http://farmaidnet.blogspot.co.id/2010/11/uji-disolusi.html Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut tablet bersalut bukan enteric Masukkan sejumlah olume media disolusi seperti !ang tertera dalam masing-masing monogra" ke dalam #adah, pasang alat, biarkanmedia disolusi hingga suhu $%0&0,'0, dan angkat thermometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan g elembung udara dari permukaan sediaan !ang diuji dansegera jalankan alat pad laju kecepatan masing-masing monogra". (alam interal #aktu !ang ditetapkan atau pada tiap #aktu !ang din!atakan, ambil cuplikan pada bagiab pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat ga!ung, tidak kurang 1 cm dari dinding #adah. )akukan penetapan seperti !ang tertera dalam masing-masing monogra". )anjutkan pengujian terhadap bentuk sediaaan tambahan. *ila cangkamg kapsul mengganggu penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari + kapsul sesempurna mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah olume media disolusi seperti !ang din!atakan. )akuka n penetapan seperti !ang tertera dalam masing-masing monogra". *uat koreksi seperlun!a. actor kor eksi lebih besar 2'dari kadar pada etiket tidak dapat diterima. Interpretasi ecuali din!atakan lain dalam masing-masing monogra", pers!aratan dipenuhi bila jumlah at aktif !ang terlarut dari sediaan !ang diuji sesuai dengan table penerimaan. )anjutkan pengujian samapai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap 1atau 2. arga Q adalah jumlah at aktif !ang terlarut seperti !ang tertera dalam masing-masing monogra", din!atakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 'dan 1'dalam table adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian me mpun!ai arti !ang sama dengan Q.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Media disolusin!a menggunakan air seban!ak '00 ml dengan alat tipe 2
;da!ung> '0 rpm, selama =' menit.
*uat pengenceran 96M untuk kura *aku.
6imbang 96M 0.0' mg larutkan dengan 100 ml aFuadest pada labu ukur.kur
7dsorbansin!a pada spektrofotometri dengan G 2+2 nm pada pengenceran
beberapa kali sampai menemukan absorbansi pada rentang 0,2 ? 0,A minimal
enam titik absorbansi dari hasil pengenceran !ang didapat untuk membuat
bentuk kura baku.
ji disolusi tablet 96M :
1 6ablet 96M !ang kandungan at aktifn!a ;96M> = mg masukkan kedalam alatdisolusi !ang telah diisi larutan aFuadest '00 ml dan satu tabung lagi juga diisi
dengan larutan aFuadest '00 ml, atur suhun!a $%0 9. etelah alat din!alakan
selang 1 menit larutan buHer asetat !ang berisi tablet 96M diambil ' ml dengan
pipet olum lakukan sampai menit kelima, kemudian untuk selanjutn!a diambil '
ml dengan selang #aktu ' menit lakukan sampai menit ke =' dan setiap
pengambilan ' ml larutan aFuadest !ang berisi 96M harus ada penambahan '
ml aFuadest juga dari tabung satun!a !ang telah berisi larutan aFuadest agar
larutan tersebut tetap '00 ml.
(ari larutan disolusi !ang telah diambil ' ml tersebut semuan!a masukkan keial beri tanda untuk selang #aktu menitn!a dan ada 12 cuplikan dengan selang
#aktu 1 menit diambil cuplikann!a ' ml dilakukan sampai menit kelima
kemudian dilanjutkan dengan selang #aktu ' menit sampai menit ke ='.
etiap cuplikan !ang diambil ' ml diencerkan 2 kalin!a mengikuti acuan
pengenceran pertama pada kura baku.
etiap pengambilan cuplikan ' ml harus ada penambahan ' ml aFuadest juga
dari tabung satun!a supa!a jumlah air sama dalam tabung pada menit
pengukuran pertama sampai pada pengukuran terakhir atau =' menit.
ebelum pengukuran, cuplikan dibiarkan dahulu beberapa menit supa!a
pengotor lainn!a dapat mengendap sehingga faktor kesalahan dalam
pengukuran seminimal mungkin.
eharusn!a dalam pengambilan cuplikan harus disaring dahulu dengan
mengunakan bakteri "lter sehinga dalam pengukuran nilai 7bsorbansi, faktor
kesalahan dapat diminimalisasi, berhubungan bakteri "ltern!a tidak ada jadicuplikan sebelum diukur dibiarkan beberapa menit agar kotoran !ang lain dapat
mengendap.
Pada pengambilan cuplikan tempat pengambilan cuplikan harus di tempat !ang
sama supa!a kondisi juga sama karena jika kita ketika diambil di tempat !ang
berbeda kemungkinan akan menghasilkan konsentrasi !ang berbeda pula
sehingga pada pengkuran ini tidak akurat hasil !ang didapat.
Pada pemipetan sebaikn!a pengambilan sampel dengan pipet harus tegak lurus
karena dengan tegak lurus akan dihasilkan pemipetan tang baik karena cara
pemipetan !ang baik adalah tegak lurus tidak boleh miring.
Pada gra"k persentase kelarutan dihasilkan gra"k naik turun akan tetapi
sebaikn!a gra"k !ang diperoleh adalah naik !ang kemudian konstan atau turun.
al itu disebabkan karena adan!a beberapa kesalahan diantaran!a: pemipetan
!ang salah, pengambilan cuplikan ditempat !ang berbeda-beda dan #aktu
pengambilan !ang tidak tepat.
ebaikn!a dalam proses disolusi untuk menghindari ban!ak kesalahan adalah
dengan pembagian tugas dengan teman-teman praktikan, !aitu satu orang
mempun!ai satu tugas, misaln!a ada orang !ang khusus untuk mengambil
cuplikan, menambah air ke dalam cuplikan, menghitang #aktu, mengkur dalam
spektrofotometri.
C44. esimpulan
(alam proses disolusi 96M dihasilkan persentase kelarutan terhadap #aktu :
Mengetahui laju disolusi tablet ranitidin sebagai salah satu tahap dalam evaluasi
obat, dalam hubungannya dengan kecepatan absorpsi pada saluran cerna dan bioavaibilitas dalam tubuh.
&&. "&#+&
Ø Prinsip kerja alat uji disolusiSediaan obat dibiarkan tenggelam ke dasar labu sebelum diaduk. Labu itu
berbentuk silindris dengan dasar berbentuk hemisferik. Suhu labu dipertahankan pada 3o! " #,$o!, dengan penangas bersuhu tetap. Motor yang menggerakkan
pengaduk diatur dengan kecepatan yang ditentukan, kemudian cairan sampeldiambil pada selang %aktu tertentu untuk menentukan jumlah obat di dalam cairan
tersebut.
Ø Prinsip kerja alat Spektrofotometri
Penyerapan panjang gelombang dengan metode penyebaran spektrum
Pelepasan &at aktif dari suatu produk obat sangat dipengaruhi oleh sifatfisikokimia &at aktif dan bentuk sediaan. 'etersediaan &at aktif biasanaya
ditetapkan oleh kecepatan pelepasan &at aktif dari bentuk sediaannya. Pelepasan&at aktif dari bentuk sediaan biasanya ditentukan oleh kecepatan melarutnya dalam
media sekelilingnya.(isolusiadalah suatu jenis khusus dari suatu reaksi heterogen yang menghasilkan
transfer massa karena adanya pelepasan dan pemindahan menyeluruh ke pelarutdari permukaan padat.
)eori disolusi yang umum adalah*+. )eori film model difusi lapisan-
. )eori pembaharuan/permukaan dari (anck%erts teori penetrasi-3. )eori Solvasi terbatas01nerfisial
'ecepatan disolusi merupakan kecepatan &at aktif larut dari suatu bentuk
sediaan utuh0 pecahan0 partikel yang berasal dari bentuk sediaan itu sendiri.'ecepatan disolusi &at aktif dari keadaan polar atau dari sediaannya didefinisikansebagai jumlah &at aktif yang terdisolusi per unit %aktu di ba%ah kondisi antar
permukaan padat/cair, suhu dan kompisisi media yang dibakukan. 'ecepatan pelarutan memberikan informasi tentang profil proses pelarutan persatuan %aktu.
2ukum yang mendasarinya telah ditemukan oleh oyes dan 4hitney sejak tahun+56 dan diformulasikan secara matematik.
Pada peristi%a melarut sebuah &at padat disekelilingnya terbentuk lapisan tipis
larutan jenuhnya, darinya berlangsung suatu difusi suatu ke dalam bagian sisa dari
larutan di sekelilingnya. 7ntuk peristi%a melarut di ba%ah pengamatan kelambatandifusi ini dapat menjadi persamaan dengan menggunakan hukum difusi. (enganmensubtitusikan hukum difusi pertama 8icks ke dalam persamaan 2ernsi 9runner
dan 9ogoski, dapat memberikan kemungkinan perbaikan kecepatan pelarutansecara konkret.
K!c!patan p!larutan b!rbanding lurus d!ngan luas p!rmukaan bahan padat$ ko!4isi!n di4usi$
s!rta b!rbanding lurus d!ngan turunna kons!ntrasi pada waktu t. K!c!patan p!larutan ini uga
b!rbanding t!rbalik d!ngan t!bal lapisan di4usi. 9!l!pasan at akti4 dari suatu produk obat sangat
dip!ngaruhi ol!h si4at 4isikokimia at akti4 dan b!ntuk s!diaan. K!t!rs!diaan at akti4 dit!tapkan ol!h
k!c!patan p!l!pasan at akti4 dari b!ntuk s!diaan$ dimana p!l!pasan at akti4 dit!ntukan ol!h
k!c!patan m!larutna dalam m!dia s!k!lilingna.
Lapisan difusi adalah lapisan molekul/molekul air yang tidak bergerak olehadanya kekuatan adhesi dengan lapisan padatan. Lapisan ini juga dikenal sebagai
lapisan yang tidak teraduk atau lapisan stagnasi. )ebal lapisan ini bervariasi dansulit untuk ditentukan, namun umumnya #,##$ cm $# mikron- atau kurang.
2al/hal dalam persamaan oyes 4hitney yang mempengaruhi kecepatan melarut*Ø 'enaikan dalam harga : menyebabkan naiknya kecepatan melarut
Ø 'enaikan dalam harga ( menyebabkan naiknya kecepatan melarut
Ø 'enaikan dalam harga Cs menyebabkan naiknya kecepatan melarutØ 'enaikan dalam harga Ct menyebabkan naiknya kecepatan melarut
Ø 'enaikan dalam harga d menyebabkan naiknya kecepatan melarut2al/hal lainnya yang juga dapat mempengaruhi kecepatan melarut adalah *
a. aiknya temperatur menyebabkan naiknya Cs dan ( b. 1onisasi obat menjadi spesies yang lebih polar- karena perubahan p2 akan
menaikkan nilai Cs.
UJI DISOLUSI OBAT
7ji hancur pada suatu tablet didasarkan pada kenyataan bah%a, tablet itu pecah
menjadi partikel/partikel kecil, sehingga daerah permukaan media pelarut menjadi lebih luas,
dan akan berhubungan dengan tersedianya obat dalam cairan tubuh. amun, sebenarnya uji
hancur hanya menyatakan %aktu yang diperlukan tablet untuk hancur di ba%ah kondisi yang
ditetapkan. 7ji ini tidak memberikan jaminan bah%a partikel/partikel itu akan melepas bahan
obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya. ;leh sebab itu, uji disolusi dan
ketentuan uji dikembangkan bagi hampir seluruh produk tablet. Laju absorpsi dari obat/obat
bersifat asam yang diabsorpsi dengan mudah dalam saluran pencernaan sering ditetapkan
dengan laju larut obat dalam tablet.
:gar diperoleh kadar obat yang tinggi di dalam darah, maka kecepatan obat dan tablet
melarut menjadi sangat menentukan. 'arena itu, laju larut dapat berhubungan langsung
dengan efikasi kemanjuran- dan perbedaan bioavaibilitas dari berbagai formula. 'arena itu,
dilakukannya evaluasi mengenai apakah suatu tablet melepas kandungan &at aktifnya atau
tidak bila berada di saluran cerna, menjadi minat utama dari para ahli farmasi.
(iperkirakan bah%a pelepasan paling langsung obat dari formula tablet diperoleh dengan
mengukur bioavaibilitas in vivo. :da berbagai alasan mengapa penggunaan in vivo menjadi
sangat terbatas, yaitu lamanya %aktu yang diperlukan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengitepretasi< tingginya keterampilan yang diperlukan bagi pengkajian pada manusia.<
ketepatan yang rendah serta besarnya penyimpangan pengukuran< besarnya biaya yangdiperlukan< pemakaian manusia sebagai obyek bagi penelitian yang =nonesensial>< dan
keharusan menganggap adanya hubungan yang sempurna antara manusia yang sehat dan
tidak sehat yang digunakan dalam uji. (engan demikian, uji disolusi secara in vitro dipakai
dan dikembangkan secara luas, dan secara tidak langsung dipakai untuk mengukur
bioavabilitas obat, terutama pada penentuan pendahuluan dari faktor/faktor formulasi dan
berbagai metoda pembuatan yang tampaknya akan mempengaruhi bioavaibilitas. Seperti pada
setiap uji in vitro, sangat penting untuk menghubungkan uji disolusi dengan tes
bioavaibilitas in vitro. :da dua sasaran dalam mengembangkan uji disolusi in vitro yaitu
untuk menunjukkan *
+. Penglepasan obat dari tablet kalau dapat mendekati +##?. Laju penglepasan obat seragam pada setiap batch dan harus sama dengan laju
penglepasan dari batch yang telah dibuktikan bioavaibilitas dan efektif secaraklinis.
)es kecepatan melarut telah didesain untuk mengukur berapa kecepatan &at aktifdari satu tablet atau kapsul melarut ke dalam larutan. 2al ini perlu diketahui
sebagai indikator kualitas dan dapat memberikan informasi sangat berharga tentangkonsistensi dari =batch> satu ke =batch> lainnya. )es disolusi ini didesain untuk
membandingkan kecepatan melarutnya suatu obat, yang ada di dalam suatu sediaan pada kondisi dan ketentuan yang sama dan dapat diulangi.
'ecepatan disolusi sediaan sangat berpengaruh terhadap respon klinis darikelayakan sistem penghantaran obat. (isolusi menjadi sifat sangat penting pada &at
aktif yang dikandung oleh sediaan obat tertentu, dimana berpengaruh terhadapkecepatan dan besarnya ketersediaan &at aktif dalam tubuh. @ika disolusi makin
cepat, maka absorbsi makin cepat. Aat aktif dari sediaan padat tablet, kapsul,serbuk, suppositoria-, sediaan system terdispersi suspensi dan emulsi-, atau
sediaan/sediaan semisolid salep,krim,pasta- mengalami disolusi dalammedia0cairan biologis kemudian diikuti absorbsi &at aktif ke dalam sirkulasi
sistemik.'ecepatan disolusi dalam berbagai keadaan dapat menjadi tahap pembatasan
kecepatan &at aktif ke dalam cairan tubuh. :pabila &at padat ada dalam salurancerna, mama terdapat dua kemungkinan tahap pembatasan kecepatan &at aktif
tersebut, yaitu *B Aat aktif mula/mula harus larut
B Aat aktif harus dapat mele%ati membrane saluran cerna:nalisis kecepatan disolusi &at aktif dari sediaannya merupakan analisis yang
penting dalam pengujian mutu untuk sediaan/sediaan obat. :nalisis disolusi telah
masuk persyaratan %ajib 7SP untuk persyaratan tablet dan kapsul, sejak tahun+6C#. 9erbagai studi telah berhasil dalam korelasi disolusi invivo dengan disolusi
invitro. amun, disolusi bukan merupakan suatu peramal koefisien terapi, tetapidisolusi lebih merupakan parameter mutu yang dapat memberikan informasi
berharga tentang ketersediaan hayati dari suatu produk.Pengembangan dan penggunaan uji disolusi invitro untuk mengevaluasi dan
menggambarkan disolusi dan absorbsi invitro bertujuan *a- 7ntuk mengetahui kepentingan bah%a sifat/sifat fisikokimia yang ada dalam
model disolusi dapat berarti atau berpengaruh dalam proses invivo apabiladikembangkan suatu model yang berhasil meniru situasi invivo
b- 7ntuk menyaring &at aktif penting dikaitkan dengan formulasinya dengan sifatdisolusi dan absorbsinya sesuai.
c- Sistem uji disolusi invitro dapat digunakan sebagai prosedur pengendalianmutu untuk produk akhir.
d- Menjamin kesetaraan hayati bioekivalen- dari batch yang berbeda dari bentuksediaan solid apabila korelasi antara sifat disolusi dan ketersdiaan hayati telah
ditetapkan.e- Metode yang baik sekali dan handal untuk memantau proses formulasi dan
manufaktur.f- Penetapan kecepatan disolusi intrinsik berguna untuk mengetahui sifat disolusi
&at aktif yang baru.g- :gar sistem disolusi invitro bernilai maka system harus meniru secara dekat
sistem invivo sampai tingkat invitro/invivo yang konsisten tercapai. ;leh karenaitu keuntungan dalam biaya, tenaga kerja, kemudahan dapat diberikan dengan
penggunaan sistem.(isolusi dapat terjadi langsung pada permukaan tablet, dari granul/granul bilamana
tablet telah pecah atau dari partikel/partikel halus bilamana granul/granul telah pecah. Pada tablet yang tidak berdesintegrasi, kecepatan disolusinya ditentukan
oleh proses disolusi dan difusi. amun demikian, bagi tablet yang berdesintegrasi, profil disolusinya dapat menjadi sangat berbeda tergantung dari apakah
desintegrasi atau disolusinya yang menjadi penentu kecepatan.;aktor ang m!mp!ngaruhi Disolusi
+.SuhuSuhu akan mempengaruhi kecepatan melarut &at. Perbedaan sejauh lima persen
dapat disebabkan oleh adanya perbedaan suhu satu derajat..MediumMedia yang paling umum adalah air, buffer dan #,+ 2!l. (alam beberapa hal &at
tidak larut dalam larutan air, maka &at organik yang dapat merubah sifat ini atausurfaktan digunakan untuk menambah kelarutan. Dunanya adalah untuk membantu
kondisi =sink> sehinggan kelarutan obat di dalam medium bukan merupakan faktor penentu dalam proses disolusi. 7ntuk mencapai keadaan =sink> maka
perbandingan &at aktif dengan volume medium harus dijaga tetap pada kadar 3/+#
kali lebih besar daripada jumlah yang diperlukan bagi suatu larutan jenuh.Masalah yang mungkin mengganggu adalah adanya gas dari medium sebelumdigunakan. Delembung udara yang terjadi dalam medium karena suhu naik dapat
mengangkat tablet, sehingga dapat menaikkan kecepatan melarut.3.'ecepatan Perputaran
'enaikan dalam pengadukan akan mempercepat kelarutan. 7mumnya kecepatan pengadukan adalah $# atau +## rpm. Pengadukan di atas +## rpm tidak
menghasilkan data yang dapat dipakai untuk membeda/bedakan hasil kecepatanmelarut. 9ilamana ternyata bah%a kecepatan pengadukan perlu lebih dari +## rpm
maka lebih baik untuk mengubah medium daripada menaikkan rpm. 4alaupun E? penyimpangan masih diperbolehkan, sebaiknya dihindarkan.
E.'etepatan Letak Fertikal Poros(isini termasuk tegak lurusnya poros putaran dayung atau keranjang, tinggi dan
ketepatan posisi dayung0 keranjang yang harus sentris. Letak yang kurang sentraldapat menimbulkan hasil yang tinggi, karena hal ini akan mengakibatkan
pengadukan yang lebih hebat di dalam bejana.$. Doyangnya poros
Doyangnya poros dapat mengakibatkan hasil yang lebih tinggi karena dapatmenimbulkan pengadukan yang lebih besar di dalam medium. Sebaiknya
digunakan poros dan bejana yang sama dalam posisi sama bagi setiap percobaankarena masalah yang timbul karena adanya poros yang goyang akan dapat lebih
mudah dideteksi.C. Fibrasi
9ilamana vibrasi timbul, hasil yang diperoleh akan lebih tinggi. 2ampir semuamasalah vibrasi berasal dari poros motor, pemanas penangas air atau adanya
penyebab dari luar. :las dari busa mungkin dapat membantu, tetapi kita harus hati/hati akibatnya yaitu letak dan kelurusan harus dicek.
. Dangguan pola aliran Setiap hal yang mempengaruhi pola aliran di dalam bejana disolusi dapat
mengakibatkan hasil disolusi yang tinggi. :lat pengambil cuplikan serta adanya
filter pada ujung pipet selama percobaan berlangsung dapat merupakan penyebabnya.
5. Posisi pengambil cuplikan Posisi yang dianjurkan untuk pengambilan cuplikan adalah di antara bagian
puncak dayung atau keranjang- dengan permukaan medium code of DMP-.!uplikan harus diambil +#/$ mm dari dinding bejana disolusi, karena bagian ini
diperkirakan merupakan bagian yang paling baik pengadukannya.6. 8ormulasi bentuk sediaan
Penting untuk diketahui bah%a hasil kecepatan melarut yang aneh tidaklahselalu disebabkan oleh masalah peralatan saja, tetapi beberapa mungkin juga
disebabkan oleh kualitas atau formulasi produknya sendiri. 9eberapa faktor yangmisalnya berperan adalah ukuran partikel dari &at berkhasiat, Mg stearat yang
berlebih sebagai lubrikan, penyalutan terutama dengan shellak dan tidakmemadainya &at penghancur. :da juga yang menambahkan faktor kekerasan tablet.
+#. 'alibrasi alat disolusi 'alibrasi alat disolusi selama ini banyak diabaikan orang, ternyata hal inimerupakan salah satu faktor yang paling penting. )anpa melakukannya tidak dapat
kita melihat adanya kelainan pada alat. 7ntuk mencek alat disolusi digunakantablet khusus untuk kalibrasi yaitu tablet prednisolon $# mg dari 7SP yang beredar
di pasaran. )es dilakukan pada kecepatan dayung atau keranjang $# dan +## rpm.'alibrasi harus dilakukan secara teratur minimal setiap enam bulan sekali.
erbaikan kelarutan
7ntuk menghasilkan kerja terapetik yang optimal maka kelarutan bahan obat
dalam konsentrasi yang memadai seringkali menjadi persyaratan penting. Prinsipuntuk perbaikan kelarutan*
v 7saha )eknisa Penghalusan
Melalui penghalusan, yang mengarahkan kepada pembesaran permukaan yangtidak terelakkan, dapat sangat mendukung kepada suatu perbaikan perbandingan
kelarutan. 2al tersebut berlaku terutama untuk bahan suakr larut, dimana dapatdiperlukan suatu mikronisasi.
b. Pengeringan sembur
Pada pengeringan sembur dari larutan cair umumnya membentuk pola berongga 6#/## Gm-, yang memiliki suatu karakter busa kering dan disebabkanoleh pembesaran permukaan yang dihasilkan dengan demikian, memberikan suatu
kelarutan yang cepat.a. Pemancang sembur
Peningkatan kecepatan melarut bahan obat sangat sukar larut dihasilkan melaluisemburannya bersama/sama dengan polimer hidrofil metilselulosa, natrium
karboksi metilselulosa, polietilenglikol, polivinilpirolidon-. Meningkatnyakecepatan melarut terdapat dalam perbandingan langsung terhadap bagian bahan
aktif yang terdapat secara kristalografis amof dalam produk sembur.
@uga melalui leburan bersama suatu bahan obat dengan suatu bahan pemba%amisalnya polietilenglikol C### atau urea- dan akhirnya leburan dibekukan
pemancang leburan- dapat meningkatkan kelarutan.c. Penarikan pada pemba%a padat
(engan prosedur teknik ini juga dapat dihasilkan suatu peningkatan nyatakecepatan melarut pada suatu deret bahan obat sukar larut misalnya digitoksin,
ben&okain-.v Pembentukan garam larut air
Metode yang telah lama digunakan ini dijumpai penggunaannya secara luas pada bahan obat base seperti alkaloida misalnya pilokarpin hidroklorida, morfin
hidroklorida- dan asam misalnya natrium ben&oat-.v Pemasukan gugus polar ke dalam molekul
7ntuk penghidrofiliksasian dapat dimasukkan gugus polar ke dalam molekul. 2altersebut berlangsung melalui karboksilasi, sulfurisasi, sulfonisasi, aminsai,
amidasi, metansulfonisasi hidroksilasi, alkilasi, polioksietilasi dan sebagiannya.v Pembentukan kompleksPembentukan kompleks sering dikaitkan dengan suatu perubahan sifat yang lebih
penting dari baha obat, seperti ketetapan, daya resorpsinya, dan tersatukannya,sehingga dalam setiap kasus diperlukan suatu pengujian yang cermat dan cocok.
v Penambah senya%a hidrotropiHfek yang dinyatakan sebagai hidrotropi pada hakekatnya adalah diarahkan
kembali terhadap efektifnya ikatan jembatan hidrogen, sebagian terdapat pembentukan kompleks dan terhadap turunnya tergangan permukaan.
v Penglarutan dari larutan tensidPada bahan yang nyata/nyata hidrofob misalnya fenasetin, propifena&on- suatu
penghalusan partikel tidak mengarahkan kepada suatu peningkatan, melainkankepada suatu penurunan dari perbandingan kelarutannya. 2al ini mempunyai
penyebabnya, bah%a dengan berlangsungnya pembesaran permukaan sekaligus batas antarpermukaan yang tidak dapat dibasahi meninggi, di mana masuknya ke
dalam larutan sangat dihambat.v Pensolubilisasian
Pensolubilisasian adalah suatu perbaikan kelarutan melalui senya%a aktif permukaan, yang pada tempatnya, untukmerubah bahan obat kurang larut air atau
bahan obat tak larut air menjadi larutan dalam air jernih, setinggi/tingginya beropalesensi, tanpa menjalani suatu perubahan struktur kimia obat.
I:1)1(1
Merupakan 2/9locker pertama yang menduduki reseptor histamin 2 di mukosalambung yang memicu produksi asam lambung. Penggunaanya pada terapi dan
profilaksis lambung/usus, refluJ oesophagitis ringan sampai sedang, dansindroma Zollinger-Ellison. Hfek samping jarang terjadi dan berupa diare
sementara-, nyeri otot, pusing/pusing dan reaksi kulit. Senya%a furan ini daya menghambat terhadap sekresi asam lebih kuat
daripada simetidin, tetapi lebih ringan dibandingkan penghambat pompa protonomepra&ol, dll-.
9ioavailabilitas ranitidin yang diberikan secara oral hanya $#? danmeningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira#kira +, K 3 jam pada
orang de%asa, dan memanjang pada orang tua dan pada pasien gagal ginjal.
&. ALA% dan ,AA#a. :lat/alat yang digunakan, yaitu *
+. :lat uji disolusi. :lat Spektrofotometri
b. 9ahan/bahan yang digunakan yaitu *+. )ablet Ianitidin. 9aku pembanding Ianitidin
. "!+*'"
+. (icari panjang gelombang serapan maksimum untuk baku pembanding
ranitidin.. Sebuah tablet dicelupkan ke dalam medium auadest sampai ke dasar yang
terdapat dalam labu sebanyak 6##mL, suhu dipertahankan pada 3 " #,$o!, motordiatur pada kecepatan konstan $# rpm. 'emudian cairan sample diambil pada
selang %aktu ke/# menit, + menit, $ menit, +# menit , # menit, 3# menit, E$menit, dan $# menit untuk menentukan jumlah obat dalam cairan itu. Danti
kehilangan air pada setiap pengambilan cuplikan3. Hncerkan + mL dari setiap cuplikan menjadi +# mL dengan medium dantentukan absorbansinya pada lamda panjang gelombang- maksimum yang didapat
pada percobaan.
E. 7ntuk menentukan kadar obat maka digunakan alat spektrophotometri denganmengukur tingkat absorbansi/nya.$. (ilakukan sampai dengan batas %aktu $# menit.
&. *A%A #A(A%A#
Pembuatan larutan baku standar Ianitidine Pembuatan larutan Ianitidine +## ppm
+## ppm N +## mg0L N $# mg0$##ml
Pembuatan larutan Ianitidine $ ppmF+. + N F.
F.+## ppm N #ml. $ppmF N + ml
volume auadest yang ditambahkan # ml K + ml N +6 ml Pembuatan larutan Ianitidine E ppm
F+. + N F.
F.+## ppm N $ml. Eppm
F N + ml
volume auadest yang ditambahkan $ ml K + ml N E ml Pembuatan larutan Ianitidine ppm
yang baik dan laju disolusi yang relatif cukup cepat. (alam percobaan ini,dilakukan uji disolusi terhadap tablet Simetidin. (alam percobaan ini, tidak
didapatkan data serapan dari masing/masing konsentrasi sampel yang diukur.7ji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing/masing monografi untuk sediaan tablet dankapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bah%a tablet harus dikunyah.
:lat yang digunakan pada uji disolusi kali ini berbentuk dayung yang terletak tepatdi tengah/tengah media agar tidak terjadi turbulensi aliran. )inggi dasar dayung ke
dasar media adalah ,$ cm tujuannya untuk memperkecil kemungkinan tabletmelayang/layang antara dasar media dengan dasar dayung bergesekan dengan alat
uji dayung-. Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah membuat
kurva baku dari &at ranitidin. Seperti sudah diketahui bah%a panjang gelombangmaksimum untuk ranitidin adalah 3+E nm sehingga dilakukan pengukuran
absorbansi &at dengan berbagai variasi konsentrasi pada Omaksimum tersebut.(alam percobaan ini dibuat variasi konsentrasi &at sebesar + ppm, ppm, E ppm, $
ppm, dan +## ppm. Serbuk ranitidine diambil sebanyak $# mg lalu dilarutkan di
dalam air sebanyak $##ml untuk memperoleh konsentrasi sebesar +## ppm. (arikonsentrasi sebesar +## ppm tersebut kemudian dilakukan pengenceran hingga
diperoleh variasi konsentrasi yang diinginkan. Setelah semua variasi konsentrasi selesai dibuat maka dilakukan
pengukuran serapan0absorbansi dengan spektroskopi sinar 7F. Saat pengukuransampel dengan spektrofotometer ultraviolet, kuvet yang akan digunakan dikalibrasi
terlebih dahulu. Pertama, kuvet diisi dengan auadest, lalu disesuaikan nilaiabsorbansinya hingga menunjukkan angka nol. )ujuan melakukan kalibrasi adalah
untuk menghindari kesalahan perhitungan konsentrasi. 'uvet dibilas denganlarutan yang akan dihitung konsentrasinya sebanyak tiga kali, sehingga kuvet
hanya berisi larutan uji tanpa pengotor. :danya pengotor dapat menyamarkan perhitungan konsentrasi karena pengotor dapat memberikan absorbansi. Sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer ultraviolet, kuvet dibersihkanmenggunakan kertas tissue bersih. @ika tidak dibersihkan, mungkin pengotor yang
berasal dari praktikan, seperti uap air dapat menempel pada kuvet danmemberikan absorbansi, sehingga hasil akhir absorbansi dapat keliru.
Pengukuran dilakukan pada O maksimum supaya dihasilkan serapan yangmaksimum juga. 7ntuk melakukan pengukuran dengan metode spektrofotometri
7F, sampel dimasukkan ke dalam kuvet. :lat spektrofotometri yang digunakanmemiliki dua tempat kuvet double beam-. 'uvet pertama berfungsi untuk tempat
blanko. 'uvet kedua berfungsi untuk tempat sampel. Sampel kemudian diukurabsorbansinya. Pengukuran absorbansi hendaknya dimulai dari sampel yang
konsentrasinya kecil agar tidak mempengaruhi pengukuran konsentrasinya lainnya.Setiap akan mengganti sampel dengan konsentrasi yang berbeda, kuvet hendaknya
dibilas dengan larutan sampel agar tidak ada sisa sampel yang sebelumnya yangdapat mempengaruhi nilai dari absorbansi.
Setelah dilakukan pengukuran absorbansi dengan berbagai variasikonsentrasi senya%a baku, maka dari data yang ada dibuat persamaan regresi
linearnya. Persamaan regresi linear yang didapat dari hasil pengukuran adalah y N#.#+CJ Q #.#6. Persamaan regresi linear yang didapat ini nantinya digunakan
untuk mencari konsentrasi tablet ranitidine yang telah diukur absorbansinyadengan spektrofotometer 7F.
)ablet ranitidine kemudian diuji disolusi dengan alat disolusi denganmenggunakan tipe dayung. Sebanyak + tablet ranitidine +$# mg dimasukkan ke
dalam alat yang diisi auades sebanyak 6## ml. :lat dayung kemudian dijalankandan rpm di set pada angka $#rpm, kemudian pada menit ke #, +, 3, $, +#, #, 3#,
E$, dan $# diambil cuplikan sampel dengan alat penghisap sebanyak +# ml.!uplikan sampel dimasukkan ke dalam botol vial untuk kemudian diukur
absorbansinya. Pada cuplikan sampel mulai menit ke 3 hingga ke $# dilakukan pengenceran +# kali karena cuplikan sampel yang diukur memberikan serapan
yang sangat besar hingga tidak terdeteksi pada alat spektrofotometer 7F.Pengenceran dilakukan dengan cara mengambil sebanyak + ml cuplikan sampel,
dimasukkan ke dalam labu ukur +# ml lalu ditambahkan auades hingga batas labuukur. Pada saat dilakukan pengukuran absorbansi cuplikan dengan
spektrofotometer, prosedur yang dilakukan sama dengan prosedur ketikamelakukan pengukuran terhadap larutan baku. Langkah pertama yaitu meng/nol
kan blanko yaitu pelarut, dan setelah itu melakukan pengukuran absorbansi sampel.'etika akan mengganti sampel, kuvet juga terlebih dahulu harus dibilas dengan
larutan yang akan diuji untuk meminimalisir kontaminasi dari &at/&at lain sebanyak tiga kali.
'uvet yang digunakan dalam percobaan ini memiliki macam sisi, yaituyang halus dan yang kasar. 9agian yang halus nantinya akan disinari oleh sinar 7F
sehingga pada bagian tersebut tidak boleh tersentuh tangan. :lasan tidak bolehtersentuh oleh tangan karena dikha%atirkan akan ada kotoran yang berasal dari
tangan berupa keringat ataupun lemak lainnya- yang menempel pada kuvet yangnantinya dapat mempengaruhi0mengganggu hasil dari pengukuran absorbansi
karena kontaminan yang ada akan ikut memberikan serapan.Setelah semua cuplikan sampel diukur absorbansinya, maka hasil absorbansi yang
didapat diplotkan ke dalam persamaan regresi linier untuk dicari konsentrasi padamasing/masing cuplikan. 2asil yang didapat adalah konsentrasi pada menit #
sebesar 3,+5C ppm< pada menit + sebesar C.+ppm< pada menit 3 sebesar +3.66E< pada menit $ sebesar +C5.6 ppm< pada menit +# sebesar 3.6 ppm< pada menit
# sebesar 33C.$5C ppm< pada menit 3# sebesar 333.$6 ppm< pada menit E$sebesar 3$.6E ppm< pada menit $# sebesar 3$.6E ppm. 'onsentrasi yang didapat
menunjukkan peningkatan dari menit ke menit karena semakin lama tablet akanhancur dan bercampur dengan auades dan meningkat konsentrasinya. 2asil
konsentrasi yang diperoleh kemudian dibuat grafik disolusi ranitidine yaitu grafikkonsentrasi terhadap %aktu.
'etidaktepatan dalam percobaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu *
• 'etidaktepatan pembuatan larutan simetidin standar
• 'esalahan pembacaan pada penggunaan spektrofotometer
• 8aktor lingkungan
&&&. $+&('LA#
)ablet ranitidin memiliki laju disolusi yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengankurva laju disolusi ranitidin yang hampir sama dengan kurva laju disolusi &at yangseharusnya
*A%A" '+%A$A
:mir , Syarif.dr, dkk.##. Farmakologi dan Terapi. Hdisi kelima.@akarta* Daya 9aru
:nsel, ! 2o%ard. +656. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Hdisi keempat.