LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok Klinik SKENARIO “Smoking or Caffeine” Minggu ke-3 Tanggal 17 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014 Grup E DWI RATNAWATI (125070301111008) FIRDA AMALIA (125070301111009) DWIYANTI CAESARRIA (125070301111010) TIARA DIAN N. (125070301111011) FEBY DINA ARDIYANTI (125070301111012) DIESMAHARANI ASTRI M. (125070301111013) YUNITA ENDAH K. (125070301111014) SOFIE AYU MISRINA (125070301111001) DESAK MADE TRISNA U. (125070301111002) YUNITA REZA R. (125070301111003) RANI ILMINAWATI (125070301111004) RACHMI FARICHA (125070301111005) HESTI RETNO BUDIARINI (125070301111006) FARIKHA ALFI F. (125070301111007) JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN HASIL DISKUSI
PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Klinik
SKENARIO “Smoking or Caffeine”
Minggu ke-3
Tanggal 17 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014
Grup E
DWI RATNAWATI (125070301111008)
FIRDA AMALIA (125070301111009)
DWIYANTI CAESARRIA (125070301111010)
TIARA DIAN N. (125070301111011)
FEBY DINA ARDIYANTI (125070301111012)
DIESMAHARANI ASTRI M. (125070301111013)
YUNITA ENDAH K. (125070301111014)
SOFIE AYU MISRINA (125070301111001)
DESAK MADE TRISNA U. (125070301111002)
YUNITA REZA R. (125070301111003)
RANI ILMINAWATI (125070301111004)
RACHMI FARICHA (125070301111005)
HESTI RETNO BUDIARINI (125070301111006)
FARIKHA ALFI F. (125070301111007)
JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
LAPORAN HASIL DISKUSI
PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Klinik
SKENARIO “Smoking or Caffeine”
Minggu ke-3
Tanggal 17 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014
Grup E
DWI RATNAWATI (125070301111008)
FIRDA AMALIA (125070301111009)
DWIYANTI CAESARRIA (125070301111010)
TIARA DIAN N. (125070301111011)
FEBY DINA ARDIYANTI (125070301111012)
DIESMAHARANI ASTRI M. (125070301111013)
YUNITA ENDAH K. (125070301111014)
SOFIE AYU MISRINA (125070301111001)
DESAK MADE TRISNA U. (125070301111002)
YUNITA REZA R. (125070301111003)
RANI ILMINAWATI (125070301111004)
RACHMI FARICHA (125070301111005)
HESTI RETNO BUDIARINI (125070301111006)
FARIKHA ALFI F. (125070301111007)
JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... ii
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI .................................................................................................... 1
B. SKENARIO ........................................................................................................................................... 1
C. DAFTAR UNCLEAR TERM ..................................................................................................................... 1
D. DAFTAR CUES ...................................................................................................................................... 2
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE ........................................................................................................... 2
F. HASIL BRAINSTORMING ...................................................................................................................... 3
G. HIPOTESIS ........................................................................................................................................... 8
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE ................................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................................................. 17
A. KESIMPULAN ...................................................................................................................................... 17
B. REKOMENDASI .................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................ 20
TIM PENYUSUN ............................................................................................................................................... 22
ii
ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
CD 33. Mahasiswa mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien berdasarkan status gizi
B. SKENARIO
“Smoking or Caffeine”
Tn. S, 68 tahun, pada tanggal 3 Maret 2014 dibawa ke UGD RS X karena mengeluh tidak bisa bernafas.
