Top Banner
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Untuk Memenuhin Tugas Mata Kuliah: Aplikasi Komputer Nama Dosen: La Diadhan Hukama .SE, MSi Disusun Oleh: RISKA DWIYANTI (1202016235) Prodi Manajement Fakultas Ekonomi Universitas Yarsi Menara YARSI Kav. 13 Lt. 1, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Senen, Cempaka Putih 1
60

kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

May 23, 2018

Download

Documents

vanminh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Untuk Memenuhin Tugas

Mata Kuliah:

Aplikasi Komputer

Nama Dosen:

La Diadhan Hukama .SE, MSi

Disusun Oleh:

RISKA DWIYANTI (1202016235)

Prodi Manajement Fakultas Ekonomi

Universitas Yarsi Menara YARSI Kav. 13 Lt. 1, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Senen, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410, Indonesia.

1

Page 2: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI......................................................................................................... iDAFTAR TABEL................................................................................................. iiDAFTAR GAMBAR............................................................................................. iiiBAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah.................................................................. 11. 2. Rumusan Masalah........................................................................... 31. 3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 31. 4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 31. 5. Sistematika Pembahasan ................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI2. 1.Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

2.1.1 Teori Stakeholder ................................................................ 62.1.2 Teori Legitimasi .................................................................. 7

2.1.3 Pengertian Corporate Social Responsibility......................... 8 2.1.4 Kinerja Keuangan ................................................................. 16

2.1.4.1 Return on Asset........................................................... 17 2.1.4.2 Return on Equity.......................................................... 18 2.1.4.3 Market to Book Ratio................................................... 19 2.1.5 Debt...................................................................................... 20

2. 2.Kerangka Konseptual.................................................................... 202. 3.Pengembangan Hipotesis............................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN3. 1.Rancangan Penelitian...................................................................... 253. 2.Variabel Penelitian dan Pengukuran............................................... 25

3.2.1 Variabel Dependen ............................................................ 25 3.2.2 Variabel Independen .......................................................... 26 3.2.3 Variabel Kontrol................................................................. 26

3. 3.Metode Penarikan Sampel ............................................................. 273. 4. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 273. 5.Metode Pengujian Data .................................................................. 28

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 281. Uji Normalitas................................................................... 282. Uji Multikolinearitas........................................................ 313. Uji Autokorelasi............................................................... 33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan..................................................................................... 374.2 Implikasi Manajerial....................................................................... 374.3 Keterbatasan Penelitian................................................................... 384.4 Saran............................................................................................... 38

2

Page 3: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Tabel Hasil Pengujian Multikolinieritas Model 1.................................. 32Tabel 2. Tabel Hasil Pengujian Multikolinieritas Model 2.................................. 32Tabel 3. Tabel Hasil Pengujian Multikolinieritas Model 3.................................. 33Tabel 4. Tabel Hasil Pengujian Autokorelasi Model 1........................................ 34Tabel 5. Tabel Hasil Pengujian Autokorelasi Model 2........................................ 35Tabel 6. Tabel Hasil Pengujian Autokorelasi Model 3........................................ 36

3

Page 4: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 3.1. Grafik P-Plot Model 1................................................................... 29Gambar 3.2. Grafik P-Plot Model 2................................................................... 30Gambar 3.3. Grafik P-Plot Model 3................................................................... 31Gambar 3.4. Tabel Keputusan Autokorelasi...................................................... 34Gambar 3.5. Uji Autokorelasi Model 1.............................................................. 35Gambar 3.6. Uji Autokorelasi Model 2.............................................................. 36

4

Page 5: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya perusahaan menginginkan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-

besarnya sebagai tujuan utama dari semua perusahaan.Namun untuk mencapai keuntungan

tersebut, perusahaan seringkali mengabaikan dampak yang ditimbulkan. Perusahaan hanya

mementingkan keuntungan tanpa memikirkan dampak kerugian yang akan ditimbulkan di sekitar

perusahaan. Dampak yang seringkali diabaikan perusahaan ialah dampak sosial, dampak

lingkungan dari setiap aktivitas atau tindakan ekonomi perusahaan.Kegiatan konsumsi yang

dilakukan perusahaan berpotensi menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan, misalnya

penggundulan hutan, polusi udara dan air, dan perubahan iklim. Selain itu kasus pembakaran

hutan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, masalah

pemberdayaan masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport di Papua, dan konflik

masyarakat Aceh dengan Exxon mobil yang mengelola gas bumi di Arun membuat 20

masyarakat selalu berpandangan negatif akan kegiatan operasional suatu entitas bisnis

(www.csrindonesia.com, 2008).

Dengan kata lain, perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya tidak hanya

memperhatikan aspek ekonomi saja seperti laba, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial

dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, dorongan perusahaan untuk melakukan CSR adalah karena

adanya Undang-undang Perseron Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 yang diberlakukan pada 16

Agustus 2007. Pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa “Perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan.”

Perbincangan mengenai perkembangan CSR di Indonesia kian hari kian marak.CSR telah

berkembang sejak era 1970-an. Pada era tersebut dicetuskan agar pemerintah melakukan

intervensi yang bertujuan memperluas ruang lingkup CSR. Ruang lingkup CSR tidak hanya

mencakup tanggung jawab korporasi pemegang saham, tetapi juga kepada karyawan, konsumen,

pemasok, masyarakat, terciptanya udara bersih, air bersih, dan konsisten lain dimana perusahaan

5

Page 6: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

melakukan aktivitas usahanya. Selain itu, CSR juga membahas bagaimana suatu perusahaan

berhasil melakukan CSR yang berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan, hal tersebut

dapat memberikan motivasi kepada perusahaan lain untuk ikut berkonstribusi dan berhasil dalam

melakukan CSR. Oleh sebab itu CSR saat ini merupakan salah satu faktor non-keuangan yang

diperhatikan oleh investor sebelum investor menginvestasikan sebagian dananya pada

perusahaan tersebut (Azheri, 2011).

Sebuah riset yang dilakukan oleh Roper Starch Worldwide (1997) menunjukkan 75%

responden memberi nilai lebih kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang

memberi konstribusi nyata kepada komunitas melalui program pengembangan CSR.Sekitar 66%

responden juga menunjukkan mereka siap berganti merek kepada perusahaan yang memiliki

citra yang positif. Adapula hasil penelitian The Millenium Poll on CSR (1999) yang dilakukan

oleh Environics International (Toroto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales

Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa

dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek

terhadap karyawan, dampak lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sangat

berperan sedangkan 40% citra perusahaan dan brand image yang akan mempengaruhi kinerja

keungan perusahaannya.

