Inisiator : Annisa Aryati 10/296506/SP/23845 Peserta Diskusi : - Franz Adityatama 09/282178/SP/23395 - Hadza Min Fadhli Robby 10/298963/SP/24025 - Nur Ariani 10/296950/SP/23899 - Farha Kamalia 10/305534/SP/24378 Hasil Diskusi Kelompok Orangutan Diskusi pertemuan keempat belas kelas Teori Politik Internasioanl yang membahas tokoh Adam Simth berjalan sangat baik dan cukup panas di medium Orangutan. Peserta diskusi cukup responsive dan aktif dalam menanggapi dan memberikan kritik mengenai Adam Smith. Bahkan muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang diajukan peserta diskusi menanggapi pertanyaan inisiator. Walau diskusi kelas malam ini tidak banyak diikuti oleh mahasiswa, namun saya merasa diskusi di medium saya sudah cukup menggembirakan dan sangat proaktif. Pertanyaan pertama yang digunakan untuk memancing diskusi agar lebih atraktif adalah mengenai simpati dalam buku The Theory of Moral Sentiment, yaitu “ Menurut Anda, bagaimana pandangan Adam Smith mengenai simpati dalam Theory of Moral Sentiment dapat mencapai tatanan dunia yang kosmopolis.” Beberapa menganggap bahwa kosmopolitanisme moral akan sulit terbentuk karena masih ada terminologi "us" dan "them" yg standarnya ganda. Beberapa menganggap konsep simpati yang ditawarkan Adam Smith dapat mencapai tatanan dunia yang kosmopolis. Karena rasa simpati ini didasari karena manusia ingin lebih mempunyai shared-feeling, seperti menahan emosi pribadi untuk mengikuti perasaan orang
22
Embed
Hasil Diskusi dan Transkrip Diskusi Kelompok Orangutan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Inisiator : Annisa Aryati 10/296506/SP/23845
Peserta Diskusi : - Franz Adityatama 09/282178/SP/23395
- Hadza Min Fadhli Robby 10/298963/SP/24025
- Nur Ariani 10/296950/SP/23899
- Farha Kamalia 10/305534/SP/24378
Hasil Diskusi Kelompok Orangutan
Diskusi pertemuan keempat belas kelas Teori Politik Internasioanl yang membahas tokoh
Adam Simth berjalan sangat baik dan cukup panas di medium Orangutan. Peserta diskusi cukup
responsive dan aktif dalam menanggapi dan memberikan kritik mengenai Adam Smith. Bahkan
muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang diajukan peserta diskusi menanggapi pertanyaan
inisiator. Walau diskusi kelas malam ini tidak banyak diikuti oleh mahasiswa, namun saya
merasa diskusi di medium saya sudah cukup menggembirakan dan sangat proaktif.
Pertanyaan pertama yang digunakan untuk memancing diskusi agar lebih atraktif adalah
mengenai simpati dalam buku The Theory of Moral Sentiment, yaitu “Menurut Anda, bagaimana
pandangan Adam Smith mengenai simpati dalam Theory of Moral Sentiment dapat mencapai
tatanan dunia yang kosmopolis.” Beberapa menganggap bahwa kosmopolitanisme moral akan
sulit terbentuk karena masih ada terminologi "us" dan "them" yg standarnya ganda. Beberapa
menganggap konsep simpati yang ditawarkan Adam Smith dapat mencapai tatanan dunia yang
kosmopolis. Karena rasa simpati ini didasari karena manusia ingin lebih mempunyai shared-
feeling, seperti menahan emosi pribadi untuk mengikuti perasaan orang lain. Dari simpati, kita
juga dapat berkaca diri dari lingkungan sekitar kita. Sehingga hal ini menjadi timbal balik yang
secara terus menerus dengan lingkungan sekitar dan pada tataran dunia dalam lingkup yang lebih
luasnya. Dalam perdebatan yang cukup heboh ini sementara dapat disimpulkan bahwa simpati
dalam Theory of Moral Sentiment merupakan cara pandang yang baik untuk dunia yg
kosmopolis, namun pengimplementasiaanya terhambat karena adanya relativitas akan moral.
Dari simpati kita dapat melihat pelaksanaan hukum humaniter sehingga kosmopolitanisme
sedikit demi sedikit bisa tercapai.
Pertanyaan Kedua ditujukan untuk melihat bagaimana perbedaan beberapa poin pemikiran Adam
Smith dalam Theory of Moral Sentiment dan The Wealth of Nations. Beberapa pihak menilai ada
beberapa kontradiksi antara dua tulisan Adam Smith tersebut sehingga sering didiskusikan
mengenai Das Adam Smith Problem. The Wealth of Nations telah membicarakan soal justice
atau kebajikan negatif, jadi mungkin bisa dilihat dari self-interest yg ada dalam The Wealth of
Nation, dimana The Wealth of Nation mungkin mengeskplor lebih jauh tentang gagasan
kebajikan negatif tersebut. Namun dalam Moral Sentiment self-interest nya masih dibilang
mencakup interest yg lain, tapi kalau di The Wealth of Nation, self-interest nya kesannya sangat
egoistik, karena individu tersebut berada dalam sistem yang sangat kapitalistik. Teman-teman
melihat adanya hubungan antara keduanya dimana seperti yang dijelaskan dalam Theory of
Moral Sentiment bahwa meskipun manusia mempunyai kepentingannya sendiri namun dengan
rasa simpatinya manusia dapat memahami orang lain. Dengan system ekonomi pasar bebaslah
manusia berlomba-lomba untuk memenuhi kepentingan mereka dengan memberikan kebebasan
kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama juga. Dengan adanya system pasar yang
liberal, baik secara langsung maupun tidak langsung orang lain akan mendapatkan keuntungan
juga.
Kemudian muncul ide diskusi menarik dari salah satu peserta diskusi apakah mungkin
dengan bekerja dan meningkatkan keuntungan pribadai, simpati terhadap orang lain bisa
terpenuhi jg melalui spillover tersebut? Bentuk spill over effect apa yang seharusnya terjadi?
Semua peserta diskusi meyakini bahwa peran pemerintah tidak bisa terlepas dari system ekonomi
pasar bebas. Pemerintah kemudian juga harus aktif memastikan check and control agar semua
rakyat memeliki akses yg sama terhadap kapital dan SDA untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
hariannya. Adam Smith pun tidak memungkiri agar negara dalam beberapa kondisi melamapui
peran minimalnya. Dalam hal ini negara harus menjadi penjamin pelaksanaan moralitas dalam
masyarakat kapitalis. Memang belum ditemukan penjelasan yang lebih komprehensif akan peran
negara dalam bidang ekonomi disituasi moralitas yang sudah kacau.
Diskusi yang berjalan sangat panas ini bahkan dirasa kekeurangan waktu untuk membahas hal
yang lebih detail. Akhirnya untuk menutup diskusi yang dinamis ini, pertanyaan ketiga
dikeluarkan untuk mengetahui pendapat akhir teman-teman mengenai pemikiran Adam Simth
dan relevansi dengan politik internasional saat ini. Semuanya sepakat bahwa individu harus
didukung untuk mencari kebebasannya tanpa harus dikekang dalam sebuah system pemerintahan
yang absolute. Pemikiran Smith ii cukup relevan dalam keadaan dunia kontemporer ini, terlihat
dari adanya pemikiran kapitalisme yan berkembang dari ajaran Smith. Namun teman-teman
peserta diskusi meragukan bahwa tatanan dunia akan benar-benar menjadi satu dan tanpa konflik
berkat bantuan invisible hands. Teman0teman meyakini bahwa invisible hands tidak bisa
sepenuhnya berjalan dengan maksimal di era kontemporer saat ini.
Transkrip Diskusi Kelas E-learning Teori Politik Internasional 2012
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Desember 2012
Inisiator : Annisa Aryati 10/296506/SP/23845
Peserta Diskusi :
1. Frans Adityatama 09/282178/SP/23395
2. Hadza Min Fadhli Robbi
3. Nur Ariani
4. Farha Kamalia
Annisa Aryatisiapa yang sudah hadir?
Annisa Aryatisudah mas, siap!
Farha Kamaliahadir
Farha Kamaliaaryati slidemu 6,7,12,13 kok ga bisa kebaca ya?