Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil pemikiran dan cerminan budaya masyarakat di mana suatu karya berasal dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Sebagai sebuah hasil pemikiran, karya sastra tidak semata berisi hal-hal yang imajinatif, tetapi juga mengandung unsur realita yang berasal dari pengalaman atau pengamatan pengarang terhadap masyarakat di sekitarnya. Hasil pengamatan tersebut kemudian dituangkan ke dalam sebuah karya melalui sebuah proses kreatif sehingga karya itu memuat ciri-ciri suatu komunitas tertentu yang pada akhirnya menjadikannya sebuah cerminan budaya. Salah satu bentuk produk sastra yang paling populer adalah novel. Bagi seorang pembaca yang cerdas, novel bukan hanya sekedar fiksi tetapi juga merupakan cerminan realitas sosial dari suatu masyarakat tertentu. Salah satu dari relitas sosial tersebut adalah isu gender. Banyak orang masih menafsirkan gender sebagai jenis kelamin. Gender sama sekali tidak berhubungan dengan
27

Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Feb 01, 2023

Download

Documents

Dini Rosyada
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil pemikiran dan cerminan

budaya masyarakat di mana suatu karya berasal dengan

menggunakan bahasa sebagai medianya. Sebagai sebuah hasil

pemikiran, karya sastra tidak semata berisi hal-hal yang

imajinatif, tetapi juga mengandung unsur realita yang

berasal dari pengalaman atau pengamatan pengarang

terhadap masyarakat di sekitarnya. Hasil pengamatan

tersebut kemudian dituangkan ke dalam sebuah karya

melalui sebuah proses kreatif sehingga karya itu memuat

ciri-ciri suatu komunitas tertentu yang pada akhirnya

menjadikannya sebuah cerminan budaya.

Salah satu bentuk produk sastra yang paling populer

adalah novel. Bagi seorang pembaca yang cerdas, novel

bukan hanya sekedar fiksi tetapi juga merupakan cerminan

realitas sosial dari suatu masyarakat tertentu. Salah

satu dari relitas sosial tersebut adalah isu gender.

Banyak orang masih menafsirkan gender sebagai jenis

kelamin. Gender sama sekali tidak berhubungan dengan

Page 2: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

kondisi biologis tetapi lebih merupakan sebuah konsep

konstruksi sosial yang mendefinisikan peran serta

hubungan antara pria dan wanita dalam masyarakat. Selain

itu, ada juga anggapan bahwa ketidakadilan gender hanya

menimpa kaum wanita dan studinya berfokus pada mereka.

Pada kenyataanya, dalam beberapa komunitas, kaum pria

berada posisi inferior meskipun kuantitasnya jauh lebih

sedikit dibandingkan dengan kasus pada kaum wanita. Pada

akhirnya, kesetaraan gender tidak dimaksudkan sebagai

sebuah kondisi di mana wanita harus menyamai pria dalam

segala hal tetapi lebih pada sebuah kondisi di mana pria

dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam konstruksi sosial masyarakat.

Salah satu wujud bias gender adalah stereotipe

terhadap kaum perempuan. Perempuan dianggap sebagai kaum

inferior dan diposisikan pada peran domestik dan

reproduksi. Mereka dipandang tidak mampu dan tidak layak

berpartisipasi dalam dunia publik dan produksi. Cap-cap

negatif pada perempuan yang umum diketahui antara lain

adalah perempuan suka digoda, tidak mandiri, emosional,

irasional, suka menyembunyikan perasaan, suka bersolek,

cerewet, boros, dan lain-lain. Selain itu, pandangan

masyarakat bahwa pria adalah pencari nafkah, membuat

Page 3: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

pekerjaan perempuan seringkali dianggap “tambahan” dan

oleh karena itu boleh dibayar dengan upah yang rendah.

Bahkan dalam suatu masyarakat tertentu dalam kurun waktu

terbatas, jenis pekerjaan yang bisa dilakukan perempuan

sangat sedikit dengan upah yang sangat rendah. Kondisi

kelas sosial serta gaya hidup masyarakat secara umum juga

berdampak besar terhadap perempuan.

The Lady of the Camellias adalah novel karya Alexandre

Dumas Jr yang di dalamnya mengandung isu gender. Novel

yang terbit pertama kali pada tahun 1848 ini berisi

tentang kisah cinta seorang wanita penghibur bernama

Marguerite Gautier dengan Arman Duval, seorang pria dari

keluarga terhormat

.

I.2 Batasan Masalah

Page 4: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Mengingat ruang lingkup gender begitu luas, maka

penulis membatasi fokus analisis pada ranah stereotipe

terhadap kaum perempuan

I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam

melakukan kajian ini adalah memahami stereotipe terhadap

wanita dalam novel The Lady of Camellias serta hubungannya

dengan kondisi masyarakat Paris pada pertengahan abad 19,

yaitu masa ketika novel ini ditulis

Page 5: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Ringkasan Cerita

Judul : The Lady of the Camellias

Tahun : 1848

Penulis : Alexandre Dumas Jr.

Penerbit : PT. Bentang Pustaka

Edisi : Cetakan I, Januari 2012

i. Tokoh Utama

- Marguerite Gautier

- Armand Duval

ii. Tokoh Pembantu

- ‘Aku’ (anonim) - Gaston

- Prudence - Comte de N.

- Wali Kota - Comte de G.

- Nanine - Julie Duprat

- Olympe

Page 6: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Sinopsis:

Bagian Pertama

Pada 12 Maret 1847, ‘Aku’ melihat sebuah plakat

kuning yang berisi pengumuman bahwa akan diadakan lelang

furnitur dan benda-benda antik di Rue d’ Antin no. 9.

Pada tanggal 16, ‘Aku’ pergi ke Rue d’ Antin untuk

menghadiri lelang. Setibanya di tempat tersebut, ‘Aku’

menyadari bahwa pemilik dari rumah dan benda-benda

tersebut adalah seorang wanita penghibur, yakni

Marguerite Gautier. Di sana dia bergabung dengan

kerumunan orang-orang yang memperebutkan gaun-gaun dan

perhiasan. ‘Aku’ merasa prihatin mengingat Marguerite

meninggal di rumah itu dan sungguh ironis bahwa sekarang,

tepat di sebelah kamar di mana dia menghembuskan napas

terakhirnya, juru lelang dengan penuh semangat dan wajah

berseri-seri melelang barang-barangnya untuk melunasi

hutangnya yang menumpuk. Akhirnya juru lelang menyebutkan

benda yang menarik perhatian ‘Aku’. Sebuah buku berjudul

Manon Lescaut yang didapatkannya dengan harga sepuluh kali

lipat lebih mahal karena ada orang lain yang juga

menginginkannya. Pada halaman pertama buku tersebut

terdapat tulisan tangan yang berbunyi “Manon kepada

Marguerite. Kerendahan hati, Tertanda Armand Duval”. Dua hari

Page 7: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

kemudian pelelangan itu berakhir dengan menghasilkan

350.000 franc.

Beberapa hari kemudian, ‘Aku’ menerima kunjungan

Armand Duval, yang tampak sangat kalut dan galau serta

bercucuran air mata. Dia datang dengan maksud membeli

kembali buku Manon Lescaut. Armand menunjukkan sebuah surat

yang dituliskan Marguerite untuknya. ‘Aku’ yang merasa

iba pada Armand memberikan buku tersebut dan menolak

menerima uang ganti rugi. Armand berterima kasih dan

berjanji akan menceritakan kisahnya dengan Marguerite

setelah dia bisa mengatasi kesedihannya. Waktu berlalu

dan ‘Aku’ belum mendengar kabar lagi tentang Armand.

