-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
1/37
1
SKENARIO 3
Hasil Riskesdas 2010
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang
dilaksanakan oleh
Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil
terkait dengan status gizi
anak sebagai berikut :prevalence rate anak pendek secara
nasional pada kelompok umur 6-
12 tahun adalah 35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan
20% pendek. Prevalence
rate kekurusan padan anak umur 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri
dari 4,6% sangat kurus dan
7,6% kurus. Secara nasional masalah kegemukan pada anak umur
6-12 tahun masih tinggi
yaitu 9,2% atau masih di atas 5,0%.
RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energi dan protein
penduduk. Hasilnya
adalah masalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi
pada semua kelompok umuranak. Terutama pada anak usia sekolah (6-12
tahun), usia praremaja (13-15 tahun), usia
remaja (16-18 tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu
hamil di pedesaan.
Status gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga
pola asuh keluarga serta
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua
keadaan tersebut disebabkan
karena perilaku yang kurang baik dan cenderung menyebabkan
kegemukan pada anak adalah
membiarkan anak duduk berjam-jam menonton TV, kurang olahraga,
dan sering makan
makanan junk foodyang tinggi lemak, kalori, garam, dan rendah
serat.
Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi
anak usia sekolahadalah anak-anak perlu diberi makanan tambahan.
Program pemberian makanan tambahan di
daerah miskin dapat dilaksanakan oleh Puskesmas dengan menjalin
kerjasama pihak sekolah
dan masyarakat.
Dalam pandangan Islam, menjalankan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) juga
melakukan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat dapat mandiri
adalah wajib.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
2/37
2
KATAKATA SULIT :
1. Prevalence Rate : Prevalensi penyakir lama dan baru yang
berjangkit dalammasyarakat disuatu tempat pada waktu tertentu.
2. Status gizi : Keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh
derajatkebutuhan fisik, energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh
dari makanan dan
dampaknya dapat diukur dengan antopometri. Standar baku BB/U,
TB/U dan BB/TB.
3. RISKESDAS : Survey dengan desain cross sectional atau riset
yangmengumpulkan data dasar dan indikator kesehatan yang
menggambarkan wilayah
nasional, provinsi dan kabupaten.
4. PHBS : Sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar
kesadaransebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang/
keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan
masyarakat.
5. Balitbangkes : Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan.
PERTANYAAN :
1. Apa indikator yang menentukan status gizi baik?2. Mengapa
kita harus menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat?3. Faktor
apa yang mempengaruhi status gizi dan bagaimana cara
menanggulanginya?4. Bagaimana cara menanggulangi gizi ibu hamil?5.
Bagaimana cara meneliti pola konsumsi energi dan protein menurut
RISKESDAS?6. Apa saja program PHBS di dalam keluaga dan sekolah?7.
Kapan waktu program pemberian makanan tambahan?
JAWAB :
1. Kurva CDC2. Sesuai ajaran islam karena bersih sebagian dari
iman.3. Faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain tingkat
sosial ekonomi dan
pendidikan yang rendah. Cara menanggulanginya dengan adanya
penyuluhanmakanan 4 sehat 5 sempurna.
4. Dari program puskesmas yaitu perbaikan gizi masyarakat dan
ibu hamil.5. Dilakukan survey tiap keluarga.6. Di sekolah : jamban
bersih, air yang mengalir, tidak ada sampah yang berserakan,
tersedianya uks yang baik, siswa tidak merokok.
Di keluarga : mengunakan jamban yang sehat, mencuci tangan,
memberantas jentik
nyamuk sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, tidak
merokok didalam
rumah.
7.
Tergantung program puskesmas masing masing.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
3/37
3
HIPOTESIS
RISKESDAS
Status Gizi Anak Status Gizi Ibu Hamil
Gizi Lebih Gizi KurangKonsumsi Energi dan
Protein Kurang
Perilaku kurang
baik : kurang
olahraga dan
mengkonsumsi
junk food
Konsumsi energi dan
protein kurang
Faktor sosial ekonomi
kurang
Tatalaksana pemberianmakanan tambahan
PHBS Pandangan Islam
Pihak Lain
Lintas sektoral : masyarakat, ulama, sekolah
Lintas program : KIA, gizi
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
4/37
4
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan status gizi anak dan ibu hamil1.1.
Memahami dan menjelaskan definisi status gizi
1.2. Memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi gizi ibu
hamil
1.3. Memahami dan menjelaskan masalah gizi buruk dan gizi
berlebih pada anak
1.4. Memahami dan menjelaskan upaya pemerintah menangani status
gizi
2. Memahami dan menjelaskan PHBS2.1. Memahami dan menjelaskan
definisi
2.2. Memahami dan menjelaskan tujuan
2.3. Memahami dan menjelaskan manfaat
2.4. Memahami dan menjelaskan strategi
2.5. Memahami dan menjelaskan jenis (rumah tangga, sekolah,
tempat umum, tempat
kerja, institusi kesehatan)
3. Memahami dan menjelaskan PHBS dilihat dari pandangan
Islam
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
5/37
5
1. Memahami dan menjelaskan status gizi anak dan ibu hamil1.1.
Memahami dan menjelaskan definisi status gizi
Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi
oleh makanan yang
dikonsumsi dinilai dengan ukuran atau parameter gizi.
Status Gizi Anak Sekolah
Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 612 tahun. Anak
anak yang berumur 6
12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah
pertumbuhan ini agak
lambat tapi perkembangan berangsur angsur menjadi mengetahui
banyak tentang diri dan
dunianya.
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan
oleh derajat kebutuhan
fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan
dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan
dikategorikan berdasarkan standar
baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :
1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB)
Dilakukan olehpetugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat
penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat
badan dan meteran tinggi
badan (mikrotoise)2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai
tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB,
kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari
data identitas anak pada
sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari
dan 1 tahun adalah 12
bulan.
a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z
score simpang baku(SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen
terhadap median baku rujukan
(Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk
menghitung SSB
dapat dipakai rumus :
NSBR
NMBRNISRujukanBakuSkor
Dimana : NIS : Nilai Induvidual Subjek
NMBR : Nilai Median Baku Rujukan
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
6/37
6
Hasil pengukuran dikategorikan sbb
1. Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gizi Lebih Bila SSB > +2
SD
2. TB/Ua. Pendek Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TBa. Kurus Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gemuk Bila SSB > +2 SD
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks
antropomteri,
Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3
Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga
Indeks
(BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
InterpretasiIndeks yang digunakan
BB/U TB/U BB/TB
Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal
Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah
Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah
Normal Normal Normal Normal
Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah
Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi
Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal
Obese Tinggi Rendah Tinggi
Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
7/37
7
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber: Depkes RI, 2004
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya
adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Antropometri. Dalam
pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan
dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status
gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupuntinggi badan yang akurat, menjadi
tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab
itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun
adalah 12 bulan, 1 bulan
adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh,
artinya sisa umur
dalam hari tidak diperhitungkan.
b. Berat BadanBerat badan merupakan salah satu ukuran yang
memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat
badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja
tergantung pada
ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu.
c.
Tinggi BadanTinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk
melihat keadaan gizi
masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan
lahir rendah dan kurang
gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U ( tinggi badan
menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang
dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya
hanya dilakukan
setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan
lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat
yang.
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting
untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
status gizi. Penggunaan
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
8/37
8
Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi
untuk melihat adanya
gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan
sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan
penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi
kurus/wasting < -2SD
diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah
gizi yang sangat
serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Jadi untuk indeks BB/U adalah= Z Score = ( 60 kg56,7 ) / 8.3 = +
0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 6036.9 ) / 4 = + 5.8
SD
= status gizi gemuk
Status Gizi Ibu Hamil
Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
BAB V Upaya
Kesehatan Pasal 20 ayat 2 menyebutkan Status gizi ialah tingkat
kecukupan gizi seseorang
yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil
dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan
60 persen untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukangizipadaibu hamil tidak
sesuai kebutuhan maka
kemungkinan dapat terjadigangguan dalamkehamilan,baik terhadap
ibu maupunjanin yang
dikandungnya.
Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter
keadaan kesehatan ibu dan
berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita
yang tidak hamil tidak dapat
diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama
hamil dapat digunakan sebagai
petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan
berat yang tidak adekuat
merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pertumbuhanjanin. Kecukupan gizi selama
kehamilan digunakan untukpertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupunaktivitas ibu.
Cara Pengukuran Status Gizi
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya
resiko terjadinya
persalinan small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan
peningkatan berat badan
untuk setiap wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi
besarnya kebutuhan berat
badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah
wanita tersebut memiliki berat
badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang
biasa digunakan dalam
http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/ibu-hamil/http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/ibu-hamil/http://www.lusa.web.id/tag/gangguan/http://www.lusa.web.id/tag/kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/aktivitas/http://www.lusa.web.id/tag/aktivitas/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/http://www.lusa.web.id/tag/kehamilan/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/tag/kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/gangguan/http://www.lusa.web.id/tag/ibu-hamil/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/janin/http://www.lusa.web.id/tag/perkembangan/http://www.lusa.web.id/tag/pertumbuhan/http://www.lusa.web.id/tag/ibu-hamil/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
9/37
9
menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass
index (BMI). Formula
ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
BM I = Berat/Tinggi2
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :
a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendahb. 19,8
sampai dengan 26,0 normalc. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat
lebih atau tinggid. Lebih dari 29 obesitas
PenambahanBerat Badan StatusGizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB
(Kg)
Penambahan BB
TM I (Kg) TM II
(Kg)
Normal ( BMI 19,8-26) 12,513 2,3 0,49
Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,516 1,6 0,44
Lebih 711, 6 0,9 0,3
Obesitas ( BMI > 29 ) 6
Distribusi penambahan berat badan ibu hamil
Trimester Distribusi
I Terutama pertambahan pada jaringan ibu dan cadangan
lemak, berat janin pada 10 minggu 5 gram
II Pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu dan
jaringan, berat janin pada minggu 20 350 gram.
III Pertambahan terutama pada janin dan bertambahnya
cairan, berat janin pada 32 minggu 2 kg.
Pola PertambahanBerat Badan
Berat badan lebih ataupun kurang dariberat badan rata-rata untuk
umur tertentu, merupakanfaktor menentukan jumlah zat makanan yang
harus dicukupi selama hamil.Di negara maju
http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/hamil/http://www.lusa.web.id/tag/hamil/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/berat-badan/
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
10/37
10
pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Kalau ibu
kekurangan gizi,
pertambahannya hanya sekitar 7-8 kg dengan akibat melahirkan
bayi BBLR. ( Paath,dkk.,
2005 )
National Academy of Scienses ( 1970 ) menganjurkan pertambahan
berat badan sekitar 9-
11,3 kg. Pada tahun 1983 usulan ini diubah menjadi 10-12,2 kg,
dan diperbaiki menjadi 11,3-
15,9 kg ( bagi wanita yang normal berat badan dan tinggi
badannya ).
Manfaat Nutrisi
a.Nutrisi untuk pertumbuhanDengan makanan bergizi, tubuh manusia
tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit
dan rambut terus berganti,
selsel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah
zat makanan yangmasak agar zat makanan dapat dipakai untuk
pekerjaan tubuh.
b. Makanan sebagai suku cadangDengan makanan bergizi, tubuh
manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit
dan rambut terus berganti,
selsel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah
zat makanan yang
masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.Untuk
itu, setelah sakit kita
perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang
menjalani operasi atau yang
baru melahirkan.
c. Makanan sebagai bensin tubuhMakanan juga dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, menyapu,
juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan
tenaga untuk bernafas,
degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya.
Namun, makanan
perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus
memadai, dan mutunya
sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
1.2.Memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi gizi ibu
hamil
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
a. Suhu LingkunganPada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada
suhu 36,5-37 derajat Celsius untuk
mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu
antara tubuh
dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan
diri demi
kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian
panasnya diganti dengan
hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh
dengan lingkungan maka
akan semakin besar pula panas yang akan dilepaskan. Dengan
adanya perbedaan suhu
antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian
panasnya yang harus
diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar
perbedaan suhu berarti lebih
besar masukan energi yang diperlukan.b.Status Ekonomi dan
Sosial
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
11/37
11
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang
wanita dalam memilih
makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan
hidup dibawah garis
kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian ibu
mampu membeli dan
memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
c. Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap MakananBudaya adalah
suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.
Wanitayang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih
memperhatikan akan gizi dari
anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang
memerlukan perhatian
yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan
yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
d.UsiaUsia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat
gizi yang akan diberikan. Usia
akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang
tua dalam
pemberian nutrisi anak balita. Semakin muda dan semakin tua umur
seorang ibu hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena
selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
dengan janin yang
sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi
yang besar jugakarena fungsi organ yang makin melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang
berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak
energi yang di
butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5
kali lebih besar dari
mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur 15-19 tahun
menunjukkan angka
kematian 2 kali lebi besar. Ini berhubungan dengan status gizi
remaja yang
perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih
banyak. Masalah
yang mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi untuk menjamin
pertumbuhan
sempurna salah satunya ialah umur saat hamil terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau
umur terlalu tua (diatas 35 tahun)
e. PendidikanKonsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar
yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah
yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau
masyarakat. Bagi masyarakat
yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih
banyak menggunakan
pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan
atau pertimbangan
fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan
psikis.
Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11
menyebutkan sebagai
berikut :11Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.f .Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Statusialah keadaan
kedudukan seseorang. Status
kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap
nafsu makannya. Seorang
ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang
berbeda dengan ibu
yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang
dapat ia dapat akan
dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya.
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu
hamil dianjurkan
mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang
nebgandung zat besi
seperti bayan, hati dan sebagainya. Menurut Reverlly, Sakit
adalah tidak adanya
keselarasan antara lingkungan dengan individu. Menurut white
tahun 1977, sehatadalah
suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupuntidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit
atau kelainan. Sedangkan menurut UU RI No. 23
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
12/37
12
tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I menyebutkan,
kesehatan ialah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Status Gizi Bagi Ibu Hamil Menurut WHO, dampak kekurangan gizi
pada ibu hamil,kekurangan gizi pada ibu hamil, akibat kurang gizi
pada ibu hamil, dampak kurang gizi pada
ibu hamil, kebutuhan gizi seimbang dan pengaruh status gizi
terhadap sistem reproduksi,
kebutuhan energi ibu hamil menurut who, pengaruh status gizi
terhadap sistem reproduksi
akan dijelaskan dalam artikel kesehatan kali ini: Status gizi
ibu hamil pada
waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai
umur kehamilan. Hal ini
dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan
bayi yang normal juga.
Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil
sekitar 12-14 kilogram. Tetapi
berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan
berat badan ibu selama
hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan
hiperemesis gravidarum,kelahiran prematur, kematian janin,
keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat.
Sedangkan pada trimester II dan III dapat mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan
janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan
berakibat terjadi gangguan
kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB (Kg) Penambahan BB
TM I (Kg) TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26) 12,513 2,3 0,49
Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,516 1,6 0,44Lebih 711, 6 0,9 0,3
Obesitas ( BMI > 29 ) 6
Tanda Kecukupan Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil
Zat Gizi Satuan Wanita Dewasa Ibu Hamil
Energi Kal 2200 2485
Protein gr 48 60
Vitamin A RE 500 700
Vitamin D ug 5 15
Vitamin E mg 8 18Vitamin K mg 65 130
Thiamin mg 1,0 1,2
Niacin mg 9 9,1
Vitamin B12 mg 1,0 1,3
Asam folat ug 150 300
Piridoksin mg 1,6 3,8
Vitamin C mg 60 70
Kalsium mg 500 900
Fosfor mg 450 650
Zat besi mg 26 46
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
13/37
13
Seng mg 15 20
Yodium ug 150 175
Selenium ug 55 70
Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)
Status Tanda
Keadaan umum Responsive, gesit
Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus
Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit
Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks
normal, mental stabil
Pencernaan Nafsu makan baik
Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah normal
sesuai usiaVitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur,
penuh
semangat
Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala
normal
Kulit Licin, cukup lembab, warna segar
Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak
Mulut Tidak ada luka dan selaput merah
Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan
Lidah Merah normal, licin, tidak ada lukaGigi geligi Tidak
berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu
normal, bersih dan tidak ada perdarahan
Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada
perdarahan
Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada
perdarahan
Kuku Keras dan kemerahan
Tungkai Kaki tidak bengkak, normal
a. Faktor Predisposisi1. Faktor Langsung
Konsumsi MakananKeadaan keseimbangan gizi tergantung dari
ringakat konsumsi kualitas hidangan
yang menunjukan quantum suatu zat gizi terhadap kebutuhan hidup.
Bila susunan
hidangan kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas, maka tubuh
akan mendapatkan
kesehatan gizi sebaik baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang
baik dalam
kuaiitas maupun kuantitas akan memberi dampak kesehatan pangan
dan gizi yang
baik ditentukan oleh terciptanya keseimbangan antara banyaknya
jenis zat gizi yangdikonsumsi dengan banyaknya zat yang dibutuhkan
tubuh.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
14/37
14
InfeksiInfeksi biasa berhubungan deangan gangguan gizi. Infeksi
sendiri mengakibatkan si
penderita kehilangan bahan makanan melalui muntah-muntah dan
diare. Selain itu
juga penghancuran jaringan tubuh akan mengikat karena dipakai
untuk pembentukan
protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan
tubuh. Gangguangizi dan infeksi sering bekerja secara sinergis,
infeksi akan memperburuk kemampuan
seseorang untuk mengatasi penyakit infeksi.
Zat gizi dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang guna
meneapai hasil yangoptimal sesuai dengan kebutuhan. Apabila zat
gizi ini kurang, maka akan dapat
mengakibatkan infeksi dan rawat gizi pada remaja. Pada remaja
yang kekurangan
energi protein akan menghambat pertumbuhan fisik dan
kecerdasan.
2. Faktor tidak langsung
PengetahuanPengetahuan seseorang biasanya diperoieh dari
pengalaman yang berasal dari
berhagai macam sumber, misalnya media massa, elektronik, buku
petunjuk,
penyuluhan, dan kerabat dekat. (Yuwono, 1999). Pengetahuan gizi
merupakan
pengetahuan gizi merupakan pemahaman masyarakat tentang
pemilihan bahan
makanan sehat serta fungsinya bagi tubuh yang dinilai
berdasarkan jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan
kuesioner.
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan
konsumsi seharihari
dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal
tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap
status gizi
seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi
apabila tubuh memperolehcukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Status gizi kurang terjadi apabila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential.
Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat
gizi dalam jumlah
yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.
Semakin tinggi
gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan makanan
yang dipilih untuk
dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan
berperilaku memilih
makanan yang menarik panca indra dan tidak mengadakan pemilihan
berdasarkan
nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin tinggi
pengetahuannya, lebih
banyak mempergunakan mempertimbangkan rasional dan pengetahuan
tentang nilaigizi makanan tersebut, sehingga seorang ibu dapat
menyusun dan mengolah makanan
yang bergizi bagi keluarga.
PendidikanPendidikan adalah usaha yang dilakaukan secara sadar,
sengaja, sistematis, dan
terencana oleh orang dewasa kepada an ak yang belum dewasa yang
merupakan
bimbingan, pertolongan, dan kepemimpinan dengan tujuan agar anak
dapat mencapai
tingkat kedewasaan jasmani dan rohani. Menurut tingkat atau
jenjang pendidikan
terdiri dari :
Pendapatan
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
15/37
15
Pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan dan
penerimaan berupa uang
atau barang dari semua anggota keluarga, maupun penerimaan
transfer.
Tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang dibeli
dengan uang
tambahan tersebut. Rendahnya pendapatan merupakan tantangan lain
yang
menyebabkan orang orang tak mampu membeli pangan dalam jumlah
yangdiperlukan. Pada pendapatan terendah, maka hampir semua
pendapatan akan
dikeluarkan untuk makan. Orang miskin biasanya akan
membelanjakan sebagian
besar pendapatan tambahan itu untuk makan. Sedangkan yang kaya
tentu akan lebih
berkurang dari jumlah itu. Bagian untuk makanan padi padian akan
menurun dan
untuk makanan yang dibuat dari susu akan bertambah jika keluarga
keluarga
beranjak ke pendapatan tingkat menengah. Semakin tinggi
pendapatan, semakm
bertambah besar pula persentase pertambahan pembelanjaannya.
Dengan demikian,
pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas.
Pendidikan Orang TuaLatar belakang pendidikan orang tua, baik
kepala keluarga istri merupakan salah satu
unsur yang berperan penting dalam menentukan keadaan gizi anak.
Hubungan positif
antara tingkat pendidikan orang tua dengan keadaaan gizi anak
telah banyak
diungkapkan oleh para ahH. Pada masyarakat yang rata rata
tingkat pendidikannya
rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya pada
masyarakat yang
tingkat penididikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang lebih
rendah.
Besar KeluargaSurvey pangan di India memperlihatkan bahwa
tersedianya protein bagi setiap anak
dalam keluarga dengan salah satu atau dua anak, mendapat 22%
lebih tinggi
dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak empat atau lima
anak. Kasusgizi buruk yang paling berat sering menimpa anak-anak
dari keluarga besar.
IBU HAMIL
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena
itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi
dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.
Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral
seperti Zat Besi dan
Kalsium.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.
Kemudian sepanjang trimester
II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu
seperti penambahan volume
darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak.
Selama trimester III
energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
16/37
16
1.3. Memahami dan menjelaskan masalah gizi buruk dan gizi
berlebih pada
anak
Gizi baik
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memilki
keunggulan dankelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung
tinggi KH tetapi kurang vitamin
dan mineral. Sedangkan beberapa makanan kaya vitamin dan mineral
namun kurang KH
dan Protein. Nah apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang
beraneka ragam, maka
akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat
gizi yang diperlukan
untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan
sehari-hari yang
beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu
akan dilengkapi oleh
keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga
diperoleh masukan zat gizi
yang seimbang.
13 Pedoman Umum Gizi Seimbang adalah sebagai berikut :
1. Makanlah Aneka Ragam Makanan2. Makanlah Makanan untuk
Memenuhi Kecukupan Energi3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat
setengah dari kebutuhan energi4. Batasi konsumsi lemak dan minyak
sampai seperempat dari kecukupan energi5. gunakan garam beryodium6.
makanlah makanan sumber zat besi7. berikan ASI saja pada bayi
sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesuadahnya
8. biasakan makan pagi9. minumlah air bersih, aman yang cukup
jumlahnya10.lakukan aktivitas fisik secara teratur11.hindari
minuman yang beralkohol12.makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan13.bacalah label pada makanan yang dikemas
Gizi buruk
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun.Gizi
buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan
protein (KEP) dalam makanan sehari hari
Banyakfaktor yang mengakibatkan terjadinya kasusgiziburuk.
MenurutUNICEF ada
dua penyebab langsung terjadinyagiziburuk, yaitu :
1. Kurangnya asupangizi darimakanan. Hal ini disebabkan
terbatasnyajumlahmakanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak
memenuhiunsurgizi yang dibutuhkan karena alasan sosial
danekonomi yaitu
kemiskinan.
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-gizi-buruk-faktor-penyebab.htmlhttp://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-gizi-buruk-faktor-penyebab.htmlhttp://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/unicef/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/unsur/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/ekonomi/http://www.lusa.web.id/tag/ekonomi/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/unsur/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/unicef/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-gizi-buruk-faktor-penyebab.htmlhttp://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-gizi-buruk-faktor-penyebab.html
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
17/37
17
2. Akibat terjadinyapenyakit yang mengakibatkaninfeksi. Hal ini
disebabkan olehrusaknya beberapa fungsi organtubuh sehingga tidak
bisa menyerap zat-
zatmakanan secara baik.
Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasusgiziburuk
yaitu:1. Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau
oleh masyarakat2. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan
pengasuhan asuhanak3. Pengelolaan yang buruk dan perawatankesehatan
yang tidak memadai.
MenurutIkatan DokterAnak Indonesia (IDAI), ada
3faktorpenyebabgiziburuk
padabalita,yaitu:
1. Keluarga miskin2. Ketidaktahuanorang tua atas pemberiangizi
yang baik bagianak3. Faktorpenyakitbawaan padaanak,
seperti:jantung, TBC,HIV/AIDS, saluran
pernapasan dandiare.
Tanda-tanda gizi buruk
Pengukuran antropometri, apabila berat badan menurut umur (BB/U)
dibandingkan
dengan tabel Z-score, apabila berada kurang dari - 3 SD positif
gizi buruk kemudian
dicocokkan dengan z-score (TB/PB terhadap BB) apabila juga
positif gizi buruk berarti
termasuk gizi buruk kronis apabila dengan TB/BB tidak positif
maka termasuk gizi buruk
akut, apabila tidak ada alat ukur TB dan PB bisa juga
dilanjutkan dengan pengukuranLILA bagian kiri balita, apabila
LILAnya kurang dari 11,5 cm maka balita tersebut gizi
buruk akut.
Tanda klinis dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Marasmus dengan tanda-tanda : Anak sangat kurus Wajah seperti
orang tua. Perut cekung Kulit keriput, jaringan lemak sangat
sedikit
b. KwashiorkorEdema diseluruh tubuh, terutama pada wajah
membulat dan sembab, rambut
kusam, mudah dicabut.
c. Gabungan marasmus dan kwashiorkor disebut marasmic
kwashiorkor pada KMSada juga istilah BGM adalah keadaan dimana
letak berat badan balita berada
dibawah garis merah bada KMS Balita BGM belum tentu gizi buruk
tetapi kalau
status gizi buruk balita pasti BGM. (Abdur, 2008)
Penatalaksanaan Gizi Buruk1. Rumah Tangga
http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/tubuh/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/perilaku/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/kesehatan/http://www.lusa.web.id/tag/ikatan/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/balita/http://www.lusa.web.id/tag/keluarga/http://www.lusa.web.id/tag/orang-tua/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/jantung/http://www.lusa.web.id/tag/hivaids/http://www.lusa.web.id/tag/diare/http://www.lusa.web.id/tag/diare/http://www.lusa.web.id/tag/hivaids/http://www.lusa.web.id/tag/jantung/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/orang-tua/http://www.lusa.web.id/tag/keluarga/http://www.lusa.web.id/tag/balita/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/ikatan/http://www.lusa.web.id/tag/kesehatan/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/perilaku/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/tubuh/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
18/37
18
Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur
setiap bulan untukmengetahui pertumbuhan berat badannya.
Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0-4 bulan Ibu tetap
memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun.
Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak
sesuai anjuranpemberian makanan.
Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila
balita mengalami sakitatau
2. Posyandu
Kader melakukan penimbangan balita setiap bulan di posyandu
serta mencatat hasilpenimbangan pada KMS.
Bagi balita dengan berat badan tidak naik (T) diberikan
penyuluhan gizi seimbangdan PMT Penyuluhan.
Kader memberikan PMT-Pemulihan bagi balita dengan berat badan
tidak naik 3 kali(3T) dan berat badan di bawah garis merah
(BGM).
Kader merujuk balita ke puskesmas bila ditemukangizi buruk dan
penyakit penyertalain.
3. Pusat Pemulihan Gizi (PPG)
PPG merupakan suatu tempat pelayanan gizi kepada masyarakat yang
ada di desa dan
dapat dikembangkan dari posyandu. Pelayanan gizi di PPG
difokuskan pada pemberian
makanan tambahan pemulihan bagi balita KEP. Penanganan PPG
dilakukan oleh
kelompok orang tua balita (5-9 balita) yang dibantu oleh kader
untuk menyelenggarakanPMT Pemulihan anak balita. Layanan yang dapat
diberikan adalah:
Balita KEP berat/gizi buruk yang tidak menderita penyakit
penyerta lain dapatdilayani di PPG.
Kader memberikan penyuluhan gizi/kesehatan serta melakukan
demonstrasi caramenyiapkan makanan untuk anak KEP berat/gizi
buruk.
Kader menimbang berat badan anak setiap 2 minggu sekali untuk
memantauperubahan berat badan dan mencatat keadaan
kesehatannya.
Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning atau di
bawah garis merah(BGM) pada KMS, kader memberikan PMT
Pemulihan.
Makanan tambahan diberikan dalam bentuk makanan jadi dan
diberikan setiap hari. Apabila berat badan anak berada di pita
warna kuning pada KMS teruskan pemberian
PMT pemulihan sampai 90 hari.
Apabila setelah 90 hari, berat badan anak belum berada di pita
warna hijau pada KMSkader merujuk anak ke puskesmas untuk mencari
kemungkinan penyebab lain.
Apabila berat badan anak berada di pita warna hijau pada KMS,
kader menganjurkanpada ibu untuk mengikuti pelayanan di posyandu
setiap bulan dan tetap
melaksanakan anjuran gizi dan kesehatan yang telah
diberikan.
4. Puskesmas
http://www.sarjanaku.com/http://www.sarjanaku.com/
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
19/37
19
Puskesmas menerima rujukan KEP Berat/gizi buruk dari posyandu
dalam wilayahkerjanya serta pasien pulang dari rawat inap di rumah
sakit.
Menyeleksi kasus dengan cara menimbang ulang dan dicek dengan
Tabel BB/U BakuMedian WHO-NCHS.
Apabila ternyata berat badan anak berada di bawah garis merah
(BGM) dianjurkankembali ke PPG/posyandu untuk mendapatkan PMT
pemulihan.
Apabila anak dengan KEP berat/gizi buruk (BB < 60% Tabel BB/U
Baku MedianWHO-NCHS) tanpa disertai komplikasi, anak dapat dirawat
jalan di puskesmas
sampai berat badan nya mulai naik 0,5 Kg selama 2 minggu dan
mendapat PMT-P
dari PPG.
Apabila setelah 2 minggu berat badannya tidak naik, lakukan
pemeriksaan untukevaluasi mengenai asupan makanan dan kemungkinan
penyakit penyerta, rujuk ke
rumah sakit untuk mencari penyebab lain.
Anak KEP berat/gizi buruk dengan komplikasi serta ada
tanda-tandakegawatdaruratan segera dirujuk ke rumah sakit umum
Tindakan yang dapat dilakukan di puskesmas pada anak KEP
berat/gizi buruk tanpakomplikasi
Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP berat/ gizi
buruk (dilakukan dipojok gizi buruk).
Melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan minimal 1 kali per
minggu. Melakukan evaluasi pertumbuhan berat badan balita gizi
buruk setiap dua minggu
sekali.
Melakukan peragaan cara menyiapkan makanan untuk KEP berat/ gizi
buruk. Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang perkembangan
berat badan dan
kemajuan asupan makanan
Gizi lebih
Gizi lebih dalam dua dekade terakhir meningkat akibat perubahan
pola hidup masyarakat
terutama di daerah urban. Bahkan masalah gizi lebih ini telah
menjadi polemik sendiri di
negara maju. Gizi lebih dapat dinilai dari berat badan. Dari
data yang dihimpun WHO
tahun 2008 menyebutkan bahwa sekitar 1.5 miliar penduduk dewasa
mengalami
kelebihan berat badan, 200 juta pria dewasa mengalami obesitas,
dan lebih dari 300 jutawanita mengalami obesitas. Sebuah studi pada
tahun 2008 oleh Centers for Disease
Controldi Atlanta yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan
hampir satu dari lima
anak usia 6-11 tahun dan 18,1 persen anak usia 12-19 tahun yang
menderita obesitas. Di
Indonesia sendiri pada tahun 2003 terdapat 2.24 % balita yang
mengalami gizi lebih,
sedangkan data untuk penduduk di atas 15 tahun terdapat 10.3 %
mengalami gizi lebih.
Data di atas menunjukan betapa besarnya jumlah penderita gizi
lebih di Indonesia.
Penyebab yang paling nyata adalah perubahan ekonomi. Perubahan
ini terjadi akibat
pasar globalisasi dan modrenisasi di semua aspek. Hal tersebut
dapat dilihat dari jumlah
penduduk yang berat badan lebih ataupun obesitas lebih banyak
terjadi di daerah
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
20/37
20
perkotaan. Peningkatan ekonomi ini menyebabkan perubahan pola
hidup, mulai dari pola
makan dan aktivitas fisik. Makanan yang awalnya lebih banyak
persentase karbohidrat
kini telah berubah menjadi lebih banyak persentase lemak,
sepertifast food. Jenis
makanan yang seperti ini akan meningkatkan persentase lemak
tubuh yang akhirnya akan
berimplikasi kepada kelebihan berat badan.
