Top Banner

of 25

Stroke Hemoragik

Nov 02, 2015

Download

Documents

Evan Marpaung

Stroke Hemoragik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    Laporan Kasus

    STROKE HEMORAGIK

    Oleh

    Evan Sihol Maruli Marpaung

    I1A009011

    Pembimbing

    dr. Oscar Nurhadi, Sp. S.

    BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF

    FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN

    BANJARMASIN

    Desember, 2013

  • 2

    STATUS PENDERITA

    I. DATA PRIBADI

    Nama : Tn. F

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 47 tahun

    Bangsa : Indonesia

    Suku : Banjar

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Mekanik Swasta

    Status : Kawin

    Alamat : Jl. Martapura Lama Km.08

    MRS : 30 Nopember 2013

    II. ANAMNESIS

    Autoanamnesis dengan pasien tanggal 3 Desember 2013

    Keluhan Utama : Kelemahan

    Perjalanan Penyakit :

    Pasien datang dengan keluhan kelemahan yang sudah dirasakan pasien sejak

    18.00 WITA pada tanggal 30 Nopember 2013. Menurut keluarga pasien

    kelemahan tampak dialami pasien ketika pasien terjatuh saat menuntun

    sepeda saat pulang kerja kerumah. Kelemahan dirasakan di sisi kiri tubuh

    pasien. Pasien merasa tangan dan kakinya mulai kebas, selain itu pasien

  • 3

    juga merasa sakit kepala dan mual muntah. Kemudian tangan dan kaki

    pasien lumpuh(tidak bisa digerakkan) dan pasien juga sulit berbicara. Tidak

    ada keterangan bahwa pasien sempat bicara pelo. Pasien juga tidak

    mengeluh nyeri atau kesemutan, kecuali rasa kebas. Gangguan berkemih

    (mengompol) disangkal, air liur yang menetes sendiri disangkal, gangguan

    BAB disangkal. Pasien juga sempat mengeluh sakit kepala dan muntah.

    Menurut keluarga, pasien suka makanan yang asin dan berlemak. Pasien

    juga mengaku tidak perna memeriksakan tekana darah sehingga tidak tau

    memiliki riwayat darah tinggi atau tidak dan mengaku tidak memiliki

    kencing manis.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Penderita tidak memiliki riwayat penyakit asma, diabetes mellitus,

    hipertensi ataupun stroke sebelumnya.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan seperti pasien,

    diabetes melitus, asma atau hipertensi.

    III. STATUS INTERNE SINGKAT

    Keadaan Umum : Tensi : 170/110 mmHg

    Nadi : 80 kali /menit

    Respirasi : 16 kali/menit

    Suhu : 36,7oC

  • 4

    Kepala/Leher :

    - Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    - Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar

    Toraks

    - Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,

    tidak ada ronki maupun mengi.

    - Cor : BJ I/II tunggal, regular, dan tidak ada bising

    Abdomen : Tampak datar, hepar dan lien tidak teraba, perkusi

    timpani, bising usus normal

    Ekstremitas : Atrofi (-), edema(-), akral hangat, hemiplegi sinistra

    IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT

    Emosi dan Afek : euthym

    Proses Berfikir : realistis

    Kecerdasan : sesuai dengan taraf pendidikan

    Penyerapan : baik

    Kemauan : baik

    Psikomotor : hipoaktif

    V. NEUROLOGIS

    A. Kesan Umum:

    Kesadaran : Composmentis, GCS E4-V5-M6

    Pembicaraan : Normal

    Kepala :

  • 5

    Besar : Normal

    Asimetri : (-)

    Sikap paksa : (-)

    Tortikolis : (-)

    Muka:

    Mask/topeng : (-)

    Miopatik : (-)

    Fullmoon : (-)

    B. Pemeriksaan Khusus

    1. Rangsangan Selaput Otak

    Kaku Tengkuk : (-)

    Kernig : (-)/(-)

    Laseque : (-)/(-)

    Brudzinski I : (-/-)

    Brudzinski II : (-)/(-)

    2. Saraf Otak

    Kanan Kiri

    N. Olfaktorius

    Hyposmia (-) (-)

    Parosmia (-) (-)

    Halusinasi (-) (-)

    N. Optikus Kanan Kiri

    Visus normal normal

  • 6

    Yojana Penglihatan normal normal

    Funduskopi tdl tdl

    N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

    Kanan Kiri

    Kedudukan bola mata tengah tengah

    Pergerakan bola mata ke

    Nasal : normal normal

    Temporal : normal normal

    Atas : normal normal

    Bawah : normal normal

    Temporal bawah : normal normal

    Eksopthalmus : (-) (-)

    Celah mata (Ptosis) : (-) (-)

    Pupil

    Bentuk bulat bulat

    Lebar 3 mm 3 mm

    Perbedaan lebar isokor isokor

    Reaksi cahaya langsung (+) (+)

    Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)

    Reaksi akomodasi (+) (+)

    Reaksi konvergensi (+) (+)

  • 7

    N. Trigeminus

    Kanan Kiri

    Cabang Motorik

    Otot Maseter normal normal

    Otot Temporal normal normal

    Otot Pterygoideus Int/Ext normal normal

    Cabang Sensorik

    I. N. Oftalmicus normal normal

    II. N. Maxillaris normal normal

    III. N. Mandibularis normal normal

    Refleks kornea langsung (+) (+)

    Refleks kornea konsensuil (+) (+)

    N. Facialis

    Kanan Kiri

    Waktu Diam

    Kerutan dahi Sama tinggi

    Tinggi alis Sama tinggi

    Sudut mata Sama tinggi

    Lipatan nasolabial Normal

    Waktu Gerak

    Mengerutkan dahi : sama tinggi

    Menutup mata : +/+

    Bersiul : normal

  • 8

    Memperlihatkan gigi : kiri tertinggal

    Pengecapan 2/3 depan lidah : normal

    Sekresi air mata : tdl

    Hyperakusis : (-)

    N. Vestibulocochlearis

    Vestibuler

    Vertigo : (-)

    Nystagmus : (-)

    Tinitus aureum : (-)

    Cochlearis : tdl

    N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

    Bagian Motorik:

    Suara : bicara jelas (+)

    Menelan : normal

    Kedudukan arcus pharynx : normal

    Kedudukan uvula : di tengah

    Pergerakan arcus pharynx : normal

    Detak jantung : S1 S2 tunggal

    Bising usus : (+) normal

    Bagian Sensorik:

    Pengecapan 1/3 belakang lidah : normal

    Refleks muntah : (+)

    Refleks palatum mole : (+)

  • 9

    N. Accesorius

    Kanan Kiri

    Mengangkat bahu (+) (+)

    Memalingkan kepala (+) (+)

    N. Hypoglossus

    Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah

    Kedudukan lidah waktu bergerak : di tengah

    Atrofi : (-)

    Kekuatan lidah menekan pada bagian : kuat

    Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : (-/-)

    3. Sistem Motorik

    Kekuatan Otot

    5 3

    5 3

    Besar Otot :

    Atrofi : -

    Pseudohipertrofi : -

    Palpasi Otot :

    Nyeri : -

    Kontraktur : -

    Konsistensi : -

  • 10

    Tonus Otot : Lengan Tungkai

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Hipotoni - + - +

    Spastik - - - -

    Rigid - - - -

    Rebound - - - -

    phenomenon

    Gerakan Involunter

    Tremor : Waktu Istirahat : -/-

    Waktu bergerak : SDE

    Chorea : -/-

    Athetose : -/-

    Balismus : -/-

    Torsion spasme : -/-

    Fasikulasi : -/-

    Myoklonik : -/-

    Koordinasi : tidak dievaluasi

    Gait dan station : tidak dievaluasi

    5 Sistem Sensorik

    Kiri/Kanan

    Rasa Eksteroseptik

    - Rasa nyeri superfisial : kurang/normal

    - Rasa suhu : kurang/normal

  • 11

    - Rasa raba ringan : kurang/normal

    Rasa Proprioseptik

    - Rasa getar : tdl

    - Rasa tekan : kurang/normal

    - Rasa nyeri tekan : kurang/normal

    - Rasa gerak posisi : kurang/normal

    Rasa Enteroseptik

    - Refered pain : tidak ada

    Rasa Kombinasi

    - Stereognosis : kurang/normal

    - Barognosis : kurang/normal

    - Grapestesia : kurang/normal

    - Two point tactil discrimination : kurang/normal

    - Sensory extimination : kurang/normal

    - Loose of Body Image : normal/normal

    Fungsi luhur

    - Apraxia : (-)

    - Alexia : (-)

    - Agraphia : (-)

    - Fingerognosia : (-)

    - Tidak dapat membedakan kanan-kiri : (-)

    - Acalculia : (-)

  • 12

    5. Refleks-refleks

    Reflek kulit

    - Refleks kulit dinding perut : sebelah kanan (+) dan kiri (+)

    - Refleks cremaster : tidak dilakukan

    - Refleks gluteal : tidak dilakukan

    - Refleks anal : tidak dilakukan

    Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

    - Refleks Biceps : +/++

    - Refleks Triceps : +/+

    - Refleks Patella : +/++

    - Refleks Achilles : +/+

    Refleks Patologis :

    Tungkai

    Babinski : -/- Chaddock : -/-

    Oppenheim : -/- Stranky : -/-

    Gordon : -/- Gonda : -/-

    Schaffer : -/-

    Lengan

    Hoffmann-Tromner : -/-

    Reflek Primitif : Grasp : (-)

    Snout : (-)

  • 13

    Sucking : (-)

    Palmomental : (-)

    6. Susunan Saraf Otonom

    - Miksi : inkontinensi (-)

    - Defekasi : konstipasi (-)

    - Sekresi keringat : normal

    - Salivasi : normal

    - Ggn tropik : Kulit, rambut, kuku : (-)

    7. Columna Vertebralis

    Kelainan Lokal

    - Skoliosis : tidak ada

    - Khifose : tidak ada

    - Khifoskoliosis : tidak ada

    - Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

    Gerakan Servikal Vertebra : dalam batas normal

    Gerak Tubuh : dalam batas normal

    8. Pemeriksaan PA

    Tidak dilakukan

  • 14

    9. Pemeriksaan radiologik

    Tengkorak : X-ray : Thorak AP

    Thorak dan cor dalam batas normal

    CT-scan :

  • 15

    Soft tissue dan skeletal normal.

    Tampak perdarahan sebanyak 59 cc di kapsula interna (D).

    Tampak pergeseran garis tengah (midline shift) sejauh

  • 16

    MID % 10,1 4,0-11,0 %

    Neutrofil # 8,10 2,50-7,00 Ribu/ul

    Limfosit # 1,2 1,25-4,00 Ribu/ul

    MID # 1,1 - Ribu/ul

    KIMIA

    GULA DARAH

    Glukosa Darah Sewatu

    (BSS)

    144

  • 17

    RESUME

    1. ANAMNESIS :

    Telah dilakukan autoanamnesis pada pasien Tn. F, 47 tahun, masuk RSUD

    Ulin tanggal 30 Nopember 2013 dengan keluhan utama Kelemahan sisi

    tubuh bagian kiri sebelum masuk rumah sakit yang disertai dengan nyeri

    kepala, muntah.

    2. PEMERIKSAAN

    Interna

    Kesadaran : Composmentis, GCS 4-5-6

    Tekanan darah : 170/110 mmHg

    Nadi : 80 kali /menit

    Respirasi : 16 kali/menit

    Suhu : 36,7oC

    Kepala/Leher : dalam batas normal

    Thorax : dalam batas normal

    Abdomen : dalam batas normal

    Ekstremitas : hemiparese sinistra

    Status psikiatri : tidak ada kelainan

    Status Neurologis

    Kesadaran : Composmentis, GCS 4-5-6

    Pupil isokor, diameter 3/3mm refleks cahaya +/+,

    Rangsang selaput otak: kaku kuduk (-)

    Saraf kranialis : N VII deviasi ke kiri

  • 18

    Motorik : kekuatan otot lengan ka/ki 5/3, tunkai ka/ki 5/3

    Tonus : Lengan :N/meningkat, Tungkai : N/N

    Sensorik : tidak ada kelainan

    Reflek fisiologis BPR : +/++, TPR: +/+, KPR : +/++, APR : +/+

    Refleks patologis tidak ada

    Susunan saraf otonom : tidak ada kelainan

    Columna Vertebralis tidak ada kelainan

    3. DIAGNOSIS

    Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra + Parese N VII central

    Diagnosis Topis : Kapsula Interna

    Diagnosis Etiologis : Stroke Hemoragik

    4. PENATALAKSANAAN

    IVFD NaCl 20 tetes/menit

    Inj. Brain Act 2x250 mg

    Inj. Ranitidin 2x1 amp

    Inj. Kalnex 3x1 amp

    Inf. M20 200 cc lanjut 6x100 cc/4 jam

    PO. Amlodipin 1x10 mg (sore)

    PO. Valsartan 1x80 mg (pagi)

    Pasang DC

  • 19

    PEMBAHASAN

    Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang laki-laki berusia 47 tahun

    dengan keluhan utama Kelemahan sisi tubuh bagian kiri sebelum masuk rumah

    sakit yang disertai dengan nyeri kepala, mual, muntah, kebas. Keluhan muncul

    ketika pasien sedang melakukan aktivitas.

    Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien composmentis.

    Pada pemeriksaan motorik didapatkan adanya kelemahan pada tangan dan tungkai

    kiri dengan kekuatan otot +3 pada sisi tubuh bagian kiri. Pada pemeriksaan N. VII

    didapatkan bibir pasien berada pada sisi kiri ketika senyum. Pemeriksaan reflex

    fisiologis, terdapat peningkatan reflex pada BPR dan KPR di sisi tubuh sebelah

    kiri dibandingkan bagian tubuh sebelah kanan. Sedangkan refleks TPR dan APR

    didapatkan sama pada kedua sisi tubuh. Pada pemeriksaan tonus otot dan

    pemeriksaan sensorik didapatkan hipotoni hasil yang menurun pada sisi tubuh

    bagian kiri. Refleks patologis tidak ditemukan pada pasien ini.

    Stroke adalah kondisi sangat merusak yang terdiri atas berbagai

    patofisiologi yang luas seperti trombosis, perdarahan, dan emboli. Diagnosis

    terkini dari stroke bergantung pada pemeriksaan klinis dokter dan didukung lebih

    jauh lagi oleh pemeriksaan neuroimaging. Pemeriksaan biomarker darah yang

    dapat digunakan untuk mendiagnosis stroke pada fase akut, membedakan tipe

    stroke, atau bahkan memprediksi serangan stroke inisial atau rekuren akan sangat

    membantu tugas dokter.1

  • 20

    Faktor risiko ialah faktor yang menyebabkan seseorang lebih rentan/mudah

    mengalami GPDO (baik iskemik ataupun hemoragik). Adapun yang termasuk

    faktor risiko dari stroke yang tidak dapat diubah adalah usia tua, jenis kelamin

    pria, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke. Sedangkan faktor risiko dari stroke

    yang dapat diubah adalah hipertensi, diabetes mellitus, merokok, alkohol,

    kontrasepsi oral, hiperurisemia, dislipidemia.2,3

    Dari faktor risiko diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang

    dapat diubah pada pasien ini adalah usia riwayat hipertensi yang tak terkontrol.

    Faktor risiko tak dapat diubah pada pasien adalah jenis kelamin pria dan usia yang

    sudah tua (67 tahun).

    Stroke dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu stroke akibat

    perdarahan (stroke hemoragik) dan stroke akibat infark. Keduanya memiliki

    gambaran klinis yang relatif mudah untuk dibedakan namun tetap harus

    menggunakan pemeriksaan neuroimaging untuk memastikan diagnosis.4,5

    Menurut Chandra, kita dapat mendignosis terjadinya stroke perdarahan atau

    stroke infark dengan melihat gejala awal dan pemeriksaan klinis:3

    Tabel 1. Diagnosis banding stroke hemoragik dan non hemoragik

    GEJALA PERDARAHAN INFARK

    Permulaan Sangat akut Sub akut

    Waktu serangan Aktif Bangun tidur

    Peringatan

    sebelumnya

    - ++

    Nyeri kepala ++ -

    Muntah ++ -

    Kejang-kejang ++ -

  • 21

    Kesadaran menurun ++ +/-

    Bradikardi +++ (dari hari 1) +

    Perdarahan di retina ++ -

    Papil edema + -

    Kaku kuduk, Kernig,

    Brudzinski

    ++ -

    Ptosis ++ -

    Lokasi Subkortikal Kortikal/subkortikal

    Etiologi stroke hempragik dapat dibagi menjadi 2 yaitu perdarahan

    intraserebral dan pendarahan subarachnoid. Perdarahan intraserebral ditemukan

    pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak dan sisanya

    di batang otak dan serebelum. Gejala klinis yaitu onset perdarahan bersifat

    mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala

    prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah,

    gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis. Penurunan

    kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat

    disertai kejang fokal / umum. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil

    unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasi Dapat

    dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema

    dan perdarahan subhialoid. Sedangkan perdarahan subarakhnoid adalah suatu

    keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara

    primer. Gejala klinis yaitu onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti

    meledak, dramatis, berlangsung dalam 1 2 detik sampai 1 menit. Vertigo,

    mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.

  • 22

    Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit

    sampai beberapa jam. Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen .Perdarahan

    retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan

    subarakhnoid. Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi,

    hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan

    pernafasan.6,7

    Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pasien ini

    memenuhi kriteria seperti yang ada pada tabel diatas yaitu awal terjadinya yang

    sangat tiba-tiba dan disertai dengan nyeri kepala. Pasien mendapat serangan saat

    sedang aktif, muntah-muntah, dan mengalami kejang yang disertai dengan

    penurunan kesadaran. Kuat dugaan pasien ini mengalami stroke hemoragik. Satu-

    satunya cara yang akurat untuk dapat mendiagnosis stroke hemoragik dan non-

    hemoragik adalah dengan bantuan CT Scan.6

    Pengelolaan 5B pada pasien ini telah dilakukan sebagai berikut:7

    1. Pernapasan (breath); jalan napas harus bebas, berikan oksigen kalau perlu.

    Pada kasus ini pasien tidak diberikan oksigen karena pernapasan pasien

    masih baik.

    2. Darah (blood); tekanan darah dipertahankan agak tinggi (160/100 mmHg)

    agar perfusi oksigen dan glukosa ke otak tetap optimal untuk menjaga

    metabolisme otak.

    3. Otak (brain); berikan manitol atau kortikosteroid untuk mengurangi edema

    otak, bila ada kejang segera berikan diazepam atau dilantin intravena

  • 23

    secara perlahan. Keluhan kejang tidak ditemukan lagi saat pasien dirawat

    di RSUD Ulin.

    4. Saluran kemih (bladder); pelihara keseimbangan cairan dan pasang kateter

    bila ada inkontinensia urin. Pada pasien ini telah dipasang kateter sejak

    kedatangan pasien di RS Ulin Banjarmasin.

    5. Gastrointestinal (bowel); berikan nutrisi yang adekuat, bila perlu berikan

    NGT. Pasien masih dapat makan sendiri tanpa nutrisi melalui NGT.

    Terapi yang diberikan pada penderita ini adalah IVFD NaCl 20 tetes/menit

    untuk maintenance cairan yang adekuat dan produksi urin dipantau dengan kateter

    dan Inf M20 200CC lanjut 6x100cc/ 4 jam, injeksi Brainact 2 x 250 mg sebagai

    neuroprotektor untuk sel-sel neuron otak, injeksi Ranitidin 2 x 1 amp untuk

    mencegah timbulnya stress ulcer karena intake yang tidak adekuat dan

    menanggulangi efek samping gastrointestinal dari citicolin, injeksi Kalnex 3 x 1

    amp untuk mencegah timbulnya perdarahan lanjutan pada otak. Kemudian untuk

    per oral diberikan Valsartan 1x80 mg (pagi) dan Amlodipin 1x10 mg (sore)

    sebagai obat untuk mengatasi hipertensi pada pasien ini.

    Terapi hemostatik direkomendasikan untuk memperbaiki koagulopati

    dengan protamin sulfat untuk perdarahan intraserebral yang berhubungan dengan

    heparin, dan pemberian vitamin K intravena bersamaan dengan pengganti faktor

    pembekuan fresh frozen plasma (FFP) untuk perdarahan yang berhubungan

    dengan warfarin. Faktor rekombinan VIIa dapat dengan cepat menurunkan ratio

    normal internasional namun tidak dapat menggantikan faktor pembekuan lain

    yang produksinya bergantung pada vitamin K.8

  • 24

    Tujuan rehabilitasi pada penderita stroke adalah:2,6

    1. Memperbaiki fungsi motorik, pembicaraan dan fungsi lain yang terganggu

    2. Adaptasi mental sosial dari penderita stroke

    3. Sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan aktivitas sehari-hari

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sidharta P. 2008. Neurologi klinis dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian

    Rakyat.

    2. Mardjono M, Sidharta P. 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian

    Rakyat.

    3. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf

    RSUD Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.

    4. Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of

    Clinical Neurology, rd ed. Philadelphia : Saunders. 2007.

    5. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf

    Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin

    Bandung Periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar

    Riset Dokter Spesialis Bidang Ilmu Penyakit Saraf. 1986.

    6. Ropper AH, Brown RH. Cerebrovascular Diseases. In : Adam and

    Victors Priciples of Neurology. Eight edition. New York : Mc Graw-Hill.

    2005.

    7. Kelompok Studi Stroke PERDOSSI. Pencegahan Primer Stroke. Dalam :

    Guideline Stroke 2007. Jakarta.

    8. Baehr M, Frotscher M. Duus : Topical Diagnosis in Neurology. 4th

    revised edition. New York : Thieme. 2005.