Page 1
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Indeks LQ45
Periode 2014 -2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Aprilia Wulandari (11150810000020)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2019
Page 6
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Aprilia Wulandari
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Hud I Rt.004/05, Sukabumi Utara,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Telepon : 081290702021
E-mail : apriliaawulandari@gmail.com
II. PENDIDIKAN
2003 – 2009 : SD Negeri 01 Sukabumi Utara, Jakarta
2009 – 2012 : SMP Negeri 16 Jakarta
2012 – 2015 : SMA Negeri 85 Jakarta
2015 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 7
vii
ABSTRACT
This study aimed to examine the influence of independent variable to
dependent variable and to examine the moderation variable which can develop or
enervate the connection between independent variable and dependent variable.
The independent variable in this study is using are profitability, leverage,
dependent variabel is the firm value, and the moderation variable that in use is
corporate social responsibility (CSR) and dividend policy. The population in this
study is company listed on the LQ45 during the 5 years (2014-2018). The sample
was selected using purposive sampling method and obtained a sample of 15
companies. Type of data used in this study is secondary data, e.g. Annual Report,
Financial Statement, and Sustainability Report. Test of hypothesis on this study is
using partial least square (PLS). The hypothesis test results are: profitability and
leverage is significant effect on the firm value, corporate social responsibility
(CSR) and dividend policy does not significant effect on the firm value, CSR as
moderating variable is proven capable to strengthen the relations between
profitability to the firm value and can not strengthen the relations between
leverage to the firm value, dividend policy as moderating variable can not
strengthen the relations between profitability to the firm value and capable to
strengthen between leverage to the firm value.
Keywords: Profitability, Leverage, Firm Values, Corporate Social Responsibility
(CSR), Dividend Policy
Page 8
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dan menguji variabel moderasi yang dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Profitabilitas, Leverage, variabel dependen adalah Nilai Perusahaan, serta variabel
moderasi yang digunakan adalah Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Kebijakan Dividen. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan
yang terdaftar di Indeks LQ45. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa laporan tahunan, laporan keuangan dan laporan
keberlanjutan perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas
dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan, CSR terbukti mampu memperkuat hubungan Profitabilitas terhadap
Nilai perusahaan dan tidak mampu memperkuat hubungan Leverage terhadap
Nilai Perusahaan, serta Kebijakan Dividen tidak mampu memperkuat hubungan
Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan dan mampu memperkuat hubungan
Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
Kata kunci: Profitabilitas, Leverage, Nilai Perusahaan, Corporate Social
Responsibility (CSR), Kebijakan Dividen
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya serta rahmat shalawat dan salam
untuk junjungan besar Nabi Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص. Karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilita
dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social
Responsibility dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi (Studi
Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 2014-2018)”
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
pihak-pihak yang telah memberikan peranan secara langsung maupun tidak
langsung atas apa yang telah dicapai oleh penulis, antara lain:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang selalu memberi rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis serta memberi kemudahan dan kelancaran terhadap segala
urusan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua tersayang, Bapak Muhammad Radis dan Ibu Siti Rosnani
yang memberikan kasih sayang, semangat, dukungan moral maupun materil,
nasihat, motivasi dan do’a yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan dan
kebahagiaan penulis. Serta adik penulis, Muhammad Nicko Baldan yang
telah mendukung serta kakek & nenek penulis yang selalu memberikan
do’a dan semangat untuk penulis dan sepupu penulis
Page 10
x
sekaligus sebagai sahabat yaitu Auvilana Rahmatika, Adellya Mayl Jinaan
dan Maghfira Febrianti yang selalu menghibur dan mendukung penulis.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Ibu Amalia, SE., MSM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kesempatan yang
telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.
6. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., M.A.B., selaku Dosen Pembimbing
I Skripsi yang telah meluangkan waktu, dan memberikan ilmu, nasihat,
arahan dan masukan yang sangat berharga selama awal proses penelitian dan
penulisan skripsi ini hingga skripsi ini terselesaikan.
7. Bapak Faizul Mubarok, M.M, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang
telah memberikan waktu, ilmu, motivasi, bimbingan, arahan dari awal
skripsi ini berjalan sampai skripsi ini terselesaikan.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan dan
ilmu yang berharga dan bermanfaat bagi penulis.
9. Bayu Rizki Ramadhan, yang selalu setia menemani dan telah memberikan
semangat, doa, telah menjadi penyemangat, selalu membantu penulis dan
menjadi salah satu motivasi agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Page 11
xi
Aprilia Wulandari
10. Nopi Aryani dan Zayyan Aribah sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan
skripsi dan membantu penulis dapat sidang skripsi dengan cepat.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta selama masa perkuliahan Zayyan
Ariibah Mardhiyyah, Siti Aliya Halimah, Eva Sofhatul Jamilah, Sarah
Ananda Putri, Alfianti Nurul Fikri, Khairunnisa, Dewanti Prasasha, teman
masa perkuliahan yang selalu menghibur, memotivasi, mendukung dan
membantu.
12. Sahabat-sahabat tersayang: Resnika Amaniar Karach, Dwi Cahyanillah,
Dheanda, dan Dara Julhaida yang selalu memberi dukungan, motivasi, dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman KKN 91 Membara (Kampung Melayu Barat), yang selalu
menghibur dan memberikan pengalaman kepada penulis.
14. Ira Hizriyatus Saripah, teman saling bercerita dan berbagi pengalaman
selama kegiatan magang PMMB Batch 1 di PT. Taspen (Persero).
15. Seluruh teman-teman Manajemen 2015 yang selalu mendukung serta
menemani penulis selama perkuliahan, semoga bantuan yang penulis terima
selama skripsi ini terselesaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jakarta, 30 Agustus 2019
NIM. 11150810000020
Page 12
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 9
C. Rumusan Masalah ................................................................ 11
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 14
A. Landasan Teori ..................................................................... 14
1. Profitabilitas .................................................................. 14
2. Leverage ........................................................................ 19
3. Nilai Perusahaan ............................................................ 20
4. Kebijakan Dividen ........................................................ 23
5. Corporate Social Responsibility (CSR) ........................ 32
B. Penelitian Terdahulu............................................................. 40
C. Keterkaitan Antar Variabel .................................................. 52
D. Kerangka Pemikiran ............................................................. 62
E. Hipotesis Penelitian .............................................................. 63
Page 13
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 65
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 65
B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 65
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 68
D. Metode Analisis Data ........................................................... 68
1. Analisis Statistika Deskriptif ........................................ 69
2. Uji Partial Least Square (PLS) ..................................... 69
a. Outer Model ........................................................... 70
b. Inner Model ............................................................ 73
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................... 76
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................ 80
A. Pengujian dan Pembahasan .................................................. 80
1. Sampel Deskriptif .......................................................... 80
B. Metode Analisis Data ........................................................... 81
1. Hasil Uji Statistika Deskriptif ....................................... 81
2. Uji Partial Least Square (PLS) ................................... 101
a. Hasil Uji Outer Model .......................................... 101
b. Hasil Uji Inner Model .......................................... 107
C. Hasil Pengujian Hipotesis................................................... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 126
A. Kesimpulan ......................................................................... 126
B. Saran ................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 129
LAMPIRAN ......................................................................................... 135
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata Indikator tahun 2014-2018 ........................................ 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 41
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel .................................................. 68
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan .................................................................. 69
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Indeks LQ45 ............................................ 80
Tabel 4.2 Rata-rata ROA Tahun 2014-2018 ............................................ 82
Tabel 4.3 Rata-rata ROE Tahun 2014-2018 ............................................ 86
Tabel 4.4 Rata-rata DER Tahun 2014-2018 ............................................ 90
Tabel 4.5 Rata-rata Tobin’s Q Tahun 2014-2018 ................................... 93
Tabel 4.6 Rata-rata CSR Tahun 2014-2018 ............................................ 96
Tabel 4.7 Rata-rata Kebijakan Dividen Tahun 2014-2018 ................... ..98
Tabel 4.8 Uji Statistika Deskriptif ......................................................... 100
Tabel 4.9 Outer Loading ....................................................................... 103
Tabel 4.10 Discriminant Validity (Cross Loading) ............................... 105
Tabel 4.11 Average Variance Extracted (AVE) .................................... 105
Tabel 4.12 Composite Reliability .......................................................... 106
Tabel 4.13 Cronbach’s Alpha ............................................................... 107
Tabel 4.14 Variance Inflation Factors (VIF) ........................................ 108
Tabel 4.15 Nilai R-Square ..................................................................... 109
Tabel 4.16 Nilai R-Square ..................................................................... 109
Tabel 4.17 P-Values .............................................................................. 111
Tabel 4.18 Path Coefficient ................................................................... 112
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 63
Gambar 4.1 Model Struktural dengan PLS ........................................... 103
Gambar 4.2 Hasil Output ...................................................................... 104
Page 16
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-rata Return On Asset (ROA) tahun 2014 -2018 ............ 84
Grafik 4.2 Rata-rata Return On Equity (ROE) tahun 2014 -2018 ........... 87
Grafik 4.3 Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2014 -2018 ...... 91
Grafik 4.4 Rata-rata Tobin’s Q tahun 2014 -2018 .................................. 94
Grafik 4.5 Rata-rata CSR tahun 2014 -2018 ......................................... ..98
Grafik 4.6 Rata-rata Kebijakan Dividen tahun 2014 -2018 .................. ..99
Page 17
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian ............................................................. 135
Lampiran 2: Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................ 137
Lampiran 3: Outer Loading .............................................................. 138
Lampiran 4: Discriminant Validity (Cross Loading) ....................... 138
Lampiran 5: Average Variance Extracted (AVE) ............................. 138
Lampiran 6: Composite Reliability ................................................... 139
Lampiran 7: Cronbach’s Alpha ........................................................ 139
Lampiran 8: Variance Inflation Factors .......................................... 139
Lampiran 9: R-Square (sebelum adanya variable moderasi) ........... 139
Lampiran 10: R-Square (sebelum adanya variable moderasi) ......... 140
Lampiran 11: P-values ..................................................................... 140
Lampiran 12: Path Coefficient ......................................................... 140
Page 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan, salah satunya dalam
meningkatkan kinerja perusahaannya. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja
yang baik, maka suatu perusahaan akan dikatakan mempunyai nilai tambah
dalam pencapaian tujuannya. Setiap perusahaan juga memiliki tujuan utama
yaitu mendapatkan profit yang besar. Demi kelangsungan hidup perusahaan,
berbagai cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan profit disetiap
tahunnya. Perusahaan akan meningkatkan profit agar mampu membayar
kewajiban perusahaan (Hasibuan, et, al., 2016). Nilai perusahaan dapat pula
dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan.
Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu
perusahaan. Hal ini berarti leverage yang semakin besar menunjukkan resiko
investasi yang semakin besar pula. Leverage perlu dikelola karena penggunaan
hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Leverage dapat di
ukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) karena rasio ini mengukur proporsi
dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan (Novari
dan Lestari, 2016). Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar
kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas
merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan
pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang akan dibagikan kepada
pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan
1
Page 19
2
pajak. Menurut Brigham dan Houston (2006: 107), profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para kreditur, supplier, dan juga
investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari
penjualan dan investasi perusahaan (Sambora, et, al., 2014). Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Hemastuti, 2014:3).
Terdapat hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa Leverage
dan Profitabilitas secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, secara parsial Leverage berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dan Kebijakan Dividen
tidak mampu memoderasi hubungan Leverage dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan (Sisca, 2016).
Saat ini banyak perusahaan yang mengalami perkembangan, namun
seiring dengan perkembangan tersebut ekosistem lingkungan mengalami
ketidakstabilan, seperti contohnya adalah global warning. Masyarakat juga
mulai sadar akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan dan lebih
memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap
lingkungan dan melakukan CSR. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan
dengan pelaksanaan CSR, antara lain produk lebih disukai oleh konsumen dan
perusahaan diminati oleh investor. Untuk melaksanakan CSR berarti
Page 20
3
perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya yang nantinya menjadi beban
yang akan mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit akan menurun.
Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik
sehingga loyalitas konsumen semakin tinggi. Sering meningkatnya loyalitas
konsumen maka penjualan perusahaan akan semakin membaik dan pada
akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas
perusahaan juga meningkat (Satyo, 2005:8).
Corporate Social Responsiblity (CSR) telah muncul sejak awal abad 19 di
Amerika Serikat dan kemudian berkembang di negara-negara lain termasuk
Indonesia. Di Indonesia sendiri CSR mulai berkembang sejak tahun 1980-an.
CSR merupakan program sosial perusahaan untuk memberikan bantuan dan
memberdayakan masyarakat di sekitar perusahaan sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial atau kompensasi atas berbagai hal yang hilang dari
masyarakat karena beroperasinya perusahaan. Di Indonesia, CSR telah
menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) dan menggunakan sumber daya alam dalam operasinya. Hal ini diatur
dalam Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Pasal
15 bagian b, Pasal 17, dan Pasal 34 UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, yang di dalamnya mengatur kewajiban bagi perusahaan untuk
menyelenggarakan program CSR (UU PT. 2007). Jangkauan program CSR di
Indonesia belum merata, belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
CSR dilakukan hanya untuk tujuan pihak-pihak tertentu saja dan tidak bersifat
berkelanjutan.
Page 21
4
Kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari
waktu ke waktu, pembagian dividen saham, dan pembelian kembali saham
(Harmono, 2011:12). Kebijakan manajemen atas laba yang diperoleh
perusahaan umumnya dalam satu tahun, untuk dibagikan sebagai deviden atau
sebagai laba yang ditahan untuk mendukung aktivitas operasional (Harmono,
2017:230). Kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti
pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki
kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Semakin besar
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan
dianggap baik (Ahmad, 2018).
Indeks LQ45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini
terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui
beberapa kriteria pemilihan. Faktor-faktor yang berperan dalam pergerakan
Indeks LQ45, yaitu: Tingkat Suku Bunga SBI sebagai benchmark portofolio
investasi di pasar keuangan Indonesia, Tingkat toleransi investor terhadap
risiko, saham-saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabenenya
merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di Bursa Efek Indonesia. Indeks
LQ45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI yang dapat dijadikan
acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Diantara
saham-saham yang ada di pasar modal Indonesia, saham LQ45 yang ada di
Bursa Efek Indonesia merupakan banyak diminati oleh para investor. Hal ini
dikarenakan saham LQ45 memiliki kapitalisasi tinggi serta frekuensi
Page 22
5
perdagangan yang tinggi sehingga prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan
saham baik. Menariknya indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah
terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan dari saham-saham dengan
likuiditas tinggi (Tambunan, et.al., 2019). Indeks LQ45 menggunakan 45
saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan
disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus).
Dengan demikian, saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu
berubah (Soebrati, et,al., 2019). Kenyataannya, sudah menjadi fenomena
umum bahwa harga saham bisa naik maupun turun dikarenakan adanya faktor
tertentu dari internal perusahaan ataupun eksternal. Misalnya seperti pada
kinerja Indeks LQ45 pada tahun 2015 bergerak turun 1,95 poin (0,23%)
menjadi 844,72.
Menurunnya harga saham di dalam negeri dapat dimanfaatkan investor
domestik untuk melakukan penambahan alokasi asset investasinya, dengan
harapan akan kenaikan harga yang signifikan ke depannya. Kinerja indeks
LQ45 pada Januari 2017, indeks LQ45 mengalami pelemahan sebesar 0,34%
ke posisi 889,09. Saham-saham yang masuk jajaran top losers diantaranya
adalah Gudang Garam, Tbk (GGRM) turun menjadi Rp. 63.000, Mitra Adi
Perkasa, Tbk (MAPI) turun 600 poin menjadi Rp. 5.075 dan Indofood Tbk
(INDF) turun 75 poin ke Rp. 7.750, dan Indo Tambang Raya (ITMG) turun
375 poin ke Rp. 15.850. Pelemahan ini terjadi di tengah bursa saham dunia
yang juga tengah berada dalam tren pelemahan. Kinerja LQ45 selama tahun
2018 menurun 8,95%. Pergerakan LQ45 selama tahun 2018 cenderung
Page 23
6
melemah dan terus tertekan hingga menyentuh level terendahnya di 871 (-
23%) pada awal Juli. Sejak penurunan tersebut, tren pergerakannya cenderung
membaik dan bergerak mendatar (sideways) dengan penghalang kenaikan
(resistance) di level 980 dan penahan penurunannya (support) di level 885.
Berdasarkan beberapa indikator yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan, dapat diperoleh rata-rata dari indikator adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Tabel Rata-rata Indikator
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
ROA 0.08 0.07 0.07 0.06 0.07
ROE 0.18 0.15 0.13 0.14 0.15
DER 2.98 2.89 1.94 2.66 2.69
TOBIN’S Q 2.21 1.84 1.75 1.76 1.90
CSR 0.35 0.38 0.29 0.28 0.27
DPR 0.61 0.61 0.49 0.57 0.43
Sumber: Data Diolah (2019)
Dilihat dari tabel rata-rata dari setiap indikator tahun 2014 – 2018, yaitu
menunjukkan adanya fluktuatif seperti pada tahun 2015 ROA mengalami
penurunan dari tahun 2014 sebesar 0,01, pada tahun 2016 stabil dari tahun
2015, kemudian kembali turun di tahun 2017 dan naik di tahun 2018 sebesar
0,01. Dari tahun 2014, ROE selalu mengalami penurunan hingga tahun 2016
mencapai 0,05 kemudian naik kembali pada tahun 2017 dengan nilai 0,14 dan
tahun 2018 dengan nilai 0,15 masing-masing dari tahun 2017 sampai tahun
2018 mengalami peningkatan hanya 0,01. DER dan Tobin’s Q mengalami
Page 24
7
penurunan selama dua tahun kedepan yaitu dari tahun 2014 sampai tahun 2016
kemudian adanya kenaikan pada tahun 2017 dan 2018. Pada tahun 2015 CSR
naik sebesar 0,03 dari tahun 2014 dan mengalami penurunan hanya 0,01
sampai tahun 2018 hingga menyentuh 0,27. Serta DPR pada tahun 2014 dan
2015 stabil dengan nilai 0,61 dan kemudian turun di tahun 2016 sebesar 0,12
sehingga nilai DPR menjadi 0,49 kemudian mengalami peningkatan kembali
di tahun 2017 sebesar 0,08 sehingga nilai DPR pada tahun 2017 menjadi 0,57
dan pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali sebesar 0,14 sehingga
memperoleh nilai DPR pada tahun 2018 menjadi 0,43.
Terdapat beberapa indikator yang dapat mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Jika suatu indikator tertentu naik atau turun akan berdampak pada
nilai suatu perusahaan, seperti profitabilitas yang akan meningkatkan pula
nilai suatu perusahaan apabila profitabilitas dalam suatu perusahaan memiliki
nilai yang tinggi atau leverage yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban
tetap yang mempunyai kegunaan untuk memperbesar tingkat penghasilan
(return) bagi pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu meningkatkan kinerjanya
secara baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan (Fitrianingrum, 2018). Dimana, jika profitabilitas
semakin tinggi maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Sedangkan,
penelitian lain menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada nilai
Page 25
8
perusahaan (Nugroho dan Abdani, 2018). Leverage berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan (Utami, 2017). Nilai perusahaan dapat pula
dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan.
Leverage yang semakin besar menunjukkan resiko investasi yang semakin
besar pula. Leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Novari,
2016) dan ada juga yang menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Nugroho dan Abdani, 2018). Corporate Social
Responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Murnita,
2018). Dan ada juga yang menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (Puspaningrum, 2017).
Perusahaan yang menerapkan CSR atau tanggung jawab sosial sangat
mempengaruhi nilai suatu perusahaan karena perusahaan yang melakukan
kegiatan CSR secara terus menerus meningkat akan menghasilkan
pertumbuhan nilai perusahaan yang baik. Kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Nelwan, 2018). Kebijakan dividen berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Senata, 2016). Kenaikan nilai kebijakan dividen
mempengaruhi kenaikan nilai perusahaan dan begitu sebaliknya. CSR mampu
memoderasi atau memperkuat hubungan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan (Pramana dan Mustanda, 2016) dan terdapat juga yang
menunjukkan jika CSR tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan (Safitri, et, al., 2018). CSR tidak mampu
memoderasi leverage terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak
mampu memoderasi hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Page 26
9
(Puspitaningtyas, 2017) dan terdapat juga yang menunjukkan jika kebijakan
dividen mampu memoderasi hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
(Burhanudin dan Nuraini, 2018). Serta kebijakan dividen mampu memoderasi
pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan (Rochmah dan Fitria, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, peneliti ingin
melakukan penelitian pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai
perusahaan dengan corporate social responsibility dan kebijakan dividen
sebagai variabel moderasi karena terdapat beberapa hasil penelitian yang tidak
konsisten ketika membuktikan hubungan variabel independen, dependen dan
moderasi serta penulis ingin menguji profitabilitas dan leverage yang ada di
suatu perusahaan ketika mengalami peningkatan atau penurunan
mempengaruhi nilai perusahaan atau tidak. Dengan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan dinyatakan bahwa profitabilitas dan
leverage merupakan faktor internal utama yang memengaruhi nilai
perusahaan. Dan untuk menguji variabel moderasi seperti CSR dan kebijakan
dividen mampu memoderasi atau tidak hubungan antara profitabilitas dan
leverage terhadap nilai perusahaan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
memiliki tujuan untuk meningkatkan profitabilitas setiap tahunnya, dilihat dari
data rata-rata indikator profitabilitas yaitu return on asset (ROA) dan return
Page 27
10
on equity (ROE) pada perusahaan yang terdapat dalam indeks LQ45 ada yang
mengalami penurunan padahal jika dilihat dari tahun sebelumnya rata-rata
ROA dan ROE masih terlihat tinggi meskipun akhirnya pada tahun 2018
meningkat kembali, namun tidak terlalu banyak nilai profitabilitas yang
meningkat. Menurunnya nilai DER pada tahun 2016 dapat dikatakan baik
karena semakin kecil nilai DER maka perusahaan dapat dikatakan baik,
namun pada tahun 2017 dan 2018 nilai DER kembali mengalami peningkatan,
dan sangat terlihat jelas nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar
dalam indeks LQ45 mengalami penurunan pada tahun 2016 sampai tahun
2017, akhirnya nilai perusahaan kembali naik di tahun 2018 walaupun
besarnya nilai tidak sama atau lebih besar dari nilai perusahaan pada tahun
2014. Indeks LQ45 dengan harga saham yang mengalami kenaikan maupun
penurunan dikarenakan adanya faktor tertentu dari internal perusahaan
ataupun eksternal. Menurunnya harga saham pada indeks LQ45 di beberapa
tahun dapat dimanfaatkan investor domestik untuk melakukan penambahan
alokasi asset investasinya, dengan harapan akan kenaikan harga yang
signifikan ke depannya. Terjadinya pelemahan harga saham memuat investor
saham tidak yakin dengan fundamental perusahaan yang sahamnya dipegang
oleh investor. Selain itu, masih banyak perusahaan yang sudah melakukan
tanggung jawab sosial namun semakin turun persentasenya dari tahun ke
tahun dalam menerapkan CSR.
Page 28
11
C. Rumusan Masalah
1. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah corporate social responsibility berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
5. Apakah corporate social responsibility secara signifikan dapat
memoderasi atau memperkuat hubungan antara pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan?
6. Apakah corporate social responsibility secara signifikan dapat
memoderasi atau memperkuat hubungan antara pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan?
7. Apakah kebijakan dividen secara signifikan dapat memoderasi atau
memperkuat hubungan antara pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan?