Sesak sudah dirasakan sejak 7 bulan terakhir, dan dikeluhkan semakin memberat dalam 1 minggu
sebelum MRS. Batuk yang tak kunjung berhenti juga dialami sejak 2 tahun terakhir. Saat dibawa masuk ke
UGD dengan bantuan kursi rosa, tampak bahwa Tn. S duduk dengan posisi membungkuk. Tn. S adalah
pensiunan TNI AD dan mempunyai kebiasaan merokok 12 batang per hari sejak aktif di kesatuannya, serta
minum kopi 2 kali sehari. Merokok baru dihentikan 1 minggu sebelum MRS. Diagnosa sementara adalah
Tn. S menderita COPD, pneumothorax, dyspnea, dan sebagai intervensi awal diberikan nebul combivent 3
x 1. Asuhan gizi yang tepat sangat diperlukan untuk membantu proses penyembuhan, baik pada saat di RS
maupun saat pasien sudah keluar dari RS.
C. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. Dyspnea
- Dyspnea adalah pernafasan yang sukar atau sesak (Dorland, 2009).
- Dyspnea adalah pernafasan yang sukar atau sesak yang terjadi pada gagal jantung kongestive
disertai edema paru atau terkadang berhubungan dengan penyakit paru kronik (Dorland, 2009).
Kesimpulan :
Dyspnea adalah pernafasan yang sukar atau sesak yang terjadi pada gagal jantung kongestive disertai
edema paru atau terkadang berhubungan dengan penyakit paru kronik (Dorland, 2009).
2. Pneumothorax
Pneumothorax adalah udara atau gas yang terdapat pada rongga pleura yang terjadi secara spontan
akibat trauma ataupun proses patologis atau dimasukkan dengan sengaja (Dorland, 2009).
3. COPD
COPD atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (penyakit paru obstruktif kronis) adalah
penyempitan bronkus karena kontraksi otot sebagai respon terhadap stimulus seperti pada asma dan
bronkitis.
4. Nebul combivent
- Nebulizer adalah alat semprot untuk sesak nafas (Dorland, 2009).
- Nebul combivent adalah obat yang diberikan dengan menggunakan nebulizer sebagai alatnya.
1
Kesimpulan:
Nebul combivent adalah obat yang diberikan dengan menggunakan nebulizer sebagai alatnya.
5. Asuhan gizi
Asuhan gizi adalah perencanaan yang dilakukan ahli gizi meliputi penetapan tujuan, prinsip diet,
perencanaan, intervensi dan evaluasi.
6. Intervensi
Intervensi adalah setiap tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan atau merubah
jalannya suatu penyakit (Dorland, 2009).
D. DAFTAR CUES
- Ahli gizi diharapkan mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien S berdasarkan status
gizi pasien dan kondisi kesehatannya.
- Ahli gizi diharapkan mampu merancang dan memberikan asuhan gizi yang tepat pada pasien yang
menderita COPD, pneumothorax, dyspnea berdasarkan status gizi pasien baik pada saat di RS maupun
saat pasien sudah keluar dari RS.
- Ahli gizi diharapkan mampu merancang dan memberikan asuhan gizi yang tepat pada pasien yang
menderita COPD, pneumothorax, dyspnea berdasarkan status gizi pasien baik pada saat di RS maupun
saat pasien sudah keluar dari RS untuk membantu proses penyembuhan.
Kesimpulan:
Ahli gizi diharapkan mampu merancang dan memberikan asuhan gizi yang tepat pada pasien yang
menderita COPD, pneumothorax, dyspnea berdasarkan status gizi pasien baik pada saat di RS maupun
saat pasien sudah keluar dari RS untuk membantu proses penyembuhan.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana patofisiologi, etiologi, faktor risiko, tanda dan gejala terjadinya COPD, pneumothorax dan
dyspnea? Adakah kaitan antara posisi duduk dengan penyakit yang diderita?
2. Apa fungsi dari diberikannya nebul combivent dan apakah ada interaksi obat dan makanan?
3. Asuhan gizi apa saja yang dapat diberikan pada pasien baik pada saat masuk RS maupun pada saat
pasien keluar dari RS meliputi assessment, diagnosa, intervensi (diet dan edukasi), dan monitoring
evaluasi?
4. Apa dampak COPD, pneumothorax, dan dyspnea terhadap aspek gizi, misalnya apakah tanda gejala
mempengaruhi nafsu makan?
5. Apa hubungan antara rokok dan kopi dan efeknya pada kesehatan pasien?
antitripsin, infeksi pernapasan kronis, alergi, pecahnya kantung yang berisi
udara dalam paru-paru, adanya tekanan dan trauma pada paru-paru.
Faktor risiko : kebiasaan merokok, riwayat terpejan polusi udara (indoor yang berasal dari gas
sisa saat pemasakan dan outdoor yang berasal dari debu atau gas sisa pabrik
atau tambang), hipereaktif bronkus, riwayat infeksi saluran pernafasan bawah,
defisiensi α1-antitripsin, stres oksidatif, usia, genetik, penyakit paru yang
mendasari.
Tanda dan gejala : batuk, produksi sputum, badan terasa berat, mengi/bunyi saat bernafas, sulit
bernapas, merasa kesakitan saat bernapas, kadar oksigen yang menurun di
dalam darah, terjadi kecemasan pada pasien, sianosis periferal, dan takhipnea.
Posisi duduk membungkuk merupakan tanda dan gejala dari COPD, dimana dapat menyebabkan
peningkatan sesak nafas, karena dada tidak dapat menerima udara dengan kapasitas penuh.
5. Fungsi dari nebul combivent adalah untuk memaksimalkan pengobatan pada pasien PPOK dengan
mengurangi bronkospasme melalui 2 mekanisme, yaitu antikolinergik atau parasimpatolitik dan
simpatomimetik. Terdapat interaksi obat dan makanan pada pasien yang memiliki alergi terhadap
kacang-kacangan, sehingga tidak disarankan untuk dipakai pada pasien dengan alergi terhadap
kacang-kacangan.
18
6. Sebelum dilakukan intervensi harus melakukan diagnosa gizi untuk menentukan problem
diprioritaskan pada pasien dengan penyakit COPD, pneumothorax, dan dyspnea. Intervensi yang
diberikan yaitu modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, meliputi tinggi energi,
tinggi lemak, rendah karbohidrat, dan tinggi antioksidan. Setelah dilakukan intervensi harus melakukan
monitoring evaluasi untuk melihat apakah pasien butuh reassessment atau tidak.
7. Dampak dari COPD, pneumothorax, dan dyspnea pada aspek gizi adalah sangat berisiko menimbulkan
malnutrisi, karena adanya kemungkinan peningkatan kebutuhan energi dan pengeluaran energi akibat
kerja respirasi meningkat. Akan tetapi terjadi penurunan nafsu makan pada pasien dengan gangguan
pernapasan. Selain itu dampak yang lain adalah rasa penuh dan kenyang ketika makan, penurunan
asupan karena restriksi cairan, nafas pendek, penurunan saturasi O2, keterbatasan lain seperti
kesulitan makan dan perubahan metabolism, sesak nafas karena COPD menyebabkan panik dan
kecemasan, sehingga aktivitas fisik pasien menurun. Penurunan massa sel tubuh lebih dari 40% di
fungsi otot perifer dapat menurunkan berat badan.
8. Frekuensi merokok yang terlalu sering dan penggunanaan steroid dan inflamasi sistemik dapat
menyebabkan osteoporosis. Selain itu, rokok terdapat radikal bebas yang menempel pada silia paru-
paru, kemudian makin banyak radikal bebas yang menempel sehingga dapat membakar silia pada
paru-paru yang mengakibatkan infeksi. Produksi mukus bertambah sehingga sangat kondusif dalam
pertumbuhan kuman. Jika terus berkelanjutan, dapat mengakibatkan PPOK. Selain itu, konsumsi kopi
dapat mempengaruhi fungsi paru-paru melalui peningkatan aktivasi cytochrome P450 dengan adanya
peningkatan stres oksidatif dan inflamasi.
9. REKOMENDASI
Skenario klinik pada week 3 ini mampu mengingatkan kemabali mengenai patofisiologi dari penyakit paru-
paru dan langkah-langkah dalam melakukan asuhan gizi. Skenario yang diberikan cukup jelas dan
dimengerti oleh mahasiswa. Dalam skenario ini diberikan hidden data untuk menegakkan diagnosa,
intervensi, monitoring dan evaluasi. Namun hidden data tersebut kurang membantu mahasiswa dalam
menegakkan diagnosa karena hanya sebagian saja data yang diberikan. Sebaiknya hidden data diberikan
dengan lengkap sehingga dapat membantu mahasiswa dalam melakukan diagnosa, intervensi, monitoring
dan evaluasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
American Thoracic Society. 2013. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). An J Respir Crit Care Med, 171: P3-P4.
Blesi, Michelle et al. 2012. Medical Assisting, Administrative & Clinical Competencies Seventh Edition. USA : Delmar Cengage Learning.
Bronsky, Michele G. Dan Donna J. Willson. 2008. Respiratory Nursing: A Core Curriculum. New York : Springer Publishing Company.
Bourbeau, Jean. 2005. Living Well with COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease). Monteal Chest Institute, McGill University Health Centre (MUHC).
BPOM. 2012. Informasi Produk Terapeutik. Jakarta : BPOM.
Chasbullah dkk. 2011. Pedoman Asuhan Gizi di Rumah Sakit.
Datapharm. 2014. Combivent. (Online). (www.medicines.org.uk/guides/combivent, diakses 17 Oktober 2014).
Dorland, Newman. 2009. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta : EGC.
EPECTM. Education in Pallarive and End-of-Life Care for Oneinov. Self-Study Modul 3J : Duspnea.
Fasitasari, Miridian. 2013. Terapi Gizi pada Lanjut Usia dengan PPOK. Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung, Semarang.
GOLD. 2006. Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. (Online). (http://www.goldcopd.org/Guidelines/guidelines-global-strategy-for-diagnosis-management-2006.html, diakses 17 Oktober 2014).
Jain et al. 2008. Understanding and Managing Tension Pneumothorax. Journal Clinical Medicine, 9 (1): 42-50.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Bakti Husada.
__________. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Bakti Husada.
Mahan dan Escott Stump. 2000. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. Philadelphia : Elsevier’s Health Sciences Rights Department.
Moini, Jahangir. 2013. Introduction to Pathology for the Physical Therapist Assistant. Burlington : Jones & Bartlett Learning.
Mosenivar, Zab M. D. 2014. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. (Online). (emedicine.medscape.com, diakses 17 Oktober 2014).
Mueller, Charles et al. 2011. Nutrition Screening, Assessment, and Intervention in Adults. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition, 35 (1): 16-24.
Oemiati, Ratih. 2013. Kajian Epidemiologi PPOK. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. (Online). (www.academia.edu/5570098/PDPI_ppok, diakses 17 Oktober 2014).
Prabaningtyas, Octavia. 2010. Hubungan Antara Derajat Merokok dengan Kejadian PPOK. Tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Punarbawa, Wayan A dan Putu P. Suarjaya. 2013. Identifikasi Awal dan Bantuan Hidup Dasar pada Pneumotoraks. OJS Universitas Udayana.
Rosdahl, Caroline B dan Mary T. Kowalski. 2007. Textbook of Basic Nursing 9th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Rotech, Gorsavi et al. 2008. Understanding and Manage Tension Pulmonary Diseases. Clinical Medicine, Australia.
Sharma, Anita dan Parul Jindal. 2008. Principles of Diagnosis and Management of Traumatic Pneumothorax. J Emerg Trauma Shock, 1 (1): 34-41.
Subagio, Ahmad. 2013. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). (Online). (www.klikparu.com/2013/02/penyakit-paru-obstruktif-kronik-ppok.html, diakses 17 Oktober 2014).
Toraldo et al. 2013. Systemic Inflammation in Chronic Obstructive Pulmonary Disease: May Diet Play a Therapeutic Role?. Journal of Allergy & Therapy.