AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DEKOKTA KULIT BUAH MANGGA (Mangifera
indica L.) INDRAMAYU PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN 1%
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar SarjanaFarmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Yunisca Febrianty
NIM : 148114147
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DEKOKTA KULIT BUAH MANGGA (Mangifera
indica L.) INDRAMAYU PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN 1%
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar SarjanaFarmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Yunisca Febrianty
NIM : 148114147
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tiga hal penting dalam perjuangan adalah tekad yang kuat, strategi yang terarah, dan
kdekatan pada Tuhan – Mary Riana
Kupersembahkan karya ini untuk
Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan harapan
Ibu dan alm. Bapak tercinta atas kasih sayang dan dukungan yang tak terhingga
Adik-adikku terkasih dan para sahabat atas dukungan doa dan motivasinya
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aktivitas Antiinflamasi
Dekokta Kulit Buah Mangga (Mangifera indica L.) Indramayu Pada Mencit Jantan Galur Swiss
Terinduksi Karagenin 1%” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Pada proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulis tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku dekan fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing dan Dosen penguji
yang dengan sabar selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan memberikan
masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing
Akademil (DPA) yang memberikan saran dan kritik membangun hingga skripsi ini
tersusun dengan baik dan juga atas dukungan dan bimbingan dari awal masa
perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi, sehingga penulis berhasil
menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Dosen penguji yang memberikan
saran dan kritik membangun sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
5. Staf laboratorium farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
atas segala bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian di
laboratorium farmasi.
6. Orangtua yang terkasih, terutama kepada Ibu dan alm. Bapak yang selalu memberikan
semangat, kasih sayang, doa, dan dukungan baik secara materi maupun non-materi
sehingga penulis dapat menyelessikan skripsi ini dengan baik.
7. Adik-adikku Dewi Agnesia dan Calva Yosia Trivaldi yang selalu memberikan
semangat dan dukuungan kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
8. Keluarga kedua di yogyakarta yaitu teman-teman sepelayanan KBU GKI Gejayan atas
dukungannya untuk terus bertumbuh dalam Iman sehingga penulis termotivasi dan
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Sahabat dekat Jeremy Joshua Tiran yang selalu memberikan motivasi, dukungan, doa
dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
10. Sahabatku Oja Shabrina, Ferlita Aprillia, Deviadi, Adriawan, Aril Sesa, Kartika Dwi,
yang selalu mendukung, menjadi tempat keluh kesah penulis dan memberikan
semangat kepada penulis selama merantau di kota jogja dan memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 Fakultas Farmasi Univeristas Sanata
Dharma Yogyakarta dan juga teman-temab dari fakultas lain, untuk kebersamaan yang
dilalui penulis dari awal masa perkuliahan hingga sekarang.
12. Teman, sehabat perjuangan, dan keluarga di FSM D 2014 yang telah menjadi motivasi,
memberikan dukunga, doa, dan perhatian kepada penulis dalam proses penyusunan
skripsi dan kebersamaan selama masa perkuliahan, yang telah memberikan berbagai
pengalaman berharga.
13. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian: Maria Rizki Afanti, Lie, Elvina atas
bantuan, kerjasama, perjuangan serta suka dan duka yang dialami selama penelitian.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna termasuk penulis.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan ketidakmampuan yang ada
dalam penyusunan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun sehingga dapat membuat karya ini menjadi lebih baik.
Akhir kata peulis berharap skripsi ini akan memberikan manfaat dalam bidang
kefarmasian, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 14 Desember 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................................................................ vi
PRAKATA .......................................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................... xii
INTISARI ........................................................................................................................................... xii
ABSTRACT ....................................................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1
METODEL PENELITIAN ................................................................................................................... 3
Bahan ........................................................................................................................................ 3
Alat ........................................................................................................................................... 3
Penyiapan kulit buah Mangifera indica L. Indramayu ............................................................ 3
Pembuatan dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu .............................................. 4
Identifikasi kandungan kimia Flavonoid dan tanin .................................................................. 4
Pengujian efek antiinflamasi .................................................................................................... 4
Analisis statistika ..................................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6
Hasil determinasi dan dekokta kulit buah mangga Indramayu ................................................ 6
Penetapan Kadar Air ................................................................................................................ 6
Hasil identifikasi kandungan kimia .......................................................................................... 7
Hasil uji pendahuluan .............................................................................................................. 7
Uji efek antiinflamasi ............................................................................................................... 9
Uji persentase penghambatan inflamasi ................................................................................. 13
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 15
SARAN ............................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 17
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
TABEL I. Rata-rata AUC total pada uji pendahuluan dosis
efektif k-dikloenak .......................................................................................... 8
TABEL II. Hasil uji Post Hoc AUC total pada uji pendahuluan
dosis efektif ka-diklofenak ................................................................................ 8
TABEL III. Rata-rata AUC total, Standart error dan nilai p pada
perlakuan uji antinflamasi ............................................................................... 10
TABEL IV. Hasil uji Post Hoc AUC total perlakuan uji aktivitas antiinflamasi
dengan menggunakan jangka sorong ............................................................. 12
TABEL V. Hasil uji Post Hoc AUC total perlakuan uji aktivitas antiinflamasi
dengan menggunakan pletismometer ............................................................. 12
TABEL VI. Rata-rata persen penghambatan inflamasi (% pi)
pada kelompok uji antiinflamasi ..................................................................... 13
TABEL VII. Hasil uji Post Hoc AUC persen penghambatan inflamasi (% pi)
pada perlakuan uji aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan jangka sorong
......................................................................................................................... 14
TABEL VIII. Hasil uji Post Hoc AUC persen penghambatan inflamasi (% pi)
pada perlakuan uji aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan pletismometer
.......................................................................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waku (menit) pada masing-
masing kelompok uji antiinflamasi ................................................................ 11
GAMBAR 2 . Kurva volume udema (mL) terhadap waku (menit) pada masing-
masing kelompok uji antiinflamasi ................................................................ 11
GAMBAR 3 . Buah Mangga ................................................................................................. 22
GAMBAR 4. Kulit buah mangga kering .............................................................................. 22
GAMBAR 5 . Serbuk kulit buah mangga ............................................................................. 22
GAMBAR 6. Dekokta kulit buah mangga ........................................................................... 22
GAMBAR 7. Hewan uji yang digunakan ............................................................................. 23
GAMBAR 8. Pemberian Oral ............................................................................................... 23
GAMBAR 9. Injeksi subplantar ........................................................................................... 23
GAMBAR 10. Pengukuran dengan menggunakan pletismometer ......................................... 24
GAMBAR 11. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong digital ............................... 24
GAMBAR 12. Flavonoid ....................................................................................................... 25
GAMBAR 13. Tanin ............................................................................................................... 25
GAMBAR 14. Penetapan kadar air replikasi 1 ....................................................................... 48
GAMBAR 15. Penetapan kadar air replikasi 2 ...................................................................... 48
GAMBAR 16. Penetapan kadar air replikasi 3 ...................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Surat determinasi tanaman buah mangga
(Mangifera indica L.) ......................................................................... 20
LAMPIRAN 2. Surat Ethical Clearance ...................................................................... 21
LAMPIRAN 3. Tanaman buah mangga (Mangifera indica L.) dan
dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu .......................... 22
LAMPIRAN 4. Hewan uji yang digunakan dan perlakuan ......................................... 23
LAMPIRAN 5. Pengukuran udema ............................................................................. 24
LAMPIRAN 6. Uji Flavonoid dan tanin ..................................................................... 25
LAMPIRAN 7. Surat Kalibrasi jangka sorong ............................................................ 26
LAMPIRAN 8. Hasil uji statistik AUC pendahuluan................................................... 27
LAMPIRAN 9. Hasil uji statistik AUC perlakuan ....................................................... 38
LAMPIRAN 10. Kurva volume udema (mL) dan tebal udema (mm)
terhadap waktu (jam) pada masing masing kelompok uji antiinflamasi
.............................................................................................................. 47
LAMPIRAN 11 Penetapan kadar air serbuk kulit buah mangga .................................. 48
LAMPIRAN 12 Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data secara
statistik .............................................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
INTISARI
Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap adanya kerusakan jaringan. Kulit buah
mangga memiliki potensi sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
antiinflamasi dan persentase penghambatan dari permberian dekokta kulit Mangifera indica L.
Indramayu pada mencit jantan galur Swiss yang terinduksi karagenin 1%.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak
lengkap pola searah. Dua Puluh lima ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol
negatif, kontrol positif, dekokta kulit Mangifera Indica L. Indramayu dosis 0,83; 1,67 dan 3,33
mg/gBB dan diinduksi karagenin 1% pada selang waktu 15 menit setelah pemberian per oral,
kemudian dilakukan pengukuran volume udema menggunakan pletismometer dan tebal udema
dengan menggunakan jangka sorong mulai dari menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180,
210, 240, 270, 300, 330, dan 360.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekokta kulit buah Mangifera indica L.
Indramayu memiliki aktivitas efek antiinflamasi. Persentase penghambatan inflamasi dengan
dosis 0,83; 1,67 and 3,33 mg/gBB berturut-turut adalah 27,33; 27,18 dan 36,02 % (jangka
sorong) dan 33,19; 32,05 dan 47,40 % (pletismometer). Dari hasil penelitian ini menujukkan
bahwa dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu memiliki aktivitas sebagai efek
antiinflamasi.
Kata kunci : Antiinflamasi, dekokta, kulit Mangifera indica L. Indramayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Inflammation is the body response towards tissue damage. The peel of mango fruit has
a potential as an Anti-inflammatory. This research aimed to determine the effects of anti-
inflammatory and retardation percentage of adding decocta peel of Mangifera indica L.
Indramayu on male mice Swiss strain which were induced with 1% carragenin.
This research was experimental with direct sampling design. Twenty five mice were
divided into 5 groups namely negative control, positive control, decocta peel of Mangifera
indica L. Indramayu dose 0.83; 1.67 and 3.33 mg/gBW and were induced with 1% carragenin
within 15 minutes after oral administration, then measured udema volume using
plethysmometer and udema thickness using a digital calipers started from the minute of 0, 15,
30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, and 360.
The results showed that decocta peel of Mangifera indica L. Indramayu had activities
of anti-inflammatory effect. The percentage of inflammatory retardation with dose of 0.83;
1.67 and 3.33 mg/gBW respectively were 27.33; 27.18 and 36.02 % (digital calipers) and
33.19; 32.05 and 47.40 % (plethysmometer). The results of this study showed that decocta peel
of Mangifera indica L. has activity as an Anti-inflammatory effect.
Keywords: Anti-inflammatory, decocta peel of Mangifera indica L. Indramayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Gaya hidup kembali ke alam ( Back to nature) menjadi tren saat ini sehingga
masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam termasuk bahan tanaman obat sebagai
pengobatan tradisional. Sebenarnya jauh sebelum adanya pelayanan kesehatan formal dengan
menggunakan obat modern, Masyarakat Indonesia sudah mengenal terlebih dahulu pengobatan
secara tradisional dengan menggunakan tanaman berkhasiat obat (herbal) sebagai salah satu
upaya menanggulangi berbagai masalah kesehatan karena tanaman berkhasiat obat (herbal)
dianggap lebih ekonomis dan memiliki efek samping yang kecil sehingga dianggap lebih aman
dan efektif (Redaksi Agromedia, 2008).
Inflamasi adalah proses yang kompleks yang sering dihubungkan dengan nyeri dan
dapat menyebabkan berbagai kejadian seperti peningkatan permeabilitas pembuluh darah,
peningkatan denaturasi protein dan perubahan membran. Inflamasi terhadap jaringan terjadi
karena adanya respon terhadap cedera pada suatu jaringan yang diakibatkan oleh mikroba, agen
fisik atau bahan kimia. Respon terhadap cedera ini biasanya ditandai dengan kemerahan, nyeri,
panas, dan pembengkakan fungsi didaerah luka (Leelaprakash et al., 2011).
Inflamasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu akut dan kronis. Inflamasi akut
adalah inflamasi jangka pendek yang ditandai oleh adanya tanda klasik seperti bengkak,
kemerahan, nyeri, panas, dan hilangnya fungsi yangmana hal ini terjadi karena infiltrasi
jaringan oleh plasma dan leukosit (Vetriselvan et al., 2013). Inflamasi kronik biasanya
memiliki durasi yang lebih panjang (hari sampai tahun), dan ditandai dengan perjalanan
limfosit dan makrofag dengan keterkaitannya dengan proliferasi pembuluh darah dan fibrosis
(Serhan et al., 2010).
Radikal bebas merupakan salah satu penyebab terjadinya inflamasi karena radikal
bebas yang berlebihan nantinya akan memicu pengeluaran mediator-mediator nyeri yang
menyebabkan kerusakan jaringan. Sehingga adanya hubungan antara penangkapan radikal
bebas dengan penghambatan mediator-mediator nyeri dan peradangan. Antioksidan dapat
menghentikan kerusakan yang diaktifkan oleh adanya radikal bebas karena antioksidan
nantinya akan menghambat inisiasi pembentukan radikal bebas atau menginaktifkan radikal
bebas (Tjay dan Rahardja, 2007).
Pengobatan inflamasi yang selama ini dilakukan pada umumnya menggunakan obat-
obatan modern yang memiliki efek samping yang tinggi. Obat modern yang biasa digunakan
ialah obat antiinflamasi non steroid (AINS) yang memiliki efek samping merugikan tubuh
seperti tukak lambung (Tjay dan Rahardja, 2007). Oleh sebab itu untuk mengurangi
kemungkinan efek samping pada obat-obat modern khususnya untuk antiinflamasi, maka perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilakukannya penelitian untuk mengembangkan tumbuhan-tumbahan obat (herbal) yang
memiliki efek sebagai antiinflamasi. Salah satu tanaman yang diduga dapat memiliki efek
antiinflamasi adalah kulit buah mangga ( Mangifera indica L.).
Mangifera indica L. merupakan pohon yang cukup besar karena memiliki tinggi 10- 40
cm. Berbentuk simetris dengan bentuk yang menyerupai kubah. Memiliki batang yang
berwarna cokelat sampai hitam dan agak tebal. Memiliki akar yang panjang dan bercabang
cabang, panjang akar sekitar 6 – 8 m atau lebih. Bunganya bertangkai pendek dan memiliki
bau yang manis. Serbuk sari berbentuk variabel dengan ukuran bervariasi 20 – 35 mikron.
Memiliki buah berbiji dan berdaging, memiliki ukuran, bentuk, warna, aroma, rasa yang
bervariasi (Parvez, 2016).
Penelitian ini menggunakan bagian kulit buah dari mangga karena menurut penelitian
dari Kim et al. (2010) bahwa kulit buah mangga menunjukkan kandungan fenolik sebanyak
tiga kali lipat dibandingkan dengan daging buahnya. Hasil penelitian Kuganesan et al. (2017)
menunjukan adanya aktivitas antioksidan dan antiinflamasi pada ekstrak etil asetat dari kulit
buah mangga (Mangifera indica L.), sehingga pada penelitian ini digunakan kulit buah mangga
dari varietas yang berbeda yaitu kulit buah mangga Indramayu. Pada uji yang dilakukan ekstrak
kulit buah mangga (Mangifera indica L.) memiliki kandungan flavonoid dan fenolik yang
diketahui dapat digunakan sebagai antiinflamasi.
Pengujian efek antiinflamasi biasanya dilakukan dengan menggunakan
pletismoemeter dan jangka sorong. Pletismometer memiliki prinsip pengukuran berdasarkan
hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa apabila benda dimasukkan ke dalam zat air akan
menimbulkan daya atau tekanan ke atas sehingga nantinya akan diketahui volume udema pada
kaki mencit. Sedangkan jangka sorong memiliki prinsip yaitu mengukur diameter atau
ketebalan udema pada kaki mencit, pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
merupakan pengukuran yang relatif sederhana, baik dan istrumen yang dibutuhkan, proses
perlakuan, pengamatam, pengukuran hingga pengolahan data (Sukmawati et al., 2015)
Pada penelitian ini digunakan metode dekokta yaitu dengan perebusan. Metode ini
dipilih karena umumnya masyarakat menggunakan obat tradisional dengan perebusan. Metode
ekstraksi dekokta merupakan metode ekstraksi sederhana dan dilakukan dengan mengekstraksi
sediaan herbal dengan aquadest pada suhu 90°C selama 30 menit (Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pada tingkatan dosis berapa
dekokta kulit buah Mangifera indica L. dapat memberikan efek antiinflamasi pada kaki mencit
yang telah diinduksi karagenin 1%. Setelah kaki mencit diinduksi karagenin 1% akan terjadi
udem pada kaki mencit yangmana ini merupakan respon inflamasi yang terjadi akibat adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
rangsangan kimia. Sehingga dengan adanya pemberian zat antiinflamasi diharapkan akan
mengurangi volume udem kaki mencit yang telah mengalami inflamasi.
Untuk memastikan bahwa pada kulit buah Mangifera indica L. Indramayu
mengandung senyawa fenolik yang berguna sebagai antiinflamasi seperti flavonoid dan tanin
maka pada penelitian ini juga akan dilakukan uji kualitatif untuk mengidentifikasi adanya
flavonoid dan tanin pada kulit buah Mangifera indica L. Indramayu.
METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai efek antiinflamasi dekokta kulit buah mangga (Mangifera indica
L.) Indramayu merupakan penelitian jenis eksperimental murni dengan rancangan acak
lengkap pola serah. Variabel bebas pada penelitian ini adalah dosis sediaan dekokta kulit buah
mangga (Mangifera indica L.) yaitu sebesar 0, 83; 1,67; dan 3,33 mg/gBB. Variabel
tergantungnya yaitu penurunan volume dan tebal udema telapak kaki belakang mencit yang
terinduksi karagenin 1% dan diukur menggunakan jangka sorong dan pletismometer.
Sedangkan untuk variabel pengacau terkendali merupakan subjek uji yaitu mencit jantan galur
Swiss dengan berat badan 20-30 gram dan umur 2 – 3 bulan. Variabel pengacau tak terkendali
yaitu keadaan patofisiologi dari mencit.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk uji efek antiinflamasi dekokta kulit buah mangga
(Mangifera indica L.) Indramayu antara lain; hewan uji berupa mencit jantan galur Swiss
berumur 2-3 bulan dengan berat badan sekitar 20-30 g sebanyak 25 ekor yang diperoleh dari
Laboratorium Imuno Universitas Sanata Dharma. kulit Mangifera indica L. Indramayu,
karagenin tipe λ (Sigma Chemival Co), wetting agent Trelux C-41 didapatkan dari
Laboratorium Farmakologi Toksikologi Universitas Sanata Dharma, cataflam® Fast dan NaCl
0,9% didapatkan dari Apotek Sanata Dharma.
Alat
Alat yang digunakan antara lain Pletismometer (Ugo Basile®) dan Jangka sorong
(TORA®), timbangan analitik (Mettler Tolendo®), ayakan no. 40 dan 50 (Retsch®), oven
(Memmert®), moisture balance (Mettler Toledo®), alat-alat gelas, termometer, panci enamel,
kain flanel, dan stopwatch.
Penyiapan kulit buah Mangifera indica L. Indramayu
Kulit buah Mangifera indica L. Indramayu dicuci dengan air hingga bersih kemudian
dijemur hingga kering dan dibuat serbuk dengan cara diblender. Setelah itu serbuk yang telah
jadi dimasukkan lagi ke oven pada suhu 30 – 50 oC agar serbuk benar-benar sudah kering.
