PENGARUH MANAJEMEN LABA, RISIKO PASAR DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PASAR (Studi Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) Titi Suhartati [email protected](Politeknik Negeri Jakarta) Hilda Rosietta [email protected](Universitas Indonesia) ABSTRACT This research examines the influence of earnings management, market risk and ownership structure upon market value. The earnings management indicated by discretional accrual, market risk (beta) and ownership structure (institutional and managerial). Secondary data taken from manufacture companies quoted in OSIRIS,ICMD, and IDX database for 2008-2009. While SBI interest rate date for 2007- 2010 is obtained from Bank Indonesia database. Study sample were taken from 110 manufacture firms listed in the JSX, on the period of 2008-2009. The sample selected based on purposive sampling method. The ordinary least squares regression was run to drive the conclusion in the significance level of 5% and 10%.The result of hypothesis test shows that earnings management, market risk, managerial ownership indicate positively significant influence on market value. Keywords: earnings managements, risk, ownership, market value. 1. Introduction Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen 1
57
Embed
staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/.../hilda.rosieta/publication/2013_-iv.doc · Web viewPerusahaan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang mempublikasikan laporan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH MANAJEMEN LABA, RISIKO PASAR DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PASAR
(Studi Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
This research examines the influence of earnings management, market risk and ownership structure upon market value. The earnings management indicated by discretional accrual, market risk (beta) and ownership structure (institutional and managerial). Secondary data taken from manufacture companies quoted in OSIRIS,ICMD, and IDX database for 2008-2009. While SBI interest rate date for 2007-2010 is obtained from Bank Indonesia database. Study sample were taken from 110 manufacture firms listed in the JSX, on the period of 2008-2009. The sample selected based on purposive sampling method. The ordinary least squares regression was run to drive the conclusion in the significance level of 5% and 10%.The result of hypothesis test shows that earnings management, market risk, managerial ownership indicate positively significant influence on market value.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sampai tahun 2008-2009. Metode pemilihan sampel penelitian menggunakan
metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan
pertimbangan tertentu. (Indriantoro dan Supomo, 2002:131), dengan berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
1) Perusahaan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang
mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan
lengkap dari tahun 2008-2009.
2) Perusahaan sampel memiliki komponen yang diperlukan sebagai variabel regresi
penelitian.
Hasil pemilihan sampel penelitian, dari 110 jumlah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2008-2009, yang memiliki data lengkap sesuai variabel penelitian
sejumlah 72 perusahaan. Daftar nama perusahaan sampel dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
3.2.1. Variabel Penelitian
Untul menguji hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini, maka variabel yang
digunakan penelitian ini, antara lain: variabel dependen nilai pasar dan variabel independen:
manajemen laba yang diukur dengan proksi discretionary accruals,risiko pasar (beta) dan
struktur kepemilikan. Selain variabel utama, penelitian ini menggunakan variabel kontrol atas
nilai pasar yaitu ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth) dan leverage.
3.2.2Operasionalisasi Variabel
Variabel independen nilai pasar (market value) dihitung dengan menggunakan model
Feltham-Ohlson (1996) dengan rumus:
Vt =Bt + ∑ Et (ROEt + 1- r) Bt-1
i=1 (1+ r)i
Keterangan:
13
Bt = nilai buku ekuitas (BVE) pada waktu tEt = nilai ekspektasi koefisien dari abnormal operating earningsROEt = ROE pada periode t+1 dan r merupakan cost of capital (COC)Vt = nilai intrinsik saham
COC dihitung dengan rumus model CAPM(Botosan, 1996)
COC = Rft + β(Rmt - Rft)
Rft = risk free (tingkat suku bunga Bank Indonesia)β = risiko pasar/beta sahamRmt = return market
Risiko saham/beta, return market dan return saham dihitung dengan rumus berikut:
(Jogiyanto, 2003)
Keterangan:Rm (return market) dan Ri (return saham)
Variabel independen manajemen laba diukur dengan menggunakan model Modified
Jones (1991) karena Dechow et al, (1995) menyatakan bahwa model ini memberikan
kekuatan statistik yang tinggi untuk mendeteksi adanya manipulasi laba.Pada model ini
discretionary accruals digunakan sebagai proksi dari manajemen laba. Jika terjadi
manajemen laba maka nilai discretionary accruals siginifikan. Sebelum menggunakan
model Jones (1991), maka dihitung dulu total akrual sesuai dengan rumusan Healy (1985),
TAit = total akrual pada tahun t untuk perusahaan i∆ Revit = perubahan pendapatan pada tahun t dan t-1PPEit = tota property, plant dan equipment pada tahun t
Ait-1 =total aset tahun t-1 e = error pada tahun t untuk perusahaan i i = perusahaan t = tahun ke1,2...(periode estimasi untuk perusahaan i)
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai discretionary accruals (DA) dapat
Jika manajemen melakukan manajemen laba maka akan diperoleh nilai discretionary
accruals positif atau negatif yang signifikan.
