A. JUDULTABANASU ( Tas Serbaguna dilengkapi Sel Surya)B. LATAR
BELAKANG MASALAHPada zaman dahulu, tas didefinisikan sebagai tas
untuk membawa tangkapan dari pemburu-pemburu untuk memudahkan
perjalanan. Jika buruan yang mereka tangkap semakin besar, pemburu
akan membaginya, membungkusnya, lalu membawanya. Tasnya sendiri
terbuat dari berbagai kulit binatang dan dijahit agar membuat satu
wadah yang solid.
Tas adalah sebuah wadah atau tempat yang dipakai di punggung
seseorang dan dilindungi oleh dua tali yang memanjang vertikal
melewati bahu, tetapi ada juga pengecualian, contohnya tas ransel
yang dibuat untuk benda-benda ringan biasanya hanya membutuhkan 1
tali. Tas ransel digunakan si pemakai untuk memudahkannya dalam
membawa bawaan yang dimau sesuai kebutuhan. Teknologi yang dipakai
pun diformulasikan khusus sesuai kebutuhan si pemakai.
Tas ransel biasanya lebih dipilih daripada tas tangan (clutch)
untuk mengangkat benda berat, karena terbatasnya berat untuk
mengangkat benda berat untuk waktu yang lama. Bayangkan jika
memakai tas tangan (clutch) yang mengandalkan kemampuan tangan
untuk menahan beban, pasti tidak akan sanggup dan akan terjadi
timpang. Tas ransel yang besar dapat mengangkat beban berat hingga
10 kg, biasanya mengandalkan berat yang sebagian besar dari badan
mereka, memakai kekuatan pinggul dan meninggalkan kekuatan bahu
untuk menstabilkan muatan, dikarenakan pinggul lebih kuat dari
bahu, dan menambah keseimbangan.
Setelah mengadakan diskusi dengan mahasiswa dari POLTERA (salah
satu tim pengusul) maka pihak UKM mengusulkan untuk dibantu
mendapatkan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Maka
pada melalui kegiatan Karya Tulis Ilmiah diusulkan untuk dibantu
dalam proses inovasi desain tas serbaguna melalui pembuatan desain
tas serbaguna. Diharapkan melalui penerapan tas ini, maka produksi
tas dapat lebih inovatif dan mengandung teknologi terbaharu yang
dapat diterima oleh segala kalangan, sehingga menghasilkan
kapasitas produksi minimal meningkat 2 kali lipat dari sebelumnya.
Kondisi ini sangat diinginkan oleh pengusaha UKM, karena inovasi
dan kualitas produksi dapat meningkat. Hal ini akan berdampak pada
meningkatnya pula pendapatan yang diperoleh UKM juga meningkatnya
kesejahteraan, baik pengusaha ataupun karyawannya.
C. PERUMUSAN MASALAHDari sebagian banyak tahapan prduksi dan
pemasaran, yang menjadi permasalahan utama UKM yaitu proses saing
desian tas dengan toko-toko disekitarnya. Hal ini dikarenakan pada
proses produksi masih dilakukan dengan desain apa adanya sesuai
dengan keinginan pembuat tas. sehingga keadaan ini menimbulkan
beberapa permasalahan bagi UKM antara lain:
1. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjual produk tas
yang baru.2. Dengan adanya model tas yang sama, mengakibatkan
persaingan usaha UKM tas menjadi rendah, sehingga penjualan tas
antar toko menjadi rendah pula.3. Kualitas tas yang apa adanya
membuat para pembeli tidak dapat menjadi pelanggan, hanya sekedar
pembeli saja.D. TUJUANTujuan dalam program ini yaitu untuk
meningkatkan produktivitas UKM dengan indikator sebagai
berikut.
1. Memberi inovasi baru dalam pengambangan usaha.2. Memberikan
desain tas yang Hard Durable (Tahan Guncangan).3. Membuat UKM
menjadi lebih inovatif agar memiliki banyak pelanggan baru.E.
LUARAN YANG DIHARAPKANLuaran yang diharapkan melalui pelaksanaan
progam Karya Tulis Ilmiah ini adalah berhasil diwujudkan dan
diterapkannya inovasi desain tas terbaharukan ini sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas UKM untuk memenuhi
permintaan pasar. Dengan kondisi seperti itu diharapkan pula UKM
mitra mampu berkembang dan meningkatkan pendapatannya, sehingga
dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.F. KEGUNAAN1.
Potensi Ekonomi Produk
a. Tas serbaguna mengarah pada inovasi yang baru, sehingga dapat
meningkatkan kinerja pengusaha tas di UKM ini.b. Dapat meningkatkan
produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha dan
karyawannya.c. Lebih banyak menarik pelanggan karena tas memiliki
banyak fungsi dibanding dengan tas biasa
2. Nilai Tambah Produk dari Sisi IPTEKa. Produksi tas yang
inovaif membuat jumlah pelanggan meningkat, sehingga kapasitas
produksi dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan UKM
dan karyawannya.
b. Produk tas mampu memuaskan konsumen karena tas tidak hanya
mampu untuk membawa tas tulis saja, melainkan juga menggunakan ilmu
dan teknologi baru yang efisien dan bermanfaat.c. Kualitas produk
lebih baik dan lebih seragam karena desain tas yang diciptakan
mudah diterima oleh semua kalangan.
3. Dampak Sosial Secara Nasional
Keberhasilan program ini diharapkan oleh pengusaha stik kentang
karena dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama ini.
Kondisi ini sangat perlu diciptakan agar pengusaha stik kentang
skala kecil dapat berkembang dan terjaga kelangsungan hidupnya.
Dengan demikian tenaga kerjanya dapat lestari (mempunyai pekerjaan
yang tetap). Bahkan dengan adanya program Karya Tulis Ilmiah ini,
para pengusaha skala kecil tersebut dapat terus berkembang dengan
membutuhkan banyak tenaga kerja, dengan begitu secara tidak
langsung turut membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja
untuk mengurangi jumlah pengangguran.G. TINJAUAN PUSTAKA1. Sel
surya ( photovoltaic )
Untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik dapat
dilakukan dengan yang namanya sel surya atau solar cell. Apabila
permukaan sel surya dikenai cahaya maka dihasilkan pasangan
elektron dan hole. Elektron akan meninggalkan sel surya dan akan
mengalir pada rangkaian luar sehingga timbul arus listrik. Arus
listrik yang dihasilkan oleh sel surya dapat dimanfaatkan langsung
atau disimpan dulu dalam baterai untuk digunakan kemudian.
Gambar. 1 Contoh sel surya
Sumber: http://www.panelsurya.com/Besarnya pasangan elektron dan
hole yang dihasilkan, atau besarnya arus yang dihasilkan tergantung
pada intensitas cahaya maupun panjang gelombang cahaya yang jatuh
pada sel surya. Intensitas cahaya menentukan jumlah foton, makin
besar intensitas cahaya yang mengenai permukaan sel surya makin
besar pula foton yang dimiliki sehingga makin banyak pasangan
elektron dan hole yang dihasilkan yang akan mengakibatkan besarnya
arus yang mengalir. Makin pendek panjang gelombang cahaya maka
makin tinggi energi fotonnya sehingga makin besar energi elektron
yang dihasilkan, dan juga berimplikasi pada makin besarnya arus
yang mengalir. Prinsip kerja sel surya adalah sebagai berikut:
Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang
bermuatan positif dan hole yang bermuatan negative kemudian
elektron dan hole mengalir membentuk arus listrik. Prinsip ini di
kenal sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi
karena terbuat dari semikonduktor yang mengandung unsur silikon.
Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif: lapisan
negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p). Karena sel surya ini
mudah pecah dan berkarat sehingga sel ini dibuat dalam bentuk
panel- panel dengan ukuran tertentu yang dilapisi plastik atau kaca
bening yang kedap air dan panel ini dikenal dengan panel surya.
Gambar: 2. Menunjukan proses perubahan cahaya akan menjadi arus
listrik
Sumber:
http://www.panelsurya.com/index.php/id/panel-surya-solar-cells/
Total pengeluaran listrik (wattage) dari sel surya adalah
sebanding dengan Voltase/tegangan operasi dikalikan dengan arus
operasi saat ini. Sel surya dapat menghasilkan arus dari voltase
yang berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan bateri yang menghasilkan
arus dari voltase yang relatif konstan. Karakteristik output dari
sel surya dapat dilihat dari kurva performansi, disebut I-V curve.
I-V curve menunjukkan hubungan antara arus dan voltase (Ouaschning,
2005) .
Gambar 3. Curva I-V
Gambar 4. Karakteristik daya yang di hasilkan watt/m2
Sumber : Ouaschning, 2005Gambar di atas menunjukkan tipikal
kurva I-V. Voltase (V) adalah sumbu horizontal. Arus (I) adalah
sumbu vertical. Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam standar Test
Conditions 1000 watt per meter persegi radiasi (atau disebut satu
matahari puncak/one peak sun hour) dan 25 derajat celcius suhu
solar cell panel. Radiasi matahari di Bali bisa dilihat seperti
tabel di bawah.
Tabel 1.Bali Sun RadiationMonthTemperatur Udara derajat C
Humidity relative %
Monthly Solar RadiationKwh/m2
January27,783,24,94
February27,981,55,04
March27,882,25,41
April28,081,25,35
May27,680,45,11
June27,279,44,76
July26,478,74,75
August26,377,95,28
September26,878,75,95
October27,679,96,22
November27,981,45,71
December 27,9
80,7
5,33
Annual27,480,45,32
Sumber: Ngurah Rai Airport,20082. Modul photovoltaicKomponen
utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya phoptovoltaic. Untuk membuat modul
photovoltaic secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal
dan thin film. Modul photovoltaic dapat dibuat dengan teknologi
yang relative sderhana,sedangkan untuk membuat sel photovoltaic
diperlukan teknologi tinggi.
Modul photovoltaic tersusun dari beberapa sel photovoltaic
mempunyai ukuran 10 cm x 10 cm yang dihubungkan secara seri atau
pararel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya
sekitar 60% dari biaya total. Jadi, bila modul sel surya bisa
dibuat didalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya. Untuk
itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel
yang masih di import.
Gambar: 5. Contoh modul photovoltaicSumber:
http://www.azetsurya.com/info.phpSedangkan kendala utama yang
dihadapi dalam pengembangan energi surya photovoltaic adalah
investasi awal yang besar. Untuk mendapatkan kapasitas yang lebih
besar maka beberapa modul digabung akan membentuk array.
3. Battery charge regulator (BCR)
Alat pengatur merupakan perangkat elektronik yang mengatur
aliran listrik dari modul surya ke baterai dan aliran listrik dari
baterai ke peralatan listrik inverter. Change-Discharge pengontrol
melindungi baterai dari pengisian berlebihan dan melindungi dari
pengiriman muatan arus berlebihan keinput terminal. BCR juga
mempunyai beberapa indikator yang akan memberikan kemudahan kepada
pengguna PLTS dengan memberikan informasi mengenai kondisi baterai
sehingga pengguna PLTS dapat mengendalikan konsumsi energi menurut
ketersediaan listrik yang terdapat didalam baterai. BCR sebagai
pengatur system agar penggunaan listriknya aman dan efektif,
sehingga semua komponen - komponen system aman dari bahaya
perubahan level tegangan. BCR yang digunakan kapasitasnya
tergantung dari kapasitas daya modul surya.
4. Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh
modul surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakan beban. Ukuran
baterai yang dipakai sangat tergantung pada ukuran panel dan load
pattern. Ukuran baterai yang terlalu besar baik untuk efisiensi
operasi tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu
besar. Sebaliknya ukuran baterai terlalu kecil dapat mengakibatkan
tidak tertampungnya daya yang lebih. Baterai tersebut mengalami
proses siklus menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada ada atau
tidak adanya sinar matahari. Selama waktu adanya matahari, array
panel menghasilkan daya listrik. Daya yang tidak digunakan dengan
segera dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama waktu tidak
adanya matahari, permintaan daya listrik disediakan oleh baterai.
Kapasitas bateri tergantung dari daya modul yang dikeluarkan dengan
tegangan yang dikeluarkan 24 V,DC.
5. InverterInverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan
listrik DC (direct current) yang dihasilkan array PV menjadi arus
dan tegangan listrik AC (alternating current). Inverter yang
digunakan adalah inverter dengan kapasitas tergantung dari
kapasitas daya modul surya dengan tegangan keluaran AC 220
Volt.
6. Perhitungan teknisRangkaian dari sel-sel yang disusun seri
dan parallel tersebut dinamakan modul. Biasanya setiap modul
terdiri dari 10-36 unit sel. Apabila tegangan, arus dan daya dari
suatu modul tidak mencukupi untuk beban yang digunakan, maka modul-
modul tersebut dapat dirangkai seri, parallel ataupun kombinasi
keduanya untuk
menghasilkan besar tegangan dan daya sesuai kebutuhan.Daya yang
dihasilkan oleh panel surya maximum diukur dengan besaran wattpeak
(wp), yang konversinya terhadap watthour (wh) tergantung intensitas
cahaya matahari yang mengenai permukaan panel. Selanjutnya daya
yang
dikeluarkan oleh panel surya adalah daya panel di kalikan
lamanya penyinaran. Untuk memperoleh besar tegangan dan daya yang
sesuai dengan kebutuhan, sel-sel photovoltaic tersebut harus
dikombinasikan secara seri dan parallel, dengan
aturan sebagai berikut:1. Untuk memperoleh tegangan keluaran
yang dua kali lebih besar dari tegangan keluaran sel Photovoltaic,
maka dua buah sel photovoltaic harus dihubungkan
secara seri.2. Untuk memperoleh arus keluaran yang dua kali
lebih besar dari arus keluaran sel photovoltaic, maka dua buah sel
fotovoltaik harus dihubungkan secara parallel.
3. Untuk memperoleh daya keluaran yang dua kali lebih besar dari
daya keluaran sel photovoltaic dengan tegangan yang konstan maka
dua buah sel fotovoltaik harus dihubungkan secara seri dan
parallel.
7. Faktor pengoperasian sel suryaBeberapa faktor dari
pengoperasian sel surya agar mendapatkan nilai yang maksimum sangat
tergantung pada:
a. Ambient temperature udara
Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika
temperature sel tetap normal pada 25 derajat Celsius. Kenaikan
temperature lebih tinggi dari temperature normal pada sel surya
akan melemahkan tegangan Voc. Gambar 2.9 menunjukan setiap kenaikan
temperature sel surya 10 derajat celcius dari 25 derajat celsius
akan berkurang sekitar 0,4 % pada total tenaga yang di hasilkan
atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan temperature sel per
10 derajat Celsius.
Gambar 6. Karakteristik penurunan voltage terhadap kenaikan
temperature
Sumber : Ouaschning, 2005
b. Radiasi matahari
Radiasi matahari di bumi pada lokasi yang berbeda akan
bervariable dan sangat tergantung dengan keadaan sepektrum matahari
ke bumi. Insolasion matahari akan banyak berpengaruh terhadap arus
(I) dan sedikit terhadap tegangan (v).
c. Kecepatan angin bertiup
Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi sel surya akan sangat
membantu terhadap pendinginan temperature permukaan sel surya
sehingga temperature dapat terjaga dikisaran 25 derajat
Celsius.
d. Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu
udara, asap, uap air udara, kabut dan polusi sangat menentukan
hasil maksimum arus listrik dari sel surya.
e. Orientasi panel kearah matahari secara optimum
Orintasi dari rangkaian panel kearah matahari secara optimum
adalah sangat penting untuk menghasilkan energi yang maksimum.
Selain arah orientasi sudut orientasi ( tilt engle ) dari panel
juga sangat mempengaruhi hasil energi yang maksimum. Untuk lokasi
yang terletak di belahan utara latitude, maka panel sebaiknya
diorientasikan ke selatan. Begitu juga yang letaknya di belahan
selatan latitude, maka panel sebaiknya diorientasikan ke utara.
Walaupun panel diorientasikan ke barat atau ke timur akan tetap
menghasilkan energi, tetapi tidak akan menghasilkan energi yang
maksimum.
f. Posisi letak sel surya terhadap matahari (tilt engle)
Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan modul
surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum 1000 w/m2
atau 1 kw/m2. Untuk mempertahankan ke tegak lurusan antara sinar
matahari terhadap panel surya dibutuhkan pengaturan posisi modul
surya, karena sun altitude akan berubah setiap jam dalam
sehari.
8. Fenomena di Lokasi
Bagi pengusaha di Jawa Timur, kondisi seperti itu tidak terlalu
mengherankan. Semenjak perjanjian ASEAN-China Free Trade Asia
(ACFTA) diteken, banyak produk China menyerbu kota-kota di Jawa
Timur. Akibat serangan produk China, pertumbuhan ekonomi produk
lokal menurun."Pasca ACFTA, banyak industri sepatu seperti di
Wedoro, Tanggulangin produksinya menurun sekitar 45 persen, karena
di tingkat agen dibanjiri produk-produk dari China," ujar Ketua
Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(HIPMI) Jawa Timur, Diar Kusuma Putra saat ditemui di sela-sela
acara Musyawarah Daerah (Musda) HIPMI Jatim di Hotel Majapahit
Surabaya.
Menurut dia, kondisi itu membuat para pengusaha muda harus
berpikir keras untuk mempertahankan maupun meningkatkan jumlah
porduksi maupun daya saing dengan produk-produk China maupun ASEAN.
" Musda HIPMI Jatim mengambil tema Optimalisasi daya saing
pengusaha muda Jatim di era perdagangan bebas," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Forum UKM Jawa Timur. Mereka menilai
wajar jika di Tanggulangin saat ini banyak beredar produk China.
Ini membuat produk industri Usaha Kecil Menengah (UKM) harus
bersaing ketat dengan barang impor karena kualitas barang China
segmen pasarnya sama dengan pasar produk UKM, untuk kalangan
menengah ke bawah.
Ketua Forum UKM Jatim, Nur Cahyudi mengatakan, pengusaha sektor
UKM kini harus berebut pasar di negaranya sendiri. Kelemahan UKM
adalah biaya produksi masih mahal dan masalah klasik seperti akses
pasar, permodalan, teknologi, manajemen serta SDM yang kurang baik.
"Kondisi itu membuat produk UKM kalah bersaing," ujarnya,di
Surabaya,(14/5).
Ia mengharap peran pemerintah bisa membantu dan mendorong serta
memperkuat pertumbuhan ekonomi para UKM, sehingga produknya bisa
bersaing di pasar internasional khususnya di tingkat ASEAN dan
China. Ia juga berharap pemerintah agar mendorong para importir
mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Jangan mengimpor barang
hanya demi mencari keuntungan yang dampaknya menghancurkan industri
dalam negeri.
H. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam program Karya Tulis Ilmiah ini
meliputi perancangan, pembuatan dan pelatihan. Pada kegiatan
pelatihan operasional tas, digunakan prinsip learning by doing
yakni khalayak sasaran diberi petunjuk praktis dilanjutkan dengan
langsung praktek. Untuk mewujudkan tas serbaguna ini telah disusun
dalam beberapa tahapan sebagai berikut.1. Tahap persiapan dan
perancangan tas, meliputi:
a. Membuat gambar detail tas sebaguna dengan media Catia dan
Solid Work.
b. Survei kebutuhan UKM.
c. Menyiapkan bahan-bahan dan pertasan yang diperlukan dalam
proses fabrikasi.
2. Tahap pembuatan tas serbaguna, meliputi:
a. Membuat desain tas serbaguna yang disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan.
b. Membuat rancangan jadi tas serbaguna.3. Tahap uji coba
pertasan, meliputi:
a. Uji coba tas serbaguna.b. Penyempurnaan pertasan di dalam
tas.
