BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature).Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula yang sering dan berkaitan (collateral). 2.1.1. Stres Kerja 2.1.1.1. Pengertian Stres Kerja Menurut Robbins dan Judge (2008:368) stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. 11
40
Embed
library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewHubungan yang dimiliki para karyawan dalam organisasi menjadi faktor yang diketahui dapat mempengaruhi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka
Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related
literature).Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai
peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian dan sebagainya) tentang
masalah yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan
yang dihadapi tetapi termasuk pula yang sering dan berkaitan (collateral).
2.1.1. Stres Kerja
2.1.1.1. Pengertian Stres Kerja
Menurut Robbins dan Judge (2008:368) stres adalah suatu kondisi
dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber
daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.
Menurut Veitzhal Rivai dan Ella Jauvani (2009:1008) menyebutkan
bahwa stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir,
dan kondisi seorang karyawan.
Menurut Sunyoto (2012:215) stres merupakan suatu kondisi dinamis
dimana seseorang dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan, atau 11
12
permintaan apa yang dia inginkan dan hasilnya dipersepsikan tidak pasti dan tidak
penting.
Menurut Cooper dalam Arnold (2005: 310), stres kerja merupakan sebuah
kekuatan yang mendorong faktor fisik maupun psikologis diluar jangkauan stabilitas,
membuat ketegangan dalam diri individu.
Menurut Luthans (2006:441) stres kerja didefinisikan sebagai respon adaptif
terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis atau
perilaku anggota organisasi.
Dari uraian diatas dapat didefinisikan bahwa stres kerja merupakan sebuah
kekuatan yang mendorong faktor fisik maupun psikologis diluar jangkauan stabilitas,
membuat ketegangan dalam diri individu. Dimana karena adanya kekuatan atau
gangguan yang muncul membuat kita mengalami ketegangan.
2.1.1.2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
Cooper dalam Arnold (2005: 395-410), terkait dengan seluruh jenis pekerjaan,
menjabarkan tujuh faktor yang menyebabkan stres kerja, antara lain:
1) Faktor – faktor intrinsik pekerjaan
a) Kondisi lingkungan yang kurang baik
Misalnya lingkungan kerja yang bising, pencahayaan kurang baik, tercium bau –
bauan, dan sebagainya.
b) Jam kerja yang lama dan kerja yang terlalu overload
13
Menurut Sparks et al dalam Arnold bahwa jam kerja yang panjang dan terus
menerus akan merusak kesehatan fisik dan psikologikal individu tersebut.
Adapun dua tipe kerja yang terlalu overload yaitu overload kuantitatif yaitu
banyaknya yang harus dikerjakan, dan overload kualitatif yaitu mengacu pada
pekerjaan yang terlalu sulit untuk seseorang.
c) Tingkat bahaya dan resiko yang dihadapi
Pekerjaan mempunyai resiko atau bahaya yang tinggi akan menghasilkan stress
yang tinggi.
d) Teknologi baru
Mengajarkan teknologi baru dengan metode yang lama akan menambah beban
karyawan yang sedang dilatih.
2) Peran dalam organisasi
e) Konflik peran dan ketidakjelasan peran
Konflik peran merupakan hasil dari ketidakkonsistenan harapan – harapan
berbagai pihak atau persepsi adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran dengan
kebutuhan, nilai-nilai individu, dan sebagainya. Sebagai akibatnya seseorang yang
mengalami konflik peran akan berada dalam suasana yang terombang-ambing,
terjepit, dan serba salah.
Selain konflik peran yang sudah dijelaskan diatas.Ketidakjelasan peran juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya stres di tempat kerja.
f) Tanggung jawab
14
Pada dasarnya, tanggung jawab terdiri dari dua macam yaitu tanggung jawab
terhadap orang, dan tanggung jawab terhadap sesuatu, termasuk anggaran, perlengkapan,
dan bangunan. Tanggung jawab terhadap orang lain lebih menyebabkan stres, lebih
menyebabkan jantung koroner daripada tanggung jawab terhadap sesuatu. Mempunyai
tanggung jawab terhadap orang biasanya memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
berinteraksi dengan sesama, menghadiri pertemuan-pertemuan, dan diharapkan dengan
batas waktu. Penelitian membuktikan bahwa senior eksekutif dan semakin besar
tanggung jawabnya, maka semakin besar kemungkinan terjadi resiko terkena penyakit
jantung koroner.
3) Hubungan dalam pekerjaan
Orang lain dan kita dapat menjadi sumber utama dari stres dan dukungan (Makin
et al., dalam Arnold (2005:405).
g) Hubungan dengan superior
Sosik dan Godshalk dalam Arnold (2005:406) telah menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan yang penuh inspirasi dapat secara signifikan mengurangin jumlah
stres kerja yang dialami bawahannya.
Untuk mengerti bagaimana cara mengelola atasan, penting untuk dapat
mengidentifikasi perbedaan jenis atasan. Cooper et al., dalam Arnold (2005:406)
menemukan bahwa terdapat prototype atasan, yaitu birokrat, yang otokrat, yang
lihay, manajer enggan terbuka. Masing-masing harus ditangani dengan berbeda
jika stres harus diminimalkan.
15
h) Hubungan antara rekan kerja
Stres di antara rekan kerja dapat timbul dari kompetisi dan konflik
pribadi.Kebanyakan orang menghabiskan begitu banyak waktu di tempat kerja,
hubungan antara rekan kerja dapat menjadi dukungan yang berharga, atau
sebaliknya dapat menjadi sumber stres yang besar. French dan Caplan dalam
Arnold (2005:407) menemukan bahwa dukungan yang kuat dari rekan-rekan kerja
akan meredakan ketegangan. Dukungan ini juga mengurangi efek tekanan kerja.
4) Pengembangan karir
i) Job insecurity
Perubahan-perubahan lingkungan menimbulkan masalah baru yang mempunyai
dampak pada perusahaan. Reorganisasi dirasakan perlu untuk dapat menghadapi
perubahan lingkungan dengan lebih baik.Sebagai akibatnya adalah adanya
pekerjaan lama yang hilang dan adanya pekerjaan baru. Setiap reorganisasi
menimbulkan ketidakpastian pekerjaan, yang merupakan sumber stres potensial.
j) Over and Under Promotion
Peluang yang kecil untuk promosi, baik karena keadaan tidak mengizinkan
maupun karena dilupakan, dapat merupakan pembangkit stres bagi tenaga kerja
yang merasa sudah waktunya mendapatkan promosi. Perilaku yang mengganggu,
16
semangat kerja yang rendah dan hubungan antar pribadi yang bermutu rendah,
berkaitan dengan stres dari kesenjangan yang dirasakan antara kedudukannya
sekarang di organisasi dengan kedudukan yang diharapkan. Sedangkan stres yang
timbul karena over-promotion memberikan kondisi beban kerja yang berlebihan
serta adanya tuntutan pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan
bakatnya.
k) Budaya dan Iklim Organisasi
Bagaimana para tenaga kerja mempersepsikan kebudayaan, kebiasaan, dan iklim
dari organisasi adalah penting dalam memahami sumber- sumber stres potensial
sebagai hasil dari beradanya mereka dalam organisasi: kepuasan dan
ketidakpuasan kerja berkaitan dengan penilaian dari struktur dan iklim organisasi.
l) Home-Work Interface
Home-Work Interface atau pekerjaan rumah antarmuka biasanya diberi label
‘konflik’ dalam literature stres. Konflik ini dapat berupa salah satu atau dari dua
arah: gangguan bekerja dengan keluarga (dimana tuntutan pekerjaan menciptakan
kesulitan untuk kehidupan rumah tangga) dan gangguan keluarga dengan
pekerjaan (dimana tuntutan kehidupan rumah tangga menciptakan kesulitan untuk
bekerja).
17
2.1.1.3. Gejala-Gejala Stress
Menurut Robbins (2008:375-377) seorang individu yang mengalami
tingkat stres yang tinggi dapat mengalami tiga kategori gejala umum yaitu:
1) Gejala fisiologis: perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak
jantung dan pernapasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit