Top Banner
LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Ny. SR Umur : 73 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Cipinang Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Nomor rekam medik : 139.73.36 B. ANAMNESIS Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Agustus 2013 Keluhan Utama : Kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS. Pusing berputar dirasakan terutama pada saat menoleh, beraktivitas sehingga pasien seperti akan jatuh. Keluhan pusing tersebut dirasakan timbul mendadak disertai mual dan pandangan kabur. Pada 5 hari SMRS pasien berobat di [Type text] Page 1
34

Vertigo

Jan 02, 2016

Download

Documents

Ryad13

contoh status neurology vertigo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Vertigo

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny. SR

Umur : 73 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Cipinang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nomor rekam medik : 139.73.36

B. ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Agustus 2013

Keluhan Utama :

Kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS. Pusing

berputar dirasakan terutama pada saat menoleh, beraktivitas sehingga pasien seperti akan

jatuh. Keluhan pusing tersebut dirasakan timbul mendadak disertai mual dan pandangan

kabur. Pada 5 hari SMRS pasien berobat di dokter klinik 24 jam di dekat rumah pasien dan

dinyatakan vertigo. Tetapi setelah meminum obat hingga habis, keluhan pasien tidak kunjung

reda. Keluhan hanya hilang sebentar namun timbul lagi. Karena keluhan semakin sering dan

berat, pasien datang ke IGD RS Persahabatan. Keluhan muntah, demam dan telinga

berdenging disangkal. Pasien mengaku mempunyai riwayat trauma di kepala yang sudah

terjadi beberapa kali, namun pasien lupa tepatnya. Pada saat terjadi benturan di kepala

[Type text] Page 1

Page 2: Vertigo

diakibatkan pusing yang berputar dan hilang keseimbangan. Setelah terbentur pasien

menyangkal hilang kesadaran dan mual mutah. Pasien tidak terdapat kelemahan pada lengan

dan tungkai. BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat penyakit hipertensi (+)

- Riwayat penyakit paru (-)

- Riwayat penyakit jantung (-)

- Riwayat penyakit DM (-)

- Riwayat trauma (+)

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat penyakit paru (-)

- Riwayat penyakit jantung (-)

- Riwayat penyakit DM (-)

- Riwayat penyakit hipertensi (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK

UMUM

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : GCS: compos mentis (E4M6V5=15) kontak (+)

Tanda-tanda vital : TD : 140/80 mmHg Nadi : 82x/menit

Pernapasan : 22x/menit suhu : afebris

STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

[Type text] Page 2

Page 3: Vertigo

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax : Dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi

Cor : BJ I,II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)

STATUS NEUROLOGIS

N.CRANIALIS

N.I : Normosmia kanan dan kiri

N.II : Tajam pengelihatan baik

Lapang pandang baik

Buta warna (-)

N.III, IV, VI : Ptosis -/-

Strabismus (-)

Nistagmus (-)

Gerakan bola mata ke segala arah normal

Pupil : bulat, isokor ,Ø 3mm/3mm

Refleks cahaya langsung : +/+

Refleks cahaya tidak langsung : +/+

N.V : Sensibilitas : V 1: baik

V 2: baik

[Type text] Page 3

Page 4: Vertigo

V 3: baik

Membuka dan menutup mulut : baik

Menggigit : baik

N.VII : Kerutan dahi : simetris kanan dan kiri

Menutup mata : kelopak mata kanan dan kiri menutup dengan baik

Lipatan nasolabialis : simetris kanan dan kiri

N.VIII : Pendengaran: mendengar suara gesekan jari: kanan dan kiri baik

N.IX, X : Disfagia (-)

Disfonia (-)

Arcus faring : simetris

Uvula : ditengah

N.XI : Menolehkan kepala : simetris kanan = kiri

Mengangkat bahu : simetris kanan = kiri

N.XII : Lidah deviasi: tidak ada deviasi

Atrofi lidah : tidak ada

Pelo/ cadel (-)

TANDA RANGSANG MENINGEAL

Kaku kuduk : (-)

Laseque : >700 / >700

Kerniq : >1350 / >1350

Brudzinky I,II : -/-

[Type text] Page 4

Page 5: Vertigo

MOTORIK

Tonus : Normotonus │ Normotonus

Normotonus │ Normotonus

Trophy : Eutrophy │ Eutrophy

Eutrophy │ Eutrophy

Paresis : 5 5 5 5 │ 5 5 5 5

5 5 5 5 │ 5 5 5 5

REFLEKS FISIOLOGIS

Biceps : +/+

Triceps : +/+

KPR : +/+

APR : +/+

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski : -/- Chaddock : -/- Schaefer : -/-

Openheim: -/- Gordon : -/- Hoffman Trommer : -/-

[Type text] Page 5

Page 6: Vertigo

SENSORIK

Eksteroseptif Proprioseptif

Nyeri : (+) Vibrasi : (+)

Suhu : (+) Posisi : (+)

Taktil : (+) Rasa dalam : (+)

FUNGSI OTONOM

Miksi : Inkotinensia (-)

Retensi (-)

Anuria (-)

Defekasi : Inkotinensia (-)

Retensi (-)

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN

Tes Romberg : Tidak dilakukan

Tes Tandem : Tidak dilakukan

Tes telunjuk hidung : Kanan : Baik

Kiri : Baik

[Type text] Page 6

Page 7: Vertigo

PEMERIKSAAN LAIN :

Tremor : (+)

Rigiditas : (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

25/8/2013 26/8/2013

- Hb : 13.3 - Ureum / Kreatinin : 25 / 0.8

- HT : 43 - Asam urat : 5.5

- Leukosit : 7.39 - Trigliserida : 158

- Trombosit : 304 - Kolesterol total : 218

- GDS : 138 - Kolesterol HDL : 54

- Na / K / Cl : 139 / 3.30/ 106 - Kolesterol LDL : 132.4

- Ureum / Kreatinin : 18 / 0.7

29/8/2013

- Trigliserida : 123

- Kolesterol total : 178

- Kolesterol HDL : 49

- Kolesterol LDL : 104.4

[Type text] Page 7

Page 8: Vertigo

2. CT Scan otak

E. RESUME

Pasien datang dengan keluhan kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS. Pusing

berputar dirasakan terutama pada saat menoleh, beraktivitas sehingga pasien seperti akan

jatuh. Keluhan pusing tersebut dirasakan timbul mendadak disertai mual dan pandangan

kabur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tes telunjuk hidung kanan dan kiri baik. Juga

terdapat remor dan rigiditas pada kedua lengan.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis klinis:

- Vertigo

Dd/ Neuritis Vestibular

- Parkinson

Diagnosis anatomis:

Nervus vestibularis

Diagnosis etiologis:

Idiopatik

[Type text] Page 8

Page 9: Vertigo

Diagnosis PA:

Reaksi inflamasi

G. TERAPI

• Medikamentosa :

- Betahistine (mertigo)

- Flunarizine (frego)

- THP

- Alpazolam

- Atorvastatin

- Mecobalamin

• Non Medikamentosa : Bed rest

H. PROGNOSIS

Ad Vitam : Ad bonam

Ad Fungsionam : Ad bonam

Ad Sanationam : Ad bonam

Tanggal Keterangan

26/08/2013 S : Pusing berputar (+)

Mual/Muntah (-)

O : KU : tampak sakit sedang

TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/mnt

[Type text] Page 9

Page 10: Vertigo

N : 82 x/mnt S : afebris

St. Generalis : dbn

St Neurologis :

- Kesadaran : compos mentis

- Rangsang meningeal : -

- N craniales : dbn

Motorik :

Tonus: Normal Trophy: Normal

Kekuatan 5555 5555

5555 5555

Refleks fisiologis : dbn

Refleks patologis : (-)

A : DiagnosisDDiagnosis : Vertigo Perifer

Betahistine (mertigo)

Flunarizine (frego)

THP

Alpazolam

Atorvastatin

Mecobalamin

27/08/2013 S : Pusing (+) minimal, Mual/Muntah (-)

O : KU : tampak sakit sedang

TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/mnt

N : 84 x/mnt S : afebris

St Neurologis : dbn

Motorik :

Tonus: Normal Trophy: Normal

[Type text] Page 10

Page 11: Vertigo

Kekuatan 5555 5555

5555 5555

Refleks fisiologis : normal

Refleks patologis : (-)

Diagnosis : Vertigo

Betahistine (mertigo)

Flunarizine (frego)

THP

Alpazolam

Atorvastatin

Mecobalamin

[Type text] Page 11

Page 12: Vertigo

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

Vertigo merupakan persepsi gerakan yang salah, baik persepsi dalam diri pasien

terhadap keadaan sekitarnya, sebagai akibat dari ketidakseimbangan input vestibuler. Pasien

mengeluh bahwa dunia sekitar seolah berputar disekeliling mereka, dan disertai dengan mual,

muntah, dan hilangnya keseimbangan. Vertigo memiliki banyak istilah awam sebagai pusing,

pening, rasa berputar – putar, sempoyongan, rasa melayang, atau merasakan badan atau

sekelilingnya berputar –putar dan jungkir balik.1

ANATOMI

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindroma vertigo antara lain:

1. Reseptor alat keseimbangan tubuh, berperan dalam proses transduksi, yaitu mengubah

rangsangan menjadi bioelektrokimia, terdiri dari:

Reseptor mekanis di vestibulum

Reseptor cahaya di retina

Reseptor mekanis di kulit, otot, dan persendian

2. Saraf aferen, berperan dalam proses transmisi, mengantarkan impuls ke pusat – pusat

keseimbangan di otak, terdiri dari:

Saraf vestibularis

Saraf optikus

Saraf spino vestibuloserebelaris

3. Pusat – pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,

integrasi/koordinasi dan persepsi.terdiri dari:

Inti vestibularis

Serebelum (vestibuloserebeli)

Korteks serebri

Hipotalamus

Inti okulomotorius

Formasio retikularis1

[Type text] Page 12

Page 13: Vertigo

II. MANIFESTASI KLINIS

Vertigo bisa merupakan gejala yang mandiri, namun bisa juga timbul bersama dengan

gejala lainnya, misalnya:

Peluh dingin, mual, muntah, dan gejala dari jalur vestibulo otonomik yang lain

Jalan sempoyongan, jalan membelok, berdiri dan atau duduk tidak bisa tegak, tidak

stabil, posisi kepala terfiksasi kearah tertentu, dan gejala lain dari jalur

vestibulospinal.

Gerakan mata ulang alik di luar kemauan (nistagmus atau nystagmoid jerks).

Oscillopsia (keluhan melihat objek yang diam nampak bergoyang), bahkan bisa

diplopia (meliaht objek nampak ganda), dan gejala lain dari jalur vestibulovisual.1

[Type text] Page 13

Page 14: Vertigo

Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular

Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular

Sifat vertigo

Serangan

Mual/muntah

Gangguan pendengaran

Gerakan pencetus

Situasi pencetus

rasa berputar

episodik

+

+/-

gerakan kepala

-

melayang, hilang

keseimbangan

kontinyu

-

-

gerakan obyek visual

keramaian, lalu lintas

Perbedaan Vertigo Perifer dan Sentral

Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral

Bangkitan vertigo Mendadak Lambat

Derajat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala ++ +/-

Gejala otonom (mual,muntah) ++ +

Gangguan pendengaran

(tinnitus, tuli)

+ -

Tanda fokal otak - +

III. ETIOLOGI

I. Penyakit sistem vestibular perifer:

A. Telinga bagian luar : serumen, benda asing

B. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akut,

otitis media efusi, labirinitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.

C. Telinga bagian dalam : labirinitis toksik akut, trauma, serangan vaskular,

alergi, hidrops labirin (morbus meniere).

[Type text] Page 14

Page 15: Vertigo

D. Nervus VIII : infeksi, trauma, dan tumor

E. Inti vestibularis : infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteri serebeli

posteroinferior, tumor, sklerosis multipleks.

II. Penyakit susunan saraf pusat

A. Hipoksia – Iskemia otak: hipertensi kronis, arteriosklerosis, anemia, hipertensi

kardiovaskuler, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis aorta dan insufisiensi,

sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik.

B. Infeksi : meningitis dan ensefalitis

C. Trauma kepala / labirin

D. Tumor

E. Migren

F. Epilepsi

III. Kelainan endokrin :

Hipoglikemi, hipotiroid, hipoparatiroid, tumor medula adrenalis, keadaan

menstruasi, hamil, monopause

IV. Kelainan psikiatri:

Depresi, cemas, sindroma hiperventilasi, fobia

V. Kelainan mata : kelainan propioseptik

VI. Intoksikasi1

IV. KLASIFIKASI VERTIGO

[Type text] Page 15

Page 16: Vertigo

1. Vertigo sentral

Gangguan di batang otak atau serebelum biasanya merupakan penyebab

vertigo jenis sentral, untuk menentukan apakah gangguan di batang otak maka kita

selidiki dahulu apakah ada gejala yang khas untuk kelainan batang otak, misalnya

diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik. Pada penderita

gangguan serebelar biasanya memiliki gangguan dalam koordinasi sehingga mungkin

tidak lancar dalam melaksanakan gerak supinasi dan pronasi tangannya secara

berturut – turut (disdiadokokinesia), percobaan telunjuk hidung (finger point test)

dilakukan dengan buruk. Pada penderita vertigo perifer dapat melakukan dengan

normal.2

2. Vertigo perifer

Dapat dibedakan menurut lamanya berlangsung:

a. Berlangsung beberapa detik

Vertigo yang paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna (serangan

vertigo dapat disebabkan karena perubahan posisi kepala). Vertigo posisional

benigna paling sering penyebabnya ialah idiopatik (tidak diketahui), namun dapat

pula karena trauma di kepala, pembedahan di telinga, atau neuritis vestibular.

Prognosis baik dan gejala akan menghilang spontan.

b. Berlangsung bebebrapa menit atau jam

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit

meniere mempunyai trias, yakni ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo,

dan tinitus. Perjalanan khas dari penyakit meniere ini adalah kelompok serangan –

serangan vertigo yang diselingi masa remisi.

c. Berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu

Neuritis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke UGD, pada

penyakit ini mulainya vertigo dan nausea (mual) serta muntah yang menyertainya

mendadak, dan gejala berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering

penderita merasa lega namun sama sekali tidak bebas dari gejala. Fungsi

pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular. Penyebab penyakit ini

kemungkinan disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik mungkin dijumpai

nistagmus, yang menjadi lebih besar amplitudonya bila pandangan dilirikkan

menjauhi telinga yang kena.2

[Type text] Page 16

Page 17: Vertigo

V. DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Pengungkapan kata – kata pasien mengenai vertigo beraneka ragam, sehingga

kita harus samakan persepsi terlebih dahulu. Setelah itu perlu ditanyakan intensitas

dan interval serangan. Pada penderita vertigo harus ditanyakan juga apakah ada

pengaruh sikap atau perubahan posisi. Pada vertigo posisional benigna, vertigo

muncul bila penderita berbaring pada satu sisi atau sisi lainnya dan berlangsung

singkat. Selain itu pengaruh terhadap lingkungan psikis, misalnya tempat yang ramai,

tempat ketinggian, berkendaraan, stres psikis, dll.

Keluhan telinga berpotensi menimbulkan vertigo maka dari itu perlu

ditanyakan, antara lain: tinitus (berdenging), tuli, rasa tertutup telinga, ataupun rasa

nyeri pada telinga jika mendengar suara keras. Keluhan lainnya yang bersifat umum

perlu juga untuk dicari seperti : penurunan kesadaran, kelumpuhan, disfagia, disfonia

(pada stroke), drop attack, kejang, osilopsia, ataupun intoksikasi.1

[Type text] Page 17

Page 18: Vertigo

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan

darah diukur dalam posisi berbaring, duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut

jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.2

3. Pemeriksaan Neurologi

Fungsi vestibuler / serebelar

a. Uji Romberg:

Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata

terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.

Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya

dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibular hanya

pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah

kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan

pada kelainan serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka

maupun pada mata tertutup.4

Gambar Uji Romberg

[Type text] Page 18

Page 19: Vertigo

b. Tandem Gait:

Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri / kanan diletakkan pada ujung jari

kaki kanan / kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan

menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.4

c. Uji Unterberger.:

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan

mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler

posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti

orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan

bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.

Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.4

d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh

mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk

tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan

tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke

arah lesi.4

[Type text] Page 19

Page 20: Vertigo

e. Uji Babinsky-Weil

Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan

lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler

unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.4

Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau

perifer.3

a. Uji Dix Hallpike

[Type text] Page 20

Page 21: Vertigo

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang

dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal,

kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan

hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya

perifer atau sentral

Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah

periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang

atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Sentral: tidak ada

periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-

ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).3

[Type text] Page 21

Page 22: Vertigo

b. Tes Kalori

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis semisirkularis lateralis

dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan

air hangat (44ºC) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.

Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya

nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).3

Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance

ke kiri atau ke kanan. Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga,

baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional

preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di

masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau N. VIII,

sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.3

c. Elektronistagmogram

Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam

gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis

secara kuantitatif.3

VI. PENATALAKSANAAN

Pengobatan vertigo terdiri dari: pengobatan kausal, pengobatan simptomatik dan

pengobatan rehabilitatif. Pengobatan kausal merupakan pilihan utama namun kebanyakan

kasus vertigo tidak diketahui sebabnya. Pengobatan simtomatik bertujuan untuk

menghilangkan dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar melayang) dan gejala otonom

(mual, muntah). Obat yang sering dipakai antara lain golongan calcium entry blocker,

antihistamin, antikolinergik, monoaminergik fenotiasin (antidopaminergik) dan histaminik.

Dosis pengobatan simtomatik diberikan sebaiknya secara bertahap supaya tidak mendepresi

berlebihan proses adaptasi yang dilakukan oleh organ keseimbangan. Pengobatan rehabilitatif

bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral, seperti contohnya

metoda Brandt-Daroff dan latihan visual vestibular.2

[Type text] Page 22

Page 23: Vertigo

Selain terapi medikamentosa yang diberikan, terapi suportif / rehabilitatif juga telah

disarankan kepada pasien, berupa berbagai latihan. Jenis latihan yang diberikan yaitu Canalit

Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont

Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang

memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.(2,3)

1. Latihan CRT / Epley manouver :

Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri (1), kemudian langsung tidur sampai

kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai

[Type text] Page 23

Page 24: Vertigo

hilang, kemudian putar kepala  ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka

menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala

tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan

ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik.     Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang

kali sampai terasa vertigo hilang.

Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360′,

mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri

( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan

balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke

posisi semula.(2,3)

2. Latihan Semont Liberatory :

Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke

kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi

kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi

kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal

ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.(2,3)

3. Latihan Brand-Darroff exercise :

[Type text] Page 24

Page 25: Vertigo

Keterangan Gambar :

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi

duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk,

arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu

kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya

makin bertambah.(2,3)

DAFTAR PUSTAKA

[Type text] Page 25

Page 26: Vertigo

1. PERDOSSI, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis, dan Terapi.Janssen

Pharmaceutica.Jakarta.1999

2. Lumbantobing.S.M.Vertigo.Fakultas Kedokteran UI.Jakarta.1996

3. Ginsberg.L,Lecture notes neurologi, edition 8 th.Penerbit Erlangga.Jakarta.2005.

4. Mardjono, M.Neurologi klinis dasar.Penerbit Dian Rakyat.Jakarta.1998

5. http://www.mims.com/Page.aspx?

menuid=mng&name=Merislon+tab&CTRY=SG&brief=false#Actions

[Type text] Page 26