1 MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI COVID - 19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Oleh: NIRWANA PUSPASARI NIM 190 403 023 Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister dalam Manajemen Pendidikan Islam PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI
COVID - 19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh:
NIRWANA PUSPASARI
NIM 190 403 023
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar
Magister
dalam Manajemen Pendidikan Islam
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
2
i
MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI
COVID - 19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Pembimbing:
Prof. Dr. H. ADI FADLI, M.Ag./PEMBIMBING 1
Dr. AHYAR, M.Pd./PEMBIMBING II
Oleh:
NIRWANA PUSPASARI
NIM 190 403 023
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
tempat paling aman dan nyaman untuk belajar bagi siswa. Pada masa
inilah, terbangun sinergi antara orang tua dan guru, sehingga
pembelajaran bermakna bisa tercapai.
4. Homeschooling dalam Masyarakat: Studi Etnografi Pendidikan oleh
Iin Purnamasari, dkk.8 Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: (a)
homeschooling sebagai alternatif pada sebagian masyarakat, (b)
peranan keluarga dalam pelaksanaan pendidikan homeschooling, (c)
mengeksplorasi aspek-aspek kultur dalam pendidikan homeschooling,
(e) menganalisis tantangan , harapan, dan pengembangan pendidikan
homeschooling. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan etnografi yang berusaha mendapatkan informasi selengkap
mungkin untuk mengkaji dan menganalisis homeschooling dalam
masyarakat, sebagai salah satu alternatif pendidikan, dalam situasi
yang ilmiah. Subjek penelitian ini adalah dua home schooling tunggal,
dua homeschooling majemuk, dan dua homeschooling komunitas.
Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipan, analisis
dokumen, wawancara mendalam, dan Focus Group Discussion (FGD).
Penelitian etnografi dilaksanakan dengan mengikuti tahapan dan
proses penelitian kualitatif yang bersifat induktif, yang terdiri dari
tahapan alur penelitian maju bertahap (the Developmental Research
Sequence/DRS). Penelitian menemukan lima hal pokok yaitu: a)
pilihan terhadap homeschooling sebagai pendidikan alternatif dengan 8 Purnamasari, Iin, dkk, “Homeschooling dalam Masyarakat: Studi Etnografi Pendidikan”.
Pembangunan Manusia 5 (2017):319, Diakses 8 Juli 2020, https://journal.uny.ac.id,
17
model praktek tunggal, majemuk dan komunitas memiliki alasan,
motivasi, metode, dan pendekatan serta pengembangan minat dan
bakat anak serta upaya membangun masa depan anak, b) peran
keluarga pada homeschooling tunggal dominan, majemuk
diberdayakan, dan komunitas sebagai pendekatan, di mana masing-
masing terpengaruh oleh penamaan nilai-nilai dalam keluarga, c)
formula model pendidikan homeschooling berbasis kultur yang
meliputi penguatan keyakinan, toleransi, mandiri, kejujuran, tanggung
halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar tabel, dan
daftar isi.
2. Bagian isi
Dalam penelitian kualitatif, tesis disusun dengan sistematika sebagai
berikut.
a. Judul
b. Latar Belakang Masalah
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan dan Manfaat
e. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
f. Penelitian Terdahulu yang Relevan
g. Kerangka Teori
39
h. Metode Penelitian
i. Sistematika Pembahasan
j. Daftar Pustaka
3. Bagian Akhir
a. Kesimpulan
b. Saran
Lampiran
40
BAB II
REALITAS SISWA BELAJAR DARI RUMAH MASA PANDEMI COVID-
19 PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2020
Realitas Belajar Dari Rumah pada siswa Sekolah Dasar (SD) masa
pandemi COVID-19 di Kabupaten Lombok Timur jauh dari kata ideal.
Disparitas kompetensi guru dalam mengakses platform pembelajaran,
beragamnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya
belajar dari rumah terutama mata pelajaran yang membutuhkan
pemahaman seperti pelajaran matematika, serta kemampuan guru untuk
menyiapkan perangkat pembelajaran online sangat rendah merupakan
faktor utama penyebabnya. Ditambah lagi dengan jumlah SD yang sangat
besar serta jumlah penduduk paling padat bila dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten lain di Nusa Tenggara Barat memperparah keadaan
ini. Kolaborasi yang baik antara pemerintah, sekolah, dan stakeholder
lainnya niscaya dilakukan. Hal ini untuk meminimalisasi kekurangan dan
ketimpangan sumber daya pendidikan yang ada di wilayah ini.
Dalam rentang waktu Tanggal 16 Maret sampai dengan 15 November
2020, pelaksanaan Belajar Dari Rumah pada siswa SD sangat beragam.
Pelaksanaan siswa Belajar Dari Rumah diawali dengan masukknya
COVID-19 ke wilayah Nusa Tenggara Barat dengan terpaparnya oleh
COVID-19 salah satu pembina Pondok Pesantren yang ada di wilayah
41
Aikmel Lombok Timur. Hal ini menjadi titik awal endemik COVID-19 di
daerah ini disusul dengan pasien-pasien lain yang sebagian besar adalah
cluster jamaah tabliqh yang menghadiri tabliqh akbar di Goa Sulawesi
Selatan. Untuk mencegah masyarakat yang terpapar tidak semakin meluas,
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) beserta jajarannya
melakukan rapat terbatas pada tanggal 15 Maret 2020. Hal ini dalam
rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan dampaknya di NTB.
Sehingga bupati/walikota diminta menetapkan Siaga Status Darurat
Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) selama 169
hari sejak 16 Maret 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020. Berdasarkan
arahan di atas, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur melalui
pesan elektronik melalui What App (WA) tertanggal 15 Maret 2020. Pesan
ini dikirim langsung oleh kepala dinas kepada WAG kepada Kelompok
Kerja Kepala Sekolah Dasar dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
Menengah Pertama dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Dikbud
kecamatan. Pesan eletronik ini diperkuat dengan Surat Edaran Kepala
Dinas tertanggal 16 Maret 2020 yang isinya semua sekolah yang ada di
bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok
Timur ditutup sementara sejak dikeluarkan Surat Edaran ini sampai
dengan Tanggal 26 Maret 2020. Karena pesan yang terkirim waktunya
sangat mepet dengan jadwal masuk sekolah hari Senin Tanggal 16 Maret
2020, sehingga banyak sekolah yang tidak menerima pesan ini. Kalaupun
42
sekolah itu menerima informasi, tapi sekolah tidak bisa menginformasikan
kepada orangtua siswa bahwa untuk sementara sekolah ditutup, sehingga
pada hari Senin, Tanggal 16 Maret 2020, para siswa dibiarkan masuk
sekolah untuk menerima informasi dari kepala sekolah. Setelah
memberikan informasi, para siswa diperbolehkan untuk pulang dengan
pesan tetap berdiam diri di rumah.
Agar komunikasi antara sekolah dengan rumah tidak terputus,
maka pada hari itu juga para guru dengan dikomandoi oleh kepala sekolah
meminta nomor telepon/WA orangtua/wali kepada siswa. Selain bertujuan
untuk dapat memberikan informasi secara cepat kepada wali murid, juga
sebagai langkah sekolah untuk membangun komunikasi dengan orangtua
siswa terkait keadaan anak di rumah serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi anak dan orangtua selama Belajar Dari Rumah.
Terkait tiga Sekolah Dasar yang menjadi sampel dalam penelitian
ini dapat peneliti paparkan dalam tulisan ini.
A. Realitas BDR di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Selong
Berdasarkan data yang peneliti temukan di lapangan dapat diuraikan
sebagai berikut.
Tanggal 14 Maret 2020 Kepala Sekolah menerima pesan dari Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur melalui aplikasi
WAG Kepala SD. Mendapatkan informasi itu, Kepala Sekolah
langsung menindaklanjuti dengan menginformasikan kepada seluruh
guru kelas agar meneruskan informasi ini kepada para wali murid.
43
Yang menjadi catatan dari kepala sekolah, semua guru harus masuk
sekolah pada tanggal 16 Maret 2020. Hal ini menjadi kesempatan bagi
Kepala Sekolah untuk mengumpulkan dan menggelar rapat di ruang
guru untuk mendapatkan masukan dari para guru langkah-langkah
yang tepat agar siswa dapat tetap belajar walaupun sekolah sementara
ditutup.
Dari hasil rapat itu diputuskan bahwa selama sekolah ditutup, para
siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui
WAG yang sudah dimiliki sebelumnya oleh para guru kelas.
Kemudian siswa mengirim jawaban melalui WAG itu juga. Tugas
yang diberikan beragam, guru menugaskan siswa tema tertentu sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sedang diajarkan. Lalu ada juga
guru pada mata pelajaran tertentu memberikan tugas untuk dibaca.
Prinsip pembelajaran bagaimana agar siswa bisa belajar serta tetap
berdiam diri di rumah sesuai anjuran pemerintah. Kegiatan ini
berlangsung kurang lebih dua pekan sambil menunggu kebijakan dari
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan ini berlaku untuk semua tingkatan kelas dari kelas I sampai
dengan kelas VI.
Anjuran untuk berdiam diri di rumah termasuk Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang notebene guru di dalamnya, diperkuat oleh keluarnya
44
aturan Bupati Lombok Timur.29
Hal ini untuk mengurangi kegelisahan
dari para ASN dan warga sekolah terkait penyebaran COVID-19 dan
siapa yang terpapar COVID-19 ini. Melihat situasi yang tidak
menentu dan diperparah oleh informasi di media sosial khususnya di
lingkungan Dinas Dikbud Kabaupaten Lombok Timur yang
berhubungan langsung dengan sekolah, Kepala Dinas Dikbud
Kabupaten Lombok Timur mengeluarkan edaran Tanggal 24 Maret
2020 yang isinya arahan bahwa semua jajaran ASN di lingkungan
Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur dilarang menyebarkan
informasi terkait penyebaran COVID-19 serta siapa saja yang
terpapar. Karena tugas itu merupakan wewenang dari Tim Satgas
COVID-19.
Dalam situasi yang tidak kondusif ini, terbitlah Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2020. Edaran
ini mengatur antara lain: 1) Ujian Nasional yang sedianya akan
dilaksanakan pada awal bulan April 2020, dibatalkan; 2) bukti belajar
atau produk belajar di rumah diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif tanpa memberikan skor tinggi, yang penting pembelajaran
yang dilakukan bermakna; 3) Ujian Sekolah (US) dapat dilakukan
dalam bentuk potrofolio, nilai raport dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak
jauh lainnya. Surat Edaran Kemendikbud ini diturunkan oleh Kepala
29
Nomor 060/33/ORG/2020 Tanggal 23 Maret 2020
45
Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur Nomor
800/956/Dikbud.I/2020 Tanggal 27 Maret 2020. Adapun isi Surat
Edaran Kepala Dinas hampir sama dengan Surat Edaran
Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 di atas. Yang berbeda adalah,
Kepala Dinas mempertegas terkait masa Kegiatan Belajar Mandiri di
Rumah diperpanjang sejak Tanggal 30 Maret sampai dengan 13 April
2020. Menyikapi aktivitas pembelajaran di rumah diperpanjang
sampai dengan tanggal 13 April 2020, kepala sekolah meminta salah
satu guru yang mampu mengoperasikan komputer untuk melatih
rekan-rekan guru dalam menggunakan aplikasi pembelajaran. Aplikasi
pembelajaran yang dipilih adalah Google Class Room (GCR).Pada
waktu yang bersamaan juga, Tim Information Technology (IT)
sekolah, membuat video yang berisi kerinduan kepala sekolah dan
para guru untuk bertemu siswa dan belajar bersama seperti pada
situasi normal sebelum pandemi COVID-19. 30
Video ini cukup
membuat siswa semangat belajar di rumah dan memotivasi para orang
tua siswa karena dalam situasi tersebut menggantikan tugas para guru
mendampingi anak belajar. Sebagai Langkah nyata sekolah untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada siswa, para guru dibagikan
kartu perdana internet sebagai media belajar onlineserta memfasilitasi
para guru untuk mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi
pembelajaran yang didampingi langsung oleh Tim IT sekolah. Pada
30
#semua_karena _korona# tepu_tepu_leq_bale. 9 April 2020
46
langkah awal, guru kelas pada semua tingkatan kelas dilatih
menggunakan aplikasi GCR dalam pembelajaran. Setelah guru dilatih,
informasi ini disampaikan kepada wali siswa melalui WAG. Pada awal
pelaksanaannya, kegiatan ini cukup menyita perhatian wali murid.