Selain faktor ekonomi, faktor cahaya lampu secara tidak langsung
juga mempengaruhi
gizi lebih dan obesitas. Penelitian terbaru dariReuroscience di
Ohio State University
menemukan bahwa semakin banyak cahaya pada saat kita makan, maka
resiko untuk
mengalami kelebihan berat badan semakin tinggi. Penelitian ini
menggunakan tikus
sebagai hewan coba. Tikus-tikus tersebut diperlakukan dalam tiga
kondisi. Kondisi
pertama tikus diberi terpaan cahaya selama 24 jam terus-menerus,
kondisi kedua tikus
diberi terpaan cahaya dengan siklus standar terang selama 16 jam
dan gelap selama 8 jam,
sedangkan kondisi ketiga tikus diberi terpaan cahaya terang
selama 16 jam dan cahaya
redup selama 8 jam. Para peneliti mengukur berapa banyak makanan
yang dipakai tikus
setiap hari. Selain itu mereka juga mengukur berapa banyak
mereka bergerak di sekitar
kandang mereka setiap hari melalui sistem persimpangan sinar
inframerah. Kemudian
massa tubuh tikus dihitung setiap minggu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tikus
dengan cahaya redup saat malam massa tubuhnya meningkat lebih
tinggi dari tikus yang
hidup dalam siklus standar terang dan gelap. Berat badan tikus
terus meningkat sejak
minggu pertama penelitian. Pada akhir penelitian tikus yang
hidup dengan cahaya redup
malam hari berat badannya lebih kurang 12 gram sedangkan tikus
yang hidup dengan
siklus standar terang dan gelap berat badannya 8 gram. Tikus
yang mendapat terpaan
cahaya terus-menerus juga memiliki berat badan lebih besar dari
tikus yang hidup dengansiklus standar terang dan gelap.
Faktor lain yang mempengaruhi gizi lebih dan obesitas adalah
kebiasaan ketika makan.
Salah satu kebiasaan yang buruk ketika makan adalah makan di
depan komputer atau
televisi, karena hal ini akan mengakibatkan jumlah makanan yang
masuk ke mulut akan
lebih banyak.
Selain asupan makanan, hal lain yang dapat menyebabkan gizi
lebih dan obesitas adalah
faktor aktivitas. Kurangnya aktivitas dapat menyebabkan gizi
lebih dan obesitas. Salahsatu yang menyebabkan berkurangnya
aktivitas seseorang adalah tuntutan pekerjaan.
Tuntutan pekerjaan pada saat ini menyebabkan kebanyakan penduduk
lebih banyak
menghabiskan waktunya duduk di kursi dari pada bergerak.
Ditambah lagi kesadaran
berolahraga yang masih kurang di kalangan masyarakat Indonesia.
Hal ini dapat
meningkatkan resiko berat badan berlebih. Dari analisis lebih
lanjut didapatkan seorang
remaja yang menghabiskan waktu lebih dari 3 jam per hari dengan
menonton televisi
memiliki resiko obesitas 12.3 kali lebih besar dari pada remaja
yang menonton televisi
yang kurang dari 3 jam per hari.
Walaupun kita mengetahui bahwa berat badan berlebih tidak akan
terjadi apabila
seseorang tidak memiliki faktor genetik untuk gizi lebih atau
obesitas. Apabila kedua
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
21/37
21
orang tua gizi lebih atau obesitas maka kemungkinan anak
menderita berat badan berlebih
sekitar 80%, sedangkan apabila salah satu dari orang tua
mengalami gizi lebih atau
obesitas maka kemungkinan itu menjadi setengahnya atau 40 %.
Faktor-faktor sosiokultural juga berperan penting dalam gizi
lebih dan obesitas, sepertimasih banyaknya masyarakat yang
berpendapat bahwa gemuk adalah lambang
kemakmuran. Pendapat seperti ini dapat memicu peningkatan jumlah
konsumsi kalori
pada masyarakat tersebut. Anggapan gemuk makmur ini berimplikasi
pada orang tua
yang akan senang ketika anaknya memiliki berat badan lebih.
Padahal apabila pada waktu
masih anak-anak berat badannya sudah berlebih akan meningkatkan
faktor resiko menjadi
berat badan berlebih pada waktu dewasa.
Prevalensi ini akan terus meningkat, mengingat setiap anak yang
memiliki faktor
predisposisi genetik akan tinggal bersama dengan orang tua yang
telah terbiasa dengan
pola hidupsedentary. Peneliti memprediksi 8 dari 10 pria dan 7
dari 10 wanita akan
mengalami obesitas pada tahun 2020. Penelitian yang dilakukan
ini mengambil sampel
di satu negara maju yakni Inggris. Negara maju dan negara
berkembang cenderung
memiliki gaya hidup seragam saat ini. Sehingga dapat
diperkirakan trendobesitasnya
antara negara maju dan negara berkembang akan sama.
Konsekuensi gizi lebih dan obesitas adalah meningkatnya resiko
kematian. Seseorang
yang memiliki kelebihan berat badan sebesar 40% dari normal,
diperkirakan meninggal 8
tahun lebih cepat dari pada populasi rata-rata. Peningkatan
mortalitas ini terjadi karena
insiden diabetes melitus tipe dua, penyakit jantung koroner,
penyakit kandung kemih,osteoarthritis atau radang sendi, stroke,
dan kanker. Sedangkan pada anak-anak dapat
menimbulkan gangguan seperti dislipidemia, stenosis hepatis,
gangguan saluran
pencernaan, dansleepapnea.
Pada orang yang menderita gizi lebih prevalensi munculnya kanker
30% lebih tinggi
dibanding orang yang memiliki berat badan ideal. Jenis kanker
yang sering muncul adalah
kanker ginjal, kanker rahim, kanker payudara, kanker esophagus,
kanker pancreas, dan
kanker kolon.
Berat badan lebih dan obesitas adalah penyakit mahal. Bahkan
untuk negara maju
peningkatan jumlah penyakit akibat gizi lebih dan obesitas dalam
beberapa dekade
terakhir telah menguras anggaran kesehatan. Di Australia telah
menghabiskan dana 464
juta dolar Australia , 12 milyar franc di Perancis, 1 milyar
golden di Belanda, dan 45,8
juta dolar Amerika di Amerika Serikat. Dana yang dikeluarkan itu
merupakan directcost,
artinya dana yang berhubungan langsung dengan gizi lebih dan
obesitas yang sebagian
besar merupakan akibat penyakit jantung koroner dan hipertensi.
Sedangkan kerugian
akibat berkurangnya produktifitas akibat kematian dini dan
morbiditas pasti lebih besar
lagi.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
22/37
22
Di Indonesia belum diketahui besar kerugian akibat penyakit yang
berhubungan dengan
gizi lebih dan obesitas. Hal ini disebabkan masih kurangnya
studi tentang biaya yang
dikeluarkan untuk mengatasi masalah tersebut. Tetapi melihat
yang terjadi di negara lain
dapat diperkirakan biaya yang akan dikeluarkan negara berkembang
pasti lebih besar lagi.
Hal tersebut disebabkan Indonesia masih mengimpor alat-alat
kedokteran dan obat-obatandemi kepentingan rumah sakit dan tenaga
kesehatan lainnya.
Untuk mengatasi masalah gizi lebih dan obesitas ini tak cukup
dengan hanya
mengandalkan tenaga kesehatan. Hal ini disebabkan gizi lebih dan
obesitas sangat
kompleks sehingga membutuhkan kerjasama semua lapisan
masyarakat. Strategi yang
harus dilakukan agar hasilnya lebih optimal adalah tindakan
preventif dan promotif. Jika
dioptimalkan pada tindakan kuratif dan rehabilitatif maka dana
yang disediakan tidak
akan cukup (WHO, 2000). Ironinya, di lapangan dana yang
dikucurkan untuk usaha
promotif dan preventif hanya 10 % sedangkan dana untuk kuratif
dan preventif sekitar 60
85 %. Hal ini menyebabkan usaha promotif dan preventif kurang
maksimal.
Usaha promotif dan preventif yang paling penting adalah dengan
menyadarkan
masyarakat itu sendiri. Usaha ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan dari berbagai
aspek. Di lihat dari segi pendidikan, kementrian pendidikan
nasional dapat memasukan
materi gizi ke dalam kurikulum pendidikan. Memang sebelumnya
telah ada materi gizi,
namun hal itu hanya sepintas lalu dan hanya membahas satu aspek
yaitu gizi kurang.
Diharapkan dari kurikulum yang lebih komprehensif masyarakat
mulai disadarkan sejak
di bangku sekolahan. Dari pendidikan dasar ini paradigma gemuk
makmur sedikit demi
sedikit akan terkikis.
Di sektor lain usaha yang dapat dilakukan oleh kementrian
perdagangan yaitu
mewajibkan semua produk makanan untuk mencantumkan label kadar
kalori dari produk
makanan tersebut baik yang ada dalam kemasan maupun jenis
masakan cepat saji.
Pencantuman ini akan membantu masyarakat untuk
menghitungintakekalori. Label ini
juga membantu komunikasi antar produsen dan konsumen mengenai
hal-hal tentang
pangan yang dibutuhkan konsumen. Bagi produsen sendiri label
tersebut dapat digunakan
sebagai sarana promosi.
Usaha dari tenaga medis dapat dilakukan dengan meningkatkan
penyuluhan-penyuluhan
tentang gizi lebih dan obesitas terutama di sekitar perkotaan.
Dalam penyuluhan ini
dijelaskan tentang bahaya laten dari gizi lebih dan obesitas.
Promosi tentang diet yang
seimbang serta olahraga yang cukup juga perlu ditekankan.
Sebagai komunitas terkecil,
keluarga dapat menghabiskan waktu liburan dengan beraktivitas
bersama. Hal ini
bertujuan untuk mengajarkan kepada anaknya agar tidak
menganutsedentarylife, selain
untuk mengeratkan hubungan antar anggota keluarga tersebut.
Dari uraian di atas jelas sekali masalah gizi dan kesehatan di
masyarakat di masa yang
akan datang menjadi semakin kompleks dan menjadi tantangan
pembangunan
masyarakat. Kompleksitas masalah gizi dan kesehatan ini menuntut
perhatian dari semua
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
23/37
23
pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Jika dibiarkan saja
bukan tidak mungkin
prediksi tahun 2020 akan terwujud atau bahkan lebih tinggi.
1.4. Memahami dan menjelaskan upaya pemerintah menangani status
gizi
Pemberian Makanan Tambahan merupakan salah satu komponen penting
Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga (UPGK) dan program yang dirancang oleh pemerintah.
PMT sebagai sarana
pemulihan gizi dalam arti kuratif, rehabilitatif dan sebagai
sarana untuk penyuluhan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian gizi berupa
makanan dari luar keluarga,
dalam rangka program UPGK. PMT ini diberikan setiap hari, sampai
keadaan gizi penerima
makanan tambahan ini menunjukkan perbaikan dan hendaknya
benar-benar sebagai
penambah dengan tidak mengurangi jumlah makanan yang dimakan
setiap hari dirumah.
Pada saat ini program PMT tampaknya masih perlu dilanjutkan
mengingat masih banyak
balita dan anak-anak yang mengalami kurang gizi bahkan gizi
buruk.
Jenis PMT
PMT sebagai sarana pemilihan keadaan gizi, dalam arti kuratif
dan rehabilaitas
meeruuupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian zat gizi
beruupa makanan dari kelurga
daalam rangka Program UPGK.
PMT sebagai sarana penyuluhan merupakan salah satu cara
penyuluhan gizi, khususnya
untuk meningkatkan keadaan gizi anak balita, ibu hamil dan ibu
menyusui (Depkes-UNICEF,
1980)
Tujuan PMT
PMT sebagai sarana penyuluhanTujuan umumnya adalah memberikan
pengtahuan dan menumbuhkan kesadaran
maasyarakat ke arah perbaikan cari pembagian pemberian makanan
anak balita, ibu
hamil dan ibu menyusui, tujuan khususnya.
Adalah memperluas jangkauan pelayanan program UPGK serta
mengumumkan
kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahan makanan setempat
dan dapat
diusaahakan secara swadana. (Depkes-UNICEF, 1980).
PMT sebagai sarana pemulihano Tujuan umum dari PMT sebagai
sarana pemulihan adalah memberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil kurang Energi Kronis (KEK),
ibu nifas
KEK, bayi (6-11 bulan) dari keluarga miskin sebagai upaya
mempertahankan
/meningkatkan status gizi GD. (Depkes, 1998).
o Tujuan khususnya adalah memperbaiki kedaan gizi yang menderita
kuranggizi. (Depkes-UNICEF, 1980).
Sasaran Program PMT
Semua anak balita
Ibu hamil trimester IIIIbu menyusui yang anaknya berumur dibawah
150 hari (Depkes-UNICEF, 1980).
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
24/37
24
PMT sebagai sarana penyuluhan diberikan kepada :
Seluruh bayi umur 6-11 bulan dari keluarga miskin
Seluruh anak umur 12-23 bulan dari keluarga miskin
Seluruh ibu hamil KEK dari keluarga miskin (Depkes, 1998)
Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi
Makanan tambahan yang diberikan pada saat bayi memerlukan
zat-zat gizi yang kadarya
sudah berkurang pada ASI. Tujuan memberikan makanan tambahan:
Melatih dan
membiasakan bayi memakan makanan yang akan dimakan dikemudian
hari; memberikan
serat makanan sebagai pelancar untuk bayi yang sembelit.
Makanan Tambahan bagi Bayi Sebagai Pendamping ASI
Sesudah bayi berumur 4 bulan secara berangsur-angsur perlu
diberikan makanan tambahan
sebagai pelengkap berupa sari buah, atau buah-buahan, makanan
lunak dan akhimya
makanan lembek. Pada saat ini kebutuhan bayi akan zat gizi
semakin bertambah dengan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, sedangkan produksi ASI
semakin menurun, oleh
karena itu bayi sangat memerlukan makanan tambahan. Tujuan
pemberian makanan
tambahan adalah: Melengkapi zat gizi ASI yang mulai berkurang;
mengembangkan
kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai rasa danbentuk; mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan; mencoba
adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi.
Tabel Kebutuhan akan zat gizi.
Cara pemberian makanan pendamping pada bayi:
Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer
kemudian lebih kental. Makanan diperkenalkan satu per satu sampai
bayi mau menerimanya. Pada pemberian makan jangan dipaksa,
sebaiknya diberikan pada waktu lapar. Makanan yang dapat
menimbulkan alergi, harus dicoba sedikit-demi sedikit.
http://e-medis.blogspot.com/2013/05/kandungan-gizi-manfaat-pemberian-asi.htmlhttp://e-medis.blogspot.com/2013/05/gangguan-laktasi-memperbanyak-asi-cara.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/-J6PxSjdEkkc/UZtNHr9SSOI/AAAAAAAAB2E/TqdXfFLdibk/s1600/kebutuhan+zat+gizi+anak_resize.jpghttp://e-medis.blogspot.com/2013/05/gangguan-laktasi-memperbanyak-asi-cara.htmlhttp://e-medis.blogspot.com/2013/05/kandungan-gizi-manfaat-pemberian-asi.html
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
25/37
25
Jenis makanan pendamping ASI yang dapat diberikan diantaranya
ialah sebagai berikut:
pisang, pepaya, jeruk manis, tomat dan lainnya:
Pisang (pisang ambon/raja)
Pilih sebuah pisang yang matang benar. Lalu dicuci dengan air
bersih. Alas dada bayi dipasang. Buka kulit pisang sedikit demi
sedikit secara memanjang agar isinya tidak tersentuh
tangan.
Keriklah pisang sedikit demi sedikit dengan sendok kecil yang
telah dicuci dengan airpanas.
Berilah sedikit demi sedikit sampai bayi mau makan dan
mengunyah. Setelah selesai makan, bilas dengan air matang. Mulut
bayi dibersihkan, alat-alat dibereskan.
Pepaya
Pilih pepaya yang matang dan isinya berwarna merah. Cuci pepaya
dengan air bersih dan potonglah secukupnya. Pepaya dikupas lalu
dicuci dengan air matang. Pepaya digilas dengan sendok yang bersih
di atas saringan. Tampung pepaya yang keluar dari saringan dengan
mangkuk. Suapi bayi dengan pepaya sedikit demi sedikit. Setelah
selesai bilas sedikit dengan air putih. Alat-alat yang digunakan
dibereskan.
Jeruk
Pilih jeruk yang manis dan cucilah dengan air panas. Jeruk
dipotong. Peraslah dengan perasan jeruk. Air jeruk disaring, bila
pertama kali memberikan air jeruk diencerkan. Berikan pada bayi
sedikit demi sedikit dengan sendok kecil. Setelah selesai bilaslah
mulut bayi dengan air matang, kemudian bayinya bersihkan. Alat-alat
bekas dibereskan.
Tomat
Ambilah sebuah tomat yang agak besar dan matang. Siramlah dengan
air panas di dalam mangkok selama 5 menit. Buanglah kulitnya lalu
diperas dengan saringan kawat dengan menekan memakai
sendok.
Tampunglah perasan tomat dengan mangkok. Bila memberikan baru
pertama kali encerkan terlebih dahulu dengan air matang
manis.
Berikan air tomat pada bayi dengan sendok kecil. Setelah selesai
bilas dengan air putih, mulut bayi dibersihkan, bayi dirapihkan.
Alat-alat yang digunakan bereskan dan bersihkan.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
26/37
26
Pemberian Makanan Tambahan Untuk Anak Sekolah
Program ini lebih dikenal dengan Pemberian Makanan Tambahan
untuk Anak Sekolah (PMT
AS) yang dicanangkan tahun 1996. Hal ini diupayakan untuk
mengatasi kecerdasan bagi
anak usia sekolah yang amat membutuhkan pasokan makanan makanan
bergizi. Makanan
pendukung program ini ditetapkan mengandung 300 kalori energi, 5
gram protein, sejumlah
vitamin (khususnya vitamin A) dan mineral (terutama zat
besi).
Akan tetapi kenyataan di lapangan prevalensi kurang gizi masih
tinggi, yaitu status gizi
kurang kalori, protein, zat besi dan vitamin A masing-masing 50,
55, 25, dan 40 %.
Tingginya prevalensi ini berkorelasi dengan makanan pendukung
yang didominasi produk
olahan nabati. Meskipun ada bahan yang digunakan bersal dari
hewani seperti daging, susu,
telur, mentega dan udang, pada jenis makanan kudapan tahu isi,
bakwan sayur, perkedel
kentang, pastel sayur, namun jumlahnya relatif kecil. Hal ini
menyebabkan rata-rata
andungan protein dalam menu PMT AS hanya 3,76 gram, energi
rata-rata 228,14 kalori. (Sibuea , 2002 )
Pada akhirnya pemerintah di samping memfokuskan pada bantuan
makanan bergizi kepada
keluarga murid peserta PMT AS. Di samping perlu peningkatan dana
sehingga makanan
pendukung lebih bergizi seperti susu, telur dan daging sebagai
sumber protein. Hal ini perlu
dilakukan agar program tercapai. Bila program hanya sekedar
membagi-bagi makanan
kepada anak sekolah, maka program ini masih berorientasi proyek
dan tidak
memperhitungkan kesinambunagan program, sehingga saat peserta
PMT AS tidak lagi
mendapat makanan tambahan, status gizinya akan kembali rendah.
Banyak hal yang telahdilakukan oleh pemerintah terhadap program
peningkatan kecukupan gizi antara lain sebagai
berikut: Pengawasan mutu garam briodium ditingkat produksi
melalui pengujian
kandungan KIO3. Pengaturan tata niaga garam sehingga semua
pelaku niaga/pedagang
garam bebas melakukan perdaganagan garam baik antar propinsi
maupun antar daerah
sepanjang mempunyai surat ijin perdagangan yang masih berlaku
dan mutunya memenuhi
persyaratan.
Tetap mengupayakan KIE melaui media cetak maupun elektronik
berupa pendistribusian
materi-materi KIE ke daerah antara lain berupa melalui poster,
leaflet, buku petunjuk
pembuatan garam beriodium, pemutaran film, pelatihan petugas,
dan penyuluhan langsung di
lapangan.
Koordinasi pelaksanaan kegiatan antara pusat dan pemerintah
daerah untuk mengadakan
pembinaan dan pengawasan umum. Akan tetapi setelah pemberlakuan
otonomi daerah maka
hal ini sepenuhnya diserahkan kepada daerah tujuannya untuk
meningkatkan komitmen
kepala daerah memberantas peredaran garam iodium serat
meningkatkan dukungan media
massa. Dari 37 kabupaten/kota yang dilibatkan, beberapa yang
aktif melakukan pemantauan
adalah Probolinggo, Tulungagung, Malang, Mamuju, Banjarnegara,
Rembang dan Cirebon.
Menjalin kerjasama dengan departemen kesehatan dalam rangka
pemberian
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
27/37
27
suplemen zat besi berupa tablet FeSO4, 500 mg, kepada kelompok
sasaran yaitu anak-
anak sekolah dasar wanita usia subur dan hamil. Khusus bagi anak
sekolah dasar (SD)
maupun madrasah ibtidaiyah (MI) dilakukan program Pembinaan
Makanan Tambahan
untuk Anak Sekolah (PMTAS) guna mengatrol tingkat
kecerdasan.
2. Memahami dan menjelaskan PHBS2.1. Memahami dan menjelaskan
definisi
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.
Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam
Jariston (2009), ada tiga
faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat yaitu:
1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)Faktor ini mencakup
pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden
terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi,
kebiasaan, kepercayaan,
tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2. Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi
atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan
sampah, jamban,
ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada
hakikatnyamendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau
tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku
pengasuh anak-anak atau
orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti
anak-anak. Contoh
pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci
tangan sebelum
makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini
akan menjadi penguat
untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak.
2.2. Memahami dan menjelaskan tujuan
Tujuan PHBS:
1. Tujuan UmumMeningkatnya rumah tangga sehat di desa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Tujuan Khusus Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
anggota rumah tangga
untuk melaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakanPHBS di masyarakat.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
28/37
28
2.3. Memahami dan menjelaskan manfaat
Manfaat PHBS:
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:a. Setiap rumah tangga
meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.c. Produktivitas kerja anggota
keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat
dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
pemenuhan gizi keluarga
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:a. Masyarakat mampu mengupa
yakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada.d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat
(UKBM) seperti
3. posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin
(tabulin), arisanjamban, kelompok
4. pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
2.4. Memahami dan menjelaskan strategi
Strategi PHBSStrategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan PHBS.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga
strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu:
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara
terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses
membantu sasaran
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
sadar (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau
menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga
serta kelompok
masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu
melaksanakan boleh
jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada
yang bersangkutan
dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali
dipraktikkan adalah dengan
mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat
(community
organization) atau pembangunan masyarakat (community
development). Untuk itu
sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok
untuk
bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang
kelompok ini pun
masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari
pemerintah atau dari
dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi
kesehatan dan PHBS
dengan program kesehatan yang didukungnya.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
29/37
29
2. Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Seseorang
akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan
sosial dimanapun ia
berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi
panutan/idolanya, kelompokarisan, majelis agama, dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukung
perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses
pemberdayaan
masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari
fase tahu ke fase
mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan
dalam Bina Suasana
yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan pendekatan
masyarakat umum.
3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana
untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa brupa tokoh
masyarakat formalyang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan dan
penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh
masyarakat informal
seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya
dapat
berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya
dan atau
sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa
komitmen dan
dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam
waktu yang
singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung
tahapan-tahapan yaitu:
a) mengetahui atau menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk
ikut mengatasi
masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkanberbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat
untuk memecahkan masalah
dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e)
memutuskan
tindak lanjut kesepakatan
2.5. Memahami dan menjelaskan jenis (rumah tangga, sekolah,
tempat umum,
tempat kerja, institusi kesehatan)
PHBS RUMAH TANGGA
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga
yaitu:1. Pasangan Usia Subur2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui3. Anak
dan Remaja4. Usia Lanjut5. Pengasuh Anak
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator
PHBS dan 3 indikator
Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
30/37
30
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan, dan tenaga
para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi ASI ekslusifAdalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi
ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa
cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan
bening
berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena
mengandung
zat kekebalan terhadap penyakit.
3. Menimbang balita setiap bulanPenimbangan bayi dan balita
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1
bulan sampai
5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah
balita tumbuh
sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi
yang dicurigai
menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersihAir adalah kebutuhan dasar yang
diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur
dan sebagainya
agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
Rumah tangga yang
memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang
sehari-harinyamemakai air minum yang meliputi air dalam kemasan,
ledeng, pompa, sumur
terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10
meter dari tempat
penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabunManfaat mencuci
tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang
ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera,
disentri, tifus,
cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu
burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan
bebas dari
kuman.
