MAKALA BIOLOGI PENEMUAN FOSIL DAN TEORI EVOLUSI SMA NEGERI 3 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2014- OLEH ANDHINI DIAN PRATIWI PANU KELAS XII IA 2
PENEMUAN FOSILDAN
TEORI EVOLUSI
SMA NEGERI 3 GORONTALOTAHUN PELAJARAN 2014-
2015
OLEH
ANDHINI DIAN PRATIWI PANU
KELAS XII IA 2
PENEMUAN FOSIL
1 . Tyrannosaurus
Kerangka Tyrannosaurus ini memiliki tinggi hampir 8 m dan lebar 24 m.
Waktu itu berhasil ditemukan di Gurun Gobi, sekitar tahun 2002 silam. Terlihat, fosil
ini ditemukan dalam kondisi yang nyaris utuh. Sayangnya, kerangka ini dilelang pada
bulan Mei 2012 lalu.
2. Pegomastax Africanus
Fosil yang ditemukan sekitar Oktober 2012 lalu ini diidentifikasi sebagai
salah satu dinosaurus bertubuh kecil. Peneliti mengungkapkan tubuhnya dipenuhi
dengan duri. Pegomastax Africanus memiliki panjang tak lebih dari 0,6 meter dan
beratnya kurang dari berat kucing rumahan atau sekitar 6,8 kg. Menonjol dari
moncong dinosaurus yang menyerupai paruh burung beo ini adalah gigi taring
1
berukuran 0,8 cm dari rahang atas maupun bawah membuat dinosaurus itu tampak
seperti vampire.
Meski gigi taring sering dihubungkan dengan hewan karnivora, dinosaurus ini
kemungkinan besar merupakan herbivora. Pasalnya, jika rahang mengatup, gigi taring
tak saling beririsan sehingga mendukung aktifitas memotong makanan. Gigi taring ini
mungkin tak ada hubungannya dengan aktifitas memakan daging. Gigi-gigi itu
mungkin digunakan untuk menakuti pesaing, menggigit individu lain,
mempertahankan diri dan mungkin untuk mencari makanan. Gigi taring bekerja
layaknya gunting.
3. titanosauria
fosil dinosaurus raksasa dan ini adalah penemuan terbaru pada tahun 2014 di
sebuah padang pasir di La Flecha, Argentina, 135 km sebelah barat kota Trelew,
Pantagonia. Sebenarnya tulang-tulang fosil ini awalnya telah ditemukan pada akhir
2013 tahun lalu.
Penggalian fosil-fosil ini dilakukan oleh tim Palaentologi dari Museum of
Palaeontology Egidio Feruglio, yang dipimpin oleh Dr Jose Luis Carballido dan Dr
Diego Pol yang berhasil menemukan sekitar 150 tulang. Diketahui Dinosaurus
raksasa ini adalah spesies baru "Titanosauria", yaitu herbivora besar yang hidup pada
periode Cretaceous Akir.
Berdasarkan pengukuran tulang paha, binatang purba raksasa ini dipastikan
memiliki panjang 40 meter (130 feet) dengan bobot diperkirakan seberat £ 170.000
2
(sekitar 77 ton) atau seberat 14 ekor gajah afrika jantan. Jika berdiri, titanosauria
memiliki tinggi 20 meter atau sama dengan gedung berlantai tujuh. Peneliti meyakini
bahwa titanosauria adalah hewan raksasa terbesar yang pernah hidup di bumi jutaan
tahun silam.
4. Nasuceratops Titusi
Fosil dinosaurus bertanduk dan berhidung besar ditemukan di selatan Utah,
Amerika Serikat. Dinosaurus ini diperkirakan memiliki ukuran sepanjang 15 kaki
atau sekitar 4,5 meter dengan berat 2.75 ton. Nasuceratops titusi diperkirakan hidup
sekitar 76 juta tahun yang lalu.
Yang masih menjadi pertanyaan di kalangan para peneliti adalah misteri
hidung besar yang dimiliki dinosaurus ini. Para peneliti masih belum dapat
memastikan apakah ukuran hidung tersebut mempengaruhi daya penciuman
dinosaurus ini.
Nasuceratops titusi merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan dan merupakan
salah satu bagian dari keluarga Triceratops. Meski demikian, tanduk yang dimiliki
dinosaurus ini menunjukkan bahwa mereka tidak hidup dengan cukup damai.
3
5. Hadrosaurus
Meski hanya ditemukan dalam kondisi hanya berupa tulang ekor, namun tim
arkeolog yang terdiri dari mahasiswa INAH dan National Autonomous University of
Mexico (UNAM), memberikan keterangan bahwa fosil tersebut adalah milik
Hadrosaurus.
Diperkirakan, umur ekor sepanjang 5 meter itu adalah 72 juta tahun yang lalu.
Hadrosurus sendiri termasuk hewan purba yang berdiri layaknya bebek.
Pada fosil ekor tersebut terdapat 50 ruas tulang ekor yang masih dalam
keadaan utuh. Tim Arkeolog mengaku ada beberapa bagian ruas tulang lain yang
tercecer di sekitar lokasi, termasuk bagian tulang punggung.
6. Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak)
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Pithecanthropus merupakan jenis
yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara
lainPithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus
4
Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis
ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di Trinil. Pithecanthropus
Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von
Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong,
lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth. Beberapa
ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut.
Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus :
Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
Tinggi sekitar 165–180 cm.
Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
Memiliki rahang bawah yang kuat.
Memiliki tulang pipi yang tebal.
Tulang belakang menonjol dan tajam.
Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar
dan kuat.
7. Homo
5
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Ada dua jenis fosil homo yang
ditemukan di Indonesia, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
Manusi Purba Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Eugene
Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung Jawa
Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras Australoid
yang merupakan penduduk asli Australia.
Manusia Purba Homo Soloensis adalah manusia dari Solo ditemukan di
Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934. Penemunya adalah Ter
Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai
alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
Ciri-ciri Manusia Purba homo :
muka lebar dengan hidung yang lebar;
mulutnya menonjol;
dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
tingginya 130–210 cm;
berat badan 30–150 kg;
hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.
Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan.
Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat
dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia
cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah
yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia - sekian Jenis Jenis Manusia
Purba Di Indonesia.
6
TEORI EVOLUSI MENURUT HARUN YAHYA
Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan yang berasal dari benda
mati bertentangan dengan hukum dasar biologi. Dalam hal ini, Harun Yahya
memberikan gambaran bahwa sel hidup merupakan hasil pembelahan dari sel hidup
juga dan bukan dari pembelahan sel mati. Harun Yahya membantah gagasan yang
menyatakan bahwa kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya. Gagasan tersebut
mengandung arti bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul di bumi berasal
dari kehidupan yang ada sebelumnya. Harun Yahya mengungkapkan pendapatnya
dari sudut pandang berbeda yang menyatakan bahwa di alam semesta ini ada pencipta
(creator) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu bantahan Harun Yahya tersebut
merupakan bagian dari pendapatnya dalam meruntuhkan Teori EvolusiDarwin.
Dalam karyanya, Harun Yahya mengungkapkan bahwa Teori Evolusiyang
dikemukakan oleh Darwin merupakan gagasan yang tidak ilmiah. Ada beberapa hal
yang dijadikan dasar bagi Harun Yahya untuk membantah Teori Evolusi Darwin.
Yang pertama, masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa Darwin dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal usul
7
kehidupan. Ilmu genetika dan biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga
mempersempit penjelasan Darwin tentang evolusi dari sudut pandang genetika dan
biokimia.
Yang kedua, komposisi dan susunan unsur genetik pada makhluk hidup yang
sangat rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Menurut
Harun Yahya, kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik tersebut merupakan
hasil rancangan Sang Pencipta alam semesta ini.
Harun Yahya juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan bukti evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin, salah satunya dari catatan fosil. Dari berbagai fosil yang
ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang dapat
dijadikan sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan anatomi
menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata
memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin
menjadi nenek moyang dan keturunannya.
Mengenai seleksi alam, Harun Yahya mengungkapkan bahwa tidak pernah
ada satu spesies pun yang mampu menghasilkan spesies lain melalui mekanisme
seleksi alam. Sebagai contoh, masih ingatkah kalian tentang evolusi kupu-
kupu Biston betularia di Inggris?
Menurut Harun Yahya, terbentuknya kupu-kupu Biston betulariabersayap
gelap yang terjadi pada pada awal revolusi industri di Inggris sebenarnya tidak ada.
Cerita sebenarnya adalah pada awalnya warna kulit batang pohon di Inggris benar-
benar terang. Oleh karena itu, kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada pohon-
pohon tersebut mudah terlihat oleh burung-burung pemangsa, sehingga mereka
memiliki kemungkinan hidup yang rendah. Lima puluh tahun kemudian akibat polusi,
warna kulit kayu menjadi lebih gelap dan saat itu kupu-kupu berwarna cerah menjadi
mudah diburu. Akibatnya, jumlah kupu-kupu berwarna cerah berkurang, sementara
populasi kupu-kupu berwarna gelap meningkat karena tidak mudah terlihat oleh
pemangsa.
8
Dalam kasus ini, Harun Yahya menganggap bahwa tidak terjadi perubahan
warna sayap kupu-kupu yang diturunkan. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah
jumlah kupu-kupu yang berwarna cerah telah banyak dimangsa oleh burung-burung
pemangsa, sehingga jumlah kupu-kupu berwarna cerah lebih sedikit dibanding kupu-
kupu yang berwarna lebih gelap.
Salah satu pokok pikiran Teori Evolusi yang juga tak luput dari bantahan
Harun Yahya adalah tentang mutasi. Di dalam pandangan evolusi Darwin, mutasi
dikatakan sebagai proses yang memunculkan spesies baru yang berbeda dari tetuanya.
Harun Yahya menentang pandangan yang menyatakan bahwa mutasi dapat bersifat
menguntungkan, tetapi pada kenyataannnya setiap mutasi bersifat membahayakan.
Harun Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat
dijadikan bukti pendukung evolusi:
1. Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak
dan akan merusak susunan dan komposisi materi genetik.
2. Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat
merubah atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.
3. Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel
reproduksi organisme.
Mengcounter teori evolusinya Darwin, Harun Yahya yang konsern
mengadakan penelitian dan menulis buku-buku keislaman jelas merasa keberatan
dengan evolusi Darwin tersebut. Dengan teorinya yang secara khusus membantah
teori Darwin yang fenomenal sekaligus kontrovesial itu Harun Yahya banyak
menyebutkan dan mengalirkan data-data yang menggugurkan teori evolusi yang telah
banyak disembah orang selama berabad-abad silam. Hal bantahan tersebut misalnya,
Teori pembentuk evolusi itu, ternyata jika diamati secara mendalam banyak sekali
contoh adanya rancangan yang seolah by design atau disengaja oleh
Sang Maha Pengatur. Dari beragam bukti ilmiah yang di temukan para ilmuwan tak
9
ada indikasi yang menyeret bahwa makhluk hidup terbentuk melalui proses evolusi
dimana makhluk hidup yang berbeda tak muncul ke muka bumi dengan jalan
berevolusi. Sebaliknya, by design dari rancangan Tuhan secara nyata dibuktikan
dengan munculnya spesies makhluk hidup yang muncul secara serentak dan bersama-
sama dengan sempurna. Misalnya reptile, dari awal kemunculan memiliki bentuk
sebagaimana reptile yang ada saat ini, tidak merupakan evolusi dari bentuknya
semula sebagai bukan reptile. Dan masih banyak dalil lain yang mengungkap dari
teori evolusi menurut Harun Yahya yang ternyata jika dikaji lebih mendalam lebih
masuk akal dan diakui oleh berbagai ilmuwan barat sekali pun.
Filsafat tersebut adalah "materialisme", yang mengandung sejumlah
pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul di
muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi
dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup.
Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha
Pencipta, yaitu Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini
mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan
berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal dari bencana besar yang akan
menimpa hidup manusia. Jika ilmuwan yang sama melewati sebuah jalan datar, dan
menemukan tiga buah batu bata bertumpuk rapi, tentunya ia tidak akan pernah
menganggap bahwa ketiga batu bata tersebut terbentuk secara kebetulan dan
selanjutnya menyusun diri menjadi tumpukan, juga secara kebetulan. Sudah pasti,
siapa pun yang membuat pernyataan seperti itu akan dianggap tidak waras.
Mereka yang terus-menerus mengabaikan tanda-tanda dan bukti-bukti nyata
keberadaan Pencipta akan kehilangan seluruh kepekaan. Mereka terperangkap dalam
kepercayaan diri yang menyesatkan akibat memudarnya kepekaan, dan akhirnya
menjadi pendukung kemustahilan. Contohnya Richard Dawkins, seorang evolusionis
terkemuka yang menyeru umat Kristen untuk tidak meyakini mukjizat, bahkan jika
mereka melihat patung Bunda Maria melambaikan tangannya. Menurut Dawkin,
"Mungkin saja semua atom penyusun lengan patung itu kebetulan bergerak ke arah
10
yang sama pada saat bersamaan - suatu kejadian dengan probabilitas teramat kecil,
tetapi mungkin terjadi."
Masalah psikis orang-orang yang tidak beriman telah ada sepanjang sejarah.
Dalam Al Quran dinyatakan: "Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada
mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami
kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga)
akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui." (QS. Al An'aam, 6: 111)
11