Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksanakan tugasnya guru bekerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sector pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk tenaga professional. Agar peningkatan mutu pendidikan 1
43

file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Jan 31, 2018

Download

Documents

ngoliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik

berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksanakan

tugasnya guru bekerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Untuk dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki

beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan

tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi

merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya

sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.

Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui

sector pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu

guru untuk tenaga professional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat

berhasil. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tilaar : “Peningkatan kualitas

pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya”. Untuk menjadikan

guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus

menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu

diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Dengan demikian pekerjaan

guru bukan semata-mata pekerjaan pengabdian namun guru adalah pekerja

professional seperti pekerjaan yang lain misalnya akuntan, pengacara, pengusaha,

1

Page 2:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

dosen dan dokter dan sebagainya. Memandang guru sebagai tenaga kerja

professional maka usaha-usaha untuk membuat menjadi professional tidak

semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian

penataran, pelatihan maupun memperoleh kesembapatan untuk belajar lagi perlu

juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin,

pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervise, pemberian insentif,

gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi

puas dalam bekerja sebagai pendidik.

Kepuasan kerja bagi guru sebagai pendidik diperlukan untuk meningkatkan

kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan

seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada

prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya.

Pada guru yang puas terhadap pekerjaannya kemungkinan akan membuat

berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan. Guru yang membolos,

mengaar tidak terencana, malas, mogok kerja, sering mengeluh merupakan tanda

adanya kepuasan guru rendah. Guru membalas dendam atas ketidaknyamanan

yang diberikan sekolah/kantor dengan keinginan/harapannya.

Kasus demonstrasi guru di sejumlah daerah berbuntut kepala sekolah terpaksa

dimutasikan. Aksi ini contoh ketidakpuasan guru terhadap kinerja kepala sekolah

dan contoh bagaimana kebutuhan guru tidak terpenuhi sesuai harapannya oleh

kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi. Hal ini juga contoh tentang kepala

sekolah yang tidak efektif dalam melaksanakan fungsi supervise dan tidak mampu

membuat guru termotivasi untuk bekerja, sehingga yang terjadi adalah

ketidakpuasan.

2

Page 3:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Ada beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis

mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan

motivasi kerja guru. Supervise dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru

terhadap pelaksanaan pembinaan atau bimbingan yang diberikan oleh kepala

sekolah, apakah guru telah puas atas supervise tersebut atau tidak puas sehingga

berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.

Supervise kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam

membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan dalam

membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh

kepala sekolah pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk

memecahkan masalah pendidikan termasuk masala yang dihadapi guru secara

bersama dan bukan mencari kesalahan guru.

Guru yang mempunyai persepsi yang baik terhadap supervise pengajaran

maka guru akan mengajar dengan baik, karena supervise itu berarti pembinaan

kepada guru kea rah perbaikan dalam mengajar. Begitu sebaliknya jika saran dan

advis dari supervisor (pengawas) diabaian oleh guru maka bisa berdampak pada

kegiatan mengajarnya yang kurang baik.

Hal ini berkaitan dengan kepuasan guru, yakni harapan guru terhadap kepala

sekolah dengan kenyataan yang diberikan olehnya. Jika harapan guru sesuai

dengan imbalan yang diberikan oleh kepala sekolah kemungkinan bisa membuat

puas guru. Imbalan disini bukan hanya segi materiil seperti kenaikan gaji,

tunjangan atau jonor tapi juga spiritual seperti perhatian kepala sekolah,

komunikasi yang baik antara guru dengan kepala sekolah, dorongan/motivasi oleh

kepala sekolah.

3

Page 4:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Motivasi merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan kegiatan

tertentu. Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik.

Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik/mengajar

atau jika dia mengajar karena terpaksa saja. Keberhasilan guru dalam mengajar

karena dorongan/motivasi ini sebagia pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru

itu telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru

yang diminatinya karena sesuai dengan kebutuhannya, jika orang lain tidak minat

menjadi guru, hal itu disebabkan karena kebutuhan tidak sesuai dengan

kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan

menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi

mendorong guru meningkatkan kinerjanya.

Kegiatan Supervisi Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh

secara psikologis terhadap kepuasan kerja guru, guru yang merasa puas dengan

pemberian supervise kepala sekolah dan motivasi kerja maka ia akan bekerja

dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivias kerja guru menjadi

meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervise dan

motivisi kepala sekolah maka guru akan berkerja karena terpaksa dan kurang

bergairah yang ditunjukan oleh sikap-sikap yang negative karena mereka tidak

puas, hal ini mengakibatkan produktivitas kerja guru menjadi turun.

Penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali antara supervise dengan

motivasi yang berkaitan dengan kepuasan kerja guru, disebabkan oleh :

1. Adanya kecenderungan melemahnya produktivitas guru dimana

berdasarkan pengalaman penulis menjadi kepala sekolah yaitu terjadinya

guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang tidak tepat

4

Page 5:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

waktu, guru yang mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar (Satuan

Pelajaran), guru tidak punya absensi siswa.

2. Adanya pelaksanaan supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah belum

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya kepada guru. Beberapa rekan penulis

yang sama-sama menjabat kepala SMK mengaku kurang serius dalam

melaksanakan fungsinya sebagai supervisor.

3. Adanya penurunan motivasi kerja guru merupakan salah satu penyebab

menurunnya Nilai Ebtanas.

4. Adanya ketidakpuasan guru terhadap kinerja kepala sekolah, sebagaimana

dilakukan oleh guru untuk mendemo kepala sekolah agar turun dari

jabatannya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

akan diteliti yaitu :

1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang evaluasi

pendidikan dengan kepuasan kerja?

2. Apakah terdapat hubungan antara kompetensi guru dengan kepuasan

kerja?

3. Apakah terdapat hubungan antara supervise dengan kepuasan kerja?

4. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja guru dengan kepuasan

kerja?

5. Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah

dengan kepuasan kerja?

5

Page 6:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

6. Apakah terdapat hubungan antara disiplin kerja guru dengan kepuasan

kerja?

7. Apakah terdapat hubungan kinerja dengan kualitas mengajar guru?

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang diteliti pada kepuasan kerja sebagai variable

dependent (variable terikat), supervise kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai

variabel independen (variabel bebas) pada SMP N Rainis.

D. Perumusan Masalah

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna secara akademis, praktis, dan

teoritis sebagai berikut :

1. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menemukan unsur-unsur yang

berhubungan dengan kepuasan kerja guru sehingga nantinya dapat digunakan

sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas guru dalam tugasnya sebagai

pendidik. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pengembangan

sumber daya manusia oleh para praktisi pendidikan.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian akan berguna bagi kepala sekolah, khususnya Kepala

SMP N Rainis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan terutama kualitas

guru melalui pemberian supervise oleh kepala sekolah dan motivasi kerja.

Kegunaan lain adalah bagi guru yang bersangkutan dalam upaya

meningkatkan kualitas pengajaran sebagai tenaga pengajar yang professional.

6

Page 7:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada dunia

pendidikan pada umumnya dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru

melalui peningkatan supervise Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja.

Dalam hal ini factor kepuasa kerja guru akan memacu guru untuk

semangat bekerja, memacu peningkatan kinerja, memacu kualitas kerja dan

produktivitas kerja guru. Jika hasil penelitian ini terbukti maka dapat

digunakan sebagai rujukan untuk memperbaiki kinerja guru melalui kepuasan

kerja guru yang dipengaruhi oleh factor Supervisi Kepala Sekolah dan

Motivasi Kerja.

Diharapkan di sekolah-sekolah kepala sekola dapat memainkan

perannya sebagai supervisor dan motivator yang baik kepada bawahannya.

3. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk

mengetahui seberapa besar hubungan antara supervise kepala sekolah, dan

motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru sehingga dapat mengetahui

pemanfaatannya di bidang pendidikan.

7

Page 8:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian

1. Kepuasan Kerja

Guru menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan,

mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-

sikap terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan kinerja guru, dedikasi,

dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan di pundaknya. Sikap yang

positif harus dibina, sedang yang negative harus dihilangkan sedini mungkin.

Sikap guru itu seperti kepuasan kerja, stress dan frustasi yang ditimbulkan adanya

perkejaan, peralatan, lingkungan, iklim organisasi dan sebagainya.

Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang

menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Ada perbedaan yang penting

antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja

adalah perasaan senang atau tidak senang yang relative yang berbeda dari

pemikiran obyektif dan keinginan perilaku. Malayu SP. Hasibuan mendefinisikan

kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai

pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi

kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relative

yang berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.

Kepuasan kerja adalah sikap umum pekerja yang menilai perbedaan antara

jumlah imbalan yang diterima dengan yang diyakininya seharusnya diterima.

Sedang menurut Schermerhorn Hunt dan Osborn bahwa kepuasan kerja adalah

8

Page 9:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

tingkat dimana seseorang merasa positif atau negative tentang berbagai segi dari

pekerjaan, tempat kerja dan hubungannya dengan teman kerja. Kepuasan adalah

keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang.

Ketidakpuasan kerja akan muncul saat harapan-harapan ini tidak dipenuhi.

Sebagai contoh, jika seorang tenaga kerja mengharapkan kondisi kerja yang aman

dan bersih, maka tenaga kerja mungkin bisa menjadi tidak puas jika tempat kerja

tidak aman dan kotor.

Berdasarkan atas beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah refleksi perasaan seseorang

yang menyenangkan mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan dengan

imbalan yang diberikan oleh organisasi. Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh

sikapnya dalam bekerja/mengajar.

Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia akan

bekerja dengan baik/mengajar dengan baik. Tetapi jika guru kurang puas maka dia

akan mengajar sesuai kehendaknya.

Arni Muhammad menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan

orang tidak puas dengan pekerjaannya. Hal pertama, apabila orang tersebut tidak

mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya. Yang

kedua, apabila hubungan sesame teman sekerja kurang baik. Atau dengan kata

lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi. Sedang

Malayu SP. Hasibuan menyebutkan bahwa kepuasan kerja karyawan dipengaruhi

factor-faktor berikut : 1). Balas jasa yang adil dan layak, 2). Penempatan yang

tepat sesuai dengan keahlian; 3). Berat-ringannya pekerjaan; 4). Suasana

lingkungan pekerjaan; 5). Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan; 6).

9

Page 10:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya; 7). Sifat pekerjaan monoton atau tidak.

Selanjutnya Hasibuan menjelaskan bahwa tolak ukur tingkat kepuasan yang

mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya.

Indicator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan

turnover besar maka secara relative kepuasan kerja karyawan baik.

Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja, dan turnover kecil maka

kepuasan kerja karyawan diperusahaan bertambah. Kepuasan kerja merupakan

kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja guru dalam mendukung

terwujudnya tujuan pendidikan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa

kepuasan dan ketidakpuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang

menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru

dengan imbalan yang diberikan oleh sekolah/organisasi. Jika pekerjaan mengajar

guru mendapat imbalan yang menurutnya pantas ia akan puas, sebaliknya jika

hasil kerjanya memperoleh imbalan yang tidak pantas menurutnya maka guru

menjadi tidak puas.

Kepuasan yang tinggi diinginkan oleh kepala sekolah karena dapat

dikaitkan dengan hasil yang positif yang mereka harapkan, yang menunjukkan

manajemen pendidikan yang efektif dan efisien oleh kepala sekolah. Kepuasan

kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkungan seseorang di luar

pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan. Demikian juga halnya

karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan kerja

mempengaruhi kepuasan hidup seseorang. Hasilnya terdapat dampak bolak-balik

antara kepuasan kerja dengan kepuasan hidup.

10

Page 11:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Ada tiga factor utama yang mempegaruhi kepuasan kerja yang biasa

terjadi pada dunia kerja/industry yang bisa pula diterapkan di dunia pendidikan,

yaitu :

1. Usia. Ketika para karyawan makin bertambah lanjut usianya, mereka

cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya. Karyawan yang

lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi,

kurang penyesuaian dan berbagai sebab lain.

2. Tingkat Pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih

tinggi cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Mereka

biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan

yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas.

3. Ukuran Organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa

bukti yang menunjukkan bahwa kepuasa kerja cenderung agak

menurun apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi

kecenderungan itu.

Sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-

harapannya terhadap pengalaman masa depan.

Menurut Locke (1969) dalam kutipan Kennett N. Wexley dan Gary A.

Yuki, kepuasan atau ketidakpuasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada

selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang

diinginkan. Jumlah yang “diinginkan”dari karakteristik pekerjaan didefinisikan

sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda.

11

Page 12:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi

yang diinginkan dengan kondisi actual. Semakin besar kekurangan dan semakin

banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidakpuasannya, jika

lebih banyak jumlah factor pekerjaan yang diterima secara minimal dan

kelebihannya menguntungkan (misalnya : upah ekstra, jam kerja yang lebih lama)

orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang

diinginkan.

Sedang Potter (1961) mendefinisikan kepuasan sebagai selisih dari

banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”.

Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang

seharusnya ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada

pertimbangan-pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan

karena determinan dari banyaknya factor pekerjaan yang lebih disukai. Studi

Wanous dan Laler (1972) menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan

yang berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.

Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan

terhadap pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk

mengukur kepuasan kerja.

Berdasarkan atas ruang lingkup kerj aguru dengan tugas utama sebagai

pengajar maka survey kepuasan kerja guru dapat ditentukan indikator-

indikatornya sebagai berikut :

1. Upah/gaji yang pantas

2. Kondisi kerja yang mendukung

3. Hubungan dengan atasan

12

Page 13:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

4. Hubungan dengan rekan sekerja

5. Hasil pekerjaan

2. Supervisi Kepala Sekolah

Suharsimi Arikunto mengemukakan tentang istilah supervise. Istilah

Supervisi lebih mendekatkan pada sifat manusiawi dalam pelaksanaan supervise

tidak mencari kesalahan atau kekurangan tetapi melakukan pembinaan, agar

pekerjaan yang disupervisi diketahui kekurangannya, diberitahukan cara

meningkatkan, dan membicarakan bersama sesuatu kekurangan.

Kemudian Suharsimi Arikunto menyatakan tentang pengertian Supervisi

Pengajaran dengan menyebutkan sebagai “Supervisi Klinis” yaitu suatu bentuk

supervise yang difokuskan pada peningkatan kualitas mengajar dengan melalui

sarana siklus yang simpatik untuk langkah-langkah intensif dan cermat tentang

penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk mengadakan perubahan

dengan cara yang rasional. Glickman dalam Ibrahim Bafadal mendefinisikan

Supervisi Pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi

pencapaian tujuan pengajaran.

Daresh mengemukakan Supervisi Pengajaran adalah upaya membantu

guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran. Menurut

pendapat Harris dalam Piet A. Sahertian Supervisi Pengajaran adalah apa yang

dilakukan oleh petugas sekolah terhadap stafnya untuk memelihara (maintain)

atau mengubah pelaksanaan kegiatan di sekolah yang langsung berpengaruh

terhadap proses mengajar guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

13

Page 14:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Selanjutnya Crosby sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin mengemukakan

superivisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar

mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar

mengajar yang lebih baik.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan supervise pengajaran

adalah upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat

meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah

perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan

dencan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Fungsi kepala sekolah antara lain memberikan bimbingan dan penyuluhan

terhadap staf guru maupun staf tatausaha agar setiap staf dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik, dalam arti agar tugas itu dapat berhasil secara efektif.

Dengan bimbingan terhadap staf guru, maknanya Kepala Sekolah berusaha agar

tugas guru sebagai pendidikan dan pengajar dapat tercapai hasil yang efektif dan

efisien.

3. Motivasi Kerja Guru

Motivasi merupakan unsure psikologis bagi seorang guru dalam rangka

untuk keberhasilan dalam mengajar. Guru yang tidak punya motivasi mengajar

maka ia tidak akan berhasil dalam mengajar. Guru mempunyai motivasi karena

terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang timbul akibat dari hubungannya dengan

organisasi (SMK N Se Kota Samarinda), sebagaimana dijelaskan oleh Buchari

Zainun bahwa beraneka ragam kebutuhan timbul akibat adanya beberapa macam

hubungan dengan organisasi. Selain kebutuhan-kebutuhan yang bercorak fisik

14

Page 15:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

biologis dan social ekonomis, yang lebih adalah terdapatnya kebutuhan-kebutuhan

yang bersifat social psikis.

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada

sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.Motivasi

mempersoalkan bagaimana caranya mangarahkan daya dan potensi bawahan,agar

mau bekerja secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang

telah ditentukan. Motif adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak

dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan suatu

kecenderungan tertentu. Bernard Berendoom dan Gary A Stainer dalam

Sedarmayanti, mendefinisikan motivasi adalah kondisi mental yang mendorong

aktivitas dan memberi energy yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan

memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Malay SP. Hasibuan

mendefinisikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan

terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapaian kepuasan. Sedang Gibson,

dkk, mendefinisikan motivasi adalah kekuatan mendorong seseorang karyawan

yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku positiv. Motivasi merupakan hasrat

di dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.

Untuk memotivasi para guru kepala sekolah harus mengetahui motif dan

motivasi yang diinginkan guru. Orang mau bekerja adalah memenuhi kebutuhan

baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak

disadari (unconsvious needs), berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik

maupun rohani.

15

Page 16:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Isi teori motivasi berhubungan denga pengusahaan pemuasan kebutuhan

manusia. Teori yang paling terkenal antara lain sebagai berikut :

HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW

Maslow dalam Soewarno Handayaningrat membagi kebutuhan manusia

dalam hirarki kebutuhan, bahwa motivasi manusia berhubungan dengan lima

kebutuhan, yaitu (1) kebutuhan fisik (Physiological need), (2) kebutuhan untuk

memperoleh keamanan dan keslamatan (security of safety need), (3) kebutuhan

bermasyarakat (social need) (5) kebutuhan untuk memperoleh kebanggan (self

actualization need). Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar, yang

bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis seperti

kebutuhan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, seks, dll. Kebutuhan rasa

aman dan perlindungan seperti terjaminnya keamanan, terlindung dari bahaya dan

ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan lain

sebagainya. Kebutuhan social, meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan

sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok dan lain sebagainya. Kebutuhan

akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan,

kedudukan, kreatifitas, ekspresi diri, dan sebagainya. Kebutuhan tertinggi menurut

Maslow adalah kebutuhan transenden, yaitu kebutuhan yang meliputi berperilaku

mulia, member arti bagi orang lain, terhadap sesame, terhadap alam dan

sebagainya.

16

Page 17:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dari dua variabel penelitian supervise kepala

sekolah dan kepuasan kerja guru maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Hubungan Antara Supervisi Kelapa Sekolah (X) dengan Kepuasan Kerja (Y)

Supervise Kepala Sekolah merupakan sarana bagi kepala sekolah untuk

melakukan pembinaan/pembimbingan kepada guru mengenai hasil kegiatan guru

dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu diharapkan supervise kepala

sekolah akan membawa dampak positif bagi perkembangan kegiatan guru

sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Dalam dunia pendidikan

guru-guru merupakan figure yang ditaati oleh seluruh peserta didik, yang menjadi

siswa di sekolah bersangkutan. Guru dalam menjalankan tugasnya memiliki

keanekaragama latar belakang pendidikan, kemampuan, inisiatif dan motivasi

mengajar di sekolah. Dengan keanekaragaman tersebut masing-masing guru

memiliki tujuan dan peran serta yang berbeda di dalam menjalankan tugasnya.

Dengan kemampuan tingkat profesionalisme yang dimiliki guru akan menuntut

imbalan kerja secara ekonomis yang berbeda pula.

Jika kepala sekolah dapat menerapkan tipe supervise yang dapat

meningkatkan kualitas mengajar, dengan diimbangi penghargaan yang memadai

maka guru dalam menjalankan tugasnya akan mendapat kepuasan kerja sebagai

imbalan yang diperoleh dari sekolah bersangkutan.

Supervise kepala sekolah dalam penelitian ini adalah tanggapan guru

mengenai hasil supervise berupa bimbingan dalam tugas guru sebagai pengajar

yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru.

17

Page 18:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Supervise yang dilaksanakan oleh kepala sekolah berkenaan dengan

pemecahan masalah dan bukan mencari masalah secara bersama antara guru

dengan kepala sekolah. Kepala sekolah yang mau memperhatikan dan membantu

guru dalam memecahkan masalah-masalah pengajaran, masalah pribadi dan

masalah profesi akan dapat member kepuasan guru dalam bekerja. Guru akan

merasa dihargai dan diperhatikan sehingga guru akan bersikap baik terhadap

organisasi dan kepala sekolah.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, diduga terdapat

hubungan yang positif antara supervise kepala sekolah dengan kepuasan kerja

guru. Dengan perkataan lai, makin baik supervise kepala sekolah maka makin

tinggi kepuasa kerja guru.

C. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah (X) Dengan Kepuasan Kerja (Y)

Tanggapan guru atas pelaksanaan Supervisi yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah merupakan suatu penilaian yang diberikan guru kepada Kepala

Sekolahnya terhdap perlakuan kepada dirinya. perlakuan kepala sekolah dalam

supervise bisa berdampak positif bagi guru yang bersangkutan namun pula juga

bisa berdampak negative. Adanya cara-cara dan teknik pendekatan dalam

melakukan supervise kepada guru itu akan berpengaruh kepada kepuasan kerja

guru.

Supervise yang diberikan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas

pengajaran secara tepat dapat meningkatkan kepuasan kerja guru bersangkutan

dalam menjalankan tugasnya hari-hari. Dengan demikian kepuasan kerja guru

merupakan salah satu ukuran keberhasilan dalam bekerja yang dapat dilihat dalam

18

Page 19:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

dimensi kedisiplinan, kualitas, kuantitas dan sikap guru. Kepusan kerja yang

ditunjukan rasa tanggung jawabnya kepada beban profesionalisme yang

diembannya. Indikasi bahwa kepuasan kerja akan meningkat apabila tanggapan

kepuasan kerja guru juga akan meningkat apabila motivasi kerja guru meningkat.

Hal ini terlihat bahwa guru-guru yang memiliki motivasi tinggi dalam hal

tanggung jawab, penghargaan, pekerjaan yang menantang dan lain sebagainya,

akan dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan rasa senang, sehingga

menimbulkan komunikasi yang kondusif dengan semua komponen sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, diduga bahwa ada hubungan positif

antara supervisi kepalasekolah dengan kepuasan kerja.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikiran di atas maka hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut : Terdapat Hubungan Positif Antara Supervisi

Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru SMP N Rainis. Dengan kata lain,

makin baik Supervisi Kepala Sekolah, Makin Tinggi Kepuasan Kerja Guru.

19

Page 20:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah penelitian ini tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan supervise kepala sekolah dengna

kepuasan kerja guru SMP N Rainis.

2. Untuk mengetahui hubungan supervise kepala sekolah dan kepuasan

kerja guru SMP N Rainis.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di SMP N Rainis Kecamatan Rainis Kabupaten

Talaud. Penelitian dilakukan selama empat bulan pada bulan Juli 2011 sampai

Oktober 2011.

C. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah jumlah obyek yang akan diteliti dalam hal ini supervise

Kepala Sekolah dan Guru di SMP N Rainis.

Kepala Sekolah : 1 Orang

Guru-Guru : 14 Orang

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian berbentuk kuesioner, yang meliputi (1) Kepuasan

kerja, (2) supervise kepala sekolah. Sebelum kuesioner terlebih dahulu dibuat kisi-

kisi untuk setiap variabel. Dari dua variabel dibuat skala penilaian dengan rentang

jawaban 1 sampai dengan 5. Masing-masing opsi jawaban diberi skor : A

diberikan skor 5, B diberi skor 4, C diberi skor 3, D diberi skor 2 dan E diberi

20

Page 21:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

skor 1 denga rentang jawaban 1 sampai dengan 5. Masing-masing opsi jawaban

diberi skor : A diberikan skor 5, B diberi skor 4, C diberi skor 3, D diberi skor 2,

dan E diberi skor 1, dan instrument dikembangkan berdasarkan indikator yang

ada. Sebelum digunakan dalam penilaian, instrument tersebut diuji tingkat

validasi dan reliabilitasnya. Butir-butir instrument yang valid digunakan untuk

alat pengukuran dalam penilaian, sedangkan butir yang instrumen yang tidak valid

dibuang.

1. Kepuasan Kerja (Variabel Y)

a. Definisi Konspetual

Kepuasan Kerja adalah refleksi perasaan guru yang timbul setelah

melakukan evaluasi terhadap lingkungan pekerjaannya. Salah satu bentuk

spesifik sikap kepuasan kerja yaitu reaksi emosional yang muncul pada

diri seseorang akibat dari persepsinya terhadap pekerjaan.

b. Definisi Operasional

Kepuasan kerja adalah refleksi perasaan guru yang menyenangkan

mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang

diberikan oleh sekolah/organisasi. Kepuasan kerja diperoleh total skor

yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrument dengan

indikator-indikator sebagai berikut :

1. Upah/gaji yang pantas

2. Kondisi kerja yang mendukung

3. Hubungan dengan atasan

4. Hubungan dengan rekan sekerja

5. Hasil pekerjaan

21

Page 22:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Instrument ini terdiri dari 20 item dan setiap item memiliki

lima alterative jawaban yaitu A = Tidak puas, B = Kurang puas, C = Ragu-

ragu, D = Puas, E = Sangat puas. Dengan demikian secara skor teoritis

berkisar 20 sampai dengan 100.

Table 3. Variabel Kepuasan Kerja

NOMOR INDIKATOR NOMOR BUTIR JUMLAH

1

2

3

4

5

Upah dan Tunjangan yang pantas

Kondisi Kerja yang mendukung

Hubungan dengan atasan

Hubungan degan rekan sekerja

Hasil pekerjaan.

1,2,3,4

5,7,8,12

6,9,10,14

11,13,15,16

17,18,19, 20

4

4

4

4

4

JUMLAH 20

c. Kalibrasi

Uji coba dilakukan terhadap 15 orang guru SMP Seatan Tabang.

Uji coba butir-butir instrument tersebut dimaksudkan untuk menguji

keabsahan dan kehandalan butir-butir instrument yang digunakan dalam

penelitian. Validitas instrument diuji dengan menggunakan korelasi sekor

butir dengan sekor total “Product Moment (Pearson)”. Analisis dilakukan

terhadap semua instrument secara manual dengan dibantu computer

program Excel, dimana batas angka kritis adalah 0,05. Criteria pengujian

dengan membandingkan antara rhiting dengan r table, jika r hitung > r

table maka instrument dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r table

maka dianggap tidak valid (drop), sehingga instrument tidak dapat

digunakan dalam penelitian.

22

Page 23:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Dari hasil analisis instrument yang disebarkan dalam uji coba

sebanyak 20 butir kesemuanya dinyatakan valid, pada taraf signifikan

0,05, n= 35 dengan r table = 0,23 dimana dari 20 butir item r hitung > r

table. Koefisien jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh

responden. Adapun alat analisisnya menggunakan metode belah dua (split

half) dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan genap, selanjutnya

dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus “Alpha Cronbach”.

Perhitungan dilakukan secara manual dengan dibantu computer program

Excel. Hasil koefisien reliabilitas instrument kepuasan kerja adalah sebesar

r || = 0,949 karena angka ini jauh lebih dari 0,7 dapat dikatakan instrumen

reliable (konsisten).

2. Supervise Kepala Sekolah (Variabel X)

a. Definisi Konseptual

Supervisi adalah suatu proses pembinaan yang dilakukan oleh

kepala sekolah kepada guru untuk mencapai tujuan proses belajar

mengajar. Kepala sekolah sebagai supervisor tidak mencari kesalahan guru

namun memecahkan masalah kegiatan belajar mengajar secara bersama-

sama dengan guru.

b. Definisi Operasional

Supervisi kepala sekolah adalah tanggapan guru mengenai hasil

supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka

meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Supervisi kepala sekolah

merupakan instrument total skor yang diperoleh dari jawaban responden

terhadap instrument dengan indikator-indikator sebagai berikut :

23

Page 24:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

1. Tujuan supervisi

2. Hubungan guru dengan supervisor

3. Bimbingan perencanaan mengajar

4. Prosedur pelaksanaan supervise

5. Bantuan dalam memecahkan masalah

6. Hasil dan tindak lanjut supervisi

Instrument ini terdiri dari 20 item dan setiap item memiliki lima

alternative jawaban yaitu A = Tidak pernah, B = Jarang, C = Kadang-

kadang, D = Sering, E = Selalu. Dengan demikian secara skor teoritis

berkisar 20 sampai dengan 100.

Tabel 4 : Variabel Supervisi Kepala Sekolah

NOMOR INDIKATOR NOMOR BUTIR JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

Program dan jadwal supervisi

Tujuan dan prinsip supervisi

Hubungan guru dengan supervisor

Bimbingan dalam supervisi

Prosedur pelaksanaan supervisi

Bantuan dalam memecahkan masalah

Hasil supervisi

1,2

3, 16

4, 5, 14

6, 7, 12

9, 11

13, 15, 18

8, 10, 17

2

2

3

3

2

3

3

JUMLAH 18Uji coba dilakukan terhadap 15 guru SMP N Rainis. Uji coba butir-

butir instrument tersebut dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan

kehandalan butir-butir instrument yang digunakan dalam penelitian.

Validitas instrument diuji dengan menggunakan korelasi skor butir

dengan skor total “Product Moment (Pearson)”. Analisis dilakukan

terhadap semua instrument secara manual dengan dibantu computer

24

Page 25:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

program Excel, dimana batas angka kritis adalah 0,05. Criteria pengujian

dengan membandingkan antara r hitung valid, sebaliknya jika r hitung < r

table maka dianggap tidak valid (drop), sehingga instrument tidak dapat

digunakan dalam penelitian. Dari hasil analisis instrument yang disebarkan

dalam uji coba sebanyak 20 butir ternyata terdapat 18 item yang

dinyatakan valid dan 2 item dinyatakan tidak valid, yaitu item nomor 3

dan nomor 15 pada taraf signifikansi 0,05, n = 15 dengan r table = 0,23,55.

Koefisien reliabilitas instrument dimaksudkan untuk melihat

konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh responden.

Adapun alat analisisnya menggunakan metode belah dua (Split half)

dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan genap, selanjutnya

dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus “Alpha Cronbach”.

Penghitungan dilakukan secara manual dengan dibantu computer program

Exce. Hasil koefisien reliabilitas instrument supervisi kepala sekolah

adalah sebesar r || = 0,950 karena angka ini jauh lebih dari 0,7 dapat

dikatakan instrument reliable (konsisten).

c. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data menggunakan uji statistic korelasi dan

regresi berganda. Analisis korelasi dan regresi berganda ini adalah analisis

tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih

independent variabel. Penelitian ini menggunakan tiga buah instrument

yang berasal dari kajian teoritis dan instrument tersebut telah diadakan uji

cobakan untuk mengetahui validitasnya. Untuk mengetahui penafsiran

terhadap koefisien korelasi yang ditemukan berpedoman pada pendapat

25

Page 26:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Sugiyono. Selengkapnya arti tingkat hubungan masing-masing variabel

dapat dilihat selengkapnya pada table berikut ini :

Table 5 : Penafsiran Koefisien Korelasi

NO INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

1

2

3

4

5

0,00 – 0, 199

0,20 – 0, 399

0, 40 – 0, 599

0, 60 – 0, 79

0, 80 – 1, 00

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2000)

Interval kelas menurut Sudjana, didasarkan atas banyaknya

responden, karena dalam penelitian ini hanya 60 orang berarti lebih kecil

dari 200, maka interval kelasnya menggunakan paling sedikit 5 dan paling

banyak 15.

1. Uji Persyaratan Untuk Analisis Regresi

Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian

persyaratan regresi yaitu :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan

diketahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak. Apabila pengujian normal, maka hasil perhitungan

statistic dapat digeneralisasi pada populasinya. Uji normalitas dilakukan

dengan baik secara manual maupun menggunakan computer program

SPSS. Dalam penelitian ini uji normalitas dapat digunakan uji

26

Page 27:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

Kolmogorov-smirnov, kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi

hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji kedua yang harus dipenuhi untuk analisis regresi adalah uji

linearitas, bertujuan untuk memastikan hubungan antara ubahan bebas dan

ubahan terikat bersifat linier, kuadratik atau dalam derajat yang lebih

tinggi lagi. Pedoman untuk melihat kelinieritasan ini adalah menggunakan

scaterplot jika data tersebar dari arah kiri bawah ke kanan atas membentuk

garis lurus berarti regresinya adalah linier Singgih.

c. Uji Homogenitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians populasi

yang berdistribusi normal. Uji bomogenitas menggunakan uji Barlett.

Menurut Singgih, jika nilai probalitasnya > 0, 05 maka data berasal dari

populasi yang variansnya sama atau homogen.

2. Uji Hipotesis

Untuk menganalisis hipotesis, langkah-langkah yang ditempuh

adalah sebagai berikut :

a. Uji Korelasi Sederhana

Uji korelasi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis

pertama dan hipotesis kedua. Teknik korelasi sederhana yang digunakan

adalah korelasi Person. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungna

antara variabel-variabel bebas dengan terikat.

d. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistic dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

27

Page 28:  file · Web viewAda beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervise yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru

1. H0 : p y1 = 0

H1 : p y1 > 0

2. H0 : p y2 = 0

H1 : p y2 > 0

Keterangan :

H0 : adalah hipotesis nol

H1 : adalah hipotesis alternative

p y1 : adalah koefisien korelasi antara supervisi kepala sekolah

dengan kepuasan kerja

28