber : Data Primer Diolah (2018)
Berdasarkan perhitungan dari tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil Net
Present Value yang diperoleh usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara adalah sebesar Rp 532.217.768,- > 0. Dengan pendapatan usaha
sebesar Rp. 1.140.334.545,-, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 504.450.000,-,
tahun berlakunya investasi 10 tahun, tingkat bunga yang berlaku 10%,
Berdasarkan perhitungan menggunakan Net Present Value (NPV), maka usaha ini
dapat dikatakan layak untuk dijalankan kedepannya karena nilai
Net Present Value yang diperoleh sebesar Rp. 532.217.768,- yang nilainya lebih
besar daripada nol.
88
5.4.7. Analisis Sensitivitas atau Nilai Pengganti (Switching Value)
Analisis Sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu investasi dari sebuah usaha masih layak dijalankan jika
terdapat penyimpangan ataupun perubahan harga bahan baku maupun perubahan
harga jual produk pada usaha produksi tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara. Analisis sensitivitas pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui
tingkat kepekaan usaha produksi tahu pada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara terhadap perubahan harga pada bahan baku yang digunakan maupun
harga jual produk berupa tahu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
usaha produksi tahu pada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara sudah
layak untuk dijalankan lebih lanjut atau usaha ini tidak layak untuk dijalankan
lebih lanjut dengan menjual produk dengan harga Rp. 25.000,- perpapan/kg.
Berdasarkan tabel 23 diatas bahwa terdapat dua jenis perubahan yang
mempengaruhi usaha produksi tahu yaitu dapat dilihat dari kenaikan harga bahan
baku dan kenaikan biaya tenaga kerja yang disesuiakan dengan inflasi yang
dialami oleh kota Tangerang Selatan. Besaran perubahan asumsi analisis
sensitivitas (Switching Value) yang diterapkan menggunakan perhitungan inflasi
yang dialami oleh kota Tangerang Selatan sebesar 3,26 %, asumsi analisis
sensitivitas yang lain menggunakan perhitungan sebesar 8%, 10 %, dan juga 15%.
Asumsi analisis sensitivitas yang digunakan diawali dari 3,26 %, berdasarkan
tingkat inflasi yang di alami oleh Kota Tangerang selatan pada tahun 2017.
Kemudian asumsi analisis sensitivitas menggunakan perhitungan sebesar 8 %, 10
%, dan 15 %, berdasarkan kenaikan biaya tiap tahun yang selalu meningkat.
89
Analisis Sensitivitas disini yang diperhitungkan digunakan untuk
membandingkan perhitungan dengan menggunakan perhitungan dari R/C Rasio,
B/C Rasio, Break Event Point (BEP Harga & BEP Volume), Net Present Value
(NPV), Payback Period (PP), dan besarnya pengaruh kenaikan biaya bahan baku
dan kenaikan biaya tenaga kerja dalam hitungan persentase.
Tabel 24. Analisis Sensitivitas yang Diperoleh Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara tahun 2017 berdasarkan Naik dan turun antara Harga
Bahan Baku dan Harga Jual Tahu No. Uraian Harg
a
Baha
n
Baku
dan
Biaya
Tena
ga
Kerj
a
Nor
mal
Harga
Bahan
Baku
Naik
3,26 %
Berdas
arkan
Inflasi
Harg
a
Baha
n
Baku
Naik
8 %
Harg
a
Baha
n
Baku
Naik
10 %
Har
ga
Bah
an
Bak
u
Naik
15
%
Biaya
Tena
ga
Kerja
Naik
3,26
%
Inflas
i
Bia
ya
Ten
aga
Ker
ja
Nai
k 8
%
Bia
ya
Ten
aga
Ker
ja
Nai
k
10
%
Bia
ya
Ten
aga
Ker
ja
Nai
k
15
%
1 B/C Ratio 0.33 0.30 0.26 0.24 0.20 0.32 0.31 0.31 0.30
2 R/C Ratio 1.33 1.30 1.26 1.24 1.20 1.32 1.31 1.31 1.30
3 BEP
Harga (Rp) 21.387,
60
21.858,5
0
22.543,
19
22.832,
09
23.55
4,34
21.397.
14
21.6
21,7
5
21.6
80,2
8
21.8
26,6
2
Volume
(Kg) 140.30
3,51
143.392,
67
147.88
4,26
149.77
9,44
154.5
17,40
140.36
6,11
141.
839,
51
142.
223,
51
143.
183,
51
4 NPV (Rp) 532.21
7.768
494.967.
359
359.88
5.778
316.81
3.340
209.1
32.41
4
487.23
2.359
497.
266.
268
488.
538.
996
423.
300.
259
5 Payback
Period
4
Tahun
4
Bulan
4 Tahun
7 Bulan
5
Tahun
3
Bulan
5
Tahun
6
Bulan
6
Tahun
4
Bulan
4
Tahun
4 Bulan
4
Tahu
n 6
Bula
n
4
Tahu
n 6
Bula
n
4
Tahu
n 7
Bula
n
6 Besarnya
Pengaruh
Biaya Naik
dalam Persen
- 2,15% 5,12% 6,33% 9,20% 0,04% 1,08
%
1,34
%
2,01
%
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dilihat dari Skenario pertama dalam penggunaan Analisis sensitivitas
dengan menggunakan harga baku yang berupa kacang kedelai naik 3,26 %
menghasilkan penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada
90
Skenario pertama ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan,
indicator perhitungan Usaha produksi Tahu mengalami penurunan. Untuk B/C
ratio mengalami penurunan sebesar 0,03 menjadi 0,30, R/C ratio mengalami
penurunan 0,03 menjadi 1,30, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga
dan BEP Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan
harga. BEP Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 21.858,50, dan BEP Produksi
mengalami kenaikan menjadi 143.392,67 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan
adanya perubahan biaya variabel berupa harga bahan baku kedelai. Untuk
Payback Period mengalami perubahan yang awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi
perubahan harga bahan baku kedelai maka menjadi 4 Tahun 7 bulan.
