Makalah Koralogi Nama : Robby Nimzet Nim : L111 11 271 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan & Perikanan Universitas Hasanuddin 2013
Makalah
Koralogi
Nama : Robby Nimzet
Nim : L111 11 271
Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Ilmu Kelautan & Perikanan
Universitas Hasanuddin
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karang merupakan komponen utama penyusun ekosistem terumbu karang Terumbu karang
termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi
kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Namun terumbu karang modern telah ada sejak lebih dari 50
juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000
sampai 10.000 tahun. Ekosistem terumbu karang menyimpan sejuta rahasia dan keindahan
didalamnya namun keindahan terumbu karang yang kita saksikan sekarang ini tidak lepas dari
evolusi terumbu karang sejak 500 juta tahun yang lalu. Karang telah mengalami perkembangan
evolusi dari zaman ke zaman sehingga dibutuhkan pendekatan geologis unuk mengetahui
bagaimana karang itu ada dan proses awal terbentuknya terumbu karang.iniah yang menjadi latar
belakang pembuatan makalah tentang evolusi terumbu karang.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari penyusunan makalah ini :
Mampu mengetahui evolusi terumbu karang dilihat dari pendekatan geologis
Mampu mengetahui evolusi karang dilihat dari pendekatan arkeologi
Mampu mengetahui teori-teori tentang evolusi terumbu karang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terumbu Karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan
secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.Dalam bentuk
sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung
dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel.Namun pada
kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu
yang disebut koloni.Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan CaCO3.Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut,
hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
B.Evousi Terumbu Karang
Kondisi terumbu karang yang ada sekarang ini tidak lepas dari berbagai peristiwa yang
terjadi dimasa lampau, ada beberapa teori yang mengemukakan tentang evolusi terumbu karang
diantaranya :
Teori Charles Darwin
Teori Charles Darwin dikenal sebagai subsidence theory’ atau teori penenggelaman. Ia
mengemukakan bahwa formasi terumbu karang yang ada sekarang ini dikarenakan
terjadinya proses penurunan lempeng kerak bumi di dasar samudra akibat aktivitas gunung
berapi. Menurut beberapa asumsi pakar geologi mulai dari seorang Kuenen (1960) hingga
informasi terakhir oleh Mater & Bennet (1984), yaitu bahwa 75% dari seluruh terumbu
karang terbentuk pada masa Pleistosen. Pada saat itu terjadi yang dinamakan tectonic
subsidence akibat letusan gunung berapi dan fluktuasi paras muka laut akibat terjadinya
perubahan massa es mulai jaman Pleistosen hingga perioda resen yang mengakibatkan
variasi pada kedalaman laut di sepanjang paparan kontinental (LIPI, 2009).
Menurut teori sang Charles Darwin baik atol maupun barrier feer berasal dari gunung berapi
bawah laut dengan demikian terbentuknya terumbu karang erat hubunganya dengan proses
pemekaran kerak bumi. Dari teori tersebut berkembanglah berbagai studi mengenai evolusi
terumbu karang, Charles Darwin (1842) mengemukakan tiga perbedaan formasi yang
dikenal dengan teori penengelaman (subsidence theory) :
Fringing reef, terumbu karang tepi yaitu terumbu karang yang terdapat di
sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40m. Terumbu karang ini tumbuh
ke permukaan dan ke arah laut terbuka.
Barrier reef, terumbu karang penghalang berada jauh dari goba (lagoon) dengan
kedalaman 40 -70 m. Umumnya terumbu karang ini memanjang menyusuri
pantai.
Atolls, atol yang merupakan karang berbentuk cincin yang melingkar muncul dari
perairan yang dalam, jauh dari daratan dan melingkari gobah yang memiliki
terumbu karang gobah atau terumbu karang petak.
“Opung” Darwin ini mengemukakan bahwa formasi awal merupakan fringging reefs yang
terbentuk disekitar pulau. Lalu pulau tersebut mengalami penurunan permukaan secara
tektonik fringging reefs akan berubah menjadi barrier reefs. Proses terus berlanjut dan
terjadi perubahan formasi, dari formasi seblumnya menjadi atolls.
Teori Daily
Selanjutnya daily mengemukakan pula teori tentang evolusi terumbu karang yang dikenal
sebagai “Glacial Control Theory” . ia mengemukakan bahwa evolusi pada terumbu karang
terjadi karena perubahan ketinggian permukaan air laut yang disebabkan oleh pergerakan
bumi yang semakin dekat dengan matahari dan iklim yang menghangat. Proses evolusi yang
terjadi yaitu mulai dari terumbu karang tepi, karena permukaan air yang meningkat dan
karang yang terus berusaha tumbuh pada kedalaman yang optimum bagi pertumbuhannya
maka karang tersebut terus tumbuh sehingga tetap pada kedalaman yang optimum lalu
membentuk barrier reeefs. Namun ketika permukaan air laut yang terus meningkat hingga
menenggelamkan pulau tempat terumbu karang berada dan pertumbuhan karang yang terus
terjadi maka terumbu karang tersebut akan menjadi terumbu karang atol.
Teori Purdy
Selanjutnya purdy juga mengemukakan teori tentang evolusi terumbu karang, ia
mengemukakan bahwa Ketika mula air laut turun, dasar terumbu pantai (fringing reef) ter-
ekspose maka Rataan terumbu yang terkesposes mengalami karstifikasi melalui erosi batuan
terutama pengaruh hujan dan aliran air dari daratan dengan keasaman yg rendah (pH<7),
Karstifikasi yang terbentuk menjadi dasar bagi pertumbuhan karang setelah terjadi
penghangatan yang bersamaan dengan naiknya paras laut sehingga dapat membentuk Barrier
Reef atau Atoll.
C. Evolusi Karang
1. Zaman Triassic
zaman Triassic berlangsung dari 251 hingga 199 juta tahun yang lalu.Fauna karang
tidak berbeda jauh degan periode akhir Triassic dengan periode Awal Triassic, menurut
BEAUVAIS (1984, 1986, 1989) semua genera karang dari periode Triassic punah. Pada
Pertengahan Jurassic terjadi perkembangan terumbu seperti yang terlihat di Eropa &
Mediterania Akhir Jurassic tercatat keragaman karang yang maksimum dengan 150
genera di Laut Tethys (antara Eropa & Afrika) dan 51 genera di Panthalassia.
2. Zaman Jurassic
Zaman ini berlangsung antara 208 - 144 juta tahun yang lalu, Batuan tertua ditemukan
pada periode sesudah pertengahan Middle Triassic.Deposit dari Famili Thamnasteriidae,
Astrocoeniidae, Stylinidae, Procyclotidae& Montlivaltiidae yang hidup tidak membentuk
terumbu yang sebenarnya. fosil tersebut ditemukan di negara Jerman, sebelah selatan
Alpin, Corsica & Sicilia.
3. Zaman Cretaceous
Zaman cretaceous Berlangsung selama kurang lebih 146 hingga 127 juta tahun yang
lalu pada periode awal Cretaceous karang-karang yang ada berasal dari periode Jurassic,
pada zaman cretaceous ditemukan 5 genera yg baru pada zaman ini terdapat 1350 spesies
karang namun belum dapat diidentifikasi dengan baik.
4. Zaman tertiary
Zaman ini berlangsung selama kurang lebih 60 juta tahun yang lalu, pada Masa
akhir Tertiary di daerah indopasifik karang mengalami perkembangan dari famili
Pocilloporiae, Poritidae & Acroporidae.
Karang mengalami evolusi dalam hal jumlah septa hal ini dapat dilihat dari struktur fosil
karang yang ditemukan.
Peningkatan atau penurunan kepadatan septa
Peningkatan kepadatan beberapa Procyclotiidae menjadi septa berbentuklembaran pada
Faviidae & Caryophylliidae.
Perkembangan yang tidak beraturan pada sklerodermit yang kemudian menjadi septa
yang berpori seperti pada family Dendrophylliidae.
Penurunan kepadatan pada Procyclotidae yang lain menjadi septa yang dipenuhi lubang-
lubang septa pada family Fungiidae.
Penekanan dinding Epitheca Perkembangan zona tepi dengan Septotheca, Paratheca
atau Synapticulotheca dan Struktur Coenesteal akan menekan dinding epitheca, septa
pada Faviidae, Fungiidae dan Caryophylliidae.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari penyusunan makalah yakni bahwa formasi karang yang kita
saksikan sekarang merupakan bagian dari proses atau gejala alam yang terjadi dan telah
berlangsung sejak 500 tahun yang lalu. Para evolusioner pun masing-masing mengemukakan
pendapat mereka mengenai formasi terumbu karang diantaranya yakni :
1. Teori Charles Darwin mengenai penenggelaman benua dari letusan gunung merapi
mengakibatkan penenggelaman gunung merapi yang kemudian berformasi menjadi
fringing reef, barrier reefs, dan atols
2. Teori daily mengenai perubahan permukaan air disebabkan bumi yang semakin dekat
dengan matahari dan iklim yang semakin menghangat sehingga terjadi fluktuasi air laut
mengakibatkan penenggelaman daratan yang kemudian berformasi menjadi fringing reef,
barrier reefs, dan atols.
3. Teori purdy mengenai penurunan permukaan air dan mengalami karstifikasi melalui erosi
batuan terutama pengaruh hujan dan aliran air dari daratan dengan keasaman yg rendah
(pH<7).
Sedangkan evolusi karang sendiri lebih kepada perubahan jumlah septa pada masing-masig
family karang .
B.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya bila dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan..
DAFTAR PUSTAKA
http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=78 ..
http://uksa387.undip.ac.id/evolusi-menjadikan-formasi-terumbu-karang-yang-indah/
http://abdullohmukhtar.wordpress.com/2011/04/05/21/
http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang