Top Banner
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang Prana Dutanegara dan Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M. Sc. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] AbstrakPerkotaan Kecamatan Sampang sering mengalami banjir yang sangat besar yang rata-rata terjadi pada bulan april dan maret pada tahun 2013 yang terjadi di satu perkotaan Kecamatan Sampang, disebabkan tingginya curah hujan pada hulu sungai dan berkurangnya daya tampung Sungai Kemoning. Selain itu kondisi fisik saluran drainase yang rusak, kualitas dan kinerja drainase yang buruk karena menumpuknya sampah dan tidak setiap tempat terdapat saluran drainase semakin memperparah wilayah ini dan mengganggu jalannya aktivitas kota. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : analisis distribusi frekuensi dan overlay yang digunakan untuk menentukan tipologi bahaya banjir. Selanjutanya dilakukan analisis Delphi guna menemukan variabel berpengaruh terhadap pelayanan drainase, dan setelah itu dilakukan analisis Expert Judgement untuk menghasilkan arahan melalui variabel berpengaruh sesuai dengan Tipologi kawasan bahaya banjir. Dalam penelitian ini menghasilkan tipologi kawasan yang terdiri dari tiga tipologi, yaitu sangat bahaya, bahaya dan cukup bahaya. Kata Kunci--pelayanan drainase, bencana banjir, kecamatan perkotaan Sampang I. PENDAHULUAN Perkotaan Kecamatan Sampang mengalami pembangunan yang pesat, hal ini disebabkan oleh fungsi Perkotaan Kecamatan Sampang sebagai tempat Pusat kegiatan Lokal (PKL) yang memiliki fungsi penting sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. dan merupakan pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa [1]. Akan tetapi sudah terdapat tiga kali kejadian banjir yang sangat besar di Sampang yaitu pada tahun 1921, 1991, 2002, dan yang sering mengalami banjir ini adalah di sekitar kawasan sungai Kemoning yang melewati 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Robatal, Kedungdung, Karangpenang dan Sampang dengan daerah hulu Sungai Kemoning ini terdapat di daerah Robatal, daerah banjir terdapat pada Kecamatan Sampang dimana daerah yang sering terjadi banjir yaitu Kelurahan Paseyan, Gunungsekar, Dalpenang, Rongtengah dan Gunungmadah. Banjir tersebut disebabkan karena tingginya curah hujan yang turun pada hulu sungai, sedangkan faktor penyebab lainnya yaitu berkurangnya daya tampung Sungai Kemoning yang diakibatkan terjadinya sedimentasi karena adanya erosi yang intensif pada bagian hulu sungai. Banjir tersebut terjadi pada 7 Kelurahan di Perkotaan Kecamatan Sampang, yaitu Kelurahan Banyuanyar, Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Gunung Sekar, Kelurahan Karangdalem, Kelurahan Rongtengah, Kelurahan Polagan, dan Kelurahan Tanggumong, dengan luas genangan sebesar 551,29 ha atau sebesar 22,5% dari luas wilayah yang tergenang banjir dengan kedalaman dan luas genangan yang berbeda-beda. Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan dilengkapi oleh saluran tersebut, mengakibatkan banyaknya ruas jalan yang rusak berat akibat air hujan yang menggenangi jalan. Secara umum saluran drainase yang berada pada sisi jalan lingkungan keberadaannya kurang memadai dengan lebar saluran 25-50 cm, dimana saluran tersebut tidak dapat menampung limbah buangan rumah tangga dan air hujan, sehingga pada musim hujan kawasan ini tergenang oleh air. Selain itu kondisi saluran yang ada juga kurang baik yaitu banyak saluran yang secara fisik dapat dikatakan rusak [2]. Saluran drainase merupakan prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. Menurut SK Menteri PU No. 239 tahun 1987 tentang Drainase Perkotaan. Dilihat dari kondisi fisik drainase di Perkotaan Kecamatan Sampang, sebesar 34% dari seluruh drainase sekunder dinyatakan rusak. Kondisi drainase yang rusak ini, dapat mengakibatkan kualitas dan kinerja dalam mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air, dan mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan akan tidak optimal sehingga dapat mengakibatkan dampak negatif, seperti banjir yang menyebabkan rusaknya infrastruktur perkotaan lainnya. Selain dari kondisi fisik yang rusak, kualitas dan kinerja drainase yang buruk juga dipengaruhi oleh menumpuknya sampah pada saluran drainase, dan diperparah dengan saluran drainase yang tertutup, sehingga sampah yang terdapat di dalam saluran drainase tidak bisa diatasi. Pada aspek kelembagaan permasalahan yang dihadapi yaitu kurangnya perawatan rutin dari instansi pemerintahan yang terkait, yang disebabkan tidak adanya dana pemeliharaan, dan tidak adanya perhatian dari pihak pemerintah [3]. Dari permasalahan tersebut di atas, maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi hal-hal yang memperngaruhi kurang optimalnya pelayanan drainasi, sehingga diperoleh rumusan arahan penanganan banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang melalui peningkatan pelayanan drainase.
6