Skenario kedua dalam penggunaan Analisis sensitivitas dengan
menggunakan harga baku yang berupa kacang kedelai naik 8 % menghasilkan
penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada Skenario kedua
ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan, indicator
perhitungan Usaha produksi Tahu mengalami penurunan. Untuk B/C ratio
mengalami penurunan sebesar 0,07 menjadi 0,26, R/C ratio mengalami penurunan
0,07 menjadi 1,26, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga dan BEP
Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan harga. BEP
Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 22.543,19, dan BEP Produksi mengalami
kenaikan menjadi 147.884,26 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
perubahan biaya variabel berupa harga bahan baku kedelai. Untuk Payback
Period mengalami perubahan yang awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi perubahan
harga bahan baku kedelai maka menjadi 5 tahun 3 bulan.
91
Dilihat dari Skenario ketiga dalam penggunaan Analisis sensitivitas
dengan menggunakan harga baku yang berupa kacang kedelai naik 10 %
menghasilkan penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada
Skenario ketiga ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan,
indicator perhitungan usaha produksi tahu mengalami penurunan. Untuk B/C ratio
mengalami penurunan sebesar 0,09 menjadi 0,24, R/C ratio mengalami penurunan
0,09 menjadi 1,24, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga dan BEP
Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan harga. BEP
Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 22.832,09, dan BEP Produksi mengalami
kenaikan menjadi 149.779,44 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
perubahan biaya variabel berupa harga bahan baku kedelai. Untuk Payback
Period mengalami perubahan yang awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi perubahan
harga bahan baku kedelai maka menjadi 5 tahun 6 bulan.
Skenario keempat ini dalam penggunaan Analisis sensitivitas dengan
menggunakan harga baku yang berupa kacang kedelai naik 15 % menghasilkan
penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada Skenario
keempat ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan, indicator
perhitungan usaha produksi tahu mengalami penurunan. Untuk B/C ratio
mengalami penurunan sebesar 0,13 menjadi 0,20, R/C ratio mengalami penurunan
0,13 menjadi 1,20, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga dan BEP
Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan harga. BEP
Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 23.554,34, dan BEP Produksi mengalami
kenaikan menjadi 154.517,40 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
92
perubahan biaya variabel berupa harga bahan baku kedelai. Untuk Payback
Period mengalami perubahan yang awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi perubahan
harga bahan baku kedelai maka menjadi 6 tahun 4 bulan.
Skenario kelima dalam penggunaan Analisis sensitivitas dengan
mengasumsikan kenaikan biaya tenaga kerja berdasarkan inflasi kota Tangerang
Selatan naik 3,26 % menghasilkan penurunan tingkat keuntungan dan masih layak
dijalankan. Pada Skenario kelima ini terjadi pada sebagian indikator analisis.
Secara keseluruhan, indicator perhitungan usaha produksi tahu mengalami
penurunan. Untuk B/C ratio mengalami penurunan sebesar 0,01 menjadi 0,32,
R/C ratio mengalami penurunan 0,01 menjadi 1,32, kemudian untuk BEP yang
terdiri atas BEP Harga dan BEP Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi
mengalami kenaikan harga. BEP Harga mengalami kenaikan menjadi Rp.
21.397.14, dan BEP Produksi mengalami kenaikan menjadi 140.366,11 Kg hal
tersebut terjadi dikarenakan adanya kenaikan upah biaya tenaga kerja. Untuk
Payback Period tidak mengalami perubahan tetap 4 tahun 4 bulan.
Skenario keeenam dalam penggunaan Analisis sensitivitas dengan
mengasumsikan kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 8 % menghasilkan
penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada Skenario keenam
ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan, indicator
perhitungan usaha produksi tahu mengalami penurunan. Untuk B/C ratio
mengalami penurunan sebesar 0,02 menjadi 0,31, R/C ratio mengalami penurunan
0,02 menjadi 1,31, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga dan BEP
Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan harga. BEP
93
Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 21.621,75, dan BEP Produksi mengalami
kenaikan menjadi 141.839,51 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
kenaikan upah biaya tenaga kerja. Untuk Payback Period mengalami perubahan
yang awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi perubahan harga bahan baku kedelai
maka menjadi 4 tahun 6 bulan.
Skenario ketujuh dalam penggunaan Analisis sensitivitas dengan
mengasumsikan kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 10 % menghasilkan
penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada Skenario ketujuh
ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan, indicator
perhitungan usaha produksi tahu mengalami penurunan. Untuk B/C ratio
mengalami penurunan sebesar 0,02 menjadi 0,31, R/C ratio mengalami penurunan
0,02 menjadi 1,31, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga dan BEP
Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan harga. BEP
Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 21.680,28, dan BEP Produksi mengalami
kenaikan menjadi 142.223,51 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
kenaikan upah biaya tenaga kerja. Untuk Payback Period mengalami perubahan
yang awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi perubahan harga bahan baku kedelai
maka menjadi 4 tahun 6 bulan.
