Top Banner

of 12

Tugas Tekperlintan Phyothoptora Fix Makalah

Jul 18, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH TEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN 1 SEMESTER GENAP 2010/ 2011KELAS KELOMPOK :C : VII MATERI :Phytophtora Infestans Pada Kentang HARI/ TANGGAL :Rabu, 23 Maret 2011 NAMA FERI MEGA NURRIZQI AISYAH NUR HASANAH CHRISTYANDO R.S DINA SEPTRIA HASBURRAHMAN ABI M NIA DESIANA TANDA TANGAN NILAI

NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

NPM 150510100127 150510100128 150510100129 150510100130 150510100131 150510100132

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

Phytophtora Infestans Pada Kentang

1. Tanaman inang : Kentang (daun kentang dan buah kentang)

Klasifikasi Kentang :

Kerajaan Divisi Kelas Upakelas Ordo Famili Genus Spesies

Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Asteridae Solanales Solanaceae Solanum S. tuberosum

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini pada abad XVI. Dengan cepat menu baru ini tersebar di seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ini pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19. . Kentang adalah tanaman berumur pendek. Tanaman kentang yang dihasilkan secara

aseksual dari umbi memiliki akar serabut dengan percabangan yang halus, agak dangkal, dan akar adventif berserat yang menyebar, sedangkan tanaman yang berasal dari biji membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral yang banyak (Rubatzky, dan Yamaguchi, 1995). Factor yg mendukung : suhu (Menurut Agrios (1997), kerusakan yang ditimbulkan olehPhytophthora pada akar dan batang, terjadi pada kondisi tanah yang lembab pada suhu antara 15dan 23C dimana pada kondisi ini pertumbuhan tanaman menjadi baik dan rentan), kelembaban tanah, tersedianya bahan organik, pH tanah dan keberadaan mikroorganisme lain.

2. Karakteristik patogenA. Nama pathogen : Phytophthora infestans Papila sporangiospor a sporangiof or sporangiu m

Gambar mikroskopis Phytophthora infestans Hifanya berkembang sempurna. Phytopthora memiliki sporangium yang berbentuk bulat telur. Phytophthora infestans memproduksi spora aseksual yang disebut sporangia. Ini adalah sporangia hyalin, berbentuk seperti jeruk nipis, panjang 20-40 m (Anonim,2005). Miselium interseluler tidak bersekat, mempunyai banyak haustorium. Konidiofor keluar dari mulut kulit, berkumpul 1-5, dengan percabangan simpodial, mempunyai bengkakan yang khas. Konidium berbentuk buah peer, 22-32 x 16-24 m, berinti banyak 7-32. Konidium berkecambah secara tidak langsung dengan membentuk hifa (benang) baru, atau secara tidak langsung dengan membentuk spora kembar, konidium dapat juga disebut sebagai sporangium atau zoosporangium. Cendawan ini dapat membentuk oospora meskipun agak jarang.B. Sifat pathogen : saprofit fakultatif C. Klasifikasi :

Domain

:Eukaryota Kerajaan :

Chromalveolata Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Oomycetes : Peronosporales : Pythiaceae : Phytophthora : P. infestans : Heterokontophyta

D. Tanaman inang lain : tomat

3. Nama penyakit : hawar daun kentang dan busuk (umbi) kentang

Gambar Serangan Phytophthora Infestans pada daun kentang dan buah kentang

A. Fungsi fisiologis yang terganggu

: menghambat fotosintesis

B. Mekanisme infeksi :

C. Tipe gejala D. Tanda E. Gejala

: nekrotik : konidia :

Pada daun kentang Gejala awalnya tampak berupa bercak-bercak hijau kelabu pada permukaan bawah daun, kemudian berubah menjadi coklat tua. Semula serangannya hanya terjadi pada daun-daun bawah, lambat laun merambat ke atas dan menjarah daun-daun yang lebih muda. Bila serangan menghebat, daun yang kering akan mengeriting dan mengerut, tetapi bila keadaan udara tetap basah maka daun akan membusuk dan sering mengeluarkan bau yang tidak enak. Bila udara panas dan kelembaban tinggi perkembangan penyakit sangat cepat. Seluruh daun akan menghitam, layu dan menjalar ke seluruh batang. Dalam keadaan lembab, pada sisi bagian bawah daun akan kelihatan cendawan kelabu, yang terdiri dari conidiophores dengan konidianya. Akibatnya akan semakin parah, jaringan daun akan segera membusuk dan tanaman mati. Gejala ini cepat sekali menjalar ke seluruh areal kentang dan membinasakan tanaman, terlebih lagi bila musim hujan tiba. Percikan air akan mengantar spora cendawan ganas ini kemana-mana. Keganasan cendawan ini ternyata tidak hanya

menimpa daun, umbi pun dimangsanya pula. Kulit umbi yang terserang melekuk dan agak berair. Bila umbi dibelah, daging umbi berwarna cokelat dan busuk. Praktis umbi tidak laku dijual (Anonim, 2001). Pada Buah :

Bercak yang berwarna hijau kelabu kebasah-basahan meluas menjadi becak Pada buah tomat hijau bercak berwarna coklat tua, agak keras dan berkerut. Bercak mempunyai batas yang cukup tegas, dan batas ini tetap berwarna Kadang-kadang bercak mempunyai cincin-cincin. Dalam pengangkutan, penyakit dapat menyebabkan busuk lunak dan berair,

yang bentuk dan besarnya tidak tertentu.

hijau pada waktu bagian buah yang tidak sakit matang ke warna yang biasa.

yang mungkin disebabkan oleh jasad sekunder (Rumahlewang, 2008).4. Faktor Lingkungan yang mendukung terjadinya pathogenesis

Pembentukan penyakit busuk daun ini bervariasi sesuai kondisi lingkungan. Kelembaban relative, suhu, intensitas cahaya, dan pemeliharaan kentang itu sendiri akan mempengaruhi gejala yang timbul (Anonim, 2005). Daun yang sakit terlihat berbecak bercak pada ujung dan tepi daunnya dan dapat meluas ke bawah serta mematikan seluruh daun dalam waktu 1 sampai 4 hari; hal ini terjadi jika udara lembab. Bila udara kering jumlah daun yang terserang terbatas, bercak bercak tetap kecil dan jadi kering dan tidak menular ke daun lainnya (Pracaya, 2004). Di lingkungan tropis, tanaman kentang akan terus berkembang, sehingga udara umumnya inokulum memulai awal terjadinya penyakit pada lahan baru. Di daerah dataran rendah, tanah atau sisa sisa tanaman diperkirakan menjadi tempat yang sesuai bagi pathogen antara musim. Jamur juga akan bertahan hidup dalam umbi yang terinfeksi tetap di tanah dari musim sebelumnya. Benih juga bisa terinfeksi dan menjadi tempat hidup pathogen. Ketika tunas baru dihasilkan dari benih atau umbi tua yang terinfeksi, jamur tersebut akan menginfeksi tunas baru tersebut, kemudian sporulates dari pertumbuhan baru ini serta sporangia akan tersebar di udara atau air (Anonim 1, 2005).

RH, Vektor

RH, suhu, cahaya, eksudat akar inang Nutrisi, Ketahanangin An /

Air

Dari Tanaman Bergejalaba am ec um rk h ori Be es luh h u a pr ap b mb ca ke

D Jar alam ing as an e Sp kual or ula si

Penyebaran

Inokula si

Invasireprodu ksi

Prapenetrasi

Toksin

Infeksi

Penetra si

Melalui lubang alami

Nutrisi, Ketahan an

RH, Cahaya, Nutrisi

5. Pengendalian Penyakit Hawar Daun Kentang :

Pengendalian dengan cara resistensi adalah termasuk semua usaha yang tanaman menjadi imun, tahan atau toleran terhadap serangan patogen. Yang termasuk dalam resistensi adalah proteksi silang, ketahanan terimbas, aktivasi pertahanan tanaman, perbaikan kondisi pertumbuhan tanaman, dan penggunaan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan bila varietas tersebut telah tersedia mempunyai beberapa kelebihan, yaitu murah, mudah, aman, dan merupakan salah satu cara pengendalian yang efektif untuk mengendaliakan penyakit tumbuhan. Penggunaan varietas tahan juga dapat mengurangi penggunaan fungisida sehingga mengurangi pencemaran akibat bahan racun tersebut. Tumbuhan dapat bertahan dari serangan patogen dengan sesuatu kombinasi dari dua senjata yang dimilikinya, yaitu :

Sifat-sifat struktural yang berfungsi sebagai penghalang fisik dan

menghambat patogen mendapatkan peluang masuk dan menyebar didalam tumbuhan. Reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel dan jaringan tumbuhan pertumbuhan patogen pada tumbuhan tersebut. yang menghasilkan zat beracun bagi patogen atau menciptakan kondisi yang menghambat

Kombinasi antara sifat struktural dan reaksi biokimia yang digunakan untuk pertahanan bagi tumbuhan berbeda antara setiap sistem kombinasi inang-patogen. Ketahanan terhadap penyakit yang secara genetik dikendalikan oleh terdapatnya satu, beberapa atau banyak gen untuk ketahanan pada tumbuhan dikenal dengan ketahanan sejati ( true resistance). Pada ketahanan sejati, inang dan patogen sedikit banyaknya tidak cocok antara satu dengan yang lain, baik karena kekurangan pengenalan kimiawi antara inang dan patogen atau karena tumbuhan inang dapat bertahan dengan sendirinya dalam mengatasi patogen dengan berbagai mekanisme pertahanan yang telah tersedia, atau diaktivasi, sebagai respon terhadap infeksi patogen. Ada dua ketahanan sejati yaitu ketahanan horizontal dan ketahanan vertikal. Ketahanan horizontal adalah ketahanan yang ditentukan oleh banyak gen sama efektifnya terhadap semua ras pathogen, sedangkan ketahanan vertikal ditentukan oleh satu gen yang hanya efektif terhadap beberapa ras fisiologi atau strain patogen dan tidak menyebabkan ketahanan terhadap ras-ras lain.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan melaksanakan beberapa usaha secara terpadu, antara lain :

Hanya menanam bibit yang sehat Tidak menanam tanaman di bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis (contoh: kentang, tomat, terung). Penyemprotan dengan fungisida terutama fungisida yang mengandung tembaga hidroksida (Kocide 77WP), fungisida berbahan aktif mankozeb, propinep atau maneb. Pelaksanaan penyemprotan tergantung pada keadaan cuaca. Setiap habis hujan lebat penyemprotan dianjurkan untuk diulangi.

Menanam ( dibakar

jenis ) agar

daur

jenis hidup

tanaman jamur

yang dapat

tahan. diputuskan.

Menjaga kebersihan lahan, sisa-sisa tanaman yang sakit harus segera dimusnahkan

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Phytophthora_infestans diakses tanggal 21 Maret 2011 biogen.litbang.deptan.go.id/terbitan/pdf/agrobio_5_2_67-72.pdf http://pink-territory.blogspot.com/2009/03/phytophthora-infestan.html diakses tanggal 21 Maret 2011 http://salmandiatoralhusna.blogspot.com/2010/04/penyakit-hawar-daun-pada-kentang.html diakses tanggal 21 Maret 2011 http://klanapujangga.wordpress.com/page/2/ diakses tanggal 21 Maret 2011 Buku Hama dan Penyakit Tanaman oleh Haryono Simangun