Top Banner
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah : Pembelajaran Bio Berbasis Komputer & Internet Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd Disusun oleh: ELI TARLI 14111610108 Semester/Fakultas/Jurusan : VII /TARBIYAH/BIO-A KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
33

UTS Komnet

Feb 20, 2023

Download

Documents

Haris Nawati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UTS Komnet

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah : Pembelajaran Bio Berbasis Komputer & Internet

Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd

Disusun oleh:

ELI TARLI

14111610108

Semester/Fakultas/Jurusan : VII /TARBIYAH/BIO-A

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI

CIREBON

Page 2: UTS Komnet

2014

JAWABAN SOAL No. 1 dan 2 !!!

1. Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media

teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat

terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru

dan peserta didik.

a. ADDIE

Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem

pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar

sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah

dipelajari. Model ini terdiri dari lima fase atau

tahap utama, yaitu: 1) Analysis/ Analisis; 2) Design/

Desain; 3) Development/ Pengembangan; 4)

Implementation/Implementasi; dan 5)

Evaluation/Evaluasi.

1) Analysis / Analisis

Analisis merupakan langkah pertama dari model

desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah analisis

melalui dua tahap yaitu :

a) Analisis Kinerja

Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui

dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang

dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan

program pembelajaran atau perbaikan manajemen.

Contoh :

Page 3: UTS Komnet

Kurangnya pengetahuan dan keterampilan

menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam

organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan

solusi berupa penyelenggaraan program

pembelajaran.

Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau

kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi

perbaikan kualitas manajemen. Misalnya pemberian

insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan

promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang

memadai.

b) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang

diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan

atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa

untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

Hal ini dapat dilakukan apabila program

pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah

pembelajaran yang sedang dihadapi.

Pada saat seorang perancang program

pembelajaran melakukan tahap analisis, ada dua

pertanyaan kunci yang yang harus dicari

jawabannya, yaitu :

1) Apakah tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan, dibutuhkan oleh siswa?

2) Apakah tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan, dapat dicapai oleh siswa?

Page 4: UTS Komnet

Jika hasil analisis data yang telah

dikumpulkan mengarah kepada pembelajaran sebagai

solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang

sedang dihadapi, selanjutnya perancang program

pembelajaran melakukan analisis kebutuhan dengan

cara menjawab beberapa pertanyaan lagi.

Pertanyaannya sebagai berikut :

1) Bagaimana karakteristik siswa yang akan

mengikuti program pembelajaran ? (learner

analysis )

2) Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang

telah dimiliki oleh siswa ? (pre-requisite

skills)

3) Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu

dimiliki oleh siswa ? (task atau goal analysis)

4) Apa indikator atau kriteria yang dapat

digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah

mencapai kompetensi yang telah ditentukan

setelah melakukan pembelajaran ? (evaluation

and assessment)

5) Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh

siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang

telah dipelajari ? (setting or condition

analysis)

2) Design / Desain

Page 5: UTS Komnet

Desain merupakan langkah kedua dari model desain

sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan:

a) Inti dari langkah analisis krn mempelajari

masalah kemudian menemukan alternatif solusinya

yang berhasil diidentifikasi melalui langkah

analisis kebutuhan.

b) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk,

menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki

oleh siswa selama mengikuti aktivitas

pembelajaran.

c) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan,

apakah program pembelajaran dapat mengatasi

masalah kesenjangan kemampuan siswa? 

Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan

kemampuan yang dimiliki siswa dengan kemampuan yang

seharusnya dimiliki siswa.

Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:

a) Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi

yang telah ditentukan setelah mengikuti proses

pembelajaran.

b) Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60%

dari standar kompetensi yang telah digariskan.

Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat

pertanyaan-pertanyaan kunci diantaranya adalah

sebagai berikut :

Page 6: UTS Komnet

a) Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus

dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program

pembelajaran ?

b) Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam mengikuti program

pembelajaran ?

c)  Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan

oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi –

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - setelah

mengikuti program pembelajaran ?

d) Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat

digunakan dalam mendukung program pembelajaran ?

3) Development / Pengembangan

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam

mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran

ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan

membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar.

Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih,

menentukan metode, media serta strategi pembelajaran

yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan

materi atau substansi program.

Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua

tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain

adalah :

Page 7: UTS Komnet

a) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar

yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

b) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang

akan digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang

perancang akan membuat pertanyaan-pertanyaan kunci

yang harus dicari jawabannya, Pertanyaan-

pertanyaannya antara lain :

a) Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk

dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran

?

b) Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk

memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik ?

c) Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan

dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik ?

d) Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam

menyelenggarakan program pembelajaran ?

4) Implementation / Implementasi

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran

merupakan langkah keempat dari model desain sistem

pembelajaran ADDIE.

Tujuan utama dari langkah ini antara lain :

Page 8: UTS Komnet

a) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau

kompetensi.

b) Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi

untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang

dihadapi oleh siswa.

c) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran,

siswa perlu memilki kompetensi – pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan.

Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari

jawabannya oleh seorang perancang program

pembelajaran pada saat melakukan langkah

implementasi yaitu sebagai berikut :

a) Metode pembelajaran seperti apa yang paling

efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan

atau materi pembelajaran ?

b) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat

dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa

agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap

penyampaian materi atau substansi pembelajaran

yang disampaikan ?

5) Evaluation / Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model

desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah

sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai

terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap

Page 9: UTS Komnet

program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

beberapa hal, yaitu :

a) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara

keseluruhan.

b) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang

merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program

pembelajaran.

c) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat

adanya peningkatan kompetensi siswa setelah

mengikuti program pembelajaran.

Beberapa pertanyaan penting yang harus

dikemukakan perancang program pembelajaran dalam

melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :

a) Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang

mereka ikuti selama ini ?

b) Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa

dalam mengikuti program pembelajaran ?

c) Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi

atau substansi pembelajaran ?

d) Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah

dipelajari ?

e) Seberapa besar kontribusi program pembelajaran

yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar

siswa ?

b. ASSURE

Page 10: UTS Komnet

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan

sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut

Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam

langkah kegiatan yaitu:1) Analyze Learners; 2) States

Objectives; 3) Select Methods, Media, and Material; 4)

Utilize Media and materials; 5) Require Learner

Participation; 6) Evaluate and Revise.

Adapun langkah-langkah penerapan model ASSURE

dalam materi :

1) Analyze Learners (Analisis Pelajar)

Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media

pembelajaran akan digunakan secara baik dan

disesuaikan dengan ciri-ciri belajar, isi dari

pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan

bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich,

2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua

cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting

dapat dilakuan untuk mengenal pelajar

sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan

awal khusus dan gaya belajar

Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak

perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu

berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis,

masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran

ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.

Siswa kelas VIII SMP/MTs merupakan tahap operasi

Page 11: UTS Komnet

formal dengan kisaran usia 11tahun – dewasa menurut

teori Piaget. Karakteristik anak kelas VIII MTs

adalah senang melakukan belajar dengan melakukan

sesuatu kegaiatan (learning by doing), senang

melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Pada

tahap ini siswa mulai berpikir secara abstrak,

menalar secara logis, menarik kesimpulan dari

informasi yang tersedia dan dapat menerima

pandangan orang lain. Pada tahap ini pula siswa

sudah mampu mengasimilasi (menghubungkan objek

dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan

akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam

pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses

tersebut jika berlangsung terus menerus akan

membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru

menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara

bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui

interaksi dengan lingkungannya

Pada usia ini anak sudah mulai mampu berpikir

logis dalam bentuk sederhana, anak sudah menyadari

adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan

datang, dan juga anak sudah mampu mengimajinasikan

sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan

objek-objek kongkret. Dalam hal ini Keterampilan

berfikir logis dan kritis serta mampu menanggapi

permasalahan atau peristiwa yang ada di lingkungan

Page 12: UTS Komnet

sekitar amat diperlukan dalam pengembangan

pembelajaran.

2) States Objectives (Menyatakan Tujuan)

Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan

tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang

diharapkan dapat siswa capai ? Lebih tepatnya,

kemampuan baru apakah yang harus dimiliki siswa

setelah proses pembelajaran. Objectives adalah

sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai,

bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan tujuan

harus spesifik. Tujuan pembelajaran hendaknya

mengandung unsur ABCD.

Standar Kompetensi : 4. Memahami kegiatan pelaku

ekonomi masyarakat

Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan

hubungan antara kelangkaan

sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak

terbatas

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa

dapat :

Mendeskripsikan arti kebutuhan

Mengidentifikasi penggolongan kebutuhan

Mendeskripsikan alat pemuas kebutuhan/sumber

daya

Mengidentifikasi arti kelangkaan dalam upaya

memenuhi kebutuhan

Page 13: UTS Komnet

Mengidentifikasikan hubungan kelangkaan dengan

kebutuhan menusia yang tidak terbatas

Menjelaskan penger tian skala prioritas dan

menyusun skala prioritas kebutuhan manusia pada

umumnya

3) Select Methods, Media, and Materials (Pemilihan

Metode, Media dan Bahan)

Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan

media dan teknologi tentu menuntut agar metode,

media dan materinya dipilih secara sistematis pula.

Proses pemilihannya melibatkan tiga langkah :

a) Memilih Metode

Metode ceramah adalah metode memberikan

uraian atau penjelasan kepada siswa untuk

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah

sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

siswa. Metode Tanya jawab dilakukan dalam bentuk

sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh

siswa, terutama oleh siswa dari guru, tetapi ada

pula dari siswa kepada guru. Hal ini digunakan

untuk memberikan pemahaman (kognitif) siswa untuk

materi yang membutuhkan pemahaman siswa. Metode

diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara

memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang

atau lebih yang masing-masing mengajukan

Page 14: UTS Komnet

argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.

Tujuan berdiskusi pada pembelajaran ini yaitu

mendidik siswa untuk berfikir dan memecahkan

masalah secara bersama-sama sebagai bentuk dari

nilai karakter yang ingin diterapkan oleh guru.

Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas

VIII yaitu sudah mampu berpikir logis untuk semua

jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia

dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat

menerima pandangan orang lain. Metode pemberian

tugas merupakan suatu cara mengajar dengan cara

memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru

kepada murid dan adanya pertanggungjawaban

terhadap hasilnya.dalam pembelajaran ini siswa

secara berkelompok ditugaskan untuk observasi

langsung ke lingkungan masyarakat untuk

mendapatkan kompetensi yang relevan. Hal ini

sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII

adalah senang melakukan belajar dengan melakukan

sesuatu kegaiatan (learning by doing) selai itu

guru juga mempunyai tujuan lain selain yaitu

penanaman nilai karakter yang harus di miliki

oleh siswa. Metode simulasi dilakukan dalam

bentuk peserta didik mensimulasikan ataupun

mendemonstrasikan contoh-contoh yang terdapat

dalam materi. Metode simulasi ini sangat baik

untuk memudahkan para siswa menggunakan memori

Page 15: UTS Komnet

jangka panjangnya (LTM) dalam memahami suatu

konsep ataupun contoh-contoh kongkret sebuah

materi sehingga dari simulasi tersebut para siswa

bisa mengambil sebuah kesimpulan dari materi yang

ada

b) Memilih Format Media

Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model

ASSURE, media yang digunakan berupa:

1) Slide Power Point tentang materi Kebutuhan dan

Alat pemuas kebutuhan, yang berisi :

Poin-poin materi dan penjelasan singkat

Gambar ilustrasi sebagai penjelasan materi

2) Gambar daftar keinginan

3) Lingkungan sekitar

Definisi kebutuhan

Penggolongan kebutuhan

Alat pemuas kebutuhan (sumber daya)

4) Utilize Media and Materials (Penggunaan Media dan

bahan)

Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan

bahan ajar oleh siswa dan guru. Melimpahnya

ketersediaan media dan bergesernya filsafat dari

belajar yang berpusat pada guru ke siswa

meningkatkan kemungkinan siswa akan menggunakan

bahan ajarnya sendiri. Sebelum dimulainya

pembelajaran guru mengkondisikan kelas senyaman

mungkin sehingga siswa akan merasa nyaman dan aman

Page 16: UTS Komnet

dalam mengikuti pembelajaran. Langkah kedua yaitu

guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam

pembelajaran yaitu tampilan materi dalam format

Power Poin dengan menggunakan media LCD. LCD

proyektor dinyalakan dan layar di tempatkan di depan

kelas agar semua siswa bisa melihat dan mengamati

dengan jelas. Tahap selanjutnya adalah dengan

membagikan media gambar “Daftar Keinginan” yang

dibagikan kepada masing-masing siswa. Langkah

selanjutnya yaitu guru menyiapkan bahan ajar yang

sudah dibuat sebelumnya berdasarkan kondisi siswa

dan lingkungan yang ada. Bahan ajar yang disiapkan

sebelumnya antara lain materi pembelajaran, RPP dan

tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.

5) Require Learner Participation (Partisipasi Pelajar

di dalam kelas)

Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam

pembelajaran di dalam kelas diawali dengan kesiapan

siswa untuk belajar yaitu siswa duduk dengan rapi di

bangku masing-masing, memberikan penghormatan dan

mengucapkan salam kepada guru. Guru mengkondisikan

kelas sampai siswa siap dalam belajar (nyaman). Pada

kegatan awal guru memberikan salam, motivasi,

melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa

serta menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.

Pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya

jawab sehubungan dengan pengertian kebutuhan serta

Page 17: UTS Komnet

jenis-jenis kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan yang

dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap afektif dan

kognitif siswa. Selanjutnya siswa mengerjakan

lembaran tugas kelompok dengan mengidentifikasi dan

menentukan objek serta menghubungkan objek dengan

konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi

yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam

pikiran untuk menafsirkan dan menentukan objek

selain itu guru bertujuan untuk membentuk nilai

karakter demokratis, menghargai prestasi dan

bersahabat antar siswa. Selanjutnya siswa ditunjuk

secara acak untuk mempresentasikan hasil pekerjaan

tugas dan siswa yang lain berkewajiban untuk

mengomentari dan memberikan tanggapan. Nilai

karakter yang ingin dimunculkan pada persentasi

tugas yaitu nilai toleransi, komunikatif dan

tanggung jawab. Selanjutnya siswa dan guru

menyamakan persepsi.

Tahap akhir siswa bersama guru melakukan tanya

jawab sehubungan dengan kompetensi yang diperoleh

siswa pada saat pembelajaran. Selanjutnya siswa

diberikan tugas pengamatan secara kelompok ataupun

individu ke lingkungan sekitar sehubungan dengan

materi yang telah dipelajari untuk dikumpulkan dan

dipersentasikan pada pertemuan selanjutnya. Pada

kegiatan pengamatan ini bertujuan agar siswa mampu

mengkonstruksi konsep sehingga mampu mengkaitkan

Page 18: UTS Komnet

dengan kehidupan nyata selain itu guru memiliki

tujuan agar siswa bisa menumbuhkan nilai karakter

antara lain jujur, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan tanggung jawab.

6) Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi)

Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran

yang efektif adalah evaluasi dan revisi. Mengukur

prestasi siswa. Penilaian terhadap siswa dilakukan

oleh guru mulai dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran.

c. Kemp

Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan

suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena

kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia

dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses

pengembangan itu dimulai dari tujuan. Dalam desain

yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran

bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika

menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi

masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis

karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan

penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi,

pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat

Page 19: UTS Komnet

desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir

adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses

tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi

kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau

perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan

layanan pendukung dan implementasi dari manajemen

proyek.

Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran

menurut Kemp:

1)  Identifikasi masalah pembelajaran

2) Analisis siswa

3) Analisis tugas

4) Merumuskan indicator

5) Penyusunan instrumen evaluasi

6) Strategi pembelajaran

7) Pemilihan media atau sumber pembelajaran

8) Pelayanan pendukung

9) Planning (Perencanaan) dan Project Management

(Manajemen Proyek)

10) Evaluasi Formatif

11) Evaluasi Sumatif

12) Revisi Perangkat Pembelajaran

Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran

model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni:

1. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau

kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin

Page 20: UTS Komnet

dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok

bahhasan.

2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa.

Analisis ini diperlukan antara lain untuk

mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan

sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti

program, serta langkah-langkah apa yang perlu

diambil.

3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik,

operasional dan terukur (dalam KTSP adalah

indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa

yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya,

dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi

guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes

kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan

belajar yang sesuai.

4. Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan

tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah

dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru

adalah begitu banyaknya materi pelajaran yang harus

diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian

juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan

materi/bahan ajar yang akan disajikan kepada para

siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru

dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi,

media, dan prosedur pembelajaran yang akan

digunakan.

Page 21: UTS Komnet

5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment).

Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat

belajar yang dituntut untuk mengikuti program

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan

demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan

tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga

siswa tidak menjadi bosan.

6. Menetukan strategi belajar mengajar, media dan

sumber belajar. Kreteria umum untuk pemilihan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

instruksiomal khusus (indikator) tersebut, adalah

efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan,

melalui suatu analisis alternatif.

7. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan,

meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan

tenaga.

8. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu

untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program

secara keseluruhan, yaitu siswa, program

pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan

metode/strategi yang digunakan.

Semua komponen diatas saling berhubungan satu

dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data

yang bertentangan pada salah satu komponen

mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam

lingkungan model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi

Page 22: UTS Komnet

tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan

data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan

pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan

desain  pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen

mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai

dengan merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau

mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang

didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih

bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia,

situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada

pembuat perencanaan itu sendiri.

d. Pick & Hanafin

Model Hanafin dan Peck merupakan salah satu dari

banyak model desain pembelajaran yang berorietasi

produk. Model berorientasi produk adalah model desain

pembelajaran utuk menghasilkan suatu produk, biasanya

media pembelajaran (Afandi dan Badarudin, 2011:22).

Menurut Hanafin dan Peck (Afandi dan Badarudin,

2011:26) model desain pembelajaran terdiri dari tiga

fase yaitu Need Assessment (Fase Analisis

Keperluan), Design (Fase Desain),

danDevelop/Implement (Fase Pengembangan dan

Implementasi). Dalam model ini disetiap fase akan

dilakukan penilaian dan pengulangan.

Fase pertama dari model Hanafim dan Peck adalah

analisis kebutuhan (Need Assessment). Di model

Page 23: UTS Komnet

sebelumnya yakni model ADDIE juga menerangkan bahwa

tahap pertama dari model tersebut adalah analisa

(Analysis) yang didalamnya memuat Need Assessment.

Pengertian analisis kebutuhan dalam konteks

pegembangan kurikulum menurut John Mc-Neil (Wina

Sanjaya, 2008:91) ialah : ‘the process by which one defines

educational needs and decides what their priorities are’. Artinya,

bahwa analisis kebutuhan merupakan sebuah proses yang

didefinisikan sebagai sebuah kebutuhan pendidikan dan

ditentukan sesuai dengan prioritasnya. Jadi pada

intinya, proses ini merupakan proses untuk menentukan

hal utama dari apa yang dibutuhkan dalam pendidikan.

Fase kedua dari Hanfin dan Peck adalah fase

desain (Design). Hanafin dan Peck (Afandi dan

Badarudin, 2011) menytakan fase desain bertujuan untuk

mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaidah yang

paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media

tersebut. Dokumen tersebut dapat berupa story board.

Jadi, hasil dari need assessment kemudian dituangkan ke

dalam sebuah papan dan caranya dengan mengikuti

aktifitas yang sudah dianalisis dalam need

assessment sebelumnya. Dokumen ini nantiya akan

memudahkan kita dalam menentukan tujuan pembuatan

media pembelajaran, karena merupakan sebuah papan.

Dalam fase kedua ini, tidak lupa dilakukan tes atau

penilaian sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan

implementasi. Hanafin dan Peck telah menggambarkan

Page 24: UTS Komnet

(gambr 1) bahwa harus ada timbal blik dari setiap

fase, hal ini mungkin membuat kita mudah megetahui

kesalahan yang kita buat dan menjadi pembelajaran

untuk kita.

Fase terakhir dari model Hanafin dan Peck adalah

pengembangan dan implementasi. Hanafin dan Peck

(Afandi dan Badarudin, 2011) mengatakan aktivitas yang

dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram

alur, pengujian, serta penilain formatif dan sumatif.

Penilaian formatif ialah penialain yang dijalankan

saat proses pengembangan media berlangsung, sedangkan

penilaian sumatif dijalankan pada akhir proses. Pada

fase ini media dikembangkan dan pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat

berdasarkan analisis kebutuhan dan desain yang telah

dijalankan.

2. Kerangka desain multimedia menurut padangan teori

belajar : a) Behavioristik; b) Sibernetik (Pemrosesan

Informasi); dan c) Classical Conditioning

a) Behavioristik

Menurut teori behavioristik belajar adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

(Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya

interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia

Page 25: UTS Komnet

dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori

ini dalam belajar yang penting adalah input yang

berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada

siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan

siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru

tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan

respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak

dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat

diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu

apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang

diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan

diukur.

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah

Thorndike,Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan

Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh

aliran behavioristik.

1. Teori Belajar Menurut Thorndike Menurut Thorndike,

belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan

respon.

2. Teori Belajar Menurut Watson mendefinisikan belajar

sebagai proses interaksi antara stimulus dan

respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud

harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

3. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie Azas belajar

Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu

gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu

Page 26: UTS Komnet

gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan

diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler,

1991).

Analisis Tentang Teori Behavioristik

Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai

suatu proses perubahan tingkah laku dimana

reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk

merangsang siswa dalam berperilaku. Pendidik yang

masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya

merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan

menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu

keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian

tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana

sampai yang komplek (Paul, 1997)

Aplikasi Teori Behavioristik

Kegiatan Pembelajaran Aliran psikologi belajar

yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori

dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini

adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan

pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil

belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan

stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar

sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku

tertentu dengan menggunakan metode drill atau

pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin

kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang

bila dikenai hukuman.

Page 27: UTS Komnet

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik

ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan

belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut

siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang

sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada

ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta

mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.

Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat,

sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan

pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada

ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku

wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan

pada hasil belajar.

Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan

pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti:

tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,

karakteristik pebelajar, media dan fasilitas

pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang

dirancang dan berpijak pada teori behavioristik

memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti,

tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur

dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan

pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan

pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang

belajar atau pebelajar

Page 28: UTS Komnet

b) Sibernetik (Pemrosesan Informasi)

Menurut teori sibernetik dikatakan proses belajar

sangat ditentukan oleh sistem informasi yang

dipelajari. Hal ini diasumsikan bahwa tidak ada satu

proses belajarpun  yang ideal untuk segala situasi,

dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar

sangat ditentukan oleh sisitem informasi. Maka dari

itu pemilihan model sebagai sarana pengolahan

informasi harus melihat karakteristik siswa yang

dihadapi.

Contoh : Materi segiempat (SMP kelas VIII) diajarkan

menggunakan model Jigsaw jika karakter peserta didik

bisa bekerja secara mandiri, namun lebih baik

menggunakan STAD jika siswanya belum bisa bekerja

secara mandiri.

Model pembelajaran yang sesuai dengan aliran

sibernetik, antara lain:

1) Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberikan

stimulus berupa kuis atau pertanyaan-pertanyaan

sebagai tes kemampuan prasyarat siswa, sehingga

siswa aktif berfikir. Dan belajar menurut

sibernetik adalah pengolahan informasi oleh siswa.

Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya

stimulus dari guru yang berupa informasi.

2) Model pembelajaran open ended

Page 29: UTS Komnet

Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda

(dalam Suherman, 2003: 124) ialah untuk membantu

mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir

matematis siswa melalui problem solving secara

simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan

pola pikir matematis siswa harus dikembangkan

semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap

siswa. Hal yang harus digarisbawahi adalah perlunya

memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan

bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Aktivitas kelas yang penuh dengan ide-ide

matematika ini pada gilirannya akan memacu

kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.

Ini sejalan dengan hakekat manajemen pembelajaran

berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha

guru untuk membantu siswa mencapai tujuan

belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan

unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran

untuk memahami stimulus dari luar melalui proses

pengolahan informasi.

c) Classical Conditioning

Classic conditioning ( pengkondisian atau

persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan

Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana

perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus

bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan

reaksi yang diinginkan.Eksperimen-eksperimen yang

Page 30: UTS Komnet

dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat

terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-

gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang

paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya

pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah

lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan

mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat

sesuatu.penerapan teori  Classical Conditioning 

menurut Ivan Pavlov di   dalam kelas.

Teori classical conditioning adalah sebuah

prosedur penciptaan refleks baru dengan cara

mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks

tersebut. Dengan adanya stimulus berupa hadiah

(reward) yang diberikan kepada peserta didik dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa

lebih tertarik pada guru, artinya tidak membenci atau

bersikap acuh tak acuh , tertarik pada mata pelajaran

yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta

mengendalikan perhatianya terutama pada guru, selalu

mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan

selalu terkontrol oleh    lingkungan.

Contohnya yaitu pada awal tatap muka antara guru

dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, seorang

guru menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian

terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa

terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.

Page 31: UTS Komnet

Sebagai contoh untuk menambah kelekatan dengan

pasangan, Jika anda mempunyai pasangan yang “sangat

suka (UCR)” dengan coklat (UCS). Disetiap anda bertemu

(CS) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat

untuk kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka

dengan coklat pemberian anda. Berdasarkan teori,

ketika hal itu dilakukan secara berulang-ulang, 

selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda tanpa

memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda

akan sangat suka (CR) dengan anda, hal ini dapat

terjadi karena pembentukan perilaku antara UCS, CS,

UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah dilakukan

oleh Pavlov.

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai

akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.

Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang konkret

atau yang non konkret, berlangsung secara mekanik

memerlukan penguatan.

Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam

pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti

tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran,

karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran

yang tersedia. Adapun contoh aplikasi teori belajar

behaviorisme menurut Pavlov adalah pada awal tatap

muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar

mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah

dan memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga

Page 32: UTS Komnet

para murid merasa terkesan dengan sikap yang

ditunjukkan gurunya.

Pada awal masuk kelas, guru memberikan kenyamanan pada

siswa sehingga siswa merasa aman untuk melanjutkan

pembelajaran.  Sebagai pembukaan guru dapat bertanya

kepada siswa tetang kabar mereka,  keluarga, hewan

peliharaan/hal pribadi dalam hidup mereka dan  apakah

siswa sudah siap untuk belajar.Dalam pembukaan

pembelajaran guru memberikan motivasi, untuk

memberikan stimulus guru dapat memberikan makanan

kecil pada siswa apabila siswa dapat menjawab

pertanyaan (respon).

Hal ini untuk membangkitkan semangat siswa untuk

menjawab pertanyaan. Dengan demikian bila stimulus ini

terjadi terue- menerus akan menjadikan siswa menjadi

aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru

hendaknya menjadikan lingkungan belajar yang nyaman

dan hangat, sehingga kelas menjadi satu kesatuan

(saling berhubungan) dengan emosi positf (adanya

hubungan persahabatan/kekerabatan) Guru berusaha agar

siswa merespek satu sama lain pada prioritas tinggi di

kelas, misalnya, pada diskusi kelas guru merangsang

siswa untuk berpendapat, bertanya dan menjawab

pertanyaan.

Pada pembelajaran dalam  tanya jawab, guru

berusaha membuat siswa berada dalam situasi yang

nyaman dengan memberikan hasil (positf outcome –

Page 33: UTS Komnet

masukan positif). Misalnya, jika siswa diam/tidak

aktif, maka guru bisa memulai dengan pertanyaan ”apa

pendapatmu tentang masalah ini”, atau bagaimana kamu

membandingkan dua contoh ini”. Dengan kata lain, guru

memberi pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk

berpendapat. Namun jika dengan cara inipun siswa tidak

sanggup/ segan untuk merespon, maka tugas guru untuk

membimbing/ memacu sampai siswa memberi jawaban yang

dapat diterima.