-
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PEDAGOGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP ISLAM SUDIRMAN 1 BANCAK
KAB.SEMARANG TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ISTIKHANA FAUZIYAH
NIM : 111 10 108
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Saat Allah mengajarkan kebahagiaan bagiku ketenangan, saat
Allah
mengajarkan kesedihan bagiku adalah perjuangan untuk selalu
istiqomah dijalan-Nya”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang
mempunyai peranan
penting dalam hidupnya
1. Ayahanda Muhtarom dan Ibunda Sulastri (almarhum) tercinta
yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun spiritual yang
senantiasa
berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita penulis, semoga
ibunda
khusnul khotimah disisi Allah.. amin. Harapannya semoga
ayahanda,
selalu diberikan kesehatan jasmani dan rohaninya, dikaruniai
rahmat dan
hidayah oleh Allah Swt, ditetapkan Iman Islamnya dan kemudahan
dalam
menjalankan Ibadah, Hablum Minalallah dan Hablum Minannas
dalam
menjalankan sisa umurnya
2. Ananda Tomi Tohiron yang tiada henti mengucurkan kesabaran,
kesetian
dan ketulusannya untuk menemaniku dalam suka dan duka
membuat
hidupku ini seindah pelangi dengan cintanya.
3. Kakakku Mas Andy, dan Mas Fakhul yang selalu memberikan
dukungan
baik material maupun moril ketika dalam kondisi tertekan dan
terpuruk,
bagiku inilah sebuah perjuangan seorang Mas yang peduli secara
totalitas
kepada adiknya, semoga Allah SWT membalas kebaikannya.
-
ABSTRAK
Fauziyah, Istikhana. 2015. Strategi Pengembangan Kompetensi
Pedagogi Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
Kab.
Semarang Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program
Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pembimbing: H. Maslikhah,S.Ag.,M.Si.
Kata Kunci: Strategi pengembangan dan kompetensi pedagogi
Penelitian ini merupakan strategi pengembangan untuk guru PAI
dalam
meningkatkan kompetensi pedagogi di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
Kab.
Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian
ini adalah (1)
Bagaimanakah strategi pengembangan kompetensi pedagogi guru PAI
di SMP
Islam Sudirman 1 Bancak., dan (2) Apa faktor pendukung bagi guru
PAI dalam
mengembangkan kompetensi pedagogi di SMP Islam Sudirman 1
Bancak., (3)
Apa faktor penghambat guru PAI dalam mengembangkan kompetensi
pedagogi
bagi di SMP Islam Sudirman 1 Bancak.,(4) Bagaiman upaya guru PAI
untuk
mengatasi hambatan dalam mengembangkan kompetensi pedagogi di
SMP Islam
Sudirman 1 Bancak.
Metode penelitian yang dilakukan peneliti yaitu melalui
pendekatan
penelitian deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan
fenomena-fenomena
yang ada di SMP Islam Sudirman 1 Bancak, kehadiran peneliti
sebagai pengamat
dan sebagai pengumpul data, dengan cara Wawancara serta
Dokumentasi.
Hasil penelitian strategi pengembangan kompetensi pedagogi.
Disusun
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah diterapkan oleh guru.
Pengembangan
diri yang dilakukan guru dalam mengembangkan konpetensi pedagogi
dengan
membaca buku, melakukan penilaian terhadap diri sendiri,
motivasi terhadap diri
sendiri. Pengembangan kelembagaan guru akti mengikuti organisasi
keguruan
seperti MGMP, workshop, seminar,studi banding, dan lain-lain.
Strategi
pengembangan diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru secara
pedagogi.
Faktor pendukungnya berdasarkan diri sendiri, siswa, serta
cara-cara lain yang
dikuasai oleh guru. Hambatannya sumber daya manusia dalam
menjalankan
strategi pengembangan kompetensi pedagogi, waktu yang minim,
sarana dan
prasarana yang terbatas. Mengatasi hambatan dari Sumber daya
manusia dengan
pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah, mengikuti workshop,
seminar studi
banding, waktu yang minim dapat dimaksimalkan dengan persiapan
yang matang
dan manajemen waktu yang tepat. Sarana dan prasarana terbatas
guru dapat
meningkatkan kreatifitas dalam mesinergikan metode dengan materi
pelajaran
yang akan diajarkan.
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan
melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun
judul skripsi ini
adalah “STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM SUDIRMAN 1 BANCAK
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh
kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ,bapak Dr. Rahmat
Hariyadi,
M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga,
bapak Suwardi,
M.Pd
3. Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga,
ibu
Rukhayati, M.Pd.
4. Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah berkenan
secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan
pikiran dan
-
tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna
sejak
awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Ibu Muna Erawati, M. Si selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu
memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang dengan sengaja
maupun
tidak sengaja turut memperlancar proses penyusunan skripsi
ini.
7. Bapak Mustakim, S.Pd.I selaku kepala sekolah SMP Islam
Sudirman 1
Bancak yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan untuk
melakukan
penelitian.
8. Guru-guru di SMP Islam Sudirman 1 Bancak bapak Sunarto, ibu
Ana
Mustagfiroh, ibu Siti Zulaikhah, ibu Ely Himawati yang telah
meluangkan
waktu dan membantu pencarian data dalam penyusunan skripsi
ini.
9. Anisa Alfi Nurjanah sahabat yang selalu menemani dalam suka
maupun
duka.
10. Guru-guru yang berjuang di TK Bina Insani, Ibu Umi dan Ibu
Muslikhah
yang selalu memberikan dukungan dalam penulisan skripsi.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu
yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT
serta
mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar
bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan.
Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya
-
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada
umumnya dan
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin. .
.amin ya
robbal„alamin.
Salatiga, 6 Januari 2015
Penulis,
Istikhana Fauziyah
NIM. 111 10 108
-
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………........ ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………….... iv
MOTTO PERSEMBAHAN………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………... vi
ABSTRAK………………………………………………………………….... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………….... x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR………………………..……………….. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….... 1
B. Fokus Penelitian…………………………………………………….... 8
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 8
D. Manfaat Penelitian………………………………………………....... 8
E. Definisi Operasional………………………………………………..... 9
F. Metode Penelitian…………………………………………………..... 10
G. Sistematika Penulisan………………………………………………... 16
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………. 19
A. Strategi guru
PAI...........................................................................
19
1.
Strategi..................................................................................
... 19
2. Strategi guru
PAI......................................................................
21
3. Definisi Guru
PAI........................................................................
26
-
B. Kompetensi
Pedagogi........................................................................
35
1. Pengertian kompetensi
pedagogi............................................... 35
2. Indikator kompetensi
pedagogi................................................. 37
3. Komponen kompetensi
pedagogi............................................. 50
4. Urgensi kompetensi
pedagogi.................................................... 51
C. Strategi Pengembangan Kompetensi
Pedagogi................................ 52
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN
PENELITIAN....................... 59
A. Paparan
data...................................................................................
59
1. Letak Geografis SMP Islam Sudirman 1
Bancak..................... 59
2. Sejarah SMP Islam Sudirman 1
Bancak.................................... 60
3. Visi dan
Misi..............................................................................
61
4.
Profil...................................................................................
62
5. Keadaan Sarana dan
Prasarana................................................... 63
6. Struktur Organisasi
..................................................................
64
7. Pembagian Kerja
Guru............................................................
65
8. Data
Guru...............................................................................
71
9. Keadaan
Siswa...........................................................................
72
B. Temuan
Penelitian..................................................................
73
1. Profil
Responden......................................................................
73
2. Temuan
Penelitian...................................................................
75
BAB IV
PEMBAHASAN............................................................................
A. Strategi pengembangan kompetensi pedagogi guru PAI di SMP
Islam Sudirman 1
Bancak.....................................................
109
-
B. Faktor pendukung dalam pengembangan kompetensi pedagogi
guru PAI di SMP Islam Sudirman 1
Bancak...............................
