Page 1
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. SR
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cipinang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nomor rekam medik : 139.73.36
B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Agustus 2013
Keluhan Utama :
Kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS. Pusing
berputar dirasakan terutama pada saat menoleh, beraktivitas sehingga pasien seperti akan
jatuh. Keluhan pusing tersebut dirasakan timbul mendadak disertai mual dan pandangan
kabur. Pada 5 hari SMRS pasien berobat di dokter klinik 24 jam di dekat rumah pasien dan
dinyatakan vertigo. Tetapi setelah meminum obat hingga habis, keluhan pasien tidak kunjung
reda. Keluhan hanya hilang sebentar namun timbul lagi. Karena keluhan semakin sering dan
berat, pasien datang ke IGD RS Persahabatan. Keluhan muntah, demam dan telinga
berdenging disangkal. Pasien mengaku mempunyai riwayat trauma di kepala yang sudah
terjadi beberapa kali, namun pasien lupa tepatnya. Pada saat terjadi benturan di kepala
[Type text] Page 1
Page 2
diakibatkan pusing yang berputar dan hilang keseimbangan. Setelah terbentur pasien
menyangkal hilang kesadaran dan mual mutah. Pasien tidak terdapat kelemahan pada lengan
dan tungkai. BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat penyakit hipertensi (+)
- Riwayat penyakit paru (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat penyakit DM (-)
- Riwayat trauma (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat penyakit paru (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat penyakit DM (-)
- Riwayat penyakit hipertensi (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS: compos mentis (E4M6V5=15) kontak (+)
Tanda-tanda vital : TD : 140/80 mmHg Nadi : 82x/menit
Pernapasan : 22x/menit suhu : afebris
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
[Type text] Page 2
Page 3
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi
Cor : BJ I,II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
STATUS NEUROLOGIS
N.CRANIALIS
N.I : Normosmia kanan dan kiri
N.II : Tajam pengelihatan baik
Lapang pandang baik
Buta warna (-)
N.III, IV, VI : Ptosis -/-
Strabismus (-)
Nistagmus (-)
Gerakan bola mata ke segala arah normal
Pupil : bulat, isokor ,Ø 3mm/3mm
Refleks cahaya langsung : +/+
Refleks cahaya tidak langsung : +/+
N.V : Sensibilitas : V 1: baik
V 2: baik
[Type text] Page 3
Page 4
V 3: baik
Membuka dan menutup mulut : baik
Menggigit : baik
N.VII : Kerutan dahi : simetris kanan dan kiri
Menutup mata : kelopak mata kanan dan kiri menutup dengan baik
Lipatan nasolabialis : simetris kanan dan kiri
N.VIII : Pendengaran: mendengar suara gesekan jari: kanan dan kiri baik
N.IX, X : Disfagia (-)
Disfonia (-)
Arcus faring : simetris
Uvula : ditengah
N.XI : Menolehkan kepala : simetris kanan = kiri
Mengangkat bahu : simetris kanan = kiri
N.XII : Lidah deviasi: tidak ada deviasi
Atrofi lidah : tidak ada
Pelo/ cadel (-)
TANDA RANGSANG MENINGEAL
Kaku kuduk : (-)
Laseque : >700 / >700
Kerniq : >1350 / >1350
Brudzinky I,II : -/-
[Type text] Page 4
Page 5
MOTORIK
Tonus : Normotonus │ Normotonus
Normotonus │ Normotonus
Trophy : Eutrophy │ Eutrophy
Eutrophy │ Eutrophy
Paresis : 5 5 5 5 │ 5 5 5 5
5 5 5 5 │ 5 5 5 5
REFLEKS FISIOLOGIS
Biceps : +/+
Triceps : +/+
KPR : +/+
APR : +/+
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski : -/- Chaddock : -/- Schaefer : -/-
Openheim: -/- Gordon : -/- Hoffman Trommer : -/-
[Type text] Page 5
Page 6
SENSORIK
Eksteroseptif Proprioseptif
Nyeri : (+) Vibrasi : (+)
Suhu : (+) Posisi : (+)
Taktil : (+) Rasa dalam : (+)
FUNGSI OTONOM
Miksi : Inkotinensia (-)
Retensi (-)
Anuria (-)
Defekasi : Inkotinensia (-)
Retensi (-)
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Tes Romberg : Tidak dilakukan
Tes Tandem : Tidak dilakukan
Tes telunjuk hidung : Kanan : Baik
Kiri : Baik
[Type text] Page 6
Page 7
PEMERIKSAAN LAIN :
Tremor : (+)
Rigiditas : (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
25/8/2013 26/8/2013
- Hb : 13.3 - Ureum / Kreatinin : 25 / 0.8
- HT : 43 - Asam urat : 5.5
- Leukosit : 7.39 - Trigliserida : 158
- Trombosit : 304 - Kolesterol total : 218
- GDS : 138 - Kolesterol HDL : 54
- Na / K / Cl : 139 / 3.30/ 106 - Kolesterol LDL : 132.4
- Ureum / Kreatinin : 18 / 0.7
29/8/2013
- Trigliserida : 123
- Kolesterol total : 178
- Kolesterol HDL : 49
- Kolesterol LDL : 104.4
[Type text] Page 7
Page 8
2. CT Scan otak
E. RESUME
Pasien datang dengan keluhan kepala pusing berputar sejak 5 hari SMRS. Pusing
berputar dirasakan terutama pada saat menoleh, beraktivitas sehingga pasien seperti akan
jatuh. Keluhan pusing tersebut dirasakan timbul mendadak disertai mual dan pandangan
kabur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tes telunjuk hidung kanan dan kiri baik. Juga
terdapat remor dan rigiditas pada kedua lengan.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis:
- Vertigo
Dd/ Neuritis Vestibular
- Parkinson
Diagnosis anatomis:
Nervus vestibularis
Diagnosis etiologis:
Idiopatik
[Type text] Page 8
Page 9
Diagnosis PA:
Reaksi inflamasi
G. TERAPI
• Medikamentosa :
- Betahistine (mertigo)
- Flunarizine (frego)
- THP
- Alpazolam
- Atorvastatin
- Mecobalamin
• Non Medikamentosa : Bed rest
H. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungsionam : Ad bonam
Ad Sanationam : Ad bonam
Tanggal Keterangan
26/08/2013 S : Pusing berputar (+)
Mual/Muntah (-)
O : KU : tampak sakit sedang
TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/mnt
[Type text] Page 9
Page 10
N : 82 x/mnt S : afebris
St. Generalis : dbn
St Neurologis :
- Kesadaran : compos mentis
- Rangsang meningeal : -
- N craniales : dbn
Motorik :
Tonus: Normal Trophy: Normal
Kekuatan 5555 5555
5555 5555
Refleks fisiologis : dbn
Refleks patologis : (-)
A : DiagnosisDDiagnosis : Vertigo Perifer
Betahistine (mertigo)
Flunarizine (frego)
THP
Alpazolam
Atorvastatin
Mecobalamin
27/08/2013 S : Pusing (+) minimal, Mual/Muntah (-)
O : KU : tampak sakit sedang
TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 84 x/mnt S : afebris
St Neurologis : dbn
Motorik :
Tonus: Normal Trophy: Normal
[Type text] Page 10
Page 11
Kekuatan 5555 5555
5555 5555
Refleks fisiologis : normal
Refleks patologis : (-)
Diagnosis : Vertigo
Betahistine (mertigo)
Flunarizine (frego)
THP
Alpazolam
Atorvastatin
Mecobalamin
[Type text] Page 11
Page 12
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Vertigo merupakan persepsi gerakan yang salah, baik persepsi dalam diri pasien
terhadap keadaan sekitarnya, sebagai akibat dari ketidakseimbangan input vestibuler. Pasien
mengeluh bahwa dunia sekitar seolah berputar disekeliling mereka, dan disertai dengan mual,
muntah, dan hilangnya keseimbangan. Vertigo memiliki banyak istilah awam sebagai pusing,
pening, rasa berputar – putar, sempoyongan, rasa melayang, atau merasakan badan atau
sekelilingnya berputar –putar dan jungkir balik.1
ANATOMI
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindroma vertigo antara lain:
1. Reseptor alat keseimbangan tubuh, berperan dalam proses transduksi, yaitu mengubah
rangsangan menjadi bioelektrokimia, terdiri dari:
Reseptor mekanis di vestibulum
Reseptor cahaya di retina
Reseptor mekanis di kulit, otot, dan persendian
2. Saraf aferen, berperan dalam proses transmisi, mengantarkan impuls ke pusat – pusat
keseimbangan di otak, terdiri dari:
Saraf vestibularis
Saraf optikus
Saraf spino vestibuloserebelaris
3. Pusat – pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi.terdiri dari:
Inti vestibularis
Serebelum (vestibuloserebeli)
Korteks serebri
Hipotalamus
Inti okulomotorius
Formasio retikularis1
[Type text] Page 12
Page 13
II. MANIFESTASI KLINIS
Vertigo bisa merupakan gejala yang mandiri, namun bisa juga timbul bersama dengan
gejala lainnya, misalnya:
Peluh dingin, mual, muntah, dan gejala dari jalur vestibulo otonomik yang lain
Jalan sempoyongan, jalan membelok, berdiri dan atau duduk tidak bisa tegak, tidak
stabil, posisi kepala terfiksasi kearah tertentu, dan gejala lain dari jalur
vestibulospinal.
Gerakan mata ulang alik di luar kemauan (nistagmus atau nystagmoid jerks).
Oscillopsia (keluhan melihat objek yang diam nampak bergoyang), bahkan bisa
diplopia (meliaht objek nampak ganda), dan gejala lain dari jalur vestibulovisual.1
[Type text] Page 13
Page 14
Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular
Sifat vertigo
Serangan
Mual/muntah
Gangguan pendengaran
Gerakan pencetus
Situasi pencetus
rasa berputar
episodik
+
+/-
gerakan kepala
-
melayang, hilang
keseimbangan
kontinyu
-
-
gerakan obyek visual
keramaian, lalu lintas
Perbedaan Vertigo Perifer dan Sentral
Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Gejala otonom (mual,muntah) ++ +
Gangguan pendengaran
(tinnitus, tuli)
+ -
Tanda fokal otak - +
III. ETIOLOGI
I. Penyakit sistem vestibular perifer:
A. Telinga bagian luar : serumen, benda asing
B. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akut,
otitis media efusi, labirinitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
C. Telinga bagian dalam : labirinitis toksik akut, trauma, serangan vaskular,
alergi, hidrops labirin (morbus meniere).
[Type text] Page 14
Page 15
D. Nervus VIII : infeksi, trauma, dan tumor
E. Inti vestibularis : infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteri serebeli
posteroinferior, tumor, sklerosis multipleks.
II. Penyakit susunan saraf pusat
A. Hipoksia – Iskemia otak: hipertensi kronis, arteriosklerosis, anemia, hipertensi
kardiovaskuler, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis aorta dan insufisiensi,
sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik.
B. Infeksi : meningitis dan ensefalitis
C. Trauma kepala / labirin
D. Tumor
E. Migren
F. Epilepsi
III. Kelainan endokrin :
Hipoglikemi, hipotiroid, hipoparatiroid, tumor medula adrenalis, keadaan
menstruasi, hamil, monopause
IV. Kelainan psikiatri:
Depresi, cemas, sindroma hiperventilasi, fobia
V. Kelainan mata : kelainan propioseptik
VI. Intoksikasi1
IV. KLASIFIKASI VERTIGO
[Type text] Page 15
Page 16
1. Vertigo sentral
Gangguan di batang otak atau serebelum biasanya merupakan penyebab
vertigo jenis sentral, untuk menentukan apakah gangguan di batang otak maka kita
selidiki dahulu apakah ada gejala yang khas untuk kelainan batang otak, misalnya
diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik. Pada penderita
gangguan serebelar biasanya memiliki gangguan dalam koordinasi sehingga mungkin
tidak lancar dalam melaksanakan gerak supinasi dan pronasi tangannya secara
berturut – turut (disdiadokokinesia), percobaan telunjuk hidung (finger point test)
dilakukan dengan buruk. Pada penderita vertigo perifer dapat melakukan dengan
normal.2
2. Vertigo perifer
Dapat dibedakan menurut lamanya berlangsung:
a. Berlangsung beberapa detik
Vertigo yang paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna (serangan
vertigo dapat disebabkan karena perubahan posisi kepala). Vertigo posisional
benigna paling sering penyebabnya ialah idiopatik (tidak diketahui), namun dapat
pula karena trauma di kepala, pembedahan di telinga, atau neuritis vestibular.
Prognosis baik dan gejala akan menghilang spontan.
b. Berlangsung bebebrapa menit atau jam
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias, yakni ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo,
dan tinitus. Perjalanan khas dari penyakit meniere ini adalah kelompok serangan –
serangan vertigo yang diselingi masa remisi.
c. Berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu
Neuritis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke UGD, pada
penyakit ini mulainya vertigo dan nausea (mual) serta muntah yang menyertainya
mendadak, dan gejala berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering
penderita merasa lega namun sama sekali tidak bebas dari gejala. Fungsi
pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular. Penyebab penyakit ini
kemungkinan disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik mungkin dijumpai
nistagmus, yang menjadi lebih besar amplitudonya bila pandangan dilirikkan
menjauhi telinga yang kena.2
[Type text] Page 16
Page 17
V. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pengungkapan kata – kata pasien mengenai vertigo beraneka ragam, sehingga
kita harus samakan persepsi terlebih dahulu. Setelah itu perlu ditanyakan intensitas
dan interval serangan. Pada penderita vertigo harus ditanyakan juga apakah ada
pengaruh sikap atau perubahan posisi. Pada vertigo posisional benigna, vertigo
muncul bila penderita berbaring pada satu sisi atau sisi lainnya dan berlangsung
singkat. Selain itu pengaruh terhadap lingkungan psikis, misalnya tempat yang ramai,
tempat ketinggian, berkendaraan, stres psikis, dll.
Keluhan telinga berpotensi menimbulkan vertigo maka dari itu perlu
ditanyakan, antara lain: tinitus (berdenging), tuli, rasa tertutup telinga, ataupun rasa
nyeri pada telinga jika mendengar suara keras. Keluhan lainnya yang bersifat umum
perlu juga untuk dicari seperti : penurunan kesadaran, kelumpuhan, disfagia, disfonia
(pada stroke), drop attack, kejang, osilopsia, ataupun intoksikasi.1
[Type text] Page 17
Page 18
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan
darah diukur dalam posisi berbaring, duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut
jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.2
3. Pemeriksaan Neurologi
Fungsi vestibuler / serebelar
a. Uji Romberg:
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya
dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibular hanya
pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan
pada kelainan serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka
maupun pada mata tertutup.4
Gambar Uji Romberg
[Type text] Page 18
Page 19
b. Tandem Gait:
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri / kanan diletakkan pada ujung jari
kaki kanan / kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan
menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.4
c. Uji Unterberger.:
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.4
d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke
arah lesi.4
[Type text] Page 19
Page 20
e. Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan
lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler
unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.4
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau
perifer.3
a. Uji Dix Hallpike
[Type text] Page 20
Page 21
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal,
kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan
hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya
perifer atau sentral
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah
periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang
atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Sentral: tidak ada
periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-
ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).3
[Type text] Page 21
Page 22
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis semisirkularis lateralis
dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan
air hangat (44ºC) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.
Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya
nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).3
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance
ke kiri atau ke kanan. Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga,
baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional
preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di
masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau N. VIII,
sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.3
c. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis
secara kuantitatif.3
VI. PENATALAKSANAAN
Pengobatan vertigo terdiri dari: pengobatan kausal, pengobatan simptomatik dan
pengobatan rehabilitatif. Pengobatan kausal merupakan pilihan utama namun kebanyakan
kasus vertigo tidak diketahui sebabnya. Pengobatan simtomatik bertujuan untuk
menghilangkan dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar melayang) dan gejala otonom
(mual, muntah). Obat yang sering dipakai antara lain golongan calcium entry blocker,
antihistamin, antikolinergik, monoaminergik fenotiasin (antidopaminergik) dan histaminik.
Dosis pengobatan simtomatik diberikan sebaiknya secara bertahap supaya tidak mendepresi
berlebihan proses adaptasi yang dilakukan oleh organ keseimbangan. Pengobatan rehabilitatif
bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral, seperti contohnya
metoda Brandt-Daroff dan latihan visual vestibular.2
[Type text] Page 22
Page 23
Selain terapi medikamentosa yang diberikan, terapi suportif / rehabilitatif juga telah
disarankan kepada pasien, berupa berbagai latihan. Jenis latihan yang diberikan yaitu Canalit
Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont
Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang
memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.(2,3)
1. Latihan CRT / Epley manouver :
Keterangan Gambar :
Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri (1), kemudian langsung tidur sampai
kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai
[Type text] Page 23
Page 24
hilang, kemudian putar kepala ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka
menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala
tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan
ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang
kali sampai terasa vertigo hilang.
Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360′,
mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri
( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan
balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke
posisi semula.(2,3)
2. Latihan Semont Liberatory :
Keterangan Gambar :
Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke
kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi
kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi
kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal
ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.(2,3)
3. Latihan Brand-Darroff exercise :
[Type text] Page 24
Page 25
Keterangan Gambar :
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi
duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk,
arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu
kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya
makin bertambah.(2,3)
DAFTAR PUSTAKA
[Type text] Page 25
Page 26
1. PERDOSSI, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis, dan Terapi.Janssen
Pharmaceutica.Jakarta.1999
2. Lumbantobing.S.M.Vertigo.Fakultas Kedokteran UI.Jakarta.1996
3. Ginsberg.L,Lecture notes neurologi, edition 8 th.Penerbit Erlangga.Jakarta.2005.
4. Mardjono, M.Neurologi klinis dasar.Penerbit Dian Rakyat.Jakarta.1998
5. http://www.mims.com/Page.aspx?
menuid=mng&name=Merislon+tab&CTRY=SG&brief=false#Actions
[Type text] Page 26