1
MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI
COVID - 19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh:
NIRWANA PUSPASARI
NIM 190 403 023
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar
Magister
dalam Manajemen Pendidikan Islam
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
i
MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI
COVID - 19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Pembimbing:
Prof. Dr. H. ADI FADLI, M.Ag./PEMBIMBING 1
Dr. AHYAR, M.Pd./PEMBIMBING II
Oleh:
NIRWANA PUSPASARI
NIM 190 403 023
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Magister dalam Manajemen Pendidikan Islam
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Tesis oleh: Nirwana Puspasari, NIM: 190 403 023 dengan judul, Manajemen
Strategik Belajar Dari Rumah Masa Pandemi COVID-19 Pada Sekolah Dasar Di
Kabupaten Lombok Timur telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pascasarjana UIN Mataram pada tanggal 1 Juli 2021.
DEWAN PENGUJI
Dr. Iwan Fitriana, M.Pd.
(Ketua Sidang/Penguji) Tanggal: Juli 2021
Dr. Ahmad Asyari, M.Pd.
(Penguji Utama) Tanggal: Juli 2021
Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Ag.
(Pembimbing I/Penguji) Tanggal: Juli 2021
Dr. Ahyar, M.Pd.
Pembimbing II/Penguji) Tanggal: Juli 2021
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram
Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.
NIP. 197207202000031002
v
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 telah mengubah praktek dan kebiasaan belajar, dari
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah menjadi Belajar Dari Rumah (BDR).
Guru, peserta didik, dan orangtua/wali siswa terlibat dalam pembelajaran jarak
jauh. Kondisi ini mengalami pengalaman belajar dan membutuhkan waktu
adaptasi. Meski telah banyak kebijakan dan program untuk mengatasi dampak
pandemi COVID-19, perubahan pola pembelajaran yang begitu drastis
menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran.
Terkait temuan di lapangan, realitas siswa BDR pada masa pandemi
COVID-19 di 3 (tiga) sekolah dasar yang ada di wilayah Kabupaten Lombok
Timur pada Tahun 2020, ditemukan bahwa terjadi disparitas kompetensi guru
dalam mengakses platform-platform pembelajaran sebagai bahan pembelajaran
jarak jauh. Akibatnya Sebagian guru mengandalkan buku tema sebagai bahan
pembelajaran jarak jauh. Selain itu, beragamnya kemampuan orang tua/wali
dalam mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah. Hal ini terungkap ketika
proses pendampingan pada mata pelajaran tertentu yang membutuhkan
pemahaman khusus seperti mata pelajaran matematika.
Manajemen strategik belajar dari rumah masa pada sekolah dasar di
Lombok Timur Tahun 2020 melalui perencanaan dan formulasi strategik dengan
mengacu kepada kebutuhan peserta didik, protokol kesehatan, kurikulum dalam
kondisi khusus, prinsip pembelajaran, dan tetap adaptif terhadap dinamika kondisi
pandemi COVID-19.
Implikasi belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19 di SDN
Kabupaten Lombok Timur tahun 2020 berdampak pada akademis, psikologis, dan
sosial siswa. Dampak akademis adalah menurunnya kualitas pembelajaran karena
validitas menurun serta siswa mengalami kesulitan memahami materi pelajaran
tertentu yang membutuhkan pemahaman khusus. Dampak psikologis, porsi
penggunaan gawai selain untuk media pembelajaran sangat besar sehingga
mempengaruhi perilaku pada sebagian siswa berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah dan guru. Sedangkan dampak sosial, berkurangnya interaksi para
siswa dengan lingkungannya.
Kata Kunci: disparitas, manajemen strategik, implikasi psikologis, psikososial
Kata Kunci: disparitas, Belajar Dari Rumah (BDR), manajemen, strategik,
formulasi, implikasi, psikologis, psikososial
vi
MANAGEMENT STRATEGY OF LEARNING FROM HOME DURING
THE COVID-19 PANDEMIC IN ELEMENTARY SCHOOLS IN EAST
LOMBOK REGENCY
NIRWANA PUSPASARI
NIM: 190 403 023
ABSTRACT
The COVID-19 pandemic has shifted learning practices from Face-to-face
(FTF) in schools to Learning from Home. Teachers, students, and
parents/guardians are involved in this learning style. This condition requires
learning experience and time adaptation. Although there have been several
policies and programs to overcome the impact of the pandemic, the significant
change in learning patterns has decreased learning quality.
Regarding the findings in the field, the reality of students who learn from
home during the pandemic in three elementary schools in 2020 is; 1) the inability
of teacher competence to access learning platforms and to prepare online learning
tools; 2) various abilities of parents for assisting learners to learn certain subjects,
such as mathematics; and 3) lack of feedback from teachers regarding the tasks
given to learners.
To answer the reality above, it was found the planning formulations and
strategic formulations of learning from home which refer to the needs of students,
health protocols, certain contextual curriculum, learning principles, and remain
adaptive to the dynamics of the COVID-19 situation.
The implications of this current situation have impacted on students'
academic, psychological, and social aspects. The academic impact is the decline
of quality due to the lack of feedback on their work by the teacher during the
distance learning, while psychological impact is that huge portion of gadgets use
for other than for learning which effect the behavior of some students. In addition,
the social impact is that it reduced students’ interaction of with the environment.
Keywords: Learn From Home, management strategy, reality, formulation,
implications.
vii
Motto:
ز س م ع ه اب ه ع ق م ه ى ع للا ض ز ال ا ر أ خ للا ل ى س :
ه ع للا ىه ص ى م ه س و ب م ب :ك ه ك ف ق ال أ و ك ف اند و اك
ب ع أ غ س ز س م ع ه اب ان ك )و م ب س س اب و للا ض
م ىه ع إ ىل ق ا أ ذ : ف ت س م ا اذ إ و اح ب انص س ظ ت ى ل
ف ت ح صب أ ه م ر خ و اء س انم س ظ ت ى ل س م ن ك ت ح ص ك ض
م ن ك ا هح م و )زوايانبخازي(ك ى
Dari Ibnu Umar radhiyallahu “anhuma dia berkata: “Suatu hari Rasulullah SAW
memegang kedua pundakku seraya bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seperti
orang asing atau pengembara”. Maka Ibnu “Umar RA menyatakan: “Jika engkau
berada di sore hari janganlah engkau menunggu datangnya esok hari. Jika engkau
berada di pagi hari, janganlah engkau menunggu datangnya sore hari.
Pergunakanlah masa sehatmu untuk menghadapi masa sakitmu, dan masa hidpmu
untuk menghadapi masa kematianmu.” (HR. Al Bukhari).
viii
Tesis ini kupersembahkan untuk Bapakku H. Sabar Mukhtar (almarhum) dan
Ibuku, Hj. Sahrun, S.Pd., Suamiku tercinta, dan Keempat anakku tersayang.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga,
sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:
1. Prof, Dr. H. Adi Fadli, M.Ag.sebagai pembimbing I dan Dr. Ahyar, M.Pd.
sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi
mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan baik secara tatap muka langsung
maupun secara online di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban
menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai.
2. Dr. Muhsinin, M.A. dan Dr. Ahmad Asyari, M.Pd. sebagai penguji yang telah
memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan tesis ini;
3. Dr. M. Iwan Fitriana, M.Pd. sebagai Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam
Program Magister Pascasarjana UIN Mataram;
4. Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram;
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi
tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan
peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
6. H. Moh. Zainuddin, M.Ag. Kepala Dinas Dikbud Kab. Lombok Timur Periode
Tahun 2019-2020 dan Achmad Dewanto Hadi, S.T,M.T. Kepala Dinas Dikbud
Kab. Lombok Timur Periode Tahun 2020-sekarang yang telah memberikan ijin
belajar.
7. Hadi Jayari, S.Kom. Kabid Pembinaan SD Dinas Dikbud yang memberikan
kepercayaan kepada peneliti untuk dapat mengelola waktu antara menuntut
ilmu dengan melaksanakan tugas dan fungsi di bidang tersebut.
8. Kepala SDN 3 Selong, Kepala SDIT Nurul Fikri, dan Kepala SDU
HAMZANWADI serta para guru, orang tua, dan siswa yang telah memberikan
data yang penulis butuhkan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semesta. Amin.
Mataram, Juli 2021
Penulis,
Nirwana Puspasari
x
DAFTAR ISI
KOVER LUAR .........................................................................................................
LEMBAR LOGO .....................................................................................................
KOVER DALAM ................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN PENGUJI ................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv
LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ..................................................... v
ABSTRAK (Indonesia, Arab, dan Inggris) ....................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ....................................................... 10
a. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10
b. Setting Penelitian ................................................................................. 11
E. Penelitian Terhadulu .................................................................................. 12
F. Kerangka Teori........................................................................................... 18
G. Metode Penelitian....................................................................................... 23
H. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 37
BAB II REALITAS SISWA BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI
COVID – 19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK
TIMUR TAHUN 2020
A. Realitas BDR di Sekolah Dasar Negeri (SDN 3 Selong) ........................... 42
xi
B. Realitas BDR di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT Nurul Fikri
Selong ......................................................................................................... 50
C. Realitas BDR Sekolah Dasar Unggulan HAMZANWADI Selong ........... 58
BAB III MANAJEMEN STATEGIK BELAJAR DARI RUMAH PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR (SD) KABUPATEN
LOMBOK TIMUR TAHUN 2020
A. Perencanaan Strategik ................................................................................ 75
B. Pelaksanaan Pembelajaran dari Rumah ..................................................... 88
C. Kontrol dan Evaluasi Strategik .................................................................. 94
BAB IV IMPLIKASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SDN
KABUPATEN LOBOK TIMUR
A. SDN 3 Selong ............................................................................................ 96
B. SDIT Nurul Fikri ........................................................................................ 99
C. SDU HAMZANWADI ............................................................................ 101
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 103
B. SARAN .................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR SINGKATAN
BDR : Belajar Dari Rumah
COVID-19 : Corona Virus Desease-2019
GCR : Google Class Rooms
IT : Information Technology
MPLS : Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
PAIPB : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
PAS : Penilaian Akhir Semester
PAT : Penilaian Akhir Tahun
PH : Penilaian Hasrian
PJJ : Pembelajaran Jarak Jauh
PJOK : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
PPDB : Penerimaan Peserta Didik Baru
PTM : Pembelajaran Tatap Muka
PTS : Penilaian Tengah Semester
TIK : Teknogi Informasi Komputer
SDIT : Sekolah Dasar Islam Terpadu
SDN : Sekolah Dasar Negeri
SDU : Sekolah Dasar Unggulan
US : Ujian Sekolah
WAG : WhatsApp Group
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : DAFTAR KUISIONER
LAMPIRAN 2 : FOTO KEGIATAN
LAMPIRAN 3 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pandemi Covid-19 telah meluluhkan semua sektor kehidupan,
tidak terkecuali sektor pendidikan. Pada bulan Maret 2020, WHO telah
menyatakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai sebuah
penyakit pandemi yang mengancam seluruh negara di dunia. Kasus
konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia sudah tersebar ke seluruh
wilayah di Indonesia dan telah ditemukan di berbagai kabupaten dan kota.
Situasi ini memiliki dampak pada semua sektor kehidupan masyarakat,
dari aspek ekonomi, politik, keagamaan, dan keamanan. Tidak terkecuali
sektor pendidikan. Keadaan ini dituntut tindakan yang cepat dan
komprehensif dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, dan
seluruh elemen masyarakat dalam percepatan penanganan COVID-19.
Dunia pendidikan dan masyarakat memiliki kontribusi besar dalam
memutus mata rantai penularan kare na besarnya jumlah populasi pelajar
dan besarnya mobilitas serta interaksi pelajar dengan masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB)1 dalam rangka percepatan penanganan COVID-19
dengan meliburkan tempat kerja, institusi pendidikan, dan pusat-pusat
keramaian lainnya. Tidak lama setelah keluarnya Peraturan Pemerintah
1Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
2
ini, terjadi kasus penderita COVID-19 di Nusa Tenggara Barat yang
dimulai dengan terinfeksinya salah satu orang pembina Pondok Pesantren
yang ada di wilayah kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur serta
terkonfirmasinya kasus-kasus lain yang merupakan bagian dari “cluster
Gowa” Sulawesi Selatan yang mengikuti Tabligh Akbar di daerah tersebut
dan pesertanya tersebar di semua wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat.
Akibatnya, sekolah yang ada di wilayah kabupaten Lombok Timur ditutup
sementara mulai Tanggal 16 sampai dengan 28 Maret 2020. Pada periode
berikutnya, kebijakan melaksanakan pembelajaran dari rumah
diperbaharui setiap dua pekan sekali oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur sampai dengan dibukanya
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Tanggal 16 November 2020.
Berkaca dari keadaan di atas, Propinsi Nusa Tenggara Barat ikut
terkena imbasnya tidak terkecuali Kabupaten Lombok Timur. Dampak
dari hal di atas adalah semua satuan pendidikan ditutup sementara sambil
menunggu informasi selanjutnya. Selama sekolah ditutup, keadaan umum
SD di wilayah Lombok Timur, sekolah memanfaatkan telepon genggam
sebagai alat komunikasi dengan orangtua siswa. Sedangkan bagi orangtua
yang tidak memiliki telepon genggam untuk sementara komunikasi dengan
guru terputus.
Keadaan ini juga diperparah oleh jumlah Satuan Pendidikan baik
negeri maupun swasta yang ada di Lombok Timur sangat besar bila
dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Nusa Tenggara Barat
3
yaitu 753 SD negeri dan swasta dan 232 Madrasah Ibtidaiyah negeri dan
swasta. Jangkauan internet maupun fasilitas pembelajaran berbasis
teknologi juga tidak merata. Hal ini membuat pemerintah kabupaten
Lombok Timur melalui Dinas Pedidikan dan Kebudayaan berpikir keras
untuk memberikan solusi yang tepat. Data yang ditemukan di lapangan,
pemerintah pusat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
mengeluarkan kebijakan “merdeka belanja” dalam Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) pada caturwulan pertama di tahun 2020. Di antara
ketentuan merdeka belanja ini adalah rileksasi belanja BOS untuk
pembelian bahan pencegahan penyebaran COVID-19 seperti thermogun,
masker, dan pengadaan tempat cuci tangan dan cairan desinfektan, serta
pemberian transportasi kepada guru yang melakukan kunjungan ke rumah
siswa untuk melaksanakan pembelajaran.
Solusi yang diberikan di atas, cukup berdampak, sehingga siswa
tidak merasa learning loost „kehilangan waktu belajar‟ selama pandemi
COVID-19. Secara lebih spesifik, ketiga SD yang menjadi objek
penelitian ini lebih leluasa mengelola pembelajaran jarak jauh. Hal ini
disebabkan karena ketiga sekolah ini sudah terbiasa menggunakan telepon
genggam menjadi salah satu alat komunikasi dengan orangtua/wali siswa.
Untuk diketahui, ketiga Sekolah Dasar ini berada di wilayah Kecamatan
Selong yang merupakan ibukota kabupaten, sehingga relatif bisa
mengantisipasi terputusnya komunikasi dengan orangtua siswa. Dampak
positif dari hal itu, guru memaksimalkan WhatsApp Group (WAG)
4
sebagai sarana mengirim tugas dan melaporkan tugas yang sudah
dikerjakan oleh siswa.
Berangkat dari pengalaman di atas, ketiga sekolah yang menjadi
objek penelitian ini mulai membenahi diri untuk mengelola pembelajaran
jarak jauh dengan lebih efektif. Apalagi peraturan siswa Belajar Dari
Rumah (BDR) terus diperpanjang oleh pemerintah karena masyarakat
yang terkena COVID-19 terus bertambah dan pemerintah juga
mengeluarkan aturan agar siswa belajar dari rumah karena sekolah belum
boleh dibuka untuk siswa.
Melihat realita yang ada, pemerintah pusat mengeluarkan aturan
dalam bentuk pedoman agar pembelajaran bisa berjalan lebih efektif.
Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) ini memuat tujuan,
prinsip, metode, dan media pelaksanaan belajar dari rumah. Dengan
adanya pedoman ini, diharapkan satuan pendidikan bisa mengelola
pembelajaran dengan lebih baik. Selain itu, keselamatan dan kesehatan
lahir batin peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, dan warga sekolah
lainnya menjadi yang utama. Pedoman ini juga memberikan pemahaman
kepada kepala sekolah bahwa selama siswa BDR, satuan pendidikan tidak
perlu menuntaskan seluruh capaian kurikulum, yang penting BDR itu
mengajarkan kecakapan hidup antara lain pengenalan terhadap COVID-19
dan cara pencegahannya, serta mengedepankan pola interaksi dan
5
komunikasi yang efektif antara guru dengan orangtua/wali 2. Akan tetapi,
Pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah ditanggapi beragam oleh
Sekolah Dasar. Berdasarkan data yang peneliti temukan di lapangan,
terkadang para guru cenderung memberikan soal-soal latihan yang tidak
mempertimbangkan keanekaragaman kemampuan siswa maupun orangtua
yang menjadi pendampingnya. Selain itu satuan pendidikan membagikan
Buku Rujukan (Buku Tema) dan mengerjakan latihan-latihan soal yang
ada di Buku Tema itu di rumah masing-masing. Dalam pelaksanaan
berikutnya, para orangtua siswa diminta datang ke sekolah setiap hari
Sabtu untuk mengumpulkan lembaran jawaban dan menerima tugas-tugas
yang akan dikerjakan siswa pada pekan yang akan datang. Data awal yang
ditemukan peneliti di ketiga sekolah ini berbeda-beda. Pada SDN 3
Selong, komunikasi dilaksanakan melalui WAG guru dan orang tua. Lebih
teknisnya, sekolah ini memberian latihan-latihan soal kepada siswa dan
meminta orangtua/wali siswa melaporkan hasil pekerjaan siswa secara
rutin ke sekolah pada setiap hari Sabtu. Pada SDIT Nurul Fiksi,
pendekatan pembelajaran yang digunakan lebih bersifat persuasif dengan
memaksimalkan aplikasi WAG dalam mengirim dan mengumpulkan tugas
siswa serta penguatan melalui home visit baik secara individu maupun
dalam kelompok-kelompok kecil. Lalu pada mata pelajaran tertentu seperti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) dan Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), para guru menggunakan
2 Persesjen Kemdikbud RI No. 15 Th. 2020
6
aplikasi Google Form dalam melakukan Penilaian Harian (PH).
Sedangkan pada SDU HAMZANWADI, pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh ini lebih bervariatif, karena didukung oleh kemampuan guru
mengelola pembelajaran berbasis teknologi lebih tinggi dari kedua sekolah
ini. Hal ini karena sekolah ini tergolong sekolah baru dan sangat selektif
menerima tenaga pendidik, serta mempunyai visi ke depan mencetak
manusia yang unggul dalam akademik dan kuat intergritas. Pembelajaran
model /BDR ini tetap dilaksanakan sampai dengan dimulainya simulasi
pembelajaran tatap muka Tanggal 16 November 2020. Sedangkan
persamaan dari ketiga SD ini adalah sama-sama melaksanakan instruksi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur
untuk menutup sekolah mulai Tanggal 16 sampai dengan 28 Maret 2020
dan terus diperpanjang sampai dengan Tanggal 15 November 2020.
Walaupun sekolah ditutup untuk siswa, tapi kepala sekolah, guru, dan
tenaga kependidikan tetap masuk ke sekolah untuk bersama-sama
berkoordinasi menyiapkan pembelajaran, meningkatkan kapasitas guru
mengimplementasikan platform-platform pembelajaran, serta melakukan
pembelajaran jarak jauh dari sekolah.
Mengikuti Pandemi COVID-19 yang tidak kunjung berakhir,
pemerintah menginstruksikan agar membuka sekolah dan mendorong guru
untuk tetap masuk sekolah. Bagi sekolah yang jumlah gurunya lebih dari
tujuh orang, sekolah menerapkan sistem piket untuk menghindari
kerumunan. Tujuan dari pemberlakuan aturan ini adalah agar para guru
7
dapat mempersiapkan pembelajaran di sekolah dan bisa memanfaatkan
fasilitas yang ada seperti internet dan perangkat komputer yang ada di
sekolah sebagai media pembelajaran. Pada SDN 3 Selong dan SDIT Nurul
Fikri memberlakukan sistem piket kepada guru untuk masuk sekolah
karena rombongan belajar sekolah ini lebih dari 12 (dua belas) rombongan
belajar. Dengan adanya sistem piket ini, guru bisa mengontrol dan
menganalisis tugas-tugas yang dikumpulkan wali murid sesuai dengan
waktu yang sudah disepakati.
Selain menjalankan sistem piket, kepala sekolah bersama guru bisa
melakukan analisis sederhana terhadap kekuatan dan kelemahan sumber
daya pendidikan yang ada di sekolahnya. Di antaranya adalah mendata
siswa yang memiliki dan yang tidak memiliki telepon genggam dan
laptop. Hal ini merupakan langkah strategis agar sekolah bisa melakukan
langkah-langkah pembelajaran lainnya bagi siswa yang tidak memiliki
gawai (telepon genggam, tab, atau laptop) agar semua siswa dapat
terlayani dengan baik. Tidak terkecuali di ketiga sekolah yang menjadi
objek penelitian. Kepala sekolah menganalisis kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh sekolah. Para guru yang menguasai teknologi
pembelajaran didorong untuk menggunakan aplikasi pembelajaran
terutama pada kelas tinggi yaitu kelas 4-6 dengan salah satu aplikasi
pembelajaran yaitu Google Class Room (GCR). Sedangkan bagi kelas
rendah dari kelas 1-3, para guru lebih banyak menggunakan video
8
pembelajaran karena para siswa menganggap model pembelajaran ini lebih
menarik.
Adapun implikasi dari Belajar Dari Rumah ini berdampak negatif
maupun positif. Dampak negatif, siswa yang tidak terjangkau layanan
pendidikan, cenderung mengalami learning lost. Hal ini disebabkan antara
lain oleh tingkat pendidikan orang tua siswa yang rendah serta fasilitas
pembelajaran yang tidak ada, sehingga tidak ada yang mendampingi anak
belajar. Selain itu siswa yang diberikan fasilitas pembelajaran berupa
telepon genggam menyalahgunakan alat tersebut dengan membuka
konten-konten yang tidak bermanfaat yang dapat mempengaruhi
perkembangan psikologisnya. Untuk meminimalisasi dampak negatif
tersebut, para guru yang sadar akan tanggung jawabnya melakukan
pelayanan langsung ke rumah siswa baik secara individu maupun
kelompok. Para guru membuat kelompok-kelompok kecil pada titik-titik
tertentu bagi siswa yang tempat tinggalnya berdekatan. Sehingga muncul
istilah pembelajaran guling „guru keliling‟. Inilah sebagai salah satu cara
satuan pendidikan agar tetap eksis di tengah-tengah masyarakat dan
mengurangi dampak negatif siswa BDR sehingga siswa tidak kehilangan
hak-haknya sebagai pembelajar. Selain dampak negatif di atas,
pelaksanaan Belajar Dari Rumah berimplikasi positif pada guru yaitu guru
semangat mempelajari platform-platform pembelajaran jarak jauh serta
secara aktif mengikuti webinar-webinar pembelajaran baik yang
diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan maupun
9
Lembaga-lembaga yang berkonsentrasi terhadap perbaikan pendidikan di
Indonesia termasuk pendidikan tinggi.3 Selain itu orangtua bisa
mengetahui perkembangan pembelajaran maupun mental anak karena
langsung mendampingi anak belajar, serta siswa juga dilatih belajar
mandiri.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, peneliti mencoba
mendalami realitas pelaksanaan BDR pada satuan pendidikan SD,
formulasi dan implementasi strategik BDR berdasarkan Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19) yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, serta implikasi yang ditimbulkan dari
pelaksanaan BDR di tiga satuan pendidikan SD yang menjadi objek
penelitian.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana realitas siswa BDR pada masa pandemi COVID-19 di SD
Kabupaten Lombok Timur pada Tahun 2020?;
2. Bagaimana manajemen strategik BDR pada masa pandemi COVID-19
di SDN Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020?
3. Bagaimana implikasi BDR pada masa pandemi COVID-19 di SDN
Kabupaten Lombok Timur pada Tahun 2020?
3 Mendikbud: Memperingati Hari Pendidkan Nasional. 2 Mei 2021
10
C. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan realitas siswa BDR pada masa Pandemi COVID-
19 di SD Kabupaten Lombok Timur pada Tahun 2020.
2. Menemukan dan menganalisis formulasi dan implementasi
strategik BDR pada masa Pandemi COVID-19 di SD Kabupaten
Lombok Timur pada Tahun 2020.
3. Menemukan dan mendeskripsikan implikasi BDR pada masa
Pandemi COVID-19 di SD Kabupaten Lombok Timur pada Tahun
2020.
b. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ada 2:
1. Manfaat Teoritis
Menemukan konsep baru tentang pembelajaran dari rumah dengan
menggunakan manajemen strategik. Demikian juga dapat
memberikan sumbangan ilmiah khususnya pada kajian atau bidang
ilmu pembelajaran dengan pendekatan strategik.
2. Manfaat Praktis
1. Membantu pemerintah dan stakeholder lainnya untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran di rumah dan evaluasi
pelaksanaan manajemen strategik di tingkat satuan pendidikan.
2. Bagi praktisi, sebagai bahan referensi atau kepentingan ilmu
baru, sehingga mampu memecahkan masalah yang terjadi saat
11
ini. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman,
serta menerapkan pengetahuan terhadap masalah yang
dihadapi secara nyata.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
a. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah manajemen strategik satuan
pendidikan SD yang ada di Lombok Timur pada tahun 2020 dalam
mengelola Siswa Belajar Dari Rumah (BDR) selama masa Pandemi
COVID-19.
Sebagai landasan siswa Belajar Dari Rumah adalah Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 yang
menyebutkan siswa Belajar Dari Rumah selama masa darurat Pandemi
COVID-19. Adapun Teknis Belajar Dari Rumah dijabarkan dalam
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19) yang mengatur tujuan, prinsip,
metode, dan media pelaksanaan belajar dari rumah.
Masa Darurat Pandemi Covid-19 dimulai Tanggal 16 Maret sampai
dengan dibukanya sekolah untuk Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
(PTM) Tanggal 16 November 2021 oleh Bupati Lombok Timur.4
4 SE Bupati Lombok Timur Nomor 003/1449/DIKBUD/2020 Tanggal 10 Nopember 2020
12
Dengan demikian ruang lingkup kajian dalam penelitian meliputi,
realitas atau gambaran nyata siswa BDR pada masa Pandemi COVID-
19 di SDN Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, formulasi dan
implementasi strategik BDR dan implikasi BDR pada masa Pandemi
COVID-19 di SDN Kabupaten Lombok Timur.
b. Setting Penelitian
Yang menjadi lokasi/tempat penelitian adalah Lembaga Pendidikan
Dasar di Kecamatan Selong di wilayah Kabupaten Lombok Timur
dengan mengambil beberapa Sekolah Dasar sebagai sampel yaitu SDN
3 Selong, SDIT Nurul Fikri Selong, dan SDU Hamzanwadi Selong.
Sekolah yang dipilih karena beberapa alasan, diantaranya 1) Sekolah
Dasar ini mendapatkan akreditasi yang beragam sebagai gambaran
kualitas pendidikan yang ada di Lombok Timur; 2) sekolah ini
memiliki keragaman dalam pembelajaran terutama dalam BDR; dan 3)
sekolah ini bisa dijadikan contoh praktek yang baik bagi sekolah lain
dalam melaksanakan BDR. Karena berdasarkan data yang peneliti
temukan di lapangan, ketiga sekolah ini sudah dapat memanfaatkan
salah satu aplikasi pembelajaran seperti Google Class Room (GCR)
dan quizzezz. Alasan akademik peneliti melakukan penelitian ini
adalah sebagai langkah perbaikan pengelolaan pembelajaran di masa
Pandemi COVID-19 yang merupakan bagian dari tanggung jawab
peneliti sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berada di bawah
13
naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok
Timur.
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian sebelumnya tentang Siswa Belajar Dari Rumah pada masa
pandemi COVID-19 belum dilakukan karena keadaan ini sedang
berlangsung. Namun ada beberapa artikel dan jurnal yang berkaitan
dengan belajar di rumah seperti „home schooling‟ yang bisa dijadikan
referensi dan memperkaya khazanah peneliti yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Aji Fatma Dewi yang berjudul
“Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar”5. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan
dimana dalam mengumpulkan informasi data dengan teknik
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang relevan dari
berbagai macam yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku,
majalah, dan artikel. Kriteria artikel dan berita yang dipilih adalah
adanya pembahasan tentang Dampak Covid-19 dan Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar. Dari 10 sumber yang didapatkan, kemudian
dipilih yang paling relevan dan diperoleh tiga artikel dan enam berita.
Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa dampak Covid terhadap
implementasi pembelajaran daring di Sekolah Dasar dapat terlaksana
dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kerjasama antara
5 Dewi, Aji Fatma, “ Dampak Covid-19 terhadap Implementasi terhadap Pembelajarn Daring di
Sekolah Dasar,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan: 1(2019), Diakses (Juli 2020),
https://edukatif.org
14
guru, siswa, dan orang tua dalam belajar di rumah. Berdasarkan hasil
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keterlaksanaan pembelajaran
dari rumah selama masa pandemi COVID-19 berdasarkan manajemen
strategik yang diterapkan oleh pemerintah.
2. Studi Kasus: Kematangan Sosial Pada Siswa Homeschooling oleh Lisa
Rahmi Ananda dan Ika Febrian Kristiana.6 dalam Jurnal Empati 6 (1),
257-263, 2017. Penelitian ini menyorot interaksi mutual dengan teman
sebaya. Semakin banyak interaksi yang digunakan semakin terbentuk
pula kematangan sosial pada diri remaja. Berdasarkan hasil penelitian
ini, kematangan social pada partisipan tergambarkan dari konsep diri
yang positif, self-direction yang bagus, kemandirian dalam belajar
dimana partisipan sendiri memutuskan untuk homeschooling dengan
berbagai pertimbangan di usianya pada saat itu. Dalam bersosialisasi,
partisipan cukup terampil berinteraksi dengan orang-orang lintas usia
atau yang tidak sebaya. Sedangkan dalam berinteraksi dengan teman
sebaya, partisipan mengalami sedikit kendala karena memiliki
perbedaan jadwal dalam pembelajaran. Penelitian ini kontradiktif
dengan keadaan sekarang yang membatasi hubungan sosial „social
distancing‟ dan fisik „phisical distancing‟ secara langsung diakibatkan
oleh Pandemi COVID-19. Tapi penelitian ini mengingatkan kita yang
terlibat langsung dalam mendampingi siswa Belajar Dari Rumah untuk
6 Ananda, Lisa Rahmi dan Ika F.K, “Kematangan Sosial Pada Siswa Homeschooling,” Empati
6(1), (Januari 2017): 257, diakses 11 Mei 2020, https://media.neliti.com.
15
belajar membangun konsep diri yang positif, kepercayaan diri, dan
kemandirian dalam belajar untuk kita siap menghadapi dinamika alam
maupun sosial yang tiba-tiba berubah secara drastis. Terkait dengan
kemandirian belajar, kita bisa melihat sampai sejauh mana pengaruh
pembelajaran siswa selama di sekolah dan ketika pembelajaran
dialihkan di rumah. Hal ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi
siswa yang tidak memiliki akses atau orang tua/ pendamping yang
pendidikannya tidak mencukupi dapat mengemban tugas sebagian
besar tanggung jawab guru selama siswa Belajar Dari Rumah.
3. Homeschooling Sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak oleh Rosalina
Dewi Heryadi.7Homeschooling merupakan sebuah sistem pendidikan
atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah dengan
memanfaatkan seluruh dunia sebagai ruang kelas. Homeschooling
sebagai sekolah alternatif ramah anak dengan pendekatan „student
center‟. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam tentang homeschooling. Hasil penelitian ini adalah kehadiran
homeschooling dapat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran
belajar bagi anak sesuai dengan fitrahnya, sehingga mereka merasa
nyaman dalam belajar, dapat memilih materi pembelajaran sesuai
dengan minat, bakat, dan kemampuannya, serta waktu yang fleksibel
di bawah bimbingan orang tuanya. Sepertinya pada masa sekarang ini
sesuai dengan judul yang peneliti angkat, rumah adalah satu-satunya 7Heryadi, Rosalina Dewi, “Homeschooling Sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak“,
lppmunindra 2 (April 2007), https://www.researchgate.net
16
tempat paling aman dan nyaman untuk belajar bagi siswa. Pada masa
inilah, terbangun sinergi antara orang tua dan guru, sehingga
pembelajaran bermakna bisa tercapai.
4. Homeschooling dalam Masyarakat: Studi Etnografi Pendidikan oleh
Iin Purnamasari, dkk.8 Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: (a)
homeschooling sebagai alternatif pada sebagian masyarakat, (b)
peranan keluarga dalam pelaksanaan pendidikan homeschooling, (c)
mengeksplorasi aspek-aspek kultur dalam pendidikan homeschooling,
(e) menganalisis tantangan , harapan, dan pengembangan pendidikan
homeschooling. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan etnografi yang berusaha mendapatkan informasi selengkap
mungkin untuk mengkaji dan menganalisis homeschooling dalam
masyarakat, sebagai salah satu alternatif pendidikan, dalam situasi
yang ilmiah. Subjek penelitian ini adalah dua home schooling tunggal,
dua homeschooling majemuk, dan dua homeschooling komunitas.
Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipan, analisis
dokumen, wawancara mendalam, dan Focus Group Discussion (FGD).
Penelitian etnografi dilaksanakan dengan mengikuti tahapan dan
proses penelitian kualitatif yang bersifat induktif, yang terdiri dari
tahapan alur penelitian maju bertahap (the Developmental Research
Sequence/DRS). Penelitian menemukan lima hal pokok yaitu: a)
pilihan terhadap homeschooling sebagai pendidikan alternatif dengan 8 Purnamasari, Iin, dkk, “Homeschooling dalam Masyarakat: Studi Etnografi Pendidikan”.
Pembangunan Manusia 5 (2017):319, Diakses 8 Juli 2020, https://journal.uny.ac.id,
17
model praktek tunggal, majemuk dan komunitas memiliki alasan,
motivasi, metode, dan pendekatan serta pengembangan minat dan
bakat anak serta upaya membangun masa depan anak, b) peran
keluarga pada homeschooling tunggal dominan, majemuk
diberdayakan, dan komunitas sebagai pendekatan, di mana masing-
masing terpengaruh oleh penamaan nilai-nilai dalam keluarga, c)
formula model pendidikan homeschooling berbasis kultur yang
meliputi penguatan keyakinan, toleransi, mandiri, kejujuran, tanggung
jawab, percaya diri, disiplin, kompetitif, solidaritas, sosialisasi lintas
usia, dan berpikir kritis sesuai dengan kebutuhan pendidikan anak, d)
nilai-nilai positif homeschooling antara lain: a) anak terbentuk sebagai
pembelajar mandiri dan terbiasa berpikir mendalam (critical thinking),
b) peran orangtua/keluarga sebagai pengelola pendidikan dan proses
belajar, c) pola pembelajaran customized, d) penanaman nilai sosial
budaya terbangun dari interaksi antara anak dengan orangtua/keluarga,
para homeschooler dalam komunitas belajar, e) terdapat tantangan,
harapan, dan kemungkinan pengembangan pendidikan homeschooling
dalam masyarakat.
5. Pygmalion Effect Pada Pendidikan dan Covid -19 oleh Prof. Suyanto,
Ph.D.9
9 Suyanto,Prof, Ph.D, “Pygmalion Effect pada Pendidikan dan Covid-19”, gagasan ilmiah
popular, (April 2020), akses April 2020, https://suyanto.id/pygmalion-effect-pada-
pendidikan-dan-covid-19/
18
Berawal dari mitos Yunani, Pygmalion kemudian diteliti sampai pada
proses pembelajaran di sekolah-sekolah. Mitos ini adalah sebuah cerita
dari kehidupan pemahat patung gadis dari gading yang jatuh cinta pada
hasil pahatannya sendiri. Pematung ini berangan-angan bahwa gadis
hasil pahatannya, sungguh cantik jelita menawan hati, mempesona,
sehingga mejadi idaman bagi semua pria. Kalau patung gadis cantik itu
dipegang bisa memberikan respons romantik kepadanya. Begitu juga
kalau dicium bisa memberikan respons romantis kepadanya. Begitu
juga kalau dicium bisa memberikan balasan yang hangat dan mesra.
Bahkan menurut mitos itu, si gadis akhirnya bisa hamil dan beranak.
Mitos ini akhirnya dikembangkan dalam dunia nyata oleh Robert
Rosenthal yang kemudian melahirkan teori: Self-fulfilling Prophecy.
Jadi kalau kita berpikir negatif bahwa siswa yang akan kita ajar itu
bodoh, maka dia akan menjadi bodoh beneran karena efek dari
eksepktasi negatif kita yang kemudian diikuti dengan prilaku mengajar
yang tidak baik di kelas.
Dari teori ini peneliti dapat mengambil kesimpulan kaitannya dengan
“Belajar Dari Rumah” bahwa bukan hanya guru dituntut untuk
memberlakukan siswa seperti seorang kekasih sehingga bisa
menangkap potensi baik peserta didik, tetapi yang tidak kalah
pentingnya adalah orangtua wajib memberikan bekal kepercayaan dan
optimisme tanpa batas kepada anaknya sehingga bisa menggali
19
potensi baik pada anak dan mengolaborasikan dengan materi ajar yang
diberikan oleh guru.
F. Kerangka Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “Manajemen
Strategik” dalam Pembelajaran Dari Rumah pada Masa COVID-19.
Teori Manajemen Strategik yang disampaikan oleh Wheelen dan Hunger10
mendefinisikan manajemen strategik sebagai seperangkat keputusan dan
aksi manajemen yang menentukan tindakan organisasi dalam jangka
panjang. Proses ini terdiri dari empat dasar yaitu (a) environmental
scanning, (b) strategy formulation, (c) strategy implementation, dan (d)
strategy evaluation.
Wheelen dan Hunger kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai empat
elemen dasar manajemen strategik yaitu:
a. Environmental Scanning adalah proses memonitor, mengevaluasi, dan
menyebarkan informasi dari lingkungan baik internal maupun eksternal
kepada orang-orang penting dalam informasi. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi faktor strategik baik internal maupun eksternal yang akan
menentukan masa depan organisasi. Cara paling sederhana untuk
melakukan identifikasi lingkungan ini adalah dengan menggunakan
analisis SWOT. Melalui analisis SWOT ini organisasi dapat
mengidentifikasi faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan ancaman.
10
Wheelen and Hunger, Strategic Management and Business Policy: Toward Global1998:8).
http://www.mim.ac.mw
20
Faktor eksternal adalah beberapa faktor di luar organisasi yang tidak dapat
dikontrol oleh manajer tingkat atas.
Teori ini akan menjadi kisi-kisi pertanyaan dalam menggali data untuk
menjawab rumusan masalah kedua yaitu bagaimana manajemen strategik
BDR pada masa pandemi COVID-19 pada tiga SD di Kabupaten Lombok
Timur yang dijadikan oleh peneliti sebagai sampel.
b. Strategy formulation adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
membuat sebuah tata kelola manajemen yang efektif dari peluang ancaman
dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organisasi. Hal ini
termasuk pada langkah menentukan misi organisasi, target spesifik,
mengembangkan strategi, dan menentukan panduan dalam pembuatan
kebijakan.
c. Strategy Inflementation adalah sebuah proses dimana strategi dan
kebijakan diletakkan dalam serangkaian aksi melalui pengembangan
program, anggaran, dan prosedur. Proses ini dapat melalui perubahan
budaya atau sistem manajerial ke seluruh organisasi.
d. Evalutaion and control adalah sebuah proses di mana aktivitas dan
pencapaian hasil organisasi dimonitor sehingga hasil yang dicapai dapat
dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.
Selama masa BDR hal yang melemah dari peran guru adalah peran mendidik.
Proses ini terjadi karena pemantauan yang sulit dilakukan. Satu hal yang dapat
dilakukan adalah melakukan kegiatan Guru Kunjung sebagai bentuk upaya
layanan psikososial selama proses BDR. Erik H. Erikson adalah tokoh teori
21
perkembangan psikososial. Ia menjelaskan perkembangan psikososial anak
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan sekolah. Lingkungan kehidupan
pertama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan emosional anak
adalah keluarga. Orangtua merupakan orang-orang penting yang langsung
berhubungan dengan anak. Selanjutnya anak akan berhubungan dengan
lembaga pendidikan untuk mengembangkan kecerdasan.11
Tekait dengan hal
itu, BDR merupakan salah satu kesempatan memperkuat peran orangtua
dalam membentuk kepribadian anak dan lembaga pendidikan sebagai salah
satu wadah untuk mengembangkan kecerdasan anak. Selain itu, perubahan
sistem pembelajaran tatap muka di sekolah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ), akan memberikan pengalaman tersendiri bagi anak yaitu: 1)
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum; 2) difokuskan
pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi COVID-19;
3) materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan, konteks budaya, karakter, dan jenis kekhususan peserta didik.
Agar BDR ini lebih terarah, Pembelajaran Jarak Jauh dibagi ke dalam dua
pendekatan: 1) pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring)/online
menggunakan gawai maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi
pembelajaran daring; 2) pembelajaran jarak jauh luar jaringan/offline (luring)
menggunakan televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan
ajar cetak, alat peraga dan media pembelajaran dari benda di lingkungan 11
“Konsep Psikososial Menurut Teori Erik H. Erikson”, last modified 2019, accessed Mei, 2020,
http://repository.iainbengkulu.ac.id
22
sekolah.12
Agar BDR ini bisa ber jalan dengan efektif, dibutuhkan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Pada Tanggal 4
Agustus 2020, terbitlah Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 719/P/2020.13
. Terbitnya keputusan ini bertujuan
untuk memberikan fleksibelitas bagi Satuan Pendidikan untuk menentukan
Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa. Pada
Kepmendikbud ini, Satuan Pendidikan diberi keleluasaan untuk memilih
kurikulum yang digunakan yaitu: 1) tetap mengacu pada pada kurikulum
nasional yang selama ini dilaksanakan oleh satuan pendidikan; 2) mengacu
pada kurikulum nasional pendidikan dasar dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang disederhanakan untuk kondisi khusus yang ditetapkan
oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan;14
dan 3)
melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Selain itu pada
keputusan ini, satuan pendidikan dalam kondisi khusus tidak diwajibkan untuk
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
Keputusan Mendikbud ini diperkuat dengan Surat Edaran Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur15
. Pada edaran ini
Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) menyepakati untuk memilih opsi ke- 2 (dua) yaitu Kurikulum dalam
Kondisi Khusus yang digunakan mengacu pada Kurikulum Nasional dengan
12
SE Sekjen Kemdikbud, No. 15 Tahun 2020 13
Kepmendikbud RI No. 719/P/2020 14
Kepbalitbang Kemendikbud No. 018/H/KR/2020 15
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur Nomor:
800/1073.3 /DIKBUD.I/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus Tahun Pelajaran 2020/2021
23
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang disederhanakan dalam
Kondisi Khusus. Pada Kurikulum Darurat tersebut terdapat Penyederhanaan
Kompetensi Dasar (KD) pada setiap mata pelajaran sehingga guru fokus pada
Kompetensi Esensial dan Kompetensi Prasyarat untuk kelanjutan
pembelajaran di tingkat selanjutnya. Pelaksanaan Kurikulum Darurat ini
berlaku sampai akhir tahun ajaran baru (kurikulum ini tetap berlaku walaupun
kondisi khusus sudah berakhir).
Berdasarkan Pengertian Manajemen Strategik yang disampaikan oleh
Wheelen dan Hunger16
di atas dapat disampaikan bahwa manajemen strategik
Belajar Dari Rumah yang dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kabupaten Lombok Timur belum sepenuhnya sesuai dengan
definisi teori manajemen strategik di atas. Karena tindakan organisasi yang
disampaikan oleh teori di atas bersifat jangka panjang. Sedangkan manajemen
strategik yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan Dasar di Kabupaten
Lombok Timur adalah bersifat temporal artinya kebijakan ini berlaku selama
masa darurat Pandemi COVID-19. Sehingga kebijakan pemerintah terus
ditinjau ulang dan diperbaharui setiap empat belas (14) hari untuk memastikan
siswa Belajar Dari Rumah berlanjut atau tidak. Sedangkan alur manajemen
strategik yang disampaikan oleh teori di atas ada beberapa yang sudah
terpenuhi, yaitu pada tahap environmental scanning, proses menyebarkan
informasi yang ditujukan kepada guru dan tenaga kependidikan sudah
dilakukan. Dan ini sudah masuk ke dalam penyebaran informasi kepada
16
Whelen dan Hunger, Manajemen Strategis, 88.
24
lingkungan internal. Sedangkan penyebaran informasi kepada eksternal juga
sudah dilakukan seperti memberikan informasi siswa dan orangtua/wali serta
unsur terkait lainnya sudah juga dilakukan walaupun belum sempurna.
Kemudian alur berikutnya yaitu strategy implementation, Kepala Sekolah
sudah berusaha memenuhinya walaupun dalam keadaan ketidakmerataan
fasilitas dan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah maupun siswa/wali
murid. Kemudian alur terakhir, evaluation and control, kepala sekolah juga
sudah berusaha menjalankan perannya bagaimana mengevaluasi dan
mengontrol kegiatan yang sudah dirancang bersama-sama dengan para guru
dan tenaga kependidikan.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian tentang Manajemen Strategik BDR pada Masa Pandemi
COVID-19 di Kabupaten Lombok Timur, penulis menggunakan metode
kualitatif. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dan
menggambarkan tentang realitas peserta didik BDR, manjemen strategik
BDR, serta implikasi BDR selama masa Pandemi COVID-19.
Penelitian ini menggunakan penjabaran metode dan langkah-langkah
yang dilakukan dengan menguraikan secara eksploratif menggunakan
pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan metode ini dengan
pertimbangan bahwa kasus yang diteliti merupakan kasus yang
memerlukan penggunaan pengamatan dan bukan menggunakan model
25
pengangkaan, kedua penelitian kualitatif memudahkan peneliti berhadapan
dengan kenyataan, dan yang ketiga adalah adanya kedekatan hubungan
emosional antara peneliti dan responden sehingga akan menghasilkan
suatu data yang mendalam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Penggunaan metode ini dengan alasan bahwa
penelitian ini fokus pada realitas BDR. Sementara, pendekatan
fenomenologi bertujuan untuk menggambarkan makna dari pengalaman
hidup yang dialami oleh beberapa individu, tentang konsep atau fenomena
tertentu, dengan mengeksplorasi struktur kesadaran manusia. Jadi di sini
peneliti ingin mengetahui realitas, manajemen strategik BDR, serta
implikasi BDR melalui studi fenomenologi ini.
Sebagai disiplin ilmu, fenomenologi mempelajari stuktur pengalaman
dan kesadaran. Secara harfiah, fenomenologi adalah studi yang
mempelajari fenomena, seperti penampakan, segala hal yang muncul
dalam pengalaman kita. Fokus perhatian fenomenologi tidak hanya
sekedar fenomena, akan tetapi pengalaman sadar dari sudut pandang orang
pertama atau yang mengalaminya secara langsung.17
Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta
memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang
dialami oleh individu hingga tataran “keyakinan” individu yang
bersangkutan. Dengan demikian mempelajari dan memahaminya haruslah 17
Kuswarno, Fenomenologi: metode penelitian komunikasi: kensepsi, pedoman, dan contoh
penelitiannya, 22.
26
berdasarkan sudut pandang, paradigma, dan keyakinan langsung dari
individu yang bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsung
(first-hand experiences). Dengan kata lain, penelitian fenomenologi
berusaha untuk mencari arti secara psikologis dari suatu pengalaman
individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam
dalam konteks kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti.18
Dalam psikologi, model fenomenologi lebih ditujukan untuk
mendapatkan kejelasan suatu fenomena yang terjadi dalam situasi natural
yang dialami oleh individu setiap harinya19
Fokus model pendekatan fenomenologi adalah pengalaman yang
dialami oleh individu. Bagaimana individu memaknai pengalamannya
tersebut berkaitan dengan fenomena tertentu yang sangat berarti bagi
individu yang bersangkutan. Pengalaman yang dibahas di sini bukan
sekedar pengalaman biasa, melainkan pengalaman yang berkaitan dengan
struktur dan tingkat kesadaran individu secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena model pendekatan fenomenologi memfokuskan
pada pengalaman pribadi individu, subjek penelitiannya adalah orang yang
mengalami langsung kejadian atau fenomena yang terjadi, bukan individu
yang hanya mengetahui suatu fenomena secara tidak langsung atau melalui
media tertentu.20
18
Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif: 19
Ghony dan Fauzan, Metodelogi Penelitian Kualitatif, 58 20
Ghony dan Fauzan, Metodelogi Penelitian Kualitatif, 59
27
Untuk menambah jelasnya metode penelitian yang digunakan oleh penulis,
dalam penelitian kualitatif, ada tujuh langkah yang dapat ditempuh.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
fenomenologi. Fenomenologi merupakan salah satu alternatif
pendekatan dalam melakukan penelitian dan kajian keilmuan
kependidikan. Dalam pandangan fenomenologi, gejala proses
pendidikan itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-
pisahkan), sehingga peneliti tidak akan melalui fenomenologi dan
memfokuskan penelitiannya hanya berdasarkan variabel, tetapi
keseluruhan gejala empiris yang meliputi aspek tempat (place), pelaku,
dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Implementasi
pendekatan fenomenologis telah menambah variasi metodelogi riset
untuk memahami persoalan-persoalan pendidikan, sehingga pada
akhirnya diperoleh temuan-temuan aktual guna meningkatkan
pembaharuan layanan publik termasuk pendidikan.
Studi fenomenologi dapat menggali dan mengungkap kesamaan makna
dari sebuah konsep atau fenomena yang menjadi pengalaman hidup
sekelompok individu.
a. Konsep Pendekatan Fenomenologi
Dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa pertanyaan
maupun pernyataan, 1) apa kesulitan siswa Belajar Dari Rumah
(BDR)?; 2) bagaimana realitas BDR di tiga sekolah sampel ?; 3)
28
data yang dikumpulkan adalah data teks atau narasi deskriptif,
bukan eskplanasi atau analisis; 4) pengalaman apa saja yang
dialami kepala sekolah, guru, siswa, dan wali murid selama BDR?;
5) bagaimana perasaan kepala sekolah, guru, siswa, dan wali murid
selama BDR? 6) apa implikasi bagi siswa apabila terus-menerus
BDR?
b. Alasan melakukan studi fenomenologi
Salah satu poin penting yang menjadi kelebihan studi
fenomenologi adalah pengalaman yang tersembunyi di dalam
aspek filosofis dan psikologis individu yang dapat terungkap
melalui narasi, sehingga peneliti dan pembaca seolah dapat
mengerti pengalaman hidup yang dialami oleh subjek penelitian.
Aspek filosofisnya adalah esensi belajar. Belajar bisa di mana saja,
adanya tambahan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
hidup „live skill‟ sudah termasuk belajar. Apalagi dalam prosesnya,
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas maupun kurikulum21
.
c. Prosedur Riset Fenomenologis
Riset fenomenologis selalu berusaha untuk mereduksi pengalaman-
pengalaman personal ke dalam kesamaan/pemaknaan atau esensi
universal (essentializing) dari suatu fenomena yang dialami secara 21
SE Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Desease (Covid-19)
29
sadar oleh sekelompok individu. Perlu dicatat sekali lagi bahwa
pengalaman tersebut merupakan pengalaman individual. Peneliti
mengumpulkan cerita dari sekelompok individu untuk dicari
kesamaan maknanya. Bila kita melakukan studi fenomenologis,
maka cerita orang tentang pengalaman hidup menjadi bentuk data
primer yang wajib dikumpulkan. Untuk memperoleh data tersebut,
tentu saja dibutuhkan keterbukaan informan untuk mengungkapkan
apa yang dialaminya di masa lalu.
Penulis merujuk pada pendapat pakar metodelogi Creswell22
dalam
pemaparan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Peneliti memastikan bahwa apakah rumusan masalah yang
dibuat relevan untuk diteliti menggunakan pendekatan
fenomenologis. Rumusan masalah penelitian yang relevan
menerapkan fenomenologis adalah memahami pengalaman
pribadi yang dirasakan sekelompok individu terhadap suatu
fenomena yang dialaminya. Pemahaman terhadap pengalaman
tersebut dapat membantu proses pengembangan kebijakan atau
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap
fenomena yang diteliti. Dari hasil kajian sementara peneliti
bahwa siswa yang terus-menerus BDR ada implikasinya,
sehingga pemerintah membuat tahapan-tahapan membuka
sekolah dengan syarat-syarat yang sangat ketat.
22
“Desain Penelitian,” Scholar.google.co.id, last modified , 2002, accessed June 24, 2020.
30
b. Dalam menyusun masalah penelitan, peneliti menangkap
fenomena untuk dipertanyakan maknanya bagi sekelompok
individu yang mengalaminya. Misalnya, Bagaimana siswa
BDR? Apa saja media yang digunakan untuk BDR?
Bagaiamana BDR dilakukan apabila siswa tidak memilki
gawai? Apa dampak apabila siswa terus BDR?
c. Ketiga, peneliti sebagai manusia harus sejauh mungkin
meninggalkan pengalaman pribadinya terkait dengan fokus
penelitiannya. Upaya ini disebut “bracket out”. Bracket out
dilakukan untuk membantu peneliti memperoleh pemahaman
sedalam dan seobjektif mungkin fenomena yang dialami secara
personal oleh informan tanpa terkontaminasi oleh pengalaman
peneliti sendiri. Sebagai contoh, pengalaman BDR pada wali
murid, fenomenolog harus sejauh mungkin meninggalkan
pengalamannya sebagai wali murid.
d. Keempat, data fenomenologis berupa narasi deskriptif yang
dikumpulkan dari cerita individu yang mengalami suatu
fenomena yang diteliti. Data riset fenomenologi diperoleh dari
wawancara mendalam dengan sekelompok individu.
Pertanyaan yang diajukan oleh seorang fenomenolog bisa
beragam. Tipikalnya, peneliti menanyakan tentang apa yang
dialami dan bagaimana fenomena tersebut bisa dialami.
31
e. Kelima, proses analisis data pada prinsipnya mirip dengan
analisis kualitatif lainnya, yaitu daya ditranskrif, lalu dengan
merujuk pada rumusan masalah, peneliti melakukan koding,
klastering labeling, secara tematik dan melakukan interpretasi.
Proses tersebut berlangsung bolak balik sebagaimana analisis
analisis data kualitatif pada umumnya.
f. Keenam, masing-masing tema yang muncul dalam proses
analisis mengandung narasi verbatim. Secara garis besar berupa
deskripsi tekstual tentang apa yang dialami oleh partisipan dan
bagaimana mereka mengalaminya. Dari deskripsi tekstual
tersebut, peneliti mendiskripsikan esensi universal dari
fenomena yang ditelitinya. Tipikal deskripsi tekstual yang
disusun dalam riset fenomenologi adalah terdiri dari paragraf
yang cukup panjang dan mendalam.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi
penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian
yang mempresentasikan keadaan Lombok Timur perlu dilakukan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Lombok Timur. Pemilihan lokasi
penelitian ini karena jumlah lembaga pendidikan di kabupaten ini
paling besar di antara kabupaten lain yang ada di pulau Lombok.
32
Jumlah lembaga pendidikan yang paling besar berbanding lurus
dengan jumlah penduduk yang paling besar, menyebabkan
permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan siswa BDR sangat
kompleks yang mengakibatkan permasalahan menarik untuk diteliti.
Adapun lokasi penelitian, penulis menetapkan 3 lokasi yakni SD
Negeri 3 Selong, SD Islam Terpadu Nurul Fikri Selong, dan SD
Unggulan HAMZANWADI Selong dengan pertimbangan, pertama;
sekolah dasar ini mendapatkan nilai akreditasi yang beragam sebagai
gambaran kualitas pendidikan yang ada di Lombok Timur; kedua;
sekolah ini memiliki keragaman metode pembelajaran terutama dalam
BDR; dan ketiga: sekolah ini dapat dijadikan contoh praktek baik bagi
sekolah lain dalam melaksanakan BDR terutama dalam menjalin
komunikasi yang intens dengan orangtua siswa.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah dokumen kebijakan
pemerintah dan satuan pendidikan. Sumber data itu dalam bentuk
sumber data primer dan sekunder. 1) Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara terhadap para informan;
dan 2) data sekunder adalah dokumen-dokumen lembaga-lembaga
pendidikan yang bisa dipublikasikan.
a. Prosedur Pengumpulan DataPengamatan
1. Pengamatan (observasi)
33
Pada metode ini, peneliti atau kolaboratornya mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat,
mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobjektif
mungkin. Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan
hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang diamati yaitu;
(1) partisipan penuh: menyamakan diri dengan orang yang
diteliti; dan (2) partisipan sebagai pengamat: pengamat maupun
yang diamati menjalankan perannya masing-masing.
Pada partisipan penuh, peneliti memposisikan diri menjadi dua
yaitu: (1) sebagai wali murid; dan (2) sebagai bagian dari
pemerintah. (1) Kedudukan sebagai wali murid. Peneliti melihat,
mendengar, dan melaksanakan kebijakan pemerintah maupun
satuan pendidikan dalam menerapkan manajemen startegik yang
berbentuk kebijakan. (2) Kedudukan sebagai bagian dari
pemerintah. Peneliti ikut terlibat menyusun kebijakan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan kebijakan dari pusat
yang diturunkan oleh pemerintah daerah.
Pada partisipan sebagai pengamat. Pada posisi ini, masing-
masing pengamat menjalankan perannya masing-masing.
Sebagai wali murid, pengamat menjalankan fungsinya dengan
baik yaitu mengikuti kebijakan satuan pendidikan yang secara
teknis dilaksanakan oleh guru mata pelajaran maupun guru
34
kelas. Sedangkan sebagai pemangku kebijakan, pengamat
menurunkan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah yang akan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan dan warga sekolah.
2. Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dengan responden. Wawancara ini bisa dalam bentuk terstruktur
dan tak terstruktur.
1. Wawancara Terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, yang menjadi informan adalah
Kepala Sekolah, guru, siswa, dan wali murid. Adapun data
yang digali dari informan tersebut adalah: (1) realitas belajar
dari rumah; (2) manajemen strategik yang diterapkan oleh
sekolah; dan (2) implikasi pelaksanaan belajar dari rumah
terhadap peserta didik dan guru.
2. Wawancara Tak Terstruktur. Yang menjadi informan adalah
Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok
Timur sebagai pembuat kebijakan pembelajaran dari rumah dan
Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Data
yang digali dari informan adalah Teknis Pelaksanaan Siswa
Belajar Dari Rumah oleh Guru dan Wali Murid.
3. Metode Dokumenter adalah catatan tertulis tentang berbagai
kegiatan atau peristiwa yang berkaitan dengan objek penelitian.
35
Dokumen itu dalam bentuk foto-foto kegiatan BDR, Surat Edaran
(menteri, sekretaris jenderal kementrian, kepala balitbang, kepala
daerah – gubernur/bupati, kepala dinas provinsi/kabupaten, surat
edaran satuan pendidikan), jadwal kegiatan BDR, dan lain-lain.
Tabel 1
Data, Jenis Data23
, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data No Fokus Indikator Jenis Data Sumber Data Teknik
A Realitas
(environmen
tal
scanning)
peserta
didik BDR
Pembelaja
ran Jarak
Jauh
berjalan
realitif
lancar.
wawancara - Data Primer:
dari hasil
wawancara
peneliti
dengan
narasumber
(guru)
- Dokumentasi
- Observasi
- Wawancara
B Formulasi/
manajemen
strategik
dan
Implementa
si BDR
Terdapat
panduan
Pembelaja
ran Jarak
Jauh yang
dipedoma
ni oleh
guru
- wawancara
- dokumentasi
- Data Primer:
dari hasil
wawancara
- Data
Sekunder:
dokumentasi
sekolah
berupa surat
masuk/keluar.
- Dokumentasi
- Observasi
- Wawancara
C Implikasi
atau produk
BDR
Siswa
dapat
belajar
secara
mandiri
Siswa
kehilangan
momen
transfer
pengetahuan
dengan guru
- Informan
- Wawancara
- Dokumentasi
- observasi
- wawancara
- survei
(webinar
dengan
mendikbud)
5. Teknik Analisis Data
Data kualitatif adalah data yang bersifat nonnumerik. Teknik yang
digunakan adalah analisis konten atau analisis isi merupakan penelitian
yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak dalam media massa.24
. Dalam analisis konten
mengacu pada proses pengkategorian data verbal atau prilaku untuk
mengklasifikasikan, meringkas, dan mentabulasi data.
23
Patton dalam Emzir (2010). http://asernulis.blogspot.com. Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif-Asep Erma Setiawan. 23 Agustus 2017 24
Harold D. Lasswell
36
6. Pengecekan Keabsahan Data
Kredibilitas Data, sebelum penafsiran data terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan keabsahan data. Ada beberapa teknik pemeriksaan
keabsahan data, di antaranya memperpanjang keikutsertaan, ketekunan
pengamatan, trianggulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi,
analisis kasus negatif, kecukupan referensial, pengecekan anggota,
uraian rinci dan auditing.25
Dalam penelitian ini ditetapkan dua teknik
utama yaitu memperpanjang keikutsertaan dan trianggulasi26
Memperpanjang waktu penelitian: Teknik ini digunakan memang
relatif tergantung dari masalah yang diteliti. Trianggulasi merupakan
proses menemukan kesimpulan dengan mengadakan chek and recheck
dari berbagai sudut pandang atau strategi. Mengenai trianggulasi dalam
penelitian ini, akan selalu dikonfirmasikan dengan data/informasi baru
yang diperoleh dari sumber yang lain. Prosedur ini juga akan
dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda, misalnya
observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil dari berbagai sumber data
tentang siswa BDR Masa Pandemi COVID-19 pada Lembaga
Pendidikan Dasar di Kabupaten Lombok Timur akan dibandingkan
dalam upaya mengecek keabsahan data. Teknik ini sekaligus dapat
melihat secara lebih tajam hubungan (inter-relasi) antara berbagai data
dalam analisis data.
25
Moleong, Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya Offset, 2001) 26
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi :Mixsed Methods (Bandung: Alfabetha, 2011), 366
37
Transferability, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian,
sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut,
maka peneliti harus membuat laporan secara rinci, jelas, sistematis,
dan dapat dipercaya. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh
gambaran yang sedemikian jelasnya “semacam apa” suatu hasil
penelitian dapat diberlakukan (transferabilty), maka laporan tersebut
memenuhi standar transferability.
Dependibilitas Data: dependibilitas disebut realibilitas27
dalam rangka
untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan dalam konseptualisasi
penelitian ynag dilakukan para ahli. Dengan kata lain, uni depenability
dilaksanakan dengan melakukan audit terhadap seluruh proses
penelitian. Sering peneliti tidak melakukan proses penelitian ke
lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji
depenability-nya dalam hal ini, pembimbing 1 dan 2 secara intens
memberikan masukan dan saran perbaikan.
Konfirmabilitas Data; konfirmabilitas disebut uji objektivitas
penelitian28
atau kepastian dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan
data dengan para informan dan para ahli. Penelitian dikatakan objektif
bila hasilnya disepakati banyak orang. Kegiatan ini dilakukan
bersamaan dengan dependabilitas dan berlangsung selama proses
penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan konsultasi yang intensif
dan revisi berulang-ulang dan diskusi dengan para dosen pembimbing 27
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi :Mixsed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), 374. 28
Sugiyono, Metodelogi Peneltian Kualitatif: MIxsed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), 374.
38
yakni Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr.
Ahyar, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan yang intensif serta informan penelitian yaitu Kepala SDU
Hamzanwadi Selong, SDIT Nurul Fikri Selong, dan SDN 3 Selong
serta para guru dan orang tua/wali murid/siswa.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir, dengan rincian sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, surat pernyataan keaslian,
halaman pengesahan, halaman persetujuan, halaman motto,
halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar tabel, dan
daftar isi.
2. Bagian isi
Dalam penelitian kualitatif, tesis disusun dengan sistematika sebagai
berikut.
a. Judul
b. Latar Belakang Masalah
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan dan Manfaat
e. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
f. Penelitian Terdahulu yang Relevan
g. Kerangka Teori
39
h. Metode Penelitian
i. Sistematika Pembahasan
j. Daftar Pustaka
3. Bagian Akhir
a. Kesimpulan
b. Saran
Lampiran
40
BAB II
REALITAS SISWA BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI COVID-
19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2020
Realitas Belajar Dari Rumah pada siswa Sekolah Dasar (SD) masa
pandemi COVID-19 di Kabupaten Lombok Timur jauh dari kata ideal.
Disparitas kompetensi guru dalam mengakses platform pembelajaran,
beragamnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya
belajar dari rumah terutama mata pelajaran yang membutuhkan
pemahaman seperti pelajaran matematika, serta kemampuan guru untuk
menyiapkan perangkat pembelajaran online sangat rendah merupakan
faktor utama penyebabnya. Ditambah lagi dengan jumlah SD yang sangat
besar serta jumlah penduduk paling padat bila dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten lain di Nusa Tenggara Barat memperparah keadaan
ini. Kolaborasi yang baik antara pemerintah, sekolah, dan stakeholder
lainnya niscaya dilakukan. Hal ini untuk meminimalisasi kekurangan dan
ketimpangan sumber daya pendidikan yang ada di wilayah ini.
Dalam rentang waktu Tanggal 16 Maret sampai dengan 15 November
2020, pelaksanaan Belajar Dari Rumah pada siswa SD sangat beragam.
Pelaksanaan siswa Belajar Dari Rumah diawali dengan masukknya
COVID-19 ke wilayah Nusa Tenggara Barat dengan terpaparnya oleh
COVID-19 salah satu pembina Pondok Pesantren yang ada di wilayah
41
Aikmel Lombok Timur. Hal ini menjadi titik awal endemik COVID-19 di
daerah ini disusul dengan pasien-pasien lain yang sebagian besar adalah
cluster jamaah tabliqh yang menghadiri tabliqh akbar di Goa Sulawesi
Selatan. Untuk mencegah masyarakat yang terpapar tidak semakin meluas,
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) beserta jajarannya
melakukan rapat terbatas pada tanggal 15 Maret 2020. Hal ini dalam
rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan dampaknya di NTB.
Sehingga bupati/walikota diminta menetapkan Siaga Status Darurat
Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) selama 169
hari sejak 16 Maret 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020. Berdasarkan
arahan di atas, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur melalui
pesan elektronik melalui What App (WA) tertanggal 15 Maret 2020. Pesan
ini dikirim langsung oleh kepala dinas kepada WAG kepada Kelompok
Kerja Kepala Sekolah Dasar dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
Menengah Pertama dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Dikbud
kecamatan. Pesan eletronik ini diperkuat dengan Surat Edaran Kepala
Dinas tertanggal 16 Maret 2020 yang isinya semua sekolah yang ada di
bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok
Timur ditutup sementara sejak dikeluarkan Surat Edaran ini sampai
dengan Tanggal 26 Maret 2020. Karena pesan yang terkirim waktunya
sangat mepet dengan jadwal masuk sekolah hari Senin Tanggal 16 Maret
2020, sehingga banyak sekolah yang tidak menerima pesan ini. Kalaupun
42
sekolah itu menerima informasi, tapi sekolah tidak bisa menginformasikan
kepada orangtua siswa bahwa untuk sementara sekolah ditutup, sehingga
pada hari Senin, Tanggal 16 Maret 2020, para siswa dibiarkan masuk
sekolah untuk menerima informasi dari kepala sekolah. Setelah
memberikan informasi, para siswa diperbolehkan untuk pulang dengan
pesan tetap berdiam diri di rumah.
Agar komunikasi antara sekolah dengan rumah tidak terputus,
maka pada hari itu juga para guru dengan dikomandoi oleh kepala sekolah
meminta nomor telepon/WA orangtua/wali kepada siswa. Selain bertujuan
untuk dapat memberikan informasi secara cepat kepada wali murid, juga
sebagai langkah sekolah untuk membangun komunikasi dengan orangtua
siswa terkait keadaan anak di rumah serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi anak dan orangtua selama Belajar Dari Rumah.
Terkait tiga Sekolah Dasar yang menjadi sampel dalam penelitian
ini dapat peneliti paparkan dalam tulisan ini.
A. Realitas BDR di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Selong
Berdasarkan data yang peneliti temukan di lapangan dapat diuraikan
sebagai berikut.
Tanggal 14 Maret 2020 Kepala Sekolah menerima pesan dari Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur melalui aplikasi
WAG Kepala SD. Mendapatkan informasi itu, Kepala Sekolah
langsung menindaklanjuti dengan menginformasikan kepada seluruh
guru kelas agar meneruskan informasi ini kepada para wali murid.
43
Yang menjadi catatan dari kepala sekolah, semua guru harus masuk
sekolah pada tanggal 16 Maret 2020. Hal ini menjadi kesempatan bagi
Kepala Sekolah untuk mengumpulkan dan menggelar rapat di ruang
guru untuk mendapatkan masukan dari para guru langkah-langkah
yang tepat agar siswa dapat tetap belajar walaupun sekolah sementara
ditutup.
Dari hasil rapat itu diputuskan bahwa selama sekolah ditutup, para
siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui
WAG yang sudah dimiliki sebelumnya oleh para guru kelas.
Kemudian siswa mengirim jawaban melalui WAG itu juga. Tugas
yang diberikan beragam, guru menugaskan siswa tema tertentu sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sedang diajarkan. Lalu ada juga
guru pada mata pelajaran tertentu memberikan tugas untuk dibaca.
Prinsip pembelajaran bagaimana agar siswa bisa belajar serta tetap
berdiam diri di rumah sesuai anjuran pemerintah. Kegiatan ini
berlangsung kurang lebih dua pekan sambil menunggu kebijakan dari
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan ini berlaku untuk semua tingkatan kelas dari kelas I sampai
dengan kelas VI.
Anjuran untuk berdiam diri di rumah termasuk Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang notebene guru di dalamnya, diperkuat oleh keluarnya
44
aturan Bupati Lombok Timur.29
Hal ini untuk mengurangi kegelisahan
dari para ASN dan warga sekolah terkait penyebaran COVID-19 dan
siapa yang terpapar COVID-19 ini. Melihat situasi yang tidak
menentu dan diperparah oleh informasi di media sosial khususnya di
lingkungan Dinas Dikbud Kabaupaten Lombok Timur yang
berhubungan langsung dengan sekolah, Kepala Dinas Dikbud
Kabupaten Lombok Timur mengeluarkan edaran Tanggal 24 Maret
2020 yang isinya arahan bahwa semua jajaran ASN di lingkungan
Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur dilarang menyebarkan
informasi terkait penyebaran COVID-19 serta siapa saja yang
terpapar. Karena tugas itu merupakan wewenang dari Tim Satgas
COVID-19.
Dalam situasi yang tidak kondusif ini, terbitlah Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2020. Edaran
ini mengatur antara lain: 1) Ujian Nasional yang sedianya akan
dilaksanakan pada awal bulan April 2020, dibatalkan; 2) bukti belajar
atau produk belajar di rumah diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif tanpa memberikan skor tinggi, yang penting pembelajaran
yang dilakukan bermakna; 3) Ujian Sekolah (US) dapat dilakukan
dalam bentuk potrofolio, nilai raport dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak
jauh lainnya. Surat Edaran Kemendikbud ini diturunkan oleh Kepala
29
Nomor 060/33/ORG/2020 Tanggal 23 Maret 2020
45
Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/956/Dikbud.I/2020 Tanggal 27 Maret 2020. Adapun isi Surat
Edaran Kepala Dinas hampir sama dengan Surat Edaran
Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 di atas. Yang berbeda adalah,
Kepala Dinas mempertegas terkait masa Kegiatan Belajar Mandiri di
Rumah diperpanjang sejak Tanggal 30 Maret sampai dengan 13 April
2020. Menyikapi aktivitas pembelajaran di rumah diperpanjang
sampai dengan tanggal 13 April 2020, kepala sekolah meminta salah
satu guru yang mampu mengoperasikan komputer untuk melatih
rekan-rekan guru dalam menggunakan aplikasi pembelajaran. Aplikasi
pembelajaran yang dipilih adalah Google Class Room (GCR).Pada
waktu yang bersamaan juga, Tim Information Technology (IT)
sekolah, membuat video yang berisi kerinduan kepala sekolah dan
para guru untuk bertemu siswa dan belajar bersama seperti pada
situasi normal sebelum pandemi COVID-19. 30
Video ini cukup
membuat siswa semangat belajar di rumah dan memotivasi para orang
tua siswa karena dalam situasi tersebut menggantikan tugas para guru
mendampingi anak belajar. Sebagai Langkah nyata sekolah untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada siswa, para guru dibagikan
kartu perdana internet sebagai media belajar onlineserta memfasilitasi
para guru untuk mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
pembelajaran yang didampingi langsung oleh Tim IT sekolah. Pada
30
#semua_karena _korona# tepu_tepu_leq_bale. 9 April 2020
46
langkah awal, guru kelas pada semua tingkatan kelas dilatih
menggunakan aplikasi GCR dalam pembelajaran. Setelah guru dilatih,
informasi ini disampaikan kepada wali siswa melalui WAG. Pada awal
pelaksanaannya, kegiatan ini cukup menyita perhatian wali murid.
Karena rata-rata pengetahuan wali murid tentang aplikasi ini sangat
kurang. Sehingga para wali murid kelas tinggi tetap membutuhkan
WAG untuk menginformasikan tugas yang diberikan kepada siswa
melalui GCR serta cara mengirimkannya. Sedangkan siswa dan wali
murid yang kesulitan mengirim tugas melalui GCR diperbolehkan
mengirim melalui nomor WA wali kelas.
Pembelajaran melalui GCR ini tidak berlangsung lama, karena
guru dan wali murid mengeluhkan pulsa yang dibutuhkan dalam
menjalankan aplikasi ini lumayan besar serta para wali murid rata-rata
mengeluhkan penggunaan aplikasi ini karena dianggap rumit. Kedua
faktor penghambat ini menyebabkan aplikasi pembelajaran melalui
GCR tidak bertahan lama dan hanya berjalan kurang lebih dua pekan.
Sehingga sekolah kembali ke WAG sesuai dengan permintaan wali
murid.
Selain pembelajaran melalui WAG, sekolah mengintensifkan buku
tema yang dibagikan kepada siswa serta hand out yang disusun oleh
guru yang dibagikan kepada guru dalam bentuk fotokopi cetak. Buku
tema yang diajarkan pada semester itu sebagai bahan siswa belajar dan
mengerjakan tugas-tugas latihan sesuai KD yang terdapat dalam
47
semester itu. Sebagai bentuk kontrol guru, tagihan-tagihan siswa yang
terdapat dalam buku tema disampaikan kepada wali murid melalui
WAG serta kewajiban orang tua/wali untuk mengumpulkan tugas itu
kepada wali kelas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yaitu
pada setiap hari Sabtu. Sedangkan siswa siswa yang tidak memenuhi
kewajibannya mengumpulkan tugas, langsung didatangi oleh guru
kelas/guru mata pelajaran ke rumah masing-masing peserta didik.
Selain untuk mengambil tugas siswa, juga untuk mengetahui
hambatan yang dihadapi siswa dan wali murid dalam BDR. Dari hasil
kunjungan itu, diketahui bahwa di antara penyebab siswa tidak
memenuhi tugas sesuai target adalah karena wali murid kebanyakan
bekerja sampai malam dan telepon genggam sebagai media
penghubung dibawa oleh orang tua.
Kegiatan BDR terus berlangsung sampai dengan dikeluarkan
edaran Kepala Dinas tentang perpanjangan Masa Belajar di Rumah
yaitu dari Tanggal 13 sampai dengan 25 April 2020. Lalu masa
kegiatan belajar dari rumah diperpanjang lagi dari tanggal 27 April
sampai dengan 19 Juni 2020. Pada edaran ini, Kepala Dinas juga
mengatur sistem penilaian Ujian Sekolah (US) dan kenaikan kelas.
Pada SDN 3 Selong, US dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)
dilaksanakan secara serentak dengan sekolah dasar lain sesuai waktu
yang tercantum pada kalender pendidikan pada rentang waktu bulan
Juni 2020 .
48
Adapun bentuk Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk kelas 1
sampai dengan kelas 5 dan Ujian Sekolah (US) untuk kelas 6 adalah
soal disusun dan digandakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Lombok Timur. Kemudian cara pendistribusiannya adalah
pada hari pertama dimulainya PAT dan US, para siswa dibagikan soal
semua mata pelajaran yang diujikan. Lalu siswa diberi waktu tiga hari
untuk mengerjakannya di rumah dihitung sejak hari dibagikan sampai
dengan dua hari ke depan. Lalu soal-soal yang sudah dijawab oleh
siswa diantarkan oleh wali murid kepada wali kelas masing-masing
kelas untuk diolah. Sampai dengan penyampaian laporan hasil belajar
siswa kepada wali murid yang dilanjutkan dengan libur kenaikan
kelas.
Memasuki tahun ajaran baru 2020-2021, peserta didik baru kelas 1
akan memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Karena sedang pandemi, kegiatan MPLS dilaksanakan secara virtual
yang dimulai pada tanggal 13 sampai dengan 15 Juli 2020. Pada hari
pertama diawali dengan pengenalan lingkungan sekolah yang meliputi
pengenalan sarana pembelajaran yang ada di sekolah seperti ruang
kelas, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Kemudian hari kedua
dilanjutkan dengan pengenalan program ekstakurikuler sekolah, serta
pada hari ketiga pengenalan protokol kesehatan sekolah pecegahan
penyebaran COVID-19 yang dilaksanakan dalam jaringan melalui
49
video yang diunggah ke youtube sekolah31
. Pengenalan protokol
kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 diperagakan oleh salah
seorang guru kelas III32
. Kegiatan hari ketiga ini diunduh di chanel
youtube sekolah.33
Memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia Tanggal 17
Agustus 1945 yang ke 75, sekolah menyelenggarakan lomba baca
puisi yang bertemakan perjuangan. Lomba ini diikuti oleh semua
tingkatan kelas dari kelas atas sampai kelas bawah. Siswa yang
mendapatkan juara, videonya diunggah di chanel youtube sekolah.34
Hal ini sebagai bentuk penghargaan sekolah kepada siswa yang tetap
semangat belajar walaupun pada masa pandemi.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari realitas BDR di SDN
3 Selong ditemukan ragam model pembelajaran yaitu: 1) BDR
menggunakan WAG sebanyak 100% dengan sumber belajar dari buku
tema serta handout yang sudah disiapkan oleh guru; 2) pengumpulan
tugas setiap pekan sebanyak 100% siswa dari kelas I sampai dengan
kelas VI; 3) penggunaan video-video pembelajaran 100% utntuk kelas
I sampai dengan kelas III; 4) penggunaan Google Class Rooms 100%
untuk kelas IV sampai dengan kelas VI. Dari keempat ragam model
yang digunakan dalam BDR, guru juga menggunakan metode home
31
SDN 3 SELONG OFFICIAL 32
Nita Sugawa, posting Youtube, 19 Juli 2020 ( WITA), diakses 21 Agustus 2020, SDN 3 SELONG OFFICIAL 33
#stay_at_home. Tanggal 19 Juli 2020 34
https://www.youtube.com/channel/UCP7E.... Tanggal 21 Agustus 2020.
50
visit ke rumah siswa untuk menagih tugas yang tidak dikumpulkan
sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Prosentase siswa yang
mengikuti kegiatan ini adalah 2 sampai dengan 5 orang perkelas
dengan jumlah siswa tiap rombongan belajar 28 atau rata-rata 7,14-
17,8 %; 5) soal-soal PTS, PAS, dan PAT untuk semua mata pelajaran
dari kelas I sampai dengan kelas VI dikerjakan di rumah dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diambil pada hari Senin pagi dan
dikumpulkan dua hari kemudian yaitu pada hari Rabu; dan 6)
mengajarkan pendidikan karakter dengan mengadakan lomba
membaca puisi bertemakan “perjuangan” dengan peserta siswa kelas
IV sampai dengan kelas VI. Bagi siswa yang masuk ke babak final,
puisinya direkam dan dimasukkan ke chanel youtube sekolah oleh
Tim IT sekolah.
B. Realitas BDR di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri
Selong
Sama halnya dengan SDN 3 Selong, realitas siswa belajar dari rumah
pada SDIT Nurul Fikri Selong cukup beragam. Sekolah Dasar swasta
terbesar di Lombok Timur dari sisi jumlah siswa yaitu 582 siswa.35
Dengan jumlah siswa yang sangat besar, sekolah ini mempunyai
tantangan tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah.
Dimulai dari surat yang disampaikan oleh Kepala SDIT Nurul Fikri
35
Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Pusat Data dan Informasi Kemendikbud RI per Tanggal 25 Januari 2021.
51
Selong kepada orangtua/wali murid tertanggal 16 Maret 2020. Surat
itu isinya adalah 1) meliburkan seluruh proses dan kegiatan
pembelajaran di lingkungan sekolah dari tanggal 16 sampai dengan 28
Maret 2020. Hal ini berdasarkan informasi elektronik melalui pesan
WA serta Surat Edaran yang dibuat oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.36
Berdasarkan Surat
di atas, Kepala SDIT Nurul Fikri membuat surat pemberitahuan yang
disampaikan kepada wali murid terkait meliburkan pembelajaran di
sekolah dan dialihkan di rumah mulai tanggal 16 sampai dengan 28
Maret 202037
. Adapun poin penting yang disampaikan Kepala SDIT
Nurul Fikri terkait proses pembelajaran selama libur pada Surat
Pemberitahuan itu adalah: 1) kegiatan pembelajaran akan
dilaksanakan dalam moda daring online di bawah tanggung jawab
deputi kurikulum bersama dengan wali kelas dan ustadz/ustadzah
melalui WAG; dan 2) kegiatan hafalan, setoran Qur‟an dan penugasan
materi pelajaran dikoordinasikan melalui grup terbatas yang dibuat
dan/atau WAG yang sudah ada. Pada surat pemberitahuan itu juga
disampaikan harapan sekolah bahwa selama libur/kegiatan belajar di
rumah diharapkan kerjasama orangtua/wali untuk mengizinkan dan
mendampingi anak melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
menggunakan fasilitas IT yang ada, baik gawai maupun perangkat
36
SE Nomor 44111502.UM/Dikbud tentang Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Dinas Dikbud Provinsi NTB. 37
Surat Nomor 421.2/034/SDIT_NUFI/III/2020
52
laptop yang bisa mengakses WA pada pukul 19.00-21.30 wita. Serta
meminta izin orangtua untuk membuat beberapa WAG untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang
akan dilakukan oleh wali kelas, guru al-Qur‟an dan/atau mapel lainnya
pada masing-masing jenjang. Pada surat pembeitahuan itu juga Kepala
Sekolah tidak lupa untuk bersama-sama berkomitmen menjaga
keselamatan diri dan keluarga dengan mengedukasi anak-anak tata
cara menghadapi COVID-19, berupaya menghindari kegiatan-
kegiatan berkumpul, ke tempat makan umum, pusat keramaian (mall)
serta penguatan semangat beribadah, menjaga wudhu, ibadah sunah,
dan tilawah untuk memperkuat imunitas ruhiyah bersama.
Harapan dari Kepala SDIT ini menjadi harapan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur dengan
menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Siswa Belajar di Rumah.38
SE
ini diantaranya berisi implementasi siswa belajar di rumah dengan
sistem daring/online dengan memanfaatkan platform-platform
pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbud maupun dalam
bentuk luring/offline. Selain itu secara intensif guru melakukan
penilaian atas tugas-tugas yang diberikan kepada siswa baik dalam
bentuk harian, per pekan, per dua pekan sesuai kebutuhan dengan
memanfaatkan WAG yang dibuat oleh wali kelas maupun guru mata
pelajaran.
38
SE Nomor 421.1/689/Dikbud.III/2020 Tanggal 9 April 2020
53
Adapun kegiatan pembelajaran sejak siswa diliburkan/belajar di
rumah adalah terpusat pada buku tema dengan informasi tambahan
melalui WAG. Proses Belajar Mandiri di rumah diperkuat dengan
Surat Edaran Bupati Lombok Timur.39
SE ini ditujukan kepada Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur yang isinya antara
lain mengatur proses Belajar Mandiri di Rumah dengan
memperpanjang kegiatan tersebut dari Tanggal 30 Maret sampai
dengan 13 April 2020. Tidak hanya pembelajaran saja yang diatur
oleh pemerintah yang diturunkan kepada satuan pendidikan. Pada
Tanggal 30 Maret 2020 terbit SE Bupati Lombok Timur yang isinya
Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara di Lingkup
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam rangka upaya
Pencegahan Penyebaran COVID-19 dengan memperpanjang masa
pelaksanaan kedinasan bekerja dari rumah/tempat tinggal (work from
home) diperpanjang sampai dengan tanggal 21 April 2020. Kebijakan
pemerintah ini berdampak langsung kepada pelaksanaan pembelajaran
di rumah. Karena orang tua siswa yang berprofesi sebagai ASN bisa
lebih intens mendampingi anak-anaknya belajar di rumah di samping
itu juga bisa mengerjakan tugas-tugas kantor dengan memanfaatkan
teknologi yang ada.
Kegiatan belajar di rumah terus diperpanjang oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Lombok Timur setiap 14 (empat belas hari ) kerja.
39
SE Bupati Lombok Timur Nomor: 800/959/Dikbud/2020 Tanggal 26 Maret 2020.
54
Bertepatan dengan masuknya bulan suci Ramadhan, SDIT Nurul Fikri
mengeluarkan informasi tertanggal 22 April 2020 dengan tema
“Ramadhan Ceria, Ramadhan Bermakna”. Isinya adalah sekolah
membuat format Mutaba‟ah-menyimak bacaan al-Qur‟an yang akan
diisi oleh siswa mulai awal Ramadhan sampai dengan akhir
Ramadhan yang kemudian ditandatangani oleh orangtua setelah
format itu terisi selama satu bulan penuh. Kegiatan ini menggantikan
pembelajaran online pada dua pekan pertama bulan Ramadhan.
Setelah itu, pembelajaran online dilanjutkan sampai libur akhir
Ramadhan dan Idul Fitri. Sedangkan pembelajaran al-Qur‟an selama
Ramadhan tetap berjalan dengan jadwal sebagai berikut yaitu hari
Senin dan Selasa: Tilawah, hari Rabu: Muraja‟ah, hari Kamis:
Menambah hafalan, dan hari Jumat sampai Ahad: memperbanyak
tilawah dan muroja‟ah/mengulang hafalan. Yang tidak kalah
pentingnya kegiatan selama bulan Ramadhan adalah program al-
Qur‟an Super Camp #dirumahsaja dengan peserta kelas 4 dan kelas 5.
Pelaksanaan program diatur sebagai berikut: Tanggal 23-25 April
2020, penyampaian materi secara online dengan menggunakan
aplikasi zoom, dan tanggal 27 April sampai dengan 5 Mei 2020,
Tasmi‟ offline “door to door” ke rumah masing-masing siswa.
Setelah libur Idul Fitri, sekolah melakukan Penilaian Akhir Tahun
(PAT). Tata cara pelaksanaan dan jadwal PAT bagi siswa kelas I
sampai dengan kelas V SD serta Ujian Sekolah (US) diatur dalam
55
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Lombok Timur.40
Pelaksanaan PAT dilaksanakan secara online
dengan memanfaatkan google form maupun secara manual dengan
siswa menjawab soal-soal PAT di rumah yang diberikan oleh guru
kelas masing-masing. Teknis pelaksanaannya, siswa diberi waktu 5
(lima) hari untuk menjawab soal PAT kemudian pada hari ke enam,
wali murid mengumpulkan soal dan jawaban siswa kepada wali kelas
masing-masing. Untuk menghindari kerumunan, sekolah memberi
rentang waktu pengembaliannya dan wali kelas masing-masing
menunggu di halaman sekolah dengan meja dan kursi yang sudah
disiapkan. Kemudian pada mata pelajaran tertentu seperti Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP), siswa menjawab soal secara
online melalui google form.41
Setelah pengolahan nilai PAT maupun US selesai, sekolah
menyampaikan laporan kilat kelulusan kelas VI kepada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya
para siswa menikmati libur kenaikan kelas dan sekolah disibukkan
oleh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun ajaran 2020/2021.
Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, pembelajaran dari rumah
tetap dilaksanakan.42
Selain disibukkan oleh PPDB, sekolah
disibukkan dengan pengentrian nomor gawai siswa untuk
40
SE Nomor 800/972/Dikbud.I/2020 Hal Perpanjangan Masa Belajar di Rumah 41
Bit.ly/JAWAB_5PAIBP 42
SE Kadis Dikbud Nomor 800/940.1/DIKBUD.I/2020 Tanggal 14 Juli 2020
56
mendapatkan subsidi kuota internet dari pemerintah yang akan
digunakan untuk pembelajaran daring. Di SDIT sendiri, orang tua
diminta mengirimkan nomor gawai orang tua yang akan didaftarkan
pada laman DAPODIK. Tapi sampai dengan saat ini, siswa yang
mendapatkan kuota internet gratis tidak merata, karena terbatasnya
kuota yang diberikan oleh pemerintah atau sebab lain yang tidak
dijelaskan dalam sistem DAPODIK.
Untuk mengisi kekosongan dan menunggu kebijakan pembelajaran
pada tahun ajaran baru, sekolah tetap menggunakan buku tema
sebagai sumber belajar siswa di rumah.43
Untuk mengakomodasi
keinginan siswa dan orang tua belajar tatap muka, sekolah membagi
siswa menjadi tiga kelompok pada masing-masing kelas44
. Karena
sekolah belum boleh dibuka untuk siswa, maka pembelajaran tatap
muka dilaksanakan di salah satu rumah siswa dengan jadwal satu kali
per pekan untuk tiap-tiap kelompok.45
Kegiatan belajar kelompok
pada semua tingkatan kelas ini dimulai pada pekan kedua bulan
Oktober 2020. Setelah kegiatan berlangsung beberapa pekan, beberapa
orangtua siswa merasa khawatir mengijinkan anak belajar kelompok
karena trend orang yang terpapar COVID-19 bertambah naik. Selain
itu karena lokasi belajar kelompok berbeda-beda, tergantung wali
siswa yang sanggup ditempati untuk kegiatan itu, bahkan lokasi
43
4 Oktober 2020 44
5 Oktober 2020 45
Kegiatan belajar dimulai pukul 08.00-11.00 wita dan tetap menjalankan protokol kesehatan (memakai masker/face shield)
57
kegiatan belajar kelompok sering di luar kecamatan selong, seperti di
kecamatan Suralaga, Masbagik, Sakra dan Labuhan Haji. Menyikapi
realitas yang ada, sekolah mengakomodir kekhawatiran orangtua
siswa dengan memberikan daftar/ „chek list‟ kepada siswa dan
orangtua yang ingin tetap belajar di rumah, dengan konsekuensi tugas
tetap diberikan oleh guru melalui nomor pribadi. Dari rata-rata 28
jumlah siswa, sekitar 2-5 siswa yang memilih belajar di rumah tanpa
bergabung dengan kelompok belajar yang dibuat oleh sekolah. Bagi
siswa yang tetap memilih belajar di rumah, difasilitasi dengan
pengiriman tugas melalui Google Class Room dengan tetap
menggunakan media WA untuk mengonfirmasikan tugas kepada
siswa. Kegitan belajar kelompok ini terus berjalan sampai dengan
dibukanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.46
Dari data yang peneliti temukan di lapangan tentang realitas BDR di
SDIT Nurul Fikri ditemukan ragam model pembelajaran sebagai
berikut: 1) BDR menggunakan WAG 100% dari kelas I sampai
dengan kelas VI; 2) home visit/belajar tatap muka secara berkelompok
di rumah siswa 92,86% karena 7,14 siswa tidak diijinkan oleh orang
tua; 3) kunjungan guru ke masing-masing siswa kelas IV sampai
dengan kelas VI untuk mendengarkan langsung/tasmi‟ hafalan al-
Qur‟an siswa dari juz 29 dan 30; 4) PTS, PAS, dan PAT pada mata
46
SE Bupati Lombok Timur Nomor 003/1449/DIKBUD/2020 tentang Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
58
pelajaran PAIBP untuk kelas IV sampai dengan kelas VII
menggunakan google form; 5) penggunaan google class rooms untuk
kelas IV sampai dengan kelas V; 6) pengerjaan PTS, PAS, dan PAT
100% di luar mata pelajaran PAIBP dan Penjaskes di rumah dan
dikumpulkan pada hari Sabtu atau enam hari terhitung sejak soal itu
diambil pada hari Senin; 7) penilaian Penjaskes menggunakan video
dari kelas I sampai dengan kelas VI; dan 8) mendorong siswa
memperbanyak membaca al-Qur‟an terutama pada bulan Ramadhan
dengan cara guru menyimak bacaan Qur‟an anak melalui zoom
meeting. Frekuensi kegiatan ini dua kali dalam satu pekan selama
bulan suci Ramadhan.
C. Realitas BDFR di Sekolah Dasar Unggulan HAMZANWADI (SDU
HAMZANWADI) Selong
Seperti kedua SD di atas, SDU Hamzanwadi menyikapi pembelajaran
dari rumah ini dengan cukup beragam. Karena sekolah ini tergolong
baru-kelas 1 dan 2, maka pelaksanaan pembelajaran dari rumah sangat
beragam. Hal itu dapat dipaparkan dari realitas pembelajaran dari
rumah berikut ini.
Dimulai dengan diturunkan Surat Edaran47
yang isinya antara lain:
1) setiap sekolah/madrasah/perguruan tinggi wajib menyediakan
fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan hand
47
Nomor 59/C.1/YPHPPDNW.84/III/2020 Tanggal 15 Maret 2020 Tentang Upaya Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan terhadap Penyebaran COVID-19 di Lingku ngan YPH PPD NW Pancor
59
sanitaizer di unit kerja masing-masing; 2) proses belajar di setiap unit
dilaksanakan di rumah dalam pendampingan orangtua dan tetap
dipantau oleh sekolah. Konsep pembelajaran tatap muka langsung
oleh guru/dosen akan diubah menjadi kegiatan belajar dengan konsep
pembelajaran jarak jauh; dan 3) Pembelajaran jarak jauh akan
dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret sampai dengan 28 Maret 2020 di
semua sekolah/madrasah/perguruan tinggi se- YPH PPD NW Pancor.
Dari beberapa poin di atas, SDU HAMZANWADI menyikapi SE
Yayasan tersebut, Kepala Sekolah menginformasikan kepada wali
murid melalui WAG yang sudah ada sebelumnya bahwa belajar
dialihkan di rumah atas pendampingan orang tua. Pada hari yang sama
juga, Kepala Sekolah menginformasikan kepada wali siswa bahwa
akses sekolah online Ruangguru Gratis telah dibuka48
serta para guru
juga menghimbau agar para siswa dan orangtua jangan keluar rumah
selama 14 (empat belas) hari untuk memotong rantai penularan
COVID-19. Selain itu, para guru secara berkala mengirimkan video
terkait pengetahuan mengenai COVID-19. Sementara sekolah
mempersiapkan model pembelajaran jarak jauh, para guru tetap
memonitor kegiatan siswa di rumah dengan mengarahkan sholat
dhuha dan tilawah al-Qur‟an. Agar lebih semangat, para siswa diminta
mengirim foto kegiatan selama bulan Ramadhan melalui grup WAG
yang dimiliki orangtua dan sekolah. Setelah melaksanakan rapat
48
Ruangguru.onelink.me/blPk/efe72b2e
60
dengan para guru, Kepala Sekolah mengeluarkan Surat Pemberitahuan
Belajar Jarak Jauh49
Surat tersebut berisi kegiatan belajar mengajar
jarak jauh yang dilaksanakan dari tanggal 16 sampai dengan 28 Maret
2020, jadwal pelajaran yang digunakan adalah jadawal pelajaran
sementara, satu jam pelajaran terhitung 20 menit, dan guru yang
bersangkutan bertanggung jawab atas Kegiatan Belajar Mengajar
sesuai jadwal pelajaran. Selama dua pekan ini, pembelajaran
difokuskan melalui WAG. Untuk memudahkan siswa belajar, buku
paket dikirim dalam bentuk file kepada orangtua siswa, karena selama
dua pekan ini orang tua, siswa, dan guru tidak boleh tatap muka secara
langsung. Kepala sekolah juga mengarahkan agar materi pelajaran
tidak hanya diambil dari buku paket saja, tapi dari sumber belajar lain
yang dapat mendukung pencapaian kompetensi dasar. Tidak lupa di
sela-sela pembelajaran, guru memberikan pengertian kepada orangtua
untuk tidak terlalu merasa terbebani dengan kebijakan pemerintah saat
ini, karena baru satu hari saja belajar online, orangtua sudah
mengeluhkan dan khawatir anaknya mengalami kebosanan belajar di
rumah. Dalam WAG orang tua dan guru dikirimkan materi Tematik.
Namun agar orangtua lebih fokus menyimak materi yang dikirimkan
oleh guru, kepala sekolah sebagai salah satu admin mengubah setelan
grup agar hanya admin saja yang mengirim informasi ke WAG.
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas mengenai pembelajaran,
49
Nomor 005/pbh/sdu.hamzanwadi/III/2020 Tanggal 16 Maret 2020
61
orangtua bisa menanyakan langsung ke guru melalui jawaban pribadi.
Untuk mengurangi kebosanan siswa belajar jarak jauh, guru
mengirimkan materi dalam bentuk video. Dan itu cukup berhasil
mengurangi kebosanan anak. Praktek menggambar dan mewarnai
rambu-rambu lalu lintas dengan menggunakan laptop atau komputer
cukup menarik bagi siswa. Dan tiap hari pukul 07.00 wita guru
Tahfidz selalu mengingatkan untuk sholat dhuha sebelum memulai
pembelajaran serta siswa disuruh mengirimkan aktivitasnya selama di
rumah dalam bentuk foto maupun video mulai dari sholat subuh
berjamaah, sholat dhuha, tilawah, dan mengerjakan tugas-tugas
sekolah. Selain itu, tahfidz (hafalan Qur‟an) siswa bisa dikirim dalam
bentuk voice note dan praktek bahasa Inggris bisa dikirim dalam
bentuk video dan hal itu membuat siswa dan orangtua semangat dan
aktif. Demikian juga dengan pelajaran bahasa Arab, guru
mengirimkan tugas dalam bentuk MP3 dan siswa ditugaskan untuk
mengulang kata-kata tesebut dan dikirim melalui voice note atau
menuliskan kembali di buku tulis. Karena dalam dua pekan ini,
hampir semua orangtua belum berani keluar rumah untuk bekerja, jadi
pembelajaran jarak jauh ini relatif berjalan dengan lancar. Akan tetapi
bagi siswa yang tidak bisa didampingi belajar pada siang hari, guru
memberikan fleksibelitas waktu pengumpulan sampai pukul 22.00
wita pada setiap harinya. Guru juga memberikan siswa tugas dalam
bentuk video lagu untuk meghafal kosa kata sebagai bentuk variasi
62
pembelajaran jarak jauh. Demikian juga dengan mata pelajaran yang
membutuhkan pemahaman seperti matematika, guru memberikan
video menarik ( film kartun) serta dialog/pecakapan bergambar pada
mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menemukan ungkapan:
tolong, maaf, terima kasih, dan lain sebagainya.
Memasuki pekan pertama bulan April, sekolah melakukan
Penilaian Harian (PH) pembelajaran selama dua pekan belajar di
rumah. Bentuk penilaiannya sangat beragam, untuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmaini, Olahraga, dan Kesehatan, Bahasa Inggris,
Bahasa Arab, dan Teknologi Informatika Komputer (TIK)
dilaksanakan dalam bentuk ujian praktek . Hasil praktek dikirim
dalam bentuk video mulai dari proses pembuatan sampai dengan
hasilnya. Hal ini agar guru mengetahui proses pembuatan dilakukan
secara mandiri oleh siswa dengan didampingi orangtua atau kakaknya.
Setelah Penilaian Harian selesai, Pembelajaran Jarak Jauh tetap
dilanjutkan melalui WA grup. Sesekali tugas dikirim dalam bentuk
video dan film-film untuk menanamakan pendidikan karakter anak.50
Pada Tanggal 23 April 2020, sekolah menurunkan surat
pemberitahuan belajar online selama bulan Ramadhan kepada
orangtua.51
Adapun isi surat itu adalah: 1) kegiatan belajar mengajar
tetap terlaksana selama bulan suci Ramadhan sesuai dengan ketentuan
50
https://youtu.be/Z9e2usSYBQ8 51
Nomor 007/pbh/sdu.hamzanwadi/IV/2020 Tanggal 23 April 2020
63
waktu yang sudah ada; 2) proses pembelajaran dimulai pada pukul
07.30 yang diawali dengan Pesantren Ramadhan selama 30 menit; 3)
setiap satu jam pelajaran dilaksanakan selama 20 menit; 4) kegiatan
after school akan tetap berjalan sebagaimana mestinya yang diisi
dengan pemberian kosa kata sesuai dengan jadwal yang tertera; 5)
pelaksanaan Tahfidz AL-Qur‟an yang semula dilaksanakan pada sore
hari diganti dengan menghafal mandiri yang disimak oleh orangtua
dan evaluasinya diisi dalam bentuk e-book Ramadhan; 6)setiap siswa
dan siswi dengan bantuan orang tua wajib mengisi e-book Ramadhan
yang dikirim pihak sekolah secara online; dan 7) adapun jadwal
pelaksanaan pembelajaran online dapat dilihat di jadwal yang dikirim
oleh sekolah. Selama bulan Ranadhan, untuk meningkatkan literasi
siswa, guru mengirimkan bacaan tiap hari dan siswa menulis isi
bacaan secara singkat pada buku kegiatan Ramadhan. Bagi siswa yang
belum bisa membaca, bacaan dibacakan oleh orangtua/kakak dan anak
diminta menyebutkan isi bacaan secara singkat dan ditulis di buku
ramadhan dengan terlebih dahulu dituliskan oleh orangtua di buku
lain. Dalam e-book Ramadhan itu juga, berisi Ramadhan challenges
yang isinya ada empat yaitu: 1) siswa membantu membersihkan
rumah dan menyajikan makanan berbuka dan sahur; 2)
membangunkan orangtua sahur; 3) menjadi imam sholat (sholat
sunnah); dan 4) siswa shodaqo. Selama bulan Ramadhan, anak
mengirim kegiatannya dalam bentuk foto maupun video dan masing-
64
masing kegiatan minimal 8 (delapan) kali. e-book Ramadhan ini akan
dikumpulkan pada waktu pertemuan pembagian raport siswa.
Pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi WA berjalan dengan
lancar. Tapi untuk menghindari kebosanan siswa dan adanya interaksi
langsung dengan siswa, sekolah menurunkan surat pemberitahuan
media belajar jarak jauh..52
Isi surat itu adalah diharapkan kepada wali
murid untuk memasang aplikasi zoom pada gawai atau laptop sebagai
salah satu media Pembelajaran Jarak Jauh selain WAG. Adapun tata
cara, sekolah mengirimkan Standar Operational Standard (SOP)
aplikasi zoom dalam bentuk pdf dan panduan zoom dalam bentuk
MP4. Untuk meperlancar penggunaan aplikasi ini, sekolah melakukan
simulasi rapat bersama orang tua. Hal ini bertujuan agar guru dan
orang tua/wali siswa terbiasa menggunakan aplikasi ini.53
Selanjutnya
temu kangen antara guru dengan siswa dilaksanakan tanggal 21 Mei
2020 melalui zoom meeting. Pertemuan virtual ini diikuti dengan
antusias oleh siswa dan guru. Karena untuk pertama kalinya siswa dan
guru bertatap muka sejak Tanggal 16 Maret walaupun secara virtual.
Menutup pertemuan itu, guru mengucapkan selamat Idul Fitri kepada
para siswa dan orang tua.
Jadwal masuk sekolah setelah libur Idul Fitri, sekolah menurunkan
surat kepada orang tua terkait terkait pelaksanaan Penilaian Akhir
52
Nomor 008/pbh/sdu.hamzanwadi/V/2020 Tanggal 9 Mei 2020. 53
Sabtu, Tanggal 16 Mei 2020 Pukul 10.00 wita
65
Tahun (PAT).54
Kegiatan PAT dilaksanakan mulai tanggal 8 sampai
dengan 13 Juni 2020. Dalam pelaksanaannya, PAT berbasis proyek.
Jadi setiap mata pelajaran yang diujikan, siswa disuruh memilih salah
satu dari tiga proyek yang diajukan oleh guru kelas maupun guru mata
pelajaran. Proyek yang dipilih dikerjakan oleh siswa secara mandiri.
Untuk menhindari pengerjaan diselesaikan oleh orang lain, proses
pembuatan sampai dengan finalisasi direkam oleh siswa dengan
bantuan orangtua/wali, kemudian video tersebut dikirim ke guru kelas
masing-masing. Pengumpulan sekaligus kontrol tagihan kepada siswa
tetap dilakukan melalui WAG. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya, kontrol melalui WAG ini cukup efektif, apalagi ada siswa
yang belum masuk ke dalam daftar chek list yang sudah
mengumpulkan, membuat siswa terutama orang tua/wali semangat
mengerjakannya.
Pada tanggal 19 Juni 2020, wali murid diundang untuk pembagian
raport semester genap tahun pelajaran 2019/2020.55
Pada undangan
ini, siswa tidak diperkenankan menghadiri pembagian raport dan wali
murid yang hadir dibatasi cukup satu orang baik dari pihak ayah
maupun ibu. Pada undangan itu juga dicantumkan tetap mematuhi
protokol kesehatan dengan wajib menggunakan masker serta mencuci
tangan pada tempat yang disediakan oleh guru. Pada pertemuan itu,
54
Nomor 009/pbh/sdu.hamzanwadi/VI/2020 Tanggal 3 Juni 2020 55
Nomor 005/Und/sdu.hamzanwadi/VI/2020
66
semua siswa diberikan pernghargaan sesuai kategori. Dimulai dengan
juara Ramadhan challenges, penghafal surat-surat dalam Juz Amma
terbanyak, nilai projek terbaik, nilai tugas-tugas harian terbaik, siswa
teraktif mengirimkan tugas-tugas harian, yang paling disiplin
mematuhi prokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, dan
lain sebagainya. Penghargaan ini menjadi penutup yang sempurna
bagi siswa kelas satu dan menjadi salah satu bekal terbaik ketika naik
ke kelas dua.
Agar komunikasi antara orang tua dan sekolah tidak terputus,
selama libur kenaikan kelas, guru tetap menyapa siswa lewat WAG
dengan tambahan pengetahuan seperti tutorial cara mengedit foto
lewat aplikasi56
serta guru menginformasikan kegiatan pembelajaran
SDU di chanel youtube, facebook, dan instagram serta artikel-artikel
mengenai parenting. Di antara judul artikel-artikel itu antara lain
“Mengapa Perlu Menciptakan Rasa Senang saat
Belajar?”.”Kecerdasan anak tidak adil jika hanya diukur….”57
Begitu
juga untuk memotivasi siswa menghafal al-Qur‟an, para guru
mengirimkan video qori‟ internasional.
56
https://youtu.be/yWffX7HVnZA 57
@sdu.hamzanwadi on instagram ; Facebook Page: SD Unggulan Hamzanwadi : Twitter: @SDU_HAMZANWADI
67
Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, kegiatan pembelajaran
dimulai pada tanggal 13 Juli 2020. Pembelajaran tetap dilaksanakan
di rumah.58
Mengawali tahun ajaran baru 2020/2021, sekolah mengundang
orangtua siswa ke sekolah.59
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas
sistem pembelajaran selama masa pandemi COVID-19. Pada
pertemuan ini disepakati untuk lebih memvariasikan model
pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan pengalaman pembelajaran jarak
jauh sebelumnya, anak-anak cenderung lebih tertarik belajar melalui
video yang dikirimkan guru. Sehingga pada tahun ajaran baru
disepakati untuk memperbanyak video sebagai media pembelajaran.
Selain itu, guru juga memperkenalkan aplikasi quizeez sebagai bentuk
game untuk merangsang siswa berpikir melalui permainan edukatif.
Selain media di atas, sekolah tetap menggunakan media WAG serta
zoom meeting. Juga penggunaan buku tema dan suplemen
pembelajaran lainnya.
Pada tahun ajaran baru ini, siswa baru sekolah dasar masuk ke
kelas 1 (satu). Namun ada yang berbeda dengan tahun ajaran baru
sebelum-sebelumnya. Pada masa sebelum pandemi, siswa baru akan
diundang ke sekolah untuk mengenal lingkungan sekolah atau biasa
disebut Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tapi pada
58
SE Kepala Dinas Dikbud Lotim Tanggal 10 Juli 2020 59
Nomor 007/Und/sdu.hamzanwadi/VII/2020 Tanggal 20 Juli 2020
68
tahun ajaran baru kali ini MPLS dilaksankan melalui Zoom meeting
yang diikuti oleh siswa bau, guru/kepala sekolah, dan orangtua/wali
siswa . Demikian juga dengan siswa pada tingkat yang lebih tinggi,
pertemuan perdana dengan wali kelas dan guru kelas dilaksanakan
lewat zoom meeting bersama orang/wali siswa. Sedangkan sistem
pembelajaran tetap dilanjutkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh
menggunakan platform yang sudah disepakati yaitu memadukan
pembelajaran online dan offline. Memasuki bulan Agustus, saatnya
sekolah menanamkan pendidikan karakter “cinta tanah air” kepada
para siswa. Kepala sekolah bersama Tim guru dan Tim Information
Technology (IT) sekolah, merancang sebuah format memperingati hari
kemerdekaan Republik Indonesia melalui pembuatan drama dalam
bentuk video berdurasi 10 sampai dengan 15 menit yang berisi cara
mengisi kemerdekaan dan menghargai jasa para pahlawan
kemerdekaan Republik Indonesia. Drama tersebut dimainkan oleh
beberapa perwakilan orangtua siswa dari siswa kelas satu serta kepala
sekolah dan guru . Agar siswa yang lain juga terlibat dalam video itu,
semua siswa kelas dua ditugaskan untuk membuat video menyanyikan
lagu “Indonesia Raya”. Kemudian video-video lagu tersebut digabung
ke dalam video drama perjuangan, sehingga masing-masing siswa
ditampilkan suaranya maksimal satu baris lirik lagu “Indonesia Raya‟.
Kemudian pada tanggal 16 Agustus 2020 video yang sudah di mix dan
match- digabung dan dipadukan itu dibagikan kepada seluruh wali
69
murid untuk disaksikan oleh siswa bersama keluarga pada tanggal 17
Agustus 2020.
Terkait pembelajaran jarak jauh ini, pihak sekolah terus berupaya
meningkatkan keefektifannya. Langkah yang dilakukan sekolah di
antaranya adalah melakukan evaluasi dengan melakukan
survey.60
Survey ini bertujuan untuk meminta masukan wali murid
dalam pembelajaran daring sehingga ada feedback untuk
meningkatkan kualitas bersama. Berdasarkan hasil survey di atas,
sebagian besar wali murid memilih pembelajaran tatap muka di
sekolah. Menindaklanjuti animo orangtua siswa, sekolah menggelar
rapat dengan orang tua/wali siswa pada hari Jumat Tanggal 27
Agustus 2020.61
Hasil rapat itu adalah: 1) pembelajaran daring
(online) akan tetap dilaksanakan menggunakan platform yang
disepakati sejak awal (WAG, Zoom, dan Queezez); 2) pembelajaran
online lewat zoom akan dilaksanakan sekali seminggu secara
terjadwal; 3) jadwal pembelajaran lewat zoom akan disepakati
berdasarkan pilihan mayoritas wali murid dengan melakukan
penjajakan jadwal lewat online; 4) selain pembelajaran daring,
sekolah juga memberikan sistem pembelajaran luring (offline); 5)
teknik pembelajaran luring ada dua variasi yakni pembelajaran
kunjungan ke rumah (homevisit) atau edukasi mandiri di sekolah; 6)
60
http”//bit.ly/surveydaring SDU 61
Nomor 009/Und/sdu.hamzanwadi/VIII/2020
70
home visit akan dilakukan di beberapa titik dengan mengelompokkan
maksimal 5 (lima) siswa tiap titik homevisit sesuai dengan alamat
domisili terdekat siswa; 7) bagi siswa yang tidak memilih
pembelajaran home visit, bisa memilih edukasi mandiri dengan cara
siswa yang datang menemui guru di sekolah secara individu paling
lama dua jam (diperbolehkan hanya lima siswa berkunjung dalam
sehari sesuai jadwal yang akan diedarkan nanti oleh sekolah); 8)
penilaian akan diambil melalui partisipasi, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan siswa selama proses pembelajaran; 9) sekolah
mengembangkan modul pembelajaran untuk materi belajar dari rumah
baik lewat daring maupun luring; 10) pengembangan metode belajar
online dengan metode kolaborasi dan kerja tim antar siswa untuk
membangun motivasi siswa belajar bersama teman-temannya; 11)
sekolah sangat menyambut baik jika ada kritik, saran, dan ide dari
wali murid untuk kemajuan sekolah; dan 12) sekolah akan
menyediakan kotak saran online sebagai media penyampaian kritik,
saran, dan ide dari wali murid.62
Menindaklanjuti hasil survey wali
murid, sekolah mengeluarkan surat pemberitahuan63
tentang
pembagian kelompok siswa yang memilih pembelajaran online,
edukasi mandiri, dan home visit. Wali murid yang memilih edukasi
mandiri dan home visit, wajib menandatangani surat pernyataan di atas
62
Nomor 017/pbh/sdu.hamzanwadi/VIII/2020 Tanggal 1 September 2020 “NOTULENSI RAPAT WALI MURID SD UNGGULAN HAMZANWADI 63
Nomor 019/pbh/sdu.hamzanwadi/IX/2020 Tanggal 5 September 2020
71
matrai 6000 yang isinya siap menjalankan protokol kesehatan secara
ketat. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 8 September 2020. Siswa
yang memilih belajar mandiri ke sekolah, disarankan tidak memakai
seragam sekolah, karena pada saat itu sekolah belum diperbolehkan
dibuka untuk siswa. Pelaksanaan belajar mandiri di sekolah
dilaksanakan dengan sistem shifting jam dan setiap pergantian jam
dilakukan sterilisasi menggunakan cairan desinfektan pada ruang
kelas oleh sekolah.64
Skenario pembelajaran jarak jauh yang
dikombinasikan dengan satu jam tatap muka di sekolah sesuai jadwal
yang telah disusun oleh sekolah, berjalan lancar. Kegiatan ini diselingi
dengan informasi kepada siswa65
untuk mengikuti lomba puisi dengan
tema “Bencana Geologi”. Lomba ini diadakan oleh UNESCO Global
Geopark Rinjani-Lombok Tanggal 20 September sampai dengan 13
Oktober 2020. Ada beberapa siswa kelas satu dan yang ikut lomba dan
salah satu siswa kelas satu yang ikut, mendapatkan juara. Selain
mendorong siswa untuk tampil di depan umum, sekolah juga
mempublikasikan proyek pembuatan media pembelajaran yang telah
dibuat siswa melalui media sosial.66
Pembelajaran kombinasi yang sudah berjalan dua pekan ini,
terpaksa dialihkan ke pembelajaran jarak jauh, karena trend
masyarakat yang terpapar COVID-19 cenderung naik dan terdapat
64
Gelombang 1: pukul 08.00-09.00; penjemputan dan sterilisasi pukul 09.01-09.30; dan gelombang 2 10.00-11.00 65
Surat Nomor 020/pbh/sdu.hamzanwadi/IX/2020 Tanggal 21 September 2020 66
https://www.instagram.com/tv/CFdZu2bJCPy/?igshid=eb7qdftqnkzg
72
salah satu wali murid yang reaktif sehingga mulai tanggal 1 Oktober
2020 pembelajaran dilakukan di rumah. Setelah pembelajaran berjalan
lebih dari tiga pekan, sekolah mempersiapkan diri membuka kelas
dengan melengkapi chek list kesiapan prokol kesehatan pencegahan
penyebaran COVID-19 yang ditandai dengan keluarnya Surat Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur.67
Surat
ini berisi arahan kepada sekolah untuk mememenuhi chek list
kesiapan pemenuhan protokol kesehatan dalam rentang waktu tanggal
01 sampai dengan 08 November 2020. Keadaan ini disambut antusias
oleh sekolah untuk mempersiapkannya. Di sela-sela kesibukan
sekolah membuka kelas, sekolah menginformasikan kepada siswa
untuk mengikuti lomba “bercerita” tingkat SD/MI.68
Lomba ini dalam
rangka memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Peringatan
Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh NW Media Center pada
tanggal 8 November 2020. Lomba ini diikuti oleh tiga siswa
perwakilan dari kelas satu dan dua. Menindaklanjuti surat Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur69
tentang perpanjangan BDR dan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka
Pada Satuan Pendidikan, sekolah mengeluarkan surat pemberitahuan70
yang isinya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka kembali
dilaksanakan di sekolah mulai tanggal 16 November 2020 dengan
67
Nomor 421.1/1382/DIKBUD.I/2020 Tanggal 27 Oktober 2020 68
Nomor 023/pbh/sdu.hamzanwadi/XI/2020 Tanggal 2 November 2020 69
Nomor 421.1/1409.1/DIKBUD.I/2020 Tanggal 5 November 2020 70
Nomor 422/pbh.24.sdu.hamzanwadi/XI/2020 Tanggal 12 November 2020
73
tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-
19.
Berdasarkan data yang peneliti temukan di lapangan, terdapat
ragam model BDR di SDU HAMZANWADI, yaitu: 1) pembelajaran
melalui WAG 100 % dari kelas I sampai dengan kelas II; 2)
pembelajaran melalui zoom meeting 100% dari kelas I sampai dengan
kelas II dengan tingkat kehadiran siswa bervariasi rata-rata 12,5%
siswa yang tidak hadir dari jumlah siswa kelas II sebanyak 16 orang
dan 8% tidak hadir dari 25 siswa kelas I; 3) PTS, PAS, dan PAT
diberikan tiap hari per mata pelajaran dan dikumpulkan pada hari itu
juga; 4) pesantren Ramadhan dengan mengisi e-book Ramadhan dan
dikumpulkan pada hari pembagian raport yang dihadiri oleh orang
tua/wali siswa dengan protokol kesehatan; 5) challenge Ramadhan
berupa video atau foto yang dilaporkan tiap pekan dan akan direkap
oleh guru dan juaranya akan diumumkan waktu pembagian raport; 6)
penggunaan aplikasi queezez untuk kelas II sebanyak 87,5%; 7)
penggunaan video pembelajaran 100% untuk kelas I dan II; serta 8)
home visit untuk kelas II dengan tiga katagori: kombinasi PTM di
sekolah 1 kali sepekan dan BDR sebanyak 6,25 %, kunjungan rumah
dan BDR sebanyak 87,5 %, dan murni BDR sebanyak 6,25 % dari 16
jumlah siswa kelas II.
74
BAB III
MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR (SD) KABUPATEN
LOMBOK TIMUR TAHUN 2020
Proses memonitor BDR melalui WAG guru kelas maupun guru mata
pelajaran dari sekolah masing-masing berjalan dengan baik. Dengan masuknya
guru tiap hari ke sekolah, memudahkan penyusunan perencanaan pembelajaran,
proses, sampai dengan evaluasi dan monitoring. Pada kesempatan itu juga, kepala
sekolah bisa melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
yang sudah berjalan. Selain itu, penyebaran informasi tentang perpanjangan
waktu pembelajaran siswa dari rumah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur disampaikan kepada pihak internal
sekolah yaitu guru dan tenaga kependidikan serta kepada pihak eksternal sekolah
yang meliputi orang tua/wali siswa niscaya dilakukan. Informasi tersebut
disampaikan kepada orang tua/wali siswa melalui WAG juga melalui surat resmi
yang dikeluarkan oleh ketiga sekolah sampel. Berdasarkan data di lapangan, SDN
3 Selong sudah mengeluarkan tiga surat perpanjangan BDR dalam rentang waktu
bulan Maret sampai dengan Oktober 2020. Sedangkan SDIT Nurul Fikri dan SDU
Hamzanwadi tetap mengeluarkan surat resmi yang disampaikan kepada siswa
setiap ada surat masuk ke sekolah yang berasal dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur terkait Perpanjangan BDR. Dalam proses
pengelolaannya, BDR belum bisa berjalan efektif sesuai dengan panduan-
75
panduan pembelajaran yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Yang menjadi
faktor utama penyebabnya adalah karena setiap kebijakan pembelajaran yang
dikeluarkan oleh pemerintah masih bersifat temporal dan terus dikaji
keefektifannya. Namun keluarnya kebijakan pemerintah tentang relaksasi
kurikulum maupun penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) cukup
melegakan sekolah. Di antara relaksasi kurikulum adalah sekolah tidak perlu
menuntaskan kurikulum serta penilaian lebih diarahkan bersifat kualitatif serta
pembelajaran melatih life skill terutama pengetahuan siswa tentang COVID-19.
Sedangkan dalam penggunaan dana BOS, pemerintah membebaskan sekolah
untuk pengadaan kebutuhan pencegahan penularan COVID-19 yang meliputi
hand sanitizer, thermo gun, masker/face shield, tempat cuci tangan dan sabun,
cairan desinfektan, serta alat penyemprotnya.71
Dalam hal kebijakan itu, ketiga
sekolah ini menyikapi secara beragam. Pada SDN 3 Selong, penuntasan
kurikulum diusahakan semaksimal mungkin karena tuntutan dari sekolah lain
yang bernaung di dalam gugus kelompok kerja kepala sekolah maupun kelompok
kerja guru harus adanya keseragaman pencapaian tema yang dituangkan dalam
buku tematik kurikulum 2013. Hal itu akan dipantau pada Penilaian Tengah
Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang dilaksanakan secara
bersama-sama. Namun di luar kebijakan itu, kepala sekolah tetap mengarahkan
guru untuk mengimbangi pemberian tugas secara proporsional dengan tetap
mempertimbangkan kemampuan siswa. Namun ada saja guru yang melakukan
pembelajaran jarak jauh cenderung monoton sehingga berefek pada timbulnya
71
SE Mendikbud Nomor 24 Tahun 2020
76
rasa bosan dari para siswa. Hal ini juga terjadi pada SDIT Nurul Fikri. Namun
yang berbeda, selain mengembangkan kurikulum nasional-K13, sekolah ini juga
mengembangkan Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) sehingga
porsi pembelajaran al-Qur‟an diperbanyak. Sedangkan pada SDU
HAMZANWADI, proses pembelajaran lebih fleksibel. Sekolah ini
mengembangkan pembelajaran berbasis proyek- project base learning bahkan
sebelum pandemi. Sehingga pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19
lebih dinamis dan inovatif.
Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sekolah di atas, peneliti
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terkait manajemen
strategik pelaksanaan BDR pada ketiga sekolah sasaran objek penelitian. Pertama
Strengths-kekuatan. Pada ketiga sekolah ini, semua orang tua/wali siswa memiliki
telepon genggam. Artinya BDR melalui WAG dapat berjalan dengan baik. Kedua,
Weaknesses-kelemahan. Pada ketiga sekolah ini, sekitar 2-5 wali siswa pada
setiap kelas tidak dapat memanfaatkan WAG dengan baik yaitu mereka tidak
membaca informasi-informasi terkait materi BDR yang dikirim oleh guru.
Opportunities-peluang. Para guru dan orang tua/wali siswa pada ketiga sekolah ini
rata-rata memiliki kemampuan untuk dapat mengakses media pembelajaran
sederhana seperti laptop/komputer. Sedangkan yang terakhir Threats-ancaman.
Para siswa kecanduan memegang telepon genggam serta beberapa guru cenderung
menjejali anak dengan tugas-tugas yang tidak mempertimbangkan kemampuan
anak.
77
Sebagai sebuah peluang dalam pembelajaran pada masa pandemi COVID-
19 ini, sekolah berpedoman pada Kurikulum dalam Kondisi Khusus. Yaitu
kurikulum yang berisi KD-KD yang sudah disederhanakan jumlah maupun
muatannya. Sehingga dari KD yang lebih sedikit, diharapkan para guru dapat
menyampaikan dengan baik kepada siswa. Termasuk bagaimana guru dapat
mengajarkan dan membiasakan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan
memakai sabun di air mengalir dan menggunakan masker. Dalam hal
pengembangan media pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif
karena harus menyampaikan materi pembelajaran dengan jarak jauh. Hal ini
menuntut guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara
online tanpa tatap muka dengan siswa. Sedangkan bagi siswa, lebih berani
mengekspresikan diri melalui pembuatan video dari tugas-tugas yang diberikan
kepada siswa. Pada SDN 3 Selong, kepala sekolah membuat Tim Information
Technology (IT) yang antara lain bertugas mengaktifkan kartu internet perdana
guru dan siswa yang digunakan untuk pembelajaran online. Demikian juga dengan
SDIT Nurul Fikri mempunyai Tim IT kelas tinggi dan kelas rendah yang bertugas
melatih rekan-rekan guru dalam menggunakan aplikasi pembelajaran. Sedangkan
pada SDU HAMZANWADI, semua guru dan tenaga kependidikan menjadi Tim
IT sekolah yang bekerja bersama-sama untuk merencanakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pelaksanaan BDR masa pandemi COVID-19 di atas merupakan bagian dari
manajemen strategik yang diterapkan oleh ketiga sekolah sampel di atas.
78
Terkait tanggung jawab, kepala sekolah sebagai leader dan manager yang
ada di satuan pendidikan diberikan tanggung jawab yang tidak kecil oleh
pemerintah dan masyarakat. Pilihannya hanya dua yaitu memilih sekolah itu
menuju kemajuan atau sebaliknya menuju kemunduran. Kompetensi seorang
kepala sekolah teruji apabila mampu menjalankan tugas-tugas dan fungsinya pada
situasi normal maupun tidak normal. Pandemi COVID-19 ini termasuk kondisi
yang tidak normal. Mengingat begitu strategis kedudukannya, kepala sekolah
dituntut untuk mengelola sekolah dengan baik. Tahapan-tahapan manajemen
strategik yang sudah dilaksanakan oleh ketiga sekolah di atas sudah tergambar
dengan cukup jelas bagaimana sekolah sudah melaksanakan perannya dengan
sebaik-baiknya. Begitu juga pada paparan data yang peneliti sampaikan pada BAB
II di atas tergambar realitas pembelajaran dari rumah selama pandemi COVID-19
dalam rentang waktu bulan Maret sampai dengan November 2020.
Sekolah ini mempunyai visi-misi yang jelas terkait pembelajaran pada masa
normal. Tapi perencanaan pembelajaran berkelanjutan pada masa pandemi
COVID-19 belum ada. Karena pandemi termasuk bencana darurat non alam yang
sama sekali tidak diduga akan terjadi dan dialami seperti sekarang ini dan tidak
tahu berakhir kapan. Untuk itu perencanaan yang dilakukan oleh sekolah setelah
ada keadaan darurat. Karena kebijakan belajar dari rumah yang diturunkan oleh
pemerintah kepada sekolah bersifat temporer dan keefektifannya terus dikaji
secara terus-menerus. Karena banyak hal yang membutuhkan penyesuaian terkait
sistem dan model pembelajaran. Yang pertama, mengenai jadwal pembelajaran di
rumah. Aturan pembelajaran di rumah diturunkan setiap dua pekan dan
79
diperpanjang setiap dua pekan. Hal ini menyebabkan timbul pertanyaan di
sekolah, apakah pembelajaran dari rumah diteruskan atau tidak. Sehingga sekolah
banyak mengambil inisiatif sendiri. Pada aturan pemerintah, selama sekolah
belum dibuka untuk siswa, kepala sekolah dan guru tidak boleh bertemu dengan
siswa. Tapi kenyataan di lapangan, sekolah yang merasa belum memberikan
layanan pembelajaran yang baik kepada siswa memerintahkan siswa datang ke
sekolah untuk mengambil buku paket tematik dan pada setiap hari Sabtu siswa
diminta oleh sekolah untuk mengumpulkan tugas yang sudah dikerjakan selama
lima hari sebelumnya. Begitu seterusnya sampai sekolah ini dibuka untuk simulasi
pembelajaran tatap muka di sekolah pada tanggal 16 November 2020.
Agar manajemen strategik BDR dari setiap unsur yang terlibat di dalamnya dapat
tersampaikan, secara garis besar tahapan manajemen yang disampaikan oleh
Wheleen dan Hunger dapat dirincikan sebagai berikut.
Pada prinsipnya, perencanaan pembelajaran dari rumah selama darurat
COVID-19 bertujuan untuk: 1) memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk
mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19; 2) melindungi
warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19; 3) mencegah penyebaran
dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan; dan 4) memastikan pemenuhan
dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali. Selain itu
dalam menyusun perencanaan pembelajaran dari rumah, sekolah ini terikat oleh
statusnya sebagai sekolah negeri. Semua kebijakan pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah ini merupakan turunan dari kebijakan pembelajaran yang
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur.
80
Hal ideal yang harus disusun oleh sekolah dengan melibatkan warga sekolah dan
stakeholder yang terlibat langsung dalam peningkatan kualitas pembelajaran
terkait dengan salah satu unsur manajemen -perencanaa yang dkemukakan oleh
Wheleen dan Hunger antara lain: a) menetapkan model pengelolaan satuan
pendidikan selama BDR yaitu bekerja dan mengajar dari rumah bagi guru dan
tenaga kependidikan; dan menentukan jadwal piket apabila diperlukan. Dalam hal
dilakukan piket, satuan pendidikan berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan
gugus tugas penanganan COVID-19 setempat; b) memastikan sistem
pembelajaran yang terjangkau bagi semua peserta didik termasuk peserta didik
penyandang disabilitas; c) membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika
masa darurat COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka perlu
mengkoordinir para guru untuk berkreasi dengan menggunakan bahan ajar yang
terdiri dari: instruksi dan materi pembelajaran daring dengan menggunakan media
dan sumber belajar daring, instruksi dan materi pembelajaran luring dengan
menggunakan televisi, radio, buku, dan modul pembelajaran mandiri peserta
didik, dan instruksi untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk peserta
didik penyandang disabilitas,; d) memastikan ketersediaan sarana dan prasarana
yang dimiliki guru dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara
daring maupun luring selama darurat COVID-19 yang meliputi: ketersediaan
telepon genggam/komputer/laptop untuk fasilitas pembelajaran daring, akses ke
media pembelajaran daring dan luring, distribusi sarana pembelajaran luring dan
alat peraga ke rumah peserta didik termasuk alat peraga pendidikan bagi peserta
didik penyandang disabilitas (bagi yang tidak memiliki akses ke pembelajaran
81
daring, berkoordinasi dengan dinas pendidikan, dan/atau dinas sosial, dan/atau
dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk pengupayaan
adanya layanan dukungan psikososial bagi pendidik, orang tua/wali, dan peserta
didik.; e) membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali dalam
mendampingi peserta didik belajar, minimal satu kali dalam satu pekan.; f)
membentuk tim siaga darurat untuk penanganan COVID-19; g) menyusun laporan
secara berkala kepada dinas pendidikan dan/atau pos pendidikan daerah terkait.
A. Perencanaan dan Formulasi Strategik
Pengembangan rencana jangka panjang diperlukan untuk membuat sebuah tata
kelola manajemen yang efektif. Berdasarkan analisis SWOT yang terdiri dari
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman), di atas, dalam mengelola pembelajaran yang efektif sesuai
dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh
masing-masing satuan pendidikan yang menjadi objek penelitian, guru
memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun kombinasi
keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran. Di antara
tahapan manajemen yang dilakukan oleh guru pada ketiga sekolah yang
menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Kegiatan ini
sebagaian besar tidak dilakukan oleh guru karena kemampuan guru untuk
menuangkan semua kegiatannya dalam bentuk dokumen rendah. Walaupun
PJJ dilakukan, akan tetapi mendokementasikan ke dalam sebuah
perencanaan belum menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga apabila pihak
82
eksternal seperti pengawas dan pemerintah (pusat dan daerah) ingin
memotret kegiatan guru, hal itu belum bisa terekam dengan baik. Pada dua
sekolah yang menjadi objek penelitian yaitu SDN 3 Selong dan SDIT Nurul
Fikri dokumen-dokumen di atas tidak ditemukan, sedangkan pada SDU
HAMZANWADI semua kegiatan terdokumen dengan baik.
2. Menyiapkan bahan ajar, jadwal, dan penugasan kemudian mengirimkannya
kepada peserta didik/orang tua/wali. Dalam hal menyiapkan dokumen di
atas, pada ketiga sekolah tersebut, sudah dilakukan. Namun kadang pada
SDN 3 Selong, kegiatan itu belum terdokumentasikan oleh guru karena
sebagian besar dokumen itu tersimpan di telepon genggam, yang dengan
sengaja ataupun tidak terhapus karena beban telepon genggam dalam
menampung data terbatas. Terlepas dari kondisi di atas, kolaborasi antara
guru dengan siswa selama BDR berjalan cukup baik. Hal ini karena
informasi tentang hal-hal yang perlu dipersiapakna siswa selama BDR
tersampaikan. Bentuk kolaborasi guru dengan siswa pada ketiga sekolah ini
antara lain: a) siswa menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik
telepon genggam maupun laptop, kuota internet, dan baterai yang cukup; b)
menyimpan nomor telepon guru dan orangtua/wali siswa masuk ke dalam
grup daring yang telah dibuat; dan c) menyiapkan tempat belajar di rumah
serta alat tulis dan buku pegangan.
B. Perencanaan BDR pada ketiga sekolah terkait Teori Manajemen Startegik
83
Sesuai dengan visi-misi yang ditetapkan oleh sekolah yang disesuaikan
dengan kondisi BDR selama masa pandemi COVID-19, tergambar pada
ketiga sekolah berikut ini.
1. SDN 3 Selong
Hal pertama yang dilakukan oleh sekolah ini setelah ada Surat
Kepala Dinas yang isinya menutup sementara sekolah dari Tanggal 16
sampai dengan 28 Maret 2020 adalah mengarahkan siswa untuk tetap
tinggal di rumah dan menunggu informasi dari para guru lewat WAG
yang sudah dibentuk sebelumnya. Pada hari yang sama, kepala sekolah
mengajak guru dan tenaga pendidikan rapat dengan tujuan menyamakan
persepsi langkah-langkah pembelajaran yang bisa dilakukan oleh sekolah
selama sekolah ditutup sehingga anak tidak kehilangan waktu belajar
serta sebagai salah satu cara untuk mengurangi kehawatiran orang tua
dan guru terkait pandemi COVID-19 yang mulai masuk ke Lombok
Timur.
Pada rentang waktu dari Tanggal 16 Maret sampai dengan 17 Mei
2020, perencanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan sistem
pembelajaran yang terjangkau bagi semua peserta didik.
Kemudian sejak diterbitkannya Surat Edaran Sekretaris Jenderal
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020
tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
Darurat Penyebaran COVID-19 Tanggal 18 Mei 2020, satuan
pendidikan sudah mulai berbenah strategi apa yang disusun agar Belajar
84
Dari Rumah dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Selain menyiapkan
perangkat pembelajaran, sekolah juga membentuk Tim Satuan Tugas
(Satgas) Pencegahan Penyebaran COVID-19 pada tingkat Sekolah
Dasar. Agar perencanaan lebih terarah, Kepala Sekolah membagi tugas
masing-masing antar warga sekolah.
a. Tugas Kepala Sekolah
a) Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan selama
BDR yaitu: (1) bekerja dan mengajar dari sekolah bagi guru
dan tenaga kependidikan; dan (b) menyusun jadwal piket guru.
b) Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika masa
darurat COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka
perlu mengoordinir para guru untuk berkreasi dengan
menggunakan bahan ajar yang terdiri dari: (1) instruksi dan
materi pempelajaran daring dengan menggunakan media dan
sumber belajar daring; (2) instruksi dan materi pembelajaran
luring dengan menggunakan televisi, radio, buku, dan modul
pembelajaran mandiri peserta didik; (3) instruksi untuk
melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk peserta didik
penyandang disabilitas.
c) Memastikan ketersediaan sarana dan prasaran yang dimiliki
guru dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara
daring maupun luring selama darurat COVID-19. Sarana dan
prasarana tersebut meliputi ketersediaan
85
gawai/komputer/laptop untuk fasilitas pembelajaran daring,
akses ke media pembelajaran daring dan luring.
b. Tugas Guru
Guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun
kombinasi antar keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana
pembelajaran. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu
memastikan beberapa hal berikut:
1) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai,
dilarang memaksakan penuntasan kurikulum, dan fokus pada
pendidikan kecakapan hidup;
2) Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR,
materi disesuaikan dengan keadaan siswa. Menentukan metode
dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran
melalui daring, luring, dan kombinasi antar keduanya.
3) Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,
audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan
4) Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring
seperti pemanfaatan Google Class Rooms (GCR).
c. Tugas Peseta Didik/Wali Murid
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar
maupun laptop.
86
2) Mengaktifkan internet pada gawai agar pesan yang
dsampaikan oleh guru dapat dibaca oleh siswa/wali murid.
3) Menyiapkan buku tematik dan megambil ke sekolah apabila
tidak dibagikan oleh sekolah. Buku tema yang tidak cukup
untuk masing-masing siswa, wali murid mencari ke toko buku.
1. SD Islam Terpadu Nurul Fikri Selong
Karena sekolah dasar ini merupakan sekolah yang paling banyak
siswanya di Lombok Timur, maka perencanaan pembelajaran yang baik
menjadi keniscayaan. Di samping itu orang tua menuntut standar yang
tinggi terkait pelayanan pembelajaran selama masa pandemi COVID-19.
Seperti halnya SDN 3 Selong, sekolah ini sejak awal sudah menjalin
komunikasi dengan orang tua/wali siswa melalui WAG sehingga setiap
informasi yang berkembang, disampaikan kepada sekolah melalui WAG
ini. Pun ketika sekolah ditutup selama dua pekan, tugas-tugas dikirim
lewat WAG guru kelas.
a. Tugas Kepala Sekolah
a) Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan selama BDR
yaitu: (1) bekerja dan mengajar dari sekolah bagi guru dan tenaga
kependidikan; dan (b) menyusun jadwal piket guru.
b) Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika masa darurat
COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka perlu
mengoordinir para guru untuk berkreasi dengan menggunakan
bahan ajar yang terdiri dari: (1) instruksi dan materi pempelajaran
87
daring dengan menggunakan media dan sumber belajar daring; (2)
instruksi dan materi pembelajaran luring dengan menggunakan
televisi, radio, buku, dan modul pembelajaran mandiri peserta didik;
(3) instruksi untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk
peserta didik penyandang disabilitas.
c) Memastikan ketersediaan sarana dan prasaran yang dimiliki guru
dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring
maupun luring selama darurat COVID-19. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi ketersediaan gawai/komputer/laptop untuk
fasilitas pembelajaran daring, akses ke media pembelajaran daring
dan luring.
d. Tugas Guru
Guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun
kombinasi keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana
pembelajaran. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu
memastikan beberapa hal berikut:
a) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai,
dilarang memaksakan penuntasan kurikulum, dan fokus pada
pendidikan kecakapan hidup;
b) Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR,
materi pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi dasar
yang belum disampaikan kepada siswa. Menentukan metode
88
dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran
melalui daring, luring, dan kombinasi antar keduanya.
c) Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,
audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan
d) Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring
seperti pemanfaatan Google Class Rooms (GCR).
e. Tugas Peseta Didik/Wali Murid
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar
maupun laptop.
b) Mengaktifkan internet pada gawai agar pesan yang
dsampaikan oleh guru dapat dibaca oleh siswa/wali murid.
c) Menyiapkan buku tematik dan megambil ke sekolah apabila
tidak dibagikan oleh sekolah. Buku tema yang tidak cukup
untuk masing-masing siswa, wali murid mencari ke toko buku.
2. SD Unggulan HAMZANWADI Selong
a. Tugas Kepala Sekolah
a) Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan selama BDR
yaitu: (1) bekerja dan mengajar dari sekolah bagi guru dan
tenaga kependidikan; dan b) menyusun jadwal piket guru.
b) Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika masa darurat
COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka perlu
mengkoordinir para guru untuk berkreasi dengan menggunakan
89
bahan ajar yang terdiri dari: (1) instruksi dan materi
pempelajaran daring dengan menggunakan media dan sumber
belajar daring; (2) instruksi dan materi pembelajaran luring
dengan menggunakan televisi, radio, buku, dan modul
pembelajaran mandiri peserta didik; (3) instruksi untuk
melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk peserta didik
penyandang disabilitas.
c) Memastikan ketersediaan sarana dan prasaran yang dimiliki guru
dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring
maupun luring selama darurat COVID-19. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi ketersediaan gawai/komputer/laptop untuk
fasilitas pembelajaran daring, akses ke media pembelajaran
daring dan luring.
b. Tugas Guru
Guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun
kombinasi keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana
pembelajaran. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu
memastikan beberapa hal berikut:
a) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai,
dilarang memaksakan penuntasan kurikulum, dan fokus pada
pendidikan kecakapan hidup;
b) Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR,
materi pembelajaran diarahkan untuk pembelajaran bermakna.
90
Menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam
penyampaian pembelajaran melalui daring, luring, dan
kombinasi antar keduanya.
c) Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,
audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan
d) Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring
seperti pemanfaatan Google Class Rooms (GCR).
c. Tugas Siswa/Wali Murid
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar
maupun laptop.
b) Mengaktifkan internet pada gawai agar pesan yang
disampaikan oleh guru dapat dibaca oleh siswa/wali murid.
c) Menyiapkan buku tematik dan megambil ke sekolah apabila
tidak dibagikan oleh sekolah. Buku tema yang tidak cukup
untuk masing-masing siswa, wali murid mencari ke toko buku.
A. Pelaksanaan Pembelajaran Dari Rumah
Perubahan budaya atau sistem manajerial dari belajar tatap muka di
sekolah menjadi belajar dari rumah memang tidak mudah. Hal ini
membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dari semua pihak, baik oleh kepala
sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, guru, siswa, maupun wali
murid.
91
Pelaksanaan belajar dari rumah pada ketiga sekolah ini cukup beragam,
tapi tetap memegang satu prinsip yaitu keselamatan dan kesehatan lahir batin
peserta didik, guru, kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah menjadi
pertimbangan utama dalam BDR.
1. SD Negeri 3 Selong
a. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Kepala Sekolah melakukan
pembinaan dan pemantauan kepada guru melalui laporan pembelajaran
yang dikumpulkan setiap pekan dan memastikan guru memfasilitasi
pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring.
b. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru
a) Mengikuti pelatihan penggunaan salah satu aplikasi pembelajaran
yaitu Google Class Room (GCR) sebagai bentuk pelayanan
pembelajaran daring kepada peserta didik.
b) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang disusun.
c) Melaksanakan pembelajaran dari sekolah sesuai dengan jadwal piket
yang sudah disusun oleh kepala sekolah.
d) Melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk melakukan pengecekan
dan pendampingan belajar kepada siswa yang tidak mempunyai gawai
dan tidak memenuhi tagihan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
c. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Peserta Didik
a) Menyelesaikan tugas dari guru
92
b) Menyampaikan kepada orang tua/wali jika mengalami kesulitan
belajar baik secara daring maupun luring.
d. Pelaksanaan Belajar Dari rumah oleh Orang Tua/ Wali
a) Mendampingi dan memantau proses pembelajaran.
b) Mendorong peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran.
c) Membantu anak secara teknis dalam mengoperasikan aplikasi dan
teknologi.
d) Mengadakan buku paket tematik yang tidak dimiliki oleh siswa.
e) Memastikan siswa mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan
gembira.
2. SD Islam Terpadu Nurul Fikri Selong
a. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Kepala Sekolah
Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada guru melalui
laporan pembelajaran yang dikumpulkan setiap pekan dan memastikan
guru memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun
luring.
Selain itu, Kepala Sekolah menjadi anggota WAG yang dibuat oleh
masing-masing guru kelas sehingga bisa memantau langsung kegiatan
pembelajaran maupun evaluasi dari para guru kepada siswa.
b. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru
a) Kegiatan diawali dengan mengikuti pelatihan penggunaan salah satu
aplikasi pembelajaran yaitu GoogleClass Room (GCR) sebagai bentuk
pelayanan pembelajaran daring kepada peserta didik.
93
b) Melaksanakan pembelajaran dari sekolah sesuai dengan jadwal piket
yang sudah disusun oleh kepala sekolah.
c) Membuat daftar chek list melalui WAG siswa yang belum
mengumpulkan tugas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
d) Melakukan road show dengan berkeliling ke rumah siswa sesuai
kelompok kecil (masing-masing kelompok 3 orang) yang sudah
dibentuk bagi kelas atas (kelas 4-6) untuk dicek hafalan Al-Qur‟an. 72
c. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Peserta Didik
a) Menyelesaikan tugas dari guru
b) Menyampaikan kepada orang tua/wali jika mengalami kesulitan
belajar baik secara daring maupun luring.
d. Pelaksanaan Belajar Dari rumah oleh Orang Tua/ Wali
a) Mendampingi dan memantau proses pembelajaran.
b) Mendorong peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran.
c) Membantu anak secara teknis dalam mengoperasikan aplikasi dan
teknologi.
d) Mengadakan buku paket tematik yang tidak dimiliki oleh siswa.
e) Memastikan siswa mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan
gembira.
3. SDU HAMZANWADI Selong
a. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Kepala Sekolah
72
Tanggal 28 April- 10 Mei 2020
94
Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada guru melalui laporan
pembelajaran yang dikumpulkan setiap pekan dan memastikan guru
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring.
Sebagai bentuk pemantauan antara lain menjadi anggota WAG yang
dibuat oleh masing-masing guru kelas sehingga bisa memantau langsung
kegiatan pembelajaran maupun evaluasi dari para guru kepada siswa.
Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki guru
dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun
secara luring selama darurat COVID-19.73
Membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali
dalam mendampingi peserta didik belajar, minimal satu kali dalam
sepekan.74
b. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru
a) Fasilitasi pembelajaran jarak jauh daring. Waktu pembelajaran
sepanjang hari menyesuaiakan ketersediaan waktu, kondisi, dan
kesepakatan peserta didik dan orangtua/walinya.
Proses pembelajaran daring terdiri atas tatap muka virtual melalui
video conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam group di
media sosial atau aplikasi pesan. Dalam tatap muka virtual
memastikan adanya interaksi secara langsung antara guru dengan
peserta didik.
73
Wali murid mengisi data yang memiliki fasilitas pembelajaran seperti laptop dan komputer 74
Siswa yang belum lancar membaca dan membutuhkan bimbingan khusus diberikan pimpingan satu kali dalam satu pekan atau guru melakukan visitasi sesuai kebutuhan anak.
95
b) Fasilitas pembelajaran luring dilaksanakan juga dengan
menggunakan media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan
sekitar, dan menggunakan media telvisi-TVRI/radio-RRI dengan
program yang sudah disediakan oleh pemerintah.75
c) Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Peserta Didik
Waktu PJJ daring sepanjang hari, menyesuaikan waktu dan
kondisi orang tua/wali peserta didik atau peserta didik dan
kesepakatan dengan guru atau satuan pendidikan.
d) Pembelajaran luring menggunakan buku, modul, media buku, dan
bahan ajar dari lingkungan sekitar.
Waktu sepanjang gari, menyesuaikan waktu dengan dan kondisi
orang tua/wali yang penting ada konfirmasi oleh wali murid
kepada guru kelas atau guru mata pelajaran.
e) Pelaksanaan Belajar Dari rumah oleh Orang Tua/ Wali
Pendampingan PJJ baik secara daring dan luring oleh orang
tua/wali terhadap peserta didik dengan menyesuaikan kondisi dan
ketersediaan waktu dan sarana pembelajaran.
Pendampingan pembelajaran daring Waktu pembelajaran sesuai
kesepakatan dengan guru dan peserta didik.
Pendampingan pembelajaran luring menggunakan buku, modul,
dan bahan ajar dari lingkungan sekitar.
75
Jadwal dari Senin s.d. Sabtu Pukul 10-11.30 wita
96
Pendampingan pembelajran luring dengan media televisi/radio
nasional (TVRI).
Mendampingi dan memantau proses pembelajaran.
Mendorong peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran.
Membantu anak secara teknis dalam mengoperasikan aplikasi dan
teknologi.
Memastikan siswa mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan
gembira.
B. Kontrol dan Evaluasi Strategik
Setiap tindakan organisasi, tidak boleh lepas dari kedua unsur ini. Hal
ini untuk mengetahui aktivitas manajemen dapat berjalan dengan baik atau
tidak. Kepala sekolah sebagai manajer harus melakukan fungsi kontrol
dalam kegiatan BDR. Hal yang dilakukan kepala sekolah untuk
menjalankan fungsi control pada ketiga sekolah yang menjadi objek
penelitian penulis adalah pertama: kepala sekolah menjadi anggota WAG
yang dibuat oleh guru kelas maupun guru mata pelajaran. Dari WAG itu
kepala sekolah dapat mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh guru
Bersama siswa selama BDR. Kedua, Kepala sekolah tetap masuk sekolah
setiap hari untuk mendampingi para guru yang bertugas dalam
merencanakan dan melaksanakan BDR. Ketiga, kepala sekolah
melaksanakan rapat rutin secara berkala dengan para guru termasuk dalam
menyusun jadwal piket guru yang akan datang ke sekolah selama BDR.
Sistem piket ini dilaksanakan oleh SDN 3 Selong dan SDIT Nurul Fikri
97
yang mempunyai rombongan belajar lebih dari 6 (enam). Hal ini dilakukan
untuk mencegah kerumunan guru yang berada di sekolah. Sedangkan SDU
HAMZANWADI, tidak melakukan sistem piket karena jumlah rombongan
belajar kurang dari 6 (enam). Fungsi control yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai bahan untuk mengidentifikasi kendala-
kendala/permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian kemudian mengevaluasi hasilnya sebagai dasar dalam
menyusun rencana tindak lanjut untuk perbaikan pada kegiatan
pembelajaran yang akan datang.
98
BAB IV
IMPLIKASI BDR PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SDN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2020
Perubahan kebijakan pendidikan apabila tidak dikelola dengan baik,
bisa terjadi penurunan mutu pendidikan. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan tuntutan layanan pendidikan, perubahan pengelolaan layanan
pendidikan, dan perubahan orientasi pendidikan. Di antara perubahan yang
dirasakan langsung oleh sekolah adalah ditiadakan Ujian Nasional (UN) dan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Penilaian diserahkan kepada satuan
pendidikan dalam bentuk: 1) Ujian Sekolah (US) untuk kelulusan dalam bentuk
tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan; 2) Ujian Sekolah dapat
dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya;
3) Ujian Sekolah dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna,
dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh; dan
4) perubahan sistem pembelajaran dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di
sekolah menjadi Belajar Dari Rumah (BDR).
Dari ketiga sekolah dasar yang menjadi sampel pada penelitian, implikasi BDR
dapat dilihat dari tiga sisi.
A. SDN 3 Selong
1. Siswa
Data yang peneliti peroleh dari sekolah ini sebagai berikut.
99
Penggunaan gawai sebagai media pembelajaran selama siswa BDR
berdampak positif dan negatif pada psikologis dan sosial anak. Dampak
positif, anak dibiasakan untuk belajar mandiri dengan memperluas sumber
belajar lewat media internet. Serta anak belajar untuk memperluas hubungan
pertemanan lewat media sosial seperti facebook, instagram, dan twitter.
Dampak negatif, anak menghabiskan waktu berselancar di dunia maya
serta mengunduh gambar-gambar atau video yang tintas pantas dilihat
terutama oleh anak-anak yang berdampak pada perkembangan psikologis
dan psikis anak yaitu cepat dewasa dan balig sebelum waktunya atau yang
lebih buruk siswa tersebut ingin mempraktekkan dan meniru apa yang
mereka tonton/lihat. Selain itu siswa yang terlalu lama belajar di rumah, jadi
malas masuk sekolah ketika PTM sudah mulai diberlakukan. Sedangkan
dampak positif, anak tertantang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
sendiri sehingga anak dilatih belajar mandiri. Selain itu munculnya rasa
percaya diri pada diri anak karena diberi kesempatan untuk berekspresi
seperti mengikuti lomba baca puisi dalam rangka memperingati hari
kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Guru
Dampak positif BDR bagi guru, tanpa disadari atau tidak oleh guru,
mereka lebih kreatif untuk meningkatkan kompetensinya terutama dalam
merancang pembelajaran jarak jauh berbasis IT. Seperti dituturkan oleh
100
Kepala Sekolah76
bahwa setelah dibukanya sekolah untuk guru Tanggal 30
Maret 2020, para guru berusaha meningkatkan kompetensinya dengan
mengikuti workshop penggunaan aplikasi pembelajaran seperti Google
Class Room yang nantinya akan digunakan dalam PJJ. Demikian juga
dengan guru-guru yang mampu mengoperasikan komputer/laptop terdorong
untuk mengunduh video-video pembelajaran terutama untuk kelas rendah.
Sedangkan sisi lemahnya BDR, guru tidak dapat memberikan motivasi
secara langsung kepada siswa terkait pembelajaran sehingga berdampak
pada melemahnya motivasi belajar siswa bagi siswa yang tidak didampingi
langsung oleh orang tua/wali. Sedangkan dari pencapaian nilai akademik,
hasil pembelajaran siswa susah diukur karena relatif tidak valid dan
realiabel.77
Bila dibandingkan dengan penilaian sebelum pandemi COVID-
19, pelaksanaan asesmen formatif maupun sumatif di bawah kontrol guru
secara ketat, karena kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka di kelas.
Ditambah lagi pada asesmen sumatif seperti PAS dan PAT, pengawas
berjumlah minimal 2 (dua) orang perkelas dengan system silang penuh antar
anggota Kelompk Kerja Guru (KKG).
3. Orang tua
Sebagian kecil orang tua tidak bisa melihat peran sekolah dalam proses
belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap
muka. Orang tua juga merasa kasihan pada anak yang dibebani tugas di luar
76
Tanggal 1 Maret 2021 di Ruang Kepala Sekolah 77
Wawancara dengan Kepala SDN 3 Selong. 6 Mei 2021
101
batas kemampuannya. Seperti dituturkan oleh salah satu wali murid kelas
III78
Karena guru terlalu semangat melakukan PJJ menggunakan media
video, tiap hari siswa ditugaskan merangkum isi video yang berdurasi 5-10
menit tanpa instruksi yang jelas. Sehingga orang tua merasa kasihan melihat
anak menulis berlembar-lembar setiap harinya. Hal ini membuat orang tua
turun tangan membantu anak menyelesaikan tugasnya. Model pembelajaran
seperti ini tidak memberikan pembelajaran bermakna pada anak. Selain
tugas yang diberikan melampaui kemampuan anak juga anak merasa bosan
diberikan model PJJ yang cenderung monoton. Di sisi lain, beban orang tua
bertambah, selain bekerja mencari nafkah juga berkewajiban mendampingi
anak-anaknya belajar di rumah.
B. SDIT Nurul Fikri
Data yang peneliti peroleh terkait dampak atau implikasi BDR bagi siswa
sebagai berikut. Walaupun sekolah ini menggunakan dua kurikulum yaitu
Kurikulum Nasional dan Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT),
tidak luput dari dampak yang ditimbulkan selama BDR. Dampak tersebut
dilihat dari beberapa sisi.
1. Siswa
Ketika guru melaksanakan program home visit yaitu belajar tatap
muka dengan siswa melalui belajar kelompok dalam jumlah kecil di rumah
salah satu siswa, guru menemukan sikap dan gaya bicara siswa cenderung
kurang sopan „dewasa sebelum waktunya‟. Pada saat pertemuan
78
Sukma Ridhowati.Selong
102
ditemukan bahwa siswa terpengaruh oleh gaya artis di media sosial.
Selain itu pada saat pertemuan tatap muka, beberapa siswa sering
terlambat dan setelah dicek oleh guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
di story WA bahwa anak terlambat karena asyik main aplikasi tiktok. Selain
itu, siswa yang diberikan akses menggunakan gawai, ikut bergabung ke
link group ilegal yang menyediakan konten-konen yang tidak pantas
„dikonsumsi‟ oleh anak-anak. Siswa yang ditemukan menjadi anggota
grup tersebut langsung di blokir oleh guru. Tapi bagi siswa yang tidak mau
patuh, membuka kembali link itu.
Dari sisi akademk, terjadi penurunan nilai siswa karena ada beberapa
tugas yang tidak diselesaikan oleh siswa karena berbagai macam alasan.
Selain itu pada beberapa siswa kelas atas maupun kelas bawah, terjadi
gradasi moral anak karena guru menemukan beberapa tugas siswa yang
dikerjakan oleh orang tua/wali dengan mengidentifikasi gaya tulisan
tangan siswa berbeda „lebih rapi‟ pada tugas-tugas yang diberikan.
Demikian juga ketika ada Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian
Akhir Tahun (PAT) Tahun ajaran 2019-2020 yang dilaksanakan di rumah
masing-masing siswa, nilai siswa cenderung lebih bagus dibandingkan
penilaian dengan tatap muka di sekolah. Hal ini disebabkan oleh orang
tua/wali yang membantu siswa menyelesaikan soal-soal itu.
103
2. Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru kelas atas79
bahwa guru memiliki beban moral yang lebih besar selama BDR. Karena
guru tidak bisa mengontrol sikap siswa selama BDR. Lain halnya dengan
PTM, transfer moral yang baik secara terus menerus dilakukan oleh guru
untuk membentuk karakter yang baik. Terutama terkait dampak negatif
gawai bagi siswa.
C. SDU HAMZANWADI
1. Siswa
Dampak positif BDR bagi siswa, siswa lebih semangat belajar karena
waktu pembelajaran lebih fleksibel dan siswa bisa beristirahat dan bermain
dengan leluasa setelah selesai mengerjakan tugas-tugasnya. Selain itu hasil
belajar sebagian siswa lebih baik dibandingkan dengan PTM. Karena
beban belajar selama BDR lebih sedikit dibandingkan dengan Ketika PTM
pada situasi normal. Dampak negatifnya, para siswa menjadi
ketergantungan pada gawai karena porsi interaksi dengan gawai lebih
banyak karena menjadi salah satu media dalam PJJ. Selain itu budaya-
budaya di sekolah dilupakan seperti cara mengucapkan salam dan sapa
dengan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Pada Sebagian anak, BDR
menyebabkan menurunnya semangat belajar karena sudah terbiasa dengan
porsi bermain di rumah yang sangat banyak.
79
Siti Aisyah. Labuhan Haji Lombok Timur. Tanggal 3 Mei 2021
104
2. Guru
Dampak positif dari BDR adalah guru lebih kreatif mencari platform
pembelajaran80
. Guru lebih kreatif dan lebih banyak mengeksplorasi
modul pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi inovatif dan
menyenangkan. Dampak negatifnya, dengan waktu pembelajaran yang
sangat fleksibel guru dituntut untuk mengelola waktu sebaik-baiknya dari
mencari sumber/bahan belajar yang relevan, menyiapkan perangkat PJJ,
serta memonitor tugas-tugas siswa. Karena ada saja wali murid yang tidak
membaca pesan para guru melalui WAG yang sudah ada yang berisi tugas-
tugas anak, sehingga pengumpulan tugas tidak tuntas serratus persen
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
80
Wawancara dengan Kepala SDU. 7 Mei 2021
105
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang tertuang dalam bab pendahuluan dapat
peneliti simpulkan sebagai berikut.
1. Realitas siswa BRD pada masa pandemi COVID-19 di SD Kabupaten
Lombok Timur pada Tahun 2020 adalah 1) disparitas kompetensi guru
dalam hal: a) mengakses platform-platform pembelajaran; b) menyiapkan
perangkat pembelajaran online/PJJ; c) membedah muatan kata-kata
operasional pada setiap KD; dan d) sebagian besar guru mengandalkan buku
tema sebagai sumber belajar sehingga KD tidak mungkin tercapai. ; 2)
beragamnya kemampuan orang tua dalam mendampingi BDR pada mata
pelajaran tertentu seperti matematika; dan 3) kurangnya umpan balik para
guru terkait tugas-tugas yang diberikan kepada anak selama PJJ.
2. Manajemen strategik BDR selama pandemi COVID-19 didasarkan pada
potensi yang dimiliki oleh sekolah. Berdasarkan analisis SWOT, ketiga
sekolah ini mempunyai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
hampir sama dengan tingkatan yang berbeda tergantung dari jumlah siswa
yang mereka miliki serta tetap mengacu pada 6 (enam) prinsip: 1)
perencanaan dan formulasi strategik dengan mengacu kepada kebutuhan
peserta didik; 2) protokol kesehatan; 3); 4) kurikulum dalam kondisi khusus;
5) prinsip pembelajaran; dan 6) tetap adaptif terhadap dinamika kondisi
pandemi COVID-19.
106
3. Implikasi belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19 di SDN
Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 adalah:
a. Dampak akademik
a) Anak merasa kesulitan memahami materi pelajaran yang
membutuhkan penjelasan langsung dari guru secara tatap muka.
b) Kualitas pembelajaran menurun disebabkan oleh campur tangan orang
tua/wali dalam membantu anak mengerjakan tugas-tugasnya tidak
proporsional. Serta guru tidak dapat memonitor pencapaian
kompetensi siswa secara langsung termasuk dalam proses asesmen
yang tidak dilaksanakan secara langsung/tatap muka.
c) Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran jarak jauh serta
lebih aktif mempelajari platform-platform pembelajaran online.
b. Dampak psikologis
a) Bergesernya kebiasaan belajar siswa, dari teacher center menjadi
belajar mandiri dengan dibantu orangtua/wali serta sumber
pengetahuan dari internet dan lingkungan sekitar.
b) Sebagian siswa lebih senang belajar di rumah karena porsi bermain
lebih banyak diakibatkan oleh jadwal pembelajaran jarak jauh sangat
fleksibel.
c) Bertambahnya beban orangtua karena harus mendampingi anaknya
belajar dan pada situasi tertentu berdampak pada perkembangan
psikologis anak.
c. Dampak Sosial
107
Berkurangnya interaksi langsung para siswa dengan lingkungan
sekitar karena anak lebih nyaman bermain gawai.
B. SARAN
1. Saran teoritis
a. Diharapkan adanya panduan baku dalam pembelajaran dari rumah
sehingga kegiatan perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran
terstandar.
b. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih
mendalam terkait model pengelolaan satuan Pendidikan selama BDR
serta rencana pembelajaran berkelanjutan.
c. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian
dengan melihat korelasi pencapaian hasil belajar selama siswa belajar
dari rumah dan pembelajaran tatap muka di sekolah.
d. Disarankan bagi peneliti agar dapat melakukan penelitian terkait platform
pembelajaran yang ideal dalam pembelajaran jarak jauh.
2. Saran praktis
a. Disarankan kepada para mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika
untuk dapat membantu mendampingi para siswa yang mengalami
kesulitan memahami konsep matematika sebagai bagian dari pengabdian
kepada masyarakat.
b. Disarankan kepada para kepala sekolah agar menata kembali dokumen-
dokumen yang ada di sekolah terutama terkait surat masuk dan surat
keluar.
108
c. Disarankan kepada para mahasiswa dan praktisi pendidikan untuk dapat
menyusun perangkat pembelajaran jarak jauh termasuk modul
pembelajaran jarak jauh sehingga dapat dijadikan referensi oleh guru
pada sekolah masing-masing.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ahsin, M. Izza. Dunia Tanpa Sekolah. Cet. I, Bandung:Read, 2007.
Aqib, Zainal dan Mohammad Hasan Rasidi. Metodologi
Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:2019.
Aly, Hery Noer dan H. Munzier S. Watak Pendidikan Islam. Jakarta:
Friska agung Insani, 2000.
Ananda, Lisa Rahmi dan Ika Febrian Kristiana. “Studi Kasus:
Kematangan Sosial Pada Siswa Homeschooling”. Jurnal
Empati 6 (1), 257-263, 2017.
Antologi Pengalaman. Mendidik Di Masa Pandemi. Jawa Barat: CV
Jejak, 2020
Arikunto, Suharsini, Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta, Cet. Ketigabelas, 2006.
Asmuni, Asmuni. “Problematika Pembelajaran Daring di Masa
Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya.
Researchgate.net. October 2020.
Bao, W. (2020). “ „COVID-19 and online teaching in higher education:
A case study of Peking University March, 113-115.
https://doi.org/10.29333/pr/7937
Basilaia, G. & Kvavadze, D. “ „ Transition to Online Education in
Schools dueing a SARS-CoV-2 Coronavirus (COVID-19)
Pandemic in Georgia Pedagogical Research, 5 (4).
https://doi.org/10.1002/hbe2.191. 2020
Bungin, Burhan, Prof, Dr.H.M.,S.Sos., M.Si. Penelitian Kualitatif:
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana, Cet. ke 9, Februari 2017.
Campbell, Linda, et.al.,. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligences, terj. Tim Intuisi Depok: Intuisi Press,
2006.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. “Dampak COVID-19 terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar.” Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, Vol. I No. I (2019). Diakses 8 Juli 2020,
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index.
Dwi R, Mutiara. Belajar Tidak Harus di Sekolah Formal. Tabloid Mom
& Kiddie, edisi14,tahun 1, 12-25 Maret 2007, h.14.
110
Emzir. Metodelogi Penelitian Kualitatif: Analisis Data.
Jakarta:RajaGrafindo.2011
Grifith, Mary. Sekolah Di Rumah: Memanfaatkan Seluruh Dunia
Sebagai Ruang Kelas. Bandung: Penerbit Nuansa, p:17,
2005.
Gulo, W. Metodelogi Penelitian. Jakarta; PT Gramedia, 2002
Gunawan, Suranti, NMY & Fathoroni (2020). “ „Variations of Models
and Learning Platforms for Prospective Teachers During the COVID-
19 Pandemic Period. Indonesian Journal of Teacher Education.‟” 1 (2),
61-70 https://journal.publication-
center.com/index.php/ijte/article/view/95/48
Herliandry, Luh Devi, dkk. “Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-
19.” Journal.unj.ac.id. Vol. 22 No. 1 (2020).
Heryadi, Rosalina Dewi .Homeschooling Sebagai Sekolah Alternatif
Ramah Anak., Research and Divelopment Journal of
Education,Vol. 3 No. 2 April 2017.
Hunger, David, J &Wheelen, L. Thomas, Manajemen Strategis,
Yogyakarta: ANDI, 2003.
Kemdikbud. Panduan Pembelajaran di Era Kenormalan Baru dari
Tim GTK. Kemdikbud. 2020.
Kemdikbud. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Guru selama
Sekolah Tutup dan Pandemi COVID-19 dengan Semangat
Merdeka Belajar. Dirjen GTK Kemendikbud Tahun 2020.
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2020. Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disearse-19
(COVID-19).
Keputusan SKB 4 Menteri. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19.
Khori, Ahmad, “Manajemen Strategik dan Mutu Pendidikan Islam”,
Manageria Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume I,
Nomor I, Mei 2016.
111
Kurniasih, Imas Homeschooling Bersekolah di Rumah Kenapa
Tidak.Yogyakarta:Cakrawala, 2009.
Malik, Setiawan Abdul. “The Jorney To Normal” Panduan Adaptasi
Kebiasaan Baru Pada Masa Pandemi Covid-19. UIN Maliki
Press. 2020.
Mandari, Syafinuddin al Mandari. Rumahku Sekolahku. Jakarta
Pustaka Zahra,2004.
Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
REmaja Rosdakarya.2010.
Pamungkas, Dyan Eka dan Sukarman Sukarman. “Transformasi
Dunia Pendidikan Di Sekolah Dasar Dalam Masa Pandemi
Covid-19.” Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian
Pendidikan dan Hasil Penelitian. 2020
Pascasarjana UIN Mataram. Pedoman Penulisan Artikel,
Makalah,Proposal, Tesis, dan Disertasi. Universitas Negeri
Mataram: Tahun akademik 2019/2020.
Permendikbud Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Penilaian oleh Guru
dan Satuan Pendidikan.
Persekjen Kemdikbud. Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah dalam Masa Darurat COVID-19. Nomor 15. 2020.
Purnamasari, Iin,dkk. “Homeschooling Dalam Masyarakat: Studi
Etnografi Pendidikan.” Journal Pembangunan Manusia,
diakses Tanggal 8 Juli 2020, https://jornal. Uny.ac.id. Vol. 5
No. 1, 14-319 (2017).
Purwanto, A. Pramono R., dkk. “Studi Eksploratif Dampak Pandemi
COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di
Sekolah Dasar.” Journal of Education, Psyscholgy and
Counseling, 2 (1), 1-12. 2020
Putra, N. “Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan”. 2013. Rajwali
Pers.
Raco, J.R. Metodelogi Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakter, dan
Keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.2010
Rasheed, Brilly El-, “Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Islam
(Sebuah Kajian Ringan). Copy Right @ 2011
112
Sari, P. “Memotivasi Belajar dengan Menggunakan Metode E-
Learning.” Jurnal Ummul Quro, 6 (2), 20-35.
http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qura/issue/view/531
. 2015
Sugiarti, Diyah Yuli. Mengenal Homeschooling Sebagai Pendidikan
Alternatif. Article, Edukasi, Vol. 1 No. 2, September 2009,
13-22.
Surat Edaran Mendikbud. Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat tenyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Nomor 4. 2020.
Suyanto, Prof. Ph.D. “ „Pygmalion Effect‟ pada Pendidikan dan
COVID-19”. Gagasan ilmiah populer, 6 April 2020. Akses
Tanggal 8 April 2020, https://suyanto.id/pygmalion-effect-
pada-pendidikan-dan-covid-19/
Syafruddin, Prof. Dr. M.Pd., “Manajemen Organisasi Pendidikan-
Perspektif Sains dan Islam. Perdana Publishing. Cetakan
Pertama: Desember 2015
Tim FKIK UIN Maliki Malang. “The Journey to Normal”. Panduan
Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Masa Pandemi Covid-19.
UIN Maliki Press. 2019.
Vibriyanthi, Ricca dan Puji Yanti Fauziah, “Implementasi Pendidikan
Karakter di Homeschooling Kak Seto Yogyakarta.” Jurnal
Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) 1 (1), 75-85,
2014.
Verawardina, U. dkk. “ Reviewing Online Learning Facing the Covid-
19 Outbreak”. 12(3), 385-392. 2020.
Yoga, Tjandra Aditama. “COVID-19 dalam Tulisan Prof. Tjandra.”
Lembaga Penerbit Balitbangkes. 2020.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
a. Nama : Nirwana Puspasari, S.Pd.
b. Tempat/Tanggal Lahir : Selong, 06 Januari 1979
c. Alamat Rumah : Jl. Pejanggik Gang Mekar Sari Kelurahan
Rakam, Kec. Selong
d. Nama Ayah : H. Sabar Mukhtar (almarhum)
e. Nama Ibu : Hj. Sahrun
f. Nama Suami : Dr. H. Salimul Jihad, Lc. M.Ag.
g. Nama Anak : 1. Athia Awwalia Salim
2. Kayisa Rahmania Salim
3. Hammad Wafiq Salim
4. Ahmad Roby’ Salmani
B. Riwayat Pendidikan
a. SD : SDN Leming Tahun lulus 1990
b. SMP : SMPN 1 Selong Tahun lulus 1993
c. SMA : SMAN 1 Selong Tahun lulus 1996
d. PT : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah
FKIP Universitas Mataram Tahun lulus 2000
C. Riwayat Pekerjaan
a. 2000 - 2001: Guru Kontrak dan Dosen Tidak Tetap Pada STKIP
Hamzanwadi Selong
b. 2002 – 2013 : Teknisi Pada LPMP NTB
c. 2013 – 2016 : Tenaga Pendidik/Tenaga Pendidikan di SMPN 4 Selong
dan SMPN 2 Selong
d. 2016 – 2017 : Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Dikdas Dinas
Dikpora Lotim
e. 2017 – 2021 : Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang
Pembinaan SMP Dinas Dikbud Lotim
f. 2021 – Sekarang : Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang
Pembinaaan SD Dinas Dikbud Lotim
D. Pengalaman Berorganisasi
Sekretaris Dharma Wanita Dinas Dikbud (2019-sekarang)
E. Karya Ilmiah
Skripsi dengan judul: “Medan Makna Aktivitas Tangan dalam Bahasa Sasak
Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 2 Sakra ”.
Mataram, Tanggal Juni 2021
Nirwana Puspasari
Daftar Informan
1. Nama : Hj. Nurul Huda, S.Pd.,M.Pd.
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Kepala SDN 3 Selong
Alamat : Kampung Jawa Selong
2. Nama : Husnul Fajri, S.Pd.
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Guru SDN 3 Selong
Alamat : Majidi
3. Nama : Sukma Ridhowati, S.Pd.
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : ASN/orang tua siswa
Alamat : Kembang Sari Selong
4. Nama : Fathiya Muvida Izzati
Umur : 12 tahun
Pekerjaan : Siswa Kelas VI
Alamat : Kembang Sari Selong
5. Nama : Atika Mahira Aziza
Umur : 9 tahun
Pekerjaan : siswa kelas III
Alamat : Kembang Sari Selong
6. Nama : Rahaenatul Jannah
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : ASN/wali murid
Alamat : Kampung Beremis Selong
7. Nama : Ahmad Faizar, S.Pd.
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Kepala SDIT Nurul Fikri
Alamat : Suralaga
8. Nama : Endang Rachmawti, S.Pd.
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Guru SDIT Nurul Fikri
Alamat : Selong
9. Nama :
Umur :
Pekerjaan : Guru SDIT Nurul Fikri Selong
Alamat : Kelayu
10. Nama :
Umur :
Pekerjaan : Guru SMA
Alamat : Anjani
11. Nama :
Umur : 10 tahun
Pekerjaan : siswa kelas V
Alamat : Anjani
12. Nama : Indah Agustianingrum, SKM
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Rakam
13. Nama : Radja Syafiq Athaya
Umur : 8 tahun
Pekerjaan : siswa kelas III
Alamat : Rakam
14. Nama : Risqi Arilia Algae, S.Pd.
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Kepala SDU HAMZANWADI
Alamat : Pancor
15. Nama : Nining
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Guru SDU
Alamat : Geres Labuhan Haji
16. Nama : Sofya, S.Pd.
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Guru SDU
Alamat : Lombok Tengah
17. Nama : Alif
Umur : 8 tahun
Pekerjaan : siswa kelas II
Alamat : Rakam
18. Nama : Aqila
Umur : 8 tahun
Pekerjaan : siswa kelas II
Alamat : Suralaga
19. Nama : Sri Supiyati
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Pengajar/wali murid
Alamat : Rakam
20. Nama : Sambada
Umur : 8 tahun
Pekerjaan : siswa kelas II
Alamat : Rakam