Karena rata-rata pengetahuan wali murid tentang aplikasi ini sangat
kurang. Sehingga para wali murid kelas tinggi tetap membutuhkan
WAG untuk menginformasikan tugas yang diberikan kepada siswa
melalui GCR serta cara mengirimkannya. Sedangkan siswa dan wali
murid yang kesulitan mengirim tugas melalui GCR diperbolehkan
mengirim melalui nomor WA wali kelas.
Pembelajaran melalui GCR ini tidak berlangsung lama, karena
guru dan wali murid mengeluhkan pulsa yang dibutuhkan dalam
menjalankan aplikasi ini lumayan besar serta para wali murid rata-rata
mengeluhkan penggunaan aplikasi ini karena dianggap rumit. Kedua
faktor penghambat ini menyebabkan aplikasi pembelajaran melalui
GCR tidak bertahan lama dan hanya berjalan kurang lebih dua pekan.
Sehingga sekolah kembali ke WAG sesuai dengan permintaan wali
murid.
Selain pembelajaran melalui WAG, sekolah mengintensifkan buku
tema yang dibagikan kepada siswa serta hand out yang disusun oleh
guru yang dibagikan kepada guru dalam bentuk fotokopi cetak. Buku
tema yang diajarkan pada semester itu sebagai bahan siswa belajar dan
mengerjakan tugas-tugas latihan sesuai KD yang terdapat dalam
47
semester itu. Sebagai bentuk kontrol guru, tagihan-tagihan siswa yang
terdapat dalam buku tema disampaikan kepada wali murid melalui
WAG serta kewajiban orang tua/wali untuk mengumpulkan tugas itu
kepada wali kelas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yaitu
pada setiap hari Sabtu. Sedangkan siswa siswa yang tidak memenuhi
kewajibannya mengumpulkan tugas, langsung didatangi oleh guru
kelas/guru mata pelajaran ke rumah masing-masing peserta didik.
Selain untuk mengambil tugas siswa, juga untuk mengetahui
hambatan yang dihadapi siswa dan wali murid dalam BDR. Dari hasil
kunjungan itu, diketahui bahwa di antara penyebab siswa tidak
memenuhi tugas sesuai target adalah karena wali murid kebanyakan
bekerja sampai malam dan telepon genggam sebagai media
penghubung dibawa oleh orang tua.
Kegiatan BDR terus berlangsung sampai dengan dikeluarkan
edaran Kepala Dinas tentang perpanjangan Masa Belajar di Rumah
yaitu dari Tanggal 13 sampai dengan 25 April 2020. Lalu masa
kegiatan belajar dari rumah diperpanjang lagi dari tanggal 27 April
sampai dengan 19 Juni 2020. Pada edaran ini, Kepala Dinas juga
mengatur sistem penilaian Ujian Sekolah (US) dan kenaikan kelas.
Pada SDN 3 Selong, US dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)
dilaksanakan secara serentak dengan sekolah dasar lain sesuai waktu
yang tercantum pada kalender pendidikan pada rentang waktu bulan
Juni 2020 .
48
Adapun bentuk Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk kelas 1
sampai dengan kelas 5 dan Ujian Sekolah (US) untuk kelas 6 adalah
soal disusun dan digandakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Lombok Timur. Kemudian cara pendistribusiannya adalah
pada hari pertama dimulainya PAT dan US, para siswa dibagikan soal
semua mata pelajaran yang diujikan. Lalu siswa diberi waktu tiga hari
untuk mengerjakannya di rumah dihitung sejak hari dibagikan sampai
dengan dua hari ke depan. Lalu soal-soal yang sudah dijawab oleh
siswa diantarkan oleh wali murid kepada wali kelas masing-masing
kelas untuk diolah. Sampai dengan penyampaian laporan hasil belajar
siswa kepada wali murid yang dilanjutkan dengan libur kenaikan
kelas.
Memasuki tahun ajaran baru 2020-2021, peserta didik baru kelas 1
akan memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Karena sedang pandemi, kegiatan MPLS dilaksanakan secara virtual
yang dimulai pada tanggal 13 sampai dengan 15 Juli 2020. Pada hari
pertama diawali dengan pengenalan lingkungan sekolah yang meliputi
pengenalan sarana pembelajaran yang ada di sekolah seperti ruang
kelas, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Kemudian hari kedua
dilanjutkan dengan pengenalan program ekstakurikuler sekolah, serta
pada hari ketiga pengenalan protokol kesehatan sekolah pecegahan
penyebaran COVID-19 yang dilaksanakan dalam jaringan melalui
49
video yang diunggah ke youtube sekolah31
. Pengenalan protokol
kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 diperagakan oleh salah
seorang guru kelas III32
. Kegiatan hari ketiga ini diunduh di chanel
youtube sekolah.33
Memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia Tanggal 17
Agustus 1945 yang ke 75, sekolah menyelenggarakan lomba baca
puisi yang bertemakan perjuangan. Lomba ini diikuti oleh semua
tingkatan kelas dari kelas atas sampai kelas bawah. Siswa yang
mendapatkan juara, videonya diunggah di chanel youtube sekolah.34
Hal ini sebagai bentuk penghargaan sekolah kepada siswa yang tetap
semangat belajar walaupun pada masa pandemi.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari realitas BDR di SDN
3 Selong ditemukan ragam model pembelajaran yaitu: 1) BDR
menggunakan WAG sebanyak 100% dengan sumber belajar dari buku
tema serta handout yang sudah disiapkan oleh guru; 2) pengumpulan
tugas setiap pekan sebanyak 100% siswa dari kelas I sampai dengan
kelas VI; 3) penggunaan video-video pembelajaran 100% utntuk kelas
I sampai dengan kelas III; 4) penggunaan Google Class Rooms 100%
untuk kelas IV sampai dengan kelas VI. Dari keempat ragam model
yang digunakan dalam BDR, guru juga menggunakan metode home
31
SDN 3 SELONG OFFICIAL 32
Nita Sugawa, posting Youtube, 19 Juli 2020 ( WITA), diakses 21 Agustus 2020, SDN 3 SELONG OFFICIAL 33
#stay_at_home. Tanggal 19 Juli 2020 34
https://www.youtube.com/channel/UCP7E.... Tanggal 21 Agustus 2020.
50
visit ke rumah siswa untuk menagih tugas yang tidak dikumpulkan
sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Prosentase siswa yang
mengikuti kegiatan ini adalah 2 sampai dengan 5 orang perkelas
dengan jumlah siswa tiap rombongan belajar 28 atau rata-rata 7,14-
17,8 %; 5) soal-soal PTS, PAS, dan PAT untuk semua mata pelajaran
dari kelas I sampai dengan kelas VI dikerjakan di rumah dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diambil pada hari Senin pagi dan
dikumpulkan dua hari kemudian yaitu pada hari Rabu; dan 6)
mengajarkan pendidikan karakter dengan mengadakan lomba
membaca puisi bertemakan “perjuangan” dengan peserta siswa kelas
IV sampai dengan kelas VI. Bagi siswa yang masuk ke babak final,
puisinya direkam dan dimasukkan ke chanel youtube sekolah oleh
Tim IT sekolah.
B. Realitas BDR di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri
Selong
Sama halnya dengan SDN 3 Selong, realitas siswa belajar dari rumah
pada SDIT Nurul Fikri Selong cukup beragam. Sekolah Dasar swasta
terbesar di Lombok Timur dari sisi jumlah siswa yaitu 582 siswa.35
Dengan jumlah siswa yang sangat besar, sekolah ini mempunyai
tantangan tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah.
Dimulai dari surat yang disampaikan oleh Kepala SDIT Nurul Fikri
35
Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Pusat Data dan Informasi Kemendikbud RI per Tanggal 25 Januari 2021.
51
Selong kepada orangtua/wali murid tertanggal 16 Maret 2020. Surat
itu isinya adalah 1) meliburkan seluruh proses dan kegiatan
pembelajaran di lingkungan sekolah dari tanggal 16 sampai dengan 28
Maret 2020. Hal ini berdasarkan informasi elektronik melalui pesan
WA serta Surat Edaran yang dibuat oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.36
Berdasarkan Surat
di atas, Kepala SDIT Nurul Fikri membuat surat pemberitahuan yang
disampaikan kepada wali murid terkait meliburkan pembelajaran di
sekolah dan dialihkan di rumah mulai tanggal 16 sampai dengan 28
Maret 202037
. Adapun poin penting yang disampaikan Kepala SDIT
Nurul Fikri terkait proses pembelajaran selama libur pada Surat
Pemberitahuan itu adalah: 1) kegiatan pembelajaran akan
dilaksanakan dalam moda daring online di bawah tanggung jawab
deputi kurikulum bersama dengan wali kelas dan ustadz/ustadzah
melalui WAG; dan 2) kegiatan hafalan, setoran Qur‟an dan penugasan
materi pelajaran dikoordinasikan melalui grup terbatas yang dibuat
dan/atau WAG yang sudah ada. Pada surat pemberitahuan itu juga
disampaikan harapan sekolah bahwa selama libur/kegiatan belajar di
rumah diharapkan kerjasama orangtua/wali untuk mengizinkan dan
mendampingi anak melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
menggunakan fasilitas IT yang ada, baik gawai maupun perangkat
36
SE Nomor 44111502.UM/Dikbud tentang Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Dinas Dikbud Provinsi NTB. 37
Surat Nomor 421.2/034/SDIT_NUFI/III/2020
52
laptop yang bisa mengakses WA pada pukul 19.00-21.30 wita. Serta
meminta izin orangtua untuk membuat beberapa WAG untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang
akan dilakukan oleh wali kelas, guru al-Qur‟an dan/atau mapel lainnya
pada masing-masing jenjang. Pada surat pembeitahuan itu juga Kepala
Sekolah tidak lupa untuk bersama-sama berkomitmen menjaga
keselamatan diri dan keluarga dengan mengedukasi anak-anak tata
cara menghadapi COVID-19, berupaya menghindari kegiatan-
kegiatan berkumpul, ke tempat makan umum, pusat keramaian (mall)
serta penguatan semangat beribadah, menjaga wudhu, ibadah sunah,
dan tilawah untuk memperkuat imunitas ruhiyah bersama.
Harapan dari Kepala SDIT ini menjadi harapan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur dengan
menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Siswa Belajar di Rumah.38
SE
ini diantaranya berisi implementasi siswa belajar di rumah dengan
sistem daring/online dengan memanfaatkan platform-platform
pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbud maupun dalam
bentuk luring/offline. Selain itu secara intensif guru melakukan
penilaian atas tugas-tugas yang diberikan kepada siswa baik dalam
bentuk harian, per pekan, per dua pekan sesuai kebutuhan dengan
memanfaatkan WAG yang dibuat oleh wali kelas maupun guru mata
pelajaran.
38
SE Nomor 421.1/689/Dikbud.III/2020 Tanggal 9 April 2020
53
Adapun kegiatan pembelajaran sejak siswa diliburkan/belajar di
rumah adalah terpusat pada buku tema dengan informasi tambahan
melalui WAG. Proses Belajar Mandiri di rumah diperkuat dengan
Surat Edaran Bupati Lombok Timur.39
SE ini ditujukan kepada Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur yang isinya antara
lain mengatur proses Belajar Mandiri di Rumah dengan
memperpanjang kegiatan tersebut dari Tanggal 30 Maret sampai
dengan 13 April 2020. Tidak hanya pembelajaran saja yang diatur
oleh pemerintah yang diturunkan kepada satuan pendidikan. Pada
Tanggal 30 Maret 2020 terbit SE Bupati Lombok Timur yang isinya
Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara di Lingkup
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam rangka upaya
Pencegahan Penyebaran COVID-19 dengan memperpanjang masa
pelaksanaan kedinasan bekerja dari rumah/tempat tinggal (work from
home) diperpanjang sampai dengan tanggal 21 April 2020. Kebijakan
pemerintah ini berdampak langsung kepada pelaksanaan pembelajaran
di rumah. Karena orang tua siswa yang berprofesi sebagai ASN bisa
lebih intens mendampingi anak-anaknya belajar di rumah di samping
itu juga bisa mengerjakan tugas-tugas kantor dengan memanfaatkan
teknologi yang ada.
Kegiatan belajar di rumah terus diperpanjang oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Lombok Timur setiap 14 (empat belas hari ) kerja.
39
SE Bupati Lombok Timur Nomor: 800/959/Dikbud/2020 Tanggal 26 Maret 2020.
54
Bertepatan dengan masuknya bulan suci Ramadhan, SDIT Nurul Fikri
mengeluarkan informasi tertanggal 22 April 2020 dengan tema
“Ramadhan Ceria, Ramadhan Bermakna”. Isinya adalah sekolah
membuat format Mutaba‟ah-menyimak bacaan al-Qur‟an yang akan
diisi oleh siswa mulai awal Ramadhan sampai dengan akhir
Ramadhan yang kemudian ditandatangani oleh orangtua setelah
format itu terisi selama satu bulan penuh. Kegiatan ini menggantikan
pembelajaran online pada dua pekan pertama bulan Ramadhan.
Setelah itu, pembelajaran online dilanjutkan sampai libur akhir
Ramadhan dan Idul Fitri. Sedangkan pembelajaran al-Qur‟an selama
Ramadhan tetap berjalan dengan jadwal sebagai berikut yaitu hari
Senin dan Selasa: Tilawah, hari Rabu: Muraja‟ah, hari Kamis:
Menambah hafalan, dan hari Jumat sampai Ahad: memperbanyak
tilawah dan muroja‟ah/mengulang hafalan. Yang tidak kalah
pentingnya kegiatan selama bulan Ramadhan adalah program al-
Qur‟an Super Camp #dirumahsaja dengan peserta kelas 4 dan kelas 5.
Pelaksanaan program diatur sebagai berikut: Tanggal 23-25 April
2020, penyampaian materi secara online dengan menggunakan
aplikasi zoom, dan tanggal 27 April sampai dengan 5 Mei 2020,
Tasmi‟ offline “door to door” ke rumah masing-masing siswa.
Setelah libur Idul Fitri, sekolah melakukan Penilaian Akhir Tahun
(PAT). Tata cara pelaksanaan dan jadwal PAT bagi siswa kelas I
sampai dengan kelas V SD serta Ujian Sekolah (US) diatur dalam
55
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Lombok Timur.40
Pelaksanaan PAT dilaksanakan secara online
dengan memanfaatkan google form maupun secara manual dengan
siswa menjawab soal-soal PAT di rumah yang diberikan oleh guru
kelas masing-masing. Teknis pelaksanaannya, siswa diberi waktu 5
(lima) hari untuk menjawab soal PAT kemudian pada hari ke enam,
wali murid mengumpulkan soal dan jawaban siswa kepada wali kelas
masing-masing. Untuk menghindari kerumunan, sekolah memberi
rentang waktu pengembaliannya dan wali kelas masing-masing
menunggu di halaman sekolah dengan meja dan kursi yang sudah
disiapkan. Kemudian pada mata pelajaran tertentu seperti Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP), siswa menjawab soal secara
online melalui google form.41
Setelah pengolahan nilai PAT maupun US selesai, sekolah
menyampaikan laporan kilat kelulusan kelas VI kepada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya
para siswa menikmati libur kenaikan kelas dan sekolah disibukkan
oleh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun ajaran 2020/2021.
Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, pembelajaran dari rumah
tetap dilaksanakan.42
Selain disibukkan oleh PPDB, sekolah
disibukkan dengan pengentrian nomor gawai siswa untuk
40
SE Nomor 800/972/Dikbud.I/2020 Hal Perpanjangan Masa Belajar di Rumah 41
Bit.ly/JAWAB_5PAIBP 42
SE Kadis Dikbud Nomor 800/940.1/DIKBUD.I/2020 Tanggal 14 Juli 2020
56
mendapatkan subsidi kuota internet dari pemerintah yang akan
digunakan untuk pembelajaran daring. Di SDIT sendiri, orang tua
diminta mengirimkan nomor gawai orang tua yang akan didaftarkan
pada laman DAPODIK. Tapi sampai dengan saat ini, siswa yang
mendapatkan kuota internet gratis tidak merata, karena terbatasnya
kuota yang diberikan oleh pemerintah atau sebab lain yang tidak
dijelaskan dalam sistem DAPODIK.
Untuk mengisi kekosongan dan menunggu kebijakan pembelajaran
pada tahun ajaran baru, sekolah tetap menggunakan buku tema
sebagai sumber belajar siswa di rumah.43
Untuk mengakomodasi
keinginan siswa dan orang tua belajar tatap muka, sekolah membagi
siswa menjadi tiga kelompok pada masing-masing kelas44
. Karena
sekolah belum boleh dibuka untuk siswa, maka pembelajaran tatap
muka dilaksanakan di salah satu rumah siswa dengan jadwal satu kali
per pekan untuk tiap-tiap kelompok.45
Kegiatan belajar kelompok
pada semua tingkatan kelas ini dimulai pada pekan kedua bulan
Oktober 2020. Setelah kegiatan berlangsung beberapa pekan, beberapa
orangtua siswa merasa khawatir mengijinkan anak belajar kelompok
karena trend orang yang terpapar COVID-19 bertambah naik. Selain
itu karena lokasi belajar kelompok berbeda-beda, tergantung wali
siswa yang sanggup ditempati untuk kegiatan itu, bahkan lokasi
43
4 Oktober 2020 44
5 Oktober 2020 45
Kegiatan belajar dimulai pukul 08.00-11.00 wita dan tetap menjalankan protokol kesehatan (memakai masker/face shield)
57
kegiatan belajar kelompok sering di luar kecamatan selong, seperti di
kecamatan Suralaga, Masbagik, Sakra dan Labuhan Haji. Menyikapi
realitas yang ada, sekolah mengakomodir kekhawatiran orangtua
siswa dengan memberikan daftar/ „chek list‟ kepada siswa dan
orangtua yang ingin tetap belajar di rumah, dengan konsekuensi tugas
tetap diberikan oleh guru melalui nomor pribadi. Dari rata-rata 28
jumlah siswa, sekitar 2-5 siswa yang memilih belajar di rumah tanpa
bergabung dengan kelompok belajar yang dibuat oleh sekolah. Bagi
siswa yang tetap memilih belajar di rumah, difasilitasi dengan
pengiriman tugas melalui Google Class Room dengan tetap
menggunakan media WA untuk mengonfirmasikan tugas kepada
siswa. Kegitan belajar kelompok ini terus berjalan sampai dengan
dibukanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.46
Dari data yang peneliti temukan di lapangan tentang realitas BDR di
SDIT Nurul Fikri ditemukan ragam model pembelajaran sebagai
berikut: 1) BDR menggunakan WAG 100% dari kelas I sampai
dengan kelas VI; 2) home visit/belajar tatap muka secara berkelompok
di rumah siswa 92,86% karena 7,14 siswa tidak diijinkan oleh orang
tua; 3) kunjungan guru ke masing-masing siswa kelas IV sampai
dengan kelas VI untuk mendengarkan langsung/tasmi‟ hafalan al-
Qur‟an siswa dari juz 29 dan 30; 4) PTS, PAS, dan PAT pada mata
46
SE Bupati Lombok Timur Nomor 003/1449/DIKBUD/2020 tentang Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
58
pelajaran PAIBP untuk kelas IV sampai dengan kelas VII
menggunakan google form; 5) penggunaan google class rooms untuk
kelas IV sampai dengan kelas V; 6) pengerjaan PTS, PAS, dan PAT
100% di luar mata pelajaran PAIBP dan Penjaskes di rumah dan
dikumpulkan pada hari Sabtu atau enam hari terhitung sejak soal itu
diambil pada hari Senin; 7) penilaian Penjaskes menggunakan video
dari kelas I sampai dengan kelas VI; dan 8) mendorong siswa
memperbanyak membaca al-Qur‟an terutama pada bulan Ramadhan
dengan cara guru menyimak bacaan Qur‟an anak melalui zoom
meeting. Frekuensi kegiatan ini dua kali dalam satu pekan selama
bulan suci Ramadhan.
C. Realitas BDFR di Sekolah Dasar Unggulan HAMZANWADI (SDU
HAMZANWADI) Selong
Seperti kedua SD di atas, SDU Hamzanwadi menyikapi pembelajaran
dari rumah ini dengan cukup beragam. Karena sekolah ini tergolong
baru-kelas 1 dan 2, maka pelaksanaan pembelajaran dari rumah sangat
beragam. Hal itu dapat dipaparkan dari realitas pembelajaran dari
rumah berikut ini.
Dimulai dengan diturunkan Surat Edaran47
yang isinya antara lain:
1) setiap sekolah/madrasah/perguruan tinggi wajib menyediakan
fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan hand
47
Nomor 59/C.1/YPHPPDNW.84/III/2020 Tanggal 15 Maret 2020 Tentang Upaya Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan terhadap Penyebaran COVID-19 di Lingku ngan YPH PPD NW Pancor
59
sanitaizer di unit kerja masing-masing; 2) proses belajar di setiap unit
dilaksanakan di rumah dalam pendampingan orangtua dan tetap
dipantau oleh sekolah. Konsep pembelajaran tatap muka langsung
oleh guru/dosen akan diubah menjadi kegiatan belajar dengan konsep
pembelajaran jarak jauh; dan 3) Pembelajaran jarak jauh akan
dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret sampai dengan 28 Maret 2020 di
semua sekolah/madrasah/perguruan tinggi se- YPH PPD NW Pancor.
Dari beberapa poin di atas, SDU HAMZANWADI menyikapi SE
Yayasan tersebut, Kepala Sekolah menginformasikan kepada wali
murid melalui WAG yang sudah ada sebelumnya bahwa belajar
dialihkan di rumah atas pendampingan orang tua. Pada hari yang sama
juga, Kepala Sekolah menginformasikan kepada wali siswa bahwa
akses sekolah online Ruangguru Gratis telah dibuka48
serta para guru
juga menghimbau agar para siswa dan orangtua jangan keluar rumah
selama 14 (empat belas) hari untuk memotong rantai penularan
COVID-19. Selain itu, para guru secara berkala mengirimkan video
terkait pengetahuan mengenai COVID-19. Sementara sekolah
mempersiapkan model pembelajaran jarak jauh, para guru tetap
memonitor kegiatan siswa di rumah dengan mengarahkan sholat
dhuha dan tilawah al-Qur‟an. Agar lebih semangat, para siswa diminta
mengirim foto kegiatan selama bulan Ramadhan melalui grup WAG
yang dimiliki orangtua dan sekolah. Setelah melaksanakan rapat
48
Ruangguru.onelink.me/blPk/efe72b2e
60
dengan para guru, Kepala Sekolah mengeluarkan Surat Pemberitahuan
Belajar Jarak Jauh49
Surat tersebut berisi kegiatan belajar mengajar
jarak jauh yang dilaksanakan dari tanggal 16 sampai dengan 28 Maret
2020, jadwal pelajaran yang digunakan adalah jadawal pelajaran
sementara, satu jam pelajaran terhitung 20 menit, dan guru yang
bersangkutan bertanggung jawab atas Kegiatan Belajar Mengajar
sesuai jadwal pelajaran. Selama dua pekan ini, pembelajaran
difokuskan melalui WAG. Untuk memudahkan siswa belajar, buku
paket dikirim dalam bentuk file kepada orangtua siswa, karena selama
dua pekan ini orang tua, siswa, dan guru tidak boleh tatap muka secara
langsung. Kepala sekolah juga mengarahkan agar materi pelajaran
tidak hanya diambil dari buku paket saja, tapi dari sumber belajar lain
yang dapat mendukung pencapaian kompetensi dasar. Tidak lupa di
sela-sela pembelajaran, guru memberikan pengertian kepada orangtua
untuk tidak terlalu merasa terbebani dengan kebijakan pemerintah saat
ini, karena baru satu hari saja belajar online, orangtua sudah
mengeluhkan dan khawatir anaknya mengalami kebosanan belajar di
rumah. Dalam WAG orang tua dan guru dikirimkan materi Tematik.
