Top Banner
14

unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

May 07, 2019

Download

Documents

NgôDũng
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan
Page 2: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan
Page 3: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan
Page 4: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

1

INVENTARISASI JENIS MOLUSCA DI MANGROVE INFORMATION CENTRE TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI BALI1

THE INVENTORY OF MOLLUSC SPECIES IN MANGROVE INFORMATION CENTRE

NGURAH RAI MANGROVE PARK (TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI) BALI

Ni Made Suartini1,2, Sudaryanto1, Ni Wayan Sudatri1

1Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 2 Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis moluska di Mangrove Information Centre Taman Hutan raya Ngurah Rai Bali dan juga untuk mengetahui kesamaan jenis moluska pada mangrove alami dan mangrove hasil reboisasi di daerah tersebut. Sampel diambil dengan membuat kwadrat 1mx1m dengan tiga kali ulangan. Sampel juga diambil dengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan morfologi kemudian dibandingkan dengan buku acuan Jutting (1952), Jutting (1956), Butot (1955), Dharma (1988) dan Dharma (1992). Tujuh belas jenis moluska ditemukan di mangrove information centre. Kesamaan moluska yang ditemukan di mangrove alami dan mangrove hasil reboisasi menunjukkan bahwa program reboisasi berhasil mendukung kehidupan moluska di daerah tersebut. Kata-kata kunci: moluska, mangrove alami, mangrove hasil reboisasi

ABSTRACT

The research was conducted to investigate the Mollusc species in Mangrove Information Centre Ngurah Rai Mangrove Park (Taman Hutan Raya Ngurah Rai), Bali and also to investigate the similarity of Mollusc in natural mangrove and mangrove planting program area. Samples of Mollusc were taken on low tide in five stations on 1 x 1 squared metres sampling plots with three replicates. Samples were also taken through observing and taking Mollusc attached on to mangroves threes, as well as on those outside sampling plots. Identification was used Jutting (1952), Jutting (1956), Butot (1955), Dharma (1988) and Dharma (1992). The result showed that seventeen species of Mollusc in Mangrove

Information Centre. The similarity of species in natural mangrove and mangrove planting programs area indicated that mangrove planting programs had been successfully supporting the life of Mollusc in the area. Key words : Species, mollusc, natural mangrove, mangrove planting programs

PENDAHULUAN

Hutan mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan untuk

menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropis yang didominasi oleh

beberapa jenis pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai

kemampuan untuk tumbuh di perairan asin (Nybakken, 1992). Berbagai fauna baik

vertebrata dan invertebrata dapat ditemukan di daerah hutan mangrove, salah satunya

adalah Molusca. Keberadaan Molusca merupakan salah satu mata rantai dari rantai

makanan di ekosistem tersebut.

Page 5: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

2

Perkiraan luas hutan mangrove di dunia berbeda-beda begitu juga halnya

dengan perkiraan luas hutan mangrove di Indonesia. Arisandi (2007) menyatakan

bahwa luas kawasan hutan mangrove di Indonesia sekitar 3.700.000 Ha yaitu 24%

dari luas hutan mangrove dunia sedangkan menurut Pramudji (2003), luas kawasan

hutan mangrove di Indonesia adalah sekitar 4.251.060 Ha. Lebih lanjut disebutkan

bahwa pada umumnya kondisi hutan mangrove di Indonesia cukup memprihatinkan

karena beralih fungsinya hutan mangrove tersebut menjadi lahan pertambakan, seperti

kawasan hutan mangrove di Teluk Mandar Sulawesi Selatan.

Di propinsi Bali, terdapat 703.407 Ha hutan mangrove (Hachinohe dkk., 1998).

Pengelolaan kawasan mangrove di kota Denpasar diserahkan kepada Taman Hutan

Raya (Tahura) Ngurah Rai (Anonim, 2004; Trisia dan Hiroyuki, 2003). Kawasan

Tahura sebagian besar merupakan kawasan hasil reboisasi yang sebelumnya

dipergunakan sebagai areal tambak dan pemukiman. Proyek reboisasi dimulai pada

tahun 1992 dan sekarang ini telah menghasilkan suatu kawasan yang diharapkan

dapat mengembalikan fungsi fisik, ekologis dan juga untuk pendidikan (Anonim,

2004; Trisia dan Hiroyuki, 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Molusca sekaligus

mengetahui kesamaan jenis Molusca yang terdapat di mangrove alami dan mangrove

hasil reboisasi di Mangrove Information Centre Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali

yang selanjutnya dapat memberikan gambaran keberhasilan reboisasi ditinjau dari

fungsinya sebagai habitat Molusca.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di kawasan Mangrove Information Centre Taman

Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar Bali.

Metode Pengambilan Sampel

Sampel Molusca diambil di hutan mangrove alami dan hasil reboisasi. Pada

setiap hutan mangrove tersebut ditentukan lima titik pengambilan sampel yang

selanjutnya disebut stasiun penelitian.. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut

dengan membuat kuadran ukuran 1mx1m, masing-masing dilakukan pengulangan

sebanyak tiga kali. Pengambilan sampel juga dilakukan dengan mengamati dan

Page 6: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

3

mengambil Molusca yang melekat pada pohon mangrove untuk mengetahui jenis-

jenis yang hidup di pohon mangrove serta yang terdapat di luar kwadran yang dibuat

untuk mengetahui kemungkinan jenis lain yang hidup di sedimen hutan mangrove

Pemilahan

Setelah pengambilan sampel, dilakukan pemilahan yang bertujuan untuk memisahkan

Molusca yang terambil bersama substratnya. Pemilahan dilakukan dengan menaruh

sampel pada ember besar kemudian diisi air dan selanjutnya dilakukan penyaringan.

Setelah penyaringan, sisa substrat diamati dengan kaca pembesar atau di bawa ke

laboratorium dan diperiksa dibawah mikroskup untuk menghindari terbuangnya

Molusca dengan ukuran kecil yang terdapat pada substrat. Spesimen Molusca yang

diperoleh dari masing-masing titik pengambilan sampel, dimasukkan dalam botol

berisi aquades dan diberi kristal menthol secukupnya kemudian ditutup dan dibiarkan

semalam agar sebagian tubuh lunaknya menjulur keluar. Setelah itu aquades dibuang

dan diganti dengan alkohol 70% untuk pengawet. Pada setiap botol yang berisi

sampel Molusca, diberi label yang berisi keterangan lokasi pengambilan sampel.

Identifikasi

Untuk identifikasi jenis Molusca yang diperoleh digunakan buku panduan

lapangan pengenalan Molusca dari Jutting (1952), Jutting (1956), Butot (1955),

Dharma (1988), Dharma (1992).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Secara keseluruhan ditemukan sebanyak 17 jenis Molusca dari hasil penelitian

ini seperti tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Molusca yang ditemukan di hutan mangrove alami dan reboisasi No. Nama Jenis Famili

1. Assiminaea brevicula Assiminaeidae 2. Cheritidea cingulata Potamididae 3. Terebralia sulcata Potamididae 4. Terebralia palustris Potamididae 5. Telescopium telescopium Potamididae 6. Cheritium kobelti Cerithiidae 7. Cheritium moniliferus Cerithiidae 8. Clypeomerus coralium Cerithiidae 9. Littorina scabra Linne Littorinidae 10. Littorina melanostoma Littorinidae

Page 7: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

4

11. Littorina carinifera Littorinidae 12. Nerita planospira Neritidae 13. Nerita insulpta Neritidae 14. Nerita costata Neritidae 15. Lymnaea rubiginosa Lymnaeidae 16. Pomacea canaliculata Ampullariidae 17. Bellamya javanica Viviparidae

Tabel 2. Kepadatan (individu/m2) masing-masing jenis Molusca yang ditemukan di dalam kwadran di hutan mangrove alami dan reboisasi

Nama Jenis Mangrove Alami Mangrove Reboisasi

Total SI SII SIII SIV SV SI SII SIII SIV SV

Assiminaea brevicula 87 40 86 34 51 45 43 83 35 55 559 Cheritidea cingulata 33 28 16 22 5 5 21 23 17 19 189 Terebralia sulcata 4 4 24 3 8 6 2 5 6 10 72 Terebralia palustris 2 4 16 - - 2 4 2 - 8 38 Cheritium kobelti 3 - - - 12 - - - - 7 22 Cheritium moniliferus 2 12 14 10 - - 4 - 2 4 48 Clypeomerus coralium - - - 9 4 - 2 - 4 - 19

Total 131 88 156 78 80 58 76 113 64 103 947

Tabel 3. Jenis Molusca yang ditemukan di luar kwadran serta yang melekat pada pohon mangrove di hutan mangrove alami dan reboisasi

Nama Jenis Mangrove

Alami

Mengrove

Reboisasi

Tempat ditemukan

Terebralia sulcata √ √ melekat pada akar mangrove Terebralia palustris √ √ melekat pada akar mangrove Littorina scabra √ √ melekat pada akar mangrove Littorina melanostoma √ √ melekat pada akar mangrove Littorina carinifera √ √ melekat pada akar mangrove Nerita planospira √ √ melekat pada akar mangrove Nerita insulpta √ √ melekat pada akar mangrove Nerita costata √ √ melekat pada akar mangrove Telescopium telescopium √ √ di permukaan substrat Pomacea canaliculata √ √ di permukaan substrat Bellamya javanica √ √ di permukaan substrat Lymnaea rubiginosa √ √ di permukaan substrat

Page 8: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

5

Pembahasan

Jenis-jenis Molusca yang ditemukan, semuanya termasuk dalam kelas

Gastropoda. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Arisandi pada tahun 2007 di

kawasan mangrove Morowali (Sulawesi Tengah) yang menemukan 16 jenis dari kelas

Gastropoda maka dapat dikatakan dalam penelitian ini ditemukan cukup banyak jenis

Moluska. Akan tetapi dapat dikatakan relatif sedikit bila dibandingkan dengan jumlah

jenis yang ditemukan di beberapa daerah mangrove lainnya di Indonesia. Di Pulau

Kongsi kepulauan Seribu ditemukan 29 jenis (Wahyuni, 2000), di daerah mangrove

Telaga Teluk Piru ditemukan 32 jenis (Manuputty, 1984), di ceram hutan mangrove

Elpaputih dan Wailalae Maluku ditemukan 20 jenis (Budiman, 1985).

Famili yang ditemukan dengan jumlah jenis terbanyak adalah famili

Potamididae yaitu empat jenis karena famili tersebut mampu beradaptasi di daerah

daerah hutan mangrove. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Arisandi (2007) yang

menyatakan bahwa famili Potamididae merupakan famili yang adaptif di daerah

mangrove.

Jenis-jenis Moluska yang ditemukan dalam penelitian ini semuanya dapat

ditemukan baik di mangrove alami maupun mangrove hasil reboisasi walaupun

jumlah individu tiap jenis yang diperoleh dari tiap kwadran tidak sama. Hal tersebut

menunjukkan bahwa wilayah mangrove yang merupakan hasil reboisasi berhasil

menyediakan kebutuhan hidup atau mendukung kehidupan fauna penghuni mangrove

yang dalam hal ini adalah molusca. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi pohon-

pohon mangrove yang merupakan hasil reboisasi cukup bagus sehingga bagian

substrat di bawahnya mendapat naungan yang memberikan kelembaban yang tinggi

serta tempat berlindung yang baik bagi kehidupan molusca.

Jumlah jenis yang diperoleh dari kwadran yang dibuat pada tiap stasiun,

terlihat berbeda baik di mangrove alami maupun reboisasi. Hal tersebut dapat

disebabkan karena pada masing-masing stasiun kondisi lingkungannya berbeda. Pada

stasiun I di mangrove alami, jumlah jenis yang ditemukan adalah paling banyak,

demikian juga halnya dengan di stasiun V mangrove reboisasi jumlah jenisnya juga

paling banyak. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena lingkungan di stasiun

tersebut lebih mendukung untuk kehidupan molusca karena dari hasil pengamatan,

kedua lokasi tersebut ternaungi oleh pohon-pohon bakau yang tumbuh di sana

Page 9: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

6

sehingga kelembaban substrat/sedimen di bawahnya menjadi lebih tinggi. Pada

umumnya molusca menyukai tempat yang terlindung dan agak lembab.

Cheritidea cingulata dan Terebralia sulcata ditemukan pada setiap stasiun

penelitian, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dharma (1988) yang menyatakan

bahwa kedua jenis tersebut merupakan jenis yang biasanya dapat ditemukan

melimpah di daerah mangrove.

Cheritium kobelti merupakan jenis yang paling sedikit ditemukan dan hanya

ditemukan pada stasiun yang lebih ke arah laut karena menurut Dharma (1988), jenis

tersebut merupakan penghuni laut dangkal, hal itupun hanya kadang-kadang

ditemukan. Ditemukannya jenis tersebut kemungkinan terbawa pada saat air laut

pasang naik.

Selain ditemukan di dalam kwadran, beberapa jenis molusca juga dapat

ditemukan di luar kwadran, disamping itu juga dapat ditemukan melekat pada akar

tanaman mangrove. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dharma (1988), yang

menyatakan bahwa sebagian anggota Gastropoda yang hidup di daerah hutan

mangrove, ada yang hidup di atas tanah yang berlumpur atau tergenang airnya, ada

juga yang menempel pada akar atau batang tumbuhan mangrove bahkan ada yang

memanjatnya, misalnya dari genus Littorina, Cassidula, Cerithiidae dan yang lain.

Pernyataan tersebut juga mendukung ditemukannya genus Littorina yang hampir

semuanya ditemukan melekat pada akar tanaman mangrove dan tidak pernah

ditemukan pada sedimen hutan mangrove alami maupun hutan mangrove reboisasi.

Terebralia sulcata dan Terebralia palustris selain ditemukan pada substrat,

juga ditemukan pada akar mangrove karena pada umumnya kedua jenis tersebut

sering ditemukan menempel pada pohon mangrove (Dharma, 1988). Terebralia

palustris merupakan salah satu jenis yang mendominasi hutan mangrove di Pulau

Kongsi kepulauan Seribu (Wahyuni, 2000). Menurut Houbrick (1991) Terebralia

termasuk anggota subkelas Prosobranchia yang terdapat dalam jumlah besar dan

dominan pada permukaan substrat berlumpur di hutan mangrove.

Pomacea canaliculata atau gondang/keong murbei/keong mas merupakan

jenis yang ditemukan di luar kwadran. Jenis ini umumnya terdapat pada range

ekosistem yang luas seperti di danau, sungai, kolam bahkan di rawa (Ghesquiere,

2003) sehingga mendukung ditemukannya jenis tersebut di tempat penelitian. Lebih

lanjut disebutkan bahwa jenis tersebut mempunyai adaptasi yang baik dan juga

Page 10: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

7

mampu memakan semua yang ada di lingkungan tempat hidupnya atau bersifat

polifagus. Selain itu, menurut Pennak (1989) substrat/sedimen hutan mangrove yang

berlumpur juga mendukung kehidupan jenis tersebut karena pada umumnya jenis

yang tergolong dalam famili Ampullariidae lebih menyukai substrat/sedimen

berlumpur.

Bellamya javanica sering disebut dengan nama tutut jawa juga merupakan

jenis yang ditemukan di permukaan sedimen di luar kwadran. Menurut Djajasasmita

(1999), jenis tersebut sering dijumpai di danau, kolam, sungai, saluran irigasi dan

daerah mangrove. Lebih lanjut disebutkan bahwa jenis tersebut menyukai substrat

berlumpur, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah hutan mangrove di lokasi

penelitian dengan substrat berlumpur merupakan salah satu faktor lingkungan yang

dapat mendukung kehidupan jenis tersebut.

Lymnaea rubiginosa yang terkenal dengan nama onga jawa juga ditemukan di

lokasi penelitian walaupun jumlahnya tidak banyak karena pada umumnya jenis ini

menghuni perairan yang tergenang dan berarus lambat (Djajasasmita, 1999) dan

daerah hutan mangrove adalah merupakan daerah yang tergenang air pada saat pasang

dan dilihat dari arusnya juga lambat sehingga dapat mendukung untuk kehidupan

jenis tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Ditemukan sebanyak 17 jenis Molusca yang semuanya termasuk dalam kelas

Gastropoda.

2. Terdapat kesamaan jenis yang ditemukan baik di hutan mangrove alami maupun

reboisasi sehingga menunjukkan wilayah mangrove yang merupakan hasil

reboisasi berhasil menyediakan kebutuhan hidup atau mendukung kehidupan

molusca.

Saran

Perlunya kebijakan dalam pemanfaatan hutan mangrove secara umum

mengingat hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang dihuni oleh fauna

molusca yang mempunyai peran sangat penting dilihat dari segi ekologi, parasitologi

maupun ekonomi.

Page 11: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

8

PUSTAKA

Anonim. 2004. Penanaman 15.000 Pohon Mangrove. Available at : http://www.bali.go.id/terkini/berita/pemerintahan/040224a.htm. opened : 25-02-2004

Arisandi,P. 2007. Mangrove Jawa Timur, Hutan Pantai yang terlupakan. Ecologycal Observation and Wetlands Conservation. Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah. Available at : http://www.ecoton.or.id/tulisanlengkap.php?id=1295 opened : 7-08-2007

Budiman, A. 1985. The Molluscan Fauna in Reef Associated Mangrove Forest in Elpaputih and Wailae, Ceram, Indonesia. Cost and Tidal Wetlands of the Australian Monsoon Region. A collection of Paper Presented at a Conference Held in Darwin, Australia. 251-258.

Butot LJM. 1955. The Mollusc Fauna of Panaitan (Prinseneiland). Land and

Frehwater Molluscs. Treubia 23 (1) : 69-135.

Djajasasmita M. 1999. Keong dan Kerang Sawah. Seri Panduan Lapangan. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.

Dharma 1988. Siput dan Kerang Indonesia I (Indonesian Shell). PT. Sarana Graha.

Jakarta. Dharma 1992. Siput dan Kerang Indonesia II (Indonesian Shell). PT. Sarana Graha.

Jakarta. Ghesquiere,S. 2003.Apple Snails (Ampullariidae).Ecology.

http://www.applesnails.net/content/ecology.php opened: 17-4- 2004

Hachinohe, H; Suko, O. dan Ida A. 1998. Manual Persemaian Mangrove: di Bali. The Development of Sustainable Mangrove Management Project. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI dan JICA. Bali.

Houbrick, R.S. 1991. Systematic Review and Fungtional Morphology of the Mangrove Snails Terebralia and Telescopium (Potamididae : Prosobranchia). Malacologia. 33 (1-2):289-338.

Jutting BWSS. 1952. Systematic Studies on the Non-Marine Mollusca of the Indo-Australian Archipelago. III. Critical Revisions of the Javanese Pulmonate Land Snails of the Families Ellobidae to Limacidae, with an Appendix on Helicarionidae. Treubia 28 (2) : 259-477

Jutting BWSS. 1956. Systematic Studies on the Non-Marine Mollusca of the Indo-

Australian Archipelago. V. Critical Revision of the Javanese Freshwater Gastropods. Treubia 28 (2) : 259-477.

Page 12: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

9

Manuputty, A.E.W., W. Dwiono., S.A.P., dan Rahayu,D.L. 1984. Studi Pendahuluan Komposisi Biota di Sekitar daerah mangrove Telaga Teluk Piru. Oseanologi di Indonesia. 18:63-77.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Penerjemah Eidman

dkk. PT. Gramedia. Jakarta. Pennak RW. 1989. Fresh-Water Invertebrates of the United States. Protozoa to

Mollusca. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. Pramudji. 2003. Keanekaragaman Flora Di Hutan Mangrove Kawasan Pesisir Teluk

Mandar, Polewali, Propinsi Sulawesi Selatan. Biota Vol. VIII (3): 135-142, Oktober 2003.

Trisia, O. and Hiroyuki, H. 2003. Study on Birds in the Mangrove Information Centre. Project Report. Mangrove Information Centre Project. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI dan JICA. Bali.

Wahyuni, S.I., Prahoro, P dan Anthoni, S.P. 2000. Keanekaragaman Keong (Gastropoda) di Pulau Tikus dan Pulau Kongsi Kepulauan Seribu Jakarta. Balai Penelitian Perikanan Laut. 66-73.

Page 13: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

10

Daftar riwayat hidup

1. Nama : Ni Made Suartini, SSi, MSi Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk I/ III d/ 19711028 199702 2 001 Jabatan : Lektor

2. Tempat/Tgl Lahir : Muncan/ 28 Oktober 1971

3. Alamat : Kantor : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Udayana. Kampus Bukit Jimbaran. Rumah : Jl. Siulan Gang Soka No. 3 Denpasar

4. Pendidikan : Sarjana Biologi FMIPA Universitas Udayana (1995)

Pascasarjana Biologi Institut Pertanian Bogor (2005)

5. Pengalaman Mengajar dan Praktikum: Biologi Dasar Dasar Taksonomi Taksonomi Invertebrata Anatomi Hewan Invertebrata 6. Pengalaman Penelitian

a. Morfometri dan Karakteristik Fisik Tumisi (Amphidromus Pervesus) dari Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran (2003-2005)

b. Keanekaragaman Makrozoobentos dan Kajian Moluska di Danau Beratan dan Tamblingan, Bali (2005)

c. Makrozoobenthos Di Tukad Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten Badung, Bali (2006)

d. Keanekaragaman Jenis Molusca di Mangrove Information Centre Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali (2007)

e. Jenis-Jenis Moluska Yang Cangkangnya Dijual Sebagai Souvenir di Pantai Nusa Dua, Bali (2008)

f. Inventarisasi Psocidae (Psocoptera:Insekta) sebagai Indikator Kerusakan Lingkungan di Nusa Penida dan Kawasan Bali Timur (2009)

7. Publikasi

Page 14: unram1 - repositori.unud.ac.id filedengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan

11

a. Sudatri, N W, N.M. Suartini, A.A Raka Dalem. 2007. Morfometri dan Karakteristik Fisik Tumisi (Amphidromus Pervesus) dari Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Ecothropic. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol II (2).

b. Suartini, N.M, N.W Sudatri, M.Pharmawati, A.A. G. Raka Dalem. 2010. Identifikasi Makrozoobenthos di Tukad Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten, Bali. Ecothropic. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. V (1).

c. Suartini, N.M., A.A.G.Raka Dalem., I.W.Sudatri. 2010. The Shell of Mollusc Sold as Souvenier on Beach Southern Part of Bali. Prosiding International Conference on Bioscience and Biotechnology Pave The Way for a Better Life. Diselenggarakan oleh UNUD.