Page 1BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup iku menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai- nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya. Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya. Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Dengan demikian, muncullah filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagaimana suatu bangsa itu berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya. Adapun proses pendidikan dilakukan secara terus menerus dilakukan dari generasi ke generasi secara sadar dan penuh keinsafan. Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh factor-faktor lain seperti latar belakangpribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran (sistem) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar yang dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka klasifikasi tersebut berbeda-beda pula.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan
“philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta
kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran.
Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan,
filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan
pandangan hidup iku menentukan arah dan tujuan proses pendidikan.
Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat
erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-
nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan
yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya.
Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan
sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian
terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah
atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat
pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya.
Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang
terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan
hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalammasyarakatnya. Dengan demikian, muncullah filsafat pendidikan yang menjadi dasar
bagaimana suatu bangsa itu berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan
bentuk sikap hidupnya. Adapun proses pendidikan dilakukan secara terus menerus
dilakukan dari generasi ke generasi secara sadar dan penuh keinsafan. Ajaran filsafat
adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang sesuatu secara
fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam
penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang
berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan
pula oleh factor-faktor lain seperti latar belakangpribadi para ahli tersebut, pengaruh
zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.Ajaran filsafat yangberbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu sistematika dengan
kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa
yang disebut aliran (sistem) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar yang
dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka
Seorang ahli bernama Brubacher membedakan aliran-aliran filsafat
pendidikan sebagai: pragmatis-naturalis; rekonstruksionisme; romantis naturalis;
eksistensialisme; idealisme; realisme; rasional humanisme; scholastic realisme;fasisme; komunisme; dan demokrasi. Pengklasifikasian yang dilakukan oleh
Brubracher sangat teliti, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya overlapping dari
masing-masing aliran. Sebagian ahli mengklasifikasikan aliran filsafat pendidikan ke
dalam tiga kategori. Yaitu, kategori filsafat pendidikan akademik skolastik, kategori
filsafat religious theistic, dan kategori filsafat pendidikan social politik. Filsafat
pendidikan akademik skolastik meliputi dua kelompok yang tradisonal meliputi aliran
perenialisme, esensialisme, idealisme, dan realisme, dan progresif meliputi
progresivisme, rekonstruksionisme, dan eksistensialisme. Filsafat religious theistik
meliputi segala macam aliran agama yang paling tidak terdiri dari empat besar agama
di dunia ini, dengan segala variasi sekte-sekte agama masing-masing. Sedangkan
filsafat pendidikan social politik terdiri dari humanisme, nasionalisme, sekulerisme,
dan sosialisme.
Makalah ini hanya membahas masalah aliran idealisme, untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan. Makalah terdiri dari pengertia idealisme
secara filsafat; idealisme menurut aliran filsafata pendikakan; dan tokoh-tokoh yang
beraliran idealisme.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakan Pengertian Idealisme?2. Bagaimana Pandangan beberapa tokoh mengenai Idealisme?
3. Bagaiman Aliran Filsafat Idealisme?
4. Bagimana hubungan antara Idealisme dan Filsafat Pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Idealisme
2. Untuk Mengetahui Pandangan beberapa tokoh mengenai Idealisme
3. Untuk Mengetahui Aliran Filsafat Idealisme
4. Untuk Mengetahui hubungan antara Idealisme dan Filsafat Pendidikan
D. Manfaat
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Dapat Mengetahui Pengertian Idealisme
2. Dapat Mengetahui Pandangan beberapa tokoh mengenai Idealisme
3. Dapat Mengetahui Aliran Filsafat Idealisme
4. Dapat Mengetahui hubungan antara Idealisme dan Filsafat Pendidikan
Idealisme dari bahasa Inggris yaitu Idealism dan kadang juga dipakai
istilahnya mentalisme atau imaterialisme.Istilah ini pertama kali digunakan secara
filosofis oleh Leibniz pada mula awal abad ke- 18. Leibniz memakai dan menerapkan
istilah ini pada pemikiran Plato, secara bertolak belakang denganmaterialisme
Epikuros. Idealisme ini merupakan kunci masuk ke hakikat realitas.
Beberapa pengertian Idealisme :
1. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu
penjelmaan pikiran.
2. Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan
aktivitas-aktivitas pikiran.
3. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-
pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan
berkenaan dengan materi.
4. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk
fisik tidak ada.
5. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal
tidak bersifat fisik.Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan itu tidak
lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kenyataan yang diketahui
manusia itu terletak di luarnya. Konsep filsafat menurut aliran idealisme adalah:
1. Metafisika-idealisme; Secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah
spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang
bersifat fisik dan rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah yang lebih dapat
berperan;
2. Humanologi-idealisme; Jiwa dikarunai kemampuan berpikir yang dapat
menyebabkan adanya kemampuan memilih;
3. Epistemologi-idealisme; Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi danpengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai
oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian
besar manusia hanya sampai pada tingkat berpendapat;
4. Aksiologi-idealisme; Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban
moral yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika
1. Schelling memberikan nama Idealisme subyektif pada filsafat Fichte, denganalasan bahwa dalam Fichte dunia merupakan postulat subyek yang memutuskan.
2. Idealisme obyektif adalah nama yang diberikan oleh Schelling pada pemikiran
filsafatnya. Menurutnya, alam adalah inteligensi yang kelihatan. Hal tersebut
menunjukkan semua filsafat yang mengindentikkan realitas dengan ide, akal atau
roh.
3. Hegel menerima klasifikasi Schelling, dan mengubahnya
menjadi idealisme absolut sebagaisintesis d ari pandangan idealisme subyektif
(tesis) dan obyektif (antitesis).
4. Idealismetransendental adalah pandangan dan penyebutan dari Immanuel
Kant. Sering disebut juga disebut sebagai idealisme kritis. Pandangan ini
mempunyai alternatif yaitu isi dari pengalaman langsung tidak dianggap sebagai
benda dalam dirinya sendiri, sedangkan ruang dan waktu merupakan forma
intuisi kita sendiri
5. Idealisme epistemologis merupakan suatu keputusan bahwa kita membuat kontak
hanya dengan ide-ide atau pada peristiwa manapun denga entitas-entitas psikis.
6. Idealisme personal adalah sisitim filsafat Howison dan Bowne.
7. Idealisme voluntarisme dikembangkan oleh Fouilee dalam suatu sistim yang
melibatkan tenaga pemikiran.
8. Idealisme teistik pandangan dan sistim filsafat dari Ward. 9. Idealisme monistik adalah penyebutan dan sistim filsafat dari Paulsen.
10. Idealisme etis adalah pandangan filsafat yang dianut oleh Sorley dan Messer.
11. Idealisme Jerman, pemicunya adalah Immanuel Kant dan dikembangkan oleh
penerus-penerusnya. Idealisme merupakan pembaharuan dari Platonis, karena
para pemikir melakukan terobosan-terobosan filosofis yang sangat penting dalam
sejarah manusia, hanya dalam tempo yang sangat singkat, yaitu 40 tahun (1790-
1830) dan gerakan intelektual ini mempunyai kedalaman dan kekayaan berpikir
yang tiada bandingnya.
C. Aliran Filsafat Idealisme
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran
idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa
terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh
panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu
dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah
idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran,
yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yangasli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah
gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud
dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan
kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada
kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa
bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan
bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan
kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-
masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan
kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan
ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit
sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka
yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah
memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat
menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah
ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide
tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadicontoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui
jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur,
mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan
untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam
yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu
visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan
sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia
daya hidup yang kreatif. Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam
dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu
apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada
yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua,
adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan
dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian
prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan terhadap dua aliran yang hidup di
negara itu sebelumnya, yaitu positivisme dan naturalisme.
Idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme.
Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia
sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan
filsafat idealisme pada abad ke-19 secara khusus mengajarkan tentang kebudayaan
manusia dan lembaga kemanuisaan sebagai ekspresi realitas spiritual.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang
gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan
pendekatan (approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara
yang sangat penting. Giovanni Gentile pernah mengemukakan, “Para guru tidak
boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu
muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran
terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak
didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau
sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri,
sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa
memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari
keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk
spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini dapat dengan mudahditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas. Guru yang menganut paham
idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka
tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa
realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran
secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari
idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran,
juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan
menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk
masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik
bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian
yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan
hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup
lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah