BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangGangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan
penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai
penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini
dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area
psikoedukatif, dan area sosiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi
penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan sebagai tahapan mulai
adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk
stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber
koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang dipilih
oleh seorang individu. Dari sini kemudian baru menentukan apakah
perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptive.Banyak ahli
dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap
apa yang dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku
terjadi. Perbedaan pandangan tersebut tertuang dalam bentuk model
konseptual kesehatan jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda
dengan pandangan model social, model perilaku, model eksistensial,
model medical, berbeda pula dengan model stress adaptasi.
Masing-masing model memiliki pendekatan unik dalam terapi gangguan
jiwa.Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang
dimaksud dengan terapi modalitas. Suatu pendekatan penanganan klien
gangguan yang bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien
gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya menjadi perilaku yang
adaptif.
1.2 Tujuan Masalaha. Tujuan UmumMahasiswa mampu memahami Terapi
Modalitasb. Tujuan Khusus1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
Terapi Modalitas, terapi music dan terapi rekreasi2. Mahasiswa
mampu memahami tujuan Terapi Modalitas terapi music dan terapi
rekreasi3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan jenis Terapi
Modalitas terapi music dan terapi rekreasi
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Terapimodalitas adalah suatu kegiatan
dalam memberikan askep baik di institusimaupun di masyarakat yg
bermanfaat dan berdampak terapeutik.Tujuan Terapi Modalitasa.
menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku klienb.
mengurangi gejala gangguan jiwac. memperlambat kemundurand.
membantu adaptasi terhadap situasi sekarange. membantu keluarga dan
orang-orang yang berartif. mempengaruhi keterampilan merawat diri
sendirig. meningkatkan aktivitash. meningkatkan
kemandirian(Gostetamy, 1973).
2.2 Jenis Terapi Modalitas1. Terapi LingkunganMilieu Therapy,
berasal dari bahasa Perancis yang berarti perencanaan ilmiah dari
lingkungan untuk tujuan yang bersifat terapeutik atau mendukung
kesembuhan.Pengertian lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien
melalui manipulasi dan modifikasi unsur-unsur yang ada pada
lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis
individu serta mendukung proses penyembuhan.Terapi lingkungan
adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan
perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku
adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam
arti terapeutik. Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk
tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai
terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.Lingkungan harus bersifat
terapeutik yaitu: mendorong terjadi proses penyembuhan, lingkungan
tersebut harus memiliki karakteristik sbb:a. Pasien merasa akrab
dengan lingkungan yang diharapkannya.b. Pasien merasa senang
/nyaman.dan tidak merawsa takut dengan lingkungannya.c.
Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhid. Lingkungan rumah
sakit/ bangsal yang bersihe. Lingkungan menciptakan rasa aman dari
terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien.f. Personal dari
lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien sebagai individu
yang memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku
pasien sebagai respon adanyastress.g. Lingkungan yang dapat
mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan
memberikankesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan
membentuk perilaku yang baru.Disamping hal tersebut terapi
lingkungan harus memiliki karakteristik:a. Memudahkan perhatian
terhadap apa yang terjadi pada individu dan kelompok selama 24
jam.b. Adanya proses pertukaran informasi.c. Pasien merasakan
keakraban dengan lingkungan.d. Pasien merasa senang, nyaman, aman,
dan tidak meraswa takut baik dari ancaman psikologis maupun ancaman
fisik.e. Penekanan pada sosialisasi dan interaksi kelompok dengan
focus komunikasi terapeutik.f. Staf membagi tanggung jawab bersama
pasien.g. Personal dari lingkungan manghargai klien sebagai
individu yang memiliki hak, kebutuhan, dan tanggung jawab.h.
Kebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.
2. Terapi KeluargaTerapi keluarga adalah model terapi yang
bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi
masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof,
1986).Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat
masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan
menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga
merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi
secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.Tujuana.
Menurunkan konflik kecemasan keluargab. Meningkatkan kesadaran
keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.c.
Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.d. Mengembangkan
hubungan peran yang sesuaie. Membantu keluarga menghadapi tekanan
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.f. Meningkatkan
kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota
keluarga.Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun
1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang
meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia
di Palo Alto, California.Pada pertengahan 1970-an, masyarakat
prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga.
Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan,
begitu juga program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long,
1996)3. Terapi OkupasiTerapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu
ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk melaksanakan
tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus pada
pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan
dan peningkatan bertujuan untuk membentuk seseorang agar mandiri,
tidak tergantung pada pertolongan orang lain (Riyadi dan Purwanto,
2009).Adapun tujuan terapi okupasi menurut Riyadi dan Purwanto
(2009), adalah:a. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi
mental:1) Menciptakan kondisi tertentu sehingga klien dapat
mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang
lain dan masyarakat sekitarnya.2) Membantu melepaskan dorongan
emosi secara wajar.3) Membantu menemukan kegiatan sesuai bakat dan
kondisinya.4) Membantu dalam pengumpulan data untuk menegakkan
diagnosa dan terapi.b. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi
fisik, meningkatkan gerak, sendi, otot dan koordinasi gerakan.c.
Mengajarkan ADL seperti makan, berpakaian, BAK, BAB dan
sebagainya.d. Membantu klien menyesuaikan diri dengan tugas rutin
di rumah.e. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan
meningkatkan kemampuan yang dimiliki.f. Menyediakan berbagai macam
kegiatan agar dicoba klien untuk mengetahui kemampuan mental dan
fisik, kebiasaan, kemampuan bersosialisasi, bakat, minat dan
potensinya.g. Mengarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan
setelah klien kembali di lingkungan masyarakat.Adapun proses dari
terapi okupasi, sebagai berikut:a. Pengumpulan data, meliputi data
tentang identitas klien, gejala, diagnosis, perilaku dan
kepribadian klien. Misalnya klien mudah sedih, putus asa, marah.b.
Analisa data dan identifikasi masalah dari data yang telah dikaji
ditegakkan diagnosa sementara tentang masalah klien maupun
keluarga.c. Penentuan tujuan dan sasaran dari diagnosa yang
ditegakkan dapat dibuat sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.d.
Penentuan aktivitas jenis kegiatan yang ditentukan harus
disesuaikan dengan tujuan terapi.e. Evaluasi kemampuan klien,
inisiatif, tanggungjawab, kerjasama, emosi dan tingkah laku selama
aktivitas berlangsung. Dari hasil evaluasi rencanakan kembali
kegiatan yang sesuai dan akan dilakukan. Evaluasi dilakukan secara
periodik, misalnya 1 minggu sekali dan setiap selesai melaksanakan
kegiatan.Pelaksanaan TerapiTerapi okupasi dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok tergantung dari kondisi klien dan tujuan
terapi.a. Metode1) Individual: dilakukan untuk klien baru masuk,
klien yang belum mampu berinteraksi dengan kelompok dan klien lain
yang sedang menjalani persiapan aktivitas.2) Kelompok: klien dengan
masalah sama, klien yang lama dan yang memiliki tujuan kegiatan
yang sama. Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok
kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang (Keliat dan
Akemat, 2005). Jumlah anggota kelompok kecil menurut Stuart dan
Laraia (2001, dalam Keliat dan Akemat, 2005) adalah 7-10 orang,
Rawlins, Williams, dan Beck (1993, dalam Keliat dan Akemat, 2005)
menyatakan jumlah anggota kelompok adalah 5-10 orang. Jika anggota
kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat
kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya.
Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi dan interaksi
yang terjadi. Johnson (dalam Yosep, 2009) menyatakan terapi
kelompok sebaiknya tidak lebih dari 8 anggota karena interaksi dan
reaksi interpersonal yang terbaik terjadi pada kelompok dengan
jumlah sebanyak itu. Apabila keanggotaanya lebih dari 10, maka akan
terlalu banyak tekanan yang dirasakan oleh anggota sehingga anggota
merasa lebih terekspos, lebih cemas, dan seringkali bertingkah
lakuirrasional.b. WaktuTerapi dilakukan 1-2 jam setiap sesi baik
metode individual maupun kelompok dengan frekuensi kegiatan per
sesi 2-3 kali dalam seminggu. Setiap kegiatan dibagi menjadi 2
bagian,pertama: -1 jam yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap
orientasi, kedua: 1-1/2 jam yang terdiri dari tahap kerja dan tahap
terminasi (Riyadi dan Purwanto, 2009).4. Psikoterapi
SuportifPsikoterapi adalah cara pengobatan dengan ilmu kedokteran
terhadap gangguanmentalemosional dengan mengubah pola pikiran,
perasaan, dan perilaku agar terjadi keseimbangan dalam diri
individu tersebutDalampsikoterapisangat diperlukan hubungan yang
baik antara dokter dan pasien.Tujuana. Menguatkan daya
tahanmentalyang telah dimilikinyab. Mengembangkan mekanisme daya
tahanmentalyang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan
fungsi pengontrolan diric. Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap
lingkunganJenis Terapia. VentilasiPsikoterapi ventilasi adalah
bentukpsikoterapiyang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada
pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan
merasa lega serta keluhannya akan berkurang.
Sikap terapis: menjadi pendengar yang baik dan penuh
pengertianTopik pembicaraan: permasalahan yang menjadistresyang
utamab. PersuasiPersuasi adalahpsikoterapisuportif yang dilakukan
dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala
penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan
sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.Sikap terapis:a. Terapis
berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta
membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan
sesuai hati nuranib. Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang
masuk akal bahwa gejalanya akan hilangc. Topik pembicaraan: ide dan
kebiasaan pasien yang mengarah pada terjadinya gejala.
2.3 Terapi Mordalitas : Terapi Musika. DefinisiTerapi music
adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre,
bentuk dan gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta
misik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.Terapi music
adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua ornag
karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah diterima
organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran
disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (system limbic).
Musik sangat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para
pendengar yang mendengarakan maupun bagi pemusik yang menggubahnya.
Sasaran terapi music dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada
perkembangan manusia sebagai suatu kesatuan yang unik dan tak
terpisahkan.Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik
bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang
menggubahnya. Sasaran terapi musik dalam lapangan pandang
kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai satu kesatuan
yang unik dan tak terpisahkan.b. Klinis music.Musik dapat disebut
sebagai terapi untuk menstimulasi, memulihkan, menghidupkan,
mempersatukan, membuat seseorang peka, menjadi saluran, dan
memerdekakan. Terapi musik memiliki suatu kapasitas yang unik dan
mapan sehingga memungkinkan terjadinya perubahan hidup.Musik
mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai
komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat
dan dinikmati. Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan
ekspresi yang penuh gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta
keterampilan dari materi artistik sehingga dapat menyajikan atau
mengomunikasikan suatu hal tertentu, gagasan, atau keadaan
perasaan.Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien
atau diusulkan oleh terapis. Terapi musik formal sering menggunakan
irama sederhana dan instrumen perkusi yang dapat dimainkan oleh
hampir setiap orang. Pilihan materi musik, medium musik, tingkat
kompleksitas, dan sasaran terapetik merupakan keputusan dan
kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musik dan pasien.
Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut penilaian
terhadap pasien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran),
pengalaman terapetik, dan evaluasi.c. Musik sebagai Terapi Tingkah
LakuTerapi music lebih dari sekedar penghiburan : lebih daripada
sekedar pengalaman yang mendidik atau suatu aktifitas social,
bersifat mendidik, dan maksud-maksud social. Secara teknis, tarapi
music telah di definisikan sebagai suatu system yang telah
dikembangkan secara maksimal untuk menstimulasi dan mengarahkan
tingkah laku untuk mencapai perilaku untuk mencapai sasaran terapi
yang benar-benar jelas. Salah satu penyajian yang terbaik dan
paling singkat dari kerangka konseptual ini adalah yang diberikan
oleh William Sears dalam makalahnya yang berjudul Proses in Music
Therapy.1) Musik memberikan pengalaman di dalam strukturSasarannya
ialah untuk memperpanjang komiten kepada aktifitas, untuk membuat
aneka ragam komitmen, dan menumbuhkan kesadaran akan manfaat yang
di peroleh. Dengan cara yang tidak memaksa, music menuntut tingkah
laku yang sesuai dengan urutan waktu, realitas yang teratur,
kecakapan yang teratur, dan pengaruh yang teratur. Music
menimbulkan gagasan dan asosiasi ekstramusikal.2) Music memberikan
pengalaman dalam mengorganisasi diriPengalaman mempengaruhi sikap,
perhatian, nilai-nilai, dan pengertian seseorang. Sasaran harus
memberikan kepuasan sehingga seseorang akan berusaha untuk
memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman, baik, dan
nikmat. Music menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan
memperoleh kecakapan baru yang memperkaya citra diri (terutma bagi
yang memiliki keterbatasan tubuh atau cacat)3) Music memberikan
pengalaman dalam hubungan antar pribadiMusic merupakan kesempatan
untuk pertemuan kelompok di mana individu telah mengesampingkan
kepentingannya demi kepentingan kelompok. Sasarannya ialah untuk
meperbanyak jumlah anggota dalam kelompok, menambah jangkauan dan
variasi interaksi, dan menyediakan pengalaman yang akan memudahkan
melakukan adaptasi terhadap kehidupan diluar lembaga. Pengalaman
kelompok memungkinkan seseorang berbagai rasa secara intens dalam
cara-cara yang secara social dapat diterima ; music memberikan
penghiburan dan rekreasi yang diperlukan bagi lingkungan terapi
secara umum. Juga bantuan pengalaman dalam pengembangan dalam
pengembangan kecakapan social sexara reslitis dan pola tingkah laku
pribadi yang dapat diterima secar lembaga dan kelompok sebaya dalam
masyarakat.d. Jenis Musik yang di GunakanPada dasarnya hampir semua
jenis musik bisa dinamakan untuk terapi musik. Namun kita harus
tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada,
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi
pengaruh berbeda kepada pikiran dan kita capai. Ada dua macam
terapi musik:1) Terapi musik aktif.Dalam terapi musik aktif pasien
diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan
nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien
berinteraksi aktif dengan dunia musik . untuk melakukan terapi
musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi
musik yang kompeten.2) terapi musik pasif.Inilah terapi musik yang
murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan
menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan
masalahnya. CD Terapi musik termasuk jenis terapi musik pasif. Hal
terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik
harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat
puluhan jenis CD Terapi musik yang disesuaikan dengan kebutuhan
anda.Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3
bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Contoh paling nyata
bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik
rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser
musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan
dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan
head banger, suatu gerakan memutar mutar kepala mengikuti irama
music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa
rasa lelah.e. Manfaat Terapi Musik1) Relaksasi, mengistirahatkan
tubuh dan pikiranManfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan
terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan
pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh
dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi
relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh
akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi
hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran2)
Meningkatkan kecerdasan.Sebuah efek terapi musik yang bisa
meningkatkan intelegensi seorang disebut efek mozart. Hal ini telah
diteliti secara ilmiah oleh frances Rauscher et al dari Universitas
California. penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam
kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk
menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak
anak dalam masa pembentukan, sehinngga sangat baik apabila
mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang
hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya
juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk
belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si
bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa dibesarkan tanpa
diperkenalkan pada musik.3) Meningkatkan motivasi.Motivasi adalah
hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu.
Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan
bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu,
maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga untuk
beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu
bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi
seseorang.4) pengembangan diri.Musik ternyata sangat berpengaruh
terhadap pengembangan seseorang. Hati-hati, karena musik yang anda
dengarkan menentukan kualitas pribadi anda. Hasil penelitian kami
menunjukan bahwa orang yang punya masasalah perasaan, biasanya
cendrung mendengarkan musik yang sesuai perasaannya. Misalnya orang
yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta
atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin
parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik
yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang
dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.Dan jika anda mau,
Anda bisa mempunyai kepribadian yang anda inginkan dengan cara
mendengarkan jenis music yang tepat5) Meningkatkan Kemampuan
MengingatTerapi music bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah
kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses
music terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang
melatih otak dengan terapi music, maka secara otomatis memorinya
juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi music banyak digunakan
di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan
prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi
music banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan
kehilangan ingatan.6) Kesehatan Jiwailmuan Arab, Abu Nasr al-farabi
(873-950M) dalam bukunya Great Book About Music, mengatakan bahwa
music membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan
emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis.
Pernyataan itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam
menggunakan music sebagai terapi. Sekarang di zaman Modern, terapi
music banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk
mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau
gangguan psikologis.7) Mengurangi Rasa SakitMusik bekerja pada
system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak,
yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua
system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita
merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat
kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnua secara relaks secara
fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa
sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi
kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita
nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi music terbukti membantu
mengatasi rasa sakit.8) Menyeimbangkan TubuhMenurut penelitian para
ahli, stimulasi music membantu menyeimbangkan organ keseimbangan
yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat
maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan
lebih sehat.9) Meningkatkan Kekebalan TubuhDr John Diamond dan Dr
David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik
terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa : Apabila
jenis music yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh
manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan jenis hormone
(serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga
tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan
tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
2.4 Terapi Modalitas : RekreasiTerapi rekreasi yaitu terapi yang
mmenggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan klien dapat
melakuakan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta
mmengembangkan kemampuan hubungan sosial. Recreational Therapy
(juga dikenal sebagai TR atau Terapi Rekrasi) adalah keperawatan
medis atau modalitas medis yang menggunakan rekreasi, pendidikan
rekreasi dan berbagai sumber daya lain untuk membant klien mencapai
fisik mereka, emosional, fisiologis dan spiritual tujuan sosial.
Terapi rekreasi adalah salah satu cara terbesar untuk membantu
meningkatkan kualitas hidup dan kualitas perawatan untuk orang
dengan cacat pada saat dia sering percaya hidup mereka sudah
berakhir, karena ketidakmampuan saya.a. Manfaat Terapi Rekreasi1)
Meninggkatkan kesejahteraan fisik (berat menejemen, diabetes dan
hipertensi).2) Meningkatkan kekuatan dan daya tahan menggunakan
berbagai modalitas pengobatan.3) Positif manajemen strategi untuk
mengatasi prilaku yang tidak di inginkan.4) Penurunan kecemasan.5)
Meningkatkan pengetahuan sumber daya masyarakat.6) Penurunan
isolasi sosial.7) Meningkatkan fungsi sosial.8) Pengembangan
ketrampilan rekreasi baru.9) Meningkatkan kemandirian dalam fungsi
rekreasi.10) Perkaya rohani pembangunan.11) Meningkatkan ekspresi
kreatif.12) Meningkatkan manajemen waktu luang.13) Partisipasi
rekreasi Independent.b. MetodeTerapi rekreasi dapat dilakuakn baik
secara individual maupun dengan berkelompok tergantung dari keadaan
pasien itu sendiri, serta jumlah tenaga medis (theraphyst) yang
ada. Adapun tujuan dari metode ini yaitu :1) Individu :a) Klien
dapat mengungkapkan perasaannya tanpa dalam keadaan tertekan dan
dalam keadaan rileks.b) Mendapatkan lebih banyak informasi
sekaligus mempermudah dalam melakukan evaluasi.c) Bagi klien yang
cenderung tidak berani mengungkapkan perasaannya, dapat
mengungkapkan perasaaan lebih dalam tentang apa yang dirasakan.d)
Klien mampu meningkatkan menejement waktu luang.e) Klien memiliki
pengembangan ktrampilan rekreasi baru.2) Kelompok :a) Klien dapat
bersosialisasi dengan rekan rekan lainnya dalam kelompok
tersebut.b) Klien dapat belajar terbuka terhadap orang lain
mengenai perasaan serta masalah yang dihadapinya.c) Klien dapat
bertukar pikiran dan saling mengisi dengan rekan rekan satu
kelompok yang lainnya serta belajar untuk menemukan problem solving
dari perasaan yang dirasakan oleh klien.d) Klien tidak merasa
mengalami penurunan isolasi sosial.e) Klien dapat meningkatkan
fungsi sosial dalam bermasyarakat.c. WaktuTerapi rekreasi dilakukan
antara 1 sampai 2 jam setiap session baik individu maupun kelompok
setiap hari, 2 kali atau 3 kali seminggu tergantung kesiapan
pasien, tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas dan
sebagainya. Ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu 1 jam untuk
berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan therapist ataupun
rekan pasien lainnya dan 1 jam untuk melakukan evaluasi hasil
diskusi. Dalam evaluasi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan
pelaksanaan tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi oleh
pasien , problem solving yang ditemukan baik untuk rekan pasien
maupun dari petugas medis (therapist), perasaan yang dirasakan oleh
klien setelah dilakukan tindakan tersebut.BAB IIIPENUTUP
3.1 Simpulan Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan
jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki klien
(modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan.
Teerapi rekreasi merupkan salah satu jenis dari terapi modalitas
dimana terapi ini menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan
tujuan klien dapat melakuakan kegiatan secara konstruktif dan
menyenangkan serta mmengembangkan kemampuan hubungan sosial. Terapi
ini memiliki beberapa tuujuan yaitu: Mampu mengikuti terapi
rekreasi dengan baik; Mampu melakukan rekreasi secara independent;
Mampu meningkatkan fungsi sosial,dan mampu meningkatkan ekspresi
kreatif.
3.2 Saran Terapi modalitas sudah sepantasnya masuk dalam standar
asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan
keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang
diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya
di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi
kewajiban perawat untuk memberikan terapi modalita secara rutin
sesuai dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan
jiwa dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional
sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan
jiwa bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakara: EGCKusmawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba MedikaPurwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan
Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha MedikaRiyadi, Sujono. 2009.
Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha IlmuAktivitas
Fungsional dan Terapi Rekreasi. 29 Mei 2010. Ann8110 blogspot.
(Diakses 19 Februari Juni 2015) http:// kumpulanmaterikeperawatan.
blogspot.com/2011/05/laporan-terapi- kelompok.html Guze, B.,
Richeimer, S., dan Siegel, D.J. (1990). The Handbook of Psychiatry.
California: Year Book Medical PublishersKaplan, H.I., Sadock, B.J.,
dan Grebb, J.A. (1996). Synopsis of Psychiatry. New York: Williams
and WilkinsStuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and
Practice of Psychiatric Nursing. (Ed ke-7). St. Louis: Mosby,
Inc.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2
Tujuan MasalahBAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian dan Tujuan 2.2 Jenis
Terapi Modalitas2.3 Terapi Mordalitas : Terapi Musik2.4 Terapi
Modalitas : RekreasiBAB III PENUTUP3.1 Simpulan3.2 SaranDAFTAR
PUSTAKA