Subdular hematom kronik : Peninjauan secara sistematis dan
meta-analisis dari prosedur tindakan bedahWeiming Liu, M.D.,1
Nicolaas A. Bakker, M.D., Ph.D.,and Rob J. M. Groen, M.D.,
Ph.D.21Department of Neurosurgery, Beijing Tiantan Hospital,
Capital Medical University, China; and 2Department of Neurosurgery,
University Medical Center Groningen, University of Groningen, The
Netherlands
Object. In this paper the authors systematicSemuay evaluate the
results of different surgical procedures for chronic subdural
hematoma (CSDH).Methods. The MEDLINE, Embase, Cochrane Central
Register of Controlled Trials, and other databases werescrutinized
according to the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic
Reviews and Meta-Analysis) statement, after which only randomized
controlled trials (RCTs) and quasi-RCTs were included. At least 2
different neurosurgical procedures in the management of chronic
subdural hematoma (CSDH) had to be evaluated. Included studies were
assessed for the risk of bias. Recurrence rates, complications, and
outcome including mortality were taken as outcome measures.
Statistical heterogeneity in each meta-analysis was assessed using
the T2 (tau-squared), I2, and chi-square tests. The
DerSimonian-Laird method was used to calculate the summary
estimates using the fixed-effect model in meta-analysis.Results. Of
the 297 studies identified, 19 RCTs were included. Of them, 7
studies evaluated the use of postoperativedrainage, of which the
meta-analysis showed a pooled OR of 0.36 (95% CI 0.210.60; p <
0.001) in favor of drainage. Four studies compared twist drill and
bur hole procedures. No significant differences between the 2
methods were present, but heterogeneity was considered to be
significant. Three studies directly compared the use of irrigation
before drainage. A fixed-effects meta-analysis showed a pooled OR
of 0.49 (95% CI 0.211.14; p = 0.10) in favor of irrigation. Two
studies evaluated postoperative posture. The available data did not
reveal a significant advantage in favor of the postoperative supine
posture. Regarding positioning of the catheter used for drainage,
it was shown that a frontal catheter led to a better outcome. One
study compared duration of drainage, showing that 48 hours of
drainage was as effective as 96 hours of drainage.Conclusions.
Postoperative drainage has the advantage of reducing recurrence
without increasing complications.The use of a bur hole or twist
drill does not seem to make any significant difference in
recurrence rates or other outcome measures. It seems that
irrigation may lead to a better outcome. These results may lead to
more standardized
procedures.(http://thejns.org/doi/abs/10.3171/2014.5.JNS132715)Key
Words chronic subdural hematoma review meta-analysis traumatic
brain injury
Subdural hematom Kronik (SDHK) merupakan kondisi yang sering
ditemui pada bedah saraf, hal ini terjadi terutama pada orang tua
dengan kejadian 58 / 100.000 individu per tahun pada usia 70 tahun
atau lebih.21 Meskipun SDHK adalah salah satu kondisi yang paling
sering ditemui pada bedah saraf, belum ada kesepatakatan mengenai
teknik bedah yang optimal untuk mengobati SDHK tersebut. Semua
strategi bedah bertujuan untuk melakukan dekompresi hemisphere otak
dan mencegah terulangnya SDHk, dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal. Tingkat kekambuhan dilaporkan hingga 33% .35Santarius
et al. melaporkan bahwa drainase yang dilakukan setelah evakuasi
bedah hematoma kemungkinan mengarah ke prognosis yang lebih
baik.28Selain drainase, pertanyaan lain yang tetap ada adalah
penggunaan lubang bur hole atau penggunaan twist drill, penggunaan
irigasi, durasi drainaseyang optimal, postur pasca operasi, dan
optimal
lokasi kateter digunakan untuk drainase. Berdasarkan literature,
hasilnya tidak sama. Mengingat faktor-faktor tersebut kami
bertujuan untuk melakukan ulasan yang sistematis dan luas menangani
masalah ini.