Kemudian serbuk diayak dengan menggunakan ayakan dengan nomor 40 dan 50 mesh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pembuatan dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu
Diambil sebanyak 10 gram serbuk kulit buah Mangifera indica L. kemudian
dimasukkan kedalam panci enamel dan ditambahkan aquadest sebanyak 100 mL setelah itu
dipanaskan pada heater dengan suhu 90oC dan suhunya tetap dijaga selama 30 menit sambil
sesekali di aduk. Waktu 30 menit dihitung ketika suhu campuran telah mencapai 90oC. Setelah
30 menit, campuran tersebut diambil dan diperas menggunakan kain flannel, kemudian
ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekokta kulit
Mangifera indica L. Indramayu yang dinginkan yaitu 100mL sehingga didapatkan dekokta
kulit Mangifera indica L. Indramayu dengan kosentrasi 10% (Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI, 2010).
Identifikasi kandungan kimia flavonoid dan tanin
Identikasi kandungan kimia ini bertujuan untuk memastikan apakah pada dekokta
kulit buah Mangifera indica L. Indarmayu mengandung flavonoid dan tanin yang bertindak
sebagai antiinflamasi. Uji Flavonoid dilakukan dengan menambahkan sebanyak 2 mL seduhan
dekokta dan kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,1 gram
serbuk magnesium, 1-2 mL etanol 95% dan 10 tetes HCl pekat. Setelah itu digojog kuat, dan
diamati warna yang terbentuk, jika warna yang terbentuk adalah jingga maka dapat dipastikan
bahwa sediaan positif mengandung flavonoid. Sedangkan untuk pengujian tanin dilakukan
dengan mengambil air seduhan dekokta sebanyak 1 mL kemudian dimasukkan kedalam tabung
reaksi lalu ditambahkan 3-5 tetes FeCl3 1%, jika warna dihasilkan terbentuk warna hijau
kehitaman maka dapat dipastikan sediaan positif mengandung tanin ( Azizah et al., 2014).
Pengujian efek antiinflamasi
Mencit yang akan digunakan ditimbang dan dibagi secara acak sebanyak 5 ekor
mencit setiap kelompoknya. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan aquadest, kelompok
II sebagai kontrol positif diberikan cataflam fast yang berisi Kalium diklofenak dengan dosis
4,48 mg/kgBB, sedangkan untuk kelompok III-V merupakan kelompok yang diberikan
dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu dengan masing-masing dosis 0,83; 1,67,
dan 3,33 mg/gBB secara peroral. Karagenin 1 % diberikan setelah 15 pemberian oral aquadest,
Kalium diklofenak ataupun dekokta. Karagenin injeksikan secara subpantar pada telapak kaki
kiri mencit. Pemberian karagenin 1% setelah 15 menit pemberian oral merupakan rentang
waktu yang paling efektif yang didapatkan dari hasil uji pendahuluan.
Setelah diinjeksi karagenin diukur tebal udema dengan menggunakan jangka sorong
digital dan diukur volume udema dengan menggunakan pletismometer pada menit ke-0, 15,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360. Nilai selisih udema diukur dan
dihitung nilai AUC total masing-masing perlakuan dengan rumus sebagai berikut:
AUC0-x =( C1−C0
2 x t1-t0 ) + (
C2−C1
2 x t2-t0 ) + …. + (
Cn−Cn−1
2 x tn-tn-1 )
Keterangan :
AUC0-x = Area Under Curve dari ketebalan udema telapak kaki mencit pada menit ke-
0 sampai menit ke-360
Cn – Cn-1 = Besarnya tebal udema dari menit ke-0 sampai menit ke-360
tn – tn-1 = Lamanya waktu pengukuran mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-360
(Ikawati et al., 2007).
Adanya aktifitas antiinflamasi nantinya dapat dilihat dari persen (%) penghambatan
inflamasi. Rumus perhitungannya sebagai berikut :
Penghambatan inflamasi (%) = (AUC0−x)0 − (AUC0−x)n
(AUC0−x)0 x 100 %
Keterangan :
(AUC0-x)0 = AUC0-x rata-rata dari AUC udema telapak kaki mencit pada kelompok
kontrol negatif (mm.menit)
(AUC0-x)n = AUC0-x rata-rata dari AUC udema telapak kaki mencit pada masing-
masing hewan uji yang diberi senyawa uji dengan dosis sebesar n
(mm.menit)
(Ikawati et al., 2007).
Analisis Statistik
Hasil yang sudah didapat dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk
mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji tersebut diketahui
bahwa pada semua kelompok sudah terdistribusi normal yang dilihat dari nilai p > 0,05. Setelah
itu dilanjutkan dengan uji ANOVA one way dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang
didapatkan dari uji ANOVA yaitu didapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan paling tidak
terdapat dua kelompok yang memiliki rata-rata AUC total yang berbeda bermakna. Kemudian
dilakukan analisis dengan analisis Post Hoc menggunakan uji LSD untuk melihat kelompok
mana yang memiliki perbedaan (Dahlan, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil determinasi dan dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu
Bahan yang digunakan pada penelitian adalah kulit buah Mangifera indica L.
Indramayu yang didapatkan dari UD buah segar, Pasar Induk buah dan sayur Giwangan Jl.
Imogiri Timur, Giwangan Umbulharjo, Yogyakarta. Determinasi dilakukan di Laboratorium
Biologi Fakultas Farmasi UGM. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang
digunakan pada penelitian ini benar merupakan buah Mangifera indica L. Namun determinasi
yang dilakukan hanyak menunjukkan identitas buah hanya sampai pada spesies dan belum
dapat mengidentifikasi hingga ke varietas hal ini disebabakan karena pada saat determinasi
hanya mengidentifikasi menggunakan buahnya saja. Sehingga perlu melihat dari bagian
tanaman lainnya seperti tinggi tanaman, morfologi batang, daun, bunga, biji, percabanga
(Anonim, 2006).
Dalam pembuatan dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu langkah
pertama yang dilakukan adalah mengupas buah mangga sehingga hanya didapatkan kulit
buahnya. Setelah itu kulit buah dicuci dengan air hingga bersih. Kemudian kulit buah mangga
dikeringkan kurang lebih selama 3 hari hingga benar-benar kering dan dibuat serbuk dengan
cara diblender serta di ayak dengan menggunakan ayakan nomor 40 dan 50 mesh (Syamsuni,
2006). Pengayakan ini bertujuan untuk mendapatkan serbuk yang tidak terlalu kecil ataupun
tidak terlalu besar karena apabila serbuk terlalu kecil maka akan timbul agregat yang
disebabkan oleh adanya serbuk yang lolos pada penyaringan, dan jika serbuk terlalu besar dapat
menyebabkan kontak antar pelarut dengan serbuk lebih kecil. Pada penelitian ini didapatkan
jumlah simplisia kulit kering kulit buah Mangifera indica L. Indramayu sebesar 185 g dan
jumlah serbuk kulit buah Mangifera indica L. Indramayu yang diperoleh adalah 112 g.
Sehingga hasil rendemen yang didapatkan sebesar 60, 54 %.
Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance yang ada
di Laboratorium Formulasi Teknologi Sedian Padat Fakultas Farmasi USD. Penetapan kadar
air pada serbuk dilakukan untuk memastikan apakah serbuk yang digunakan sudah memenuhi
persyaratan serbuk yang baik, yaitu memiliki kandungan air kurang dari 10 % (Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1994). Hasil yang didapatkan pada uji ini yaitu serbuk
kulit buah Mangifera indica L. Indramayu mengandung kadar air 4,92 %. Hal ini membuktikan
bahwa serbuk kulit buah Mangifera indica L memenuhi persyaratan sebagai serbuk yang baik
karena memiliki kandungan air kurang dari 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Hasil identifikasi kandungan kimia
Hasil identifikasi kandungan kimia pada dekokta kulit buah Mangifera indica L
Indramayu didapatkan bahwa dekokta kulit buah Mangifera indica L Indramayu positif
mengandung Flavonoid dan Tanin. Hal ini dilihat dari adanya perubahan warna sediaan
menjadi jingga dan perubahan warna sediaan menjadi hijau kehitaman ( lampiran gambar 12
dan 13).
Hasil uji pendahuluan
Sebelum dilakukan pengujian dekokta kulit buah Mangifera Indica L. Indramayu
maka perlu dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu. Tujuan dilakukan uji pendahuluan ini
adalah untuk mengetahui waktu yang paling efektif pada pemberian karagenin dalam
pembentukan udema. Karagenin merupakan polisakarida yang didapatkan dari ekstrak
Chondrus crispus atau yang sering juga disebut rumput laut merah dari kelas Rhodophyceae.
Rumput laut ini umumnya dapat ditemukan di samudera Atlantik, Eropa, dan Amerika Utara.
Karagenin ini biasanya digunakan sebagai bahan pada produk makanan dan juga sering
digunakan sebagai agen pengiritasi pada hewan untuk pengujian aktivitas antiinflamasi (Necas
and Bartosikova 2013).
Pada kelompok I dan II diberikan cataflam fast yang berisi Kalium diklofenak secara
per oral dengan dosis 4,48 dan 9,1 mg/kgBB dan setelah 15 menit kemudian diinjeksikan
karagenin 1% pada kaki kanan mencit secara subplantar dan diukur hasilnya dengan
menggunakan jangka sorong dan pletismometer. Pada kelompok III dan IV diberikan Kalium
diklofenak secara per oral dengan dosis 4,48 dan 9,1 mg/kgBB, 30 menit kemudian
diinjeksikan karagenin 1% pada kaki kanan mencit secara subplantar dan diukur hasilnya
dengan menggunakan jangka sorong dan pletismometer. Dari hasil uji pendahuluan diketahui
bahwa waktu pemberian karagenin 1% yang optimal
adalah 15 menit. Hasil rata-rata AUC total dan standart error dapat dilihat pada tabel I dan
hasil uji Post Hoc AUC total dapat dilihat pada tabel II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel I. Rata-rata AUC total uji pendahuluan dosis efektif kalium diklofenak
Keterangan :
X = Mean (rata-rata)
SE = Standard error
Tabel II. Uji Post Hoc AUC pada dosis efektif Kalium diklofenak
Keterangan :
BB = Berbeda bermakna (P < 0,05)
BTB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05)
Berdasarkan hasil uji Post Hoc dapat dilihat bahwa semua perlakuan kalium
diklofenak baik pada dosis I ataupun II dengan rentang waktu 15 menit atau 30 menit memiliki
nilai rata-rata AUC total yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif aquadest, hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan kalium diklofenak pada dosis I ataupun II dengan rentang
waktu 15 menit dan 30 menit memiliki efektifitas dalam menurunkan volume udema ataupun
tebal udema. Namun pada pemberian kalium diklofenak pada dosis 4,48 g/kgBB dengan
rentang waktu 15 menit memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih kecil dibanding dengan yang
lainnya Sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan kalium diklofenak dengan dosis
4,48 g/kgBB dan pada rentang waktu 15 menit sebagai kontrol positif.
Kelompok Rata-rata AUC total ( X ± SE) Nilai p
Jangka Sorong
(mm.menit)
Pletimometer
(mL.menit)
Jangka sorong Pletismometer
Aqudest 15 menit 484,49±1,85 32,90±1,53 0,980 (N) 0,780(N)
K-diklofenak dosis 4,48
mg/kgBB 15 menit
231,27±1,85
7,85±0,26
0,809 (N)
0,637(N)
Kalium diklofenak dosis
9,1 mg/kgBB
15 menit
255,34±8,32
8,85±0,87
0,309 (N)
1,000(N)
Kalium diklofenak dosis
4,48 mg/kgBB 30 menit
241,74±2,19
8,93±0,87
0,548(N)
1,000(N)
Kalium diklofenak dosis
9,1 mg/kgBB
30 menit
313,03±10,95
9,70±0,15
0,415(N)
0,855(N)
Kelompok Kalium diklfenak
dosis I
(15 menit)
Kalium diklofenak dosis II
(15 menit)
Kalium diklofenak dosis I
(30 menit)
Kalium diklofenak dosis II
(30 menit)
Aquadest (15 menit)
Kalium diklofenak dosis I
(15 menit)
-
BB
BTB
BB
BB
Kalium diklofenak dosis II
(15 menit)
BB
-
BTB
BB
BB
Kalium diklofenak dosis I
(30 menit)
BTB
BTB
-
BB
BB
Kalium diklofenak dosis II
(30 menit)
BB
BB
BB
-
BB
Aquadest (15 menit)
BB BB BB BB -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Uji efek antiinflamasi dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu
Setelah didapatkan waktu optimal pemberian karagenin 1% melalui uji pendahuluan
selanjutnya dilakukan uji efek antiinflamasi dekokta kulit buah Mangifera indica L.
Indramayu. Tujuan dilakukan uji efek antiinflamasi dekokta kulit buah Mangifera indica L.
Indramayu ini adalah untuk mengetahui apakah kulit buah Mangifera indica L. Indramayu
memiliki efek sebagai antiinflamasi dan untuk mengetahui seberapa besar persen
penghambatan inflamasi dari dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu.
Pada penelitian ini digunakan aquadest sebagai kontrol negatif yang juga digunakan
sebagai pelarut, tujuan digunakannya aquadest sebagai kontrol negatif yaitu untuk memastikan
bahwa pelarut yang digunakan memiliki aktivitas antiinfamasi sehingga tidak berpengaruh
terhadap penurun udema. Pada penelitian ini juga digunakan Kalium diklofenak sebagai
kontrol positif, ini bertujuan untuk membandingkan seberapa besar aktivitas antiinflamasi pada
DKBMI terhadap kalium diklofenak yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi.
Kalium diklofenak yang digunakan dalam bentuk serbuk agar lebih mudah larut dan juga
memiliki absropsi yang jauh lebih cepat sehingga akan mencapai sirkulasi sistemik serta
konsentrasi plasma puncak dalam waktu 10 – 15 menit setelah pemberian (Altman et al., 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Djunarko et al. (2016) menunjukkan bahwa aquadest sebagai
kontrol negatif menghasikan udema yang paling besar diantara kelompok perlakuan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa aquadest yang digunakan sebagai pelarut tidak memiliki aktivitas
sebagai antiinflamasi dan untuk hasil penilitian dengan menggunakan kalium diklofenak
sebagai kontrol positif menghasilkan udema yang paling kecil diantara kelompok perlakuan
yang lain, sehingga dari hasil ini dapat dipastikan bahwa kalium diklofenak terbukti memiliki
aktivitas sebagai antiinflamasi.
Dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu dibuat dalam 3 dosis yaitu dosis
0,83; 1,67, dan 3,33 g/mgBB yang mana nantinya akan diinduksi secara peroral kepada masing-
masing mencit dan setelah 15 menit kemudian akan diinjeksikan karagenin 1% secara
subplantar pada kaki kanan mencit. Setelah itu diukur tebal udema dengan menggunakan
jangka sorong digital dan diukur volume udema dengan menggunakan pletismometer pada
menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360.
Pada tabel III menunjukkan hasil rata-rata AUC dan standard error volume udema
maupun tebal udema setelah pemberian secara per oral dekokta kulit buah mangga Indramayu
(DKBMI) selama 6 jam yang diukur menggunakan jangka sorong dan pletismometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel III. Rata-rata AUC total, Standard error dan nilai p pada perlakuan uji antiinflamasi
Keterangan :
X = Mean (rata-rata)
SE = Standard error
DKBMI = Dekokta kulit buah mangga Indramayu
Pada tabel III menujukkan bahwa rata-rata AUC total dari DKBMI dosis 0,83; 1,67
dan 3,33 mg/gBB memiliki hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol negatif
aquadest, sehingga dapat dipastikan bahwa kelompok perlakuan memiliki potensi dalam
menurunkan udema. Jika dibandingkan dengan kontrol positif maka ketiga dosis DKBMI
memiliki potensi dalam menurunkan udema namun kemampuannya lebih kecil dibandingkan
Kalium diklofenak. Pada ketiga dosis DKBMI dapat dilihat bahwa pada pemberian DKBMI
dosis 3,33 mg/gBB memiliki hasil rata-rata AUC yang paling kecil dibandingkan dari ketiga
dosis DKBMI yang lain sehingga dosis yang memiliki kemampuan paling besar dalam
menurunkan udema adalah DKBMI dosis 3,33 mg/gBB.
Grafik penurunan tebal dan volume udema pada masing-masing perlakuan dari
kontrol negatif hingga perlakuan pemberian dekokta kulit buah mangga Indramayu ada gambar
1 dan 2. Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan volume udema pada menit ke-
150, sedangkan peningkatan volume udema pada kontrol positif terjadi pada menit ke- 120 dan
untuk DKBMI peningkatan volume udema terjadi pada menit ke-150. Pada gambar 2 ada
sedikit perbedaan khususnya pada pengukuran tebal udema pada kontrol negatif karena
pengukuran tebal udema pada kontrol negatif tidak menunjukkan peningkatan ataupun
penurunan tebal udema yang berarti, sedangkan untuk peningkatan tebal udema pada kontrol
positif terjadi pada menit ke-120 dan untuk DKBMI terjadi peningkatan tebal udema pada
menit ke-150. Dari hasil yang didapatkan antara pengukuran menggunaan jangka sorong dan
pletismometer memiliki hasil yang berbeda, hal ini kemungkinan terjadi karena pada saat
pengukuran tebal udema dengan menunggunakan jangka sorong terlalu menekan kaki mencit,
sedangkan saat pengukuran volume udema dengan pletismometer hasil yang didapatkan sedikit
Kelompok Rata-rata AUC total ( X ±SE) Nilai P
Jangka Sorong
(mm.menit)
Pletimometer
(mL.menit)
Jangka
sorong
Pletismom
eter
DKBMI dosis 0,83
mg/gBB
411, 25 ± 3,54 20,78 ± 0,55 0,679 0,996
DKBMI dosis 1,67
mg/gBB
412,09 ± 3,72 21,15 ± 0,43 0,870 0,980
DKBMI dosis 3,33
mg/gBB
362,07 ± 3,64 16,28 ± 0,34 0,442 0,814
Kontrol negatif
aquadest
566,04 ± 4,34 31,17 ± 0,72 0,231 0,997
Kontrol positif Kalium
diklofenak
264,92 ± 3,61 11,15 ± 0,39 0,439 0,350
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terpengaruh akibat kaki mencit yang bergerak saat dilakukan pengukuran. Pengukuran pada
pletismoemeter khususnya juga dapat terganggu akibat waktu pengukuran yang tidak tepat
dikarenakan dilakukan pengukuran terlebih dahulu dengan menggunakan jangka sorong baru
setelah itu menggunakan pletismometer, sehingga waktu pengukuran pada pletismometer tidak
sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) pada masing-masing kelompok
uji antiinflamasi
Gambar 2. Kurva tebal udema (mL) terhadap waktu (jam) pada masing-masing kelompok
uji antiinflamasi
Pada tabel IV dan V dapat dilihat hasil uji Post Hoc AUC total pada perlakuan uji
aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan jangka sorong dan dengan menggunakan
pletismometer.
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0 1 5 3 0 4 5 6 0 9 0 1 2 0 1 5 0 1 8 0 2 1 0 2 4 0 2 7 0 3 0 0 3 3 0 3 6 0
Rat
a-ra
ta v
olu
me
ud
ema
(m
L)
Waktu (menit)
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Aquadest
K-diklofenak
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
0 1 5 3 0 4 5 6 0 9 0 1 2 0 1 5 0 1 8 0 2 1 0 2 4 0 2 7 0 3 0 0 3 3 0 3 6 0
Rat
a-ra
ta t
ebal
ud
ema
(m
m)
Waktu (menit)
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Aquadest
K-diklofenak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel IV. Hasil uji Post Hoc AUC total pada perlakuan uji aktivitas antiinflamasi dengan
menggunakan jangka sorong
Kelompok DKBMI
dosis 0,83
mg/gBB
DKBMI
dosis 1,67
mg/gBB
DKBMI
dosis 3,33
mg/gBB
Kontrol
negatif
aquadest
Kontrol
positif
kalium
diklofenak
DKBMI dosis
0,83 mg/gBB
-
BTB
BB
BB
BB
DKBMI dosis
1,67 mg/gBB
BTB
-
BB
BB
BB
DKBMI dosis
3,33 mg/gBB
BB
BB
-
BB
BB
Kontrol negatif
aquadest
BB
BB
BB
-
BB
Kontrol positif
Kalium
diklofenak
BB BB BB BB -
Tabel V. Hasil uji Post Hoc AUC total pada perlakuan uji aktivitas antiinflamasi dengan
menggunakan pletismometer
Kelompok DKBMI
dosis 0,83
mg/gBB
DKBMI
dosis 1,67
mg/gBB
DKBMI
dosis 3,33
mg/gBB
Kontrol
negatif
aquadest
Kontrol
positif
kalium
diklofenak
DKBMI
dosis 0,83
mg/gBB
-
BTB
BB
BB
BB
DKBMI
dosis 1,67
mg/gBB
BTB
-
BB
BB
BB
DKBMI
dosis 3,33
mg/gBB
BB
BB
-
BB
BB
Kontrol
negatif
aquadest
BB
BB
BB
-
BB
Kontrol
positif
Kalium
diklofenak
BB BB BB BB -
Keterangan :
DKBMI = Dekokta kulit buah mangga Indramayu
BB = Berbeda bermakna (P < 0,05)
BTB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada tabel IV dan V dapat dilihat bahwa DKBMI pada dosis 0,83 ; 1,67 dan 3,33
mg/gBB berbeda bermakna dibandingkan kontrol negatif aquadest dan kontrol positif Kalium
diklofenak. Sehingga dapat dipastikan bahwa pada perlakuan DKBMI memiliki aktivitas
sebagai antiinflamasi karena tebal dan volume udema jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan kontrol negatif, namun kemampuan DKBMI dalam menurunkan tebal dan volume
udema lebih kecil jika dibandingkan dengan kontrol positif kalium diklofenak. Sedangkan pada
pemberian DKBMI dengan dosis 0,83 mg/gBB berbeda tidak bermakna dengan pemberian
dosis 1,67 mg/gBB namun kedua dosis ini berbeda bermakna dengan perlakuan DKBMI pada
dosis 3,33 mg/gBB.
Uji persentase penghambatan inflamasi
Uji persentase ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan senyawa yang diuji dalam
menurunkan udema mencit yang terinduksi karagenin 1% dibandingkan dengan kelompok
kontrok negatif aquadest. Rata-rata % PI (penghambatan inflamasi) dari masing-masing
kelompok bisa dilihat pada tabel VI serta analisis Post Hoc dengan uji LSD baik dengan jangka
sorong dan pletismometer dapat dilihat pada tabel VII dan VIII.
Tabel VI. Rata-rata persen penghambatan inflamasi (% PI) pada kelompok uji antiinflamasi
Keterangan :
X = Mean (rata-rata)
SE = Standard error
DKBMI = Dekokta kulit buah mangga Indramayu
Pada tabel VI menunjukkan besar penghambatan inflamasi pada kelompok perlakuan
yang diukur dengan menggunakan jangka sorong dan pletismometer. DKBMI memiliki
persentase penghambatan inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol negatif
aquadest. Sehingga dapat dipastikan bahwa DKBMI memiliki aktivitas dalam penghambatan
inflamasi namun aktivitas. Namun jika dibandingkan dengan kontrol positif Kalium
diklofenak, DKBMI memiliki persentase penghambatan inflamasi yang lebih kecil.. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa diantara ketiga dosis DKBMI pada dosis 3,33 mg/gBB memiliki
Kelompok Rata-rata % Pi ( X ±SE)
Jangka Sorong (%) Pletimometer (%)
DKBMI dosis 0,83
mg/gBB
27,33 ± 0,85 33,19 ± 2,53
DKBMI dosis 1,67
mg/gBB
27,18 ± 0,78 32,05 ± 1,69
DKBMI dosis 3,33
mg/gBB
36,02 ± 0,85 47,40 ± 1,38
Kontrol negatif aquadest 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
Kontrol positif Kalium
diklofenak
53,18 ± 0,91 64,12 ± 1,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
persentase penghambatan yang paling besar yaitu sebesar 53,18 % untuk jangka sorong dan
64,12 % dengan pengujian menggunakan pletismometer.
Tabel VII. Hasil uji Post Hoc persentase penghambatan inflamasi (% PI) pada perlakuan uji
aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan jangka sorong
Kelompok DKBMI
dosis 0,83
mg/gBB
DKBMI dosis
1,67 mg/gBB
DKBMI dosis
3,33 mg/gBB
Kontrol
negatif
aquadest
Kontrol positif
kalium diklofenak
DKBMI dosis 0,83
mg/gBB
-
BTB
BB
BB
BB
DKBMI dosis 1,67
mg/gBB
BTB
-
BB
BB
BB
DKBMI dosis 3,33
mg/gBB
BB
BB
-
BB
BB
Kontrol negatif
aquadest
BB
BB
BB
-
BB
Kontrol positif
Kalium diklofenak
BB BB BB BB -
Tabel VIII. Hasil uji Post Hoc persentase penghambatan inflamasi (%pi) pada perlakuan uji
aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan pletismometer
Kelompok DKBMI dosis
0,83 mg/gBB
DKBMI dosis
1,67 mg/gBB
DKBMI dosis
3,33 mg/gBB
Kontrol
negatif
aquadest
Kontrol positif kalium
diklofenak
DKBMI dosis 0,83
mg/gBB
-
BTB
BB
BB
BB
DKBMI dosis 1,67
mg/gBB
BTB
-
BB
BB
BB
DKBMI dosis 3,33
mg/gBB
BB
BB
-
BB
BB
Kontrol negatif
aquadest
BB
BB
BB
-
BB
Kontrol positif
kalium diklofenak
BB BB BB BB -
Keterangan :
X = Mean (rata-rata)
SE = Standard error
DKBMI = Dekokta kulit buah mangga Indramayu
BB = Berbeda bermakna (P < 0,05)
BTB = Berbeda tidak bermakna (P > 0,05)
Pada tabel VII dan VIII dapat dilihat bahwa persentase persen penghambatan kontrol
negatif aquadest berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif dan DKBMI pada
dosis 0,83;1,67 mg/gBB dan 3,33 mg/gBB memiliki perbedaan yang bermakna jika
dibandingkan dengan kontrol negatif aquadest atapun dengan kontrol positif Kalium
Diklofenak. DKBMI dengan dosis 0,83 mg/gBB memiliki persentase penghambatan inflamasi
berbeda tidak bermakna dengan pemberian dosis 1,67 mg/gBB namun kedua dosis ini berbeda
bermakna dengan perlakuan DKBMI pada dosis 3,33 mg/gBB. Sehingga dapat diketahui
bahwa DKBMI dosis 0,83 mg/gBB memiliki aktivitas penghambatan dalam penghamabatan
yang sebandingkan dengan DKBMI dosis 1,67 mg/gBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Karagenin yang digunakan sebagai zat inflamatogen untuk menginduksi udema
banyak digunakan sebagai model penelitian untuk inflamasi (Kaushik et al., 2012). Karagenin
ini juga dapat berperan dalam pembentukkan udema dengan menstimulasi pelepasan
prostaglandin setelah diinjeksikan ke hewan uji (Necas and Bartosikova, 2013). Pembentukan
udema yang diinduksi oleh karagenin terdiri dari 3 fase. Fase pertama yaitu pelepasan histamin
dan serotonin yang berlangsung hingga 90 menit. Fase kedua terjadi sekitar 1,5 jam sampai 2,5
setelah diinjeksijam yaitu adanya pelepasan bradikinin, sedangkan fase ketiga yaitu terjadinya
pelepasan prostaglandin yang berlangsung pada jam ke- 3 setelah diinduksi (Sukmawati et al.,
2015).
Pada analisis uji diketahui bahwa pada dekokta kulit buah Mangifera indica L.
Indramayu positif mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan senyawa polifenol
yang dapat berperan sebagai antiioksidan yang nantinya akan memberikan perlindungan
oksidasi dari kerusakan radikal bebas, dan memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi (Houghton
and Mukerrjee, 2009). Senyawa fenolik juga dapat menghambat pelepasan asam arakidonat
dengan jalan memblok jalur COX dan secara tidak langsung nantinya akan menyebabkan
penghambatan biosintesis eikosanoid sehingga dapat menurunkan kadar prostaglandin yang
merupakan mediator inflamasi (Agrawal, 2011). Sedangkan tanin memiliki mekanisme
sebagai antiinflamasi yaitu dengan menghambat mediator inflamasi seperti inducible nitric
oxide syntase (iNOS) dan menghambat Sikloosigenase (COX) akan menurunkan kadar
prostagladin sebagai mediator inflamasi (Mohammed et al., 2014). Sehingga diduga
kandungan fenolik dalam dekokta kulit buah mangga Indramayu dapat berperan sebagai
antiinflamasi
Berdasarkan beberapa data diatas maka dapat dikatakan bahwa hipotesis DKBMI
memilik efek antiinflamasi pada mencit terbukti benar dan dosis DKBMI yang memiliki efek
antiinflamsi paling besar yaitu DKBMI dengan dosis 3,33 mg/gBB dengan persentase
penghambatan inflamasi sebesar 36,02 % dan 47,40 % dengan rata-rata AUC sebesar 409, 37
(mm.menit) dan 20,10 (mL.menit).
