5/28/2018 SUSPENSI jurnal
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat
berperan aktif dalam peningkatan kulitas produksi obat-obatanyang disesuaikan
dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan kualitas
obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus menguragi atau
mengganggu dari efek farmakologisnya (Lacman, 2008)
!uspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut,terdispersi dalam cairan pemba"a #at yang terdispersi harushalus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digo$og perlahan-lahan, endapan
harus segera terdispersi kembali Dapat ditambahkan zat tambahan untuk
men$amin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus men$amin sediaan
mudah digo$og dan dituang (%nief, &''')
!uspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
tidak larut tetapi terdispersi dalam fase cair artikel yang tidak larut tersebut
dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorpsi yang digunakan sebagai obat dalam
atau untuk pemakaian luar denagn tu$uan penyalutan !ediaan dalam bentuk
suspensi $uga ditu$ukan untuk pemakaian oral dengan kata lain pemberian yang
dilakukan melalui mulut !ediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para
konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari segi "arna atupun bentuk
"adahnya ada prinsipnya zat yang terdispersi pada suspensi haruslah halus,
tidak boleh cepat mengendap, dan bila digo$og perlahan-lahan, endapan harus
segera terdispersi kembali !elain larutan, suspensi $uga mengandung zat
tambahan (bila perlu) yang digunakan untuk men$amin stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus men$amin sediaan mudah digo$og dan dituang
!uspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel
obat yang terbagi secara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara
merata dalam pemba"a dimana obat menun$ukkan kelarutan yang sangat
minimum eberapa suspensi diperdagangan tersedia dalam bentuk siap pakai,
telah disebarkan dalam cairan pemba"a dengan atau tanpa penstabil dan bahan
tambahan farmasetik lainnya (%nonim, 20&*) !elain itu pembuatan suspensi ini
didasarkan pada pasien yang sukar menerima tablet atau kapsul, terutama bagi
1
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
2/23
anak-anak dan lansia, dapat menutupi rasa obat yang tidak enak atau pahit yang
sering kita $umpai pada bentuk sediaan tablet, dan obat dalam bentuk sediaan
suspensi lebih mudah diabsorpsi daripada tablet+kapsul dikarenakan luas
permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat leh karena itu
dibuatlah sediaan suspensi embuatan suspensi ini pula didasarkan pada
pengembangan sediaaan cair yang lebih banyak diminati oleh masyarakat luas
etapi dalam pembuatan suspensi $uga memerlukan ketelitian dalam proses
pembuatan sehingga kestabilannya dapat ter$aga (%nif, &''')
!alah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi
adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta men$aga homogenitas dari
partikel .ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk men$aga stabilitas
suspensi enggunaan dalam bentuk suspensi bila dibandingkan dengan larutan
sangatlah efisien sebab suspensi dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak
stabil dalam air (!yamsuni, 200/)
ekurangan suspensi sebagai bentuk sediaan adalah pada saat
penyimpanan, memungkinkan ter$adinya perubahan sistem dispersi (cacking,
flokulasi, deflokulasi) terutama $ika ter$adi fluktuasi atau perubahan temperatur
!asaran utama didalam merancang sediaan berbentuk suspensi adalah untuk
memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan agar partikel yang telah
tersedimentasi dapat disuspensi dengan baik (%nonim, 20&*)
1adi, alasan pembuatan suspensi yaitu untuk membuat sediaan obat dalam
bentuk cair dengan menggunakan zat aktif yang tidak dapat larut dalam air tetapi
hanya terdispersi secara merata Dengan kata lain, bahan-bahan obat yang tidak
dapat larut dapat dibuat dalam bentuk suspensi (%nonim, 20&*)
1.2. Prinsiprinsip dari pembuatan suspensi bah"a bahan padat yang tidak larut
disuspensikan dengan penambahan suspending agent ila zat padatnya bersifat
