BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA UJIAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2015 UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI SKIZOFRENIA PARANOID EKSASERBASI AKUT (F20.08) OLEH: RICKY ARIYANTO K1A2 10 081 PEMBIMBING: dr. JUNUDA RAF, M.Kes, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN-SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA DR SOEPARTO HARDJOHUSODO
28
Embed
Ujian Kasus Skizofrenia Paranoid Eksaserbasi Akut Tn Muh Djufri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA UJIAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2015
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
SKIZOFRENIA PARANOID EKSASERBASI AKUT (F20.08)
OLEH:
RICKY ARIYANTO
K1A2 10 081
PEMBIMBING:
dr. JUNUDA RAF, M.Kes, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DR SOEPARTO HARDJOHUSODO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
2015
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA Khusus Kepanitraan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN JIWA Selasa, 19 Mei 2015
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
STATUS PASIEN
NAMA DOKTER MUDA : RICKY ARIYANTO
NAMA PASIEN : TN. MUH. DJUFRI
1
No. Status / No. registrasi : 05 11 76
Masuk RS : Selasa, 19 Mei 2015
Nama : Tn. Muh. Djufri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal lahir :Tator, 1 Januari 1953
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Bugis
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat : Kelurahan Ladongi Jaya, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka
Dikirim Oleh : Ny. Jusmiati (Anak kandung Pasien)
Dokter yang Mengobati : dr.Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ
Diagnosa Sementara : Skizofrenia Paranoid Eksaserbasi Akut (F20.08)
Gejala Utama : Telah membunuh orang
2
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama dan Alasan MRSJ : Telah membunuh orang (visum)
2. Riwayat Gangguan Sekarang :
o Keluhan dan gejala :
Pasien datang diantar oleh polisi dan keluarganya ke IGD RSJ Kendari karena telah
membunuh orang 2 minggu yang lalu. Korban tersebut masih keluarganya dan
seusianya serta tinggal tidak jauh dari rumah pasien, mereka selalu bertemu, berbincang,
saling memberikan motivasi dan saran, serta korban tersebut merupakan tempat pasien
melakukan pengobatan tradisional. Pasien membunuh orang tersebut dengan cara
menebas bagian perut korban dengan parang. 2 hari kemudian korban tersebut
meninggal dunia setelah sempat dilarikan dan dirawat di Rumah Sakit Kolaka. Pasien
membunuh orang tersebut dengan alasan karena menganggap bahwa orang tersebut
yang menyebabkan pasien menderita penyakit yaitu penyakit jantung koroner dan
penyakit lain yang diderita. 1 bulan sebelum kejadian ini, pasien memang terlihat selalu
bicara tidak nyambung dan tidak jelas. Pasien sering bicara sendiri seperti ada yang
menemaninya bicara. Pasien juga tiba-tiba mudah tersinggung dan mudah marah pada
anggota keluarganya. Pasien mulai menutup diri dan lebih banyak berdiam diri di dalam
kamar serta tidak mau lagi berkomunikasi dengan orang yang mengajaknya bicara
karena pasien merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Pasien
merasa dirinya selalu benar. Pasien juga susah tidur dan gelisah sehingga selalu
terbangun tengah malam. Keluhan seperti ini sudah pernah terjadi pada bulan November
tahun 2011 dimana pasien juga stress, mudah tersinggung dan emosi, serta bicara tidak
nyambung dan tidak jelas. Yang menjadi penyebab munculnya keluhan tersebut setelah
pasien mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit jantung koroner yang didiagnosa
oleh dokter Sp.JP. Sebelum di diagnosa Penyakit Jantung Koroner oleh Sp.JP, pasien
memang telah mengalami nyeri dada sejak tahun 2005, kemudian pasien berobat ke
Sp.JP dan diagnosa Penyakit Jantung Koroner berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa hasil elektrokardiografi
dan ekokardiografi. Selain menderita Penyakit Jantung Koroner, pasien juga menderita
penyakit Asma sejak kecil. Terdapat riwayat asma dalam keluarga pasien yaitu ibu
3
pasien. Setelah keluhan stress, mudah tersinggung dan emosi, serta bicara tidak
nyambung dan tidak jelas tersebut muncul, pasien kemudian dibawa oleh keluarganya
berobat ke poli psikiatri RSJ Kendari dan diberi pengobatan oral. Pasien rutin minum
obat dan mengontrol keluhan yang dialaminya sampai tahun 2013. Keluhan yang
dialami pasien tersebut berangsur pulih. Tetapi pada tahun 2013 akhir hingga tahun
2015 pasien tidak rutin lagi minum obat, hingga pada bulan Januari 2015 sampai
sekarang pasien sama sekali tidak mau minum obat lagi karena menganggap bahwa obat
tersebut adalah racun, sehingga gejala pasien pun timbul lagi. Pasien juga mengaku
bahwa sering merasa ada yang mengancam dan membakar dirinya dan seluruh anggota
keluarganya. Setelah kejadian 2 minggu lalu, pasien sering mendengar ceramah dari
kolaka yang menceramahi tentang kelakuannya. Pasien juga sering mendengar suara
yang mengatakan bahwa dirinya adalah pembantai dan pembunuh. Pasien meminta
untuk cepat disuntik supaya dirinya cepat meninggal karena pasien menganggap bahwa
tidak ada gunanya lagi dirinya hidup. Sebelum sakit, pasien merupakan orang yang
pendiam, hanya bicara seperlunya, sifat pasien juga keras, teratur, dan disiplin dalam
mendidik anak-anaknya tapi semua itu dilakukan untuk kepentingan anaknya ke depan.
Pasien juga orang yang mudah bergaul, ramah, dan sering berkomunikasi dengan
anggota keluarga, tetangga, maupun dengan orang lain yang berada di sekitar tempat
tinggalnya.
o Hendaya/disfungsi :
Hendaya sosial :
Ada, pasien sekarang tertutup terhadap anggota keluarganya dan tetangganya,
pasien tidak mau lagi berinteraksi dan berkomunikasi karena merasa tidak percaya lagi
dengan apa yang orang lain katakan. Pasien menganggap dirinya selalu benar.
Hendaya pekerjaan :
Ada, setelah pasien pensiun dari PNS pada tahun 2010, kegiatan sehari-hari pasien
yaitu aktif bersawah, tetapi setelah mengalami keluhan ini pada tahun 2011 pasien
tidak aktif lagi bersawah. Pasien lebih memilih banyak tinggal dalam kamar.
Hendaya waktu senggang:
Ada, pasien lebih banyak berdiam diri di kamar. Pasien juga selalu berbicara
sendiri seperti ada yang menemaninya bicara.
4
o Faktor stressor psikososial:Tidak ada
o Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:
Ada, pasien mudah emosi semenjak mengetahui penyakit yang dideritanya yaitu
pasien menderita penyakit jantung koroner yang di diagnosa oleh spesialis jantung
tahun 2010.
3. Riwayat Gangguan Sebelumnya :
1. Penyakit fisik : Penyakit Jantung Koroner
2. Riwayat pengguna zat psikoaktif : Ada, pasien merokok sejak usia 27 tahun sampai
tahun 2013. Pasien biasanya menghabiskan rokok sebanyak 1 bungkus per hari.
3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya: Ada yaitu keluhan ini awalnya muncul pada
tahun 2011 setelah pasien mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit jantung
koroner dimana pasien mulai stress, mudah tersinggung dan emosi, serta bicara tidak
nyambung dan tidak jelas.
4. Riwayat Kehidupan Pribadi :
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Menurut istri pasien, pasien lahir normal di tolong oleh dukun beranak dirumahnya.
Istri pasien tidak mengetahui detail mengenai riwayat kelahirannya.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (usia 1-3 tahun)
Menurut istri pasien, pasien tumbuh dan berkembang baik seperti anak-anak yang
lain. Istri pasien tidak mengetahui secara detail riwayat masa pertumbuhan dan
perkembangannya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun)
Sejak umur 6 tahun, pasien duduk dibangku SD selama 6 tahun di SD Pare-Pare.
Pasien termasuk anak yang pintar, mudah bergaul, dan mempunyai banyak teman.
Pasien juga termasuk anak yang rajin saat sekolah, pasien tidak pernah tinggal kelas.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir Remaja (usia 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pertama di SMP Pare-Pare
selama 3 tahun, pasien memiliki banyak teman saat bersekolah, pasien tidak pernah
berbuat kenakalan dan tidak pernah tinggal kelas, pasien juga taat beribadah (sholat dan
mengaji). Setelah 3 tahun di SMP Pare-Pare, pasien kemudian melanjutkan
5
pendidikannya di SMA Pare-Pare selama 3 tahun. Pasien juga mudah bergaul dan
memiliki banyak teman.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Setelah manjalani pendidikannya di SMA Pare-Pare, pasien kemudian
melanjutkan lagi pendidikannya di Sekolah Guru Olahraga di Pare-Pare.
b. Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 1976 pasien terangkat menjadi PNS dan menjadi Guru Olahraga di
SMP 1 Ladongi sampai tahun 2005. Setelah itu pasien terangkat menjadi Pengawas
Pendidikan Luar Sekolah dari tahun 2005 sampai tahun 2010. Pasien tidak pernah
menggunakan Masa Persiapan Pensiun (MPP).
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah pada tahun 1978 dengan seorang perempuan bernama Rahmiati.
Dari pernikahannya tersebut menghasilkan 4 orang anak yaitu 3 orang anak
perempuan dan 1 orang anak laki-laki
d. Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien dulu termasuk orang yang mudah bergaul, ramah, dan sering
berkomunikasi dengan anggota keluarga, tetangga, maupun dengan orang lain yang
berada di sekitar tempat tinggalnya.
e. Riwayat Kehidupan Spiritual
Pasien dulu rajin beribadah yaitu sholat, mengaji, dan berdzikir,tetapi semenjak
mengalami keluhan ini pasien tidak pernah lagi beribadah.
f. Riwayat Forensik
Pasien terlibat tindak pidana karena telah membunuh orang yang masih
merupakan keluarganya.
6. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien memiliki 4 orang anak yaitu 3 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-
laki. Anak pertama berusia 37 tahun, sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di
Ladongi, bekerja sebagai guru honorer di TK Ladongi, anak kedua pasien berusia 35
tahun, sudah menikah, bekerja sebagai perawat di RSU Bahteramas dan tinggal di Lepo-
Lepo. Anak ketiga berusia 27 tahun, sudah menikah, bekerja sebagai guru Bahasa
6
Indonesia honorer di Ladongi, anak keempat pasien berusia 22 tahun, belum menikah,
baru selesai menjalankan pendidikannya di jurusan psikologi Makassar. Ketiga anak
perempuannya yang sudah menikah dan tinggal bersama suaminya masing-masing.
Hubungan pasien dengan anggota keluarganya sangat baik.
7. Riwayat Kehidupan Sekarang
Pasien hanya tinggal berdua bersama Istrinya di Ladongi. Keempat anaknya biasa
mengunjungi kedua orang tuanya jika mempunyai waktu luang. Setelah pensiun dari
PNS, pekerjaan sehari-hari pasien adalah bersawah. Hubungan pasien dengan anggota
keluarga maupun orang-orang di lingkungan sekitar tempat tinggal sangat baik sebelum
mengalami keluhan seperti ini.
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa dirinya sehat dan tidak membutuhkan pengobatan.
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tgl 19/5/2015, Pukul 17.30)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan umum: Pasien datang menggunakan baju kaos berkerah warna
coklat tua motif garis-garis putih, celana training warna hitam, dan memakai
sendal.
2. Kesadaran: Composmentis, berubah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Gelisah
4. Pembicaraan: Kurang
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kurang kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati
1. Mood : Irritable.
2. Ekspresi afektif : Depresif
3. Keserasian: Tidak serasi
4. Empati : tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
2. Orientasi (waktu, tempat dan orang)
a. Waktu : Terganggu
b. Tempat : Terganggu
7
c. Orang : Baik
3. Daya ingat
a. Panjang : Terganggu
b. Sedang : Terganggu
c. Pendek : Terganggu
d. Segera : Terganggu
4. Daya konsentrasi dan perhatian : Terganggu
5. Pikiran abstrak: Terganggu
6. Bakat kreatif : di bidang olahraga
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada, berupa halusinasi auditorik yaitu pasien mendengar ceramah
dari Kolaka yang menceramahi kelakuannya. Pasien juga sering mendengar
suara yang mengatakan bahwa dirinya adalah pembantai dan pembunuh
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses berfikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Terganggu
b. Kontinuitas : Terganggu
c. Hendaya berbahasa : Ada, pasien sulit mengungkapkan hal-hal yang ingin
dibicarakan ketika ditanya.
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Ada, berupa waham kejar yaitu pasien sering merasa
bahwa ada yang mengancam dan akan membakar dirinya dan seluruh
anggota keluarganya
F. Pengendalian impuls: Pasien tidak dapat mengendalikan dirinya saat melakukan
pembunuhan tersebut.
8
G. Daya nilai dan tilikan
1. Norma sosial : terganggu
2. Uji daya nilai : terganggu
3. Penilaian realitas : terganggu
4. Tilikan :derajat 1 (penyangkalan total terhadap penyakitnya dan tidak perlu
berobat)
5. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI
A. Status Internus
T : 130/80mmHg N : 92 kali/menit TB : 162 cm IMT : 21,3
S : 36,60C P : 21 kali/menit BB : 56 kg (Normal)
B. Status Neurologis
- GCS : E4 M6 V5
- Pupil dalam batas normal
- Refleks fisiologis dalam batas normal
- Refleks patologis (-)
IV. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki usia 62 tahun datang diantar oleh polisi dan keluarganya ke IGD RSJ
Kendari karena telah membunuh orang 2 minggu yang lalu. Pasien membunuh orang
tersebut dengan alasan karena menganggap bahwa orang tersebut (tempat pasien
berobat tradisional juga) yang menyebabkan pasien menderita penyakit yaitu penyakit
jantung koroner dan penyakit lain yang diderita. 1 bulan sebelum kejadian ini, pasien
memang terlihat selalu bicara tidak nyambung dan tidak jelas. Pasien sering bicara
sendiri seperti ada yang menemaninya bicara. Pasien juga tiba-tiba mudah tersinggung
dan mudah marah pada anggota keluarganya. Pasien mulai menutup diri dan lebih
banyak berdiam diri di dalam kamar serta tidak mau lagi berkomunikasi dengan orang
yang mengajaknya bicara karena pasien merasa tidak percaya dengan apa yang
dikatakan oleh orang lain. Pasien merasa dirinya selalu benar. Pasien juga susah tidur
9
dan gelisah sehingga selalu terbangun tengah malam. Keluhan seperti ini sudah pernah
terjadi pada bulan November tahun 2011 dimana pasien juga stress, mudah tersinggung
dan emosi, serta bicara tidak nyambung dan tidak jelas, terjadi setelah pasien
mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit jantung koroner yang didiagnosa oleh
dokter Sp.JP. Pasien rutin minum obat dan mengontrol keluhan yang dialaminya sampai
tahun 2013 di poli psikiatri RSJ Kendari. Keluhan yang dialami pasien tersebut
berangsur pulih. Tetapi pada tahun 2013 akhir hingga tahun 2015 pasien tidak rutin lagi
minum obat, hingga pada bulan Januari 2015 sampai sekarang pasien tidak mau lagi
minum obat karena menganggap bahwa obat tersebut adalah racun, sehingga gejala
pasien pun timbul lagi. Pasien juga mengaku bahwa sering merasa ada yang
mengancam dan akan membakar dirinya dan seluruh anggota keluarganya. Setelah
kejadian 2 minggu lalu, pasien sering mendengar ceramah dari kolaka yang
menceramahi tentang kelakuannya. Pasien juga sering mendengar suara yang
mengatakan bahwa dirinya adalah pembantai dan pembunuh.
Pasien memiliki hendaya sosial yaitu pasien sekarang tertutup terhadap anggota
keluarganya dan tetangganya, pasien tidak mau lagi berinteraksi dan berkomunikasi
karena merasa tidak percaya lagi dengan apa yang orang lain katakan. Pasien
menganggap dirinya selalu benar. Selain itu, ada hendaya waktu senggang yaitu pasien
lebih banyak berdiam diri di kamar. Pasien juga selalu berbicara sendiri seperti ada yang
menemaninya bicara. Pasien juga memiliki hendaya pekerjaan yaitu setelah pasien
pensiun dari PNS, kegiatan sehari-hari pasien yaitu aktif bersawah, tetapi setelah
mengalami keluhan ini pada tahun 2011 pasien tidak aktif lagi bersawah. Pasien lebih
memilih banyak tinggal dalam kamar.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan mood irritable, depresif, afek
inappropriate, tidak serasi. Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan IMT normaldan
pemeriksaan neurologi dalam batas normal.
10
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
o Aksis I :
- Berdasarkan hasil anamnesis ditemukan adanya pola perilaku pasien yang secara
klinis bermakna berupa distress yaitu sangat mudah tersinggung, berbicara sendiri
seperti ada yang menemaninya bicara, dan membunuh orang serta disabillity yaitu
pasien sering berbicara tidak nyambung dan tidak jelas. Selain itu terdapat
hendaya sosial, hendaya pekerjaan, dan hendaya waktu senggang sehingga kasus
ini dapat digolongkan dalamGangguan Jiwa
- Dari anamnesis dan pemeriksaan fisiktidak didapatkan penyakit/gangguan
sistemik lainnya yang dapat menyebabkan disfungsi otaksehingga dapat
digolongkan dalam Gangguan Jiwa NonOrganik
- Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami halusinasi auditorik
yaitupasien sering mendengar ceramah dari Kolaka yang menceramahi tentang
kelakuannya. Pasien juga sering mendengar suara yang mengatakan bahwa
dirinya adalah pembantai dan pembunuh. Pasien juga mengalami waham berupa
waham kejar yaitu pasien merasa bahwa dirinya dan keluarganya sedang terancam
dan akan dibakar yang berlangsung selama 4 tahun.Berdasarkan gejala dan tanda
yang ditemukan pada pasien tersebut, diagnosis lebih diberatkan pada Skizofrenia
Paranoid (F20.0).
- Berdasarkan hasil uraian anamnesis di atas, keluhan pasien yang sudah pernah
mengalami perbaikan tetapi pasien mengalami putus obat sehingga gejala timbul
lagi dan gejala tersebut mengalami perburukan yaitu membunuh orang dan pasien
memiliki perasaan ingin cepat meninggal, maka dapat disimpulkan bahwa pasien
saat ini di diagnosa Skizofrenia Paranoid Eksaserbasi Akut(F20.08).
- Diagnosa banding:
Depresi Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)
Perubahan Kepribadian yang berlangsung lama Setelah mengalami Katastrofa
(F62.0)
Halusinasi Organik (F06.0)
11
o Aksis II :
- Dari anamnesis didapatkan informasi bahwa pasien sebelum sakit, merupakan
orang yang pendiam, hanya bicara seperlunya, sifat pasien juga keras, teratur, dan
disiplin dalam mendidik. Pasien juga orang yangmudah bergaul, ramah, dan
sering berkomunikasi dengan anggota keluarga, tetangga, maupun dengan orang
lain yang berada di sekitar tempat tinggalnya sehingga Tidak ada Diagnosis
Aksis II.
o Aksis III :
- Penyakit sistem sirkulasi Penyakit jantung koroner
o Aksis IV :
Tidak ada
o Aksis V : GAF scale20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri).
VI. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik: terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga membutuhkan
psikofarmaka.
Psikologik : terdapat gangguan suasana perasaan yang mengganggu kesehatan
sehingga membutuhkan psikofarmaka dan psikoterapi.
Sosiologik :terdapat hendaya sosial, hendaya pekerjaan, dan hendaya waktu
senggang sehingga membutuhkan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS
Faktor pendukung:
Adanya dukungan yang sangat besar dari keluarga untuk kesembuhan pasien baik
dari segi mental yaitu keluarga pasien siap menjalani pengobatan yang lama untuk
pasien dan siap menerima keadaan pasien yang sekarang yang mengalami gangguan
jiwa hingga berangsur pulih walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama serta
dukungan dari segi biaya dimana pasien masih menerima gaji pensiunan sebesar Rp.
2.250.000 ditambah dukungan biaya dari gaji anak keduanya yang bekerja sebagai
perawat untuk membiayai pengobatannya.
12
Faktor penghambat:
Tidak adanya niat pasien untuk menjalani pengobatan karena pasien merasa dirinya
sehat.
Prognosis: dubia ad malam.
VIII. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmaka:
Injeksi Lodomer i.m 1cc/5mg/12 jam
Injeksi Diazepam i.v 2cc/5ml/12jam
Chlorpromazin 100 mg 2 dd 1
Haloperidol 2,5 mg 2 dd 1
Trihexypenidil 2 mg 2 dd 1
B. Psikoterapi:
Terapi konseling, yaitu memberikan edukasi tentang penyakit yang diderita,
penjelasan bahwa pengobatan akan berlangsung lama dan pengaturan dosis obat
hanya boleh diatur oleh dokter.
Terapi ventilasi
C. Sosioterapi : terapi sosio-rehabilitatif pada keluarga dan lingkungan
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Fisik-Biologis : tidak dilakukan pemeriksaan
B. Psikometri : tidak dilakukan pemeriksaan
X. DISKUSI/PEMBAHASAN
F20.0. Skizofrenia paranoid
Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
o Halusinasi dan atau waham harus menonjol
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau member perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whisting),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
13
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau “passivity”
(delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam
adalah yang paling khas;
o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata atau tidak menonjol.
Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasikan dengan menggunakan kode
lima karekter berikut:
a. F20.x0 Berkelanjutan
b. F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
c. F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
d. F20.x3 Episodik berulang
e. F20.x4 Remisi tak sempurna
f. F20.x5 Remisi sempurna
g. F20.x8 Lainnya
h. F20.x9 Periode pengamatan kurang dari satu tahun
14
XI. DIALOG
Heteroanamnesis (Selasa, 19Mei 2015)
Keterangan:
DM : Dokter Muda P : Pasien IP: Istri Pasien AP2 : Anak Kedua Pasien
AP4 : Anak Keempat Pasien.
DM : Assalamualaikum kak, silahkan duduk. (sudah mengenal anak pasien).
AP2 : WalaikumsallamDM : Perkenalkan kembali kak,saya Ricky,
saya dokter muda yang jaga IGD sekarang sama teman saya dokter muda Darman. Sebelum dikonsul ke dokter spesialisnya saya tanya-tanya dulunah kak tentang keluhannya pasien.
AP2 : Iye.DM : Tn. Muh Djufri dih nama pasiennya?
Apanya kita kak?AP2 : Bapakku kasihan dek.DM : Mana mi bapakta?AP2 : Lagi diluar duduk-duduk, lagi jelek
sekali itu keadannya. Saya takut juga ini. Astagfirullah.
DM : Kenapa kak bapaknya di bawa kesini? baru ada lagi polisi.
AP2 : Huh, kasihan dek, dia habis bunuh orang. Astagfirullah. (berbicaradengan nada rendah sambil menghela napas)
DM : Kapan itu kejadiannya kak?AP2 : Ada mi 2 minggu yang lalu.DM : Siapa yang dia bunuh kak?AP2 : Teman sebayanya ji baru akrab, masih
keluarga ji juga.DM : Maksudnya akrab kak bagaimana?AP2 : Mereka sering ji ketemuan, bicara,
sering baku kasih saran begitu.DM : Bagaimana ceritanya sampai bapakta
bisa dia bunuh itu orang?AP2 : Dia bilang katanya itu orang mi yang
kasih bikin dia menderita penyakit.DM : Penyakit apakah yang diderita
bapakta?
AP2 : Penyakit jantung koroner.DM : Tapi memang sudah pernah mi
didiagnosa dokter?AP2 : iye, sudah lama mi awal akhir-akhir
bulan 2011 di diagnosa sama dr. Sp.JP.DM : Sebelum bapak ta didiagnosis Penyakit
Jantung Koroner, apa keluhan yang di rasakan bapak ta kah?
: Dia suka mengeluh nyeri dada. Baru dia Asma juga.
DM : Sejak kappa itu dia nyeri dada?: Dari tahun 2005 kalau tidak salah.
DM : Kalau Asmanya sejak tahun berapa?IP : Kalau itu katanya dari kecil Asmanya.
Suka sesak napas memang.DM : Adakah riwayat Asma dalam
keluarganya suamita?IP : Mamanya kalau tidak salah itu yang
sesak napas juga.DM : Pakai apa bapakta bunuh itu orang?AP2 : Pakai parang.DM : Kita tahu kejadian pembunuhannya
kak?AP2 : Sa tidak tahu mi juga masalahnya sa di
Kendari kasihan. Astagfirullah.DM : Jadi bapak di Ladongi tinggal sama
siapa?AP2 : Hanya tinggal sama mamaku saja.DM : Ibu, kita tahu kah kejadiannya?IP : Magrib-magrib itu hari kejadiannya.
Pas dia pulang di rumah sudah di tebas mi itu orang.
DM : Apanya dia tebas itu orang sampai bisa meninggal?
IP : Bagian perutnya itu hari.DM : Langsung meninggal kah bu itu orang?
15
IP : 2 hari pi baru meninggal. Itu orang sempat dirawat di RS Kolaka.
DM : Kenapa bisa dia bunuh dih.?AP4 : Itu orang kan tempatnya juga bapak
berobat tradisional jadi dia pikir itu orang mi yang bikin dia sakit.
DM : Dia sempat kah bilang begitu?AP4 : Iye, dia sempat bilang begitu.DM : Ada kah bu kita lihat perubahannya
suami ta ini sebelum dia lakukan ini pembunuhan? Seperti bicara sendiri, tertawa sendiri, tiba-tiba mengamuk, atau apa.
IP : Iye, tidak nyambung mi biasa apa dia bicarakan, tidak jelas. Baru dia suka bicara sendiri kayak ada temannya, kalau kita tegur juga tidak menyahut mi.
DM : Sejak kapan begitu suamita bu?IP : Ada mi 1 bulan.DM : Apa lagi ibu?IP : cepat juga tersinggung baru cepat
marah sama kita orang rumah.DM : Tapi masih suka ji komunikasi sama
orang di rumah?IP : Tidak mi, di kamar terus itu suamiku.
Tidak mau lagi komunikasi sama orang karena dia rasa kalau salah semua itu orang bicara dengan dia. Dia paling benar.
DM : Bagaimana dengan tidurnya? Gelisah kah juga?
IP : Biasa juga susah tidur. Tengah malam itu dia bangun mi gelisah.
AUTOANAMNESISDM : Bapak Muhammad Djufri dih?P : Iye.DM : Kita tahu lagi dimana sekarang?P : Tidak tahu, kasih pulang mi ki saya.DM : Kita tahu tanggal berapa sekarang?
Hari apa? Tahun berapa?P : Tidak tahu. Mau pulang mi saya ini.
P : Saya lupa mi. Ada itu Musrih di luar, anak ku. (Gelisah)
DM : Iye, masih ada ji di luar Pak. Kalau ini? (Menunjuk istri pasien)
P : Istriku, kasih pulang mi ki saya. (muka marah)
DM : Tunggu dulu nah pak, kita tunggu dulu obatnya nah baru pulang. Sambil kita tunggu, saya tanya-tanya dulu nah.
P : Iye (muka tenang)DM : Bapak ada dengar bisikan-bisikan kah?
Atau ada yang bapak rasa mau celakakan bapak?
P : Ada itu yang mau celakakan dan mau bakar saya dengan keluargaku.
DM : Kalau dengar bisikan atau suara pak?P : Ada itu ceramah dari kolaka.DM : Apa isinya itu ceramah pak?P : Dia ceritai saya. Sudah mi nah tanya-
tanya (muka marah).DM : Tunggu dulu pak, belum selesai
obatnya disiapkan. Saya tanya lagi sedikit nah baru kita pulang.
P : IyeDM : Apa lagi dia bilang itu ceramah?P : Saya itu pembantai dengan pembunuh.
Sudah mi nah jangan mi tanya lagi (muka tambah marah).
DM : Kita rasa sesak napas pak atau rasa sakit juga dadanya?
P : Iye sesak juga, biasa juga sakit dadaku.DM : Bapak merokok kah?P : IyeDM : Dari umur berapa bapak mulai
merokok?P : Dari umur 27 tahunan.DM : Sampai sekarang masih merokok pak?P : Tidak mi dok.DM : Sejak kapan berhenti merokok?P : Ada mi 2 tahun saya tidak merokok.DM : Biasa berapa bungkus bapak habiskan
dalam 1 hari?P : 1 bungkus ji biasa.DM : Apa lagi yang bapak rasakan?
16
P : Sakit kepalaku ini dok.DM : Saya tensi pale dulu nah pak baru kita
masuk di dalam tunggu obat, baru kita pulang mi.
P : IyeDM : (Menensi sambil bertanya) Kalau lihat
bayangan ada pak?P : Tidak ada ji. Jangan mi tanya lagi nah.DM : Nah, tekanan darahnya 130/80, bapak
masuk mi dulu di dalam nah tunggu obatnya.
P : Iye(Pasien masuk ke kamar nomor 10 IGD diantar kakak perawat)
DM : Sebelum 1 bulan yang lalu pernah ada keluhan seperti ini sama Bapak? Keluhan pertama maksudnya.
AP2 : Pernah mi juga bapakku di rawat disini bulan November tahun 2011.
DM : di rawat inap kah kak? Atau rawat jalan saja?
AP2 : Rawat jalan ji waktu itu.DM : Apa keluhannya waktu itu kak?AP2 : Stress, baru sama juga itu kalau bicara
juga itu tidak nyambung dan tidak jelas apa dia bilang.
DM : apa penyebabnya sehingga dia bisa seperti itu?
AP2 : Dia mulai begitu pas dia tahu kalau dia kena penyakit jantung coroner dari dr. Sp.JP.
DM : Obat apa yang di kasih waktu itu kak? Masih ingat?
AP2 : Sa lupa mi juga, tapi obat minum ji di kasih.
DM : Rutin ji minum obat?AP2 : Rutin ji hanya sampai tahun 2013 saja.DM : Kalau dari tahun 2013 sampai 2015
bagaimana minum obatnya bapakta?AP2 : Jarang mi minum obat, dia sudah
malas minum. Pas dari bulan Januari ini tahun dia tidak minum obat sama sekali mi.
DM : Kenapa bisa kak?
AP2 : Dia bilang katanya bapak “racun itu, tidak usah kasih minum lagi saya”. Itu mi dia begini lagi bapakku.
DM : Ibu, boleh tahu bagaimana sifatnya bapak sebelum sakit?
IP : Pendiam dia orangnya, hanya bicara seperlunya saja.
DM : Suka emosian juga bu?IP : Keras orangnya itu, disiplin kalau urus
anak-anaknya, pokoknya teratur, tapi kan itu juga untuk kepentingan masa depannya anaknya.
DM : Tapi Bagusji hubungannya dengan keluarga.
IP : Bagus ji juga.DM : Kalau dengan tetangga atau orang lain
bu bagaimana? Bagus ji bergaul dengan komunikasinya?
IP : Gampang bergaul itu suamiku, sering ji komunikasi, ramah juga sama orang-orang. Pokoknya dia di kenal hampir semua orang di sana, makanya pas di dengar suamiku begini langsung sedih semua orang disana.
DM : Ibu tahu dulu bagaimana riwayat kelahirannya suami ta? Lahir normal atau tidak? Siapa yang tolong?
IP : Sa kurang tahu juga, tapi lahir normal ji mungkin ditolong bidan.
DM : Kalau riwayat pertumbuhan dan perkembangannya ibu tahu?
IP : Sepertinya normal juga.DM : Kalau riwayat sekolahnya dari TK
sampai kuliah ibu bisa ceritakan?IP : SD di Pare-Pare suamiku, SMP dan
SMAnya juga di Pare-Pare. Habis itu lanjut mi lagi di Sekolah Guru Olahraga di Pare-Pare.
DM : Tidak pernah ji tinggal kelas bu, atau berbuat masalah suami ta?
IP : Tidak pernah ji, rajin sekolah suamiku, banyak juga temannya.
DM : Ibu tahu kapan suami ta terangkat jadi PNS? Setelah itu kerja dimana?
17
IP : tahun 76 terangkat jadi PNS habis itu kerja mi jadi Guru Olahraga di SMP 1 Ladongi sampai tahun 2005.
DM : terus dari tahun 2005 sampai sekarang suami ta kerja apa mi?
IP : dari tahun 2005 jadi mi Pengawas Pendidikan Luar Sekolah sampai tahun 2010. Nanti pi 2010 baru pensiun.
DM : Kita tahu bu, apakah suamita itu gunakan Masa Persiapan Pensiun atau kependekannya itu MPP selama 2 tahun?
IP : Tidak pernah saya tahu itu. Langsung pensiun saja.
DM : Setelah pensiun sampai sekarang apa mi kegiatannya suami ta?
IP : Biasa aktif bersawah, hanya pas mulai mi itu tahun 2011 dia hanya tinggal saja di rumah.
DM : Kapan ibu menikah dengan pak Djufri? Dan berapa anak ta?
IP : Tahun 78 sa menikah, 3 orang anak perempuanku, ini mi yang terakhir yang laki-laki.
DM : Selama menjalani hubungan rumah tangga, tidak pernah ji ada masalah bu?
IP : Alhamdulillah tidak ji dok.DM : Rajin ji beribadah suamita bu? Seperti
sholat, mengaji atau berdzikir?IP : Rajin juga dok, hanya pas 2011 itu
sudah tidak beribadah lagi.DM : Berapa umurnya anak ta semua bu?
Kerja dimana mi semua anak ta bu?IP : yang pertama 37 tahun, sudah menikah
mi guru honorer di TK Ladongi, di Ladongi ji tinggal hanya sama suaminya, yang kedua 35 tahun, sudah menikah juga, perawat sekarang di RS Bahteramas, di Lepo-Lepo tinggal. Ketiga 27 tahun, sudah menikah juga, kerjanya guru Bahasa Indonesia honorer di Ladongi, kalau ini yang terakhir 22 tahun, belum menikah, baru selesai sarjana di Universitas Indonesia Timur jurusan psikologi.
DM : Kapan mi biasa kita dikunjungi sama anak-anak ta?
IP : Biasa ji kalau mereka tidak sibuk saja kerja atau lagi libur.
DM : Oh iye, itu saja yang saya tanyakan bu. Terima kasih banyak dih bu.