MethodsStudy inclusionPencarian secara sistematis telah
dilakukan di MEDLINE Embase, the Cochrane Central Register of
Controlled Trials (CENTRAL, The Cochrane Library 2012, Issue1),
LILACS (Latin American and Caribbean Center on Health Sciences
Information), CMB (Chinese Biomedical Darabase), and Google
Scholar. Pencarian terakhir dilakukan pada December 1, 2013. The
PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and
Meta-Analysis). Selain itu refferensi yangtermasuk dari penelitian
yang di teliti untuk penelitian tambahan. Digunakan The Cochrane
Highly Sensitive Search Strategy untuk mengidentifikasi randomized
trial yang digunakan. Tidak ada batasan Bahasa apa yang
digunakan.Istilah pencarian berikut digunakan:"Hematoma subdural
kronis" [Semua Bagian] ATAU "hematoma subdural, kronis "[MESH
Ketentuan] ATAU ("hematoma "[SemuaBagian] AND "subdural" [Semua
Bagian] AND "kronis" [Semua Bagian]) ATAU "subdural hematoma
kronis" [SemuaBagian] ATAU ("Kronis" [SemuaBagian] AND "subdural"
[Semua Bagian] DAN "Hematoma" [SemuaBagian])
Setelah mengevaluasi, hanya RCT dan quasi-RCT (pseudo-random)
dimasukkan. Quasi-RCT didefinisikan sebagai sevuah lokasi
berdasarkan tanggal lahir, hari dalam seminggu, nomor catatan
medis, dan bulan dalam tahun ini, diantara yang lain.Penelitian ini
melibatkan setidaknya fokus pada 2 Prosedur berbeda bedah saraf
untuk mengobati SDHK: twist drill ataubur hole, drainase atau
tidak, irigasi atau tidak, lokasi kateter, durasi drainase, dan /
atau postur pasca operasi. Sebuah vur hole pada umumnya mengarah ke
pembukaan craniostomy dari sekitar 10 mm; sebuah twist-drill
craniostomy mungkin memiliki lubang sekecil 1 mm sampai 5
mm..Outcome MeasuresTingkat kekambuhan, tingkat komplikasi, dan
hasil termasuk kematian yang digunakan sebagai ukuran hasil.
Kekambuhan SDH kornik didefinisikan sebagai adanya Gejala yang
timbul berupa ipsilateral hematoma dan dengan adanya hematoma pada
CT scan, dalam waktu 6 bulan setelah prosedur bedah awal. Beberapa
kondisi yang dianggap sebagai beberapa komplikasi: Infeksi pada
lokasi bedah (empiema subdural, infeksi sayatan, dan meningitis),
infeksi pada bagian lain dari tubuh(pneumonia, infeksi saluran
kemih, dan infeksi gastrointestinal), perdarahan intrakranial yang
berdiri sendiri bukan berasal dari SDH kronis (perdarahan parenkim
dan hematoma subdural akut), kejang, komplikasi organ lainnya
(aritmia, infark miokard, dan gagal ginjal), dan ketidakseimbangan
elektrolit. Pneumocephalus tidak dianggap sebagai komplikasi,
berlawanan dengan tension pnemochepalus yang juga dianggap sebagai
komplikasi.Sebuah Glasgow Outcome Scale skor 16 dari 4-5 atau skor
modifikasi Skala Rankin 0-3 dianggap menguntungkan merupakan hasil
yang diinginkan. Mortalitas pada saat operasi didefinisikan sebagai
setiap kematian, apapun penyebabnya, terjadi 1) dalam waktu 30 hari
setelah operasi dalam atau di luar rumah sakit atau 2) setelah 30
hari selama rawat inap yang sama setelah operation.17Selection of
StudiesMasing-masing percobaan indenpendet dipilih untuk kriteria
inklusi pada hasil review dan diperiksa data hasil diperiksa ulang.
Dua penulis (W.L. dan N.A.B.) secara independen mengutip dan
memeriksa ulang hasil data. ketidaksepakatan yang ada diselesaikan
dengan diskusi.Assessment of Risk of Bias in Included StudiesDua
penulis yang meninjau (W.L. dan N.A.B.) secara mandiri menilai
risiko bias percobaan termasuk menurut the Cochrane Handbook for
Systematic Reviews of Interventions.9 berdasarkan pada 6 domain
berikut denganperingkat risiko rendah bias, berisiko tinggi bias,
dan risiko bias yang tidak pasti: generasi urutan acak, alokasi
penyembunyian, blinding, data hasil lengkap, Pelaporan secara
selektif, dan bias lainnya. Kriteria lain termasuk keseimbangan
prognostik antara 2 kelompok terapi dan kelengkapan sertawaktu
dilakukanya follow-up (6 bulan).Statistics: Assessment of
Heterogeneity and Reporting Biases in Meta-AnalysisHeterogenitas
statistik di setiap meta-analisis adalah dinilai menggunakan T2
(tau-squared), I2, dan chi-square tes. Heterogenitas dianggap besar
jika T2>0 atau I2 lebih besar dari 30% atau dalam hal nilai
ap