KESIMPULAN
1. Dekokta kulit buah Mangifera indica L. Indramayu memiliki efek antiinflamasi
pada mencit jantan yang terinduksi karagenin 1%.
2. Persentase penghambatan inflamasi (%Pi) dari dekokta kulit buah Mangifera indica
L. Indramayu dengan dosis 0,83 mg/gBB; 1,67 mg/gBB dan 3,33 mg/gBB
menggunakan jangka sorong dan pletismometer secara berturut-turut adalah 27,33
%; 27,18 %; 36,02 % dan 33,19 %; 32,05 %; 47,40 % sehingga dekokta kulit buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Mangifera indica L. Indramayu yang memiliki efek antiinflamasi paling optimal
adalah dosis 3,33 mg/gBB.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan kulit buah mangga dengan varietas
lain sehingga dapat melihat apakah ada perbedaan aktivitas antiinflamasi dengan menggunakan
varietas yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, A.D., 2011, Pharmacological Activities of Flavonoid, International Journal of
Oharmaceutical Sciences and Nanotechnology, Volume 4.
Anonim, 2006. Pelepasan Mangga Cengkir Indramayu Sebagai Varietas Unggul, Keputusan
Menteri Pertanian, Jakarta.
Altman, R., Bosch, B., Brune, K., Patrignani, P., and Young, C., 2015. Advances in NSAID
Development: Evolution of Diclofenac Products Using Pharmaceutical Technology.
Cross Mark., 868.
Azizah, N., Suarsini, E., and Prabaningtyas, S., 2014, Analisis Kandungan Kimia Infusa
Tanaman Sangket ( Basilicum polystachyon (L.) Moench) dan Uji Efektivitas Antifungal
Infusa Tanaman Sangket Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Candida albicans Secara
In Vitro, Skripsi. Universitas Negeri Malang, 1–9.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Direktorat
Obat Asli Indonesia, Jakarta, 3-4.
Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba
medika, Jakarta, 55-58, 85-105.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makananan, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 46.
Djunarko, I., Manurung, D.Y.S., Sagala, N., 2016, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang
(Clitoria ternate L.) dan Kombinasi dengan Infusa Daun Iler (Coleus atropurpureus L.
Benth) Dosis 140 mg/kgBB pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi
Karagenin, Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan, Ikatan Apoteker
Indonesia, Yogyakarta.
Hafeez, A., Jain, U., Sajwan, P., Srivastava, S., and Thakur, A., 2013. Evaluation of
Carrageenan induced anti-inflammatory activity of ethanolic extract of bark of Ficus
virens Linn in swiss albino mice. The Journal of Phytopharmacology, 2 (3), 39–43.
Houghton, Peter and Pulok K. Mukherejee, 2009, Evaluation of Herbal Medicinal Products.
Ikawati, Z., Supardjan, A.M., Asmara, L.S., 2007, Pengaruh Senyawa Heksagamavunon-1
terhadap Inflamasi Akut kibat Reaksi Anafilaksis Kutaneus Aktif pada Tikus Wistar Jantan
Terinduksi Ovalbumin, Laporan Penelitian, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta, 34-3.
Kaushik, D., Kumar, A., Kaushik, P., and Rana, A.C., 2012. Analgesic and Antiinflammatory
Activity of Pinus roxburghti Sarg., Advence in Pharmacological Aciences, 1-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kim, H., Moon, J.Y., Kim, H., Lee, D.S., Cho, M., Choi, H.K., Kim, Y.S., Mosaddik, A., and
Cho, S.K., 2010, Antioxidant and Antiproliferative Activities of Mango (Mangifera indica
L.) Flesh and Peel, Food Chemistry. Elsivier Ltd, 121 (2), 433.
Kuganesan, A., Thiripuranathar, G., Navaratne, N, A., and Paranagama, A, P., 2017.
Antioxidant and Anti-inflammatory Activities of Peels, Pulps and Seed Kernels of Three
Common Mango (Mangifera Indica L.) Varieties in Sri Lanka. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research, 8 (1), 70–78.
Leelaprakash, G., Dass, S.M., and Road, B., 2011. Invitro Anti-Inflammatory Activity of
Methanol Extract of Enicostemma Axillare. International Journal of Drug Development
& Research, 3 (3), 189–196.
Mohammed, M.S., Osman, W.J.A., Garelnabi, E.A.E., Osman, Z., and August, J.-, 2014.
Secondary metabolites as anti-inflammatory agents. The Journal of Phytopharmacology,
3 (4), 277.
Necas, J. and Bartosikova, L., 2013. Carrageenan : a review. Veterinarni Medicina, 2013 (4),
187–205.
Parvez, G.M.M., 2016. Pharmacological Activities of Mango (Mangifera Indica L.) : A
Review. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 5 (3), 1–7.
Redaksi Agromedia, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat.
Serhan C.N., Ward P.A., Gilroy D.W., 2010, Fundamentals of Inflammation, Cambridge
University Press, 166.
Sukmawati, Juliet, Ririen handani., 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun
Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) Terhadapat Tikus (Rattus Norvegicus L.) Yang
Diinduksi Karagenan, GALENIKA Journal of Pharmacy, 1 (2), 126 - 132.
Tjay, T.H., dan Raharja, K., 2007, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya, Ed. 6, Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta, 233, 327-330.
Tjitrosoepomo, G., 2009, Morfologi Tumbuhan:Gadjah Mada University Press, 259 - 261.
Vetriselvan, S., Subasini, U., Velmurugan, C., Muthuramu, T., Shankar, J., and Revathy, 2013.
Anti-Inflammatory Activity of Cucumis Sativus Seed in Carrageenan and Xylene Induced
Edema Model Using Albino Wistar Rats. International Journal of Biopharmaceutics, 4
(1), 34–37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman buah mangga (Mangifera indica L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 2. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 3. Tanaman buah mangga (Mangifera indica L.) dan dekokta kulit buah Mangifera
indica L. Indramayu
Gambar 3. Buah Mangga Indramayu Gambar 4. Kulit kering buah Mangga
Gambar 5. Serbuk Gambar 6. Dekokta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 4. Hewan uji yang digunakan dan perlakuan
Gambar 7. Hewan uji yang digunakan Gambar 8. Pemberian Oral
Gambar 9. Injeksi Subplantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
lampiran 5. Pengukuran Udema
Gambar 10. Pengukuran dengan menggunakan pletismometer
Gambar 11. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 6. Uji Flavonoid dan tanin
Gambar 12. Flavonoid
Gambar 13. Tanin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 7. Surat kalibrasi Jangka sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 8. Hasil uji statistik AUC pendahuluan
a. Tes Normalitas (Jangka Sorong)
Descriptives
Statistic Std. Error
K-diklofenak
dosis I (15
menit)
Mean 231,2700 1,85389
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 223,2934
Upper
Bound 239,2466
5% Trimmed Mean .
Median 231,6400
Variance 10,311
Std. Deviation 3,21103
Minimum 227,89
Maximum 234,28
Range 6,39
Interquartile Range .
Skewness -,512 1,225
Kurtosis . .
K-diklofenak
dosis II (15
menit)
Mean 255,3367 8,32066
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 219,5358
Upper
Bound 291,1376
5% Trimmed Mean .
Median 249,4500
Variance 207,700
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
K-diklofenak dosis I
(15 menit) ,213 3 . ,990 3 ,809
K-diklofenak dosis II
(15 menit) ,325 3 . ,875 3 ,309
K-diklofenak dosis I
(30 menit) ,273 3 . ,945 3 ,548
K-diklofenak dosis II
(30 menit) ,303 3 . ,909 3 ,415
Aquadest ,176 3 . 1,000 3 ,980
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Std. Deviation 14,41180
Minimum 244,80
Maximum 271,76
Range 26,96
Interquartile Range .
Skewness 1,531 1,225
Kurtosis . .
K-diklofenak
dosis I (30
menit)
Mean 241,7367 2,19139
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 232,3079
Upper
Bound 251,1655
5% Trimmed Mean .
Median 240,7100
Variance 14,407
Std. Deviation 3,79561
Minimum 238,56
Maximum 245,94
Range 7,38
Interquartile Range .
Skewness 1,128 1,225
Kurtosis . .
K-diklofenak
dosis II (30
menit)
Mean 313,0267 10,95095
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 265,9085
Upper
Bound 360,1448
5% Trimmed Mean .
Median 319,6300
Variance 359,770
Std. Deviation 18,96761
Minimum 291,64
Maximum 327,81
Range 36,17
Interquartile Range .
Skewness -1,377 1,225
Kurtosis . .
Aquadest Mean 484,4933 5,63235
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 460,2593
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Upper
Bound 508,7274
5% Trimmed Mean .
Median 484,6100
Variance 95,170
Std. Deviation 9,75552
Minimum 474,68
Maximum 494,19
Range 19,51
Interquartile Range .
