LAPORAN HASIL DISKUSIPROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok KlinikSKENARIO Adakah Yang Mudah Saya Pahami ? Minggu
ke-4Tanggal 13 - 19 Maret 2015
Grup HZUNIA NGESTI R(125070300111005)DEWI NOORSYALI
HANDAYANI(125070300111006)FINDY SIRATU PUTRI(125070300111012)RIZKI
SATRIA A(125070300111023)AFRIELIA LAILY W(125070300111032)VIVIAN
DEVI EKA E(125070300111043)RIZKA AYU RIFDAH I(125070300111047)REDY
AMUKTI(125070300111050)SOFIE AYU MISRINA(125070301111001)DESAK MADE
TRISNA U(125070301111002)RACHMI FARICHA(125070301111005)MAULIDATUL
KHASANAH(125070301111020)MONISKA DWIJANTI
LUKIS(125070302111001)RUDI NURYADI(125070307111002)
JURUSAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS
BRAWIJAYAMALANG2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.1DAFTAR ISI.2ISI.3A. SKENARIO3B. DAFTAR UNCLEAR
TERM.3C. DAFTAR CUES..4D. DAFTARPROBLEM IDENTIFICATION4E.
HASILBRAINSTORMING5F. DAFTARLEARNING OBJECTIVE.9G. HIPOTESIS10H.
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE11KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI.25REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.27TIM PENYUSUN.29
A. SKENARIOAdakah Yang Mudah Saya Pahami ? Ny. K usia 54 tahun
datang kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS tempat dia bekerja. Ny. K
merupakan pegawai administrasi di RS tersebut dengan latar belakang
pendidikan SMEA. Saat datang ke poli, tampak Ny. K kesulitan untuk
berjalan. Ny. K mengeluh sendi sendi kakinya sakit, hal tersebut
mengurangi kemampuan geraknya. menurut Ny.K , beliau telah
didiagnosis Osteoartritis sejak 4 tahun lalu . Rasa sakit tersebut
ditambah pula dari hasil pemeriksaan asam urat yang tinggi yaitu
6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang besar , dimana berat badan Ny.K
adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm. Kondisi kelebihan berat
badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny. K menyatakan bahwa dia
mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Hasil
pemeriksaan tensi darah saat ini adalah 180/100mm Hg. Terkait
informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny. K tidak pernah
mencari tahu. Ny.K beranggapan jika dia merasa sakit dia dapat
mengonsumsi obat. Obat yang dikonsumsi furosemide 40 mg rutin
setiap hari dan codein 3x1 yang diberikan dokter untuk dikonsumsi
selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi , Ny. K sering
menyampaikan adakah info yang harus saya ketahui? . Dan dengan
masalah sulitnya dia memahami informasi medis, Ny. K mengatakn
adakah info yang mudah untuk dipahami? dan apakahh media untuk
memudahkan saya memahami informasi yang saya butuhkan?
B. DAFTAR UNCLEAR TERMS1. Osteoartritis penyakit degeneratif
sendi noninflamatorik yang ditandai dengan degenerasi cartilago
articularis, hipertrofi tulang pada tepi tepinya , dan perubahan
pada membrana synovialis, disertai nyeri dan kekakuan ( Kamus
Dorland )2. Asam UratHasil akhir dari metabolisme purin berbentuk
kristal yang banyak terdapat di persendian sehingga menyebabkan
penyakit asam urat dengan gejala sakit pada persendian. senyawa
purin umumnya terdapat dalam jerohan ( Kamus Gizi)3.
Hipertensitingginya tekanan darah arteri secara persisten,
penyebabnya mungkin tidak diketahui atau mungkin disebabkan oleh
penyakit lain. ( Kamus Dorland) tekanan darah arteri yang abnormal
tinggi . pada keadaaan normal tekanan sistolik berkisar pada 120
mmHg dan tekanan diastolik 80mmHg. hipertensi merupakan faktor
risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit
ginjal. Pada masyarakat perkotaan menjadi masalah utama karena
perubahan pola makan dan gaya hidup . ( Kamus Gizi)4.
FurosemideDiuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan
hipertensi ( kamus dorland) dengan cara kerja dapat mengurangi
absorbsi dari natrium atau cairan dalam tubuh5. CodeinAlkaloid
narkotik yang diperoleh dari opium atau dibuat dari morfin melalui
proses metilasi dan digunakan dalam bentuk basa atau garam
fosfat/sulfatnya sebagai analgesik opoid, antitusif, dan antidiare
( Kamus Dorland)
C. DAFTAR CUESAhli gizi dapat memberikan informasi mengenai
penyakit yang diderita oleh Ny.K yaitu osteoartritis, Hipertensi
dan obesitas/ kegemukan serta diet yang sesuai yang dapat dipahami
oleh pasien tsersebut dengan menggunakan media yang dapat
memudahkan pasien dalam mendalami informasi yang dibutuhkan
D. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION1. Bagaimana patofisiologi, sign
symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari :
osteoartritis Hipertensi2. Apa saja informasi yang perlu diketahui
oleh pasien terkait penyakit yang dideritanya?3. Bagaimana hubungan
dari penyakit hipertensi, osteoartritis dan obesitas/ kegemukan?4.
Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam kasus
dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?5.
Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat yang dikonsumsi
pasien?6. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan
informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?7.
Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? Bahan
makanan yang dianjurkan dan dihindari zat yg dibutuhkan Tujuan Diet
Prinsip Diet
E. HASIL BRAIN STORMING1. Bagaimana patofisiologi, sign symptom,
manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari osteoartritis
patofisiologi : ujung ujung sendi tertutup tulang rawan oleh cairan
sinofial antara tulang satu dengan tulang yang lain mengakibatkan
menipis dan akhirnya ujung tulang bergesekan dan menimbulkan rasa
nyeri dan kaku. sign symptoms: a. nyeri sendi karena adanya
hipertrofi tulang rawanb. terjadi kesemutanc. kadar asam urat
tinggi
manifestasi klinis:
etiologi : berhubungan dengan hormon estrogen (semakin tua usia,
hormon estrogen semakin menurun )
faktor resiko : a. Faktor Usia ( terjadi pda usia lebih dari
55th)b. adanya kelebihan Berat Badan ( ada hubungan dengan tulang
tulang yang menyangga badan. semakin berat BB, tulang akan sukar
menopang tubuh dan akhirnya terjadi osteoartritis)
c. genetikd. adanya traumae. gangguan pertumbuhanf.
pekerjaan/profesi ( atlet)
Hipertensipatofis : terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah
yang mengakibatkan naiknya tekanan darah, vasokontriksi disebabkan
karena tingginya konsumsi Natriumsign symptoms: tekanan sistolik
dan diastolik diatas 120/80mmHg
manifestasi : bisa menyebabkan jantung koroner dan stroke ,
penyakit ginjal
etiologi : a. suka konsumsi makanan yang berpengawet (tinggi
natrium) b. kurangnya olahragac. obesitas
faktor resiko : lanjut usia ( fungsi organ menurun)
2. Apa saja informasi yang perlu diketahui oleh pasien terkait
penyakit yang diderita? informasi : a. gambaran umum penyakit yang
diderita ( Hipertensi dan osteoartritis) b. makanan yang dilarang
dan yg dianjurkanc. aktifitas fisik yang disarankan d. penyebab
pasien nyeri dan cara menanggulangie. IOM ( Interaksi Obat dan
Makanan)f. informasi diet pasien
3. Bagaimana hubungan antar penyakit (Hipertensi, osteoartritis,
obesitas dan asam urat)?Obese: berat badan bertambah, intoleransi
glukagon menyebabkan DM , hormon IL 6 release menyebabkan
Hipertensi menyebabkan osteoartritisobese bisa menyebabkan
Hipertensi terkait dengan hormon. Menyebabkan osteoartritis karena
BB bertambah (tulang terlalu berat menopang tubuh)Obese sel lemak
merelease harmon proinflamatori menarik endotel pembluh darah dan
dapat menyebabkan osteroklerosis menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah. Asam urat memperparah keadaan osteoartritis karena
mengkristal pada persendian
4. Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam
kasus dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?a.
stretching / pelemasan otot , frekuensi : ringan b. tidur berbaring
menggerakkan kaki 300selama 30 mnitc. menggerkan tangan ( sendi2)
dilakukan pda org yg sudah parah , freq disesuaikan dg rasa nyeri
pasien, jika merasakn sakit , gerakan dihentikand. kondisi lbh baik
jalan *aktivitas dilakukan dengan frekuensi ringan dan disesuaikan
dengan nyeri pada pasien, minimal melakukan aktifitas fisik
5. Bagaimana Interaksi obat dan makanan dari obat yang
dikonsumsi pasien?a. furosemid: tidak boleh dikonsumsi bersamaan
dengan bahan makanan tinggi natrium karena akan menghambat vitamin
B12 dan Magnesium serta menyebabkan hipertensi.codein: bisa
menyebabkan efek samping jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol
*jika diberi obat anti HT apakah masih perlu mengurangi konsumsi
Natrium?
6. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan
informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?a.
leaflet: mudah dibawa pulang dan dipelajari dirumah, b. booklet:
lebih rinci dan jelas, mudah dipahami bahasanyac. video: lebih
mudah mejelaskan dan dimengerti pasiend. majalah: banyak konten
gambar yang lebih disukai, lebih sering dibacae. food model: adanya
contoh dari menu / porsi makan pasien
media yang sesuai dengan skenario := booklet lebih spesifik
menjelaskan mengenai penyakit pasien, lebih banyak informasi yang
dapat disampaikan= videodapat digunakan saat menyampaikan informasi
ke pasien, pasien lebih bisa memahami, menggunakan bahasa yang
mudah dipahami= food model contoh URT lebih jelas untuk dijelaskan,
lebih dapat dipahami dan bisa diingat - ingat oleh pasien = bisa di
follow up menggunakan sms*kelebihan dan kekurangan media7.
Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? zat
gizi yang dibutuhkan: kalsium 800mg Tujuan :a. mengurangi keluhan
pasienb. meningkatkan kesehatanc. menurunkan tekanan darahd.
menurunkan berat badan pasien hingga menjadi normal Prinsip : a.
rendah lemak b. rendah garam (jika diperlukan)c. rendah purind.
rendah energi*alasan
BM yg dihindari : Bahan makanan dengan kandungan natrium tinggi
(hati, jeroan ,jantung, bebek ,ikan sarden ,kerang remis) , sosis ,
ketan , melinjo , cake BM yg dianjurkan : ikan laut , tinggi
antioksidan untuk mencukupi serat ( sayur - sayuran, buah - buahan
berwarna ), daging ayam fillet, susu skim, daging putih BM yg
dibatasi : kacang - kacangan (25gr/ hari) , tahu & tempe (50gr/
hari), garam, batasi kecap, makanan digoreng (lebih baik dikukus/
rebus/ tumis) , susu fullkrim , daging merah*tips memilih /
mengolah makanan
F. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Bagaimana patofisiologi, sign
symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari :
osteoartritis Hipertensi2. Bagaimana hubungan dari penyakit
hipertensi, osteoartritis dan obesitas/ kegemukan?3. Apa aktifitas
fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam kasus dan berapa
frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?4. Bagaimana
interaksi obat dan makanan dari obat yang dikonsumsi pasien?5. Apa
saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan informasi ke
pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?6. Bagaimana
preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? Bahan makanan
yang dianjurkan dan dihindari zat yg dibutuhkan Tujuan Diet Prinsip
Diet
G. HIPOTESIS
1. hipotesis DK1
asam urat tinggiosteoartritisobesitashipertensi
etiologipatofisiologi
faktor resikosign symptomsmanifestasi klinis
media
dietaktifitas fisikgambaran umum penyakit
IOM
furosemidbahan makananprinsip
hindari Na
lemakdianjurkan
purinhambat vit B12 , Mg
dibatasi
energi
dihindaricodein
cukup serat
hindari alkohol
2. Hipotesis DK2
obesitas
asam urat patofisiologi (hormon , RAAS, plakpatofisiologi (beban
, inflamasi
osteoartritishipertensi
obat
furosemidecodein
hypokalemiakonstipasi
magnesium
asam urat
prinsipaktifitas fisik diet
tujuan
bahan makanan yang dibatasiBahan makanan yang dianjurkan
media
yang dipilihtiruanmedia optikslide gambarbookletasli food
modelH. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE1. Bagaimana patofisiologi,
sign symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari :
osteoartritis patofisiologiPatofisiologi penyakit osteoartritis
adalah campuran antara proses degradasi dan inflamasi. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya degradasi tulang rawan yang disertai
dengan peningkatan angka leukosit dan sitokin pro inflamasi di
dalam cairan sinovial sendi yang terserang osteoartritis. Sitokin
pro inflamasi, seperti IL-1 dan TNF-a mampu meningkatkan sintesis
enzim MMP (Matrix Metalloproteases) berupa collagenase, yang
bertanggung jawab terhadap degradasi kolagen dan stromelysin serta
aggrecanase, yang bertanggung jawab terhadap degradasi
proteoglikan. Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak
makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen)
terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi secara progresif dan
pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi serta
tepi sendi (osteofit). Osteofit terbentuk sebagai suatu proses
perbaikan untuk membentuk kembali persendian, sehingga dipandang
sebagai kegagalan sendi yang progresif. Selain itu, terjadinya
kerusakan matriks tulang rawan sendi dapat mengakibatkan perubahan
arsitektur sendi dan penipisan rawan sendi. Perubahan arsitektur
sendi mengakibatkan perubahan mekanika sendi yang menyebabkan
bertambahnya tekanan terhadap sendi, kerusakan sendi lebih lanjut,
pelepasan enzim MMP, dan terjadinya inflamasi sendi yang dapat
menimbulkan nyeri (Kertia, 2011; Bachtiar, 2010; Aulia, 2013).
Osteoartritis (OA) yang dalam bahasa awam masyarakat kita sering
dinamakan pengkapuran sendi, adalah proses degenerasi atau penuaan
sendi. Pada proses penuaan ini lapisan tulang rawan sendi yang
terdapat pada rongga sendi menipis, sehingga jarak antara dua
tulang saling berdekatan. (Handbook of Clinical Nutrition and
Aging, 2009)
Patofisiologi dari Osteoartritis juga disebabkan karena adanya
stimulasi produksi Nitric Oxide (NO) yang dilakukan oleh IL-1
(Interleukin 1 beta) sehingga menyebabkan inflamasidan menghambar
produksi kolagen dan sintesis proteoglikan yang akhirnya
menyebabkan terjadinya osteoartritis (Sarz, Puttini et al, 2005
dalam Bachtiar, 2010).
sign symptomsign krepitusyaitu retak yang terdengar pada sendi
saat melakukan gerakan aktif maupun pasif. gerakan sendi terbatas
perubahan tulang dan deformitas sendi radang atrofi ototsymptoms
nyeri sendi ketidakstabilan sendi kekakuan sendi(Keith, 2007)
1. nyeri sendi. nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat2. hambatan gerakan sendi.
gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan
sejalan dengan pertambahan rasa nyeri3. kaku pagi. rasa kaku pada
sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan
banyak gerakan seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang
cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.4. krepitasi.
rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit.5. pembesaran
sendi. sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar6.
pembengkakan sendi yang asimetris. pembengkakan sendi dapat timbul
dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak
atau karena adanya osteofit sehingga bentuk permukaan sendi
berubah7. tanda - tanda peradangan. tanda - tanda peradangan pada
sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan
warnakemerahan) dapat dijumpai pada osteoarthritis karena adanya
synovitis.8. perubahan gaya berjalan. keadaan ini berhubungan
dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada
osteoarthritis lutut.(Rifhan, 2010)
Pada tahap awal akan hilang timbul, durasi dan
keparahanmeningkat sejalan dengan bertambahnya beratnya penyakit
tersebut.Olahraga, aktivitas fisik meningkat, duduk lama, naik
tangga, jongkok sering menyebabkan kambuhnya penyakit
tersebut.(Kelley, 2006)
manifestasi klinikManifestasi klinis dari osteoarthritis
biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya persendian akan
terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi
persisten atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi
terutama saat pagi hari atau pada posisi tertentu pada waktu yang
lama.Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah
bangun dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, swelling
(bengkak) pada satu atau lebih persendian, terdengar bunyi atau
gesekan (krepitasi) ketika persendian digerakkan.Pada kasus-kasus
yang lanjut terdapat pengurangan massa otot. Terdapatnya luka
mencerminkan kelainan sebelumnya. Pergerakan selalu terbatas,
tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak tertentu; hal ini
mungkin disertai dengan krepitasi.Beberapa gerakan lebih terbatas
dari yang lainnya oleh karena itu, pada ekstensi panggul, abduksi
dan rotasi interna biasanya merupakan gerakan yang paling terbatas.
Pada stadium lanjut ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan
tiga alasan: berkurangnya kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler
asimetris, dan kelemahan otot.Seperti pada penyakit reumatik
umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada satu jenis
pemeriksaan saja. Biasanya dilakukan pemeriksaan reumatologi
ringkas berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan
memperhatikan gejala-gejala dan tanda-tanda yang disebutkan
diatas.(Depkes RI, 2006) (Lim, G.R., 2012)
Tampak penyempitan ruang sendi (joint space) pada foto Rontgen
(Suriani, 2013)
Kekauan pada pagi hari sering dirasakan, biasanya dapat hilang
dalam waktu 30 menit. (Haq et all, 2003)*degradasi dan inflamasi
kolagen dan proteoglikan menyebabkan peradangan dan pembesaran pada
sendi
etiologiTerdapat beberapa teori tentang etiologi penyakit OA,
akan tetapi masih tetap menjadi perdebatan. (Depkes RI, 2006)
berdasarkan penyebabnya: Etiologi Osteoartritis primer (
idiopatik)Faktor genetik Etiologi Osteoartritis sekunder Metabolik,
Kelainan anatomi/ struktur sendi, trauma, inflamasi ( Seliam
2009)osteoarthritis primer atau disebut osteoarthritis idiopatik
tidak memiliki penyebab yang pasti dan tidak disebabkan oleh
penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
osteoarthritis sekunder disebabkan oleh inflamasi, kelainan sistem
endokrin, metabolik, pertumbuhan, faktor keturunan (herediter), da
imobilisasi yang terlalu lama. (Soeroso, 2006 ; dalam Rifhan
2010)
faktor resiko1. Faktor konstitusional Bertambahnya umur,
obesitas, perempuan.2. Faktor Mekanik Aktifitas fisik yang berat,
luka pada sendi3. Faktor genetik Mutasi pada gen kolagen tipe II,
Akromegali4. Faktor Lainnya Kelemahan otot,Penyakit deposisi
kristal kalsium, Hemokromatosis(Handbook of Clinical Nutrition and
Aging, 2009)Orang yang kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung
vitamin D memiliki resiko 3 kali lipat menderita OA lutut(eka
pratiwi, 2007 )Peradangan disebabkan karena sinovitas sekunder,
penurunan ph jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang
menyebabkan nyeri. Pembengkakan merupakan reaksi peradangan akibat
pengumpulan cairan dalam ruang sendi. Biasanya teraba panas tanpa
adanya kemerahan(Rachmah laksmi ,- ; Depkes 2006 )Faktor demografi
Usia sebuah studi menunjukkan bahwa resiko seseorang mengalami
gejala Osteoarthritis adalah mulai 50 tahun.
Etnis/rasSuatu penelitian membuktikan bahwa etnis afrika-amerika
dan asia lebih beresiko terkena osteoarthritis daripda kaukasia
(Maharani, 2007)
nutrisipaparan antioksidan yang terus menerus meningkatkan
resiko osteoarthritis, konsumsi antioksidan yang tinggi dapat
melindungi pasien dari osteoarthritis. kadar vitamin D yang rendah
di jaringan juga dapat mengganggu kemampuan tulang merespon optimal
terjadinga osteoarthritis kemungkinan vitamin D memiliki efek
langsung terhadap kondrosit di kartilago yang mengalami
osteoarthritis yang membentuk kembali reseptor vitamin D faktor
hormonalpada kartilago terdapat reseprot estrogen yang berpengaruh
pada penyakit inflamasi. perempuan yang menopause cenderung
menderita asthritis inflamatorik (Rachmah Laksmi, -)
Hipertensi patofisiologi :Ginjal mengeluarkan angiotensin I,
dalam angiotensin I akan mengeluarkan Angiotensin I converting
enzyme (ACE). ACE mengeluarkan Angiotensin II. Angiotensin II
menyebabkan meningkatnya sekresi hormon ADH dan menstimulasi
sekresi aldosteron dari kortesk adrenal. meningkatnya sekresi
hormon ADH dapat menyebabkan urin sedikit. Urin yuang sedikit
ditandai dengan warna yang pekat dan meningkatnya osmolaritas, dan
urin tersebut mengental. Urin yang mengental menyebabkan cairan
intraseluler menarik ke cairan ekstraseluler sehingga membuat
volume darah dan tekanan darah meningkat. sedangkan untuk yang
stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal dapat menurunkan
eksresi NaCL ( garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal,
lalu dapat meningkatkan konsentrasi NaCL di pembuluh darah.
Meningkatnya konsentrasi NaCl itu akan diencerkan sehingga akan
membuat volume ekstraseluler meningkat. volume ekstraseluler yang
meningkat dapat menyebabkan tekanan darah dan volume darah
meningkat( Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009 dalam Dr.Dra.
Nurhaedar Jafar, 2010)
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan
darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan
mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang.
Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian
dimulai dari sistem reaksi cepat seperti refleks kardiovaskuler
melalui sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan
saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot
polos. Sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui
perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial
yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian
dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang
dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ.(Kartikasari, 2012)
Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat
berpengaruh terhadap normalitas tekanan darah. Peningkatan curah
jantung terjadi melalui dua cara, yaitu peningkatan volume cairan
atau preload dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi kontraktilitas
jantung. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma berkepanjangan akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam
berlebihan. peningkatan volume plasma menyebabkan peningkatan
volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup
dan tekanan darah. Peningkatan preload berkaitan dengan peningkatan
tekanan sistolik. Sedangkan, peningkatan resistensi perifer
disebabkan oleh resistensi garam (hipertensi tinggi renin) dan
sensitif garam (hiertensi rendah renin). Penderita hipertensi
tinggi renin memiliki kadar renin yang tinggi kibat jumlah natrium
dalam tubuh yang menyebabkan pelepasan angiotensin II. Kelebihan
angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi dan memacu hipertrofi dan
proliferasi otot polos vaskular. Sedangkan, pada penderita
hipertensi rendah renin akan mengalami retensi natrium dan air yang
mensupresi sekresi renin. Hipertensi rendah renin akan diperburuk
dengan asupan tinggi garam. Pada peningkatan Total Peripheral
Resistance, jantung harus memompa secara kuat dan menghasilkan
tekanan lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah
yang menyempit. Keadaan ini disebut peningkatan afterload jantung
yang berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Peningkatan
afterload yang berlangsung lama menyebabkan ventrikel kiri
mengalami hipertrofi. Terjadinya hipertrofi mengakibatkan kebutuhan
oksigen ventrikel semakin meningkat, sehingga vrntrikel harus mampu
memompa darah lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada
hipertrrofi, serat-serat otot jantung mulai menegang melebihi
panjang normalnya yang akhirnya menyebabkan penurunan
kontraktilitas dan volume sekuncup (Kartikasari, 2012).
Dalam bahasa awam Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
keadaan dimana tek darah di atas normal 120/80 mmHg. (Krause ,
2004)
Analogi Hipertensi Orang Minum Cincau. Orang dianalogikan
sebagai jantung. Cincau sebagai faktor penyebab hipertensi dan
sedotan sebagai pembuluh darah. Apabila kita minum cincau pasti
cincau dan air akan melewati sedotan. Semakin banyak cincau yang
disedot maka semakin sulit air melewati sedotan. Sehingga orang
tersebut harus berusaha lebih keras untuk meminum cincau melalui
sedotan tersebut. Sama halnya seperti tekanan darah tinggi. Apabila
kita makan lemak berlebih (faktor penyebab hipertensi) lama
kelamaan lemak tersebut akan menyumbat pembuluh darah sehingga
darah yang tadinya alirannya lancar menjadi sulit melewati pembuluh
darah, akhirnya kerja jantung semakain bertamabah dan tekanan darah
pun naik.
sign symptoms :
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi
(padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah :
1. Sakit kepala2. perdarahan dari hidung3. pusing4. wajah
kemerahan dan 5. kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala berikut: 1. sakit kepala 2. kelelahan
3. mual 4. muntah 5. sesak nafas 6. gelisah 7. pandangan menjadi
kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan
ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan
segera.(Dr.Sadeli Ilyas,- )
Terdapat peningkatan tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg
(Kartikasari, 2012)
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula diteukan perubahan
pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema
pada diskus optikus) (Sagala, 2009)
Denyut jantung kuat, cepat atau tidak teratur(LIPI, 2009)Menurut
Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang
mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui
hipertensi bertahun-tahun berupa: a. Nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan darah
intrakranium. b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena
hipertensi. c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan
syaraf. d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerolus. e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan
kapiler.
(Aris Sugiharto , 2007)
manifestasi klinik
1. stroke. stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi
di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah non
otak yang terpajan tekanan tinggi2. infark miokard. infark miokard
dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak
dapat menyupla cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah3. gagal
ginjal. gagal ginjal dapat terjadi karena kerusaan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler - kapiler ginjal glomerulus4.
ensefalopati. ensefalopati dapat terjadi karena tekanan yang
tinggi. pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler
dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susuna
saraf pusat. (Crowin, 2000 dalam Sagala, 2009)
Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat
terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat
kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan
susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari)
karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. pembuluh darah
otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang
bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau
hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan. (Kartikasari, 2012)
etiologiHipertensi dibagi menjadi dua primer dan skunder.pada anak
usia pra remaja hipertensi lebih sering terjadi adalah sekunder
karena adanya penyakit dasar yang menyebabkan terjadinya hipertensi
yaitu kelainan parenkim ginjal merupakan penyebab tersering.
Hipertensi primer ditemukan di anak dibawah 10 tahun. Disebabkan
riwayat keluarga dngn hipertensi(Sarawati Indira.2010)
Menurut Sunarta Ann dan peneliti lain, berdasarkan penyebabnya
hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu : a.
Hipertensi Primer Artinya hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor yang diduga turut
berperan sebagai penyebab hipertensi primer seperti bertambahnya
umur, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90 %
pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
Pengobatan hipertensi primer sering dilakukan adalah membatasi
konsumsi kalori bagi mereka yang kegemukan (obes), membatasi
konsumsi garam, dan olahraga. Obat antihipertensi mungkin pula
digunakan tetapi kadang-kadang menimbulkan efek samping seperti
meningkatnya kadar kolesterol, menurunnya kadar natrium (Na) dan
kalium (K) didalam tubuh dan dehidrasi.
b. Hipertensi Sekunder Artinya penyebab boleh dikatakan telah
pasti yaitu hipertensi yang diakibatkan oleh kerusakan suatu organ.
Yang termasuk hipertensi sekunder seperti : hipertensi jantung,
hipertensi penyakit ginjal, hipertensi penyakit jantung dan ginjal,
hipertensi diabetes melitus, dan hipertensi sekunder lain yang
tidak spesifik.( Aris Sugiharto, 2007)
A. Hipertensi primer 90% terjadi dimasyarakat namun belum
diketahui secara pasti patogenesisnya , hipertensi dapat diturunkan
secara turun temurun dalam suatu keluarga, dan faktor genetik
memiliki peranan penting dalam hipertensi primer. Apabila ditemukan
gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan
poligenik maka memiliki kecenderungan timbulnya hipertensi
sekunder
B. Hipertensi sekunder 10% terjadi pada masyarakat biasanya
karena adanya komorbidi/ obat-obatan tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat dari penyakit
ginjal kronis/ penyakir renivaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering terjadi. (Depkes RI, 2006)
Jenis hipertensi primer sering turun temurun dalam suatu
keluarga, setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang
perana penting pada patogenesis hipertensi primer ini.Banyak
karakteristik genetik dari gen-gen yang memepengaruhi keseimbangan
natrium. (Depkes, 2006)
Stres atau ketegangan jiwa (rawa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat
(Gunawan, 2001). faktor resikoFaktor risiko ada dua yaitu faktor
risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi. faktor yang dapat dimodifikasi: stress, obesitas, dan
nutrisi faktor yang tidak dapat dimodifikasi: faktor genetik, umur,
jenis kelamin, dan etnis( Yogiantoro M, 2006)
Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas: a. Faktor yang tidak
dapat diubah/dikontrol 1) Umur Hipertensi erat kaitannya dengan
umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang
hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena
hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi
lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut
cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50 % diatas
umur 60 tahun.38 Arteri kehilangan elastisitasnya atau
kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia,
kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima
puluhan dan enam puluhan . Dengan bertambahnya umur, risiko
terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi
pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia
35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit
meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi
bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa
memicu terjadinya hipertensi.2) Jenis Kelamin Bila ditinjau
perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang
cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan
angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi
di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah
perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7%
wanita. Ahli lain mengatakan pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk
peningkatan darah sistolik. Sedangkan menurut Arif Mansjoer, dkk,
pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk
terjadinya hipertensi Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak
yang menderita hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena
terdapatnya hormon estrogen pada wanita.
3) Riwayat Keluarga Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan
sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih sering menderita
hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi
(faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi
terutama pada hipertensi primer.Keluarga yang memiliki hipertensi
dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali
lipat.Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya menderita hipertensi. Menurut Sheps, hipertensi cenderung
merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita
mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25%
kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita
mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit
tersebut 60%.4) Genetik Peran faktor genetik terhadap timbulnya
hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi
lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada
heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai
sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50
tahun akan timbul tanda dan gejala.
b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol 1) Kebiasaan Merokok Rokok
juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok dengan
peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain
dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok
yang dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari
menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak
merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi.Nikotin dalam
tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara
setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap
rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil
didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam
beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap
nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas
epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka
baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg.
Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit
setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin
perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan
perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada
level tinggi sepanjang hari. 2) Konsumsi Asin/Garam Secara umum
masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan
hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi
melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah.
Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam
sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang
normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di
samping ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap
natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat maupun
yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka mengkonsumsi natrium
tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali atau
bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium
menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku
bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3
gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah,
sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi
hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap
timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma,
curah jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan
cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak
keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada
manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan
tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8
gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol
natrium atau 2400 mg/hari. Menurut Alison Hull, penelitian
menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi
pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan
tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah.3) Konsumsi
Lemak Jenuh Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan
peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.
Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang
berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak
jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari
minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari
tanaman dapat menurunkan tekanan darah. 4) Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali
dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak
yang telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam
seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun
beragam, secara kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh
berbeda, yakni terdiri dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan
asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin,
cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen larut
lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang menyebabkan berbeda adalah
komposisinya, minyak sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang
didominasi oleh lemak palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam
lemak oleat sering juga disebut omega-9. minyak kelapa mengadung
80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan minyak biji bunga
matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ. Penggunaan minyak
goreng sebagai media penggorengan bisa menjadi rusak karena minyak
goreng tidak tahan terhadap panas. Minyak goreng yang tinggi
kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai tambah hanya pada gorengan
pertama saja, selebihnya minyak tersebut menjadi rusak. Bahan
makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat menurunkan kadar
kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila dipanaskan dan diberi
kesempatan untuk dingin kemudian dipakai untuk menggoreng kembali,
karena komposisi ikatan rangkapnya telah rusak.Minyak goreng
terutama yang dipakai oleh pedagang goreng-gorengan pinggir jalan,
dipakai berulang kali, tidak peduli apakah warnanya sudah berubah
menjadi coklat tua sampai kehitaman. Alasan yang dikemukakan cukup
sederhana yaitu demi mengirit biaya produksi. Dianjurkan oleh Ali
Komsan, bagi mereka yang tidak menginginkan menderita
hiperkolesterolemi dianjurkan untuk membatasi penggunaan minyak
goreng terutama jelantah karena akan meningkatkan pembentukan
kolesterol yang berlebihan yang dapat menyebabkan aterosklerosis
dan hal ini dapat memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti
penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain.3 5) Kebiasaan
Konsumsi Minum Minuman Beralkohol Alkohol juga dihubungkan dengan
hipertensi. Peminum alkohol berat cenderung hipertensi meskipun
mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti.
Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu
banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang
tidak minum atau minum sedikit.Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol
harus diwaspadai karena survei menunjukkan bahwa 10 % kasus
hipertensi berkaitan dengan konsumsi alkohol. Mekanisme peningkatan
tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga,
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah
serta kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan
darah.Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab
sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas
atau lebih minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat
hipertensi sebesar dua kali. Bagaimana dan mengapa alkohol
meningkatkan tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Namun
sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka panjang, minum-minuman
beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ lain. 6)
Obesitas Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks
massa tubuh> 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan
(m)) juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya
hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita
hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi
yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau
normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan
aktivitas renin plasma yang rendah. Olah raga ternyata juga
dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui olah
raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama
30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga
maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan
garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan
bertambah.Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa
tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar
melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan
lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam
darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan
air.Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya
hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan
meningkat diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga
meningkat. Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa
obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi.
Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
timbulnya hipertensi dikemudian hari. Pada penelitian lain
dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien
obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah
yang setara.Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi.
Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami
tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya
berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan
tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan
membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah
positif untuk mencegah terjadinya hipertensi.Berat badan dan indeks
Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan lebih.38 7) Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang
akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran
obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan
meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam
juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi.Kurangnya
aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena
meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif
juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin
besar tekanan yang dibebankan pada arteri. 8) Stres Hubungan antara
stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis,
yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila
stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi
tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada
binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata
membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Menurut Sarafindo
(1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres adalah suatu kondisi
disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal
dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan
sosial dari seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan
emosi, fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya
dan kemampuan kita untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus
dipahami bahwa stres bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari
luar itu. Stres adalah respon kita terhadap pengaruh-pengaruh dari
luar itu. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung,
bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut,
rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan
hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta
lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres
berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan penyesuaian
sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala
yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. Menurut
Slamet Suyono stres juga memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal
ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan
darah secara intermiten. Apabila stress berlangsung lama dapat
mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap.6 Stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stres
sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa mendadak
menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibat
stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat
dipastikan. 9) Penggunaan Estrogen Estrogen meningkatkan risiko
hipertensi tetapi secara epidemiologi belum ada data apakah
peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan karena estrogen dari
dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi hormonal
estrogen.Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya pemakaian
kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-turut), akan meningkatkan
tekanan darah perempuan. Oleh karena hipertensi timbul akibat
adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor
yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan
terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti.
Oleh karena itu maka pencegahan hipertensi yang antara lain dapat
dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat
penting.(Aris Sugiharto,2007)
Garam : Asupan garam yang kurang dari 3 gr/hari akan menyebabkan
hipertensi yang rendah. Sedangkan jika mengkonsumsi garam 5
-15gr/hari, akan meningkat menjadi 15-20%(Basha, 2004 dalam Sagala,
2009).Aktivitas fisik: Aktivitas fisik yang tinggi menyebabkan
peningkatan frekuensi denyut jantung sehingga otot jantung akan
bekerja lebih keras semakin besar tekanannya yang dibebankan pada
arteri (Amir, 2002 dalam Sagala (2009).
Faktor resiko yang dapat dimodifikasia. Konsumsi LemakKebiasaan
mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat
badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh
juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan
kenaikan tekanan darah.
b. MerokokMerokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin.(Kartikasari,
2012)Nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena
nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru paru dan
diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi
terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas efinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih
berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon
monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal
ini akan mengakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa
untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan
tubuh (Astawan, 2002 dalam Sagala, 2009)Jenis kelamin ini sangat
erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda
dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki laki dan
pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun (Sagala,
2009)genetik hipertensi lebih banyak terjadi pada anak kembar
monozigot (satu sel telur) daripada kembar heterozigot (dua sel
telur). Riwayat keluarga menurut sheps jika orang tua memiliki
hipertensi maka keturunannay akan memiliki risiko penyakit tersebar
sebesar 60% (sugiharto,2007)
Usia Hipertensi akan meningkat resikonya karena pertambahan
usia, disebabkan oleh perubahan alamiah yang mempengaruhi jantung,
pembuluh darah, dan hormon (Kartikasari,2012)2. Bagaimana hubungan
dari penyakit hipertensi, osteoartritis dan obesitas/ kegemukan?a.
Hubungan Obesitas Dan Osteoartritis Obesitas merupakan penyebab
yang mengawali OA, bukan sebaliknya bahwa obesitas disebabkan
immobilitas akibat rasa sakit karena OA. Pembebanan lutut dan
panggul dapat menyebabkan kerusakan kartilago, kegagalan ligamen
dan dukungan struktural lain. Setiap penambahan berat +kg, tekanan
total pada satu lutut meningkat sebesar +11 kg. Setiap penambahan 1
kg meningkatkan risiko terjadinya OA sebesar 10%. Bagi orang yang
obes, setiap penurunan berat walau hanya 5 kg akan mengurangi
fakorrisiko OA di kemudian hari sebesar 50%.(depkes, 2006)Obesitas
dapat menyebabkan terjadinya stres abnormal pada pasien, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya perubahan biofisika yang berupa
fraktur jaringan kolagen dan degradasi proteoglikan, dan adanya
fraktur pada jaringan kolagen memungkinkan cairan sinovial mengisi
celah yang terdapat pada jaringan kolagen dan membentuk kista
subkondrial, dengan kata lain osteoartritis pada orang obesitas
terjadi karena adanya sebab mekanik ( Sara Listyani, 2010)
b. Hubungan Asam Urat Dan Osteoartritis OA sekunder penyebabnya
adalah karena kerusakan sendi yang ada sebelumnya (artritis
rematik, gout, artritis sepsis, penyakit Paget, spondiloartropati
seronegatif), penyakit metabolik (kondrokalsinosis, hemokromatosis
bawaan, akromegali) dan penyakit sistemik (hemofilia,
hemoglobinopati, neuropati). (Kumar, P., & Clark, M., 2005)
c. Hubungan Obesitas Dan HipetensiPada obesitas terjadi
peningkatan massa sel lemak yang menyebabkan peningkatan produksi
angiotensi di jaringan lemak, yang berperan penting dalam
peningkatan tekanan darah. Telah dibuktikan bahwa renin angiotesin
system (RAS) pada jaringan lemak terlibat dalam patofisiologi
obesitas dan penyakit yang berhubungan denga obesitas. Kadar RAS
lokal di dalam jaringan lemak berperan dalam meningkatkan aktivitas
RAS sistemik sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darahSelain itu
pada obesitas terjadi resistensi insulin dan gangguan fungsi
endotel pembuluh darah yang menyebabkan vasokonstriksi dan
reapsorbsi natrium di ginjal yang mengakibatkan hipertensi.
Resistensi insulin dapat meningkatkan tekanan darah melalui
penurunan nitric oxide yang menimbulkan vasodilatasi, peningkatan
sensitivitas garam atau peningkatan volume plasma
(syafruddin,2009)
Seiring dengan obesitas, terjadi kelebihan komposisi lemak
tubuh. dimana lemak ini dapat menyumbat aliran darah pada pembuluh
darah. pembuluh darah akan menyempit, maka resistensi dan tekanan
darah meningkat. (Krause , 2004)
Sel lemak yang tinggi pada orang obesitas dapat mempengaruhi
beberapa hal yaitu tingginya angiotensin, tingginya leptin,
rendahnya adiponektin dan perubahan hormon lain. Tingginya
angiotensin dapat meningkatkan ras pada tubuh yang kemudian
meningkatkan reabsorbsi na dan kemudian menyebabkan
hipertensi.Sedangkan rendahnya adiponektin dapat menurunkan
sensitivitas insulin yang kemudian mempengaruhi beberapa hormon
yang menyebabkan disfungsi endotel. Terjadinya disfungsi endotel
ini dapat meningkatkan vasokonstriksi arteri dan langsung
menyebabkan hipertensi. Tingginya leptin dapat mempengaruhi kerja
hipotalamus dan meningkatkan reabsorbsi na yang kemudian
menyebabkan terjadinya hipertensi
(Kotsis et al, 2010)*bahasa awam (gunakan bahasa obesitas
menjadi kegemukan, hipertensi menjadi tekanan darah tinggi,
osteroarthritis jadi pengapuran sendi): kegemukan adanya
penyumbatan tek darah menyebabkan tekanan darah tinggi konsumsi
obat2an HT dpt beri resiko asam urat . Badan akan ditopang oleh
tubuh , jika obese, semakin berat kerja tulang menopang dan akan
terkikis sendi sendi yang mnyebabkan osteoartritis
d. Asam Urat Dengan HipertensiTingginya kadar asam urat dalam
darah dapat disebabkan karena tubuh memproduksi terlalu banyak uric
acid/ ginjal tidak dapat mengeliminasi uric acid. Namun ada
berbagai faktor yang mempengaruhi tingginya kadar asam urat dalam
darah yaitu genetic, alkohol, konsumsi makanan tinggi purin,
ketidak mampuan ginjal, serta obat diuretik.Tingginya kadar asam
urat pada pasien kemungkinan karena efek dari konsumsi obat
hipertensi yaitu furosemid yang termasuk dalam golongan obat
diuretik. Furosemid ini obat yang menghambat reabsorpsi air dan
elektrolis untuk menurunkan tekanan darah. Efek sampingnya berupa
hiperglikemi, hiperurikemi, hiponatremi, hipokalemi. Karena adanya
efek tersebut, selama peberian perlu dilakukan monitoring ketat
terhadap tekanan darah, kadar elektrolit serum, kadar BUN dan kadar
asam urat serum (www.mayoclinic.org)
Analogi obesitas dengan oseteoarthritis kaki kursi dianalogikan
sbg tulang rawan dan sendi. apabila kursi tersebut didudukin oleh
orang yang gemuk lama kelamaan kursi tersebut tertekan dan patah.
sama halnya seperti tulang dan sendi. apabila sendi dan tulang
menopang tubuh yang kelebihan berat badan maka sendi dan tulang
lama kelamaan akan rapuh dan aus.
3. Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam
kasus dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?
latihan berdiri dari kursi untuk menguatkan sendi kaki the rocking
horse aquatic exerciseuntuk menguatkan kaki dan pantat latihan
berjalan di tembok dengan tumpuan tangan untuk menguatkan sendi
bahu hip hinging V exercisefrekuensi 3-4 kali per hari, bila terasa
sakit kurangi pengulangan. (Depkes 2006)
Untuk pasien yang berusia di atas 65 tahun, penurunan fungsi
gerak, terbatas melakukan kegiatan, atau memilik kondisi kronik
selain arthritis (misalnya diabetes, kanker, penyakit jantung),
dianjurkan setiap minggu melakukan aktivitas fisik untuk kesehatan
dengan melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang (misalnya:
bersepeda) selama 2 jam 30 menit per minggu, aerobik intensitas
tinggi 1 jam 15 menit (misalnya: berenang), atau keduanya dengan
aturan umum: 1 menit aktivitas intensitas tinggi = 2 menit
aktivitas intensitas rendah. Selain itu, pasien juga disarankan
melakukan aktivitas penguatan otot minimal 2 hari per minggu dan
aktivitas mendukung keseimbangan minimal 3 hari per minggu.(CDC,
2015)
( Rachmah Laksmi , - )Aktivitas fisik yang dipilih ditujukan
untuk mengembalikan fleksibilitas sendi, meningkatkan jangkauan
gerak sendi tanpa rasa nyeri, serta memperkuat otot-otot pendukung
persendian (Arovah, 2006).kesimpulan : aktfitas yang sesuai untuk
pasien dalam fase pemulihan yaitu dengan terapi manual, latihan
flexibiltas dan kekuatan otot, jika keadaan/ kondisi pasien sudah
memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang lebih berat dan sudah
tidak merasakan nyeri yang terlalu sakit bisa melakukan gerakan
aerobik
4. Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat yang
dikonsumsi pasien?Apabila menggunaan obat furosemide dalam jangka
yang panjang akan menyebabkan tubuh kekurangan asam folat, kalium
dan magnesium. sedangkan apabila kekurangan asam folat dalam darah
menyebabkan folat rendah akan menyebabkan homosistein dimanan
darah, maka dari itu pasien yang mengonsumsi furosemid harus
ditambahkan dengan suplemen asam folat. selain itu pasien akan
kekurangan magnesium sedangkan magnesium itu bekerja sama dengan
kalium, apabila magnesium dalam darah turun maka akan membuat
kalium juga akan turun, maka dari itu harus di tambahkan sumplemen
magnesium 300-400 mg per hari codein: tidak diperbolehkan meminum
obat ini dengan minuman yang mengandung tanin seperti teh hijau dan
teh hitam dikarenakan dapat menyebabkan terganggunya proses
penyerapan codein itu sendiri ( Alan R Gaby, 2006)
Orang yang ditreatment loop diuretic furosemid kemungkinan
memiliki resiko defisiensi vitamin B1. Untuk mencegah tejadinya
defisiensi tersebut erlu diberikannya supplementasi vitamin
B1Codein biasanya menyebabkan gastrointestinal upset. Codein dan
produk yang mengandung codein harus dibarengi dengan makan untuk
mencegah terjadinya gastrointestinal upset. Selain itu efek samping
dari codein ini bisa menyebabkan konstipasi, karena hal tersebut
perlu meningkatkan intake serta dan air minum (Alan R Gaby,
2006)Furosemid dapat meningkatkan calcium, tidak boleh diminum
bersamaan alcohol dapat meningkatkan hipotensi ortostatik
konsentrasi furosemide akan turun dengan adanya makanan. Hindari
ginseng memperparah Hipotensi, bawang putih meningktkan efek
hipertensi. (FDA, 2010)Codein sebaikanya jangan dikonsumsi dengan
minuman alkohol karena kodein merupakan anakgesik narkotik yang
apabila diminum bersama alkohol dapat meningkatkan risiko efek
samping yang berbahaya, koma atau meninggal (FDA, 1933)
Furosemid dipengaruhi oleh asupan makanan. bioavailabilitas
berkurang 16-45%. Jika dikonsumsi bersamaan denagn makanan.
furosemid merupakan obat diuretik, dapat meningkatkan eksresi
kalium , kalsium , natrium , klorida, dan magnesium. oleh karena
itu diperlukan makanan sumber kalium , misalnya kentang, buah jeruk
, pisang.(Handbook of food drug interaction, 2003)
Furosemid sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan atau susu
untuk mengurangi iritasi pada GI tract. Ada kemungkinan hipokalemia
ketika mengonsumsi furosemid, sehingga dibutuhkan tambahan asupan
kalium dalam makanan (Mancano, 2012). Untuk pasien yang mendapatkan
furosemid, tidak perlu mengurangi asupan garam karena telah
dilakukan terapi farmakologis. Jika pasien telah mengurangi garam
dan berat badannya, dapat membebaskan pasien dari penggunaan
obat-obatan antihipertensi, seperti furosemid (Depkes RI,
2006).
Dalam mengonsumsi codein sebaiknya bersamaan dengan makanan atau
susu agar dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada GI tract(Acosta,
2010).
Obat DiuretikObat golongan ini bekerja dengan cara mengeluarkan
air dan elektrolit (natrium, kalium dan klorida) dari dalam tubuh.
Beberapa contoh obat golongan ini adalah, Furosemid, Triamteren,
Hidroklorothiazid. Interkasi dengan Makanan: diuretik dapat
menyebabkan kehilangan kalium, kalsium dan magnesium. Tetapi
sebaliknya, triamteren akan menghambat pengeluaran kalium dari
tubuh hingga dapat mengakibatkan terjadinya hiperkalemia yang
ditandai dengan denyut jantung cepat dan tidak beraturan
(palpistasi jantung). Oleh karena itu saat mendapat Triamteren,
hindari makanan yang mengandung banyak kalium seperti pisang,
jeruk, sayuran berwarna hijau atau garam pengganti yang mengandung
kalium.(Ikatan Dokter Avasinolog Indonesia , -)
Hindari konsumsi seledri bersamaan dengan furosemid karena
seledri memiliki indikasi medis yaitu sebagai diuretik dan
antihipertensi. Jika digunakan secara bersamaan akan menyebabkan
cairan tubuh dan kadar ion dalam tubuh menurun sehingga terjadi
penurunan keseimbangan (Avasinmedicalcenter.com)
5. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan
informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan
kasus?macam-macam media yang dapat digunakan : benda asli: benda
yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Kelebihannya: Merupakan
alat peraga yang paling baik karena cepat dikenali, bentuk dan
ukuran nya yang tepat. Kelemahannya : tidak selalu mudah dibawa ke
mana-mana. benda tiruan: benda yang ukuran nya dan bahan bakunya
berbeda dari benda asli. bisa digunakan jika benda asli terlalu
berat, terlalu besar, cepat rusak, dll. gambar/media grafis : Jenis
media cetak (poster, leaflet, booklet, flip chart) gambar alat
optik : Photo, film, video, slide (Aini, 2011)
Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang
suatu masalah khusus melalui lembaran yang dilipatKelebihan : lebih
menarik untuk dilihat, mudah dimengerti, merangsang imajinasi dalam
pemahaman isi leaflet, lebih ringkasKelemahan : tidak cocok untuk
sasaran individu per individu, tidak tahan lama, mudah hilang,
menjadi percuma jika sasaran tidak terlibat aktif
Booklet adalah media untuk menyimpan pesan kesehatan dalam
bentuk tullisan dan gambar.Kelebihan : dapat dipelajari setiap saat
karena didesai dalam bentuk buku, memuat informasi relatif lebih
banyak dan detail dibandingkan dengan poster atau leafletKelemahan
: tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat karena keterbatasan
penyebaran, tidak langsung proses penyampaiannya sehingga umpan
balik tertunda, butuh banyak tenaga dalam penyebarannya.
(lucie,2005)
* Melihat dari kelebihan dan kekurangan booklet dan leaflet,
kelemahan leaflet sendiri tidak dapat diatasi untuk memberikan
edukasi gizi perindividu, sedangkan kelemahan dari booklet dapat
teratasi jika penyebarannya hanya diberikan untuk satu individu
dibarengi dengan penyampaian langsung kepada responden. leaflet
hanya digunakan dalam satu topik penyakit saja, namun diskenario
terdapat banyak topik sehingga kurang efektif apabila menggunakan
leaflet. namun apabila menggunakan booklet lebih efektif dan
efisien karena terangkum dalam satu buku/ media.
Video merupakan media pembelajran yang didalamnya terdapat
audio-visual , merupakan seperangkat alat yang memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara. kelebihannya : menyajikan objek
belajar secara konkret dan realistis, sangat baik untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman belajar sifatnya yang audio-visual
memiliki daya tarik dan jadi motivasi pembelajar untuk terus
belajar sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik
portable dan mudah didistribusikan mengurangi kejenuhan belajar
menambah daya tahan ingatan/ retensi tentang obyek yang
dipelajarikekurangannya : pengadaannya memerlukan biaya yang cukup
mahal tergantung pada energi listrik sifat komunikasi searah,
sehingga tidak berikan peluang terjadinya umpan balik(Sanaky, 2010)
video mempunyai kelebihan yaitu memberikan realita
(gerak,suara,tempat,emosi), dapat memacu diskusi, cocok untuk
sasaran jumlah kecil, dapat dihentikan dan dihidupkan lagi untuk
memungkinkan diskusi di antara episodenya (Nasution, 2010)
Media elektronik (gambar alat optik)Contoh:
slide,film,video,foto Media GrafisContoh: Leaflet Alat bantuFood
model, laptop , tab ,komputer
Slide: Pada umumnya digunakan sangat efektif untuk membahas
suatu topik tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi
dengan seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang. (DEPKES
RI , 2004)6. Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit
pasien? Bahan makanan yang dianjurkannasi, ubi, singkong, jagung,
roti, mie/bihun. kue kering, puding, susu, telur( Penuntun Diet,
Instalasi Gizi RSCM dan Assosiasi Dietesien Indonesia.2011 )
Untuk mencegah hipokalemia makanan yang dianjurkan pisang , apel
, jeruk , tomat(depkes, 2011) bahan makanann yg dbatasi susu
fullkrim mentega mayonaise margarin bumbu (kecap, terasi, saus
tomat, saus sambal, tauco) purin sedang (ikan, unggas, daging,
kerang tahu tempe ) (Depkes, 2002) dan (Krause, 2004)
Bahan makanan yang dihindari a. jeroan, otak ,sarden , kerang,
bebek (krause ,2004)b. alkohol dan sumber bahan makanannya seperti
brem, durian, tape, dsb.(Depkes, 2002)c. keju (Kemenkes Ri, 2011)d.
makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)(Chairiah,2012)
Tujuan Diet1. mencecegah terjadinya komplikasi2. menghambat
progresifitas dari osteoarthritis3. menurunkan Berat badan sampai
mencapai ideal(buku penatalaksanaan OA,- ) dan (Kuswardhani,et.al,
-)
1. Menurunkan berat badan hingga mencapai normal, karena keadaan
obesitas dapat memperparah osteoartritis akibat menahan beban tubuh
yang berat.2. Menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin,
karena asam urat pasien tinggi sehingga perlu diturunkan agar tidak
memperparah keadaan osteoartritis (Almatsier, 2010).3. Mencegah
hipokalemia, karena pasien mengonsumsi obat furosemid yang
dimungkinkan terjadi kehilangan kalium, sehingga perlu penambahan
asupan kalium untuk mencegah hipokalemia (Almatsier, 2010 dan
Mancano, 2012).
4. Menurunkan tekanan darah hingga mencapai normal(Kemenkes,
2011)
Prinsip Diet1. Rendah energi, karena pasien mengalami obesitas
sehingga perlu diturunkan kebutuhan energinya (Almatsier, 2010).2.
Tinggi omega 3, karena dimungkinkan pasien mengalami inflamasi
sendi yang ditandai dengan nyeri pada sendi pasien, sehingga
diperlukan omega 3 untuk mengontrol inflamasi dan mengganggu sinyal
(mRNA) yang mendorong produksi enzim-enzim degradatif, seperti
collagenase, stromelysin, dan aggrecanase. Pasien dapat diberikan
omega 3 berupa minyak ikan dengan dosis 1000-1500 mg sehari
(Integrative Medicine Communications, 2000).
3. Tinggi kalium, karena dimungkinkan pasien mengalami
hipokalemia akibat mengonsumsi furosemid (Almatsier, 2010; Holistic
Health Solution, 2011).4. Tinggi antioksidan, meliputi vitamin C
(1000 mg/hari), vitamin E (400-800 IU/hari), vitamin A (5000
IU/hari), zink (20-30 mg/hari), dan selenium (200 mcg/hari). Fungsi
dari antioksidan ini untuk melindungi dan menghambat degradasi
kartilago dan menurunkan inflamasi berkelanjutan (Integrative
Medicine Communication, 2000).
Rendah lemak jenuh karena pasien obesitas dan untuk menurunkan
berat badan, serat sedang untuk mencegah konstipasi dari efek obat
furosemidterkait osteoarthritis tidak ada diet khusus, asupan
bervariasi yang sesuai disarankan. Kemungkinan efek antiinflamasi
dari asam lemak n-3 dan n-6 tidak menunjukkan hasil yang konsisten
pada beberapa penelititan (Gandy dkk, 2011)
Tinggi kalsium dan kalium untuk memperbaiki tulang rawan sendi
pada pasien osteoarthritis (Buku penatalaksanaan
Osteoarthritis)
Tips dalam memilih / mengolah makanan1. Dalam memasak
menggunakan minyak yang sedikit2. Tidak terlalu sering mengolah
makanan dengan cara deep frying3. Mengutamakan makanan dengan
pengolahan direbus, dikukus atau ditumis4. Jangan makan camilan
berlebihan5. Jangan makan di atas jam 19.00, bila lapar makanlah
buah6. Minum air putih dulu sebelum makan7. Gunakan piring kecil8.
Dalam membeli makanan memperhatikan nutrition fact9. mempertahankan
asupan kalsium dan Mg10. menghilangkan stress dan OR secara teratur
sesuai yg dianjurkan (WHO dan Kemenkes) , (sugiharto,2007) dan
(koswardhani,et.al, t.th)
Karena adanya pembatasan garam, nantinya akan menurunkan nafsu
makan, maka dari itu perlu langkah alternatif, yaitu: Pada proses
pemasakanBisa dikukus dengan dibungkus menggunakan daun pisang,
bisa juga dimasukkan dalam bambu lalu dibakar Penambahan
bumbuDengan menambahkan daun, biji atau bahan yang dapat
menimbulkan aroma sedap dan menarik, yaitu daun salam, penambahan
bawang merah dan putih, jahe, kunir, kencur, dsb.(Depkes, 2002)
unggas ( tanpa lemak/ hilangkan kulit) , minyak memakai minyak
kelapa/ virgin oil, produk susu pilihlah yang rendah lemak. (Krause
, 2004)
Daftar Pustaka
Acosta, W Renee. 2010. LWWs Foundations in Pharmacology for
Pharmacy Technicians. Philadelphia : Wolters Kluwer Health.Aini,
Fadilah. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Melalui Media Booklet terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap
Santri tentang Kesehatan Reproduksi di Pesantren Darul Hikmah dan
Pesantren Tadib Al-Syakirin di kota Medan tahun 2010. Sumatera:
USU. Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka UtamaArovah, Novita I. 2006. Pemrograman Latihan Fisik Pada
Penyakit Kronis. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri
Yogyakarta.Aulia, Nurul. 2013. Tingkat Kejadian Nyeri Perut pada
Penggunaan NSAIDs Tunggal Dibandingkan NSAIDs Kombinasi pada Pasien
Osteoarthritis di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Margono
Soekarjo Purwokerto. Tesis. Tidak diterbitkan. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak
Jahe (Zingiber Offianale) terhadap Tanda dan Gejala Osteoartritis
pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang.
Jakarta : Universitas Indonesia.CDC. 2015. Physical Activity and
Arthritis Overview. http://www.cdc.gov/arthritis/pa_overview.htm.
Diakses tanggal 16 Maret 2015.Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care
untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik. Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan KlinikFDA. 2010. Avoid Food drug interaction. A guide
from The National Consumers Leagueand US food and Drug
AdministrationGunawan, Lany. 2001. Hipertensi. Yogyakarta :
Kanisius.Haris, Syafruddin dan Taralan Tambunan. 2009. Hipertensi
Pada Sindrom Metabolik. Journal of Sari Pediatri:11 (4):
257-63Holistic Health Solution. 2011. Stroke di Usia Muda. Jakarta
: PT Grasindo.Integrative Medicine Communications. 2000. Quick
Access Patient Information on Conditions, Herbs, and Supplements.
USA : Integrative Medicine Communications.Kartikasari, A. N. 2012.
Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Gunung
Kidul , Kab. Rembang. Universitas DiponegoroKementrian Kesehatan
RI, 2011. Diet Rendah Lemak dan Kolesterol. Direktorat Bina Gizi
Subdit Bina Gizi Klinik. JakartaKementrian Kesehatan RI, 2011. Diet
Rendah Purin. Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik.
Jakarta.Kertia, Nyoman et all. 2011. Berbagai Keluhan Fisik yang
Dialami Pasien Osteoartritis Akibat Terapi Natrium Diklofenak
Dibandingkan Kurkuminoid Ekstrak Rimpang Kunyit. Buletin Penelitian
Kesehatan, 39 (3): 145-153.Lim, G.R. 2012. Osteoartritis.
Universitas IndonesiaLucie Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat. BogorMancano, Michael A dan Jason
Gallagher. 2012. Frequently Prescribed Medications: Drugs You Need
to Know. USA : Jones & Bartlett Learning.Sagala, Lam Murni BR.
2009. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga Suku
Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Sumatera:
USU.WHO dan Kemenkes RI. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas.
Jakarta Gaby, Alan R. 2006. A-Z Guide to Drug-Herb-Vitamin
Iteraction. Three Rivers Press: New YorkMaharani, Eka P. 2007.
Faktor-faktor risiko osteoartritis lutut. Undip.
Semarang.Koentjoro, Sara L.2010. HUbungan IMT dengan Derajat
Osteroartritis. Universitas Diponegoro. Semarang.Kuswardhani, RA
Tuty,et al.tanpa tahun. Penatalaksanaan Hipertensi pada lanjut
Usia. Denpasar :FK UNUD Chairiah. 2012. Pengaruh Pola Makan dan
Status Gizi Terhadap Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di RSU
Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Tesis. Medan: USUBuku Diagnosa dan
Penatalaksanaan OsteoarthritisSugiharto, Aris. 2007. Faktor-faktor
hipertensi grade II pada masyarakat. Semarang : UNDIPRachmah,
Laksmi Ambardini. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoarthritis. Universitas Negeri YogyakartaRifhan, Zanurul. 2010.
Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit
Osteoarthritis Lutut pada Pasien di RSUP H Adam Malik. Medan :
USUKotsis, Vasilios et al. 2010. Mechanism of Obesity - Induced
Hypertension. [online] dari www.nature.com/hr. [15 Maret
2015]Nasution, Nova Adriani Husni. 2010. Efektivitas Media Promosi
Kesehatan (leaflet) dalam Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Asi Eksklusif di Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010. Medan :
USUGandy, Joan Webster dkk. 2011. Gizi dan Dietetika. Jakarta :
EGCwww.mayoclinic.org/symptoms/high-uric-acid-level/basics/cause/symp-20050607Suriani,
Sri dan S I Lesmana. 2013. Latihan Theraband Lebih Baik Menurunkan
Nyeri Daripada Latihan Quadricep Bench pada Osteoarthritis Genu.
Jurnal Fisioterapi, 13 (1): 46-54.Sugiharto, Aris .2007 .
FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI GRADE II PADA MASYARAKAT (Studi
Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang : Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro SemarangIndira, Sarawati. 2010 . Hipertensi
dan Obesitas Pada Anak
TIMPENYUSUNA. KETUAAFRIELIA LAILY W(125070300111032)
B. SEKRETARISRIZKA AYU RIFDAH I(125070300111047)REDY
AMUKTI(125070300111050)
C. ANGGOTA1. ZUNIA NGESTI R(125070300111005)2. DEWI NOORSYALI
HANDAYANI(125070300111006)3. FINDY SIRATU PUTRI(125070300111012)4.
RIZKI SATRIA A(125070300111023)5. VIVIAN DEVI EKA
E(125070300111043)6. SOFIE AYU MISRINA(125070301111001)7. DESAK
MADE TRISNA U(125070301111002)8. RACHMI FARICHA(125070301111005)9.
MAULIDATUL KHASANAH(125070301111020)10. MONISKA DWIJANTI
LUKIS(125070302111001)11. RUDI NURYADI(125070307111002)
a. FASILITATORBu Leny Budhi Harti
b. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI Mampu mengarahkan
mahasiswa dalam memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Mampu
mengarahkan agar mahasiswa tidak keluar dari topik pembahasan
dengan kompetensi atau permasalahan yang terdapat dalam kasus atau
pembahasan yang sebenarnya. Mampu mengarahkan mahasiswa agar tetap
fokus dalam mengikuti diskusi. Mampu memancing mahasiswa agar lebih
mengkritisi hal hal yang dianggap belum jelas Mampu memberikan
informasi yang bermanfaat dalam diskusi
2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI
Mahasiswa mampu membuat media yang sesuai dengan sasaran Mahasiswa
mampu mendesain media yang digunakan dalam menjelaskan informasi ke
sasaran dengan metode dan cara meringkas dan dikemas dengan sebaik
baiknya agar mudah dipahami dan diingat ingat oleh sasaran yang
harapannya dapat membantu pasien dalam mengetahui hal hal yang
penting
1