DIARE
Seorang Mahasiswa, 35 tahun, dibawa ke Puskemas karena mengalami
mencret lebih dari 12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan ini timbul setelah makan di warung nasi dekat kampusnya.
Pemeriksaan fisik : kesadarn komposmentis lemah, TD : 85/60 mmHg,
nadi : 120x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam. Volum urine
sedikit. Di Puskemas penderita dipasang infus dan diberikan
pertolongan pertma lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta
untuk diperiksa Analisa Gas Darah.
Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa
asidosis metabolik, dengan anion gap yang normal.
LO.1 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Asam & Basa
1.1 DefinisiAsam adalah suatu substansi yang mengandung 1 atau
lebih ion H+ yang dapatdilepaskan dalam larutan atau disebut donor
proton. Asam ada dua jenis yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam
kuat adalah asam yang melepaskan lebih banyak H+ karena ion ionnya
hamper terurai sempurna dalam larutan. Contohnya adalah asam
klorida (HCl).Sedangkan asam lemah adalah asam yang melepaskan
sedikit ion H+ karena ion ion nya hanya terurai sebagian. Contohnya
adalah asam asetat (CH3COOH)Basa adalah suatu substansi yang dapat
mengangkap atau bersenyawa dengan ion hydrogen sebuah larutan atau
disebut akseptor electron. Basa kuat adalah basa yang terurai
dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam kuat.
Contohnya adalah Natrium Hidroksida (NaOH). Sedangkan basa lemah
adalah basa yang hanya sebagian terurai dalam larutan dan kurang
bereaksih kuat dengan asam. Contohnya adalah Natrium bikarbonat
(NaHCO3).Definisi asam-basa menurut ArrheniusMenurut Arrhenius pada
tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+). Basa adalah zat yang dalam air
dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidroksida. Konsep asam basa Arrhenius terbatas
hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada
larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+dan
OH-.
Definisi asam-basa menurut Bronsted-LowryPadatahun 1923,
Bronsteddan Lowry mendefinisikan :Asam adalah suatu senyawa yang
dapat memberikan proton (H+) Basa adalah suatu senyawa yang dapat
berperan sebagai menerima proton (H+).
Definisi asam-basa menurut system pelarut (solvent)Definisi ini
diterapkan pada pelarut yang dapat terdisosiasi menjadi kation dan
anion (autodisosiasi).Asam adalah suatu kation yang berasal dari
reaksi autodisosiasi pelarut yang dapa meningkatkan konsentrasi
kation dalam pelarut.Basa adalahsuatu anion yang berasal dari
reaksi auto disosiasi pelarut yang dapat meningkatkan konsentrasi
anion pelarut.
1.2 Klasifikasi
Berdasarkan KekuatannyaAsam: 1. Asam kuat adalah senyawa yang
terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air dan
menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh HCL, HN, S,
HCl2. Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat
dilarutkan didalam air kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh
H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH.
Basa:1. Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan
saat dilarutkan dalam air dan bereaksi dengan asam. Contoh NaOH,
KOH, Ba(OH2. Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai
saat dilarutkan dalam air. Contoh NaHCO3, NOH.
Figure 1: Table showing the examples of strong and weak
acid-basewww.chemwiki.ucdavis.edu
Berdasarkan Bentuk Ion Asam anion adalah asam yang mempunyai
muatan negatif.Contoh : SO3- Asam kation adalah asam yang mempunyai
muatan positif.Contoh : N+ Basa anion adalah basa yang mempunyai
muatan negatif.Contoh : Cl, C Basa kation adalah basa yang
mempunyai muatan positif.Contoh : Na+
Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa Asam dan basa
monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H
atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)Contoh : asam
monoprotik [HCl, HN, CCOOH]basa monoprotik [NaOH, KOH] Asam dan
basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H
atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)Contoh : asam
diprotik [S H2S] basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2] Asam dan
basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau
lebih ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi
tersier)Contoh : asam poliprotik [P]basa poliprotik [Al(OH)3]
Asam-asam yang berasal dari proses metabolisme Asam volatil
adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi bentuk
cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari
metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.Contoh :
karbondioksida, asam karbonat Asam nonvolatil adalah asam yang
tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk
diekskresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan oleh
ginjal.Contoh : asam organik, asam nonorganic
1.3 Penentuan pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai
keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan. Unit pH diukur
pada skala 0 14. Istilah pH berasal dari p, lambang matematika dari
negatif logaritma dan H lambang kimia untuk unsur hidrogen.pH
dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat
derajat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion
hidrogen. Nilai pH dari suatu unsur adalah perbandingan antara
konsentrasi ion hidrogen [H+] dengan konsentrasi ion hidroksil
[OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut
asam. Yaitu nilai pH adalah kurang dari 7. Jika konsentrasi OH-
lebih besar dari H+, material disebut basa dengan suatu nilai pH
lebih besar dari 7. Memahami perhitungan pH.(Guyton, 2008)
1. Hukum Henderson Hasselbalch
pH = pKa + HCO3- PCO21. Asam kuat : pH dihitung dari HCO3 H+pH =
- log [H+]1. Basa kuat : pH dihitung dari OH-
pOH = - log [H+]
pH = 14 + log [OH-]
1. Asam lemah pH larutan asam lemah Asam monoprotik :
[H3O+] = (Ka . C)1/2
pH = - (log Ka1 + log C)Asam diprotik :Ka1 >> Ka2[H3O+] =
(Ka1 . C)pH = - (log Ka1 + log C)1. Basa lemah Basa monoprotik
:
[OH-] = (Kb . C)1/2
pOH = - (log Kb + log C)
pH = 14 + (log Kb + log C)
Basa diprotik :
Kb1 >> Kb2
[OH-] = (Kb1 . C)
pOH = - (log Kb1 + log C)
pH = 14 + (log Kb1 + log C)Rumus mencari pHUntuk asam kuat : pH
= - log [ H+ ] atau [ H+ ] = x.MUntuk asam lemah : pH = pKa + log
Untuk basa lemah : pH = pKa + log Untuk basa kuat : pOH = - log
[OH-] atau [OH-] = x.MYang digunakan untuk mengukur pH suatu
larutan adalah:1. Kertas lakmus, kertas lakmus berubah menjadi
merah bila keasaman larutan naik (asam), sedangkan berubah menjadi
warna biru bila jika tingkat keasamaan larutan turun (basa).
Penggunaan kertas lakmus ini adalah pengukuran yang paling
sederhana, tetapi tidak dapat menentukan nilai pasti pH tersebut,
hanya menunjukkan asam atau basa.1. Indikator universal, substansi
yang dapat berubah warna diantara berbagai ukuran pH. Indikator
tidak memberikan gambaran lebih spesifik terhadap nilai pH
dibandingkan dengan kertas lakmus. Indikator universal merupakan
gabungan berbagai indikator yang diikuti dengan perubahan warna
dari pH 2 10. Berbagai macam indikator universal, yaitu :
1. Thimol biru 1 pH 1,2 2,2 merah oranye1. Metil merah pH 4,4
6,2 merah kuning1. Bromtimol biru pH 6,0 7,6 kuning biru1. Thimol
biru 2 pH 8,0 9,6 kuning biru1. Fenolphtalein pH 8,3 10 tdk
berwarna ungu1. Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan
di lab untuk menentukan pH dari suatu larutan dan nilainya tertera
sangat jelas. pH meter bekerja berdasarkan prinsip elektrolit atau
konduktivitas suatu larutan.(http //chem-is-try.org/pengukuran
pH/oleh Jim Clark/diambil pada selasa,16 maret, 2010) Aplikasi
dalam bidang kesehatan, biologi, kimia dan lain lain.1. Dapat
mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuhCairan getah lambungpH
1,0 2,0UrinepH 4,8 7,5Saliva (air liur)pH 6,5 6,9DarahpH 7,35
7,451. Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi1. Dapat
menyesuaikan kadar enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ
tertentu, contoh: Enzim A memiliki sifat spesifik akan rusak pada
pH tertentu, maka harus disesuaikan dengan pH organ yang akan
diterapi1. Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan
keseimbangan asam-basa jika memakan makanan yang asam seperti jeruk
limo, cuka, orange juice, dll.1. Menentukan derajat keasaman dari
suatu larutan 1. Menyatakan konsentrasi ion hidrogen 1. Menentukan
suatu kondisi asidosis atau alkalosis 1. Mengatur mekanisme ion-ion
di cairan ekstraselular
LO.2 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan
Asam-Basa1.1 DefinisiKeseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion
hidrogen, keseimbangan antaraion [H+] bebas dan [HCO3-] dalam
cairan tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar
ion [H+] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun
basaterus berlangsung dalam kehidupan.Batas normal pH adalah dari
7,38 sampai 7,42 jika menggunakan nilai yang lebih sensitive yaitu
standar deviasi dari nilai rata-rata 7,4. Tetapi pada umumnya para
klinisi memakai nilai yang kurang sensitive yaitu 7,35 sampai 7,45,
dengan dua standar deviasi dari nilai rata rata. pH darah yang
kurang dari 7,35 disebut asidemia dan proses penyebabnya disebut
asidosis. Kurang dari 7,25 dapat membahayakan jiwa dan apabila
kurang dar 6,8 sudah tidak dapat ditanggulangi lagi oleh tubuh.
Demikian juga pH darah yang lebih dari 7.45 disebut alkalemia dan
proses penyebabnya disebut alkalosis. Ph lebih besar dari 7,55
dapat membahayakan jiwa dan >7,8 tidak dapat ditanggulangi lagi
oleh tubuh.Empat gangguan asam basa primer dapat diketahui dengan
persamaan Henderson-hasselbach yang telah disederhanakan:
pH =
Persamaan ini menekankan fakta bahwa perbandingan asam terhadap
basa harus 20 : 1 agar pH dapat dipertahankan dalam batas normal
dan menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa
melalui proses metabolic serta kemampuan paru-paru untuk mengubah
PaCO2 melalui respirasi.
1.2 Aspek Fisiologis & Biokimia ( anion gap )
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion
hydrogen pada cairan tubuh. Asam terus menerus diproduksi dalam
metabolism yang normal meskipun terbentuk banyak asam sebagai hasil
metabolism, namun ion hydrogen cairan tubuh tetap rendah. Kadar
hydrogen normal darah arteri adalah 4 x 108 mEq/L atau sekitar 1
persejuta dari kadar Na+. meskipun rendah, kadar ion hydrogen yang
stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat berjalan normal,
karena sedikit fluktuasi ( naik turun) sangat mempengaruhi
aktifitas enzim sel. Perubahan ion hydrogen yang relative kecil
dapat angat mempengaruhi hidup seseorang karena berefek terhadap
enzim sel.pH darah normal adalah 7.3-7.5, asam adalah pHdibawah
7.3, dan basa adalah pH diatas 7.5.pH 7.3-7.5. Ini harus
tetapdipertahankan, walaupun banyak senyawa-senyawa metabolitatau
nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke arah
keasaman (asidosis)pH kurang dari 7.3 atau ke arahkebasaan
(alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan
semula oleh alat kompensasi tubuh karena ion [H+] berpengaruh besar
dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yangmempengaruhi [H+]
juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :
a. Lebihnya kadar [H+] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari
Pembentukan H2CO3 yang sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HCO3-
Katabolisme zat organik Disosiasi asam organik pada metabolisme
intermedik, contoh pada metaboliklemak terbentuk asam lemak dan
laktatyaitu melepaskan [H+]
b. Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuhBervariasi
tergantung dari: Diet ( makanan ), H+ naik, jika kebanyakan makan
asam (asidosis), sedangkan dengan mengkonsumsi sayur dan buah
bersifat basa banyak menghasilkanHCO3- Aktivitas yaitu lari cepat
membuat tubuh kita asam karena menghasilkanbanyak CO2 sehingga pH
turun Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat
seperti olahragaberat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat
pH turunUntuk itu diperlukan
Koordinasi untuk pengaturan keseimbangan asambasa yangdilakukan
dengan 3 sitem :1. Sistem buffer2. Sistem respirasi3. Sistem
eksresi melalui ginjal
LO.3 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Gangguan
Keseimbangan Asam Basa 3.1 Asidosis Metabolik 3.1.1 Definisi
Asidosis metabolik (kekurangan HC) adalah gangguan sistemik yang
ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga
menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan []). [HC] ECF
adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7.35. Kompensasi
pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCmelalui
hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara
akut.3.1.2 GejalaGejala serta tanda asidosis metabolik cenderung
tidak jelas, dan pasien dapat asimtomatik, kecuali jika [HCO3-]
serum turun sampai di bawah 15 mEq/L. Pernafasan kussmaul (nafas
dalam dan cepat yang menunjukan adanya hiperventilasi
kompensatorik) mungkin lebih menonjol pada asidosis akibat
ketoasidosis diabetik dibandingkan pada asidosis akibat gagal
ginjal. Gejala dan tanda utama asidosis metabolik adalah kelainan
kardiovaskular,neurologis, dan fungsi tulang.pH lebih dari 7,1:a.
Mualb. Muntahc. Kelelahand. Pernapasan menjadi lebih dalam atau
sedikit lebih cepate. Rasa mengantukf. Mengalami kebingungang.
Tekanan darah menurun, menyebabkan syok, koma dan kematian
(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)
pH kurang dari atau sama dengan 7,1:1. Gejala pada pH > 7,12.
Efek inotropik negative, aritmia3. Kontriksi vena perifer4.