Variabel kontrol yang digunakan atas nilai pasar saham yaitu ukuran perusahaan (size),
pertumbuhan (growth) dan leverage (Lev), dengan operasionalisasi sebagai berikut:
Ukuran perusahaan(LSize) diukur menggunakan logarithma (log) dari total aset.
Pertumbuhan perusahaan menggunakan pertumbuhan dalam penjualan (Growth) yang
dihitung denganrumus:
Growth = sales tahun ini – s ales tahun sebelumnya
sales tahun sebelumnya
Mak and Kusnadi (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan terkait dengan nilai
perusahaan dan hubungannya positif dan signifikan.
Tingkat utang (Leverage) dihitung dengan membagi total liabilitas dengan total aset.
3.3. Model Persamaan Penelitian
15
Untuk menguji hipotesis maka dibuat model yang menjelaskan hubungan antar variabel yang
diteliti. Model disusun menggunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut:
MValue =
16
Keterangan:
DACC =discretionary accruals; Risk = risiko pasar (beta); Oins = kepemilikan institusional; Omgt = kepemilikan manajemen; ukuran perusahaan (LSize), pertumbuhan perusahaan (Growth) dan tingkat utang (Lev).
3.4. Pengolahan Data dan Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan program SPSS 17 dan Eviews 7 dalam mengolah data dan
melakukan pengujian statistik. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode regresi bergandauntuk menguji hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. (Winarno, 2009)
Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan metode regresi berganda, dilakukan
pengujian asumsi klasik. Hal ini dimaksudkan agar model regresi dapat menghasilkan
penduga (estimator) yang tidak bias. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi (Ghozali, 2005). Seluruh tabel dan
gambar hasil pengujian uji asumsi klasik disajikan pada Lampiran 3.
3.4.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov.Hasil uji
Kolmogorov Smirnov untuk uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 3.2. Uji normalitas
dalam pengujian ini menggunakan One-sample Kolmogorov Smirnov dengan tingkat
signifikansi 0,05. Jika probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) residualmodel regresi di atas 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
Selain menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, dilakukan analisis plot normalitas yang
diperlihatkan pada Gambar 3.2. Gambar tersebut memperlihatkan titik-titik berada di
sepanjang garis.Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel yang digunakan dalam
model regresi terdistribusi normal.
3.4.2. Uji Multikolinearitas
17
Pada matrik korelasi, jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.Selain
itu,uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor(VIF) dan
nilai toleranceTOL. Batas VIF adalah <10.Terlihat pada Tabel 3.3 bahwa nilai VIF<10 untuk
seluruh variabel penelitian, hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas
multikolinearitas.
3.4.3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi diuji dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (D-W). Uji D-W
merupakan salah satu uji untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi (Winarno, 2009).
Apabila koefisien D-W (d) akan berada di kisaran 1.54-2.46 maka tidak ditemukan adanya
autokorelasi.Koefisien Durbin-Watson menunjukkan angka 2,046 yang menunjukkan bahwa
dalam model penelitian tidak menunjukkan adanya autokorelasi antara satu residual dengan
residual observasi lainnya.
3.4.4. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-
Pagan-Godfrey (Winarno,2009). Pada uji ini, nilai residual absolut diregresi dengan variabel
Independent. Jika pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara statistis
adalah signifikan, maka terdapat heteroskedastisitas. Hasil uji Breusch-Pagan-Godfrey
dengan menggunakan software Eviews7 menunjukkan bahwa probabilitas untuk semua
variabel utama menunjukkan nilai yang tidak signifikan, artinya bahwa model regresi bebas
heteroskedastisitas.
3.5. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian atas model regresi berganda untuk menguji hipotesis menggunakan
SPSS 17 dengan menggunakan model persamaan (4) yang telah disusun yaitu:
Mvalue =
18
Signifikansi level yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah 1%,5% dan 10%.
Hasil regresi disajikan pada Tabel 3.6dan tabel 3.7 pada Lampiran 4. Menunjukkan bahwa
beberapa variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebanyak 15.5% (Adj-
R Squared=0,155), sisanya dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak
teridentifikasi dalam penelitian ini.Tabel 3.7 menyajikan koefisien hasil regresi, sehingga
membentuk model persamaan regresi penelitian ini, yaitu:
MValue =
Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan mengenai pengaruh variabel
independenterhadap variabel dependen.
4. Result
Dalam penelitian ini nilai discretionary accruals (DACC) digunakan sebagai proksi
adanya manajemen laba (earnings management) dan risiko sistematik (beta saham)
merupakan proksi dari risiko pasar (Risk). Sedangkan untuk variabel kepemilikan baik
institusi (OwIns) maupun manajerial (OMgt) dinilai berdasarkan jumlah kepemilikan saham
masing-masing yang dibandingkan dengan keseluruhan jumlah saham beredar.
Tabel hasil perhitungan nilai DACC dan data statistik deskriptif disajikan pada Lampiran
2 dan Lampiran 4.
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Hasil pengolahan data penelitian yang mengacu pada metodologi yang digunakan telah
menghasilkan nilai hasil pengujian hipotesis dan hasil regresi yang telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya. Pada bagian ini akan diakukan analisis atas hasil statistik deskriptif tabel
4.1 dan ringkasan hasil regresi yang pada tabel 4.2. Selanjutnya analisis dan pembahasan
akan dikembangkan disesuaikan dengan tujuan penelitian.
19
Hasil pengujian statistik deskriptif yang diperlihatkan pada Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa variabel nilai saham (MValue) memiliki nilai rata-rata (mean)20,27 dengan nilai
maksimum 254,47, hal ini menunjukkan bahwa penilaian investor terhadap nilai saham pada
perusahaan sampel secara rata-rata masih rendah.Proksi manajemen laba (DACC)
menunjukkan nilai minimum negatif (-2,20) dan maksimum 0,95. Nilai rata-ratanya negatif
(-0,60) menunjukkan bahwa nilai discretionary accruals mendekati nilai 0, yang artinya
bahwa manajemen laba pada perusahaan sampel tidak bertujuaan untuk merekayasa laba
tetapi karena proses pencatatan akrual yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Nilai risiko pasar (Risk) menunjukkan nilai rata-rata 0,67dengan nilai minimum -4,5
dan maksimum2,32 memperlihatkan bahwa secara rata-rata beta saham pada perusahaan
sampel memiliki nilai dibawah angka 1, yang berarti memiliki risiko sistematik lebih kecil
dibandingkan risiko pasar.
Nilai kepemilikan institusi dalam perusahaan mempunyai proporsi yang tinggi atas
kepemilikan saham perusahaan. Sementara kepemilikan manajerial (OMgt) secara rata-rata
hanya 0,084 (8,4%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam perusahaan sampel
kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris masih sedikit dibandingkan kepemilikan
institusi yang memiliki rata-rata 0,197.
Untuk variabel kontrol ukuran perusahaan (LSize), Growth dan leverageuntuk
perusahaan sampel mempunyai nilai rata-tara diatas nilai minimum cukup jauh. Ukuran
perusahaan yang diproksikan total aset memiliki total aset yang cukup tinggi dengan nilai 12
mendekati nilai maksimum 13. Untuk growth, nilai rata-rata cukup rendah 11%
dibandingkan nilai maksimum 142%. Nilai leverage yang menunjukkan banyaknya hutang
perusahaan sampel memiliki nilai rata-rata 55% dengan nilai maksimum 88%. Menandakan
bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang cukup banyak.
20
4.2. Analisis Hasil Regresi
Tabel 4.2 menyajikan ringkasan atas hasil regresi atas variabel independen yang
dihubungkan dengan pengujian hipotesis dengan nilai p-value dari hasil Tabel 3.7
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Regresi
Variabel Independent Hasil (α =0.01, 0.05,0,10) Manajemen laba (DACC) positifsignifikan p-value = 0.053< 0.10Risiko Pasar (Risk)negatifsignifikan p-value = 0.074< 0.10Kepemilikan Institusi (OwIns) tidaksignifikan p-value = 0.163> 0.10Kepemilikan Manajerial (OMgt) positif signifikan p-value = 0.093< 0.10Ukuran Perusahaan (LSize) positif signifikan p-value = 0.095< 0.10Pertumbuhan Penjualan (Growth) positif signifikan p-value = 0.076< 0.10Ukuran Perusahaan (LSize) tidak signifikan p-value = 0.569> 0.10
Sumber: data diolah dari hasil regresi SPSS 17
4.2.1. Pengaruh Manajemen Labaterhadap Nilai Pasar
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa manajemen laba (earnings management)
signifikan (p-value = 0.053) berpengaruh terhadap nilai pasar dan mempunyai arah positif.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis awal (H1) bahwa terdapat pengaruh manajemen
labaterhadap nilai pasar. Hal ini sejalan dengan pendapat Fischer dan Rosenzweirg
(1995)bahwa earnings management adalah meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu
walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan
laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu keuntungan. Sloan (1996) menguji sifat
kandungan informasi komponen akrual dan komponen aliran kas apakah terefleksi dalam
harga saham. Terbukti bahwa kinerja laba yang berasal dari komponen akrual sebagai
aktifitas manajemen laba memiliki persistensi yang lebih rendah dibanding aliran kas. Laba
yang dilaporkan lebih besar dari aliran kas operasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan
saat tertentu, tidak untuk jangka panjang. Hal ini sejalan dengan Widjaja (2004) yang
menyatakan manajemen laba tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan
profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Manajemen laba dapat diartikan sebagai
21
suatu tindakan manajemen yang mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan
manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut
akan sangat mengganggu bahkan membahayakan perusahaan dan berakibat pada penurunan
nilai perusahaan (Mayangsari, 2001).
4.2.2. Pengaruh Risiko Pasarterhadap Nilai Pasar
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai risiko pasar signifikan (p-value =
0.074) berpengaruh terhadap nilai pasar dan mempunyai arah negatif. Hasil penelitian ini
mendukung hipotesis awal (H2) bahwa terdapat pengaruh risiko pasar terhadap nilai pasar.
Investor dalam berinvestasi selalu mempertimbangkan resiko, oleh karena itu selalu memilih
resiko sampai tingkat tertentu untuk mendapatkan gain yang maksimal. Pengurangan resiko
dapat dilakukan dengan memilih jenis saham yang berkinerja baik. Selain resiko dan kinerja
perusahaan, investor juga perlu memperhatikan transaction cost untuk menentukan lamanya
memegang financial asset tersebut (Amihud dan Mendelson, 1986).Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa tingkat resiko pasar yang tinggi dapat menurunkan nilai pasar karena
menyebakan investor tidak tertarik untuk melakukan investasi.Kothari dan Zimmerman
(1995) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki saham yang berisiko
rendah, informasi laba yang disampaikan akan direaksi positif oleh pasar, sehingga ERC
perusahaan tersebut tinggi. Sebaliknya, semakin berisiko return yang diharapkan di masa
yang akan datang dari suatu perusahaan, pemodal akan memberikan reaksi yang lebih rendah
terhadap laba yang tak terduga, hal tersebut berakibat pada nilai saham perusahaan.
4.2.3. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Pasar
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa struktur kepemilikan institusi tidak
signifikan (p-value = 0.163). Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis awal (H3a)
bahwa terdapat pengaruh kepemilikan institusi terhadap nilai pasar. Hasil ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya bahwa struktur kepemilikan yang terkonsentrasi oleh institusi akan
22
memudahkan pengendalian terhadap perusahaan, sehingga akan berdampak pada peningkatan
kinerja perusahaan. Mamduh (2003) menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan
institusional semakin baik kinerja perusahaan, mempunyai kemampuan untuk mengontrol
kinerja perusahaan sehingga semakin hati-hati manajemen dalam menjalankan
perusahaan.Hal ini kemungkinan disebabkan keberadaan kepemilikan institusi tidak secara
langsung terlibat dalam operasionalisasi perusahaan sehingga nilai pasar akan tergantung dari
kinerja perusahaan yang dilaksanakan oleh pihak lain/manajer. Sebab lain adalah kurangnya
pengendalian dari kepemilikan institusi terhadap kinerja manajemen pada perusahaan yang
memiliki kepemilikan manajerial cukup tinggi.Boediono (2005) menyatakan bahwa
persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapatmempengaruhi proses penyusunan
laporan keuangan tetapi tidak menutupkemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan
pihak manajemen (Boediono,2005).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan dan arahnya positif terhadap nilai perusahaan (p- value = 0.093).
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis awal (H3b) bahwa terdapat pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial,
pihak manajemen tentunya akan mengutamakan kepentingan pemegang saham karena
mereka juga sebagai pemegang saham. Manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham dimana hal ini juga akan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (Hartono dan Mahadwarta,2002). Sedangkan Suranta dan Machfoedz (2003)
mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih
tinggi ketika direktur memiliki bagian saham yang lebih besar.Hasil ini sejalan dengan
penelitian Ross et al (1999) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen
dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan
kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Semakin
23
terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan juga diprediksi akan meningkatkan nilai saham
perusahaan.
4.2.4. Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Nilai Perusahaan
Variabel control dalam model regresi penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan
(size), pertumbuhan penjualan (growth) dan leverage. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan signifikan berpengaruh terhadap nilai pasar (p-value
= 0.095) dan mempunyai arah positif sehingga semakin tinggi ukuran perusahaan maka
semakin meningkatkan nilai pasar. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Majamdar
(1997) yang menyatakan bahwa terjadi hubungan positif antara ukuran perusahaan (total
aset) dan kinerja perusahaan yang berakibat pada peningkatan harga saham.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa growth signifikan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (p-value = 0.076) dan mempunyai arah positif sehingga semakin bertambah
growth perusahaan maka semakin meningkatkan nilai pasar.Hasil ini sesuai dengan penelitian
Mak and Kusnadi (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan terkait dengan nilai
perusahaan dan hubungannya positif dan signifikan. Hal ini sejalan dengan teori dasar yang
menyatakan bahwa tingginya kinerja perusahaan memiliki kesempatan bertumbuh tinggi
(Darmawati, 2005).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa leverage tidak signifikan berpengaruh
terhadap nilai pasar (p-value = 0.569). Hasil ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh
leverage terhadap nilai pasar. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Dhaliwal et al, (1991)
bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih banyak hutang, setiap peningkatan laba
(sebelum bunga) akan dirasakan oleh pemberi pinjaman sebagai suatu keamanan. Jadi
peningkatan laba akan lebih banyak direspon oleh debtholder, bukan oleh
shareholdersehingga ERC perusahaan yang tinggi hutangnya akan lebih rendah (Dhaliwal et
al 1991) dibandingkan dengan perusahaan yang rendah hutangnya.Core dan Schrand (1999)
24
juga membuktikan bahwa reaksi harga saham terhadap laba yang tak terduga akan meningkat
pada saat perusahaan hampir menghadapi pelanggaran perjanjian hutang.
5. Conclusion, Limitation and Implication
5.1. Conclusion
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan, bahwa:Manajemen laba (earnings management) yang diproksikan dengan nilai
discretionary accruals signifikan berpengaruh terhadap nilai pasardan mempunyai arah
positif sehingga semakin tinggi nilai manajemenlaba maka akan meningkatkan nilai pasar;
Risiko pasar (systematic risk/beta) signifikan berpengaruh terhadap nilai pasardanmempunyai
arah positif sehingga semakin tinggi nilai risiko pasar maka akan semakinmeningkatkan nilai
pasar; Kepemilikan institusi (institutional ownership)tidak signifikan menunjukkan
peningkatan maupun penurunan jumlah kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap
nilai pasar;Kepemilikan manajerial (managerial ownership) signifikan berpengaruh terhadap
nilai pasar dan mempunyai arah positif sehingga semakin bertambah kepemilikan maka
semakin meningkatkan nilai pasar.
Variabel kontrol nilai perusahaan yang diproksikan dengan umur perusahaan (age),
pertumbuhan penjualan (sales growth) dan ukuran perusahaan/total aset (size) menunjukkan
hasil sebagai berikut:ukuran perusahaan signifikan berpengaruh terhadap nilai pasar dan
mempunyai arah positif; pertumbuhan penjualan signifikan berpengaruh terhadap nilai pasar
dan mempunyai arah positif; tingkat utang tidak signifikan.Dengan demikian hipotesis H1,
H2 dan H4 terbukti, sedangkan H3 tidak terbukti.
5.2. Limitation
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari database OSIRIS,
ICMD dan Laporan Keuangan atau Annual Report dari Bursa Efek Indonesia terkadang
terdapat perbedaan dalam jumlah sehingga terdapat kesulitan menentukan jumlah yang tepat.
25
Hal tersebut juga mempengaruhi nilai yang diperoleh terutama dalam melakukan pengukuran
nilai discretionary accrualssebagai proksi manajemen laba yang banyak menggunakan data
akuntansi.Keterbatasan lainnya adalah jumlah sampel penelitian yang terbatas sehingga hasil
penelitian yang diperoleh tidak bisa digeneralisasikan untuk industri yang tidak sejenis.
5.3. Implication and Future Research
Implikasi dari hasil penelitian ini terhadap perkembangan pasar modal terutama di
Indonesia, bahwa peningkatan manajemen laba dan risiko saham berpengaruh positif
terhadap peningkatan nilai pasar. Hasil ini memperlihatkan bahwa para investor tetap dapat
memperoleh return yang tinggi meski perusahaan melakukan manajemen laba.
Untuk penelitian mendatang, kemungkinan dapat digunakan proksi manajemen laba
(earnings management) lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik perusahaan di
Indonesia.Sampel penelitian diperluas baik dalam jumlah atau dalam waktu penelitian
sehingga menghasilkan kesimpulan yang memadai.
References
Anastasia, Njo. 2001. Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas Kristen Petra Vol.5 No.2: 123-131.
Anoraga, Pandji dan Pakarti Piji,. 2006. Pengantar Pasar Modal, Cetakan Kelima, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Ball, Ray and Philip Brown. 1968. “An Empirical Evaluation of Accounting Income Number”. Journal of Accounting Research. Vol 6
Beaver, William H. 1968. “The Information Content of Annual Earnings Announcement.” Journal of Accounting Research. pp.67-92 Beaver, William H. 2002. “Perspective on Recent Capital Market Research”. The Accounting Review. pp. 453-474
Bhagat, S., Black, B., 2002. The non-correlation between board independence and long term firm performance. Journal of Corporation Law, 27, 231–274.
Bjuggren, Per-Olof, Johan E. Eklund, dan Daniel Wiberg, 2007. Institutional Owners and Firm Performance. Working Paper, Royal Institute of Technology, Stockholm, February, pp 1-26.
26
Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan menggunakan Analisis Jalur, Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo,
Bonn, I., Yoshikawa, T. dan Phan, P. H. 2004, 'Effects of Board Structure on Firm Performance: A Comparison between Japan and Australia', Asian Business & Management, vol. 3, pp. 105-125.
Brigham and Ehrhardt. 2005. Financial Management: Theory And Practice, Eleventh Edition, Thomson South-Western Ohio, United States Of America
Brigham, Eugene F; Gapenski, Louis C. 2005. Financial Management Theory and Practice, Florida: Dryden Press.
Christie, A. A., and J. L. Zimmerman. 1994. “Efficient and Opportunistic Choice of Accounting Procedures: Corporate Control Contest. The Accounting Review. Vol. 69. October: 539 – 566.
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. 2006. Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com /
Dechow,P.M., R.G. Sloan. and A.P. Sweeney. 1995. “Detecting Earning Management”. The Accounting Review. Vol 70. pp 193-225
DeFond,M. dan C.W. Park. 1997. “Smoothing Income in Anticipation of Future Earning”. Journal of Accounting and Economics. Vol 23, pp.115-140.
Dhaliwal, Dan S., Micah Frankel, and Robert Trezervant. 1994. “The Taxable and Book Income Motivation for LIFO Layer Liquidation”. Journal of Accounting Research. Autumn. pp 278-287
Easton, P. D., and M. E. Zmijewski. 1989. Cross-sectional Variation in the Stock Market Response to Accounting Earning Announcement. Journal of Accounting and Economics. Vol. 11. July: 117 – 141.
Fidyati, Nisa. 2004. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Seasoned Equity Offering (SEO), Jurnal Ekonomi & Akuntansi, Vol .2, No. 1.
Fitdini, J. Eka. 2009. “Hubungan Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Dewan Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Likuiditas dengan Kondisi Financial Distress”. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Ghozali Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Guay, W. R., S. P. Kothari, and R. L. Watts. 1996. “A Market Based Evaluation of Discretionary Accrual Models. Journal of Accounting Research. Vol. 34. pp. 83 – 105.
Gul, F. A., S. Leung, dan B. Srinidhi. 2000. ”The Effect of Investment Opportunity Set and Debt Level on Earning – Returns Relationship and the Pricing of Discretionary Accruals.” Working Paper: 1 – 36.
Hartono, Jogiyanto dan Mahadwartha Putu Anom. 2002. Uji Teori Keagenan DalamHubungan Interpendensi antara Kebijakan Hutang dengan KebijakanDividen, Simposium Nasional Akuntansi V, Hal: 635-647.
27
Healy, P.M. 1985. “The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions”. Journal of Accounting and Economics. Vol 7. pp. 85-107
Healy,P.M., and J.M. Wahlen, 1998. “A Review of The Earning Management Literature and Its Implication for Standard Setting”, Working Paper.
Healy, P.M., and K.G. Palepu. 1993. “The Effect of Firm’s Financial Disclosure Strategies on Stock Prices”. Accounting Horizons. pp. 1-11
Hidayati, Siti Munfiah dan Zulaikha. 2003. “Analisis Perilaku Earning Management: Motivasi Minimalisasi Income Tax”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya
Ismiyanti, Fitri dan Mamduh M. H. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober, Surabaya.
Jensen, M.C. and W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. October. pp 305-360
Jiambalvo,J.1996. “Discussion of Causes and Consequences of Earnings Manipulation,Contemporary Accounting Research. Vol. 13. Spring, p.37-47.
Jogiyanto, H.M. 2003. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi 4. BPFE, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Jones, J. 1991. “Earning Management during Import Relief Investigation.” Accounting Research. Vol. 29. Autumn: 193 – 228.
Machfoedz, Mas’ud. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktek Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Juli. Hal 174-191
Mak, Y. T. and Kusnadi, Y. 2005. Size really matters: Further evidence on the negativerelationship between board size and firm value, Pacific-Basin Finance Journal, Vol.13, pp.301-318
Midiastuty, P.P. dan Machfoedz M. 2003. “AnalisaHubunganMekanismeCorporate GovarnancedanIndikasiManajemenLaba”,SimposiumNasionalAkuntansiVI, p 176-199.
Nasir, M., Arifin dan A. Suzanti. 2002. “Analisa Pengaruh Perataan Laba terhadap Risiko Pasar Saham dan Return Saham Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Kompak. Mei. pp 139-157
Nawari, 2010, Analisis Regresi dan SPSS 17, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Ohlson, James A. 1995. ”Earnings, Book Values, and dividends in Equity Valuation.”
dan Ukuran Perusahaan pada ManajemenLabadenganModelAkrual Khusus Perbankan”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, vol 6, no. 2, p 139-150.
Richardson, V.J. 1998 “Information Asymmetry and Earnings Management: Some Evidence”. http: // www.ssrn.com.
Rusdin. 2006. Pasar Modal. Alfabeta. Bandung.
28
Salno, Hanna dan Baridwan, Zaki. 2000. “Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol.3, Ni.1, hal 17-34.
Scott, W.R. 1997. Financial Accounting Theory. Prentice Hall Inc. New Jersey.Setiawati,LilisdanAinunNa’im,2000,“ManajemenLaba”,JurnalEkonomidanBisnis Indonesia,
vol.15, No.4, 424-441Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Sloan, R. 1996. “Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows
About Future Earning?”The Accounting Review. pp 289-315Subali, dan Zuhroh, Diana. 2002. “Analisis Pengaruh Transaction Cost terhadap Holding
Period Saham Biasa.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 5.No. 2, hal:193- 213.Subramanyam, K. 1995. “The Pricing of Discretionary Accruals”. Journal of Accounting and
Economics. Vol 22 August-December. pp. 249-281.Sudarma, M. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor lntern dan Faktor Ekstern
terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan (studi pada Industri yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta), Disertasi, Universitas Brawijaya
Suharli, Michell. 2005. Earning Management: Konsep, Penelitian, dan Implikasi terhadap Praktik Akuntansi, Balance, vol 2, no. 2, p 40-58
Sukartha, Made,2007,“Pengaruh ManajemenLaba,KepemilikanManajerial,dan Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan TargetAkuisisi”,JurnalRiset AkuntansiIndonesia,Vol.10,No.3 (September) Hal: 243-267
Sulistyanto, Sri H. 2008, Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris, Grasindo, Jakarta.Suranta, Eddy dan Machfoedz, Mas’ud. 2003. “Analisis Struktur Kepemilikan,
NilaiPerusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Universitas Airlangga Surabaya.
Suranta, Eddy dan Midiastuty, Pratana. 2003. Analisis Hubungan Struktur Kepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan dan Investasi dengan Model Persamaan Linier Simultan, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.1, hal. 54-68.
Suranta, Eddy dan Midiastuty, Pratana. 2004. Income Smoothing, Tobins Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan, Simposium Nasional AkuntansiVIII, 15-16 September Solo.
Ujiyanto, M dan Pramuka B. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.
Watts, Ross L. dan ZimmermanJerold L. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten – Year Perspective.” Accounting Review. Vol. 65. January: 131 – 156.
Wibisono, Haris. 2004. Pengaruh Earning Manajemen terhadap Kinerja di Seputar SEO. Tesis S2. Magister Sains Akuntansi UNDIP. Tidak Dipublikasikan.
Widiastuti, Tri 2009, “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan
29
TerhadapManejemenLaba:Studipada PerusahaanManufakturdiBEI”, Jurnal Maksi, vol. 9, no.1, p 30-41
Widyaningsih, Agnes U. 2001. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol.3, No.2, hal. 89-101.
Winarno, Wing W. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
30
AppendixLampiran 1
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
No Stock Company name1 ADES PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK2 AKRA PT AKR CORPORINDO TBK3 AKKU PT ANEKA KEMASINDO UTAMA TBK4 MYTX PT APAC CITRA CENTERTEX TBK5 AQUA PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI TBK6 AKPI PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY TBK7 ARGO PT ARGO PANTES TBK8 ARNA PT ARWANA CITRA MULIA9 POLY PT ASIA PACIFIC FIBERS TBK