6. Menggunakan jamban sehatJamban adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
pembuangan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan
untuk
daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan
untuk daerah
yang cukup air dan daerah padat penduduk.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
31/37
31
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan
jentik berkala
adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat
penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC,
vas bunga,
tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah
bebas jentik adalahmelakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur
plus menghindari gigitan
nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hariMakan sayur dan buah sangat
penting karena sayur dan buah mengandung
vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh serta
mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak
merusak
kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah
atau
dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan
mineral
dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan
beberapavitamin seperti vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hariAktivitas fisik adalah
melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik,
mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang
hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan
sehari-hari yaitu
berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun
tangga.
Selain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan,
bermain bola, berenang,
senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas
fisik.
10.Tidak merokok di dalam rumahTidak merokok adalah penduduk 10
tahun keatas yang tidak merokok selama 1
bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok
pasif. Bahaya
perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan
kerontokan rambut,
gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih
awal
dibanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis,
merusak gigi,
sakit jantung, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi,
kanker rahim dan
keguguran.
Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi
tersebut sebagai berikut :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan
3 dari 10indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai
dengan 5 dari 10indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai
dengan 7 dari 10indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : klasisifikasi III + ikut dana
sehatKlasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2008
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
32/37
32
mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak
terpenuhi, maka tatanan
tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
PHBS SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring
munculnya berbagaipenyakit yang sering menyerang anak usia sekolah
(6 10 tahun), yang ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan
perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah.
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan diinstitusi pendidikan. Indikator institusi
pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun
swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah
sekolah dan siswa dengan
indikator :
a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswab.
Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelasc.
Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih
dan serasid. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baike. Siswa
menjadi anggota dana sehat (JPKM)f. Siswa pada umumnya (60 %)
kukunya pendek dan bersihg. Siswa tidak merokokh. Siswa ada yang
menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal 10
orang)
Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :
- Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta
didik, guru, dan masyarakatlingkungan sekolah terlindungi dari
berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
- Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak
pada prestasi belajarpeserta didik.
- Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarikminat orang tua (masyarakat).
- Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.-
Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lainSyarat-syarat
sekolah ber-PHBS yaitu :
- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.-
Jajan di kantin sekolah yang sehat.- Membuang sampah pada
tempatnya.- Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.- Menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.- Tidak merokok
di sekolah.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
33/37
33
- Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.- Buang air
besar dan buang air kecil di jamban sekolah.
PHBS TEMPAT UMUM
Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau swasta,
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat,
seperti sarana pariwisata,
transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana
perdagangan, dsb. PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS
serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang
ber-PHBS. Melalui
penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang
berada di tempat-tempat
umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau
menularkan penyakit.
Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :
- Menggunakan air bersih.- Menggunakan jamban.- Membuang sampah
pada tempatnya.- Tidak merokok.- Tidak meludah sembarangan.-
Memberantas jentik nyamuk.- Mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih.- Menutup makanan dan minuman.PHBS TEMPAT KERJA
PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja
agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat kerja sehat.
Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga,
memelihara dan
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
34/37
34
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif.
Manfaat PHBS di tempat
kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi
lebih sehat dan tidak mudah
sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih
bersih, indah, dan sehat.
Syarat tempat umum yang sehat yaitu :
- Mengkonsumsi makanan bergizi.- Melakukan aktivitas fisik
setiap hari.- Tidak merokok di tempat kerja.- Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun.- Menggunakan air bersih.- Memberantas jentik
di tempat kerja.- Menggunakan jamban.- Membuang sampah pada
tempatnya.
PHBS INSTITUSI KESEHATAN
Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, seperti
rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi
kesehatan merupakan upaya
untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas
agar tahu, mampu, dan
mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam
mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Institusi
Kesehatan sangat diperlukan
sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit,
infeksi nosokomial dan
mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat.
Syarat institusi sehat yaitu :
- Menggunakan air bersih.- Mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun.- Menggunakan jamban.- Membuang sampah pada
tempatnya.- Tidak merokok di Institusi Kesehatan.- Tidak meludah
sembarangan.- Memberantas jentik nyamuk
3. Memahami dan menjelaskan PHBS dilihat dari pandangan
IslamPerilaku hidup bersih, sehat, dan islami (PHBSI)
Perilaku hidup bersih dan sehat, suatu program dari kementerian
kesehatan yang
selalu digemborkan-gemborkan. Namun, sangat susah untuk
direalisasikan di negeri ini.
Hal ini ditunjukkan dengan persentase rumah tangga yang memenuhi
kriteria PHBS
masih rendah. Menurut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
2010, rata-rata
persentase PHBS nasional hanya 35,68 persen. Hal ini berarti
bahwa hanya 35,68 persen
dari total warga Indonesia yang yang notabene warga yang
beragama Islam paling
banyak di dunia telah berperilaku hidup bersih dan sehat.
-
5/25/2018 Wrap Up a-14 Ske3 Kedkom
35/37
35
Tidak dapat dipungkiri, perubahan perilaku tidak bisa dilakukan
dilakukan secara
tiba-tiba. Sebenarnya perilaku ini senada dengan istilah akhlak.
Akhlak yang baik akan
terbentuk dari iman yang kuat (aqidah, red), di mana iman ini
harus dimantapkan dalam
hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Begitu juga dengan
perilaku, didahului dengan pengetahuan yang baik, kemudian sikap
yang baik, lalumuncul tindakan yang baik, sehingga membentuk
perilaku yang baik pula.
Mungkin, perilaku hidup bersih dan sehat tidak bisa diwujudkan
karena masyarakat
Indonesia rata-rata hanya lulusan sekolah dasar. Namun, alangkah
mirisnya, saat kita
masih melihat beberapa bahkan sebagian besar tenaga kesehatan
yang belum bisa
berperilaku hidup bersih dan sehat. Ini merupakan alasan yang
tersembunyi di balik
data-data yang menunjukkan PHBS di negara kita masih dalam
kategori rendah.
Patut diakui, bahwa tenaga kesehatan juga manusia, tetapi apakah
masih wajar
seorang tenaga kesehatan masih tidak mau melakukan salah satu
PHBS yang mudah
seperti cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan.
Sesungguhnya, seorang tenaga
kesehatan memiliki peran yang hampir sama dengan pendakwah
seperti Kiai dan Ustadz
di mata masyarakat. Perkataan seorang Pendakwah hanya dianggap
angin lalu apabila
Pendakwah tersebut tidak melaksanakan apa yang disampaikannya.
Sama halnya dengan
tenaga kesehatan, apa yang disampaikan kepada masyarakat
terutama hal yang
berhubungan dengan PHBS, seharusnya bisa dilaksanakan terlebih
dahulu agar bisa
menimbulkan kepercayaan dalam diri masyarakat.
Akan tetapi, akar dari alasan tersembunyi tersebut terletak pada
spiritual tenaga
kesehatan tersebut. Pada dasarnya, Islam telah mengajarkan kita
cara berperilaku hidup
bersih dan sehat
Sesungguhnya Allah Taala adalah baik dan mencintai kebaikan,
bersih dan mencintaikebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan,
dermawan dan mencintai kedermawanan.
Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai
orang Yahudi.
(HR. Tirmidzi)
Sampai-sampai teori tentang mencuci tangan pun diatur dalam
Islam. So, adakah yang
bisa menyaingi teori Islam yang perlahan-lahan kita tinggalkan
selama ini? PHBS
yang dibuat oleh WHO yang diadopsi oleh kementerian kesehatan
hanyalah sekedar
pelengkap teori dalam Islam. Oleh karena itu, apabila kita bisa
menjadi muslim dan
muslimah sejati, tentu saja kebersihan tidak akan menjadi
permasalahan lagi.
Meskipun pada kenyataannya, sekarang Islam diikonkan sebagai
agama yang cukupjorok. Nggak percaya? Banyak dari kaum lain yang
mengatakan bahwa anak pesantren
itu jorok, orang Islam jarang mandi, orang Islam mulutnya bau,
dan celoteh-celoteh lain
yang sangat tidak mengenakkan di hati. Mau marah? Tentu. Mau
caci maki balik? Pasti.
Itu s