Pertemuannya dengan pemuda itu membuat ‘Aku’ menjadi agak

terobsesi dengan Marguerite. Dia telah berjumpa dengan

Marguerite, mengenal sosok dan reputasinya namun

pertemuannya dengan Armand ditambah surat yang dibacanya

membuat ‘Aku’ semakin takjub dan penasaran. Karena tidak

mendapat kabar yang ditunggu-tunggunya, Aku memutuskan

untuk mengunjungi makam Marguerite dan mendapati makam

itu ditutupi oleh bunga kamelia. Dari juru makam ‘Aku’

mengetahui bahwa hal tersebut diperintahkan Armand Duval.

Keesokan harinya ‘Aku’ menerima surat dari Armand yang

berisi pesan agar ‘Aku’ segera menemuinya. Akhirnya

Page 8: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Armand menceriterakan kisahnya yang telah membuat ‘Aku’

sangat penasaran.

Bagian Kedua

Armand bertemu dengan Marguerite untuk pertama

kalinya di Opera Comique ketika diundang oleh seorang

teman untuk mengunjungi Marguerite di ruangan pribadinya.

Dalam pertemuan itu, Armand menjadi bahan tertawaan

Marguerite karena sikapnya yang kikuk serta tampak jelas

bahwa dia menyukai wanita itu. Dua minggu kemudian,

Armand mendengar kabar bahwa Marguerite menderita TBC dan

pergi ke Bagneres untuk memulihkan diri.

Di Bagneres, ada seorang gadis bangsawan anak Wali

Kota yang menderita stadium akhir TBC. Penampilannya

sangat mirip dengan Marguerite sehingga mereka seringkali

disangka bersaudara. Dia meninggal beberapa hari setelah

Marguerite tiba. Sang Wali Kota kemudian meminta

Marguerite menjadi anaknya, tetapi ketika mengetahui

latar belakang Marguerite dia terpukul namun Wali Kota

sudah terlanjur menganggap Marguritesebaga anaknya

sendiri sehingga dia menawarkan segala kompensasi yang

dibutuhkan Marguerite sebagai imbalan untuk meninggalkan

Page 9: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

kehidupan lamanya, dan Marguerite bersedia. Akan tetapi,

Marguerite, yang penyakitnya tertidur kembali, pulang ke

Paris dalam keadaan yang lebih cantik dari sebelumnya,

telah terbiasa dengan pesta mewah, kehidupan hura-hura,

dan dansa tidak bisa menahan diri dan akhirnya kembali ke

dalam kehidupan lamanya.

Dua tahun berlalu, Armand yang masih menyimpan

perasaan kepada Marguerite akhirnya mendapat kesempatan

bertemu lagi dengannya. Armand dan temannya, Gaston,

diundang oleh tetangga Marguerite, Prudence, untuk

berkunjung ke kediaman wanita itu. Akhirnya Armand

berhasil mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan

perasaan yang telah disimpannya selama tiga tahun.

Marguerite menerima Armand sebagai kekasih, membuat pria

itu merasakan sukacita yang luar biasa. Namun, Armand

tidak yakin bahwa Marguerite menyukainya sebesar ia

menyukai wanita itu.

Suatu malam, Armand datang menemui Marguerite namun

penjaga pintu berkata Marguerite belum pulang. Dia

berniat menunggu di seberang jalan gedung apartemen

Marguerite tetapi tak lama kemudian Monsieur Comte de G

datang dan tidak meninggalkan rumah itu hingga pukul 4

pagi. Dibakar rasa cemburu dan amarah, Armand pulang ke

Page 10: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

kediamannya dan menulis surat yang berisi kebenciannya

untuk Marguerite. Keesokan harinya, dia bertemu Prudence

dan percakapan yang berlangsung di antara mereka membuat

Armand menyadari kecerobohannya dan sangat menyesal telah

menulis surat yang demikian kejam. Dia segera menulis

surat untuk meminta maaf dan berharap Marguerite segera

membalas suratnya. Balasan yang ditunggu tidak kunjung

datang sehingga Armand memutuskan untuk meninggalkan

Paris. Sesaat sebelum keberangkatannya, Marguerite datang

menemuinya. Dia mengakui bahwa dia juga mencintai Armand,

namun tidak bisa meninggalkan kekasih-kekasihnya yang

lain karena dia sedang terlilit hutang dan Marguerite

tidak menginginkan uang Armand. Pada akhirnya, mereka

kembali bersama.

Ketika musim panas tiba, Marguerite meminta wali

kota menyewakan sebuah rumah di Bougival. Meskipun berada

di pedesaan yang jauh dari hingar bingar kota Paris,

Marguerite tidak bisa sepenuhnya melepaskan kebiasaan

lamanya. Setiap malam rumah itu dipenuhi suasana pesta

sehingga membuat Wali Kota geram dan meninggalkan rumah

itu. Hal tersebut memberi keuntungan bagi Armand karena

mereka tidak perlu lagi bersembunyi. Suatu hari Prudence

datang dengan berita bahwa Wali Kota bersedia memaafkan

Marguerite dan memenuhi semua kebutuhannya seperti dulu

Page 11: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

asalkan dia meninggalkan Armand, tetapi Marguerite

menolak tawaran tersebut.

Suatu hari Prudence datang meminjam kereta

Marguerite dan tidak mengembalikannya selama berhari-

hari. Marguerite berdalih kudanya sedang sakit dan kereta

sedang diperbaiki. Selendang yang dipinjam Prudence juga

tidak dikembalikan. Ketika Armand memeriksa laci

perhiasan Marguerite dia mendapati laci itu sudah kosong.

Akhirnya Armand menemui Prudence dan mendapati bahwa

kereta dan selendang-selendang Marguerite sudah dijual

sedangkan perhiasannya digadaikan untuk membayar hutang-

hutangnya. Prudence berkata bahwa Marguerite melarangnya

meminta uang pada Armand.

Beberapa minggu kemudian, pelayan Armand datang

membawa pesan bahwa ayah Armand ingin bertemu dengannya

di Paris. Monsieur Duval dengan tegas meminta anaknya

meninggalkan Marguerite, tetapi Armand menolak mentah-

mentah permintaan ayahnya. Dia kembali ke Bougival dan

menceritakan tentang pertemuan dengan ayahnya kepada

Marguerite. Marguerite, yang merasa tidak enak hati

karena Armand bertengkar dengan ayahnya, menyarankan

Armand kembali menemui ayahnya keesokan harinya. Armand

menuruti pesannya namun ketika dia tiba di hotel tempat

Page 12: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

ayahnya menginap, beliau sedang pergi tetapi meninggalkan

pesan agar Armand menunggu sampai dia kembali.

Sikap Monsieur Duval sangat berbeda ketika Armand

akhirnya berjumpa dengannya. Dia berkata bahwa sikapnya

sudah berlebihan dan dia merestui hubungan Armand dengan

Marguerite. Armand bergegas kembali ke Bougival untuk

menyampaikan kabar gembira tersebut tetapi setibanya di

sana pelayan memberi tahu bahwa Marguerite sudah pergi ke

Paris. Armand kemudian kembali lagi ke Paris dan mencari

Marguerite di apartemennya tetapi yang didapatinya

hanyalah sepucuk surat yang menyatakan bahwa Marguerite

kini mengakhiri hubungan mereka dan dia sudah menjadi

simpanan wanita lain.

Armand, kecewa oleh pengkhianatan Marguerite,

membalas dendam dengan menjadi kekasih seorang wanita

penghibur bernama Olympe. Mereka menghina dan membuat

malu Marguerite di stiap kesempatan sehingga Marguerite

tidak lagi menghadiri pesta dansa dan pertunjukan teater.

Teror terhadap Marguerite dilanjutkan dengan surat-surat

kaleng yang ditulis oleh Olympe atas dorongan Armand.

Oleh karena tidak tahan lagi terhadap sikap Armand,

akhirnya Marguerite pergi ke Inggris. Demikian halnya

dengan Armand, dai memutuskan untuk pergi berpesiar ke

Page 13: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Timur dan ketika dia sedang ada di Iskandariyah, dia

menerima kabar bahwa Marguerite sedang sakit keras.

Bagian Ketiga

Armand memberikan surat yang diberikan oleh Julia

Duprat kepada ‘Aku’. Surat yang menyampaikan hal yang

sebenarnya terjadi.

Ketika Armand sedang berada di Paris, Monsieur Duval

datang menemuinya dan memohon agar Marguerite

meninggalkan Armand. Bukan hanya untuk menyelamatkan

status sosial dan karir Armand, tetapi juga adik

perempuannya yang terancam gagal menikah karena keluarga

calon suaminya mendengar tentang gaya hidup Armand.

Akhirnya dengan berurai air mata Marguerite bersedia

memenuhi permohonan Monsieur Duval dan berjanji membuat

Armand membencinya.

II.2 Riwayat Hidup Pengarang

Alexandre Dumas Jr. (1824 – 1895) adalah novelis

dan penulis drama kenamaan berkebangsaan Prancis adalah

anak haram dari penulis Alexandre Dumas dengan Mary-

Catherine Labay yang berprofesi sebagai penjahit. Pada

Page 14: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

tahun 1831, Dumas Jr. secara resmi diakui oleh ayahnya.

Dia kemudian dikirim ke sekolah asrama, di mana dia

selalu menjadi bahan ejekan oleh karena status anak haram

yang disandangnya. Setelah menyelesaikan studi di

Institusi Goubax dan Universitas Bourbon, Dumas Jr.

memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan dan

berkonsentrasi menulis.

Pada awalnya, Dumas Jr. tidak begitu berhasil dalam

karirnya dan pada umur 21 tahun dia memiliki hutang yang

bertumpuk-tumpuk. Di tahun 1844, Alexandre Dumas berpisah

dengan istrinya sehingga Dumas Jr. pindah ke Saint-

Germain-en-Laye untuk tinggal bersama ayahnya. Di sana

dia bertemu Maria Duplessis, seorang wanita muda yang

berasal dari Nonant yang pada usia 16 tahun merupakan

salah satu wanita penghibur yang pali dicari. Duplessis

menjadi simpanan Dumas Jr, meskipun demikian cinta

sejatinya adalah seorang composer bernama Franz Liszt.

Duplessis meninggal dunia akibat tuberculosis pada tahun

1847 dan menginspirasi novel Dumas Jr., La Dame aux

Camellias (The Lady of Camellias), yang ditulisnya dalam

tempo hanya tiga minggu. Novel ini kemudian diangkat

menjadi drama dan baik drama maupun novelnya mengalami

Page 15: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

sukses besar sehingga Dumas Jr. mampu melunasi sebagian

hutangnya dan membantu ibunya.

Sebelum tahun 1852, Dumas Jr. menulis 12 novel dan

mulai membuat drama didaktik yang menunjukkan

ketidaksukaannya terhadap hubungan cinta yang tidak kuat.

Diane de Lys (1853) adalah drama berdasarkan hubungannya

dengan istri Duta Rusia untuk Prancis sedangkan A Prodigal

Father (1859) adalah interpretasi mengenai ayahnya,

Alexandre Dumas. Dia kemudian menjalin hubungan dengan

Nadeja Naryschkine, seorang wanita Rusia yang sudah

menikah. Nadeja melahirkan seorang puteri di tahun 1860

dan empat tahun kemudian mereka menikah. Pada 1894, Dumas

Jr. dirawat di Légion d'Honneur. Dia meninggal di Marly-

le-Roi pada 27 November 1895.

Dalam karya-karyanya, Dumas menggarisbawahi

pentingnya tujuan moral dalam literatur. Dalam karyanya

dia mengkritik masyarakat Prancis pada masa itu mengenai

pendapat mereka terhadap emansipasi wanita serta

pandangan mereka yang sempit mengenai perzinahan dan

prostitusi. Dalam dramanya, Dumas menulis kata pengantar

yang tajam untuk memperjelas maksud dari drama tersebut.

Karya-karyanya seperti La Dame aux Camellias dan The

Half-World (1885) mencerminkan pendapat pribadinya

Page 16: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

mengenai perzinahan dan pelacuran yang bertentangan

dengan pendapat umum masyarakat pada masa itu.

II.3 Stereotipe Terhadap Perempuan: Memisikinkan dan

Merugikan

Novel The Lady of The Camellias yang ditulis oleh

Alexandre Dumas Jr. terinsipirasi dari kisah nyata, yakni

hubungan antara Agenor de Gramont (1819 – 1890), Duke of

Guiche yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri ketika

Napoleon III berkuasa, dengan seorang wanita penghibur

bernama Marie Duplessis. Paman Agenor meminta Duplessis

untuk mengakhiri hubungan tersebut. Agenor dibawa ke

London oleh keluarganya dan di sana dia melupakan Marie.

Marie sendiri kemudian menikah dengan Count Edouard de

Perregaux dan meninggal akibat tuberculosis pada tahun

1847. Dumas sendiri pernah menjalin hubungan dengan

Marie, yang pada usianya yang ke-20, berada pada puncak

kelas sosial oleh karena posisinya sebagai wanita

penghibur kalangan atas. Pada akhirnya, Dumas Jr. harus

meninggalkannya dengan pertimbangan bahwa dia tidak

sanggup memenuhi kebutuhan gaya hidup Marie yang serba

mewah.

Page 17: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Revolusi industri yang berlangsung di Inggris,

negara tetangga mereka, di abad ke 19 juga mempengaruhi

masyarakat Paris. Industrialisasi di satu sisi

meningkatkan taraf hidup masyarakat tetapi juga

memperlebar jurang antara si miskin dan si kaya.

Industrialisasi juga menciptakan masyarakat kapitalis dan

komersialis.

Masyarakat Paris pada saat itu adalah masyarakat

ekhibisionis. Masyarakat kelas menengah ke atas, atau

yang biasa disebut kaum Bourgeoisie menjadikan taman,

restoran, dan kafe sebagai ajang memamerkan diri. Untuk

benar-benar diakui sebagai masyarakat kelas menengah,

seseorang harus memiliki paling tidak satu pelayan serta

perawat dan pengasuh untuk anak-anak. Kalangan atas, yang

merupakan keluarga aristokrat, bercampur dengan orang

kaya baru sehingga melahirkan golongan kelas atas modern.

Kehidupan kaum aristokrat dijadikan sebagai gaya hidup

ideal oleh kaum bourgeoisie. Opera, pertunjukan balet,

konser, serta pesta dansa adalah ajang untuk memamerkan

kekayaan mereka. Cara lain untuk memamerkan kekayaan

adalah dengan memiliki kereta mewah, hanya membeli bahan

makanan berkualitas, serta mengisi rumah merekadengan

perabot mahal. Wanita-wanita kaum aristokrat dan

bourgeoisie saat itu lebih merupakan properti bagi para

Page 18: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

suami untuk dipamerkan. Mereka memiliki pilihan untuk

tidak bekerja dan memiliki lebih banyak waktu untuk

bersosialisasi. Pesta, teater, dan fashion menjadi begian

yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat kelas bawah merupakan golongan masyarakat

yang terkena dampak buruk industrialisasi. Pekerjaan-

pekerjaan manual telah digantikan dengan mesin. Tidak

banyak pekerjaan yang tersisa, terutama untuk perempuan.

Pilihan mereka terbatas antara menjadi pelayan, tukang

cuci, atau pengasuh. Namun bagi wanita yang tidak

memiliki keterampilan atau kesempatan mendapatkan

pekerjaan, mereka bertahan dengan menjadi wanita

penghibur. Hal itu mendatangkan lebih banyak uang

dibandingkan menjadi pelayan, terutama jika memiliki

tampang di atas rata-rata.

