REFERAT DOKTER MUDA STASE BOYOLALI PERIODE 1 Februari – 7 Februari 2016 CA MAMMAE Oleh : M Faiz K Anwar G99141163 M Rama Anshorie G99141164 Christian Ganda W A G99141167 Achmad Nurul Hidayat G99151019 Ismael G99151020 Pembimbing : dr. Junardi, Sp.B, FINACS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REFERAT DOKTER MUDA STASE BOYOLALI
PERIODE 1 Februari – 7 Februari 2016
CA MAMMAE
Oleh :
M Faiz K Anwar G99141163
M Rama Anshorie G99141164
Christian Ganda W A G99141167
Achmad Nurul Hidayat G99151019
Ismael G99151020
Pembimbing :
dr. Junardi, Sp.B, FINACS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD PANDAN ARANG
BOYOLALI
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Referat ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/ RSUD Pandan Arang Boyolali.
Referat dengan judul:
CA MAMMAE
Hari/tanggal : Sabtu, 6 Februari 2016
Disusun oleh:
M Faiz K Anwar G99141163
M Rama Anshorie G99141164
Christian Ganda W A G99141167
Achmad Nurul Hidayat G99151019
Ismael G99151020
Mengetahui dan menyetujui
Pembimbing Referat:
dr.Junardi, Sp.B, FINACS
2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Embriologi Payudara
Payudara (mammae) sebagai kelenjar subkutan mulai tumbuh sejak
minggu keenam masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis
yang disebut sebagai garis susu, terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal5.
Dua pertiga kaudal dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal
bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari
setelah lahir, pada bayi dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral
diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan ini disebut dengan mastitis
neonatorum, disebabkan oleh berkembangnya duktus dan tumbuhnya asinus serta
vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya
kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir, kadar hormon ini
menurun, dan merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin
inilah yang menimbukan perubahan pada payudara2.
B. Anatomi Payudara
Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di
fasia pektoralis. Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari
bulatannya ke arah aksila, dan disebut penonjolan Spence atau ekor payudara7.
Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-
masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus. Di
antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut,
mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut, terdapat jaringan ikat
yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara7.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang A. Perforantes anterior
dari A. Mammaria interna, A. Torakalis lateralis yang bercabang dari A. Aksilaris,
dan A. Interkostalis7.
Persarafan kulit payudara oleh cabang pleksus servikalis dan N.
Interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri disarafi oleh saraf simpatik. Juga
3
terdapat N. Interkostobrakialis dan N. Kutaneus brakius medialis yang mengurus
sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf
ini sukar disingkirkan sehingga sering terjadi mati rasa di daerah tersebut. N.
Pectoralis yang mengurus M. Pectoralis mayor dan minor, N. Torakodorsalis yang
mengurus M. Latissimus dorsi, dan N. Torakais longus yang mengurus M.
Serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi
aksila7.
Pengaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian sentral dan medial dan ada pula
pengaliran ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat 50 (berkisar dari 10 – 90)
buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakhialis.
Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila,
kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang V.
Aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di
supraklavikuler7.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain
menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila
kontralateral, ke M. Rektus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke
hati, ke pleura dan kemudian ke payudara kontralateral7.
C. Fisiologi Payudara
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama adalah sejak masa hidup anak melalui pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh
estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus5.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai siklus menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimum. Kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
4
mungkin dilakukan. Pada saat itu pemeriksaan mammogram tidak berguna karena
kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang5.
Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara
membesar karena epitel duktus lobul dan alveous berproliferasi dan tumbuh
duktus baru5.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi.
Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu5.
D. Definisi
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara adalah keganasan yang
berasal dari parenkim, stroma, areola, dan papilla mammae2.
E. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi no.2 di
Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insiden ini meningkat,
seperti halnya di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika
Serikat 92/100.000 wanita per tahun dengan mortalitas uang cukup tinggi
27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di Indonesia
berdasarkan’’ Pathological Based Registration’’ kanker payudara mempunyai
insiden relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai insiden minimal
20.000 kasus baru per tahun, dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih
berada dalam stadium lanjut7.
Kurva insidens-usia bergerak naik sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang
sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat
pada usia 45-66 tahun. Insidensi karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1% dari
kejadian pada perempuan. Insidensi tinggi di negara Barat dan lebih banyak pada
populasi kulit putih dibandingkan kulit hitam5.
5
F. Faktor Resiko
1. Usia
Insiden naik dengan bertambahnya usia. Pada usia sebelum 35 tahun,
yang paling sering menyebabkan benjolan pada payudara adalah
fibroadenoma dan penyakit fibrokistik. Sedangkan pada usia setelah 50
tahun, penyebab tersering benjolan pada payudara adalah karsinoma dan
kista7.
2. Keluarga
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 kali lebih besar
pada wanita yang ibu atau saudara kandungnya menderita kanker
payudara. Kemungkinan ini lebih besar bila keluarga itu menderita kanker
bilateral atau pramenopause7.
3. Patologi
Displasia atau kelainan fibrokistik tertentu, riwayat menderita kanker,
beresiko tinggi mendapat karsinoma di mammae kontralateral7.
4. Hormon
Pertumbuhan karsinoma mammae sering dipengaruhi perubahan
keseimbangan hormon. Pada wanita yang diangkat ovariumnya pada usia
muda lebih jarang ditemukan karsinoma mammae7.
5. Menarche
Menarche lebih awal (<13 tahun) dan menopause yang lambat (>50
tahun). Wanita nulipara beresiko 2-3 kali lebih besar7.
6. Melahirkan lebih dari 30 tahun
Resiko terhadap karsinoma mammae lebih rendah pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih muda dan resiko tinggi pada
wanita yang melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun7.
7. Laktasi
Laktasi bukan merupakan faktor resiko, walaupun pendapat lain
mengatakan wanita yang tidak/sebentar menyusui lebih beresiko tinggi
terhadap ca mammae7.
6
G. Patofisiologi
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi. Tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan ini disebabkan adanya karsinogen,
salah satunya adalah virus. Tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami
inisiasi akan berubah menjadi ganas (karsinogenesis). 70% kanker payudara
mulai tumbuh unifokal dan unicentris yaitu dari satu sel kanker pada satu
tempat dalam duktus atau alveolus dan jarang (30%) mulai unifokal
multicentris dari beberapa sel dari satu tempat. Sebagian besar kanker
payudara berasal dari epitel duktus laktiferus (90%), sebagian kecil dari epitel
lobulus (5%), dari areola (3%), dan sisanya dari stroma payudara. Waktu
ganda kanker payudara antara 23 – 909 hari dengan rata-rata 100 hari. Waktu
ganda adalah waktu yang diperlukan oleh suatu tumor membesar sehingga
volumenya menjadi 2 kali semula. Besar sel kanker rata-rata 10 mU, sehingga
baru setelah menjalani 30X ganda terbentuk 1 miliar sel membentuk tumor
dengan diameter 1 cm. Tumor sebesar 1 cm adalah besar minimal yang dapat
diketahui secara klinis. Pertumbuhan lokal kanker ini menimbulkan
pendesakan dan infiltrasi jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan
pembesaran payudara, peau d’orange, perlekatan dengan kulit, otot pektoralis
atau dinding toraks. Reaksi tubuh terhadap pertumbuhan sel kanker adalah
timbulnya fibrosis dan faktor nekrose. Fibrosis ini menimbulkan retraksi kulit
atau papila serta pengerutan payudara. Adanya faktor nekrose beserta
kekurangan nutrisi pada tumor akibat pertumbuhan tumor yang cepat yang
tidak diimbangi oleh pertumbuhan pembuluh darah maka timbullah nekrose
pada tumor yang kemudian menjadi ulkus6.
H. Anamnesis
Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter.
Pada umumnya keluhan waktu datang : tumor mamae tidak nyeri (66%),