Dilatasi arteri perifer (penurunan resistensi perifer)5. Penurunan
tekanan darah6. Aliran darah ke hati menurun7. Kontriksi pembuluh
darah paru (pertukaran O2) terganggu
(Sudoyo,dkk, 2009)
3.1.3 Mekanisme Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.Seiring dengan
menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.Pada akhirnya, ginjal
juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua
mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat
dan berakhir dengan keadaan koma.Anion-gap dalam plasmaDalam
keadaan normal, jumlah anion dan kation di dalam tubuh adalah sama
besar. Selisih antara Na dengan HNO3 dan Cl atau selisih dari anion
lain dan kation lain di sebut sebagai anion-gap. Pada kelompok
pembentukan asam organik yang berlebihan sebagai penyebab asidosis
metabolik, besar anion-gap akan meningkat oleh karena adanya
penambahan anion lain yang berasal dari asam organik antara lain
asam hidroksi butirat pada ketoadosis diabetik, asam laktat pada
asidosis laktat, asam salisilat pada intoksikasi salisilat. Jumlah
normal anion-gap dalam plasma 123 meq.Anion-gap dalam plasma [Na+]
[Cl-] + [HCO3]Asidosis metabolik dengan anion-gap yang normal
selalu disertai dengan peningkatan ion-Cl dalam plasma sehingga
disebut juga sebagai asidosis metabolik hiperkloremik.Anion-gap
dalam urin Pada keadaan asidosis metabolik dengan anion gap normal,
ion Cl yang berlebihan akan di sekresikan oleh sel interkaled
duktus kolingentes bersama dengan sekresi ion H+. Terganggu atau
normalnya ekskresi ion NH3 dalam bentuk NH4Cl dapat dinilai dengan
menghitung anion gap di dalam urin.Anion-gap dalam urin [Na- urin +
K-urin] [Cl-urin]Bila hasilnya positif, terdapat gangguan pada
ekskresi ion-NH3 sehingga NH4Cl tidak terbentuk akibat adanya
gangguan sekresi ion H+ di tubulus distal misalnya pada renal
tubular asidosis. Hasil yang negatif, menunjukkan keadaan asidosis
metabolik anion-gap normal dimana ekskresi ion Cl dalam bentuk
NH4Cl sebanding dengan sekresi ion H+ di tubulus distal yang
terjadi akibat adanya asidosis metabolik, misalnya pada keadaan
diare. 3.1.4 Penyebab Pembentukan asam yang berlebihan di dalam
tubuh Berkurangnya kadar ion HC dalam tubuh Retensi ion H+ dalam
tubuh. Penambahan asamOksidasi lemak tak sempurna pada asidosis
dibetika / kelaparanOksidasi karbohidrat tak sempurna pada asidosis
laktat Pengurangan bikarbonat : asidosis tubulus ginjal,
diare,kolostomi, dan ileostomi. Berbagai gangguan, seperti gagal
ginjal, asidosis laktat, produksi badan keton naik,
hyperaldosteron, keracunan
MENURUT BUKU FISIOLOGI SHERWOOD EDISI 6 HAL.633 Penyebab
asidosis metabolik ada 4 yaitu : 1. Diare berat Selama diare, HCO3-
ini hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi. Karena HCO3-
berkurang maka HCO3- yang tersedia untuk untuk mendapat H+
berkurang sehingga lebih banyak H+ bebas yang ada di cairan tubuh.
2. Diabetes MelitusKelainan metabolisme lemak akibat ketidakmampuan
sel menggunakan glukosa karena kuranganya efek insulin menyebabkan
pembentukan asam keto secara berlebiha. Penguraian asam-asam keto
ini meningkatkan [H+] plasma.3. Olahraga Berat Ketika otot
mengandalkan glikolisis anaerob sewaktu olahraga berat, terjadi
pengingkatan produksi asam laktat, yang meningkatkan [H+] plasma.4.
Asidosis Uremik Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak
dapat menyingkirkan bahkan H+ dalam jumlah normal yang dihasilkan
dari asam-asam non karbonat dari proses-proses metabolik sehingga
H+ mulai menahan HCO3- dalam jumlah memadai untuk menyangga beban
asam yang normal.
PENYEBAB LAIN : A. Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)1.
Kehilangan bikarbonata. Kehilangan melalui saluran cerna : Diare
Ileostomy Kolestiramin Drainase cairan empedu dan pankreatik
Ureterosigmoidostomi
b. Kehilangan melalui ginjal : Asidosis tubulus proksimal ginjal
Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid) Hipoaldosteronismec.
Peningkatan beban asam Ammoniumklorida(NH4ClNH3+HCl) Cairan-cairan
hiperalimentasi B. Selisih Anion Meningkata. Peningkatan produksi
asam Ketoasidosis diabetic Asidosis laktat Kelaparan Intoksikasi
alcohol
b. Menelan substansi toksik : Overdosis salisilat Methanol atau
formaldehid Etilen glikol (antibeku)
c. Kegagalan eksresi asam : Retensi asam sulfat dan asam fosfat
Gagal jantung akut atau kronis(Price.Wilson.2006.Patofisiologi)
3.1.5 Kompensasi Asidosisi metabolik dikompensasi oleh mekanisme
pernafasan danm ginjal serta dapar kimia. Penyangga menyerap
kelebihan H+. Paru mengeluarkan lebih banyak CO2 penghasil H+
Ginjal mengekskresikan H+ lebih banyak dan menahan HCO3- lebih
banyak. Dalam menompensasi asidosis metabolik, paru sengaja
menggeser [CO2] dari normal dalam upaya memulihkan [H+] ke arah
normal. Sementara pada gangguan asam-basa yang disebabkan oleh
faktor pernapasan kelainan [CO2] adalah penyebab ketidakseimbangan
[H+], pada gangguan asam-basa metabolik [CO2] secara sengaja
digeser dari normal sebagai kompensasi penting untukn
ketidakseimbangan [H+].Jika penyakit ginjal menjadi penyebab
asidosis metabolik makan kompensasi tidak mungkin tuntas karena
tidak tersedi mekanisme ginjal untuk mengatur pH . 3.1.6
Penatalaksanaan Pemeriksaan fisik1. Keadaan umum (tampak sakit
keras atau tidak)2. Kesadaran3. Tanda vital (frekuensi nadi,
frekuensi nafas, suhu)4. Berat badan5. Pernafasan dengan inspeksi
(adanya pernafasan Kussmaul atau tidak).
Indikasi koreksi asidosis metabolik perlu diketahui dengan baik
agar koreksi dapat dilakukan dengan tepat tanpa menimbulkan hal-hal
yang membahayakan pasien.Langkah Pertama adalah menetapkan berat
ringannya gangguan asidosis. Gangguan disebut letal bila pH darah
< 7 atau kadar ion H > 100 nmol/L. Gangguan yang perlu
diperhatikan bila pH darah 7,1-7,3 atau kadar ion H antara 50-80
nmol/LLangkah Kedua adalah menetapkan anion-gap atau bila perlu
anion-gap urin untuk mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolik.