hidrofobik maka dibasahi terlebih dahulu dengan zat pembasah ("etting agent)
emudian dihomogenkan dengan suspending agent, tambahkan aua dalam
$umlah tertentu, digerus sampai diperoleh massa seperti bubur dan diencerkan
dengan sirup
1.3. Tujuan
3engetahui prinsip pembuatan suspensi
2
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
3/23
3engetahui bahan-bahan pembantu untuk sediaan suspensi
3engetahui dan memahami cara pembuatan suspensi
3engetahui dan memahami tipe suspensi
3engetahui e4aluasi tipe suspensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAA
3
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
4/23
!uspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair !ediaan yang digolongkan sebagai suspensi
adalah sediaan seperti tersebut diatas dan tidak termasuk kelompok suspensi yang
lebih spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain eberapa
suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat
yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pemba"a yang sesuai segera
sebelum digunakan !ediaan seperti ini disebut untuk suspensi oral (Depkes,
&''5)
!uspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pemba"a cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditu$ukan untuk penggunaan oral eberapa suspensi yang diberi etiket sebagai
susu atau magma termasuk dalam kategori ini (Depkes, &''5)
!uspensi dapat dibagi dalam 2 $enis, yaitu suspensi yang siap digunakan
atau yang dikonstitusikan dengan se$umlah air untuk in$eksi atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan !uspensi tidak boleh diin$eksikan secara intra4ena dan
intratekal !esuai sifatnya, partikel yang terdapat dalam suspensi dapat
mengendap pada dasar "adah bila didiamkan engendapan seperti ini dapat
mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga sulit terdispersi kembali,
"alaupun dengan pengocokan 6ntuk mengatasi masalah tersebut, dapat
ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dalam bentuk gel
suspensi seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula 7ang sangat
penting adalah bah"a suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk
men$amin distribusi bahan padat yang merata dalam pemba"a, hingga men$amin
keseragaman dan dosis tepat !uspensi harus disimpan dalam "adah tertutup rapat
(Depkes, &''5)!uspensi obat suntik harus steril, mudah disuntikkan dan tidak menyumbat
$arum suntik !uspensi obat mata harus steril dan zat yang terdispersi harus sangat
halus, bila untuk dosis berganda harus mengandung bakterisida ada etiket harus
tertera ocok dahulu dan disimpan dalam "adah tertutup baik dan disimpan
ditempat se$uk (%nief, 3oh200/)
!uspensi dalam farmasis digunakan dalam beberapa cara
& 9ntramuskuler in$ (penicillin :!uspension)
2 etes mata (;ydrocortisone acetat suspension)
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
5/23
* er oral ( sulfa+emicetine suspension)
itro !ulphathiazole suspension) (%nief, 200/)
!uspensi sering disebut pula mikstur go$og (3i?ture %gitandae) ila obat
dalam suhu kamar tidak larut dalam pelarut yang tersedia maka harus dibuat
mikstur go$og atau disuspensi (%nief, 200/)
iasanya digunakan ul4is :ummosus untuk menaikkan 4iskositas cairan
karena bila tidak, zat yang tidak larut akan cepat mengendap anyaknya zat
pengental tidak tergantung pada banyaknya serbuk, tetapi tergantung dari
besarnya 4olume cairan (%nief, 200/)
Dalam pembuatan suspensi, pembahasan partikel dari serbuk yang tak
larut di dalam cairan pemba"a adalah langkah yang penting adang-kadang
adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain
kontaminan !erbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, "alaupun 1-nya, besar
mereka mengambang pada permukaan cairan ada serbuk yang halus mudah
kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan diba"ah pemukaan dari
suspensi medium 3udah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut
kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan (%nief, 200@)
!erbuk dengan sudut kontak A '0B akan menghasilkan serbuk yang
terapung keluar dari cairan !edangkan serbuk yang mengambang diba"ah cairan
mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menun$ukkan tidak
adanya sudut kontak !erbuk yang sulit dibasahi dengan ai, disebut ;idrofob,
seperti sulfur, .arbo adsorben, 3agnesii !tearas dan serbuk yang mudah dibasahi
air disebut hidrofil seperti #inci ?ydi, 3agnesii carbonas (%nief, 200/) Dalam
pembuatan suspensi penggunaan surfaktan ("etting agent ) adalah sangat berguna
dalam penurunan tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak, danpembasahannya akan dipermudah (%nief, 200@)
:liserin dapat berguna dalam penggerusan zat yang tidak larut karena
akan memindahkan udara di antara partikel-partikel hingga bila ditambahkan air
dapat menembus dan membasahi partikel karena lapisan gliserin pada permukaan
partikel mudah campur dengan air 3aka itu pendispersian partikel dilakukan
dengan menggerus dulu partikel dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru
diencerkan dengan air (%nief, 200@)
2.1 Sta!ilitas Suspensi
5
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
6/23
!alah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi
adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta men$aga homogenitas
partikel .ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk men$aga stabilitas
suspensi (!yamsuni, 200/)
Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak
larut didalam cairan pemba"a adalah langkah yang penting adang-kadang
adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain
kontaminan !erbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, "alaupun 1-nya besar
mereka terambang pada permukaan cairan ada serbuk yang halus mudah
kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan di ba"ah permukaan dari
suspensi medium 3udah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut
kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan !erbuk dengan sudut
kontak A '0C akan menghasilkan seebuk yang terapung keluar dari cairan
!edangkan serbuk yang mengambang diba"ah cairan mempunyai sudut kontak
yang lebih kecil dan bila tenggelam, menun$ukkan tidak adanya sudut kontak
(%nief, 200@)
erubahan organoleptis yang ter$adi selama *0 hari penyimpanan suspensi
menandakan bah"a adanya ketidak stabilan pada sediaan suspensi ;al ini dapat
diakibatkan adanya perubahan partikel obat dalam suspensi yang dihasilkan,
ondisi ini dapat didukung dengan hasil u$i distribusi partikel obat yaitu adanya
perubahan stabilitas partikel obat yang disimpan selama *0 hari erubahan
organoleptis yang ter$adi pada sediaan suspensi dapat diakibatkan oleh
ketidakseragaman distribusi bahan penyusun suspensi, pertumbuhan ristal atau
adanya perubahan pada partikel obat (milia, 20&*)
!alah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensiadalah dengan cara memperluas penimbunan partikel serta men$aga homogenitas
partikel .ara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk men$aga stabilitas
suspensi
eberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah
2.1.1 Ukuran partikel
6kuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu ;ubungan antara ukuran
partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya !edangkan
antara luas penampang dengan daya tekan ke atas terdapat hubungan linier
/
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
7/23
%rtinya, semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas penampangnya (dalam
4olume yang sama) !edangkan semakin besar luas penampang partikel, daya
tekan ke atas cairan akan semakin besar, akibatnya memperlambat gerakan
partikel untuk mengendap sehingga untuk memperlambat gerakan partikel
tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel
2.1.2 ekentalan "#isk$sitas%
ekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran cairan
tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya semakin turun atau
semakin kecil ecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula
gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya Dengan demikian, dengan
menambah kekentalan atau 4iskositas cairan, gerakan turun partikel yang
dikandungnya akan diperlambat erlu diingat bah"a kekentalan suspensi tidak
boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang
2.1.3 Ju&la' Partikel "$nsentrasi%
1ika di dalam sutu ruangan terdapat partikel dalam $umlah besar, maka
partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering ter$adi benturan antara
partikel tersebut leh benturan ini akan menyebabkan terbentuknya endapan zat
tersebut, oleh karena itu semakin besar konsentrasi partikel makin besar
kemungkinannya ter$adi endapan partikel dalam "aktu yang singkat
2.1.( Si)at atau *uatan Partikel
!uatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak selalu sama Dengan demikian, ada kemungkinan
ter$adi interaksi antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam
cairan tersebut arena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, kita tidak
dapat mempengaruhinya !tabilitas suspensi didefinisikan sebagai kondisisuspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata
1ika partikel mengendap, partikel tersebut akan mudah tersuspensi kembali
dengan pengocokan ringan artikel yang mengendap ada kemungkinan
dapatsaling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregasi dan
selan$utnya membentuk compacted cake, peristi"a itu disebut Ecaking (!yamsuni,
200/)
.aking adalah agregat padat yang ter$adi oleh pertumbuhan atau
penggabungan kristal dalam endapan er$adinya setiap tipe aglomerat, baik
7
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
8/23
flokul atau agregat dianggap sebagai ukuran kecenderungan sistem untuk
mencapai keadaan yang lebih stabil termodinamik (%nief, 200@)
!ifat dari fase dispers dipilih sedemikian rupa hingga membentuk suspensi
yang mempunyai sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologi yang optimum
!tabilitas fisis suspensi farmasi adalah kondisi dimana partikel tidak mengalami
agregasi dan tetap terdispersi merata arena keadaan ideal ini $arang terpenuhi
maka perlu ditambah pernyataan yaitu $ika partikel itu tetap mengendap, maka
akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan ringan %gar dapat berhasil
menstabilkan partikel tersuspensi diperlukan pengetahuan tentang termodinamik
untuk mengetahui kondisi enersi pada permukaan partikel padat untuk
memperkecil zat padat dan mendispersi dalam media kontiniu (%nief, 200@)
6kuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan mi?er,
homogenizer, colloid mill, dan mortar !edangkan 4iskositas fase eksternal dapat
dinaikkan dengan menambahkan zat pengental yang dapat larut ke dalam cairan
tersebut ahan-bahan pengental ini sering disebut suspending agent (bahan
pensuspensi), yang umumnya bersifat mudah mengembang dalam air
(hidrokoloid) (!yamsuni, 200/)
%kibat pengecilan partikel ter$adi luas permukaam yang besar dan ter$adi
enersi bebas permukaan yang besar dan akan menimbulkan sistem ketidakstabilan
termodinamik yaitu partikel-partikel berada dalam berenersi yang tinggi dan
mengumpul sedemikian rupa untuk mengurangi luas permukaan total dan
menurunkan enersi bebas permukaan artikel-partikel dalam cairan suspensi
membentuk flokul yaitu membentuk konglomerat ringan yang terikat oleh
kekuatan tarik-menarik Fan der Gaals eadaan suspensi tersebut mudah dikocok
dan men$adi homogen kembali Dalam kondisi tertentu dapat ter$adi partikel-partikel saling melekat oleh kekuatan yang lebih kuat dan membentuk agregat dan
ter$adi compacted cake (%nief, 200@)
Dalam pembuatan suspensi penggunaan surfaktan ("etting agent) adalah
sangat berguna dalam penurunan tegangan antar muka antara partikel padat dan
cairan pemba"a !ebagai akibat turunnya tegangan antar muka akan menurunkan
sudut konatak, dan pembahasan akan dipermudah :liserin dapat berguna dalam
penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara diantara
partikel-partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi
8
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
9/23
partikel karena lapisan gliseril pada permukaan partikel mudah dicampur dengan
air 3aka itu pendisperian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel
dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air, hal ini
sudah terkenal dalam praktik farmasi (%nief 200@)
2.3 Siste& Pe&!entukan Suspensi.
ada pembuatan suspensi dikenal 2 macam sistem, yaitu
2.3.1 Siste& De)l$kulasi
artikel deflokulasi mengendap perlahan-lahan dan akhirnya membentuk
sedimen, akan ter$adi agregasi dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar
tersuspensi kembali (!yamsuni, 200/)
ada sistem deflokulasi partikel suspensi tetap dalam keadaan terpisah
satu dengan yang lain dan bila ter$adi sedimentasi telah sempurna, partikel-
partikel akan membentuk rangkaian yang terbungkus dan berdekatan serta partikel
yang lebih kecil akan mengisi antara partikel yang lebih besar artikel yang
berada diba"ah sedimen lama-kelamaan akan tertekan karena berat dari partikel
diatasnya dan partikel-partikel akan lebih rapat 6ntuk mensuspensikan atau
mendispersi kembali diperlukan mengatasi enersi rintangan yang tinggi arena
sulit terdispers kembali dengan pengocokan ringan, maka partikel tetap saling
tarik-menarik yang kuat dan membentuk cake yang keras (%nief, 200/)
!istem Hlokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap
dan pada penyimpanan tidak ter$adi cake dan mudah tersuspensi kembali
(!yamsuni, 200/)
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat
mengenap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake !edangkanpada sistem deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengenap perlahan-lahan dan
akhirnya membentuk sedimen dan ter$adi agregasi dan selan$utnya cake yang
keras ter$adi dan sukar tersuspensi kembali ada sistem flokulasi biasanya
mencegah pemisahan yang tergantung pada kadar partikel padat dan dera$at
flokulasinya dan pada "aktu sistem flokulasi kelihatan kasar akibat ter$adinya
flokul Dalam sistem deflokulasi, partikel terdispersi baik dan mengenap sendiri
dan lebih lambat daripada sistem flokulasi tetapi partikel deflokulasi dapat
membentuk sedimen atau cake yang sukar terdispersi kembali (%nief, 200/)
9
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
10/23
!ifat-sifat relatif dari partikel flokulasi dan deflokulasi dalam suspensi
adalah sebagai berikut
>o Deflokulasi Hlokulasi
&
2
*
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
11/23
pembasah atau "etting agent (!yamsuni, 200/)
2.(.2 *et$+e Presipitasi
#at yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut organik
yang hendak dicampur dengan air !etelah larut dalam pelarut organik, larutan zat
ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air sehingga akan
ter$adi endapan halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi .airan organik
tersebut adalah etanol, propilen glikol dan polietilen glikol (!yamsuni, 200/)
2., -$r&ulasi Suspensi.
6ntuk membuat suspensi stabil secara fisik ada dua cara, yaitu
a. enggunaan structured 4ehicle untuk men$aga partikel deflokulasi
dalam suspensi !tructured 4ehicle adalah larutan hidrokoloid seperti
tilose, gom, bentonit, dan lain-lain
b. enggunaan prinsip-prisip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun
cepat ter$adi pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah
disuspensikan kembali (!yamsuni, 200/)
Pe&!uatan suspensi siste& )l$kulasi.
artikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
!etelah itu ditambahkan zat pemflokulasi, biasanya larutan elektrolit,
surfaktan atau polimer
Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
1ika dikehendaki, agar flok yang ter$adi tidak cepat mengendap, maka
ditambah structured 4ehicle
roduk akhir yang diperoleh ialah suspense flokulasi dalam structured 4ehicle
2. Penilaian Sta!ilitas Suspensi
1. #$lu&e Se+i&entasi
!uspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur &0 mL dan disimpan
pada suhu kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung Folume
suspensi yang diisikan merupakan 4olume a"al (Fo) erubahan 4olume
diukur dan dicatat setiap hari selama *0 hari tanpa pengadukan hingga
tinggi sedimentasi konstan Folume tersebut merupakan 4olume akhir
(Fu) Folume sedimentasidapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan perbandingan antara 4olume sedimentasi akhir (Fu) terhadap
4olume mula-mula suspensi (Fo) sebelum mengendap (milia, 20&*)
11
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
12/23
2. Derajat -l$kulasi
%dalah perbandingan antara 4olume sedimen akhir dari suspensi
flokulasi (Fu) terhadap 4olume sedimen akhir suspensi deflokulasi (Foc)
3. *et$+e /e$l$gi
erhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas,
membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur pemba"a dan