Skenario kedelapan dalam penggunaan Analisis sensitivitas dengan
mengasumsikan kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 15 % menghasilkan
penurunan tingkat keuntungan dan masih layak dijalankan. Pada Skenario
kedelapan ini terjadi pada sebagian indikator analisis. Secara keseluruhan,
indicator perhitungan usaha produksi tahu mengalami penurunan. Untuk B/C ratio
94
mengalami penurunan sebesar 0,03 menjadi 0,30, R/C ratio mengalami penurunan
0,03 menjadi 1,30, kemudian untuk BEP yang terdiri atas BEP Harga dan BEP
Produksi. Pada Bep Harga dan BEP produksi mengalami kenaikan harga. BEP
Harga mengalami kenaikan menjadi Rp. 21.826,62, dan BEP Produksi mengalami
kenaikan menjadi 143.183,51 Kg hal tersebut terjadi dikarenakan adanya kenaikan
upah biaya tenaga kerja. Untuk Payback Period mengalami perubahan yang
awalnya 4 tahun 4 bulan jika terjadi perubahan harga bahan baku kedelai maka
menjadi 4 tahun 7 bulan.
Hasil dari perhitungan NPV dari setiap skenario kenaikan harga bahan
baku maupun kenaikan harga jual tahu dengan diskon faktor 10% pertahun
menghasilkan hasil yang positif dikarenakan usaha produksi tahu Industri
Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara mendapatkan keuntungan
pendapatan setiap bulan, dan dalam usaha produksi tahu memiliki masa usaha
yang relatif cepat.
95
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian dan penjelasan dalam hasil dan pembahasan
mengenai “Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu pada Industri Rumahan
Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara, Tangerang Selatan, Banten” maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerimaan Usaha Tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara tahun 2017 mencapai Rp. 4.647.922.400,-./tahun dengan total
biaya sebesar Rp. . 3.507.587.855,- , dan jumlah produksi dalam tahun
2017 sebesar 185,995 Ton. Pendapatan yang dihasilkan oleh Industri
Rumahan tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara pada tahun 2017 sebesar
Rp1.140.334.545- dari penjualan Tahu dan juga ampas tahu.
2. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara dalam menjalankan usahanya selama tahun 2017 meliputi total
biaya bahan baku sebesar Rp. 2.734.100.800,- biaya tenaga kerja sebesar
Rp. 480.000.000,-, biaya transportasi, pengiriman dan administrasi sebesar
Rp. 156.000.000,-. biaya transportasi sebesar Rp. 96.000.000,-. biaya
penyusutan sebesar Rp. 19.587.055,- biaya listrik dan telepon sebesar Rp.
36.000.000,-.biaya bahan pembantu sebesar Rp. 81.600.000,- serta biaya
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 300.000,-.
3. Nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 1,33 dan nilai B/C rasio atas biaya
totalnya sebesar 0,33. Dengan nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 1,33
96
menunjukkan bahwa untuk setiap Rp 1.000.000,- biaya yang dikeluarkan
maka usaha produksi tahu memberikan penerimaan sebesar Rp 1.330.000,-
Berdasarkan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan nilai R/C Rasio > 1,
sedangkan nilai B/C Rasio 0,33 artinya untuk setiap Rp 1.000.000,- biaya
yang dikeluarkan, maka usaha produksi tahu memperoleh keuntungan
sebesar Rp 330.000,-.
4. BEP produksi dari produksi total tahu yang diproduksi sebanyak
140.303,51 Kg, serta BEP harga untuk tahu Rp 21.387,60 /Kg.
5. Berdasarkan hasil perhitungan pendapatan R/C Rasio, B/C Rasio, dan
Break Event Point (BEP). Dengan R/C > 1 , B/C > 0 serta BEP produksi
dibawah produksi real dan BEP harga dibawah harga real maka dapat
diketahui bahwa usaha produksi tahu ini layak untuk dijalanka dan
memiliki prospek usaha yang baik untuk dikembangkan.
6. Tingkat kelayakan usaha produksi tahu pada Industri Rumahan Pamulang
Jaya 6 bersaudara dalam tahun pertama masih berada dalam kondisi layak
dengan hasil perhitungan Net B/C Ratio sebesar 0.33, NPV (Net Present
Value,) hasilnya positif sebesar Rp. 532.217.768,-, Kemudian alat analisis
yang digunakan adalah analisis sensitivitas dengan menggunakan skenario
perubahan kenaikan harga bahan baku 3,26 %, 8 %, 10 %, dan 15 %.
Untuk Analisis sensitivitas terjadi perubahan biaya tenaga kerja naik
menjadi 3,26 %, 8 %, 10%, dan 15%. Asumsi-asumsi tersebut dilakukan
berdasarkan data yang diperoleh mengenai kenaikan harga bahan baku dan
juga upah tenaga kerja tahunan, dengan asumsi tersebut maka pendapatan
97
usaha produksi tahu di Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
dapat berubah-ubah.
6.2. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan usaha
produksi tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara di kecamatan
Pamulang, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan
usaha produksi tahu :
1. Usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara, sebaiknya
menambah jumlah karyawan baik di bidang produksi maupun pemasaran,
agar dapat meningkatkan produktifitas dan juga meningkatkan pendapatan
usaha.
2. Usaha Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara, sebaiknya
Meningkatkan produksi tahu karena minat masyarakat dalam
mengkonsumsi tahu tiap tahunya selalu mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan. 2018. Analisis
perkembangan harga bahan pangan pokokdi pasar domestic dan
International. Diakses dari http://bppp.kemendag.go.id/. (22 Juli 2018:
20.11 WIB).
Badan Pusat Statistik. 2018. Rata-rata konsumsi perkapita seminggu beberapa
macam bahan makanan penting 2007-2017. Diakses dari
https://www.bps.go.id/. (22 Juli 2018: 20.34 WIB).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banten. 2017. Upah Tenaga Kerja Kota
Tangerang Selatan 2017. Diakses dari https://banten.bps.go.id/.
