Top Banner
BAB II PEMBAHASAN A. Tujuh Tokoh Sosiologi Biografi dan Teori-Teorinya 1. Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada awal bulan ramadhan 732 H, atau tepatnya pada 27 Mei 1332 M. Bani Khaldun kemudian pindah ke Andalusia dan menetap di sevilla pada permulaan penyebaran islam di sana pada sekitar abad ke-9 masehi. Khaldun meninggal dunia pada tahun 1406 M. Khaldun adalah pemikir dan ilmuwan Muslim yang pemikirannya dianggap murni dan baru pada zamannya. Buku karyanya yang berjudul “Muqaddimah” cukup banyak memberikan dasar bagi lahirnya disiplin sosiologi. Manusia, menurut Khaldun dalam bukunya Muqaddimah, pada dasarnya diciptakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga 3
157

Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Jun 22, 2015

Download

Documents

Teori-Teori Kritis menurut Para Ahli ( 3 tokoh) dalam Sosiologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuh Tokoh Sosiologi Biografi dan Teori-Teorinya

1. Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada awal bulan ramadhan 732 H,

atau tepatnya pada 27 Mei 1332 M. Bani Khaldun kemudian pindah ke

Andalusia dan menetap di sevilla pada permulaan penyebaran islam di sana

pada sekitar abad ke-9 masehi. Khaldun meninggal dunia pada tahun 1406 M.

Khaldun adalah pemikir dan ilmuwan Muslim yang pemikirannya

dianggap murni dan baru pada zamannya. Buku karyanya yang berjudul

“Muqaddimah” cukup banyak memberikan dasar bagi lahirnya disiplin

sosiologi. Manusia, menurut Khaldun dalam bukunya Muqaddimah, pada

dasarnya diciptakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu

membutuhkan orang lain dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga

kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah

keharusan (Khaldun, 1969). Kemudian, manusia hanya mungkin bertahan

untuk hidup dengan bantuan makanan. Untuk memenuhi makanan dalam

sehari saja memerlukan banyak pekerjaan. Selanjutnya, menurut khaldun

manusia juga membutuhkan orang lain untuk melindungi dirinya dalam

bahaya. Di sisi lain, manusia memiliki akal atau kemampuan berpikir dan ada

dua buah tangan. Akan tetapi, muntuk mempertahankan hidupnya manusia

3

Page 2: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

tetap saling membutuhkan bantuan dari yang lainnya, sehingga organisasi

kemasyarakatan merupakan sebuah keharusan .

Semasa hidupnya, beliau membantu berbagai sultan di Tunisia, Maroko,

Spanyol dan Aljazair sebagai duta besar, bendaharawan dan anggota dewan

penasehat sultan.Tidak banyak catatan sejarah yang menceritakan riwayat

masa kecil atau masa mudanya. Namun, Ibnu Khaldun dikenal sebagai anak

yang sudah menguasai Alquran dan bahasa Arab pada usia yang relatif muda.

Dia juga menguasai ilmu-ilmu klasik, seperti filsafat, metafisika dan tasawuf.

Disamping itu, dia tertarik dengan geografi, sejarah dan ilmu ekonomi. Pada

usia 20 Tahun, beliau telah diangkat menjadi sekretaris Sultan Abu Inan di

Fez, Maroko. Setelah itu beliau menjadi Perdana Menteri Sultan Buogie

(Sekarang Aljazair), kemudian pada tahun 1366 M., Ibnu Khaldun pindah ke

Konstantinopel dan diangkat menjadi pembantu Raja Abdul Abbas.

Kemudian Ia pindah ke Biskra (daerah selatan Konstantinopel). Pada tahun

1375 M. ia mulai berkencimpung di dunia keilmuwan

Kritikannya bahwa penguasa negara bukanlah pemimpin yang

mendapatkan kekuasaan dari Tuhan menyebabkan Ibnu Khaldun dipenjara

selama 2 tahun di Maroko. Selama kurang lebih dua dekade aktif di bidang

politik, serta menyaksikan penyusutan peradaban dan perpecahan di dunia

Islam. Hal ini mendorong beliau untuk menganalisa sebab-sebabnya. Beliau

pun lalu meneliti kekacauan politik yang terjadi di Afrika Barat Laut (Lauer,

2003:41). Ibnu Khaldun mengundurkan diri dari kehidupan politik dan

kembali ke Afrika Utara. Di situ dia melakukan studi dan menulis secara

4

Page 3: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

intensif selama 5 tahun dan menghasilkan karya-karya yang menyebabkan

beliau terkenal dan diangkat menjadi guru besar studi Islam di Universitas Al-

Azhar Kairo. Dalam mengajarkan tentang masyarakat dan ilmu-ilmu sosial,

Ibnu Khaldun menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi

dan observasi sejarah.

Menjelang kematiannya tahun 1400 M., Ibnu Khaldun telah menghasilkan

sekumpulan karya yang mengandung berbagai pemikiran yang mirip dengan

sosiologi jaman sekarang. Dia melakukan studi Ilmiah tentang masyarakat,

riset empiris, dan meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan

perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan

ekonomi) dan hubungan antara lembaga sosial itu. Ia juga melakukan studi

perbandingan antara masyarakat primitif dan masyarakat modern atau tentang

masyarakat nomaden dengan masyarakat menetap.

Ibnu Khaldun tak berpengaruh secara dramatis terhadap sosiologi klasik,

tetapi setelah sarjana pada umumnya dan sarjana muslim khususnya meneliti

ulang karyanya, ia mulai diakui sebagai sejarahwan yang mempunyai

signifikansi historis.

Ibnu Khaldun bukan hanya seorang intelektual, tetapi juga praktisi politik.

Pergulatannya dengan politik mengantarkannya terlibat di berbagai kancah

politik di wilayah barat Afrika Utara seperti Tunisia, Aljazair, dan Maroko,

hingga ke Andalusia dan kemudian Timur Tengah. Namun, semangat

intelektualitasnya tidak pernah padam. Di saat jeda, dia masih sempat

5

Page 4: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

menjalankan kerja intelektualnya dengan meneliti dan berkarya, termasuk

menulis buku sosiologi politik kenegaraan. Muqadimah-nya banyak

diperbincangkan para ahli selama berabad-abad. Intelektualitasnya tidak

hanya berputar di sekitar idea dan wacana, melainkan membumi ke dunia

nyata, bahkan ke realitas politik, sosial dan ekonomi.

Tidak banyak sosok yang dapat meraih posisi yang menonjol dalam

intelektualitas dan politik sekaligus seperti beliau, bahkan di dunia modern

sekarang. Ibnu Khaldun yang sempat mengambil jarak dari kekuasaan pun tak

mampu menahan diri untuk tidak terjun kembali ke politik di usia tuanya.

Ibnu Khaldun sempat melahirkan karya besar. Jika tidak, tak akan ada nama

Ibnu Khaldun yang dikenang dunia seperti sekarang.

Teori-teori

Ibnu Khaldun menganggap sejarah dalam terang metode baru penjelasan

dan penalaran, dan refleksi dan studi membawanya untuk mendirikan

semacam filsafat sosial. Dia menulis Muqaddimah karya sejarah sebagai

penjelasan awal dalam terang yang sejarah harus dibaca dan dipahami

event-nya. Hal demikian telah menjadi sebuah karya independen, merekam

sebuah sistem baru dalam memahami dan menjelaskan fenomena sosial, dan

juga dalam pengertian dan menganalisis sejarah.

Dia menjelaskan kepada kita studi baru yang ia temukan sebagai ilmu

mandiri, dengan subjek khusus.

Dia juga memberitahu kita bahwa ilmu ini " dengan orientasi aneh dan

6

Page 5: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

kemenarikan yang besar", yang ia dipimpin oleh riset swasta, yang tidak

diatur oleh penulis sebelumnya kecuali, mungkin, orang dahulu yang

karyanya telah hilang.

Dia kemudian membagi subjek ke dalam enam bab besar:

1. Masyarakat manusia pada umumnya, jenis dan penyebarannya di dunia

2.Masyarakat nomaden, suku dan bangsa-bangsa.

3.Negara, Khilafah, kedaulatan dan fungsi monarkis.

4.Masyarakat beradab, negara dan kota-kota

5.Perdagangan, hidup dan cara untuk mencari nafkah

6. Ilmu dan bagaimana cara mendapatkannya

Pembagian divisi diatas umumnya memberikan kita gambaran tentang apa

yang Ibnu Khaldun anggap sebagai subyek ilmu komunitas manusia. Divisi

ini mengungkapkan banyak presisi dan kemampuan, terutama ketika kita

meninjau semua masalah yang ditangani dalam Muqaddimah dan melihat

bagaimana subjek meluas dan membuka begitu banyak konsekuensi, dan

bagaimana Ibnu mengatur penelitiannya secara terhubung, rantai kompak

yang membuktikan keunggulan kejeniusannya, orisinalitas dan kekuatan

argumennya.

Ibnu Khaldun membuka muqaddimah nya menyelidiki nilai sejarah dan

jenisnya, dan kesalahan ke mana sejarawan jatuh dalam rekaman berita dan

acara, baik ditentukan oleh tujuan dan memihak atau tidak sengaja dan dari

ketidaktahuan hukum sosiologi dan kondisi masyarakat, ingin presisi dan

7

Page 6: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

investigasi dalam memperkirakan mungkin dan mustahil.

Ibnu kemudian memberikan beberapa contoh yang ia membahas dan

mencoba untuk menunjukkan kesalahan di dalamnya. Diskusi ini,

bagaimanapun, adalah beberapa kali lemah dan parsial.

Dia kemudian mengutuk filsafat dan filsuf yang dianggapnya ilmu

berguna bagi agama dan dan keyakinan, dan membahas dan membantah

beberapa prinsip filosofis. Dia kemudian melanjutkan untuk berbicara

tentang pendidikan dan sistem dan karakteristik teh dari para ulama, dan

negara-negara tha dalam Islam kebanyakan dari mereka adalah non-Arab.

A. Teori Siklus

Pokok pikirannya yang terpenting adalah teori sejarah masyarakat

manusia sebagai proses tak berujung (unlimited process), berputar dan

mengulang terus menerus itulah yang oleh ilmuwan menyebutnya dengan

teori Lingkaran atau teori Siklus Ibnu Khaldun. Teori ini dibangun

berdasarkan penelitiannya pada rangkaian proses sejarah masyarakat sosial-

politik di benua Afrika yaitu sekitar Tunisia, Maroko, dan Aljazair. Dan

secara praktis Ibnu Khaldun ikut terlibat dalam proses sejarah tersebut.

Berdasarkan kajian yang tertuang dalam Muqaddimah-nya, teori

siklus ini dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1. Solidaritas Sosial

8

Page 7: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Peradaban badui, orang kota dan solidaritas sosial menurut Ibnu

Khaldun merupakan faktor pembentuk negara (dawlah). As-Shabiyyah

yang mengandung makna group feeling, solidaritas kelompok, fanatisme

kesukuan, nasionalisme atau sentimen sosial yaitu cinta dan kasih sayang

seorang manusia kepada saudara atau tetangganya ketika salah satu

darinya diperlakukan tidak adil atau disakiti. Hal ini memunculkan dua

kategori sosial fundamental yaitu badawah (komunitas pedalaman,

masyarakat primitif atau daerah gurun) dan hadharah (komunitas

masyarakat kota, beradab) sebagai fenomena yang alamiah dan. Sifat-sifat

kepemimpinan selalu dimiliki oleh orang-orang yang memiliki solidaritas

sosial. Setiap suku biasanya terikat pada keturunannya yang bersifat khas

maupun umum.. Kelompok padang pasir yang liar lebih kuat dan mudah

menaklukan masyarakat kota. Ini adalah hasil penelitiannya pada

masyarakat Barbar (Ibnu Khaldun, 2000:138). Tujuan akhir solidaritas

adalah kedaulatan. Dan solidaritas sosial dapat mempersatukan tujuan,

mempertahankan diri dan mengalahkan musuh. Kemudian ketika satu

kelompok solidaritas sosial yang menguasai negara sudah tua maka akan

digantikan atau direbut oleh solidaritas sosial lain yang lebih kuat atau

merekruk pemimpin dari kelompok yang sudah tua bergandengan tangan

dengan pemimpin kelompok solidaritas sosial lain yang lebih kuat. Itulah

yang terjadi pada orang-orang Turki yang masuk ke dalam kedaulatan

Bani Abbas.

2. Politik

9

Page 8: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Menurut Ibnu Khaldun, ada tiga bentuk pemerintahan dalam suatu

Negara, yaitui: pertama, pemerintahan yang natural (siyâsah tâbi‟iyyah),

yaitu pemerintahan yang membawa masyarakat sesuai dengan tujuan

nafsu. Artinya, seorang raja lebih mementingkan keinginan nafsunya

ketimbang rakyatnya. Akibatnya, rakyatnya tidak mau mentaati

pemerintahannya, maka terjadilah teror, penindasan dan anarki. Pada

zaman sekarang disebut pemerintahan otokratik; kedua, pemerintahan

berdasarkan nalar (siyâsah „aqlîyah), yaitu, pemerintahan yang membawa

rakyatnya sesuai rasio dalam mencapai kemaslahatan duniawi dan

mencegah kemudharatan pemerintahan yang berdasarkan undang-undang,

dibuat oleh para cendekiawan. Pada zaman sekarang serupa dengan

pemerintahan republik dan kerajaan institusional. Karena hanya mampu

mewujudkan keadilan sampai batas tertentu; ketiga; Pemerintah

berdasarkan agama (siyâsah dîniyyah), yaitu pemerintahan yang membawa

semua rakyatnya sesuai dengan ketentuan agama baik yang bersifat

keduniawian maupun ukhrawi. Model pemerintahan seperti ini menurut

Ibnu Khaldun (2000:191) adalah pemerintahan yang berlandaskan agama

Islam. Kepala negara disebut khalifah, imam atau sultan karena mereka

harus berperan sebagai pengganti nabi dalam memelihara kelestarian

agama dan kesejahteraan duniawi dan rakyatnya. Imam sebagai pemimpin

negara ibarat imam dalam salat yang harus diikuti oleh rakyat sebagai

makmum.

10

Page 9: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Dari pembagian di atas, tampak bahwa Ibnu Khaldun menempuh

jalur baru dibandingkan dengan Al-Farabi dan Ibnu Al-Kabi dalam

mengklasifikasikan pemerintahan. Ia tidak memandang sisi personalnya

juga bukan pada jabatan imam melainkan pada makna fungsional

keimamahan itu sendiri. Sehingga menurutnya substansi setiap

pemerintahan adalah undang-undang yang menjelaskan karakter suatu

sistem pemerintahan.

3. Model Generasi Politik

Ibnu Khaldun juga memiliki gambaran tentang model generasi

politik. Dalam hal ini menurut dia, ada tiga model generasi, yaitu (1)

generasi pembangun yang dengan segala kesederhanaan di atas solidaritas

yang tulus di bawah otoritas kekuasaan yang didukukungnya; (2) generasi

penikmat, yaitu mereka yang karena diuntungkan secara ekonomi dan

politik dalam sistem kekuasaan menjadi tidak peka lagi terhadap

kepentingan bangsa dan Negara; dan (3) generasi yang tidak lagi memiliki

hubungan emosional dengan negara. Mereka dapat melakukan apa saja

yang mereka sukai tanpa memperdulikan nasib negara jika suatu bangsa

sudah sampai pada generasi ketiga maka keruntuhan negara sebagai

sunatullah sudah diambang pintu (Abdalla, 2008:172).

Menurut Ibnu Khaldun, ketiga model generasi ini ada secara

bergantian dalam beberapa kali proses pemerintahan atau berada dalam

rentang waktu sekitar satu abad. Sebuah peradaban besar dimulai generasi

11

Page 10: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

dari masyarakat yang telah di tempa dengan kehidupan keras, kemiskinan

dan penuh perjuangan. Keinginan hidup yang makmur dan terbatas dari

kesusahan hidup ditambah dengan Asabiyyah di antara mereka membuat

mereka berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita mereka dengan

perjuangan yang keras. Impian yang tercapai kemudian memunculkan

sebuah peradaban baru. Kemudian diikuti dengan kemunduran peradaban

(Abdalla, 2008:172). Tahapan-tahapan ini kemudian terulang lagi, dan

begitu seterusnya. Berdasar ini pula, menurut Ibnu Khaldun, tidak ada

status quo, karena keniscayaan proses sejarah manusia yang selalu

berubah dan berputar.

4. Filsafat Sejarah

Ibnu Khaldun memperkenalkan bahwa terjadinya keberlangsungan

masyarakat nomaden dan masyarkat kota harus mengenal faktor-faktor

penyebabnnya demikian pula terhadap kekacauan politik di dunia Islam

masa itu. Dalam Muqaddimah-nya Ibnu Khaldun menguraikan metodologi

penelitian sejarah dan penjelasan sejarah umat manusia. Ibnu Khaldun

tidak hanya sebagai pelaku sejarah tetapi juga ilmuwan sejarah yang dapat

melahirkan teori-teori baru berdasarkan hasil penelitian empiris dan sangat

metodologis.

Menurut Ibnu Khaldun hakekat sejarah adalah catatan tentang

masyarakat ummat manusia. Sejarah itu sendiri identik dengan peradaban

dunia, tentang revolusi, dan pemberontakan oleh segolongan yang lain

12

Page 11: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan

berbagai macam tingkatannya; tentang kegiatan dan kedudukan orang,

baik untuk mencapai penghidupannya maupun dalam ilmu pengetahuan

dan pertukangan; dan pada umumnya tentang segala perubahan yang

terjadi dalam peradaban karena watak peradaban itu sendiri adalah

sunnatullah.

Ia menyadari bahwa penulisan sejarah sudah wataknya cenderung

mengalami kebohongan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain:

a) semangat terlibatnya sejarahwan atau penulis sejarah kepada pendapat-

pendapat atau mazhab-mazhab.

b) akibat terlalu percaya pada orang yang menukilkan sehingga

memerlukan personality criticism.

c) ketidaksanggupan memahami maksud yang sebenarnya dari hasil

observasinya.

d) asumsi yang tak beralasan terhadap kebenaran sesuatu hal termasuk

akibat terlalu percaya pada para penukil.

e) ketidaktahuan tentang bagaimana kondisi-kondisi sesuai dengan

realitas, disebabkan kondisi-kondisi itu dimasuki oleh ambisi-

f) ambisi dan distorsi-distorsi artifisial serta tidak mempunyai gambaran

yang benar tentang kondisi-kondisi tersebut.

13

Page 12: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

g) adanya fakta bahwa kebanyakan manusia cenderung ingin dipuji atau

kepentingan politik sehingga informasi yang disampaikannya

cenderung tidak jujur.

h) kebohongan sejarah yang tidak dapat dihindarkan adalah ketidaktahuan

tentang berbagai watak berbagai kondisi yang muncul dalam

peradaban.

Sehubungan dengan peradaban umat manusia, Ibnu Khaldun

(2000:71) mengatakan organisasi kemasyarakatan merupakan suatu

keharusan karena manusia adalah makhluk yang bersifat politis menurut

tabiatnya. Menurut dia, tanpa organisasi itu eksistensi manusia tidak akan

sempurna. Umat manusia memerlukan seorang yang akan melaksanakan

kewibawaan dan memelihara mereka karena permusuhan dan kezaliman

adalah merupakan watak hewani yang dimiliki oleh manusia. Senjata yang

dibuat manusia untuk pertahanan dari serangan binatang tidaklah

mencukupi bagi pertahanan terhadap serangan sesama manusia. Dan ini

tidaklah mungkin datang dari luar. Oleh karena itu, dengan sendirinya

orang yang akan melaksanakan kewibawaan itu haruslah seorang di antara

mereka sendiri. Ia harus menguasai mereka dan mempunyai kekuatan dan

wibawa melebihi mereka sehingga tak seorang pun di antara mereka

sanggup menyerang yang lainnya dan inilah yang dinamakan kekuasaan

(mulk) atau kedaulatan.

14

Page 13: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

5. Filsafat Pendidikan

Menurut Ibn Khaldun pendidikan memiliki arti yang luas,

pendidikan bukan hanya merupakan proses belajar mengajar yang dibatasi

oleh empat dinding, tetapi pendidikan adalah suatu proses, di mana

manusia secara sadar menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa-

peristiwa alam sepanjang zaman. Ibn khaldun juga mengatakan bahwa

seseorang yang tidak terdidik oleh orang tuanya, oleh gurunya atau oleh

orang-orang yang dianggap sesepuh di sekitarnya maka orang tersebut

akan terdidik oleh alam dan zaman. Hal ini memiliki makna seseorang

yang tidak mendapat pengajaran moral atau mengenai tata karma selama ia

menjalin hubungan sosial dengan orang tua, gurunya atau sesepuh maka

dia akan mempelajarinya dari alam dan peristiwa-peristiwa yang terjadi

sepanjang zaman.

Ibn khaldun juga mengatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan

hal yang alami di dalam peradaban manusia. Hal ini terlihat dari perilaku

manusia, dimana manusia merupakan bagian dari binatang namun Allah

SWT memberikan akal dan pikiran agar manusia berbeda dengan binatang

lainnya lalu manusia dibekali pula dengan panca indera kemudian

timbullah keinginan dari dalam diri manusia secara alami untuk

mengetahui segalanya yang kemudian mendorongnya untuk mencari

sumber yang dapat menjawab segala keingintahuannya. Hal inilah yang

kemudian mendorong manusia untuk mempelajari suatu ilmu dengan

sebenar-benarnya dan manusia pun meminta bantuan kepada orang-orang

15

Page 14: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

yang dianggap mampu untuk menjawab segala keingintahuannya dan

inilah yang menimbulkan adanya pengajaran.

Tujuan pendidikan menurut Ibn Khaldun antara lain :

a) Menyiapkan seseorang dari segi keagamaan.

b) Menyiapkan seseorang dari segi akhlak.

c) Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial.

d) Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan.

e) Menyiapkan seseorang dari segi pemikiran.

f) Menyiapkan seseorang dari segi kesenian

16

Page 15: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

2. Auguste Comte

Auguste Comte adalah merupakan salah satu tokoh sosiologi. Beliau lahir di

Montpellier, Prancis pada tanggal 19 Januari tahun 1798. Auguste Comte

dilahirkan dari keluarga seorang bangsawan berdarah Khatolik, tetapi sejak sejak

sekitar umur 14 tahun dirinya telah berani menyatakan bahwa adanya ketidak

percayaan terhadap eksistensi atau bisa disebut Auguste Comte adalah seorang

ateis atau orang yang tidak mempunyai Tuhan.

Keadaan dan lingkungan keluarga Auguste Comte sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan pemikiran Auguste Comte di kemudian hari. Ada dua

kejadian yang melatarbelakangi pemikiran Auguste Comte yaitu kehadirannya di

Ecole Polytechnique dan tugasnya sebagai sekertari pada bangsawan Perancis

yang bernama Claude Henri de Saint Simon. Pada saat itu pula Auguste Comte

kelihatannya telah meninggalkan tradisi keluarga kebangsawanannya, sebab ia

terpengaruh oleh pemikiran republik. Agaknya hubungan Auguste Comte dengan

keluarganya tidak terlalu harmonis.

Dalam bidang pendidikan Auguste Comte pernah bersekolah di pendidikan

lokal di Montepellier, sekolah dimana dia mendalami matematika. Kemudian di

hijrah ke Paris, dan menempuh pendidikan di Ecole Polytechnique. Disana ia

terdidik dalam lingkungan Psikologi dan Kedokteran.

Auguste Comte tergolong cepat menjadi mahasiswa, namun ia tidak berhasil

meraih ijazah di perguruan tinggi. Auguste Comte merupakan salah satu

mahasiswa yang keras kepala dan suka memberontak, dalam setiap kelasnya

17

Page 16: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Auguste Comte bersama seluruh teman kelasnya dikeluarkan karena gagasan

politik dan pemberontakan yang mereka lakukan. Ia juga dikenal sebagai

mahasiswa yang berpikiran bebas dan memiliki semangat untuk tidak ingin berada

di bawah posisi orang lain. Selama menjadi mahasiswa, Auguste Comte

mengalami suasana pergolakan sosial, politik, dan intelektual yang cukup hebat.

Auguste Comte hidup pada masa Revolusi Prancis, rezim Napoleon, pergantian

monarki, dan periode republik. Serentetan kondisi sosial itulah yang ikut melatar

belakangi perkembangan pemikiran Auguste Comte pada saat itu.

Ia dikenal sebagai seorang yang sangat brilian, pekerja keras, dan seorang

penulis yang produktif. Karir profesionalnya dimulai dengan memberi les dalam

bidang matematika. Kalau kita melihat latar belakang profesinya sebagai seorang

guru les matematika, maka tentulah dibenak kita bertanya, mengapa ia justru

“banting stir ” mengkaji bidang sosial? Inilah yang menjadi salah satu hal menarik

pada diri Auguste Comte.

Perhatiannya terhadap masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dan

kemanusiaan tidak terlepas dari pertemuannya dengan Saint Simon. Pada 1817 ia

menjadi sekretaris sekaligus menjadi anak angkat Simon, filsuf yang 40 tahun

lebih tua. Hal itu menyebabkan hubungan atara Saint Simon dan Auguste Comte

sangat erat sehingga keduanya berusaha saling timbal balik menjawab tantangan

yang ada di Perancis baik masalah ilmu ataupun masalah yang berkaitan dengan

revolusi Industri. Laksana sebagai kelurga, mereka bekerja sama secara akrab,

selama bertahu-tahun, Comte pun merasa berhutang budi kepada Saint Simon.

18

Page 17: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Disinilah ia melanjutkan kariernya sebagai pengajar filsafat positivistik dan

mendirikan masyarakat positivistik.

Keduanya ingin menemukan ilmu tentang kelakuan manusia oleh Saint

Simon disebut sebagai Fisiologi sosial. Disamping itu keduanya berharap untuk

menyusun kembali suatu masyarakat yang telah berubah kerena adanya revolusi

Perancis.

Saint Simon menemukan ide-ide tentang hukum tiga tahap yaitu:

a) periode organis

b) periode kritis dan

c) periode elit industri baru.

Penemuan hukum tiga tahap Sain Simon tersebut agaknya mengalami

pemikiran Auguste Comte yaitu tentang hukum tiga tahapnya yaitu :

a) Tahap teologi

b) Tahap metafisik dan

c) Tahap positif-ilmiah

Pemikiran Saint Simon dan Auguste Comte saling mempengaruhi sehingga

karya sehingga karya Auguste Comte muncul sebagai bagian akhir dari karya

Saint Simon juga.

Setelah Auguste Comte memutuskan hubungan dengan Saint Simon, ia yang tidak

pernah memperoleh tempat yang memuaskan di universitas berusaha mencari

19

Page 18: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

nafkah dengan mengajar matematika. Pada tahun 1826, Auguste Comte memberi

kuliah untuk pendengar privat.

Pada tahun 1842 Auguste Comte cerai dengan isterinya dan dua tahun

kemudian Auguste Comte bertemu dengan Ny. Clothilde de Vaux, ia jatuh cinta

terhadap wanita tersebut. dari cinta itu Auguste Comte memperoleh inspirasi

tentang timbulnya semangat baru tentang adanya suatu agama universal

kemanusiaan. Hal itu di ungkapkan panjang lebar dalam bukunya yang berjudul

Catechisme positivist pada tahun 1852.

Pada tahun 1852 Comte menyatakan bahwa dirinya tidak lagi berhutang

apapun padaSaint Simon. Sejak itulah Comte mulai menjalani kehidupan

intelektualnya sendiri, menjadi seorang profesional dan Comte dalam hal yang

satu ini menurut pandangan Coser menjadi seorang intelektual yang

termarginalkan dikalangan intelektual Prancis pada zamannya.

Kehidupan pun terus bergulir, Comte mualai melalui hari-harinya sebagai

dosen penguji, pembimbing, dan mengajar mahasiswa secara privat. Kendati

demikian, penghasilannya tetap tidak mencukupi kebutuhannya. Bukan hanya itu,

karya awalnyapun menjadi mandek. Hai ini disebabkan oleh intensitas Comte

mengalami Fluktuasi yang drastis dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Kompleksitas permasalahan itu menyebabkan Comte berada dalam kegelisahan.

Inilah masa-masa titik rawan Comte, ia makin merasa tertekan dan akhirnya

psikologisnya pun menjadi terganggu. Karena sifat dasarnya sebagai seorang

pemberontak membawa dirinya mengalami gejala paranoid yang hebat. Tidak

20

Page 19: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

jarang pula perdebatan yang dimulai Comte mengenai apapun di akhiri dengan

perkelahian.

Kegilaan yang di derita Comte membuat dirinya menjadi nekad dan

sempat menceburkan dirinya ke sungai. Lalu datanglah “dewi penyelamat”

kehidupan Comte yang bernama Caroline Massin, seorang pekerja Seks yang

sempat dinikahinya di tahun 1825. Caroline dengan tanpa pamrih merawat Comte

seperti bayi, bukan hanya terbebani secara materil saja, tetapi juga beban

emosional dalam merawat Comte karena tidak ada perubahan perlakuan Comte

untuk Caroline dan karena itulah Caroline memutuskan meninggalkan Comte

pada 1841. Akhirnya, Comte kembali dalam kegilaannya lagi dan sengsara. Pada

tahun-tahun terakhir masa hidupnya, Comte mengalami gangguan kejiwaan.

Akhirnya Comte wafat di Paris pada 5 September 1857 dan dimakamkan di

Cimetiere du Pere Lachaise.

1. Sosiologi dalam perspektif Comte

Auguste Comte, melihat perubahan-perubahan yang disebabkan

adanya ancaman terhadap tatanan sosial, menganggap bahwa perubahan

tersebut tidak saja bersifat positif, tetapi juga berdampak negative seperti

berkembangnya demokratisasi dalam masyarakat.

Salah satu dampak negative tersebut adalah terjadinya konflik

antarkelas dalam masyarakat. Menurutnya konflik-konlik tersebut terjadi

karena hilangnya norma atau pegangan (normless) bagi masyarakat dalam

21

Page 20: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

bertindak Comte berkaca dari apa yang terjadi dalam masyarakat Perancis

ketika itu (abad ke-19).

Setelah pecahnya Revolusi Prancis, masyarakat Prancis dilanda

konflik antarkelas. Comte melihat hal itu terjadi karena masyarakat tidak

lagi mengetahui bagaimana mengatasi perubahan akibat revolusi dan

hukum-hukum apa saja yang dapat di pakai untuk mengatur tatanan sosial

masyarakat.

Comte menyarankan agar semua penelitian tentang masyarakat

ditingkatkan menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri. Comte

membayangkan suatu penemuan hukum-hukum yang dapat mengatur

gejala-gejala sosial. Namun, Comte belum berhasil mengembangkan

hukum-hukum sosial tersebut menjadi sebuah ilmu.

Ia hanya memberi istilah bagi ilmu yang akan lahir itu dengan

istilah sosiologi. Mengenai nama disiplin ilmu ini, semula Comte

bermaksud memberi nama social physic (fisik sosial), tetapi karena istilah

tersebut telah ada yang menggunakan sebelumnya, sehingga kajiannya

tentang kehidupan sosial ini disebutnya sosiologi.

Sosiologi lalu berkembang menjadi sebuah ilmu yang amapan

setelah Emile Durkheim mengembangkan metode sosiologi melalui

bukunya The Rules of Sosilogical Method.

Comte tetap disebut sebagai Bapak Sosiologi. Disini tampak

dengan jelas progresivitas Comte dalam memperjuangkan optimisme dari

22

Page 21: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

pergolakan realitas sosial pada masanya, dengan ilmu sosial yang

sistematis dan analitis. Selanjutnya, analisisnya yang secara sistematis

tentang kehidupan masyarakat.

Comte mejadikan ilmu pengetahuan yang dikajinya ini

terklasifikasi atas dua bagian, yaitu statika sosial (social statics) dan

dinamika sosial(social dynamic). Kedua klasifikasi tersebut dimaksudkan

untuk memudahkan dalam rangka menganalisisnya.

Walaupun demikian, keduanya tetap merupakan begian yang

integral. Statika sosial mengkaji tentang tatanan sosial, misalnya kajian

terhadap struktur sosial, dan institusi sosial. Statika sosial mewakili

stabilitas. Sedangkan dinamika sosial, ilmu pengetahuan yang mempelajari

mengenai perkembangan masyarakat atau gerak sejarah masyarakat

kepada arah kemajuannya.

Dengan menggunakan analogi organik dari biologi, Comte

menyatakan bahwa hubungan anatara statika sosial dengan dinamika sosial

dapat disamakan dengan hubungan antara anatomi dan fisiologi. Dari

pembagian itu, menunjukan bahwa Comte menghendaki adanya tatanan

yang jelas mengendapkan keteraturan sosial (social order) dandialin

pihak, ia menginginkan adanya kemajuan perkembangan serta pemikiran

masyarakat ke arah yang positif. Sebagai seorang ilmuwan, Comte

mengharapkan sesuatu yang ideal, tetapi dalam hal ini Comte berbenturan

dengan realita sosial yang menginginkan perubahan sosial secara cepat.

23

Page 22: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Karena itu, Comte terpaksa memberikan stigma negatif terhadap

konflik. Menurutnya, konflik dalam masyarakat justru akan menyebabkan

tidak tumbuhnya keteraturan sosial yang pada gilirannya mempersulit

perkembangan masyarakat.

Ketertiban harus diutamakan apabila masyarakat menginginkan

kemajuan yang merata dan bebas dari anarkisme sosial dan anarkisme

intelektual. Atas pandangan inilah, comte dikenal sebagai salah seorang

tokoh utama dalam perkembangan sosiologi khususnya dalam perspektif

fungsionalisme struktural.

2. Positivisme dan Humanisme

Dalam konteks kemasyarakatan, tujuan utama kajian sosiologis

Comte adalah membatasi konstruksi masyarakat modern secara

evolusioner, dalam artian menghentikan disorganisasi moral dan

menekankan pada tuntutan moral. Comte senang tiasa mendambakan

organisasi masyarakat dalam tatanan humanisme sebagaiman fondasi

filsafat positivistiknya.

Pada ahkikatnya comte berupaya sekuat tenaga mengembangkan

fisika sosial dengan tujuan hasil kajiannya tentang masyarakat dapat

menghasilkan hukum-hukum sosial, sebagaimana hukum-hukum dalam

disiplin ilmu alam lainnya.

Comte merasa bahwa dinamika sosial lebih penting dibandingkan

dengan statika sosial. Meskipun Comte menghendaki adanya perubahan

24

Page 23: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

sosial, tetapi ia tidak menginginkan perubahan secara revolusioner karena

menurutnya evolusi masyarakat secara alamiah akan membuat segala

sesuatu menjadi lebih baik. Pembagian ini berpengaruh dalam landasan

pemikiran Comte dengan teori Evolusinya atau hukum tiga jenjang.

Menurut Comte, masyarakat adalah suatu kenyataan sosial yng

lebih dari sekadar bagian-bagian yang saling tergantung. Oleh karena itu,

untuk memahami kenyataan sosial tersebut diperlukan metode penelitian

yang empiris.

Metode yang digunakannya itu disebutnya sebagai positivisme.

Positivisme sendiri adalah paham filsafat yang cenderung untuk

membatasi pengetahuan benar manusia kepada hal-hal yang dapat

diperoleh dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan yang

mengandung ciri pengkajian fakta yang pasti, cermat, dan bermanfaat

melalui pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis.

