UNSTABLE ANGINA PECTORISOleh : Juarni SudarsonoSupervisor: dr.
Khalid Saleh, Sp. PD-KKV, FINASIM
Identitas Pasien No. Rekam Medik: 645985 Nama: Tn. A Jenis
Kelamin: Laki-laki Usia: 63 tahun MRS: 10 Januari 2014
Anamnesis Keluhan Utama: Nyeri dada Anamnesis Terpimpin: Nyeri
dada dialami sejak 2 minggu yang lalu, memberat dalam 10 jam
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri Dada sebelah kiri seperti
tertindih beban berat, menjalar ke lengan kiri. Nyeri dialami lebih
dari 20 menit. Nyeri tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan tidak
berkurang dengan istirahat. Ada riwayat nyeri dada sejak 4 bulan
yang lalu, tetapi diabaikan oleh pasien. keringat dingin, mual, dan
muntah. Pasien juga mengalami sesak dan rasa sulit bernapas. Pasien
juga sering terbangun pada malam hari karena sesaknya. Tidak ada
demam, riwayat demam, dan nyeri ulu hati.BAB : BiasaBAK : Lancar
Riwayat Penyakit Sebelumnya:Ada riwayat hipertensi sejak usia 17
tahun dan minum obat captopril 25 mgRiwayat DM tidak
diketahuiDislipidemia (+)Riwayat penyakit jantung sebelumnya dan
riwayat penyakit jantung dalam keluarga (+)
Faktor Risiko:Jenis kelamin: Laki-lakiUsia: 63 tahunRPS:
Hipertensi sejak 17 tahun yang lalu, tetapi tidak berobat
teratur
Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Sakit sedang/ Gizi cukup/ Compos
MentisTanda Vital: TD: 160/90 mmHgNadi: 100x/menitPernafasan:
20x/menitSuhu: 36,7 C Kepala:Anemia(-), ikterus(-),
cyanosis(-)Leher: JVP R+2 cmH20Thoraks: Inspeksi: Simetris kiri
sama dengan kanan Palpasi: Tidak ada massa tumor dan nyeri tekan
Perkusi: Sonor Auskultasi : Vesikuler, ronchi -/- , wheezing
-/-Jantung: Inspeksi: Ictus Cordis tidak tampak Palpasi: Ictus
Cordis tidak teraba Perkusi: dalam batas normal Batas atas: ICS II
Batas bawah: ICS V Batas kanan : Linea parasternalis kanan Batas
kiri: Linea midklavicular kiri Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur
(-) Abdomen: Inspeksi: Cembung, ikut gerak nafas Palpasi: Hepar dan
Lien tidak teraba Perkusi: Timpani Auskultasi: Ada bunyi
peristaltikEkstremitas: Tidak ada udem.
1. Pengertian
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien
mendapat serangan sakit dadadi dearah sternum atau di bawah sternum
(substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu seperti
ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri, kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang,
leher atau ke lengan kanan. Sakit dada tersebut biasanya timbul
pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah
Noer,1996)Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena
timbulnya iskemia miokard, karena suplai darah dan oksigen ke
miokard berkurang. Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1
sampai 5 menit, bila sakit dada terus berlangsung lebih dari 20
menit, mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan
bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada pasien angina pektoris
dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan
kadang-kadang sakit dada disertai keringat dinginAngina pektoris
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.
(Penuntun Praktis Kardiovaskuler).
1. ETIOLOGI
Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:1. Ateriosklerosis1.
Spasmearterikoroner1. Anemia berat1. Artritis1. Aorta
Insufisiensi
1. MANIFESTASI KLINIS
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang
bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat
yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal.
Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau
sternum ketiga tengah (retrosentral).Meskipun rasa nyeri biasanya
terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu,
bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.Pasien biasanya
memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus
menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan,
dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik,
pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama
nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya
dihilangkan.
1. PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang
diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa
penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling
sering ditemukan.Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka
kebutuhan oksigen juga meningkat.Apabila kebutuhan meningkat pada
jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan
lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat
ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium.Adanya endotel yang cedera
mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksido yang berfungsi
untuk menghambat berbagai zat yang reaktif.Dengan tidak adanya
fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul
spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai
oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %.
Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas
berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel
miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka.Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang
menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri.Apabila kebutuhan
energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi
adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk
membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.
Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor
yang dapat menimbulkan nyeri angina: Latihan fisik dapat memicu
serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah
unuk supai jantung. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang
menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat
pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian
beban kerja jantung juga meningkat.
1. TIPE ANGINA
4. Angina Pektoris StabilDisebut juga angina klasik, terjadi
jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat berdilatasi
untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen
meningkat.Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas
misalnya berolah raga atau naik tangga. Awitan secara klasik
berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan
oksigen niokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau
penghentian aktifitas. Durasi nyeri 3 15 menit.Diagnosa Pemeriksaan
EKG Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa
pemeriksaan radionuclide) Angiografi koroner.
