Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF UNTUK MENGANALISIS SARANA PENDIDIKAN TINGKAT MENENGAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Analisis Perencanaan TKP (342) Oleh: Nafisah Anas 21040113120054 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015
12

statistik deskriptif

Dec 22, 2015

Download

Documents

raraqudzi

analisis sarana pendidikan tingkat menengah di lamppung selatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: statistik deskriptif

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF UNTUK MENGANALISIS SARANA

PENDIDIKAN TINGKAT MENENGAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2013

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Analisis Perencanaan

TKP (342)

Oleh:

Nafisah Anas

21040113120054

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: statistik deskriptif

PENDAHULUAN

Perencanaan wilayah dan kota adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana

merencanakan suatu wilayah dan kota dengan mempertimbang aspek fisik, sosial, ekonomi dan

politik sehingga tercipta ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Dalam proses

perencanaan terdapat sekumpulan langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan kegiatan-

kegiatan tertentu yang sistematis, salah satunya ialah tahap interpretasi dan analisis data.

Interpretasi dan analisis data diperlukan untuk menjelaskan keadaan suatu wilayah dan kota guna

mengidentifikasi kondisi eksisting dan permasalahan sehingga dapat ditemukan solusi yang

efektif. Salah satu metode analisis yang dapat digunakan dalam perencanaan adalah analisis

deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu alat statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara

mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data sehingga mudah

dipahami. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang

telah diperoleh gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita

peroleh (Siregar, 2012: 2).

Dalam perencanaan analisis deskriptif dapat dilakukan secara manual maupun

menggunakan alat bantu aplikasi. Dalam perhitungan dan prosesnya, alat batu aplikasi lebih

efektif digunakan di dalam perencanaan wilayah dan kota terutama untuk data dengan skala besar

guna menghindari kesalahan sehingga meningkatkan akurasi dan efektifitas waktu. Salah satu

aplikasi alat bantu yang dapat digunakan ialah SPSS. SPSS (Statistical Package for Social

Science) adalah aplikasi yang berfungsi sebagai alat bantu analisis statistika yang biasa digunakan

atau diterapkan untuk memenuhi sebuah penelitian baik di perguruan tinggi atau di perusahaan.

Aplikasi yang memiliki analisis statis yang cukup tinggi ini menggunakan menu deskriptif dan

juga kotak-kotak dialog yang tidak rumit dan sederhana sehingga memungkin penggunanya untuk

lebih mudah dalam memahami bagaimana pengoperasiannya. Oleh karena itu penting bagi

seorang perencana wilayah dan kota mengetahui cara mengoperasikan aplikasi ini guna

mempermudah dan memperkuat analisisnya.

KAJIAN LITERATUR

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu alat statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara

mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data sehingga mudah

dipahami. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang

telah diperoleh gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita

peroleh (Siregar, 2012: 2). Dalam analisis deskriptif ini suatu data digambarkan dalam tiga cara,

yaitu pemusatan data, penyebaran data serta kemiringan dan keruncingan data.

a. Ukuran Pemusatan Data

Ukuran pemusatan data adalah suatu nilai data dari serangkaian data yang dapat mewakili

bagaimana data tersebut terpusat. Ukura pemusatan data dapat dihitung dengan cara mencari nilai

rata-rata hitung, median dan modus.

1. Rata-rata

Rata-rata hitung atau arithmetic mean atau sering disebut dengan istilah mean saja

merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menggambarkan ukuran

tendensi sentral. Mean dihitung dengan menjumlahkan semua nilai data pengamatan

kemudian dibagi dengan banyaknya data. (Setiawan, 2011). Nilai rata-rata data tunggal

Page 3: statistik deskriptif

dapat dihitung dengan cara menjumlahkan semua data kemudian dbagi dengan

banyaknya data, untuk data kelompok dapat digunakan rumus:

�̅ =∑ ����

∑ ��=

6090

8076,1

�̅ = nilai rata-rata

fi = frekuensi di kelas i

xi = nilai tengah dari kelas i

2. Median Median dari n pengukuran atau pengamatan x1, x2 ,..., xn adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah gugus data setelah data tersebut diurutkan (Setiawan, 2011). Prosedur untuk menentukan nilai median, pertama urutkan data terlebih dahulu, kemudian ikuti salah satu prosedur berikut ini:

Banyak data ganjil →mediannya adalah nilai yang berada tepat di tengah

gugus data

Banyak data genap →mediannya adalah rata-rata dari dua nilai data yang

berada di tengah gugus data i. Median data tunggal.

Untuk menentukan median dari data tunggal, terlebih dulu kita harus mengetahui

letak/posisi median tersebut. Posisi median dapat ditentukan dengan

menggunakan formula berikut:

������ ������ =(� + 1)

2

dimana n = banyaknya data pengamatan.

ii. Median dalam distribusi frekuensi:

Formula untuk menentukan median dari tabel distribusi frekuensi adalah sebagai

berikut:

�� = � + � �

12 � − �

��

b=batas bawah kelas median dari kelas yang memuat nilai median

p =panjang kelas median

n = banyak data

f = frekuensi kelas median

F = frekuensi kumulatif sebelumnya

3. Modus

Modus dari sekumpulan pengamatan (data) ialah nilai yang paling sering mucul atau

mempunyai frekuensi tertinggi. Dalam data bisa terdapat satu modus (unimodus), dua

modus (bimodus), lebih dari dua modus (multimodus), atau sama sekali tidak memiliki

modus. Jika semua pengamatan mempunyai frekuensi sama maka modus tidak ada.

(Nurhadi, 2013)

b. Ukuran Penyebaran Data

Ukuran pemusatan data adalah suatu nilai data dari serangkaian data yang dapat mewakili

bagaimana data tersebut tersebar dan terbagi. Ukuran persebaran data dapat dilihat dari nilai

minimum, maksimum, jangkauan, varian dan simpangan baku.

Page 4: statistik deskriptif

1. Jangkauan

Jangkauan atau ukuran jarak adalah selisih nilai terbesar data dengan nilai terkecil data.

2. Varian

Varian merupakan ukuran variabilitas data, yang berarti semakin besar nilai varian berarti

semakin tinggi fluktuasi data antara satu data dengan data yang lain.

3. Simpangan Baku atau standar deviasi

Simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim.

Singkatnya, ia mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan

sebagai, rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data

tersebut.

c. Kemiringan dan Keruncingan Data

1. Ukuran Kemiringan (Skewness)

Ukuran kemiringan adalah suatu ukuran yang dapat menyatakan model distribusi

dari suatu populasi. Ukuran kemiringan dibagi menjadi 3 model, yaitu: model positif,

model negatif dan model simetris.

Model kurva positif, maka nilai mean > median > modus

Model kurva negatif, maka nilai mean < median< modus

Model kurva simetris, maka nilai mean= median= modus

2. Ukuran keruncingan

Kurtosis atau ukuran keruncingan adalah derajat kelancipan suatu distribusi bila

dibandingkan dengan distribusi lain. Kurtosis mengukur apakah suatu distribusi

berbentuk cenderung normal menjulang atau mendatar.

Sekolah Menengah

Sekolah menengah dibagi kedalam dua tingkatan, yaitu sekolah menengah pertama dan

sekolah menengah atas.

a. SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama)

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan tingkatan pendidikan kelanjutan dari

sekolah dasar. Di Indonesia SMP/MTs adalah termasuk sekolah dasar, karena usia anak yang

masuk SMP/MTs adalah usia wajib belajar sekolah dasar. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah fasilitas

pendidikan yang dipergunakan untuk menampung lulusan Sekolah Dasar. Menurut SNI 03-1733-

2013 tentang sarana dan prasarana lingkungan, setiap 4.800 jiwa dibutuhkan sedikitnya satu

fasilitas SLTP.

b. SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas adalah fasilitas pendidikan untuk menampung lulusan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP/MTs). Sekolah Lanjutan Tingkat Atas terdiri dari

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA)

dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Menurut SNI 03-1733-2013 tentang sarana dan prasarana

lingkungan, setiap 6.000 jiwa dibutuhkan sedikitnya satu fasilitas SLTA.

STUDI KASUS

Latar Belakang

Menurut Undang-undag Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Page 5: statistik deskriptif

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dewasa ini, pendidikan bukanlah kebutuhan tersier seperti zaman dahulu karena

perkembangan teknologi menyebabkan pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat,

dimanapun dan siapapun. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan seseorang mampu

menentukan pekerjaan dan penghasilan yang menentukan tingkat kesejahteraan hidup orang

tersebut. Selain itu, salah satu tujuan bangsa Indonesia yang ditungkan dalam pembukaan UUD

1945 ialah mencerdaskan kehidupan bangsa maka sudah sepantasnya masyarakat harus menerima

pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan nonformal. Pada

pendidikan formal dapat kita temui mulai dari SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang berada di

ujung Pulau Sumatera. Kabupaten Lampung Selatan semestinya mampu menjadi pusat kegiatan

perdagangan dan jasa karena lokasinya yang strategis teletak di pintu masuk Pulau Sumatera,

namun hal ini tidak demikian bahkan dalam beberapa aspek ekonomi Lampung Selatan tertinggal

dengan beberapa kabupaten disekitarnya. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang kurang

mendukung kegiatan tersebut. Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa

pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang. Oleh karena itu,

di setiap level manapun kegiatan pendidikan harus disadari dan direncanakan sehingga dalam

mewujudkan proses belajar mengajar diperlukan sarana pendidikan terutama tingkat menengah

pertama dan menengah atas karena tidak semua masyarakat Kabupaten Lampung Selatan mampu

mengenyam pendidikan tingkat menengah, hal ini dibuktikan dengan data BPS tahun 2014 rata-

rata lama sekolah di kabupaten ini ialah 7,35 tahun dengan kata lain rata-rata penduduk Lampung

Selatan yang hanya bertamatan sekolah tingkat dasar cukup tinggi.

Gambaran Kasus

Dalam kasus ini akan digambarkan dan dianalisis data jumlah sarana pendidikan tingkat

menengah (sekolah menengah tingkat pertama dan sekolah menengah tingkat akhir) di Kabupaten

Lampung Selatan pada tahun 2013. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014. Dalam penggambaran analisisnya akan diketahui

bagaimana jumlah sarana pendidikan menengah di kabupaten ini terpusat, menyebar serta kurva

kemiringannya (skewness), kemudian akan dianalisis mengunakan SNI (Standar Nasional

Indonesia) apakah jumlah sarana pendidikan tersebut sudah memenuhi atau belum dengan cara

membagi jumlah penduduk dengan jumlah penduduk minimum untuk satu unit sarana tersebut

sehingga dapat memberikan keluaran berupa masukan pengadaan sarana pendidikan menengah

di wilayah tersebut. Tabel 1

Sarana Pendidikan Tingkat menengah di Kabupaten Lampung Selatan Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah SMP

Jumlah SMA

Natar 180621 33 15

Jati Agung 108279 26 15

Tanjung Bintang 71974 16 11

Tanjung Sari 28124 7 5

Katibung 64388 9 4

Merbau Mataram 47840 19 10

Way Sulan 21975 3 3

Sidomulyo 57637 10 6

Page 6: statistik deskriptif

Candipuro 52513 17 3

Way Panji 16723 6 1

Kalianda 84718 20 15

Rajabasa 21544 8 3

Palas 55264 11 5

Sragi 32543 8 4

Penengahan 36551 9 4

Ketapang 47985 12 5

Bakauheni 22165 6 2

Sumber: BPS Lampung Selatan, 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan SPSS dihasilkan beberapa

output, yaitu: Tabel 2

Statistics Frequencies

Jumlah Penduduk Jumlah SMP Jumlah SMA

N Valid 17 17 17

Missing 0 0 0

Mean 55932.00 12.94 6.53

Std. Error of Mean 9832.763 1.926 1.154

Median 47985.00 10.00 5.00

Mode 16723a 6a 3a

Std. Deviation 40541.521 7.941 4.758

Variance 1.644E9 63.059 22.640

Range 163898 30 14

Minimum 16723 3 1

Maximum 180621 33 15

Sum 950844 220 111

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel 3 Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Jumlah_SMP 17 30 3 33 220 12.94 7.941 63.059

Jumlah_SMA 17 14 1 15 111 6.53 4.758 22.640

Valid N (listwise)

17

Sumber: Hasil Analisis Pribadi dengan SPS, 2014

Tabel 2 dan 3 diatas merupakan tabel hasil analisis frekuensi dan deskriptif dari Jumlah

penduduk, jumlah SMA dan jumlah SMP. Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa:

semua data telah diinput dan dianalisis, terlihat dari nilai data hilang (missing) bernilai 0

dan jumlah data valid sama dengan jumlah data yang diiput yaitu berjumlah 17.

Nilai rata-rata dari jumlah penduduk ialah 55932, rata-rata jumlah SMP 12,94 dan rata-

rata jumlah SMA 6,53 yang ditunjukan dari nilai mean pada tabel.