Namun agar orangtua lebih fokus menyimak materi yang dikirimkan
oleh guru, kepala sekolah sebagai salah satu admin mengubah setelan
grup agar hanya admin saja yang mengirim informasi ke WAG.
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas mengenai pembelajaran,
49
Nomor 005/pbh/sdu.hamzanwadi/III/2020 Tanggal 16 Maret 2020
61
orangtua bisa menanyakan langsung ke guru melalui jawaban pribadi.
Untuk mengurangi kebosanan siswa belajar jarak jauh, guru
mengirimkan materi dalam bentuk video. Dan itu cukup berhasil
mengurangi kebosanan anak. Praktek menggambar dan mewarnai
rambu-rambu lalu lintas dengan menggunakan laptop atau komputer
cukup menarik bagi siswa. Dan tiap hari pukul 07.00 wita guru
Tahfidz selalu mengingatkan untuk sholat dhuha sebelum memulai
pembelajaran serta siswa disuruh mengirimkan aktivitasnya selama di
rumah dalam bentuk foto maupun video mulai dari sholat subuh
berjamaah, sholat dhuha, tilawah, dan mengerjakan tugas-tugas
sekolah. Selain itu, tahfidz (hafalan Qur‟an) siswa bisa dikirim dalam
bentuk voice note dan praktek bahasa Inggris bisa dikirim dalam
bentuk video dan hal itu membuat siswa dan orangtua semangat dan
aktif. Demikian juga dengan pelajaran bahasa Arab, guru
mengirimkan tugas dalam bentuk MP3 dan siswa ditugaskan untuk
mengulang kata-kata tesebut dan dikirim melalui voice note atau
menuliskan kembali di buku tulis. Karena dalam dua pekan ini,
hampir semua orangtua belum berani keluar rumah untuk bekerja, jadi
pembelajaran jarak jauh ini relatif berjalan dengan lancar. Akan tetapi
bagi siswa yang tidak bisa didampingi belajar pada siang hari, guru
memberikan fleksibelitas waktu pengumpulan sampai pukul 22.00
wita pada setiap harinya. Guru juga memberikan siswa tugas dalam
bentuk video lagu untuk meghafal kosa kata sebagai bentuk variasi
62
pembelajaran jarak jauh. Demikian juga dengan mata pelajaran yang
membutuhkan pemahaman seperti matematika, guru memberikan
video menarik ( film kartun) serta dialog/pecakapan bergambar pada
mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menemukan ungkapan:
tolong, maaf, terima kasih, dan lain sebagainya.
Memasuki pekan pertama bulan April, sekolah melakukan
Penilaian Harian (PH) pembelajaran selama dua pekan belajar di
rumah. Bentuk penilaiannya sangat beragam, untuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmaini, Olahraga, dan Kesehatan, Bahasa Inggris,
Bahasa Arab, dan Teknologi Informatika Komputer (TIK)
dilaksanakan dalam bentuk ujian praktek . Hasil praktek dikirim
dalam bentuk video mulai dari proses pembuatan sampai dengan
hasilnya. Hal ini agar guru mengetahui proses pembuatan dilakukan
secara mandiri oleh siswa dengan didampingi orangtua atau kakaknya.
Setelah Penilaian Harian selesai, Pembelajaran Jarak Jauh tetap
dilanjutkan melalui WA grup. Sesekali tugas dikirim dalam bentuk
video dan film-film untuk menanamakan pendidikan karakter anak.50
Pada Tanggal 23 April 2020, sekolah menurunkan surat
pemberitahuan belajar online selama bulan Ramadhan kepada
orangtua.51
Adapun isi surat itu adalah: 1) kegiatan belajar mengajar
tetap terlaksana selama bulan suci Ramadhan sesuai dengan ketentuan
50
https://youtu.be/Z9e2usSYBQ8 51
Nomor 007/pbh/sdu.hamzanwadi/IV/2020 Tanggal 23 April 2020
63
waktu yang sudah ada; 2) proses pembelajaran dimulai pada pukul
07.30 yang diawali dengan Pesantren Ramadhan selama 30 menit; 3)
setiap satu jam pelajaran dilaksanakan selama 20 menit; 4) kegiatan
after school akan tetap berjalan sebagaimana mestinya yang diisi
dengan pemberian kosa kata sesuai dengan jadwal yang tertera; 5)
pelaksanaan Tahfidz AL-Qur‟an yang semula dilaksanakan pada sore
hari diganti dengan menghafal mandiri yang disimak oleh orangtua
dan evaluasinya diisi dalam bentuk e-book Ramadhan; 6)setiap siswa
dan siswi dengan bantuan orang tua wajib mengisi e-book Ramadhan
yang dikirim pihak sekolah secara online; dan 7) adapun jadwal
pelaksanaan pembelajaran online dapat dilihat di jadwal yang dikirim
oleh sekolah. Selama bulan Ranadhan, untuk meningkatkan literasi
siswa, guru mengirimkan bacaan tiap hari dan siswa menulis isi
bacaan secara singkat pada buku kegiatan Ramadhan. Bagi siswa yang
belum bisa membaca, bacaan dibacakan oleh orangtua/kakak dan anak
diminta menyebutkan isi bacaan secara singkat dan ditulis di buku
ramadhan dengan terlebih dahulu dituliskan oleh orangtua di buku
lain. Dalam e-book Ramadhan itu juga, berisi Ramadhan challenges
yang isinya ada empat yaitu: 1) siswa membantu membersihkan
rumah dan menyajikan makanan berbuka dan sahur; 2)
membangunkan orangtua sahur; 3) menjadi imam sholat (sholat
sunnah); dan 4) siswa shodaqo. Selama bulan Ramadhan, anak
mengirim kegiatannya dalam bentuk foto maupun video dan masing-
64
masing kegiatan minimal 8 (delapan) kali. e-book Ramadhan ini akan
dikumpulkan pada waktu pertemuan pembagian raport siswa.
Pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi WA berjalan dengan
lancar. Tapi untuk menghindari kebosanan siswa dan adanya interaksi
langsung dengan siswa, sekolah menurunkan surat pemberitahuan
media belajar jarak jauh..52
Isi surat itu adalah diharapkan kepada wali
murid untuk memasang aplikasi zoom pada gawai atau laptop sebagai
salah satu media Pembelajaran Jarak Jauh selain WAG. Adapun tata
cara, sekolah mengirimkan Standar Operational Standard (SOP)
aplikasi zoom dalam bentuk pdf dan panduan zoom dalam bentuk
MP4. Untuk meperlancar penggunaan aplikasi ini, sekolah melakukan
simulasi rapat bersama orang tua. Hal ini bertujuan agar guru dan
orang tua/wali siswa terbiasa menggunakan aplikasi ini.53
Selanjutnya
temu kangen antara guru dengan siswa dilaksanakan tanggal 21 Mei
2020 melalui zoom meeting. Pertemuan virtual ini diikuti dengan
antusias oleh siswa dan guru. Karena untuk pertama kalinya siswa dan
guru bertatap muka sejak Tanggal 16 Maret walaupun secara virtual.
Menutup pertemuan itu, guru mengucapkan selamat Idul Fitri kepada
para siswa dan orang tua.
Jadwal masuk sekolah setelah libur Idul Fitri, sekolah menurunkan
surat kepada orang tua terkait terkait pelaksanaan Penilaian Akhir
52
Nomor 008/pbh/sdu.hamzanwadi/V/2020 Tanggal 9 Mei 2020. 53
Sabtu, Tanggal 16 Mei 2020 Pukul 10.00 wita
65
Tahun (PAT).54
Kegiatan PAT dilaksanakan mulai tanggal 8 sampai
dengan 13 Juni 2020. Dalam pelaksanaannya, PAT berbasis proyek.
Jadi setiap mata pelajaran yang diujikan, siswa disuruh memilih salah
satu dari tiga proyek yang diajukan oleh guru kelas maupun guru mata
pelajaran. Proyek yang dipilih dikerjakan oleh siswa secara mandiri.
Untuk menhindari pengerjaan diselesaikan oleh orang lain, proses
pembuatan sampai dengan finalisasi direkam oleh siswa dengan
bantuan orangtua/wali, kemudian video tersebut dikirim ke guru kelas
masing-masing. Pengumpulan sekaligus kontrol tagihan kepada siswa
tetap dilakukan melalui WAG. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya, kontrol melalui WAG ini cukup efektif, apalagi ada siswa
yang belum masuk ke dalam daftar chek list yang sudah
mengumpulkan, membuat siswa terutama orang tua/wali semangat
mengerjakannya.
Pada tanggal 19 Juni 2020, wali murid diundang untuk pembagian
raport semester genap tahun pelajaran 2019/2020.55
Pada undangan
ini, siswa tidak diperkenankan menghadiri pembagian raport dan wali
murid yang hadir dibatasi cukup satu orang baik dari pihak ayah
maupun ibu. Pada undangan itu juga dicantumkan tetap mematuhi
protokol kesehatan dengan wajib menggunakan masker serta mencuci
tangan pada tempat yang disediakan oleh guru. Pada pertemuan itu,
54
Nomor 009/pbh/sdu.hamzanwadi/VI/2020 Tanggal 3 Juni 2020 55
Nomor 005/Und/sdu.hamzanwadi/VI/2020
66
semua siswa diberikan pernghargaan sesuai kategori. Dimulai dengan
juara Ramadhan challenges, penghafal surat-surat dalam Juz Amma
terbanyak, nilai projek terbaik, nilai tugas-tugas harian terbaik, siswa
teraktif mengirimkan tugas-tugas harian, yang paling disiplin
mematuhi prokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, dan
lain sebagainya. Penghargaan ini menjadi penutup yang sempurna
bagi siswa kelas satu dan menjadi salah satu bekal terbaik ketika naik
ke kelas dua.
Agar komunikasi antara orang tua dan sekolah tidak terputus,
selama libur kenaikan kelas, guru tetap menyapa siswa lewat WAG
dengan tambahan pengetahuan seperti tutorial cara mengedit foto
lewat aplikasi56
serta guru menginformasikan kegiatan pembelajaran
SDU di chanel youtube, facebook, dan instagram serta artikel-artikel
mengenai parenting. Di antara judul artikel-artikel itu antara lain
“Mengapa Perlu Menciptakan Rasa Senang saat
Belajar?”.”Kecerdasan anak tidak adil jika hanya diukur….”57
Begitu
juga untuk memotivasi siswa menghafal al-Qur‟an, para guru
salah satu wali murid yang reaktif sehingga mulai tanggal 1 Oktober
2020 pembelajaran dilakukan di rumah. Setelah pembelajaran berjalan
lebih dari tiga pekan, sekolah mempersiapkan diri membuka kelas
dengan melengkapi chek list kesiapan prokol kesehatan pencegahan
penyebaran COVID-19 yang ditandai dengan keluarnya Surat Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur.67
Surat
ini berisi arahan kepada sekolah untuk mememenuhi chek list
kesiapan pemenuhan protokol kesehatan dalam rentang waktu tanggal
01 sampai dengan 08 November 2020. Keadaan ini disambut antusias
oleh sekolah untuk mempersiapkannya. Di sela-sela kesibukan
sekolah membuka kelas, sekolah menginformasikan kepada siswa
untuk mengikuti lomba “bercerita” tingkat SD/MI.68
Lomba ini dalam
rangka memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Peringatan
Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh NW Media Center pada
tanggal 8 November 2020. Lomba ini diikuti oleh tiga siswa
perwakilan dari kelas satu dan dua. Menindaklanjuti surat Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur69
tentang perpanjangan BDR dan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka
Pada Satuan Pendidikan, sekolah mengeluarkan surat pemberitahuan70
yang isinya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka kembali
dilaksanakan di sekolah mulai tanggal 16 November 2020 dengan
67
Nomor 421.1/1382/DIKBUD.I/2020 Tanggal 27 Oktober 2020 68
Nomor 023/pbh/sdu.hamzanwadi/XI/2020 Tanggal 2 November 2020 69
Nomor 421.1/1409.1/DIKBUD.I/2020 Tanggal 5 November 2020 70
Nomor 422/pbh.24.sdu.hamzanwadi/XI/2020 Tanggal 12 November 2020
73
tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-
19.
