Top Banner

of 20

Teknologi Pengawetan Dan Peningkatan Kualitas Pakan Sapi

Jul 05, 2015

Download

Documents

Athok Risdianto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TEKNOLOGI PENGAWETAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PAKAN SAPII. KLASIFIKASI PAKAN SAPI. Berdasarkan kandungan gizi yang terdapat pada pakan maka pakan sapi terbagi atas 2 kategori yakni konsentrat dan hijauan 1.Konsentrat .pakan yang kaya akan sumber protein dan atau sumber energi serta dapat mengandung pelengkap dan/imbuhan pakan.

2. Hijauan. Hijauan berdasarkan kualitasnya 1. Kelompok hijauan berkualitas rendah dengan karakteristik: Kandungan protein kasar hijauan di bawah 4% dari bahan kering. Kandungan energi di bawah 40% TDN dari bahan kering. Sedikit atau tidak ada vitamin. Hijauan yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya jerami padi, jerami jagung dan pucuk daun tebu 2. Kelompok hijauan berkualitas sedang dengan karakteristi: Kandungan protein kasar berkisar antara 5 - 10% dari bahan kering. Kandungan energi TDN berkisar antara 41 - 50% dari bahan kering. Kandungan kalsium 0,3%. hijauan yang termasuk dalam golongan ini diantaranya rumput alam, rumput lapangan, rumput gajah, rumput benggala dan rumput kultur lainnya. 3. Kelompok hijauan yang berkualitas tinggi dengan karakteristik Kandungan protein kasar di atas 10% dari bahan kering. Kandungan energi TDN di atas 50% Kandungan kalsium di atas 1,0%. Kandungan vitamin A tinggi. Hijauan yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya golongan legume (daun kacang tanah, lamtoro, gliricidae dan daun kacang-kacangan) II. AMONIASI Pengawetan pakan dengan Amoniasi bisa dilakukan dengan mudah , menyenangkan aman dan menguntungkan, selama mengikuti beberapa syarat tahapan yang simpel, agar pekerjaan yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang di kehendaki . Hijauan sebagai pakan ternak semakin hari semakin sulit di dapat, terlebih saat musim kemarau panjang. Walau demikian limbah produksi padi, yaitu jerami padi 1

cukup berlimpah, bahkan sebagian dibakar. Sebetulnya jerami tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk ternak. Namun karena pemanfaatan jerami untuk pakan ternak masih belum umum di lakukan di Indonesia, maka jerami yang tersedia umumnya tidak dalam kadaan baik untuk di pergunakan dalam amoniasi jerami. Jerami itu sendiri untuk pakan ternak sebetulnya kualitasnya sangat rendah, sehingga harus di olah terlebih dahulu agar kualitasnya meningkat. Kandungan gizi jerami padi yang berupa protein hanya 3-5 %, padahal hijauan rumput, misalnya rumput gajah mencapai 12-14%. Demikian pula kadar vitamin dan mineralnya juga sangat rendah, sehingga jerami padi dikategorikan pakan yang miskin gizi Disamping itu serat jerami sangat liat, atau dengan kata lain kecernaannya rendah, hanya sekitar 25-45%, tergantung varietasnya. Amoniasi jerami padi dapat meningkatkan kadar nutrisi dan meningkatkan kecernaan nya sehingga bisa lebih berdaya guna sebagai pakan ternak ruminansia PENGAWETAN HIJAUAN DENGAN AMONIASI Dalam setiap hijauan termasuk di dalamnya adalah jerami padi, terdapat Sellulosa dan hemisellulosa yang merupakan bagian dari serat kasar hijauan. Keduanya secara kimia merupakan rantai yang panjang dari glukosa. Ikatan rantai ini cukup kuat. Disamping itu mereka juga berikatan dengan lignin, ikatan inipun lebih kuat dari ikatan diantara sellulosa tadi. Semua jalinan ikatan tersebut secara keseluruhan sangat tahan tahan terhadap serangan enzim yang dikeluarkan oleh mikroba rumen (pencernaan). Sehingga kandungan sellulosa dan hemisellulosa, tidak dapat di cerna dan di manfaatkan tubuh ternak sebagai energi. Pengolahan amoniasi adalah suatu proses pememotongan ikatan rantai tadi dan membebaskan sellulosa dan hemisellulosa agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi, sehingga ikatan tadi bisa terlepas dan berganti ikatan dengan NH3, dan saat yang sama sellulosa serta hemisellulosa akan terlepas dari ikatan. Dengan demikian maka sifat kecernaan jerama akan meningkat, juga kadar proteinnya juga meningkat karena NH3 yang terikat akan berubah menjadi senyawa sumber protein. Dengan demikian keuntungan amonisasi adalah : Kecernaan meningkat Protein jerami meningkat. Menghambat pertumbuhan jamur. Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami. Dengan keuntungan yang di dapat tersebut maka proses pengawetan dengan sendirinya juga terjadi. Tujuan pembuatan Amonisasi:

