MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT TESIS Oleh : Yudo Devianto 1311601049 PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN
EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT
TESIS
Oleh :Yudo Devianto1311601049
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2015
1
MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN
EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT
TESISDiajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Magister Ilmu Komputer (MKOM)
Oleh :Yudo Devianto1311601049
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2015
2
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : ....................................................................Nomor Induk Mahasiswa : ....................................................................Program Studi : ....................................................................Konsentrasi : ....................................................................Fakultas/Program : ....................................................................
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademikoleh pihak lain,
2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai dengan norma
hukum dan etikayang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jwab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar.
Jakarta, ......................
Materai 6000
(......................................)
3
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR
4
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Yudo DeviantoNomor Induk Mahasiswa : 1311601049Konsentrasi : Teknologi Sistem InformasiJudul Proposal Tesis : MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT
ABSTRAKSebagai penyedia layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat dihadapkan pada banyak permasalahan berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan masyarakat melalui kinerja pelayanan yang baik dan produk-produk layanan yang berkualitas. Untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat tersebut, dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kinerja unit pelayanan masyarakat, atas hal tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi untuk memunculkan hasil penilaian terhadap kinerja unit pelayanan tersebut. Pembuatan sistem informasi tersebut adalah menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE) dan skala ordinal, “1. Tidak Baik, 2. Kurang Baik, 3. Baik, 4. Sangat Baik“. Dalam pelayanan kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh unit pelayanan masyarakat, pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat ini menggunakan pedoman keputusam MENPAN ( Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ) No : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya sebuah model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat untuk dapat memberikan informasi tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.
Kata Kunci : layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat, indeks kepuasan masyarakat, keputusan menpan, pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyrakat.
i
ABSTRACTAs a provider of public services, community services unit faced with many issues related to improving the quality of public services through the performance of good service and products quality services. To measure the performance of the public service units, required elements / indicators as a reference to provide an assessment of the results of the performance of public service units, above it needed an information system to bring the results of an assessment of the performance of the service unit. Making the information system is to use exponential comparison method (MPE) and the ordinal scale, "1. No Good, 2. Less Good, 3. Good 4. Very Good ". In service to the community organized by community services unit, community service performance measurement unit is using the guidelines keputusam MENPAN (Minister of Administrative) No: KEP / 25 / M.PAN / 2/2004 on general guidelines for the preparation of community satisfaction index agency services unit government. Results from this study is the formation of a model of Information System for Public Satisfaction Index can provide information about the quality of the performance of the public service unit.
Keywords: community services, community services unit, community satisfaction index, the minister's decision, general guidelines indexing society satisfaction.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudu Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal Pada Unit Pelayanan Masyarakat. Tujuan dari penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyusun tesis pada Program Studi Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur Jakarta.
Rasa dan ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun proposal penelitian tesis ini:1. Dr. Krisna Adiyarta M, selaku dosen pembimbing tesis yang telah
membimbing dan memotivasi penulis dalam mengerjakan tesis ini. 2. Bapak Dr. Ir. Nazori AZ, M.T selaku Kaprodi MKom beserta Bapak dan Ibu
Dosen pengampu mata kuliah di Program Studi Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur yang telah dengan sabar memberikan ilmu pengetahuan, pencerahan, dan bimbingan dalam belajar.
3. Rekan-rekan mahasiswa MKOM Universitas Budi Luhur, terima kasih atas kebersamaan, kerja keras dan dukungan semangatnya.
4. Kepada Istri-ku tercinta yang selalu setia menunggu dan memberikan motivasi yang sangat besar.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian tesis nantinya. Semoga tesis ini masih dapat memberikan manfaat dari keterbatasannya.
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dan merupakan penutup
dari tesis, dimana penulis menjabarkan hasil yang diperoleh dari
penelitian ini berdasarkan perumusan masalah, hipotesis dan hasil
pengujian hipotesis dan saran dirangkum dari implikasi penelitian.
1.5. Daftar Pengertian
Beberapa pengertian istilah yang dipergunakan di dalam penelitian ini
sebagai definisi kamus maupun definisi operasional, sebagai berikut:
Tabel I-1 Daftar Pengertian Istilah
IKM Indeks Kepuasan Masyarakat
MPE Metode Perbandingan Eksponensial
Aktor Aktor merupakan semua yang ada di luar ruang lingkup
sistem perangkat lunak dan berinteraksi dengan sistem
perangkat lunak tersebut.
Berorientas
i obyek
Merupakan paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak
yang memandang sistem sebagai kumpulan obyek-obyek
diskrit yang saling berinteraksi satu sama lain.
Diagram
aktivitas
Diagram yang menggambarkan aliran fungsionalitas sistem.
Bisa digunakan untuk workflow atau untuk menggambarkan
6
alur dalam flow of events.
Diagram
kelas
Diagram yang menunjukkan interaksi antar kelas dalam
sistem.
Diagram
kolaborasi
Diagram yang digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam masing-masing use case yang disusun
untuk menunjukkan kolaborasi antar obyek-obyek
SIIKM Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
Diagram
sekuensial
Diagram yang digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam masing-masing use case yang disusun
dalam urutan waktu.
Diagram
Use case
Diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi
antara aktor dan use case pada sistem perangkat lunak yang
akan dikembangkan.
Extend Relasi antar use case yang memungkinkan satu use case
secara opsional menggunakan fungsionalitas yang
disediakan oleh use case lainnya.
Flow of
events
Alur dalam use case yang menjelaskan secara rinci apa yang
dilakukan aktor dan apa yang sistem itu sendiri lakukan.
Include Relasi include memungkinkan satu use case menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case lainnya.
UML Unified Modeling Language. Bahasa pemodelan berorentasi
obyek yang secara “defacto” sebagai bahasa standar
pemodelan berorientasi obyek.
Use Case Fungsionalitas atau persyaratan-persyaratan sistem dari
7
sudut pandang pengguna sistem.
Workflow Alur kerja yang ada dalam setiap proses bisnis.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Landasan Teori
Davis dan Olson mengemukakan bahwa sistem merupakan keseluruhan
yang kompleks dan teratur, suatu rancangan atau gabungan dari bagian yang
membentuk suatu kesatuan menyeluruh.[Davis 2009] Untuk memberikan gambaran
konseptual komunikasi informasi yang berkualitas, perlu memiliki ukuran tentang
informasi itu sendiri. Seperti dikemukakan Supriyono bahwa ukuran untuk
mengetahui berkualitas atau tidaknya informasi bersifat: akurat – benar dan sesuai
realitas, tepat waktu – tidak terlambat dan baru serta masih segar, relevan –
informasi yang bermanfaat bagi pemakainya merupakan koreksi terhadap
informasi sebelumnya. [Supriyono 2008]
Dalam setiap organisasi, informasi merupakan bahan pokok bagi
pembuatan keputusan. Informasi dapat menyokong penuh bagi pembuatan
keputusan apabila berlangsung dalam sebuah sistem. Kebutuhan organisasi dalam
sistem informasi berkaitan dengan teknik pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan dengan mudah menemukan kembali saat diperlukan serta
penyaluran informasi. Sebuah sistem informasi melakukan semua pengolahan
transaksi yang perlu untuk organisasi serta memberikan dukungan informasi dan
pengolahan untuk fungsi manajemen termasuk dalam hal pengambilan keputusan.
Sistem informasi yang terintegrasi merupakan sebuah sistem yang menghubungan
layanan front office dan back office dalam satu mata ratai sistem. Manfaat sebuah
sistem yang teintegrasi adalah menurunkan biaya koordinasi, biaya proses,
kecepatan waktu pemrosesan dan keakuratan serta kehandalan data yang diproses.
Hasil keluaran dari sebuah implementasi pengembangan sistem informasi
manajemen (SIM) dapat ditinjau melalui sisi proses pengembangan, biaya
pengembangan, kegunaan dan fitur-fitur yang disediakan oleh sebuah SIM, sistem
operasi pendukung sistemnya, dan keterintegrasian sistem. Terintegrasinya sistem
informasi menjadi kunci agar peningkatan kualitas pelayanan dapat dicapai secara
9
berkesinambungan. Oleh karena itu, dengan pengembangan sistem infomasi
manajemen diharapkan meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah ataupun
swasta dari waktu ke waktu.
Menurut Tse dan Wilton dalam disebutkan bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
produk setelah pemakaiannya. [Tjiptono 2004] Salah satu tolak ukur penilaian kualitas
layanan adalah dengan mendengarkan atau mengumpulkan persepsi dari
responden mengenai kualitas pelayanan pada unit pelayanan masyarakat yang
telah diterimanya. Sedangkan unsur-unsur yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja unit pelayanan masyarakat mengacu pada Kepmen PAN Nomor :
KEP/25/M.PAN/2004.
2.1.2. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Secara umum indeks adalah petunjuk yang sistematik kepada satuan-
satuan yang terkandung di dalam, atau konsep yang diturunkan dari koleksi entitas
atau basis data. Disamping itu, dalam pengertian praktis indeks juga dapat
didefinisikan sebagai daftar referensi secara alfabetis yang biasanya terdapat pada
bagian akhir sebuah buku. Dalam ilmu perpustakaan indeks mempunyai arti yang
luas, yang secara umum dapat diartikan sebagai catatan mengenai nilai-nilai dari
berbagai atribut yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pencarian
informasi.
Sedangkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas kinerja sumber daya manusia pada unit
penyelenggara pelayanan masyarakat.
2.1.3. Unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakatBerdasarkan prinsip pelayanan ada 14 unsur minimal yang harus ada untuk
dasar pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat pada unit pelayanan
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
10
pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan
bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat
digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003] kesederhanaan yaitu
bahwa prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara
mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
dilaksanakan oleh yang meminta pelayanan, [Bryson 1995] Adanya
kejelasan dan kepastian mengenai prosedur atau tatacara pelayanan, [Cascio 1992] Adanya keterbukaan dalam prosedur pelayanan. Kemudian
menurut Carlson dan Schwartz [Denhardt 2003] menyatakan bahwa ukuran
komprehensif untuk servqual sektor publik antara lain [Barata 2003]
Convenience (kemudahan) yaitu ukuran dimana pelayanan pemerintah
adalah mudah diperoleh dan dilaksanakan masyarakat. Salah satu
unsur pokok dalam menilai kualitas jasa yang dikembangkan Tjiptono [Tjiptono 2002] antara lain [Barata 2003] Accessibility and Flexibility dalam arti
system operasional atau prosedur pelayanan mudah diakses dan
dirancang fleksibel menyesuaikan permintaan dan keinginan
pelanggan.
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya. Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan
bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat
digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003] Adanya kejelasan
persyaratan pelayanan baik teknis maupun administrasi, [Bryson 1995]
Keterbukaan mengenai persyaratan pelayanan, [Cascio 1992] Efisiensi
persyaratan dalam arti bahwa dibatasi pada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pelayanan serta dicegah adanya pengulangan
pemenuhan persyaratan.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian
petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta
11
kewenangan dan tanggung jawab). Sehubungan dengan hal di atas,
menurut Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus
diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Kemudahan mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan kejelasan
dan kemudahan petugas yang melayani, [Bryson 1995] Tanggung jawab
yang berkaitan dengan penerimaan pelayanan dan penanganan
keluhan dari pelanggan eksternal. Kemudian Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa kriteria persepsi pelanggan terhadap
kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003] Responsiveness yaitu
kesediaan untuk membantu pelanggan dengan menyediakan pelayanan
yang cocok seperti yang mereka inginkan, [Bryson 1995] Access yaitu
mudah melakukan kontak dengan penyedia jasa.
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang berlaku. Sehubungan dengan hal di atas,
menurut Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994], beberapa kriteria persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003] Reliability
yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang telah
dijanjikan dengan tepat waktu, [Bryson 1995] Credibility yaitu dapat
dipercaya, jujur dan mengutamakan kepentingan pelanggan.
Kemudian menurut Carlson dan Schwarz [Denhardt 2003] yang mengatakan
bahwa ukuran yang komprehensif untuk servqual sektor publik antara
lain [Barata 2003] Reliability (keandalan) yaitu menilai tingkat dimana
pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan tepat waktu, [Bryson
1995] Personal attention (perhatian kepada orang) yaitu ukuran tingkat
dimana aparat menyediakan informasi kepada masyarakat dan bekerja
sungguh-sungguh dengan mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi pelayanan prima
seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk
12
menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-
kriteria antara lain [Barata 2003] Kejelasan dan kepastian unit kerja atau
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan, [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai satuan kerja/ pejabat
penanggungjawab pemberi pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal di atas,
menurut Tjiptono [Tjiptono 2002] mengemukakan beberapa unsur untuk
menilai kualitas jasa yang antara lain [Barata 2003] Profesionalism and
Skill; yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan
(intelektual, fisik, administrasi maupun konseptual) yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah pelanggan secara profesional. Kemudian
Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa criteria
persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Competence, yaitu menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan pelayanan.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, menurut
Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus diperhatikan
dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003] Ketepatan
waktu pelayanan, dimana hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan waktu tunggu dan waktu proses. Kemudian dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan
bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat
digunakan kriteriakriteria antara lain [Barata 2003] Keterbukaan waktu
penyelesaian, [Bryson 1995] Ketepatan waktu yaitu bahwa pelaksanaan
pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
13
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
Sehubungan dengan hal di atas, menurut Carlson dan Schwartz [Denhardt
2003] menyatakan bahwa ukuran komprehensif untuk servqual sektor
publik antara lain [Barata 2003] Fairness (keadilan) yaitu ukuran tingkat
dimana masyarakat percaya bahwa pelayanan pemerintah disediakan
sama untuk semua orang. Selanjutnya dalam sendi-sendi pelayanan
prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa
untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan
kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003] Keadilan yang merata yaitu bahwa
cakupan/jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin
dengan distribusi yang merata dan diberlakukan.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
Sehubungan dengan hal di atas, menurut Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut
atau dimensi yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas
pelayanan antara lain kesopanan dan keramahan dalam memberikan
khususnya interaksi langsung. Kemudian Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan kriteria persepsi pelanggan terhadap kualitas
pelayanan yaitu Courtessy, yaitu sikap sopan, menghargai orang lain,
penuh pertimbangan dan persahabatan. Selain itu, menurut Zeithaml
dkk salah satu dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara
lain [Barata 2003] Assurance yaitu kemampuan dan keramahan serta sopan
sanun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen, [Bryson 1995]
Emphaty yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai
terhadap konsumen.
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang
dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk menilai
14
pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria
antara lain [Barata 2003] Ekonomis yaitu biaya pelayanan harus ditetapkan
secara wajar dengan memperhatikan. Kemudian Tjiptono [Tjiptono 2002]
mengemukakan beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa yang
antara lain [Barata 2003] Reputation and Credibility yaitu pelanggan
menyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan
memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya
atau biayanya.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan
hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella
1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang
berkualitas dapat digunakan kriteriakriteria antara lain [Barata 2003]
Kejelasan dan kepastian mengenai rincian biaya/tariff pelayanan dan
tatacara pembayarannya, [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai rincian
biaya/tarif pelayanan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan
hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella
1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang
berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]
Kejelasan dan kepastian yaitu yang menyangkut jadwal waktu
penyelesaian pelayanan. Kemudian Carlson dan Schwartz [Denhardt 2003]
menyatakan bahwa ukuran komprehensif untuk servqual sektor publik
antara lain [Barata 2003] Reability (keandalan) yaitu menilai tingkat
dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan tepat
waktu.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan
rasa nyaman kepada penerima pelayanan. Sehubungan dengan hal di
atas, menurut Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus
15
diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan yang berkaitan dengan
lokasi, ruang tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan
informasi dan lain-lain, [Bryson 1995] Atribut pendukung pelayanan
lainnya yang berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, ruang tunggu,
fasilitas musik dan lain-lain. Kemudian menurut Zeithaml dkk salah
satu dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara lain [Barata 2003]
Tangibles yaitu yang berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi
administrasi, ruang tunggu, tempat informasi dan lain-lain.
Selanjutnya di dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang
berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]
penilaian fisik lainnya antara lain kebersihan dan kesejukan
lingkungan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan
pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan
pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, menurut Morgan dan
Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa kriteria persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003] Security
yaitu bebas dari resiko, bahaya dan keragu-raguan. Kemudian Carlson
dan Schwartz [Denhardt 2003] menyatakan bahwa ukuran komprehensif
untuk servqual sektor publik antara lain [Barata 2003] Security yaitu
ukuran tingkat dimana pelayanan yang disediakan membuat
masyarakat merasa aman dan yakin ketika menerimanya. Selain itu,
dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas
dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003] Keamanan yaitu
proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,
kenyamanan dan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.
16
2.1.4. Metode Perbandingan Eksponensial
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak.
Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan
untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik
pada tahap proses. Berbeda dengan metode Bayes, MPE akan menghasilkan nilai
alternatif yang perbedaannya lebih kontras. [Marimin 2011]
2.1.4.1. Prosedur MPE Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial, ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan, yaitu menyususn alternatif-alternatif keputusan
yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang
penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria
keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua
alternatif pada semua kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif,
dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total
masing-masing alternatif.
Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode
perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut :
m
Total nilai (TNi) = ∑ (RKij) TKKj
j=1
dengan :
TNi = Total nilai alternatif ke –i
RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada
pilihan keputusan i
TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj
>0;bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan
17
2.1.4.2. Keuntungan Metode MPE
Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam
mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa. Nilai skor yang
menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini,
mangakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.
2.1.5. Skala Ordinal
Ukuran ini digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga
teringgi dan sebaliknya. Artinya, peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap
variabel yang diteliti. Jika kita ingin membeda-bedakan suatu objek berdasarkan
sangat disukai, disukai, tidak disukai, dan sangat tidak disukai, maka dibutuhkan
skala pengukuran yang lebih tinggi dari skala nominal, yaitu dengan skala ordinal.
Skala ini selain membedakan juga menunjukkan tingkatan. Pengukuran dengan
skala ordinal memungkinkan segala sesuatu disusun menurut peringkatnya.
Sabagai contoh, pada uji organoleptik suatu makanan dan minuman, peneliti akan
menanyakan kepada responden sebagai pencicip makanan tersebut untuk
mengurutkan tingkat rasa, warna, dan aroma.
Menurut pendapat Anda, bagaimana rasa produk makanan ini?
1. Sangat Tidak Suka2. Tidak Suka3. Biasa4. Suka5. Sangat Suka
Skala diatas disebut sebagai skala ordinal karena pada skala ini skor tidak
hanya dipergunakan untuk pengklasifikasian semata, akan tetapi telah memiliki
makna peringkat (contoh: skor 5 memiliki makna lebih baik dari skor
dibawahnya).
Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai
“lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan besar jarak antar
urutan. Jarak antara urutan 1 dan 2 dapat saja lebih atau kurang daripada jarak
antara urutan 2 dan 3. Ukuran ordinal tidak saja mengenai tingkat kesukaan, tetapi
dapat dibuat hubungan-hubungan lain, seperti tingkat kepentingan, tingkat
persetujuan, tingkat kepuasan, dll. [Marimin 2011]
18
2.1.6. Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek Dengan Unified
Modeling Language
2.1.6.1. Konsep Dasar Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek
Menurut Allen dan Terry, object oriented design merupakan metodologi
campuran yang mengubah sistem menjadi objek, menggabungkan karakteristik
data dalam bentuk atribut dan karakteristik proses dalamb entuk metode. ([Allen 2005],
78)
Object oriented design menggabungkan elemen–elemen teknik
perancangan orientasi data dan orientasi fungsi, dan sistem model sebagai
kumpulan objek–objek yang bekerja bersama–sama. Rancangan sistem objek,
termasuk didalamnya fungsi dan kebutuhan data, kemudian dilanjutkan dengan
perancangan piranti lunak.
Kelebihan dari object oriented design antara lain, membangun objek
model dengan tepat, penggunaan kembali dan pertukaran objek menjadi lebih
mudah.
2.1.6.2. Unified Modeling Language
Model data yang akan digunakan untuk pembuatan tools adalah model
data UML.
Menurut Ponniah united modeling language adalah bahasa spesifikasi
standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem
perangkatlunak.([Ponniah 2007], 61)
Unified modeling languange tidak berdasarkan pada bahasa
pemrograman tertentu. Standar spesifikasi unified modeling languange dijadikan
standar defacto oleh OMG (object management group) pada tahun1997. Unified
modeling l anguange yang berorientasikan object mempunyai beberapa notasi
standar. Unified modeling languange menggabungkan teknik terbaik dari
pemodelan data (entity relationship diagram / ERD), pemodelan bisnis (work
flows), pemodelan objek, dan pemodelan komponen. Unified modeling languange
bertujuan untuk menjadi standar bahasa pemodelan (modeling) yang dapat
membentuk sistem yang sama dan yang terbagi bagi (shared).
Spesifikasi ini menjadi populer dan standar karena sebelum adanya
19
A B
C
A B
unified modeling languange, telah ada berbagai macam spesifikasi yang berbeda.
Hal ini menyulitkan komunikasi antar pengembang piranti lunak. Untuk itu
beberapa pengembang spesifikasi yang sangat berpengaruh berkumpul untuk
membuat standar baru. Dengan menggunakan unified modeling language, model
dapat dibuat untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut
dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis
dalam bahasa pemrograman apapun. Karena unified modeling languange
menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka unified modeling
languange lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa–bahasa
berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian,
unified modeling languange tetap dapat digunakan untuk pemodelan aplikasi
procedural dalamVB atau C.
Simbol – simbol unified modeling language yang digunakan :
1. Sebuah class bernama B
2. Garis menghubungkan class A dan B secara
asosiatif
3. 1 0..* Interval nomor yang diperkenalkan untuk objek-
objek asosiasi (1= tepat satu; 0..*= no; atau lebih)
4. Aggregation : Class B merupakan bagian dari A
Inheritance : Class C merupakan class turunan
dari B
Berikut beberapa diagram dalam unified modeling languange dan
penjelasannya :
1. Use case diagram : use case diagram digunakan untuk
mengidentifikasi elemen primer dan proses yang membentuk sistem.
2. Class diagram : class diagram digunakan untuk menyempurnakan
use case diagram dan menjelaskan rancangan sistem secara detail.
3. Object diagram : object diagram merupakan spesialisasi dari class
diagram. Sebuah objek adalah instance dari sebuah class.
4. State diagram : state diagram menggambarkan state dari objek dalam
sistem. Objek dalam sistem mengubah state sebagai respon dari
20
B
event. Sebagai tambahan, sebuah state diagram juga menggambarkan
transisi dari state object mulai dari awal sampai akhir sebagai respon
terhadap event yang berdampak pada sistem.
5. Activity diagram : activity diagram menggambarkan aliran proses
Sedang aspek usability (Kegunaan) diadopsi dari IBM Computer Usability
Satisfaction Questionnaires: Psychometric Evaluation and Instructions for Use.[Lewis 1995]
2.1.7.1. Pengujian Validitas Focus Group Discussion
FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto didefinisikan sebagai
suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang
sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Pengambilan data kualitatif melalui
FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan
peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami
persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan. ([Irwanto 2006], 1)
FGD memungkinkan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan tidak
kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD juga memungkinkan
peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari peserta yang
memiliki latar belakang berbeda-beda. Di samping itu, dinamika kelompok yang
terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi
yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga.
Melalui FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi
atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. FGD merupakan salah satu
metode penelitian kualitatif yang secara teori mudah dijalankan, tetapi praktiknya
membutuhkan ketrampilan teknis yang tinggi.Sesuai namanya, pengertian focus
group discussion mengandung tiga kata kunci yaitu: diskusi(bukan wawancara
atau obrolan), kelompok(bukan individual), fokus/terarah(bukan bebas). Artinya,
26
FGD adalah diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan
tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta.
Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey
menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah
dan tujuan, misalnya pengambilan keputusan, pengembangan produk atau
program, mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya. ([Krueger 1998], 12-18)
Menurut Koentjoro kegunaan FGD antara lain: sebagai alat pengumpul
data, sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alatre-
checkterhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai
metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya,
baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan. ([Koentjoro 2005], 7)
Sedangkan persiapan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:membentuk tim,memilih tempat dan mengatur tempat, menyiapkan
logistik,menentukan jumlah peserta, dan rekruitmen peserta.
Tujuan dari focus group discussion adalah untuk memperoleh persepsi
dan sikap mengenai isu yang didiskusikan. Diskusi berlangsung secara terbuka,
sehingga setiap individu yang terlibat dapat mengekspresikan pendapatnya dengan
bebas dan terbuka. Alasan penulis memilih metode focus group discussion adalah
agar memperoleh informasi yang akurat mengenai persepsi pegawai di direktorat
pembinaan PK dan LK Dikmen mengenai penerapan knowledge management.
Focus group discussion (FGD) memiliki lima (5) karakteristik yang
berkaitan dengan unsur-unsur kelompok diskusi, sebagai berikut:
1. Jumlah peserta focus group discussion sebaiknya empat (4) sampai
dengan dua belas (12) orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat
(4) orang, dikhawatirkan anggota kelompok cepat memperoleh giliran
berbicara dan tidak terjadi penggalian ide. Situasi ini akan mengurangi
keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta lebih dari dua
belas (12) orang akan mengakibatkan diskusi sulit dikendalikan,
karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau bosa menunggu
giliran bicara.
27
2. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas
menjadi salahsatu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena
mempunya persamaan pengalaman, profesi, gender, usia, status dan
sebagainya. Disamping itu peserta mempunyai kepentingan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
3. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus
atau rekomendasi untuk mengambil keputusan, melainkan informasi
mengenai sikap, persepsi dan perasaan peserta yang berkaitan dengan
topik diskusi yang diperlukan penulis.
4. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan
gambaran dan pemahaman atas sikap, persepsi dan perasaan peserta.
Hasil ini akan diperoleh melalui pertanyaan terbuka yang
memungkinkan peserta merespon dengan cara mereka sendiri. Disini
peneliti dapat berperan sebagai moderator, pendengar, pengamat dan
akhirnya menganalisis secara induktif.
5. Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh peserta,
spontan, logis dengan menekankan pemahaman atas proses berpikir
dari peserta atas topik yang didiskusikan.
Kelebihan dari focus group discussion (FGD) ([Krueger 1998]):
1. Focus group discussion (FGD) merupakan salahsatu prosedur
penelitian yang berorientasi sosial dengan menempatkan manusia
pada posisi dan situasi yang sesungguhnya. Dalam diskusi, pendapat
peserta saling mempengaruhi dan dapat membuat keputusan setelah
mendengar peserta lain serta berinteraksi secara dinamis.
2. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk
menggali pendapat peserta yang lebih mendalam dan luas.
Fleksibilitas ini dapat menggali hal-hal yang tidak dapat dilakukan
dalam wawancara terstruktur.
3. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan
dengan biaya yang tidak terlalu besar.
28
4. Hasil dari focus group discussion (FGD) dapat diperoleh dengan
cepat. Pemandu yang memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan
3-4 kelompok diskusi, menganalisis hasil focus group discussion
(FGD) dan menyiapkan laporan dengan segera (kurang dari satu
minggu).
5. Focus group discussin (FGD) memungkinkan peneliti meningkatkan
ukuran-ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan kebutuhan
waktu untuk wawancara.
Kelemahan dari focus group discussion (FGD) ) ([Krueger 1998]):
1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara focus
group discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan.
Karena pada saat berlangsungnya FGD harus membagi konsentrasi
kepada seluruh peserta. Para peserta FGD dapat saling mempengaruhi,
akibatnya peserta dapat mempengaruhi pembicaraan dan
menimbulkan pembicaraan yang kurang relevan dengan topic yang
dibahas.