Melihat perkembangan CSR didunia sangat mendorong para peneliti untuk mengetahui

apakah ada keterkaitan antara CSR dengan kinerja keuangan perushaan. Menurut penelitian

Gerard Hirigoyen dan Thierry Poulain-Rehm (2015) yang meneliti sebanyak 329 perusahaan

sebagai sampel di Amerika Utara yang terdaftar di tiga wilayah geografis ( Amerika Serikat,

Eropa dan Wilayah Asia-Pasifik) periode 2009 dan 2010 menguji hubungan antara CSR dan

kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan yang lebih besar dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik.Sehingga

adanya hubungan positif antara tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangan

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Preston dan O’Bannod (1997) juga menyatakan

bahwa terdapat hubungan positif antara CSR dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga

kinerja perusahaan akan semakin baik. Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Wright dan

Ferris (1997) menyatakan bahwa CSR memiliki hubungan negatif dengan kinerja keuangan

perusahaan. Pada umumnya, pengungkapan CSR diukur dengan menggunakan metode content

6

Page 7: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

analysis, yaitu membagi informasi yang diungkapkan ke dalam aspek-aspek tanggung jawab

sosial perusahaan yang ingin dianalisis dan memberikan nilai (scoring) terhadap indikator yang

diungkapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dilakukan penelitian ulang untuk

menganalisis hubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Maka penelitian ini diberi judul “Hubungan Corporate Social Responsibility Terhadap

Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara Corporate

Social Responsibility terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara Corporate Social

Responsibility terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Manufaktur pada yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang berkepentingan :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi industri

manufaktur dalam menentukan kebijakan yang berpengaruh dengan corporate social

responsibility, sehingga akan dapat mendorong perusahaan kearah tercapainya keunggulan

bersaing dimasa kini dan akan datang, serta akan membawa perusahaan ke arah yang lebih

baik.

7

Page 8: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

2. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki trasparan dalam

mengungkapkan informasi dan memiliki kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang baik

dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada semua pihak yang

akan melakukan penelitian tentang hubungan CSR dan kinerja keuangan perusahaan.

1.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika ini dimaksudkan agar mempermudah pembahasan skripsi dalam memahami

masalah-masalah yang ada, maka penelitian ini dibagi dalam lima bab pembahasan dengan

urutan sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusanan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan yang merupakan uraian singkat

setiap bab dalam penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka, yaitu teori yang dianggap relevan

sebagai landasan untuk penyusunan rerangka konseptual.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai metode yang digunakan untuk

memecahkan permasalahan dalam penelitian yang terdiri dari rancangan

penelitian, variabel dan pengukuran, metode pengumpulan data dan metode

analisis data.

8

Page 9: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis yang berhubungan dengan

pembahasan penelitian.Bab ini terdiri dari deskripsi data, hasil analisis data dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan terhadap hasil analisis dan pembahasan yang

mengacu pada pencapaian tujuan penelitian, implikasi manajerial dan saran untuk

penelitian selanjutnya.

9

Page 10: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Stakeholder

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang

secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik

yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan

masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam

pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai

(value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha.(Freeman,

2004).

Teori Stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi

untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya

(pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak

lain).Dengan demikian keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang

diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chairiri, 2007).

Para Stakeholder pada dasarnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemakaian

sumber daya ekonomi yang ada di perusahaan.Oleh karena itu, “ketika stakeholder

mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan

memberikandengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder” (Ghozali dan Chairiri,

2007).Perusahaan melakukan wawancara terhadap para stakeholder untuk mengetahui

keinginan-keinginan stakeholder dan menyusun startegi perusahaan untuk memuaskannya.

Corporate Social Responsibility merupakan strategi perusahaan untuk memuaskan

keinginan para stakeholder,makin baik pengungkapan Corporate Social Responsibility yang

dilakukan perusahaan maka stakeholder akan makin terpuaskan dan akan memberikan dukungan

penuh kepada perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan untuk menaikan kinerja dan

mencapai laba.

10

Page 11: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

2.1.2 Teori Legitimasi

Teori lain yang melandasi Coroporate Social Responsibility adalah Teori

Legitimasi.Teori legitimasi dan teori stakeholder merupakan perspektif teori yang berada dalam

kerangka teori ekonomi politik, karena pengaruh masyarakat luas dapat menentukan alokasi

sumber keuangan dan sumber ekonomi lainnya, perusahaan cenderung menggunakan kinerja

berbasis lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan untuk membenarkan atau

melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat(Gray et al, 1995).

Legitimasi dapat memberikan mekanisme yang kuat untuk memahami pengungkapan

sukarela untuk lingkungan dan sosial yang dilakukan oleh perusahaan,dan pemahaman ini yang

nantinya akan mengarah ke debat public yang kritis,lebih jauh lagi teori legitimasi menunjukan

kepada peneliti dan masyarakat luas jalan untuk lebih peka terhadap isi pengungkapan

perusahaan (Villing, 2004).

11

Page 12: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Praktek Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk

menyelaraskan diri dengan norma masyarakat.Dengan adanya pengungkapan Corporate Social

Responsibility yang baik, maka diharapkan perusahaan akan mendapat legitimasi dari

masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja yang bertujuan untuk pencapaian keuntungan

perusahaan.Barkemeyer (2007) mengungkapkan bahwa penjelasan tentang kekuatan teori

legitimasi organisasi dalam kontenks tanggung jawab sosial perusahaan di negara berkembang

terdapat dua hal; pertama, kapabilitas untuk menempatkan motif maksimalisasi keuntungan

membuat gambaran lebih jelas tentang motivasi perusahaan memperbesar tanggung jawab

sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat untuk memasukkan faktor budaya yang membentuk

tekanan institusi yang berbeda dalam konteks yang berbeda.

2.1.3 Corporate Social Responsibility

Menurut Karagiorgos (2010) tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan

berkonstribusi terhadap pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga

kerjanya, komunitas lokal, dan masyarakat luas.Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan satu hal yang terus mengalami pembahasan dibidang bisnis. Keberadaannya sendiri

sudah ada sejak tahun 1950-an dimulai di Amerika Serikat (Banerjee, 2009). Pada masa itu

perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat seperti perusahaan telekomunikasi, perusahaan

minyak bumi, dan perusahaan otomotif merupakan industri-industri pelopor dalam hal tanggung

jawab sosial.Pengadaan CSR ini dapat berupa donasi, peningkatan kesejahteraan karyawan, serta

kegiatan-kegiatan religius.Perkembangan CSR kemudian lebih dikenal luas oleh masyarakat

setelah banyaknya penelitian tentang hal ini.Banyak literatur mengatakan bahwa awal periode

modern tentang CSR berasal dari publikasi oleh Howard R. Bowen dalam bukunya yang

berjudul Social Responsibilities of the Businessman (Caroll, 1999).

Sebagai lembaga usaha ditengah fokus utama memaksimalkan keuntungan, perusahaan

harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi untuk menjamin kelangsungan

hidup perusahaan (Azra dan Gustina, 2012). Namun tujuan dan misi perusahaan tidak akan

tercapai tanpa adanya kerja sama dengan masyarakat dan lingkungannya. Pertanggungjawaban

CSR diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting.Sustainability

Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan, dan sosial, pengaruh dan

12

Page 13: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

kinerja organisasi didalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainability development)

(ACCA, 2004).

CSR dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan

dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonmi, dan lingkungan, dan terus-menerus

memastikan bahwa dampaknya akan menguntungkan masyarakat dan lingkungan (Achda, 2006).

Tanggung jawab sosial mengacu pada kewajiban pengusaha untuk mengejar kebijakan-

kebijakan, untuk membuat keputusan, atau mengikuti tindakan yang diinginkan dari segi tujuan

dan nilai-nilai masyarakat kita.CSR dideskripsikan sebagai hubungan antara perusahaan terhadap

stakeholders (Crowther, 2008).