Marguerite Gautier, tokoh utama dalam novel,

memiliki gambaran yang mirip dengan Marie Duplessis. Pada

usia yang sama dan dengan cara yang sama, Marguerite juga

berhasil masuk ke dalam lingkungan pergaulan masyarakat

kelas atas di Paris. Marguerite adalah anak yatim piatu

yang berasal dari pedesaan. Satu-satunya keluarga yang

dimilikinya adalah seorang saudara perempuan. Tanpa latar

belakang pendidikan dan tidak memiliki harta dan koneksi,

Page 19: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Marguerite mengambil jalan pintas dan menjadi wanita

penghibur. Dia dikejar oleh banyak pria dan telah

membuat beberapa di antaranya bangkrut.

Sebagai seorang wanita penghibur, Marguerite di mata

laki-laki hidung belang yang mengejarnya dianggap sebagai

sebuah properti. Mereka menganggap Marguerite hanya

menginginkan kehidupan mewah dan harta.

“Aku capek menemui orang –orang yang selalu

menginginkan hal yang sama yang membayarku untuk

itu, lantas berpikir urusan mereka denganku sudah

selesai. Andai saja gadis-gadis yang ingin memasuki

bisnis ini tahu sebenarnya yang akan mereka hadapi

mereka, akan langsung memilih menjadi pelayan” hal.

131

Stereotipe yang dilekatkan pada wanita, terutama

wanita seperti Marguerite, juga menjadi penyebab

berakhirnya hubungannya dengan Armand Duval. Wanita

penghibur pada masa-masa kejayaan mereka dikelilingi oleh

teman dan lelaki yang mengingingkan mereka, tetapi

masayarakat mencemooh di belakang mereka.

“Kami ditakuti seolah-olah kami ini binatang buas,

dicemooh seperti sampah oleh masyarakat, dikelilingi

Page 20: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

oleh orang-orang yang menuntut lebih banyak

ketimbang yang mereka berikan” hal 131

Begitu pesona mereka mulai memudar atau ketika

akhirnya mereka jatuh cinta pada seorang pria dan berniat

meninggalkan kehidupan lama mereka, mereka tetap tidak

diterima dan dianggap sebagai penyakit yang harus

disingkirkan. Bahkan orang-orang yang tampaknya tidak ada

hubungan sama sekali dengan Marguerite mempermasalahkan

masa lalunya. Keluarga calon suami adik Armand berniat

membatalkan pernikahan jika keluarga pengantin perempuan

memiliki sangkut paut dengan wanita penghibur. Bagi

masyarakat Paris abad 19, wanita dengan reputasi buruk

dapat medatangkan bencana bagi keluaga bourgeoisie. Wanita

seperti itu harus disingkirkan dari tengah-tengah

masyarakat karena merupakan sumber infeksi yang dapat

menjangkiti orang di sekitarnya.

Armand Duval sendiri adalah seorang pemuda dari

keluarga terhormat yang tergila-gila pada Marguerite. Dia

menyimpan gelar serta pendidikannya di kantong dan hidup

dengan uang saku dari ayahnya.

Page 21: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

“Kamarku terlalu sempit untuk menampung

kebahagiaanku. Aku memerlukan alam semesta untuk

mengungkapkan rasaku.” hal 126

Pada akhirnya, prasangka Armand terhadap Marguerite

yang diakibatkan oleh label-label negatif yang melekat

padanya mengakhiri hubungan mereka. Armand tidak mencari

kebenaran yang sesungguhnya tentang Marguerite dan

mempercayai apa yang dibaca serta dilihatnya. Dia percaya

bahwa wanita seperti Marguerite hanya menginginkan harta

dan kesenangan.

Stereotipe terhadap kaum perempuan dalam novel The

Lady of the Camellias tidak hanya mempengaruhi kehidupan tokoh

wanita tetapi juga membentuk persepsi tokoh pria mengenai

tokoh wanita. Berbagai prasangka tokoh pria terhadap

tokoh wanita mengkonstruksi novel dan membawa pembaca

pada akhir kisah yang tragis. Marguerite meninggal dunia

akibat penyakit parah, jatuh miskin dan ditinggalkan

kekasih serta teman-temannya.

Penulis menutup kajian ini dengan kutipan dari

Alexandre Dumas Jr. mengenai Marguerite Gautier:

“Aku tidak menarik kesimpulan dari cerita ini bahwa

semua perempuan seperti Marguerite mampu melakukan

Page 22: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

seperti yang telah dia lakukan—jauh dari itu; tetapi

aku telah menemukan bahwa salah seorang dari mereka

mengalami cinta yang serius dalam perjalanan

hidupnya, bahwa dia menderita demi cinta itu, dan

meninggal karenanya. Aku telah menceritakan segala

yang kutahu kepada pembaca. Itu adalah kewajibanku”.

Bab III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Isu gender akan selalu hadir dalam masyarakat mana

pun selama terjadi interaksi sosial antara laki-laki dan

perempuan. Dalam novel The Lady of Camellias, ketidakadilan

akibat pelabelan negatif dialami oleh tokoh wanita utama,

Marguerite Gautier. Masyarakat Paris yang sadar kelas

memupuk stereotipe mengenai wanita penghibur dan

menganggap semua perempuan yang berprofesi penghibur sama

saja; tukang pesta, gila harta, dan tidak punya perasaan.

Stereotipe terhadap tokoh wanita dalam novel The Lady

of Camellias merupakan hasil dari konstruksi sosial-budaya

masyarakat Paris abad ke 19 yang sangat subjektif

Page 23: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

sehingga akhirnya membatasi, menyulitkan, merugikan, dan

memiskinkan perempuan. Pada keadaan tertentu, perzinahan

yang dilakukan oleh seorang pria dapat diampuni,

sedangkan jika melibatkan wanita, dia akan selalu

dianggap salah, walau sebenarnya dia adalah korban dari

sebuah situasi yang tidak menguntungkan.

Meskipun ditulis hampir dua abad yang lalu, isu

mengenai stereotipe terhadap perempuan masih bisa kita

temui di masyarakat sekitar kita di jaman modern ini.

Stereotipe ini diwariskan secara turun-temurun dan secara

tidak sadar dilestarikan dalam masyarakat. Cara berpikir

sebagian kaum wanita dan sebagian kaum pria oleh

terdoktrin oleh budaya yang menempatkan laki-laki pada

posisi yang superior dan perempuan pada posisi inferior.

III.2 Saran-Saran

Akibat buruk akibat stereotipe negatif sebagai

sebuah hasil konstruksi sosial seharusnya bisa dengan

syarat baik wanita maupun pria sama-sama memiliki

kesadaran bahwa masing-masing memiliki peran dalam

membangun masyarakat yang ideal bagi semua pihak. Kondisi

yang demikian bisa dicapai jika masyarakat mengerti apa

gender itu sesungguhnya. Oleh karena studi gender

termasuk bidang kajian yang baru, penulis menyarankan

Page 24: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

agar dilakukan upaya-upaya untuk mengenalkan bidang

kajian ini kepada masyarakat umum. Sebagai langkah awal,

penulis menyarankan agar Jurusan Sastra Inggris

memberikan perhatian untuk mata kuliah “Gender dalam

Sastra”.

Daftar Pustaka

Page 25: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan

Abbas. 2011. Jender Dalam Sastra. Makassar:

Universitas Hasanuddin.

Dumas Jr, Alexandre. 2012. The Lady of the

Camellias. Jakarta: PT Bentang Pustaka.

http://library.brown.edu/cds/paris

http://www.slideshare.net/laur91/social-classes-

of-19th-century-france-285996

http://www.theatrehistory.com/french/dumasfils001.

html

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/173436/A

lexandre-Dumas-fils/173436suppinfo/

Supplemental-Information

Page 26: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan
Page 27: Stereotipe Terhadap Perempuan - Memiskinkan dan Merugikan