Top Banner
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Akuntansi Dosen Pengampu : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed Kelompok 3 : Arina Bakhro Shabrina 11403244016 Dewi Tri Anggraeni 11403244019 Ayu Fintiastuti 11403244021 Ade Triananda 11403244023 Eka Yuniastuti 11403244025 PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
29

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

Feb 01, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMakalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Strategi Belajar Mengajar Akuntansi

Dosen Pengampu : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed

Kelompok 3 :

Arina Bakhro Shabrina 11403244016

Dewi Tri Anggraeni 11403244019

Ayu Fintiastuti 11403244021

Ade Triananda 11403244023

Eka Yuniastuti 11403244025

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya kecenderungan sekolah-sekolah membentuk kelas-kelasunggulan atas dasar prestasi akademik dewasa ini patut dikajiulang. Apakah kecenderungan itu didasari atas pertimbangan yangsejalan dengan tujuan pendidikan kita ataukah karena pertimbanganlain sesuai dengan permintaan pasar yang bersifat sesaat?

Terlepas dari mana yang benar, fenomena yang muncul dalamsistem persekolahan yang ada sekarang ini cenderung memperlakukansiswa secara kurang adil dan kurang humanistis. Siswa pandaidiberi label unggul dengan segala fasilitas yang diberikannya,sementara siswa yang di kelas tak unggul memperoleh label kurangdan predikat negatif yang lain. Siswa pada kelompok unggulberkompetisi secara keras dan cenderung individualistik.Sementara siswa di kelas tidak unggul merasa tidak mampu,frustasi dan selanjutnya menerima keadaan itu.

Persoalan lain yang menunjukan aspek kompetitif danindividualistik dalam pendidikan kita adalah model pembelajaranlangsung (model pembelajaran konvensional). Pada pembelajarankonvensional, guru menjadi pusat pembelajaran, berperanmentransfer dan meneruskan (transmit) informasi sehingga siswatidak perlu mengkonstruksi ide-idenya. Tingkat partisipasi siswasangat terbatas karena arus interaksi didominasi oleh guru.

Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

Bentuk penugasan dalam pembelajaran ini bersifat individual.Sebagai konsekuensinya, evaluasi yang diterapkan dikelaspun jugaindividual.

Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatanbelajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangunpengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangankontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantungpada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga padapengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajarandipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktoreksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengandiri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi,keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternaladalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah modelpembelajaran.

Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalamkegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran olehsiswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yangtepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akantercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapatdijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatanpembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salahsatunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Wagitan (2006) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatifdapat menjadi salah satu alternatif karena banyak  pendapat yangmenyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatifmampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajarankooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapaitujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif dapatmengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya kepengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Modelpembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi

Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

yang kompleks, dan yang lebih penting lagi, dapat membantu guruuntuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial danhubungan antar manusia.

Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yangsangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebihmengembangkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatanpembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajarmelalui kegiatan kerjasama dalam kelompok.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:1. Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif?2. Apa saja unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif?3.  Apa saja tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif?4.  Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif?

C.  TujuanTujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:1.      Mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran kooperatif.2.     Mengerti apa saja unsur-unsur dan karakteristik daripembelajaran kooperatif.3.    Mengetahui tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif.4.     Mengerti kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif.

BAB II

PEMBAHASANA. Pengertian

Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.

Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat

kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan

jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.

Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam

menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar

akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai

keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan

sosial.

Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap

kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok

mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan

demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang

selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu

terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap

anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu,

mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok,

sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama

untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas

kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif

Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas

kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota

bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan

struktur insentif kooperatif sesuatu yang membangkitkan

motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan

kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari

pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur insentif

setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar,

mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi

pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.

Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan

selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa

peningkatan prestasi belajar peserta didik (student

achievement) juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi

sosial, penerimaan terhadap peserta didik, yang dianggap

lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap

waktu, dan suka memberi pertolongan ada yang lain.

Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala:

1. Guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping

usaha individual dalam belajar.

2. Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya

siswa yang pintar saja) untuk memperoleh

keberhasilan dalam belajar.

3. Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat

belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan

orang lain.

Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

4. Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

5. Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa

dan menambah tingkat partisipasi mereka.

6. Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai

solusi pemecahan.

B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran

kooperatif sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua

anggota.

3. kelompok mempunyai tujuan yang sama.

4. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan

tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

5. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

6. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses

belajarnya.

7. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Page 8: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut :

1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi

belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang

berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan

rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan

jender.

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada

masing-masing individu.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan

komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi

kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling

menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan

kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan

dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif,

yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan

kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.

2. Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa.

Page 9: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menginformasikan pengelompokan siswa.

4. Membimbing kelompok belajar

Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam

kelompok kelompok belajar.

5. Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

6. Memberikan penghargaan

Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan

kelompok.

D. Macam-macam Tipe dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif

Beberapa tipe dalam strategi pembelajaran kooperatif, antara

lain:

1.STAD (Student Team Achievement Divisions)

Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan

pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada

aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang

menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada

siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD

a. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok

Page 10: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar

kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa

dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan

siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 -

6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :

1) Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)

Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya.

Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga

setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan

tingkat prestasi seimbang.

2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan

bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll

b. Penyajian Materi Pelajaran

1) Pendahuluan

Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa

dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting

untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-

konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran

dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode

pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan

seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya

2) Pengembangan

Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan

dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar

untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan

Page 11: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa

telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.

3) Praktek terkendali

Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi

dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil

siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan

masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas

jangan menyita waktu lama.

c. Kegiatan kelompok

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan

yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi

pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru

memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang

konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok

ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang

dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki

miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan

sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi

pelajaran.

d. Evaluasi

Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk

menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja

dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan

kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual.

Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling

membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai

Page 12: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai

perkembangan kelompok.

e. Penghargaan kelompok

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang

tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil

nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi

kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti

kelompok baik, hebat dan super.

f. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok

Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan

perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa

yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar

siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.

Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD

Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam

menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan

individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa

menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran

kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi

diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang

maksimal.

Page 13: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

2.Jigsaw

Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah

model belajar yang menitikberatkan kepada kerja kelompok

siswa dalam bentuk kelompok kecil. Siswa memiliki banyak

kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan

mengelolainformasi yang didapat serta dapat meningkatkan

keterampilan berkomunikasi anggota kelompok, bertanggung

jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan materi

yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.

(Rusman, 2008.203).

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw:

a. Siswa dikelompokkan sebanyak 1 sampai 5 orang siswa.

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda.

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang

ditugaskan.

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari

bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru

(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

e. Setelah berdiskusi, tiap anggota kembali ke dalam

kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tim

mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap

anggota lainnya memperhatikan.

f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

g. Guru mengevaluasi.

Page 14: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

h. Penutup.

3.NHT (Number Head Together)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur

khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan

akademik.

Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa

dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan

kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan

kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan

sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia

dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau

meningkatkan rasa nasionalisme.

Tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran

kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

a. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-

tugas akademik.

b. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang

mempunyai berbagai latar belakang.

Page 15: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

c. Pengembangan keterampilan social

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Langkah-langkah NHT, yaitu:

a. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran

dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

b. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa

menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang

siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam

kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang

dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar

belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan

belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan

nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan

masing-masing kelompok.

c. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki

buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam

menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

d. Diskusi masalah

Page 16: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap

siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja

kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui

jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau

pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan

dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang

bersifat umum.

e. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa

dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat

tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

f. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Manfaat NHT

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran

kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar

rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000:

18), antara lain adalah :

a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

b. Memperbaiki kehadiran

c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

e. Konflik antara pribadi berkurang

Page 17: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

f. Pemahaman yang lebih mendalam

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

h. Hasil belajar lebih tinggi

Kelebihan NHT:

a. Setiap siswa menjadi siap semua.

b. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang

pandai.

Kelemahan NHT

a. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh

guru.

b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

4.TGT (Teams Games Tournament)

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran

kooperatif dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam

kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen, baik dalam

hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari

model ini adalah adanya game dan turnamen akademik.

Langkah-langkah pembelajaran tipe TGT

a. Presentasi di kelas

Penyajian materi dalam TGT diperkenalkan melalui

presentasi kelas. Presentasi kelas dilakukan oleh guru

pada saat awal pembelajaran. Selain menyajikan materi,

Page 18: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

pada tahap ini guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau

kegiatan yang harus dilakukan siswa, serta memberikan

motivasi. Siswa dituntut berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan yang diajukan guru, dan mempresentasikan

jawaban di depan kelas.

b. Tim/kelompok

Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian

berkumpul berdasarkan kelompok yang sudah dibagi guru.

Setiap tim atau kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa

yang anggotanya heterogen. Dalam kelompoknya siswa

berusaha mendalami materi yang telah diberikan guru agar

dapat bekerja dengan baik dan optimal saat turnamen. Guru

kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa lalu

mencocokkan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok.

Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan, teman

sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab dan

menjelaskan pertanyaan tersebut. Apabila teman

sekelompoknya tidak ada yang bisa menjawabnya, maka

pertanyaan tersebut bisa diajukan kepada guru. Belajar

dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat

mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan

sosial memupuk keterampilan kerja sama siswa.

Keterampilan sosial yang dimaksud adalah berbagi tugas

dengan anggota kelompoknya, saling bekerja sama, aktif

Page 19: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

bertanya, menjelaskan dan mengemukakan ide, menanggapi

jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.

c. Game (permainan)

Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama

anggota kelompoknya, tugas siswa selanjutnya adalah

melakukan game. Game dimainkan oleh perwakilan dari tiap-

tiap kelompok pada meja yang telah dipersiapkan. Di meja

tersebut terdapat kartu bernomor yang berhubungan dengan

nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan yang

harus dikerjakan peserta. Siswa yang tidak bermain juga

berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman

sekelompoknya.

d. Tournament (turnamen)

Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau

akhir subbab. Turnamen diikuti oleh semua siswa. Tiap-

tiap siswa akan ditempatkan di meja turnamen dengan siswa

dari kelompok lain yang kemampuan akademiknya setara.

Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh siswa-

siswa homogen (kemampuan setara) yang berasal dari

kelompok yang berbeda. Meja turnamen diurutkan dari

tingkatan kemampuan tinggi ke rendah. Meja 1 untuk siswa

dengan kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa dengan

kemampuan sedang. Meja 3 untuk siswa dengan kemampuan di

bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya. Di meja

turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-

Page 20: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

soal yang disediakan mewakili kelompoknya. Soal-soal

turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua siswa

dari semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin

bagi kelompoknya. Jadi, guru membuat kartu soal yang

sulit untuk siswa pintar, dan kartu dengan soal yang

lebih mudah untuk anak yang kurang pintar.

Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja

yang setingkat lebih tinggi. Siswa yang mendapatkan

peringkat kedua bertahan pada meja yang sama, sedangkan

siswa dengan peringkat-peringkat di bawahnya akan turun

ke meja yang yang tingkatannya lebih rendah. Setelah

siswa ditempatkan dalam meja turnamen, maka turnamen

dimulai dengan memperhatikan aturan-aturannya. Aturan-

aturan turnamen TGT yaitu:

(1)     cara memulai permainan

Untuk memulai permainan, terlebih dahulu

ditentukan pembaca pertama. Cara menentukan siswa

yang menjadi pembaca pertama adalah dengan menarik

kartu bernomor. Siswa yang menarik nomor tertinggi

adalah pembaca pertama.

(2)     Kocok dan ambil kartu bernomor dan carilah

soal yang berhubungan dengan nomor tersebut pada

lembar permainan.

Setelah pembaca pertama ditentukan, pembaca

pertama kemudian mengocok kartu dan mengambil kartu

yang teratas. Pembaca pertama lalu membacakan soal

Page 21: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu.

Setelah itu, semua siswa harus mengerjakan soal

tersebut agar mereka siap ditantang. Setelah si

pembaca memberikan jawabannya, maka penantang I

(siswa yang berada di sebelah kirinya) berhak untuk

menantang jawaban pembaca atau melewatinya.

(3)     Tantang atau lewati

Apabila penantang I berniat menantang jawaban

pembaca, maka penantang I memberikan jawaban yang

berbeda dengan jawaban pembaca. Jika penantang I 

melewatinya, penantang II boleh menantang atau

melewatinya pula. Begitu seterusnya sampai semua

penantang menentukan akan menantang atau melewati.