Dengan bantuan tanda klinik lain kita dengan mudah menetapkan
etiologi.Langkah Ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis
laktat, hitung rasio delta anion-gap dengan delta HCO3 (delta anion
gap : anion gap pada pasien diperiksa dikurangi dengan median anion
gap normal, delta delta HCO3: kadar HCO3 normal dikurangi dengan
kadarHCO3 pasien). Bila rasio >1, asidosis disebabkan oleh
asidosis laktat. Langkah ketiga ini menetapkan sampai sejauh mana
koreksi dapat dilakukan. Prosedur koreksia. Secara umum koreksi
dilakukan hingga tercapai pH 7.2 atau kadar ion HCO3 12mEq/Lb. Pada
keadaan khusus: Pada penurunan fungsi ginjal, koreksi dapat
dilakukan secara penuh hingga mencapai kadar ion HCO3 20-22 mEq/L.
Pada ketoasidosis diabetik atau asidosis laktat tipe A, koreksi
dilakukan bila kadar ion HCO3 dalam darah kurang atau sama dengan 5
mEq/L, terdapat hiperkalemia berat, setelah koreksi insulin pada
diabetes mellitus, koreksi oksigen pada asidosis belum terkendali.
Koreksi dilakukan sampai kadar ionHCO3 10 mEq/L Pada asidosis
metabolik yang terjadi bersamaan dengan asidosis respiratorik dan
tidak menggunakan ventilator, koreksi harus dilakukan secara
hati-hati atas pertimbangan depresi pernapasan. Koreksi dilakukan
dengan pemberian Na-Bikarbonat yang secukupnya untuk menaikkan HC
menjadi 15 mEq/L dan pH kira-kira sampai 7.20 dalam jangka waktu 12
jam.Larutan Ringer Laktat IV biasanya merupakan cairan pilihan
untuk memperbaiki keadaan asidosis metabolik dengan selisih anion
normal serta kekurangan volume ECF yang sering menyertai ini.
Natrium laktat dimetabolisme secara perlahan dalam tubuh menjadi
NaHCO3, dan memperbaiki keadaan asidosis secara
perlahan.(Sudoyo,dkk, 2009)3.2 Asidosis Respiratorik 3.2.1
DefinisiAsidosis respiratorik (kelebihan H2CO3) ditandai dengan
peningkatan primer PaCO2 (hiperkapnia),sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan pH: PaCO2 lebih besar dari 45 mmHg dan pH
kurang dari 7.35. Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan HCO3-
serum. Asidosis respiratorik dapat timbul secara akut maupun
kronis.3.2.2 GejalaGejala dan retensi CO2 tidak bersifat khas dan
pada umumnya tidak mencerminkan kadar PaCO2 selain itu asidosis
respiratorik akut maupun kronis selalu disertai oleh hipoksemia
sehingga hipoksemia bertanggung jawab atas banyak tanda-tanda
klinik akibat retensi CO2.Tanda Klinik ( Akut )1. Meningkatnya nadi
dan tingkat pernapasan2. Pernapasan dangkal.3. Dyspnea4. Pusing5.
Convulsi6. LetargiTanda Klinik ( Kronik )1. Kelemahan2. Sakit
kepala
3.2.3 MekanismeAsidosis respiratorik akutDalam asidosis
pernafasan akut, PaCO2 yang di tinggikan di atas batas rentang
referensi (lebih dari 6,3 kPa atau 47 mm Hg) dengan acidemia
atas(pH30 mm Hg).Asidosis respiratorik kronik di sebabkan karena
penyakit paru jangka panjang terutama penyakit paru-paru yang
menyebabkan kelainan dalam pertukaran gas alveolar biasanya tidak
menyebabkan hypoventilation tetapi cenderung menyebabkan stimulasi
ventilasi dan hypocapnia sekunder untuk hypoksia. Hypercapnia
terjadi hanya terjadi jika penyakit berat atau kelelahan otot
pernafasan terjadi.3.2.4 Penyebab Hambatan pada pusat pernafasan di
medula oblongata (henti jantung akut), terapi oksigen pada
hiperkapnia kronis, apnea saat tidur, obat-obatan:overdosis opiat,
sedatif) Gangguan pada otot-otot pernafasan(penyakit neuromuskular,
kifoskoliosis, obesitas yang berlebihan, cedera dinding dada)
Gangguan pertukaran gas(emfisema dan bronkitis, edema paru akut,
pneumonia, pneumotoraks) Obstruksi saluran nafas atas akut(aspirasi
benda asing atau muntah, langiospasme atau edema laring) 3.2.5
Kompensasi Tindakan kompensasi bekerja untuk memulihkan pH ke
normal : Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+ Mekanisme
pernapasan biasanya tidak dapat berespons dengan meningkatkan
ventilasi karena masalah respirasi justru menjadi penyebab Karena
itu, ginjal menjadi sangan penting dalam tindakan kompensasi
terhadap asisdosis respiratorik. Organ ini menahan semua HCO3- yang
difiltrasi dan menambahkan HCO3- baru ke plasma sembari secara
bersamaan menskresi dan, kemudian, mengsekresi lebih banyak H+
Akibatnya, simpanan HCO3- di tubuh meningkat. Dalam contoh, [HCO3-]
plasma menjadi dua kali lipat sehingga rasio [HCO3-]/[CO2] adalah
40/2 dan bukan 20/2 seperti sebelum terkompensasi. Rasio 40/2
ekivalen dengan rasio normsl 20/1 sehingga pH kembali normal 7,4.
Peningkatan konservasi HCO3- oleh ginjal tela mengompensasi secara
penuh akumulasi CO2 sehingga pH kembali ke normal. Meskipun kini
[CO2] DAN [HCO3-] berubah. Perhatikan bahwa pemeliharaan pH normal
bergantung pada pemeliharaan rasio normal antara [HCO3-] dan [CO2],
berapapun nilai absolut masing-masing komponen penyangga ini. (buku
fisiologi Sherwood edisi 6 hal. 631)3.2.6 PenatalaksanaanPengobatan
masalah ini harus difokuskan pada akar penyebab yang mendasarinya.
Untuk asidosis respiratorik yang dipicu oleh penyakit paru-paru,
pengobatan akan mencakup obat broncho-dilator untuk memperbaiki
ganggaun jalan napas. Saat tingkat oksigen darah turun, pemberian
suplai oksigen terbukti membantu. Merokok secara tidak langsung
menyebabkan asidosis respiratorik (respiratory acidosis), sehingga
menghindari rokok akan membuat derajat kesehatan semakin
meningkat.3.3 Alkalosis Metabolik3.3.1 Definisi Alkalosis metabolik
(kelebihan HCO3-) adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan
dengan adanya peningkatan primer kadar HCO3-plasma,sehingga
menyebabkan peningkatan pH (penurunan [H+]. [HCO3-] ECF lebih besar
dari 26 mEq/L dan pH lebih besar dari 7.45.Alkalosis metabolik
sering disertai dengan berkurangnya volume ECF dan
hipokalemia.3.3.2 GejalaTidak terdapat gejala dan tanda alkalosis
metabolik yang spesifik. Adanya gangguan ini harus dicurigai pada
pasien yang memiliki riwayat muntah, penyedotan,
nasogastrik,pengobatan diuretik atau pasien yang baru sembuh dari
gagal nafas (Hiperkapnia)3.3.3 MekanismePada alkalosis terjadi
peningkatan rasio antara HCO3-/H+. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal , diantaranya yaitu peningkatan konsentrasi
HCO3-dan/atau penurunan konsentrasi H+.3.3.4 Penyebab - Kekurangan
H+ dari ECF(Muntah,penyedotan nasogastrik,diare dengan kehilangan
klorida,diuretik,hipokalemia) - Retensi HCO3- (Pemberian natrium
bikarbonat berlebihan,sindrom susu alkali)3.3.5 Kompensasi Pada
alkalosis metabolic, system dapar kimiawi segera membebaskan H+
Ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan dicairan
tubuh Jika keadaan menetap beberapa hari maka ginjal akan menahan
H+ dan mengekskresikan lebih banyak HCO3- di urin.
Peningkatan kompensatorik [CO2] yang terjadi dan pengurangan
parsial [HCO3-] bersama sama memulihkan rasio [HCO3-]/[ CO2]
kembali ke ekivalen 20/1 pada 25/1,25. (buku fisiologi Sherwood
edisi 6 hal.634)
3.3.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Alkalosis Metabolik
Tujuan: menghilangkan penyakit dasar Pemberian KCl secara IV
dalamsalin0,9% (diberikan jika Cl- urine 20mEq/L disebabkan
aldosteron yang berlebihan tidak dapat diobati dengan salin IV,
tapi dengan diuretik
3.4 Alkalosis Respiratorik 3.4.1 Definisi Alkalosis Respiratorik
adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan
yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadarkarbondioksidadalam
darah menjadi rendah.Alkalosis respiratorik (kekurangan asam
karbonat) adalah penurunan primer PaCO2 (hipokapnia), sehingga
terjadi penurunan pH.PaCO2 7,45.Kompensasi ginjal berupa penurunan
ekskresi H+akibat lebih sedikit absorpsi HCO3- serum
berbeda-beda,bergantung pada keadaannya yang akut atau kronis.
3.4.2 GejalaTerdapat pola pernafasan yang berbeda-beda pada
sindrom hiperventilasi yang diinduksi oleh kecemasan;mulai dari
pernafasan yang normal sampai pernafasan yang jelas tampak lebih
cepat,dalam,dan panjang. Pasien seringkali terlihat banyak menguap
dan gejala mencolok lainnya adalah kepala terasa ringan,parestasi
sekitar mulut.Apabila alkalosis yang terjadi cukup parah dapat
timbul tetani seperti spasme karpopedal.Pasien dapat mengeluh
kelelahan kronis,jantung berdebar-debar,cemas,mulut terasa
kering,dan tidak bisa tidur.Gejala alkalosis respiratorik berat
dapat disertai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi,kekacauan
mental,dan sinkop.(Prince & Wilson,2006).4.3 MekanismeHal ini
merupakan kebalikan dari asidosis respiratorik. Terjadi akibat
hiperventilasi alveolar yang menyebabkan PCO2turun secara drastis.
Selain terjadi karena rangsangan saraf pusat, seperti
hiperventilasi psikogenik, keadaan hipermetabolik, ataupun karena
gangguan CNS, dapat juga karena hipokisia. Hipoksia ini dapat
berupa pneumonia, gagal jantung kongestif, fibrosis paru, ataupun
tinggal di tempat tinggi yang kadar o2nya rendah. Dikarenakan organ
tubuh kekurangan o2maka secara fisiologis tubuh akan berusaha
mengembalikannya ke keadaan homeostasis dengan cara meningkatkan
ventilasi untuk memenuhi kebutuhan o2, namun hal ini menyebabkan
banyak CO2banyak keluar dari tubuh.
3.4.4 Penyebab
Rangsangan pusat pernafasan(Hiperventilasi, hipermetabolik,
tumor otak, cedera kepala, intoksikasi salisilat) Hipoksia(Gagal
jantung kongestif, fibrosis paru, tinggal ditempat yang tinggi,
asma, edema paru) Ventilasi mekanisme yang berlebihan Mekanisme
yang belum jelas(Sepsis gram negatif, sirosis hepatis) Latihan
fisik
3.4.5 Kompensasi Tindakan kompensasi bekerja untuk menggeser pH
kembali ke normal : Sistem dapar kimiawi membebaskan H+ untuk
mengurangi keparahan alkalosis. Sewaktu [CO2] dan [H+] plasma turun
di bawah normal akibat ventilasi berlebihan, dua dari perangsang
kuat untuk mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung mengerem
dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi, misalnya demam
atau rasa cemas, terhadap ventilasi. Karena itu, hiperventilasi
tidak berlanjut tanpa kendali. Jika situasi berlanjut selama
beberapa hari maka ginjal melakukan kompensasi dengan menahan H+
dan mengekskresi HCO3- lebih banyak.
3.4.6 Penatalaksanaan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah
memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,
memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik)
bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita
menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.Pilihan
lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama
mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali
nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu
rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat,
gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan
penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
LO.4 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Analisa Gas
Darah4.1 DefinisiAnalisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan
untuk mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen, dan karbondioksida
dalam darah.Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja
paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan
mengambil karbondioksida dalam darah.Analisa gas darah meliputi
PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2.Indikasi dilakukannya
pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu : 1. Pasien dengan
penyakit obstruksi paru kronikpenyakit paru obstruktif kronis yang
ditandai dengan adanya hambatan aliran udara pada saluran napas
yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible
parsial.Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan
emfisema, tetapi bisa juga gabungan antar keduanya. 2. Pasien
dengan edema pulmoPulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi
dengan kelebihan cairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh
darah dalam paru sebagai gantinya udara.Ini dapat menyebabkan
persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon
dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan
darah yang buruk.Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam
paru-paru" ketika menggambarkan kondisi ini pada
pasien-pasien.Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak
faktor-faktor yang berbeda.Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung,
disebutcardiogenic pulmonary edema, atau dihubungkan pada
sebab-sebab lain, dirujuk sebagainon-cardiogenic pulmonary
edema.
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)ARDS terjadi
sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler
yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel
alveolar dan perubahan dalarnjaring- jaring kapiler , terdapat
ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat-akibat
kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam
paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan
, yang mengarah pada kolaps alveolar. Komplians paru menjadi sangat
menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalahpenurunan
karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat
dan hipokapnia ( Brunner& Suddart 616). 4. Infark miokardInfark
miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen (Fenton, 2009).Klinis sangat mencemaskan karena sering
berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala
pendahuluan (Santoso, 2005).
5. PneumoniaPneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan
sistem dimana alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru
yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer)
menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.Pneumonia disebabkan
oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena
bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi
karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara
tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan
alkohol.
6. Pasien syokSyok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi
jika sirkulasi darah arteri tidakadekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada
3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, danpembuluh
darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan
faktorlain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok.
Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan
gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan
kematian pada pasien. 7. Post pembedahan coronary arteri
baypassCoronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon
inflamasi sistemik pada derajat tertentu dimana hal tersebut
ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan disebabkan
karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan
beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini dapat
disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh karena
penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010). 8. Resusitasi
cardiac arrest Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia,
yang dicetuskan oleh beberapa faktor,diantaranya penyakit jantung
koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan
listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun
serangan asma yang berat), kelainanbawaan, perubahan struktur
jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan
obat-obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung
dan tension pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung,
peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darahmencegah
aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan
mulai berhentiberfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen,
termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,
menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas
normal.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak
ditangani dalam 5menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam
10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi dan ditangani
dengansegera, kerusakan organyang serius seperti kerusakan otak,
ataupun kematian mungkin bisa dicegah.
Kontra Indikasi Analisa Gas Darah 1. Denyut arteri tidak terasa,
pada pasien yang mengalami koma (Irwin & Hippe, 2010).2.
Modifikasi Allen tes negatif, apabila test Allen negative tetapi
tetap dipaksa untuk dilakukan pengambilan darah arteri lewat arteri
radialis, maka akan terjadi thrombosis dan beresiko mengganggu
viabilitas tangan. 3. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau
penyakit pembuluh darah perifer pada tempat yang akan diperiksa4.
Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan
denganantikoagulan dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi
relatif.Antikoagulan yang DigunakanAntikoagulan yang digunakan
dalam pengambilan darah arteri adalah heparin. Pemberian heparin
yang berlebiham akan menurunkan tekanan CO2.Antikoagulan dapat
mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak
terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh
keasaman heparin.
4.2 Cara PemeriksaanAnalisa gas darah berguna untuk
menginterprestasi: Apakah pasien menderita asidemia / alkalemia? pH
< 7,35 disebut asidemia pH > 7,45 disebut alkalemia Apakah
masalah primer gangguan asam basa AsidosisMetabolik:HCO3 menurun
PaCO2 menurun AkalosisMetabolik:HCO3 meningkat PaCO2 meningkat
AsidosisRespitoris:PaCO2 meningkat HCO3 meningkat
AlkalosisRespitoris:PaCO2 menurun HCO3 menurun
Prosedur: Arteri Radialis sering dipilih karena arteri ini mudah
dicapai. Pergelangan tangan diekstensikan dengan menempatkannya di
atas gulungan handuk. Setelah kulit disterilkan, lalu arteri
distabilkan dengan dua jari dari satu tangan sedangkan tangan yang
lain menusuk arteri tersebut dengan alat suntik yang telah diisi
dengan heparin. Setelah 5 ml darah terhisap ke dalam alat suntik,
udara dikeluarkan, dan darah disimpan di atas es dan langsung
dibawa ke laboraturium untuk dianalisis.Alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk pengambilan darah arteri antara lain :1.Disposible
Spuit 2,5 cc, jarum ukuran 23 G/ 25 G2.Penutup jarum khusus atau
gabusMencegah kontaminasi dengan udara bebas. Udara bebas dapat
mempengaruhi nilai O2dalam AGD arteri.3.Nierbeken/BengkokDigunakan
untuk membuang kapas bekas pakai.4.Anticoagulant HeparinUntuk
mencegah darah membeku.5.Alcohol swabs ( kapas Alkohol )Merupakan
bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan
antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol
adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan
letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.6.PlesterDigunakan untuk fiksasi akhir
penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau
trauma akibat penusukan.7.Kain pengalasUntuk memberikenyamanan pada
pasien saat plebotomis melakukan pengambilan darah vena.8.Tempat
berisi es batuBila laboratorium jauh, maka specimen darah arteri
harus dimasukkan kedalam tempat berisi es batu sebab suhu yang
rendah akan menurunkan metabolism sel darah yang mungkin merubah
nilai pH, PCO2, PO2, HCO3-.9.Tempat sampah khusus needleTempat
untuk membuang needle yang sudah dipakai untuk mengurangi
kontaminasi pasien satu dengan pasien yang lain.Alat Perlindungan
Diri (APD) untuk Petugas Alat Perlindungan Diri (APD) yang harus
digunakan seorang petugas (Plebotomis) yaitu (Rohani, 2008) : 1.
Jas LaboratoriumPemakaian utama dari jas laboratorium adalah untuk
melindungi pakaian petugas pelayanan kesehatan.Jas laboratorium
diperlukan sewaktu melakukan tindakan, bila baju tidak ingin kotor.
2. Sarung Tangan (Handscoon)Alat ini merupakan pembatas fisik
terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi harus diganti
setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya untuk
mencegah kontaminasi silang.Sarung tangan harus dipakai kalau
menangani darah, duh tubuh, sekresi dan eksresi (kecuali keringat).
Petugas kesehatan (Plebotomis) menggunakan sarung tangan untuk tiga
alasan, yaitu:a. Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena
infeksi dari pasien.b. Mencegah penularan flora kulit petugas
kepada pasien.c. Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan
dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu pasien ke
pasien lain. 3. MaskerMasker digunakan untuk menahan cipratan yang
keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara,
batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau cairan tubuh
yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas
kesehatan. 4. Sepatu LaboratoriumAlas kaki/sepatu laboratorium
dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaaan oleh benda tajam atau
dari cairan yang jatuh atau menetes kaki. Sepatu bot dari karet
atau kulit lebih melindungi, tapi harus bersih dan bebas dari
kontaminasi darah atau cairan tubuh lainnya. 5. Kap (penutup
rambut)Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya
adalah melindungi pemakainya dari ciprtan darah dan cairan tubuh
lainnya. 6. Pelindung MataPelindung mata melindungi petugas
kesehatan dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya yang
terkontaminasi dengan pelindung mata.
Lokasi Pengambilan Darah Arteri1.Arteri Radialis dan Arteri
Ulnaris (sebelumnya dilakukan allens test)Test Allens merupakan uji
penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan, hal ini dilakukan
dengan cara yaitu: pasien diminta untuk mengepalkan tangannya,
kemudian berikan tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris
selama beberapa menit, setelah itu minta pasien unutk membuka
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari,
ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15
detik, warnamerah menunjukkan test allens positif. Apabila tekanan
dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allens negatif. Jika
pemeriksaan negative, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan
yang lain.2.Arteri Dorsalis pedismerupakan arteri pilihan ketiga
jika arteri radialis dan ulnaris tidak bisa digunakan.
3.Arteri BrakialisMerupakan arteri pilihan keempat karena lebih
banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah. Selain itu
arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu
pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitasbawah.
4.Arteri Femoralismerupakan pilihan terakhir apabila pada semua
arteri diatas tidakdapatdiambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh
darah akanmenghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah
dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat
menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan
venabesar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan
arteri.Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan
merupakan salah satu pembuluh utama yang memperdarahi
ekstremitasbawah.
Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika
masih ada alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi
kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
thrombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya
tidak digunakan karena adanya resiko emboli ke otak.