111
C. Faktor penghambat dalam pengembangan kompetensi pedagogi
guru PAI di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
120
D. Upaya guru PAI untuk mengatasi hambatan dalam
pengembangan kompetensi pedagogi SMP Islam Sudirman 1
Bancak
122
BAB V
PENUTUP...........................................................................................
124
A. Kesimpulan
.............................................................................
124
B.
Saran...........................................................................................
127
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 128
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………..
-
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 3.1 Letak geografis SMP Islam Sudirman 1
Bancak....................... 59
Gambar bagan 3.1 Struktur organisasi SMP Islam Sudirman 1
Bancak... 65
Tabel 3.2 Profil SMP Islam Sudirman 1
Bancak..................................... 62
Table 3.3 Sarana prasarana SMP Islam Sudirman 1 Bancak
................... 63
Table 3.4 Sarana prasarana pelengkap SMP Islam Sudirman 1
Bancak... 64
Table 3.5 Daftar guru dan staff pembantu SMP Islam Sudirman
1
Bancak.......................................................................................................
71
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era modern dewasa ini perkembangan pendidikan berlangsung
begitu
cepat yang mengakibatkan terjadi berbagai perubahan sesuai
dengan tuntutan
dan kebutuhan masyarakat secara lokal maupun global. Pendidikan
yang
bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa sehingga mampu bersaing
dalam
taraf pendidikan di era global ini. Masyarakat yang sadar akan
pentingnya
menghadapi tantangan masa yang akan datang, diharapkan berusaha
untuk
membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini guru merupakan pusat utama yang mempunyai
tugas
mulia yang diharapkan mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM)
yang
berkualitas. Guru sebagai pengawal peradaban harus terus berada
pada
mainstream perubahan yang terjadi, bahkan menjadi lokomotif dan
pelopor
perubahan pendidikan. Guru mampu menjadi figur inspiratif dan
memberikan
motivasi bagi keberhasilan anak didik (Ma‟mur, 2009: 15).Dengan
kata lain
guru dituntut mampu berkompetisi menjawab tantangan perubahan
zaman.
Sekarang ini wacana profesionalisme guru menjadi perbincangan
hangat di
kalangan masyarakat, seiring dengan tuntutan pendidikan di
Indonesia yang
semakin meningkat.
Hamalik (2003: 34) berpendapat masalah kompetensi profesional
guru
merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru
dalam jenjang pendidikan apapun. Keprofesionalan guru
merupakan
-
komponen yang paling menentukan dalam pendidikan secara
keseluruhan
mau tidak mau guru dituntut mampu menguasai bahan ajar yang akan
di
ajarkan kepada anak didik, bahkan dalam penyampaian bahan ajar
guru harus
mampu menjadi sosok yang inspiratif.
Peran-peran guru profesional yang paling penting diingat
adalah
bahwa guru yang secara langsung bertanggung jawab atas
pengembangan
pendidikan dari begitu banyak fikiran dan jiwa muda. Semua sadar
akan
adanya pengaruh sehari-hari guru pada muridnya dalam
pembelajaran
langsung, membuat murid tertawa atau menangis, mengajari murid
belajar
mandiri, menciptakan lingkungan yang peduli dan membantu, dan
lebih
banyak lagi. Tetapi saat guru menjadi pelayan, murid
mempunyai
karakteristik berbeda yang memungkinkan mereka bergerak keluar
dari ruang
kelas, untuk mempengaruhi cara pengaturan lingkungan
pendidikan
(Norlander, 2009: 151).
Mulyasa (2008:26) berpendapat kompetensi guru merupakan
peraduan
antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, social, dan
spiritual yang
secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang
mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang
mendidik, pengembangan pribadi dan profesional. Bukan hanya itu
tugas
seorang guru tidak hanya menyampaikan ilmu yang diberikan,
seorang guru
juga di harapkan memberikan perhatian penuh dalam etika moral
dan spiritual
yang luhur serta dapat membakar semangat anak didik sehingga
mereka dapat
bersaing dengan sehat dan menjadi siswa yang terbaik.
-
Guru profesional semata-mata tidak hanya dituntut untuk
mengusai
bidang ilmu tertentu, bahan ajar, metode pembelajarannya akan
tetapi
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang luas. Untuk
menjadikan
seorang guru yang mempunyai profesionalitas dalam mengajar di
kelas salah
satunya harus memenuhi kompetensi pedagogi. Menurut Mulyasa
(2008: 75)
dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3
butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogi adalah kemampuan
mengelola
pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran,
evalusi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan pengertian kompetensi pedagogi di atas,
realitasnya
permasalahan guru di Indonesia masih banyak guru yang tidak
menjalankan
profesiya secara keseluruhan maka dapat dikatakan kurang
memahami
kompetensi pedagogi itu sendiri. Guru hanya memandang yang
penting sudah
mengajar itu sudah dianggap menggugurkan kewajibannya. Selain
itu, banyak
ditemukan di lapangan pada proses pembelajaran di kelas, guru
dalam
penyampaian materi pembelajaran menggunakan metode yang monoton
yang
biasa dikenal “bercerita” sehingga anak didik diibaratkan
seperti gelas yang
diisi air sampai penuh oleh gurunya. Seharusnya, kemampuan
pedagogi juga
ditunjukkan dalam membantu, membimbing, dan memimpin peserta
didik.
Kunandar (2011: 76) berpendapat bahwa kompetensi pedagogi
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk
-
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
tersebut
belum dapat dikuasai secara baik oleh guru. Beberapa indikator
menunjukkan
guru memiliki kinerja yang lemah. Mulyasa (2008: 9) menyebutkan
antara
lain: rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran,
kurangnya
kemahiran dalam mengelola kelas, rendahnya kemampuan melakukan
dan
memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action
research),
rendahnya motivasi berprestasi, kurang disiplin, rendahnya
komitmen profesi
serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.
Menanggapi indikator tersebut, maka kompetensi pedagogi guru
perlu
ditingkatkan melalui berbagai upaya. Harapan yang diinginkan
kualitas
kinerja dan pencapaian target kualitas pembelajaran yang
dihasilkan akan
meningkat. Selain itu seorang guru hendaknya mempunyai rasa
ikhlas dan
mempunyai tanggung jawab moral dan intelektual. Sebagaimana,
Islam
sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan yang
bertugas
sebagai pendidik dan Islam memuliakan mereka.
Sehubungan dengan kompetensi pedagogi guru, maka tugas dan
tanggung jawab guru di sekolah adalah sebagai pengajar, guru
sebagai
pembimbing dan sebagai administrator kelas (Sujana, 2012:15).
Guru harus
mempunyai kinerja profesional terutama dalam mendesain
program
pengajaran dan melaksanakan proses belajar mengajar agar
dapat
memberikan ”layanaan ahli” dalam bidang tugasnya sesuai dengan
kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perkembangan masyarakat.
Dengan
kata lain, pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang
mampu
-
berfikir global (thinking globally), dan mampu bertindak lokal
(acting
locally), serta dilandasi oleh akhlak yang mulia (akhlakul
karimah).
SMP Islam Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang sebagai salah satu
lembaga pendidikan Islam yang dipercaya oleh masyarakat
mampu
menghasilkan out-put yang berkualitas dan berakhlakul karimah,
sehingga
harus mampu mengembangkan SDM khususnya guru yang berkualitas
dan
mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang
terhadap
pendidikan.
Menjadikan seorang guru yang mempunyai profesionalitas dalam
kompetensi pedagogi di perlukan adanya pengembangan
profesionalitas
kompetensi pedagogi guru. Sebuah lembaga pendidikan harus
memiliki
strategi sebagai usaha awal yang menjadi tolok ukur yang kelak
digunakan
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan.
Peningkatan dalam kompetensi pedagogi guru yang lebih luas
diperlukan strategi, yaitu keputusan kebijakan dari pihak
sekolah maupun luar
sekolah dan tindakan kegiatan yang diwujudkan dalam lima ruang
lingkup
yang terdapat dalam kompetensi pedagogi meliputi bentuk
pengelolaan,
perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil serta
perkembangannya yang
disusun untuk mencapai tujuan. Hal ini penting karena tanpa
perencanaan dan
strategi yang tepat, tidak mustahil tujuan pendidikan akan sulit
dicapai
bahkan mutu lembaga pendidikan semakin menurun tertinggal dari
lembaga
pendidikan lainya.
-
Setelah mendapatkan data dari lapangan berdasarkan wawancara
awal
dengan kepala sekolah dan waka kurikulum serta guru PAI di SMP
Islam
Sudirman 1 Bancak usaha mengenai guru PAI dalam meningkatkan
kompetensi pedagogi guru memiliki prosedur antara lain: guru
ikut serta
dalam organisasi guru PAI tingkat Sub Rayon (Kabupaten),
mengikuti
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dari pihak kepala sekolah
selalu
memberikan pembinaan setiap minggu, pembinaan dari pengawas
sekolah
akan tetapi pembinaan dari pengawas sekolah waktunya tidak
tentu. Upaya
ini tidak memberikan hasil yang membanggakan. Kondisi ini
ditandai dengan
masih lemahnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta
didik. Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran ini
menyangkut
tiga fungsi manajerial yaitu perencanaan penetapan tujuan,
kompetensi serta
memperkirakan cara penyampainnya, akan tetapi guru PAI di SMP
Islam
Sudirman 1 Bancak masih mengabaikan hal tersebut, karena guru
lebih fokus
dalam perencanaan pembelajaran padahal pengelolaan
pembelajaran
berkaitan erat dengan perancangan pembelajaran. Perancangan
pembelajaran peserta didik merupakan pokok yang paling utama
dalam
kompetensi pedagogi salah satunya guru harus mampu
menyiapkan
kurikulum, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
akan tetapi
guru PAI di SMP Islam Sudirman 1 Bancak memberikan alasan
tentang
kurikulum yang masih berubah-ubah lebih jelasnya untuk
pembelajaran
semester awal menggunakan kurikulum 2013 dan sekarang kembali
lagi ke
kurikulum yang lama hal itu membuat guru kebingungan. Selain
itu, Format
-
RPP yang digunakan guru PAI di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
belum
sesuai standar karena mengandalkan dari format internet, untuk
pelaksanaan
pembelajaran guru belum bisa menyesuaikan dengan apa yang
direncanakan
dalam RPP. Media yang dapat menunjang proses pembelajaran
belum
memadai serta masih lemahnya guru dalam mengoperasikan
teknologi, selain
itu buku yang dapat menunjang proses pembelajaran tidak semua
peserta
didik memiliki. Sedangkan untuk evalusi hasil belajar peserta
didik guru
terkadang tidak sesuai dengan yang ditetapkan di kalender
pendidikan/kalender akademik, serta pengembangan bagi peserta
didik dari
gurunya sendiri belum menguasai.
Oleh karena itu, perlu perbaikan sejak dini terhadap
peningkatan
kualitas seorang guru di dunia pendidikan. Guru sebagai seorang
pendidik
dalam pembelajaran maka perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa
kompetensi
pedagogi sangat menentukan keberhasilan anak didik di dalam
kelas. Maka
diharapkan hendaklah seorang guru selalu berusaha untuk memulai
dirinya
sendiri dengan hal-hal yang baru yang dapat menambah penguasaan
bidang
studinya. Guru kurang memiliki kesadaran pentingnya strategi
untuk
mencapai tujuan, semangat/motivasi, guru memiliki hambatan
personal dan
profesional, guru memiliki kelebihan sebagai pendukung mencapai
tujuan
tetapi guru tidak mengetahui kelebihan yang dimiliki.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
tentang
“ STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU
-
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM SUDIRMAN 1
BANCAK KAB. SEMARANG TAHUN 2015”.
B. Fokus Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini penulis membatasi ruang
lingkup
permasalahan agar mempermudah dalam penulisan penelitian
sehingga
terarah sesuai tujuan dan kegunaan dari penelitian tersebut.
Ruang lingkup
permasalahan ini yaitu Bagaimana strategi pengembangan
kompetensi
pedagogi guru PAI di SMP Islam Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang
tahun
2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka dapat
ditetapkan
tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi pengembangan
kompetensi
pedagogi guru PAI di SMP Islam Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang
Tahun
2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Menambah khasanah dunia pustaka tentang strategi peningkatan
kompetensi pedagogi guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Manfaat Praktis
a. Guru
Memberikan masukan pada dunia pendidikan khususnya bagi
guru SMP Islam Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang tentang
kompetensi pedagogi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) agar
dapat
-
mencapai keberhasilan peserta didik secara maksimal di dalam
kelas.
Dengan demikian guru adalah faktor yang paling menentukan
dalam
proses pembelajaran di kelas.
b. Sekolah
Bagi pihak lembaga khususnya SMP Islam Sudirman Bancak,
adalah dengan penelitian ini dapat memberikan gambaran untuk
meningkatkan kompetensi pedagogi, sehingga nantinya dapat
dijadikan sebagai bahan masukan untuk menambah kualitas
kompetensi guru dan memberikan sumbangan pemikiran tentang
pengembangan dalam meningkatkan kompetensi pedagogi guru.
Serta
sebagai bahan informasi terhadap SMP Islam Sudirman 1 Bancak
dalam merencanakan strategi pengembangan kompetensi pedagogi
guru untuk mencapai tujuan secara optimal dimasa sekarang dan
masa
yang akan datang.
E. Definisi Operasioal
Agar penelitian tidak menyimpang terlalu jauh dan dapat terarah
dengan
baik dari tujuan yang di harapkan maka perlu adanya definisi
istilah sebagai berikut:
1. Strategi
Strategi dalam Kamus Bahasa Indonesia (2007:1092) adalah rencana
cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam
penelitian ini strategi
adalah suatu rencana yang disusun secara tepat agar mencapai
tujuan yang
diinginkan dalam proses pembalajaran.
2. Kompetensi Pedagogi
-
Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi
atau
kemampuan seseorang, baik yang kulitatif maupun kuantitatif.
(Mujtahid, 2009:
55). Mulyasa berpendapat (2008: 75 ) dalam Standar Nasional
Pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi
pedagogi
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Jadi kompetensi pedagogi merupakan kemampuan yang harus
dimiliki
oleh seorang guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara
efektif dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan field research dengan menggunakan
pendekatan
kualitatif. Milles dan Michael (1992: 2) mengemukakan bahwa
penelitian
kualitatif akan mendapatkan data kualitatif yang sangat menarik,
memiliki
sumber dari yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat
penjelasan tentang
proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Bog dan
Taylor dalam
Moleong (2008: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif adalah
sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Jadi,
dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable
atau hipotesis,
tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu
keutuhan.
-
Dengan demikian peneliti dalam melakukan penelitian ini
menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif yaitu menggambarkan
bagaimana
strategi pengembangan kompetensi pedagogi guru Pendidikan Agama
Islam
(PAI) di SMP Islam Sudirman Bancak Kab. Semarang, faktor
pendukung dan
faktor penghambat bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam
mengembangkan kompetensi pedagogi di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
Kab.
Semarang untuk serta upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
Islam
Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang mengatasi hambatan dalam
mengembangkan kompetensi pedagogi.
2. Subjek Penelitian
Mulyana berpendapat (2004: 187 ) subjek Penelitian yang biasa
digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah dengan nonprobability
sampling yaitu tekhnik
purposive sampling (sampel bertujuan). Berdasarkan pengertian di
atas, maka
peneliti menentukan subyek secara sampling purposive yang
meliputi guru SMP
Islam Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang.
3. Lokasi Penelitian
Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian dilaksanakan di SMP
Islam
Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan
atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber
data
yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
mewawancarai.
-
Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi
secara
langsung tentang strategi pengembangan kompetensi pedagogi
guru
PAI, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
mengembangkan
kompetensi pedagogi guru PAI serta upaya guru PAI mengatasi
hambatan dalam mengembangkan kompetensi pedagogi di SMP
Islam
Sudirman 1 Bancak Kab. Semarang. Adapun sumber data langsung
peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah,
wakil
kepala (waka) kurikulum, dan guru Pendidikan Agama Islam.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat
pribadi dan
dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder
ini untuk
memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.
Arikunto (2010: 107) berpendapat bahwa sumber data dengan
tiga
(3) P, yaitu person, paper, place. Person terdiri dari kepala
sekolah, wakil
kepala (waka) kurikulum dan guru yang membidangi mata
pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Paper dengan meneliti tentang
administrasi
kurikulum, dan place yaitu tempat di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
Kab.
Semarang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode
wawancara
(interview). Metode wawancara adalah metode pengumpulan data
dengan jalan
-
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berdasarkan kepada
tujuan penyelidikan (Hadi, 1990: 193).
Berdasarkan uraian tersebut, metode wawancara digunakan
untuk
mendapatkan data tentang strategi pengembangan kompetensi
pedagogi, guru
PAI, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
mengembangkan
kompetensi pedagogi guru PAI serta upaya guru PAI mengatasi
hambatan dalam
mengembangkan kompetensi pedagogi di SMP Islam Sudirman 1 Bancak
Kab.
Semarang. Strategi pengembangan kompetensi pedagogi meliputi
komponen
pada pengelolaan pembelajaran, perancangan dan pelaksanan
pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan pesera didik.
Peneliti melakukan wawancara yang mendalam untuk mendapatkan
informasi yang akurat. Wawancara ini peneliti menggunakan
pedoman
wawancara semi structured karena bentuk wawancara ini tidak
membuat kaku,
melainkan lebih bebas dan luwes dalam melakukan wawancara
(Yusuf,
2003:87). Meskipun demikian, peneliti tetap menggunakan
pedoman
wawancara yang berisi tentang strategi pengembangan kompetensi
pedagogi
guru PAI, faktor pendukung dan faktor penghambat guru PAI
dalam
mengembangkan kompetensi pedagogi serta upaya guru PAI
mengatasi
hambatan dalam mengembangkan kompetensi pedagogi di SMP Islam
Sudirman
1 Bancak Kab. Semarang. Pedoman wawancara tersebut yang
digunakan peneliti
untuk mengajukan pertanyaan dengan informan. Untuk mendapatkan
data yang
penting, peneliti memanfaatkan handphone untuk merekam hasil
wawancara
dengan informan.
6. Teknik Analisis Data
-
Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah
dengan
tahap terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil
penelitian. Tahap-
tahap penelitian tersebut adalah (1) tahap pralapangan, yang
meliputi
menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,
mengurus
perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan
memanfaatkan
informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut
persoalan etika
penelitian; (2) tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami
latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan
berperan-serta sambil
mengumpulkan data, (3) tahap analisis data, yang meliputi
analisis selama dan
setelah pengumpulan data; (4) tahap penulisan hasil laporan
penelitian
7. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2000:173) pengecekan keabsahan data yang
digunakan didasarkan pada empat kriteria yaitu derajat
kepercayaan
(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan
kepastian (confirmability).
Uji derajat kepercayaan (credibility) dilakukan dengan cara
melakukan
pembandingan antara data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
Keteralihan (transferability) membandingkan pendapat yang
dikatakan orang di
depan umum dengan yang dikatakan orang secara individual.
Kebergantungan (dependability) dilakukan untuk mengetahui
situasi
dalam penelitian dengan keadaan yang akan terjadi secara terus
menerus.
Kepastian (confirmability) dilakukan untuk membandingkan hasil
wawancara
reponden dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan
penelitian.
-
8. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN : memuat tentang latar belakang
masalah rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI : memuat tentang strategi
pembelajaran yang memuat
definisi, sejarah istilah strategi,
macam strategi, definisi strategi,
sejarah strategi, definisi guru,
pengertian guru, tugas guru,
Pendidikan Agama Islam, definisi
kompetensi pedagogi, indikator
kompetensi pedagogi, komponen
kompetensi pedagogi, urgensi
kompetensi pedagogi, serta strategi
pengembangan kompetensi
pedagogi bagi guru Pendidikan
Agama Islam (PAI).
BAB III HASIL PENELITIAN : memuat tentang paparan data dan
-
temuan penelitian yang meliputi:
gambaran umum SMP Islam
Sudirman Bancak 1 Kab.
Semarang (letak geografis, sejarah
berdiri, profil, visi, misi dan
tujuan, keadaan guru, karyawan
dan siswa serta sarana dan
prasarana), strategi pengembangan
kompetensi pedagogi guru PAI di
SMP Islam Sudirman Bancak 1
Kab. Semarang, faktor-faktor
pendukung dan penghambat guru
PAI dalam mengembangan
kompetensi pedagogi SMP Islam
Sudirman Bancak 1 Kab.
Semarang serta upaya guru PAI
untuk mengatasi hambatan dalam
mengembangkan kompetensi
pedagogi di SMP Islam Sudirman
Bancak 1 Kab. Semarang.
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN : memuat tentang analisis data
-
mengenai strategi pengembangan
kompetensi pedagogi guru PAI
dalam di SMP Islam Sudirman 1
Bancak Kab. Semarang, faktor-
faktor pendukung dan faktor
penghambat bagi guru PAI dalam
mengembangkan kompetensi
pedagogi SMP Islam Sudirman
Bancak 1 Kab. Semarang serta
upaya guru PAI untuk mengatasi
hambatan dalam mengembangkan
kompetensi pedagogi di SMP
Islam Sudirman Bancak 1 Kab.
Semarang.
BAB V PENUTUP : memuat tentang kesimpulan dan
saran.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
G. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
1. Strategi
a. Definisi Strategi
1) Strategi Menurut Bahasa
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata
kerja”
dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan
gabungan kata stratos (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai
kata
kerja, stratego berarti merencanakan (to plan) (Majid, 2014a:
3). Selain
itu strategi dari kata Yunani, juga dinamakan srategia yang
berarti ilmu
perang atau panglima perang.
Strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam
peperangan,
seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang,
angkatan darat
atau laut. Strategia juga dapat diartikan sebagai suatu
keterampilan
mengatur kejadian atau peristiwa (Hardini, 2012:11).
2) Strategi menurut Istilah
Strategi dalam Kamus Bahasa Indonesia (2007:1092) adalah
rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.
Menurut kamus The American heritage Dictionary dalam Madjid
(2014a: 3) mengemukakan bahwa strategy is the science or art
of
‘military command as applied to averall planning and conduct of
large-
scale combat operations.
-
Madjid (2014a:3) mendefinisikan strategi adalah suatu pola
yang
direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan
atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang
terlibat
dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana
yang
menunjang kegiatan.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah
ditentukan. Berkaitan dengan belajar mengajar, strategi bisa
diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujaun
yang
telah digariskan (Hardini dan Puspita, 2012:11).
Strategi dalam penelitian ini adalah suatu rencana yang
disusun
secara tepat agar mencapai tujuan yang diinginkan dalam
proses
pembelajaran.
b. Sejarah Istilah Strategi
Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer
yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer
untuk
memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi
banyak
digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan
memperoleh
kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan tercapai
(Majid,
2014a:3).
Sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat seseorang
(komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk memenangkan
peperangan. Semakin hebat strategi yang digunakan (selain
kakuatan
-
pasukan perang), semakin besar kemungkinan untuk menang.
Sebuah
perang disusun dengan mempertimbangkan medan perang,
kekuatan
pasukan, perlengkapan perang dan sebagainya. Seiring berjalannya
waktu,
istilah “strategi” di dunia militer tersebut diadopsi ke dalam
dunia
pendidikan. Konteks pendidikan, strategi digunakan untuk
mengatur siasat
agar dapat mencapai tujuan dengan baik. Dengan kata lain,
strategi dalam
konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai perencanaan yang
berisi
serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan
(Suyadi, 2013: 13).
2. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
a. Strategi Kompetensi Pedagogi
Upaya peningkatan kompetensi guru khususnya kompetensi
pedagogi harus dilakukan oleh semua pihak, baik dari guru maupun
kepala
sekolah/lembaga pendidikan. Maka, ada dua upaya peningkatan
kompetensi pedagogi guru yang sangat mempengaruhi satu sama
lain,
yaitu upaya yang dilakukan guru dan upaya yang dilakukan oleh
kepala
sekolah/lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Upaya peningkatan kompetensi pedagogi guru di sekolah dalam
proses belajar mengajar antara lain:
1) Guru mengikuti organisasi-organisasi keguruan.
2) Mengikuti kursus kependidikan
Upaya Lembaga Pendidikan/ Kepala Sekolah dalam
meningkatkan kompetensi pedagogi guru:
(a) Mengadakan Lokakarya (Workshop)
-
(b) Mengadakan Penataran Guru.
(c) Memotivasi Guru untuk Membuat Karya Tulis Ilmiah
(d) Memberikan Penghargaan (rewards)
(e) Mengadakan Supervisi
(f) Mengadakan Rapat Sekolah (Anisa, Jurnal Administrasi
Pendidikan: 2014)
Menurut Hendyat dalam skripsi Afifah (2010:14-16) untuk
mengembangkan profesi guru, ada dua jalan yang dapat ditempuh,
yaitu
melalui pengembangan diri guru itu sendiri dan melalui
pengembangan
secara lembaga.
1) Pengembangan Diri
Ada beberapa cara dan usaha yang dapat dilakukan oleh guru
dalam mengembangkan profesinya, antara lain: berusaha
memahami
tujuan pendidikan dan pengajaran secara jelas dan konkrit,
berusaha
memahami dan memilih bahan pengajaran sesuai tujuan. Agar
profesi
guru dapat dikembangkan maka harus berusaha memahami problem
minat, dan kebutuhan dalam proses belajar subyek didik,
mengorganisasi bahan dan pengalaman belajar, berusaha
memahami,
menyeleksi, dan menerapkan metode pembelajaran, berusaha
memahami dan sanggup membuat, mendayagunakan berbagai alat
pelajaran.
Dimana guru harus berusaha membimbing dan mendorong
kemajuan pertumbuhan dan perkembangan belajar subyek didik,
mampu
menilai program dan hasil pembelajaran yang telah tercapai.
-
Guru sebaiknya mengadakan penilaian diri sendiri (self
evaluation)
untuk melihat kekurangan dan keberhasilan pelaksanaan
tugasnya,
berusaha membaca-baca buku-buku yang relevan dengan tugas
profesinya (professional reading), berusaha mengembangkan diri
dengan
menulis karya ilmiah di berbagai media (professional
writing).
Guru yang ingin menambah wawasannya maka guru mengadakan
pertemuan antar sejawat dan dengan ahli lain dalam
mengembangkan
wawasan keilmuan dan wawasan proses dan strategi
pembelajaran
(individual conference), berusaha melakukan percobaan-percobaan
atau
inovasi yang ditemukan atau strategi pembelajaran baru.
2) Pengembangan Kelembagaan
Pengembangan kelembagaan dalam hal ini dimana guru itu harus
berusaha mengembangkan profesinya agar dapat bekerja secara
profesional
dengan cara yaitu penugasan guru-guru dalam bidang tugasnya dan
dalam
mengikuti pertemuan-pertemuan pertumbuhan jabatan (assigment
of
teacher), kegiatan dan pertemuan dalam organisasi profesional
(professional
organization).
Apabila guru mengikuti pertemuan-pertemuan, guru akan
bertambah
pengalamannya dan bisa terlibat secara langsung dalam suatu
lembaga atau
intervisitation (perlibatan dalam kepanitiaan-kepanitiaan),
mengajar yang
didemonstrasikan (demonstration teaching), kunjungan kelembagaan
atau
instansi/ tempat yang dapat dijadikan medan studi bagi para guru
dan
pimpinan.
-
Adanya kunjungan tersebut menjadikan guru lebih paham untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuannya dengan cara mengembangkan curriculum laboratory
(laboratorium yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan
dan
kemampuan dalam rangka aplikasi kurikulum dalam proses
pembelajaran) dan
professional library (disediakan perpustakaan agar didayagunakan
oleh guru
untuk mengembangkan profesinya).
Demikian juga dengan sharing of experiences (tukar menukar
pengalaman antar guru yang penyelenggaraannya dirancang oleh
lembaga
atau atas inisiatif guru-guru sendiri), workshop (lokakarya
yang
diselenggarakan dengan maksud meningkatkan profesi guru), panel
discussion
(guru-guru mengikuti diskusi panel diberbagai kesempatan),
symposium (guru-
guru mengikuti symposium diberbagai kesempatan).
Salah satu lembaga yang biasa diikuti oleh guru PAI adalah
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). MGMP adalah “wadah
kegiatan
professional untuk membina hubungan kerjasama secara koordinatif
dan
fungsional antara sesama guru yang bertugas di SMP, SMA, MTs
maupun MA”
sesuai dengan instansi pendidikan masing-masing. Pengertian yang
lain MGMP
adalah wadah tempat kegiatan para anggota MGMP untuk
melaksanakan
musyawarah dalam upaya peningkatan kemampuan dan
keterampilan
mengajar. Pada MGMP ini guru dapat berdiskusi untuk mencari
solusi dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan
kegiatan
belajar. (MGMP PAI KOTA KEDIRI, http//:mgmpkediri.wordpress.com
download
tanggal 22 Januari 2014).
-
MGMP intinya adalah musyawarah sebagai proses interaksi
edukatif.
Prinsip musyawarah ini sangat ditekankan dalam islam sehingga
harus
senantiasa di tegakkan, karena dengan musyawarah itulah, manusia
saling
memberi kesempatan dan saling menerima pendapat, sekaligus
sebagai
pemenuhan hak-hak sesama manusia. Untuk itu, Allah berfirman
dalam QS:3
(Ali imran);159 :
Artinya:…, “dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawak kallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.(Q.S. Ali Imran
:159)
Ayat tersebut menekankan pentingnya musyawarah dalam segala
urusan, termasuk MGMP sebagai suatu wadah bagi para guru untuk
saling
bertukar pikiran, pengalaman dan dapat digunakan untuk
berdiskusi dalam
rangka memecahkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan tugas
guru
khususnya permasalahan didalam kelas, dan disinilah guru bisa
dengan mudah
dapat menemukan pengetahuan yang dapat membantu dalam
pelaksanaan
tugas secara lebih efektif.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa
MGMP adalah suatu lembaga yang anggotanya adalah semua guru
mata
pelajaran di suatu daerah berdasarkan instansi pendidikan yang
diampunya,
juga sebagai wadah untuk bersaling tukar pikiran dan memecahan
masalah
yang ada sehingga lebih mudah dapat menemukan solusinya yang
dapat
membantu dalam pelaksanaan tugas secara lebih efektif.
Guru yang sudah mengikuti banyak kelembagaan maka bisa
mengembangkan profesinya dengan membuat penerbitan buletin
atau
-
majalah atau surat kabar, penyelenggaraan kursus-kursus,
pemyelenggaraan
penataran-penataran, konseling yang diberikan kepada guru baik
secara
individual maupun secara kelompok, pertemuan umpan balik
bergelombang
berdasarkan pada masalah dan tema yang telah diberikan
sebelumnya,
pengembangan progaram testing dan pola-pola baru secara
bersama,
penyenggaraan penelitian-penelitian yang diikuti oleh para
guru.
b. Definisi Guru
1) Pengertian Guru
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam
system pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat
perhatian sentral, pertama dan utama. Guru mempunyai peranan
penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Masyarakat
akan
mengalami kemajuan dan pembaharuan dari masa ke masa, karena
masyarakat akan bersaing untuk menggapai taraf kehidupan
yang
lebih baik. Sehingga guru sangat dibutuhkan dalam kehidupan
masyarakat karena guru dapat memberikan pencerahan, kemajuan
pola pikir masyarakat menjadi lebih maju.