Apabila semua penentang sudah menantang atau

melewati, penantang II memeriksa lembar jawaban dan

mencocokkannya dengan jawaban pembaca serta

penantang. Siapapun yang jawabannya benar berhak

menyimpan kartunya. Jika jawaban pembaca salah maka

tidak dikenakan sanksi, tetapi bila jawaban

penantang salah maka penantang mendapatkan sanksi.

Sanksi tersebut adalah dengan mengembalikan kartu

yang telah dimenangkan sebelumnya (jika ada).

(4)     Memulai putaran selanjutnya

Untuk memulai putaran selanjutnya, semua posisi

bergeser satu posisi kekiri. Siswa yang tadinya

Page 22: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

menjadi penantang I berganti posisi menjadi pembaca,

penantang II menjadi penantang I, dan pembaca

menjadi penantang yang terakhir. Setelah itu,

turnamen berlanjut sampai kartu habis atau sampai

waktu yang ditentukan guru.

(5)     Perhitungan poin

Apabila turnamen telah berakhir, siswa mencatat

nomor yang telah meraka menangkan pada lembar skor

permainan. Pemberian poin turnamen selanjutnya

dilakukan oleh guru. Selanjutnya, poin-poin tersebut

dipindahkan ke lembar rangkuman tim untuk dihitung

rerata skor kelompoknya. Untuk menghitung rerata

skor kelompok adalah dengan menambahkan skor seluruh

anggota tim kemudian dibagi dengan jumlah anggota

tim yang bersangkutan.

e. Rekognisi tim (penghargaan tim)

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rerata

skor kelompok. Penghargaan kelompok diberikan sesuai

kriteria berikut.

Kriteria (rata-rata

tim)

Penghargaan

40

45

50

Tim baik

Tim sangat baik

Tim super

Page 23: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

E. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Keunggulan SPK

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi

pembelajaran di antaranya:

a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada

guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan

berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai

sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide

atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain

dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan.

d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk

lebih bertanggung jawab dalam belajar.

e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk

meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan

sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,

hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,

mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap

positif terhadap sekolah.

Page 24: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan

balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa

takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat

adalah tanggung jawab kelompoknya.

g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata

(riil).

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat

meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk

berpikir. Hal ini berguna untuk proses jangka panjang.

2. Kelemahan SPK

a. Siswa butuh waktu untuk dapat mengerti dan memahami

filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap

memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa

terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki

kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat

mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

b. Jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan

dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara

belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari

dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada

hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu

menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang

diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

Page 25: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran

berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup

panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya

dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi

ini.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan

yang sangat penting untuk siswa,akan tetapi banyak

aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada

kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya

melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa

juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan

diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang

bukan pekerjaan yang mudah.

Page 26: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.

Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat

kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah)

dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan

gender.

2. Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai

berikut:

a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam

kelompoknya.

b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui

bahwa semua anggota.

c) kelompok mempunyai tujuan yang sama.

d) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas

dan tanggung jawab yang sama diantara anggota

kelompoknya.

e) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai

evaluasi.

Page 27: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

f) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan

dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama

selama proses belajarnya.

g) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

3. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut :

a) Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan

materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan

dicapai.

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi,

sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok

berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta

memperhatikan kesetaraan jender.

c) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada

masing-masing individu.

4. Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran

kooperatif, yaitu:

a) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

b) Menyajikan informasi

c) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok

belajar

d) Membimbing kelompok belajar

Page 28: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

e) Evaluasi

f) Memberikan penghargaan

5. Beberapa tipe dalam strategi pembelajaran kooperatif,

antara lain:

a) STAD (Student Team Achievement Divisions)

b) Jigsaw

c) NHT (Number Head Together)

d) TGT (Teams Games Tournament)

Page 29: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF - SBMA (Strategi Belajar Mengajar Akuntansi) Kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-model-pembelajaran-

kooperatif.html

http://www.sd-binatalenta.com/arsipartikel/artikel_ina.pdf

http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-

tipe-nht.html

http://rizardian.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-

kooperatif-tipe-teams-games-

tournament.html

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media