Top Banner
Wawancara Psikiatrik PSIKIATRI FK UNSRI
63

Wawancara Psikiatrik

Oct 02, 2015

Download

Documents

pdureg_2012

psikiatrik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Wawancara Psikiatrik

    PSIKIATRI FK UNSRI

  • PendahuluanSurvei terhadap 700 pasien menunjukkan bahwa mereka kompak menganggap banyak dokter yang tidak meluangkan waktu untuk menyimak perasaan mereka, dokter tidak memiliki mengetahui masalah emosional dan latar belakang sosioekonomi keluarga mereka, dan dokter meningkatkan ketakutan mereka dengan menggunakan bahasa teknis yang tidak mereka mengerti

  • PendahuluanWawancara merupakan cara utama untuk mendapatkan data yang valid dan reliablePasien memegang kunci dari gangguan yang dialaminyaApabila pasien enggan, maka penilaian psikiatrik tidak dapat dilakukan dengan baik

  • PendahuluanPenguasaan teknik, pemilihan waktu dan situasi, serta pendekatan yang benar menjamin data yang lebih akuratPasien yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda pulaPasien yang sama pada saat yang berbeda terkadang juga bersikap beda dan membutuhkan pendekatan yang berbeda lagi

  • A 37-year-old woman, treated with a selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) for the last 2 years, saw a new psychiatrist on relocating to a new city. As part of the initial history, her new psychiatrist asked about sexual side effects from the antidepressant. She acknowledged that she had new-onset anorgasmia for 2 years since she had started the antidepressant. When asked why she had not discussed this with her previous psychiatrist, she said that he had never asked, and she was too embarrassed to spontaneously mention it.

  • Petunjuk UmumEmpati, bukan simpatiEvaluasi latar belakang dan sesuaikan pendekatanTidak mengulang topikTidak mengkonfrontasi atau memprovokasiPerhatikan jarak dan wilayahTidak mewawancara sendirianSelalu waspada

  • Tujuan WawancaraMendapatkan data mengenai:Identitas pasien dan narasumber lainSebab dan keluhan utamaRiwayat perjalanan penyakitRiwayat perkembangan organobiologikRiwayat premorbid, keluarga, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan sosioekonomiPemeriksaan status mentalFormulasi diagnosisDiagnosis multiaksial dan diagnosis bandingRencana tatalaksana dan prognosis

  • Gaya WawancaraDisorder-centeredBertujuan mencari psikopatologi untuk memenuhi kriteria diagnosisUntuk pasien kooperatifPatient-centeredBertujuan meredakan konflik intrapsikis terlebih dahuluUntuk pasien yang menantangKemampuan untuk bergerak di antaranya seringkali menjadi penentu efisiensi, reliabitas, validitas, dan kualitas data yang dihimpun

  • Komponen WawancaraRapport: dibangun untuk menjamin data yang diperoleh valid dan reliableTeknik: pendekatan dan cara untuk mencapai tujuan wawancaraPemeriksaan status mental: untuk menangkap psikopatologi

  • KOMPONEN WAWANCARA: RAPPORT

  • DefinisiRespon perasaan yang harmonis, yang bersifat spontan dan sadar, yang menunjang hubungan terapeutik yang konstruktif Mudah dibangun dengan pasien kooperatif (langsung dengan disorder-centered interviewing)Dengan pasien sulit, dianjurkan untuk beralih ke gaya patient-centered interviewing untuk membuatnya kooperatif dahulu

  • Kiat UmumMenempatkan pasien dan pemeriksa dalam keadaan yang nyamanMencari kesulitan pasien dan menunjukkan pengertianEvaluasi insight pasien dan menjadi temanMenunjukkan kemampuan diriMenunjukkan peran diriMenyeimbangkan peran empathic listener, expert, dan authority

  • Elemen Penentu Kualitas RapportPerspectiveComfortEmpathyInsight

    AllianceExpertiseGuidanceTrust

  • PerspectiveDisorder-centeredThe interviewer is in charge, knows diagnostic criteria of the disorder

    Patient-centeredPatient holds the key to the symptoms; without the patient's genuine contributions, a valid diagnosis cannot be made

    Langsung menegakkan diagnosis atau memenangkan hati pasien

  • ComfortDisorder-centeredMost patients quickly become comfortable with the interview situation; no special attention needed. Minor discomfort by the patient may be disregarded

    Patient-centeredThe patient and interviewer need to experience comfort. The interviewer has to address tension, especially with anxious and suspicious patients

    Deteksi ketidaknyamanan, usahakan menetralisirnya

  • EmpathyDisorder-centeredThe interviewer assesses symptoms and expresses understanding

    Patient-centeredThe interviewer assesses suffering and expresses empathy

    Menilai komponen emosi yang menyertai gejala dan ekspresikan perhatian (atau tiru ekspresi pasien)

  • InsightDisorder-centeredMost patients know they have a disorder

    Patient-centeredThe patient may not accept having a disorder. The interviewer has to decrease the distance between the patient's and the interviewer's view of the patient's psychiatric problems

    Evaluasi dan samakan persepsiSamai dulu, intervensi kemudian

  • AllianceDisorder-centeredThe interviewer cannot diagnose or treat the illness if the patient does not tell what is wrong. If the patient becomes uncooperative, the interviewer may remind the patient of that fact

    Patient-centeredStriving for alliance sets the tone of the interview. The interviewer identifies the patient's illness as the common enemy using the patient's level of insight

    Menjadi sekutu dalam menghadapi agreed and additional symptoms

  • ExpertiseDisorder-centeredThe interviewer uses a set of Diagnostic-Criteriaderived generic questions to assess psychiatric disorders

    Patient-centeredThe interviewer individualizes questions about the specific manifestations of the patient's disorders. The patient contributes the knowledge about his or her problems. The interviewer contributes his or her knowledge about psychiatric disorders and their treatment

    Menunjukkan pengetahuan dan pengalaman tanpa meremehkan pasien (dengan intelligent guess)

  • GuidanceDisorder-centeredUsually at the end of the interview, the interviewer discusses the treatment plan and obtains verbal acceptance from the patient

    Patient-centeredThroughout, the interviewer defines the cooperative roles of interviewer and patient in the treatment process

    Tetapkan milestones, jelaskan pertanyaan

  • TrustDisorder-centeredExpected byproduct of thorough, detailed interviewing

    Patient-centeredResult of purposeful development of several levels of relating, i.e., providing comfort, empathy, insight, alliance, expertise, and guidance

    Hormati harga diri pasienTrust is rapport's summit

  • KOMPONEN: PENILAIAN STATUS MENTAL

  • DefinisiEksplorasi fungsi mental untuk menangkap adanya tanda dan gejala gangguan kejiwaanPenilaian dilakukan selama wawancara dan diperbaharui/diperbaiki sepanjang wawancaraSebagian besar penilaian tidak membutuhkan pertanyaan langsungDilakukan dengan cara: Observasi, Percakapan, Eksplorasi, Testing

  • Komponen yang DinilaiAppearanceAttitudeConsciousnessPsychomotor FunctionSpeechThinking

    AffectMoodThought ContentCognitionInsightJudgment

  • AppearancePenilaian terhadap penampilan pasienApakah sesuai dengan situasi yang dihadapi?Apakah berlebihan atau justru sebaliknya?Perhatikan hal-hal spesifik, misalnya karet gelang yang menghitam, bekas suntikan, bekas luka di lengan bawah

  • AttitudePenilaian terhadap sikap pasienApakah pasien bisa bekerjasama dengan baik atau tidak?Alasan di balik keengganan bekerjasama mungkin sebaiknya dicari dan dinetralisir

  • ConsciousnessPenilaian terhadap kesadaran pasienKesadaran biologis dan psikologisPenurunan kesadaran biologis seringkali mengikuti penggunaan zat

  • Psychomotor FunctionPenilaian terhadap fungsi postur dan gerakan pasienGerakan reaktif terhadap stimulusGerak merapikan menunjukkan ketidaknyamananGerakan simbolis yang memiliki makna tersembunyiApakah terjadi peningkatan atau penurunan?

  • SpeechPenilaian terhadap pembicaraan pasienApakah terjadi peningkatan dorongan berbicara? Apakah bisa diintervensi?Apakah terjadi pengurangan intensitas atau frekuensi bicara?

  • ThinkingPenilaian terhadap pemikiran pasienTidak selalu sejalan dengan speechApakah pasien merasa pikirannya bergerak terlampau cepat?Apakah makna ucapan pasien terlampau abstrak?Apakah asosiasi antar ide melonggar?Apakah tujuan pembicaraan tercapai?

  • AffectPenilaian terhadap afek pasienAfek dinilai melalui ekspresi muka, postur, dan gerakan tubuhApakah perasaannya mudah berubah?Apakah perasaannya sejalan dengan pikiran?Apakah reaksi emosionalnya sesuai?

  • MoodPenilaian terhadap mood pasienUntuk menilainya, pasien harus ditanyaApakah pasien merasa senang atau sedih?Seberapa senang/sedih perasaan pasien?

  • Thought ContentPenilaian terhadap isi pikiran pasienApakah ada pikiran yang patologis? (seperti waham, ide bunuh diri, halusinasi, agresi, dll)

  • CognitionPenilaian terhadap intelegensi pasienBagaimana tingkat pemahaman pasien terhadap pertanyaan?Bagaimana cara pasien membuat jawaban?

  • InsightPenilaian terhadap daya tilik diri pasienApakah pasien merasa dirinya terganggu?Apakah pasien menyalahkan pihak lain atas keadaannya sekarang?

  • JudgmentPenilaian terhadap kemampuan pasien menilai berbagai kejadianApakah pasien bisa bersikap yang sesuai norma?Apa rencana pasien untuk masa depannya?

  • KOMPONEN: TEKNIK WAWANCARA

  • Sopan dan santun sesuai pribadi pasienPada umumnya pakai bahasa sehari-hariTinggikan atau rendahkan bahasa bila perluMenggunakan bahasa daerah, bahasa asing, atau bahasa medisHindari penggunaan bahasa-bahasa sugestifAda lihat yang aneh-aneh?

  • Bahasa tubuhPosisi pewawancara dan pasienTunjukkan itikad baik, keseriusan dan semangatSesuaikan dengan kognisi dan latar belakang pasienJangan terlalu sering melambaikan lengan

  • Evaluasi persisten tapi tidak memaksaBila keterangan pasien tidak sesuai dengan keterangan keluargaEvaluasi alasan ketidaksesuaian (bohong, persepsi beda, insight jelek, distorsi kenyataan, dll)Tidak terlalu memaksakan kebenaran sebelum waktunya

  • Antisipasi anggapanSelalu waspada jika saja pasien menganggap pewawancara merupakan bagian dari wahamWawancara dengan sikap yang tidak mengguruiHumor seperlunya; tertawa bersama pasien, bukan menertawai pasien

  • Pertanyaan terbuka vs tertutupBuka dengan pertanyaan terbuka, tutup dengan pertanyaan tertutupPertanyaan terbuka menilai fungsi kognisi (intelegensi dan perhatian), namun bisa membingungkanPertanyaan tertutup menilai hal spesifik (gejala tertentu), namun bisa membatasi atau mensugesti jawaban pasien

  • Mengarahkan wawancaraSebagian pasien tidak mampu melanjutkan wawancara secara mandiri, sebagian ingin mengendalikan wawancaraTidak mandiri: dorong dengan mengutarakan kata penghubung, ulangi kata-kata terakhirnyaMengendalikan: giring kembali ke permasalahan yang seharusnya dibahas

  • Klarifikasi gejalaPenting dalam penentuan apakah suatu gejala itu termasuk psikopatologi atau variasi normal sesuai kepribadian pasienHalusinasi dan waham harus diklarifikasiSpesifikasi: Pertanyaan tertutup rinciBaca tubuh: Nyatakan sikap pasien dan interpretasikanMerangkum: Mengulangi data, minta kesimpulan

  • Berpindah topikPerpindahan topik bisa dilakukan dengan halus, mendadak, atau dideklarasikanDengan halus bila pasien merasa ingin kontrol lebihMendadak bila ingin mengantisipasi pasien yang cenderung menutupiDideklarasikan bila pasien merasa kurang tertarik membahas satu topik

  • Wawancara Kasus TertentuSYARIFAH AINIPSIKIATRI FK UNSRI

  • KepribadianDependent & demanding: buat dan sepakati batasan yang dianggap wajar dan tidakNarsistik: beri perhatian dan sejajarkan diriTerisolasi, pendiam/pemalu: hargai privacy, jangan didesak kerasObsesif: beri kesempatan mengutarakan pendapat

  • ParanoidWawancara dengan kesan formal dan saling menghormatiHindari usaha menetralisirBila perlu, tanya apakah pasien menganggap pewawancara termasuk ke dalam kecurigaannya

  • DepresiSediakan semangat dan energiJangan ragu mengulangi pertanyaan dengan pelan dan hati-hatiCegah agar pasien tidak sampai merenungi diri dan menyalahkan diri sepanjangan

  • SomatisasiJangan menganggap gejalanya dibuat-buatTanya mengenai dampak gejala bagi kehidupan dan keseharian pasien, baik pribadi, sosial, maupun formalPerluas diskusi sehingga pasien dapat memahami gambaran besarnya

  • SeductiveBaik seksual, ekonomik, maupun sosialJangan mengungkapkan ketidaknyamanan bila perilakunya tidak nyata atau tidak langsung seductiveIngatkan bahwa perilakunya yang tidak diterima, bukan pribadinya

  • Contoh AutoanamnesisSYARIFAH AINIPSIKIATRI FK UNSRI

  • Mulai dengan perkenalanSapaan: Selamat siang bu/pak assalamualaikumMenawarkan untuk berjabatan tanganMemperkenalkan diri: Nama saya , saya dokter muda di siniMeminta izin: Boleh ngobrol sebentar bu/pak?

  • Evaluasi keluhan dan insightTanya permasalahan yang dialami dan bandingkan dengan hasil alloanamnesisnyaPerhatikan luas/lingkup pertanyaanmengapa dibawa ke sini?ada masalah apa bu/pak?ada yang mengganjal pikiran Anda dalam seminggu terakhir ini?

  • Lakukan screeningOrientasiWaktu: sudah berapa lama di sini?Personal: kemarin datang dengan siapa? ini siapa bu/pak?Tempat: bu/pak, ini di mana? tadi ibu/bapak dari mana?Daya ingat: tanya kejadian-kejadian historis, personal atau universal

  • Eksplorasi gejalaDasarkan pada data yang Anda peroleh dari waktu alloanamnesis, klarifikasi ulangTanya lebih mendalam tentang keluhan-keluhan yang menurut pasien adalah yang utamaKeluhan/gejala yang diperkirakan memancing agitasi disimpan/ditanyakan menjelang menutup pembicaraan

  • Eksplorasi gejalaGejala-gejala yang sebaiknya ditanyakan dengan lengkapGejala psikosis: Waham, halusinasi, dllBunuh diri (pikiran, usaha, cara, rencana, alat, akibat)Discriminative judgmentGejala yang tidak dapat dipastikan dari alloanamnesis, namun ada petunjuk akan keberadaannya seperti gangguan asosiasi (inkoherensi, FOI, dll)

  • Eksplorasi gejalaGejala-gejala yang sebaiknya dieksplorasi lebih lanjut bila ditemukanPola sentralGejala Somatisasi, Disosiasi dan KonversiGejala skizofrenik: thought insertion, delusion of control, dll

  • Bingung di tengah anamnesisTanya tentang hal-hal yang ringan seperti kegiatan sehari-hari, perasaan hati (bisa dikaitkan dengan hal tertentu), dllBiarkan pasien bercerita panjang lebar tentang hal yang sebelumnya ditanya

  • Apabila pasien teragitasiFase prodormal antara 30 s.d. 60 menitBersiap untuk mencari perlindunganTetap tenang dan jangan terpancingAlihkan perhatian atau topik pembicaraanHindarkan penawaran atau perjanjianKurangi bahasa tubuh yang melebar

  • Apabila mencurigai kebohonganTidak semua bohong disadariKonfrontasi bila perlu, tegaskan bahwa data yang valid adalah untuk kepentingan bersamaBenturkan keterangan yang kurang sesuaiPancing dengan sugesti atau dengan mengungkapkan gejala yang keliruUngkapkan pengalaman yang berbeda

  • Apabila pasien tidak bicaraEvaluasi penyebab tidak bicara dan atasi sesuai penyebabPasien menolak bicara: coba lakukan pendekatan berbeda, tanya perasaanTidak perhatian: panggil nama, ulangi pertanyaanTidak ada dorongan: pertanyaan tertutup, mengarahkan, minta jawaban dengan bahasa tubuhGangguan organik: atasi penyebab bila bisa

  • Menutup pembicaraanMembangun semangat dan harapanMengucapkan terima kasihMeminta izin jika ingin mengulang: Nanti kita ngobrol lagi boleh? Kapan kita bisa ngobrol lagi?Mengucap salam dan mengajak bersalaman