(17 Februari 2019: 21.13 WIB).
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2017. Inflasi Bulanan Kota
Tangerang Selatan 2017. Diakses dari https://tangselkota.bps.go.id/.
(26 Desember 2018: 21.00 WIB).
Baskoro,Wahidin Ihsan. 2017. Analisis Usahatani Benih Padi Bersertifikat pada
Penangkar Benih UPB Karawang PT Pertani. [skripsi]. Program Studi
Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.
Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Raja Media Grafindo
Persada: Jakarta.
Dede, Absakho Alisabiq R. 2015. Analisis Pendapatan Serai Wangi di Kebun
Percobaan Manoko Lembang Bandung. [skripsi]. Program Studi Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara: Jakarta.
Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Ghalia Indonesia: Bogor.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi-2. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-2. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta.
Muchtadi Deddy. 2010. Kedelai Komponen untuk Kesehatan. Alfabeta: Bogor.
Padangaran, Ayub M. 2013. Analisis Kuantitatif Pembiayaan Perusahaan
Pertanian. IPB Press: Bogor.
99
Prasetiyani, Ikha & Widiyanto, Dodi. 2013. Strategi menghadapi ketahanan
pangan di lihat dari kebutuhan dan ketersediaan pangan penduduk
Indonesia dimasa mendatang (tahun 2015-2040). Jurnal Bumi Indonesia,
Vol. 2 No. 2. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Riani, Laksmi Asri.2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Salim Emil.2012. Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai. Lily Publisher:
Yogyakarta.
Sediaoetama Djaeni Achmad. 1999. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Dian
Rakyat: Jakarta.
Siagian Renville. 2009. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. UI Press: Jakarta.
Sugi Al Malik. 2014. Analisis Pendapatan dan kelayakan usaha rumah potong
ayam di CV Al Malik Farm, Tapos, Depok. [skripsi]. Program Studi
Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.
Sumarsan Thomas. 2011. Akutansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. PT. Indeks
Permata Puri Media: Jakarta Barat.
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia Utama Pustaka:
Jakarta.
Utama, Mohamad 2010. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan di
PT Ojid Kharisma Nusantara. [skripsi]. Program Studi Agribisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Wibowo dan Arif Abubakar. 2002. Pengantar Akutansi I. PT. Grasindo, Anggota
IKAPI: Jakarta.
Widilestariningtyas, Ony, Sri Dewi Anggadini dan Dony Waluya Firdaus. 2012.
Akutansi Biaya. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Wright. 1976. Manajemen Keuangan. Penerbitan Yayasan Kanisius Yogyakarta:
Jakarta Pusat.
Yusniaji, Fahmi & Widajanti, Erni. 2013. Analisis penentuan persediaan bahan
baku kedelai yang optimal dengan menggunakan metode stochastic pada
PT. Lombok Gandaria. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol.13 No. 2.
Universitas Slamet Riyadi. Surakarta
100
LAMPIRAN
101
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Analisis Pendapatan Usaha Produk Tahu Pada “Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara”
Nama Pemilik Usaha :
Tanggal Wawancara :
Status Usaha :
Alamat :
Gambaran Umum Perusahaan
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara ?
2. Bagaimana Struktur organisasi pada Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara ?
3. Apa Visi, Misi, dan Tujuan didirikanya Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara ?
4. Dimana Lokasi Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6 Bersaudara ?
Aspek Teknis
1. Kapasitas produksi (Sehari) ?
2. Peralatan yang digunakan ?
3. Asal bahan baku ?
102
4. Penyimpanan produk dan bahan baku ?
5. Skedul dan proses produksi ?
6. Jumlah Tenaga Kerja sekitar lingkungan Industri Tahu ?
Aspek Pasar
1. Apa produk utama pada Industri Rumahan Tahu PMJ 6 Bersaudara ?
2. Saluran distribusi pemasaran ?
3. Kemana saja produk yang dijual di distribusikan ?
4. Segmentasi konsumen ?
5. Target pasar ?
6. Jumlah permintaan ?
7. Harga yang ditawarkan ?
8. Mutu produknya ?
9. Promosi yang dilakukan ?
Aspek Hukum
1. Perizinan usaha ?
2. Perizinan produk ?
Aspek Manajemen
1. Bagaimana waktu bekerja pada Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara ?
2. Jobdesk pekerja ?
3. Berapa jumlah karyawan yang terdapat pada usaha tahu tersebut ?
4. Bagaimana sistem penggajian yang diperoleh karyawan ?
Aspek Sosial dan Lingkungan
103
1. Dampak perusahaan terhadap masyarakat sekitar ?
2. Dampak perusahaan terhadap perekonomian masyarakat sekitar ?
3. Dampak perusahaan terhadap lingkungan sekitar perusahaan (Penanganan
Limbah) ?
Aspek Finansial
1. Berapa modal usaha yang digunakan ?
2. Berapa pendapatan usaha dari produk Tahu Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara ?
3. Berapa biaya tetap yang dikeluarkan (dibuat tabel)
a. Mesin
b. Peralatan
c. Tenaga kerja tetap
4. Berapa biaya variable yang di keluarkan (dibuat tabel)
a. Biaya bahan baku
b. Biaya pengemasan
c. Biaya pendistribusian
d. Biaya lain-lain
104
Lampiran 2. Biaya Penyusutan Produksi Tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017
No Nama Barang Nilai Umur Penyusutan Nilai Sisa Biaya Penyusutan/unit/tahun Unit Total Biaya Penyusutan
(Rp) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp/Tahun)
1 Bangunan 200,000,000 20 10,000,000 190,000,000 500,000 1 500,000
2 Mesin Uap 90,000,000 6 15,000,000 75,000,000 2,500,000 2 5,000,000
3 Blower Angin 30,000,000 6 5,000,000 25,000,000 833,333 4 3,333,333
4 Mesin Penggiling 10,000,000 10 1,000,000 9,000,000 100,000 2 200,000
5 Mobil 100,000,000 10 10,000,000 90,000,000 1,000,000 1 1,000,000
6 Tahang 18,000,000 8 2,250,000 15,750,000 281,250 12 3,375,000
7 Pisau 400,000 4 100,000 300,000 25,000 10 250,000
8 Bak Tahu 4,000,000 5 800,000 3,200,000 1,066.67 150 160,000
9 Meja 450,000 5 90,000 360,000 18,000 3 54,000
10 Kursi 250,000 5 50,000 200,000 10,000 5 50,000
11 Pesawat Telepon 200,000 3 66,667 133,333 22,222 1 22,222
12 Papan Cetakan 16,250,000 10 1,625,000 14,625,000 1,083.33 150 162,500
13 Saringan Ampas 600,000 2 300,000 300,000 150,000 20 3,000,000
14 Saringan Cetakan 300,000 2 150,000 150,000 75,000 20 1,500,000
15 Sangsarang 10,000,000 5 200,000 800,000 40,000 2 800,000
16 Penggorengan Besar 3,000,000 5 600,000 2,400,000 120,000 5 600,000
17 Motor 30,000,000 10 3,000,000 27,000,000 150,000 2 300,000
TOTAL BIAYA PENYUSUTAN 19,587,055
105
Lampiran 3. Biaya Investasi Produksi Tahu Industri Rumahan Tahu Pamulang
Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017
No Investasi Umur Harga PerUnit (1) Jumlah Nilai
Ekonomis
1 Bangunan 20 Tahun Rp. 200.000.000 1 unit Rp. 200.000.000,-
2 Mesin Uap 5 Tahun Rp. 45.000.000 2 unit Rp. 90.000.000,-
3 Blower Angin 5 Tahun Rp. 7.500.000 4 unit Rp. 30.000.000,-
4 Mesin Penggiling 10 Tahun Rp. 5.000.000 2 unit Rp. 10.000.000,-
5 Mobil 5 Tahun Rp. 100.000.000 1 unit Rp. 100.000.000,-
6 Tahang 8 Tahun Rp. 1.500.000 12 unit Rp. 18.000.000,-
7 Pisau 3 Tahun Rp. 40.000 10 unit Rp. 400.000,-
8 Bak tahu 5 Tahun Rp. 27.000 150 unit Rp. 4.000.000,-
9 Meja 5 Tahun Rp. 150.000 3 unit Rp. 450.000,-
10 Kursi 5 Tahun Rp. 50.000 5 unit Rp. 250.000,-
11 Pesawat Telepon 3 Tahun Rp. 200.000 1 unit Rp. 200.000,-
12 Papan Cetakan 10 Tahun Rp. 110.000 150 unit Rp. 16.250.000,-
13 Saringan Ampas 2 Tahun Rp. 30.000 20 unit Rp. 600.000,-
14 Saringan Cetakan 2 Tahun Rp. 15.000 20 unit Rp. 300.000,-
15 Sangsarang 5 Tahun Rp. 500.000 2 unit Rp. 1.000.000,-
16 Penggorengan Besar 5 Tahun Rp. 750.000 4 unit Rp. 3.000.000,-
17 Motor 10 Tahun Rp. 15.000.000 2 unit Rp. 30.000.000,-
TOTAL Rp. 504.450.000,-
106
Lampiran 4. Tingkat Inflasi Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Bulan Tingkat Inflasi
Januari 0.98
Februari 0.41
Maret 0.01
April -0.09
Mei 0.56
Juni 0.42
Juli 0.11
Agustus -0.06
September 0.09
Oktober 0.05
November 0.22
Desember 0.56
Rata-rata 0.27
Total 3.26 Sumber: Badan Pusat Statistik Tangerang Selatan, 2017
107
Lampiran 5. Upah dan Gaji Karyawan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
Divisi Produksi Upah
Karyawan Upah Lembur
Total Gaji dan
Upah Lembur
1 3,000,000 500,000 3,500,000
2 3,000,000 500,000 3,500,000
3 3,000,000 500,000 3,500,000
4 3,000,000 500,000 3,500,000
5 2,500,000 400,000 2,900,000
6 2,500,000 400,000 2,900,000
7 2,500,000 400,000 2,900,000
8 2,000,000 300,000 2,300,000
9 2,000,000 300,000 2,300,000
10 1,500,000 250,000 1,750,000
11 1,500,000 250,000 1,750,000
Total 26,500,000 4,300,000 30,800,000
Divisi Pemasaran
12 2,500,000 400,000 2,900,000
13 2,500,000 400,000 2,900,000
14 1,500,000 200,000 1,700,000
15 1,500,000 200,000 1,700,000
Total 8,000,000 1,200,000 9,200,000
Total Keseluruhan RP. 40,000,000,-
108
Lampiran 6. Biaya Bahan Baku Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
Bulan
Harga Bahan
Baku Kedelai
Produksi
Kedelai (Kg)
Harga Bahan
Baku Kedelai
per (kg)
Harga Bahan
Baku Kedelai
Januari
192,248,000 13,547
14,191.19 192,248,000
Februari
196,042,900 13,638
14,374.75 196,042,900
Maret
194,966,600 13,567
14,370.65 194,966,600
April
195,922,500 13,652
14,351.19 195,922,500
Mei
200,188,400 13,749
14,560.22 200,188,400
Juni
201,088,400 13,807
14,564.24 201,088,400
Juli
195,314,500 13,540
14,425.00 195,314,500
Agustus
197,994,000 13,722
14,428.95 197,994,000
September
201,637,000 13,792
14,619.85 201,637,000
Oktober
199,055,000 13,618
14,617.05 199,055,000
November
196,261,500 13,632
14,397.12 196,261,500
Desember
198,262,800 13,737
14,432.76 198,262,800
Total
2,368,981,600 164,001
173,332.96 2,368,981,600
109
Bulan
Harga Bahan
Baku Minyak
Produksi
Kedelai (Kg)
Harga Bahan
Baku Minyak
per (kg)
Harga Bahan
Baku Minyak
Januari
26,248,600 13,547
1,937.60 26,248,600
Februari
28,228,300 13,638
2,069.83 28,228,300
Maret
28,330,500 13,567
2,088.19 28,330,500
April
29,442,000 13,652
2,156.61 29,442,000
Mei
32,996,200 13,749
2,399.90 32,996,200
Juni
34,938,600 13,807
2,530.50 34,938,600
Juli
28,096,400 13,540
2,075.07 28,096,400
Agustus
29,018,000 13,722
2,114.71 29,018,000
September
33,024,600 13,792
2,394.48 33,024,600
Oktober
31,492,000 13,618
2,312.53 31,492,000
November
31,578,000 13,632
2,316.46 31,578,000
Desember
31,726,000 13,737
2,309.53 31,726,000
Total
365,119,200 164,001
26,705.38 365,119,200
Biaya Total
Biaya Kacang Kedelai 2,368,981,600
Biaya Minyak 365,119,200
Total Keseluruhan Rp. 2,734,100,800
110
Lampiran 7. Perhitungan Biaya Normal Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
Lampiran 8. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 3,26 % Berdasarkan Inflasi
Kota Tangerang Selatan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg)Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 292,298,988 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 82,146,762 200,000,000
Februari 292,298,988 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 90,871,262 90,000,000
Maret 292,298,988 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 88,296,012 30,000,000
April 292,298,988 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 91,791,762 10,000,000
Mei 292,298,988 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 104,538,512 100,000,000
Juni 292,298,988 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 108,846,262 18,000,000
Juli 292,298,988 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 87,842,762 400,000
Agustus 292,298,988 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 93,681,262 4,000,000
September 292,298,988 13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 104,587,262 450,000
Oktober 292,298,988 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 97,708,512 250,000
November 292,298,988 13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 93,379,762 200,000
Desember 292,298,988 13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 96,597,762 16,250,000
Jumlah 3,507,587,855 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 1,140,287,894 600,000
B/C Ratio 0.33 300,000
R/C Ratio 1.33 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 21387.60 30,000,000
BEP Volume (Kg) 140303.51 504,450,000
NPV 10% (Rp) 532,217,768
Payback Period 0.44
Tahun 4
Bulan 4
BEP
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 298,734,721.25 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 75,711,029 200,000,000
Februari 298,734,721.25 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 84,435,529 90,000,000
Maret 298,734,721.25 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 81,860,279 30,000,000
April 298,734,721.25 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 85,356,029 10,000,000
Mei 298,734,721.25 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 98,102,779 100,000,000
Juni 298,734,721.25 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 102,410,529 18,000,000
Juli 298,734,721.25 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 81,407,029 400,000
Agustus 298,734,721.25 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 87,245,529 4,000,000
September 298,734,721.25 13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 98,151,529 450,000
Oktober 298,734,721.25 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 91,272,779 250,000
November 298,734,721.25 13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 86,944,029 200,000
Desember 298,734,721.25 13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 90,162,029 16,250,000
Jumlah 3,584,816,655 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 1,063,059,095 600,000
B/C Ratio 0.30 300,000
R/C Ratio 1.30 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 21858.50 30,000,000
BEP Volume (Kg) 143392.67 504,450,000
NPV 10% (Rp) 494,967,359
Payback Period 0.47
Tahun 4
Bulan 7
BEP
111
Lampiran 9. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 8 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
bersaudara Tahun 2017
Lampiran10. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 10 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
bersaudara Tahun 2017
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 308,092,198.58 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 66,353,551 200,000,000
Februari 308,092,198.58 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 75,078,051 90,000,000
Maret 308,092,198.58 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 72,502,801 30,000,000
April 308,092,198.58 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 75,998,551 10,000,000
Mei 308,092,198.58 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 88,745,301 100,000,000
Juni 308,092,198.58 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 93,053,051 18,000,000
Juli 308,092,198.58 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 72,049,551 400,000
Agustus 308,092,198.58 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 77,888,051 4,000,000
September308,092,198.58
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 88,794,051450,000
Oktober 308,092,198.58 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 81,915,301 250,000
November308,092,198.58
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 77,586,551200,000
Desember308,092,198.58
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 80,804,55116,250,000
Jumlah 3,697,106,383 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 950,769,367 600,000
B/C Ratio 0.26 300,000
R/C Ratio 1.26 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 22543.19 30,000,000
BEP Volume (Kg) 147884.26 504,450,000
NPV 10% (Rp) 359,885,778
Payback Period 0.53
Tahun 5
Bulan 3
BEP
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp)PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 312,040,501.25 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 62,405,249 200,000,000
Februari 312,040,501.25 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 71,129,749 90,000,000
Maret 312,040,501.25 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 68,554,499 30,000,000
April 312,040,501.25 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 72,050,249 10,000,000
Mei 312,040,501.25 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 84,796,999 100,000,000
Juni 312,040,501.25 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 89,104,749 18,000,000
Juli 312,040,501.25 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 68,101,249 400,000
Agustus 312,040,501.25 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 73,939,749 4,000,000
September312,040,501.25
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 84,845,749450,000
Oktober 312,040,501.25 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 77,966,999 250,000
November312,040,501.25
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 73,638,249200,000
Desember312,040,501.25
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 76,856,24916,250,000
Jumlah 3,744,486,015 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 903,389,735 600,000
B/C Ratio 0.24 300,000
R/C Ratio 1.24 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 22832.09 30,000,000
BEP Volume (Kg) 149779.44 504,450,000
NPV 10% (Rp) 316,813,340
Payback Period 0.56
Tahun 5
Bulan 6
BEP
112
Lampiran 11. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik 15 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
bersaudara Tahun 2017
Lampiran 12. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 3,26 % Berdasarkan Inflasi
Kota Tangerang Selatan Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 321,911,257.92 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 52,534,492 200,000,000
Februari 321,911,257.92 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 61,258,992 90,000,000
Maret 321,911,257.92 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 58,683,742 30,000,000
April 321,911,257.92 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 62,179,492 10,000,000
Mei 321,911,257.92 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 74,926,242 100,000,000
Juni 321,911,257.92 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 79,233,992 18,000,000
Juli 321,911,257.92 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 58,230,492 400,000
Agustus 321,911,257.92 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 64,068,992 4,000,000
September 321,911,257.92 13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 74,974,992 450,000
Oktober 321,911,257.92 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 68,096,242 250,000
November 321,911,257.92 13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 63,767,492 200,000
Desember 321,911,257.92 13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 66,985,492 16,250,000
Jumlah 3,862,935,095 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 784,940,655 600,000
B/C Ratio 0.20 300,000
R/C Ratio 1.20 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 23554.34 30,000,000
BEP Volume (Kg) 154517.40 504,450,000
NPV 10% (Rp) 209,132,414
Payback Period 0.64
Tahun 6
Bulan 4
BEP
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 292,429,387.92 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 82,016,362 200,000,000
Februari 292,429,387.92 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 90,740,862 90,000,000
Maret 292,429,387.92 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 88,165,612 30,000,000
April 292,429,387.92 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 91,661,362 10,000,000
Mei 292,429,387.92 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 104,408,112 100,000,000
Juni 292,429,387.92 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 108,715,862 18,000,000
Juli 292,429,387.92 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 87,712,362 400,000
Agustus 292,429,387.92 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 93,550,862 4,000,000
September292,429,387.92
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 104,456,862450,000
Oktober 292,429,387.92 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 97,578,112 250,000
November292,429,387.92
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 93,249,362200,000
Desember292,429,387.92
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 96,467,36216,250,000
Jumlah 3,509,152,655 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 1,138,723,095 600,000
B/C Ratio 0.32 300,000
R/C Ratio 1.32 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 21397.14 30,000,000
BEP Volume (Kg) 140366.11 504,450,000
NPV 10% (Rp) 487,232,359
Payback Period 0.44
Tahun 4
Bulan 4
BEP
113
Lampiran 13. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 8 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
Lampiran 14. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 10 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 295,498,987.92 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 78,946,762 200,000,000
Februari 295,498,987.92 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 87,671,262 90,000,000
Maret 295,498,987.92 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 85,096,012 30,000,000
April 295,498,987.92 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 88,591,762 10,000,000
Mei 295,498,987.92 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 101,338,512 100,000,000
Juni 295,498,987.92 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 105,646,262 18,000,000
Juli 295,498,987.92 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 84,642,762 400,000
Agustus 295,498,987.92 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 90,481,262 4,000,000
September295,498,987.92
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 101,387,262450,000
Oktober 295,498,987.92 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 94,508,512 250,000
November295,498,987.92
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 90,179,762200,000
Desember295,498,987.92
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 93,397,76216,250,000
Jumlah 3,545,987,855 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 1,101,887,895 600,000
B/C Ratio 0.31 300,000
R/C Ratio 1.31 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 21621.75 30,000,000
BEP Volume (Kg) 141839.51 504,450,000
NPV 10% (Rp) 497,266,268
Payback Period 0.46
Tahun 4
Bulan 6
BEP
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 296,298,987.92 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 78,146,762 200,000,000
Februari 296,298,987.92 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 86,871,262 90,000,000
Maret 296,298,987.92 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 84,296,012 30,000,000
April 296,298,987.92 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 87,791,762 10,000,000
Mei 296,298,987.92 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 100,538,512 100,000,000
Juni 296,298,987.92 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 104,846,262 18,000,000
Juli 296,298,987.92 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 83,842,762 400,000
Agustus 296,298,987.92 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 89,681,262 4,000,000
September296,298,987.92