Terapi Menghilangkan faktor pemberat Mengurangi faktor resiko
Sewaktu serangan dapat dipakai Penghambat Beta Antagonis kalsium
Kombinasi
4. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina
kresendo)Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal,
dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri
koroner.Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung.Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner,
yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami
spasme.Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal
saja.Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi.Jangan
dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat
mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik
nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi
infark. Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina
pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau
pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat.
Lebih sering ditemukan depresisegmen ST. Dapat disebabkan oleh
ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang
beragregasi.Terapi Nitrogliserin subligual dosis tinggi. Untuk
frokfikaksis dapat dipakai pasta nitrogliserin, nitrat dosis tinggi
ataupunantagonis kalsium. Bila terdapat bersama aterosklerosis
berat, maka diberikan kombinasi nitrat, antagonis kalsium dan
penghambat Beta. Percutanous Transluminal coronary angioplasty
(PTCA) atau coronary by Pass Graff Surgery (CBGS).
4. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)Angina yang
terjadi karena spasme arteri koronaria.Berhubungan dengan risiko
tinggi terjadinya infark. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu
istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus
pembuluh koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevasi segmen ST.
Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut. Dapat terjadi
aritmia.
4. Angina NokturnalNyeri terjadi saat malam hari,biasanya saat
tidur dan dapat dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal
ventrikel kiri.4. Angina Refrakter atau IntraktabelAngina yang
sangat berat sampai tedak tertahankan.4. Angina DekubitusAngina
saat berbaring.4. Iskemia tersamarTerdapat bukti obyektif iskemia
(seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukkan
gejala.
1. Faktor Pencetus5. Exposure to cold.5. Eating.5. Emotional
stress.Studi potong-lintang mengungkapkan
mikroalbuminuria/albuminuria terkait dengan faktor resiko penyakit
kardiovaskular (PKV) dari subyek klinis normal dan pasien
dengan/tanpa diabetes. Beberapa studi prospektif antara lain
Prevention of Renal and Vacular End-Stage Disease (PREVEND) study,
Hearth Outcomes Prevention Evaluation (HOPE) dan study Losartan
Intervenioon For Endpoint Reduction, mengungkapkan mikroalbuminuria
prediktor untuk clinical CVD outcomes. Data ini telah mendukung
pendapat pada PGK tahap awal ditemukan keberadaan peningkatan
resiko penyakit kardiovaskular.5. Exertional (gerak badan yang
kurang).5. Merokok.Risiko penyakit jantung iskemik meningkat 3-5x
lipat pada laki-laki usia faktor 5 yang merokok diatas 15
batang/hari. Terdapat beberapa bukti yang menyatakan bahwa risiko
lebih berhubungan dengan jumlah batang rokok daripada lamanya
merokok. Metaanalisis dari 18 studi epidemologis pada perokok pasif
dapat meningkatkan risiko terjadinya ateosklerosis sebanyak 20-30
%, juga pada kanker faktor pernafasan dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan merokok.
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG ElektrokardiogramGambaran
elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan
pada waktu serangan angina seringkali masih normal.Gambaran EKG
kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark
moikard pada masa lampau.Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran
ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina.Kadang-kadang EKG
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas.
Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi
segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.
Foto Rontgen DadaFoto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk
jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat
jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi
arkus aorta.
Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak begitu
penting dalam diagnosis angina pectoris.Walaupun demikian untuk
menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut
akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina
kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar
kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk
menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula
darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng juga
merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.
Uji Latihan JasmaniKarena pada angina pectoris gambaran EKG
seringkalimasih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian
jasmani.Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat
lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau
sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal
atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula
setelah selesai EKG terus di monitor.Tes dianggap positif bila
didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu
latihan atau sesudahnya.Lebih-lebih bila disamping depresi segmen
ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka
kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.Di tempat
yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan
dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan
dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan
tersebut.
Thallium Exercise Myocardial ImagingPemeriksaan ini dilakukan
bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas
dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara
intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan
scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang
kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia
maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia
pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat.
Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita
iskemia.
1. Terapi Farmakologi
Nitrogliserin.Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk
menangani angina pektoris. Nitrogengliserin diberikan untuk
menurunkan konsumsi jantung yang akan mengurangi iskemia dan
mengurangi nyeri agina.Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang
berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi
sirkulasi parifer.dengan pelebaran vena terjadi penggumpalan darah
vena di seluruh tubuh.Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke
jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).Nitrat
juga melepaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan
darah (penurunan afterload).Semua itu berakibat pada penurunan
oksigen pada jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang
antara suplay dan kebutuhan.Nitrogliserin biassanya diletakkan
dibawah lidah (sublinguinal) atau di pipi (kantong bukal) dan akan
menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit. Pasien diminta untuk
menggerakkan dan jangan menelan ludah sampai tablet nitrogliserin
larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat
mempercepat penyerapan dibawah lidah. Sebagai pencegahan, pasien
harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat tidak
stabil dan harus disimpan dalam botol gelap tertutup rapat.
Nitogliserin tidak dapat disimpan dalam botol plastik atau logam.
Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena
panas, uap, udara,cahaya dalam waktu lama. Bila ntrogliserin masih
segar, pasien akan merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala
terasa tegang dan berdenyut. Persiapan nitrogliserin harus
diperbaharui setiap 6 bulan sekali. Selain menggunakan dosis yang
telah ditentukan, pasien harus mengatur sendiri dosis yang
diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat menghilangkan nyeri.
Obat harus digunakan untuk mengantisipasi bila akan melakukan
aktivitas yang mungkin akan mengakibatkan nyeri. Karena
Nitrogliserin dapat meningkatkan toleransi pasien terhadap latihan
dan setres bila digunakan sebagai pencegahan (misal sebelum
latihan, menaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan
obat ini sebelum rasa nyeri muncul. Pasien harus mengingat berapa
lama kerja nitrogliserin dalam menghilangkan nyeri, bila nyeri
tidak dapat dikurangi dengan notrogliserin, harus dicurigai adanya
infark miokardium. Bila nyeri menetap setelah memakai tiga (3)
tablet sublingual dengan interval 5 menit, pasien dianjurkan segera
dibawa fasilitas perawatan darurat terdekat.Efek samping
nitrogliserin meliputi rass panas, sakit kepala berdenyut,
hipertensi, dan takikardi. Penggunaan preparat nitrat long-acting
masih diperdebatkan. Isrobid dinitrat (isordil) tampaknya
efeksamping 2 jam bila digunakan di bawah lidah, tapi efeknya tidak
jelas bila diminum peroral. Salep Nitrogliserin Topikal.
Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk Lnilin-petrolatum. Bentuk
ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap nyeri angina
dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan pada
pasien yang mengalami angina pada malam hari atau yang menjalankan
aktivitas dalam waktu yang cukup lama (misal main golf) karena
mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam. Biasanya dosis
ditingkatkan sampai sakit kepala atau efek berat terhadap tekanan
darah atau tekanan jantung, kemudian diturunka sampai dosis
tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Cara
pemakaian salep biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien
diingatkan untuk mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk
mencegah iritasi kulit.Penyekat Beta-adrenergik. Bila pasien tetam
menderita nyeri dada meskipun telah mendapat nitrigliserin dan
merubah gaya hidup, maka diperlukan bahan penyekat beta adrenergik.
Propanolol hidroklorit ( Inderal) masih merupakan obat pilihan.
Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menhambat
impuls simpatis ke jantung.Hasilnya terjadi penurunan frekuensi
jantung, tekanan darah, dan kontraksi jantung yang menciptakan
suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan jumlah
oksigen yang tersedia.Hal ini dapat membantu mengontrol nyeri dada
dam memungkinkan pasien bekerja atau berolahraga. Propanolol dapat
diberikan bersama isorbid dinitrat sub lingual atau oral untuk
mencegah nyeri angina.
Propanolol dibersihkan oleh hati dengan kecepatan bervariasi,
tergantung dari masing-masing pasien.Biasanya diberikan dengan
interval 6 jam, efek sampingnya meliputi kelemahan muskuloskeletal,
brakikardia, dan depresi mental.Bila propanolol diberikan, maka
tekanan darah dan frekuensi jantung harus dipantau (denngan pasien
dengan posisi tegak) 2 jam setelah pemberian obat.Pemberian dapat
dilakukan oleh anggota keluarga dirumah atau petugas kesehatan.Jika
tekanan darah turun secara mendadak, maka perlu diberikan
vasopresor.Bila terjadi brakikardi berat, atropin merupakan atridot
pilihan.Juga penting diingat bahwa propanolol dapat mencetus gagal
jantung kongesti dan asma. Pasien diperingatkan untuk tidak
berhenti minum propanolol secara mendadak,karena ada bukti bahwa
angina akan menjadi lebih parah dan dapat timbul infark miokardium,
bila dihentikan secara mendadak.Antagonis Ion Kalsium/Penyekat
Kanal.Penyekat atau antagonis kalsium memiliki sifat yang sangat
berpengaruh kebutuhan dan suplai oksigen jantung, jadi berguna
untuk menangani angina.Secara fisiologis, ion kalsium berperan
ditingkat sel mempengaruhi kontraksi semua jaringan otot dan
berperan dalam stimulus listrik pada jantung.Antagonis/ penyekat
ion kalsium meningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara
melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan mengurangi
kebutuhan jantung dengan menurunkan tekanan arteri sistemik dan,
demikian juga beban kerja ventrikel kiri. Tiga Antagonis/ penyekat
ion kalsium yang biasa digunakan adalah nifedipin (Prokardia),
verapamil (Isoptin, Calan) dan diltiazen ( Cardizem). Efek
vasodilatasi obat-obat tersebut, terutama pada sirkulasi koroner,
berguna untuk angina yang diakibatkan oleh vasospasme koroner
(angina prinzmetal).Penyekat kalsium harus digunakan secara
hati-hati pada pasien gagal jantung karena obat ini akan menyekat
kalsium yang mendukung kontraktilitass. Hipotensi dapat terjadi
pada pemberian intra vena (IV).Efek samping yang bisa terjadi
adalah konstipasi, distres lambung, pusing atau sakit
kepala.Antagonis/penyekat kalsium biasanya diberikan tiap 6-12
jam.Untuk setiap individu dosis terapeutiknya
berbeda.Aspirin.Banyak studi telah membuktiksn bshws sdpirin dapat
mengurangi kematian jantung dan infark fatal maupun non fatal dari
51% -72% pada pasien dengan angina tak stabil. Oleh klarena itu
aspirin dianjurkan untuk diberikan seumur hidup dengan dosis awal
160 mg perhari dan dosis selanjutnya 80 sampai 3325 mg
perhari.Tiklopidin.Suatu derivat tienopiridin merupakan obat lini
kedua dalam pengobatan angina tak stabil bila pasien tidak tahann
aspirin. Studi dengan tiklopidin dibandingkan plasebo pada angina
tak stabil ternyata menunjukkan bahwa kematian dan infark non fatal
berkurang 46,3%. Dalam pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek
samping granulositopenia, dimana insidens 2,4%. Dengan adanya
klopidogrel yang lebih aman pemakaian tiklopidin mulai
ditinggalkan.Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa. Ikatan fibrinogen
dengan reseptor GP Iib/IIIa pada platelet ialah ikatan terakhir
pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP IIb/IIIa
menduduki reseptor tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen
dapat dihalangi dan agregasi platelet tidak terjadi.
Obat Anti Trombin:Unfractionated Heparin.Heparin adalah
glikosaminoglikan yangterdiri dari pelbagai polisakarida yang
berbeda panjangnya dengan aktivitas antikoagulan yang berebda-beda.
Antitrombin III, bila terikat dengan heparin, akan bekerja
menghambat trombin dan faktor Xa. Heparin juga mengikat protein
plasma yang lain, sel darah dan sel endotel, yang akan mempengaruhi
bioavailabilitas. Kelemahan lain heparin adalah efek terhadap
trombus yang kaya trombosit dan heparin dapat dirusak oleh platelet
faktor IV.Low Molecular Weight Heparin. Low molecular weight
heparin (LMWH) dibuat dengan melakukan depolimerasi rantai
polisakarida heparin. Kebanyakan mengandung sakarida kurang dari 18
dan hanya bekerja pada factor Xa, sedangkan heparin menghambat
factor Xa dan trombin. Dibandingkan dengan unfractionated heparin,
LMWH mempunyai ikatan terhadap protein plasma kurang,
bioavailabilitas lebih besar dan tidak mudah dinetralisir oleh
faktor IV, lebih besar pelepasan tissue factor pathway inhibitor
(TFPI) dan kejadian trombositopenia lebih sedikit.Direct Trombin
Inhibitors. Direct trombin inhibitor secara teoritis mempunyai
kelebihan karena bekerja langsung mencegah pembentukan bekuan
darah, tanpa dihambat oleh plasma protein maupun platelet faktor
IV. Activated partial thromboplastin time dapat dipakai untuk
memonitor aktivitas antikoagulasi, tetapi biasanya tidak
perlu.Hirudin dapat menurunkan angka kematian infark miokard,
tetapi komplikasi perdarahan bertambah. Bivalirudin juga
menunjukkan efektivitas yang sama dengan efek samping perdarahan
kurang dari heparin. Bilivarudin telah disetujui untuk menggantikan
heparin pada pasien angina tyak stabil yang menjalani PCI. Hirudin
maupun bivalirudin dapat menggantikan heparin bila ada efek samping
trombositopenia akibat heparin (HIT).
1. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai
oksigen.Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi
dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat
dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah
pintas arteri koroner atau angiosplasti koroner transluminar
perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary angioplasty).
Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medisdan
pembedahan.Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien
dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat
intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser
untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk
mengangkat obstruksi.Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan
hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di
atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu
pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan
kemunduran proses angina yang diderita pasien.
1