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

Mar 10, 2019

Download

Documents

dangdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di KawasanPerkotaan Kecamatan Sampang

Prana Dutanegara dan Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M. Sc.Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

Abstrak—Perkotaan Kecamatan Sampang seringmengalami banjir yang sangat besar yang rata-rata terjadipada bulan april dan maret pada tahun 2013 yang terjadi disatu perkotaan Kecamatan Sampang, disebabkan tingginyacurah hujan pada hulu sungai dan berkurangnya dayatampung Sungai Kemoning. Selain itu kondisi fisik salurandrainase yang rusak, kualitas dan kinerja drainase yang burukkarena menumpuknya sampah dan tidak setiap tempatterdapat saluran drainase semakin memperparah wilayah inidan mengganggu jalannya aktivitas kota. Metode analisis yangdigunakan dalam penelitian ini antara lain : analisis distribusifrekuensi dan overlay yang digunakan untuk menentukantipologi bahaya banjir. Selanjutanya dilakukan analisis Delphiguna menemukan variabel berpengaruh terhadap pelayanandrainase, dan setelah itu dilakukan analisis Expert Judgementuntuk menghasilkan arahan melalui variabel berpengaruhsesuai dengan Tipologi kawasan bahaya banjir. Dalampenelitian ini menghasilkan tipologi kawasan yang terdiri daritiga tipologi, yaitu sangat bahaya, bahaya dan cukup bahaya.

Kata Kunci--pelayanan drainase, bencana banjir, kecamatanperkotaan Sampang

I. PENDAHULUANPerkotaan Kecamatan Sampang mengalami

pembangunan yang pesat, hal ini disebabkan oleh fungsiPerkotaan Kecamatan Sampang sebagai tempat Pusatkegiatan Lokal (PKL) yang memiliki fungsi penting sebagaipusat pertumbuhan ekonomi. dan merupakan pusatpemerintahan, pusat perdagangan dan jasa [1].

Akan tetapi sudah terdapat tiga kali kejadian banjir yangsangat besar di Sampang yaitu pada tahun 1921, 1991, 2002,dan yang sering mengalami banjir ini adalah di sekitarkawasan sungai Kemoning yang melewati 4 Kecamatanyaitu Kecamatan Robatal, Kedungdung, Karangpenang danSampang dengan daerah hulu Sungai Kemoning ini terdapatdi daerah Robatal, daerah banjir terdapat pada KecamatanSampang dimana daerah yang sering terjadi banjir yaituKelurahan Paseyan, Gunungsekar, Dalpenang, Rongtengahdan Gunungmadah. Banjir tersebut disebabkan karenatingginya curah hujan yang turun pada hulu sungai,sedangkan faktor penyebab lainnya yaitu berkurangnya dayatampung Sungai Kemoning yang diakibatkan terjadinyasedimentasi karena adanya erosi yang intensif pada bagianhulu sungai.

Banjir tersebut terjadi pada 7 Kelurahan di PerkotaanKecamatan Sampang, yaitu Kelurahan Banyuanyar,

Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Gunung Sekar, KelurahanKarangdalem, Kelurahan Rongtengah, Kelurahan Polagan,dan Kelurahan Tanggumong, dengan luas genangan sebesar551,29 ha atau sebesar 22,5% dari luas wilayah yangtergenang banjir dengan kedalaman dan luas genangan yangberbeda-beda.

Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisidrainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalandilengkapi oleh saluran tersebut, mengakibatkan banyaknyaruas jalan yang rusak berat akibat air hujan yangmenggenangi jalan. Secara umum saluran drainase yangberada pada sisi jalan lingkungan keberadaannya kurangmemadai dengan lebar saluran 25-50 cm, dimana salurantersebut tidak dapat menampung limbah buangan rumahtangga dan air hujan, sehingga pada musim hujan kawasanini tergenang oleh air. Selain itu kondisi saluran yang adajuga kurang baik yaitu banyak saluran yang secara fisikdapat dikatakan rusak [2].

Saluran drainase merupakan prasarana yang berfungsimengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunanresapan buatan. Menurut SK Menteri PU No. 239 tahun1987 tentang Drainase Perkotaan.

Dilihat dari kondisi fisik drainase di PerkotaanKecamatan Sampang, sebesar 34% dari seluruh drainasesekunder dinyatakan rusak. Kondisi drainase yang rusak ini,dapat mengakibatkan kualitas dan kinerja dalammengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air, danmengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan akantidak optimal sehingga dapat mengakibatkan dampaknegatif, seperti banjir yang menyebabkan rusaknyainfrastruktur perkotaan lainnya. Selain dari kondisi fisikyang rusak, kualitas dan kinerja drainase yang buruk jugadipengaruhi oleh menumpuknya sampah pada salurandrainase, dan diperparah dengan saluran drainase yangtertutup, sehingga sampah yang terdapat di dalam salurandrainase tidak bisa diatasi. Pada aspek kelembagaanpermasalahan yang dihadapi yaitu kurangnya perawatanrutin dari instansi pemerintahan yang terkait, yangdisebabkan tidak adanya dana pemeliharaan, dan tidakadanya perhatian dari pihak pemerintah [3].

Dari permasalahan tersebut di atas, maka dari itudilakukan penelitian untuk mengidentifikasi hal-hal yangmemperngaruhi kurang optimalnya pelayanan drainasi,sehingga diperoleh rumusan arahan penanganan banjir diKawasan Perkotaan Kecamatan Sampang melaluipeningkatan pelayanan drainase.

Page 2: Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

II. METODE PENELITIAN

A. Sumber Data dan Variabel PenelitianData yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

sekunder yang diperoleh melalui data informasi darisejumlah instansi dan literatur terkait.

B. Langkah AnalisisUntuk mencapai sasaran pertama, yakni menentukan

tipologi kawasan penanganan bahaya banjir menggunakananalisis distribusi frekuensi dan overlay weighted. Halpertama yang dilakukan adalah menganalisis pembagiankatagori bahaya melalui analisis sturgess. Berikut ini adalahproses analisis Sturgess untuk semua variabel:

K : Jumlah Kelas IntervalN : Jumlah data

Hasil dari analisis Sturgess diatas menghasilkan tigakatagori/tingkat bahaya banjir. Setalah itu dilakukan analisisinterval melalui analisis dristribusi frekuensi. Berikut iniadalah proses analisis distribusi frekuensi [4]:

R = Nilai data tertinggi – Nilai data terendahHasil dari analisis distribusi frekuensi menghasilkan tiga

tipologi bahaya banjir, yaitu:

Tabel 1 Pejelasan Bahaya BanjirTipologi Katagori/Tingkat Jenis Warna

1 Sangat Bahaya Merah2 Bahaya Kuning3 Cukup Bahaya Hijau

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dari penjelasan tabel diatas, bertujuan untukmenjelaskan hasil tabel dari kelima variabel yang akandianalisis. Variabel tersebut terdiri dari lama genangan,ketinggian genangan, luas genangan, topografi, dan luasdrainase

III. PEMBAHASANWilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang, meliputi 7Kelurahan yang masih dalam wilayah Kecamatan Sampangantara lain Kelurahan Banyuanyar, Kelurahan Dalpenang,Kelurahan Gunung Sekar, Kelurahan Karangdalem,Kelurahan Rongtengah, Kelurahan Polagan, dan KelurahanTanggumong.

Secara administrasi batas-batas wilayah KecamatanSampang adalah sebagai berikut :Sebelah Utara :Desa Kamoning dan Desa PekalonganSebelah Selatan :Desa Aeng Sareh, Kecamatan TorjunSebelah Timur :Selat MaduraSebelah Barat :Desa Pasean dan Desa Gunung

Maddah, Kecamatan Camplong

a. Lama GenanganBerikut ini adalah data lama genangan yang terdapat

pada wilayah penelitian. Yang dimana durasi genanganpaling lama terdapat pada Kelurahan Dalpenang, dengandurasi ±24jam, sedangkan Kelurahan yang mempunyaidurasi genangan yang paling rendah terdapat KelurahanTanggumung, yaitu sebesar ±12 jam.

Tabel 2 Data Penelitian Lama Genangan

No Kelurahan Durasi Genangan(jam)

1 Polagan ±142 Banyuanyar ±123 Rongtengah ±204 Dalpenang ±245 Karangdalem ±186 Gunungsekar ±167 Tanggumung ±12

Sumber: Dinas PU Pengairan, 2012

Berikut merupakan hasil interval lama genangan darihasil pembagian interval:

Tabel 3 Interval Lama GenanganTingkat Bahaya Interval

Cukup Bahaya 12-15 jamBahaya 16-19 jamSangat bahaya 20-24 jam

Sumber: Hasil Analisis

Setelah dilakukan analisis pembagian interval,selanjutnya dilakukan Skoring. Hasil Skoring dapat dilihatpada tabel di bawah ini:

Tabel 4 Skor Lama GenanganKelurahan Skor Tingkat BahayaBanyuanyar 3Dalpenang 1

Gunungsekar 2Karangdalem 2

Polagan 3Rongtengah 1

Tanggumung 3Sumber: Hasil Analisis

Hasil dari skoring di atas dapat dilihat pada petadibawah ini:

Gambar 1 Peta Tipologi Lama Genangan

K = 1 + 3,33 log n ;n = jumlah desa = 7K = 1 + 3,33 Log 7K = 2,79 = 3

Page 3: Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

Keterangan peta:1. Merah untuk tipologi 12. Kuning untuk tipologi 23. Hijau untuk tipologi 3

Dari hasil peta diatas untuk kelurahan dalpenang danrongtengah terdapat pada tipologi 1, untuk Gunungsekar danKarangdalem terdapat pada tipologi 2, selanjutnyaKelurahan Tanggumung, Polagan dan Banyuanyar terdapatpada tipologi 3.

b. Ketinggian GenanganBerikut ini adalah data ketinggian genangan yang

terdapat pada wilayah penelitian. Yang dimana ketinggiangenangan paling tinggi terdapat pada Kelurahan Dalpenang,dengan ketinggian 2,2 meter, sedangkan kelurahan yangmempunyai ketinggian genangan yang paling rendahterdapat Kelurahan Banyuanyar, yaitu sebesar 0,6 meter.

Tabel 5 Data Penelitian Ketinggian GenanganNo Kelurahan Kedalaman(m)1 Polagan 12 Banyuanyar 0,63 Rongtengah 24 Dalpenang 2,25 Karangdalem 1,56 Gunungsekar 1,27 Tanggumung 0,8

Sumber: Dinas PU Pengairan, 2012

Selanjutnya dilakukan analisis pembagian interval yangdapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6 Interval Ketinggian GenanganTingkat Bahaya Interval

Cukup Bahaya 0,6 - 1,14Bahaya 1,14 - 1,68Sangat bahaya 1,68 - 2,22

Sumber: Hasil Analisis

Setelah dilakukan analisis pembagian interval,selanjutnya dilakukan Skoring. Hasil Skoring dapat dilihatpada tabel dibawah ini :

Tabel 7 Skor Ketinggian GenanganKelurahan Skor Tingkat BahayaBanyuanyar 3Dalpenang 1

Gunungsekar 2Karangdalem 2

Polagan 3Rongtengah 2

Tanggumung 3Sumber: Hasil Analisis

Hasil dari skoring di atas dapat dilihat pada petadibawah ini:

Hasil dari peta dibawah ini, untuk tipologi satu terdapatpada kelurahan Dalpenang, tipologi dua terdapat padakelurahan Karangdalem dan Gunungsekar, selanjutnyatipologi tiga terdapat pada kelurahan Polagan, Banyuanyar,dan Tanggumung.

Gambar 2 Peta Tipologi Ketinggian Genangan

Keterangan peta:1. Merah untuk tipologi 12. Kuning untuk tipologi 23. Hijau untuk tipologi 3

c. Luas GenanganBerikut ini adalah data luas genangan yang terdapat

pada wilayah penelitian. Yang dimana luas genangan palingtinggi terdapat pada Kelurahan Gunungsekar, dengan luasgenangan sebesar 100 m2, sedangkan Kelurahan yangmempunyai luas genangan yang paling rendah terdapatKelurahan Karangdalem, sebesar 9,91 m2.

Tabel 8 Data Penelitian Luas GenanganNo Kelurahan Luas Genangan (m2)1 Polagan 29,012 Banyuanyar 11,993 Rongtengah 39,54 Dalpenang 45,055 Karangdalem 9,916 Gunungsekar 1007 Tanggumung 39,82

Sumber: Dinas PU Pengairan, 2012

Selanjutnya dilakukan analisis pembagian interval yangdapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 9 Interval Luas GenanganTingkat Bahaya IntervalCukup Bahaya 9 - 23,2 m2

Bahaya 39,5 - 69,5 m2

Sangat bahaya 69,5 - 101 m2

Sumber: Hasil Analisis

Setelah dilakukan analisis pembagian interval,selanjutnya dilakukan Skoring. Hasil Skoring dapat dilihatpada tabel dibawah ini :

Page 4: Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

Tabel 10 Skor Luas GenanganKelurahan Skor tingkat bahaya

Polagan 3Banyuanyar 3Rongtengah 3Dalpenang 1Karangdalem 3Gunungsekar 1Tanggumung 3

Sumber: Hasil Analisis

Hasil dari skoring di atas dapat dilihat pada petadibawah ini:

Gambar 3 Peta Tipologi Luas Genangan

Keterangan peta:1. Merah untuk tipologi 12. Kuning untuk tipologi 23. Hijau untuk tipologi 3

Hasil dari peta diatas untuk tipologi satu terdapat padakelurahan Dalpenang, dan Gunungsekar. Sedangkan untuktipologi tiga terdapat kelurahan Polagan, Banyuanyar,Rongtengah, Karangdalem, dan Tanggumung.

d. TopografiKondisi topografi yang terdapat di perkotaan Kecamatan

Sampang mulai dari (-02) sampai dengan 74 m dari dpal.

Tabel 11 Data Topografi

No Kelurahan Kontur1 Polagan (-02)-10m2 Banyuanyar 0-74m3 Rongtengah 4-64m4 Dalpenang 4-34m5 Karangdalem (-02)-38m6 Gunungsekar 2-14m7 Tanggumung 4-39m

Sumber : Dinas PU Pengairan, 2012

Selanjutnya dilakukan analisis pembagian interval yangdapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 12 Interval TopografiTingkat Bahaya IntervalCukup Bahaya <7

Bahaya 7 - 15Sangat Bahaya >15

Sumber: Hasil Analisa, 2014

Setelah dilakukan analisis pembagian interval,selanjutnya dilakukan Skoring. Hasil Skoring dapat dilihatpada tabel dibawah ini

Tabel 13 Skor Tpografi

Kelurahan Skor Tingkat Bahaya

Banyuanyar 3Dalpenang 3

Gunungsekar 2Karangdalem 3

Polagan 2Rongtengah 3

Tanggumung 3Sumber: Hasil Analisa, 2014

Hasil dari skoring di atas dapat dilihat pada petadibawah ini:

Gambar 4 Peta Tipologi Topografi

Keterangan peta:1. Merah untuk tipologi 12. Kuning untuk tipologi 23. Hijau untuk tipologi 3

Hasil peta ditas maka dapat disimpulkan pada tipologisatu terdapat pada kelurahan Gunungsekar, Karangdalem,Polagan dan Dalpenang, sedangkan pada tipologi dua padakelurahan tersebut dengan jumlah yang lebih sedikit,selanjutany untuk tipologi tiga terdapat pada Rongtengah,Banyuanyar dan Tanggumung yang mempunyai luastipologi yang relatif lebih sedikit.

e. Luas DrainaseLuas drainase yang terdapat di Perkotaan Kecamatan

Sampang telah dibagi per kelurahan. Untuk melihat hasil

Page 5: Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

pembagian luas drainase yang sudah diprosentasekan dapatdilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14 Data Luas Drainase

No Kelurahan Luas Drainase(m2)

1 Banyuanyar 0,692 Dalpenang 0,063 Gunungsekar 10,494 Karangdalem 5,135 Polagan 0,516 Rongtengah 9,787 Tanggumung 0,97

Sumber : Dinas PU Pengairan, 2012

Maka hasil pembagian tingkat bahaya dan interval dapatdilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 15 Interval Luas Drainase

Tingkat Bahaya IntervalCukup Bahaya 7,06-10,56%

Bahaya 3,56-7,06%Sangat bahaya 0,06-3,56%

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Setelah dilakukan analisis pembagian interval,selanjutnya dilakukan Skoring. Hasil Skoring dapat dilihatpada tabel dibawah ini

Tabel 16 Skor Luas Drainase

Kelurahan Skor Tingkat BahayaBanyuanyar 1Dalpenang 1Gunungsekar 3

Karangdalem 2Polagan 1Rongtengah 3Tanggumung 1

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Hasil dari skoring di atas dapat dilihat pada petadibawah ini:

Gambar 5 Peta Tipologi Luas DrainaseKeterangan peta:1. Merah untuk tipologi 12. Kuning untuk tipologi 2

3. Hijau untuk tipologi 3

Dari hasil peta diatas untuk tipologi 1 terdapat padakelurahan Dalpenang, Tanggumung, Banyuanyar, danPolagan, selanjutnya untuk tipologi 2 terdapat kelurahanKarangdalem. Tipologi 3 terdapat pada kelurahanGunungsekar dan Rongtengah

Setelah didapat hasil dari beberapa proses analisa di atas,dilakukan overlay terhadap peta-peta tersebut sehinggadiperoleh hasil berupa pembagian tipologi kawasan bahayabanjir yang dapat dilihat pada peta di bawah ini.

Gambar 6 Peta Tipologi Kawasan Bahaya Banjir

Berdasarkan Peta diatas yang telah dilakukan analisisoverlay weighted dihasilkan kawasan tipologi berdasarkantingkat bahaya. Berikut adalah penjelasan dari nasing-masing tipologi yang ada:a Tipologi satu yang berkatagori sangat bahaya didominasi

pada kelurahan dalpenang (78,13%).b Tipologi dua yang berkatagori bahaya terdapat di

Kelurahan Tanggumung, Karangdalem, Gunung sekar,Polagan (97,87%), Banyuanyar, Rongtengah.

c Tipologi tiga yang berkatagori cukup sebagian besarterdpat pada Kelurahan Banyuanyar (36,00%), danKelurahan Tanggumung (32,44%).

IV. KESIMPULANSetiap tahunnya perkotaan Kecamatan Sampang

mengalami banjir, yang disebabkan karena banyakny faktor,salah satunya kurangnya penyediaan drainase dankurangnya kesadaran masyarakat untuk memberipenanganan dan memelihara drainase. Dengan adanyapermasalahan yang ada, maka dilakukan penelitianmenentukan tipologi kawasan bahaya banjir.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, makaMenghasilkan tipologi kawasan bahaya banjir, yaitu sangatbahaya, bahaya dan cukup bahaya. Tipologi satu yangberkatagori sangat bahaya didominasi pada kelurahandalpenang (78,13%). Tipologi dua yang berkatagori bahayaterdapat di Kelurahan Tanggumung, Karangdalem, Gunung

Page 6: Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan ... · Pada wilayah Perkotaan Kecamatan Sampang kondisi drainase masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan ... sejumlah instansi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

sekar, Polagan (97,87%), Banyuanyar, Rongtengah.Tipologi tiga yang berkatagori cukup sebagian besar terdpatpada Kelurahan Banyuanyar (36,00%), dan KelurahanTanggumung (32,44%).

V. DAFTAR PUSTAKA[1] RTRW Kabupaten Sampang (2010). Bappeda Kabupaten Sampang[2] Penyusunan Master Plan Drainase Perkotaan. 2007[3] Syamsih, Syaifullah. 2006. Studi Evaluasi Saluran Drainase

Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang[4] Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.2010

Bakornas Penanggulangan Bencana