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 100,587,262450,000
Oktober 296,298,987.92 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 93,708,512 250,000
November296,298,987.92
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 89,379,762200,000
Desember296,298,987.92
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 92,597,76216,250,000
Jumlah 3,555,587,855 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 1,092,287,895 600,000
B/C Ratio 0.31 300,000
R/C Ratio 1.31 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 21680.28 30,000,000
BEP Volume (Kg) 142223.51 504,450,000
NPV 10% (Rp) 488,538,996
Payback Period 0.46
Tahun 4
Bulan 6
BEP
114
Lampiran 15. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Naik 15 % Berdasarkan Asumsi
Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tahun 2017
Lampiran 16. Perhitungan Biaya Bahan Baku Naik Tidak Layak 50 %
Berdasarkan Asumsi Analisis Sensitivitas Industri Rumahan Tahu
Pamulang Jaya 6 Bersaudara Tahun 2017
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 298,298,987.92 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 76,146,762 200,000,000
Februari 298,298,987.92 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 84,871,262 90,000,000
Maret 298,298,987.92 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 82,296,012 30,000,000
April 298,298,987.92 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 85,791,762 10,000,000
Mei 298,298,987.92 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 98,538,512 100,000,000
Juni 298,298,987.92 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 102,846,262 18,000,000
Juli 298,298,987.92 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 81,842,762 400,000
Agustus 298,298,987.92 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 87,681,262 4,000,000
September298,298,987.92
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 98,587,262450,000
Oktober 298,298,987.92 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 91,708,512 250,000
November298,298,987.92
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 87,379,762200,000
Desember298,298,987.92
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 90,597,76216,250,000
Jumlah 3,579,587,855 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 1,068,287,895 600,000
B/C Ratio 0.30 300,000
R/C Ratio 1.30 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 21826.62 30,000,000
BEP Volume (Kg) 143183.51 504,450,000
NPV 10% (Rp) 423,200,359
Payback Period 0.47
Tahun 4
Bulan 7
BEP
BULAN BIAYA (Rp) PRODUKSI TAHU (Kg) Ampas Tahu Total Produksi HARGA JUAL (Rp) PENERIMAAN (Rp) PENDAPATAN (Rp) Biaya Investasi
Januari 391,006,554.58 13,547 1,430.83 14,978 25,000 374,445,750 -16,560,805 200,000,000
Februari 391,006,554.58 13,638 1,688.81 15,327 25,000 383,170,250 -7,836,305 90,000,000
Maret 391,006,554.58 13,567 1,656.80 15,224 25,000 380,595,000 -10,411,555 30,000,000
April 391,006,554.58 13,652 1,711.63 15,364 25,000 384,090,750 -6,915,805 10,000,000
Mei 391,006,554.58 13,749 2,124.50 15,874 25,000 396,837,500 5,830,945 100,000,000
Juni 391,006,554.58 13,807 2,238.81 16,046 25,000 401,145,250 10,138,695 18,000,000
Juli 391,006,554.58 13,540 1,665.67 15,206 25,000 380,141,750 -10,864,805 400,000
Agustus 391,006,554.58 13,722 1,717.21 15,439 25,000 385,980,250 -5,026,305 4,000,000
September391,006,554.58
13,792 2,083.45 15,875 25,000 396,886,250 5,879,695450,000
Oktober 391,006,554.58 13,618 1,982.30 15,600 25,000 390,007,500 -999,055 250,000
November391,006,554.58
13,632 1,795.15 15,427 25,000 385,678,750 -5,327,805200,000
Desember391,006,554.58
13,737 1,818.87 15,556 25,000 388,896,750 -2,109,80516,250,000
Jumlah 4,692,078,655 164,001 21,994 185,995 4,647,875,750 -44,202,905 600,000
B/C Ratio -0.01 300,000
R/C Ratio 0.99 1,000,000
504,450,000 3,000,000
BEP Harga (Rp) 28610.06 30,000,000
BEP Volume (Kg) 187683.15 504,450,000
NPV 10% (Rp) -544,634,459
Payback Period -11.41
Tahun -11
Bulan -4
BEP
115
Lampiran 17. Rincian Biaya Bahan Pembantu
Bulan Harga Bahan Pembantu Biang Tahu Harga Bahan Pembantu Garam Harga Bahan Baku Kayu Bakar Harga Bahan Baku Pembantu Keseluruhan
Januari 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Februari 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Maret 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
April 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Mei 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Juni 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Juli 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Agustus 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
September 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Oktober 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
November 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Desember 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Total 21,600,000 43,200,000 16,800,000 81,600,000
Rata-Rata Pengeluaran Tiap Bulan 1,800,000 3,600,000 1,400,000 6,800,000
Biang Tahu Kebutuhan Perhari (Rupiah) 60,000 30 1,800,000
Kebutuhan Perbulan(Rupiah) 1,800,000 12
Kebutuhan Pertahun (Rupiah) 21,600,000 21,600,000
Garam Kebutuhan Perhari (Rupiah) 120,000 30 3,600,000
Kebutuhan Perbulan(Rupiah) 3,600,000 12
Kebutuhan Pertahun (Rupiah) 43,200,000 43,200,000
Kayu Bakar Kebutuhan Per 2 Minggu 700,000 2 1,400,000
Kebutuhan Perbulan(Rupiah) 1,400,000 12
Kebutuhan Pertahun (Rupiah) 16,800,000 16,800,000
116
Lampiran 18. Dokumentasi
Industri Tahu Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
Foto dengan Pemilik Usaha Tahu Industri Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara
117
Penyiapan Bahan Baku Kedelai dan Tempat Penyimpanan Kedelai
Proses Perendaman Kacang Kedelai
Proses Penggilingan Kedelai dan Proses menjadi bubur kedelai
118
Proses Penyaringan Sari Kedelai
Proses Perendaman menggunakan Asam Cuka bersama dengan sari kedelai
Proses penyaringan kedelai menjadi tahu dan proses pemotongan tahu
119
Proses penggorengan tahu mentah menjadi Tahu Goreng
Tahu sudah dipacking dan siap untuk dipasarkan dan Penjualan Ampas Tahu
didalam karung beras
Mesin Uap dan Kayu Bakar untuk pengapian