Top Banner
VISUM ET REPERTUM dr. Harry Milyantono Visum et repertum adalah : Surat keterangan tertulis yang diberikan oleh dokter untuk kepentingan pengadilan (yustisi) mengenai yang dilihat dan ditemukan pada korban sepanjang pengetahuan yang sebaik- baiknya dengan mengingat sumpah yang di ucapkan pada waktu menerima jabatan. Tujuan visum et repertum : Sebagai pengganti barang bukti dipengadilan karena luka jejas pada tubuh seseorang yang hidup maupun mati selalu berubah, pada korban hidup dapat sembuh maupun bertambah parah sedangkan pada korban meninggal dapat membusuk . Macam – macam visum et repertum : 1. VeR jenazah 2. VeR hidup a. VeR tetap : setelah pemeriksaan korban boleh pulang dan bisa berkerja lagi. Disertai dengan kualifikasi luka : tidak ada halangan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. b. VeR sementara : setelah pemeriksaan korban memerlukan perawatan lebih lanjut dan terhalang untuk bekerja karena belum sembuh. Tidak memuat kualifikasi luka, guna menahan tersangka. c. VeR lanjutan : setelah dirawat korban ternyata Sembuh : kualifikasi luka ada halangan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari/luka berat.
27

Visum Et Repertum

Dec 15, 2015

Download

Documents

Aditya Raharja

Kedokteran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Visum Et Repertum

VISUM ET REPERTUM

dr. Harry Milyantono

Visum et repertum adalah :

Surat keterangan tertulis yang diberikan oleh dokter untuk kepentingan pengadilan

(yustisi) mengenai yang dilihat dan ditemukan pada korban sepanjang pengetahuan yang

sebaik-baiknya dengan mengingat sumpah yang di ucapkan pada waktu menerima

jabatan.

Tujuan visum et repertum :

Sebagai pengganti barang bukti dipengadilan karena luka jejas pada tubuh seseorang yang

hidup maupun mati selalu berubah, pada korban hidup dapat sembuh maupun bertambah

parah sedangkan pada korban meninggal dapat membusuk .

Macam – macam visum et repertum :

1. VeR jenazah

2. VeR hidup

a. VeR tetap : setelah pemeriksaan korban boleh pulang dan bisa berkerja lagi.

Disertai dengan kualifikasi luka : tidak ada halangan dalam melakukan pekerjaan

sehari-hari.

b. VeR sementara : setelah pemeriksaan korban memerlukan perawatan lebih lanjut

dan terhalang untuk bekerja karena belum sembuh. Tidak memuat kualifikasi

luka, guna menahan tersangka.

c. VeR lanjutan : setelah dirawat korban ternyata

Sembuh : kualifikasi luka ada halangan untuk melakukan pekerjaan sehari-

hari/luka berat.

Meninggal : tidak memakai kualifikasi luka.

Pindah RS/pulang paksa /kabur

Misalnya : ada orang ditusuk perutnya, dirawat seminggu kemudian

meninggal maka dibuat VeR sementara, VeR lanjutan dan VeR jenazah.

3. VeR pengenalan umur

4. VeR penggalian jenazah

5. VeR psikiatri

6. VeR tempat kejadian perkara

7. VeR barang bukti lain

Page 2: Visum Et Repertum

Susunan visum et repertum

1. Pro Justisia

Guna : sebagai pengganti materai untuk menghemat biaya

2. Pendahuluan

Guna : agar tidak terjadi kekeliruan identitas dipengadilan

Isi :

Identitas korban yang diperiksa

Identitas orang yang meminta visum (polisi/penyidik)

Identitas dokter yang meminta visum

Identitas orang yang mengantar korban

Dugaan sebab kematian

3. Pemberitaan

Isi : apa yang dilihat dan ditemukan pada korban dari hasil pemeriksaan.

Syarat menulis pemberitaan yang benar :

Tidak boleh ada singkatan atau simbol

Angka harus ditulis dengan huruf

Diberi garis -------- bila ada sisa agar tidak di isi orang lain

Memakai bahasa yang bisa dimengerti orang banyak / umum

Tidak boleh menulis diagnosa

Boleh ditulis dengan tangan

4. Kesimpulan

Isi : dugaan sebab dan akibat

Guna : untuk mempermudah hakim mengambil keputusan

5. Penutup

Guna : kejujuran sumpah jabatan dalam membuat visum et repertum

Isi : “ demikian visum et repertum dibuat dengan mengingat sumpah saat menerima

jabatan “ kemudian di TTD (kalau PNS) “demikian visum et repertum ini dibuat

dengan mengingat sumpah saat lulus pendidikan dokter” kemudian di TTD (kalau

bukan PNS)

Ketentuan membuat visum et repertum

1) Jenazah harus mati tidak wajar

2) Ada surat permintaan visum dari kepolisian

Page 3: Visum Et Repertum

3) Yang boleh meminta visum :

a. Penyidik/polisi/provos (sebagai barang bukti )

b. Hakim (untuk terdakwa : apakah terdakwa mampu mempertanggung jawabkan

perbuatannya, bila sakit jiwa berarti tidak mampu mempertanggung jawabkan

perbuatannya

4) VeR yang dibuat selambat-lambatnya 21 hari sesuai dengan batas penahanan

tersangka.

5) Surat kematian dibuat dengan disertai penyebab kematian atau dugaan penyebab

kematian.

6) Kalau sudah sembuh korban tidak boleh meminta visum saat sakit karena rahasia

jabatan

7) Polisi tidak boleh meminta visum yang dibuat 1 bulan yang lalu melainkan korban

harus diperiksa lagi dan dibuat visum yang baru, kalau belum puas dibuat rekam

medik.

Dokter menolak membuat VeR jika :

1) Berhubungan dengan keluarganya

2) Memenuhi rahasia jabatan

Dokter boleh membocorkan VeR jika :

1) Permintaan dari keluarga korban

2) Mencegah penularan wabah

3) Menjalankan undang-undang

4) Mengurus surat kematian

5) Sepanjang daya paksa

Contoh kesimpulan VeR hidup

1) VeR tetap ditemukan sperma di vagina dan luka lecet

Kesimpulan : ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul, ditemukan

cairan sperma di vagina (prinsipnya tidak boleh mengarah kepemerkosaan)

2) VeR sementara kepala terbentur

Kesimpulan : didapatkan perdarahan pada kepala dan diperlukan perawatan lebih

lanjut.

Page 4: Visum Et Repertum

3) VeR lanjutan ( jika pasien telah sembuh lalu mengalami gangguan jiwa 2 bulan )

Kesimpulan : korban mengalami perdarahan dikepala akibat benturan dengan benda

tumpul , korban mengalami luka berat dan mengalami gangguan jiwa selama 2 bulan

4) VeR sementara → korban tertusuk perutnya,usus jebol

Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut akibat benda tajam dimana korban

perlu prawatan lebih lanjut

5) VeR lanjutan ( pasien dirawat sembuh setelah 2 minggu )

Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut setelah dirawat 2 minggu korban dapat

melakukan pekerjaannya. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan sembuh )

6) nyeri pada paha setelah pemeriksaan kemudian pasien pulang.

Kesimpulan : ditemukan luka memear dipaha akibat trauma benda tumpul. Korban

tidak mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.

7) VeR hidup → korban tertusuk perutnya atau mengalami luka robek pada

perutnya sampai keluar ususnya

Kesimpulan :

VeR tetap → ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma

benda tajam. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan untuk sembuh )

VeR lanjutan (jika pasien meninggal sebelum perawatan ) ditemukan luka

tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam tidak dioperasi korban

meninggal.

VeR lanjutan (jika pasien meninggal dan tidak dilakukan otopsi ditemukan

luka tusuk atau robek pada perut akibat trauma benda tajam. sebab kematian tidak

dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam (otopsi)

VeR lanjutan (jika pasien pindah RS), ditemukan luka tusuk atau luka robek pada

perut akibat trauma benda tajam. Setelah dilakukan perawatan korban belum

sembuh, tetapi korban pindah ke RS lain.

Perhatian : di RS yang baru,harus membuat VeR sementara baru lagi.

VeR lanjutan (jika setelah perawatan 2 minggu sembuh pasien bisa bekerja lagi),

ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam.

Setelah dirawat 2 minggu pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-hari,tetapi

luka tidak ada harapan sembuh.

8) VeR hidup , ada korban kecelakaan lalulintas masuk dari IGD dengan epidural

bleeding sudah diterapi dengan trepanasi

Kesimpulan :

Page 5: Visum Et Repertum

VeR sementara , pada korban ditemukan perdarahan diselaput laba-laba akibat

trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif dan perlu perawatan

lebih lanjut

VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien meninggal dan tidak

dilakukan otopsi ), pada korban ditemukan perdarahan di selaput laba-laba akibat

trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif serta perawatan

selama 2 minggu lalu korban meninggal. Sebab kematian tidak dapat ditentukan

karena tidk dilakukan pemeriksaan dalam atau otopsi

VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien sembuh), pada korban

ditemukan perdarahan diselaput laba-laba akibat trauma benda tumpul dan telah

dilakukan tindakan operatif serta perawatan selama 2 minggu lalu korban sembuh,

tetapi korban mengalami gangguan akal hambatan dalam melakukan pekerjaan

sehari-hari selama 2 minggu.

Contoh kesimpulan VeR mati

Dilakukan otopsi

a. Luka tembak pada jantung dan test getah paru +

Kesimpulan :

Ditemukan luka tembak pada jantung dan test getah paru + korban meninggal

karena luka tembak pada jantung tetapi korban sempat bernafas/ bertahan

dalam air.

Ditemukan luka tembak pada jantung dan korban sempat bernafas dalam air.

Masing-masing dari kedua hal tersebut bisa menyebabkan kematian.

b. Korban tersengat aliran listrik dan meninggal terdapat luka gosong pada pundak

kanan dan paha kiri.

Kesimpulan : ditemukan kulit pundak kanan mengelupas karena aliran masuk dan

kulit paha kiri mengelupas karena aliran keluar arus listrik. Tidak ada hal-hal yang

menyangkal korban meninggal karena arus listrik

c. Korban kecelakaan dengan patah tulang tengkorak dan laserasi otak.

Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak dan kerusakan otak . korban

meninggal karena patah tulang tengkorak dan kerusakan otak akibat benturan

dengan benda tumpul

d. Pneumonia (+) dan terdapat perdarahan otak akibat dpukuli

Page 6: Visum Et Repertum

Kesimpulan : korban meninggal secara wajar,karena radang paru-paru yang

diperparah atau diperberat dengan kerusakan otak akibat trauma benda tumpul.

e. Exhumation (penggalian jenazah kembali )tinggal tulang kerangka , ada patah

tulang tengkorak.

Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak akibat trauma benda tumpul.

Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam

(otopsi). Tapi kelainan tersebut diatas dapat menyebabkan kematian.

Tidak dilakukan otopsi

a. Korban dengan hematom didaerah kepala,otopsi tidak dilakukan.

Kesimpulan : ditemukan luka memar dan perdarahan dibawah kulit didaerah

kepala. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan

pemeriksaan dalam (otopsi).

b. Korban dengan perdarahan keluar dari hidung dan mulut.

Kesimpulan : ditemukan perdarahan keluar dari lubang hidung dan mulut. Sebab

kematian tidak dapat ditentukan,tetapi kelainan tersebut tidak menyebabkan

kematian

c. Korban dengan perdarahan keluar dari hidung,mulut dan telinga

Kesimpulan : ditemukan perdarahan dari lubang hidung,mulut dan telinga.

Biasanya kelainan tersebut menyebabkan kematian.

KEMATIAN

Orang dikatakan meninggal bila terjadi :

Tubuh tidak bergerak

Tidak bernafas

Nadi tidak teraba

Jantung tidak berdenyut

Timbul lebam mayat 15-30 menit setelah meninggal

Kaku mayat > 3 jam

Penurunan suhu tubuh

Pembusukan >24 jam

Menjadi tanah

Jika tidak membusuk terjadi :

Mumifikasi :

Page 7: Visum Et Repertum

Mayat yang dikuburkan digurun pasir (karena penguapan),bisa untuk

identifikasi

Saponifikasi :

Mayat yang tidak membusuk setelah dikubur dalam waktu yang lama karena

mayat dikuburkan didalam tanah yang basah dan memiliki suasana yang basa

sedangkan mayat itu sendiri bersifat asam, bisa untuk identifikasi

Saponifikation (adipocere) :

Terjadi karena adanya proses hidrogenisasi dari asam lemak tak jenuh menjadi

asam lemak jenuh, dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali

membentuk sabun yang tidak larut.

Syarat terjadinya adipocere adalah :

- Tempat harus basah,artinya harus mengandung air

- Tempat harus mengandung alkali

Proses adipocere terjadi dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun.

Lebih cepat terjadi pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Sedang

fetus berumur 7 bulan intera uterin tidak pernah akan mengalami

adipocere,oleh karena komposisi lemaknya berbeda

Gejala-gejala yang tampak :

- Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan

- Bila diraba terasa seperti sabun

- Pada pemanasan akan leleh

- Berbau tengik

Kepentingan adipocere untuk kedokteran forensik adalah :

- Untuk kepentingan identifikasi

- Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan.

Mummifikasi :

Proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan

Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi adalah :

- Suhu udara harus tinggi

- Udara harus kering

- Harus ada aliran udara terus menerus

Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1-3 bulan, dan jenazah yang

mengalami mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali

Gejala-gejala yang tampak adalah :

Page 8: Visum Et Repertum

- Tubuh menjadi kurus,kering dan mengkerut

- Warna coklat muda sampai coklat kehitaman

- Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya

- Susunan anatomi alat-alat tubuh masih baik

Kepentingan mummifikasi dari segi kedokteran forensik adalah :

- Untuk identifikasi korban,sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah

- Tanda-tanda kekerasan masih ada

Identifikasi

Mengenal kembali ini siapa

Exhumation :

Penggalian kembali jenazah yang telah dikubur

Dilakukan bila : (1) setelah dikubur, dicurigai kematian korban ternyata tidak

wajar (2) atas permintaan keluarga (3) dan bila di atas kuburan akan dibangun

sarana umum (seperti jalan tol, bandara, dll)

Lebam mayat (Livor Mortis/Post Mortem Lividity)

Adalah bintik-bintik berwarna merah kebiruan terjadi 15-30 menit setelah meninggal

Mengapa bisa terjadi lebam mayat:

- Lebam mayat timbul apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya berhenti

dan timbul stagnansi kemudian karena gaya gravitasi maka darah mengendap di

tempat yang paling rendah (kecuali bagian tubuh yang tertekan dasar atau tertekan

pakaian)

- Lebam mayat terjadi disemua organ (paru, hati, kulit, dll), terutama biasanya

ditemukan didaerah punggung

- Bila lebam mayat ditemukan didaerah dada artinya korban setelah mati pernah

dibalik

- 4 jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisis →pigmen darah keluar dan

masuk kejaringan sekitarnya →lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah

di ubah.

Lebam mayat tidak terjadi jika :

- Korban meninggal kehabisan darah/perdarahan hebat

- Korban berkulit hitam/negro sehingga lebam mayat tidak terlihat

Lokasi lebam mayat :

Page 9: Visum Et Repertum

- Posisi terlentang → kuduk, punggung, pantat, dan flexor tungkai

- Pada bagian depan samping leher → disebabkan pengosongan yang kurang

sempurna daripada vena-vena superficial (v. Jugularis externa dan v. Colli

superficialis)

- Posisi telungkup → dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai

- Korban menggantung → ujung extremitas dan genitalia externa

- Alat tubuh : belakang otak, belakang paru, belakang hati, serta belakang lambung

→ dibedakan dengan pneumonia/keracunan

Lebam mayat :

- Keracunan gas CO2 → darah berwarna hitam

- Keracunan HCN → darah berwarna cherry red

- Keracunan CO → darah berwarna cherry red

- Asphiksia berwarna kebiruan

- Normal → merah bintik kebiruan

Lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar :

Kaku

mayat (rigor mortis)

Terjadi 3 jam setelah meninggal, muali dari otot-otot sekitar mata (otot yang

paling pendek dan lemah), otot-otot leher, thorax, abdomen dan sampai pada otot-otot

Lebam Mayat Luka Memar

Lokasi Bagian tubuh yang terendah,

kecuali yang tertekan

Di sembarang tempat

terutama tempat terjadinya

benturan

Ditekan Biasanya hilang Tidak hilang

Pembengkakan Negatif Positif

Insisi/diiris Bintik darah intravaskuler yang

hilang bila dihapus, tidak hilang

bila lebih dari 4 jam karena

lebam mayat menjadi permanen

terjadinya hemolisis (meresap

kejaringan)

Bintik darah ekstra

vaskuler yang tidak hilang

bila dihapus

Tanda intravital Negatif Positif

Page 10: Visum Et Repertum

ekstremitas, yang paling lama menjadi kaku adalah otot rahang (otot yang paling kuat).

Ada lebam mayat, tidak didapatkan kaku mayat : >30 menit atau < 3 jam. Ada lebam

mayat, kaku mayat sempurna : >3 jam atau <6 jam. Ada lebam mayat, kaku mayat

sempurna : >6 jam atau >18 jam. Kaku mayat tidak sempurna dan terjadi pembusukan :

>18 jam atau < 24 jam. Kaku mayat ≥ 18 jam akan menghilang

Kapan hilangnya kaku mayat:

Kaku mayat mulai meghilang urut-urutan meghilangnya kaku mayat sama seperti

pada waktu timbulnya. Terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi lemas. Fase

ini berlangsung selama 6 jam.

Cara kematian ada 2 macam :

1. Wajar : mati karena sakit, usia tua

2. Tidak wajar : mati karena ruda paksa ( mis: kecelakaan,bunuh diri, pembunuhan)

Tujuan pemeriksaan TKP :

Untuk mncari cara kematian. TKP bisa menentukan apakah terjadi pembunuhan,

kecelakaan, atau bunuh diri.

Menentukn sebab kematian :

Harus dengan otopsi → periksa organ yang mengalami kelainan (rusak)

o < 3 hari otopsi harus cepat dilakukan karena organ belum membusuk

o > 3 hari boleh ditunda karena organ sudah membusuk/hampir tidak berubah

o Tidak bisa dilakukan bila sudah membusuk dan tinggal tulang, kecuali jika ada fraktur

tulang → kelainan yang bisa (biasanya bisa) menyebabkan kematian

Tanda-tanda mati dibunuh :

1. Barang-barang di TKP berantakan

2. Ada senjata tajam (mis pisau) didekat korban

3. Pakaian sobek

4. Ditemukan luka yang tidak bisa dijangkau oleh korban

5. Tidak ada kadaveric spasme

6. Ada luka tangkisan

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tembak :

1. TKP tidak berantakan (rapi)

2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

Page 11: Visum Et Repertum

3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan (tulisan tangan orang bermacam-macam untuk

identitas sehingga tidak diketik)

4. Luka tembak bisa dijangkau oleh korban (mis : kepala, mulut, dada, jantung)

5. Luka tembak kontak/tempel

6. Jika mengenai mulut gigi tetap utuh

7. Kalau mengenai dada/perut pakaian disingkap, baju tidak robek

8. Ditemukan senjata dan kadaveric spasme

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka iris :

1. TKP tidak berantakan (rapi)

2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan

4. Pakaian rapi, tidak robek

5. Luka iris bisa dijangkau korban

6. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, makin lama makin dalam

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tusuk :

1. TKP tidak berantakan (rapi)

2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan

4. Ada senjata yang dipakai

5. Pakaian disingkapkan ditempat luka tusuk

6. Luka tusuk bisa dijangkau korban

7. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, ada yang dangkal dan ada yang

dalam

8. Ditemukan kadaveric spasme

9. Tidak terdapat luka tangkisan (perlawanan)

Kadaveric spasme

Sebelum meninggal korban telah menggenggam sesuatu (mis : pisau, pasir, senjata, dll)

Tanda-tanda bunuh diri dengan gantung diri :

1. Ada kursi untuk pijakan

2. Tali serong mengarah ke atas mengikuti garis leher

3. Bisa simpul hidup maupun mati (longgar)

4. TKP tidak berantakan

5. Ada surat wasiat

6. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar

Page 12: Visum Et Repertum

7. Ditemukan kadaveric spasme

Warna muka korban gantung diri :

o Seluruhnya pucat : karena arteri dan vena leher terjepit

o Seluruhnya gelap : karena vena terjepit, darah arteri tetep mengalir

Penyebab korban mati gantung diri :

1. Asfiksia

2. Patah tulang leher dan vertebrae cervicalis

3. Pembuluh darah terjepit sehingga darah tidak bisa ke otak

Tanda-tanda mati terkena petir :

1. Terjadi benturan udara (udara meregang)

2. Terlempar akibat tekanan udara

3. Tegangan listrik tinggi

4. Panas

Aborescent marker :

Tanda petaka yang dapat ditemukan pada korban yang terkena petir, didapatkan

gambaran pohon gundul yang disebabkan karena terjadinya vasodilatasi pembuluh darah

vena perifer. Sifatnya tidak permanen/cepat hilang

Faktor yang mempengaruhi seseorang mati terkena listrik :

1. Volatge

2. Arus

3. Tahanan (pengaruhi luka listrik)

4. Lama kontak

5. AC/DC

6. Kebiasaan

7. Kesiapan (kaget → ventikrel fibrilasi → mati )

Cara kematian karena listik yang paling banyak → kecelakaan, pada luka listrik kecil

lebih berbahya dari luka listrik besar, karena tahanan leih besar langsung masuk kedalam

jaringan tubuh (jantung)

Sebab kematian orang kesetrum listrik :

1. Ventrikel vibrilasi

Page 13: Visum Et Repertum

2. Spasme otot pernapasan

3. Paralisis pusat pernapsan

4. Edema paru

5. Hematom

6. Bintik-bintik perdarahan pada otak

Current mark :

Merupakan tanda luka bakar : luka bakar → kemerahan → bulla → gosong

Tidak bisa dibedakan luka bakar karena listrik atau api

Penyebab orang mati tenggelam :

1. Vagal reflek karena perbedaan suhu

2. Spasme laring

3. Asfiksia

4. Kram

Perbedaan paru-paru korban tenggelam di air tawar dan air laut

Tenggelam di air tawar Tenggelam di air laut

Paru-paru odem kering Paru-paru odem basah

Paru-paru besar tapi ringan Paru-paru besar dan berat

Batas anterior menutupi jantung Batas anterior menutupi anterior

Warna merah pucat dan emfisema Warna ungu / kebiruan, permukaan

menghilang

Paru-paru bila di keluarkan dari rongga

torax tidak kempis, ditekan keluar buih

tidak keluar

Paru-paru bila dikeluarkan dari rongga

torax melebar, dan bila di tekan cekung,

keluar banyak air

Bila di iris terdengar krepitasi Bila di iris terdengar kripitasi menurun

Kesimpulan :

- Pada korban yang tenggelam di air tawar, paru-paru mengalami edema kering, bila

dilakukan pemotongan paru-paru terlihat kering dan tidak keluar cairan

Page 14: Visum Et Repertum

- Pada korban yang tenggelam di air laut, bila paru-paru diletakan di atas meja akan

melebar dan basah, bila dilakukan pemotongan paru-paru akan mengeluarkan banyak

cairan.

Alasanya :

Osmolaritas air laut dalam paru lebih besar daripada cairan tubuh sehingga cairan pada

seluruh jaringan tubuh akan tertarik masuk kedalam paru-paru. Osmolaritas air tawar dalm

paru lebih kecil sehingga cairan pada seluruh jaringan tubuh akan diserap tubuh.

Test untuk mengetahui korban tenggelam

Test getah paru

Caranya : paru-paru diletakkan diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu kali

dengan pisau posisi tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan

pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan pada alveoli dan

ditutup dengan gelas penutup,diliat dibawah mikroskop,akan didapatkan

lumpur,pasir,telur cacing, diatome,alga, dll.

Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air

Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam air/tidak

sempat bernafas dalam air

Airnya jernih sama dengan air minum

Spasme laring

Vagal refleks

Cadaveric spasme pada korban tenggelam

Sebelum meninggal korban telah menggenggam lumpur artinya korban sempat hidup

didalam air.

Test apung paru

Adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak apakah pernah hidup bernafas atau

tidak.

Caranya : ambil organ paru-paru,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi air.

Pada paru-paru percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus,

dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga ukuran

terkecil dan diapungkan.

Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas

Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas

Page 15: Visum Et Repertum

TEKNIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :

1. Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex : botol bir). Ikat

leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali cukup panjang

2. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur yang

mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah dan leher botol diatas ).

Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.

3. Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal

(kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah. Yaitu

dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali yang mengikat

leher botol.

4. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan vaccum

sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.

5. Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara botol dibalik lagi,

seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus kedalam botol (gas CO2 lebih

berat daripada udara).

6. Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.

Test CO2 ada dua yaitu :

Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat atau larutan Ba(OH)2 pada botol yang berisis udara yang diambil dari tempat sempel. Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas CO2

positif

CaOH2+CO2 CaCO3+H2O

BaOH2+CO2 BaCO3+H2O

Kuantitatif :

Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)

Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2 dengan

konsentrasi tertentu.

Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )

Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam

Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red

Alkali dilution test

Page 16: Visum Et Repertum

Test untuk korban mati gas CO

Contohnya : gas lampu, kebakaran

(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )

Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau

memang meninggal karena terbakar.

Cara kerja :

Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas tetes

darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II dimasukkan tiga tetes

darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan aquades sampai volume 15ml

(hingga berwarna pink jernih). Setelah tercampur secara homogen,kedua tabung

reaksi diberi tiga tetes larutan alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan

yang terjadi. Darah normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda

menjadi coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30” ,karena terbentuknya alkali

hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna seperti diatas

membutuhkan waktu lebih dari 30 “ ,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB lebih

mudah mengikat CO dari pada CO2 .

(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh menghirup

asap,perokok berat

(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks

Emboli lemak

Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak akhirnya

mati ???

Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak

Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec.

Fraktur tulang panjang

Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh punggung

dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk kedalam pembuluh

darah vena yang robek masuk kevena cava superior atrium

kananventrikel kananarteri pulmonaleDan membuntu di paru-paru

(alveoli)

Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.

Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru “jaringan paru-paru

diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzensetion) dan

Page 17: Visum Et Repertum

kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna Sudan

III” kemudian dikirim ke PA.

Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi

menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan

alkohol/formalin karena lemak akan larut)

Emboli udara vena

Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk

ke dalampembuluh darah vena kemudianmenuju ke jantung kanan → cab. Arteri

pulmonale → ke paru-paru → menyebabkan sesak.

Korban meninggal karena kapiler paru buntu oleh udara sehingga terjadi

asphyxia. (jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).

Otopsi:

Kulit dinding thorax dibuka → sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi ICS

II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong ambil dan

gunting pericard dengan posisi Y terbalik → dengan pinset tarik ujung-ujung

potongan pericard seperti Y terbalik → isi dengan air sampai menggenang tusuk

atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis → ada gelembung udara positif.

Penyebab emboli udara vena:

1. Luka pada pembuluh balik leher( terutama V.Jugularis)

2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan.

Emboli udara arteri

1. Otopsi sama dengan emboli udara vena . hanya yang ditusuk atrium kiri,

ventrikel kiri dan aorta

2. Terjadi bila ada luka tembus paru-paruemboli

v pulmonalisatrium kiri ventrikel kiri aorta

Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung sampai terjadi

asfiksi. Penyebab : Luka tusuk/tembus diparu-paru, Artifisial pneumothorax,

Pneumonectomy

Page 18: Visum Et Repertum

Pneumothorax

1. Adanya udara dalam rongga thorax

2. Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y” setelah

terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga membentuk

kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian tusuk paru-paru diantara

ICS2, test (+) bila ada gelembung udara

3. Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.

Test toksikologi dan patologi anatomi (PA)

Disiapkan 3 buah toples, masukkan organ tubuh kedalam 3 buah toples kemudian

disegel (supaya tidak bisa ditukar orang lain)

Toples I : Di isi organ pparu-paru,jantung,otak,lien,hepar

Toples II : Di isi GIT

Toples III : Di isi organ urogenitalia

Untuk pemeriksaan toksikologi setiap toples di fiksasi dengan alkohol 96% hingga

batas organ bagian atas. (digunakan alkohol karena formalin bersifat racun

Untuk pemeriksaan PA diambil organ yang dicurigai dan dimasukkan toples

difiksasi dengan formalin 10% hingga batas organ bagian atas. Jika dikirim :

Ditutup dengan toples, diberi parafin di ikat kemudian diberi label dan di segel

setelah itu dimasukkan kedalam kardus. Kemudian disertakan surat . Permohonan

test PA dan surat berita acara isinya mengenai isi toples yang telah diberi formalin

10% ,disertakan pula contoh formalin 10% sebanyak 10cc dalam botol kecil.

Test DNA

Menggunakan darah,sperma, air mani, cakaran dikulit, rambut, daki / keringat yang

menempel dibaju /jaket, dll.