Menurut Gerard Hirigoyen dan Thierry Poulain-Rehm (2015) indikator CSR terdiri dari enam

indikator yaitu sebagai berikut :

1. Karyawan

Karyawan merupakan asset utama dalam satu perusahaan adalah hal yang sering

dikaitkan dalam edukasi bisnis.Hal ini sejalan bila dikaitkan dalam masalah CSR, dimana

karyawan merupakan penyambung lidah dari internal perusahaan ke khalayak

eksternal.Komitmen karyawan penting didapatkan bagi setiap perusahaan. Komitmen ini

merupakan pandangan karyawan terhadap masa depan mereka di perusahaan terkait dalam

kesediaan untuk membuat pengorbanan pribadi (Jaworski dan Kohli, 1993).

Berbicara karyawan dalam konteks CSR selalu dikaitkan dengan corporate

citizenship.Corporate citizenship menunjuk kegiatan dan proses organisasi yang diadopsi oleh

perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka (Maignan dan Ferrel, 1999). Dalam

penelitiannya, Carrol (1998) mengemukakan bahwa corporate citizenship yang baik adalah :

a. Menghasilkan profit (memenuhi tanggung jawab ekonomi dan tidak membebani

karyawannya)

b. Mentaati peraturan (memenuhi tanggung jawab hukum yang berlaku)

c. Berperilaku etis (memenuhi tanggung jawab etik dan responsif)

d. Berkontribusi dalam kegiatan amal perusahaan (memenuhi tanggung jawab

melalui badan atau lembaga sosial)

13

Page 14: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Pelatihan karyawan penting untuk perusahaan yang ingin memperoleh keuntungan antara

pesaing bisnis.Ada perdebatan signifikan di kalangan profesional dan akademisi bahwa pelatihan

memiliki pengaruh pada kedua karyawan untuk tujuan organisasi.Karyawaan mengikuti

pelatihan dengan harapan dan kebutuhan yang spesifik (Brum, 2007).Pelatihan karyawaan

diharapkan dapat menjadi suatu investasi untuk perusahaan kedepannya.

Untuk membuat setiap karyawaan terkait dengan nilai-nilai perusahaan dibutuhkan

dorongan untuk menaikkannya.Kompensasi adalah salah satu hal yang umum dan wajib

diberikan bagi setiap karyawan yang bekerja di satu perusahaan.Pemberiaan kompensasi juga

diharapkan sebagai bentuk keterkaitan karyawan dengan perusahaan.Karena itu kehadirannya

sering disandingkan dengan motivasi karyawan.

Dalam penelitiannya, Collier dan Esteban (2007) mengemukakan bahwa persepsi

karyawan terhadap perusahaan merupakan hal yang penting karena Pertama, karyawan yang

berkomitmen dengan nilai-nilai organisasi merupakan pengaruh yang signifikan terhadap

kesediaan mereka bekerja dengan program yang etis. Kedua, persepsi karyawan terhadap

keadilan bekerja merupakan cerminan dari aksi etik perusahaan itu sendiri. Ketiga, persepsi

karyawan bahwa kebijakan CSR merupakan perintah dari atasan akan memberikan gambaran

bahwa kebijakan CSR merupakan perintah dari atasan akan memberikan gambaran bahwa CSR

adalah satu hal yang berasal dari pemimpin perusahaan yang merupakan kelompok-kelompok

yang bertanggung jawab.

Jika karyawan puas pada perusahaan tempatnya bekerja, maka ia akan

merekomendasikan kepada keluarga dan teman-temannya (Bhattacharya et l., 2008). Tentu ini

menjadi salah satu keuntungan yang dapat disampaikan kepada eksternal perusahaan. Kegiatan

CSR dapat meningkatkan motivasi karyawan perusahaan lewat berbagai cara dan kondisi. Dalam

penelitiannya, Stancu et. al. (2011) menjelaskan bahwa dengan menghargai hak karyawan, upah

yang adil, dan keselamatan kerja yang merupakan dimensi paling sering dicitrakan oleh

perusahaan.Motivasi yang demikian perlu dijalankan karna dapat menguntungkan tidak hanya

dari sisi karyawan namun juga perusahaan.Dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik dan

mengembangkan strategi pemasaran internal perusahaan dapat merangsang produktivitas dan

kepuasan antara karyawan.

14

Page 15: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

2. Hak Asasi Manusia di Tempat Kerja

Keadilan di tempat kerja diperlukan agar tidak ada diskriminasi antara sesame pekerja.

Adil ditemapt kerja mencakup pembagian gaji yang sama, tidak adanya diskriminasi gender,

mendapat sarana pelatihan pengembangan kemampuan yang sama, dll. Perlakuan adil di tempat

kerja memang sangat diperlukan agar tidak ada diskriminasi antar sesama pekerja, semua bisa

dapat perlakuan, kesempatan dan penghargaan yang sama.

Kondisi adil dalam lingkungan kerja adalah kondisi dimana pekerja mendapat

kesempatan dan perlakuan yang sama dalam melaksanakan pekerjaanya. Seperti yang tertulis

pada pasal 5 dan 6 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, pemmerintah

menjamin pekerja untuk mendapat hak dan perlakuan yang sama tanpa adanya diskriminasi

dalam bentuk apapun seperti dalam :

a. Pembagian kerja yang sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab

b. Pembagian gaji

c. Jenjang karir

d. Diskriminasi gender

e. Sarana pengembangan kemampuan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 mengatur mengenai

ketenagakerjaan. Peraturan tersebut mencakup hak setiap pekerja untuk memperoleh

perlindungan dalam menjalankan pekerjaannya yang tertulis dalam pasal 86 ayat 1 yang

berbunyi: Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Kesempatan dan kesehatan kerja;

b. Moral dan kesusilaan; dan

c. Perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

Pasal 5 dan 6 UU No. 13 / 2003 juga menjadi strategi nasional kesempatan dan perlakuan

yang sama dalam pekerjaan, mengamanatkan hal-hal sebagai berikut: “Setiap tenaga kerja

memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan” ( Pasal 5 )

15

Page 16: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

dan “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari

pengusaha” ( Pasal 6 ).

Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No. 100 tentang pengupahan yang sama untuk

pekerjaan yang sama nilainya. Dijelaskan dalam Undang-Undang N0.80 tahun 1957 Pasal 1

yaitu : “Memberikan kejelasan mengenai istilah pengupahan yang sama bagi buruh laki-laki dan

perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya menunjuk kepada nilai pengupahan yang

dilakukan tanpa membedakan jenis kelamin”. Indonesia juga telah meratifikasi Konveksi ILO

No. 111 tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan Jabatan. Dijelaskan dalam Undang-Undang

No. 21 tahun 1999 Pasal 1 yaitu: “Mempromosikan kesempatan dan perlakuan yang sama dan

menghilangkan segala bentuk diskriminasi langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan

dan jabatan berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, aliran politik, suku, dan status

sosial.

3. Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola perusahaan adalah sistem yang menjelaskan bagaimana suatu perusahaan

menentukan tujuan, serta bagaimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan.Tata kelola

perusahaan bertujuan untuk memenuhi harapan stakeholder, membangun lingkungan kerja yang

transparan dan meningkatkan daya saing perusahaan.Aljifri & Mustafa (2012) melakukan

penelitian yang menunjukkan bahwa board size memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan.

Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) merupakan proses dan struktur yang

digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusan-urusan perusahaan, dalam

rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan utama

mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders yang lain (Malaysian Finance Committee on Corporate Governance,

1999).

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia atau FCGI Corporate

Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham,

pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan

eksternal lainnya sehubung dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem

yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

16

Page 17: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Keputusan Menteri BUMN Nomer Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa

Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu organ BUMN

untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai

pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

Good corporate governance juga merupakan sistem yang harus menjamin terpenuhinya

kewajiban perusahaan kepada shareholders dan seluruh stakeholders, danharus mampu

bekerjasama dengan stakeholders dalam mencapai tujuan perusahaan. Buruknya hubungan

perusahaan dengan stakeholders dapat menimbulkan hambatan dan gangguan pada jalannya

operasi perusahaan.

4. Komunitas

Penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Inggris ditemukan bahwa

dengan skor kinerja sosial komunitas yang lebih tinggi justru membawa hasil yang lebih rendah

dari nilai perusahaan. McGuire et. al. (1988) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

pertanggungjawaban sosial perusahaan dapat menanggulangi resiko-resiko perusahaan terkait

dengan stakeholdes.Stakeholders disini dapat berupa komunitas yang mana berinteraksi langsung

dengan aktivitas bisnis perusahaan. Namun komunitas tidak berdampak signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan pada penelitian yang dilakukan oleh Brammer et. al. (2006).

Perusahaan yang beraktivitas di lingkungan setempat akan memiliki dampak timbal balik

dengan komunitas setempatnya. Komunitas penting diperhitungkan terlebih untuk

mempertahankan sustainability business suatu perusahaan. Dalam penelitiannya, Marquis (2007)

mengatakan ada dua alasan mengapa komunitas menjadi faktor penting :

a. Pemahaman lokal, norma, dan aturan dapat berfungsi sebagai batu ujian untuk

melegitimasi tindakan sosial perusahaan.

b. Tindakan sosial perusahaan umumnya ditunjukan kepada pihak lokal karena disitulah

tempat bisnis berjalan.

Mustafa et. al. (2012) juga berpendapat bahwa dengan menjaga norma dan hubungan yang baik

terhadap komunitas setempat dapat membawa kinerja keuangan perusahaan kearah yang baik.

17

Page 18: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

5. Lingkungan

Telah ditetapkan pada Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang berbagai macam hal

yang menyangkut tentang pengelolaan lingkungan hidup. Dari undang-undang tersebut, definisi

dari lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Preferensi masyarakat terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat.Ini menjadi

penting bagi perusahaan karena dapat menjadi satu acuan bagaimana bisnisnya harus

dijalankan.Lingkungan sekitar tempat bisnis berjalan juga perlu diperhatikan (Young et. al.,

2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aras et. al. (2010) menjelaskan bahwa lingkungan

dapat menaikkan kinerja keuangan perusahaan.Hal ini juga dijelaskan pada penelitian oleh

Rakhiemah dan Agustia (2012) dijelaskan bahwa lingkungan tidak berdampak signifikan

terhadap kinerja financial perusahaan. Namun pada penelitian oleh Mwangi et. al. (2013) dimana

tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar memberi pengaruh positif terhadap

kinerja keuangan.

Dalam menjalankan bisnisnya, setiap perusahaan membuat dampak yang berarti terhadap

lingkungannya.Untuk itu diperlukan kegiatan yang ramah lingkungan sebagai timbal balik untuk

aktivitas yang dijalankan.Banyak perusahaan yang fokus mengutamakan kepentingan

lingkungan. Selain dapat menjadi salah satu daya tarik investor akan reputasi green company

juga untuk menjaga keberlangsungan bisnis.

6. Perilaku Pasar

Menurut Farina (2013) perilaku pasar adalah pola kebiasaan pasar meliputi proses

(mental) pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual atau organisasional terhadap

produk tertentu, konsisten selama periode waktu tertentu. Pemahaman terhadap profil dan

perilaku pasar akan menjelaskan tentang :

a. Informasi statistik mampu menjawab siapa, apa, beberapa, kapan, dan dimana pembelian

dilakukan. Jenis luas dan peranan individual dalam pasar yang memerlukan produk

tertentu (jenis, jumlah, frekuensi, tempat pembelian) sekarang maupun masa mendatang.

b. Informasi Psikolojik menjelaskan mengapa seseorang membeli atau menolak suatu

produk. Meliputi peranan motivasi, persepsi, pemahaman, sikap, kepercayaan, dan

18

Page 19: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

kepribadian seseorang yang mendasari tindakan pengambilan keputusan atau tindakan

melakukan kegiatan tertentu (membeli atau tidak membeli).

c. Informasi Dinamik menjelaskan bagaimana proses pembelian terjadi. Proses pembelian

merupakan proses individu untuk mengatasi persoalan yang dihadapi konsumen dalam

usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Perkembangan CSR di Indonesia

Tsoutsoura (2004) menjelaskan bahwa perusahaan yang melakukan CSR membuat

perusahaan memiliki citra positif yang mempengaruhi kinerja keuangan dan menarik

investor.Perusahaan dapat terlibat dalam CSR dalam rangka meningkatkan reputasi, brand, dan

kepercayaan yang tindakan perusahaan tersebut dapat menarik investor baru yang sadar sosial,

pelanggan “hijau” dan dapat meningkatkan profitabilitas dan daya saing mereka.

Setelah tahun 2007 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Perseroan

Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, yang pasal (1) berbunyi Perseroan yang menjalankan

kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dan pasal (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan di

perhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan

kepatuhan dan kewajaran, atau secara singkat menyiratkan bahwa perusahaan yang melakukan

kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab

sosial dan lingkungan (www.hukumonline.com). Salah satu jenis perusahaan yang berhubungan

dengan sumber daya alam yang dimaksud dalam Undang-Undang adalah perusahaan tambang,

minyak dan gas, kehutanan dan perkebunan (Dwi Kartini, 2009). Pada penelitian ini akan

difokuskan kepada perusahaan industri yang berada di Indonesia.

CSR sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1990-an. Bebrapa perusahaan telah lama

melakukan Corporate Social Activity (CSA) atau aktivitas sosial perusahaan (Azra dan Gustina,

2012). Ada beberapa manfaat-manfaat penerapan CSR bagi perusahaan (Radyati, 2014) antara

lain :

a. Meningkatkan citra perusahaan

b. Mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan

19

Page 20: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

c. Membedakan perusahaan dengan pesaingnya

d. Membuka akses untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan

e. Meningkatkan harga saham

2.1.4 Kinerja Keuangan

Suatu perusahaan akan dinilai melalui kinerja keuangannya. Kinerja keuangan dapat

dilihat pada laporan keungan yang rutin dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memberikan

informasi tentang kondisi internal perusahaan kepada khalayak eksternal.Kinerja perusahaan

yang diukur dalam penelitian ini mengacu pada kinerja laporan keuangan perusahaan di sektor

industri manufaktur. Menurut UU RI No.5 tahun 1984, Industri adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang

dengan8 nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya.

Dalam peraturan Presiden Republik Indonesia No.28 tahun 2008 tentang kebijakan

industri nasional, dikatakan bahwa industri manufaktur merupakan semua kegiatan ekonomi

yang menghasilkan barang dan jasa yang bukan tergolong primer. Yang dimaksudkan dengan

produk primer adalah produk-produk yang tergolongkan bahan mentah, yang dihasilkan oleh

kegiatan eksploitasi sumber daya alam hasil pertanian, kehutanan, kelautan, dan pertambangan

dengan kemungkinan mencakup produk pengolahan awal sampai dengan bentuk dan spesifikasi

teknis yang standar dan lazim diperdagangkan sebagai produk primer.

Laporan keuangan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan, berisi informasi yang

penting bagi pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajer perusahaan, investor, pemasok,

kreditur, pelanggan, karyawan, masyarakat, serta pemerintah yang diperlukan untuk mengukur

kondisi dan efisiensi perusahaan dalam menjalankan usahanya.Analisa dari laporan keuangan

bersifat relatif karena didasarkan dari pengetahuan dan pengukuran yang menggunakan

rasio.Rasio keuangan meliputi metode untuk menghitung, menginterprestasikan, menganalisis

dan mengawasi kinerja perusahaan. Rasio-rasio keuangan di bagi menjadi 5 (lima) kategori:

likuiditas, aktivitas, hutang (debt), profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio likuiditas, aktivitas,

hutang digunakan untuk mengukur tingkat risiko, rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur

tingkat pengembalian, sedangkan rasio pasar digunakan untuk mengukur tingkat rasio dan

tingkat pengembalian.Terdapat beberapa ukuran profitabilitas yang dihubungkan dengan

20

Page 21: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

penjualan, asset, modal, dan nilai saham.Jenis rasio profitabilitas terbagi atas common-size

income statement, earning per share, return on assets, dan return on common equity.Rasio

profitabilitas merupakan indikator efisiensi keseluruhan perusahaan.Rasio ini biasanya

digunakan sebagai ukuran untuk laba yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu

berdasarkan tingkat penjualan, asset, modal yang digunakan, kekayaan bersih, dan laba

persaham.Rasio profitabilitas dianggap sebagai indikator untuk pertumbuhan, keberhasilan dan

kontrol.Kreditor juga tertarik pada rasio profitabilitas karena rasio ini dapat menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga.Pemegang saham juga tertarik pada

profitabilitas dimana menunjukkan kemajuan dan tingkat pengembalian atas investasi mereka.

Untuk mengukur rasio profitabilitas, penelitian ini menggunakan return on assets sebagai

indikatornya sebagai ukuran kinerja keuangan perusahaan (Gitman dan Zutter, 2015).

Dalam penelitian yang dilakukan Enekwe et. al. (2014) menyatakan bahwa kinerja

keuangan perusahaan ditentukan oleh return on assets. Penelitian ini didukung oleh Akhtar et. al.

(2012) yang menyatakan bahwa return on assets merupakan indikator utama yang

mempengaruhi kinerja keuangan, yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba, namun penelitian lain dapat menambahkan variabel dependen lain seperti

return on equity dan income growth (Gweyi dan Karanja, 2013).

2.1.4.1 Return on Asset

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja

keuangan yang lazim digunakan. Pengukuran ROA banyak digunakan karena mencerminkan

baik profit margin dan asset turnover (Needles, 2010). ROA mengukur laba yang diperoleh oleh

perusahaan melalui penggunaan semua modal atau total investasi baik oleh kreditur dan pemilik

(Jones et al., 2011). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

atas aktiva yang dipergunakan (Margaretha, 2011).ROA dapat diukur melalui earning after tax

dibagi dengan total assets (Margaretha, 2011).

Return on assets digunakan untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (laba). Return on assets merupakan ukuran yang lebih baik untuk

menguji profitabilitas perusahaan dan diukur menggunakan laba bersih setelah pajak yang dibagi

dengan total asset. Lebih tinggi profitabilitas, maka nilai leverage akanlebih rendah (John dan

21

Page 22: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Muthusamy, 2011). Return on assets dihasilkan berdasarkan total asset di bawah tanggung jawab

manajemen. Return on asset mencerminkan dampak bersih keputusan manajemen dan tindakan

bersama terhadap lingkungan bisnis perusahaan selama periode waktu. Karena mencerminkan

efisiensi semua asset dibawah kendali manajemen, return on asset dapat diterapkan sebagai

kinerja (Khidmat dan Rehman, 2014). ROA mengukur kinerja perusahaan dengan profitabilitas

sebelum melakukan pembiayaan.Dengan memisahkan pembiayaan dan operasi, ROA

memberikan ukuran profitabilitas yang lebih baik dari asset tersebut (Janamrung dan

Issarawornrawanich, 2015).

Dapat disimpulkan bahwa return on asset dalam analisis laporan keuangan memiliki arti

yang sangat penting sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dan

meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, agar perusahaan tersebut diminati investor

karena tingkat pengembalian yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio ini

maka semakin baik nilai perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk membiayai investasi dan

memenuhi kewajibannya dengan menggunakan dana yang berasal dari laba ditahan. Apabila

return on asset menunjukkan persentase yang rendah maka dapat menjadi informasi yang

negative bagi para pemegang saham, sehingga mempengaruhi keputusan para investor manapun

calon investor untuk menempatkan dananya di perusahaan tersebut.

2.1.4.2 Return on Equity

Menurut Rinati (2008), Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelola modal yang di investasikan oleh

pemilik perusahaan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi pemegang

saham bahwa tingkat pengembalian investasi semakin tinggi. Return on Equity (ROE) adalah

rasio keuangan yang mengacu pada berapa banyak keuntungan perusahaan yang diperoleh

dibandingkan dengan jumlah total ekuitas pemegang saham yang di investasikan atau ditemukan

pada neraca (Ongore dan Kusa, 2013).

Return on Equity merupakan indikator pengukur kinerja keuangan yang membandingkan

antara net income dengan equity (Taswan, 2010). ROE adalah pengembalian atas ekuitas saham

biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang

saham.Semakin besar rasio ini maka tingkat pengenmbalian yang mampu dihasilkan perusahaan

22

Page 23: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

atas modal yang ditanamkan pemegang saham semakin besar dan kinerja keuangan semakin

baik. Return on Equity (ROE), mengukur pengembalian yang diperoleh atas investasi pemegang

saham di perusahaan, semakin besar rasio ini mengindikasi semakin baik kinerja perusahaan

(Gitman dan Zutter, 2015).

Return on Equity menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri (net

worth) secara efektif, serta mengukur profitabilitas investasi yang telah dibuat dari modal sendiri

atau pemegang saham perusahaan (Heikal et al., 2014). Ang (2001) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi rasio return on equity maka akan meningkatkan pertumbuhan laba. Return on

equity menunjukkan profitabilitas dari modal sendiri atau sering disebut sebagai profitabilitas

bisnis (Sawir, 2005). ROE mengukur kinerja perusahaan dengan profitabilitas setelah melakukan

pembiayaan dan tax expenses.ROE memberikan ukuran yang lebih baik dari net income dalam

kaitannya dengan ekuitas pemegang saham (Janamrung dan Issarawornrawanich, 2015).

2.1.4.3 Market to Book Ratio

Market to book ratio merupakan rasio perbandingan antara harga pasar per lembar saham

dengan nilai buku saham pada suatu perusahaan (Gitman, 2009). Market to book ratio dipandang

sebagai rasio yang bisa di gunakan untuk memprediksi stock return karna menggunakan proksi

harga pasar saham dalam pengukurannya. Semakin tinggi harga pasar saham, maka perusahaan

semakin berhasil menciptakan nilai bagi investor sehingga keuntungan yang diperoleh investor

juga meningkat (Fama dan French, 1995 ; Sartono, 2001). Jika nilai market to book ratio

meningkat, maka hal ini mengindikasikan bahwa nilai saham perusahaan dihargai diatas nilai

bukunya (Nathaniel, 2008) atau dengan kata lain nilai perusahaan dimata investor akan

meningkat (Martono, 2009).

Market to book ratio adalah ukuran relatif dari seberapa besar pertumbuhan bagi nilai

perusahaan dibandingkan dengan asset fisiknya.Dengan demikian, semakin besar pertumbuhan

yang diharapkan dan nilai pada rasio tersebut, semakin tinggi pula market to book ratio (Horne,

2002). Tingginya market to book ratio menunjukkan penilaian atau harapan investor terhadap

perusahaan. semakin tinggi rasio perusahaan, perusahaan dipandang semakin mempunyai

prospek yang baik. Artinya pembeli mau mengeluarkan uang ekstra, karena adanya harapan di

waktu yang akan datang dan demikian pula sebaliknya (I Made Sudana, 2011).

23

Page 24: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

2.1.5 Debt

Tingkat keuntungan dan tingkat utang perusahaan merupakan dua indikator utama untuk

memperkirakan kemampuan untuk membayar peminjam.Dengan demikian, investasi ditentukan

oleh tingkat keuntungan dan hutang.Hutang juga digunakan sebagai indikator dari soliditas

keuangan perusahaan dan dapat mengkondisikan biaya sumber daya eksternal atau akses

terhadap sumber daya tersebut (Soumaya, 2012).

Debt adalah rasio yang digunakan mengukur proposi total asset yang dibiayai oleh

kreditor. Debt ratio juga menjelaskan posisi hutang perusahaan yang menunjukkan besarnya

jumlah uang yang dimiliki pihak lain yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan profit.

Semakin tinggi rasio maka semakin besar jumlah dana dari kreditor yang digunakan untuk

membiayai investasi perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012).

Menurut Kebewar M (2013), rasio utang yang optimal didefinisikan sebagai salah satu

yang meminimalkan biaya modal bagi perusahaan, sekaligus juga memaksimalkan nilai

perusahaan, dengan kata lain, rasio utang yang optimal adalah salah satu yang memaksimalkan

profitabilitas perusahaan.

2.2 Kerangka Konseptual

Suatu perusahaan harus melakukan kegiatan CSR yang baik, sehingga dapat memberikan

keuntungan kepada perusahaan dan memberikan kesejahteraan kepada stakeholders.Sebagai

lembaga usaha ditengah fokus utama memaksimalkan keuntungan, perusahaan harus tetap

berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi untuk menjamin kelangsungan hidup

perusahaan (Azra dan Gustina, 2012). Namun tujuan dan misi perusahaan tidak akan tercapai

tanpa adanya kerja sama dengan masyarakat dan lingkungannya. Berdasarkan penelitian Gerard

Hirigoyen dan Thierry Poulain-Rehm (2015) kegiatan CSR yang dilakukan suatu perusahaan

memiliki 6 indikator CSR yang terdiri dari karyawan, hak asasi manusia, tata kelola perusahaan,

komunitas, lingkungan, dan perilaku pasar yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan.

Dalam penelitian Shoukat dan Muhamad (2014) mengungkapkan bahwa terdapat

pengaruh antara CSR dengan ROA.Hal ini karena kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan

dianggap efektif untuk memacu peningkatan presentase ROA. Sehingga, semakin besar

pengungkapan CSR, maka ROA akan semakin meningkat. ROE adalah rasio laba bersih

24

Page 25: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

terhadap total ekuitas.Shoukat dan Muhamad (2014) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh

antara CSR dengan ROE.CSR menjadi salah satu tolak ukur investor dalam menentukkan

besarnya investasi saham pada perusahaan. Sehingga, semakin besar pengungkapan CSR, maka

ROE akan semakin meningkat. Market to book ratio merupakan faktor resiko yang harus di

perhatikan oleh para investor, karena market to book ratio yang tinggi dapat dijadikan indikator

bahwa perusahaan tersebut masih undervalue. Riyanto (1995) menyatakan bahwa market to book

ratio merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan

melalui harga pasarnya, semakin rendah rasio ini menandakan semakin tinggi perusahaan di nilai

oleh para investor.Nila (harga) pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang di tentukan oleh pelaku pasar. Oleh karna itu terdapat pengaruh antara CSR dengan

market to book ratio. CSR dianggap mempengaruhi laba perlembar saham yang akan diperoleh

perusahaan. Sehingga, investor akan mempertimbangkan kegiatan CSR yang dilakukan oleh

perusahaan. Menurut penelitian Kasmir (2010) menyatakan bahwa apabila rasionya tinggi,

artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka sulit untuk perusahaan memperoleh

tambahan pinjaman karna di khawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya

dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil

perusahaan dibiayai dengan hutang.Tingkat debt operasi yang tinggi memiliki konsekuensi

bahwa perubahaan pendapatan dalam jumlah yang relative kecil akan mengakibatkan

perubahaan yang besar dalam kinerja keuangan perusahaan. Menurut penelitian Gerard

Hirigoyen dan Thierry Poulain-Rehm (2015) menyatakan antara tanggung jawab sosial

perusahaan yang terdiri dari enam indikator dengan kinerja keuangan perusahaan (ROA,ROE,

Market to book ratio) memiliki hubungan positif. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat

dibentuk rerangka konseptual sebagai berikut :

25

Page 26: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Gambar 1.

Rerangka Konseptual

2.3 Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return On Assets (ROA)

Hasil penelitian Santoso A.H dan Feliana Y.K (2013) di Indonesia yang menggunakan

sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 menemukan CSR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Kegiatan CSR membuat perusahaan untuk

mengembangkan kompetensi baru dalam mengelola sumber daya secara efektif.Husnan dan

Pamudji (2013) di Indonesia yang menggunakan sampel perusahaan manufaktur periode 2008-

2011 juga menemukan pengaruh positif dari CSR terhadap ROA, karena pengungkapan CSR

merupakan bentuk keterbukaan informasi sosial yang dapat memberikan kepercayaan kepada

pihak eksternal.Penelitian Ahmed et al (2014) di Malaysia dengan sampel perusahaan yang

terdaftar di Bursa Malaysia periode 2007-2011 juga mendukung bahwa pengungkapan CSR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.Penelitian Hirigoyen dan Rehm (2015)

26

Variabel Independen

Corporate Social Responsibility

Karyawan Hak asasi manusia Tata kelola perusahaan Komunitas Lingkungan Perilaku Pasar

Variabel Dependen

Financial Performance

ROA ROE Market to book

ratio Variabel Control

Debt

Page 27: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

menemukan hasil yang serupa yaitu adanya hubungan yang positif antara CSR terhadap

ROA.Semakin besar CSR yang dilakukan maka semakin baik pula ROA yang didapatkan. Maka

hipotesis yang di ajukan adalah :

H1 : Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return

On Assets (ROA).

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return On Equity (ROE)

Hasil pengujian yang dilakukan oleh Chandrayanthi,A.A.A dan Saputra,I.D.G.D (2013)

di Indonesia dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2011 menemukan bahwa CSR memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROE. Penelitian Hirigoyen dan Rehm (2015)

menemukan hasil yang serupa adanya hubungan positif antara CSR terhadap ROE.ROE

menunjukkan keuntungan yang berasal dari modal yang disediakan oleh investor.Aktivitas CSR

dapat menjadi elemen yang menguntungkan dalam perusahaan karena memiliki dampak

produktif seperti terhadap efisiensi. Hasil serupa juga ditemukan oleh Ahmed et al (2014) di

Malaysia yang menemukan bahwa CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE dan

sama seperti penelitian yang dilakukan Tsoutsoura (2004) menyebutkan adanya hubungan positif

antara CSR terhadap ROE. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah :

H2 : Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return

On Equity (ROE).

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Market to Book Ratio

Nuryaman (2013) menemukan adanya hubungan positif antara CSR dengan Market to

Book Ratio. Hasil tersebut juga didukung oleh Shoukat (2014) mengemukakan bahwa CSR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Market to book ratio. Penelitian Gerard Hirigoyen

dan Thierry Poulain-Rehm (2015) menemukan hasil yang sama adanya hubungan positif antara

CSR terhadap market to book ratio. Dimana dalam menginvestasikan modalnya, investor akan

mempertimbangkan kegiatan CSR perusahaan sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial.

Sehingga, CSR menjadi berpengaruh terhadap harga saham ataupun ratio pasar. CSR dianggap

mempengaruhi laba perlembar saham yang akan diperoleh perusahaan. Oleh karna itu, para

27

Page 28: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

investor akan mempertimbangkan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil tersebut

juga didukung oleh hasil penelitian yang ditemukan oleh Vintila, Nenu E.A dan Ghergina S.C di

Buchares, Rumania (2014) dengan sampel industri yang berbeda-beda yang terdaftar di

Bucharest Stock Exchange, yang menyatakan perushaan yang terlibat dalam aksi sosial yang

bertanggung jawab memiliki kinerja yang lebih baik karena menarik konsumen, dan

meningkatkan reputasi, sehingga akan meningkatkan penjualan dan juga laba perushaan.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :

H3 : Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Market to

Book Ratio.

28

Page 29: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis karena

penelitian ini bertujan untuk menguji pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja

keuangan perusahaan.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple

regression dan jenis data yang digunakan adalah data panel.Subyek analisis dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode

masa penelitian 2010-2014.

3.2 Variabel dan Pengukuran

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.Kinerja keuangan adalah

suatu gambaran tentang kondisi suatu perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur

dengan menggunakan tiga indikator pengukuran sebagai berikut :

1. Return on equity

(Sumber :Hirigoyen dan Rehm, 2015).

2. Return on asssets

(Sumber :Hirigoyen dan Rehm, 2015).

3. Market to book ratio

29

ROE = net profit x 100%

total equity

ROA = net profit x100%

total assets

market capitalization

shareholder funds

Page 30: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

(Sumber : Hirigoyen dan Rehm, 2015).

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility.

Corporate Social Responsibility yang merupakan variabel independen pada penelitian ini diukur

melalui enam indikator yaitu :

1. Karyawan

2. Hak Asasi Manusia

3. Tata Kelola Perusahaan

4. Komunitas

5. Lingkungan

6. Perilaku pasar

Pengukuran dilakukan dengan metode content analysis, yaitu dengan memberikan skor

pada tiap indikator yang tersedia.Perhitungan CSR dilakukan dengan memberi skor pada tiap

poin yang terdapat di dalam daftar tabel lampiran.

Skor 0 : Jika tidak terdapat poin yang dimaksud pada laporan tahunan perusahaan.

Skor 100 : Jika terdapat poin yang dimaksud pada laporan tahunan perusahaan.

Skor-skor terkumpul kemudian dijumlahkan nilainya, sehingga tiap perusahaan akan

diwakili nilai CSRnya melalui karyawan, hak asasi manusia, tata kelola perusahaan, lingkungan,

komunitas, dan perilaku pasar.

(Sumber : Hirigoyen dan Rehm, 2015).

3. Variabel Kontrol

1. Debt

Debt adalah rasio yang digunakan mengukur proposi total asset yang dibiayai oleh

kreditor. Debt ratio juga menjelaskan posisi hutang perusahaan yang menunjukkan besarnya

jumlah uang yang dimiliki pihak lain yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan profit.

30

Page 31: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Semakin tinggi rasio maka semakin besar jumlah dana dari kreditor yang digunakan untuk

membiayai investasi perusahaan (Gitman dan Zutter, 2015). Debt dirumuskan dengan :

(Sumber :Gitman dan Zutter, 2015).

3.3 Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode

purposive sampling yang merupakan pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinyadiperoleh dengan menggunakan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan

dan rumusan masalah penelitian. Kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan mempunyai data laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2010-2014.

3. Perusahaan tetap listing selama periode penelitian

4. Mata uang yang digunakan perusahaan dalam bentuk nilai rupiah (IDR).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) atau data yang telah diolah seperti data hasil

penelitian kepustakaan, dan laporan yang berhubungan dengan penelitian ini yang telah

dipublikasikan. Data-data ini diperoleh dari website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Market Directory (ICMD). Data-data berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun dari tahun 2010-2014.

31

Page 32: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

3.5 Metode Pengujian Data

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis terhadap data, dalam penelitian ini dilakukan terlebih dahulu

pengujian terhadap data yang diperoleh, yaitu dengan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik

yang dilakukan adalah :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam model regresi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa variabel

dependen dan variabel independen pada penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak,

dimana model regresi yang baik yaitu telah terdistribusi normal atau mendekati normal.Untuk

pengujian normalitas data dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual.Pengujian normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Adapun dasar untuk pengembalian keputusannya

adalah sebagai berikut :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka

model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil pengujian normalitas dengan Grafikk P-P Plot ditunjukkan dengan gambar berikut:

32

Page 33: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Model 1 : Kinerja Keuangan diukur dengan ROA

Gambar 3.1

Grafik P-Plot

Model 1

Dilihat dari grafik P-P Plot tersebut (Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual) terlihat bahwa ternyata titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas di atas

dapat diketahui bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

33

Page 34: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Model 2 : Kinerja Keuangan diukur dengan ROE

Gambar 3.2

Grafik P-Plot

Model 2

Dilihat dari grafik P-P Plot tersebut (Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual) terlihat bahwa ternyata titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas di atas

dapat diketahui bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas

34

Page 35: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Model 3 : Kinerja Keuangan diukur dengan Market to book ratio

Gambar 3.3

Grafik P-Plot

Model 3

Dilihat dari grafik P-P Plot tersebut (Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual) terlihat bahwa ternyata titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas di atas

dapat diketahui bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan

langsung (berkorelasi).Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflatation Factor (VIF) lebih

besar dari 10 dan nilai toleransi lebih kecil 0.10. Hipotesis yang diuji adalalah :

Ho : Ada multikolinearitas

Ha : Tidak ada multikolinearitas

Kriteria keputusan pengujian multikolinearitas :

35

Page 36: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

a. Jika VIF > 10 atau toleransi < 0.10, maka Ho diterima, yang artinya ada multikolinearitas

antar variabel independen dalam model regresi.

b. Jika VIF < 10 atau toleransi > 0.10, maka Ho ditolak, yang artinya tidak ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Model 1 : Kinerja Keuangan diukur dengan ROA

Tabel 1.

Tabel Hasil Pengujian Multikolinieritas

Model 1

Variabel

Collinearity Statistics

KeputusanTolerance VIF

CSRR .993 1.007 Tidak ada multikolinearitas

Debt .995 1.005 Tidak ada multikolinearitas

Berdasarkantabel diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat multikolinearitas karena

seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan

bahwa model regresi yang digunakan terbebas dari permasalahan multikolinearitas.Hasil

pengujian multikolinearitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil regresi.

Model 2 : Kinerja Keuangan diukur dengan ROE

Tabel 2.

Tabel Hasil Pengujian Multikolinieritas

Model 2

Variabel

Collinearity Statistics

KeputusanTolerance VIF

CSRR .996 1.005 Tidak ada multikolinearitas

Debt .994 1.006 Tidak ada multikolinearitas

36

Page 37: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat multikolinearitas karena

seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan

bahwa model regresi yang digunakan terbebas dari permasalahan multikolinearitas.Hasil

pengujian multikolinearitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil regresi.

Model 3 : Kinerja Keuangan diukur dengan Market to book ratio

Tabel 3.

Tabel Hasil Pengujian Multikolinieritas

Model 3

Variabel

Collinearity Statistics

KeputusanTolerance VIF

CSRR .993 1.007 Tidak ada multikolinearitas

Debt .996 1.005 Tidak ada multikolinearitas

Berdasarkantabel diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat multikolinearitas karena

seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan

bahwa model regresi yang digunakan terbebas dari permasalahan multikolinearitas.Hasil

pengujian multikolinearitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada perode t-1

(sebelumnya).Jika ada korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.Mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Uji ini hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan

tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0)

37

Page 38: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Ha : Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Gambar 3.4

Tabel Keputusan Autokorelasi

Kriteria Ho Keputusan

0 < DW < DL Ditolak Ada autokorelasi positif

DL< DW < DU Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan

4 – DL< DW < 4 Ditolak Ada autokorelasi negative

4 – DU< DW < 4 - DL Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan

DU < DW < 4 - DU Diterima Tidak ada autokorelasi

Model 1 : Kinerja Keuangan diukur dengan ROA

Tabel 4.

Tabel Hasil Pengujian Autokoerasi

Model 1

N K dL du 4-du 4-dL dw Kesimpulan

330 3 1.7382 1.7990 2.2010 2.2618 1.995 Tidak ada autokolerasi

N = jumlah observasi

K = jumlah variabel bebas.

Berikut gambar daerah keputusan uji autokolerasi :

38

Page 39: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Gambar 3.5

Uji Autokolerasi

Model 1

Ada

Autokolerasi

PositifInconclusive Tidak ada

Autokolerasi

Inconclusive

Ada

Autokoleras

i Negatif

0 DL DU 2 4-DU 4-DL

Dari hasil uji autokorelasi gambar 3.5 diketahui bahwa model yang diteliti mempunyai

jumlah observasi sebesar 330, dengan jumlah variabel bebas sebesar 4.Maka didapat nilai batas

bawah (DL) sebesar 1.7382 dengan batas atas (Du) sebesar 1.7990.Hasil uji durbin Watson statistic

didapat sebesar 1.995 berada diareaDU< DW < 4 - DU atau berada diarea Tidak Ada

autokolerasi.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi yang

digunakan sehingga model layak untuk digunakan.

Model 2 : Kinerja Keuangan diukur dengan ROE

Tabel 5.

Tabel Hasil Pengujian Autokoerasi

Model 2

N K dL du 4-du 4-dL dw Kesimpulan

330 3 1.7382 1.7990 2.2010 2.2618 1.740 Tidak ada autokolerasi

N = jumlah observasi

K = jumlah variabel bebas.

39

1.7382 1.7990

Dw = 1.995

2.2010 2.2618

Page 40: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

Berikut gambar daerah keputusan uji autokolerasi :

Gambar 3.6

Uji Autokolerasi

Model 2

Ada

Autokolerasi

PositifInconclusive Tidak ada

Autokolerasi

Inconclusive

Ada

Autokolerasi

Negatif

0 DL DU 2 4-DU 4-DL

Dari hasil uji autokorelasi gambar 3.6 diketahui bahwa model yang diteliti mempunyai

jumlah observasi sebesar 330, dengan jumlah variabel bebas sebesar 4.Maka didapat nilai batas

bawah (DL) sebesar 1.7382 dengan batas atas (Du) sebesar 1.7990.Hasil uji durbin Watson statistic

didapat sebesar 1.740 berada diareaDU< DW < 4 - DU atau berada diarea Tidak Ada

autokolerasi.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi yang

digunakan sehingga model layak untuk digunakan.

Model 3 : Kinerja Keuangan diukur dengan Market to book ratio

Tabel 6.

Tabel Hasil Pengujian Autokoerasi

Model 3

N K dL du 4-du 4-dL dw Kesimpulan

330 3 1.7382 1.7990 2.2010 2.2618 2.014 Tidak ada autokolerasi

N = jumlah observasi

K = jumlah variabel bebas.

40

1.7382 1.7990

Dw = 1.740

2.2010 2.2618

Page 41: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruhCorporate Social Responsibility, Debt,

terhadap Return on Assets, Return on Equitydan Market to book ratiopada periode 2010-2014.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan serta diuraikan secara

keseluruhan di bab empat, maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut :

1. Corporate Social Responsibilitymemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapReturn on

Assets.

2. Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapReturn on

Equity.

3. Corporate Social Responsibilitytidak memiliki pengaruh terhadapMarket to book ratio.

4. Debt memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan ROE. Sedangkan Debtmemiliki

pengaruh negative terhadap Market to book ratio.

4.2 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa variabel

CSRdanDebtberpengaruhpositif terhadap ROA dan ROE. Sedangkan debt memiliki pengaruh

negative terhadap market to book ratio.sehingga implikasi manajerial dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatlkan kinerja keuangan sebaiknya perusahaan mempertimbangkan

kegiatan CSR. Dengan cara menambahkan kegiatan corporate social responsibility. Sehingga

perusahaan mendaptkan nilai yang positif atau image yang baik dari stakeholder. Sedangkan itu

perusahaan sebaiknya mengurangi penggunaan hutang untuk membiayai kegiatan oprasionalnya.

2. Bagi Investor

Jika investor ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan manufaktur, sebaiknya

investor berinvestasi pada perusahaan yang memiliki CSR yang baik. Karena dengan CSR yang

baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

41

Page 42: kisahprophet.files.wordpress.com€¦ · Web viewhubungan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa ... kerangka

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini terbatas pada perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Periode penelitian hanya 5 tahun yaitu antara 2010-2014

4.4 Saran

Berdasarkan hasil dan keterbatasan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Menambahkan jumlah sampel perusahaan selain manufaktur seperti telekomunikasi,

konstruksi dan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Melakukan penelitian dengan periode 8 tahun.

42