Cara membaca hasil Analisa Gas DarahLangkah Pertama Lihat pH-nya
untuk menentukan apakah normal, asam, atau basa. Jika diatas 7,45
disebut alkalosis, dibawah 7,35 disebut asidosis.Langkah kedua Jika
sudah kita diketahui asidosis atau alkalosis, kita perlu menentukan
penyebab primernya, apakah karena masalah respirasi atau
masalahmetabolic. Untuk mengetahui itu kita lihat PaCO2nya. Ingat
bahwa masalah respirasi, biasanya akan menurunkan pH menjadi
dibawah 7,35 dan PaCO2harusnya naik. Jika pH naik diatas 7,45 maka
PaCO2harusnya turun. Bandingkan nilai pH dan PaCO2.Jika pH dan
PaCO2bergerak ke arah yang berlawanan maka masalah utamanya adalah
di respirasi.Langkah Ketiga Yang terakhir lihat nilai HCO3. HCO3ini
mengindikasikan masalah metabolik. Normalnya jika pH naik, maka
HCO3juga naik. Begitu juga sebaliknya, jika pH turun HCO3juga
turun. Bandingkan kedua nilai tersebut, jika bergerak ke arah yang
sama maka masalah utamanya adalah metabolik.
4.3 Kadar Analisa Gas Darah
ParameterNilai Normal
pH7,35 7,45
PaCO235 40 mmHg (rata-rata=40 mmHg)
PaO280 100 mmHg
HCO3- 22 26 mEq/L
Base excess0 (2) mEq/L
SaO297
LO.5 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Manfaat Ukuran
Keasaman pH
5.1 Cara menentukan pH larutan Asam kuat dan Basa kuat
Penentuan pH Asam Basa Konsentrasi ion H+ dan ion OH hasil
ionisasi air sangat kecil maka untuk memudahkan perhitungan
digunakan notasi pH dan pOH. Notasi pH menyatakan derajat keasaman
suatu larutan. pH didefinisikan sebagai negatif logaritma
konsentrasi molar ion H+ dan pOH sebagai negatif logaritma
konsentrasi molar ion OH. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai:pH
= log [H+]= log pH = [H+]-1pOH = log [OH] = log pOH =
[OH-]-1Berdasarkan definisi tersebut, pH dan pOH untuk air pada 25C
dapat dihitung sebagai berikut.pH = log [H+] = log (1,0 107) = 7pOH
= log [OH ] = log (1,0 107) = 7Prosedur yang sama juga diterapkan
untuk menghitung tetapan ionisasi air, yaitu pKw.Kw = [H+] [OH ] =
1,0 1014pKw = pH + pOH = 14pH = 14 pOH dan pOH = 14 pH1.
Perhitungan pH Asam dan Basa Kuat MonoprotikJika Anda melarutkan
HCl 0,1 mol ke dalam air sampai volume larutan 1 liter, dihasilkan
larutan HCl 0,1M. Berapakah pH larutan tersebut? Derajat keasaman
atau pH larutan ditentukan oleh konsentrasi ion H+ sesuai rumus pH
= log [H+]. Untuk mengetahui konsentrasi H+dalam larutan perlu
diketahui seberapa besar derajat ionisasi asam tersebut. HCl
tergolong asam kuat dan terionisasi sempurna membentuk
ionionnya:HCl(aq)H+(aq) + Cl(aq) sehingga dalam larutan HCl 0,1 M
terdapat [H+] = [Cl] = 0,1 M. Disamping itu, air juga memberikan
sumbangan ion H+ dan OH sebagai hasil ionisasi air, masing-masing
sebesar 1,0 107 M. H2O(l) H+(aq) + OH(aq) Jika konsentrasi H+ hasil
ionisasi air dibandingkan dengan konsentrasi H+ hasil ionisasi HCl,
sumbangan H+ dari air sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Apalagi jika ditinjau dari prinsip Le Chatelier, penambahan ion H+
(HCl) ke dalam air akan menggeser posisi kesetimbangan air ke arah
pembentukan molekul air.H2O(l) H+(aq) + OH(aq).Dengan demikian, pH
larutan HCl 0,1M hanya ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dari
HCl.pH (HCl 0,1M) = log [H+] = log (1 101) = 1.Contoh Menghitung pH
Larutan Asam KuatHitunglah pH dari: (a) HNO3 0,5 M; (b) HCl 1,0
1010 M.Jawab:a. Oleh karena HNO3 asam kuat maka HNO3 terionisasi
sempurna. Spesi yang ada dalam larutan adalah: H+, NO3 , OH dan
H2O. Ion H+ dan OH dari ionisasi air dapat diabaikan, sebab ion H+
dari HNO3 akan menggeser posisi kesetimbangan ionisasi air. Jadi,
dalam larutan HNO3, konsentrasi H+ hanya ditentukan oleh hasil
ionisasi HNO3. pH (HNO3 0,5 M) = log (0,5) = 0,3.b. Dalam larutan
HCl 1,0 1010 M, spesi yang ada dalam larutan adalah H+, Cl , OH,
dan H2O. Pada kasus ini, konsentrasi H+ dari HCl sangat kecil
dibandingkan konsentrasi H+ dari hasil ionisasi air, yaitu 1,0 107
sehingga H+ dari HCl dapat diabaikan. Dengan demikian, pH larutan
hanya ditentukan oleh konsentrasi H+dari hasil ionisasi air: pH
(HCl 1,0 1010 M) = log (1,0 107) = 7. Sebenarnya, pH larutan lebih
kecil dari 7 karena ada pergeseran kesetimbangan ionisasi air,
akibat penambahan ion H+ dari HCl. Basa kuat seperti NaOH dan KOH,
jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna dan bersifat
elektrolit kuat. Persamaan ionnya:NaOH(aq) Na+(aq) +
OH(aq)Berapakah pH larutan basa kuat NaOH 0,01 M? Untuk mengetahui
hal ini, perlu ditinjau spesi apa saja yang terdapat dalam larutan
NaOH 0,01M. Oleh karena NaOH adalah basa kuat maka dalam larutan
NaOH 0,01 M akan terdapat [Na+] = [OH] = 0,01 M. Disamping itu,
ionisasi air juga memberikan sumbangan [H+] = [OH ] = 1,0 107 M.
Penambahan ion OH (NaOH) ke dalam air akan menggeser posisi
kesetimbangan ionisasi air sehingga sumbangan OH dan H+ dari air
menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan. Dengan demikian,
perhitungan pH larutan hanya ditentukan oleh konsentrasi ion OH
dari NaOH melalui hubungan pKw = pH + pOH.pH = pKw pOH = 14 + log
(1 102) = 12Contoh Menghitung pH Larutan Basa KuatHitunglah pH
larutan Mg(OH)2 0,01 M?Jawab:Oleh karena Mg(OH)2 basa kuat divalen
maka dalam air akan terionisasi sempurna.Mg(OH)2(aq) Mg2+(aq) + 2OH
(aq)Setiap mol Mg(OH)2 menghasilkan 2 mol ion OH maka OH hasil
ionisasi air dari 0,01 Mg(OH)2 terbentuk [OH ] = 0,02 M. Karena
sumbangan OH dari ionisasi air sangat kecil maka dapat diabaikan.
Dengan demikian, pH larutan dapat ditentukan dari konsentrasi OH
melalui persamaan pKw.pKw = pH + pOH14 = pH + log (2 102)pH = 14
1,7 = 12,32. Perhitungan pH Asam dan Basa Lemah MonoprotikSeperti
telah diuraikan sebelumnya, konsentrasi ion-ion dalam larutan asam
lemah ditentukan oleh nilai tetapan ionisasi asam (Ka).Ka =
[H+][A-] [HA]-1Untuk asam monoprotik, pH larutan asam lemah dapat
ditentukan dari persamaan berikut.pH = log (C x Ka)Demikian juga
untuk basa lemah, konsentrasi ion OH dalam larutan basa lemah
ditentukan oleh tetapan ionisasi basa (Kb).Kb = [OH][B+]
[BOH]-1Untuk basa monovalen, pH larutan basa lemah dapat dihitung
dari persamaan berikut.pH = pKw + log (C x Kb)Contoh Menghitung pH
Larutan Asam LemahAsam hipoklorit (HClO) adalah asam lemah yang
dipakai untuk desinfektan dengan Ka = 3,5 108. Berapakah pH larutan
asam hipoklorit 0,1 M?Jawab:Dalam air, HClO terionisasi sebagian
membentuk kesetimbangan dengan ion-ionnya.HClO(aq) H+(aq) + OCl(aq)
Ka = 3,5 108Demikian juga air akan terionisasi membentuk keadaan
kesetimbangan.H2O(l) H+(aq) + OH(aq) Kw = 1,0 1014Karena
konsentrasi ion H+ dari HClO lebih tinggi maka ion H+ dari air
dapat diabaikan. Jadi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi ion
H+ dari hasil ionisasi HClO. Karena HClO merupakan asam monoprotik
maka dapat menerapkan persamaan untuk menentukan pH larutan.pH =
log [(3,5x10-8 x 0,1)] = 4,233. Perhitungan pH Asam dan Basa
PoliprotikApakah yang dimaksud dengan asam poliprotik? Asam-asam
seperti H2SO4, H2CO3, H2C2O4, dan H3PO4 tergolong asam poliprotik.
Berdasarkan contoh tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa asam
poliprotik adalah asam yang dapat melepaskan lebih dari satu proton
(ion H+). Di dalam air, asam-asam tersebut melepaskan proton secara
bertahap dan pada setiap tahap hanya satu proton yang dilepaskan.
Jumlah proton yang dilepaskan bergantung pada kekuatan asamnya.
Untuk asam-asam kuat seperti H2SO4, pelepasan proton yang pertama
sangat besar, sedangkan pelepasan proton kedua relatif kecil dan
berkesetimbangan. Asam-asam lemah seperti H2CO3, pelepasan proton
pertama dan kedua relatif kecil dan berkesetimbagan.Tinjaulah asam
lemah diprotik, misalnya H2CO3. Di dalam air, H2CO3terionisasi
membentuk kesetimbangan. Persamaannya:H2CO3(aq) H+(aq) + HCO3(aq)
Ka1 = [H+] [HCO3-] [H2CO3]-1 = 4,310-7HCO3(aq) H+(aq) + CO32(aq)
Ka2 = [H+][CO32-] [HCO3-] -1 = 5,610-11Oleh karena ada dua tahap
ionisasi maka ada dua harga tetapan kesetimbangan, ditandai dengan
Ka1 dan Ka2, dimana Ka1 >> Ka2.a. Asam Fosfat (H3PO4)Asam
fosfat tergolong asam triprotik yang terionisasi dalam tiga tahap.
Persamaan reaksi ionisasinya adalah sebagai berikut.H3PO4(aq)
H+(aq) + H2PO4(aq)Ka1 = [H+][H2PO4-] [H3PO4]-1 = 7,510-3H2PO4(aq)
H+(aq)+ HPO42(aq)Ka2 = [H+][H2PO42-] [H3PO4-]-1 = 6,210-8HPO42(aq)
H+(aq)+PO43(aq)Ka3 = [H+][H2PO43-] [H3PO42-]-1 =
4,810-13Berdasarkan nilai tetapan ionisasinya, dapat diprediksi
bahwa ionisasi tahap pertama sangat besar dan ionisasi berikutnya
sangat kecil, seperti ditunjukkan oleh nilai Ka, dimana Ka1
>> Ka2 >> Ka3. Konsentrasi spesi asam fosfat dalam
larutan: H3PO4 >> H2PO4 >>HPO42. Artinya, hanya
ionisasi tahap pertama yang memberikan sumbangan utama pada
pembentukan [H+]. Hal ini dapat menyederhanakan perhitungan pH
untuk larutan asam fosfat.b. Asam Sulfat (H2SO4)Asam sulfat berbeda
dari asam-asam poliprotik yang lain karena asam sulfat merupakan
asam kuat pada ionisasi tahap pertama, tetapi merupakan asam lemah
pada ionisasi tahap kedua:H2SO4(aq) H+(aq) + HSO4(aq) Ka1 sangat
besarHSO4(aq) H+(aq) + SO42(aq) Ka2 = 1,2 1025.2 Menjelaskan
Keseimbangan Asam lemah dan Basa lemah
Asam lemah pH larutan asam lemah Asam monoprotik :
[H3O+] = (Ka . C)1/2
pH = - (log Ka1 + log C)Asam diprotik :Ka1>> Ka2[H3O+] =
(Ka1 . C)pH = - (log Ka1 + log C) Basa lemah Basa monoprotik :
[OH-] = (Kb . C)1/2
pOH = - (log Kb + log C)
pH = 14 + (log Kb + log C)
Basa diprotik :
Kb1>> Kb2
[OH-] = (Kb1 . C)
pOH = - (log Kb1 + log C)
pH = 14 + (log Kb1 + log C)Rumus mencari pHUntuk asam kuat : pH
= - log [ H+ ] atau [ H+ ] = x.MUntuk asam lemah : pH = pKa + log
Untuk basa lemah : pH = pKa + log Untuk basa kuat : pOH = - log
[OH-] atau [OH-] = x.M
Secara Teoritis Identifikasi jenis larutan yang akan
dihitung
ASAM BASA
Hitung [H+]Hitung [OH-]
Asam Kuat Asam LemahBasa KuatBasaLemah[H+] = a x Masam[H+] =
[OH-]= b x Mbasa[OH]=
pH= - log [H+]pOH= -log [OH-
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit edisi6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.
Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem
edisi 6, Jakarta, EGC. Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus
Alwi (2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta,
Interna Publishing.Horne, dkk (2001), Fluid, Electrolyte, and
Acid-base Balance: A Case Study Approach, Ganong, WF, (2007),Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari Widjajakusumah,
Jakarta, EGC. Guyton,Arthur c, dkk. (2008), Buku ajar fisiologi
kedokteran. Jakarta,
EGC(http://smakita.net/penentuan-ph-asam-basa/)
(http://andykimia03.wordpress.com/tag/kesetimbangan-asam-basa-lemah/)
www.chemwiki.ucdavis.edu