4. Tahap serah terima, meliputi:
a. Serah terima barang.
b. Pelatihan penggunaan fungsi.
c. Pelatihan perawatan tas.
d. Pelatihan desain tas serbaguna.I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Tabel 2. Rencana dan jadwal kegiatan PKMT
No.Nama KegiatanBulan
12345
1Persiapan pertasan dan pengadaan bahan
2Pembuatan dan perakitan tas serbaguna
3Pengiriman dan serah terima tas
4Pelatihan pengoperasian tas
5Pemantauan kinerja tas
6Evaluasi kinerja tas
7Penyusunan laporan
J. Rancangan Biaya
Tabel 3. Rancangan biaya kegiatan Karya Tulis Ilmiah
No.UraianJumlahSatuanHarga SatuanBiaya
1Bahan habis pakai
Panel Surya8 buah 45000360000
Kain Parasut2meter252000104000
Kabel penghubung1meter2200022000
Resistor1pak5000050000
Elco2buah70000140000
Gabus2meter2900018000
Peredam suara2meter260000120000
Mur dan baut 25 mm2pak2500050000
Kain Wool2meter260000120000
Jarum dan Benang4paket850034000
Plat Stenles Steel 1 mm2meter295000190000
Kelingan2pak4500090000
Batu gerinda2buah3000060000
Mata bor 10 mm4buah40000160000
Kertas amplas10cm2300030000
Mata bor 2 mm6buah1600096000
Mata gerinda2buah2800056000
2Pertasan Penunjang PKM
Sewa pertasan di Lab. Tata Busana2bulan15000003000000
Sewa pertasan di Lab. Manufaktur2 bulan 15000003000000
3Perjalanan
Transport belanja tas dan bahan1Paket300000300000
Penyerahan tas ke UKM1Paket500000500000
Pemantauan ke UKM1Paket500000500000
4Lain-lain0
Dokumentasi1Paket200000200000
ATK1Paket250000250000
Pembuatan laporan1paket550000550000
Jumlah total10.000.000
K. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Fuad (2001) Karakteristik Teknologi Tepat Guna balam
Industri Skala Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Timur. Makalah yang
disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di
Unesa.Tanggal 26 Juli tahun 2001.
Budiono bambang, 1992. Industri Kecil dalam Perspektif Budaya.
Surabaya, Seminar Prospek Industri Kecil Dalam Perkembangan
Perekonomian Indonesia.Haryono dkk. (1999). Buku Panduan Materi
KuIiah Kewirausahaan. Unipres UNESA Surabaya.
John E BiegeI (1998). Pengendalian Produksi, Suatu Pendekatan
Kuantitatif. Terjemahan. Tarsito Bandung.
Nyoman Sutantra I (2001). Produktivitas Sistem Produksi dan
Tekno/ogi Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan
produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26 Juni tahun 2001.
Porter, N. N., 1982. Food Science. 3rd edition. Ithaca. New
York.
Subanar Harimurti, 1992. Alternatif Pengembangan Industri
Kecil/Kerajinan Surabaya, seminar Prospek Industri Kecil Dalam
Perkembangan Perekonomian Indonesia.Sularso & Kiyokatsu Suga.
1998. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Bandung.
ITB.Supangat, Bambang. 1999, Mesin Perkakas. Surabaya: Unipress
IKIP Surabaya.
Sutiono (2001). Produktivitas UKM di Jawa Timur. Makalah yang
disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di
Unesa,Tanggal 26 JuN tahun 2001.
www.ecobizwatch.com.
www.klipingku.com.
www.id.wikipedia.org/wiki/RanselL. LAMPIRANLampiran 1 Biodata
Singkat Ketua dan Anggota Pelaksana Program:Ketua Pelaksana
Kegiatan
Nama Lengkap
: Muhammad Fajrul Ilmi
NIM
: 33211301007
Fakultas/Program Studi
: Teknik Mesin Alat Berat (TMAB)
Peruguruan Tinggi
: Politeknik Negeri Madura
Waktu untuk Kegiatan KWU: 8 Jam/Minggu
Ketua Pelaksana,
Muhammad Fajrul Ilmi
NIM. 33211301007 Anggota Pelaksana
1. Nama Lengkap
: Muslihul Hidayat
NIM
: 33211301020Fakultas/Program Studi
: Teknik Mesin Alat Berat (TMAB)
Perguruan Tinggi
: Politeknik Negeri MaduraWaktu untuk Kegiatan KWU: 8
Jam/Minggu
Anggota 1,
Muslihul Hidayat
NIM. 33211301020
Lampiran Sketsa Desain
Gambar 7. Sketsa desainHandle Bag
Rangka Mode Meja
Kolektor panel surya
Hard durable item
15