2

Jika dilihat dari nilai nutrisi secara detail, jerami padi ini mempunyai kandungan protein 4,5 - 5,5%, lemak 1,4 - 1,7 %, serat kasar 31,5 - 46,5%, abu 19,9 22,9%, kalsium 0,19%, fosfor 0,1% . Dengan demikian karakteristik jerami padi sebagai pakan ternak tergolong hijauan bermutu rendah. Selain kandungan nutrisinya yang rendah, jerami padi juga termasuk pakan hijauan yang sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya tinggi sekali. Daya cerna yang rendah itu terutama disebabkan oleh struktur jaringan jerami yang sudah tua. Jaringan-jaringan pada jerami telah mengalami proses lignifikasi (pengerasan) sehingga terbentuk lignoselulosa dan lignohemiselulosa. Selain oleh adanya proses lignifikasi, rendahnya daya cerna ternak terhadap jerami disebabkan juga oleh tingginya kandungan silikat. Lignifikasi dan silifikasi tersebut secara bersamaan akan semakin meurunkan dayaa cerna jerami padi. Rendahnya kandungan nutrisi jerami padi dan sulitnya daya cerna jerami, menyebabkan jerami menjadi pakan ternak ruminansia sangat rendah manfaatnya Tujuan pembuatan Amonisasi adalah meningkatkan kualitas jerami yang rendah kandungan nutrisinya, menjadi jerami yang kandungan nutrisinya memadai, serta makin tingi daya kecernaannya Kandungan amonia juga akan digunakan oleh mikroba rumen dalam aktivitas sintesis protein, sehingga bisa membuat jerami padi menjadi lebih baik untuk dikonsumsi dan daya cernanya yang tinggi. Prinsip Dasar Amonisasi Diatas telah di bahas bahwa jerami padi merupakan pakan ternak yang miskin nutrisi dan sulit di cerna oleh ternak. Penyebab dari rendahnya kecernaan adalah terdapat lignin sekitar 6-7%. Lignin tidak dapat dicerna dalam rumen atau dalam pencernaan. Juga mengandung 13 % silikat. Silikat dan lignin ini bagaikan kaca pelapis, yang melapisi zat-zat yang berguna dan bernilai energi tinggi seperti protein, selulose, hemiselulose. Disamping itu ikatan serat di dalamnya juga sangat kuat. Sehingga jerami padi di golongkan pada pakan yang kurang berdaya guna untuk pertumbuhan ternak. Amoniasi tujuannya adalah untuk memecah kaca pelindung tersebut diatas, serta mengurai ikatan serat yang sangat kuat pada dinding jerami tersebut, agar sellulosa dan hemisellulosa, yang mempunyai nilai energi sangat tinggi bisa di cerna dan diserap oleh pencernaan ternak ruminansia Terdapat beberapa bahan kimia yang dapat dimanfaatkan seperti kaustik soda (NaOH), Urea dan bahan kimia lainnya, namun disamping kurang aman bagi lingkungan, harga dan cara penanganannya sangat banyak membutuhkan biaya. Bahan kimia yang paling murah dan mudah di dapat serta mudah penanganannya adalah dengan menggunakan Urea Urea merupakan salah satu sumber amoniak (NH3) berbentuk padat. Urea yang banyak beredar untuk pupuk tanaman pangan kadar nitrogen yang terkandung didalamnya adalah 46 persen. Dosis amoniak yang biasa digunakan secara optimal adalah 4 - 6 % NH3 dari berat kering jerami. Kurang dari 3 % tidak ada pengaruhnya terhadap daya cerna maupun peningkatan kandungan protein kasar, tetapi amoniak ini hanya

3

berfungsi sebagai pengawet saja. Bila lebih dari 6 % amoniak akan terbuang karena tidak sanggup lagi diserap oleh jerami dan akan lepas ke udara bebas, kerugiannya hanya pemborosan amoniak yang berarti kerugian ekonomis saja. Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Amoniasi : Tumbuhan yang berdinding keras, seperti jerami atau tebon jagung yang berkualitas baik, artinya tidak busuk ataupun basah karena terendam air sawah maupun hujan Bahan pembuatan Amoniasi a.Jerami padi / tebon jagung b. Pupuk Urea ( 4-6% dari bahan) e. air Prosedur proses Amoniasi a. cara kering 1, Jerami padi dipotong 5 10 cm 2. Jerami padi ditumpuk, dengan ketinggian kurang lebih 30 cm lalu diinjak-injak. 3. Taburkan urea secukupnya 4. Ulangi prosedur 1 & 2 sampai ketinggian kurang lebih 1,5 m. 5. Tumpukan jerami lalu ditutup rapat dan dibiarkan selama 30 hari. 6. Setelah 30 hari jerami lalu diangin anginkan dan disimpan ditempat yang teduh b. Cara Basah. Pada prinsipnya prosedur amoniasi secara basah hampir sama dengan yang kering . hanya perbedaanya urea yang dipakai dilarutkan dahulu dengan air lalu disiramkan pada tumpukaan jerami. Kriteria amoniasi Kriteria hasil amoniasi yang baik adalah : Berwarna kecoklat-coklatan. Kering. Jerami padi hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya. Jerami hasil amoniasi bisa bertahan 1 tahun dengan kualitas yang terjaga. II. FERMENTASI Selain dengan amoniasi ada cara lain untuk meningkatkan nilai gizi dari jerami padi/tebon jagung. Cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak adalah fermentasi, yakni dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain). Proses fermentasi jerami berbeda dengan amoniasi yang merupakan proses perombakan dari struktur keras menjadi struktur yang lebih lunak. Dengan demikian yang berubah dalam proses amoniasi hanyalah struktur fisiknya saja dan penambahan unsur N. Sedangkan fermentasi jerami merupakan proses

4

perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi, sehingga bahan dengan struktur yang kompleks akan berubah menjadi lebih sederhana, dan hal tersebut menyebabkan daya cerna ternak menjadi lebih efisien. Bahan-bahan Fermentasi Jerami 1. 2. 3. 4. 5. Jerami padi (jerami padi kering panen), dengan berat sekitar 1 ton. Probiotik 6 kg Urea, 6 kg ampas kecap Air secukupnya

Prosedur pembuatan.1. Jerami

kering panen dilayukan selama 1 hari. 2. Campur secara merata probiotik dan urea dengan perbandingan 1:1 yaitu 6 kg probiotik dan 6 kg urea. 3. Jerami padi ditumpuk, dengan ketinggian kurang lebih 30 cm lalu diinjak-injak. 4. Taburi campuran probiotik dan urea, kemudian siram dengan air yang dicampur ampas kecap/tetes tebu, sehingga kelembaban jerami menjadi sekitar 60% yang ditandai jika jerami diremas-remas dengan tangan tidak meneteskan air, namun tangan basah. 5. Tumpuk kembali jerami padi, di atas tumpukan sebelumnya, lalu ditaburi kembali dengan campuran probiotik dan urea, siram dengan campuran air dan ampas kecap 6. Lakukan kembali prosedur 5, dan demikian seterusnya sampai jerami habis diperlakukan atau tumpukan jerami sekitar 1,5 meter atau semampunya menjangkau. 7. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu diapa-apakan) 8. Setelah 21 hari jerami padi dibongkar dan diangin-anginkan atau dikeringkan di bawah sinar matahari 9. Jerami padi siap diberikan ternak atau distok, digulung, dipak atau disimpan dalam gudang. Proses fermentasi jerami ini harus dilakukan di tempat teduh atau tempat yang terhidar dari panas matahari dan air hujan. Namun tidak perlu ditutup, cukup diberikan penahan baik dari samping maupun bagian atas agar tidak dirusak oleh ternak seperti ayam. Selain jerami padi, bahan lain yang dapat difermentasi dan digunakan sebagai pakan ternak, adalah alang-alang, pucuk tebu, kulit kakao dan lainnya. Tanaman Alang-alang yang difermentasi harus dilayukan terlebih dahulu dan dipotongpotong dengan panjang anatara 5-10 cm. Bahan lainnya sama yaitu, probiotik dan urea

5

Urea dalam proses fermentasi bermanfaat untuk mensuplai NH3 (amoniak), yang akan digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba dalam proses fermentasi, sehingga urea dapat dinyatakan hanya sebagai katalisator, bukan sebagai penambah nutrisi pakan. Jerami fermentasi, akan memiliki Total Digestible Nutrien (TDN), atau bahan yang dapat dicerna mencapai 70% dan protein kasar 6%. Sebagai perbandingan, rumput atau hijauan berserat memiliki TDN maksimum 50%. Manfaat jerami padi fermentasi Penggunaan jerami padi fermentasi akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. 2. 3. mengurangi biaya pakan, khususnya dalam penyediaan hijauan sebagai pakan utama ternak ruminasia seperti sapi; meningkatnya daya dukung lahan pertanian, karena bertenak sapi tidak harus menyediakan lahan sebagai tempat menanam hijauan pakan ternak; dapat memberikan nilai tambah bagi petani padi, apabila suatu saat nanti, petani telah melihat peluang tersebut, artinya jerami padi bukan lagi sebagi limbah yang mengganggu proses produksi, melainkan sebagai produk yang dapat menghasilkan uang; memberikan peluang baru bagi simpul-simpul agribisnis jika dikelola secara professional, artinya suatu saat nanti akan muncul bisnis atau usaha baru dalam pelayananan jasa, seperti prosesing dan pengangkutan jerami padi sebagai pakan ternak, sehingga sektor pertanian akan memberi peluang untuk menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

4.

Perbedaan Amoniasi dan fermentasi Amoniasi: Yaitu suatu poses perombakan dari struktur keras menjadi struktur lunak (hanya struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja. Fermentasi: Yaitu proses perombakan dari struktur keras secara fisik, kimia dan biologis sehingga bahan dari struktur yang komplek menjadi sederhana, sehingga daya cerna ternak menjadi Iebih efisien.

6

III. FORMULASI PAKAN SAPI Dalam menyusun pakan sapi harus memperhatikan: 1. Nilai gizi bahan pakan. Diperkirakan dan digambarkan dari jumlah zat pakan yang terkandung dalam setiap massa pakan yang biasanya diketahui dalam bentuk perkilogram bahan kering (dry matter). 2. Kebutuhan zat gizi ternak. Diperkirakan dalam jumlah zat pakan yang akan dipergunakan untuk pokok hidup (maintenance), tumbuh, bunting, dan produksi . 3. Perbandingan formulasi. Perbandingan bahan pakan sehingga diperoleh komposisi zat pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak. 4. Kemungkinan terjadinya gangguan metabolisme akibat pemberian pakan tersebut. 5. Kecernaan pakan. Tingkat kecernaan suatu bahan pakan harus dipertimbangkan, demikian juga tingkat degradasi zat pakan (terutama protein) oleh mikroba rumen Teknik pemberian pakan Peningkatan frekuensi pemberian pakan dari satu kali menjadi empat kali dapat meningkatkan kecernaan bahan kering 63,9% menjadi 67,1% dan penyediaan protein rumen meningkat dari 2,2 gr menjadi 3,19 gr/hari. Pemberian konsentrat yang hampir bersamaan waktunya dengan pemberian hijauan berakibat pada menurunnya kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan. Pemberian konsentrat yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Dalam hubungan ini pemberian pakan dapat dilakukan dengan mendahulukan pemberian konsentrat minimal dua jam sebelum pemberian hijauan secara bertahap. Teknik Formulasi Pakan Sapi Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : Harga bahan pakan yang akan dipergunakan dan tingkat kontinuitas penyediaannya. Kebutuhan zat-zat gizi sesuai dengan tingkat produksi . Ini dapat diketahui dari tabel kebutuhan nutrisi dari sapi menurut NRC atau ARC. Kandungan nutrisi dari bahan pakan yang akan dipergunakan. Ini dapat diketahui dari tabel komposisi bahan pakan atau melakukan analisis laboratorium sendiri. Perbandingan hijauan dan konsentrat

7

-

-

Apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah maka perbandingan antara hijauan dan konsentrat adalah 55 : 45. Apabila hijauan yang diberikan berkualitas menengah sampai tinggi maka perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40

Tabel 1. Hasil analisa kimia beberapa bahan pakan konsentrat Bahan Persentase dari bahan kering Bahan Pakan Kering Protein Serat Lemak Energi/ (%) kasar kasar kasar TDN KONSENTRAT Dedak padi kasar 87,5 13,8 8,4 9,4 5,5 Dedak padi halus 89,6 15,9 8,5 9,1 67 polard 88,4 17.0 8,8 5.1 70 Tepung jagung 89,1 10,8 3,1 4,7 90 Tepung gaplek 85,2 2,3 2,8 0,2 78 Tepung ikan 89,7 49 5,7 4,7 59 Ampas tahu 26,2 23,7 23,6 10,1 79 Ampas bir 85,8 33,7 19,2 6,1 74 Ampas kecap 63,7 23,5 16,0 24,2 87 Bungkil kelapa 87,9 21,2 13,2 41,1 81 Bungkil kelapa sawit 88,6 16,5 15,6 41,2 70 Bungkil kacang tanah 80,6 33,7 11,5 41,9 81 Tepung biji kapuk 91 32,7 16,8 25,3 74 Bungkil kedelai 88,6 41,3 8,6 15,0 83,2 Tetes 87,5 3,1 70,7 Ampas pati 88,7 1,8 11 0,2 85 Dedak jagung 84,8 8,5 1,5 63,8 82 Ubi jalar 32 3,2 3,5 1,4 83,9 Tepung biji kapas 86 36 12 1,6 Kulit buah kakao 88,9 14,6 33 11,8 47 Kecipir 92,7 39 7,3 17,8 Bungkil wijen 92,8 42,8 7 10,3 77,3 Singkong 32,3 3,3 4,2 3,3 81,8 HIJAUAN Rumput lapangan 21,8 6,7 34,2 1,8 56,2 Rumput gajah 21 9,6 32,7 1,9 52,4 Daun jagung 21 9,9 27,4 1,8 Daun kacang kedelai 22,6 16,7 27,7 41,8 Daun kacang tanah 22,8 13,8 25,2 4,9 Daun kol luar 9,9 21,5 12,9 3,3 Daun lamtoro 24,8 24,2 21,5 3,7 Pucuk tebu 25,2 5,2 2,0 34,4 Daun turi 28,3 29,2 17,1 3,4 -

8

Daun pisang Jerami padi Batang pisang Daun singkong

23,3 87,5 7,5 21,6

16,6 4,2 5,9 24,1

23,0 32,5 26,8 4,7

5,2 1,5 2,2 22,1

73,5 43,2 61,8

Tabel 2. Kebutuhan zat gizi sapi jantan untuk pertumbuhan dan penggemukan Bobot badan ( kg ) 100 150 200 Pert bobot badan (Kg/hr) 0,50 0,75 1,00 0,50 0,75 1,00 0,50 0,75 1,00 1,10 0,50 0,75 1,00 1,10 0,50 0,75 1,00 1,10 0,50 0,75 1,00 1,10 1,20 0,50 0,75 1,00 1,10 1,20 1,30 0,50 0,75 1,00 1,10 Protein kasar (g) 379 448 541 474 589 607 554 622 690 714 623 693 760 782 679 753 819 847 731 806 874 899 923 773 875 913 942 967 988 805 911 952 975 Kebutuhan zat gizi Energi/ Ca (g) TDN (kg) 1,6 15 1,9 20 2,2 25 2,2 16 2,6 21 3,0 27 2,8 16 3,2 21 3,7 27 3,9 30 3,2 16 3,8 21 4,3 28 4,6 30 3,7 19 4,3 23 5,0 28 5,3 30 4,1 20 4,8 25 5,6 30 5,9 31 6,2 32 4,6 21 5,4 26 6,2 31 6,6 32 7,0 33 7,2 33 5,0 22 5,9 26 6,8 29 7,2 30 P (g) 9 11 15 10 13 16 12 15 17 18 14 17 19 20 14 18 21 22 16 18 21 23 24 18 21 24 25 25 26 20 23 26 27 9

250

300

350

400

450

1,20 1,30

998 1,108

7,6 7,9

31 32

28 29

Tabel 3. Kebutuhan zat gizi sapi betina untuk pertumbuhan dan penggemukan Bobot badan ( kg ) 100 150 200 Pert bobot badan (Kg/hr) 0,50 0,75 1,00 0,50 0,75 1,00 0,50 0,75 1,00 0,50 0,75 1,00 1,10 0,50 0,75 1,00 1,10 0,50 0,75 1,00 1,10 1,20 0,50 0,75 1,00 1,10 1,20 Protein kasar (g) 391 460 527 513 552 623 577 639 707 564 644 724 757 604 717 764 797 637 717 797 829 860 657 739 819 850 883 Kebutuhan zat gizi Energi/ Ca (g) TDN (kg) 1,7 14 2,0 20 2,3 26 2,3 14 2,7 19 3,1 25 2,8 14 3,3 19 3,8 23 3,3 3,9 4,5 4,8 3,8 4,5 5,2 6,1 4,3 5,0 5,8 6,1 6,4 4,7 5,6 6,5 6,8 7,0 13 18 23 25 14 17 23 24 15 15 18 20 21 15 16 18 19 19 P (g) 11 14 18 12 15 18 13 16 18 13 15 18 20 14 15 18 20 15 15 18 19 20 15 16 18 19 19

250

300

350

400

10

Tabel 4. perkiraan kemampuan sapi dalam mengkonsumsi bahan kering ransum Kisaran bobot badan (Kg) 50 100 100 150 150 200 200 250 250 300 300 350 350 400 400 450 450 500 FORMULASI RANSUM Contoh Formula konsentrat penggemukan No 1 2 3 4 5 6 7 bahan A pati B. kelapa A. kecap Katul Garam Calcium T. tulang Total jumlah 48 20 15 15 1 0,5 0,5 100 Kand protein 1,8 21 23 11 % protein 0,86 4,2 3,49 1,65 Kand energi 85 81 87 50,5 % energi 40,8 16,2 13,05 7,58 Bahan kering 88,7 87,9 63,7 87,5 % bhn kering 42,57 17,58 9,55 13,12 Kemampuan mengkonsumsi bahan kering ransum (% dari bobot badan) 3.0 3,5 4,0 3,5 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2

10,2

77,63

82,82

Contoh I Seekor sapi dengan berat badan 300 Kg dan konsumsi bahan kering sesuai tabel 4 adalah 2,8% dari berat badan. Pakan yang diberikan adalah jerami padi fermentasi dan konsentrat penggemukan. Lalu berapakah jumlah konsentrat & jerami padi fermentasi yang dibutuhkan ? Konsumsi bahan kering 300 x 2,8% = 8,4 kg Komposisi hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40 11

Konsentrat yang dibutuhkan

: 40% x 8,4 = 3,36 Kg

Jerami fermentasi yang dibutuhkan : 60% x 8,4 = 5,04 Kg atau 5,04 x 100/87,5 = 5,76 Kg dalam bentuk jerami kering Energi yang dipasok dari campuran jerami padi fermentasi konsentrat adalah : energi konsentrat : 3,36 x 77,63% = 2,60 energi jerami : 5,04 x 70% = 3,528 6,12 Protein yang dipasok dari campuran diatas adalah Protein konsentrat Protein jerami : 3,36 x 10,2% = 0,342 : 5,04 x 6 % = 0,302 0.644 (644 gr) Terjadi kekurangan protein sebanyak 847 644 = 203. untuk itu kita perlu memakai urea dengan perhitungan sbb : 203 45 x 6,25 Contoh II Seekor sapi dengan berat badan 400 kg dan konsumsi bahan kering sesuai table 4. adalah 2,4% dari berat badan. Pakan yang diberikan adalah campuran konsentrat penggemukan dan rumput lapangan. Berapakah jumlah konsentrat dan rumput lapangan yang diberikan ? Konsumsi bahan kering 400 kg x 2,4% = 9,6 kg Komposisi hijauan & konsentrat adalah 60 : 40 Jumlah rumput lapangan 9,6 Kg x 60% = 5,76 kg atau 5,76 x 100/21,8 = 26,42 kg dalam bentuk segar. Jumlah konsentrat 9,6 Kg x 40% = 3,84 kg x 100 gr = 72 gr urea

Energi yang dipasok dari campuran konsentrat dan rumput lapangan adalah

12

Energi konsentrat Energi rumput lapangan

= 3,84 kg x 77,63% = 2,98 Kg = 5,76 kg x 56,2% = 3,23 Kg 6,21 kg

Protein yang dipasok dari campuran konsentrat dan rumput lapangan adalah Protein konsentrat Protein rumput lapangan = 3,84 kg x 10,2% = 0,391 = 5,76 kg x 6,7 % = 0,385 0,776 Terjadi kekurangan protein 913 776 = 137 gr Untuk mensuplai kekurangan protein kita pakai urea dengan perhitungan sbb : 137 281,25 CONTOH LAIN 1. Seekor sapi dengan bobot badan 275 Kg dan pertambahan berat badan 1 Kg. Bahan bahan pakan yang dipakai adalah jerami fermentasi dan ampas tahu. Ditambahkan juga garam dapur 100 g, calsium 50 g, tepung tulang 50 g. Berdasarkan data pada tabel 4. maka kemampuan sapi dalam mengkonsumsi bahan kering pakan adalah 3% dari bobot badan (Kg). Kandungan protein kasar dari jerami fermentasi 6% dan energi/TDN 70% dari bahan kering. Kandungan protein kasar dari ampas tahu 23,7% dan energi/TDN 79% dari bahan kering (tabel 1). a. Kemampuan mengkonsumsi Bahan kering 3% x 275 Kg = 8,25 Kg b. Persentase hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40 c. Komposisi jerami fermentasi adalah : 8,25 x 60% x 1 Kg = 4,95 Kg atau 4,95 x 100/87,5 = 5,65 Kg dalam bentuk berat kering. d. Komposisi ampas tahu adalah 8,25 x 40% x 1 Kg = 3,3 Kg atau 3,3 x 100/26,2 = 12,5 Kg dalam bentuk segar Dari hasil perhitungan diatas kita cek apakah sudah memenuhi kebutuhan gizi dari ternak sapi diatas. Kebutuhan protein : Jerami : 4,95 Kg x 6% = 0,297 Kg Ampas tahu : 3,3 Kg x 23,7 % = 0,782 Kg ________ 1,079 Kg x 100 gr = 48 gr urea

13

Kebutuhan energi/TDN : jerami : 4,95 Kg x 70% = 3,465 Ampas tahu : 3,3 Kg x 79% = 2,607 ______ 6,072 Kg Ternyata formulasi diatas sudah mencukupi kebutuhan protein kasar dan energi/TDN dari ternak sapi diatas. 2. Seekor sapi dengan berat badan 325 Kg dan pertambahan berat badan yang kita inginkan adalah 1,1 Kg/hari. Bahan pakan yang dipakai adalah 1. Rumput gajah dengan kandungan protein kasar 9,6% dan energi/TDN 52,4 2. jerami fermentasi dengan kandungan protein kasar 6% dan energi /TDN 70 3. ampas pati dengan kandungan protein kasar 1,8% dan energi /TDN 85 4. ampas kecap dengan kandungan protein 23,5 % dan energi/TDN 87 Dari data diatas maka perhitungannya adalah sbb : a. kemampuan sapi dalam mengkonsumsi bahan kering adalah 2,8 /100 x 325 = 9,1 Kg b. perbandingan komposisi hijauan & konsentrat adalah 60 : 40 c. komposisi hijauan rumput gajah dan jerami fermentasi adalah 60/100 x 9,1 = 5,46 d. komposisi konsentrat ampas pati dan ampas kecap adalah 40/100 x 9,1 = 3,64 karena tidak ada ketentuan lain maka kita ambil kebijaksanaan menentukan energi/TDN campuran rumput gajah dan jerami fermentasi sebesar 60% dan energi/TDN campuran ampas pati dan ampas kecap sebesar sebesar 86%. Untuk itu kita teruskan perhitungan tiap komponen ransum dengan menggunakan metode bujur sangkar. Hijauan. Rumput gajah 52,4 60 Jerami fermentasi 70 7,6 17,6 10

14

Rumput gajah yang dipakai adalah : 7,6/17,6 x100% = 43% dr total hijauan Jerami fermentasi yang dipakai : 10/17,6 x 100% = 57% dr total hijauan Jumlah rumput gajah yang dipakai adalah : 5,46 x 43% = 2,34 Kg bahan kering atau 2,34 x 100/21 = 11 Kg dalam bentuk segar. Jumlah jerami fermentasi yang dipakai adalah : 5,46 x 57%= 3,11 Kg bahan kering atau 3,11 x 100/87,5 = 3,55 kg dalam bentuk segar. Konsentrat Ampas pati 85 86 Ampas kecap 87 1 2 Ampas pati yang dipakai adalah : x 100% = 50% dr total konsentrat Ampas kecap yang dipakai : x 100% = 50% dr total konsentrat Jumlah ampas pati yang dipakai adalah : 3,64 x 50% = 1,82 Kg bahan kering atau 1,82 x 100/88,7 = 2,05 Kg dalam bentuk berat kering Jumlah ampas kecap yang dipakai adalah : 3,64 x 50% = 1,82 Kg bahan kering atau 1,82 x 100/63,7 = 2,85 Kg dalam bentuk segar. Lalu kita cek apakah formulasi diatas sudah memenuhi kebutuhan gizi sapi tersebut di atas. Formulasi lengkapnya berdasarkan bahan kering sbb : Perhitungan energi Rumput gajah : 2,34 x 52,4% Jerami padi : 3,11 x 70 % Ampas pati : 1,82 x 85% Ampas kecap : 1,82 x 87% = 1,22 = 2,17 = 1,54 = 1,58 6,51 Kg Perhitungan protein Rumput gajah : 2,34 x 9,6% = 0,22 Jerami padi : 3,11 x 6% = 0,18 Ampas pati : 1,82 x 1,82% = 0,03 Ampas kecap : 1,82 x 23,5% = 0,42 0,850 Kg 1

15

Ternyara formulasi yang kita buat memenuhi kebutuhan gizi dari ternak sapi diatas. 3. Seekor sapi dengan bobot badan 300 Kg dan kita menginginkan pertambahan berat badan sebanyak 1 Kg/hr. Bahan pakan yang dipakai adalah 1. jerami padi dengan bahan kering 87,5%. protein kasar 4,2% & energi 43,2% dari bahan kering. 2. ampas pati dengan bahan kering 88,7%. protein kasar 1,8% & energi 85% dari bahan kering . 3. ampas kecap dengan bahan kering 63,7%. protein kasar 23,5% & energi 87% dari bahan kering. Berdasarkan data diatas maka perhitungan formulasinya sebagai berikut a. kemampuan mengkonsumsi bahan kering 2,8/100 x 300 x 1 Kg = 8,4 Kg b. Perbandingan hijauan dan konsentrat 55 : 45 c. Jumlah jerami padi 8,4 Kg x 55% = 4,62 Kg bahan kering d. Jumlah konsentrat 8,4 Kg x 45% = 3,78 Kg bahan kering e. Kebutuhan energi 5 kg dan protein kasar 819 gr Jumlah energi yang dipasok dari jerami padi 4,62 x 43,2/100 x 1 Kg = 1,99 Kg jadi kekurangan energinya adalah : 5 1,99 = 3,01 Kg. Kandungan energi yang harus dipenuhi dari campuran ampas kecap dan ampas pati adalah 3,01/3,78 x 100% = 79% dari bahan kering . selanjutnya kita pakai metode perhitungan bujur sangkar. Ampas pati 85 79 Ampas kecap 87 6 12 Jumlah ampas pati yang dipakai adalah : 8/14 x 100% = 57,15% Jumlah ampas kecap yang dipakai adalah : 6/14 x 100% = 42,85% Komposisi ampas pati 3,78 x 57,15% = 2,16 atau 2,16 x100/88,7 = 2,43 Kg berat kering Komposisi ampas kecap 3,78 x 42,85% = 1,6 atau 1,6 x 100/63,7 = 2,51 Kg bentuk segar 8

16

Selanjutnya kita cek formulasi di atas apakah sudah memenuhi kebutuhan Formulasi lengkapnya adalah sbb : Perhitungan energi Jerami padi 4,62 x 43,2 % = 1,99 Ampas pati 2.16 x 85% = 1,836 Ampas kecap 1,6 x 87 % = 1,392 5,218 perhitungan protein jerami padi : 4,62 x 4,2% = 0,194 ampas pati : 2,16 x 1,8% = 0,038 ampas kecap : 1,6 x 23,5% = 0,376 0,608 Kg ( 608 gr0 Ternyata dari hasil perhitungan diatas masih kekurangan protein sebanyak 819 608 = 211 gr protein. Untuk itu perlu kita tambahkan urea untuk menutupi kekurangan protein ransum dengan perhitungan sbb : 819 608 x 100 g = 75 gr urea 45 x 6,25 Formula ransum massal formulasi ini dilakukan jika yang digemukkan dalam jumlah banyak tabel 5. kualifikasi konsentrat yang disesuaikan dengan umur sapi penggenukan Umur sapi yang akan digemukan < 1 tahun 1-2 tahun > 2 tahun Kandungan protein kasar Kandungan energi/TDN dari bahan kering dari bahan kering 15 - 16 13 - 14 10/12/10 65 - 70 70 - 75 75 - 80

contoh formulasi untuk umur < 1 tahun (FS) 1. FS I polar 65,5% bungkil kelapa 7,0 % dedak padi 25,5 % garam dapur 1,0 % tepung tulang 0,5 % kapur 0,5 % 17

jumlah bahan kering protein kasar energi/TDN

100% 88,5% 15,9% 68,9%

Contoh formulasi untuk sapi umur 1-2 tahun (FG) FG I dedak padi 40,0% bungkil kelapa 20,5% tepung gaplek 11,0% tepung jagung 26,5% garam dapur 1,0 % tepung tulang 0,5% kapur 0,5% jumlah bahan kering protein kasar energi 100 % 86,0% 13,2 % 72,6 %

Contoh Formulasi untuk sapi umur > 2 tahun (FF) FF I dedak padi 39,0 % bungkil kelapa 18,0% tepung jagung 24,0 % onggok 20,0 % garam dapur 1,0 % tepung tulang 0,5 % kapur 0,5 % jumlah bahan kering protein kasar energi/TDN 100 % 86,6 % 11,5 % 76,8 %

18

IV. PERKIRAAN BOBOT BADAN Salah satu rumus yang masih relevan untuk memperkirakan bobot badan sapi adalah rumus Schoorl. ( L + 22 )2 W= 100 ket : W = Bobot badan dalam satuan Kg L = Lingkar dalam dada dalam satuan cm Tabel 6. perkiraan bobot badan sapi potong berdasarkan pada pengukuran lingkar dada Lingkar dada 65 75 80 86 90 100 110 118 124 130 137 142 147 150 Perkiraan bobot badan 35 45 50 60 70 90 120 145 170 190 220 245 265 285

Untuk lingkar dada diatas 150 cm kita pakai rumus schoorl

19

BIO DATA NAMA ALAMAT TELP Email : ATHOK RISDIANTO S.Pt. : DESA BANGKOK KEC GURAH KAB KEDIRI : 0354 -547757 / 081335126804/ 081654915928 : [email protected]

20