Berdasarkan data yang peneliti temukan di lapangan, terdapat
ragam model BDR di SDU HAMZANWADI, yaitu: 1) pembelajaran
melalui WAG 100 % dari kelas I sampai dengan kelas II; 2)
pembelajaran melalui zoom meeting 100% dari kelas I sampai dengan
kelas II dengan tingkat kehadiran siswa bervariasi rata-rata 12,5%
siswa yang tidak hadir dari jumlah siswa kelas II sebanyak 16 orang
dan 8% tidak hadir dari 25 siswa kelas I; 3) PTS, PAS, dan PAT
diberikan tiap hari per mata pelajaran dan dikumpulkan pada hari itu
juga; 4) pesantren Ramadhan dengan mengisi e-book Ramadhan dan
dikumpulkan pada hari pembagian raport yang dihadiri oleh orang
tua/wali siswa dengan protokol kesehatan; 5) challenge Ramadhan
berupa video atau foto yang dilaporkan tiap pekan dan akan direkap
oleh guru dan juaranya akan diumumkan waktu pembagian raport; 6)
penggunaan aplikasi queezez untuk kelas II sebanyak 87,5%; 7)
penggunaan video pembelajaran 100% untuk kelas I dan II; serta 8)
home visit untuk kelas II dengan tiga katagori: kombinasi PTM di
sekolah 1 kali sepekan dan BDR sebanyak 6,25 %, kunjungan rumah
dan BDR sebanyak 87,5 %, dan murni BDR sebanyak 6,25 % dari 16
jumlah siswa kelas II.
74
BAB III
MANAJEMEN STRATEGIK BELAJAR DARI RUMAH PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR (SD) KABUPATEN
LOMBOK TIMUR TAHUN 2020
Proses memonitor BDR melalui WAG guru kelas maupun guru mata
pelajaran dari sekolah masing-masing berjalan dengan baik. Dengan masuknya
guru tiap hari ke sekolah, memudahkan penyusunan perencanaan pembelajaran,
proses, sampai dengan evaluasi dan monitoring. Pada kesempatan itu juga, kepala
sekolah bisa melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
yang sudah berjalan. Selain itu, penyebaran informasi tentang perpanjangan
waktu pembelajaran siswa dari rumah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur disampaikan kepada pihak internal
sekolah yaitu guru dan tenaga kependidikan serta kepada pihak eksternal sekolah
yang meliputi orang tua/wali siswa niscaya dilakukan. Informasi tersebut
disampaikan kepada orang tua/wali siswa melalui WAG juga melalui surat resmi
yang dikeluarkan oleh ketiga sekolah sampel. Berdasarkan data di lapangan, SDN
3 Selong sudah mengeluarkan tiga surat perpanjangan BDR dalam rentang waktu
bulan Maret sampai dengan Oktober 2020. Sedangkan SDIT Nurul Fikri dan SDU
Hamzanwadi tetap mengeluarkan surat resmi yang disampaikan kepada siswa
setiap ada surat masuk ke sekolah yang berasal dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur terkait Perpanjangan BDR. Dalam proses
pengelolaannya, BDR belum bisa berjalan efektif sesuai dengan panduan-
75
panduan pembelajaran yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Yang menjadi
faktor utama penyebabnya adalah karena setiap kebijakan pembelajaran yang
dikeluarkan oleh pemerintah masih bersifat temporal dan terus dikaji
keefektifannya. Namun keluarnya kebijakan pemerintah tentang relaksasi
kurikulum maupun penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) cukup
melegakan sekolah. Di antara relaksasi kurikulum adalah sekolah tidak perlu
menuntaskan kurikulum serta penilaian lebih diarahkan bersifat kualitatif serta
pembelajaran melatih life skill terutama pengetahuan siswa tentang COVID-19.
Sedangkan dalam penggunaan dana BOS, pemerintah membebaskan sekolah
untuk pengadaan kebutuhan pencegahan penularan COVID-19 yang meliputi
hand sanitizer, thermo gun, masker/face shield, tempat cuci tangan dan sabun,
cairan desinfektan, serta alat penyemprotnya.71
Dalam hal kebijakan itu, ketiga
sekolah ini menyikapi secara beragam. Pada SDN 3 Selong, penuntasan
kurikulum diusahakan semaksimal mungkin karena tuntutan dari sekolah lain
yang bernaung di dalam gugus kelompok kerja kepala sekolah maupun kelompok
kerja guru harus adanya keseragaman pencapaian tema yang dituangkan dalam
buku tematik kurikulum 2013. Hal itu akan dipantau pada Penilaian Tengah
Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang dilaksanakan secara
bersama-sama. Namun di luar kebijakan itu, kepala sekolah tetap mengarahkan
guru untuk mengimbangi pemberian tugas secara proporsional dengan tetap
mempertimbangkan kemampuan siswa. Namun ada saja guru yang melakukan
pembelajaran jarak jauh cenderung monoton sehingga berefek pada timbulnya
71
SE Mendikbud Nomor 24 Tahun 2020
76
rasa bosan dari para siswa. Hal ini juga terjadi pada SDIT Nurul Fikri. Namun
yang berbeda, selain mengembangkan kurikulum nasional-K13, sekolah ini juga
mengembangkan Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) sehingga
porsi pembelajaran al-Qur‟an diperbanyak. Sedangkan pada SDU
HAMZANWADI, proses pembelajaran lebih fleksibel. Sekolah ini
mengembangkan pembelajaran berbasis proyek- project base learning bahkan
sebelum pandemi. Sehingga pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19
lebih dinamis dan inovatif.
Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sekolah di atas, peneliti
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terkait manajemen
strategik pelaksanaan BDR pada ketiga sekolah sasaran objek penelitian. Pertama
Strengths-kekuatan. Pada ketiga sekolah ini, semua orang tua/wali siswa memiliki
telepon genggam. Artinya BDR melalui WAG dapat berjalan dengan baik. Kedua,
Weaknesses-kelemahan. Pada ketiga sekolah ini, sekitar 2-5 wali siswa pada
setiap kelas tidak dapat memanfaatkan WAG dengan baik yaitu mereka tidak
membaca informasi-informasi terkait materi BDR yang dikirim oleh guru.
Opportunities-peluang. Para guru dan orang tua/wali siswa pada ketiga sekolah ini
rata-rata memiliki kemampuan untuk dapat mengakses media pembelajaran
sederhana seperti laptop/komputer. Sedangkan yang terakhir Threats-ancaman.
Para siswa kecanduan memegang telepon genggam serta beberapa guru cenderung
menjejali anak dengan tugas-tugas yang tidak mempertimbangkan kemampuan
anak.
77
Sebagai sebuah peluang dalam pembelajaran pada masa pandemi COVID-
19 ini, sekolah berpedoman pada Kurikulum dalam Kondisi Khusus. Yaitu
kurikulum yang berisi KD-KD yang sudah disederhanakan jumlah maupun
muatannya. Sehingga dari KD yang lebih sedikit, diharapkan para guru dapat
menyampaikan dengan baik kepada siswa. Termasuk bagaimana guru dapat
mengajarkan dan membiasakan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan
memakai sabun di air mengalir dan menggunakan masker. Dalam hal
pengembangan media pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif
karena harus menyampaikan materi pembelajaran dengan jarak jauh. Hal ini
menuntut guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara
online tanpa tatap muka dengan siswa. Sedangkan bagi siswa, lebih berani
mengekspresikan diri melalui pembuatan video dari tugas-tugas yang diberikan
kepada siswa. Pada SDN 3 Selong, kepala sekolah membuat Tim Information
Technology (IT) yang antara lain bertugas mengaktifkan kartu internet perdana
guru dan siswa yang digunakan untuk pembelajaran online. Demikian juga dengan
SDIT Nurul Fikri mempunyai Tim IT kelas tinggi dan kelas rendah yang bertugas
melatih rekan-rekan guru dalam menggunakan aplikasi pembelajaran. Sedangkan
pada SDU HAMZANWADI, semua guru dan tenaga kependidikan menjadi Tim
IT sekolah yang bekerja bersama-sama untuk merencanakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pelaksanaan BDR masa pandemi COVID-19 di atas merupakan bagian dari
manajemen strategik yang diterapkan oleh ketiga sekolah sampel di atas.
78
Terkait tanggung jawab, kepala sekolah sebagai leader dan manager yang
ada di satuan pendidikan diberikan tanggung jawab yang tidak kecil oleh
pemerintah dan masyarakat. Pilihannya hanya dua yaitu memilih sekolah itu
menuju kemajuan atau sebaliknya menuju kemunduran. Kompetensi seorang
kepala sekolah teruji apabila mampu menjalankan tugas-tugas dan fungsinya pada
situasi normal maupun tidak normal. Pandemi COVID-19 ini termasuk kondisi
yang tidak normal. Mengingat begitu strategis kedudukannya, kepala sekolah
dituntut untuk mengelola sekolah dengan baik. Tahapan-tahapan manajemen
strategik yang sudah dilaksanakan oleh ketiga sekolah di atas sudah tergambar
dengan cukup jelas bagaimana sekolah sudah melaksanakan perannya dengan
sebaik-baiknya. Begitu juga pada paparan data yang peneliti sampaikan pada BAB
II di atas tergambar realitas pembelajaran dari rumah selama pandemi COVID-19
dalam rentang waktu bulan Maret sampai dengan November 2020.
Sekolah ini mempunyai visi-misi yang jelas terkait pembelajaran pada masa
normal. Tapi perencanaan pembelajaran berkelanjutan pada masa pandemi
COVID-19 belum ada. Karena pandemi termasuk bencana darurat non alam yang
sama sekali tidak diduga akan terjadi dan dialami seperti sekarang ini dan tidak
tahu berakhir kapan. Untuk itu perencanaan yang dilakukan oleh sekolah setelah
ada keadaan darurat. Karena kebijakan belajar dari rumah yang diturunkan oleh
pemerintah kepada sekolah bersifat temporer dan keefektifannya terus dikaji
secara terus-menerus. Karena banyak hal yang membutuhkan penyesuaian terkait
sistem dan model pembelajaran. Yang pertama, mengenai jadwal pembelajaran di
rumah. Aturan pembelajaran di rumah diturunkan setiap dua pekan dan
79
diperpanjang setiap dua pekan. Hal ini menyebabkan timbul pertanyaan di
sekolah, apakah pembelajaran dari rumah diteruskan atau tidak. Sehingga sekolah
banyak mengambil inisiatif sendiri. Pada aturan pemerintah, selama sekolah
belum dibuka untuk siswa, kepala sekolah dan guru tidak boleh bertemu dengan
siswa. Tapi kenyataan di lapangan, sekolah yang merasa belum memberikan
layanan pembelajaran yang baik kepada siswa memerintahkan siswa datang ke
sekolah untuk mengambil buku paket tematik dan pada setiap hari Sabtu siswa
diminta oleh sekolah untuk mengumpulkan tugas yang sudah dikerjakan selama
lima hari sebelumnya. Begitu seterusnya sampai sekolah ini dibuka untuk simulasi
pembelajaran tatap muka di sekolah pada tanggal 16 November 2020.
Agar manajemen strategik BDR dari setiap unsur yang terlibat di dalamnya dapat
tersampaikan, secara garis besar tahapan manajemen yang disampaikan oleh
Wheleen dan Hunger dapat dirincikan sebagai berikut.
Pada prinsipnya, perencanaan pembelajaran dari rumah selama darurat
COVID-19 bertujuan untuk: 1) memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk
mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19; 2) melindungi
warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19; 3) mencegah penyebaran
dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan; dan 4) memastikan pemenuhan
dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali. Selain itu
dalam menyusun perencanaan pembelajaran dari rumah, sekolah ini terikat oleh
statusnya sebagai sekolah negeri. Semua kebijakan pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah ini merupakan turunan dari kebijakan pembelajaran yang
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur.