Dalam konteks ini, tampaknya Comte berusaha mengembangkan

kehidupan manusia dengan menciptakan sejarah baru, mengubah

pemikiran-pemikiran yang sudah membudaya, tumbuh, dan berkembang

pada masa sebelum Comte hadir. Comte mencoba dengan keahlian

berpikirnya untuk mendekonstruksi pemikiran yang sifatnya

25

Page 24: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Pemikiran Auguste Comte yaitu tentang hukum tiga tahapnya yaitu :

a. Tahap teologi

b. Tahap metafisik dan

c. Tahap positif-ilmiah

d. Tahap Teologik

Pemikiran manusia dalam tahap teologik dikuasai oleh imajinasi.

Manusia percaya bahwa semua fenomena berasal dari kekuasaan-

kekuasaan supranatural. Dalam perkembangan sejarah manusi individual

tahap ini merupakan periode anak-anak.

Masa teologi ini mulai sejak dulu dan berakhir pada abad ke empat

belas dimana manusia ingin mengubah pemikiran dogmatis agama

menjadi pemikiran setafisik. Menurut Auguste Comte tahap teologi atau

tahap fiktif mempunyai tiga tahapan perkembangan yaitu:

a) Tahap animisme

b) Tahap politeisme

c) Tahap monoteisme

Animisme merupakan tahap dimana kehidupan masyarakat yang

dilandasi oleh pemikiran-pemikiran yang mempunyai anggapan bahwa

segala sesuatu yang berada di sekeliling manusia bersuasana sama

kehidupannya seperti manusia sendiri.

26

Page 25: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Politeisme adalah salah satubentuk kehidupan masyarakat yang

dilandasi pemikiran-pemikiran yang mempunyai anggapan bahwa daya

pengaruh atau kekuatan penetu itu tidak lagi berasal dari benda-benda

alam yang berada di sekeliling manusia melainkan berasal dari makhluk-

makhluk yang tidak kelihatan yang berada di sekeliling manusia, dengan

demikian kekuatan yang mempengaruhi keberadaan manusia sudah

memiliki wujud tertentu.

Dalam bentuk kehidupan politeisme ini timbullah kepercayaan

behwa setiap benda, gejala dan peristiwa alam dikuasai dan dianut oleh

dewa-dewanya masing-masing.

Monoteisme adalah suatu bentuk kehidupan masyarakat yang

dilandasi oleh pemikiran-pemikiran yang mempunyai anggapan bahwa

pengaruh dan kekuatan tertentu berasal dari suatu kesatuan mutlak yang

adikodrati sifatnya. Biasanya disebut Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan

merupakan satu-satunya penentu sebab utama dan tujuan akhir dari sesuatu

yang ada.

Periode monoteisme disebut pula transisi katolik feodal sebagai ciri

adanya perkembangan gereja yang besar. Ada usaha-usaha mengatur

kehidupan manusia. Agama di anggap universal sedangkan negara-negara

adalah lokal. Oleh karena itu perlu adanya pemisahan negara dengan

agama. Timbullah faham eman sipasi wanita. Paham kebebasan dari

27

Page 26: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

perbudakan yang menyadarkan manusia akan pentingnya hak asasi

manusia.

Menurut Auguste Comte pada fase monoteisme inilah tahap teologi

atau tahap fiktif akan berakhir.

Tahap Metafisik

Tahap metafisik atau tahap abstrak adlah tahapperalihan dari tahap

teologi menuju tahap positif. Tahap metafisik adalah modifikasi tentang

teologi.

28

Page 27: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

3. Herbert Spencer

1. Biografi

Spencer adalah seorang berkebangsaan Inggris yang lahir di Derby,

pada tanggal 27 April 1820. Dari awal beliau menerima pendidikan

klasik dalam lingkungan keluarganya yang dikenal sebagai keluarga

pembangkang. Latar belakang keilmuan Herbert Spencer sejatinya

bukan dari seni humaniora, melainkan di bidang teknik dan bidang

utilitarian. Pada tahun 1837 ia mulai bekerja sebagai insinyur sipil

kereta api, ia menjabatnya sampai tahun 1846. Pada tahun 1848,

Spencer ditunjuk sebagai redaktur dalam majalah The Economist.

Spencer menjadi sub-editor The Economist pada tahun 1848,

sebuah mingguan keuangan penting pada saat itu untuk kelas

menengah atas. Ia berinteraksi dengan orang-orang terkenal seperti

Thomas Huxley dan John Tyndall, di antara banyak cendekiawan

terkemuka lainnya dari Victoria Inggris. Spencer menerbitkan banyak

artikel dalam pers radikal zamannya, seperti The Leader, The

Fortnightly dan The Westminster Review, terutama menyangkut

pemerintah, mendorong untuk membatasi perannya sebagai mediator

dalam masyarakat. Ia menganjurkan penghapusan Hukum Miskin ,

pendidikan nasional, dan sebuah gereja pusat, ia ingin pencabutan

semua pembatasan perdagangan dan legislasi pabrik. Di seberang jalan

dari tempat ia bekerja adalah kantor John Chapman, dan di situlah ia

pertama kali bertemu asistennya Marian Evans, kemudian dikenal

29

Page 28: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

sebagai George Eliot . Mereka mengembangkan persahabatan yang

sangat dekat, dan berbicara tentang pernikahan tetapi tidak pernah

benar-benar menikah. Meski begitu, mereka tetap sahabat intim sampai

kematiannya. Buku Statika Sosial nya diterbitkan pada tahun 1851

untuk pujian besar, tapi nya Prinsip diam-diam berpengaruh Dari

Psikologi dirilis pada tahun 1855 bertemu dengan banyak kritik.

Pada tahun 1855, Spencer menerbitkan buku keduanya, The

Principles of Psychology. Seperti di Statika Sosial, Spencer melihat

Bentham dan Mill sebagai target utama, meskipun dalam karya ini dia

fokuskan pada kritik asosiasionisme yang terakhir. (Spencer kemudian

direvisi pekerjaan ini, dan Mill datang untuk menghormati beberapa

argumen Spencer.) Prinsip Psikologi jauh kurang berhasil

dibandingkan Statika Sosial, bagaimanapun, dan tentang waktu ini

Spencer mulai mengalami (terutama jiwa) masalah kesehatan serius

yang memengaruhinya selama sisa hidupnya. Hal ini menyebabkan dia

untuk mencari privasi, dan ia semakin menghindari tampil di depan

publik. Meskipun ia menemukan bahwa, karena sakit, ia bisa menulis

hanya beberapa jam setiap hari, ia memulai pada proyek-panjang

sembilan volume Sistem Filsafat Sintetis (1862-1893)-yang

menyediakan account sistematis pandangannya dalam biologi,

sosiologi, etika dan politik. Ini 'filsafat sintetik' menghimpun berbagai

data dari berbagai ilmu alam dan sosial dan terorganisir sesuai dengan

prinsip-prinsip dasar teori evolusi nya.

30

Page 29: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Synthetic Filsafat Spencer pada awalnya hanya tersedia melalui

berlangganan pribadi, tetapi ia juga seorang kontributor untuk majalah

intelektual terkemuka dan surat kabar pada zamannya. Ketenarannya

tumbuh dengan publikasi, dan dia dihitung di antara pengagumnya

kedua pemikir radikal dan ilmuwan terkemuka, termasuk John Stuart

Mill dan fisikawan, John Tyndall. Pada 1860-an dan 1870-an,

misalnya, pengaruh teori evolusi Spencer adalah setara dengan Charles

Darwin.

Pada tahun 1883 Spencer terpilih anggota sesuai bagian

filosofis akademi Perancis ilmu moral dan politik. Karyanya juga

sangat berpengaruh di Amerika Serikat, di mana bukunya, The Studi

Sosiologi, berada di tengah-tengah kontroversi (1879-1880) di

Universitas Yale antara seorang profesor, William Graham Sumner,

dan presiden Universitas, Nuh Porter . Pengaruh Spencer diperluas ke

eselon atas masyarakat Amerika dan telah mengklaim bahwa, pada

tahun 1896, "tiga hakim Mahkamah Agung yang diakui 'Spencerians'."

Reputasinya mencapai puncaknya pada 1870-an dan awal 1880-an, dan

ia dinominasikan untuk Hadiah Nobel untuk Sastra tahun 1902.

Spencer, bagaimanapun, menolak sebagian besar penghargaan yang

diberikan.

Ia juga menerapkan secara analog (kesamaan fungsi) dengan

teori evolusi karya Charles Darwin (yang mengatakan bahwa manusia

berasal dari kera) terhadap masyarakat manusia. Ia yakin bahwa

31

Page 30: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat

industri. Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang

memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi

yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Ia

menyoroti hubungan timbal-balik antara unsur-unsur masyarakat

seperti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan

antara lembaga politik dengan lembaga keagamaan.

Sikap evolusionernya memunculkan ide yang paling terkenal, "

Darwinisme Sosial . " Ini dipengaruhi ekonom awal evolusi seperti

Thorstein Veblen, serta anggota dari American apologis sekolah

seperti William Graham Sumner. Dia memproyeksikan teori evolusi

biologi ke pesawat sosial, menekankan pentingnya analogi organik,

yaitu kesamaan antara Organisme dan Negara. Dia melihat evolusi

sebagai perubahan dari kondisi homogen yang bawaan tidak stabil, ke

yang heterogen dan stabil. Dia menyoroti empat konsep utama:

Pertumbuhan, Diferensiasi, Integrasi dan Adaptasi, ide umumnya hadir

dalam biologi perkembangan, dan yang dapat dengan mudah dibawa

ke dalam konteks berkembang, masyarakat tumbuh.

Spencer mempopulerkan konsep ”yang kuatlah yang akan

menang” (Survival of the fittest) terhadap masyarakat. Pandangan

Spencer ini kemudian dikenal sebagai ‘Darwinisme sosial’. Ia

mempercayai akan kehidupan maasyarakat yang akan tumbuh

progresif menuju keadaan yang lebih baik, untuk itu masyarakat harus

32

Page 31: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

dibiarkan bekembang sendiri. masyarakat harus dilepas dari campur

tangan eksternal yang diyakini justru memperburuk keadaan. Spencer

menyetujui akan adanya evolusi darwin dalam konteks sosial, yaitu

apabila dibiarkan dengan sendirinya teori itu akan berlaku dimana

individu yang layak bertahan hidup akan berkembang, sedangkan

individu yang yang tidak layak maka ia akan tersingkir.

Ajaran sistem sosial yang telah disepakati oleh Spencer adalah

sebagai berikut:

a) Masyarakat adalah organisme atau superorganis yang hidup

berpencar-pencar.

b) Antara masyarakat dan badan-badan yang ada di sekitarnya ada

suatu equilibrasi tenaga agar kekuatannya seimbang.

c) Konflik menjadi suatu kegiatan masyarakat yang sudah lazim.

d) Rasa takut mati dalam perjuangan menjadi pangkal kontrol

terhadap agama.

e) Kebiasaan konflik kemudian diorganisir dan dipimpin oleh

kontrol politik dan agama menjadi militerisme.

Spencer adalah seorang pembina sistem teori mengenai

evolusi universal di mana ia menegaskan bahwa proses biologi dan

mekanis dan menyampingkan proses psikologi yang menurutnya

adalah anak kunci keunikan sosial. Ia mendefinisikan evolusi

dalam First Principle nya bahwa “Evolusi adalah suatu penyatuan

33

Page 32: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

kejadian dari keseragaman yang berserak kepada ketidakseragaman

yang berpusat dan emosi yang terpendam mengalami transformasi

yang salah”. Evolusi Spencer adalah suatu proses vertikal dari

keadaan yang sederhana menuju yang kompleks. Evolusi bagi

beliau adalah proses penggerak sendiri atau rencana sosial dapat

menyebabkan berlangsungnya sedikit perubahan.

Teori evolusi dan organik masyarakat yang dihasilkan

olehnya merupakan sumbangan dari Spencer yang paling penting

dari segi teori bagi sosiologi. Herbert Spencer adalah pendukung

kuat sistem laissez faire dan kebebasan alamiah. Dia mengutarakan

sebuah ideologi yang dinamakan hedonisme “… tindakan yang

menghasilkan kenikmatan adalah tindakan yang diteruskan.” Ia

mengatakan bahwa suatu moralitas perlu diadakan berdasarkan

unsur biologi.

Evolusi tentang serentetan perubahan kecil secara pelan-

pelan dan komulatif yang terjadi dengan sendirinya dan

memerlukan waktu lama. Evolusi dalam masyarakat adalah

serentetan perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat

tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan

kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

Perubahan ini tidak harus sejalan dengan rentetan peristiwa di

dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan.

34

Page 33: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Menurut Spencer, pribadi mempunyai kedudukan yang

dominan terhadap masyarakat. Secara generik perubahan alamiah

di dala diri menusia mempengaruhi struktur masyarakat di

sekitarnya. Kumpulan pribadi dalam kelompok atau masyarakat

merupakan faktor penentu bagi terjadinya proses kemasyarakatan

yang pada hakikatnya merupakan struktur sosial dala menentukan

kualifikasi.

Hasil karyanya yang terkenal antara lain :

1. Sosial Statistics (1850)

2. Principle of Psychology (1955)

3. Principle of Biology (2 jilid, 1864 dan 1961)

4. Principle of Etnics (1893)

5. Programme of a System of Synthetic Philosophy (1862-1896)

Esai-esai :

1. Education (1861)

2. The Study of Sociology (1873)

3. The Nature and Reality of Religion (1885)

4. Various and Fragments (1897)

5. Facts and Comments (1902)

35

Page 34: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Herbert Spencer berhenti dari pekerjaannya dikarenakan

kondisi kejiwaan yang membuatnya tidak bisa tidur. Dan juga pada

tahun berikutnya masalah mental dan fisiknya semakin bertambah

parah. Spencer kemudian menderita gangguan saraf sepanjang sisa

hidupnya. Karena itu ia tidak pernah meraih gelar kesarjanaan

universitas terlebih lagi mendapatkan jabatan akademis. Oleh

karena sifatnya yang semakin tertutup, ditambah dengan

penyakitnya menyebabkan produktivitasnya semakin menurun.

Namun walaupun kondisinya demikian, kemahsyuran

Spencer bukan hanya di Inggris, tapi juga hingga internasional.

Terbukti dari karya-karyanya diantaranya Social Statics (1850),

First Principle (1862), Study of Sociology (1873), dan Descriptive

Sociology (1874). Namun sifatnya yang keras dan enggan

membaca karya orang lain menyebabkan kerusakan intelektualnya.

Sepertinya Spencer sama dengan Auguste Comte yang juga

mengalami gangguan otak.

Prinsip yang melatari keengganannya membaca karya

orang lain, karena Spencer merasa dirinya telah menjadi pemikir

sepanjang masa. Menurutnya, dengan membaca sebanyak apa yang

dibaca orang lain, maka menyebabkan dirinya hanya mengetahui

sedikit dari apa yang diketahui oleh kebanyakan orang. Menurut

Spencer, gagasannya muncul tanpa disengaja dan melalui proses

intuitif, secara bertahap, sedikit demi sedikit, secara rendah hati

36

Page 35: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

tanpa disengaja ataupun kerja keras. Intuisi dianggapnya justru

jauh lebih efektif, jika dibandingkan dengan upaya lainnya.

Spencer lebih lanjut mengatakan bahwa harus ada hukumm

yang dapat menguasai kombinasi antara faktor-faktor yang berbeda

di dalam proses evolusioner. Sedang sistem evolusi umum yang

pokok menurut Spencer seperti yang dikutip Siahaan, ada 4 yaitu;

ketidakstabilan yang homogen, berkembangnya faktor  yang

berbeda-beda dalam ratio gometris, kecenderungan terhadap

adanya bagian-bagian yang berbeda-beda dan terpilah-pilah

melalui bentuk-bentuk pengelompokkan atau segregasi, dan

adanya batas final dari semua proses evolusi di dalam suatu

keseimbangan akhir.

Lebih dari itu ia pun mengabaikan gagasan orang lain yang

tidak mengakui gagasannya. Egoisme Spencer atas aturan main

ilmu pengetahuan meyebabkan dirinya menghasilkan sejumlah

gagasan kasar. Sampai pada akhir hidupnya yaitu pada tanggal 8

Desember 1903, ia masih meninggalkan pernyataan yang belum

dibuktikan kebenarannya, contohnya tentang evolusi kehidupan

manusia. Arogansi intelektual itulah yang menggiring sosiolog di

abad ke-20 menolak gagasannya, lalu menggantinya dengan riset

ilmiah.

37

Page 36: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Spencer tahun terakhir yang ditandai dengan runtuhnya

optimisme awal nya, digantikan bukan oleh pesimisme tentang

masa depan umat manusia. Namun demikian, ia mengabdikan

banyak dari usahanya dalam memperkuat argumennya dan

mencegah mis-interpretasi teori monumental non-gangguan. Ia

dikagumi oleh banyak intelektual, termasuk filsuf Amerika

William James, tapi sering dituduh kecil, hypochondriacal, dan

cengeng. Dia meninggal pada tahun 1903, dan dimakamkan di

Highgate Cemetery dekat George Eliot dan Karl Marx.

2. Agama

Sebagai hasil dari pandangannya bahwa pengetahuan tentang

fenomena dibutuhkan demonstrasi empiris, Spencer menyatakan

bahwa kita tidak dapat mengetahui sifat realitas dalam dirinya sendiri

dan bahwa ada, oleh karena itu, sesuatu yang fundamental "diketahui."

(Ini termasuk pengetahuan lengkap tentang alam ruang, waktu, gaya,

gerak, dan substansi.)

Karena, Spencer mengklaim, kita tidak bisa tahu apa-apa non-

empiris, kita tidak bisa tahu apakah ada Tuhan atau apa karakter

mungkin. Meskipun Spencer adalah seorang kritikus parah agama dan

doktrin agama dan praktek-ini menjadi obyek yang tepat investigasi

empiris dan penilaiannya posisi umum tentang agama agnostik.

Teisme, menurutnya, tidak dapat diadopsi karena tidak ada sarana

38

Page 37: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

untuk memperoleh pengetahuan yang ilahi, dan tidak akan ada cara

untuk menguji itu. Tapi sementara kita tidak dapat mengetahui apakah

keyakinan agama yang benar, kita juga tidak bisa mengetahui bahwa

(fundamental) keyakinan agama adalah palsu.

3. Teori-teori

A. Masyarakat sebagai organisme sosial

Teori Herbert Spencer berhubungan dengan tipe evolusi

organik, sama seperti teori dari Auguste Comte tentang pembagian

masyarakat menjadi masyarakat statis dan dinamis. Pandangan

Hebert Spencer terhadap masyarakat dipengaruhi oleh revolusi

industri. Spencer juga mengkaji masyarakat dengan menggunakan

perspektif organik.

Herbert Spencer dan Auguste Comte adalah tokoh

evolusionis yang lebih menekankan gambaran tentang masyarakat

sebagai suatu organisme keseluruhan yang lebih dari hanya sekedar

jumlah bagian-bagiannya. Dengan kata lain, organ-organ dalam

organisme sosial yang meliputi antar individu, antar kelompok, dan

lembaga ikut memberikan sumbangan bagi terpeliharanya

konsensus sosial atau keteraturan sosial.

Perspektif organik yang Herbert Spencer kemukakan

menyebut masyarakat sebagai suatu keseluruhan yang mempunyai

individualitas tersendiri karena terdapat hubungan yang permanen

39

Page 38: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

antar komponen. Menurutnya masyarakat mempunyai struktur,

sama halnya dengan organisme biologis yang bertambah besar dan

juga kompleks. Analogi ini pun diformulasikan sedemikian dengan

melihat masyarakat primitif sebagai organisme yang bersahaja.

Dalam perspektif organik tersebut, Spencer begitu yakin

terhadap masyarakat sebagai suatu organisme dengan

menggunakan dasar pemikiran dari ilmu organisme hidup dalam

menguraikan organisme masyarakat. Dengan ini Spencer

memandang bahwa setiap masyarakat memiliki sistem peraturan

berupa pemerintah dan militer, sistem dristibusi yang meliputi

perniagaan dan komunikasi, dan sistem penopang kehidupan.

Inilah dasar pemikiran aliran organisme sosial bagi tokoh sosiologi

yang melihat konsepsi masyarakat layaknya organisme hidup.

Oleh karena itu, dalam analisisnya tentang masyarakat,

Spencer menamakan masyarakat sebagai suatu organisme hidup.

Menurutnya masyarakat dengan organisme hidup memiliki ciri

yang sama, yakni:

Masyarakat dan organisme hidup sama-sama mengalami

proses pertumbuhan. Dikarenakan adanya pertumbuhan, maka

struktur tubuh sosial maupun tubuh organisme mengalami

pertambahan.

40

Page 39: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Tubuh organisme biologis dan organisme sosial apabila

mengalami pertumbuhan, bagian lain pun ikut berubah.Tubuh

organisme biololgis dan sosial ,memiliki fungsi dan tujuan

tertentu.Masing-masing bagian tubuh saling berkaitan.

B. Evolusi Sosial

Analisis kajian Spencer tentang masyarakat didasarkan

pada suatu hukum evolusi yang berlaku di seluruh dunia.

Menurutnya suatu proses evolusi tidaklah tentu harus mengikuti

garis lurus. Proses tersebut menimbulkan perubahan baik

kemunduran maupun kemajuan, tergantung dari kondisi yang

memungkinkannya terjadi. Suatu evolusi itu tidak mengandung

implikasi kecenderungan untuk maju di mana pun hukum ini

beroperasi. Tidak ada gerak naik yang seragam dari yang rendah ke

yang tinggi, tetapi hanya ada penciptaan suatu bentuk sewaktu-

waktu yang disebabkan oleh kecocokan dengan kondisi-kondisi

yang lebih kompleks.

Spencer adalah orang pertama-tama yang menulis tentang

masyarakat atas dasar data empiris yang konkrit. Menurut Spencer,

suatu organisme akan bertambah sempurna apabila kompleks

masalahnya bertambah dan dengan adanya diferensiasi antara

bagian-bagiannya. Secara evolusioner, maka tahap organisme

tersebut semakin sempurna adanya.

41

Page 40: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Dengan demikian, maka organisme ada tiga kriteria;

kompleksitas, diferensiasi dan integrasi. Evaluasi sosial dan

perkembangan sosial pada dasarnya berarti bertambahnya

diferensiasi dan integrasi, peningkatan pembagian kerja, dan suatu

transisi dari keadaan homogen ke keadaan heterogen. Spencer

bermaksud untuk membuktikan bahwa masyarakat tanpa

diferensiasi pada tahap pra industri, secara intern tidak stabil oleh

karena terlibat dalam pertentangan-pertentangan di antara mereka

sendiri.

Pengaruh dari ajaran Herbert Spencer sangatlah besar,

utamanya di Amerika Serikat. Salah satu karyanya adalah

Folkways yang merupakan karya klasik dalam kepustakaan dari

ilmu sosiologi. Maksudnya adalah kebiasaan-kebiasaan sosial yang

timbul secara tidak sadar dalam masyarakat, kebiasaan-kebiasaan

mana menjadi bagian dari tradisi. Hampir semua aturan-aturan

kehidupan sosial, upacara, sopan-santun, kesusilaan, dan lain-lain

termasuk dalam folkways. Apabila kaidah tadi dianggap

sedemikian pentingnya, maka kaidah tadi dinamakan mores.

Kaidah-kaidah tersebut tidaklah menjadi bagian dari suatu

masyarakat secara menyeluruh. Pembedaan ini ditujukan untuk

dapat memberikan petunjuk, bahwa ada orang-orang yang diterima

dalam suatu kelompok dan ada pula yang tidak. Pembedaan

42

Page 41: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

tersebut, menimbulkan berbagai macam antagonisme, pertentangan

serta yang lebih parah pertikaian.

Perhatiannya tentang evolusi sosial, menjadikan Herbert

Spencer mengajukan empat pokok penting tentang sistem evolusi

umum.

Ketidakstabilan yang homogen. Setiap homogenitas akan

semakin berubah dan membesar dan akan kehilangan

homogenitasnya karena setiap kejadian tidak sama besarnya.

Berkembanganya faktor yang berbeda. Perkembangan

bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya merupakan batas dari

suatu keseimbangan. Kecenderungan terhadap adanya bagian-

bagian yang berbeda-beda dan terpilah melalui bentuk-bentuk

pengelompokan segregasi. Adanya batas akhir dari semua proses

evolusi di dalam ssuatu keseimbangan akhir.

Pada akhirnya evolusi sosial dapat ditandai dengan mulai

terbentuknya bagian-bagian yang bisa dibedakan dan dengan

demikian dapat dikenali dengan jelas karakteristiknya. Jadi

peningkatan struktur berlangsung secara stimulan sesuai dengan

fungsi pada masing-masing bagian. Jadi dapat disimpulkan bahwa

dalam proses evolusi sosial terdapat tiga aspek yang terjadi, yaitu

diferensiasi struktural, spesialisasi fungsional, dan integrasi yang

meningkat.

43

Page 42: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Struktur-struktur yang timbul dalam proses evolusi sosial

terdiri atas tiga sistem.

1. Sistem penopang

Sistem ini berfungsi untuk mencukupi keperluan-keperluan

demi terciptanya ketahanan hidup, dengan kata lain sistem ini

memproduksi keperluan hidup secara besar-besaran sehingga

mayarakat dapat melanjutkan hidup secara besar-besaran sehingga

dapat melanjutkan proses kehidupannya.

2. Sistem pengatur

Sistem ini berfungsi untuk memelihara hubungan dengan

masyarakat lainnya dan mengatur hubungan intern. Sistem ini

terdiri atas para pemimpin yang secara rinci terbagi dalam sistem-

sistem pengatur politik, dan lainnya.

3. Sistem pembagi

Sistem ini berfungsi untuk mengangkut barang-barang dari

suatu sistem ke sistem lain.

C. Tipe Masyarakat

Dikarenakan sejalan dengan pembahasan tentang teori

evolusi sosial, maka di dalam prosesnya perlu diketahui tipe-tipe

dari masyarakat yang bersangkutan. Tipologi masyarakat ini yang

44

Page 43: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

dikembangkan Spencer meliputi masyarakat yang didasarkan

dalam bentuk suatu ukuran, yakni masyarakat sederhana dan

majemuk. Juga dalam perkembangannya, Spencer membagi

masyarakat ke dalam masyarakat primitif, militer, dan industri.

Yang dimaksudkan Spencer mengenai masyarakat

sederhana adalah masyarakat yang terdiri atas satu kesatuan kerja

yang utuh dan juga tidak tunduk pada pihak manapun, bagian-

bagian dari masyarakatnya saling bekerja sama tanpa adanya pusat

yang mengaturnya. Masyarakat sederhana ini tidak memiliki

pimmpinan secara tetap. Hidupnya nomaden, maksudnya separuh

menetap atau menetap pada suatu tempat tertentu. Sedangkan yang

dimaksud dengan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat di

mana setiap satu kelompok sosial mempunyai seorang ketua atau

pusat. Di dalam masyarakat majemuk ini kehidupan lebih bersifat

menetap dan memiliki berbagai jenis atau motif pemerintahan.

Selanjutnya dalam masyarakat primitif belum terjadinya

diferensiasi dan spesialisasi fungsional. Maka dari itu belum

terdapat pembagian kerja secara kompleks berdasarkan spesifikasi

dan keahlian yang dimiliki. Sebagai contoh suatu pekerjaan

dilakukan secara bersama-sama dan spontan atas dasar

kekeluargaan. Masyarakat pada tipe ini masih tergantung kepada

lingkungan sekitarnya karena belum mempunyai teknologi untuk

mengubah alam.

45

Page 44: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Lalu ada masyarakat militer, masyarakat ini terjadi

pengingkatan heterogenitas karena peningkatan jumlah penduduk

ataupun karena akibaat dari adanya suatu penaklukan terhadap

masyarakat ini. Hal yang penting dalam tipe masyarakat ini adalah

terjadinya koordinasi tugas secara khusus dan cenderung

dilaksanakan secara paksa. Sehingga kerja sama dalam

perkerjaannya dilakukan tidak dengan atas sukarela, melainkan

kelangsungannya dijamin oleh pemimpin dan oleh negara. Dengan

demikian, tipe masyarakat militer ini sering juga disebut

masyarakat militan.

Tipe masyarakat yang terakhir menurut Spencer adalah

masyarakat industri. Tipe masyarakat ini bercirikan adanya suatu

tingkatt kompleksitas yang sangat tinggi dan kehidupan pribadi tak

lagi dikendalikan semata-mata oleh kekuasaan negara. Melainkan

kehidupan pribadi ditentukan oleh diri sendiri. Atau dengan kata

lain setiap individu berhak menentukan hidupnya sendiri tanpa ada

campur tangan dari pemerintah. Negara hanya sebatas memberi

perlindungan kepada warganya dalam melaksanakan hubungan

kerja sama dan keseimbangan kepentingan bersama.

Dalam pandangan teori evolusi sosial ini mengakibatkan

individualisasi yang dapat dirasakan dengan kurangnya campur

tangan pemerintah. Kebebasan dan nilai tpleransi menjadi suatu hal

yang begitu pokok dan menjadi nilai sentral pada masyarakat.

46

Page 45: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Maka dari itu terjadilah konsensus tentang nilai-nilai sentral dan

utama yang didasarkan pada penerimaan yang tidak dapat

diintervensi secara berlebihan oleh siapapun.

4. Karl Marx

A. Biografi

Karl Heinrich Marx dilahirkan di Trier, distrik Moselle, Prussian

Rhineland, Jerman, pada 5 Mei 1818. Ayahnya seorang Yahudi yang

kemudian memeluk agama Protestan dan bekerja sebagai seorang

pengacara. Jerman, negeri dimana Marx tumbuh dewasa, kala itu adalah

negeri yang masih terbilang terbelakang disbanding negeri tetangga Barat

lainnya. Mayoritas penduduk negeri itu bekerja di sektor agraris, dan

produksi di perkotaan masih didominasi oleh sistem gilda, dan industri

modern baru masuk di Rheinland bagian utara. Marx mendalami ilmu

sejarah, filsafat, dan hokum. Ia terjun dalam bidang jurnalistik dan

radikalisme politik, termasuk pula dalam anggota Asosiasi Pekerja

Internasional (International Association of Workers), dan kongres Liga

Komunis (Congress of the Communist League). Pada masanya, Marx

banyak memberi reaksi terhadap tekanan ekonomi dan politik dalam

konteks intelektual idealisme Jerman, sosialisme Perancis, dan teori

ekonomi Inggris. Dalam menanggapi berbagai masalah sosial, politik, dan

ekonomi di masanya ia menggunakan prespektif idealisme filosofis, dalam

hal ini ia mengembangkan teori orientasi konflik dalam masyarakat yang

47

Page 46: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

memiliki dampak yang cukup besar terhadap pemikiran sosiologi

kontemporer.

Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas

Berlin, Universitas yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan guru-guru

muda penganut filsafat Hegel yang berpikiran kritis. Setelah ia

menamatkan pendidikannya, Marx menjadi seorang penulis untuk sebuah

koran liberal radikal. Atas prestasi yang ia miliki, hanya dalam waktu 10

bulan dirinya telah diangkat menjadi editor kepala koran itu. Oleh karena

pendirian politiknya dianggap tidak sesuai dengan visi pemerintah saat itu

membuat koran itu ditutup oleh pemerintah. Di sini, Marx menuangkan

berbagai esai-esainya tentang prinsip-prinsip demokrasi, kemanusiaan, dan

idealisme awal.

Selang waktu 3 tahun pasca studi doktoralnya, pada 1843 Marx

mengakhiri masa lajangnya dan tidak lama kemudian ia meninggalkan

Jerman untuk mendapatkan suasana yang lebih liberal di Paris. Di Paris, ia

terus bergulat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga

menghadapi dua kumpulan gagasan baru, sosialisme Perancis dan

ekonomi politik Inggris. Di sinilah Marx menunjukkan orientasi

intelektualnya yang sangat unik, ia berhasil menggabungkan hegelianisme,

sosialisme, dan ekonomi politik. Dalam pergolakan intelektualnya di Paris,

ia kemudian menjalin persahabatan dengan Fredrich Engels.

48

Page 47: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Marx dan Engels adalah dua sosok kolaborasi yang sangat cocok

dalam menulis buku dan artikel, mereka memiliki orientasi teoretis yang

sama. Kendati demikian, mereka pun memiliki beberapa perbedaan. Marx

dikenal sebagai seorang intelektual teoretis yang kurang teratur dan sangat

berorientasi kepada keluarganya.

Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa

meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di

Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga

menghadapi dua kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik

Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian,

sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi

intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan

orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan

kolabolatornya, yakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak

penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis

kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx

kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan

gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi

panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja

untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata

”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi

nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu”(McLellan,

1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of

49

Page 48: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan

sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di

terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German

ideology (di tulis bersama Engels) dan ia pun menulis the economic and

philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap

bidang ekonomi makin meningkat.

Berbeda dengan Engels, ia adalah pemikir praktis, rapi, pengusaha

teratur dan orang yang tidak percaya pada lembaga keluarga. Selain buku dan

artikel, mereka juga bekerja sama dalam organisasi radikal. Pada kesempatan itu

Marx sering mendapatkan bantuan dana dari Engels. Walau Engels memiliki

kelebihan dalam bidang ekonomi, tetapi dirinya tetap merasa sebagai teman

junior. Ia merasa tidak mampu menandingi prestasi yang dicapai oleh Marx.

Tahun 1845 Marx diusir dari Paris karena beberapa tulisannya telah

mengkritik pemerintah setempat, ia pun terpaksa harus menjinjing kopernya

pindah ke Brussel, radikalismenya pun semakin meningkat dan ia menjadi

anggota aktif gerakan revolusioner internasional. Tahun 1849 ia pindah ke

London dan setelah kegagalan revolusi politik tahun 1849, ia mulai menarik diri

dari aktivitas politik dan beralih kegiatan riset tentang peran sistem kapitalis.

Kegagalan demi kegagalan dalam gerakan revolusioner dan penyakit yang

menggerogotinya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881, anak

perempuannya tahun 1882, dan Marx sendiri wafat 14 Maret 1883 di London.

Kendatipun ia telah meninggal dunia, namun sang legendaris ini tetap saja popular

melalui beberapa karyanya, seperti, The German Ideologi(1845), The Communist

50

Page 49: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Manifesto (1848), Outlines of a Critique of Political Economy dalam tahun 1867

terbit bagian pertama dari Capital, dan A critique of Hegel’s Philosophy of Law,

Economic and Philosophical Manuscripts (1884). Dari beberapa karyanya itu,

nama Marx tidak hanya tersohor sebagai sosok filusuf kenamaan Jerman, tetapi

lebih dari itu. Ia dikenal sebagai seorang pemikir dalam berbagai bidang, mulai

dari ranah sejarah, ekonomi, politik, hingga politik. Perkembangan pemikiran

Marx tidak dapat dipisahkan dari konstruksi pemikiran Hegel dan Feuerbach.

B. Teori-teori

1. Pengaruh Pola Pikir Karl Marx

Berbicara tentang karya-karya hasil pemikiran Marx, berarti kita

sedikit akan menyinggung beberapa tokoh yang ikut mempengaruhi pola

pikirannya di saat itu. Karya-karya Marx yang telah berdengung di

berbagai pelosok negara tidak dapat di pisahkan dari konstruksi pemikiran

Hegel dan Feuerbach. Hegel (1770-1831) memiliki karakter berpikir yang

berdasarkan pada dialektika dan idealisme. Menurut Hegel pikiran

individual partikular merupakan bagian dari pikiran universal, tetapi

pikiran tersebut tidak menyadari satu kesatuan akhir ini, sehingga pikiran

terasingkan dari dirinya sendiri.

Hegel adalah salah seorang sosok pemikir yang dialektis.

Dialektika Hegel di konsepsikan bahwa dalam realitas ini tidak ada lagi

bidang-bidang yang terpisah atau terisolasi. Semuanya saling terkait dalam

satu gerak penyangkalan dan pembenaran. Dalam tinjauan lain, dialektika

51

Page 50: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

berarti sesuatu itu hanya berlaku benar apabila dilihat dengan keseluruhan

hubungan dalam relasi yang bersifat negasi dialektis antara tesis,

antithesis, dan sintesis. Ciri khas dari filsafat Hegel adalah ciri proses.

Menurutnya, tidak ada bidang-bidang realitas maupun bidang-bidang

pengetahuan yang terisolasi. Semuanya saling terkait dalam satu gerak

penyangkalan dan pembenaran (Suseno,2001;Laeyendecker,1991). Selain

konsepnya tentang dialektika, Hegel mencerminkan diri sebagai filsuf

idealisme yang menekankan pentingnya pikiran dan produk mental

ketimbang produk materiil.

Selain Hegel, Ludwig Feuerbach (1804-1872) adalah tokoh yang

ikut berpengaruh terhadap jalan pemikiran Marx. Ia adalah jembatan

penting yang menghubungkan antara Hegel dan Marx. Feuerbach dikenal

sebagai tokoh filsafat materialis, dan karenanya ia mengkritik Hegel yang

dianggapnya terlalu berlebihan pada posisi kesadaran dan semangat

masyarakat. Menurutnya, filsafat Hegel seharusnya di tinggalkan dan

kemudian memusatkan perhatian pada realitas materiil kehidupan

manusia. Pada prinsipnya, materialisme Feuerbach mendewakan manusia

nyata, bukan pada gagasan abstrak termasuk agama.

Dua sosok filsuf (dialektika dan idealisme Hegel serta materialisme

Feuerbach) itulah yang memengaruhi sekaligus menjadi sumber kritik

dalam teori-teori Marx. Dalam pandangan Marx, filsafat semestinya aktif

membuat perubahan-perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan

dan materi, bukan ide-ide sebagaimana jalan pemikiran Hegel. Manusia

52

Page 51: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan yang

melahirkan sejarah. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang

beraktivitas, dan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam suatu

proses produksi. Hakikat manusia adalah kerja (homo laborans, homo

faber). Dengan demikian, terdapat korelasi yang erat antara filsafat,

sejarah, dan masyarakat. Pemikiran Karl Marx ini kemudian dikenal

dengan materialisme dialektika atau materialisme historis. Dasar

pemikiran yang demikian ini selanjutnya membawa pandangan Marx

terhadap teori pertentangan kelas, hingga pada perkembangan lebih lanjut

melahirkan komunisme.

2. Kapitalisme dan Materialisme Sejarah

Marx terkenal dengan analisisnya di bidang sejarah yang

dikemukakan dalam pembukaan bukunya Communist Manifesto (1848).

Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada hakikatnya

merupakan sejarah tentang pertentangan kelas. Marx berkeyakinan bahwa

“hantu-hantu” kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme,

masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode sosialisme radikal

menjadikan negara sebagai revolusi kediktatoran proletariat. Menurut

Marx, sejarah umat manusia di tentukan oleh materi atau benda dalam

bentuk alat produksi. Alat produksi ini untuk menguasai masyarakat. Alat

produksi adalah setiap alat yang menghasilkan komoditas. Komoditas

diperlukan oleh masyarakat secara sukarela. Bagi Marx fakta terpenting

53

Page 52: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

adalah materi ekonomi. Karena itu, teori Marx ini juga dikenal dengan

determinisme ekonomi.

Tekanan materialisme Marx harus dimengerti sebagai reaksi

terhadap interpretasi idealistic Hegel mengenai sejarah bahwa suatu peran

yang paling menentukan dalam suatu perubahan berasal dari evolusi

progresif ide-ide. Marx menolak filsafat sejarah Hegel karena terlalu

berlebihan mengabaikan kenyataan, bahwa ide-ide ada terlepas dari

individu atau orang yang hidup dalam lingkungan materiil dan sosial.

Menurut lensa pandang Marx, ide-ide merupakan produk kesadaran

subjektif setiap individu, tetapi kesadaran tidak dapat terpisah dari

lingkungan materiil dan sosial, jadi selalu ada kesadaran akan

lingkungannya.

Konsepsi materialis Marx yang di terapkan pada perubahan sejarah

untuk pertama kalinya dijelaskan dalam The German Ideologi disusun

bersama Engels. Tema pokok dalam karya itu adalah perubahan-perubahan

dalam bentuk kesadaran, ideologi, dan gagasan-gagasan, bukan sebagai

faktor penyebab perubahan dalam kehidupan sosial dan materiil manusia,

tetapi kondisi-kondisi kehidupan materiil bergantung pada sumber-sumber

alam yang ada dan kegiatan manusia yang produktif. Jadi dalam

pandangan ini, tampak bahwa pemikiran Marx bukan hanya dipengaruhi

oleh idealisme Hegel dan materialisme Feuerbach, tetapi juga

mengkritiknya. Marx mendefinisikan materialisme dan menentang

konsep-konsep abstrak yang di kemukakan Hegel dan Feuerbach. Gagasan

54

Page 53: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

adalah produk manusia dalam interaksinya antara indera dengan

pengalaman. Kesadaran manusia timbul dalam dialektika antara subjek

dan objek. Objek dari kepastian indera di berikan lewat perkembangan

sosial. Sejarah merupakan perumusan, penciptaan, ulang kebutuhan

manusia yang terus-menerus.

Penjelasan materialis tentang perubahan sejarah berpusat pada

perubahan-perubahan cara atau teknik produksi materiil sebagai sumber

utama perubahan sosial dan budaya. Hal ini mencakup perkembangan

teknologi baru, penemuan sumber-sumber baru, atau perkembangan baru

lain apa pun dalam bidang kegiatan produktif, perubahan-perubahan

seperti ini dapat muncul dari usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan

yang ada dalam lingkungan materiil untuk memenuhi kebutuhan yang ada

secara lebih efisien dan kebutuhan-kebutuhan baru yang muncul.

Perubahan tersebut dapat dilihat dari masyarakat primitive tanpa

kelas (classless primitive society) dimana pada masa ini ekonomi secara

materiil dalam masyarakat masih di nilai dari sektor agraris, dan tanahlah

sebagai alat produksi di masa itu. Dalam masyarakat demikian ini,

penindasan akan terjadi antara pemilik alat produksi yaitu pemilik tanah

dengan penggarap tanah. Oleh karena pengaruh “hantu-hantu” kapitalisme,

maka tanah sebagai alat produksi telah memiliki nilai ekonomi yang

berarti, kemudian muncullah motif pemilikan akan tanah. Dampak lanjut

dari proses ini ada terjadinya masyarakat perbudakan (slavery society).

55

Page 54: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Pada masa ini, penindasan terjadi antara majikan dan budak. Tahap ini

dapat juga disebut sebagai masyarakat feudal (feudalistic society).

Proses ini terus berkembang memasuki tahap borjuis. Pada tahapan

ini terjadi perombakan kehidupan komunal di bawah pengaruh panji-panji

individualistis yang menyebabkan pergeseran hubungan manusiawi,

menjadi hubungan pemilikan. Tahap ini dikenal dengan tahap kapitalis

(capitalistic society), dimana proletar memiliki hubungan dengan borjuis

hanya sebatas hubungan impersonal. Proletariat layaknya sebagai seorang

penjual tenaga kerja yang kegiatan produktifnya di pergunakan untuk

menghasilkan produksi-produksi yang akan dijual dalam sistem pasar oleh

kaum borjuis. Dalam kapitalisme terjadi swastanisasi, masyarakat diganti

dengan pasar bebas, penguasa ekonomi adalah pemilik uang. Jadi prinsip

dasarnya kapitalisme adalah investasi sebesar mungkin dengan mengikuti

arus (flow of capitalism) yang dimulai dari penumpukan modal, lalu

investasi komoditas yang diorientasikan pada keuntungan (profit). Kaum

kapitalis melakukan investasi bukan karena nilai sosial (social value),

melainkan karena ingin mengambil keuntungan dari investasi ditanamkan.

Tahap ini kemudian disusul oleh tahap komunis (communist

society), yang menurut gagasan ideal Marx merupakan satu tahap dimana

pemilikan pribadi akan lenyap dan masing-masing individu akan dapat

berinteraksi dalam hubungan-hubungan komunal, tidak melulu ekonomi

terutama aspek-aspek pembagian kerja yang menekankan bahkan

merendahkan martabat manusia akan diganti dengan suatu sistem yang

56

Page 55: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan

manusiawinya. Visi Marx mengenai masyarakat komunis merupakan visi

tentang kemakmuran material karena ia percaya bahwa produksi ilmiah

modern dengan baik dapat menyediakan lebih dari sekadar sarana-sarana

kelangsungan hidup yang memadai.

Kondisi masyarakat yang demikian itu mengandung penekanan

pada kesamaan dalam arti sempit . Dengan demikian, pada tahap komunis,

hak milik pribadi dihilangkan sebagai upaya menghilangkan penindasan,

karena hak miliklah yang selama ini digunakan sebagai alat penindasan.

Akhir materialisme sejarah menurut Marx akan berujung pada masyarakat

modern tanpa kelas (classless modern society). Ide Marx ini hingga kini

belum tercapai. Kenyataannya, “hantu-hantu” kapitalisme masih berdiri

kokoh dalam kehidupan masyarakat modern dewasa ini, pandangan yang

demikian disebut utopisme Marx.

Pemikiran Marx tentang materialisme sejarah mencerminkan

pendekatan versi positivisme. Positivismenya bersifat historis, dalam arti

bahwa generalisasi-generalisasi ilmiah yang hendak ia tetapkan adalah

mengenai arus sejarah manusia. Ia menyakini sejarah sebagai proses

evolusi dimana masyarakat melampaui berbagai tahap, masing-masing

tahap menghancurkan kemudian membangun di atas tahap sebelumnya.

Ciri pendekatan Marx terhadap studi sosial adalah klaimnya bawa hakikat

setiap manusia dan pola perkembangannya adalah sebuah fungsi dari cara

tuntutan materiil kehidupan manusia yang meliputi pangan, sandang,

57

Page 56: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

papan, dan seterusnya (Campbell, 1994). Dalam hal ini, teori historis

Marx tentang masyarakat, kental bermakna positivistic. Marx bermaksud

menghasilkan penafsiran “kausal ketat” mengenai perubahan sosial.

Menurutnya, sejarah merupakan sebuah proses yang determinis bahkan

tidak dapat terelakkan.

Karl Marx beserta teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-

1895) menuliskan sebuah buku “Das Kapital”, yang isinya kurang lebih

tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang

kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848) yang berisikan

daftar singkat karakter alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang

berfungsi untuk menjaga relasi produksi yang dipengaruhi oleh historis

(seni, literatur, musik, filsafat, hukum, agama, dan bentuk budaya lai yang

diterima oleh masyarakat). Prinsip-prinsip komunis modern dalam

bukunya tersebut antara lain :

1. Pengahapusan kekayaan tanah dan menerapkan sewa tanah bagi tujuan-

tujuan publik.

2. Pengenaan pajak pendapat (tax income) yang bertingkat.

3. Pengapusan seluruh hak-hak warisan.

4. Penarikan kekayaan seluruh emigran dan para penjahat atau

pemberontak.

58

Page 57: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

5. sentralisasi kredit pada negara melalui bank nasional dengan modal

negara dan monopoli yang bersifat eksklusif.

6. sentralisasi alat-alat komunikasi, dan transportasi di tangan negara.

7. perluasan pabrik dan alat-alat produksi yang dimilki oleh negara,

menggarap tanah yang tanah, dan meningkatkan guna tanah yang sesuai

dengan perencanaan umum.

Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan

(alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar

menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka

rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka

sendiri. Hasil keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan

kemampuan manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia

menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam

ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi,

dan pengaruh kebradaan pasar pada manusia. Sehingga sangat penting

untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan,

pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan

kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-

lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi klasik adalah, tidak

memperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan

produksi.

59

Page 58: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

3. Teori dan Sumbangan

Mark adalah perletak dasar ajaran sosialisme (sosialisme Marx)

yang mempunyai banyak pengikut di seluruh dunia. Ajaran Marx dapat

diringkaskan seperti di bawah ini :

Sejarah konsepsi materialistik. Keseluruhan peraturan sosial

selalu di tentukan oleh keadaan ekonomi. Semua ideologi dan institusi

manusia adalah hasil tindak-balas dari ekonomi. Marx menulis begini :

“… keseluruhan hubungan produksi ini mewujudkan struktur ekonomi

masyarakat itu, asas yang sebenarnya, yang darinya lahir supra struktur

perundangan dan politik dimana terdapat bentuk-bentuk tetap

kesadaran sosial.” Kehidupan kebudayaan adalah gambaran peraturan

ekonomi.

Perjuangan klas yang universal. Dalam Communist Manivesto

ditulisnya, “Sejarah semua masyarakat yang ada sekarang ini adalah

sejarah perjuangan klas. Orang kebanyakan dan hamba, tuan hamba

dan hamba, dalam sepatah kata, yang menekan dan kena tekan, selalu

bertentangan satu sama lain, terus menerus berlakunya peperangan

kadangkala terbuka dan bisa juga tertutup…” Keseluruhan struktur

klasnya di permudah dengan membagikan masyarakat atas dua klas,

kapitalis dan proletar.

Doktrin nilai lebihan. Tujuan utama kapitalisme adalah

mendapatkan keuntungan melalui buruh. Buruh adalah sumber segala

60

Page 59: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

nilai ekonomi, tetapi buruh dengan tugas dan daya ciptanya hanya

dapat memenuhi keperluan hidup sendiri. Kaum kapitalis mendapat

nilai lebihan dan terus mencoba memaksimalkan nilai lebih tersebut.

Jadi, buruh senantiasa diperah sebagian daripada hasilnya dan kaum

kapitalis terus menjadi kaya.

Revolusi dan keadaan dictator kaum proletar. Marx

menganggap masyarakat sebagai mencakup orang yang berada dan

yang tidak berada, pihak menindas dan kena tindas. Dia meramalkan

bahwa tidak berapa lama lagi kaum proletar maka wujud pula satu

masyarakat tanpa klas. Masyarakat tanpa klas ini ialah masyarakat

dimana tidak lagi terdapat perjuangan klas, karena tidak ada lagi

pembagian antara yang miskin dan kaya seperti sekarang. Ia akan

menjadi sebuah negara yang bebas, dan negara yang waktu dulu yang

memerlukan perjuangan klas, akan berangsur-angsur hapus.

Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi

prodksi akan berlangsung, namunkarena terjadi peningkatan output dan

kegiatanekonomi, sebagaimana feudalisme juga mengandung benih

kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur dan digantikan

dengan masyarakat sosialise.

Masa sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme

masih mengandung sisa-sisa kapitalisme. Pada masa komunisme,

61

Page 60: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau

materi.

Menurut Karl Marx dalam komoditas dan kelas dapat dibagi

menjadi dua kelas, yaitu:

1. kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi.

2. Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi,

ruang kerja, maupun bahan-bahan produksi.

Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkan nya ke

dalam masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan dan relasi

produksi. Dimana nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang

berakibat perubahan kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada

sistem feodal menjadi penggilingan uap pada sistem kapitalisme.

Menurutnya satu-satunya biaya sosial untuk memproduksi barang

adalah buruh.

Analisa Karl Marx tentang Kapitalisme :

Karl Marx adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis

memunculkan akibat social yang tidak diinginkan dan sebagai

pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke

waktu. Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx

tentang kapitalisme, yang berisi tentang :

62

Page 61: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

1. Surplus pengangguran

Pada konsep tentang surplus pengangguran ini, Karl Marx

berpendapat bahwa selalu terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja

yang erdampak pada penekanan tingkat upah sehingga menjadi

surplus value dan keuntungan tetap bernilai positif. Karl Marx

melihat ada 2 faktor penyebab terjadinya surplus tenaga kerja ini.

Pertama, yaitu Direct Recruitment yang terjadi akibat penggantian

tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect

Recruitment yang terjadi akibat adanya anggota baru tenaga kerja

yang memasuki pasar tenaga kerja.

2. Penurunan tingkat keuntungan

Dalam model Karl Marx dirumuskan bahwa tingkat

keuntungan (P) mempunyai hubungan positif dengan tingkat

surplus Value (S’) dan mempunyai hubungan negative dengan

organic komposition of capita (Q).

Dengan asumsi bahwa surpus value dipertahankan untuk

tidak berubah. Setiap kenaikan dalam organic composition of

capital akan menghasilkan penurunan pada tingkat keuntungan,

melalui mekanisme sebagai berikut.

Menurut Karl Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis

untuk menghimpun modal. Penghimpunan modal ini berarti bahwa

aka nada lebih banya fariabel modal yang digunakan untuk

63

Page 62: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

menambah tenaga kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan

mengurangi tingkat pengangguran. Tingkat surplus value akan

mengalami penurunan sebagai akibat dari naiknya upah, begitu

juga tingkat laba juga akan turun. Para kapitalis akan bereaksi

dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin dengan

menambah organic composition of capital. Jika tingkat surplus

value dipertahankan untuk tidak berubah maka kenaikan pada

organic composition of capital akan mendorong tingkat

keuntungan pada level yang lebih rendah.

3. Krisis Bisnis

Pada konteks krisis bisnis (depresi), Karl Marx berpendapat

bahwa adanya perubahan orientasi atau tujuan dari proses produksi

dari tujuan nilai guna pada zaman ekonomi barter berubah menjadi

tujuan nilai tukar dan keuntungan saat dibawah kapitalisme,

menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi. Pada ekonomi barter,

produse hanya menghasilkan barang untuk dikonsumsi sendiri atau

ditukar dengan komoditi yang lain, sehingga pada saat ekonomi

barter ini tidak pernah terjadi over produksi. Sedangkan ketika

tujuan produksi berubah menjadi nilai tukar dan keuntungan maka

terjadinya over produksi pada suatu perekonomian akan mungkin

terjadi. Over produksi itu sendiri akan berdampak pada

menurunnya tingkat keuntungan. Perubahan tingkat keuntungan

tersebut akan berdampak pada pengeluaran untuk infestasi.

64

Page 63: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Volatility dari pengeluaran infestasi inilah yang menurut pendapat

Karl Mark merupakan penyebab umum dari fluktuasi pada

keseluruhan aktifitas ekonomi. menghasilkan siklus bisnis, hal ini

Karl Marx bercermin pada pertumbuhan dramatic pada industry

tekstil di Inggris dengan mekanisme sebagai berikut. Adanya

ledakan pada teknologi akan menyebabkan peningkatan akumulasi

dari modal dan permintaan pada tenaga kerja. Jumlah

pengangguran akan berkurang, tingkat upah akan naik, surplus

value akan berkurang, dan tingkat surplus value akan berkurangdan

akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan. Penurunan tingkat

keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi modal dan

akan menyebabkan depresi. Namun menurut Karl Marx depresi ini

mempunyai elemen yang akhirnya, cepat atau lambat akan

menyebabkan ekspansi yang baru pada kegiatan ekonomi.

Teori klasikmelihat bahwaadanya pasar di harapkan dapat

memecahkan masalah alokasi sumber daya yang ada, hal ini akan

menciptakan suatu kondisi keseimbangan dalam jangka panjang.

4. Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis

Dalam model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan

jelas bergantung pada kapitalis itu sendiri yang berupaya untuk

mengubah jumlah atau nilai profit dan mengubah ekspetasi profit

dalam kaitannya dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai

65

Page 64: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

hukumnya itu untuk menjelaskan fluktusi dalam jangka pendek

dalam aktifitas ekonomi. Untuk memperoleh profit yang besar,

aliran kapitalis menambah komposisi modal an ternyata hal itu

justru menurunkan profit.

Kaum kapitalis secara periodic akan berusaha

menanggulangi jatuhnya nilai profit dengan mengurangi infestasi

secara berlebih yang dapat menyebabkan aktifitas ekonomi

mengalami fluktuasi yang nantinya bias menyebabkan krisis.

Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan

fluktuasi dalam aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai profit, factor

teknologi baru yang tidak sama, dan tidak proporsionalnya

pengembangan dalam suatu sector ekonomi yang nantinya dapat

menyebabkan penurunan dalam level kegiatan ekonomi.

Fluktuasi menurutnya terjadi dalam suatu system karena

pada dasarnya kebanyakan dari aktifitas kapitalis cenderung ingin

mencari jumlah profit sebanyak mungkin.

Adapun teori Karl Marx tentang krisis bisnis mungkin

banyak terdapat kekurangan secara internal, tidak diragukan lagi

bahwa pandangannya tentang kapitalis secara mendasar belum

stabil. Meskipun begitu, visi dari karl marx tentang teori kapitalis

ini secara lebih lanjut tidak mendapat smabutan oleh teori orthodox

sapai tahun 1930.

66

Page 65: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

5. Konsentrasi modal

Karl Marx memberi asumsi mengenai adanya pasar

persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk perusahan-

perusahan kecil dalam tiap –tiap industry, namun karena ketatnya

persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industry-industri

kecil sehingga akan mengurangi persaingan.

Untuk mengurangi adanya persaingan salah satunya dengan

peusatan modal. Pemusatan modal ini terjadi melalui sebuah

redistribusi pada modal. Karl Marx menujukan bahwa perusahaan

yang besar lebih bias mencapai skala ekonomi yang lebih baik

ketimbang perusahaan yang kecil, hal ini disebabkan karena

perusahaan yang besar itu dapat memproduksi dengan biaya yang

rendah. Persaingan diantara perusahaan yang besar dan yang kecil

menghasilkan pertumbuhan monopoli. Penambahan modal secara

lebih jauh dengan mengembangkan sistem kredit dan kerja sama

dalam bentuk organisasi bisnis.

6. Bertambahnya kesengsaraan kaum proletar

Kontradiksi kapitalisme menurut marx menyebabkan

bertambahnya tingkat kesengsaraan pada kaum proletar.

Bertambahnya kesengsaraan secara absolut menunjukkan

pendapatan dari masyarakat secara global menurun dalam sistem

67

Page 66: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian pendapatan nasional

mereka menjadi turun di kemudian hari.

Hingga pada akhirnya marx berasumsika secara konsisten

bahwa hal yang harus dilakukan untuk menghilangkan

kesengsaraan, yakni dengan lebih memperhatikan pada kualitas

hidup mereka.

4. Kapitalisme dan Alienasi

Inti seluruh teori Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan

hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya bergantung pada

kegitan produktif dimana secara aktif seseorang terlibat dalam

mengubah lingkungan alam. Namun, kegiatan produktif itu

mempunyai akibat yang paradoks dan ironi, karena begitu individu

mencurahkan tenaga kreatifnya, maka produk-produk dari kegiatan ini

memiliki sifat sebagai benda objektif yang terlepas dari manusia yang

membuatnya. Oleh karena kegiatan produktif meliputi penggunaan

tenaga manusia dan kemampuan kreatifnya, maka produk-produk yang

di ciptakan itu sebenernya mewujudkan sebagian dari hakikat manusia.

Jadi manusia mengkonfrontasikan hakikatnya sendiri yaitu hasil

keringat dan kemampuan kreatifnya. Dalam bentuk yang sudah

terasing atau diasingkan, atau sebagai benda dalam dunia luar yang

berada diluar jangkauan control mereka, manusia justru harus

menyesuaikan diri dengannya. Dengan kata lain, individu harus

68

Page 67: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

menyesuaikan diri dengan dunia benda-benda yang membatasi

kebebasannya sebagai manusia.

Marx menulis tentang konsekuensi-konsekuensi yang

mengasingkan itu dari sistem produksi yang sudah di mekanisasi

dalam pabrik. Mesin-mesin dibuat oleh manusia dan dengan demikian

mencerminkan kegiatan kreatif manusia, lebih dari kerja keras fisik.

Tetapi akibat aktual perkembangan teknologi mesin di awal revolusi

industri adalah memperbudak para pekerja, membatasi kesempatan

mereka untuk melakukan kegiatan kreatif. Pekerja tunduk pada disiplin

mesin, produksi, menurut Marx merendahkan martabat para pekerja,

yang menuntut mereka melayani mesin daripada mesin melayani

mereka. Keterasingan dalam pekerjaan merupakan dasar segala

keterasingan manusia, menurut Marx, pekerjaan merupakan aktivitas

yang paling fundamental. Dengan demikian, dengan bekerja berarti

manusia telah merealisasikan dan mengobjektifkan dirinya. Oleh

karena bekerja merupakan sarana perealisasian diri, maka semestinya

pekerjaan itu menyenangkan, menggembirakan, dan memberikan

kepuasan, bukan justru menyengsarakan.

Dalam kenyataannya, terkadang yang terjadi adalah sebaliknya.

Misalnya buruh pabrik dalam sistem kapitalis, pekerjaan tidak

merealisasikan hakikat diri mereka, melainkan justru mengalienasikan

diri mereka. Tentu saja kenyataan demikian ini menimbulkan tanda

tanya besar, mengapa demikian? Jauh sebelumnya Marx telah

69

Page 68: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

menjawab masalah ini dalam analisisnya tentang keterasingan manusia

dalam pekerjaan. Menurutnya, dalam sistem kapitalis, manusia tidak

bekerja secara bebas, melainkan hanya sekadar terpaksa karena alasan

klasik, sekadar untuk dapat menyambung hidup. Dengan demikian,

pekerjaan pada prinsipnya tidak mengembangkan dan mendatangkan

kepuasan sebagaimana hakikat dari pekerjaan itu, melainkan lagi-lagi

justru mengasingkan manusia, baik terhadap dirinya maupun orang

lain.

Dalam teori alienasinya, Marx menjelaskan dampak alienasi

terhadap pekerja dalam sistem kapitalis. Menurutnya, orang yang

bekerja dalam sistem kapitalis pada dasarnya mereka tidak memiliki

suatu apa pun, baik mesin maupun bahan baku yang digunakan dalam

pekerjaan mereka, semuanya dimiliki oleh kapitalis. Para pekerja

menggadaikan tenaga dan keringat mereka untuk mendapatkan uang.

Dalam sistem kapitalis yang demikian ini menampilkan empat

hubungan yang meletakkan inti teori alienasi Marx. Pertama, pekerja

teralienasi dari aktivitas produksinya dan tidak memainkan peran

sedikit pun dalam menentukan apa yang harus dilakukan atau

bagaimana seharusnya melakukan pekerjaan itu. Kedua, pekerja

teralienasi dari produk hasil aktivitas mereka karena tidak memiliki

control terhadap apa yang dihasilkan dan akan jadi apa produksi

tersebut. Ketiga, pekerja teralienasi dari manusia yang lain karena

dengan kompetisi dan penyeragaman telah menjauhkan mereka dari

70

Page 69: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

kerja sama. Keempat, pekerja teralienasi dari aneka ragam potensi diri

yang tersimpan dalam diri mereka sebagai manusia kreatif. Hubungan

yang demikian ini dapat mengakibatkan menurunnya karakteristik

individu, kelemahan secara fisik, kehilangan arah, kebingungan

mental, dan terisolasi sebagai makhluk sosial.

Begitu kompleks pertautan antara kapitalisme, pekerjaan, dan

keterasingan manusia. Dalam sistem kapitalis, manusia bekerja

didasarkan oleh upah, gaji, konkretnya dalah semata-mata uang, dan

uang, bukan demi pengembangan diri. Cara pandang demikian itu telah

“meradang” dalam sanubari manusia kapitalis, mereka beranggapan

bahwa untuk dapat bertahan hidup, maka segalanya membutuhkan

uang, dan untuk mendapatkan itu semua, manusia harus bekerja sesuai

keinginan majikan, boss, atasan, pimpinan. Karena itu, bukan hanya

pekerjaan, hasil produksinya juga tidak memiliki keterkaitan dengan

hakikat dirinya sebagai manusia. Karena alas an untuk hidup, manusia

memperalat bahkan terkesan “menghambakan” diri pada uang.

Di tengah kegemerlapan dunia kapitalis, sistem hak milik pribadi

telah memisahkan antara hakikat pemilik dan pekerja, antara pemilik

alat kerja dan yang menguasai tenaga kerja. Hal itu pasti terjadi karena

keterasingan dalam pekerjaan merupakan akibat langsung dari sistem

hak milik pribadi. Dalam sistem yang demikian ini, manusia yang

membutuhkan pekerjaan harus mengontrakkan diri mereka kepada

majikan, tuan, boss, atau apa pun namanya. Karena itu, Marx

71

Page 70: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

mengatakan bahwa sumber keterasingan itu terletak pada sistem hak

milik pribadi, bukan karena kondisi politik, bukan karena agama,

bukan pula karena egoisme manusia, melainkan penataan produksi

menurut sistem hak milik pribadi (Suseno,2001).

Dari pemaparan di atas, sistematisasi kajian Marx berkenaan

dengan kapitalisme, materialisme sejarah, dan alienasi dapat kita

temukan dalam penahapan umat manusia ke dalam tiga tahap. Tahap

pertama adalah masyarakat purba, yakni masyarakat dimana belum

terjadinya pembagian kerja. Tahap kedua adalah tahap pembagian

kerja sekaligus tahap dimana terjadinya hak milik pribadi. Dengan

demikian, pada tahap ini telah terjadi keterasingan. Tahap ketiga yaitu

tahap kebebasan jika hak milik pribadi telah di hapuskan. Analisis

demikian menunjukkan bahwa sistem hak milik pribadi dalam

pandangan Marx bukan suatu prahara ataupun kecelakaan, tetapi

keniscayaan dalam perjalanan umat manusia. Lalu pertanyaan kritis

selanjutnya adalah bagaimana hak milik pribadi itu dapat terhapuskan?

Marx menawarkan konsep tentang komunisme sebagai sumber

keterasingan diri manusia. Lantas kapan pengakuan milik bersama itu

terjadi? Tampaknya pertanyaan ini belum juga terjawab oleh Marx.

Kealpaan jawaban atas pertanyaan itu, oleh sebagian besar teoritikus

dinilai menjadikan teori Marx tersebut sebagai teori yang utopia

belaka.

72

Page 71: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

5. Kapitalisme, Kelas, dan Konflik Kelas

Kendati Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya,

namun yang paling tersohor adalah analisisnya terhadap sejarah, terutama

mengenai pertentangan kelas. Teori kelas Marx merupakan teori sosiologi

yang hingga kini masih tetap menjadi rujukan klasik dalam berbagai karya

ilmiah tentang konflik. Kelas yang di maksudkan oleh marx adalah suatu

kelompok orang-orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama dalam

suatu organisasi produksi. Pada dasarnya teori konflik dari Marx

merupakan pokok-pokok dari interpretasi sejarah ekonomi. Menurutnya,

sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya merupakan

sejarah tentang pertentangan kelas atau antargolongan mulai dari

masyarakat sederhana hingga pada masyarakat kompleks. Faktor utama

yang menimbulkan konflik dalam analisis Marx adalah terletak pada

faktor produksi. Dengan adanya perbedaan atau ketimpanganyang semakin

tajamdalam proses produksi menjadi dasar terjadinya konflik atau

pertentangan kelas dalam masyarakat.

73

Page 72: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

5. Pitirim A. Sorokin

Menulis pada tahun 1951, Sorokin didefinisikan Amitology sebagai ilmu

terapan atau seni mengembangkan persahabatan, saling membantu, dan

cinta dalam individu dan antar hubungan. Tujuannya adalah untuk

membendung gelombang Machiavellianism dengan menyediakan cetak biru

("buku panduan") untuk layanan bersama, kerjasama, dan persahabatan.

Amitology difokuskan pada penentuan karakteristik kepribadian altruistik,

teknik untuk mengembangkan dan menggunakan cinta sebagai sebuah

kekuatan dalam interaksi sosial, pengaruh "orang lain yang signifikan" pada

hubungan prososial, dan karakteristik lingkungan yang mempromosikan

tindakan altruistik. The Harvard Research Center di Altruisme Kreatif

berkomitmen untuk menemukan sifat-sifat ini, teknik, dan kondisi.

Pitirim Alexandrovich Sorokin lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Ia

adalah seorang akademis dan aktivitas politik di Rusia. Ia bernigrasi dari

Rusia ke Amerika pada tahun 1923. ia mendirikan departemen Sosiologi di

Universitas Harvad. Ia terkenal untuk sumbangannya kepada teori siklus

sosial. Di Amerika ia menetap secara tetap pada tahun 1930 Sorokin adalah

Profesor sosiologi di University of Minnesota (1924-1930) dan Universitas

Harvad pada tahun 1930-1955. Tulisan Sorokin mencakup luasnya luasnya

sosiologi. Kontroversial teori proses sosial dan tipologi historis budaya yang

di uraikan dalam dinamika sosial dan budayadan banyak karya lainnya.

Sorokin juga tertarik pada stratifikasi sosial yang sejarah teori sosiologis, dan

74

Page 73: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

perilaku altueristik. Sorokin adalah penulis buku seperti Krisis usia kita dan

power dan moralias.

1. Bidang utama Filsafat Sorokin tentang Sejarah

Ide Sorokin tentang perubahan sejarah tidak dapat dipahami kecuali

Prinsip Batas disimpan selalu di garis depan pikiran. Filosofi Sorokin tentang

sejarah dimulai dengan proses sosial yang paling sederhana dan secara

bertahap bekerja ke luar ke ritme sosial budaya yang paling rumit.

Prinsip Batas pertama kali disajikan dalam bentuk yang paling

sistematis dalam Journal of Forces Sosial, Chapel Hill, North Carolina, pada

bulan September, 1927, dalam sebuah artikel berjudul, "Sebuah Survei

Konsepsi Siklus Proses Sosial dan Sejarah". Pada tahun 1927 penelitian ini

Sorokin membuat titik bahwa "tidak ada proses sosial yang pernah berlanjut

tanpa henti dalam satu arah". Survei besar memeluk dalam artikel ini

menunjukkan bahwa setiap gerakan tunggal dari proses sosial memiliki batas

yang kaku. Misalnya fenomena seperti kematian-rate atau tingkat perceraian-

tidak bisa terus meningkat atau menurun. Dalam artikel ini Sorokin bahkan

menyiratkan bahwa batas pergerakan dalam satu arah berlaku juga untuk

paling dikenal fisik, kimia dan fenomena lainnya, sebagian karena perubahan

substansi dan perubahan makna. Ketika uranium perubahan sangat, untuk

menggambarkan makna Sorokin, itu menjadi tidak lagi uranium, tapi

memimpin.

75

Page 74: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

2. Keterkaitan Sistem Sosial dan Budaya

Meskipun setiap kelompok sosial berisi serangkaian sistem budaya

makna-nilai-norma dan setiap sistem budaya hidup memiliki kelompok

berinteraksi individu sebagai penciptanya, operator, atau agen,

bagaimanapun, peta sistem budaya umat manusia atau dalam populasi

tertentu tidak bertepatan dengan peta sistem sosial, menurut Sorokin. Batas-

batas dari kedua jenis sistem yang tidak identik atau koterminal dalam arti

yang sama di mana pola-pola bit yang sama dari kaca berwarna dalam kaleido

sama ¬ lingkup tidak identik dengan putaran yang berbeda dari kaleidoskop

atau dua sisi tangan kami sangat berbeda dari satu sama lain dalam karakter

dan penampilan mereka. Alasan untuk ini non-coterminability dan non-

coincidentality dari peta batas-batas dari sistem budaya dan sosial beberapa.

Pertama, karena banyak sistem budaya, terutama sistem budaya yang luas

seperti matematika, biologi, kedokteran, atau ilmu pengetahuan pada

umumnya, masukkan budaya total hampir semua sistem sosial, keluarga,

badan usaha, kelompok agama, negara, partai politik , serikat pekerja, semua

kelompok terorganisir harus dan melakukan aritmatika atau penggunaan obat

atau dasar-dasar ilmu biologi. Hal yang sama juga berlaku pada sistem

bahasa. Ada ribuan kelompok sosial beragam yang berbahasa Inggris. Hal ini

juga berlaku sistem budaya agama. Banyak sistem sosial memiliki sebagai

sistem keagamaan mereka baik Buddha atau Katolik Roma atau Protestan

atau Konfusianisme. Dan seterusnya. Dalam semua kasus, sistem budaya

76

Page 75: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

yang luas seperti tubuh besar air di sekitarnya banyak beragam pulau

(kelompok sosial).

Sistem sosial dan budaya juga berbeda satu sama lain dalam bahwa

budaya total kelompok terorganisasi, bahkan dari satu orang, terdiri bukan

dari satu sistem sentral tetapi dari banyak sistem budaya perifer yang luas dan

kecil yang sebagian selaras, sebagian dari harmoni, satu sama lain dan di

samping banyak timbunan dari berbagai macam. Bahkan budaya total hampir

setiap individu tidak sepenuhnya terintegrasi ke dalam satu sistem budaya

tetapi merupakan banyak sistem budaya co-ada dan timbunan. Sistem-sistem

dan timbunan yang sebagian konsisten dengan, sebagian netral terhadap, dan

sebagian bertentangan, satu sama lain.

Sebuah penyelidikan rinci dari masalah mengenai apakah Creto-Mycenaean-

Yunani-Romawi dan budaya jumlah Barat telah diintegrasikan ke dalam

sensasi, Integral, dan ideasional supersystems dan bagaimana integrasi ini

telah terwujud dalam lukisan, patung, arsitektur, musik, sastra, ilmu

pengetahuan dan filsafat, etika dan hukum, bentuk organisasi sosial, politik,

dan ekonomi, dalam gerakan perang dan revolusi, serta bagaimana dan dalam

apa abad dari abad kedua belas SM sampai abad kedua puluh sensasi,

Integral, dan supersystems Ideational didominasi-ini adalah masalah utama

belajar di Dynamics. "

77

Page 76: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

3. Otonomi dalam Sistem Sosial

Setiap logis, atau bahkan hanya fungsional, sistem yang terintegrasi

memiliki tingkat tertentu otonomi dan melekat self-regulation. Jadi lebih

terintegrasi itu, semakin otonomi itu. Hal ini meningkatkan ukuran pilihan itu

dalam memilih atau memodifikasi pertemuan dengan agen eksternal dan

objek. Sebuah budaya yang sangat terintegrasi memiliki otonomi yang lebih

besar dari kondisi eksternal (pengaruh luar atau agen kausal) daripada yang

kurang terintegrasi.

4. Tulisan-tulisan tentang Perubahan Sosial

Suatu sifat luar biasa atau karakteristik penting dalam pekerjaan

Sorokin adalah konsentrasi pada perubahan sosial setelah kedatangannya di

Amerika. Ia mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk perubahan sosial

atau "dinamika" saat ia menyebutnya. Dia berusaha untuk mencari tahu apa

perubahan sosial berarti, mengapa hal tersebut terjadi, apa yang terjadi pada

orang dan masyarakat, dan apa yang menjadi tujuan akhir dari orang-orang

dan masyarakat dalam bentuk-bentuk baru.

Buku pertamanya dalam "kehidupan kedua" nya-setelah

pengampunan hukuman mati (setidaknya untuk sementara) dan pembuangan

permanen yang ia mampu mengamankan oleh tipu muslihat adalah Sosiologi

Revolusi. Kedua adalah Mobilitas Sosial, atau gerakan dan perubahan orang,

kelas, ide, nilai, dan hal sosial lainnya. Teori Sosiologi Kontemporer pada

dasarnya pot-boiler dan tambahan untuk maksud dan tujuan sendiri untuk

78

Page 77: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

membuat keberhasilan dalam hidup barunya. Sosiologi pedesaan dengan

Zimmerman benar-benar sosiologi pedesaan-perkotaan, studi tentang

mobilitas vertikal dan horizontal campuran antara kota dan desa dan makna

dalam hal perubahan. Sejak saat itu masalah utama dipelajari hanya dinamika

sosial dan budaya yang bersangkutan dan ide-ide yang muncul dari menulis

empat jilid.

Dalam hal ini Sorokin punya satu "kehidupan menulis" sebelum

pembuangan dan satu lagi setelah. Kejahatannya pertama yang bersangkutan,

hukum, kondisi petani (sosiologi tradisional) ditambah tugas-tugas

profesional seperti Elemen Sosiologi (1919, Rusia) dan Sosiologi sistematis,

(2 jilid., 1920-21, Rusia). Kedua di Amerika Serikat terutama tentang

perubahan dan dinamika sosial, ditambah tugas beberapa profesional.

Dalam proses kehidupan setiap filsuf besar telah kehilangan status

sosial yang lebih berharga bagi mereka daripada kepemilikan lain kecuali

kehidupan itu sendiri. Seperti Sorokin menulisnya dalam huruf miring setelah

meninggalkan Rusia

Kehidupan, bahkan kehidupan yang paling sulit, adalah yang paling

indah, indah, dan ajaib harta di dunia. Dante dibuang untuk hidup dan

kemudian dihukum untuk dibakar di tiang jika ia kembali ke Florence.

Sebelum itu ia telah menjadi penulis prosa pada reformasi politik dan

pemerintahan. (Kami bahkan tidak tahu di mana dia tinggal saat dibuang.)

Menulis Nya beredar setelah pembuangan (dalam bahasa baru untuk menulis-

79

Page 78: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Italia) adalah Divine Comedy. (Mengapa disebut baik "ilahi" atau "komedi"

benar-benar tidak jelas karena itu, par excellence, polemik politik yang

bersifat perubahan sosial yang mendalam.)

Hal ini sangat mungkin bahwa analisis perubahan sosial, pentingnya

dan kelengkapan, yang dibuat oleh Sorokin mungkin kontribusi permanen

terhadap ilmu sosiologi dan pengetahuan kita. Ini akan memakan waktu untuk

memberitahu jawabannya. Tetapi bahkan jika Sorokin dilupakan kontribusi

terhadap perkembangan sosiologi obyektif sebagai kontras dengan sosiologi

subjektif dari banyak (yaitu oleh Max Weber) lama akan menjadi landmark

dalam pengembangan ilmu sosial yang berguna.

5. Sorokin sebagai Perubahan Sosial Penulis

Jika kita mengambil Sorokin sebagai anggota spesies filsuf Sejarah,

atau Perubahan Sosial penulis, pengamatan berikut mungkin menarik dalam

memahami dirinya, atau jika di tidak mengerti, menempatkan dia dalam

sebuah lingkungan nyata.

1. Dia adalah pria yang berasal di luar budaya tentang yang ia

menulis, dan datang ke mereka dengan beberapa dispassion dari

dosen tamu dari jauh. Dalam teknis dan rasa psikologis Sorokin

bukanlah massal atau ortodoks Rusia oleh budaya. Gerakan

konstan pernah menjadi budaya baru, dari pinggiran Arktik ke

Harvard University di Amerika Serikat Dalam hal ini ia selalu

memiliki objektivitas orang luar, hanya diperbesar.

80

Page 79: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

2. Karakteristik kedua adalah keterlibatan awal Sorokin dalam agitasi

politik dengan resultan memperluas pengalaman dan kontak fisik dengan

kekuatan berwujud dan tidak berwujud baik dan jahat yang bersifat

Machiavellian dalam proses manajemen biasa masyarakat. Mungkin

menunjukkan bahwa sebagian besar penulis perubahan sosial, dan para

filsuf sejarah, memiliki cukup "pengalaman" alam ini.

3. Karakteristik ketiga yang dimiliki oleh sebagian besar filsuf

perubahan sosial telah bahwa pendidikan lazim timbul sebagian besar

keluar dari situasi di mana mereka menemukan diri mereka. Mereka tidak

biasanya menerima pendidikan formal dalam mata pelajaran standar di

mana mereka kemudian membuat nama mereka.

4. Akhirnya Karakteristik keempat kesamaan dengan banyak filsuf

besar dalam sejarah adalah bahwa penjara, hukuman, dan hukuman mati

untuk kegiatan dan pandangan mereka, dan kemampuan beruntung untuk

pulih dan keengganan untuk dihancurkan oleh bagian ini psikologis dari

hidup, dan kemudian kembali . Dalam kasus ini, pekerjaan besar mereka

yang bersifat kreatif dapat dikatakan telah dibuat dalam kehidupan kedua

mereka atau mereka "reinkarnasi". Kebanyakan dari penulis ini berada

dalam bahaya banyak waktu dan melarikan diri dengan margin yang

sempit. Mereka selalu hidup pada waktu yang telah diperoleh oleh

kecelakaan.

81

Page 80: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Augustinus telah dihukum mati ketika Afrika diserbu oleh kaum

barbar, dia tinggal tiga atau empat tahun lagi. Ini penjajah membutakan

semua gereja sebelum membunuh mereka. Dia menyebutkan biasa.

Artinya, hal-hal yang telah membuat jenius filsuf besar dalam

sejarah, Sorokin memiliki dosis liberal dari semua jenis.

6. Perubahan Sosial dan Filsafat Sorokin tentang Sejarah

Apa hubungan yang paling umum waktu untuk budaya manusia? Dalam

hal bahwa filsafat sejarah oleh sosiolog seharusnya berbeda satu oleh

sejarawan. Kita harus mengharapkan seorang sejarawan menjadi lebih

spesifik dan sosiolog lebih umum. Kita mungkin berpikir bahwa sejarawan

akan berbicara tentang perubahan tertentu dalam dinasti tetapi sosiolog akan

mencoba untuk mengucapkan prinsip-prinsip umum mengenai penciptaan dan

pembusukan dinasti.

Jelas bahwa Sorokin hanya berurusan dengan masyarakat terpadu modern

dan budaya dari "peradaban" sebagai jenis Toynbee mengklasifikasikan

mereka. Jenis ini telah menjadi ciri khas di beberapa bagian dunia untuk tujuh

atau delapan ribu tahun terakhir. Sorokin menemukan hubungan peradaban

ini untuk waktu yang sangat terlibat.

Ini akan menjadi sederhana untuk mengatakan ada perubahan kecil,

perubahan besar dan perubahan super. Ini adalah sifat dari peradaban ini

untuk mengubah. Sejumlah besar perubahan kecil membuat perubahan besar,

dan perubahan yang lebih besar membuat beberapa perubahan yang super.

82

Page 81: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Dalam "yang berarti akal" itu adalah perubahan Super saja, di saran Sorokin

tentang siklus atau kambuh, yang jelas membalikkan sendiri. Perubahan kecil

biasanya adalah integrational dan dapat muncul lebih atau kurang linier untuk

waktu singkat, setidaknya.

Perubahan kecil mungkin cenderung memiliki motif berbagai jenis dari

yang lebih besar. Pada akhirnya melanggar sistem besar spews keluar

sejumlah besar bahan baru bercampur namun timbunan terputus-putus. Tapi

timbunan ini akhirnya cenderung bergerak ke arah pewarnaan yang sama atau

sistem sosial baru yang memiliki integrasi logis-yang berarti. Dengan

demikian mereka mengambil kedua "kebaikan" dari sistem bermakna logis

dan akhirnya kelemahan.

Dalam arti yang paling umum ini adalah Filsafat Sorokin tentang Sejarah,

atau ide yang luas tentang hubungan waktu-perubahan peristiwa manusia. Ini

adalah salah satu yang sangat rumit tapi kompleksitas yang melekat dalam

materi penelitian. Jika benar, sebagai Sorokin percaya (data-nya

menunjukkan hal itu terjadi), masalah analisis sosiologis menjadi sangat jauh

lebih rumit dari biasanya digambarkan. Metode dalam sosiologi harus

meningkat pesat untuk berurusan dengan analisis kompleks diperlukan.

Sebuah peristiwa yang diberikan pada satu waktu mungkin dalam proses

mendapatkan dorongan dari sejumlah arus lintas. Jika kita harus memutuskan

"apa selanjutnya" maka kita juga harus memulai memvisualisasikan apa yang

bisa berikutnya setelah "apa selanjutnya".

83

Page 82: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Sorokin mengidentifikasi adanya 3 supersistem (mentalitas budaya) yang

ada di dunia yaitu:

1. Sistem ideasional

2. Sistem inderawi

3. Dan sistem campuran

6. William F. Ogburn

Dalam karya ini Ogburn mampu mendesak pada panitia salah satu

indeks utama nya Metodologi, yaitu, penelitian yang dilakukan di daerah

tidak ada kecuali data statistik yang tersedia untuk tujuan pengukuran. Dan

dalam kasus-kasus di mana para penulis besar tidak memiliki akses ke atau

pengalaman dalam penelitian statistik, itu adalah kebijakan dari Komite untuk

menyediakan asisten statistik. Dengan demikian, Samuel Stouffer, kemudian

pergi sebagai profesor sosiologi dan direktur laboratorium penelitian

hubungan sosial di Harvard, berkolaborasi dengan Jesse F. Steiner dalam bab

yang sangat baik pada masyarakat dan kegiatan rekreasi, dan Clarence Heer,

profesor keuangan di Utara Carolina, berkolaborasi dengan Howard W.

Odum dalam bab tentang kesejahteraan masyarakat.

William Fielding Ogbrun lahir di Bulter, Georgia pada tanggal 29 Juni

tanggal 1886. Setalah William Fielding Ogbrun lulus dari universitas

Penyalur Tekstil, Georgia pada tahun 1905. William Fielding Ogbrun

kemudian memulai studinya pada bidang sosiologi. William Fielding Ogbrun

84

Page 83: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

adalah seorang profesor sosiologi di sebuah perguruan tinggi di Portland,

Oregon.

Meskipun Ogburn banyak kontribusi telah diindikasikan sebagai di

bidang metode statistik, pengaruh teknologi terhadap masyarakat, keluarga,

dan masyarakat, ia menulis bahwa "Saya kira saya akan digolongkan oleh

sebagian besar rekan-rekan saya di bidang perubahan sosial meskipun saya

tidak suka dipagari masuk " Dan dengan mengacu pada peluang besar

sosiologi di masa depan, ia menulis, "Saya pikir kesempatan terbesar dalam

sosiologi terletak pada semakin menjauh dari bias dan prasangka dan

memberikan kontribusi informasi yang dapat dipercaya. Anda akan ingat

bahwa ide yang Anda dan saya miliki dalam membawa melalui bersama-

sama studi Tren Sosial adalah untuk menyingkirkan semua pendapat yang

tidak didukung dan menerima apa-apa kecuali kesimpulan yang dapat

diandalkan. Idenya adalah bahwa sebagai meja perkalian harus handal baik

untuk Tory dan Komunis, sehingga kesimpulan dari tren sosial harus berlaku

sama untuk radikal dan konservatif saya pikir. penerimaan hampir universal

studi tren sosial adalah penghargaan untuk ukuran keberhasilan dalam

membuat dapat diandalkan. Jika kita berhasil dalam membangun rasa hormat

untuk keandalan ilmu sosial di kalangan negarawan, pendidik bertanggung

jawab, dan Kongres mampu, dan di antara bisnis dan sosial para pemimpin,

universitas dan siswa akan mengikuti. Salah satu hambatan terbesar untuk

pencapaian adalah efek distorsi bias dan emosi. kendala praktis lain untuk

penelitian saya datang untuk memikirkan adalah prestise yang pergi ke fungsi

85

Page 84: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

penasehat dalam urusan publik dan prestise kerja komisi dengan instansi

seperti pemerintah federal dan lembaga perang khusus. Tidak mungkin untuk

melakukan pekerjaan penelitian dan kerja komite di Washington pada saat

yang sama, dan saat ini sosiolog lari dari panjang, keras, tugas lambat

penelitian untuk prestise lebih cepat, lebih mudah konseling dalam urusan

publik. konselor seperti saya sebut gelandangan komite. "

Pada tahun 1927, William Fielding Ogbrun di panggil ke Chicago

untuk mengajar pada sebuah Perguruan Tinggi. William Fielding Ogbrun

menerima gelar kehormatan LL.D dari almamaternya dan juga dari

Universitas Calorina Utara.

William Fielding Ogbrun merupakan ilmuan pertama yang melakukan

penelitian tentang proses perubahan yang sebanarnya terjadi. Akhirnya

William Fielding Ogbrun wafat di Tallahassee, Florida pada tanggal 27 April

1959.

1. Teori Matearilis

William Fielding Ogbrun memusatkan perhatian pada perkembangan

teknologi dan ia menjadi terkenalkarena mengembangkan ide mengenai

ketertinggalan budaya dan penyesuaian ta kerelakan dari faktor-faktor

kebudayaan terhadapteknologi.

Bila laju perubahan bagian-bagian yang saling tergantung dari suatu

kebudayaan tidak sama. Maka kita berharap dengan kondisi ketertinggalan

86

Page 85: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

kebudayaan, dan penyesuaian selanjutnya kurang memuaskan dengan tujuan

yang dicapai mula-mula, (Lauer, 1993:210)

Teori Materialis William Fielding Ogbrun pada intinya mengemukakakn

bahwa penyebab dari perubahan adalah adanya ketidak puasan terhadap

kondisi sosial yang berlaku pada masa yang mempengaruhipribadi mereka.

Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat hubungan yang

berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada sebagian yang

mengalami perubahan tetapi sebagian yang masih dalam keadaan tetap. Hal ini

juga sering disebut dengan istilah cultural lag, ketertinggalan

menjadikesenjangan antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan yang

berubah lambat. Teknologi menyebabkan terjadinya perubahan sosial yang

sangat cepat yang sekarang tengah melanda dunia.

Perubahan teknologi akan lebih cepat dibandingkan perubahan pada perubahan

budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat

untuk mengatur kehidupan manusia.

2. Cara Teknologi Mengubah Kebudayaan

Penciptaan (Invensi)

William Fielding Ogbrun mendefinisikan penciptaan sebagai suatu kombinasi

unsur dan bahan yang ada untuk membentuk unsur dan bahan yang baru.

87

Page 86: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Penemuan (Discoveri)

William Fielding Ogbrun mendefinisikan penemuan sebagai suatu cara

baru untuk melihat kenyataan, sebagai suatu proses perubahan kedua. Salah satu

contoh dari penemuan ini antara lain, penemuan Amerika Utara oleh Colombus,

yang membawa konsekuensi besar sehingga mengubah perjalanan sejarah

manusia. Penemuan hanya akan menciptakan perubahan yang besar apabila

muncul pada waktu yang tepat.

Difusi

William Fielding Ogbrun menekankan bahwa difusi penyebaran suatu

penciptaan dan penemuan dari suatu wilayah ke wilayah lain, dapat berakibat

besar pada kehidupan manusia.

Akumulasi

Akumulasi dihasilkan dari lebih banyaknya unsur baru yang di tambahkan

pada suatukebudayaan dibanding dengan unsur-unsur lama yang lenyap dari

kebudayaan yang bersangkutan, (Laure, 1993:210)

Akumulasi adalah pertumbuhan teknologi karena fakta bahwa penemuan

hal-hal baru outpaces proses dimana penemuan lama menjadi usang atau lupa-

beberapa penemuan (seperti menulis) mempromosikan proses akumulasi.

Difusi adalah penyebaran ide dari satu kelompok budaya yang lain, atau dari satu

bidang kegiatan yang lain. Sebagai difusi membawa penemuan bersama-sama,

mereka bergabung membentuk penemuan baru.

88

Page 87: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

Penyesuaian adalah proses dimana aspek non-teknis budaya menanggapi

penemuan. Setiap keterbelakangan proses penyesuaian ini menyebabkan lag

budaya.

7. Emile Durkheim

David Emile Durkheim lahir di Epinal, Prancis pada tanggal 15 April

1858. Ayahnya seorang pendeta yahidi dan iapun pernah belajar untuk

menjadi seorang pendeta, namun cita-citanya itu gagal, dia memutuskan

untuk tidak menjadi pendeta ketika ia berumur 10 tahun. Tampaknya

Durkheim saat itu mengalami kekecewaan terhadap pendidikan agama.

Bukan hanya itu, ia pun kecewa terhadap pendididkan pada umumnya.

Sejak itu kajian keagamaannya lebih bernuansa kademis, ketimbang

teologis. Pada umur 21tahun, Durkheim masuk kedalamuniversitas Ecole

Normale Superieure. Di masa itulah ia memiliki perhatian yang sangat besar

terhadap ilmu pengetahuan. Kenyataanini tampak dari peta perjalanan

intelektualnya yang tidak hanya fokus pada suatu bidangkeilmuan. Disinilah

Durkheim benyak mulai memberikan banyak perhatiannya terhadap masalah

kesusastraan, metodologi ilmiah, dan prinsip-prinsip moral yang

menurutnyadapat menentukan kehidupan sosial.

Dalam perjalanan intelektualnya, ia lalu menolak karier akademis

tradisional di bidang filsafat dan berusaha memperoleh pelatihan ilmiah yang

di gunakan untuk memandumoral masyarakat. Pada dasarnya Durkheim

tertarik pada sosiologi ilmiah, hanya saja di masa itu tidak ada disiplin ilmu

89

Page 88: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

sosiologi, sehinggga mengantarnya menjadi seorang pengajar filsafat di

beberapa sekolah di sekitar Paris. Karier ini ditekuninnya sekitar tahun 1882

hingga 1887. Setelah masa kerjanyausai di Paris iapun hijrah ke Jerman.

Selama di Jerman Libidonya pun terhadap ilmu pengetahuan semakin

meningkat. Ia menerbitkan beberapa karya yang melukiskan pengalamannya

selama di Jerman. Publikasi-publikasi ini membenya meraih posisi di

departemen Filsafat Universitas Bordeaux pada tahun 1887. Mulai saat itulah

Durkheim memberikan kuliah ilmu sosial khususnya di pendidikan moral di

Universitas Perancis.

Selang beberapa tahun berikutnya, serentetan kesuksesan terpancar dalam

karya-karya monumentalnya. Ia memulai karyanya dengan menerbitkan tesis

doktornya dengan judul. The Division of Labour in Society (1893) kemudian

pernyataan metodologis utamanya dituangkan dalam bukunya yang

berjudulThe Rules of Sociologycal method 1895. Sekitar tahun 1896

Durkheim menjadi profesor penuh di Universitas Bordeaux, dan hanya

membutuhkan waktu sekitar dua tahun karyanya tentang metode-metode

tesebut di ikuti oleh penerapan dalam bentuk study empiris yang diberi judul

Le Suicide 1897.

Karyanya yang terakhir yang cukup populer yaitu analisisnya tentang

pengaruh kepecayaan terhadap kehidupan masyarakat yang ia beri judul The

Elementary Forms of The Religious Life 1912.di akhir hidupnya15

November !917 sosok Durkheim sering sekali dianggap sebagai seorang yang

berhaluan berhaluan politik konservatif. Kendati demikian, pada zamannya ia

90

Page 89: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

justru dipandang sebagai seorang liberal dan ia tercermin ketika ia secara

aktif berperan dalam membela Alfret Dreyfus yang divonis mati terhadap

penghinaan terhadap tuhan.

1. Sosiologi dalam perspektif Durkheim

Salah satu konstribusiterpenting Durkheim terhadap perkembangan

sosiologi terpancar dalam bukunya yang berjudul The Rules of Sociological

Method 1965. Dalam karyanya ini, ia menawarkan definisi mengenai

sosiologi. Durheim menilai bahwa bidang yang seharusnya di pelajari

sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial yang di maksud di sini adalah cara

bertindak, berfikir berperasaan yang berada di luar individu, mempunyai

kekuatan yang memaksa, dan mengendalikan individu.

Fakta sosial inilah yang mempelajari persoalan penyelidikan sosiologi.

Fakta sosial dinyatakan oleh Durkheim sebagai barang sesuatu (thing) yang

berbeda dengan ide. Berang sesuatu menjadi objek penyelidikan dari seluruh

ilmu pengetahuan. Sesuatu itu tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental

murni semata, tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data rill

diluar pemikiran manusia melalui kegiatan penelitian empiris, dan tidak dapat

di pelajari melalui intropeksi. Tipe dasar dari fakta sosial adalah struktur

sosial dan pranata sosial.

Fakta sosial menurut Durkheim eksistensinya bersifat indepanden pada

tingkat sosial, karena indepanden, maka fakta sosial tidak di reduksi dalam

fakta individu. Dalam artian, untuk menjelaskan fakta sosial, maka kita harus

91

Page 90: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

mengamati fakta sosial itu sendiri, bukannya fakta individu sebagimana

dipahami oleh Homans, bahwa setiapusaha untuk menjelaskan gejala sosial

harus didasarkanmengenai proporsinya terhadap perilaku hidup. Dengan

demikian tindakan individu merupakan tindakan yang ditentukan oleh norma-

norma, nilai-nilai, serta struktur sosial. Dengan kata lain Durkheim melihat

masyarakat berada pada posisi deterministik.

Menurutnya masyarakat menjadi wadah yang semourna untuk kehidupan

bersama antara sesama manusia, masyarakat berada di atas segalanya.

Masyarakat bersifat menentukan dalam perkembangan individu. Hal yang

penting dalam jiwa manusiapun berada di luar diri manusia sebagai individu,

misalnya kepercayaan keagamaan, kategori alam pikir, kehendak, bahkan

hasrat untuk bunuh diri. Serangkaian peristiwa tersebut bersifat sosial dan

terletak dalam masyarakat. Untuk mengerti masyarakat yang dimaksud

Durkheim dan perananya yang di mainkan dalam menganalisis tidakan-

tindakan kemanusiaan. Maka kita harus melepaskan diridari pengertian

abstrak, dan kita harus lebih melihatnya denganpenggunaan perspektif

masyarakat itu sendiri.

Masyarakat merupakan sumber dan dasar segala-galanya, dimana individu

tidak sama sekali mempunyai arti dan kedudukan. Fenomena sosial seperti

kajahatan, sakit jiwa, kesusialaan, kompetisi, ekonomi, undang-undang, dan

sebagainya. Semuanya diterangkan berdasarkan prioritas masyarakat.

Eksistensimasyarakat tidak tergantung pada anggota-anggotanya. Melainkan

sebagai strukturadat istiadat, kepercayaan sebagai suatu lingkungan hidup

92

Page 91: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

terorganisasi. Sebagaimana tampak dengan jelas setiap individu itu lahir dan

hidup dalam suatu lingkungan, berbicara suatu bahasa memiliki sutu lembaga,

tanpa persetujuan individu sejakia lahir. Lingkungan telah membuktikan dan

memaksanya mengikuti arah tertentu, tanpa harus menolak.

Fakta sossial menurut Durkheim terdiri atas dua macam, yakni dalam

bentuk materil, yaitu barang sesuatu yang dapat di tangkap oleh indera

manusia. Fakta sosial inilah yangmerupakan bagian dari dunia nyata

contohnya norma hukum. Dan dalam bentuk non meteriil yaitu sesuatu yang

dinyatakan atau di anggap sebagai barang sesuatu yang nyata. Fakta ini

bersifat inter subjektif yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia,

sebagai contoh egoisme, alteruisme, dan opini.

Untuk kejelasan teorinya ini, Durkheim mencontohkannya pada

pendidikan anak, dimana sejak bayi seorang anak diwajibkan, makan, minum,

tidur pada waktu tertentu, diwajibkan taat dan menjaga kebersihan,

diharuskan tenggang rasa terhadap orang lain, menghormati adat dan

kebiasaan. Serangkaian kewajiban ini pada dasarnya dimaksudkan untuk

membentuk cara berfikir dan bertindak seseorang individu agar berperilaku

sesuai dengan nilai yang di anut bersama. Contoh lain dalam konsep fakta

sosial Durkheim dapat kita temukan dalam karyanya yang berjudul The

Division of Labour in Society 1893 dan Le Suicide 1897. Untuk lebih

jelasnya mengenai pandangan Durkheim dalam bukunya tersebut dapat

disimak pada pembahasan berikutnya.

93

Page 92: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

2. Solidaritas sosial

Selain dari teorinya tentang fakta sosial, Durkheim juga mengkaji lebih

jauh tentang pembagian kerja. Perhatiannya tentang hal itu tertuang pada

karyanya yang berjudul The Division of Labour In Society 1893. Buku ini

merupakan bentuk upaya Durkheim untuk mengkaji suatu gejala yang sedang

melanda masyarakat yaitu pembagian kerja. Menurutnya terjadinya

penggunaan mesin sertainterksi modal dan tenaga kerja di bidang industri

modern mengakibatkan lahirnya pembagiankerja dalam bentuk spesialisasi

dan pemisahan okupasi yang semakin rinci.

Gejala pembagian kerja tersebut dijumpaipula di bidang perniagaan dan

pertanian. Tujuan dari Durkheim ini adalah untuk memahami fungsi dan

faktor yang menyebabkan pembagian kerja tersebut. dalam upaya ini

Durheim menggunakan pendekatan kolektivitas terhadap pemehaman tentang

masyarakat yang melibatkan berbagai bentuk solidaritas dalam berbagai

kehidupan masyarakat, seperti perekat sosial, dalam konteks ini dapat berupa,

nilai, adat istiadat dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota

masyarakat dalam ikatan dan kesadaran kolektif.

Durkheim membagi solidaritas kedalam dua tipe umum utama yaitu.

Solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas organik merupakan

suatu tipe solidaritas yang di dasarkan atas persamaan. Pada masyarakat

dengan tipe solidaritas mekanis, individu di ikat dalam bentuk solidaritas

yang memiliki kesadaran kolektif yang sama dan kuat. Solidaritas mekanis ini

94

Page 93: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

dapat kita temukan pada masyarakat sederhana, segmental, praindustri, dan

masyarakat pedesaan.

Sementara itu ketika masyarakat berkembang menjadi semakin kompleks

melalui pembagian kerja, maka solidaritas mekanik luluh lantah dan digantik

oleh solidaritas organik. Pada masyarakat dengan tipe solidaritas organik

masing-masing anggota masyarakat nampaknya tidak lagi dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri, mereka terspesialisasi berdasarkan jenis pekerjaan

yang pada gilirannya yang menyebabkan depedensi atau saling

ketergantungan yang semakin menganga lebar.

Solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas

bagian yang saling tergantung. Jika dalam solidaritas mekanik di dasarkan

pada hati nurani kolektif, maka lain halnya dengan solidaritas organik. Tipe

solidaritas ini didasarkan pada hukum dan akal.

Ikhwal ini yang menggairahkan individu untuk meningkatkan

kompetisinya secara individual, sehingga kesadaran kolektif semakin redup.

Secara konkret solidaritas ini dapat kita jumpai pada masyarakat industri atau

masyarakat perkotaan. Melihat fenomena ini Durkheim mengusulkan

perlunya suatu konsensus intelektual dan moral untuk menciptakan

keteraturan sosialyang bersifat harmonis dan integratif.

Durkheim menggabungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu

dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menumukan bahwa masyarakat

yang memiliki solidaritas mekanis hukum seringkali bersifat represif, dimana

95

Page 94: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan diberikan hukuman

dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang di langgar oleh kejahatan

itu. Hukuman tersebut dimaksudkan untuk mempertahankan keutuhan

kesadaran. Namun pada solidaritas organis, hukum bersifat restitutif. Hukum

ini bertujuan bukan untuk menghukum. Melainkan untuk memulihkan

aktifitas norma dari suatu masyarakat yang kompleks.

Durkheim membuat kesimpulan bahwa masyarakat primitif dipersatukan

terutama oleh fakta sosial non materriil, khususnya karena kekuatan ikatan

moralitas bersama. Namun seiring perjalanan kompleksitas masyarakat

modern, maka kekuatan kesadaran kolektif tersebut menjadi memudar dan

menurun.

Menurut Durkheim pembagian kerjadalam masyarakat moderen dapat

menimbulkan beberapa patalogi. Kendati kerinduan atas kesadaran kolektif di

masa lalu tidak mungkin lagi kembali. Namun menurutnya dalam masyarakat

modern moralitas bersama dapat diperkuat dan karena itu manusia akan dapat

menanggulangi patalogi sosial yang mereka alami.

Ciri-ciri yang membedakan anatara struktur solidarita mekanis dengan

struktur solidaritas organisk.

1. Solidaritas mekanik

2. Pembagian kerja rendah

3. Kesadaran kolektif kuat

4. Individualitas rendah

96

Page 95: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

5. Hukum represif dominan

6. Konsensus terhadap pola-pola normatif penting

7. Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang

8. Saling ketergantungan rendah

9. Bersifat primitif atau desa

10. Solidaritas organik

11. Pembagian kerja tinggi

12. Kesadaran kolektif rendah

13. Individualistis tinggi

14. Hukum restitutif dominan

15. Konsensus pada nilai-nilai abstrak dan umum penting

16. Badan-badan kontrol yang menghukum orang yang menyimpang

17. Ketergantungan tinggi

18. Bersifat industrial/perkotaan

3. Bunuh diri menurut Emile Durkheim

Dalam karyanya Le Suicide 1897 Durkheim melihat bunuh diri

sebagaitindakan individu dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sosial. Ia

menunjukan bahwa ada keteraturan dalam pola-pola bunuh diri. Durkheim

menolak adanya serangkaian anggapan bahwa bunuh diri disebabkan oleh

penyakit kejiwaan, imitasi atau peniruan, iklim, alkohoisme, kemiskinan dan

adanya juga pengaruh ras tertentu yang memiliki kecenderungan melakukan

97

Page 96: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

bunuh diri. Dalam studinya, Durkheim bermaksud untuk menyelidiki sampai

sejauh mana dan bagaimana individu-individu dalam masyarakat modern

masih tergantung dan berada di bawah pengaruh masyarakat. Durkheim

merumuskan empat tipe bunuhdiri:

4. Egoistic suicide

Yaitu suatu tindakan bunuh diri karena merasa kepentingan individu

lebih tinggi daripada kepentingan kesatuan sosialnya. Apabila seseorang tidak

dapat memenuhi kebutuhan pribadi yang sebagaimana diharapkan, maka

salah satu caranya adalah dengan melakukan bunuh diri.

5. Altruism suicide

Tipe bunuh diri yang satu ini justru menjadi kebalikan dari tipe

bunuhdiriegoistik. Dengan adanya perasaan integrasi antara sesama individu

yang satu dengan yang lainnya maka menciptakan masyarakat yang memiliki

integrasiyang kuat. Karena itu jikalau salah seorang anggota dari kelompok

menuntut mereka untuk mengorbankan diri mereka maka tentu saja mereka

tidak mempunyai pilihan lain selain melakukannya karena mereka telah

menjadi satu dalam kelompok mereka. Atasdasar integrasi yang kuat inlah

menyebabkan rasa, sikap, dan perilakuindividualisme anggota kelompok

dipandang tidak kayak, tidak penting, bahkan tidak pantas kedudukannya

sebagai individu.

98

Page 97: Teori Kritis Dan 3 Tokoh

6. Anomi suicide

Tipe bunuh diri yang satu ini lebih terfokus pada keadaan moral

dimana individu yang bersangkutang kehilangan cita-cita, tujuan, norma

dalam hidupnya. Secara moral, niali-nilai yang semula menjadi dasar

motivasi dalam berperilaku, kemudian tidak lagi merasa berpengaruh. Pada

kondisiyang seperti ini dapat menimbulkan kegoncangan dan kebimbangan

pada diri seseorang.

Dalam situasi yang demikian inilah, seseorang akanmerasa gamang,

bimbang, bahkan tanpa arah dan tujuan hidup hingga menyebabkan jalan

pintas untuk bunuh diri.

7. Fatalistic suicide

Tipe bunuh diri ini tidak terlalu banyak di bahas Oleh Dukheim.

Durkheim menggambarkan seseorang yang melakukan bunuh diri fatalistik

seperti seseorang yang masa depannya telah tertutup dan napsu yang tertahan

oleh nilai dan norma yang menindas, sebagai contoh pada masyarakat budak.

99