susunan partikel untuk tu$uan perbandingan
(. Peru!a'an Ukuran Partikel
Digunakan cara freeze-tha" cycling, yaitu temperature diturunkan
sampai titk beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali Dengan cara ini
dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pada pokoknya men$aga agar tidak
ter$adi perubahan ukuran partikel dari sifat kristal (!yamsuni, 200/)
2. Uraian Ba'an
Magnesium hidroksida yang telah dikeringkan pada suhu &05o selama 2
$am mengandung tidak kurang dari '5,0I dan tidak lebih dari &00,5I 3g(;)2
elarutan praktis tidak larut dalam air dan dalam etanolJ larut dalam asam encer
atas mikroba tidak boleh mengandung scherichia coli !usut pengeringan tidak
lebih dari 2,0IJ lakukan pengeringan pada suhu &05o selama 2 $am !usut
pemi$aran antara *0,0I dan **,0IJ lakukan pemi$aran pada suhu 800o, kenaikan
suhu dilakukan secara bertahap, hingga bobot tetap
Aluminium hidroksidalarutkan dalam 5 g ta"as dalam '5 mL air, tuang ke
dalam campuran / mL ammonia encer dan '< mL air .uci dengan memusingkanendapan beberapa kali dengan air hingga bening tidak mengandung sulfat
.ampur sisa dengan air 4olume sama (Depkes =9, &'@')
CMC (Carboxy Methyl Cellulosa) termasuk kedalam deri4ate selulosa,
merupakan bahan pensuspensi sintetis :olongan ini tidak diabsorbsi oleh usus
halus dan tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan
Dalam farmasi selain digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur atau
desintregator dalam pembuatan tablet (!yamsuni, 200@)
Sirup simpleks adalah sirup yang hampir $enuh dengan sukrosa!irup
simpleks mengandung /5I gula dalam larutan nipagin 0,25I b+4 !irup simplek
&2
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
13/23
sering digunakan pada sediaan larutan oral sebagai pemanis dan menutupi rasa
pahit atau sebagai corigensia saporis .ara pembuatannya, larutkan /5 bagian
sakarosa dalam metal paraben 0,25I secukupnya hingga diperoleh &00 bagian
sirup emerian cairan $ernih tidak ber"arna (!yamauni, 200/)
Aquadestmerupakan air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,
perlakuan denngan menggunakan penukar ion, osmotic balik atau proses lain yang
sesuai Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum idak
menggunakan zat tambahan lain (Depkes =9, &''5)
Oleum Menthae piperatae (minnyak permen) adalah minyak atsiri yang
diperoleh dengan destilasi uap dari bagian diatas tanah tanaman berbunga 3entha
piperita yang segar dan telah dimurnikan leum menthae piperatae ini biasanya
digunakan sebagai corigensia odoris pada sediaan farmasi seperti pada suspensi
enambahan oleum menthae pieratae ini biasanya ditambahkan terakhi pada
sediaan, karena merupakan minyak atsiri untuk menghindari pennguapan
(!yamsuni, 200/)
2.0 Hal'al ang Harus Diper'atikan +ala& Suspensi
& ecepatan sedimentasi (;k !tokes)
6ntuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai
sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka
a erbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil,
dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa 1 medium meningkat
b Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender+
koloid mill
c 3emperbesar 4iskositas dengan menambah suspending agent
2 embasahan serbuk6ntuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai "etting agent atau
surfaktan, misal span dan t"een
* Hloatasi (terapung), disebabkan oleh
a erbedaan densitas
b artikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan
c %danya adsorpsi gas pada permukaan zat padat ;al ini dapat
diatasi dengan penambahan humektan Humektan ialah zat yang
digunakan untuk membasahi zat padat 3ekanisme humektan
13
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
14/23
mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga
zat mudah terbasahi .ontoh gliserin, propilenglikol
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
15/23
BAB III
*ETDE PE/4BAAN
3.1 Alat +an Ba'an
3.1.1 Alat
imbangan
%nak imbangan (miligram dan gram)
.a"an orselen
Lumpang
!tamper !udip
atang engaduk
eaker :lass 50 ml
:elas 6kur 50 ml
otol /0 ml
3.1.2 Ba'an
3agnesii hidroksida
%luminium hidroksida
!imetikon
"een 80
.3. >a
!irup simple?
lmetpip
%uadest
3.2 /esep
=+ 3agnesii hidroksida 2,;t'#br3fQ
y1y-tP>4
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
22/23
L%39=%>
embuatan .orpus !uspensi enambahan #at embasah
(Geating %gent)
engenceran dengan !irup !imple? engisian !uspensi ke dalam otol
22
5/28/2018 SUSPENSI jurnal
23/23
6$i !edimentasi =atio
23