Skewness -,054 1,225
Kurtosis . .
b. ANOVA (jangka Sorong)
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3,402 4 10 ,053
ANOVA
Nilai
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 132560,832 4 33140,208 241,070 ,000
Within Groups 1374,716 10 137,472
Total 133935,547 14
c. Post Hoc test (Jangka Sorong)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Nilai
LSD
(I)
Pembanding
(J)
Pembanding
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
K-diklofenak
dosis I (15
menit)
K-diklofenak
dosis II (15
menit)
-
24,06667*
9,5732
8 ,031 -45,3973 -2,7361
K-diklofenak
dosis I (30
menit)
-10,46667 9,5732
8 ,300 -31,7973 10,8639
K-diklofenak
dosis II (30
menit)
-
81,75667*
9,5732
8 ,000 -103,0873 -60,4261
Aquadest -
253,22333*
9,5732
8 ,000 -274,5539
-
231,8927
K-diklofenak
dosis II (15
menit)
K-diklofenak
dosis I (15
menit)
24,06667* 9,5732
8 ,031 2,7361 45,3973
K-diklofenak
dosis I (30
menit)
13,60000 9,5732
8 ,186 -7,7306 34,9306
K-diklofenak
dosis II (30
menit)
-
57,69000*
9,5732
8 ,000 -79,0206 -36,3594
Aquadest -
229,15667*
9,5732
8 ,000 -250,4873
-
207,8261
K-diklofenak
dosis I (30
menit)
K-diklofenak
dosis I (15
menit)
10,46667 9,5732
8 ,300 -10,8639 31,7973
K-diklofenak
dosis II (15
menit)
-13,60000 9,5732
8 ,186 -34,9306 7,7306
K-diklofenak
dosis II (30
menit)
-
71,29000*
9,5732
8 ,000 -92,6206 -49,9594
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Aquadest -
242,75667*
9,5732
8 ,000 -264,0873
-
221,4261
K-diklofenak
dosis II (30
menit)
K-diklofenak
dosis I (15
menit)
81,75667* 9,5732
8 ,000 60,4261 103,0873
K-diklofenak
dosis II (15
menit)
57,69000* 9,5732
8 ,000 36,3594 79,0206
K-diklofenak
dosis I (30
menit)
71,29000* 9,5732
8 ,000 49,9594 92,6206
Aquadest -
171,46667*
9,5732
8 ,000 -192,7973
-
150,1361
Aquadest K-diklofenak
dosis I (15
menit)
253,22333*
9,5732
8 ,000 231,8927 274,5539
K-diklofenak
dosis II (15
menit)
229,15667*
9,5732
8 ,000 207,8261 250,4873
K-diklofenak
dosis I (30
menit)
242,75667*
9,5732
8 ,000 221,4261 264,0873
K-diklofenak
dosis II (30
menit)
171,46667*
9,5732
8 ,000 150,1361 192,7973
a. Tes Normalitas (Pletismometer)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
K-diklofenak dosis I (15
menit) ,253 3 . ,964 3 ,637
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
K-diklofenak dosis II (15
menit) ,175 3 . 1,000 3 1,000
K-diklofenak dosis I (30
menit) ,304 3 . ,908 3 ,411
K-diklofenak dosis II (30
menit) ,253 3 . ,964 3 ,637
Aquadest ,219 3 . ,987 3 ,780
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
K-diklofenak dosis I (15
menit)
Mean 7,8500 ,26458
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 6,7116
Upper Bound 8,9884
5% Trimmed Mean .
Median 7,9500
Variance ,210
Std. Deviation ,45826
Minimum 7,35
Maximum 8,25
Range ,90
Interquartile Range .
Skewness -,935 1,225
Kurtosis . .
K-diklofenak dosis II (15
menit)
Mean 8,8500 ,08660
Lower Bound 8,4774
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 9,2226
5% Trimmed Mean .
Median 8,8500
Variance ,023
Std. Deviation ,15000
Minimum 8,70
Maximum 9,00
Range ,30
Interquartile Range .
Skewness ,000 1,225
Kurtosis . .
K-diklofenak dosis I (30
menit)
Mean 9,0533 ,20301
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 8,1799
Upper Bound 9,9268
5% Trimmed Mean .
Median 8,9300
Variance ,124
Std. Deviation ,35162
Minimum 8,78
Maximum 9,45
Range ,67
Interquartile Range .
Skewness 1,384 1,225
Kurtosis . .
Mean 9,5800 ,26458
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
K-diklofenak dosis II (30
menit)
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 8,4416
Upper Bound 10,7184
5% Trimmed Mean .
Median 9,6800
Variance ,210
Std. Deviation ,45826
Minimum 9,08
Maximum 9,98
Range ,90
Interquartile Range .
Skewness -,935 1,225
Kurtosis . .
Aquadest Mean 32,9000 1,52561
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 26,3358
Upper Bound 39,4642
5% Trimmed Mean .
Median 32,5500
Variance 6,983
Std. Deviation 2,64244
Minimum 30,45
Maximum 35,70
Range 5,25
Interquartile Range .
Skewness ,586 1,225
Kurtosis . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. ANOVA (Pletismometer)
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4,228 4 10 ,029
ANOVA
Nilai
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1394,810 4 348,703 230,971 ,000
Within Groups 15,097 10 1,510
Total 1409,907 14
c. Tes Post Hoc (Pletismometer)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Nilai
LSD
(I)
perlakua
n (J) perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower Bound
Upper
Bound
K-
diklofen
ak dosis
K-diklofenak dosis II
(15 menit) -1,00000 1,00324 ,342 -3,2354 1,2354
K-diklofenak dosis I
(30 menit) -1,20333 1,00324 ,258 -3,4387 1,0320
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
I (15
menit)
K-diklofenak dosis II
(30 menit) -1,73000 1,00324 ,115 -3,9654 ,5054
Aqudest -
25,05000* 1,00324 ,000 -27,2854 -22,8146
K-
diklofen
ak dosis
II (15
menit)
K-diklofenak dosis I
(15 menit) 1,00000 1,00324 ,342 -1,2354 3,2354
K-diklofenak dosis I
(30 menit) -,20333 1,00324 ,843 -2,4387 2,0320
K-diklofenak dosis II
(30 menit) -,73000 1,00324 ,484 -2,9654 1,5054
Aqudest -
24,05000* 1,00324 ,000 -26,2854 -21,8146
K-
diklofen
ak dosis
I (30
menit)
K-diklofenak dosis I
(15 menit) 1,20333 1,00324 ,258 -1,0320 3,4387
K-diklofenak dosis II
(15 menit) ,20333 1,00324 ,843 -2,0320 2,4387
K-diklofenak dosis II
(30 menit) -,52667 1,00324 ,611 -2,7620 1,7087
Aqudest -
23,84667* 1,00324 ,000 -26,0820 -21,6113
K-
diklofen
ak dosis
II (30
menit)
K-diklofenak dosis I
(15 menit) 1,73000 1,00324 ,115 -,5054 3,9654
K-diklofenak dosis II
(15 menit) ,73000 1,00324 ,484 -1,5054 2,9654
K-diklofenak dosis I
(30 menit) ,52667 1,00324 ,611 -1,7087 2,7620
Aqudest -
23,32000* 1,00324 ,000 -25,5554 -21,0846
Aqudest K-diklofenak dosis I
(15 menit) 25,05000* 1,00324 ,000 22,8146 27,2854
K-diklofenak dosis II
(15 menit) 24,05000* 1,00324 ,000 21,8146 26,2854
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
K-diklofenak dosis I
(30 menit) 23,84667* 1,00324 ,000 21,6113 26,0820
K-diklofenak dosis II
(30 menit) 23,32000* 1,00324 ,000 21,0846 25,5554
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 9. Hasil uji statistik AUC Perlakuan
a. Tes Normalitas ( Jangka Sorong)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB ,206 5 ,200* ,942 5 ,679
Dekokta dosis1,67
g/kgBB ,199 5 ,200* ,969 5 ,870
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB ,219 5 ,200* ,906 5 ,442
Kontrol negatif
aquadest ,250 5 ,200* ,861 5 ,231
Kontrol positif k-
diklofenak ,224 5 ,200* ,905 5 ,439
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic
Std.
Error
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB
Mean 411,2480 3,53670
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 401,4285
Upper
Bound 421,0675
5% Trimmed Mean 411,4767
Median 412,5800
Variance 62,541
Std. Deviation 7,90831
Minimum 398,83
Maximum 419,55
Range 20,72
Interquartile Range 13,63
Skewness -1,049 ,913
Kurtosis 1,274 2,000
Dekokta dosis1,67
g/kgBB
Mean 412,0880 3,72255
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 401,7525
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Upper
Bound 422,4235
5% Trimmed Mean 412,2506
Median 412,9300
Variance 69,287
Std. Deviation 8,32387
Minimum 399,45
Maximum 421,80
Range 22,35
Interquartile Range 14,36
Skewness -,749 ,913
Kurtosis 1,047 2,000
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB
Mean 362,0680 3,64435
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 351,9497
Upper
Bound 372,1863
5% Trimmed Mean 362,3072
Median 364,5400
Variance 66,406
Std. Deviation 8,14902
Minimum 350,29
Maximum 369,54
Range 19,25
Interquartile Range 15,25
Skewness -,790 ,913
Kurtosis -,993 2,000
Kontrol negatif
aquadest
Mean 566,0440 4,33747
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 554,0013
Upper
Bound 578,0867
5% Trimmed Mean 566,0617
Median 562,6100
Variance 94,068
Std. Deviation 9,69887
Minimum 555,32
Maximum 576,45
Range 21,13
Interquartile Range 18,75
Skewness ,284 ,913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kurtosis -2,781 2,000
Kontrol positif k-
diklofenak
Mean 264,9220 3,61187
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 254,8938
Upper
Bound 274,9502
5% Trimmed Mean 264,9111
Median 262,9100
Variance 65,228
Std. Deviation 8,07638
Minimum 255,86
Maximum 274,18
Range 18,32
Interquartile Range 15,77
Skewness ,222 ,913
Kurtosis -2,607 2,000
b. ANOVA (Jangka Sorong)
Test of Homogeneity of Variances
Perlakuan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,364 4 20 ,831
ANOVA
Perlakuan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 237387,767 4 59346,942 838,750 ,000
Within Groups 1415,128 20 70,756
Total 238802,895 24
c. Tes Post Hoc (Jangka Sorong)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Perlakuan
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Mean
Differen
ce (I-J) Lower Bound
Upper
Bound
Dekokta
dosis 0,83
g/kgBB
Dekokta
dosis 1,67
g/kgBB
-2,64250 5,42972 ,632 -13,9687 8,6837
Dekokta
dosis 3,33
g/kgBB
48,0145
0* 5,64273 ,000 36,2440 59,7850
Kontrol
negatif
aquadest
-
155,961
50*
5,64273 ,000 -167,7320 -
144,1910
Kontrol
positif k-
diklofenak
145,160
50* 5,64273 ,000 133,3900 156,9310
Dekokta
dosis 1,67
g/kgBB
Dekokta
dosis 0,83
g/kgBB
2,64250 5,42972 ,632 -8,6837 13,9687
Dekokta
dosis 3,33
g/kgBB
50,6570
0* 5,09353 ,000 40,0321 61,2819
Kontrol
negatif
aquadest
-
153,319
00*
5,09353 ,000 -163,9439 -
142,6941
Kontrol
positif k-
diklofenak
147,803
00* 5,09353 ,000 137,1781 158,4279
Dekokta
dosis 3,33
g/kgBB
Dekokta
dosis 0,83
g/kgBB
-
48,0145
0*
5,64273 ,000 -59,7850 -36,2440
Dekokta
dosis 1,67
g/kgBB
-
50,6570
0*
5,09353 ,000 -61,2819 -40,0321
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kontrol
negatif
aquadest
-
203,976
00*
5,32001 ,000 -215,0734 -
192,8786
Kontrol
positif k-
diklofenak
97,1460
0* 5,32001 ,000 86,0486 108,2434
Kontrol
negatif
aquadest
Dekokta
dosis 0,83
g/kgBB
155,961
50* 5,64273 ,000 144,1910 167,7320
Dekokta
dosis 1,67
g/kgBB
153,319
00* 5,09353 ,000 142,6941 163,9439
Dekokta
dosis 3,33
g/kgBB
203,976
00* 5,32001 ,000 192,8786 215,0734
Kontrol
positif k-
diklofenak
301,122
00* 5,32001 ,000 290,0246 312,2194
Kontrol
positif k-
diklofenak
Dekokta
dosis 0,83
g/kgBB
-
145,160
50*
5,64273 ,000 -156,9310 -
133,3900
Dekokta
dosis 1,67
g/kgBB
-
147,803
00*
5,09353 ,000 -158,4279 -
137,1781
Dekokta
dosis 3,33
g/kgBB
-
97,1460
0*
5,32001 ,000 -108,2434 -86,0486
Kontrol
negatif
aquadest
-
301,122
00*
5,32001 ,000 -312,2194 -
290,0246
a. Tes Normalitas (Pletismometer)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB ,124 5 ,200* ,996 5 ,996
Dekokta dosis 1,67
g/kgBB ,178 5 ,200* ,990 5 ,980
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB ,180 5 ,200* ,961 5 ,814
Kontrol negatif aquadest ,126 5 ,200* ,997 5 ,997
Kontrol positif k-
diklofenak ,246 5 ,200* ,889 5 ,350
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Dekokta dosis 0,83 g/kgBB Mean 20,7760 ,55243
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 19,2422
Upper Bound 22,3098
5% Trimmed Mean 20,7800
Median 20,8500
Variance 1,526
Std. Deviation 1,23527
Minimum 19,13
Maximum 22,35
Range 3,22
Interquartile Range 2,28
Skewness -,124 ,913
Kurtosis -,541 2,000
Dekokta dosis 1,67 g/kgBB Mean 21,1520 ,43349
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 19,9484
Upper Bound 22,3556
5% Trimmed Mean 21,1561
Median 21,0800
Variance ,940
Std. Deviation ,96931
Minimum 19,80
Maximum 22,43
Range 2,63
Interquartile Range 1,69
Skewness -,147 ,913
Kurtosis ,577 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dekokta dosis 3,33 g/kgBB Mean 16,2780 ,33692
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 15,3426
Upper Bound 17,2134
5% Trimmed Mean 16,2906
Median 16,4300
Variance ,568
Std. Deviation ,75337
Minimum 15,23
Maximum 17,10
Range 1,87
Interquartile Range 1,42
Skewness -,526 ,913
Kurtosis -1,101 2,000
Kontrol negatif aquadest Mean 31,1740 ,71874
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29,1785
Upper Bound 33,1695
5% Trimmed Mean 31,1789
Median 31,2800
Variance 2,583
Std. Deviation 1,60715
Minimum 29,03
Maximum 33,23
Range 4,20
Interquartile Range 2,96
Skewness -,121 ,913
Kurtosis -,483 2,000
Kontrol positif k-diklofenak Mean 11,1480 ,38663
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 10,0745
Upper Bound 12,2215
5% Trimmed Mean 11,1822
Median 11,2500
Variance ,747
Std. Deviation ,86453
Minimum 9,75
Maximum 11,93
Range 2,18
Interquartile Range 1,46
Skewness -1,291 ,913
Kurtosis 1,741 2,000
b. ANOVA (Platismometer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Test of Homogeneity of Variances
Perlakuan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,868 4 20 ,500
ANOVA
Perlakuan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1094,715 4 273,679 215,042 ,000
Within Groups 25,453 20 1,273
Total 1120,168 24
c. Tes Post Hoc (Pletismometer)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Perlakuan
LSD
(I)
Perlakuan (J) Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Dekokta
dosis 0,83
g/kgBB
Dekokta dosis 1,67
g/kgBB -,37600 ,71349 ,604
-1,8643 1,1123
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB 4,49800* ,71349 ,000
3,0097 5,9863
Kontrol negatif
aquadest
-
10,39800* ,71349 ,000
-11,8863 -8,9097
Kontrol positif k-
diklofenak 9,62800* ,71349 ,000
8,1397 11,1163
Dekokta
dosis 1,67
g/kgBB
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB ,37600 ,71349 ,604
-1,1123 1,8643
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB 4,87400* ,71349 ,000
3,3857 6,3623
Kontrol negatif
aquadest
-
10,02200* ,71349 ,000
-11,5103 -8,5337
Kontrol positif k-
diklofenak 10,00400* ,71349 ,000
8,5157 11,4923
Dekokta
dosis 3,33
g/kgBB
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB -4,49800* ,71349 ,000
-5,9863 -3,0097
Dekokta dosis 1,67
g/kgBB -4,87400* ,71349 ,000
-6,3623 -3,3857
Kontrol negatif
aquadest
-
14,89600* ,71349 ,000
-16,3843 -13,4077
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kontrol positif k-
diklofenak 5,13000* ,71349 ,000
3,6417 6,6183
Kontrol
negatif
aquadest
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB 10,39800* ,71349 ,000
8,9097 11,8863
Dekokta dosis 1,67
g/kgBB 10,02200* ,71349 ,000
8,5337 11,5103
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB 14,89600* ,71349 ,000
13,4077 16,3843
Kontrol positif k-
diklofenak 20,02600* ,71349 ,000
18,5377 21,5143
Kontrol
positif k-
diklofenak
Dekokta dosis 0,83
g/kgBB -9,62800* ,71349 ,000
-11,1163 -8,1397
Dekokta dosis 1,67
g/kgBB
-
10,00400* ,71349 ,000
-11,4923 -8,5157
Dekokta dosis 3,33
g/kgBB -5,13000* ,71349 ,000
-6,6183 -3,6417
Kontrol negatif
aquadest
-
20,02600* ,71349 ,000
-21,5143 -18,5377
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lampiran 10. Kurva volume udema (mL) dan tebal udema (mm) terhadap waktu (jam) pada
masing masing kelompok uji antiinflamasi
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0 1 5 3 0 4 5 6 0 9 0 1 2 0 1 5 0 1 8 0 2 1 0 2 4 0 2 7 0 3 0 0 3 3 0 3 6 0
Rat
a-ra
ta v
olu
me
ud
ema
(m
L)
Waktu (menit)
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Aquadest
K-diklofenak
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
0 1 5 3 0 4 5 6 0 9 0 1 2 0 1 5 0 1 8 0 2 1 0 2 4 0 2 7 0 3 0 0 3 3 0 3 6 0
Rat
a-ra
ta t
ebal
ud
ema
(m
m)
Waktu (menit)
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Aquadest
K-diklofenak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 11. Penetapan kadar air serbuk kulit buah mangga
gambar 14. Replikasi 1 Gambar 15. Replikasi 2
Gambar 16. Replikasi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 12. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data secara
statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BIOGRAFI PENULIS
Penulis memiliki nama lengkap Yunisca Febrianty merupakan anak
dari alm. Yohannis Billan dan Yosriana Rante yang lahir di Samarinda
pada tanggal 13 Februari 1996. Pendidikan formal yang telah
ditempuh yaitu TK Pembina Tenggarong-Kaltim (1999-2001).
Pendidikan dilanjutkan ke SD 035, Tenggarong-Kaltim (2001-2007),
setelah itu dialnjutkan ke SMPN 1, Tenggarong-Kaltim (2007-2010),
pendidikan menengah atas di SMAN 3 Unggulan, Tenggarong-Kaltim
(2010-2013). Kemudian pendidikan dilanjutkan ke perguruan tinggi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Farmasi. Selama menumpuh perkuliahan
penulis mengikuti beberapa kepanitian dikampus, antara lain menjadi panitia titrasi (2015),
panitia bendahara pada pelepasana wisuda (2016), panitia bendahara di kepanitiaan makrab
JMKI (2016), panitia seminar Internasional ACCP (2017), selain kepanitian didalam kampus
penulis juga aktif dalam kepengurusan harian di gereja yaitu sekretaris pada pengurus ibadah
kebaktian umum GKI Gejayan (2015-2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI