1 TUGAS I “RANCANGAN PERCOBAAN” Nama : Dwi Shinta Marselina BAB I A. Pengertian Desain Eksperimen Contoh bahwa suatu desain eksperimen perlu dibuat selengkap mungkin : a. Bagaimana pengaruh perlakuan ini harus diukur? b. Karakteristik apa yang harus diukur? c. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi karakteristik yang dianalisis? d. Faktor-faktor apa yang penting dianalisis? e. Berapa kali eksperimen harus dilakukan? f. Metode analisis mana yang harus digunakan? g. Berapa kali eksperimen harus dilakukan? h. Perlukah eksperimen control diambil untuk dijadikan perbandingan? i. Bagaimana eksperimen harus dilakukan? B. Tujuan Desain Eksperimen Desain Eksperimen Merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu di ambil jauh sebelum eksperimen dilakukan supaya data yang seharusnya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan menghasilkan analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas. Untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas. Untuk memperoleh informasi yang maksimum dengan biaya yang minimum
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
TUGAS I “RANCANGAN PERCOBAAN”
Nama : Dwi Shinta Marselina
BAB I
A. Pengertian Desain Eksperimen
Contoh bahwa suatu desain eksperimen perlu dibuat selengkap mungkin :
a. Bagaimana pengaruh perlakuan ini harus diukur?
b. Karakteristik apa yang harus diukur?
c. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi karakteristik yang dianalisis?
d. Faktor-faktor apa yang penting dianalisis?
e. Berapa kali eksperimen harus dilakukan?
f. Metode analisis mana yang harus digunakan?
g. Berapa kali eksperimen harus dilakukan?
h. Perlukah eksperimen control diambil untuk dijadikan perbandingan?
i. Bagaimana eksperimen harus dilakukan?
B. Tujuan Desain Eksperimen
Desain
Eksperimen
Merupakan langkah-langkah lengkap
yang perlu di ambil jauh sebelum
eksperimen dilakukan supaya data yang
seharusnya diperlukan dapat diperoleh
sehingga akan menghasilkan analisis
obyektif dan kesimpulan yang berlaku
untuk persoalan yang sedang dibahas.
Untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
diperlukan dan berguna dalam melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas.
Untuk memperoleh informasi yang maksimum dengan biaya yang minimum
2
C. Prinsip Dasar dalam Desain Eksperimen
Prinsip dasar dalam desain eksperimen meliputi Replika, Pengacakan, dan Kontrol
Lokal.
1. Perlakuan
Sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit
eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan bisa berbentuk
tunggal dan bentuk kombinasi. Contohnya ketika melakukan percobaan meneliti efek
makanan terhadap sapi, misalkan perlakuan tunggalnya adalah a) Jenis sapi, b) Jenis
kelamin sapi, c) umur sapi, d) Jenis makanannya, yang dimana tiap perlakuan tunggal
memberikan efek sendiri-sendiri terhadap variabel respon (contohnya : berat badan
sapi). Efek perlakuan terhadap variabel respon terjadi dalam bentuk gabungan, yang
mungkin saja terjadi secara bersamaan, misalkan efek gabungan daripada jenis
kelamin sapi dan ukuran makanan yang diperikan terhadap berat badan sapi.
2. Unit Eksperimen
Yang dimaksud unit disini adalah unit yang dikenai perlakuan tunggal dalam
sebuah replikasi eksperimen dasar.
Contohnya : seekor sapi merupakan unit eksperimen dalam percobaan penelitian efek
makanan terhadap sapi.
3. Kekeliruan Eksperimen
Menyatakan kegagalan dari dua unit eksperimen identik yang dikenai
perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Tentunyan kekeliruan eksperimen
hendaknya diusahakan supaya terjadi sekecil-kecilnya.
Cara yang lazim ditempuh adalah :
Menggunakan bahan eksperimen yang homogen.
Menggunakan informasi yang sebaik-baiknya tentang variabel yang telah
ditentukan denagn tepat.
Melakukan eksperimen seteliti-telitinya.
Menggunakan desain eksperimen yang lebih efisien.
3
Tiga prinsip dasar dalam desain eksperimen :
1) Replikasi
Yaitu merupakan pengulangan eksperimen
dasar
Replikasi dibutuhkan karena :
Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen
yang dapat dipakai untuk menentukan panjang
interval konfidensi (selang kepercayaan) atau
dapat digunakan sebagai “satuan dasar
pengukuran” untuk penetapan taraf signifikan
dari perbedaan-perbedaan yang diamati.
Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk
kekeliruan eksperimen.
Memungkinkan kita untuk memperoleh
taksiran yang lebih baik mengenai efek
rata-rata suatu faktor.
2) Pengacakan
Pengacakan menyebabkan pengujian menjadi
berlaku yang memungkinkan data analisis di
anggapan seolah-olah asumsi tentang independen
dipenuhi.
Pengacakan memungkinkan untuk melanjutkan
langkah-langkah berikutnya dengan anggapan
soal independen sebagai suatu kenyataan.
Pengacakan tidak menjamin terjadinya independen,
melainkan hanyalah memperkecil adanya korelasi
antar pengamatan (bisa jadi antar kekeliruan)
Pengacakan merupakan suatu cara untuk “menghilangkan” bias. Jika
pengacakan tidak digunakan, maka setiap kesimpulan yang dibuat bersifat
bias dan tidak dapat didukung oleh pengertian peluang sebagaimana mestinya.
4
3) Kontrol
lokal
Merupakan langkah-langkah atau usaha yang
berbentuk penyeimbangan, pemblokan, dan
pengelompokan unit-unit eksperimen yang
digunakan dalam desain.
Jika replikasi dan pengacakan pada dasarnya
akan memungkinkan berlakunya uji keberatian,
maka kontrol lokal menyebabkan desain lebih
efisien, yaitu menghasilkan prosedur pengujian
dengan kuasa yang lebih tinggi.
Pengelompokan diartikan sebagai penempatan
sekumpulan unit eksperimen yang homogen kedalam
kelompok-kelompok agar kelompok yang berbeda
memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang
berbeda pula.
Pemblokan : Pengalokasian unit-unit eksperimen ke
dalam blok sehingga unit-unit dalam blok secara
relatif bersifat homogen, sedangkan sebagaian besar
dari variasi yang dapat diperkirakan diantara unit-
unit telah baur dengan blok.
Berarti, berdasarkan pengetahuan peneliti mengenai
sifat atau kelakuan unit-unit eksperimen dapat dibuat
desain eksperimen sedemikian rupa sehingga bagian
terbesar variasi yang dapat diduga tidak menjadi
bagian dari kekeliruan eksperimen. Dengan jalan
demikian dapat diperoleh desai yang lebih efisien.
Penyeimbangan : Usaha memperoleh unit-unit eksperimen, usaha
pengelompokan, pemblokan dan penggunaan perlakuan terhadap
unit-unit eksperimen sedemikian rupa sehingga dihasilkan suatu
konfigurasi atau formasi yang seimbang.
5
D. Efek dan Interaksi
Untuk keperluan desain, variabel bebas dinamakan faktor, dan nilai-nilai atau klasifikasi-
klasifikasi daripada sebuah faktor dinamakan taraf faktor. Faktor-faktor biasanya
dinyatakan dengan huruf kecil a, b, c, d, dan seterusnya. Sedangkan taraf faktor
dinyatakan dengan angka 1, 2, 3, dan seterusnya yang dituliskan sebagai indeks untuk
faktor yang bersangkutan.
Contohnya :
a = jenis kelamin
ada dua jenis kelamin yaitu pria dan wanita, yang merupakan taraf bagi faktor a.
Jika 1 menyatakan pria, dan 2 menyatakan wanita, maka untuk faktor a dengan
tarafnya masing-masing dapat ditulis sebagai (a1, a2). Artinya faktor a terdiri dari
2 taraf.
Antara faktor-faktor yang memberikan efek pada variabel respon, bisa bebas atau
independen satu sama yang lain atau bisa interdependen sehingga akan terjadi interaksi
diantara faktor-faktor. Dalam analisis desain eksperimen, hal demikian mengakibatkan
perlunya untuk menentukan efek utama daripada faktor-faktor dan pula efek interaksi
antara faktor-faktor.
E. Langkah-langkah Membuat Desain Eksperimen
Menurut Kempthorne ada 9 pokok langkah-langkah desain, yaitu:
2. Perumusan hipotesis.
3. Penentuan teknik dan desain eksperimen yang diperlukan.
4. Pemeriksaan semua hasil yang mungkin dan latar belakang atau alasan
supaya eksperimen setepat mungkin memberikan informasi yang diperlukan.
5. Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin ditinjau dari prosedur
statistik yang diharapkan berlaku untuk itu, dalam rangka menjamin
dipenuhinya syarat-syarat yang diperlakukan dalam prosedur.
1. Pernyataan mengenai masalah atau persoalan yang dibahas.
6
Terdapat langkah-langkah usaha mempermudah kerja perencanaan menurut
Bicking, yaitu :
1. Dapatkan pernyataan yang jelas mengenai persoalan
a. Kenali ruang lingkup persoalan termasuk hal-hal yang baru dan penting.
b. Berikan garis besar tentang persoalan khusus dalam batas-batas yang berlaku
masa itu.
c. Definisikan ruang lingkup yang tepat mengenai program pengujian.
d. Tentukan hubungan antara persoalan tertentu dengan seluruh penelitian atau
pengembangan program.
2. Kumpulkan latar belakang informasi yang tersedia
a. Teliti semua sumber yang tersedia
b. Sajikan atau susun data yang tepat atau benar untuk merencanakan program baru.
3. Desain program pengujian
a. Adakah diskusi dengan semua pihak yang bersangkutan.
Jelaskan persoalan atau kaidah yang akan dibuktikan.
Ambil kesepakatan mengenai perbedaan-perbedaan yang terjadi.
Gariskan hasil-hasil alternative yang mungkin timbul
Tentukan daerah gerak faktor-faktor dan juga taraf faktor yang akan diuji.
Tentukan pengukuran akhir yang akan dibuat.
Pertimbangkan pengaruh variabilitas sampling dan sisi metoda pengujian.
9. Penilaian seluruh penelitian, dibandingkan dengan penelitian-
penelitian lain mengenai masalah yang sama.
7. Penggunaan teknik statistika terhadap data hasil eksperimen.
6. Melakukan eksperimen
8. Mengambil kesimpulan dengan jalan menggunakan atau
memperhitungkan derajat kepercayaan yang wajar mngenai
satuan-satuan yang dinilai.
7
Pertimbangkan baik-baik adanya interaksi antara faktor-faktor.
Tentukan batas waktu, biaya, bahan, tenaga, peralatan, dan fasilitas-fasilitas
lain serta kondisi-kondisi yang mungkin terjadi.
Perhatikan baik-baik masalah hubungan kemanusiaan yang terlibat.
b. Buat desain dalam bentuk pendahuluan.
- Siapkan daftar kegiatan yang sistematik dan bersifat inklusif.
- Lakukan pekerjaan selangkah demi selangkah, jika perlu adakan penyesuaian
terhadap daftar kegiatan.
- Hilangkan efek variabel-variabel yang tidak sedang dipelajari dengan jalan
melakukan control, penyeimbangan atau pengacakan.
- Minimalkan banyaknya rangkaian eksperimen.
- Tentukan metoda analisis statistika yang diperlukan.
- Lakukan pengumpulan data secara teratur.
c. Bahas desain dengan semua pihak yang bersangkutan.
Lakukan penyesuaian terhadap program disertai komentar-komentar.
Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan dengan menggunakan
istilah-istilah yang benar.
4. Rencanakan dan laksanakan pekerjaan eksperimen.
a. Kembangkan metoda, bahan dan peralatan.
b. Gunakan metoda-metoda atau teknik-teknik yang tepat.
c. Periksa rincian, lakukan penyesuaian metoda jika diperlukan.
d. Catat setiap penyesuaian yang terjadi terhadap desain.
e. Ambil langkah yang hati-hati dalam usaha pengumpulan data.
f. Catat pengajuan mengenai program.
5. Analisis data
a. Sederhanakan data yang telah dicatat, jiak perlu ubah ke dalam bentuk bilangan.
b. Gunakan teknik-teknik statistika yang seharusnya.
6. Tafsirkan hasil-hasil
a. Pertimbangkan semua data yang diamati.
b. Batasi kesimpulan-kesimpulan kepada deduksi yang tepat berdasarkan kenyataan-
kenyataan yang tersedia.
8
c. Uji pertanyaan-pertanyaan berdasarkan data yang tersedia menggunakan
eksperimen yang independen.
d. Ambil kesimpulan berdasarkan pengertian teknik statistika dan juga jelaskan
keberatian statistisnya.
e. Tunjukkan implikasi penemuan untuk pemakaian dan kerja lebih lanjut.
f. Terangkan setiap pembatasan yang disebabkan oleh metoda yang digunakan.
g. Nyatakan hasilnya dalam bentuk pengertian peluang yang dapat diperiksa benar
atau tidaknya.
7. Siapkan laporan
a. Lukiskan hasil kerja dengan jelas disertai latar belakang, ketepatan persoalan dan
arti daripada hasil yang diperoleh.
b. Gunakan metoda penyajian data dalam bentuk gambar dan daftar/tabel yang baik
dan jelas.
c. Lengkapi informasi secukupnya agar pembaca dapat mencek hasil-hasilnya dan
mengambil kesimpulan sendiri yang diperlukan.
d. Batasi kesimpulan-kesimpulan pada perumusan kenyataan yang objektif sehingga
hasil kerja itu dengan sendirinya akan menjadi dasar untuk pertimbangan-
pertimbangan yang tepat dan tindakan-tindakan yang sifatnya menentukan.
Bukan saja ketelitian, keahlian, dan keuletan yang dieprlukan tetapi juga kesabaran
dari semua pihak yang bersangkutan.
9
BAB II
DESAIN ACAK SEMPURNA
A. Pendahuluan
Eksperimen faktor tunggal merupakan eksperimen dimana hanya mempunyai sebuah
faktor yang nilainya berubah-ubah.
B. Analisis Varians untuk Desain Acak Sempurna
Untuk analsis data yang diperoleh berdasarkan desain eksperimen, khususnya desain acak
sempurna, akan ditinjau desain dengan sebuah observasi tiap unit eksperimen.Maka,
untuk keperluan analisisnya,data tersebut disusun seperti daftar II.1 yang kemudian
dihitung besaran-besaran yang diperlukan ialah :
Jumlah nilai pengamatan untuk tiap perlakuan 𝐉𝐢 = ∑ 𝐘𝐢𝐣𝐧𝐢𝐣=𝟏
Jumlah seluruh nilai pengamatan 𝐉 = ∑ 𝐉𝐢𝐤𝐢=𝟏
Rata-rata pengamatan untuk tiap perlakuan Yi̅ = J𝑖
𝑛𝑖⁄
Rata-rata seluruh nilai pengamatan Y̅ = J
∑ 𝑛𝑖𝑘𝑖=1
⁄
Desain acak
sempurna (DAS)
merupakan desain dimana perlakuan dikenakan
sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen,
atau sebaliknya
Tidak terdapat batasan terhadap pengacakan
seperti misalnya dengan adanya pemblokan dan
pengalokasian perlakuan terhadap unit-unit
eksperimen.
Desain ini hanya dapat digunakan apabila persoalan yang dibahas
mempunyai unit-unit eksperimen yang bersifat homogen. Jika hal
ini tidak terjadi, maka pemblokan harus diadakan agar efisien desain
menjadi meningkat.
10
Harga-harga ini dapat dilihat dalam daftar II.1 berikut ini :
DAFTAR II.1
DATA PENGAMATAN UNTUK DESAIN ACAK SEMPURNA
(TIAP PERLAKUAN BERISI 𝒏𝒊 PENGAMATAN)
Perlakuan Jumlah
1 2 ….. k
Data Pengamatan Y11
Y12
…..
…..
…..
…..
…..
Y1𝑛1
Y21
Y22
…..
…..
…..
…..
Y2𝑛2
…..
…..
…..
…..
…..
…..
Y𝑘1
Y𝑘2
…..
…..
…..
…..
…..
Y𝑘𝑛𝑘
Jumble J1 J2 J𝑘
J = ∑ J𝑖
𝑘
𝑖=1
Banyak pengamatan n1 n2 n𝑘
∑ n𝑖
𝑘
𝑖=1
Rata-rata Y̅1 Y̅2 Y̅𝑘 Y̅ =J
∑ 𝑛1𝑘𝑖=1
⁄
Selanjutnya diperlukan :
∑ Y2 = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) semua nilai pengamatan
= ∑ ∑ Yij2𝑛𝑖
j=1𝑘𝑖=1
Ry = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rata-rata.
= J2
∑ 𝑛𝑖𝑘𝑖=1
⁄
Py = Jumble kuadrat-kuadrat (JK) antar perlakuan
= ∑ 𝑛𝑖(Y̅i − Y ̅)2𝑘𝑖=1
= ∑ (J𝑖
2
𝑛𝑖⁄ ) − Ry
𝑘i=1
11
Ey = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) kekeliruan eksperimen.
= ∑ ∑ (Yij − Y̅i)2ni
j=1ki=1
= ∑ Y2 − Ry − Py
Maka disusunlah sebuah daftar Analisis Varian (ANAVA). Seperti daftar II.2 dibawah
ini :
DAFTAR II.2
DAFTAR ANAVA UNTUK DATA DALAM DAFTAR II.1
Sumber Variasi Derajat Kebebasan
(dk)
Jumlah Kuadrat-
kuadrat (JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
Rata-rata
Antar perlakuan
Kekeliruan
Eksperimen
(Dalam perlakuan)
1
k-1
∑(ni − 1)
k
i=1
Ry
Py
Ey
R = Ry
P = Py
(k − 1)⁄
E = Ey
∑(𝑛i − 1)⁄
(Sc2 = E)
Jumlah/Total ∑ ni
k
i=1
∑ Y2
-
Apabila banyak pengamatan untuk tiap perlakuan sama, yakni n1 = n2 = ⋯ = nk = n,
maka tentulah:
∑ Y2 = ∑ ∑ Yij2
n
j=1
𝑘
i=1
Y ̅ = J
kn⁄
Ry = J2
kn⁄
Py = (∑ Ji
2ki=1 )
n − R𝑦⁄
Ey = ∑ Y2 − Ry − Py
12
Daftar ANAVA yang diperlukan untuk ini masih seperti dalam daftar II.2 hanya bedanya
dengan mengganti :
∑ niki=1 oleh kn dan ∑ (ni − 1)k
i=1 oleh k(n − 1)
Sebelum mendapatkan kesimpulan khususnya mengenai efek – efek perlakuan, maka
perlu asumsi yang biasa diambil dalam ANAVA ialah sifat aditif dan linieritas model,
normalitas, independen dan homogenitas varians. Model yang diandaikan ialah model