8. Apakah kebijakan dividen secara signifikan dapat memoderasi atau
memperkuat hubungan antara pengaruh leverage terhadap nilai
perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Page 29
12
2. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk menguji pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan
4. Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
5. Untuk menguji pengaruh corporate social responsibility dalam
memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
6. Untuk menguji pengaruh corporate social responsibility dalam
memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.
7. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen dalam memoderasi
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
8. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen dalam memoderasi
pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis bagi banyak pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu:
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait
pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan dengan
corporate social responsibility (CSR) dan Kebijakan Dividen sebagai
variabel moderasi pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan
return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) terhadap nilai perusahaan
serta pengaruh leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER)
Page 30
13
terhadap nilai perusahaan. Untuk mengetahui pula, apakah variabel moderasi
corporate social responsibility (CSR) dan kebijakan dividen yang diproksikan
dengan dividend payout ratio (DPR) mampu memoderasi profitabilitas dan
leverage terhadap nilai perusahaan. Penulis meneliti judul demikian, karena
tujuan suatu perusahaan pasti untuk meningkatkan profitabilitas dan melihat
leverage dari suatu perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 apakah dalam
suatu perusahaan hutang lebih besar dibandingkan dengan equity yang
terdapat dalam suatu perusahaan. Karena jika suatu perusahaan memiliki
hutang yang lebih besar dibandingkan dengan equity-nya maka dapat
dikatakan tidak bagus. Serta corporate social responsibility sebagai variabel
moderasi, penulis ingin meneliti seberapa besar perusahaan yang ada dalam
penelitian ini dalam meningkatkan kinerja perusahaan atau nilai
perusahaannya melalui kegiatan tanggung jawab sosial dengan masyarakat
sekitar dan lingkungan sekitar. Selain itu, adanya kebijakan dividen untuk
melihat sejauh mana pembayaran dividen yang telah dilakukan oleh
perusahaan kepada pemegang saham. Menariknya kebijakan dividen sebagai
variabel moderasi karena perusahaan akan memaksimumkan nilai perusahaan
yang dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan stakeholder atau
pemegang saham.
Page 31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Profitabilitas
Perusahaan pasti mempunyai tujuan untuk meningkatkan
laba atau keuntungan. Manajemen yang terdapat dalam suatu
perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar dapat mencapai
target yang telah direncanakan untuk menentukan pertumbuhan
kinerja perusahaan.
Menurut Kasmir (2014:115), rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pengertian
profitabilitas menurut Fahmi (2013:116) adalah rasio untuk
menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan. Investor yang potensial akan menganalisis dengan
cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk
mendapatkan keuntungan. Profitabilitas menunjukkan bahwa
apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa
yang akan datang. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin
baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan.
14
Page 32
15
Kesimpulan dari definisi diatas adalah profitabilitas
merupakan rasio untuk melihat kemampuan suatu perusahaan
dalam memperoleh keuntungan atau laba. Semakin tinggi rasio
profitabilitas artinya semakin baik perusahaan tersebut dalam
menghasilkan laba atau keuntungan.
a. Definisi Laba
Laba merupakan elemen penting untuk menilai suatu
perusahaan apakah perusahaan tersebut telah mencapai target
yang telah ditentukan dan selalu menjadi elemen yang menarik
perhatian para pekerja dalam manajemen perusahaan maupun
masyarakat yang mempunyai usaha sendiri. Laba dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan membuat masyarakat yang
memiliki laba tinggi terlihat makmur dalam kehidupan
perekonomiannya.
Menurut Kasmir (2016:45), laba adalah “…selisih dari
jumlah pendapatan dan biaya, dengan hasil jumlah pendapatan
perusahaan lebih besar dari jumlah biaya”. Menurut Shatu
(2016:240), laba adalah “… kenaikan modal aktiva bersih yang
berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang
terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu
Page 33
16
periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemiliknya.”
Kesimpulan dari melihat definisi laba diatas adalah
peningkatan modal aktiva yang diperoleh dari hasil selisih
antara jumlah pendapatan dan biaya.
b. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas menurut Kasmir
(2014:197), adalah:
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode tertentu.
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri.
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana
perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
Page 34
17
Manfaat yang diperoleh rasio profitabilitas menurut Kasmir
(2014:198), yaitu:
1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode.
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri.
Pengukuran rasio profitabilitas, dapat menggunakan penilaian
sebagai berikut:
Return On Assets (Imbal Hasil Balik)
Menurut Kasmir (2016:201), ROA digunakan untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan total asset yang dimiliki. ROA
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset (ROA)
merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas
yang ada. Return On Asset (ROA) sering disebut juga Return
Page 35
18
On Investment (ROI), diperoleh dengan cara membandingkan
laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva (Horne dan
Wachowicz, 1997). Secara matematis, ROA dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset
ROA mengukur rasio pengukuran profitabilitas yang
sering digunakan oleh manajer keuangan untuk mengukur
efektifitas keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan
aktiva yang tersedia (Horne dan Wachowicz, 1997).
Berdasarkan hal ini, maka faktor yang mempengaruhi
profitabilitas adalah laba bersih setelah pajak, penjualan bersih
dan total asset.
Return On Equity (ROE)
Menurut Tandelilin (2010: 315), Return on Equity
(ROE) umumnya dihitung menggunakan ukuran kinerja
berdasarkan akuntansi dan dihitung sebagai laba bersih
perusahaan dibagi dengan ekuitas pemegang saham biasa.
Menurut Kasmir (2015:204), Return On Equity (ROE) adalah
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Menurut Kasmir (2015:204), rumus untuk menghitung
Return On Asset (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡y
Page 36
19
2. Leverage
a. Definisi Leverage
Menurut Kasmir (2014:112) mengemukakan leverage
menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Menurut Brealey, Myers, dan Marcus yang
dialihbahasakan oleh Bob Sabran M.M (2007:75), rasio
leverage mengukur seberapa besar leverage keuangan yang
ditanggung perusahaan karena utang meningkatkan
pengembalian bagi pemegang saham dalam masa-masa baik
dan mengurangi pada masa-masa buruk, utang tersebut
dikatakan menciptakan leverage keuangan. Menurut Fahmi
(2013:127) menyatakan bahwa rasio leverage adalah
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.
Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam extreme
leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam
tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban
utang tersebut.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian leverage adalah seberapa besar aktiva perusahaan
yang dibiayai dengan utang.
Page 37
20
b. Jenis-jenis Rasio Leverage
Menurut Kasmir (2014:155), jenis-jenis rasio leverage
adalah Debt to Asset Ratio (debt ratio), Debt to Equity Ratio,
Long Term Debt to Equity Ratio, Tangible Assets debt
Coverage, Current Liabilities to Net Worth, Times Interest
Earned, dan Fixed Charge Coverage.
Dalam penelitian ini, rasio leverage yang digunakan oleh
penulis adalah Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Rumus:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
3. Nilai Perusahaan
a. Definisi Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan di definisikan sebagai nilai pasar sebab
nilai perusahaan bisa memberikan kemakmuran bagi para
pemegang saham secara maksimal jika harga saham perusahaan
Page 38
21
tersebut meningkat. Suatu perusahaan bisa dikatakan memiliki
nilai perusahaan yang baik apabila kinerja perusahaan juga
baik. Nilai perusahaan itu sendiri dapat tercermin dari harga
sahamnya, apabila nilai saham tinggi maka dapat dikatakan
bahwa nilai perusahaan juga akan baik. Sebab tujuan utama
suatu perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Menurut Ernawati (2016), menyatakan bahwa semakin tinggi
harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemegang
saham, sebab dengan nilai yang tinggi, menunjukan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan
pemegang saham dan perusahaan yang dipresentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan (financing) dan manajemen
aset.
Menurut Aries (2011:158), nilai perusahaan merupakan
hasil kerja manajemen dari beberapa dimensi diantaranya
adalah arus kas bersih dari keputusan investasi, pertumbuhan
dan biaya modal perusahaan. Bagi investor nilai perusahaan
merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan
indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan.
Page 39
22
Kesimpulan penulis dengan melihat definisi diatas adalah
melihat harga saham yang sangat mempengaruhi nilai
perusahaan. Untuk para pemegang saham, nilai perusahaan itu
sangat penting. Jika nilai perusahaan tinggi, maka para
pemegang saham akan tertarik untuk tetap menanamkan saham
di perusahaan tersebut, karena apabila nilai perusahaan
semakin tinggi, hal itu menunjukkan kemakmuran para
pemegang saham perusahaan tersebut.
b. Perhitungan Nilai Perusahaan
Tobin’s Q menurut Smithers dan Wright (2007)
menyatakan bahwa Tobin’s Q dihitung dengan rasio nilai pasar
saham perusahaan ditambah dengan hutang lalu
membandingkan dengan total aset perusahaan. Menurut
Cahyaningtiyas dan Hadiprajitno (2015) semakin besar nilai
rasio Tobin's Q menunjukan bahwa perusahaan memiliki
prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karna
semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar
kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih
untuk memiliki perusahaan tersebut. Rumus Tobin’s Q
Menurut Prasetyorini (2013):
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 =𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝐴
MVE: Nilai pasar dari jumlah saham yang beredar
Debt: Nilai total kewajiban perusahaan
Page 40
23
TA: Total aset perusahaan
4. Kebijakan Dividen
a. Definisi Kebijakan
Menurut Anderson (1984:3), kebijakan adalah suatu
tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan sesorang
pelaku atau sejumlah pelaku untuk memecahkan suatu masalah.
Sedangkan menurut Mustopadidjaja (1988:30) menjelaskan,
bahwa istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya
dengan tindakan atau kegiatan pemerintah, serta perilaku
negara pada umumnya dan kebijakan tersebut dituangkan
dalam berbagai bentuk peraturan.
b. Definisi Dividen
Menurut Nikiforous (2013), pengertian dividen adalah
pembayaran tunai yang dilakukan oleh perseroan kepada para
pemegang saham. Dividen tersebut merepresentasikan
pemegang saham terhadap penerimaan langsung atau tak
langsung atas investasi mereka di perusahaan. Dividen kas
(cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan
kepada pemegang saham dalam bentuk rupiah tunai.
Sedangkan dividen nonkas atau disebut dividen saham (stock
dividend) adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru
Page 41
24
sehingga meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang
saham (Tandelilin, 2010:32).
c. Jenis-jenis Dividen
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham terdiri dari beberapa jenis dividen yang
berbeda-beda. Bagian dari laba usaha perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuknya, tergantung pada keadaan perusahaan
ketika pembagian dividen tersebut. Menurut Rudianto
(2012:290), jenis dividen yang dapat dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang sahamnya sebagai berikut:
1) Dividen tunai, yaitu bagian laba usaha yang dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Sebelum
dividen dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan
ketersediaan dana untuk membayar dividen. Jika
perusahaan memilih untuk membagikan dividen tunai itu
berarti pada saat dividen akan dibagikan kepada pemegang
saham perusahaan memiliki uang tunai dalam jumlah yang
cukup.
2) Dividen harta, yaitu bagian dari laba usaha perusahaan yang
dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Walaupun dapat
berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut dalam
bentuk surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan.
Page 42
25
3) Dividen skrip atau dividen utang, yaitu bagian dari laba
usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
dimasa datang. Dividen skrip terjadi karena perusahaan
ingin membagikan dividen dalam bentuk uang tunai, tetapi
tidak tersedia kas yang cukup, walupun laba ditahan
menunjukan saldo yang cukup. Karena itu, pihak
manajemen perusahaan menjanjikan untuk membayar
sejumlah uang di masa mendatang kepada para pemegang
saham.
4) Dividen saham, yaitu bagian dari laba usaha yang ingin
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham
baru perusahaan itu sendiri. Dividen saham dibagikan
karena perusahaan ingin mengkapitalisasi sebagian laba
usaha yang diperolehnya secara permanen.
5) Dividen Likuidasi, yaitu dividen yang ingin dibayarkan oleh
perusahaan kepada pemegang saham dalam berbagai
bentuknya, tetapi tidak didasarkan pada besarnya laba usaha
atau saldo laba ditahan perusahaan. Dividen likuidasi
merupakan pengembalian modal atas investasi pemilik oleh
perusahaan.
Kesimpulan penulis dengan melihat beberapa
definisi diatas adalah dividen merupakan laba yang
Page 43
26
dihasilkan oleh suatu perusahaan yang akan dibagikan ke
pemegang saham dalam bentuk tunai maupun saham.
d. Definisi Kebijakan Dividen
Pengertian dividen menurut Undang-undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 dalam penjelasan Pasal 4
Ayat (1) huruf g, bahwa dividen merupakan bagian laba yang
diperoleh dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu.
Menurut Halim (2015:135), Kebijakan Dividen adalah
penentuan tentang berapa besarnya laba yang diperoleh dalam
suatu periode akan dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen, dan akan ditahan di perusahaan dalam bentuk
laba ditahan.
e. Teori Kebijakan Dividen
1) Dividen Tidak Relevan
Modigliani-Miller (MM), berpendapat bahwa di
dalam kondisi keputusan investasi yang given,
pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM
berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan ditentukan
oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan
demikian, pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh
keputusan investasi. MM membuktikan secara matematis
dengan berbagai asumsi; pasar modal yang sempurna
Page 44
27
dimana semua investor bersikap rasional, tidak ada biaya
emisi atau flotation cost dan biaya transaksi, kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri
perusahaan dan informasi tersedia untuk setiap individu
terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi.
Hal yang terpenting dari pendapat Modigliani-Miller
adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap
kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan
jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau
pemenuhan dana yang lain.
2) Relevansi Dividen
Dividen dibayar tinggi (Bird In the Hand Theory)
Teori yang dikemukakan oleh Hanafi (2012) argumen
ini mengatakan bahwa pembayaran dividen
mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi
resiko, yang pada giliran selanjutnya mengurangi
tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang
saham. Beberapan argumen yang mendukung
pembayaran dividen tinggi:
Mengurangi ketidakpastian Dividen yang tinggi
akan membantu mengurangi ketidakpastian. Beberapa
tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini.
Page 45
28
Karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital
gain diterima dimasa mendatang, ketidakpastian
dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
ketidakpastian capital gain. Karena faktor
ketidakpastian berkurang, investor semacam itu mau
membayar harga yang lebih tinggi untuk saham
dengan dividen tinggi.
Mengurangi konflik keagenan antara manajer
dengan pemegang saham. Menurut teori keagenan
(agency theory) menurut teori tersebut, konflik bisa
terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di
perusahaan. Misalnya, pihak manajemen dengan
pemegang saham manajemen biasanya diberikan
kewenangan untuk membagikan dividennya kepada
pemegang saham, namun oleh pihak manajemen bisa
mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu
konsisten dengan tujuan pemegang saham.
Efek Pajak. Meskipun dividen memilki efek pajak
yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital again,
tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih
pembayaran dividen yang lebih tinggi karena
membayar pajak yang lebih rendah.
Page 46
29
3) Dividen dibayar rendah
Argumen ini berpendapat sebaiknya dividen
dibayarkan rendah (Hanafi, 2012). Variabel yang
mendasari argumen tersebut yakni:
Efek Pajak. Di Negara tertentu, seperti Amerika
Serikat, pajak untuk capital gain lebih rendah
dibandingkan dengan pajak untuk dividen (28%
versus 31%). Disamping itu pajak atas capital gain
akan efektif jika capital gain tersebut direalisir (yang
berarti saham tersebut di jual). Dengan kata lain pajak
efektif atas capital gain dapat ditunda. Sedangkan
pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen
diterima. Berdasarkan argumen tersebut, dividen
seharusnya dibayar rendah, karena akan menghemat
pajak.
Biaya Emisi. Jika perusahaan membayarkan dividen
kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan
mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal
eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal
internal, karena adanya emisi, biaya transaksi dan
biaya under pricing saham. Karena itu perusahaan
akan lebih membayarkan dividen rendah sehingga
tidak harus menerbitkan saham baru.
Page 47
30
f. Teori Residu Dividen
Keown, et al,. (2005) menjelaskan sebuah teori yang
mengemukakan bahwa dividen yang dibayarkan seharusnya
sama dengan modal tersisa setelah pembiayaan untuk investasi
yang menguntungkan. Jika perusahaan menyebabkan
floatation cost, yang mungkin ditanggung secara langsung atas
keputusan dividen. Karena biaya-biaya ini, sebuah perusahaan
harus mengeluarkan sejumlah sekuritas yang lebih besar untuk
menerima jumlah diminta untuk investasi. Sebagai efeknya,
floatation cost menghapuskan ketidakberbedaan kita antara
pembiayaan oleh modal internal dan oleh saham baru. Pada
awal, perusahaan dapat membayar dividen dan mengeluarkan
saham atau menahan keuntungan. Dividen dibayar jika
keuntungan tidak sepenuhnya digunakan untuk tujuan investasi
yakni, hanya jika ketika ada dividen residu setelah pembiayaan
investasi baru.
Besaran dividen tergantung kebijakan dividen masing-
masing perusahaan. Menurut Naveli (1989), secara umum
kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu
dari 3 kebijakan ini, yaitu;
Constant Dividend Payout Ratio, terdapat beberapa cara
mengatur dividend payout ratio yang di bagikan secara
tetap dalam presentase atau rasio tertentu.
Page 48
31
Stable Per Share Dividend, kebijakan yang menetukan
besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini
menunjukan perusahaan untuk mempertahankan laba yang
tinggi.
Reguler Dividend Plus Extra, dalam kebijakan ini,
perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang
relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti, dan
memberikan tambahan apabila perusahaan membukakan
keuntungan yang cukup tinggi.
g. Metode Pengukuran Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang dibuat oleh
manajemen untuk menentukan berapa besarnya laba yang akan
dibagikan kepada investor atau perusahaan lebih memilih
untuk tidak membagikan dividen, karena akan digunakan
sebagai laba ditahan untuk membiayai pendanaan perusahaan.
Untuk mengukur kebijakan dividen dapat diukur menggunakan
rasio pasar. Menurut Hanafi dan Halim (2012: 82), rasio pasar
yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut
pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor
(atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga
berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Dalam penelitian ini
Page 49
32
untuk menghitung dividen, yaitu menggunakan rasio sebagai
berikut:
Dividend Payout Ratio (DPR)
Rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang
dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain
yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke
perusahan. Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dihitung
sebagai berikut:
𝐷𝑃𝑅 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
Adapun Earning per Share dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
𝐸𝑃𝑆 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
5. Corporate Social Rensponsibility (CSR)
a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
mekanisme perusahaan untuk secara sadar mengintegrasikan
sebuah perhatian terhadap lingkungan sosial ke dalam operasi
dan interaksinya dengan stakeholder, yang melampaui
tanggungjawab sosial di bidang hukum. Secara sederhana,
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu
konsep serta tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
Page 50
33
sebagai rasa tanggungjawabnya terhadap sosial serta
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berdiri. Seperti
melaksanakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar, menjaga lingkungan sekitar,
membangun fasilitas umum, memberikan beasiswa kepada
anak yang kurang mampu, dan memberikan bantuan dana
untuk kesejahteraan masyarakat banyak pada umumnya dan
masyarakat sekitar perusahaan pada khususnya.
Menurut The World Business Council for Sustainable
Development, menjabarkan pengertian CSR sebagai suatu
komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan,
keluarga karyawan tersebut, komunitas setempat (lokal) dan
masyarakat secara keseluruhan dalam rangka memperbaiki
kualitas hidup. Menurut Wibisono (2007), dalam bukunya
berjudul "Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate
Social Responsibility)", Wibisono menjabarkan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat atau masyarakat luas, bersamaan dengan
peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya.
Page 51
34
Pada dasarnya CSR adalah bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap stakeholder atau pemangku kepentingan,
dimana secara umum CSR mempunyai 3 definisi yaitu:
1) Komitmen bisnis untuk turut serta berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan
karyawan perusahaan, komunitas setempat, keluarga
karyawan, serta masyarakat umum secara keseluruhan
dalam rangka untuk memperbaiki kualitas hidup bersama.
2) Komitmen usaha yang dilakukan secara etis, beroperasi
secara legal, serta berkontribusi akan peningkatan
ekonomi yang diiringi dengan peningkatan kualitas hidup
karyawan termasuk keluarganya, masyarakat ataupun
komunitas lokal.
3) Melakukan tindakan sosial, termasuk didalamnya adalah
kepedulian terhadap lingkungan hidup yang lebih dari
batas-batas yang dituntut atau diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan. Corporate Social Responsibility
sangat erat kaitannya dengan Sustainable development
(Pembangunan Berkelanjutan) dimana sebuah perusahaan
dalam melakukan kegiatannya harus berlandaskan pada
keputusan yang tidak semata-mata berorientasi pada aspek
ekonomi (keuntungan) melainkan juga harus
mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan yang
mungkin muncul dari keputusannya tersebut.
Page 52
35
b. Manfaat dan Fungsi Corporate Social Responsibility (CSR)
Secara umum fungsi dari CSR (Corporate Social
Responsibility) adalah sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap berbagai pihak yang terlibat maupun
terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung atas
aktivitas perusahaan dengan memberi perhatian yang lebih
kepada pihak-pihak tersebut.
Program CSR (Corporate Social Responsibility) adalah
investasi jangka panjang yang bermanfaat untuk
meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi sebagai sarana
meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Salah satu
implementasi program CSR adalah dengan pengembangan atau
pemberdayaan masyarakat (Community Development). Oleh
karena itu CSR juga berfungsi sebagai investasi bagi
perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan
(sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai
sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih
keuntungan (profit centre).
Sementara jika dijabarkan lebih lanjut, CSR mempunyai
manfaat atau fungsi bagi perusahaan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Sosial License to Operate (Izin Sosial untuk Beroperasi)
Bagi perusahaan, masyarakat merupakan salah faktor yang
Page 53
36
membuat perusahaan bergerak atau malah sebaliknya.
Dengan adanya CSR, masyarakat sekitar akan memperoleh
manfaat dari adanya perusahaan dilingkungan mereka maka
dengan sendirinya masyarakat akan merasa diuntungkan
dan lama kelamaan akan merasa "mempunyai" perusahaan
tersebut. Jika sudah seperti itu perusahaan akan lebih
leluasa untuk menjalankan kegiatan usahanya di daerah
tersebut.
2) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder
Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility
(CSR) dapat membantu komunikasi dengan stakeholder
menjadi lebih sering dan erat, dimana hal tersebut akan
menambah kepercayaan stakeholders terhadap perusahaan.
3) Mereduksi Risiko Bisnis Perusahaan
CSR (Corporate Sosial Responsibility) akan membuat
hubungan antara perusahaan dengan pihak yang terlibat
semakin menjadi lebih baik lagi, efeknya resiko bisnis
seperti adanya kerusuhan bisa ditangani dengan mudah. Jika
seperti itu maka biaya pengalihan resiko bisa digunakan
untuk suatu hal yang lebih bermanfaat untuk masyarakat
atau perusahaan.
4) Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
Reputasi sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan
Page 54
37
yang bisa berkbontibusi besar kepada stakeholder,
masyarakat sekitar, dan lingkungannya. Hal ini tentunya
akan menambah kebanggan tersendiri bagi karyawan yang
bekerja di perusahaan tersebut yang mana hal ini akan
berakibat pada peningkatan etos kerja dan produktivitas
para karyawannya.
5) Melebarkan Akses Menuju Market
Seluruh investasi serta biaya yang telah dikeluarkan untuk
program Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebenarnya
bisa menjadi sebuah peluang yang baik untuk memperoleh
market yang lebih besar lagi. Termasuk di dalamnya bisa
membangun loyalitas konsumen serta bisa menembus
pangsa pasar yang baru. Hal ini disebabkan program CSR
dapat membuat nama atau brand perusahaan menjadi lebih
terkenal dan di kagumi oleh masyarakat luas.
6) Melebarkan Akses Sumber Daya
Corporate Social Responsibility (CSR) jika dikelola dengan
baik akan menjadi sebuah keunggulan bersaing bagi
perusahaan yang nantinya dapat membantu perusahaan
dalam memperlancar jalan untuk mendapatkan sumber daya
yang dibutuhkan perusahaan.
7) Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
Perusahaan yang melakukan Corporate Social
Responsibility akan turut meringankan beban pemerintah
Page 55
38
sebagai regulator. Dimana pemerintahlah yang sebenarnya
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kesejahteraan
lingkungan dan masyarakatnya.
8) Mereduksi Biaya
CSR juga dapat menghemat biaya perusahaan seperti
misalnya melakukan program CSR yang berkaitan dengan
lingkungan dengan menerapkan konsep daur ulang dalam
perusahaan, sehingga limah perusahaan akan berkurang dan
biaya untuk produksi juga akan lebih berkurang.
9) Peluang Mendapatkan Penghargaan
Perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar bagi
masyarakat luas dan lingkungan sekitar melalui program
CSR (Corporate Social Responsibility) akan berpeluang
lebih besar untuk memperoleh sebuah penghargaan.
Tentunya hal ini akan menjadi sebuah kebanggaan
tersendiri bagi perusahaan tersebut.
c. Karakteristik Corporate Social Responsibility (CSR)
Beberapa karakteristik Corporate Social Responsibility (CSR):
1) CSR harus mengandung sistem governance yang baik,
diantaranya memiliki transparasi dan akuntabilitas.
2) CSR harus mempertimbangkan dan memperhatikan
kepentingan pemangku-kepentingan di dalam dan di luar
perusahaan.
Page 56
39
3) CSR harus bisa menciptakan dampak jangka panjang bagi
perusahaan dan masyarakat.
4) CSR harus merupakan kegiatan yang melebihi kepatuhan
kepada hukum dan peraturan yang berlaku.
5) CSR sebaiknya mengikuti panduan ISO 26000.
Stakeholder Theory
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana
manajemen memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder.
Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara
sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan,
sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan
wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang
diharapkan oleh stakeholders (Deegan, 2004).
Signaling Theory
Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan
demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang
berkualitas baik dan buruk (Harono, 2005). Teori sinyal
menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memerikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal
seperti investor atau kreditor.
Page 57
40
Kesimpulan penulis dari melihat definisi di atas adalah
Corporate Social Responsibility merupakan kegiatan sosial yang
dilakukan oleh perusahaan yang memberikan dampak bagi
masyarakat, misalnya memberikan bantuan berupa dana untuk
membangun pendidikan yang layak di suatu daerah. Jika
Perusahaan menerapkan kegiatan tanggung jawab sosial dari tahun
ke tahun maka dapat dikatakan bahwa nilai suatu perusahaan sangat
baik. Semakin tinggi bentuk pertanggungjawaban suatu perusahaan
maka akan semakin meningkatnya citra perusahaan dinilai lebih
baik, sehingga lebih mudah menarik minat para investor.
B. Penelitian Terdahulu
Sebelum penelitian ini dilakukan telah ada penelitian terdahulu yang
membahas terkait pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai
perusahaan dengan corporate social responsibility dan kebijakan dividen
sebagai variabel moderasi, dimana indikator dalam variabel profitabilitas
adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), variabel leverage
menggunakan indikator Debt to Equity Ratio (DER). Variabel nilai
perusahaan menggunakan Tobin’s Q. Variabel moderasi yaitu corporate
social responsibility menggunakan 91 indikator GRI G4 dan variabel
kebijakan dividen menggunakan indikator Dividend Payout Ratio (DPR)
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh:
Page 58
41
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel
dan Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
1. Beureukat
(2018)
Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Corporate
Social
Responsibility
Sebagai
Variabel
Moderating
Pada
Perusahaan
Pertambangan
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Variabel independen:
Profitabilitas
(ROA)
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(PER)
Variabel
Moderasi:
CSR
Metode:
Uji Asumsi
Klasik dan
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
1. Profitabilitas
yang
diproksikan
dengan Return
on Asset
(ROA)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
yang
diproksikan
dengan PER.
2. Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
yang
diproksikan
dengan PER.
3. CSR sebagai
variabel
moderasi
mampu
memperkuat
pengaruh
profitabilitas
(ROA)
terhadap nilai
perusahaan.
*Persamaan:
Variabel
Independen
yaitu
profitabilitas
(ROA),
Variabel
Moderasi yaitu
CSR
*Perbedaan:
Variabel
Independen
Profitabilitas
(ROE),
Leverage
(DER)
Variabel
Dependen
(Tobin’s Q)
Variabel
Moderasi
Kebijakan
Dividen
(DPR), Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian, dan
Metode
Penelitian
Page 59
42
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel
dan Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
2.
3.
Rama Dewi
Fitrianti
(2018)
Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Corporate
Social
Responsibility
Sebagai
Variabel
Moderasi Pada
Perusahaan
Perbankan
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
periode 2012 –
2016
Ahmad
Sholihul Hadi
(2018)
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROA)
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(Tobin’s Q)
Variabel
Moderasi:
CSR
Metode:
Uji Statistik
t (test)
Uji Asumsi
Klasik dan
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
Variabel
Independen
Profitabilitas
(ROE),
Leverage
(DER)
1. Profitabilitas
yang
diproksikan
dengan Return
on Asset
(ROA)
berpengaruh
positif
terhadap nilai
perusahaan.
2. Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
berpengaruh
positif
terhadap nilai
perusahaan.
3. CSR sebagai
variabel
moderasi tidak
memoderasi
pengaruh
profitabilitas
(ROA)
terhadap nilai
perusahaan
(Tobin’s Q).
Profitabilitas dan
leverage
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
*Persamaan:
Variabel
Independen
yaitu
profitabilitas
(ROA),
Variabel
Dependen
yaitu Tobin’s
Q, Variabel
Moderasi yaitu
CSR
*Perbedaan:
Variabel
Independen
Profitabilitas
(ROE),
Leverage
(DER)
Variabel
Moderasi
Kebijakan
Dividen
(DPR), Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian,
Metode
Penelitian.
Persamaan:
Variabel
moderasi: CSR
Perbedaan:
Variabel
Moderasi
Kebijakan
Dividen (DPR)
Page 60
43
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
dengan
Corporate
Social
Responsibility
Sebagai
Pemoderasi
(Perusahaan
Perbankan di
Bursa Efek
Indonesia 2014
– 2016)
Variabel
Dependen
Nilai
Perusahaan
(Tobin’s Q)
Variabel Moderasi
CSR
Metode:
CSR dapat
memoderasi
hubungan antara
profitabilitas
dengan nilai
perusahaan,
CSR
memoderasi/
memperkuat
hubungan antara
leverage dengan
nilai perusahaan.
Profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
CSR Ekonomi
dapat
memperlemah
pengaruh
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan,
CSR
Lingkungan
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan
Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian,
Metode
Penelitian
Uji Asumsi
Klasik, Regresi
Moderasi
4.
Ni Kadek
Raningsih dan
Luh Gede Sri
Artini (2018)
Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Corporate
Social
Responsibility
sebagai
Variabel
Moderasi
Variabel
Independen:
Profitabilitas
(ROA)
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(PBV)
Variabel
Moderasi:
CSR Ekonomi,
CSR
Lingkungan,
CSR Sosial
Persamaan: ROA dan CSR
Perbedaan:
ROE, DER,
PBV, CSR
Ekonomi, CSR
Lingkungan
dan CSR
Sosial.
Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian,
Metode
Penelitian
Metode: MRA,
SPSS
Page 61
44
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
5.
6.
Luluk
Maslukhah
(2017)
Pengaruh
Kebijakan
Hutang dan
Kebijakan
Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Profitabilitas
Sebagai
Variabel
Moderasi
Irwansyah,
Yoremia
Lestari
Ginting,
Anisa
Kusumaward
ani, Juspita
Erdiyanti
(2018)
Variabel
independen:
Profitabilitas
(ROA,ROE,
NPM)
Kebijakan
Hutang (DAR,
LTDER)
Kebijakan
Dividen (DPR,
DYR)
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(PER,PBV)
Variabel
Moderasi:
Profitabilitas
Metode:
SEM based
PLS
Variabel
Independen:
CSR
Disclosure,
Leverage
(DER)
Variabel
Dependen:
Kebijakan
Hutang tidak
berpengaruh
terhadap Nilai
Perusahaan,
Kebijakan
Dividen dan
profitabilitas
berpengaruh
positif signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Profitabilitas
tidak mampu
memperkuat
hubungan antara
Kebijakan
Hutang dan
Kebijakan
Dividen.
CSR
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
(PBV).
Leverage
berpengaruh
*Persamaan:
Metode PLS
*Perbedaan:
Variabel
Independen
Leverage
(DER),
Profitabilitas
(ROA, ROE)
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(Tobin’s Q)
Variabel
Moderasi
Kebijakan
Dividen
(DPR), CSR
Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian
Persamaan:
variabel
independen
yaitu leverage
(DER)
Perbedaan:
Variabel
Independen
Profitabilitas
Page 62
45
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
7.
Corporate
Social
Responsibility
disclosure,
Leverage, and
Firm Value:
The
Moderating
Role of
Profitability
Benyamin
Eliezer
Pascareno
(2016)
Effect of
Financial
Performance
on Company’s
Value
Moderated by
Dividend
Policy
Nilai
Perusahaan
(PBV)
Variabel
Moderasi:
profitabilitas
Metode:
Uji Asumsi
Klasik dan
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
Variabel
Independen:
Likuiditas,
Leverage,
Profitabilitas
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(Tobin’s Q)
Variabel
Moderasi:
Kebijakan
Dividen
Metode:
Regression
Analysis
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Profitabilitas
positif dapat
memoderasi
hubungan antara
CSR terhadap
nilai perusahaan
dan Leverage
terhadap nilai
perusahaan
Likuiditas,
leverage dan
profitabilitas
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Kebijakan
Dividen tidak
dapat
memoderasi
secara sifnifikan
hubungan
likuiditas dan
leverage
terhadap nilai
perusahaan
Variabel
Moderasi
Kebijakan
Dividen
(DPR), CSR
Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian,
Metode
Penelitian
Persamaan:
variabel
independen
yaitu leverage
dan
profitabilitas
Variabel
dependen yaitu
Tobin’s Q
Variabel
moderasi yaitu
kebijakan
dividen
Perbedaan:
variabel
moderasi CSR,
Objek
penelitian,
Tahun
Penelitian,
Metode
Penelitian
Page 63
46
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
8.
9.
Deby
Widyasari,
Ardi Paminto,
dan Justina
Ade Judiarni
(2018)
Pengaruh
Profitabilitas
dan Kebijakan
Hutang
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Kebijakan
Dividen
sebagai
Variabel
Moderasi Studi
Kasus
Perusahaan
Manufaktur
Sisca (2016)
Pengaruh
Leverage dan
Profitabilitas
Terhadap
Nilai
Perusahaan
dengan
Kebijakan
Variabel
Independen:
Profitabilitas
dan Kebijakan
Hutang
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
Variabel
Moderasi:
Kebijakan
Dividen
Metode:
Regresi Linear
Berganda dan
MRA dengan
SPSS
Variabel
Independen:
Leverage dan
Profitabilitas
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(Tobin’s Q)
Profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
kebijakan hutang
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
kebijakan
dividen mampu
memoderasi
pengaruh
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan,
kebijakan
dividen tidak
mampu secara
signifikan
memoderasi
pengaruh
kebijakan hutang
terhadap nilai
perusahaan
Leverage dan
profitabilitas
secara simultan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
secara parsial
Persamaan:
variabel
independen:
profitabilitas
Variabel
dependen: nilai
perusahaan
Variabel
moderasi:
kebijakan
dividen
Perbedaan:
Objek
penelitian,
Tahun
penelitian,
Metode
penelitian
Persamaan:
variabel
independen
yaitu leverage
dan
profitabilitas,
variabel
dependen yaitu
Tobin’s Q, dan
Page 64
47
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
10.
Dividen
sebagai
Variabel
Moderating
Agusta
Amanda
Wulandari, I
Wayan
Ramantha,
dan Made
Gede
Wirakusuma
(2016)
Dampak
Moderasi
Profitabilitas
terhadap
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
Pada Nilai
Perusahaan
Manufaktur
Variabel
Moderasi:
Kebijakan
Dividen
Metode: Uji
Asumsi Klasik
Variabel
independen:
Corporate
Social
Responsibility
Variabel
dependen: nilai
perusahaan
Variabel
moderasi:
Profitabilitas
Metode: Uji
Asumsi Klasik
dan Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
Leverage
berpengaruh
negatif tidak
terhadap nilai
perusahaan,
profitabilitas
secara parsial
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
CSR
berpengaruh
positif pada
suatu nilai
perusahaan dan
profitabilitas
sebagai variabel
pemoderasi yang
memperkuat
hubungan CSR
dengan nilai
perusahaan
variabel
moderasi yaitu
kebijakan
dividen
Perbedaan:
variabel
moderasi
Corporate
Social
Responsibility
(CSR), objek
penelitian,
tahun
penelitian dan
metode
penelitian
Persamaan:
variabel
dependen yaitu
nilai
perusahaan
Perbedaan:
variabel
independen
yaitu
Profitabilitas
dan Leverage
Variabel
moderasi yaitu
Corporate
Social
Responsibility
dan Kebijakan
Dividen,
Objek
penelitian,
Tahun dan
Page 65
48
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
Metode
penelitian
11.
Dedi Rossidi
Sutama dan
Erna Lisa
(2018)
Pengaruh
Leverage dan
Profitabilitas
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Independen:
Leverage dan
Pofitabilitas
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(PBV)
Metode:
Analisis
Regresi
Berganda
Leverage dan
Profitabilitas
secara simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan dan
secara parsial,
leverage dan
profitabilitas
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
Persamaan:
Variabel
Independen
yaitu leverage
dan
profitabilitas
Perbedaan:
indikator dari
variabel
dependen yaitu
Tobin’s Q,
adanya
variabel
moderasi,
objek
penelitian,
tahun
penelitian dan
metode
penelitian
12.
Ria Esana
dan Ari
Darmawan
(2017)
Pengaruh
Kebijakan
Dividend an
Keputusan
Investasi
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Variabel
Independen:
Kebijakan
Dividen dan
Keputusan
Investasi,
Profitabilitas
t+1
Variabel
dependen:
Nilai
Perusahaan
Kebijakan
Dividen
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Nilai perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
t+1, dan Dividen
berpengaruh
Persamaan:
Variabel
Dependen
yaitu Nilai
Perusahaan
dan Metode
penelitian
dengan PLS
Perbedaan:
Variabel
Independen
yaitu
profitabilitas
Page 66
49
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
serta
Dampaknya
terhadap
Profitabilitas
Metode:
Partial Least
Square
signifikan
terhadap
profitabilitas t+1
dan leverage,
objek dan
tahun
penelitian
13.
Rajab (2017)
Pengaruh
Profitabilitas
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Corporate
Social
Responsibility
sebagai
Variabel
Moderating
Variabel
Independen:
Profitabilitas
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(PER)
Variabel
Moderasi:
CSR
Metode: Uji
Asumsi Klasik
Profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan, dan
CSR sebagai
variabel
moderating
memperkuat
hubungan antara
ROA dengan
nilai perusahaan
Persamaan:
Variabel
Independen
yaitu
profitabilitas,
variabel
moderasi yaitu
CSR
Perbedaan:
Variabel
Independen
dengan adanya
leverage,
indikator
variabel
dependen yaitu
Tobin’s Q,
metode
penelitian,
objek dan
tahun
penelitian
14.
I Gusti
Ngurah
Agung Dwi
Pramana dan
I Ketut
Mustanda
(2016)
Pengaruh
Profitabilitas
Variabel
Independen:
Profitabilitas
dan Size
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
Profitabilitas
berpengaruh
positif terhadap
nilai perusahaan,
ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif signifikan
terhadap nilai
Persamaan:
Variabel
Independen:
Profitabilitas,
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan,
dan Moderasi
Page 67
50
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
dan Size
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Moderasi:
CSR
Metode: Uji
Asumsi Klasik
perusahaan,
CSR secara
signifikan
berpengaruh
negatif terhadap
nilai
perusahaan,
CSR mampu
memoderasi
pengaruh
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan dan
CSR tidak
mampu
memoderasi
pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap nilai
perusahaan
Perbedaan:
Variabel
Independen
yaitu
Profitabilitas
dan leverage,
Metode
penelitian,
objek dan
tahun
penelitian
15.
Ita Khoerun
Nisa (2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage,
Kepemilikan
Manajerial
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
sebagai
Variabel
Moderating
Variabel
Independen:
Profitabilitas,
Leverage dan
Kepemilikan
Manajerial
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
(PBV)
Variabel
Moderasi:
CSR
Metode: Uji
Asumsi Klasik
Profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan dan
CSR tidak
mampu
memoderasi
hubungan
ukuran
perusahaan
terhadap nilai
perusahaan
Profitabilitas
dan kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
signifikan
Persamaan:
Variabel
Independen
yaitu
profitabilitas
dan leverage,
serta variabel
moderasi yaitu
CSR
Perbedaan:
Variabel
Dependen
yaitu Tobin’s
Q, metode,
objek dan
tahun
penelitian
Page 68
51
NO. Peneliti,
Tahun dan
Judul
Variabel dan
Metode
Hasil Penelitian Persamaan
dan
Perbedaan
16.
Lidyasari
(2019)
Pengaruh
Likuiditas
Leverage dan
Profitabilitas
Terhadap
Nilai
Perusahaan
dengan
Kebijakan
Dividen
sebagai
Variabel
Moderasi
Variabel
Independen:
Likuiditas,
Leverage dan
Profitabilitas
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
Variabel
Moderasi:
Kebijakan
Dividen
Metode:
Regresi
Linier
Berganda
terhadap nilai
perusahaan, CSR
tidak mampu
memoderasi
hubungan
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan dan
CSR mampu
memoderasi
leverage dan
kepemilikan
manajerial
terhadap nilai
perusahaan
Likuiditas,
Leverage dan
Profitabilitas
berpengaruh
positif signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Kebijakan
Dividen
memperlemah
hubungan
likuiditas terhadap
nilai perusahaan,
kebijakan dividen
memperkuat
hubungan antara
leverage dan
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan
Persamaan:
Variabel
Independen
yaitu
profitabilitas
dan leverage,
Variabel
moderasi yaitu
kebijakan
dividen
Perbedaan:
tidak adanya
likuiditas pada
variabel
independen,
terdapat CSR
pada variabel
moderasi.
Metode
penelitian,
objek dan
tahun
penelitian
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu (2019)
Page 69
52
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dan Variabel Dependen
Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas yang didapat
dari data 15 perusahaan yang terdaftar di LQ45 dan leverage. Dimana,
profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah nilai perusahaan yang terdaftar di LQ45 dan corporate
social responsibility (CSR) serta kebijakan dividen sebagai variabel
pemoderasi. Pada penelitian ini, nilai perusahaan yang terdaftar di LQ45.
1. Keterkaitan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimiliki sebuah perusahaan
akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan
(Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit
Margin (NPM) termasuk kedalam rasio profitabilitas. Dimensi-dimensi
konsep profitabilitas dapat menjelaskan kinerja manajemen perusahaan.
Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai
indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen.
Umumnya dimensi profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap
nilai perusahaan (Harmono, 2014: 110). Dalam penelitian ini, Return On
Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) sebagai rasio profitabilitas
yang dapat mencerminkan besarnya nilai suatu perusahaan. Semakin
tinggi nilai rasio, maka nilai nilai perusahaan akan semakin baik. Return
On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) digunakan untuk
Page 70
53
mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba, asset,
ekuitas, dan lain-lain. Besarnya keuntungan yang diperoleh dari kinerja
suatu perusahaan akan mempengaruhi laporan keuangan yang akan
disajikan oleh perusahaan tersebut. efektivitas dan efisiensi manajemen
dapat dinilai juga dengan melihat seberapa besar tingkat laba.
Hasil penelitian sebelumnya yaitu Sutama dan Lisa (2018)
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi
akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga
memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan
saham yang akan meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan juga
meningkat. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Beureukat (2018),
Raningsih dan Artini (2018), serta Maslukhah (2017) juga menunjukkan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H1: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
2. Keterkaitan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Syamsuddin (2002:90), mengemukakan bahwa rasio leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana
yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya
untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan.
Page 71
54
Perusahaan menggunakan rasio leverage dengan tujuan agar
keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber
dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang
saham. Kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana
untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan
dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa
tingkat ketidak pastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh
akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut akan
memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini
bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu
perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan
semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin besar return atau
penghasilan yang diharapkan.
Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irwansyah,
et.al., (2018) yang menujukkan bahwa leverage berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan, dan penelitian yang dilakukan oleh
Sisca (2016) juga menyatakan bahwa leverage dalam teori berhubungan
negatif dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi leverage maka nilai
perusahaan akan semakin rendah dan semakin rendah leverage maka nilai
perusahaan semakin tinggi. Leverage dalam penelitian ini ditunjukkan
memiliki pengaruh yang sangat rendah dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. ini mengindikasikan semakin tinggi atau rendah hutang yang
dimiliki oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Page 72
55
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pascareno (2016) menyatakan
bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H2: Leverage berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
3. Keterkaitan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan ditemukan hasil yang
tidak konsisten dan juga bervariatif yang dapat disebabkan oleh adanya
faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap variabel independen
dengan variabel dependen. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan adalah
Profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukan tingkat keuntungan bersih
yang mampu diraih oleh perusahaan didalam menjalankan operasinya.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin besar
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan CSR yang berpengaruh
terhadap kepercayaan stakeholders terhadap perusahaan yang nantinya
meningkatkan nilai perusahaan, begitu pula sebaliknya.
Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan diperlukan sinergi dan
hubungan timbal balik antara perusahaan dan masyarakat, investor, dan
karyawan. Perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya secara
berkesinambungan dan konsisten, maka citra perusahaan di pihak
eksternal akan semakin baik.
Page 73
56
Hal ini berpengaruh terhadap semakin tingginya loyalitas konsumen
kepada perusahaan. Corporate Social Responsibility tidak hanya
menambah biaya namun dapat berguna sebagai alat marketing bagi
perusahaan apabila CSR dilaksanakan berkesinambugan (Amanda,
2016).
Adanya penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitrianti
(2018) dan Irwansyah, et.al. (2018) yang menunjukkan bahwa Corporate
Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Beureukat (2018) menyatakan
bahwa CSR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H3: Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.
4. Keterkaitan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Modigliani-Miller dalam Brealey et.al., (2010) mengemukakan
nilai per lembar saham yang didiskonto setelah keputusan pembelanjaan
dan dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum pembayaran
dividen. Dengan kata lain, penurunan harga pasar saham karena
pembelanjaan eksternal sama dengan kenaikan harga saham karena
pembayaran dividen. Jadi, pemegang saham dikatakan indefferent antara
dividen dan laba ditahan. Kebijakan dividen adalah persentase laba yang
dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai,
Page 74
57
penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu, pembagian dividen
saham dam pembelian kembali saham (Harmono, 2014:12).
Terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya
yaitu Esana dan Darmawan (2017) dan Maslukhah (2017) yang
menunjukkan bahwa Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut memperkuat teori Bird in the
Hand Theory yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner, yang
mengindikasikan adanya asimetri informasi antara investor terkait
kebijakan dividen perusahaan yang kemudian mempengaruhi nilai
perusahaan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa investor menafsirkan
perubahan tingkat dividen dalam pandangan manajemen sebagai prospek
keutungan masa depan bagi perusahaan.
H4: Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
5. Keterkaitan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Moderasi
Tanggung jawab sosial diperlukan agar perusahaan dapat
meningkatkan reputasi perusahaan dan pada akhirnya juga akan
meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Artinya, bahwa
selain melihat profitabilitas, pasar juga memberikan respon terhadap
alokasi biaya CSR yang dilakukan perusahaan sehingga alokasi biaya
CSR di dalam perusahaan merupakan salah satu faktor yang menentukan
nilai perusahaan baik atau sebaliknya, apabila perusahaan
Page 75
58
memberikan respon yang baik terhadap CSR maka nilai perusahaan
buruk. Hal ini ditandai dengan harga saham yang relatif rendah dan
rendahnya volume penjualan saham yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Beureukat (2018) dan Hadi (2018) bahwa Corporate Social
Responsibility sebagai variabel moderating berpengaruh positif terhadap
hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan. Rajab (2017) dan
Pramana dan Mustanda (2016) bahwa CSR mampu memoderasi
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Fitrianti (2018) menyatakan bahwa CSR tidak
mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
H5: Corporate Social Responsibility mampu memoderasi atau
memperkuat hubungan antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
6. Keterkaitan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) Sebagai Moderasi
Menurut Kasmir (2010:158), leverage akan menunjukkan besarnya
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Leverage dalam
penelitian ini diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER). Semakin besar
rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal
dari hutang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Dimana
semakin kecil rasio DER, semakin baik kemampuan perusahaan untuk
dapat bertahan dalam kondisi yang buruk.
Page 76
59
Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih
mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur.
Pengungkapan CSR sangat penting bagi perusahaan, karena
dengan perusahaan mengungkapkan tanggung jawab sosialnya dapat
menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
Dengan banyaknya investor yang menanamkan modalnya pada
perusahaan, hal tersebut dapat mencerminkan perusahaan memiliki skala
yang besar. Perusahaan dengan skala yang besar diindikasikan dapat
memenuhi kewajibannya (Nisa, 2017).
H6: Corporate Social Responsibility mampu memoderasi atau
memperkuat hubungan antara Leverage terhadap Nilai Perusahaan
7. Keterkaitan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Dividen Sebagai Moderasi
Tingkat profitabilitas yang tinggi diprediksi dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Ketika kebijakan dividen menjadi moderasi diharapkan
dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan,
sebab dengan adanya kebijakan pembayaran dividen tunai kepada para
pemegang saham akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
kata lain, perusahaan akan dapat memaksimumkan nilai perusahaan
apabila harapan investor untuk mendapatkan tingkat pengembalian
berupa dividen tunai dapat terwujud. Studi ini memprediksikan bahwa
kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan.
Page 77
60
Kemampuan perusahaan membayar dividen tunai erat hubungannya
dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba suatu periode. Jika
kemampuan perusahaan memperoleh laba tinggi, diprediksikan
kemampuan perusahaan membayar dividen tunai juga tinggi, sehingga
mendorong peningkatan nilai perusahaan. Dalam kondisi demikian,
kebijakan dividen diharapkan dapat berperan sebagai variabel moderasi
dalam pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap
profitabilitas dan nilai perusahaan telah dilakukan oleh penelitian
sebelumnya yaitu Lidyasari (2019) menyimpulkan bahwa variabel
kebijakan dividen memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan. Dengan kata lain, pembagian dividen kepada para pemegang
saham merupakan sinyal yang baik karena investor berekspektasi bahwa
profitabilitas perusahaan semakin baik. Sinyal tersebut dapat
meningkatkan investasi sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Paminto dan Judiarni (2018) juga
menunjukkan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
H7: Kebijakan Dividen mampu memoderasi atau memperkuat hubungan
antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
8. Keterkaitan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan
Dividen Sebagai Moderasi
Berdasarkan teori signaling dalam Hanafi (2004), perusahaan yang
memiliki hutang tinggi dan mampu membayarkan dividen yang tinggi
Page 78
61
dapat memberikan signal yang baik kepada pemegang saham. Signal
tersebut diterima oleh investor dan investor menginterpretasikan bahwa
perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa yang akan
datang. Perusahaan yang memiliki prospek yang bagus di masa yang
akan datang adalah perusahaan yang aliran kasnya tetap terjaga.
Penelitian yang sudah dilakukan oleh Lidyasari (2019)
menyimpulkan bahwa variabel kebijakan dividen memperkuat pengaruh
leverage terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan dengan
leverage yang tinggi akan lebih memfokuskan untuk membayar hutang
tersebut dan menjadikan labanya untuk ditahan sehingga dividen tidak
dibagikan sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham
perusahaan, akibatnya nilai perusahaan akan menurun. Dapat dikatakan
bahwa semakin kecil rasio hutang (leverage) perusahaan, maka
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin
tinggi dan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham
perusahaan akan semakin meningkat, karena tingkat kepercayaan
investor terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Sedangkan,
penelitian yang dilakukan oleh Pascareno (2018) menunjukkan bahwa
kebijakan dividen tidak mampu memoderasi secara signifikan hubungan
leverage terhadap nilai perusahaan.
H8: Kebijakan Dividen secara positif dan signifikan dapat memoderasi
atau memperkuat hubungan antara Leverage terhadap nilai perusahaan
Page 79
62
D. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini variabel independen adalah Profitabilitas sebagai X1
dan Leverage sebagai X2. Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On
Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Variabel independen yang
terdapat dalam penelitian ini akan mempengaruhi nilai perusahaan (Tobin’s
Q) sebagai variabel dependen untuk membuktikan apakah nilai perusahaan
sebagai Y tersebut, dapat berpengaruh signifikan atau tidak. Variabel
moderasi dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility sebagai
M1 dan Kebijakan Dividen sebagai M2. Dimana, untuk mengetahui apakah
Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kebijakan Dividen dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan antara profitabilitas dengan nilai
perusahaan dan hubungan antara leverage dengan nilai perusahaan. Semua
variabel akan diuji menggunakan SmartPLS melalui dua tahap yaitu evaluasi
outer model dan inner model. Pertama yang harus dilakukan adalah dengan
melihat hasil loading factor atau outer loading. Dalam outer model masing-
masing indikator melalui uji Cross Loading, Composite Reliability, Average
Variance Extracted (AVE) dan Multicollinearity dengan melihat melihat VIF,
sedangkan dalam uji inner model melalui koefisien determinasi (R-Square), P-
Values dan t-statistic yang dapat dilihat setelah diuji Path Coefficient kemudian
bootstrapping. Dengan melihat hasil dari uji outer model dan inner model yang
sudah dilakukan pengujian, dapat diketahui seberapa besar pengaruh masing-masing
variabel dan melihat apakah variabel moderasi mampu memoderasi hubungan antara
masing- masing variabel. Terdapat Gambar Kerangka untuk penelitian ini, sebagai
berikut:
Page 80
63
Gambar 2.1
Gambar Kerangka
Sumber: Data Diolah (2019)
D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis untuk penelitian sebagai berikut:
1. H0: ρ ≠ 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas
terhadap nilai perusahaan
H1: ρ = 0, terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap nilai
perusahaan
2. H0: ρ ≠ 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara leverage terhadap
nilai perusahaan
H1: ρ = 0, terdapat pengaruh signifikan antara leverage terhadap nilai
perusahaan
3. H0: ρ ≠ 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan
H1: ρ = 0, terdapat pengaruh signifikan antara corporate social
Page 81
64
responsibility terhadap nilai perusahaan
4. H0: ρ ≠ 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan
H1: ρ = 0, terdapat pengaruh signifikan antara kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan
5. H0: ρ ≠ 0, Corporate social responsibility tidak mampu memoderasi atau
memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan
H1: ρ = 0, Corporate social responsibility mampu memoderasi atau
memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan
6. H0: ρ ≠ 0, Corporate social responsibility tidak mampu memoderasi atau
memperlemah hubungan antara leverage terhadap nilai perusahaan
H1: ρ = 0, Corporate social responsibility mampu memoderasi atau
memperkuat hubungan antara leverage terhadap nilai perusahaan
7. H0: ρ ≠ 0, kebijakan dividen tidak mampu memoderasi atau
memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan
H1: ρ = 0, kebijakan dividen mampu memoderasi atau memperkuat
hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan
8. H0: ρ ≠ 0, kebijakan dividen tidak mampu memoderasi atau
memperlemah hubungan antara leverage terhadap Nilai Perusahaan
H1: ρ = 0, kebijakan dividen mampu memoderasi atau memperkuat
hubungan antara leverage terhadap nilai perusahaan.
Page 82
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang bersifat kuantitatif ini untuk menguji dan menganalisis 15
perusahaan yang terdaftar di LQ45 dengan variabel independen profitabilitas
yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE) serta leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER),
variabel dependen dalam penelitian yaitu Nilai Perusahaan yang diproksikan
dengan Tobin’s Q, dan variabel pemoderasi dalam penelitian ini yaitu
Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kebijakan Dividen. Perusahaan
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45 tahun
2014 sampai 2018.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jadi yang dimaksud
populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun
presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu
yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian (Arikunto, 2013:173).
Menurut Hadi (2015:190), populasi adalah seluruh penduduk yang
dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:61). Populasi bukan hanya orang
65
Page 83
66
sebagai obyek atau subjek penelitian, tetapi dapat juga benda-benda alam
lainnya dan termasuk jumlah (kuantitas atau kualitas) tertentu yang ada
pada objek yang diamati, bahkan seluruh karakteristik tertentu yang
dimiliki oleh subjek atau objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang sahamnya termasuk dalam Indeks LQ45 periode 2014-
2018 yang telah sesuai dengan kriteria penelitian. Objek yang akan
diteliti adalah data-data sekunder seperti nilai perusahaan yang terdaftar
di indeks LQ45 periode 2014 sampai 2018. Yang sesuai dengan kriteria
terdapat 15 perusahaan.
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil harus betul-
betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2016:62). Sampel adalah
sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi (Hadi,
2015:191). Proporsi dari sampel, yaitu perimbangan antara jumlah
sampel dan jumlah populasi, mungkin sangat besar mungkin sangat kecil.
Bila populasi terlalu besar maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil sebagian dari populasi itu.
Page 84
67
Dalam penelitian ini, menggunakan sampel non probabilitas atau
sampel non random karena penelitian akan mengambil sampel dari nilai
perusahaan yang signifikan yang terdaftar di Indeks LQ45 yaitu
perusahaan yang sesuai dengan kriteria periode 2014 sampai 2018 dan
menggunakan teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk
penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah
pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Berikut ini adalah beberapa kriteria dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini:
Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan yang mempunyai laporan
tahunan dan laporan keuangan
perusahaan tahun 2014 sampai 2018
45
2. Perusahaan yang mengungkapkan informasi terkait Dividen
45
3. Perusahaan yang mengungkapkan
informasi tentang Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam Sustainability Report (Laporan Keberlanjutan)
15
Total Perusahaan yang sesuai 15
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Data Diolah (2019)
Jadi, Perusahaan yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah 15 Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 dan sesuai
dengan kriteria pada tabel 3.1 yang sudah ditetapkan. Perusahaan
yang terdaftar dalam Indeks LQ45 terdiri dari perusahaan-
perusahaan dari beberapa sektor seperti sektor pertambangan,
perbankan, food and beverages, infrastruktur dan lain-lain. Berikut
15 perusahaan yang telah sesuai dengan kriteria yang telah
Page 85
68
ditentukan dari berbagai macam sektor, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sampel Perusahaan
No. Kode Saham
Nama Perusahaan
1. ANTM Aneka Tambang (Persero), Tbk
2. ASII Astra International, Tbk.
3. BBCA Bank Central Asia, Tbk.
4. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
5. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
6. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
7. BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk.
8. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
9. INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk.
10. INTP Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
11. KLBF Kalbe Farma, Tbk.
12. PTBA PT. Bukit Asam, Tbk.
13. SMGR Semen Indonesia (Persero), Tbk.
14. UNTR PT. United Tractors, Tbk
15. WIKA PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Sumber: Data Diolah, (2019)
C. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif tersebut adalah data keuangan dan data pada sustainability report
(laporan keberlanjutan) diantaranya seperti rasio keuangan dalam financial
report, closing price saham, harga per lembar saham, serta data yang terkait
pada variabel dalam penelitian ini.
Data tersebut berasal dari berbagai sumber, diantaranya IDX dan
investing.com dalam bentuk laporan tahunan dan laporan keberlanjutan
masing-masing perusahaan pada periode 2014-2018.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
Page 86
69
menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2008). Statistik deskriptif adalah metode-metode yang
berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga
memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Statistik
deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
(Sugiyono, 2007). Data yang disajikan dalam statistik deskriptif
biasanya dalam bentuk ukuran pemusatan data (Kuswanto, 2012).
Mean (rata-rata) biasa dilambangkan dengan tanda �̅. Pada mean
suatu populasi dilambangkan dengan μ, sedangkan untuk sampel
dilambangkan x. selain itu, terdapat nilai minimum, maximum, median
dan standar deviation.
2. Uji Partial Least Square (PLS)
PLS sebagai metode analisis yang powerfull karena tidak
mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah
sampel kecil (Ghozali, 2008). Partial least square suatu teknik prediktif
yang bisa menangani banyak variabel independen, bahkan sekalipun
terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel tersebut (Ramzan
dan Khan, 2010). Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk
mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Pemilihan PLS
pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik data pada model SEM-
PLS yang sesuai dengan ukuran sampel yang dikemukakan (Hair, et.al.,
Page 87
70
2013) bahwa tidak ada masalah identifikasi atau model tetap dapat
diestimasi dengan ukuran sampel kecil (30-50). Analisis PLS yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program SmartPLS (v.3.2.7).
Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam
penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan
menggunakan software SmartPLS mulai dari Outer Model
(Measurement Model), Inner Model (Structural Model), pengujian
hipotesis dan model analisis persamaan struktural.
a. Outer Model (Measurement Model)
Menurut Abdillah dan Jogiyanto (2015), outer model atau
measurement model menggambarkan hubungan antar blok
indikator dengan variabel latennya. Model ini secara spesifik
menghubungkan antar variabel laten dengan indikator-indikatornya
atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana
setiap indikator berhubungan dengan variabel lainnya. Pada outer
model terdapat dua jenis model yaitu model indikator formatif dan
refleksif. Model reflektif mencerminkan bahwa setiap indikator
merupakan pengukuran kesalahan yang dikenakan terhadap
variabel laten. Arah sebab akibat ialah dari variabel laten ke
indikator dengan demikian indikator-indikator merupakan refleksi
variasi dari variabel laten (Henseler, Ringle & Sinkovicks, 2009).
Model refleksif sering disebut sebagai principal factor model yang
berarti bahwa variabel manifest dipengaruhi oleh variabel laten.
Persamaan model indikator refleksif adalah sebagai berikut:
Page 88
71
𝑥 = 𝜆𝑥 𝜉 + 휀𝑥……………………………….…………..(3.1)
𝑦 = 𝜆𝑦 ƞ + 휀𝑦 …………………………….…………….(3.2)
Dimana:
x : menyatakan indikator untuk variabel laten eksogen
(𝜉)
y : menyatakan indikator untuk variabel laten endogen
(ƞ)
𝜆𝑥, 𝜆𝑦 : menyatakan loading matrix yang menggambarkan
seperti koefisien regresi sederhana yang
menghubungkan variabel laten dengan
indikatornya.
Model Formatif mengasumsikan bahwa variabel manifest
mempengaruhi variabel laten. Arah kausalitas mengalir dari
variabel manifest menuju variabel laten. Persamaan untuk model
formatif adalah sebagai berikut:
𝜉 = 𝛱𝑥 𝜉𝑋𝑖 + 𝛿𝜉………………………………………...(3.3)
𝜉 = 𝛱𝑦 ƞ𝑌𝑖 + 휀ƞ…………………….…………………..(3.4)
Dimana:
𝛱𝑥, 𝛱𝑦 = menyatakan seperti koefisien regresi berganda dari
variabel laten terhadap indikatornya.
𝜉, 휀ƞ = menyatakan tingkat kesalahan pengukuran (residual error)
Uji yang dilakukan pada outer model yaitu:
1) Convergent Validity
Dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor
item atau skor komponen dengan skor konstruk). Indikator
Page 89
72
dianggap valid jika memiliki nilai AVE (Average Variance
Extranced) diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outer
loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi
kriteria validitas konvergen (Ghozali, 2008). Nilai AVE
merupakan rata-rata presentase skor varian yang diekstraksi
dari seperangkat variabel laten yang diestimasi melalui loading
Standarized indikatornya dalam proses iterasi alogaritma
dalam PLS (Jogiyanto, 2009). Penggunaan Average Variance
Extracted (AVE) sebagai kriteria pengujian convergent validity
diperoleh melalui formula (Ghozali, 2014:74):
𝐴𝑉𝐸 =(𝛴𝜆𝑖²)𝑣𝑎𝑟 𝐹
(𝛴𝜆𝑖²) 𝑣𝑎𝑟 𝐹+ 𝛴𝜃𝑖𝑖……………………….……(3.5)
Dimana:
𝜆𝑖 adalah factor loading
𝐹 adalah faktor variance
𝜃𝑖𝑖 adalah error variance
2) Discriminant Validity
Dinilai berdasarkan cross loading, model mempunyai
discriminant validity yang cukup jika nilai cross loading antara
konstruk lebih besar dari nilai cross loading antara konstruk
dengan konstruk lainnya dalam model (Jogiyanto, 2009).
3) Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Menurut Jogiyanto (2009), uji reliabilitas menggunakan
Page 90
73
nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Cronbach’s
Alpha untuk mengukur batas awah nilai reliabilitas suatu
konstruk sedangkan Composite Reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Namun Composite
Reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi
internal suatu konstruk. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,7 dan
Composite Reliability > 0,7. Formula yang digunakan untuk
menguji composite reliability adalah:
Page 91
74
𝜌ϲ =(𝛴𝜆𝑖)²𝑣𝑎𝑟 𝐹
(𝛴𝜆𝑖)²𝑣𝑎𝑟 𝐹+ 𝛴𝜃𝑖𝑖………………………………(3.6)
Dimana:
𝜆𝑖 adalah factor loading
𝐹 adalah faktor variance𝜃𝑖𝑖 adalah error variance
Sedangkan untuk menghitung Cronbach’s alpha dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut (Ghozali, 2014:76):
𝛼 =𝛴𝑝≠𝑝ʼ 𝑐𝑜𝑟 (𝑋𝑝𝑞‚ 𝑋𝑝ʼ𝑞)
𝑃𝑞+𝛴𝑝≠𝑝ʼ 𝑐𝑜𝑟 (𝑋𝑝𝑞‚ 𝑋𝑝ʼ𝑞)𝑥
𝑃𝑞
𝑃𝑞−1…………….(3.7)
Dimana:
Pq adalah jumlah indikator atau manifest variabel
q adalah blok indikator
b. Inner Model (Structural Model)
Menurut Abdillah dan Jogiyanto (2015) model struktural
(Inner Model) merupakan model struktural untuk memprediksi
hubungan kausalitas antar variabel laten. Dalam mengevaluasi
struktur model pada penelitian ini digunakan Coefficient of
Determination (R2) dan Path Coefficient (β). Hal ini digunakan
untuk melihat dan meyakinkan hubungan antara konstruk yang
dibuat (Jogiyanto, 2009). Model persamaan inner model yaitu
sebagai berikut:
ƞ = 𝛽0 + 𝛽ƞ + г𝜉 + 휁…………………………….(3.8)
Dimana:
Ƞ menyatakan vektor variabel laten dependen (endogen)
𝜉 menyatakan vektor variabel laten independen (eksogen)
휁 menyatakan vektor residual (unexpected variance)
Page 92
75
PLS didesain untuk model rekursif, sehingga terdapat
hubungan antar variabel laten yang disebut causal chain system
dengan bentuk persamaan:
ƞ𝑗 = 𝛴 𝛽𝑗𝑖ƞ𝑖 + 𝛴𝛾𝑗𝑏𝜉𝑏 + 휁𝑗………………………....(3.9)
Dimana:
𝑖 .. b menyatakan indeks range sepanjang i dan b
𝑗 menyatakan jumlah variabel laten endogen
𝛣𝑗𝑖 menyatakan koefisien jalur yang menghubungkan
variabel laten endogen (ƞ) dengan endogen (ƞ)
𝛾𝑗𝑏 menyatakan koefisien jalur yang menghubungkan
variabel laten endogen (ƞ) dengan eksogen (ξ)
휁 menyatakan tingkat kesalahan pengukuran (inner
residual variable).
Dalam Inner Model terdapat uji yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Coefficient of Determination (R-Square)
Koefisien determinasi pada konstruk disebut nilai R-square.
Koefisien determinasi mengukur seberapa besar variasi
variabel laten dependen dijelaskan oleh variabel laten
independen. Menurut Chin (1998), nilai R-Square sebesar
0,67.
2) Path Coefficient
Path coefficient merupakan koefisien jalur atau besarnya
hubungan atau pengaruh konstruk laten, dilakukan dengan
Page 93
76
prosedur Bootstrapping. Path Coefficient merupakan suatu
metode penelitian yang digunakan untuk menguji kekuatan
hubungan langsung dan tidak langsung di antara berbagai
variabel. Hasil Path Coefficients memperoleh nilai t-statistic
dan p-values untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen dan mengetahui variabel yang dapat
memoderasi atau memperkuat/memperlemah pengaruh antara
variabel eksogen terhadap variabel endogen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
atau variabel bebas (X). Variabel independen dari penelitian ini adalah
profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER). ROA dihitung
dengan formula sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎……………………………….(3.10)
Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 =Laba Bersih
Ekuitas Biasa………………………………....(3.11)
Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
𝐷𝐸𝑅 =Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham ……………………....(3.12)
Page 94
77
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas atau variabel tidak bebas (Y)”
(Sugiyono, 2011:4) yaitu nilai perusahaan yang terdaftar di Indeks
LQ45 tahun 2014 sampai 2018. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan
diukur dengan menggunakan Tobin’s Q (Wijaya dan Linawati, 2015).
Tobin’s Q dihitung dengan formula:
𝑄 =𝑀𝑉𝐸+𝐷𝐸𝐵𝑇
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡……………………………………..(3.13)
Keterangan:
Q : Nilai perusahaan
MVE : Market Value of Equity atau biasa disebut nilai pasar
ekuitas. MVE dihitung dengan cara (closing price saham
x jumlah saham beredar).
Debt : Nilai buku total hutang perusahaan (hutang lancar +
hutang jangka panjang).
TA : Total asset yang dimiliki perusahaan.
3. Variabel Moderasi
Penelitian ini menggunakan dua variabel pemoderasi yaitu
Kebijakan Dividen yang diproksikan menggunakan Dividend Payout
Ratio (DPR) dan Corporate Social Responsibility dihitung dengan
menyesuaikan 91 indikator dalam GRI G4.
1) Corporate Social Responsibility
Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan
Page 95
78
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab
perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan
diukur dengan menghitung dan menyesuaikan 91 indikator dalam
GRI G4.
a) Langkah-langkah dalam pengungkapan Corporate Social
Responsibility adalah:
Membuat daftar pengungkapan sosial dengan nomor.
Membuat tabel item pengungkapan.yang sudah disusun
sebelumnya.
Membagi jumlah item yang diungkapkan dalam laporan
tahunan dengan jumlah item pengungkapan.
Menurut (Nurlela dan Islahudin, 2008), pengungkapan CSRI
dihitung dengan rumus:
𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗 =ΣXij
𝑛𝑗…………………………….……….….(3.14)
Dimana:
CSRIj : Corporate Social Responsibility Index perusahaan
𝑋𝑖𝑗 : Jumlah skor item, 1 = jika item diungkapkan; 0 = jika item
tidak diungkapkan.
𝑛𝑗 : Jumlah item maksimal untuk perusahaan.
2) Kebijakan Dividen
Kebijakan Dividen merupakan salah satu keputusan penting bagi
perusahaan, karena kebijakan tersebut berkaitan dengan keputusan
Page 96
79
perusahaan dalam menentukan besarnya laba bersih yang akan
dibagikan sebagai dividen dan berapa laba yang akan
diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan
(retairned earnings). Selain itu, kebijakan dividen menjadi bagian
penting dari strategi pendanaan jangka panjang perusahaan dalam
menyikapi dinamika lingkungan (Bismark, et.al., 2014). Proporsi
dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada
kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan
dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Presentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio
(Wiradharma, et,al., 2014).
Kebijakan Dividen dalam penelitian ini dilihat berdasarkan indikator
Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
𝐷𝑃𝑅 =Dividend per Share
Earning per Share………………………….(3.15)
Dividend Payout Ratio menurut Horne dan Wachowicz, JR,
(2007:270), adalah menentukan jumlah laba yang dapat di tahan
dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Semakin tinggi
Dividend Payout Ratio akan menguntungkan para investor tetapi
dari pihak perusahaan akan memperoleh intern financial karena
memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya, apabila Dividend
Payout Ratio semakin kecil maka akan merugikan investor (para
pemegang saham) tetapi intern financial perusahaan akan semakin
kuat.
Page 97
80
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian dan Pembahasan
1. Sampel Deskriptif
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
dalam Indeks LQ45. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh sesuai
dengan kriteria adalah sebanyak 15 perusahaan, dimana penulis
menganalisis masing-masing perusahaan dengan periode 5 tahun yaitu
periode 2014 sampai 2018. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75
sampel. Data yang diperoleh adalah laporan tahunan, laporan keuangan
dan laporan keberlanjutan perusahaan. Dengan menggunakan purposive
sampling, terdapat 15 perusahaan yang sesuai dengan kriteria, yaitu:
Tabel 4.1
Sampel Perusahaan Indeks LQ45
No. Kode Saham Nama Perusahaan
1. ANTM Aneka Tambang (Persero), Tbk
2. ASII Astra International, Tbk.
3. BBCA Bank Central Asia, Tbk.
4. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
5. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
6. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
7. BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk.
8. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
9. INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk.
10. INTP Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
11. KLBF Kalbe Farma, Tbk.
12. PTBA PT. Bukit Asam, Tbk.
13. SMGR Semen Indonesia (Persero), Tbk.
14. UNTR PT. United Tractors, Tbk
15. WIKA PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Sumber: Data Diolah (2019)
Page 98
81
B. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2014:207). Berikut ini hasil perhitungan rata-rata dan
penyajiannya:
a. Return On Asset (ROA)
Pada tahun 2016, nilai tertinggi dimiliki oleh INDF yaitu
perusahaan Indofood Sukses Makmur, Tbk. yaitu sebesar 0,15 dan
yang terendah dimiliki oleh PTBA (PT. Bukit Asam, Tbk) sebesar
0,00. Pada tahun 2017 dan 2018, nilai tertinggi dimiliki oleh UNTR
yaitu perusahaan PT. United Tractors sebesar 0,21, Tbk. dan yang
terendah pada tahun 2017 adalah PTBA sebesar 0,00 dan tahun 2018
adalah SMGR sebesar 0,01.
Dari tabel 4.2 pada tahun 2014 Return On Asset tertinggi dimiliki
oleh ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.) dengan perolehan
0,18. Sementara yang terendah adalah SMGR (Semen Indonesia
(Persero), Tbk) dengan perolehan 0,01. Pada tahun 2015 Return On
Asset tertinggi dimiliki oleh ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk.) dengan perolehan 0,16. Sementara yang terendah adalah
SMGR (Semen Indonesia (Persero), Tbk) dengan perolehan 0,01.
ICBP meraih ROA tertinggi selama dua periode yaitu tahun 2014
sampai 2015.
Page 99
82
Tabel 4.2
Nilai Perhitungan ROA tahun 2014 – 2018
Kode
Saham
2014
2015
2016
2017
2018
ANTM 0.09 0.06 0.07 0.08 0.08
ASII 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
BBCA 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02
BBNI 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02
BBRI 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02
BBTN 0.10 0.11 0.13 0.11 0.14
BMRI 0.06 0.04 0.06 0.06 0.05
ICBP 0.18 0.16 0.13 0.06 0.04
INDF 0.17 0.15 0.15 0.15 0.14
INTP 0.16 0.12 0.10 0.03 0.06
KLBF 0.08 0.05 0.08 0.09 0.10
PTBA 0.03 0.05 0.00 0.00 0.03
SMGR 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
UNTR 0.13 0.12 0.11 0.21 0.21
WIKA 0.05 0.04 0.04 0.03 0.04
Average 0.08 0.07 0.07 0.06 0.07
Sumber: Data Diolah (2019)
Dari hasil Return On Asset (ROA) selama lima tahun yaitu
pada tahun 2014 – 2018, maka dapat rata-rata perusahaan mana
yang memiliki kinerja profitabilitas melalui indikator Return On
Asset yang paling baik dan mana yang terendah, rata-rata ROA
tertinggi di tahun 2014 diperoleh perusahaan ICBP yaitu sebesar
0,18 sedangkan nilai terendah pada tahun 2014 adalah perusahaan
SMGR yaitu sebesar 0,01 maka jika nilai tertinggi lebih besar
Page 100
83
dari nilai rata-rata ROA sebesar 0,08 pada tahun 2014 berarti
perusahaan ICBP dapat dikatakan baik. Rata-rata ROA tertinggi di
tahun 2015 diperoleh dengan perusahaan ICBP yaitu sebesar 0,16
sedangkan nilai terendah pada tahun 2015 adalah perusahaan
SMGR yaitu sebesar 0,01 maka jika nilai tertinggi lebih besar dari
nilai rata-rata ROA sebesar 0,07 pada tahun 2015 berarti
perusahaan ICBP dapat dikatakan baik. Rata-rata ROA tertinggi di
tahun 2016 diperoleh dengan perusahaan INDF yaitu sebesar 0,15
sedangkan nilai terendah pada tahun 2016 adalah perusahaan
PTBA yaitu sebesar 0,01 maka jika nilai tertinggi lebih besar dari
nilai rata-rata ROA sebesar 0,08 pada tahun 2016 berarti
perusahaan INDF dapat dikatakan baik dan perusahaan PTBA
dikatakan buruk. rata-rata ROA tertinggi di tahun 2017 dan 2018
diperoleh dengan perusahaan UNTR yaitu sebesar 0,21 sedangkan
nilai terendah pada tahun 2017 adalah perusahaan PTBA yaitu
sebesar 0,00 maka jika nilai tertinggi lebih besar dari nilai rata-rata
ROA sebesar 0,07 pada tahun 2017 berarti perusahaan UNTR
dapat dikatakan baik dan perusahaan PTBA dapat dikatakan buruk.
Rata-rata ROA tertinggi di tahun 2018 diperoleh dengan
perusahaan UNTR yaitu sebesar 0,21 sedangkan nilai terendah
pada tahun 2018 adalah perusahaan SMGR yaitu sebesar 0,01
maka jika nilai tertinggi lebih besar dari nilai rata-rata ROA
sebesar 0,08 pada tahun 2014 berarti perusahaan UNTR dapat
Page 101
84
dikatakan baik dan perusahaan SMGR dapat dikatakan buruk.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat rata-
rata keuntungan perusahaan selama lima tahun adalah sebagai
berikut:
Grafik 4.1
Rata-rata Return On Asset (ROA) tahun 2014 -2018
Sumber: Data Diolah, (2019)
Rata-rata Return On Asset (ROA) tahun 2014 – 2018,
peningkatan dan penurunan secara fluktuatif yang ditunjukkan
pada grafik diatas pada masing-masing perusahaan. Pada
perusahaan INDF terlihat hampir stabil pada periode 2014 sampai
2018, tidak terjadi penurunan yang sangat signifikan. ANTM,
ASII, BBCA, BBRI, SMGR dan UNTR pada tahun 2018, masih
stabil dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2017. BBNI, BMRI,
ICBP dan INDF mengalami penurunan pada tahun 2018 dari tahun
2017 sebesar 0,01. BBTN, INTP dan PTBA mengalami kenaikan
0,03. KLBF dan WIKA mengalami kenaikan 0,01.
AVERAGE 2018 2017 2016 2015 2014
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
Return On Asset (ROA)
Page 102
85
b. Return On Equity (ROE)
Rata-rata ROE tertinggi di tahun 2014 diperoleh dengan
perusahaan BBNI yaitu sebesar 0,25 sedangkan nilai terendah pada
tahun 2014 adalah perusahaan PTBA yaitu sebesar 0,06 maka jika
nilai tertinggi lebih besar dari nilai rata-rata ROE sebesar 0,18 pada
tahun 2014 berarti perusahaan BBNI dapat dikatakan baik. Rata-rata
ROE tertinggi di tahun 2015 diperoleh dengan perusahaan BBNI dan
UNTR yaitu sebesar 0,22 sedangkan nilai terendah pada tahun 2015
adalah perusahaan KLBF yaitu sebesar 0,07 maka jika nilai tertinggi
lebih besar dari nilai rata-rata ROE sebesar 0,15 pada tahun 2015
berarti perusahaan BBNI dan UNTR dapat dikatakan baik dan KLBF
dikatakan buruk. Rata-rata ROE tertinggi di tahun 2016 diperoleh
dengan perusahaan BBTN yaitu sebesar 0,20 sedangkan nilai
terendah pada tahun 2016 adalah perusahaan PTBA yaitu sebesar
0,00 maka jika nilai tertinggi lebih besar dari nilai rata-rata ROE
sebesar 0,13 pada tahun 2016 berarti perusahaan BBTN dapat
dikatakan baik dan perusahaan PTBA dikatakan buruk. Rata-rata
ROE tertinggi di tahun 2017 dan 2018 diperoleh dengan perusahaan
UNTR yaitu sebesar 0,33 dan perusahaan 0,31 sedangkan nilai
terendah pada tahun 2017 dan 2018 adalah perusahaan PTBA yaitu
sebesar 0,01 dan 0,04 maka jika nilai tertinggi lebih besar dari nilai
rata-rata ROE sebesar 0,14 pada tahun 2017 dan 0,15 pada tahun
2018, pada tahun 2017 dan 2018 berarti perusahaan UNTR dapat
dikatakan baik dan perusahaan PTBA dapat dikatakan buruk.
Page 103
86
Tabel 4.3
Nilai Perhitungan ROE tahun 2014-2018
Kode
Saham
2014
2015
2016
2017
2018
ANTM 0.18 0.12 0.13 0.15 0.16
ASII 0.22 0.20 0.18 0.18 0.17
BBCA 0.18 0.12 0.13 0.14 0.14
BBNI 0.25 0.22 0.18 0.17 0.17
BBRI 0.20 0.18 0.10 0.13 0.14
BBTN 0.18 0.18 0.20 0.17 0.21
BMRI 0.13 0.09 0.12 0.11 0.10
ICBP 0.22 0.16 0.15 0.08 0.05
INDF 0.22 0.19 0.19 0.18 0.16
INTP 0.22 0.16 0.15 0.05 0.09
KLBF 0.13 0.07 0.12 0.16 0.20
PTBA 0.06 0.08 0.00 0.01 0.04
SMGR 0.09 0.13 0.01 0.14 0.12
UNTR 0.22 0.22 0.19 0.33 0.31
WIKA 0.15 0.13 0.10 0.09 0.12
Average 0.18 0.15 0.13 0.14 0.15
Sumber: Data Diolah (2019)
Dari tabel 4.3 pada tahun 2014 Return On Equity tertinggi dimiliki
oleh BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk) dengan perolehan
0,25. Sementara yang terendah adalah PTBA (PT. Bukit Asam, Tbk)
dengan perolehan 0,06. Pada tahun 2015, ROE tertinggi dimiliki oleh
BBNI dan UNTR (PT United Tractors, Tbk) dengan perolehan 0,22.
Sementara yang terendah adalah KLBF (Kalbe Farma, Tbk) dengan
perolehan 0,07.
Page 104
87
2016
AVERAGE
2015
2018
2014
2017
0.40 0.30 0.20 0.10 0.00
Return On Equity (ROE)
Pada tahun 2016, nilai tertinggi dimiliki oleh BBTN yaitu
perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk yaitu sebesar 0,20
dan yang terendah dimiliki oleh PTBA sebesar 0,00. Pada tahun 2017
dan 2018, nilai tertinggi dimiliki oleh UNTR, Tbk. sebesar 0,33 pada
tahun 2017 dan sebesar 0,31 pada tahun 2018 dan yang terendah pada
tahun 2017 adalah PTBA sebesar 0,01 dan tahun 2018 sebesar 0,04.
Dari hasil Return On Equity (ROE) selama lima tahun yaitu pada
tahun 2014 – 2018, maka dapat rata-rata perusahaan secara
keseluruhan yang memiliki keuntungan paling baik adalah UNTR
(PT. United Tractors, Tbk) dan yang terendah adalah PTBA (PT.
Bukit Asam, Tbk). Jika digambarkan dalam bentuk grafik dapat
dilihat rata-rata keuntungan perusahaan selama lima tahun adalah
sebagai berikut:
Grafik 4.2
Rata-rata Return On Equity (ROE) tahun 2014 -2018
Sumber: Data Diolah (2019)
Rata-rata Return On Equity (ROE) tahun 2014 -2018, peningkatan
dan penurunan secara fluktuatif yang ditunjukkan pada grafik di atas
pada masing-masing perusahaan. Pada perusahaan ANTM tahun 2018
mengalami kenaikan 0,01 dari tahun 2017.
Page 105
88
ASII mengalami penurunan dari 0,18 pada tahun 2017 dan pada
tahun 2018 sebesar 0,17. BBCA dan BBNI terlihat stabil dari tahun
2017 sampai tahun 2018. BBRI mengalami kenaikan 0,01 dari tahun
2017 sebesar 0,13 dan pada tahun 2018 sebesar 0,14. BBTN dari
tahun 2017 sebesar 0,17 mengalami kenaikan sebesar 0,04 sehingga
menjadi 0,21 pada tahun 2018. BMRI turun sebesar 0,01 dari tahun
2017 ke tahun 2018.
ICBP pada tahun 2017 sebesar 0,08 mengalami penurunan 0,03
sehingga menjadi 0,05 pada tahun 2018. INDF mengalami penurunan
sebesar 0,02 dari tahun 2017 ke tahun 2018. Pada tahun 2017 sebesar
0,05 mengalami kenaikan sebesar 0,04 pada perusahaan INTP
sehingga menjadi 0,09 pada tahun 2018. Perusahaan KLBF pada tahun
2017 sebesar 0,16 mengalami kenaikan sebesar 0,04 dimana pada
tahun 2018 menjadi sebesar 0,20. Pada tahun 2018, perusahaan PTBA
mengalami kenaikan dari tahun 2017 dimana pada tahun 2017
memperoleh sebesar 0,01 dan pada tahun 2018 sebesar 0,04. SMGR
mengalami penurunan pada tahun 2018 dari tahun sebelumnya yaitu
2017, dimana pada tahun 2017 memperoleh sebesar 0,14 menjadi 0,12
pada tahun 2018. UNTR mengalami penurunan juga sebesar 0,02 dari
tahun 2017 ke tahun 2018 dan WIKA mengalami kenaikan dari tahun
2017 ke tahun 2018 sebesar 0,03.
c. Debt to Equity Ratio (DER)
Dari tabel 4.4 pada tahun 2014 sampai tahun 2015 Debt to Equity
Ratio tertinggi dimiliki oleh SMGR (Semen Indonesia, (Persero) Tbk))
Page 106
89
dengan perolehan 10,80 pada tahun 2014 dan tahun 2015 sebesar
11,40. Sementara yang terendah adalah ICBP (Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk) dengan perolehan 0,18 pada tahun 2014 dan
dengan perolehan 0,14 pada tahun 2015.
Pada tahun 2016, nilai tertinggi dimiliki oleh BBNI yaitu
perusahaan Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk yaitu sebesar 5,84
dan yang terendah dimiliki oleh ICBP (Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk) dengan perolehan 0,15. Pada tahun 2017 dan 2018,
nilai tertinggi dimiliki oleh SMGR sebesar 11,06 pada tahun 2017
dan sebesar 11,85 pada tahun 2018. dan yang terendah pada tahun
2017 adalah ICBP sebesar 0,18 dan tahun 2018 perusahaan
Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (INTP) sebesar 0,09. Dari hasil
Debt to Equity Ratio (DER) selama lima tahun yaitu pada tahun
2014 – 2018, maka dapat rata-rata perusahaan secara keseluruhan
yang memiliki DER yang paling tinggi adalah INDF (Indofood
Sukses Makmur, Tbk) dan yang terendah adalah SMGR (Semen
Indonesia, (Persero) Tbk)).
Rata-rata DER tertinggi di tahun 2014 dan 2015 diperoleh dengan
perusahaan SMGR yaitu sebesar 10,80 dan 11,40 sedangkan nilai
terendah pada tahun 2014 dan 2015 adalah perusahaan ICBP yaitu
sebesar 0,18 maka jika nilai tertinggi lebih besar dari nilai rata-rata
DER sebesar 2,98 dan 2,89 pada tahun 2014 dan 2015 berarti
perusahaan SMGR dapat dikatakan buruk dan ICBP dapat dikatakan
baik karena semakin kecil nilai DER semakin bagus.
Page 107
90
Tabel 4.4
Nilai Perhitungan DER tahun 2014 – 2018
Kode
Saham
2014
2015
2016
2017
2018
ANTM 0.96 0.94 0.87 0.89 0.98
ASII 6.36 5.60 4.97 4.68 4.40
BBCA 5.59 5.26 5.52 5.79 6.08
BBNI 7.21 6.76 5.84 5.71 6.00
BBRI 6.65 6.16 5.38 5.22 5.09
BBTN 0.72 0.62 0.56 0.56 0.51
BMRI 1.14 1.13 0.87 0.88 0.31
ICBP 0.18 0.14 0.15 0.18 0.18
INDF 0.27 0.25 0.22 0.20 0.19
INTP 0.37 0.39 0.45 0.63 0.09
KLBF 0.57 0.57 0.50 0.73 1.04
PTBA 0.83 0.66 0.63 0.62 0.69
SMGR 10.80 11.40 0.91 11.06 11.85
UNTR 0.74 0.82 0.76 0.59 0.49
WIKA 2.26 2.60 1.46 2.12 2.44
Average 2.98 2.89 1.94 2.66 2.69
Sumber: Data Diolah (2019)
Rata-rata DER tertinggi di tahun 2016 diperoleh dengan
perusahaan BBNI yaitu sebesar 5,84 sedangkan nilai terendah pada
tahun 2016 adalah perusahaan ICBP yaitu sebesar 0,15 maka jika nilai
tertinggi lebih besar dari nilai rata-rata DER sebesar 1,94 pada tahun
2016 berarti perusahaan ICBP dapat dikatakan baik dan perusahaan
BBNI dikatakan buruk. Rata-rata DER tertinggi di tahun 2017 dan
2018 diperoleh dengan perusahaan SMGR yaitu sebesar 11,06 dan
11,85 sedangkan nilai terendah pada tahun 2017 dan 2018 adalah
Page 108
91
AVERAGE 2018 2017 2016 2015 2014
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan ICBP yaitu sebesar 0,18 maka jika nilai tertinggi lebih
besar dari nilai rata-rata DER sebesar 2,66 dan 2,69 pada tahun 2017
dan 2018 berarti perusahaan SMGR dapat dikatakan baik dan
perusahaan ICBP dikatakan buruk. Jika digambarkan dalam bentuk
grafik dapat dilihat rata-rata keuntungan perusahaan selama lima tahun
adalah sebagai berikut:
Grafik 4.3
Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2014 -2018
Sumber: Data Diolah (2019)
Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2014 – 2018,
peningkatan dan penurunan secara fluktuatif yang ditunjukkan pada
grafik diatas pada masing-masing perusahaan. Pada grafik sangat
terlihat pada perusahaan ICBP dan INDF yang hampir mendekati 0,00
berarti perusahaan ini memiliki modal yang tinggi. Sedangkan SMGR
terlihat yang paling tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan lain,
yang berarti semakin tinggi DER semakin besar komposisi total
hutang dibandingkan dengan total modal sendiri.
Perusahaan ANTM mengalami kenaikan sebesar 0,09 dari tahun
2017 memperoleh sebesar 0,89 dan pada tahun 2018 sebesar 0,98.
Page 109
92
Perusahaan lainnya yang mengalami kenaikan pada tahun 2018 dari
tahun 2017 yaitu, BBCA sebesar 0,29, BBNI sebesar 0,29, KLBF
sebesar 0,31, PTBA sebesar 0,07, SMGR sebesar 0,79 dan WIKA
sebesar 0,23, yang berarti perusahaan tersebut memiliki total hutang
yang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri pada
tahun 2018 dari tahun sebelumnya. Perusahaan yang memperoleh nilai
stabil pada tahun 2017 sampai tahun 2018 adalah ICBP.
Perusahaan yang mengalami penurunan adalah ASII sebesar 0,28,
BBRI sebesar 0,13, BBTN sebesar 0,05, BMRI sebesar 0,57, INDF
sebesar 0,01, INTP sebesar 0,54, dan UNTR sebesar 0,10. Perusahaan
yang mengalami penurunan pada perolehan DER di tahun 2018 maka
dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki modal sendiri
yang lebih tinggi jika dibandingan dengan total hutang.
d. Tobin’s Q
Pada tahun 2014 dan 2015 nilai Tobin’s Q tertinggi pada
perusahaan INDF sebesar 7,11 dan 4,72 dan nilai terendah pada PTBA
sebesar 0,80 dan 0,65 maka dengan nilai rata-rata 2,21 dan 1,84
perusahaan INDF dapat dikatakan baik dan PTBA dikatakan buruk.
Pada tahun 2016 nilai Tobin’s Q tertinggi pada perusahaan INDF
sebesar 4,85 dan nilai terendah pada BBCA sebesar 0,99 maka dengan
nilai rata-rata 1,75 perusahaan INDF dapat dikatakan baik dan BBCA
dikatakan buruk. Pada tahun 2017 dan 2018 perusahaan INDF
memperoleh nilai tertinggi sebesar 4,93 dan 4,08 dan nilai terendah
pada perusahaan PTBA tahun 2017 dan perusahaan BMRI pada tahun
Page 110
93
2018. Maka perusahaan INDF dapat dikatakan baik sedangkan PTBA
dan BMRI dapat dikatakan buruk. Pada tahun 2016, nilai tertinggi
dimiliki oleh INDF (Indofood Sukses Makmur, Tbk) dengan
perolehan 4,85 dan yang terendah dimiliki oleh BBCA (Bank Central
Asia, Tbk) dengan perolehan 0,99.
Tabel 4.5
Nilai Perhitungan Tobin’s Q tahun 2014 – 2018
Kode
Saham
2014
2015
2016
2017
2018
ANTM 1.76 1.47 1.75 1.61 1.46
ASII 1.45 1.39 1.39 1.53 1.58
BBCA 1.09 0.99 0.99 1.08 1.03
BBNI 1.22 1.19 1.14 1.14 1.20
BBRI 1.11 1.04 1.05 1.12 1.07
BBTN 2.98 3.57 3.28 3.48 3.29
BMRI 1.22 1.03 1.31 1.22 0.84
ICBP 3.34 3.11 2.01 2.95 3.44
INDF 7.11 4.72 4.85 4.93 4.08
INTP 3.07 2.05 1.54 1.58 1.39
KLBF 2.05 2.50 1.57 1.19 1.07
PTBA 0.80 0.65 1.10 0.88 3.72
SMGR 1.00 1.00 1.00 1.06 1.01
UNTR 2.36 1.07 1.98 1.66 2.38
WIKA 2.61 1.84 1.27 0.98 0.96
Average 2.21 1.84 1.75 1.76 1.90
Sumber: Data Diolah (2019)
Pada tahun 2017 dan 2018, nilai tertinggi dimiliki oleh INDF
(Indofood Sukses Makmur, Tbk) sebesar 4,93 pada tahun 2017 dan
sebesar 4,08 pada tahun 2018. dan yang terendah pada tahun 2017
Page 111
94
adalah PTBA dengan perolehan sebesar 0,88 dan tahun 2018
perusahaan Bank Mandiri (Persero), Tbk sebesar 0,84.
Dari tabel 4.5 pada tahun 2014 sampai tahun 2015 Tobin’s Q
tertinggi dimiliki oleh INDF (Indofood Sukses Makmur, Tbk) dengan
perolehan 7,11 pada tahun 2014 dan tahun 2015 sebesar 4,72.
Sementara yang terendah adalah PTBA (PT. Bukit Asam, Tbk)
dengan perolehan 0,80 pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 dengan
perolehan sebesar 0,65.
Dari hasil Tobin’s Q selama lima tahun yaitu pada tahun 2014 –
2018, maka dapat rata-rata perusahaan secara keseluruhan yang
memiliki Nilai Perusahaan paling baik adalah INDF (Indofood Sukses
Makmur, Tbk) dan yang terendah adalah PTBA (PT. Bukit Asam,
Tbk). Jika digambarkan dalam bentuk grafik selama lima tahun dapat
dilihat sebagai berikut:
Grafik 4.4
Rata-rata Tobin’s Q tahun 2014 -2018
Sumber: Data Diolah (2019)
Rata-rata Tobin’s Q tahun 2014 – 2018, peningkatan dan
penurunan secara fluktuatif yang ditunjukkan pada grafik diatas pada
2016
AVERAGE
2015
2018
2014
2017
8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
Tobin's Q
Page 112
95
masing-masing perusahaan. Perusahaan INDF terlihat pada tahun
2014 adalah yang paling tinggi hingga mencapai 7,00 dibandingkan
dengan tahun-tahun selanjutnya. Dan perusahaan yang mengalami
penurunan paling rendah adalah PTBA pada tahun 2015 dimana
persentase tersebut kurang dari 1,00.
e. Corporate Social Responsibility (CSR)
Dengan, nilai rata-rata CSR tahun 2014 sebesar 0,35 maka,
perusahaan SMGR dapat dikatakan baik sedangkan UNTR dikatakan
buruk. Tahun 2015 sebesar 0,96 dimiliki oleh UNTR sedangkan
yang terendah dimiliki oleh INDF dengan perolehan sebesar 0,09.
Dengan, nilai rata-rata CSR tahun 2015 sebesar 0,38 maka,
perusahaan UNTR dapat dikatakan baik sedangkan INDF dikatakan
buruk.
Pada tahun 2016, nilai tertinggi dimiliki oleh UNTR dengan
perolehan 0,55 dan yang terendah dimiliki oleh BBNI (Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk dan WIKA (PT. Wijaya Karya (Persero),
Tbk dengan perolehan 0,10. Dengan, nilai rata-rata CSR tahun 2016
sebesar 0,29 maka, perusahaan UNTR dapat dikatakan baik
sedangkan BBNI dikatakan buruk. Pada tahun 2017 dan 2018, nilai
tertinggi dimiliki oleh UNTR sebesar 0,55 dan yang terendah adalah
BBNI dengan perolehan sebesar 0,08 pada tahun 2017 dan 0,10 pada
tahun 2018. Dengan, nilai rata-rata CSR tahun 2017 dan 2018 adalah
sebesar 0,28 dan 0,27 maka, perusahaan UNTR dapat dikatakan baik
sedangkan perusahaan BBNI dikatakan buruk. Dari tabel 4.6 pada
Page 113
96
tahun 2014 Corporate Social Responsibility (CSR) tertinggi dimiliki
oleh SMGR (Semen Indonesia (Persero), Tbk)) dengan perolehan
1,00 sedangkan nilai terendah dimiliki oleh UNTR (PT. United
Tractors, Tbk) sebesar 0,15. Nilai perhitungan CSR dalam tabel,
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Nilai Perhitungan CSR tahun 2014 – 2018
Kode
Saham
2014
2015
2016
2017
2018
ANTM 0.25 0.26 0.25 0.24 0.24
ASII 0.19 0.19 0.18 0.21 0.14
BBCA 0.26 0.24 0.12 0.26 0.38
BBNI 0.38 0.18 0.10 0.08 0.10
BBRI 0.37 0.38 0.52 0.30 0.12
BBTN 0.31 0.38 0.40 0.40 0.49
BMRI 0.31 0.37 0.43 0.48 0.44
ICBP 0.24 0.25 0.23 0.23 0.25
INDF 0.05 0.09 0.11 0.09 0.14
INTP 0.52 0.35 0.21 0.11 0.11
KLBF 0.36 0.25 0.35 0.24 0.24
PTBA 0.51 0.85 0.34 0.38 0.35
SMGR 1.00 0.62 0.49 0.49 0.18
UNTR 0.15 0.96 0.55 0.55 0.62
WIKA 0.38 0.25 0.10 0.11 0.23
Average 0.35 0.38 0.29 0.28 0.27
Sumber: Data Diolah (2019)
Rata-rata Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2014 –
2018, peningkatan dan penurunan secara fluktuatif yang ditunjukkan
pada grafik diatas pada masing-masing perusahaan. Perusahaan yang
mengalami kenaikan adalah BBCA, BBNI, BBTN, ICBP, INDF,
Page 114
97
UNTR dan WIKA. Perusahaan yang mengalami penurunan adalah
ASII, BBRI, BMRI, PTBA, dan SMGR. Sedangkan yang memiliki
perolehan stabil adalah ANTM, INTP dan KLBF. Pada perusahaan
SMGR mengalami peningkatan pada tahun 2015, sedangkan
perusahaan INDF mengalami penurunan yang paling terendah terjadi
pada tahun 2014 hingga mendekati 0,00 dan mengalami kenaikan
pada tahun 2018. Jika digambarkan dalam bentuk grafik selama lima
tahun dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 4.5
Rata-rata CSR tahun 2014 -2018
Sumber: Data Diolah (2019)
f. Kebijakan Dividen
Pada tahun 2017 dan 2018, nilai tertinggi dimiliki oleh ICBP
sebesar 1,84 pada tahun 2017 dan perolehan sebesar 2,25 pada tahun
2018 dan yang terendah adalah PTBA dengan perolehan sebesar
0,00 pada tahun 2017 dan 0,05 pada tahun 2018. Dari tabel 4.7 pada
tahun 2014, Kebijakan Dividen tertinggi dimiliki oleh UNTR (PT.
United Tractors, Tbk) dengan perolehan 2,86 sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh ASII (Astra International, Tbk) sebesar 0,11.
2016
AVERAGE
2015
2018
2014
2017
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
Corporate Social Responsibility (CSR)
Page 115
98
Maka, perusahaan UNTR Tahun 2015 dan 2016 nilai tertinggi
sebesar 1,84 pada tahun 2014 dan 1,65 pada tahun 2015 dimiliki oleh
UNTR sedangkan yang terendah dimiliki oleh PTBA dengan
perolehan sebesar 0,00.
Tabel 4.7
Nilai Perhitungan Kebijakan Dividen tahun 2014 – 2018
Kode
Saham
2014
2015
2016
2017
2018
ANTM 0.28 0.39 0.25 0.20 0.19
ASII 0.11 0.13 0.12 0.14 0.52
BBCA 0.25 0.29 0.20 0.29 0.31
BBNI 1.30 1.42 1.45 1.80 0.40
BBRI 0.52 0.47 0.82 0.57 0.36
BBTN 0.86 0.89 0.82 0.51 0.41
BMRI 0.24 0.52 0.28 0.40 0.12
ICBP 0.63 1.14 0.39 1.84 2.25
INDF 0.38 0.43 0.38 0.42 0.47
INTP 0.43 0.49 0.40 1.10 0.26
KLBF 0.26 0.73 0.32 0.19 0.12
PTBA 0.31 0.00 0.00 0.00 0.05
SMGR 0.41 0.12 0.14 0.17 0.21
UNTR 2.86 1.84 1.65 0.72 0.72
WIKA 0.34 0.26 0.15 0.22 0.12
Average 0.61 0.61 0.49 0.57 0.43
Sumber: Data Diolah (2019)
Rata-rata Kebijakan Dividen tahun 2014 – 2018,
peningkatan dan penurunan secara fluktuatif. Perusahaan yang
mengalami kenaikan dalam memperoleh DPR dari tahun 2017 ke
tahun 2018 adalah ASII, BBCA, ICBP, INDP, PTBA, dan SMGR
Page 116
99
yang berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah kas yang
besar sehingga perusahaan tersebut tidak lagi membutuhkan laba
untuk ditahan. Perusahaan yang mengalami penurunan dari tahun
2017 ke tahun 2018 adalah ANTM, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI,
INTP, KLBF, dan WIKA dapat dikatakan jika perusahaan PTBA
adalah perusahaan yang sedang dalam masa ekspansi, yang
membutuhkan dana untuk membiayai ekspansi. Sedangkan
perusahaan yang memperoleh DPR dengan stabil dari tahun 2017
sampai 2018 adalah hanya UNTR. Dari hasil rata-rata Kebijakan
Dividen (DPR) selama lima tahun yaitu pada tahun 2014 – 2018,
dapat digambarkan dalam bentuk grafik selama lima tahun dapat
dilihat sebagai berikut:
Grafik 4.6
Rata-rata Kebijakan Dividen tahun 2014 -2018
Sumber: Data Diolah (2019)
Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan hasil
serta analisis data, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik
deskriptif, untuk melihat deskripsi singkat terhadap variabel-
variabel yang berkaitan dengan penelitian ini. Sebagaimana telah
dijelaskan bahwa penelitian melibatkan dua variabel independen
2016
AVERAGE
2015
2018
2014
2017
3.00
2.00
1.00
0.00
Dividend Payout Ratio (DPR)
Page 117
100
yaitu Profitabilitas dengan dua indikator Return On Asset (ROA)
dan Return On Equity (ROE) serta Leverage dengan indikator
Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen yaitu Tobin’s q
serta variabel moderasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Kebijakan Dividen dengan indikator Dividend Payout Ratio
(DPR). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar di Indeks LQ45 tahun 2014 - 2018. Berikut hasil statistik
deskriptif dari data yang diolah sesuai dengan kriteria yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka didapatkan hasil nilai minimum,
maximum, mean dan standard deviation.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistika Deskriptif ROA ROE DER Tobin’s Q CSR DPR SUM
Mean 0.07 0.15 0.54 2.63 1.89 0.31 5.60
Median 0.05 0.15 0.38 0.88 1.39 0.25 3.10
Maximum 0.21 0.33 2.86 11.85 7.11 1.00 23.36
Minimum 0.00 0.00 0.00 0.09 0.65 0.05 0.80
Std. Dev 0.05 0.06 0.55 3.07 1.21 0.19 5.14
Sumber: Data Diolah (2019)
Berdasarkan tabel diatas hasil analisis terhadap variabel
nilai perusahaan (tobin’s q) dalam periode waktu 5 (lima) tahun
dapat diperoleh nilai mean 5.60, nilai median 3.10, nilai maximum
23.36, nilai minimum 0.80 dan nilai standar deviation 5.14.
Variabel Return On Asset (ROA) setelah dilakukan uji statistik
deskriptif, dalam periode waktu 5 tahun diperoleh nilai mean 0.07,
nilai median 0.05, nilai maximum 0.21, nilai minimum 0.00 dan
nilai standar deviation 0.05. Variabel Return On Equity (ROE)
setelah dilakukan uji statistik deskriptif, dalam periode waktu 5
tahun diperoleh nilai mean 0.15, nilai median 0.15, nilai maximum
Page 118
101
0.33, nilai minimum 0.00 dan nilai standar deviation 0.06. Variabel
Debt to Equity Ratio (DER) setelah dilakukan uji statistik
deskriptif, dalam periode waktu 5 tahun diperoleh nilai mean 0.54,
nilai median 0.38, nilai maximum 2.86, nilai minimum 0.00 dan
nilai standar deviation 0.55.
Variabel Tobin’s Q setelah dilakukan uji statistik deskriptif,
dalam periode waktu 5 tahun diperoleh nilai mean 2.63, nilai
median 0.88, nilai maximum 11.85, nilai minimum 0.09 dan nilai
standar deviation 3.07. Variabel Corporate Social Responsibility
(CSR) setelah dilakukan uji statistik deskriptif, dalam periode
waktu 5 tahun diperoleh nilai mean 1.89, nilai median 1.39, nilai
maximum 7.11, nilai minimum 0.65 dan nilai standar deviation
1.21. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) setelah dilakukan uji
statistik deskriptif, dalam periode waktu 5 tahun diperoleh nilai
mean 0.31, nilai median 0.25, nilai maximum 1.00, nilai minimum
0.05 dan nilai standar deviation 0.19.
2. Uji Partial Least Square (PLS)
Teknik pengolahan data menggunakan metode regresi
dengan Partial Least Square (PLS), menggunakan dua model
analisis jalur PLS yaitu model structural (Structural Model) atau
inner model dan model pengukuran (Measurement Model) atau
Outer Model.
a. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model
Sebelum melakukan pengujian hipotesis untuk
Page 119
102
memprediksi hubungan antar variabel dalam model
struktural, harus dilakukan terlebih dahulu evaluasi model
pengukuran untuk verifikasi indikator dan variabel laten yang
dapat diuji selanjutnya.
1) Convergent Validity
Untuk menguji convergent validity dapat digunakan
nilai outer loading atau loading factor. Batas nilai loading
factor yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,70. Jika
terdapat indikator reflektif yang tidak memenuhi 0,70 maka
indikator tersebut harus dieliminasi atau dihilangkan dari
model pengukuran. Suatu indikator dinyatakan memenuhi
convergent validity dalam kategori baik apabila nilai outer
loading > 0,70. Outer Loading harus > 0,70 untuk uji teori
dan 0,50-0,70 untuk penelitian eksplorasi. Dari gambar 4.1
dan tabel 4.9 terlihat bahwa dua indikator variabel
profitabilitas yaitu indikator reflektif dalam penelitian
hanya terdapat dalam variabel profitabilitas yaitu Return On
Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki
loading factor di atas 0,70 yaitu 0,969 dan 0,789. Variabel
lainnya tidak termasuk ke dalam indikator reflektif seperti
Variabel Leverage yang memiliki indikator Debt to Equity
Ratio (DER) juga memiliki loading factor di atas 0,70 yaitu
1,000 yang berarti ketiga indikator tersebut perlu
dipertahankan dan dapat mewakili konstruk variabel
profitabilitas dalam hal pengaruh terhadap variabel laten
Page 120
103
(nilai perusahaan). Berikut merupakan hasil outer loading
variabel Profitabilitas dan Leverage terhadap Nilai
Perusahaan:
Gambar 4.1
Model Struktural dengan PLS
Sumber: Data Diolah, (2019)
Masing-masing variabel laten memiliki loading factor di
atas 0,70 yaitu 1,000 menandakan indikator tersebut dapat
mewakili konstruk variabel nilai perusahaan. Jadi, semua
indikator yang terdapat dalam penelitian ini harus
dipertahankan, tidak ada indikator yang harus dieliminasi
atau dihilangkan.
Tabel 4.9
Outer Loading
Variabel Indikator Outer Loading
Profitabilitas ROA 0.969
ROE 0.789
Leverage DER 1.000
CSR CSR 1.000
Kebijakan Dividen DPR 1.000
Nilai Perusahaan Tobin’s Q 1.000
P*CSR NP M1 1.212
L*CSR NP M2 1.450
P*KD NP M3 0.929
L*KD NP M4 0.881
Sumber: Data Diolah (2019)
Page 121
104
Hasil olah data dengan adanya variabel moderasi, sebagai berikut:
Gambar 4.2
Hasil Output SmartPLS
Sumber: Data Diolah (2019)
2) Discriminant Validity
Menurut Vincenzo (2010), Discriminant Validity
merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk
mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai
yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk
yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading
dengan konstruk yang lain.
Jadi, suatu indikator yang dinyatakan memiliki discriminant
validity yang baik adalah indikator dari suatu variabel yang
mempunyai nilai cross loading yang lebih besar dibandingkan
dengan variabel lainnya. Hasil pengujian discriminant validity
(cross loading) dari masing-masing indikator penelitian adalah
sebagai berikut:
Page 122
105
Tabel 4.10
Discriminant Validity (Cross Loading) P L CSR KD TQ P*CSR L*CSR P*KD L*KD
ROA 0.97 -0.61 0.03 0.21 0.67 0.23 -0.10 0.09 -0.03
ROE 0.79 0.07 -0.02 0.24 0.27 0.38 -0.16 0.09 0.01
DER -0.45 1.00 0.08 -0.09 -0.45 -0.15 0.31 -0.02 -0.17
CSR 0.02 0.08 1.00 0.00 -0.25 0.06 0.26 0.27 -0.14
DPR 0.23 -0.09 0.00 1.00 0.17 0.21 -0.09 0.14 -0.23
Tobin’s 0.60 -0.45 -0.25 0.17 1.00 -0.18 0.07 -0.17 -0.08
P*CSR 0.30 -0.15 0.06 0.21 -0.18 1.00 -0.60 0.10 -0.06
L*CSR -0.13 0.31 0.26 -0.09 0.07 -0.60 1.00 -0.06 -0.20
P*KD 0.10 -0.02 0.27 0.14 -0.02 0.10 -0.06 1.00 -0.28
L*KD -0.02 -0.17 -0.14 -0.23 -0.08 -0.06 -0.20 -0.28 1.00
Sumber: Data Diolah (2019)
Hasil data nilai cross loading yang tersedia dalam tabel di
atas, menunjukkan bahwa masing-masing indikator mempunyai
nilai cross loading yang lebih besar pada variabel dari indikator itu
sendiri dibandingkan pada variabel lainnya. Nilai cross loading
yang telah dihasilkan menyatakan bahwa indikator yang terdapat
dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik
pada variabelnya sendiri. Discriminant validity juga dapat diketahui
dengan melihat nilai Average Variant Extracted (AVE) untuk
masing-masing indikator dengan batas nilai > 0.50.
Tabel 4.11
Average Variance Extracted (AVE)
Variabel AVE
Profitabilitas 0.781
Leverage 1.000
CSR 1.000
Kebijakan Dividen 1.000
Nilai Perusahaan 1.000
CSR*P 1.000
CSR*L 1.000
KD*P 1.000
KD*L 1.000
Sumber: Data Diolah (2019)
Page 123
106
3) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Abdillah dan Hartono (2015),
menunjukkan tingkat konsistensi dan stabilitas alat ukur atau
instrument penelitian dalam mengukur suatu konsep atau konstruk.
Untuk melakukan uji reliabilitas harus menggunakan nilai
Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Suatu konstruk
dikatakan reliabel, jika nilai Cronbach’s Alpha harus > 0,70 dan
nilai Composite Reliability harus > 0,70. Berdasarkan Tabel 4.12,
variabel yang terdapat dalam penelitian ini memiliki nilai
composite reliability diatas 0,70 yang dimana dapat disimpulkan
bahwa variabel tersebut telah sesuai dengan ketentuan nilai
composite reliability dimana profitabilitas memperoleh nilai
sebesar 0,876 dan variabel lainnya seperti leverage, tobin’s q, CSR
dan kebijakan dividen memperoleh nilai 1,000 serta variabel
moderasi dengan variabel independen seperti CSR*P, CSR*L,
KD*P dan KD*L memperoleh nilai 1,000 sehingga dapat dikatakan
variabel tersebut memiliki reliabilitas yang baik.
Tabel 4.12
Composite Reliability
Construct Reliability and Validity
Variabel Composite Reliability
Profitabilitas 0,876
Leverage 1.000
CSR 1.000
Kebijakan Dividen 1.000
Nilai Perusahaan 1.000
CSR*P 1.000
CSR*L 1.000
KD*P 1.000
KD*L 1.000
Sumber: Data Diolah (2019)
Page 124
107
Tabel 4.13
Cronbach’s Alpha
Variabel Cronbach’s Alpha
Profitabilitas 0,760
Leverage 1.000
CSR 1.000
Kebijakan Dividen 1.000
Nilai Perusahaan 1.000
CSR*P 1.000
CSR*L 1.000
KD*P 1.000
KD*L 1.000
Sumber: Data Diolah (2019)
Hasil output diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha
variabel profitabilitas memperoleh nilai sebesar 0,760 dan variabel
lainnya memperoleh nilai sebesar 1,000 dapat disimpulkan bahwa
pada masing-masing variabel konsisten dalam mengukur
konstruknya karena memiliki nilai ≥ 0,70.
b. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model
Langkah awal evaluasi model structural adalah mengecek
adanya kolinearitas antar konstruk dan kemampuan prediktif
model (Sarstedt, et.al., 2017). Pada penelitian ini akan dijelaskan
mengenai hasil uji Variance Inflation Factor (VIF), koefisien
determinasi (R-Square), dan Path Coefficient.
1) Uji Multicolliniearity (Variance Inflation Factor)
SmartPLS menggunakan Variance Inflation Factor untuk
mengevaluasi kolinearitas. Multikolinearitas merupakan
fenomena dimana dua atau lebih variabel bebas atau konstruk
eksogen berkorelasi tinggi sehingga menyebabkan kemampuan
prediksi model tidak baik (Sekaran dan Bougie, 2016). Nilai
Page 125
108
VIF harus kurang dari 5, karena bila lebih dari 5
mengindikasikan adanya kolinearitas antar konstruk (Sarstedt,
et al., 2017). Hasil perolehan nilai VIF dalam penelitian ini
berada dibawah nilai 5, maka dapat disimpulkan bahwa
indikator yang terdapat dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas. Berikut ini adalah hasil nilai VIF:
Tabel 4.14
Variance Inflation Factors (VIF)
Indikator VIF
ROA 1.601
ROE 1.601
DER 1.000
Tobin’s Q 1.000
CSR 1.000
DPR 1.000
P*CSR 1.000
P*KD 1.000
L*CSR 1.000
L*KD 1.000
Sumber: Data Diolah (2019)
2) Uji Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk menilai
seberapa besar konstruk endogen dapat dijelaskan oleh
konstruk eksogen. Nilai koefisien determinasi (R2) diharapkan
antara 0 dan 1. Nilai R2 0,75, 0,50, dan 0,25 menunjukkan
bahwa model kuat, moderat dan lemah (Sarstedt, et al, 2017).
Hasil R-square variabel Profitabilitas, Leverage, Corporate
Social Responsibility dan Kebijakan Dividen (sebelum diolah
dengan adanya variabel moderasi) menggunakan program
PLS:
Page 126
109
Tabel 4.15
Nilai R-square
Variabel R-square R-square Adjusted
Nilai Perusahaan 0,461 0,430
Sumber: Data Diolah (2019)
Tabel 4.15 dalam penelitian ini menunjukkan nilai R-
square kontruks Nilai Perusahaan sebesar 0,461 yang berarti
46,1% variabel Profitabilitas, Leverage, Corporate Social
Responsibility dan Kebijakan Dividen (sebelum diolah dengan
adanya moderasi) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan mampu
dijelaskan oleh variabel Nilai Perusahaan. Melihat nilai R-square
yang diperoleh tanpa adanya variabel moderasi yaitu sebesar
0,461 yang dapat dikatakan termasuk kategori lemah untuk
pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Hasil R-square variabel Profitabilitas, Leverage, Corporate
Social Responsibility dan Kebijakan Dividen (setelah diolah
dengan adanya moderasi) dengan menggunakan program PLS:
Tabel 4.16
Nilai R-square
Variabel R-square R-square Adjusted
Nilai Perusahaan 0,664 0,623
Sumber: Data Diolah, (2019)
Tabel 4.16 dalam penelitian ini menunjukkan nilai R-
square kontruks Nilai Perusahaan sebesar 0,664 yang berarti
66,4% variabel Profitabilitas, Leverage, Corporate Social
Responsibility dan Kebijakan Dividen (setelah diolah dengan
adanya moderasi) mampu dijelaskan oleh variabel Nilai
Perusahaan. Semakin tinggi nilai R-square, maka semakin besar
Page 127
110
kemampuan variabel independen tersebut dapat menjelaskan
variabel dependen sehingga semakin baik persamaan struktural.
nilai R-square dengan adanya variabel moderasi dalam penelitian
ini sebesar 0,664 untuk variabel laten endogen dalam model
struktural mengindikasikan pengaruh variabel eksogen terhadap
variabel endogen termasuk dalam kategori baik. Sesuai dengan
pernyataan mengenai kategori yang dikeluarkan oleh Sarstedt,
et.al., hasil nilai R-square sebesar 0,664 termasuk ke dalam
kategori moderat. Sebelum diolah dengan adanya moderasi, nilai
R-square sebesar 0,461 dimana hasil tersebut lebih kecil apabila
dibandingkan dengan hasil R-square setelah dimoderasikan. Nilai
R-square yang telah dimoderasikan adalah sebesar 0,664 yang
berarti variabel yang terdapat dalam penelitian ini lebih tinggi
nilainya jika menggunakan pemoderasian.
3) Path Coefficients atau Koefisien Jalur
Pengukuran path coefficients antar konstruk untuk melihat
signifikansi dan kekuatan hubungan tersebut dan juga untuk
menguji hipotesis. Nilai path coefficients berkisar antara -1
hingga +1. Semakin mendekati nilai +1, hubungan kedua
konstruk semakin kuat. Hubungan yang semakin mendekati -1,
mengindikasikan bahwa hubungan tersebut bersifat negatif
(Sarstedt, et.al., 2017). Estimate for Path Coefficients, merupakan
nilai koefisien jalur atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk
laten. Dilakukan dengan prosedur Bootstrapping. Evaluasi path
coefficients digunakan untuk menunjukkan seberapa kuat efek
Page 128
111
atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil dari evaluasi Path Coefficients terdapat nilai p-values yang
digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan path
coefficients maka melakukan bootstrapping. Kemudian diperoleh
hasil untuk menganalisis pengujian pengaruh antar variabel. Hasil
perolehan p-values dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.17
P-Values
Variabel P-Values
Profitabilitas 0.000
Leverage 0.001
CSR 0.039
Kebijakan Dividen 0.500
CSR*P 0.001
KD*P 0.211
CSR*L 0.792
KD*L 0.016
Sumber: Data Diolah (2019)
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil uji hipotesis diawali dengan melihat hasil output
menggunakan program PLS yaitu nilai pada path coefficient. Signifikansi
pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dapat
dihasilkan dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi
t-statistik. Metode yang digunakan dalam program PLS adalah metode
bootstrapping terhadap sampel. Menggunakan metode bootstrapping
masing-masing koefisien.
Page 129
112
Pengujian dengan bootstrapping juga dapat meminimalkan
masalah ketidaknormalan data penelitian. Jadi, bootstrapping biasanya
diuji setelah dilakukan pengujian path coefficient. Setelah dilakukan
pengujian dapat dihasilkan nilai p-values yang dapat dilihat untuk menguji
hipotesis dalam penelitian.
Tabel 4.18
Path Coefficient
Hipotesis Variabel Original
Sample
t-statistik P-Value Kesimpulan
H1 P NP 0,617 6,311 0,000 Diterima H2 L NP -0,245 3,450 0,001 Diterima H3 CSR NP -0,180 2,069 0,039 Diterima H4 KD NP 0,069 0,675 0,500 Ditolak H5 CSR*P NP -0,341 3,377 0,001 Diterima H6 CSR*L NP -0,016 0,264 0,792 Ditolak H7 KD*P NP -0,233 1,254 0,211 Ditolak H8 KD*L NP -0,234 2,424 0,016 Diterima
Sumber: Data Diolah (2019)
Hasil uji path coefficient pada tabel di atas akan digunakan untuk
pengujian hipotesis. Dilihat dari path coefficients, apabila t-statistic > 2,18
pada taraf kesalahan 5%, maka hipotesis diterima (berpengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen). Hasil menunjukkan bahwa nilai
original sample estimate P (Profitabilitas) terhadap NP (Nilai Perusahaan)
adalah positif sebesar 0,617 dan signifikan pada 0,05 (6,311 > 2,18) dan P-
value 0,000 < 0,05. Nilai original sample estimate Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap NP (Nilai Perusahaan) adalah negatif
sebesar -0,180 dan tidak signifikan pada 0,05 (2,069 < 2,18) dan P- value
0,039 < 0,05. Nilai original sample estimate KD (Kebijakan Dividen)
terhadap NP (Nilai Perusahaan) adalah positif sebesar 0,069 dan tidak
signifikan pada 0,05 (0,675 < 2,18) dan P-value 0,500 > 0,05. Nilai
original sample estimate Leverage tehadap NP (Nilai Perusahaan) adalah
Page 130
113
negatif sebesar -0,245 dan signifikan pada 0,05 (3,450 > 2,18) dan P-value
0,001 < 0,05. Nilai original sample estimate P (Profitabilitas) dengan CSR
(Corporate Social Responsibility) terhadap NP (Nilai Perusahaan) yaitu
negatif sebesar -0,341 dan signifikan pada 0,05 (3,377 > 2,18) dan P-value
0,001 < 0,05. Nilai original sample estimate Leverage dengan CSR
(Corporate Social Responsibility) terhadap NP (Nilai Perusahaan) yaitu
negatif sebesar -0,016 dan tidak signifikan pada 0,05 (0,264 < 2,18) dan P-
value 0,792 > 0,05. Nilai original sample estimate P (Profitabilitas)
dengan KD (Kebijakan Dividen) terhadap NP (Nilai Perusahaan) yaitu
negatif sebesar -0,233 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,254 < 2,18) dan P-
value 0,211 > 0,05. Nilai original sample estimate Leverage dengan KD
(Kebijakan Dividen) terhadap NP (Nilai Perusahaan) yaitu negatif sebesar
-0,234 dan signifikan pada 0,05 (2,424 > 2,18) dan P-value 0,016 < 0,05.
1. Hipotesis 1 (Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan)
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa Profitabilitas
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil uji koefisien parameter
antara Profitabilitas terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya nilai
original sample estimate adalah positif sebesar 0,617 yang menunjukkan
bahwa arah hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan
adalah positif, dengan nilai t-statistik sebesar 6,311 signifikan pada 0,05.
Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari 2,18 dan P-value sebesar 0,000
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat diterima atau tidak
ditolak.
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) membuktikan bahwa
Page 131
114
variabel Profitabilitas yang menggunakan indikator Return On Asset dan
Return On Equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobin’s Q pada periode 2014-2018. Hasil pengujian
dalam penelitian ini membuktikan semakin tinggi profitabilitas maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan, seperti teori yang dikemukakan
oleh Modigliani dan Miller (1958), menyatakan bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif
menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien
perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh
perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan.
Hasil penelitian Profitabilitas (ROA dan ROE) terdapat
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrianingrum (2018),
dimana profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chasanah (2018), dimana
profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Pada dasarnya,
profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba
bersih dari penjualan bersihnya dan dapat mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba
perusahaan. Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Indriyani
(2017), dimana variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori profitabilitas yang tinggi
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
yang tinggi bagi pemegang saham. Dengan rasio profitabilitas yang
Page 132
115
tinggi yang dimiliki oleh perusahaan akan menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan. Tingginya minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan dengan profitabilitas yang
tinggi akan meningkatkan harga saham sehingga akan meningkatkan nilai
perusahaan.
2. Hipotesis 2 (Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan)
Hipotesis kedua (H2) menyatakan hasil uji koefisien parameter
antara leverage terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya nilai
original sample estimate adalah negatif sebesar -0,245 yang
menunjukkan bahwa arah hubungan antara leverage dengan nilai
perusahaan adalah negatif, dengan nilai t-statistik sebesar 3,450
signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari 2,18 dan P-
value sebesar 0,001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) dapat diterima
atau tidak ditolak.
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) membuktikan bahwa variabel
leverage yang menggunakan indikator Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s
Q pada periode 2014-2018.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
sudah dilakukan oleh Utami (2017), dimana leverage berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Linawaty
dan Ekadjaja (2017), dimana hasil pengujian statistik dengan uji t
menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai
Page 133
116
perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa leverage yang
dimiliki oleh perusahaan menjadi suatu pertimbangan penting yang
diambil oleh investor dalam berinvestasi. Hal ini dikarenakan
peningkatan leverage di dalam perusahaan dianggap sebagai signal
positif bagi perusahaan dalam melakukan investasi perusahaan di masa
datang, dengan harapan pendapatan perusahaan akan meningkat. Dengan
demikian, para investor menjadi tertarik untuk menanam saham pada
perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Adenugba dan Ige (2016) yang menyatakan bahwa
leverage merupakan sumber keuangan yang baik bagi perusahaan, karena
memungkinkan perusahaan untuk melaksanakan proyek jangka panjang
dan juga mengurangi pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara leverage dan
nilai perusahaan. Jika nilai leverage pada suatu perusahaan dari tahun ke
tahun semakin meningkat dapat dikatakan buruk, begitupun sebaliknya.
3. Hipotesis 3 (Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan)
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa Corporate Social
Responsibility berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil uji koefisien
parameter antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan menunjukkan adanya nilai original sample estimate adalah
negatif sebesar -0,180 yang menunjukkan bahwa arah hubungan CSR
dengan nilai perusahaan adalah negatif, dengan nilai t-statistik sebesar
2,069 tidak signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari
2,18 dan P-value sebesar 0,039 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
Page 134
117
0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3)
dapat diterima atau tidak ditolak, yang berarti setiap kenaikan pada CSR
yang diterapkan oleh suatu perusahaan akan menghasilkan peningkatan
juga pada nilai perusahaan tersebut. Masih banyak perusahaan yang tidak
konsisten dalam menerapkan kegiatan CSR atau melakukan tanggung
jawab sosial di dalam perusahaannya, padahal jika CSR atau tanggung
jawab sosial diterapkan pada suatu perusahaan sangat mempengaruhi
dalam kenaikan nilai perusahaan tersebut.
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) membuktikan bahwa variabel
CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan Tobin’s Q pada periode 2014-2018. Hipotesis ketiga dalam
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh
Murnita dan Putra (2018), dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
CSR berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Kalsum (2017) dan
Wardani (2017) yang menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa besar kecilnya praktik CSR mempengaruhi
peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Bella dan
Suaryana (2017), bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif pada
nilai perusahaan, yang menunjukkan semakin banyak perusahaan
melakukan tanggung jawab sosial maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
4. Hipotesis 4 (Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan)
Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa Kebijakan Dividen
Page 135
118
tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil uji
koefisien parameter antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
menunjukkan adanya nilai original sample estimate adalah positif sebesar
0,069 yang menunjukkan bahwa arah hubungan kebijakan dividen
dengan nilai perusahaan adalah positif, dengan nilai t-statistik sebesar
0,675 signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari 2,18
dan P-value sebesar 0,500 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) tidak
dapat diterima atau ditolak.
Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) membuktikan bahwa
variabel Kebijakan Dividen yang menggunakan indikator Dividend
Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobin’s Q pada periode 2014-2018. Meningkatnya
nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan,
karena nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari asset perusahaan atau kebijakan investasinya.
Kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan
atau nilai perusahaan. Hal ini berarti pembayaran dividen tidak
memberikan informasi tentang prospek perusahaan di masa yang akan
datang.
Hipotesis keempat dalam penelitian ini sudah dilakukan oleh
Martha, et, al,. (2018) yang menunjukkan bahwa nilai perusahaan
dipengaruhi secara negatif dan tidak signifikan oleh kebijakan dividen.
Dan penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Nelwan dan Tulung (2018) menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen
Page 136
119
tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Ramadhan, et, al,. (2017), dimana hasil penelitian menunjukkan
bahwa Kebijakan Dividen tidak berpengaruh signifikan yang disebabkan
dengan para investor lebih memilih mendapatkan keuntungan saham dari
selisih jual beli saham (capital gain). Anita dan Yulianto (2016)
menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini tidak relevan dengan (Modligiani, 1961) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara kebijakan dividen dengan nilai
perusahaan.
5. Hipotesis 5 (Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi)
Hipotesis kelima (H5) menyatakan bahwa Profitabilitas dengan
Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil uji koefisien parameter antara Profitabilitas dengan
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan menunjukkan
adanya nilai original sample estimate adalah negatif sebesar -0,341 yang
membuktikan bahwa arah hubungan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan dengan CSR sebagai variabel moderasi adalah negatif,
dengan nilai t-statistik sebesar 3,377 signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik
tersebut lebih besar dari 2,18 dan P-value sebesar 0,001 dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kedua (H5) dapat diterima atau tidak ditolak.
Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) membuktikan bahwa
variabel Corporate Social responsibility sebagai moderasi mampu
memoderasi atau memperkuat hubungan profitabilitas yang
Page 137
120
menggunakan indikator Return On Asset dan Return On Equity terhadap
nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q pada periode 2014-
2018. CSR yang telah diterapkan oleh perusahaan sangat berdampak
positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dampak positif tersebut
misalnya seperti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
lingkungan terjaga dan menciptakan kualitas hidup masyarakat yang
lebih baik. Sebagai contoh, perusahaan Kalbe Farma Tbk, melakukan
pengelolaan terhadap lingkungan sekitarnya dengan pengelolaan limbah,
efisiensi energi dan pelestarian keanekaragaman hayati. Semua kegiatan
tersebut dilakukan agar lingkungan tetap terjaga dan meminimalisir
dampak yang tidak baik pada masyarakat.
Kenaikan nilai perusahaan tidak selalu berasal dari profitabilitas
suatu perusahaan yang selalu meningkat, namun nilai perusahaan juga
dapat mengalami kenaikan jika adanya tanggung jawab sosial dengan
peduli terhadap lingkungan dianggap lebih memperhatikan kinerja
perusahaan di masa depan sehingga akan dinilai positif oleh investor.
Citra perusahaan yang positif akan membuat perusahaan lebih bernilai
dan lebih menjanjikan dalam memberikan tingkat pengembalian yang
stabil sehingga dapat menarik investor dan meningkatkan nilai
perusahaan (Pramana dan Mustanda, 2016). CSR dalam suatu perusahaan
sangat penting karena perusahaan yang selalu menerapkan tanggung
jawab sosial dari tahun ke tahun akan meningkatkan nilai perusahaan
yang dapat menarik para investor karena nilai suatu perusahaan dikatakan
baik.
Hipotesis Kelima dalam penelitian ini konsisten dengan hasil
Page 138
121
penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Mustanda (2016) dan Emezi
(2015) yang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR mampu
memperkuat hubungan antara profitabilitas dan nilai perusahaan.
Hermawan dan Maf’ulah (2014), yang menunjukkan bahwa CSR mampu
memoderasi hubungan Return On Asset (ROA) terhadap nilai
perusahaan.
6. Hipotesis 6 (Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi)
Hipotesis keenam (H6) menyatakan bahwa leverage dengan
Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan. Hasil uji koefisien parameter antara leverage dengan
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan menunjukkan
adanya nilai original sample estimate adalah negatif sebesar -0,016 yang
membuktikan bahwa arah hubungan leverage terhadap nilai perusahaan
dengan CSR sebagai variabel moderasi adalah negatif, dengan nilai t-
statistik sebesar 0,264 tidak signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut
lebih kecil dari 2,18 dan P-value sebesar 0,792 dimana nilai tersebut
lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keempat (H6) tidak dapat diterima atau ditolak.
Hasil pengujian hipotesis keenam (H6) membuktikan bahwa
variabel Corporate Social responsibility sebagai moderasi tidak mampu
memoderasi atau memperlemah hubungan leverage yang menggunakan
indikator Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobin’s Q pada periode 2014-2018. Hasil penelitian
ini mendukung teori agensi yang menyatakan bahwa leverage
Page 139
122
memberikan pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hipotesis keenam dalam penelitian ini, sama hasilnya dengan
penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Safitri, et, al,. (2018)
menujukkan bahwa CSR sebagai variabel pemoderasi tidak mampu
memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Fauzan, et, al.,
(2018) menunjukkan bahwa pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2012-2016 menyatakan CSR memoderasi pengaruh
leverage terhadap nilai perusahaan ditolak. Jadi, dapat dikatakan CSR
dalam penelitian ini tidak dapat memoderasi atau tidak mampu
memperkuat pengaruh leverage terhadap Nilai Perusahaan. Hasil
penelitian lain yang dilakukan oleh Timbuleng, et.al., (2015) menemukan
bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
7. Hipotesis 7 (Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
dengan Kebijakan Dividen sebagai variabel moderasi)
Hipotesis ketujuh (H7) menyatakan bahwa Profitabilitas dengan
kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil uji koefisien parameter antara profitabilitas dengan
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya nilai
original sample estimate adalah negatif sebesar -0,233 yang
membuktikan bahwa arah hubungan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi adalah
negatif, dengan nilai t-statistik sebesar 1,254 tidak signifikan pada 0,05.
Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari 2,18 dan P-value sebesar 0,211
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat
Page 140
123
disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh (H7) tidak dapat diterima atau
ditolak. Hasil pengujian hipotesis ketujuh (H7) membuktikan bahwa
variabel Kebijakan dividen sebagai moderasi memperlemah atau tidak
mampu memoderasi hubungan Profitabilitas yang menggunakan
indikator Return On Asset dan Return On Equity terhadap nilai
perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q pada periode 2014-2018.
Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu
meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan tidak
dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah. Jadi,
dapat dikatakan tinggi rendahnya laba dalam suatu perusahaan tidak
mutlak mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan. Informasi
mengenai kebijakan dividen tidak dapat mempengaruhi peningkatan nilai
perusahaan. Investor yang menerima dividen akan lebih memilih
menanamkan kembali labanya dengan harapan harga saham akan
meningkat, sehingga capital gains dengan pajak rendah akan
menggantikan dividen yang memiliki pajak yang lebih tinggi. Hipotesis
ketujuh dalam penelitian ini, konsisten dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Harningsih, et, al,. (2019) yang menyatakan bahwa
kebijakan dividen tidak mampu memperkuat hubungan kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Puspitaningtyas (2017), membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak
mampu berperan sebagai moderator dalam pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi
mengenai kebijakan pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
peningkatan nilai perusahaan. Tingkat profitabilitas mampu memberikan
Page 141
124
sinyal positif kepada investor atas nilai perusahaan, akan tetapi kebijakan
dividen tidak mampu memperkuat penilaian investor atas saham
perusahaan ketika terjadi peningkatan profitabilitas. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sisca (2016), menunjukkan bahwa kebijakan dividen
tidak mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas dengan nilai
perusahaan. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Mertha
(2017), membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu
memoderasi pengaruh profitabilitas pada nilai perusahaan. Hal ini
membuktikan bahwa tinggi rendahnya laba dari tahun sebelumnya yang
dihasilkan perusahaan tidak mampu mempengaruhi naik turunnya nilai
perusahaan dan dividen yang dibagikan oleh perusahaan juga tidak dapat
menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan. Hasil
penelitian Saputro (2016) menunjukkan bahwa kebijakan dividen
memperlemah hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan. Bagi
sebagian investor, tinginya dividen yang dibayarkan perusahaan pada
pemegang saham dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan
dalam mengelola free cash flow yang dimiliki. Hal inilah yang
mengakibatkan para investor beranggapan negatif pada perusahaan.
8. Hipotesis 8 (Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Dividen sebagai variabel moderasi)
Hipotesis kedelapan (H8) menyatakan bahwa leverage dengan
kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji koefisien parameter antara leverage dengan kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya nilai original sample
estimate adalah negatif sebesar -0,234, yang membuktikan bahwa arah
Page 142
125
hubungan leverage terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen
sebagai variabel moderasi adalah negatif, dengan nilai t-statistik sebesar
2,424 signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari 2,18
dan P-value sebesar 0,016 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H8) dapat
diterima atau tidak ditolak. Hasil pengujian hipotesis kedelapan (H8)
membuktikan bahwa variabel Kebijakan Dividen sebagai moderasi
mampu memperkuat hubungan leverage yang menggunakan indikator
DER terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q pada
periode 2014-2018. Hipotesis kedelapan dalam penelitian ini, sama
halnya dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Lestari
(2017) menunjukkan bahwa kebijakan dividen mampu secara signifikan
memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rochmah dan Fitria (2017), membuktikan
bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan
dividen mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat leverage rendah
dan juga dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat leverage tinggi.
Page 143
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Profitabilitas dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan terhadap Corporate
Social Responsibility dan Kebijakan Dividen sebagai variabel moderasi.
Sampel penelitian ini adalah 15 perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45
pada periode 2014 sampai 2018. Data yang diteliti sebanyak 75 data
perusahaan selama 5 tahun dengan melihat laporan keuangan, laporan
tahunan dan laporan keberlanjutan (Sustainability Report). Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang sudah terdapat pada BAB IV, kesimpulan
yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
a. Hasil pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa Profitabilitas yang
diproksikan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)
berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan
Tobin’s Q dibuktikan dengan hasil P-value yang signifikan sebesar
0,000 < 0,05.
b. Hasil pengujian hipotesis 2 membuktikan bahwa Leverage yang
diproksikan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan Tobin’s Q dibuktikan
dengan hasil P-value yang signifikan sebesar 0,001 < 0,05.
c. Hasil pengujian hipotesis 3 membuktikan bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) yang diteliti melalui GRI G4 dengan 91 indikator
126
Page 144
127
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan Tobin’s Q
dikarenakan hasil P-value yang signifikan yaitu sebesar 0,039 < 0,05.
d. Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen
yang diproksikan Dividen Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan Tobin’s Q dibuktikan
dengan hasil output P-value yang tidak signifikan yaitu sebesar 0,500 >
0,05.
e. Hasil pengujian hipotesis 5 membuktikan bahwa Profitabilitas yang
diproksikan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)
terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) dapat dimoderasi oleh variabel
Corporate Social Responsibility yang mampu memperkuat pengaruh
profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan yang dibuktikan dengan hasil t-
statistik sebesar 3,377 > 2,18 dan nilai P-value yang signifikan sebesar
0,001 < 0,05.
f. Hasil pengujian hipotesis 6 membuktikan bahwa Leverage yang
diproksikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q) tidak dapat dimoderasi oleh variabel Corporate Social
Responsibility. Variabel CSR memperlemah atau tidak mampu
memoderasi pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan yang
dibuktikan dengan hasil t-statistik sebesar 0,264 < 2,18 dan nilai P-
value yang signifikan sebesar 0,792 > 0,05.
g. Hasil pengujian hipotesis 7 membuktikan bahwa Profitabilitas yang
diproksikan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)
Page 145
128
terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) tidak dapat dimoderasi oleh
variabel Kebijakan Dividen memperlemah atau tidak mampu
memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan yang
dibuktikan dengan hasil t-statistik sebesar 1,254 < 2,18 dan nilai P-
value yang signifikan sebesar 0,211 > 0,05.
h. Hasil pengujian hipotesis 8 membuktikan bahwa Leverage yang
diproksikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q) dapat dimoderasi oleh variabel Kebijakan Dividen yang
mampu memperkuat pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
yang dibuktikan dengan hasil t-statistik sebesar 2,424 > 2,18 dan nilai
P-value yang signifikan sebesar 0,016 < 0,05.
B. Saran
1. Bagi pihak investor disarankan untuk melakukan pengamatan dengan
cermat dan mempertimbangkan saham perusahaan yang akan dibeli
karena dengan adanya investor pasti menginginkan prospek yang lebih
baik bagi perusahaannya di masa mendatang.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel atau
rasio keuangan yang lebih luas dan diperbanyak dalam suatu penelitian
untuk melihat hasil dari banyak sisi rasio terhadap nilai perusahaan serta
memperluas sampel perusahaan atau membedakan sampel perusahaan
dengan penelitian terdahulu.
Page 146
129
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. (Ed.1).
Yogyakarta: ANDI.
Abdillah, W., & Hartono. (2015). Partial Least Square (PLS). Yogyakarta: ANDI.
Adenugba, A.A., Ige, A.A., & Kesinro, O.R. (2016). Financial Leverage and
Firm’s Value: A Study of Selected Firms in Nigeria, European. Journal of
Research and Reflection in Management Sciences. 4(1). 14-23.
Anderson, J.E., (1984). Public Policy Making. New York: Holt, Rinehart and
Winston. Cetakan ketiga. H.3.
Amanda, A.W., I Wayan. R., & Made, G.W. (2016). Dampak Moderasi
Profitabilitas terhadap Pengaruh Corporate Social Responsibility Pada Nilai
Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Ekononomi dan Bisnis Universitas
Udayana. 5(7).
Aries, H. P. (2011). Valuasi Perusahaan. Jakarta Pusat: PPM. Anita, A., & Yulianto, A. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Management Analysis
Journal. 5(1).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bella, L.K.G., Suryana, I.G.N.A. (2017). Pengaruh IOS dan Pengungkapan CSR
Pada Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel
Moderasi. E-Jurnal Akuntansi. 19(1).
Beureukat. (2019). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Journal of
Allen Institute for Artifical Intelligence.
Bismark, R.F.P., Kowanda, D., & Nawawi, K. (2014). Determinan DPR pada
emiten LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 8(1): 1-10
Brealey, M., & Marcus. (2007). Dasar- dasar Manajemen Keuangan
Perusahaan. (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Brigham, E.F., & Houston, J.F. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
(Edisi 10, Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
Burhanudin & Nuraini. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Eco-Entrepreneurship. 3(2).
Cahyaningtyas, A.R., & Hadiprajitno P. B., (2015). Pengaruh Corporate
Governance Perception Index Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting. 4(3).
Chasanah, A.N. (2018). Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Struktur
Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2017. Jurnal Penelitian
Ekonomi dan Bisnis. 3(1). Hal. 39-47.
Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. Sydney: McGraw-Hill Book
Company.
Emezi & Nwaneri, C. (2015). The Impact of Corporate Social Responsibility
(CSR) on Organization Profitability. International Journal of Business and
Management. 10(9).
Page 147
130
Ernawati, D. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. 4(4). Hal. 1-12.
Esana, R., & Ari, D. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Serta Dampaknya Terhadap
Profitabilitas T+1. Jurnal Administrasi Bisnis. 50(6).
Fahmi, I. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fauzan, M., Yulianeu, & Fathoni, A. (2018). The Role of Corporate Social
Responsibility in The Moderating Influence Profitability, Leverage and The
Size of The Company Against The Value Of The Company. Journal of
Management. 4(4).
Fitrianingrum, A.A., (2018). Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Kebijakan
Dividend dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2016. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fitrianti, R.D. (2018). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Lampung.
Ghozali, I. (2008). Structural Equation Modelling. (Edisi II). Semarang.
Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan
Partial Least Square (PLS). (Edisi 4). Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hadi, A.S. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Pemoderasi (Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia 2014-2016). UMM Institutional
Repository.
Hadi, S. (2015). Statistika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hair, Joseph E, Jr, et.al,. (2013). A Primer on Partial Least Squares Structural
Equation Modelling (PLS-SEM). California, USA: SAGE Publicatios, Inc.
Halim, A. (2015). Manajemen Keuangan Bisnis: Konsep dan Aplikasinya. Edisi
Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hanafi, M. (2004). “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPFE. Hanafi, M., & Abdul. H. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: (UPP)
STIM YKPN.
Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. (Edisi kesatu). Jakarta: Bumi
Aksara.
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. (Cetakan
Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Harmono. (2017). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. (Edisi 1, Cet. 6). Jakarta: Bumi
Aksara.
Harningsih, S. & Henri, A. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Pengungkapan CSR dan Kebijakan Dividen sebagai
Variabel Moderasi. Journal of Multidisciplinary Research and Development.
1(2). Hal. 125-252.
Hartono. (2005). Hubungan Teori Signalling dengan Underpricing Saham Perdana
di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Pp. 35-48.
Hasibuan, V., Dzulkirom, M.A.R., & Endang, N.G.Wi.N.P. (2016). Pengaruh
Page 148
131
Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi
Bisnis. 39(1).
Hemastuti, C.P. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang, Keputusan Investasi, dan Kepemilikan Insider Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. 3(4).
Henseler, J., Ringle, C., & Sinkovicks, R. (2009). The use of partial least squares
path modeling in international marketing, Advances in International
Marketing. 20. 277-319.
Hermawan, S. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi. 6(2).
Horne, James C. Van & John, M. Wachowicz. (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. (Edisi kesembilan). Jakarta: Salemba Empat.
Indriyani, E. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Akuntansi. 10(2). Hal. 333-348.
Irwansyah, Kusumawardani, A., Ledy, S., Yoremia, L.G., Fibriyani,N.K,. (2018).
Urgensi Penerapan Pendidikan Akuntansi Berbasis Akuntansi Sosial dan
Lingkungan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan STIESIA. 2(1).
Jogiyanto, H.M., & Abdillah, W. (2009). Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least
Square) Untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: ANDI.
Kalsum, U. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal FEB Universitas Lampung. 17(1).
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. (Edisi Satu, Cetakan Ketujuh).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. (Edisi Satu, Cetakan Ketujuh).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Keown, Arthur J. et.al., (2005). Financial Management: Principles and
Aplications 10th Edition. New Jersey. Pearson Prentice Hall.
Kuswanto, D. (2012). Statistik Untuk Pemula dan Orang Awam. Jakarta: Laskar
Aksara.
Lestari, E.Y. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating.
Jurnal FEB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lidyasari. (2019). Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi.
Digital Repository Unila.
Linawaty & Agustin, E. (2017). Analisis pengaruh leverage terhadap nilai
perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan arus kas bebas sebagai
variabel pemoderasi. Jurnal Ekonomi. 22(1).
Martha, L., Sogiroh, N.U., Magdalena, M., Susanti, F., & Syafitri, Y. (2018).
Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Benefita. 3(2).
Maslukhah, L. (2017). Pengaruh Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal FEB Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Modligiani, F & Miller, M.H. (1958). The Cost of Capital, Corporation Finance
and The Theory of Investment. The American Economic Review. 13(3). 261-
Page 149
132
297.
Modligiani, F & Miller, M.H. (1961). Dividend Policy, Growth, and the Valuation
of Shares. Journal of Business. pp. 411-33.
Murnita, P.E.M., & Putra, I.M.P.D. (2018). Pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan
Leverage Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi. 23(2).
Mustopadidjaja, A.R. (1988). Studi Kebijaksanaan, Perkembangan, dan
Penerapannya dalam Rangka Administrasi dan Manajemen Pembangunan.
Jakarta: LP-FEUI.
Naveli, R. P. (1989). Fundamentals of Managerial Finance. Cincinnati Ihio:
South Western Publishing.
Nelwan, A., & Tulung, J.E., (2018). Pengaruh Kebijakan Dividen, Keputusan
Pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Pada Saham
Bluechip yang terdaftar di BEI. E-Jurnal EMBA.
Nikiforous, L.K. (2013). Understanding Invesment: Theoris and Strategies.
New York: Routledge.
Nisa, I, K. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Manajerial
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel
Moderating.
Novari, P.M., & Lestari, P.V. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti dan Real
Estate. E-Jurnal Manajemen Unud. 5(9).
Nugroho, W.S., & Abdani, F. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Dividend Policy,
Leverage, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Konstruksi di
Bursa Efek Indonesia. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi. 8(1).
Nurlela, R,. & Islahuddin. (2008). Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase kepemilikan Menejerial sebagai
Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. 9(2). Hal.
153-165. Pontianak. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Paminto, A., Widyasari, D., & Judiami, J.A. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan
Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen
Sebagai Variabel Moderasi Studi Kasus Perusahaan Manufaktur. Jurnal
Manajemen dan Ekonomi Bisnis. Vol. 2.
Pascareno, B.E. (2016). Effect of Financial Performance on Company’s Value
Moderated by Dividend Policy (Case Study Insurance Company and Banking
Company that Listed in Indonesia Stock Exchange). Jurnal Ilmiah Ekonomi
Bisnis. 21(1).
Pramana, I.G.N.A.D., & Mustanda, I.K. (2016). Pengaruh Profitabilitas dan Size
Terhadap Nilai Perusahaan dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi. E-
Jurnal Manajemen. 5(1).
Prasetyorini, B.F. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning
Ratio dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen.
1(1). Hal. 183-196.
Pratiwi, N.P.D., & Martha, M. (2017). Pengaruh Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi. 20(2).
Puspaningrum, Y. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Profita Kajian Ilmu
Akuntansi. 5(2).
Page 150
133
Puspitaningtyas, Z. (2017). Efek Moderasi Kebijakan Dividen Dalam Pengaruh
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi, ekonomi, dan
Manajemen Bisnis. 5(2). Hal. 173-180.
Raningsih, N.K., & Artini, L.G.S. (2018). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Moderasi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7(8).
Rajab, M. (2017). Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara FEB.
Ramadhan, G.F., & Husnatarina, F., & Leliana, M.A. (2018). Pengaruh Kebijakan
Hutang dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Kelompok lq45
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016. Jurnal RAK (Riset
Akuntansi Keuangan). 3(1).
Ramzan, M., & Khan, F. (2010). Depression, Anxiety, and Their Associated
Factors Among Medical Students. Journal of The College on Physicians
and surgeons Pakistan. 20. 122-6.
Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi Konsep dan Tekhnik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Rochmah, S.A & Astri. F. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi. 6(3).
Safitri, Y., Oemar.A., & Santoso, E.B. (2018). Peranan CSR dalam Memoderasi
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran. 4(4). Sambora, M. N., Handayani, Ragil, S & Rahayu, S.M. (2014). Pengaruh Leverage dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverages
yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2012. Jurnal Administrasi Bisnis. 8(1). Saputro, W.B. (2016). Pengaruh Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Jurnal FEBI Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sarstedt, M., Hair, J.F., Tomas, G.M.H., Ringle, & Christian, M. (2017). A
Primer Partial Least Squares Structural Equation Modeling. Los Angeles:
SAGE Publication.Ltd.
Satyo, N.K. (2005). Sustainability Reporting: Paradigma Baru Pelaporan
Perusahaan. Media Akuntansi. (Edisi 47, Tahun XII). Hal. 7-9.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business. (Edisi Ketujuh). United Kingdom: John Wiley & Sons.
Senata, M. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan yang
tercatat pada Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil: JWEM. 6(1).
Shatu, Y.P. (2016). Kuasai Detail Akuntansi Laba dan Rugi. Pustaka Ilmu
Semesta.
Sisca. (2016). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014.
Jurnal Manajemen dan Keuangan. 4(1). Hal.1-9.
Smithers. A., & Wright, S. (2007). Valuing Wall Street. McGraw Hill.. (2007).
Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Page 151
134
Soebrati, N.W., Rahmiyati, N., & Ratnawati, T. (2019). Model Pemeringkatan
Risk dan Return Saham Blue Chip yang Terdaftar Pada LQ45 Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 4(1). Hal. 857-868.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sutama, D.R, & Erna, L. (2018). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi. 10(1).
Syamsuddin, L. (2002). Manajemen Keuangan Perusahaan. (Edisi Baru, Cetakan
Ketujuh). Jakarta: Rajawali Pers.
Tambunan, R.V.R., Ginting, S.F., Sihombing, I., & Katharina, N. (2019).
Pengaruh Dividend Policy, Return On Equity, dan Capital Structure Terhadap
Firm Value Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017. Jurnal Mutiara Akuntansi. 4(1).
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. (Edisi
pertama). Yogyakarta: Kanisius.
Timbuleng, F., Sientje C. N., & Ivonne S. S. (2015). The Effect of Factors
Liquidity, Leverage, NPM, and ROI on Corporate Values. E-Jurnal Unsrat.
3(2).
Utami, V.F. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Leverage, dan
Size terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal FEB Universitas Islam Negeri. Vincenzo. (2010). Handbook of Partial Least Square. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.
Walpole, R.E. (1995). “Pengantar Statistika“. (Edisi ke-3). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Wardani, B.K (2017). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal FEB
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijaya, A. & Linawati, N. (2015). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan. Finesta. 3(1), Hal. 46-51.
Wiradharma, M.S., Yuniarta, G.A., & Atmadja, A.W.T. (2014). Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan DPR yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi Universitas. 2(1).
World Business Council for Sustainable Development. (2002). Corporate Social Responsibility: The WBCSD’s journey.
Undang-undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
www.idx.co.id
Page 152
135
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian
No
Nama Perusahaan
Tahun
ROA
ROE
DER Tobin’s
Q CSR DPR
1 Aneka Tambang, Tbk 2014 0,09 0,18 0,96 1,76 0.25 0.28
2015 0,06 0,12 0,94 1,47
0.26 0.39
2016 0,07 0,13 0,87 1,75 0.25 0.25
2017 0,08 0,15 0,89 1,61 0.24 0.20
2018 0,08 0,16 0,98 1,46 0.24 0.19
2. Astra International, Tbk 2014 0,03 0,22 6,36 1,45 0.19 0.11
2015 0,03 0,20 5,60 1,39
0.19 0.13
2016 0,03 0,18 4,97 1,39 0.18 0.12
2017 0,03 0,18 4,68 1,53 0.21 0.14
2018 0,03 0,17 4,40 1,58 0.14 0.52
3. Bank Central Asia, Tbk 2014 0.03 0.18 5.59 1.09 0.26 0.25
2015
0.02 0.12 5.26 0.99 0.24 0.29
2016 0.02 0.13 5.52 0.99 0.12 0.20
2017 0.02 0.14 5.79 1.08 0.26 0.29
2018 0.02 0.14 6.08 1.03 0.38 0.31
4. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk 2014 0.03 0.25 7.21 1.22 0.38 1.30
2015
0.03 0.22 6.76 1.19 0.18 1.42
2016 0.03 0.18 5.84 1.14 0.10 1.45
2017 0.03 0.17 5.71 1.14 0.08 1.80
2018 0.02 0.17 6.00 1.20 0.10 0.40
5. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2014 0.02 0.20 6.65 1.11 0.37 0.52
2015
0.02 0.18 6.16 1.04 0.38 0.47
2016
0.01
0.10
5.38
1.05
0.52
0.82
2017 0.02 0.13 5.22 1.12 0.30 0.57
2018 0.02 0.14 5.09 1.07 0.12 0.36
6. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk 2014 0.10 0.18 0.72 2.98 0.31 0.86
Page 153
136
No
Nama Perusahaan
Tahun
ROA
ROE
DER Tobin’s
Q
CSR DPR
2015
0.11 0.18 0.62 3.57 0.38 0.89
2016 0.13 0.20 0.56 3.28 0.40 0.82
2017 0.11 0.17 0.56 3.48 0.40 0.51
2018 0.14 0.21 0.51 3.29 0.49 0.41
7. Bank Mandiri (Persero), Tbk 2014 0.06 0.13 1.14 1.22 0.31 0.24
2015
0.04 0.09 1.13 1.03 0.37 0.52
2016 0.06 0.12 0.87 1.31 0.43 0.28
2017 0.06 0.11 0.88 1.22 0.48 0.40
2018 0.05 0.10 0.31 0.84 0.44 0.12
8. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 2014 0.18 0.22 0.18 3.34 0.24 0.63
2015
0.16 0.16 0.14 3.11 0.25 1.14
2016 0.13 0.15 0.15 2.01 0.23 0.39
2017 0.06 0.08 0.18 2.95 0.23 1.84
2018 0.04 0.05 0.18 3.44 0.25 2.25
9 Indofood Sukses Makmur, Tbk 2014 0.17 0.22 0.27 7.11 0.05 0.38
2015
0.15 0.19 0.25 4.72 0.09 0.43
2016 0.15 0.19 0.22 4.85 0.11 0.38
2017 0.15 0.18 0.20 4.93 0.09 0.42
2018 0.14 0.16 0.19 4.08 0.14 0.47
10 Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 2014 0.16 0.22 0.37 3.07 0.52 0.43
2015
0.12 0.16 0.39 2.05 0.35 0.49
2016 0.10 0.15 0.45 1.54 0.21 0.40
2017 0.03 0.05 0.63 1.58 0.11 1.10
2018 0.06 0.09 0.09 1.39 0.11 0.26
11 Kalbe Farma, Tbk 2014 0.08 0.13 0.57 2.05 0.36 0.26
2015
0.05 0.07 0.57 2.50 0.25 0.73
2016 0.08 0.12 0.50 1.57 0.35 0.32
2017 0.09 0.16 0.73 1.19 0.24 0.19
2018
0.10 0.20 1.04 1.07 0.24 0.12
Page 154
137
No
Nama Perusahaan
Tahun
ROA
ROE
DER Tobin’s
Q
CSR DPR
12 PT. Bukit Asam, Tbk 2014 0.03 0.06 0.83 0.80 0.51 0.31
2015
0.05 0.08 0.66 0.65 0.85 0.00
2016 0.00 0.00 0.63 1.10 0.34 0.00
2017 0.00 0.01 0.62 0.88 0.38 0.00
2018 0.03 0.04 0.69 3.72 0.35 0.05
13 Semen Indonesia (Persero), Tbk 2014 0.01 0.09 10.80 1.00 1.00 0.41
2015
0.01 0.13 11.40 1.00 0.62 0.12
2016 0.01 0.01 0.91 1.00 0.49 0.14
2017 0.01 0.14 11.06 1.06 0.49 0.17
2018 0.01 0.12 11.85 1.01 0.18 0.21
14 PT. United Tractors, Tbk 2014 0.13 0.22 0.74 2.36 0.15 2.86
2015
0.12 0.22 0.82 1.07 0.96 1.84
2016 0.11 0.19 0.76 1.98 0.55 1.65
2017 0.21 0.33 0.59 1.66 0.55 0.72
2018 0.21 0.31 0.49 2.38 0.62 0.72
15 PY. Wijaya Karya (Persero), Tbk 2014 0.05 0.15 2.26 2.61 0.38 0.34
2015
0.04 0.13 2.60 1.84 0.25 0.26
2016 0.04 0.10 1.46 1.27 0.10 0.15
2017 0.03 0.09 2.12 0.98 0.11 0.22
2018 0.04 0.12 2.44 0.96 0.23 0.12
Lampiran 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
ROA ROE DER Tobin’s Q CSR DPR SUM
Mean 0.07 0.15 0.54 2.63 1.89 0.31 5.60
Median 0.05 0.15 0.38 0.88 1.39 0.25 3.10
Maximum 0.21 0.33 2.86 11.85 7.11 1.00 23.36
Minimum 0.00 0.00 0.00 0.09 0.65 0.05 0.80
Std. Dev 0.05 0.06 0.55 3.07 1.21 0.19 5.14
Page 155
138
Lampiran 3
Outer Loading
Variabel Indikator Outer Loading
Profitabilitas ROA 0.969
ROE 0.789
Leverage DER 1.000
CSR CSR 1.000
Kebijakan Dividen DPR 1.000
Nilai Perusahaan Tobin’s Q 1.000
P*CSR NP M1 1.212
L*CSR NP M2 1.450
P*KD NP M3 0.929
L*KD NP M4 0.881
Lampiran 4
Discriminant Validity (Cross Loading)
P L CSR KD TQ P*CSR L*CSR P*KD L*KD
ROA 0.97 -0.61 0.03 0.21 0.67 0.23 -0.10 0.09 -0.03
ROE 0.79 0.07 -0.02 0.24 0.27 0.38 -0.16 0.09 0.01
DER -0.45 1.00 0.08 -0.09 -0.45 -0.15 0.31 -0.02 -0.17
CSR 0.02 0.08 1.00 0.00 -0.25 0.06 0.26 0.27 -0.14
DPR 0.23 -0.09 0.00 1.00 0.17 0.21 -0.09 0.14 -0.23
Tobin’s 0.60 -0.45 -0.25 0.17 1.00 -0.18 0.07 -0.17 -0.08
P*CSR 0.30 -0.15 0.06 0.21 -0.18 1.00 -0.60 0.10 -0.06
L*CSR -0.13 0.31 0.26 -0.09 0.07 -0.60 1.00 -0.06 -0.20
P*KD 0.10 -0.02 0.27 0.14 -0.02 0.10 -0.06 1.00 -0.28
L*KD -0.02 -0.17 -0.14 -0.23 -0.08 -0.06 -0.20 -0.28 1.00
Lampiran 5
Average Variance Extracted (AVE)
Variabel AVE
Profitabilitas 0.781
Leverage 1.000
CSR 1.000
Kebijakan Dividen 1.000
Nilai Perusahaan 1.000
CSR*P 1.000
CSR*L 1.000
KD*P 1.000
KD*L 1.000
Page 156
139
Lampiran 6
Composite Reliability
Variabel Composite Reliability
Profitabilitas 0,876
Leverage 1.000
CSR 1.000
Kebijakan Dividen 1.000
Nilai Perusahaan 1.000
CSR*P 1.000
CSR*L 1.000
KD*P 1.000
KD*L 1.000
Lampiran 7
Cronbach’s Alpha
Variabel Cronbach’s Alpha
Profitabilitas 0,760
Leverage 1.000
CSR 1.000
Kebijakan Dividen 1.000
Nilai Perusahaan 1.000
CSR*P 1.000
CSR*L 1.000
KD*P 1.000
KD*L 1.000
Lampiran 8
Variance Inflation Factors (VIF)
Indikator VIF
ROA 1.601
ROE 1.601
DER 1.000
Tobin’s Q 1.000
CSR 1.000
DPR 1.000
P*CSR 1.000
P*KD 1.000
L*CSR 1.000
L*KD 1.000
Lampiran 9
R-Square
(sebelum adanya variabel moderasi)
Variabel R-square R-square Adjusted
Nilai Perusahaan 0,461 0,430
Page 157
140
Lampiran 10
R-Square
(setelah adanya variabel moderasi)
Variabel R-square R-square Adjusted
Nilai Perusahaan 0,664 0,623
Lampiran 11
P-values
Variabel P-values
Profitabilitas 0.000
Leverage 0.001
CSR 0.039
Kebijakan Dividen 0.500
CSR*P 0.001
KD*P 0.211
CSR*L 0.792
KD*L 0.016
Lampiran 12
Path Coefficient
Hipotesis Variabel Original Sample
t-statistik P-value Kesimpulan
H1 P NP 0.617 6.311 0.000 Diterima H2 L NP -0.245 3.450 0.001 Diterima H3 CSR NP -0.180 2.069 0.039 Diterima H4 KD NP 0.069 0.675 0.500 Ditolak H5 CSR*P NP -0.341 3.377 0.001 Diterima H6 CSR*L NP -0.016 0.264 0.792 Ditolak H7 KD*P NP -0.233 1.254 0.211 Ditolak H8 KD*L NP -0.234 2.424 0.016 Diterima