2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis, karena diskusi dikondisikan
seperti lingkungan sosial. Seluruh komentar peserta harus
dihubungkan dengan topik diskusi saat itu, sehingga perlu hati-hati
dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan.
3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat
membuka dan menutup sesi tanya-jawab, memilih waktu jeda dan
perpindahan satu topic ke topic yang lain.
4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda,
misalnya: kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang
terlalu aktif yang mendominasi seluruh pembicaraan dalam diskusi.
5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi
harus diadakan dalam kondisi yang kondusif, sehingga diskusi
menghasilkan point-point kesimpulan yang baik.
29
2.1.7.2. Pengujian Kualitas Model Sistem Informasi
Pengujian kualitas Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal
mengadopsi pada model pengujian ISO 9126, adapun aspek-aspek pengujian
yang diadopsi adalah sebagai berikut :([Al-Qutaish 2010],171)
1. Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak
untukmenyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika
digunakan dalam kondisi tertentu.
2. Reliability (Kehandalan). Kemampuan perangkat lunak untuk
mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam
kondisi tertentu.
3. Usability(Kebergunaan). Kemampuan perangkat lunak untuk
dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika
digunakan dalam kondisi tertentu.
4. Efficiency (Efisiensi). Kemampuan perangkat lunak untuk
memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber
daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.
Gambar II-10 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126
30
Masing-masing aspek kualitas perangkat lunak model ISO 9126 dibagi
menjadi beberapa sub-aspek kualitas, yaitu:
Tabel II-1 Aspek Pengujian Perangkat Lunak Model ISO 9126
Karakteristik Sub-karakteristik Deskripsi
Functionality Suitability Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan
serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas
tertentu dan tujuan pengguna.
Accuracy Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil
yang presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan.
Security Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses
yang tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker)
maupun otorisasi dalam modifikasi data.
Interoperability Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi
dengan satu atau lebih sistem tertentu.
Compliance Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi
standar dan kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku.
Reliability Maturity Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari
kegagalan sebagai akibat dari kesalahan dalam
perangkat lunak.
Fault tolerance Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan
kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak
Recoverability Kemampuan perangkat lunak untuk membangun
kembali tingkat kinerja ketika terjadi kegagalan
sistem, termasuk data dan koneksi jaringan.
Usability Understandibility Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dipahami.
Learnability Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dipelajari.
Operability Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dioperasikan.
Attractiveness Kemampuan perangkat lunak dalam menarik
pengguna.
Efficiency Time behavior Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan
respon dan waktu pengolahan yang sesuai saat
melakukan fungsinya.
31
Resource behavior Kemampuan perangkat lunak dalam menggunakan
sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan
fungsi yang ditentukan.
Pengadopsian beberapa aspek pengujian dari model ISO 9126 dilakukan
oleh peneliti dikarenakan peneliti tidak memiliki sertifikat sebagai penguji ISO.
2.3. Tinjauan Studi
Penelitian mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat telah menarik perhatian
bagi lingkungan perguruan tinggi maupun perusahaan untuk melakukan
penelitian.
Erlina Purnamawati, Teknik Industri FTI-UPN “Veteran Jatim
melakukan penelitian untuk mengetahui indikator kualitas layanan yang menjadi
prioritas untuk ditingkatkan kualitas layanannya dan mengetahui tingkat
segmentasi pelanggan dengan menggunakan metode Servqual yang meliputi 5
dimensi utama yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan
Emphaty dan Analytic Hierarchy Process. Berdasarkan tingkat segmentasi
pelanggan diperoleh hasil bahwa rata-rata tingkat harapan cluster 2 lebih tinggi
dari cluster 1. Dari hasil analisis Servqual terbobot diketahui indikator yang harus
ditingkatkan kualitas layanannya adalah Lay Out / tata letak ruangan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Luas ruangan yang memadai , Jumlah loket
yang tersedia, Fasilitas ruang tunggu yang nyaman, Keramahan. Kesopanan, dan
rasa bersahabat pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap
pelanggan, Karyawan dapat mengenali pelanggan dengan baik, Karyawan dapat
memahami dan mengantisipasi kebutuhan khusus pelanggan.[Erlina 2008]
Tiena G. Amran1, Ponti Ekadeputra, Jurusan Teknik Industri, FTI,
Universitas Trisakti melakukan penelitian pengukuran kepuasan pelanggan
menggunakan metode kano dan root cause analysis. Tujuan penelitian
mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan dan
mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan PLN.
Model Kano merupakan suatu model yang bertujuan mengkategorikan atribut-
atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut
32
mampu memuaskan keperluan pelanggan. Model ini dikembang kan Profesor
Noriaki Kano (CQM, 1993) dari Universitas Tokyo Rika. [Tien 2010]
Fathoni, Dosen pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Sriwijaya melakukan penelitian kebutuhan kualitas layanan terhadap
pelanggan dengan metode Servqual. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu
faktor atau ukuran keberhasilan bagi setiap pengembangan dan implementasi
sistem informasi pada suatu perusahaan. Citra kualitas layanan yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia layanan,
melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelanggan yang
menikmati layanan perusahaan yang menentukan kualitas layanan. Persepsi
pelanggan terhadap kualitas layanan merupakan penilaian menyeluruh atas
keunggulan suatu layanan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan
metode servqual dalam mengukur kualitas layanan sistem informasi yang ada. [Fathoni 2007]
Juniartono, Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Budidarma Medan melakukan penelitian analisis tingkat kepuasan pelayanan
konsumen pengguna jasa transportasi pada cv. delta trans dengan menggunakan
metode servqual. [Juniartono 2013]
Wanda Fathoni Putra, Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya melakukan
penelitian Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Di Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan. [Wanda 2014]
33
Tabel II-2 Ringkasan Tinjauan Studi
Penulis Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
[Erlina 2008]
Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya
Metode Servqual
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai servqual yang terbobot harus dilakukan peningkatan kualitas layanannya maka indikator kualitas layanan yang harus ditingkatkan kualitas pelayanannya adalah Lay Out / tata letak ruangan, Luas ruangan yang memadai, Jumlah loket yang tersedia, Fasilitas ruang tunggu yang nyaman, Keramahan. Kesopanan, dan rasa bersahabat terhadap pelanggan, sehingga antara kenyataan yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh pelanggan.
[Tien 2010]
Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metoda Kano dan Root Cause Analysis (Studi Kasus PLN Tangerang)
Metoda Kano dan Root Cause Analysis
Hasil yang diperoleh dari tingkat kepuasan Pelanggan mengguna kan model Kano diperoleh grade pada tiap atribut: grade attractive adalah: Permintaan penambahan daya dapat dilakukan secara on-line dengan tingkat kepuasan (3.6); Pengaduan pelanggan dapat dilakukan melalui SMS center dengan tingkat kepuasan (3.0); Call center juga dapat berfungsi sebagai sarana permintaan tambah daya dan pasang baru; Kecepatan dalam menanggapi gangguan dan keluahan pelanggan; Kepastian waktu pemulihan gangguan; Jaminan memperoleh daya sesuai permintaan; Tidak membedakan pelayanan antar pelanggan; Ketepatan waktu buka/tutup loket pembayaran rekening; Pembayaran dapat dilakukan secara online.
[Fathoni 2007]
Analisis Kualitas Layanan Sistem Informasi Menggunakan Metode Servqual
Metode Servqual
Metode Servqual dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas layanan sistem informasi yang telah di jalankan. Metode Servqual memiliki kelebihan yaitu memiliki kemampuan diagnostik yang tinggi dan memiliki konsep yang sesuai dengan dimensi atau setting sistem informasi. Untuk mendukung hasil pengukuran kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqual, diperlukan pembuktian yang empiris dengan menggunakan metode statistik.
[Juniartono 2013]
Analisis Tingkat Kepuasan Pelayanan Konsumen Pengguna Jasa Transportasi Pada CV. Delta Trans Dengan Menggunakan Metode Servqual
Metode Servqual
Pengukurannya metode ini dengan mengukur kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap yang merupakan selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang diterima dengan harapan konsumen terhadap layanan yang akan diterima.
[Wanda 2014]
Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan
Metode Purposive Sampling
Secara keseluruhan memang Indeks Kepuasan Masyarakat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan adalah baik, tapi hal tersebut bukanlah menjadi jaminan kepuasan bagi pengguna Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan lainya apabila tidak ada perbaikan terhadap hal – hal yang dikeluhkan oleh masyarakat yang telah penulis jelaskan di bab sebelumnya. Oleh karena itu penting bagi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan untuk segera membenahi pelayanan atau fasilitas yang masih kurang memuaskan pengguna perpustakaan serta tetap mempertahankan pelayanan dan fasilitas yang telah memberikan kepuasan bagi pengguna perpustakaan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada Metode penelitian yang digunakan, obyek penelitian, ruang
lingkup, dan tujuan penelitiannya.
35
2.4. Tinjauan Obyek Penelitian
Obyek utama penelitian adalah unit pelayanan masyarakat dalam
memberikan pelayanannya kepada masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah berdasarkan informasi yang
didapat dari internet, informasi yang pernah diteliti sebelumnya dan berdasarkan
kuisioner yang disebarkan sebagai acuan untuk mengukur kinerja obyek utama
dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat tersebut.
Dari hasil kuisioner yang dikumpulkan akan digunakan oleh peneliti untuk
mengukur kinerja dari obyek utama.
2.5. Kerangka Konsep
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian, kajian teori, studi dari
penelitian sebelumnya, dan tinjauan obyek penelitian, maka dapat dibangun
kerangka konsep penelitian tentang Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala
Ordinal Pada Unit pelayanan masyarakat untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Penelitian mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat biasanya terpusat pada
sistem kinerja pelayanan. Adapun unsur-unsur sebagai acuan dalam mengukur
kinerja unit pelayanan masyarakat sebagai berikut :
1. Prosedur Pelayanan
2. Persyaratan Pelayanan
3. Kejelasan Petugas Pelayanan
4. Kedisiplinan Petugas pelayanan
5. Tanggung jawab Petugas Pelayanan
6. Kemampuan Petugas Pelayanan
7. Kecepatan Pelayanan
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas
10. Kewajaran Biaya Pelayanan
11. Kepastian Biaya Pelayanan
12. Kepastian Jadwal Pelayanan
13. Kenyamanan Lingkungan
36
14. Keamanan Pelayanan
37
Pembuatan Model
Pembuatan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan MasyarakatPERMASALAHAN
Kondisi saat ini :Sulitnya mengukur kualitas kinerja unit pelayanan masyarakat.Tidak adanya sistem informasi yang digunakan untuk mengukur kualitas kinerja unit pelayanan masyarakat.
Instrument Pendukung (Instrumental Input)
Keputusan MENPAN No. : KEP/25/M.PAN/2/2004Keputusan MENPAN No. : 63/KEP/M.PAN/7/2003
UU RI Nomor 25 Tahun 2000Hasil Kuisioner & Studi Pustaka
1 Pencarian dan Pemilihan Obyek Penelitian2 Studi melalui media internet//Obyek Penelitian3 Perumusan Masalah Penelitian4 Penentuan Topik dan Pembimbing Tesis5 Pengumpulan Bahan Literatur/Referensi6 Penyerahan Formulir Pendaftaran Penulisan Tesis7 Penyusunan Kerangka/Landasan Pemikiran (Tinjauan
Pustaka/Studi/sampai dengan Kerangka Konsep dan Hipotesis)8 Penyusunan MetodologiPenelitian (Jenis Penelitian, Metode Sampling,
Metode Pengumpulan Data, Instrumentasi, Teknik Analisis, Perancangan, Implementasi dan UjiSistem
9 Penyusunan Naskah Proposal Tesis10 Penyerahan Formulir Pendaftaran Sidang Proposal Tesis11 Sidang Proposal Tesis12 Pelaksanaan Pengumpulan Data Sampel13 Analisis Data, Perancangan, Pengujian Data, Pengolahan Data Pengujian14 Penyusunan Naskah Akhir Tesis15 Penyerahan Formulir Pendaftaran Sidang Akhir Tesis16 Sidang Akhir Tesis17 Penyempurnaan Naskah Akhir Tesis18 Pembuatan Paper Ringkasan Tesis19 Penggandaan Naskah Akhir Tesis dan Paper20 Pembuatan CD berisi Naskah Akhir Tesis, Paper, dan Slide Presentasi21 Penyerahan Naskah Akhir Tesis, Paper dan CD
53
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Sistem
Pada proses analisis sistem harus mendeskripsikan apa yang harus
dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Analisis sistem akan menjawab pertanyaan apa yang akan dikerjakan oleh
sistem, siapa yang akan menggunakan sistem, dan dimana serta kapan sistem
tersebut akan digunakan. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan
pendekatan analisis berorientasi objek untuk sistem yang dirancang, dimaksudkan
untuk menitik beratkan kepada fungsionalitas sistem yang berjalan. Selanjutnya
dari hasil analisis akan divisualisasi dan didokumentasikan dengan Unified
Modeling Language (UML) melalui Use Case Diagram, Activity Diagram, dan
Sequence Diagram dengan pertimbangan diagram tersebut dianggap mewakili
secara keseluruhan sistem yang berjalan yang dapat dimengerti oleh pengguna.
4.1.1. Analisis Proses Bisnis Sistem Berjalan
Analisis proses bisnis dari sistem yang sedang berjalan untuk keperluan
pengembangan model sistem informasi dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang bagaimana proses penilaian kinerja dilakukan pada unit pelayanan
masyarakat. Analisis ini diperlukan untuk perancangan dan pengembangan sistem
informasi yang akan menghasilkan set model sebagai salah satu output dari
penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diperoleh data dan
dokumen terkait proses sistem yang akan dikembangkan.
Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa para responden
menginginkan sebuah sistem informasi yang dapat memberikan informasi kualitas
kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut. Untuk keperluan pengembangan
model yang dimaksud, proses-proses yang disebutkan sebelumnya adalah yang
berkaitan dengan proses pengolahan data kuisioner dari masyarakat, dan
pengolahan laporan kinerja unit pelayanan masyarakat.
54
4.1.1.1. Proses Mengirim Kuisioner
Proses mengirim kuisioner adalah proses pemberian lembaran formulir
kuisioner kepada masyarakat yang mendapatkan pelayanan dari unit pelayanan
masyarakat, yang memberikan formulir kuisioner adalah petugas dari unit
pelayanan masyarakat yang bertugas untuk mengurusi pengukuran kualitas
kinerja, petugas tersebut dapat disebut admin.
4.1.1.2. Proses Pengisian Data Kuisioner
Proses pengisian data kuisioner adalah proses menjawab pertanyaan yang
terdapat pada formulir kuisioner tersebut, pengisian jawaban tersebut dilakukan
oleh masyarakat yang menerima pelayanan dari unit pelayanan masyarakat
tersebut.
Dan data kuisioner tersebut nantinya yang akan digunakan untuk
mengukur kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.
4.1.1.3. Proses Pengolahan Master Data
Proses pengolahan master data adalah proses pengelolaan data master
penunjang dari model sistem informasi indeks kepuasan masyarakat.
4.1.1.4. Proses Pengolahan Transaksi
Proses pengolahan transaksi adalah proses pengelolaan data kuisioner
yang didapat dari jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden yang
menerima pelayanan dari unit pelayanan masyarakat tersebut.
Batasan model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pada
pengelolaan data kuisioner, dan model tidak dikembangkan sampai pada proses
validitas dan reliabilitas dari data kuisioner tersebut.
4.1.1.5. Proses Pengolahan Laporan
Proses pengolahan laporan adalah proses pengelolaan laporan kualitas
unit pelayanan masyarakat berdasarkan data kuisioner yang telah diolah.
Laporan yang dihasilkan oleh model ini adalah sebagai berikut :
1. Laporan Data Kuisioner.
2. Laporan Mutu Pelayanan.
55
4.1.2. Analisis Kebutuhan Fungsional, Nonfungsional, dan Pengguna
4.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional
Pada analisis kebutuhan fungsional Model sistem informasi Indeks
Kepuasan Masyarakat didasarkan pada data kuisioner terhadap unit pelayanan
masyarakat. Tahap selanjutnya adalah menyusun kebutuhan fungsional yang
didasarkan pada kebutuhan user dan juga bertujuan untuk mengeliminasi
permasalahan yang ada.
Tahap analisis kebutuhan fungsional sistem akan membahas mengenai
fungsi-fungsi yang diperlukan dalam pembangunan sistem. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi yang diperlukan oleh pengguna
berdasarkan analisis kebutuhan pengguna.
Berdasarkan hasil analisis proses bisnis, identifikasi kebutuhan data dan
informasi, maka dianalisis juga beberapa fungsi yang harus tersedia di dalam
sistem. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi yang
diperlukan oleh pengguna. Setiap fungsi yang diusulkan diberi kode sehingga
dapat mempermudah identifikasi pada saat implementasi dan penyusunan
dokumen. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut, dibutuhkan suatu sistem
informasi untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat.
Berikut ini adalah daftar kebutuhan fungsional sistem yang dibutuhkan:
1. Aplikasi berbasis desktop untuk mengukur kinerja unit pelayanan
masyarakat.
2. Login admin mempunyai username dan password, untuk dapat
mengubah isi dari aplikasi tersebut, mengedit data, menginputkan
data, dan mengupdate semua informasi.
3. Melihat informasi pada aplikasi. Yaitu, melihat responden yang sudah
mengisi kuisioner, melihat pendapat responden, melihat data-data
pendapat responden terhadap setiap unsur-unsur pelayanan yang
terdapat pada unit pelayanan masyarakat.
4. Sistem dapat mengatur otorisasi pengguna aplikasi.
5. Sistem harus dapat mencetak laporan.
56
4.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Berikut ini adalah daftar kebutuhan nonfungsional sistem. Kebutuhan ini
adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem:
1. Kebutuhan Operasional
Sistem yang dibangun bisa digunakan pada platform sistem operasi
Microsoft Windows.
2. Kebutuhan Keamanan
Aplikasi hanya bisa diakses oleh pengguna yang berhak. Sistem
aplikasinya dilengkapi password. Sistem seharusnya aman digunakan.
3. Kebutuhan Performance
Sistem dapat menampung data dalam jumlah yang besar. Sistem
seharusnya dapat diakses oleh banyak user secara bersamaan. Sistem
seharusnya cepat diakses.
4. Kebutuhan Portability
Sistem bisa dijalankan pada platform windows dengan kebutuhan
Microsoft Access database dan MySql Database.
5. Kebutuhan Kemudahan Penggunaan
Sistem seharus mudah digunakan dan mudah dipelajari. Sistem harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta sistem seharusnya
memiliki tampilan menarik.
4.1.2.3. Analisis Kebutuhan Pengguna
Dari hasil identifikasi kebutuhan fungsional melalui observasi didapatkan
spesifikasi pengguna dan fungsi yang diperoleh oleh masing-masing pengguna.
Tingkatan pengguna ditujukan untuk mengamankan database dari pengguna yang
tidak diijinkan serta membatasi hak akses. Untuk mendapatkan hak akses sesuai
dengan tingkatan pengguna dilakukan dengan Login pada Model Sistem Informasi
Indeks Kepuasan Masyarakat menggunakan username dan password yang
diberikan.
Analisis pengguna dan hak akses untuk masing-masing pengguna
terdapat pada tabel berikut ini:
57
Tabel IV-1 Tingkatan Pengguna dan Hak Akses
No Tingkatan Pengguna Hak Akses Pengguna
1 Admin Dapat mengakses seluruh kegiatan dalam sistem
2 Users Dapat mengakses kegiatan dan laporan dalam sistem
4.1.2.4. Use Case Diagram
Berdasarkan spesifikasi kebutuhan fungsional dan actor yang terlibat
dalam sistem, maka dapat dimodelkan dengan use case diagram. Use case
diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah system. use
case mempresentasikan interaksi antara actor dengan sistem.
a. Actor
Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi langsung dengan
sistem aplikasi komputer, seperti orang, benda atau lainnya. Tugas actor
adalah memberikan informasi kepada sistem dan dapat memerintahkan
sistem agar melakukans sesuatu tugas.
Berdasarkan identifikasi pengguna, maka actor yang terlibat dalam
Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat ini adalah:
Gambar IV-1 Actor Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
b. Use Case Diagram
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal
interaksi antara pengguna sebuah sistem dengan sistemnya sendiri
melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Pada analisis dan
pemodelan kebutuhan fungsional membutuhkan pemecahan menjadi
58
Actor
Masyarakat Admin Pimpinan
Use Case Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
Pengolahan Laporan
Admin
Entry Data Kuisioner
MenjawabKuisioner
Mengirim Kuisioner
Login
Entry Master Pendidikan
Entry Master Pekerjaan
Entry Master User
Entry Master Nomor
Pimpinan
Melihat Laporan
Melihat Laporan
Masyarakat
<<Include>>
<<Include>>
<<Include>>
<<Include>>
<<Include>>
<<Include>>
beberapa subsistem untuk memudahkan dalam mendeskripsikan
pemahaman setiap proses dalam sistem.
Gambar IV-2 Use Case Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat
59
Tabel IV-2 Deskripsi Use Case Diagram Model Sistem Informasi Indeks
Kepuasan Masyarakat
Bisnis Case Actor/Pekerja Bisnis KeteranganMengirim Kuisioner Admin Mengirimkan/memberikan
kuisioner kepada masyarakatMengisi Kuisioner Masyarakat Mengisi kuisioner yang
diberikan oleh adminEntry Master Nomor Admin Entry Master NomorEntry Master User Admin Entry master user, berisi id user
dan otoritas pengguna aplikasiEntry Master Pekerjaan Admin Entry Master PekerjaanEntry Master Pendidikan Admin Entry Master PendidikanEntry Data Kuisioner Admin Entry data kuisioner yang telah
diisi masyarakatPengolahan Laporan Admin, Pimpinan Mengolah laporan
4.2. Analisis Perilaku Sistem
4.2.1. Activity Diagram
Activity Diagram adalah diagram yang menjelaskan tentang alir aktifitas di
dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana alir berawal, bagaimana
keputusan-keputusan dapat terjadi dan terakhir bagaimana sistem berakhir.
Activity diagram digunakan untuk menyajikan detail proses bisnis yang
menunjukkan bagaimana proses bisnis dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti
menggambarkan activity diagram tersebut melalui interaksi antara aktor/pekerja
bisnis dengan sistem yang akan dibangun. Dengan demikian, activity diagram
diturunkan dari use case diagram yang sudah dibuat sebelumnya, untuk
menggambarkan masing-masing prosedur dalam mengukur kinerja unit
pelayanan masyarakat.
Activity Diagram merupakan model analisis yang digunakan atau
menggambarkan sebuah proses aktivitas. Dalam penelitian ini, activity diagram
digunakan untuk memodelkan suatu proses atau operasi. Untuk menggambarkan
sebuah fungsi sistem, Dalam sebuah operasi yang spesifik, diagram ini dipakai
untuk menggambarkan logika dari sebuah proses atau operasi.
4.2.1.1. Activity Diagram Entry Master Nomor
Pada Activity Diagram Entry Master Nomor terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
60
Login Verifikasi User ID & Password
Login Tidak Valid
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
nomor. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan activity diagram entry
master nomor :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master Nomor
8. Pengguna memasukan data nomor
9. Pengguna menyimpan data nomor
10. Data nomor akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master nomor
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
61
Gambar IV-3 Activity Diagram Entry Master Nomor
4.2.1.2. Activity Diagram Entry Master User
Pada Activity Diagram Entry Master User terdapat beberapa langkah/step
yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login dan
pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master user.
Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan activity diagram entry master
user :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master User
62
Pilih Master User
Masukan Data User
Simpan Data User
Keluar Dari Master User
Login Verifikasi User ID & Password
Login Tidak Valid
Login ValidPilih Menu Master Data
Keluar Menu Utama
Logout
Menu Utama
8. Pengguna memasukan data user
9. Pengguna menyimpan data user
10. Data user akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master user
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
Gambar IV-4 Activity Diagram Entry Master User
4.2.1.3. Activity Diagram Entry Master Pekerjaan
Pada Activity Diagram Entry Master Pekerjaan terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
pekerjaan. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan activity diagram
entry master pekerjaan :
1. Pengguna membuka sistem.
63
Login Verifikasi User ID & Password
Login Tidak Valid
Pilih Menu Master Data Menu Utama
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master Pekerjaan
8. Pengguna memasukan data pekerjaan
9. Pengguna menyimpan data pekerjaan
10. Data pekerjaan akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master pekerjaan
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
64
Gambar IV-5 Activity Diagram Entry Master Pekerjaan
4.2.1.4. Activity Diagram Entry Master Pendidikan
Pada Activity Diagram Entry Master Pendidikan terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
pendidikan. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan activity diagram
entry master pendidikan :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master Pendidikan
8. Pengguna memasukan data pendidikan
65
Keluar Dari Master Pendidikan
Pilih Master Pendidikan
Masukan Data Pendidikan
Simpan Data Pendidikan
Login Verifikasi User ID & Password
Login Tidak Valid
Login ValidPilih Menu Master Data
Keluar Menu Utama
Logout
Menu Utama
9. Pengguna menyimpan data pendidikan
10. Data pendidikan akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master pendidikan
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
Gambar IV-6 Activity Diagram Entry Master Pendidikan
4.2.1.5. Activity Diagram Entry Data Kuisioner
Pada Activity Diagram Entry Data Kuisioner terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry data
kuisioner. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan activity diagram
entry data kuisioner :
1. Pengguna membuka sistem.
66
Pilih Entry Data Kuisioner
Login Verifikasi User ID & Password
Login Tidak Valid
Login ValidPilih Menu Transaksi
Keluar Menu Utama
Menu Utama
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Transaksi
7. Pengguna memilih Entry Data Kuisioner
8. Pengguna memasukan data kuisioner
9. Pengguna menyimpan data kuisioner
10. Data kuisioner akan tersimpan ke dalam database
11. Penggunakan keluar dari entry data kuisioner
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari system
67
Gambar IV-6 Activity Diagram Entry Data Kuisioner
4.2.1.6. Activity Diagram Pengolahan Laporan
Pada Activity Diagram Pengolahan Laporan terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap pengolahan
laporan. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan activity diagram
pengolahan laporan :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Laporan
7. Didalam menu laporan ada beberapa laporan yaitu : Laporan Data
Kuisioner, Laporan Mutu Pelayanan
8. Pengguna memilih jenis laporan
9. Pengguna memasukan periode tanggal
10. Pengguna memunculkan laporan dan cetak
68
Masukan Periode Tanggal
Memunculkan Laporan Dan Cetak
Laporan Data Kuisioner
Laporan Mutu Pelayanan
Pilih Jenis LaporanLogout
Login Verifikasi User ID & Password
Login Tidak Valid
Login ValidPilih Menu Laporani
Keluar Menu Utama
Menu Utama
Keluar Dari Laporan
11. Pengguna keluar dari laporan
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
Gambar IV-7 Activity Diagram Pengolahan Laporan
4.2.2. Sequence Diagram
Pada Sequence Diagram menjelaskan aliran fungsionalitas dalam use case.
Sebuah diagram menunjukkan urutan interaksi object yang disusun dalam urutan
waktu. Ini menggambarkan object dan class-class yang terlibat dalam skenario
dan urutan pesan yang dipertukarkan antara object yang dibutuhkan untuk
melaksanakan fungsi scenario. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan
yang dikirim antara object juga interaksi antara object, sesuatu yang terjadi pada
titik tertentu dalam eksekusi sistem. Komponen utama sequence diagram terdiri
69
atas object yang dituliskan dengan kotak segi empat bernama pesan diwakili oleh
garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan proses vertikal.
4.2.2.1. Sequence Diagram Entry Master Nomor
Pada Sequence Diagram Entry Master Nomor terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
nomor. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan sequence diagram
entry master nomor :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master Nomor
8. Pengguna memasukan data nomor
9. Pengguna menyimpan data nomor
10. Data nomor akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master nomor
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
70
71
Code_Desc nomor_survey nomor_respondenPengguna Menu Login Menu Utama Master Data Master Nomor Control
1: Open 2: Open 3: Open 4: Open 5: Open
6: Input Data Baru 7: Input Data 8: Get ()
9: Get ()
10: Get ()
11: simpan () 12: simpan () 13: simpan ()
14: simpan ()
15: simpan ()
16: ubah () 17: ubah () 18: ubah ()
19: ubah ()
20: ubah ()
21: hapus () 22: hapus () 23: hapus ()
24: hapus ()
25: hapus ()
26: keluar ()
27: keluar ()
28: keluar ()
Gambar IV-8 Sequence Diagram Entry Master Nomor
72
4.2.2.2. Sequence Diagram Entry Master User
Pada Sequence Diagram Entry Master User terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
user. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan sequence diagram entry
master user :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master User
8. Pengguna memasukan data user
9. Pengguna menyimpan data user
10. Data user akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master user
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
73
IngEmpID strEmpName strEmpPassword strAccessPengguna Menu Login Menu Utama Master Data Master User Control
1: Open 2: Open 3: Open 4: Open 5: Open
6: Input Data Baru 7: Input Data 8: Get ()
9: Get ()
10: Get ()
12: simpan () 13: simpan () 14: simpan ()
15: simpan ()
16: simpan ()
18: ubah () 19: ubah () 20: ubah ()
21: ubah ()
22: ubah ()
24: hapus () 25: hapus () 26: hapus ()
27: hapus ()
28: hapus ()
30: keluar ()
31: keluar ()
32: keluar ()
11: Get ()
17: simpan ()
23: ubah ()
29: hapus ()
Gambar IV-9 Sequence Diagram Entry Master User
74
4.2.2.3. Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan
Pada Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
pekerjaan. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan sequence diagram
entry master pekerjaan :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master Pekerjaan
8. Pengguna memasukan data pekerjaan
9. Pengguna menyimpan data pekerjaan
10. Data pekerjaan akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master pekerjaan
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
75
id_pekerjaan nama_pekerjaanPengguna Menu Login Menu Utama Master Data Master Pekerjaan Control
1: Open 2: Open 3: Open 4: Open 5: Open
6: Input Data Baru 7: Input Data 8: Get ()
9: Get ()
10: simpan () 11: simpan () 12: simpan ()
13: simpan ()
14: ubah () 15: ubah () 16: ubah ()
17: ubah ()
18: hapus () 19: hapus () 20: hapus ()
21: hapus ()
22: keluar ()
23: keluar ()
24: keluar ()
Gambar IV-10 Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan
76
4.2.2.4. Sequence Diagram Entry Master Pendidikan
Pada Sequence Diagram Entry Master Pendidikan terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry master
pendidikan. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan sequence diagram
entry master pendidikan :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Master Data
7. Pengguna memilih Entry Master Pendidikan
8. Pengguna memasukan data pendidikan
9. Pengguna menyimpan data pendidikan
10. Data pendidikan akan tersimpan ke dalam database
11. Pengguna keluar dari entry master pendidikan
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
77
id_pendidikan nama_pendidikanPengguna Menu Login Menu Utama Master Data Master Pendidikan Control
1: Open 2: Open 3: Open 4: Open 5: Open
6: Input Data Baru 7: Input Data 8: Get ()
9: Get ()
10: simpan () 11: simpan () 12: simpan ()
13: simpan ()
14: ubah () 15: ubah () 16: ubah ()
17: ubah ()
18: hapus () 19: hapus () 20: hapus ()
21: hapus ()
22: keluar ()
23: keluar ()
24: keluar ()
Gambar IV-11 Sequence Diagram Entry Master Pendidikan
78
4.2.2.5. Sequence Diagram Entry Data Kuisioner
Pada Sequence Diagram Entry Data Kuisioner terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap entry data
kuisioner. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan sequence diagram
entry data kuisioner :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Transaksi
7. Pengguna memilih Entry Data Kuisioner
8. Pengguna memasukan data kuisioner
9. Pengguna menyimpan data kuisioner
10. Data kuisioner akan tersimpan ke dalam database
11. Penggunakan keluar dari entry data kuisioner
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
79
Gambar IV-12 Sequence Diagram Entry Data Kuisioner
80
4.2.2.6. Sequence Diagram Pengolahan Laporan
Pada Sequence Diagram Pengolahan Laporan terdapat beberapa
langkah/step yang di tempuh oleh sistem dan pengguna di mulai dari tahap login
dan pengecekan validasi pengguna sampai di lanjutkan ke tahap pengolahan
laporan. Berikut ini langkah-langkah yang menggambarkan sequence diagram
pengolahan laporan :
1. Pengguna membuka sistem.
2. Sistem akan menampilkan form login.
3. Pengguna memasukkan User ID dan Password.
4. Sistem akan memverifikasi User ID dan Pasword, jika tidak valid,
maka sistem akan meminta untuk memasukkan kembali user ID dan
Password.
5. Jika User ID dan Password sudah valid maka pengguna langsung
masuk ke sistem ( Menu Utama ).
6. Pengguna memilih Menu Laporan
7. Didalam menu laporan ada beberapa laporan yaitu : Laporan Data
Kuisioner, Laporan Mutu Pelayanan
8. Pengguna memilih jenis laporan
9. Pengguna memasukan periode tanggal
10. Pengguna memunculkan laporan dan cetak
11. Pengguna keluar dari laporan
12. Pengguna keluar dari menu utama
13. Pengguna keluar/logout dari sistem
81
Data KuisionerPengguna Menu Login Menu Utama Laporan Jenis Laporan Control
1: Open 2: Open 3: Open 4: Open 5: Open
6: proses laporan 7: view 8: Get ()
11: keluar ()
10: keluar ()
12: keluar ()
9: menampilkan hasil proses laporan
Gambar IV-13 Sequence Diagram Pengolahan Laporan
82
4.3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan
tersebut, dalam hal ini: perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan;
antarmuka pengguna, formulir dan laporan, serta program-program khusus,
database, dan file yang akan dibutuhkan. Perancangan sistem merupakan tahap
lanjutan dari analisis sistem dimana pada perancangan sistem digambarkan sistem
yang akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean dalam suatu bahasa
pemrograman. Dalam perancangan suatu sistem tidak lepas dari hasil analisis
4.3.1. Deployment Diagram
Deployment diagram merupakan suatu diagram yang dapat memberikan
penjelasan tentang bagaimana berbagai elemen fisik menyusun dan menjalankan
sistem di dalam suatu jaringan yang dibentuk. Arsitektur jaringan yang dibentuk
merupakan kumpulan dari node-node yang berupa hardware dan software yang
mengkonfigurasikan komponen-komponen software runtime dengan processor
dan peralatan lainnya. Deployment menggambarkan detail bagaimana komponen
di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada
mesin, server atau pc), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut,
spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah
server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy
komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya
TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini. Dalam
sistem informasi ini terdapat komponen-komponen yang mendukung jalannya
Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat adalah:
1. Microsoft Access, aplikasi yang digunakan untuk membuat Model
Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
2. MySql database yang digunakan untuk menyimpan data-data
3. Client Workstation sebagai device yang berupa PC yang digunakan
untuk mengakses Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat tersebut.
4. Printer yang digunakan untuk mencetak laporan
83
Database
Microsoft Access
PC
Printer
PC
Printer
MySql Server
Main Program
Jaringan Lokal (LAN) Jaringan Lokal (LAN)
Gambar IV-14 Deployment Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat
Gambar di atas adalah gambar deployment diagram untuk Model Sistem Informasi
Indeks Kepuasan Masyarakat. Model yang dibangun adalah berbasis desktop
menggunakan Microsoft Access dan database menggunakan MySql. Node yang
digunakan adalah Server dan Client Workstation, sedangkan koneksi untuk Client
Workstation PC yang digunakan Admin dan Pimpinan unit pelayanan masyarakat
ke Server dapat menggunakan jaringan lokal.
4.3.2. Perancangan Infrastruktur Arsitektur
Tahapan ini akan menjelaskan bentuk atau rancangan sistem informasi
yang akan dikembangkan. Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang berfungsi mengumpulkan,
menyimpan, dan mengolah data sehingga dapat menyajikan informasi yang
berkaitan dengan penilaian kinerja pada unit pelayanan masyarakat tersebut.
84
Perancangan infrastruktur sistem untuk Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat ini adalah sebagai berikut:
Switch Hub
User
Database Server & Aplikasi Server
Gambar IV-15 Perancangan Infrastruktur
Infrastruktur hardware menggunakan koneksi jaringan lokal (LAN),
dimana user dalam mengakses aplikasi harus terhubung dengan jaringan lokal
terlebih dahulu.
Beberapa software yang digunakan untuk mengembangkan Model Sistem
Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat adalah sebagai berikut:
Tabel IV-3 Software Yang Digunakan
No Software Deskripsi Fungsi dan Alasan Penggunaan1 AppServ 2.5.10 AppServ
merupakan aplikasi webserver yang bersifat opensource
AppServ digunakan sebagai database server
2 MySQL 5.0.51b MySQL merupakan aplikasi DBMS dengan lisensi community (open source)
MySQL karena bersifat free dan dapat menangani data dengan jumlah besar. Selain itu merupakan produk opensource yang terkenal dengan kehandalan dan kecepatannya.
3 Microsoft Access 2013
MS Access digunakan untuk membuat aplikasi
MS Access dalah sebuah program aplikasi basis data komputer relasional, dengan MS Access ini dapat digunakan untuk
85
sederhana membangun aplikasi yang sederhana, MS Access program berlisensi, namun untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat dapat menggunakan Runtime Access yang tak berbayar.
4 MySQL Connector/ODBC 3.51
MySQL Connector digunakan untuk terhubung dengan database
My SQL Connector digunakan untuk menghubungkan MS Access dengan database MySQL , MySQL Connector ini gratis yang disediakan oleh MySQL sendiri.
4.4. Konstruksi Sistem
Tahapan konstruksi sistem dilakukan setelah hasil analisis dan
perancangan sudah dibuat.
4.4.1. Lingkungan Konstruksi
1. Hardware
Hardware yang digunakan untuk mengkonstruksi atau membangun
Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat dalam penelitian ini
adalah laptop Acer TravelMate P245-M, Processor Intel(R) Core(TM) i3-
Hasil tanggapan pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas
responden setuju bahwa Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat memiliki reliabilitas yang baik sesuai fungsi-fungsi yang
dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 100%
berada dalam kriteria Sangat Baik.
c. Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Usability
Tabel IV-18 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Usability
% Skor Aktual = Skor AktualSkor Ideal x 100%
= 136136x 100% = 100% (kriteria Sangat Baik)
Hasil tanggapan pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas
responden setuju bahwa Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat memiliki usability yang baik sesuai fungsi-fungsi yang
dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 99% berada
dalam kriteria Sangat Baik.
d. Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Efficiency
Aspek Efficiency merupakan kemampuan perangkat lunak untuk
memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber
daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.
104
Resource behaviour23 24 25
SS 5 1 1 1 3S 4 3 3 3 9R 3 0 0 0 0TS 2 0 0 0 0
STS 1 0 0 0 04 4 4
17 17 17 5117 17 17 51
Effeciency
100%
Kriteria Jawaban
bobot TotalTime behaviour
Jumlah RespondenSkor AktualSkor Ideal
Functionality 153 153 100% Sangat BaikReliability 85 85 100% Sangat BaikUsability 136 136 100% Sangat BaikEffeciency 51 51 100% Sangat BaikTotal 425 425 100% Sangat Baik
AspekSkor
AktualSkor Ideal
% Skor Aktual
Kriteria
Tabel IV-19 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Efficiency
% Skor Aktual = Skor AktualSkor Ideal x 100%
= 5151x 100% = 100% (kriteria Sangat Baik)
Hasil tanggapan pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas
responden setuju bahwa Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat memiliki efficiency yang baik sesuai fungsi-fungsi yang
dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 100%
berada dalam kriteria Sangat Baik.
4.5.3.3.2. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak KeseluruhanBerdasarkan analisis data yang diperoleh dari kuesioner, berikut
rekapitulasi hasil pengujian kualitas berdasarkan empat aspek pengujian kualitas
perangkat lunak yang diadopsi dari model ISO 9126 :
Tabel IV-20 Hasil Pengujian Kualitas
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas
perangkat lunak Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat secara
keseluruhan dalam kriteria kualitas tertinggi adalah berdasarkan aspek
105
Functionality, Reliability, Usability dan Efficiency dengan persentase sebesar
100%. Jadi hasil akhir dari pengujian ini adalah sebesar 100% berada dalam
kriteria Sangat Baik.
4.5.3.4. Kesimpulan Hasil Pengujian Kualitas Dan Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian kualitas yang diadopsi dari model ISO 9126
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang
dibutuhkan pengguna. Dengan demikian berdasarkan hasil analisis, perancangan
dan kontruksi perangkat lunak untuk pembuatan Model Sistem Informasi Indeks
Kepuasan Masyarakat pada unit pelayanan masyarakat dapat berfungsi dengan
baik dan menghasilkan validasi yang baik, sehingga hipotesis ketiga dalam
penelitian ini sudah terbukti kebenarannya.
4.6. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, maka dapat disusun implikasi
penelitian yang ditinjau dari aspek sistem, manajerial, dan aspek penelitian lanjut.
Implikasi dari aspek sistem terkait dengan konsep strategik, taktis sampai dengan
teknis operasional, desain hardware, software, dan infrastruktur yang diperlukan.
Implikasi dari aspek manajerial berkaitan dengan terkait organisasi yang mungkin
perlu disempurnakan, sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan
kompetensinya, strategi/kebijakan serta aturan-aturan yang perlu dibuat untuk
mengatasi masalah atau meningkatkan pengelolaan obyek penelitian berdasarkan
temuan-temuan dan interpretasi hasil penelitian. Dan implikasi dari aspek
penelitian lanjut berkaitan dengan penelitian lanjutan yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas penelitian sebelumnya, termasuk diantaranya memperluas
A. Output Uji Reliabilitas Butir Uji Aspek Functionality
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 4 100.0
Excludeda 0 .0
Total 4 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
1.000 9
B. Output Uji Reliabilitas Butir Uji Aspek Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 4 100.0
Excludeda 0 .0
Total 4 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
1.000 5
143
C. Output Uji Reliabilitas Butir Uji Aspek Usability
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 4 100.0
Excludeda 0 .0
Total 4 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
1.000 8
D. Output Uji Reliabilitas Butir Uji Aspek Efficiency
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 4 100.0
Excludeda 0 .0
Total 4 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
1.000 3
144
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Name : Yudo DeviantoGender : MalePlace, Date of Birth : Jakarta, December 15,1973Address : Rebana V/ No.37City : Depok II TengahCountry : IndonesiaHome Phone : 021- 8661 0528Mobile : 0811848457
EducationName of school : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JKTMajor : Manajemen InformatikaGraduation year : 1996Diploma or Degree : Diploma III
Name of school : Universitas Budi LuhurMajor : Sistem InformasiGraduation year : 2002Diploma or Degree : Strata 1Experience RecordCompany : PT. Anugerah Pharmindo LestariTitle : IT SupervisorDates Employed : 5 thn (1997 – 2002)Outline of Job Description : Memelihara data untuk dipakai oleh prinsipal (vendor) dan pihak
kantor pusat/cabang,baik memelihara database powerplay,memberikan pelayanan terhadap user/vendor bagaimana menggunakan teknologi/program yang disediakan oleh perusahaan.
Company : PT. Laplasindo PratamaTitle : EDP ManagerDates Employed : 2 Thn ( 2002-2004)Outline of Job Description : Mengembangkan sistem IT diperusahaan serta memelihara agar
sistem berjalan dengan baik.
Company : PT. Kemang Nusantara TravelTitle : Programmer FreelanceDates Employed : Bila ada kebutuhanOutline of Job Description : Membuat program sesuai keinginan dan kebutuhan.
Company : Lembaga Pendidikan Pariwisata NusantaraTitle : Guru Paruh WaktuDates Employed : 4 Thn ( 2002 – 2006 )Outline of Job Description : Mengajarkan pengenalan computer, Office program.
Title : DirectorDates Employed : 2 Thn ( 2004 – 2006 )Outline of Job Description : Mengatur jalannya perusahaan, mengembangkan perusahaan,
negosiasi dengan supplier, dll.
Company : PT. IdealinxTitle : IT ManagerDates Employed : 1 Thn ( 2006 – 2007 )Outline of Job Description : Mengembangkan sistem IT diperusahaan serta memelihara agar
sistem berjalan dengan baik dan bertanggung jawab atas kepuasan pelanggan dalam hal service/teknik.( Bergerak dalam bidang Security System ).
Company : Akademi Sekretaris Saint. TheresaTitle : Dosen KomputerDates Employed : 2 Thn ( 2006 – 2008 )Outline of Job Description : Memberikan pengajaran pengenalan Komputer, pengajaran program
pengolahan kata yang berhubungan dengan sekretaris.
Company : PT. Bardjan Sejahtera PratamaTitle : Marketing FreelaneDates Employed : Tahun 2007 – 2013Outline of Job Description : Menjual produk dibidang IT & Security System, seperti Program
Absensi, Program Accounting, Alat Absensi Sidik Jari, Alat Access Control Door Lock, CCTV, Guard Tour System.
Company : P2M, Tehnik Mesin Universitas IndonesiaTitle : Instructur ComputerDates Employed : Tahun 2010 – 2012Outline of Job Description : Mengajarkan programmer dasar basis visual basic6, pengenalan
internet.
Company : YDevianto Personal Consultant (www.ydevianto.com)Title : Personal ConsultantDates Employed : 2003 - NowOutline of Job Description : Memberikan solusi terbaik untuk kebutuhan pelanggan dalam
bidang : Security System (Alarm, Door Lock Security, CCTV/IP Camera), Parking Management Solusion, Sistem Antrian, Pengukuran Indeks Kinerja ( Software & Hardware), Software Develop ( Desktop & Webbase),dll.