LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN
IDENTIFIKASI KEMASAN PLASTIK
Oleh:Melati Eka P.
NIM A1H010089
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan,
dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena
pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah
wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.
Sebelum dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan
untuk bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan
kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan tempurung, polong-polongan dengan kulit
polong dan lain-lain. Manusia juga menggunakan kemasan untuk pelindung tubuh
dari gangguan cuaca, serta agar tampak anggun dan menarik.
Dalam dunia moderen seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi
bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan
produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat
menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih.
Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi
perusahaanperusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau
produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co),
plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi
(Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang
produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan
dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol
(Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada
kemasan.
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan
melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan,
diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan
adalah :
a. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen,
agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran
b. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar
ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari
kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
c. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai
alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang
terdapat pada kemasan.
d. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu
kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan
pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.
e. Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk dari
produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk
yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun
dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas
produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.
f. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap
dan sirup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan
botol plastik.
g. Menambah daya tarik calon pembeli
h. Sarana informasi dan iklan
i. Memberi kenyamanan bagi pemakai.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu membaca dan menganalis fungsi – fungsi yang tertera
pada produk.
2. Memperkenalkan berbagai bahan kemasan plastik yang sering digunakan
sebagai pelindung makanan atau produk pangan dan produk-produk pasca
panen.
3. Mengetahui karakteristik masing-masing jenis kemasan plastik tersebut.
4. Mampu mengidentifikasi jenis kemasan plastik berdasarkan karakteristik
tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pemberian label pada kemasan membantu petugas mengawasi produk
ketika berpindah lewat sistem pasca panen, dan membantu pedagang grosir dan
pedagang eceran dalam melakukan praktek yang benar. Label dapat di cetak di
kotak karton, atau di lem, di cap atau di stensil pada kemasan. Label/merek pada
kemasan dapat membantu pengiklanan pengusaha penghasil produk, pengusaha
pengemas dan/atau pengirim. Beberapa pengusaha juga menyediakan brosur yang
menjelaskan mengenai metode penyimpanan atau resep makanan untuk
konsumen.
Label pengiriman dapat berisi beberapa atau semua informasi yang tertera
di bawah ini :
- Nama umum produk.
- Berat bersih, jumlah dan/atau volume.
- Nama merek.
- Nama dan alamat pengemas atau pengirim.
- Negara atau daerah asal.
- Ukuran dan tingkat kelas (grade).
- Rekomendasi suhu penyimpanan.
- Instruksi penanganan khusus.
- Nama lilin yang di izinkan dan/atau pestisida yang digunakan pada
produk.
Pemberian label pada kemasan konsumen adalah mandat di bawah aturan
FDA. Label harus berisi nama produk, berat bersih, dan nama dan alamat
pengusaha produsen, pengemas, atau distributor.
Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia,
menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas. Hal ini disebabkan karena
kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak
bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna
dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer
dan molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan
yang dikemas.
Plastik sering dibedakan dengan resin, karena antara plastik dan resin tidak
jelas perbedaannya. Secara alami, resin dapat berasal dari tanaman seperti balsam,
damar, terpentin. Oleoresin dan lainlain. Teapi kini resin sintesis sudah dapat
diproduksi misalnya selofan, akrilik seluloid, formika, nilon, fenol formaldehida
resin dan sebagainya.
Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen,
polipropilen, poliester , nilon dan vinil film. Jenis plastik yang banyak digunakan
untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan plastik yang ada di dunia) kemasan
adalah polistiren, polietilen dan polivinil klorida.
1. Polietilen
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses
polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri
minyak dan batubara. Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu polimerisasi dalam bejana bertekanan tinggi (1000-300 atm)
menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni campuran
dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dengan bejana
bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus
dan tersusun paralel.
Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel,
mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Pemanasan
polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair pada suhu
110oC. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik,
maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan unttuk
mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik
sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang
baik.
Sifat-sifat polietilen adalah penampakannya bervariasi dari transparan,
berminyak sampai keruh (translusid) tergantung proses pembuatan dan jenis
resin, fleksible sehingga mudah dibentuk dan mempunyai daya rentang yang
tinggi, heat seal (dapat dikelim dengan panas) sehingga dapat digunakan
untuk laminasi dengan bahan lain (titik leleh 120oC), tahan asam, basa,
alkohol, deterjen dan bahan kimia, kedap terhadap air, uap air dan gas,
transmisi gas tinggi sehingga tidak cocok untuk pengemasan bahan yang
beraroma. Kemasan polietilen banyak digunakan untuk mengemas buah-
buahan, sayur-sayuran segar, roti, produk pangan beku dan tekstil.
2. Poliester atau Polietilen Treptalat (PET)
PET adalah hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat,dan
dikenal dengan nama dagang mylar. Jenis plastik ini banyak digunakan dalam
laminasi terutama untuk meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan
dan sobekan sehingga banyak digunakan sebagai kantung-kantung makanan.
Ada 3 (tiga) jenis plastik PE, yaitu : PET biasa tanpa laminasi, PET yang
mengkerut jika kena panas, PET yang dilaminasi untuk kemasan vakum.
Sifat-sifat plastik PET adalah tembus pandang (transparan), bersih dan
jernih, tahan terhadap suhu tinggi (300oC), permeabilitasnya terhadap uap air
dan gas rendah, tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik
dari buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari
buah, tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzil alkohol, kuat dan tidak
mudah sobek, tidak mudah dikelim dengan pelarut.
3. Polipropilen (PP)
Polipropilen adalah polimer dari propilen dan termasuk jenis plastik
olefin. Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm,
Luparen, Escon, Olefane dan Profax.
Sifat-sifat dan penggunaannya sangat mirip dengan polietilen, yaitu
ringan (densitas 0.9 g/cm3), mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih
dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku, lebih
kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya mudah
pecah pada suhu -30oC sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk
memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk
kemasan beku, lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah
dalam penanganan dan distribusi, daya tembus (permeabilitasnya) terhadap
uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang, dan tidak baik untuk bahan
pangan yang mudah rusak oleh oksigen, tahan terhadap suhu tinggi sampai
dengan 150oC, sehingga dapat dipakai untuk mensterilkan bahan pangan.
4. Polistiren
Polistiren ditemukan pada tahun 1839 oleh E.Simon, tapi secara
komersial baru diproduksi di Jerman tahun 1935 dengan nama dagang
Bextrene, Carinex, Dylene, Fostarene, Kardel, Vestyran, Lustrex, Restirolo,
Luran dan Lorkalene.
Sifat-sifat umum polistiren adalah kekuatan tariknya tinggi dan tidak
mudah sobek, titik leburnya rendah (88oC), lunak pada suhu 90-95oC, tahan
terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi, terurai dengan alkohol
pada konsnetrasi tinggi, ester, keton, hidrokarbon aromatik dan klorin,
permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, baik untuk kemasan bahan segar,
permukaan licin, jernih dan mengkilap serta mudah dicetak, bila kontak
dengan pelarut akan keruh,mudah menyerap pemlastis, jika ditempatkan
bersama-sama dengan plastik lain menyebabkan penyimpangan warna,
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap debu dan kotoran, baik untuk bahan
dasar laminasi dengan logam (aluminium).
5. Polivinil Klorida (PVC)
Reaksi polimerisasi vinil klorida ditemukan pada tahun 1835 oleh
Regnault, dan fabrikasinya dimulai tahun 1931. Nama-nama dagang PVC
adalah Elvax, Geon, Postalit, Irvinil, Kenron, Marvinol, Opalon, Rucoblend,
Vinoflex. Kemasan PVC dapat berupa kemasan kaku atau kemasan bentuk.
Sifat-sifat umum kemasan PVC adalah tembus pandang, ada juga yang
keruh, permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah, tahan minyak, alkohol
dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan untuk kemasan, mentega,
margarin dan minyak goreng, kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek,
dipengaruhi oleh hidrokarbon aromatik, keton, aldehida, ester, eter aromatik,
anhidrat dan molekul-molekul yang mengandung belerang, nitrogen dan
fosfor. Tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi,
akan tetapi pemlastis akan terhidrolisa oleh asam dan basa pekat.
6. Saran atau Poliviniliden Klorida (PVDC)
PVDC merupakan kopolimer dari vinil klorida dan viniliden klorida,
yang dibuat dengan cara menarik dari dua arah secara simultan, sehingga
molekul PVDC berorientasi paralel dengan permukaannya. Selain Saran jenis
PVDC yang lain adalah Cryovac (nama dagang). Sifat-sifat umum dari saran
adalah transparan dan luwes dengan kejernihan yang bervariasi, tahan
terhadap bahan kimia, asma, basa dan minyak, barrier yang baik untuk sinar
ultraviolet, sehingga baik digunakan untuk bahan-bahan yang peka terhadap
sinar ultraviolet seperti daging segar dan keju, permeabilitas uap air dan gas
sangat rendah, sehingga baik digunakan untuk produk-produk yang peka
terhadap oksigen seperti daging, keju dan produk kering (buah-
buahan,candy), dapat menahan aroma, tahan terhadap pemanasan yang kering
atau basah (perebusan), tidak baik untuk kemasan beku
7. Selopan
Selopan berasal dari kata cello dan phane yaitu cellulose dan diaphane
(Perancis) dimana cello artinya selulosa dan phane artinya transparan.
Selopan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : transparan dan sangat terang,
tidak bersifat termoplastik, tidak bisa direkat dengan panas, tidak larut air
atau minyak, mudah retak pada kelembaban dan suhu rendah, mudah
dilaminasi sehingga merupakan pelapis yang baik, mudah robek sehingga
perlu dihindarkan dari resiko tertusuk, mengkerut pada suhu dingin.
Untuk dapat memberikan sifat kedap air dan dapat direkatkan dengan
panas, maka keduapermukaan selopan dilapisi dengan nitroselulosa atau
poliviniliden klorida (saran) dengan tebal.
III. METODELOGI
A. Alat dan Bahan
1. Alat : mikrometer, jangka sorong, timbangan, lilin, korek api
2. Bahan : plastik HDPE, Polypropilene, PVC, 5 jenis kemasan makanan.
B. Cara Kerja
a. Pengenalan berbagai jenis kemasan plastik
1. Tiap kelompok menyiapkan 5 kemasan produk.
2. Mencatat seluruh informasi yang tercantum pada label kemasan.
b. Mengukur ketebalan jenis kemasan plastik
Untuk setiap bahan diambil 10 contoh, kemudian diukur ketebalannya
menggunakan mikrometer sekrup dan jangka sorong, kemudian hasil
pengukuran di rata-rata.
c. Pengukuran berat berbagai jenis plastik
1. Untuk setiap bahan diambil 5 contoh, yang diketahui panjang dan
lebarnya.
2. Timbang masing-masing contoh, hitung berat rata-ratanya.
d. Identifikasi jenis plastik dengan uji nyala api
1. Sediakan plastik yang akan diuji.
2. Bakar contoh plastik dalam nyala api terbuka.
3. Amati : kemudahan nyala api, kemampuan untuk padam, bau, warna
nyala api.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Plastik adalah suatu polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran
yang mempunyai ketebalan berbeda-beda. Para praktikkum kali ini dilakukan
pengujian terhadap plastik agar dapat menentukan jenisnya melalui uji burning
out, selain itu dilakukan pula uji deskripsi, penentian berat, ketebalan hingga
densitas. Plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri
dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Plastik adalah
polimer ,rantai-panjang atom mengikat satu samalain. Rantai ini membentuk
banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di
tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon).
Tulang- belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan
unit monomer menjadi kesatuan. Plastik dapat digunakan dalam bentuk lembaran
dan bentuk wadahyang dapat dicetak, hal ini berhubungan dengan penggolongan
kemasan dimana plastik dapat dimasukkan sebagai kemasan tegar dan lentur.
Dalam praktikkum ini plastik yang diamati ada beberapa jenis yaitu High
Density Polyethylene (HDPE), Polypropylen, dan Poly Vinyl Chlorida (PVC).
Perbedaan antara plastik PP, PVC dan HDPE yang paling mencolok
adalah permukaan plastik. Untuk plastik PP memiliki permukaan yang licin dan
sedikit tebal( 0,0645 mm), plastik PVC kaku dan sedikit tebal ( 0,064 mm), dan
untuk plastik HDPE permukaannya sedikit kesat, buram, kaku dan tipis (0,0425
mm). Dari pengukuran terlihat bahwa plastik PP yang paling berat dengan berat
jenis 11,03/3,07 x 10-2 gr/m2 . Selanjutnya plastik PVC dengan berat jenis
8,06/2,38 x 10-2 gr/m2 dan plastik HDPE dengan berat jenis 5,13/3,72 x 10-2 gr/m2.
Untuk uji nyala api didapatkan hasil yaitu plastik PP dan PVC memiliki
hasil yang sama mudah dibakar, api padam sendiri , berbau sangit dan nyala api
merah. Untuk plastik HDPE api mudah menyala saat mulai dibakar, api tidak
padam sendiri, berbau sangit dan nyala api merah.
Perbedaan tiap kemasan plastik terjadi karena bahan penyusun tiap plastik
berbeda, ikatan antar molekulnya juga berbeda, maka menebabkan tiap plastik
memiliki sifat dan kegunaan berbeda.
Label pangan olahan paling sedikit harus mencantumkan:
a. Nama pangan olahan;
b. Berat bersih atau isi bersih;
c. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke
dalam wilayah Indonesia;
d. Daftar bahan yang digunakan;
e. Nomor pendaftaran pangan;
f. Keterangan kedaluwarsa; dan
g. Kode produksi.
Selain itu pada label pangan olahan juga harus dicantumkan keterangan
sebagai berikut:
a. Keterangan tentang kandungan gizi,
b. Keterangan tentang iradiasi pangan,
c. Keterangan tentang Pangan organik,
d. Keterangan tentang Pangan rekayasa genetika,
e. Keterangan tentang pangan yang dibuat dari bahan baku alamiah,
f. Petunjuk penggunaan/penyiapan,
g. Petunjuk tentang cara penyimpanan,
h. Keterangan tentang petunjuk atau saran penyajian,
i. Keterangan tentang peruntukan,
j. Keterangan lain yang perlu diketahui mengenai dampak pangan terhadap
kesehatan manusia,
k. Peringatan.
Sertifikasi HALAL
Sertifikat Halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam.
Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman
LABEL HALAL pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang.
Pengadaan Sertifikasi Halal pada produk pangan, obat-obat, kosmetika dan
produk lainnya sebenarnya bertujuan untuk memberikan kepastian status
kehalalan suatu produk, sehingga dapat menentramkan batin konsumen muslim.
Namun ketidaktahuan seringkali membuat minimnya perusahaan memiliki
kesadaran untuk mendaftarkan diri guna memperoleh sertifikat halal.
Sertifikasi ISO
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International
Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap
standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standarisasi nasional
setiap negara.
Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau "ISO 9001 Registered".
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
a. Meningkatkan citra perusahaan
b. Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
c. Meningkatkan efisiensi kegiatan
d. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
e. Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
f. Mengurangi risiko usaha
g. Meningkatkan daya saing
h. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
i. Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal
Sertifikasi HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif.
Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela dan banyak industri pangan yang telah menerapkannya. Disamping karena meningkatnya kesadaran masyarakat baik produsen dan konsumen dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di industri pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.
Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, agar penerapan HACCP ini sukses maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah diterapkannya Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP).
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada
produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif , dan mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste .
Pelabelan pada kemasan yang dibawa saat praktikum kurang lengkap,
tidak semua kemasan mencantumkan informasi yang dibutuhkan konsumen.
Untuk produk Indomie goreng rendang tidak tercantum petunjuk peyimpanan.
Untuk produk teh kotak dan energen tidak mencantumkan nomor pendaftran serta
petunjuk penyimpaan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pelabelan pada produk makanan dibutuhkan agar konsumen sebelum
mengunakan atau mengkonsumsi dapat mengetahui kandungan apa saja
yang terdapat dalam produk. Dan kosumen dapat merasa aman setelah
menerima informasi yang tertera pada kemasan produk.
2. Bahan kemasan plastik yang biasa digunakan untuk produk pertanian
adalah Cellophan, Cellulosa Acetate, Polimida, dan Polietilen .
3. Setiap plastik meiliki karakteriristik yang berbeda sesuai dengan bahan
penyusunnya.
4. Plastik dapat diidentifikasi hanya dengan dilihat dan dipegang. Selain itu
dapat juga melalui pengukuran ketebalan dan uji nyala api.
B. Saran
Saat praktikum sebaiknya ruangan disiapkan, agar praktikum lebih
kondusif
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://www.mutucertification.com/id/sertifikasi-sistem-keamanan-
pangan-hazard-analysis-critical-control-point-haccp . Diakses tanggal 28
Desember 2012 pukul 12.50.
Anonim. 2005. Department of Food Science and Technology – IPB.
http://itp.fateta.ipb.ac.id/fthn3/cbt/haccp-apa.php. Diakses tanggal 28
Desember 2012 pukul 12.30.
Fanny.2012.http://vibizmanagement.com/journal/index/category/
quality_management/131/0. Diakses tanggal 28 Desember 2012 pukul
12.00 .
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011Tentang Pendaftaran Pangan Olahan
Ritonga, Abdul Mukhlis dan Tim Asisten Praktikum Penyimpanan dan Pengemasan. 2012. Panduan Praktikum Teknik Pentimpanan Dan Pengemasan. UNSOED. Purwokerto
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.