BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5%) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik. Kanker paru atau Karsinoma bronkus, tumor primer paru yang paling sering hampir 95%. Kanker paru adalah pembunuh nomor satu diantara pria di USA. Pada hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat di diagnosis. Sebagai akibat, angka survival pasien kanker paru adalah rendah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul ditempat jaringan parut sebelumnya (tuberculosis, fibrosis) dalam paru. Sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel di dalam paru; tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Kanker paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Di Amerika Serikat Kanker Paru adalah penyebab kematian kedua diantara semua macam kanker. Kanker Paru bahkan menyebabkan kematian melebihi kanker payudara, kanker prostat dan kanker usus besar, apabila kematian ketiga macam kanker ini bersama-sama dihitung. Keganasan di rongga thorak mencakup kanker paru, tumor 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5%) antara lain adenoma,
hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik. Kanker paru atau
Karsinoma bronkus, tumor primer paru yang paling sering hampir 95%. Kanker paru
adalah pembunuh nomor satu diantara pria di USA. Pada hampir 70% pasien kanker
paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat di
diagnosis. Sebagai akibat, angka survival pasien kanker paru adalah rendah. Bukti-
bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul ditempat jaringan parut
sebelumnya (tuberculosis, fibrosis) dalam paru. Sebagian besar kanker paru berasal
dari sel-sel di dalam paru; tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker di bagian
tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Kanker paru merupakan kanker yang paling
sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Di Amerika Serikat Kanker Paru adalah
penyebab kematian kedua diantara semua macam kanker. Kanker Paru bahkan
menyebabkan kematian melebihi kanker payudara, kanker prostat dan kanker usus
besar, apabila kematian ketiga macam kanker ini bersama-sama dihitung. Keganasan
di rongga thorak mencakup kanker paru, tumor mediastinum, metastasis tumor paru
dan keganasan di pleura. Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit
keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer)
maupun metastasis tumor di paru. Diagnosis sering terlambat atau “Inoperable
Stage“, maka prognosanya jelek dan survival rate rendah. Keluhan dan gejala hampir
sama dengan penyakit paru lain, sehingga sering tidak terpikirkan. Meningkatnya
ilmu, ketrampilan dokter, alat diagnostik dan perhatian penderita diagnosis semakin
cepat. Penatalaksanaan baik penderitaan berkurang, kualitas hidup meningkat dan
ketahanan hidup lebih baik. Deteksi dini sangat penting dan perlu di usahakan. 1
1
I.2. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami penyakit tumor paru, terutama mengenai gambaran
radiologinya.
2. Memenuhi sebagian syarat untuk kepaniteraan klinik di bagian Radiologi RSUD
Waled Cirebon.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Anatomi Paru
Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm.
Pembentukan paru di mulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut. Selanjutnya
pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut
Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi 2 yaitu
esophagus dan trakea.
Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung
bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi dan cabang-cabangnya.
Bronchial-tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru
berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8
tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks.
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus
sampai pertumbuhan somatik berhenti.
Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring,
trakea dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni
saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada pernafasan melalui
paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut.
Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli
dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan
darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm hg dan tingkat
ini hemoglobinnya 95%. Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil
buangan. Metabolisme menembus membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke
3
alveoli dan setelah melalui pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung
dan mulut.
Selama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan
sangat elastic. Jika rongga thorax dibuka volume paru akan segera mengecil sampai
1/3 atau kurang. Paru-paru terletak di samping kanan dan kiri mediastinum. Paru satu
dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta
struktur lain di dalam mediastinum. Masing-masing paru berbentuk kerucut dan
diliputi oleh pleura visceralis, dan terdapat bebas di dalam cavitas pleuralis masing-
masing, hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radix pulmonalis. 1,2
Setiap paru-paru memiliki :
a. Apeks : tumpul, menonjol ke atas ke dalam leher sekitar 2,5cm di atas
clavicula
b. Permukaan costo-vertebral : menempel pada bagian dalam dinding dada
c. Permukaan mediastinal : menempel pada pericardium dan jantung
d. Basis pulmonis : terletak pada diafragma
Batas-batas paru :
a. Apeks : atas paru (atas costae) sampai dengan di atas clavicula
b. Atas : dari clavicula sampai dengan costae II depan
c. Tengah : dari costae II sampai dengan costae IV
d. Bawah : dari costae IV sampai dengan diafragma
II.1.1. Pulmo Dexter/Paru Kanan
Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh fissura
obliqua dan fissura horizontalis pulmonis dexter menjadi tiga lobus : lobus
superior, lobus medius, dan lobus inferior. Fissura oblique berjalan dari pinggir
inferior ke atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan costalis
4
sampai memotong pinggir posterior sekitar 6,25cm di bawah apex pulmonis.
Fissura horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan costalis setinggi
cartilage costalis IV dan bertemu dengan fissure obliqua pada linea axillaris
media.Pulmo dexter mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada
lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada
lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobules. 1,2
Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang
berisi pembuluh darah, getah bening, dan saraf. Dalam tiap lobules terdapat
sebuah bronkeolus. Di dalam lobules, bronkeolus ini bercabang-cabang yang
disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
diameternya antara 0,2-0,3mm.
Segmen pulmo dexter :
a. Lobus superior :
- Segmen apicale
- Segmen posterior
- Segmen anterior
b. Lobus medius :
- Segmen lateral
- Segmen medial
c. Lobus inferior :
- Segmen apicobasal
- Segmen mediobasal
- Segmen anterobasal
- Segmen laterobasal
- Segmen posterobasal
Hilus pulmonalis dexter terdiri dari :
a. A. pulmonalis dextra
5
b. Bronchus principales dextra : bronchus lobaris superior, medius dan inferior
c. Vv. Pulmonalis dextra
d. Nodule lymphideus
II.1.2. Pulmo Sinister/Paru Kiri
Pulmo sinister dibagi oleh fissure oblique dengan cara yang sama menjadi dua
lobus : lobus superior dan lobus inferior. Pada pulmo sinister tidak ada fissure
horizontalis. 1,2
Segmen pulmo sinister :
a. Lobus superior :
- Segmen apicoposterior
- Segmen anterior
- Segmen lingual superior
- Segmen lingual inferior
b. Lobus inferior :
- Segmen apicobasal
- Segmen antero medial basal
- Segmen laterobasal
- Segmen posterobasal
Hilus pulmo sinister :
a. A. pulmonalis sinistra
b. Bronchus principales sinistra
c. Vv. Pumonalis sinistra
d. Noduli lymphoideus
6
Pada pulmo sinister terdapat incisura cardiac yang merupakan lengkung untuk
jantung (cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena 2/3
jantung terletak di pulmo sinistra. 1,2
Tabel 1. Perbedaan pulmo dextra dan sinistra
Gambar 1. Lobus Paru Dextra dan Sinistra
7
Gambar 2. Segmen Paru Dextra dan Sinistra
Gambar 3. Batas-batas Paru
8
Gambar 4. Gambaran Radiologi Paru Normal
Vaskularisasi Pulmo
Untuk bronchi, jaringan ikat paru dan pleura visceralis divaskularisasi oleh Aa. Bronchiales. Untuk Aa. Bronchiales sinistra cabang dari aorta thoracalis, sedangkan Aa. Bronchiales dextra cabang dari a.intercostales atau Aa. Bronchiales sinistra.
Untuk vena melalui Vv. Bronchiales yang terdiri atas vv. Bronchiales superficial dan profunda.Vv. Bronchiales Superficial mendapatkan aliran darah dari bronchi extrapulmonar, pleura visceralis, limponodi sekitar hilus pulmo.Vv. Bronchiales dextra bermuara ke v. azygos, sedangkan Vv. Bronchiales sinistranya bermuara ke v. hemiazygos accessoria atau v. intercostales supreme.
Sedangkan untuk alveoli mendapatkan vaskularisasi dari ujung terminal dari a. pulmonales.
Innervasi Pulmo
Pulmo diinnervasi oleh plexus pulmonalis pada radix pulmo dextra dan sinistra. Dimana plexus ini terdiri atas saraf simpatis oleh truncus sympaticus menuju ganglia sympatis 1-5 dan parasimpatis oleh cabang-cabang dari nervus vagus.
9
II.2 Fisiologi Paru
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada
waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan
dapat erat dengan darah di dalam kapiler pulmonalis. Hanya satu lapisan membran,
yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke
jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida
adalah salah satu hasil buangan metabolismes, menembus membran alveoler-
kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea,
dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran
udara pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara
pernapasan berlangsung di alveolus disebut pernapasan eksternal. Udara pernapasan
selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam eritrosit untuk dipertukarkan ke dalam
sel. Peristiwa pertukaran udara pernapasan dari darah menuju sel disebut
pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan ekspirasi pada saat bernapas selain
melibatkan alat-alat pernapasan juga melibatkan beberapa otot yang ada pada tulang
rusuk dan otot diafragma (selaput pembatas rongga dada dengan rongga perut).
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar
rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan
dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ
yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara
(ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara
bersamaan.
10
1. Penapasan Dada
Pada pernapasan dada, otot yang berperan penting adalah otot antar
tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot
tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan
tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang
rusuk ke posisi semula.
a. Inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada mengembang. Pengembangan rongga dada menyebabkan
volume paru-paru juga mengembang akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
b. Ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang
rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Rongga dada yang mengecil menyebabkan
volume paru-paru juga mengecil sehingga tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar. Hal tersebut menyebabkan
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
a. Inspirasi
Pada saat pengambilan udara (inspirasi) tahap-tahap yang terjadi dan
dapat dirasakan adalah diafragma berkontraksi sehingga diafragma
menjadi datar dan otot antar tulang rusuk sebelah luar juga berkontraksi
yang diikuti dengan terangkatnya tulang rusuk yang menyebabkan rongga
dada membesar. Membesarnya rongga dada ini menyebabkan tekanan di
dalam rongga dada mengecil sehingga memungkinkan paru-paru dapat
11
mengembang. Mengembangnya paru-paru memungkinkan tekanan di
dalam ruang paru-paru mengecil bahkan lebih kecil dari udara luar
sehingga udara dapat masuk secara berurutan ke lubang hidung-rongga