80
Hal ideal yang harus disusun oleh sekolah dengan melibatkan warga sekolah dan
stakeholder yang terlibat langsung dalam peningkatan kualitas pembelajaran
terkait dengan salah satu unsur manajemen -perencanaa yang dkemukakan oleh
Wheleen dan Hunger antara lain: a) menetapkan model pengelolaan satuan
pendidikan selama BDR yaitu bekerja dan mengajar dari rumah bagi guru dan
tenaga kependidikan; dan menentukan jadwal piket apabila diperlukan. Dalam hal
dilakukan piket, satuan pendidikan berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan
gugus tugas penanganan COVID-19 setempat; b) memastikan sistem
pembelajaran yang terjangkau bagi semua peserta didik termasuk peserta didik
penyandang disabilitas; c) membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika
masa darurat COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka perlu
mengkoordinir para guru untuk berkreasi dengan menggunakan bahan ajar yang
terdiri dari: instruksi dan materi pembelajaran daring dengan menggunakan media
dan sumber belajar daring, instruksi dan materi pembelajaran luring dengan
menggunakan televisi, radio, buku, dan modul pembelajaran mandiri peserta
didik, dan instruksi untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk peserta
didik penyandang disabilitas,; d) memastikan ketersediaan sarana dan prasarana
yang dimiliki guru dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara
daring maupun luring selama darurat COVID-19 yang meliputi: ketersediaan
telepon genggam/komputer/laptop untuk fasilitas pembelajaran daring, akses ke
media pembelajaran daring dan luring, distribusi sarana pembelajaran luring dan
alat peraga ke rumah peserta didik termasuk alat peraga pendidikan bagi peserta
didik penyandang disabilitas (bagi yang tidak memiliki akses ke pembelajaran
81
daring, berkoordinasi dengan dinas pendidikan, dan/atau dinas sosial, dan/atau
dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk pengupayaan
adanya layanan dukungan psikososial bagi pendidik, orang tua/wali, dan peserta
didik.; e) membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali dalam
mendampingi peserta didik belajar, minimal satu kali dalam satu pekan.; f)
membentuk tim siaga darurat untuk penanganan COVID-19; g) menyusun laporan
secara berkala kepada dinas pendidikan dan/atau pos pendidikan daerah terkait.
A. Perencanaan dan Formulasi Strategik
Pengembangan rencana jangka panjang diperlukan untuk membuat sebuah tata
kelola manajemen yang efektif. Berdasarkan analisis SWOT yang terdiri dari
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman), di atas, dalam mengelola pembelajaran yang efektif sesuai
dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh
masing-masing satuan pendidikan yang menjadi objek penelitian, guru
memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun kombinasi
keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran. Di antara
tahapan manajemen yang dilakukan oleh guru pada ketiga sekolah yang
menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Kegiatan ini
sebagaian besar tidak dilakukan oleh guru karena kemampuan guru untuk
menuangkan semua kegiatannya dalam bentuk dokumen rendah. Walaupun
PJJ dilakukan, akan tetapi mendokementasikan ke dalam sebuah
perencanaan belum menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga apabila pihak
82
eksternal seperti pengawas dan pemerintah (pusat dan daerah) ingin
memotret kegiatan guru, hal itu belum bisa terekam dengan baik. Pada dua
sekolah yang menjadi objek penelitian yaitu SDN 3 Selong dan SDIT Nurul
Fikri dokumen-dokumen di atas tidak ditemukan, sedangkan pada SDU
HAMZANWADI semua kegiatan terdokumen dengan baik.
2. Menyiapkan bahan ajar, jadwal, dan penugasan kemudian mengirimkannya
kepada peserta didik/orang tua/wali. Dalam hal menyiapkan dokumen di
atas, pada ketiga sekolah tersebut, sudah dilakukan. Namun kadang pada
SDN 3 Selong, kegiatan itu belum terdokumentasikan oleh guru karena
sebagian besar dokumen itu tersimpan di telepon genggam, yang dengan
sengaja ataupun tidak terhapus karena beban telepon genggam dalam
menampung data terbatas. Terlepas dari kondisi di atas, kolaborasi antara
guru dengan siswa selama BDR berjalan cukup baik. Hal ini karena
informasi tentang hal-hal yang perlu dipersiapakna siswa selama BDR
tersampaikan. Bentuk kolaborasi guru dengan siswa pada ketiga sekolah ini
antara lain: a) siswa menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik
telepon genggam maupun laptop, kuota internet, dan baterai yang cukup; b)
menyimpan nomor telepon guru dan orangtua/wali siswa masuk ke dalam
grup daring yang telah dibuat; dan c) menyiapkan tempat belajar di rumah
serta alat tulis dan buku pegangan.
B. Perencanaan BDR pada ketiga sekolah terkait Teori Manajemen Startegik
83
Sesuai dengan visi-misi yang ditetapkan oleh sekolah yang disesuaikan
dengan kondisi BDR selama masa pandemi COVID-19, tergambar pada
ketiga sekolah berikut ini.
1. SDN 3 Selong
Hal pertama yang dilakukan oleh sekolah ini setelah ada Surat
Kepala Dinas yang isinya menutup sementara sekolah dari Tanggal 16
sampai dengan 28 Maret 2020 adalah mengarahkan siswa untuk tetap
tinggal di rumah dan menunggu informasi dari para guru lewat WAG
yang sudah dibentuk sebelumnya. Pada hari yang sama, kepala sekolah
mengajak guru dan tenaga pendidikan rapat dengan tujuan menyamakan
persepsi langkah-langkah pembelajaran yang bisa dilakukan oleh sekolah
selama sekolah ditutup sehingga anak tidak kehilangan waktu belajar
serta sebagai salah satu cara untuk mengurangi kehawatiran orang tua
dan guru terkait pandemi COVID-19 yang mulai masuk ke Lombok
Timur.
Pada rentang waktu dari Tanggal 16 Maret sampai dengan 17 Mei
2020, perencanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan sistem
pembelajaran yang terjangkau bagi semua peserta didik.
Kemudian sejak diterbitkannya Surat Edaran Sekretaris Jenderal
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020
tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
Darurat Penyebaran COVID-19 Tanggal 18 Mei 2020, satuan
pendidikan sudah mulai berbenah strategi apa yang disusun agar Belajar
84
Dari Rumah dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Selain menyiapkan
perangkat pembelajaran, sekolah juga membentuk Tim Satuan Tugas
(Satgas) Pencegahan Penyebaran COVID-19 pada tingkat Sekolah
Dasar. Agar perencanaan lebih terarah, Kepala Sekolah membagi tugas
masing-masing antar warga sekolah.
a. Tugas Kepala Sekolah
a) Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan selama
BDR yaitu: (1) bekerja dan mengajar dari sekolah bagi guru
dan tenaga kependidikan; dan (b) menyusun jadwal piket guru.
b) Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika masa
darurat COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka
perlu mengoordinir para guru untuk berkreasi dengan
menggunakan bahan ajar yang terdiri dari: (1) instruksi dan
materi pempelajaran daring dengan menggunakan media dan
sumber belajar daring; (2) instruksi dan materi pembelajaran
luring dengan menggunakan televisi, radio, buku, dan modul
pembelajaran mandiri peserta didik; (3) instruksi untuk
melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk peserta didik
penyandang disabilitas.
c) Memastikan ketersediaan sarana dan prasaran yang dimiliki
guru dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara
daring maupun luring selama darurat COVID-19. Sarana dan
prasarana tersebut meliputi ketersediaan
85
gawai/komputer/laptop untuk fasilitas pembelajaran daring,
akses ke media pembelajaran daring dan luring.
b. Tugas Guru
Guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun
kombinasi antar keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana
pembelajaran. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu
memastikan beberapa hal berikut:
1) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai,
dilarang memaksakan penuntasan kurikulum, dan fokus pada
pendidikan kecakapan hidup;
2) Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR,
materi disesuaikan dengan keadaan siswa. Menentukan metode
dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran
melalui daring, luring, dan kombinasi antar keduanya.
3) Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,
audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan
4) Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring
seperti pemanfaatan Google Class Rooms (GCR).
c. Tugas Peseta Didik/Wali Murid
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar
maupun laptop.
86
2) Mengaktifkan internet pada gawai agar pesan yang
dsampaikan oleh guru dapat dibaca oleh siswa/wali murid.
3) Menyiapkan buku tematik dan megambil ke sekolah apabila
tidak dibagikan oleh sekolah. Buku tema yang tidak cukup
untuk masing-masing siswa, wali murid mencari ke toko buku.
1. SD Islam Terpadu Nurul Fikri Selong
Karena sekolah dasar ini merupakan sekolah yang paling banyak
siswanya di Lombok Timur, maka perencanaan pembelajaran yang baik
menjadi keniscayaan. Di samping itu orang tua menuntut standar yang
tinggi terkait pelayanan pembelajaran selama masa pandemi COVID-19.
Seperti halnya SDN 3 Selong, sekolah ini sejak awal sudah menjalin
komunikasi dengan orang tua/wali siswa melalui WAG sehingga setiap
informasi yang berkembang, disampaikan kepada sekolah melalui WAG
ini. Pun ketika sekolah ditutup selama dua pekan, tugas-tugas dikirim
lewat WAG guru kelas.
a. Tugas Kepala Sekolah
a) Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan selama BDR
yaitu: (1) bekerja dan mengajar dari sekolah bagi guru dan tenaga
kependidikan; dan (b) menyusun jadwal piket guru.
b) Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika masa darurat
COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka perlu
mengoordinir para guru untuk berkreasi dengan menggunakan
bahan ajar yang terdiri dari: (1) instruksi dan materi pempelajaran
87
daring dengan menggunakan media dan sumber belajar daring; (2)
instruksi dan materi pembelajaran luring dengan menggunakan
televisi, radio, buku, dan modul pembelajaran mandiri peserta didik;
(3) instruksi untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk
peserta didik penyandang disabilitas.
c) Memastikan ketersediaan sarana dan prasaran yang dimiliki guru
dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring
maupun luring selama darurat COVID-19. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi ketersediaan gawai/komputer/laptop untuk
fasilitas pembelajaran daring, akses ke media pembelajaran daring
dan luring.
d. Tugas Guru
Guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun
kombinasi keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana
pembelajaran. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu
memastikan beberapa hal berikut:
a) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai,
dilarang memaksakan penuntasan kurikulum, dan fokus pada
pendidikan kecakapan hidup;
b) Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR,
materi pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi dasar
yang belum disampaikan kepada siswa. Menentukan metode
88
dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran
melalui daring, luring, dan kombinasi antar keduanya.
c) Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,
audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan
d) Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring
seperti pemanfaatan Google Class Rooms (GCR).
e. Tugas Peseta Didik/Wali Murid
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar
maupun laptop.
b) Mengaktifkan internet pada gawai agar pesan yang
dsampaikan oleh guru dapat dibaca oleh siswa/wali murid.
c) Menyiapkan buku tematik dan megambil ke sekolah apabila
tidak dibagikan oleh sekolah. Buku tema yang tidak cukup
untuk masing-masing siswa, wali murid mencari ke toko buku.
2. SD Unggulan HAMZANWADI Selong
a. Tugas Kepala Sekolah
a) Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan selama BDR
yaitu: (1) bekerja dan mengajar dari sekolah bagi guru dan
tenaga kependidikan; dan b) menyusun jadwal piket guru.
b) Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran. Jika masa darurat
COVID-19 dan kegiatan BDR diperpanjang maka perlu
mengkoordinir para guru untuk berkreasi dengan menggunakan
89
bahan ajar yang terdiri dari: (1) instruksi dan materi
pempelajaran daring dengan menggunakan media dan sumber
belajar daring; (2) instruksi dan materi pembelajaran luring
dengan menggunakan televisi, radio, buku, dan modul
pembelajaran mandiri peserta didik; (3) instruksi untuk
melakukan adaptasi materi pembelajaran untuk peserta didik
penyandang disabilitas.
c) Memastikan ketersediaan sarana dan prasaran yang dimiliki guru
dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring
maupun luring selama darurat COVID-19. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi ketersediaan gawai/komputer/laptop untuk
fasilitas pembelajaran daring, akses ke media pembelajaran
daring dan luring.
b. Tugas Guru
Guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun
kombinasi keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana
pembelajaran. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu
memastikan beberapa hal berikut:
a) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai,
dilarang memaksakan penuntasan kurikulum, dan fokus pada
pendidikan kecakapan hidup;
b) Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR,
materi pembelajaran diarahkan untuk pembelajaran bermakna.
90
Menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam
penyampaian pembelajaran melalui daring, luring, dan
kombinasi antar keduanya.
c) Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,
audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan
d) Meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring
seperti pemanfaatan Google Class Rooms (GCR).
c. Tugas Siswa/Wali Murid
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar
maupun laptop.
b) Mengaktifkan internet pada gawai agar pesan yang
disampaikan oleh guru dapat dibaca oleh siswa/wali murid.
c) Menyiapkan buku tematik dan megambil ke sekolah apabila
tidak dibagikan oleh sekolah. Buku tema yang tidak cukup
untuk masing-masing siswa, wali murid mencari ke toko buku.
A. Pelaksanaan Pembelajaran Dari Rumah
Perubahan budaya atau sistem manajerial dari belajar tatap muka di
sekolah menjadi belajar dari rumah memang tidak mudah. Hal ini
membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dari semua pihak, baik oleh kepala
sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, guru, siswa, maupun wali
murid.
91
Pelaksanaan belajar dari rumah pada ketiga sekolah ini cukup beragam,
tapi tetap memegang satu prinsip yaitu keselamatan dan kesehatan lahir batin
peserta didik, guru, kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah menjadi
pertimbangan utama dalam BDR.
1. SD Negeri 3 Selong
a. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Kepala Sekolah melakukan
pembinaan dan pemantauan kepada guru melalui laporan pembelajaran
yang dikumpulkan setiap pekan dan memastikan guru memfasilitasi
pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring.
b. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru
a) Mengikuti pelatihan penggunaan salah satu aplikasi pembelajaran
yaitu Google Class Room (GCR) sebagai bentuk pelayanan
pembelajaran daring kepada peserta didik.
b) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang disusun.
c) Melaksanakan pembelajaran dari sekolah sesuai dengan jadwal piket
yang sudah disusun oleh kepala sekolah.
d) Melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk melakukan pengecekan
dan pendampingan belajar kepada siswa yang tidak mempunyai gawai
dan tidak memenuhi tagihan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
c. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Peserta Didik
a) Menyelesaikan tugas dari guru
92
b) Menyampaikan kepada orang tua/wali jika mengalami kesulitan
belajar baik secara daring maupun luring.
d. Pelaksanaan Belajar Dari rumah oleh Orang Tua/ Wali
a) Mendampingi dan memantau proses pembelajaran.
b) Mendorong peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran.
c) Membantu anak secara teknis dalam mengoperasikan aplikasi dan
teknologi.
d) Mengadakan buku paket tematik yang tidak dimiliki oleh siswa.
e) Memastikan siswa mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan
gembira.
2. SD Islam Terpadu Nurul Fikri Selong
a. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Kepala Sekolah
Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada guru melalui
laporan pembelajaran yang dikumpulkan setiap pekan dan memastikan
guru memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun
luring.
Selain itu, Kepala Sekolah menjadi anggota WAG yang dibuat oleh
masing-masing guru kelas sehingga bisa memantau langsung kegiatan
pembelajaran maupun evaluasi dari para guru kepada siswa.
b. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru
a) Kegiatan diawali dengan mengikuti pelatihan penggunaan salah satu
aplikasi pembelajaran yaitu GoogleClass Room (GCR) sebagai bentuk
pelayanan pembelajaran daring kepada peserta didik.
93
b) Melaksanakan pembelajaran dari sekolah sesuai dengan jadwal piket
yang sudah disusun oleh kepala sekolah.
c) Membuat daftar chek list melalui WAG siswa yang belum
mengumpulkan tugas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
d) Melakukan road show dengan berkeliling ke rumah siswa sesuai
kelompok kecil (masing-masing kelompok 3 orang) yang sudah
dibentuk bagi kelas atas (kelas 4-6) untuk dicek hafalan Al-Qur‟an. 72
c. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Peserta Didik
a) Menyelesaikan tugas dari guru
b) Menyampaikan kepada orang tua/wali jika mengalami kesulitan
belajar baik secara daring maupun luring.
d. Pelaksanaan Belajar Dari rumah oleh Orang Tua/ Wali
a) Mendampingi dan memantau proses pembelajaran.
b) Mendorong peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran.
c) Membantu anak secara teknis dalam mengoperasikan aplikasi dan
teknologi.
d) Mengadakan buku paket tematik yang tidak dimiliki oleh siswa.
e) Memastikan siswa mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan
gembira.
3. SDU HAMZANWADI Selong
a. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Kepala Sekolah
72
Tanggal 28 April- 10 Mei 2020
94
Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada guru melalui laporan
pembelajaran yang dikumpulkan setiap pekan dan memastikan guru
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring.
Sebagai bentuk pemantauan antara lain menjadi anggota WAG yang
dibuat oleh masing-masing guru kelas sehingga bisa memantau langsung
kegiatan pembelajaran maupun evaluasi dari para guru kepada siswa.
Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki guru
dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun
secara luring selama darurat COVID-19.73
Membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali
dalam mendampingi peserta didik belajar, minimal satu kali dalam
sepekan.74
b. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Guru
a) Fasilitasi pembelajaran jarak jauh daring. Waktu pembelajaran
sepanjang hari menyesuaiakan ketersediaan waktu, kondisi, dan
kesepakatan peserta didik dan orangtua/walinya.
Proses pembelajaran daring terdiri atas tatap muka virtual melalui
video conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam group di
media sosial atau aplikasi pesan. Dalam tatap muka virtual
memastikan adanya interaksi secara langsung antara guru dengan
peserta didik.
73
Wali murid mengisi data yang memiliki fasilitas pembelajaran seperti laptop dan komputer 74
Siswa yang belum lancar membaca dan membutuhkan bimbingan khusus diberikan pimpingan satu kali dalam satu pekan atau guru melakukan visitasi sesuai kebutuhan anak.
95
b) Fasilitas pembelajaran luring dilaksanakan juga dengan
menggunakan media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan
sekitar, dan menggunakan media telvisi-TVRI/radio-RRI dengan
program yang sudah disediakan oleh pemerintah.75
c) Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh Peserta Didik
Waktu PJJ daring sepanjang hari, menyesuaikan waktu dan
kondisi orang tua/wali peserta didik atau peserta didik dan
kesepakatan dengan guru atau satuan pendidikan.
d) Pembelajaran luring menggunakan buku, modul, media buku, dan
bahan ajar dari lingkungan sekitar.
Waktu sepanjang gari, menyesuaikan waktu dengan dan kondisi
orang tua/wali yang penting ada konfirmasi oleh wali murid
kepada guru kelas atau guru mata pelajaran.
e) Pelaksanaan Belajar Dari rumah oleh Orang Tua/ Wali
Pendampingan PJJ baik secara daring dan luring oleh orang
tua/wali terhadap peserta didik dengan menyesuaikan kondisi dan
ketersediaan waktu dan sarana pembelajaran.
Pendampingan pembelajaran daring Waktu pembelajaran sesuai
kesepakatan dengan guru dan peserta didik.
Pendampingan pembelajaran luring menggunakan buku, modul,
dan bahan ajar dari lingkungan sekitar.
75
Jadwal dari Senin s.d. Sabtu Pukul 10-11.30 wita
96
Pendampingan pembelajran luring dengan media televisi/radio
nasional (TVRI).
Mendampingi dan memantau proses pembelajaran.
Mendorong peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran.
Membantu anak secara teknis dalam mengoperasikan aplikasi dan
teknologi.
Memastikan siswa mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan
gembira.
B. Kontrol dan Evaluasi Strategik
Setiap tindakan organisasi, tidak boleh lepas dari kedua unsur ini. Hal
ini untuk mengetahui aktivitas manajemen dapat berjalan dengan baik atau
tidak. Kepala sekolah sebagai manajer harus melakukan fungsi kontrol
dalam kegiatan BDR. Hal yang dilakukan kepala sekolah untuk
menjalankan fungsi control pada ketiga sekolah yang menjadi objek
penelitian penulis adalah pertama: kepala sekolah menjadi anggota WAG
yang dibuat oleh guru kelas maupun guru mata pelajaran. Dari WAG itu
kepala sekolah dapat mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh guru
Bersama siswa selama BDR. Kedua, Kepala sekolah tetap masuk sekolah
setiap hari untuk mendampingi para guru yang bertugas dalam
merencanakan dan melaksanakan BDR. Ketiga, kepala sekolah
melaksanakan rapat rutin secara berkala dengan para guru termasuk dalam
menyusun jadwal piket guru yang akan datang ke sekolah selama BDR.
Sistem piket ini dilaksanakan oleh SDN 3 Selong dan SDIT Nurul Fikri
97
yang mempunyai rombongan belajar lebih dari 6 (enam). Hal ini dilakukan
untuk mencegah kerumunan guru yang berada di sekolah. Sedangkan SDU
HAMZANWADI, tidak melakukan sistem piket karena jumlah rombongan
belajar kurang dari 6 (enam). Fungsi control yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai bahan untuk mengidentifikasi kendala-
kendala/permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian kemudian mengevaluasi hasilnya sebagai dasar dalam
menyusun rencana tindak lanjut untuk perbaikan pada kegiatan
pembelajaran yang akan datang.
98
BAB IV
IMPLIKASI BDR PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SDN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2020
Perubahan kebijakan pendidikan apabila tidak dikelola dengan baik,
bisa terjadi penurunan mutu pendidikan. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan tuntutan layanan pendidikan, perubahan pengelolaan layanan
pendidikan, dan perubahan orientasi pendidikan. Di antara perubahan yang
dirasakan langsung oleh sekolah adalah ditiadakan Ujian Nasional (UN) dan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Penilaian diserahkan kepada satuan
pendidikan dalam bentuk: 1) Ujian Sekolah (US) untuk kelulusan dalam bentuk
tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan; 2) Ujian Sekolah dapat
dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya;
3) Ujian Sekolah dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna,
dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh; dan
4) perubahan sistem pembelajaran dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di
sekolah menjadi Belajar Dari Rumah (BDR).
Dari ketiga sekolah dasar yang menjadi sampel pada penelitian, implikasi BDR
dapat dilihat dari tiga sisi.
A. SDN 3 Selong
1. Siswa
Data yang peneliti peroleh dari sekolah ini sebagai berikut.
99
Penggunaan gawai sebagai media pembelajaran selama siswa BDR
berdampak positif dan negatif pada psikologis dan sosial anak. Dampak
positif, anak dibiasakan untuk belajar mandiri dengan memperluas sumber
belajar lewat media internet. Serta anak belajar untuk memperluas hubungan
pertemanan lewat media sosial seperti facebook, instagram, dan twitter.
Dampak negatif, anak menghabiskan waktu berselancar di dunia maya
serta mengunduh gambar-gambar atau video yang tintas pantas dilihat
terutama oleh anak-anak yang berdampak pada perkembangan psikologis
dan psikis anak yaitu cepat dewasa dan balig sebelum waktunya atau yang
lebih buruk siswa tersebut ingin mempraktekkan dan meniru apa yang
mereka tonton/lihat. Selain itu siswa yang terlalu lama belajar di rumah, jadi
malas masuk sekolah ketika PTM sudah mulai diberlakukan. Sedangkan
dampak positif, anak tertantang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
sendiri sehingga anak dilatih belajar mandiri. Selain itu munculnya rasa
percaya diri pada diri anak karena diberi kesempatan untuk berekspresi
seperti mengikuti lomba baca puisi dalam rangka memperingati hari
kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Guru
Dampak positif BDR bagi guru, tanpa disadari atau tidak oleh guru,
mereka lebih kreatif untuk meningkatkan kompetensinya terutama dalam
merancang pembelajaran jarak jauh berbasis IT. Seperti dituturkan oleh
100
Kepala Sekolah76
bahwa setelah dibukanya sekolah untuk guru Tanggal 30
Maret 2020, para guru berusaha meningkatkan kompetensinya dengan
mengikuti workshop penggunaan aplikasi pembelajaran seperti Google
Class Room yang nantinya akan digunakan dalam PJJ. Demikian juga
dengan guru-guru yang mampu mengoperasikan komputer/laptop terdorong
untuk mengunduh video-video pembelajaran terutama untuk kelas rendah.
Sedangkan sisi lemahnya BDR, guru tidak dapat memberikan motivasi
secara langsung kepada siswa terkait pembelajaran sehingga berdampak
pada melemahnya motivasi belajar siswa bagi siswa yang tidak didampingi
langsung oleh orang tua/wali. Sedangkan dari pencapaian nilai akademik,
hasil pembelajaran siswa susah diukur karena relatif tidak valid dan
realiabel.77
Bila dibandingkan dengan penilaian sebelum pandemi COVID-
19, pelaksanaan asesmen formatif maupun sumatif di bawah kontrol guru
secara ketat, karena kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka di kelas.
Ditambah lagi pada asesmen sumatif seperti PAS dan PAT, pengawas
berjumlah minimal 2 (dua) orang perkelas dengan system silang penuh antar
anggota Kelompk Kerja Guru (KKG).
3. Orang tua
Sebagian kecil orang tua tidak bisa melihat peran sekolah dalam proses
belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap
muka. Orang tua juga merasa kasihan pada anak yang dibebani tugas di luar
76
Tanggal 1 Maret 2021 di Ruang Kepala Sekolah 77
Wawancara dengan Kepala SDN 3 Selong. 6 Mei 2021
101
batas kemampuannya. Seperti dituturkan oleh salah satu wali murid kelas
III78
Karena guru terlalu semangat melakukan PJJ menggunakan media
video, tiap hari siswa ditugaskan merangkum isi video yang berdurasi 5-10
menit tanpa instruksi yang jelas. Sehingga orang tua merasa kasihan melihat
anak menulis berlembar-lembar setiap harinya. Hal ini membuat orang tua
turun tangan membantu anak menyelesaikan tugasnya. Model pembelajaran
seperti ini tidak memberikan pembelajaran bermakna pada anak. Selain
tugas yang diberikan melampaui kemampuan anak juga anak merasa bosan
diberikan model PJJ yang cenderung monoton. Di sisi lain, beban orang tua
bertambah, selain bekerja mencari nafkah juga berkewajiban mendampingi
anak-anaknya belajar di rumah.
B. SDIT Nurul Fikri
Data yang peneliti peroleh terkait dampak atau implikasi BDR bagi siswa
sebagai berikut. Walaupun sekolah ini menggunakan dua kurikulum yaitu
Kurikulum Nasional dan Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT),
tidak luput dari dampak yang ditimbulkan selama BDR. Dampak tersebut
dilihat dari beberapa sisi.
1. Siswa
Ketika guru melaksanakan program home visit yaitu belajar tatap
muka dengan siswa melalui belajar kelompok dalam jumlah kecil di rumah
salah satu siswa, guru menemukan sikap dan gaya bicara siswa cenderung
kurang sopan „dewasa sebelum waktunya‟. Pada saat pertemuan
78
Sukma Ridhowati.Selong
102
ditemukan bahwa siswa terpengaruh oleh gaya artis di media sosial.
Selain itu pada saat pertemuan tatap muka, beberapa siswa sering
terlambat dan setelah dicek oleh guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
di story WA bahwa anak terlambat karena asyik main aplikasi tiktok. Selain
itu, siswa yang diberikan akses menggunakan gawai, ikut bergabung ke
link group ilegal yang menyediakan konten-konen yang tidak pantas
„dikonsumsi‟ oleh anak-anak. Siswa yang ditemukan menjadi anggota
grup tersebut langsung di blokir oleh guru. Tapi bagi siswa yang tidak mau
patuh, membuka kembali link itu.
Dari sisi akademk, terjadi penurunan nilai siswa karena ada beberapa
tugas yang tidak diselesaikan oleh siswa karena berbagai macam alasan.
Selain itu pada beberapa siswa kelas atas maupun kelas bawah, terjadi
gradasi moral anak karena guru menemukan beberapa tugas siswa yang
dikerjakan oleh orang tua/wali dengan mengidentifikasi gaya tulisan
tangan siswa berbeda „lebih rapi‟ pada tugas-tugas yang diberikan.
Demikian juga ketika ada Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian
Akhir Tahun (PAT) Tahun ajaran 2019-2020 yang dilaksanakan di rumah
masing-masing siswa, nilai siswa cenderung lebih bagus dibandingkan
penilaian dengan tatap muka di sekolah. Hal ini disebabkan oleh orang
tua/wali yang membantu siswa menyelesaikan soal-soal itu.
103
2. Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru kelas atas79
bahwa guru memiliki beban moral yang lebih besar selama BDR. Karena
guru tidak bisa mengontrol sikap siswa selama BDR. Lain halnya dengan
PTM, transfer moral yang baik secara terus menerus dilakukan oleh guru
untuk membentuk karakter yang baik. Terutama terkait dampak negatif
gawai bagi siswa.
C. SDU HAMZANWADI
1. Siswa
Dampak positif BDR bagi siswa, siswa lebih semangat belajar karena
waktu pembelajaran lebih fleksibel dan siswa bisa beristirahat dan bermain
dengan leluasa setelah selesai mengerjakan tugas-tugasnya. Selain itu hasil
belajar sebagian siswa lebih baik dibandingkan dengan PTM. Karena
beban belajar selama BDR lebih sedikit dibandingkan dengan Ketika PTM
pada situasi normal. Dampak negatifnya, para siswa menjadi
ketergantungan pada gawai karena porsi interaksi dengan gawai lebih
banyak karena menjadi salah satu media dalam PJJ. Selain itu budaya-
budaya di sekolah dilupakan seperti cara mengucapkan salam dan sapa
dengan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Pada Sebagian anak, BDR
menyebabkan menurunnya semangat belajar karena sudah terbiasa dengan
porsi bermain di rumah yang sangat banyak.
79
Siti Aisyah. Labuhan Haji Lombok Timur. Tanggal 3 Mei 2021
104
2. Guru
Dampak positif dari BDR adalah guru lebih kreatif mencari platform
pembelajaran80
. Guru lebih kreatif dan lebih banyak mengeksplorasi
modul pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi inovatif dan
menyenangkan. Dampak negatifnya, dengan waktu pembelajaran yang
sangat fleksibel guru dituntut untuk mengelola waktu sebaik-baiknya dari
mencari sumber/bahan belajar yang relevan, menyiapkan perangkat PJJ,
serta memonitor tugas-tugas siswa. Karena ada saja wali murid yang tidak
membaca pesan para guru melalui WAG yang sudah ada yang berisi tugas-
tugas anak, sehingga pengumpulan tugas tidak tuntas serratus persen
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
80
Wawancara dengan Kepala SDU. 7 Mei 2021
105
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang tertuang dalam bab pendahuluan dapat
peneliti simpulkan sebagai berikut.
1. Realitas siswa BRD pada masa pandemi COVID-19 di SD Kabupaten
Lombok Timur pada Tahun 2020 adalah 1) disparitas kompetensi guru
dalam hal: a) mengakses platform-platform pembelajaran; b) menyiapkan
perangkat pembelajaran online/PJJ; c) membedah muatan kata-kata
operasional pada setiap KD; dan d) sebagian besar guru mengandalkan buku
tema sebagai sumber belajar sehingga KD tidak mungkin tercapai. ; 2)
beragamnya kemampuan orang tua dalam mendampingi BDR pada mata
pelajaran tertentu seperti matematika; dan 3) kurangnya umpan balik para
guru terkait tugas-tugas yang diberikan kepada anak selama PJJ.
2. Manajemen strategik BDR selama pandemi COVID-19 didasarkan pada
potensi yang dimiliki oleh sekolah. Berdasarkan analisis SWOT, ketiga
sekolah ini mempunyai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
hampir sama dengan tingkatan yang berbeda tergantung dari jumlah siswa
yang mereka miliki serta tetap mengacu pada 6 (enam) prinsip: 1)
perencanaan dan formulasi strategik dengan mengacu kepada kebutuhan
peserta didik; 2) protokol kesehatan; 3); 4) kurikulum dalam kondisi khusus;
5) prinsip pembelajaran; dan 6) tetap adaptif terhadap dinamika kondisi
pandemi COVID-19.
106
3. Implikasi belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19 di SDN
Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 adalah:
a. Dampak akademik
a) Anak merasa kesulitan memahami materi pelajaran yang
membutuhkan penjelasan langsung dari guru secara tatap muka.
b) Kualitas pembelajaran menurun disebabkan oleh campur tangan orang
tua/wali dalam membantu anak mengerjakan tugas-tugasnya tidak
proporsional. Serta guru tidak dapat memonitor pencapaian
kompetensi siswa secara langsung termasuk dalam proses asesmen
yang tidak dilaksanakan secara langsung/tatap muka.
c) Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran jarak jauh serta
lebih aktif mempelajari platform-platform pembelajaran online.
b. Dampak psikologis
a) Bergesernya kebiasaan belajar siswa, dari teacher center menjadi
belajar mandiri dengan dibantu orangtua/wali serta sumber
pengetahuan dari internet dan lingkungan sekitar.
b) Sebagian siswa lebih senang belajar di rumah karena porsi bermain
lebih banyak diakibatkan oleh jadwal pembelajaran jarak jauh sangat
fleksibel.
c) Bertambahnya beban orangtua karena harus mendampingi anaknya
belajar dan pada situasi tertentu berdampak pada perkembangan
psikologis anak.
c. Dampak Sosial
107
Berkurangnya interaksi langsung para siswa dengan lingkungan
sekitar karena anak lebih nyaman bermain gawai.
B. SARAN
1. Saran teoritis
a. Diharapkan adanya panduan baku dalam pembelajaran dari rumah
sehingga kegiatan perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran
terstandar.
b. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih
mendalam terkait model pengelolaan satuan Pendidikan selama BDR
serta rencana pembelajaran berkelanjutan.
c. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian
dengan melihat korelasi pencapaian hasil belajar selama siswa belajar
dari rumah dan pembelajaran tatap muka di sekolah.
d. Disarankan bagi peneliti agar dapat melakukan penelitian terkait platform
pembelajaran yang ideal dalam pembelajaran jarak jauh.
2. Saran praktis
a. Disarankan kepada para mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika
untuk dapat membantu mendampingi para siswa yang mengalami
kesulitan memahami konsep matematika sebagai bagian dari pengabdian
kepada masyarakat.
b. Disarankan kepada para kepala sekolah agar menata kembali dokumen-
dokumen yang ada di sekolah terutama terkait surat masuk dan surat
keluar.
108
c. Disarankan kepada para mahasiswa dan praktisi pendidikan untuk dapat
menyusun perangkat pembelajaran jarak jauh termasuk modul
pembelajaran jarak jauh sehingga dapat dijadikan referensi oleh guru
pada sekolah masing-masing.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ahsin, M. Izza. Dunia Tanpa Sekolah. Cet. I, Bandung:Read, 2007.
Aqib, Zainal dan Mohammad Hasan Rasidi. Metodologi
Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:2019.
Aly, Hery Noer dan H. Munzier S. Watak Pendidikan Islam. Jakarta:
Friska agung Insani, 2000.
Ananda, Lisa Rahmi dan Ika Febrian Kristiana. “Studi Kasus:
Kematangan Sosial Pada Siswa Homeschooling”. Jurnal
Empati 6 (1), 257-263, 2017.
Antologi Pengalaman. Mendidik Di Masa Pandemi. Jawa Barat: CV
Jejak, 2020
Arikunto, Suharsini, Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta, Cet. Ketigabelas, 2006.
Asmuni, Asmuni. “Problematika Pembelajaran Daring di Masa
Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya.
Researchgate.net. October 2020.
Bao, W. (2020). “ „COVID-19 and online teaching in higher education:
A case study of Peking University March, 113-115.
https://doi.org/10.29333/pr/7937
Basilaia, G. & Kvavadze, D. “ „ Transition to Online Education in
Schools dueing a SARS-CoV-2 Coronavirus (COVID-19)