Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata Tutorial Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman RSUD Abdul Wahab Sjahranie KONJUNGTIVITIS VIRUS OCCULI DEXTRA et SINISTRA + PTOSIS OCCULI SINISTRA + KATARAK IMATUR OCCULI DEXTRA et SINISTRA Disusun oleh: Nanik Herlina HP Tatik Handayani 0708015050 0708015045 Pembimbing: dr. Baswara, N.E.W., Sp.M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
KONJUNGTIVITIS VIRUS OCCULI DEXTRA et SINISTRA +
PTOSIS OCCULI SINISTRA + KATARAK IMATUR OCCULI
DEXTRA et SINISTRA
Disusun oleh:
Nanik Herlina HP
Tatik Handayani
0708015050
0708015045
Pembimbing:
dr. Baswara, N.E.W., Sp.M
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
RSUD AW Sjahranie
SAMARINDA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konjungtivitis adalah salah satu penyakit pada mata yang paling banyak
dikeluhkan. Secara kondisi menceerminkan terjadinya proses inflamasi yang
melibatkan konjungtiva. Kebanyakan kasus pada konjungtivitis adalah tidak
berbahaya dan merupakan kewajiban seorang petugas medis untuk memisahkan
beberapa kondisi yang memerlukan penanganan lebih. Penyebab konjungtivitis
beserta klasifikasinya sangat banyak. Anatara lain konjungtivitis Bakteri,
Klamidia, Virus, Fungal, Imunologik, Kimiawi atau Iritatif, Autoimun.
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian
putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan
timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah.
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan
benda asing, misalnya kontak lensa.
Konjungtivitis virus biasanya mengenai satu mata. Pada konjungtivitis
ini, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit. Konjungtivitis
bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata
dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Konjungtivitis alergi juga
mengenai kedua mata, dengan gejala mata berwarna merah, mata juga akan terasa
gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan di hidung. Produksi air mata juga
berlebihan sehingga mata sangat berair. Konjungtivitis papiler raksasa adalah
konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak.
Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata
berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata.
Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri
dalam beberapa hari. Walaupun demikian, beberapa dokter tetap akan
memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga infeksi
sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi
kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata. Obat tetes atau salep antibiotik
biasanya digunakan untuk mengobati konjungtivitis bakteri. Antibiotik sistemik
juga sering digunakan jika ada infeksi di bagian tubuh lain. Pada konjungtivitis
bakteri atau virus, dapat dilakukan kompres hangat di daerah mata untuk
meringankan gejala. Tablet atau tetes mata antihistamin cocok diberikan pada
konjungtivitis alergi. Selain itu, air mata buatan juga dapat diberikan agar mata
terasa lebih nyaman, sekaligus melindungi mata dari paparan alergen, atau
mengencerkan alergen yang ada di lapisan air mata. Untuk konjungtivitis papiler
raksasa, pengobatan utama adalah menghentikan paparan dengan benda yang
diduga sebagai penyebab, misalnya berhenti menggunakan lensa kontak. Selain
itu dapat diberikan tetesmata yang berfungsi untuk mengurangi peradangan dan
rasa gatal di mata.
Katarak adalah keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Katarak
terjadi apabila lensa mata berubah menjadi keruh akibat berbagai penyebab antara
lain genetik, kongenital, metabolik, traumatik, toksik, dan yang paling banyak
dijumpai adalah katarak senilis. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa
yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun.1,2
Katarak senilis (age related cataract) merupakan penyebab kebutaan dan
penurunan visus terbanyak pada usia tua. Jumlah penderita katarak di seluruh
dunia saat ini lebih dari 15 juta dan akan mencapai 40 juta pada tahun 2025.
Berbagai penelitian cross sectional di Amerika Serikat mengidentifikasikan
adanya katarak pada 10 % penduduk. Angka ini meningkat 50 % untuk mereka
yang berusia 65 hingga 74 tahun. Untuk warga yang berusia lebih dari 75 tahun,
angka prevalensinya 70 %. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan riset tahun 2007,
prevalensi kebutaan nasional sebesar 0,9 %, dengan penyebab utama adalah
katarak. Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,8 %.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan data tahun 2001, yaitu
1,2 %.3
Katarak memberikan gejala berupa penurunan penglihatan secara
perlahan-lahan, pandangan berkabut, pandangan silau saat siang hari ataupun bila
terkena sinar langsung. Operasi katarak merupakan satu-satunya cara untuk
mencegah kebutaan akibat katarak yang dilakukan seluruh dokter spesialis mata di
Indonesia sesuai dengan stadium katarak, baik di Rumah Sakit maupun secara
massal.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Radang konjungtiva (konjungtivitis) adalah penyakit pada mata yang
paling umum di dunia. Penyakit ini bervariasi dari hiperemi ringan dengan berair
mata sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
Penyebabnya umumnya eksogen, namun dapat endogen.
Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat
disebabkan bakteri seperti konjungtivitis gonokok, virus, klamidia, alergi toksik,
dan molluscum contagiosum.
Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi
konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang
lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, hipertrofi
papil, folikel, membran, pseudomembran, mata merasa seperti adanya benda