PENGAWET Pengertian Pengawet Pengawet adalah penghambatan atau pencegahan , pengrusakan produk dari mulai waktu produksi sampai pemberian pada konsumen. Sebagian besar dapat mengalami kerusakan karena mikroorganisme. Pabrik kosmetik seperti halnya pabrik sediaan lain jika ingin produknya diterima dengan cepat dia harus mencoba menstabilisasi dan mencegah perubahan pada periode penyimpanan yang lama dan pada kondisi yang iklim yang berbeda. Penggunaan pengawet pada sediaan kosmetik untuk mencegah kerusakan mulai saat pembuatan sampai saat pemberian pada konsumen. Banyak perubahan yang terjadi dalam suatu produk misalnya perubahan sistem emulsi, perubahan sistem viskositas, adanya creaming atau koalesens. Sediaan yang berwarna jernih dapat berubah menjadi berselaput. Wadah juga dapat bereaksi dengan produk. Warna dari produk dapat berubah karena perubahan temperatur dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGAWET
Pengertian Pengawet
Pengawet adalah penghambatan atau pencegahan , pengrusakan produk dari mulai waktu
produksi sampai pemberian pada konsumen.
Sebagian besar dapat mengalami kerusakan karena mikroorganisme. Pabrik kosmetik
seperti halnya pabrik sediaan lain jika ingin produknya diterima dengan cepat dia harus
mencoba menstabilisasi dan mencegah perubahan pada periode penyimpanan yang lama
dan pada kondisi yang iklim yang berbeda.
Penggunaan pengawet pada sediaan kosmetik untuk mencegah kerusakan mulai
saat pembuatan sampai saat pemberian pada konsumen. Banyak perubahan yang terjadi
dalam suatu produk misalnya perubahan sistem emulsi, perubahan sistem viskositas,
adanya creaming atau koalesens. Sediaan yang berwarna jernih dapat berubah menjadi
berselaput. Wadah juga dapat bereaksi dengan produk. Warna dari produk dapat
berubah karena perubahan temperatur dan pemaparan cahaya dan fase minyak yang
terdapat dalam sediaan kosmetik menjadi berbau tengik. Mikroorganisme dapat muncul
dengan tiba-tiba, tipe reaksi dan interaksi yang dapat terjadi dimana ahli kimia kosmetik
harus mengantisipasi problem diatas dengan teknik formulasi, produksi dan pewadahan
yang baik. Pengawet merupakan bahan yang dapat mencegah atau
mematikanpertumbuhan mikroorganisme. Pengawet umumnya bukan sebagai antispetik
atau desinfektan yang baik namun dimaksudkan untuk tujuan itu.
Peranan yang sangat penting dalam kosmetik dipegang oleh pengawet, sebagai
mana diketahui bahwa banyak kosmetik dan sediaan farmasi dirusak oleh aksi dari
bacteri. Bakteri ini bisa tumbuh hampir di semua medium, dan bahkan bisa jadi produk
yang sangat asam atau alkalis bias dirusak dengan perubahan bentuk dari bakteri yang
bias mentolelir keadaan yang sangat asam atau alkalis tersebut.
Dalam system emulsi sangan perlu untuk mengawetkan kedua fase air dan fase
minyak, dimana organisme yang tumbuh pada fase air menyebabkan terpisahnya kedua
fase tersebut dan yang tumbuh pada fase minyak atau lemak menyebabkan keadaan yang
sering disebut ketengikan. Bau bisa berubah oleh salah satu kondisi ini.
Ketika terdapat beberapa cara fisik untuk mengawetkan yang menghasilkan
sterilisasi parsial atau penuh, tetapi tidak bisa memberikan efek yang tetap. Setiap produk
yang kemudian terkontaminasi bisa menyebabkan berbagai kerusakan dan tentu saja,
kehilangan banyak uang. Untuk itu, sangat penting untuk mencari metode lain untuk bisa
membuat spora dan kehidupan mikroorganisme bisa dikontrol.
Sampai belum lama ini, tidak banyak pengawet yang bisa dipilih untuk bisa
secara aman digunakan pada kosmetik, tetapi beberapa zat kimia memiliki sifat antiseptic
yang sangat kuat sekarang bisa diperjual-belikan. Yang paling umum digunakan adalah
methyl, propil, etil, butyl dan ester benzyl dari asam parahidroksibenzoat.
Pengawet yang ideal sebaiknya tidak mempunyai efek yang merusak kesehatan,
baik sementara maupun permanent; sebaiknya tidak berasa dan tidak berbau atau
setidaknya menyenangkan bagi indra perasa atau pembau; harus larut pada pruduk akhir
dan harus tidak boleh mengubah sifat dari produk tersebut; dan yang paling penting,
harus memperlihatkan sifat antiseptic yang baik.
Yang disebutkan tadi, secara praktik ditemukan pada ester. Asam
parahidroksibenzoat merupakan antiseptic yang kuat, dua kali lebih kuat dari phenol.
Phenol ini diperbandingkan dengan ester, seperti yang akan dilihat pada table 1. Phenol
dianggap bernilai satu.
Organisme
pengawet
Ragi - Bakteri Tipa Staphylococcus
Kekuatan Anti
Fermentasi
Kekuatan Bakterisid Menghambat
pertumbuhan
Phenol
Metil para ester
Etil para ester
Propil para ester
Butil para ester
Benzil para ester
1.0
3.0
8.5
25.0
40.0
69.0
1.0
2.6
7.1
15.0
24.0
83.0
1.0
8.3
8.0
17.0
32.0
109.0
Bisa terlihat pada table ini, bahwa ester-ester jauh lebih kuat melawan organisme
dibanding fenol, dan ester-ester ini juga memperlihatkan hubungan sifat antiseptik yang
lebih atau sedikit sebanding satu sama lain. Jika metil ester diberi nilai satu, persamaan
sebagai berikut:
Metil 1.0 gm. = 1.00
Etil 2.8 gm. = 0.36
Propil 8.3 gm. = 0.12
Butil 13.3 gm. = 0.08
Benzil 23.0 gm. = 0.05
Propil ester sekitar tiga kali lebih kuat sifat antiseptiknya disbanding etil ester
atau delapan kali lebih kuat dari metil ester. Benzil ester merupakan yang terkuat, sekitar
dua puluh tiga kali lebih kuat dari metil ester. Indikasi ini memperlihatkan bahwa
semakin bertambah berat molekul maka semakin bertambah pula sifat antiseptiknya.
Kelarutan dari ester asam parahidroksibenzoat berkurang dengan bertambahnya
berat molekul, benzyl hanya akan sangat sukar larut dalam air. Ketidaklarutan ester
berbanding lurus dengan kemampuan antiseptic yang kuat dari senyawa benzyl.
Ester larut sekitar 1-20% pada 30-70% alcohol, 25% atau lebih pada aseton, 2-3% pada
lemak dan minyak dan 0.05-1.5% dalam gliserin. Kelarutannya dalam air bervariasi,
sekitar 0.01% untuk benzyl ester sampa 0.25% untuk metil ester.
Pada tabel II memperlihatkan nilai dalam persen pada berbagai ester yang
dibutuhkan sebagai pengawet pada kosmetik tertentu; nilai ini mungkin lebih tinggi dan
bisa dikurangi untuk disesuaikan dengan syarat.
Tabel II
Sedian Kosmetik dan Farmasi Nilai ester parahidroksibenzoat dalam persen
metil Etil propil butil Benzyl
Kapsul
Krim:
Bebas Lemak
Kandungan lemak/minyak rendah
Kandungan medium lemak/minyak
Kandungan lemak/minyak tinggi
Kandungan lecithin atau hormone
Emulsi:
Susu almond
Kasein, produk susu
Kandungan minyak rendah
0.1
0.15
0.3
0.5
1.0
0.3
0.15
0.3
0.3
0.03
0.05
0.1
0.15
0.3
0.1
0.03
0.1
0.1
0.01
0.02
0.03
0.1
0.2
0.03
0.01
0.03
0.03
0.005
0.01
0.02
0.07
0.15
0.02
0.005
0.02
0.02
0.003
0.01
0.01
0.05
0.1
0.01
0.005
0.01
0.01
Kandungan minyak tinggi
Lemak, Minyak dan Salep
Air Rambut:
Beralkohol, antiseptic
Jelly:
Gelatin, agar, lem, pectin dan pasta
Lipstik
Mouthwash:
Antiseptic, 20% alcohol
Mucilago:
Akasia, tragakan, gum lainnya
Bedak:
Muka, tangan, badan, kaki
Sirup:
Medis, buah
Sabun:
Mandi, antiseptic
Sediaan pasta gigi:
bubuk, pengikat
Lilin:
Stearat, parafin
0.5
0.5
0.3
0.15
0.5
0.5
0.15
1.0
0.15
0.5
0.25
0.3
0.15
0.15
0.1
0.05
0.15
0.15
0.05
0.5
0.05
0.15
0.1
0.1
0.1
0.1
0.03
0.02
0.1
0.1
0.02
0.2
0.02
0.1
0.04
0.03
0.07
0.07
0.02
0.01
0.07
0.07
0.01
0.15
0.01
0.07
0.02
0.02
0.05
0.05
0.01
0.01
0.05
0.05
0.01
0.1
0.01
0.05
0.01
0.01
Garam natrium dari asam parahidroksibenzoat juga ada, tetapi berkurang dalam
sifat antiseptiknya, hanya sekitar satu sampai empat kali lebih kuat dari metil ester. meski
begitu, tetapi memperlihatkan kelarutan yang baik dalam air.
Akan ditemukan bahwa kombinasi dari ester metil dan propil memberikan hasil yang
bagus dalam emulsi, dan juga direkomendasikan untuk tujuan ini.
Penggolongan pengawet
a. Asam organik
Contoh : asam benzoate, asam salisilat 0,1-0,5 %, asam monokloroasetat
Keuntungan : kurang toksik, dan mudah diformulasi
b. Alcohol
Contoh :
Etil alkohol 15 % atau kurang (aktif dalam larutan asam). Jika sediaan netral atau
ringan maka konsentrasi 17,5 % atau lebih
Isopropyl alcohol
Dimetil trihoidrat alcohol konsentrasi tinggi 40 %.
Kekurangannya adalah tidak efektif melawan range luas organisme, baunya menguap,
dan mahal serta tidak praktis dalam sediaan cair.
c. Aldehid
Contoh : Formaldehid, benzaldehid, dan sinamat aldehid.
Keuntungan formaldehid adalah murah dan efektif dan digunakan secara luas sebagai
pengawet.
Kekurangannya adalah tidak cocok digunakan pada kebanyakan kosmetik.
Keuntungan aldehid sinamat memiliki spektrum luas melawan organisme juga
bervariasi. Bau serta uapnya dapat diterima.
d. Minyak esensial
Keuntungannya adalah murah, memiliki sifat-sifat yang diinginkan sebagai pengawet,