Top Banner

of 41

Studi Kasus Demam Kejang

Jan 08, 2016

Download

Documents

me_tech_apit

Studi Kasus Demam Kejang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB 1PENDAHULUAN

A. .Latar belakangDeman kejang atau febril convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(suhu rektal diatas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstraknium. Deman kejang merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita deman kejang (Ngastya,2005).World Health Organitation (WHO) memperkirakan pada tahun2009 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita demam kejang dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal. Insiden terjadinya demam kejang diperkirakan mencapai 2-4% dari jumlah penduduk AS, Amerika selatan, dan eropa barat. Namun di Asia dilaporkan penderitanya lebih tinggi, hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita demam kejang. Demam kejang lebih sering didapatkan pada laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. Insiden terulangnya kejang berkisarantara 25% sampai 50% yang umumnya terjadi pada 6 bulan pertama (ME.Sumijati,2000).Berdasrkan hasil prasurveyu di Indonesia terdapat 25 kasus demam kejang, 80% (11 kasus) disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan,2 pasien demam kejang meninggal dengan observasi meningitis dab Enchepalitis (Teguh Subianto,2009).Demam kejang merupakan kedaruratan medis yang memerlukan medis pertolongan segera. Bangkitkan kejang pada anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan syaraf pusat misalnya: tonsillitis, otitis media akut,bronchitis. Akibatnya demam kejang masalah yang terjadi adalah kerusakan sel otak, suhu yang meningkat diatas suhu normal, resiko terjadi bahaya atau komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, maka dari itu diagnosa secara dini serta pertolongan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang berulang (Dewi,2010).Selain dampak biologis, klien juga mengalami pengaruh psikososial. Dampak keadaan ini klien akan merasa rendah tinggi karena perubahan pada tubuhnya. Klien juga aktivitasnya yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak (Hendarson,1997).Dari ooenelitian terhadap 431 pasien demam sederhana, tidak terdapat kelainan pada IQ, tetapi pada pasien demam kejang yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurulogis akan didapatkan IQ yang lebih rendah dibandingkan dengan saudaranya. Jika demam kejang diikuti dengan terulangnya kenjang pada demam, retardasi mental akan terjadi 5 kali lebih besar (Ngastiah,2005).Peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi demam kejang, peran perawat sebagai promotif yaitu memberikan penyuluhan atau pengarahan pada keluarga tentang cara mengatasi demam kejang dengan menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta akibat dari demam kejang, sedangkan peran perawat sebagai preventif yaitu melakukan pencegahan terhadap demam kejang yaitu dengan cara bila anak terjadi demam kompres dengan air hangat, berikan pakaian yang tipis pada anak dan berikan anak banyak minum air putih. Berbeda lagi dengan peran perawat sebagai kuratif yaitu memberikan pengobatan dengan asuhan keperawatan tetapi biasanya dalam memberikan pengobatan perawat berkolaborasi dengantim medis lainnya untuk pengobatan yang lebih maksimal. Contoh obat tradisionalnya yaitu daun jeruk manis yang besar secukupnya, cuka encer secukupnya, diremas-remas, untuk kompres dikepala, diperbaharui bila kepala sudah kering. Peran perawat yang terakhir sebagai rehabilitative yaitu proses penyembuhan dari demam kejang yaitu cara mrnjaga kesehatan anak dari penyebab demam kejang (Grandell,2009).Karena melihat banyaknya kasus anak dengan demam kejang, maka diharapkan perawat mampu memberikan pelayanan sesuai peran perawat sebagai promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. Maka dari itulah penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap RSUD PARIAMAN.

B. Penetapan MasalahBagaimana menerapkan pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap RSUD PARIAMAN.

C. Tujuan Studu Kasus1. Tujuan umumMampu memberikan Asuhan Keperawatan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap RSUD PARIAMAN.

2. Tujuan khususa. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada anak dengan demam kejang diruang rawat inap anak RSUD PARIAMAN.b. Mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap RSUD PARIAMAN. c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap RSUD PARIAMAN.d. Mampu melaksanakan rencana kepaerawatan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap anak RSUD PARIAMAN.e. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap anak RSUD PARIAMAN.f. Mendokumentasikan hasil penelitian dan tindakan yang dilaksanakan pada anak dengan demam kejang di ruang rawat inap anak RSUD PARIAMAN.

D. Manfaat Studi Kasusa. Bagi penulis Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapatkan bagi penulis dalam menerapkan asuhan keperawatan pada anak khususnya pada penyakit demam kejang.b. Bagi institusiHasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan akademi untuk pengembangan pembelajaran kejang demam selanjutnya.

c. Bagi rumah sakitSebagai sarana di rumah sakit agar berguna untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan demam kejang yang lebih benar dan tepat.d. Bagi klienDengan adanya studu kasus tentang asuhan keperawatan pada klien anak dengan demam kejang ini, diharapkan klien mendapatkan asuhan keperawatan yang baik dari tenaga perawat.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar1. Defenisi Kejang (konvulsi) merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebal yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik, dan atau gangguan fenomena sensori (doengos, 2000).Kejang merupakan gangguan pada fungsi otak yang normal sebagai akibat dari aliran elektrik yang abnormal di otak, yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, gerakan tubuh yang tidak terkendali, perubahan prilaku dan sensasi, dan perubahan system otonom (Donna L Wong,2004).Demam kejang atau febril convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diantara 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakraium (Ngastuyah,2005).Kejang merupakan suau perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara yang disebabkan oelh aktifitas otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan (Hidayat,2008).Demam kejang (Febril convulsion) adalah kejang pada bayi atau anak-anak yang terjadi akibat demam, tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat atau kelainan saraf lainnya (Baby and Child Health,2010).2. EtiologiPenyebab demam kejang hingga kini belum diketahui dengan pasti, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang (Mansjoer,2000).Penyebab demam kejang yang sering ditemukan adalah:a. Faktor predisposisi:1. Keturunan, orang tua yang memiliki riwayat kejang sebelumnya dapat diturunkan pada anaknya.2. Umur, (lebih sering pada umur