Page 7: statistik deskriptif

Nilai median dari jumlah penduduk ialah 47985, median jumlah SMP 10 dan median

jumlah SMA 5 yang ditunjukan dari nilai median pada tabel.

Modus dari jumlah penduduk ialah 16723a, modus jumlah SMP 6a dan modus jumlah

SMA 3a yang ditunjukan dari nilai mode pada tabel. Huruf a yang tertulis di modus

menunjukkan bahwa jumlah modus lebih dari satu (bimodus atau unimodus).

Nilai ukuran pemusatan data yang tertera pada tabel diatas antara lain adalah mean

(menunjukkan nilai rata-rata), nilai median (menunjukkan nilai tengah) dan modus (nilai

yang paling sering muncul). Nilai modus ini jauh lebih kecil dari pada nilai mean dan

median hal ini menunjukan bahwa data yang muncul mendekati nilai minimum sehingga

nilai jangkauannya tinggi.

Bentuk kurva kemiringan (skewness) berupa model kurva positif karena nilai

mean>median>modus.

Nilai minimum jumlah penduduk ialah 16723, nilai minimum jumlah SMP ialah 3 dan

jumlah minimum SMA ialah 1.

Nilai maksimum jumlah penduduk ialah 180621, nilai maksimum jumlah SMP ialah 33

dan jumlah maksimum SMA ialah 15.

Jumlah Penduduk di Kabupaten Lampung Selatan ialah 950884, jumlah SMP 220 dan

jumlah SMA 111.

rentang jumlah penduduk ialah 163898, rentang jumlah SMP ialah 30 dan rentang SMA

ialah 14.

Nilai ukuran penyebaran data berupa standar deviasi, varian (menunjukkan keberagaman

data), range (jangkauan), nilai maksimum serta minimum dan jumlah keseluruhan, pada

tabel terlihat nilai varian yang tinggi yang berarti tingginya fluktuasi data antara satu data

dengan data yang lain, nilai minimum dan maksimum memiliki rentangan nilai yang

cukup tinggi, yaitu untuk jumlah penduduk 163.898, jumlah SMP 30 dan jumlah SMA

14 yang berarti terdapat kesenjangan jumlah sarana pendidikan menengah di Kabupaten

Lampung Selatan. Tabel 4

Selisih Sarana Pendidikan Tingkat Menengah berdasarkan SNI 03-1733 2013 di Kabupaten Lampung Selatan

Kecamatan Selisish SMP Selisih SMA

Natar -5 -15

Jati Agung 3 -3

Tanjung Bintang 1 -1

Tanjung Sari 1 0

Katibung -4 -7

Merbau Mataram 9 2

Way Sulan -2 -1

Sidomulyo -2 -4

Candipuro 6 -6

Way Panji 3 -2

Kalianda 2 1

Rajabasa 4 -1

Palas -1 -4

Sragi 1 -1

Page 8: statistik deskriptif

Penengahan 1 -2

Ketapang 2 -3

Bakauheni 1 -2

Sumber: Hasil Analisis Pribadi Menggunakan SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai selisih SMP dan selisih SMA. Data Selisih

adalah jumlah sarana fasilitas yang seharusnya tersedia menurut SNI 03-1733 2013 dikurangi

dengan jumlah sarana eksisting yang tersedia, terlihat bahwa pada beberapa kecamatan memiliki

selisih negatif dan positif. Selisih SMP negatif menunjukkan kurangnya sarana fasilitas yang

seharusnya tersedia, hal ini terjadi pada Kecamatan Natar, Katibung, Way Sulam, Sidomulyo dan

Palas sehingga disarankan untuk menambah fasilitas pendidikan setingkat SLTP dikecamatan

tersebut. Pada kolom selisih SMA juga ditemukan data bernilai negatif yang menunjukkan

kurangnya sarana fasilitas yang seharusnya tersedia, hal ini terjadi pada Kecamatan Natar, Jati

Agung, Tanjung Bintang, Katibung, Way Sulam, Sidomulyo, Candipuro, Way Panji, Rajabasa,

Palas, Sragi, Penengahan, Ketapang dan Bakauheni. Hanya Kecamatan Tanjung Sari, Merbau

Mataram dan Kalianda yang memenuhi standar SNI dalam hal jumlah sarana pendidikan tingkat

menengah di Kabupaten Lampung Selatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang didapat dapat disimpulkan bahwa persebaran

sarana pendidikan tingkat menengah di Kabupaten Lampung Selatan tidak merata, dapat dilihat

dari nilai varian dan jangkauan yang cukup tinggi sehingga dalam proses perencanaan Kabupaten

Lampung Selatan perlu menambah sarana pendidikan di beberapa kecamatan yang memiliki nilai

selisih negatif seperti di Kecamatan Natar, Katibung, Way Sulam, Sidomulyo dan Palas untuk

sarana pendidikan tingkat SLTP dan Kecamatan Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang, Katibung,

Way Sulam, Sidomulyo, Candipuro, Way Panji, Rajabasa, Palas, Sragi, Penengahan, Ketapang

dan Bakauheni untuk sarana pendidikan tingkat SLTA. Hal ini dilakukan sebagai upaya

penyediaan sarana pendidikan untuk meninkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten

Lampung Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Lampung Selatan 2014

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006.

Mustafid. 2012. Metode Statistika. Semarang : FSM Universitas Diponegoro

Nurhadi. 2013. Ukuran Pemusatan Data dalam uny.ac.id. Diunduh pada Rabu, 18 Maret 2015.

Ronald E.Walpole., 1993. Pengantar Statistika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan Ade. 2011. Ukuran Pemusatan Data Mean Median Mode dalam smartstat.info. Diunduh

pada Rabu, 18 Maret 2015.

Siregar, Syofian. 2012. Statistik Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta Utara: Rajawali Pers

SNI 03-1733-2013 Tentang Sarana dan Prasarana Lingkungan

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Page 9: statistik deskriptif

LAMPIRAN

1. Membuka applikasi SPSS

2. klik variabel view kemudian isikan jenis variabel yang akan dimasukkan.

3. klik data view dan isikan data pada variabel yang telah dibuat.

4. Untuk mengetahui selisih sarana pendidikan eksisting dengan SNI, maka harus membuat

variabel baru dengan hasil perhitungan

a. klik analyzetransfromcompute variable

b. klik variabel jumlah penduduk, ketikkan tanda / (bagi) lalu ketikkan 4800 (SNI SMP) pada

kotak numeric expression dan beri nama SNI_SMP pada target variable lalu klik tombol Ok.

c. Melakukan langkah 4a dan 4b dengan mengganti 4800 menjadi 6000 (SNI SMA).

d. klik analyzetransfromcompute variable, klik variabel jumlah_SMP, ketikkan tanda –

(kurang) lalu klik variabel SNI_SMP lalu beri nama selisih_SMP pada target variable lalu

klik OK.

e. klik analyzetransfromcompute variable, klik variabel jumlah_SMA, ketikkan tanda –

(kurang) lalu klik variabel SNI_SMA lalu beri nama selisih_SMA pada target variable lalu

klik OK.

5. Untuk mengetahui statistik deskriptif dari data dilakukan:

a. klik analyzedescriptive statisticsdescriptives

b. Maka muncul kotak dialog descriptives, pindahkan variabel yang akan dianalisis ke kota

variable(s), kemudian klik option.

c. Maka muncul kotak dialog option, beri check list pada semua jenis statistik deskriptif

yang dibutuhkan, kemudian klik continue.

Page 10: statistik deskriptif

d. Maka akan kembali ke kotak dialog descriptives lalu klik OK

6. Untuk mengetahui statistik deskriptif frekuensi dari data dilakukan:

a. klik analyzedescriptive statisticsfrequencies

b. maka akan muncul kotak dialaog dibawah ini, pindahkan variabel yang akan dianalisis

ke kotak variable(s) dengan klik variabel yang dinginkan dan klik tanda panah, kemudian

klik statistics

c. Beri check list frekuensi statistik yang dibutuhkan, seperti pemusatan data dan persebaran

data, kemudin klik continue.

d. klik charts jika ingin memilih jenis diagram yang ditampilkan, pilih satu dan klik continue.

e. setelah pengaturan selesai maka kembali ke kotak dialog frequencies maka klik OK.

Page 11: statistik deskriptif

7. Untuk mengkelaskan data menjadi lebih sederhana sehingga tidak ada nilai yang dimiliki oleh

dua kelas, dilakukan:

a. klik analyzerecode into different variables

b. klik variable yang akan dikelaskan, klik old and new values.

c. klik pada option range, LOWEST through value, ketikkan 1,49 lalu pada kotak value

ketikkan 1 lalu klik add. Pada range, value through HIGHEST, ketikkan 1,5, lalu pada

value ketikkan 2 kemudian klik add dan continue

Page 12: statistik deskriptif