Bahri (2005:31) mengemukakan guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-
tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal,
tetapi
bisa di masjid, di surau/mushola, di rumah, dan lain
sebagainya.
Guru menempati kedudukan terhormat di masyarakat.
Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga
masyarakat tidak meragukan figur guru.
-
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:330), guru
adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau
profesinya
mengajar.
Usman (1998:5) mengungkapkan guru adalah jabatan atau
profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Pekerjaan
ini bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian
untuk
melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Untuk
menjadi
guru diperlukan syarat-syarat tertentu, apalagi sebagai guru
yang
professional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan
dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang
perlu
dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu
atau
pendidikan pra-jabatan. Oleh karena itu, guru menempati
komponen paling utama dalam kegiatan profesi di sekolah
formal
maupun non formal.
Guru (dalam bahasa jawa) adalah seseorang yang harus
digugu dan harus ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu
artinya
segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya
dan
diyakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya. Segala ilmu
pengetahuan yang datangnya dari sang guru dijadikan sebagai
sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti
lagi.
Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi
suri
tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara
bicara, hingga cara berperilaku sehari-hari
(Nurdin,2010:17).
-
Dalam proses pembelajaran di kelas guru adalah sentral
yang menentukan, merancang, melaksanakan sera mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran karena guru langsung berhadapan dengan pesera
didik.
2) Tugas Guru
Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh
potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun
psikomotorik. Guru berarti bertanggung jawab dalam
perkembangan jasmani dan ruhanianya agar mencapai tingkat
kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi
tugasnya sebagai hamba Allah.
Allah berfirman dalam Q.S, Ali Imran 3;164:
Sesunguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang
yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka
seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan mereka al-
kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
kedatangan Nabi itu, mereka benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.
Berdasarkan ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan tugas
utama menurut ayat tersebut antara lain:
a) Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan dan
pengangkatan
jia kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan
menjaga diri agar tetap berada pada fitrah.
-
b) Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan
akidah
kepada akal dan hati kaum Muslim agar mereka merealisasikan
dalam tingkah laku kehidupan (Nurdin,2010:128).
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa tugas guru dalam
Islam tidak hanya mengajar dalam kelas, tetapi juga sebagai
norm
dragger (pembawa norma) agama di tengah-tengah masyarakat.
Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seseorang yang berguna bagi
agama, nusa, dan bangsa.
Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi akan tetapi
juga mempunyai tugas dalam pengabdian antara lain (Bahri,
2005:37):
a) Tugas guru sebagai suatu profesi antara lain mendidik,
mengajar,
dan melatih anak didik. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas
guru
sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Sedangkan tugas
guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan
menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
b) Tugas guru dalam kemanusiaan, guru harus terlibat dalam
kehidupan di masyarakat dengan interaksi social. Guu harus
menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan
begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat
kesetiakawanan
sosial.
-
c) Tugas guru dalam kemasyarakatan, guru mempunyai tugas
mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara
Indonesia yang bermoral Pancasila.
Oleh karena itu, tugas guru tidak hanya bertanggung jawab
di lingkungan sekolah saja, tetapi guru juga mempunyai tugas
dalam pengabdian kemanusiaan, kemasyarakatan.Sehingga guru
sebagai konjungsi (penghubung) antara sekolah dan
masyarakat.
c. Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Pendikan Agama Islam
Islam adalah ketetapan Allah yang diturunkan melalui nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya di muka bumi
agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman kepada Tuhan
hanya
bisa dilakukan melalui proses pendidikan di rumah, di sekolah,
maupun
di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, Pendidikan Agama
Islam
berperan penting dalam mendukung kebutuhan manusia sehingga
mampu melahirkan manusia yang menjadi khalifah di bumi ini.
Menurut Baharuddin Pendidikan Agama Islam adalah usaha
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam,
dibarengi
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar-umat beragama hingga
terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa (Baharuddin, 2010:192)
Menurut Majid Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan pesert didik untuk mengenal,
memahami,
-
menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia
dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
Al-
Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan,
serta penggunaan pengalaman (Majid, 2014b:11).
Daradjat mengemukakan dalam Madjid (2014b:12) Pendidikan
Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta
didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam
secara
menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya
dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (way
of
life).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk
membentuk manusia sesuai kodratnya sebagaimana yang
terkandung
dalam Al-Qur’an yaitu sebagai khalifah di muka bumi sesuai
dengan
ajaran Agama Islam.
2) Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan
sesuai dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk
membentuk manusia yang muttaqin yang rentangnya berdimensi
infinitium (tidak terbatas menurut jangkauan manusia), baik
secara
lincar maupun secara algoritmik (berurutan secara logis). Adapun
tujuan
pendidikan agama Islam antara lain:
a) Membentuk manusia Muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdah
-
b) Membentuk manusia Muslim yang, disamping dapat
melaksanakan
ibadah mahdah, juga dapat melaksanakan ibadah muamalah dalam
kedudukannya sebagai anggota masyarakat.
c) Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada
Allah,
penciptanya.
d) Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap
dan
terampil atau setengah terampil untuk memungkinkan memasuki
teknostruktur masyarakat.
e) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan
ilmu-ilmu
Islami lainnya (Bahruddin,2010: 192-193)
Menurut kurikulum PAI fungsi Pendidikan Agama Islam di
sekolah/madrasah bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan melalui pemberian dan memupukkan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman peserta didik tentang Agama Islam
sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan,
ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan
pada jenjang yang lebih tinggi (Majid,2014b:16).
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/ madrasah berfungsi
sebagai berikut:
(a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt. Yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama
kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap
orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh
-
kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan
tersebut
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan berkembang
secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangan.
(b) Penanaman niali, sebagai pedoman hidup mencari
kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
(c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
(d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
(e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
(f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan kegamaan yang secara
umum
(alam nyata dan nirmyata), sistem dan fungsionalnya.
(g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya
sendiri
dan bagi orang lain.
-
Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam sangat penting
keberadaannya karena Pendidikan Agama Islam merupakan suatu
upaya
atau proses, pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap
dan
perilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara, serta
menggunakan ilmu dan perangkat teknologi atau keterampilan
demi
kepentingan manusia sesuai ajaran Islam.
H. Kompetensi Pedagogi
1. Pengertian Kompetesi pedagogi
Kompetensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu
(KBHI, 1989: 453). Kompetensi utama yang harus dimiliki guru
agar
pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah
kompetensi
pedagogi. Guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai
kompetensi pedagogi secara teori dan praktik (Ma‟mur,
2009:59).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 10 dijelaskan bahwa: “ yang
dimaksud
kompetensi pedagogi adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta
didik (Redaksi, 2006:44). Sedangkan Kompetensi pedagogi yang
dijelaskan dalam standar nasional pendidikan pasal 28 ayat (3)
butir a
bahwa Kompetensi pedagogi adalah kemampuan mengelola
pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi
yang dimilikinya (Mulyasa, 2008:75).
-
Kompetensi pedagogi juga dapat diartikan tentang pemahaman
guru
terhadap anak didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan anak didik untuk
mengaktualisasikan
sebagai potensi yang dimilikinya (Wibowo dan Hamrin,
2012:110).
Menurut Permendiknas nomor 17 tahun 2007, kompetensi
pedagogi
guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang
dirangkum
dalam 10 kompetensi antara lain:
a. Menguasai karakteristik peserta ddidik dari aspek fisik,
moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual;
b. Menguasai teori balajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajran
yang
diampu;
d. Menyelenggarkan kurikulum pembelajaran yang mendidik;
e. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan
pembelajaran ;
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik;
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar;
i. Memanfaatkan hasil penelitian dan evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran;
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran(Ma’mur, 2009:65-66).
-
Kompetensi pedagogi berarti kemampuan guru dalam mengelola
kelas agar sesuai dengan tujuan pendidikan dengan
mengaktualisasikan
semua kemampuan yang dimiliknya. Sehingga, guru harus
mempunyai
kualitas diatas rata-rata kerena guru secara langsung dituntut
untuk
berwawasan luas, mengelola kelas sebaik mungkin serta
mengetahui
kondisi psikologi siswa. Kunci keberhasilan pendidikan tidak
hanya
terletak pada guru saja akan tetapi menjadi tanggung jawab
bersama-sama
dengan peserta didik.
2. Indikator Kompetensi Pedagogi
Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dalam Ma‟mur
(2009:65), kompetensi pedagogi guru terdiri atas 37 buah
kompetensi, yang
dirangkum dalam 10 kompetensi inti, yaitu:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional,dan intelektual
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang
mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
yang
diampu
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan
pembelajaran
f. Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
-
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran
Komponen pedagogi sebagaimana keterangan diatas adalah
kompetensi pertama yang harus dikuasai dan dipraktikkan guru
dalam
proses belajar mengajar. Lebih lanjut, dalam RPP tentang guru
(Mulyasa,
2008:75) dikemukakan bahwa kompetensi pedagogi guru
merupakan
kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran peserta didik
yang
sekurang-kurangnya meliputi :
1. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimilki guru. Guru merupakan
manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau
perbaikan
program pembelajaran. Guru diharapkan membimbing dan
mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara
efektif, serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya.
2. Pemahaman terhadap peserta didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimilki guru. Sedikitnya
terdapat
empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu
tingkat
-
kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan
kognitif
(Mulyasa, 2008:79).
Selain itu guru juga harus mengetahui karakteristik setiap
individu peserta didik sehingga dapat dengan mudah melakukan
pendekatan dengan peserta didik agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif. Hal ini, pembelajaran dapat
diverisifikasikan atau diperluas, diperdalam, dan disesuaikan
dengan
keberagamaan kondisi dan kebutuhan, baik yang menyangkut
kemampuan peserta didik maupun potensi lingkungan.
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru. Sedikitnya
terdapat
empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu
:
a. Tingkat Kecerdasan
Ada 3 tingkatan kecerdasan bagi peserta didik, antara lain:
1) Tingkat terendah adalah mereka yang memiliki IQ antara
0-50,
mereka tergolong tak dapat dididik atau dilatih.
2) Tingkat menengah adalah mereka yang memiliki IQ antara
50-
70 dan dikenal dengan golongan moron, yaitu keterbatasan
atau
keterlambatan mental.
3) Tingkat atas adalah mereka yang memiliki IQ antara
90-110,
mereka biasa belajar secara normal, cepat mengerti, dan
superior.
b. Kreativitas
-
Kreatifitas dikembangkan dengan penciptaan proses
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengembangkan
kreativitasnya. Secara umum guru diharapkan menciptakan
kondisi
yang baik, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat
mengembangkan kreativitasnya, antara lain dengan teknik
kerja
kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan
proyek.
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan,
komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang
tidak terlalu ketat.
c. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berkaitan dengan penglihatan, pendengaran,
kemampuan berbicara, pincang (kaki), dan lumpuh karena
karusakan otak. Terhadap peserta didik yang memiliki
kelainan
fisik diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka
membantu perkembangan pribadi mereka.
3. Pengembangan kurikulum/silabus
Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum
pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik
lingkungan sekolah. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan
sekolah sering disebut pendidikan formal, sebab sudah
memiliki
rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tersusun
secara
sistematis, jelas, dan rinci. Pelaksanaannya, dilakukan
pengawasan
dan penilaian untuk mengetahuitingkat pencapaian kurikulum
-
tersebut. Peranan kurikulum dalampendidikan formal di
sekolah
sangatlah strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan
pendidikan. Kurikulum juga memiliki kedudukan danposisi yang
sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan,
bahkankurikulum
merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari
pendidikan itu sendiri.
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting
bagi
pendidikan siswa. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum
membutuhkan perencanaan dan sosialisasi, agar pihak-pihak
terkait
memiliki persepsi dan tindakan yang sama. Sedangkan dalam
pendidikan itu sendiri identik interaksi antara guru dan peserta
didik
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh
BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah.
Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan
disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada
SI
dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh
BSNP.
Prinsip-prinsip yang harus ada dalam pengembangan KTSP
berdasarkan BSNP adalah pertama, berpusat pada potensi,
perkembangan,kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
-
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Kedua, beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat,
status social ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi
substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan
diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
Ketiga, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang
secara
dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan
-
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Keempat, relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
stakeholdersuntuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
Kelima, menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi
kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
Keenam, belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada
proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta
didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
Ketujuh, seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau kelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa
sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Silabus disusun
secara
mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali
karakteristik peserta didik, kondisi sekolah dan
lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru
mata
pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan
oleh
sekolah tersebut.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
menyusun silabus, antara lain:
a. Ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan.
b. Relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual
peserta didik
-
c. Sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling
berhubungan
secara fungsional dalam rangka mencapai kompetensi.
d. Konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten antar
kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar sumber belajar,
dan
sistem penilaian.
e. Memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untukmenunjang
pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi
pokok
kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Pemilihan media, bahan ajar, dan kegiatan pembelajaran dapat
mengakomodasi.
h. Menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) (Ma‟mur,
2009:83-
84).
4. Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu
kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru, yang akan
bermuara
-
pada pelaksanaan pembelajaran. Dalam perencanaan
pembelajaran
sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi
kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program
pembelajaran
(Mulyasa, 2008:100).
Menurut Wibowo dan Hamrin (2012:111) guru yang mampu
merancang pembelajaran dengan baik, memiliki karaterisik
berupa
menerapkan teori belajar dan pembelajaran yang mencakup:
a) Membedakan teori belajar behavioristik, kognitif,
konstruktivistik, sosial,
atau yang lain, dan menerapakan teori belajar tersebut dalam
pembelajaran fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.
b) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan keberadaan anak
didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar yang mencakup
deskripsi
berbagai strategi pembelajaran dan memilih strategi pembelajaran
yang
berkaitan dengan karakteristik anak didik, kompetensi yang
ingin
dicapai, dan materi ajar.
c) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
pembelajaran
yang telah dipilih mencakup: (a) menyusun silabus dan
rencana
pembelajaran; (b) merancang kerangka pengalaman belajar (tatap
muka,
terstruktur, dan mandiri); (c) memilih dan mengorganisasikan
materi
dan bahan ajar; (d) memilih dan merancang media dan sumber
belajar
yang diperlukan, dan (e) membuat rancangan evaluasi proses
dan
penilaian hasil belajar.
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
-
Dalam Rencana Peraturan Pemerintah tentang Guru, bahwa
guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pembelajaran
yang mendidik dan dialogis. Pelaksanaan pembelajaran harus
berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek
pembelajaran,
sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Tanpa
komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon
terhadap praktek pendidikan anti realitas, diharapkan dapat
merangsang masyarakat dalam menghadapi tema-tema realitas
lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas utama guru adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya
merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan apa
yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan
yang
harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Rencana
pembelajaran dikembangkan dengan mengkoordinasikan komponen-
komponen pembelajaran yang meliputi: kompetensi dasar,
materi
standar, indikator hasil belajar, dan penilaian.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran adalah:
-
a) Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus
dikuasai
siswa, serta materi dan submateri pembelajaran,pengalaman
belajar
yang telah dikembangkan di dalam silabus.
b) Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi
yang
memberikan kecakapan hidup sesuai dengan permasalahan dan
lingkungan sehari-hari.
c) Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang
mendekatkansiswa
dengan pengalaman langsung.
d) Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan
berkelanjutan
didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras
dengan
pengembangan silabus (Kunandar, 2011: 265).
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran
(e-learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau
mengefektifkan
kegiatan pembelajaran. Teknologi sangat penting untuk memacu
semangat anak didik, sehingga anak didik merasa tidak
ketinggalan
zaman, merasakan spirit modernisasi, dan berusaha untuk
mampu
menguasainya secara cepat dan dinamis. Dengan demikian,
penguasaan guru terhadap pemanfaatan teknologi pembelajaran
dapat dijadikan sebagai salah satu indikator standard dan
sertifikasi
kompetensi guru.
7. Evaluasi hasil belajar (EHB)
Untuk dapat menentukan tercapainya tidaknya tujuan
pembelajaran, perlu dilakukan usaha atau tindakan
-
penilaian/evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan yang terencana
untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen
dan membandingkan hasilnya dengan tolok ukur untuk
memperoleh
kesimpulan (Pupuh dan Sutikno,2007:75).
Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon
anak,
hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat
mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang
tepat,
melakukan pengukuran dengan benar, membuat kesimpulan dan
solusi secara akurat.
8. Pengembangan peserta didik
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari
kompetensi pedagogi yang bertujuan untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiki oleh peserta didik. Kemampuan
guru
dalam pengembangan potensi anak didik memiliki karakteristik
sebagai berikut: memfasilitasi anak didik untuk
mengembangkan
berbagai potensi akademik dengan membimbing anak didik
mengembangkan karya kreatif dan inovatif, membimbing anak
didik mengembangkan bakat dan minat, mendorong anak didik
untuk melakukan proses belajar lanjut, sedangkan untuk
mengembangkan potensi anak didik pada non akademis dengan
membimbing anak didik mengembangkan iman dan takwa dan
keterampilan sosial (Wibowo dan Hamrin, 2012:113).
-
Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru
melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan
ekstrakulikuler,
pengayaan, dan remedial serta bimbingan konseling (BK).
3. Komponen Kompetensi Pedagogi
Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yang di
selenggarakan
oleh P3G, telah dirumuskan tentang unsur-unsur kompetensi
pedagogi
(Hamalik, 2002:44-45 ) di antaranya :
a. Menguasai bahan ajar yakni menguasai bahan bidang studi
dalam
kurikulum sekolah, menguasai bahan pengayaan/penunjang
studi.
b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan
tujuan
instruksional, mengenal dan bisa pakai metode mengajar dan
lain-lain
yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka
CBSA
dan menciptakan iklim belajar yang efektif.
d. Menggunakan media yakni memilih dan mengggunakan media
dengan membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.
e. Menguasai landasan pendidikan.
f. Merencenakan program pengajaran.
g. Mengelola interaksi belajar mengajar.
h. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan
pembelajaran.
j. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di
sekolah.
-
k. Mengenal penyelengggaraan administrasi sekolah.
l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil–hasil penelitian
pendidikan
yang sederhana guna kemajuan pengajaran.
4. Urgensi Kompetensi Pedagogi
Masalah kompetensi guru merupakan urgen yang harus dimiliki
oleh
setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil
mengajar
tentu harus memiliki kemampuan mengelola pembelajaran yang baik.
Guru
yang baik dalam mengajar tentu harus pula memiliki karakter
dan
kepribadian yang baik. Sosok guru merupakan panutan bagi
siswanya ketika
di dalam sekolah dan panutan bagi msyarakat ketika di rumah.
Kompetensi pedagogi guru sangat penting diterapkan dalam
rangka
penyelenggaraan unsur-unsur pendukung kompetensi pendidikan.
Kompetensi pedagogi baik secara praktis maupun teoritis memiliki
manfaat
yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan hasil belajar
siswa
melalui peningkatan kualitas guru (Mulyasa, 2008 : 191-194 ), di
antaranya
adalah :
a. Kompetensi pedagogi sebagai alat untuk mengembangkan
standar
kompetensi guru.
b. Kompetensi pedagogi sebagai alat seleksi penerimaan guru.
c. Kompetensi pedagogi sebagai alat untuk pengelompokan
guru.
d. Kompetensi pedagogi sebagai bahan acuan dalam
pengembangan
kurikulum.
e. Kompetensi pedagogi sebagai alat pembinaan guru.
-
f. Kompetensi pedagogik sebagai pendorong kegiatan dan hasil
belajar
Dari pendapat di atas jelas bahwa kompetensi pedagogi
mempunyai
peranan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh
karena itu,
hendaknya setiap guru termasuk guru Pendidikan Agama Islam
(PAI)
mutlak menguasai kompetensi pedagogi.
I. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogi Bagi Guru
Pendidikan Agama Islam
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pengembangan
Kompetensi
Pedagogi Guru
Dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya
meningkatkan kompetensi pedagogi dalam proses belajar mengajar,
maka
faktor-faktor yang mempengaruhi sekaligus sebagai kendala yang
dihadapi,
antara lain sebagai berikut (Anisa,2014:72):
1. Latar Belakang Pendidikan Guru
Guru yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan telah
mendapatkan bekal pengetahuan tentang pengelolaan kelas,
proses
belajar mengajar dan lain sebagainya, sedangkan guru yang
belum
mengambil pendidikan keguruan, dia akan merasa kesulitan untuk
dapat
meningkatkan kualitas keguruannya.
2. Pengalaman Guru Dalam Mengajar
Bagi guru yang pengalaman mengajarnya baru beberapa tahun
atau
belum berpengalaman sama sekali, akan berbeda dengan guru
yang
berpengalaman mengajarnya telah bertahun-tahun.
-
3. Kesehatan Guru
Guru yang sehat akan dapat mengerjakan tugas-tugas sebagai
guru
dengan baik, karena tugas-tugas itu menuntut energi yang cukup
banyak.
Terganggunya kesehatan guru akan mempengaruhi kegiatan
proses
belajar mengajar, terutama dalam meningkatkan kompetensinya.
Jasmani
yang sehat harus didukung rohani yang sehat pula, dengan mental
dan
jiwa yang sehat maka guru dapat menjaga keseimbangan
kebutuhan
jasmani dan rohani.
4. Penghasilan Guru
Perbaikan kesejahteraan ekonomi akan menumbuhkan semangat
kerja guru, sebaliknya ketika penghasilan atau gaji tidak
mencukupi
maka guru akan berupaya mencari tambahan penghasilan lain.
5. Sarana Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang kurang memadai sehingga dapat
menghambat pencapain tujuan pembelajaran.
6. Disiplin Dalam Bekerja
Disiplin dalam lingkungan sekolah tidak hanya berlaku bagi
siswa
saja akan tetapi perlu diterapkan bagi kepala sekolah dan
pegawai juga.
Demikian juga disiplin kerja bagi guru sebagai salah satu
pelaku
pendidikan di sekolah.
7. Pengawasan Kepala Sekolah
Pengawasan kepala sekolah bertujuan untuk pembinaan dan
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan para guru
dan
-
bersikap fleksibel dengan memberi kesempatan kepada guru
mengemukakan masalah yang dihadapinya serta diberi
kesempatan
kepada guru untuk mengemukakan ide demi perbaikan dan
peningkatan
hasil pendidikan.
2. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
Penggunaan strategi dalam proses belajar mengajar sangat
diperlukan untuk mempermudah proses tersebut sehingga dapat
mencapai
hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses belajar
mengajar tidak
akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sulit
tercapai secara optimal. Bagi pengajar/guru, strategi dapat
dijadikan
pedoman dan acuan sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran.
Bagi
peserta didik (pengguna strategi pembelajaran) dapat
mempermudah
proses belajar (Hardini dan Puspita, 2012:59)
Strategi adalah sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau
yang
diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan,
berupa:
1. Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi
tersebut.
2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau
ditetapkan sendiri
oleh sang pemimpin atau yang diterimanya dari pihak atasanya
yang
m