-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto 1
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
1.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah pelaksanaan Pekerjaan Detail
Engineering Design Main Drain Kota Purwokerto Jalan Jend. Sudirman
dengan total panjang saluran 477 m seperti pada gambar, yang
meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Saluran Beton K250 Tipe 1 (crossing jalan)
100x100
4. Pekerjaan Saluran Beton 1PC : 2PS : 3KR TIpe 2 (dibawah
trotoar) 100x100
5. Pekerjaan Saluran Tipe 3 Beton K250 (crossing jalan)
70x130
6. Pekerjaan Man Hole Beton 1PC : 2PS : 3KR
7. Pekerjaan Bangunan Ambang Beton 1PC : 2PS : 3KR
8. Pekerjaan Trotoar
9. Pekerjaan Jalan
1.2 Setting Out
1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di
lapangan , Kontraktor harus melakukan pengukuran di lapangan secara
teliti dan benar, sesuai dengan referensi Bench Mark atau titik
tetap di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi.
2. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan
yang mempunyai presesi (ketelitian) tinggi dengan metode
triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Dalam hal terdapat perbedaan rencana dalam gambar dan hasil
pengukuran yang dilaksanakan Kontraktor dengan kenyataan yang ada
di lapangan maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang mungkin
dipengaruhi perbedaan tersebut, Kontraktor harus melaporkan hal ini
kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam
Berita Acara.
4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Kontraktor akan
didasarkan atas keamanan konstruksi dan kelancaran operasional
penggunaan bangunan tersebut.
1.3 Patok-patok Referensi, Bowplank dan Pengukuran
1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagai referensi
yang ditetapkan di lapangan. Bila Bench Mark belum ada maka
Kontraktor berkewajiban membuat Bench Mark (BM) sesuai dengan
petunjuk Direksi.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan
Matrik terhadap Low Water Spring (LWS) atau muka air terendah.
Sedangkan ukuran-ukurannya dinyatakan dalam satuan matrik, kecuali
bila dinyatakan lain.
3. Kontraktor harus atau wajib membuat Bowplank dan memasang
patok-patok pembantu sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk
menjamin ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain,
yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama
pekerjaan berlangsung.
4. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, Bowplank
harus disetujui Direksi. Patok-patok dan referensi lainnya tidak
boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Direksi.
1.4 Pekerjaan Persiapan
1. Persiapan Lapangan
Untuk tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, bangunan gudang,
Direksi Keet dan lain-lain Kontraktor harus membersihkan dan
membenahi lapangan.
2. Penerangan dan Tanda-tanda Pengaman
Kontraktor harus menyediakan penerangan di daerah kerja dan
menyediakan tanda-tanda pengaman yang perlu.
3. Bangunan Sementara
Untuk menjamin keamanan bahan dan perlengkapan lain yang
dianggap perlu. Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan
yang tertutup dan aman dari resiko hilang atau rusak.
4. Kantor Direksi
a. Kontraktor menyediakan kantor Direksi di lapangan, terdiri
dari ruangan-ruangan kerja yang dibuat sesuai keperluan di
lapangan.Konstruksi kantor bersifat sementara, lantai dari
ruang-ruang dibuat dari beton rabat, dinding dari papan. Kontraktor
juga harus menyediakan kantor sementara dengan luas dan kwalitas
minimum sama dengan kantor Direksi.
b. Kontraktor juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya
yang diperlukan kantor Direksi.
c. Kontraktor menyediakan perlengkapan, Kantor Kontraktor dan
Kantor Direksi Kontraktor, selain itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara Direksi Keet, Keet
Kontraktor dan site dapat berjalan dengan lancar.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan kantor dan
perlengkapan kantor Direksi.
e. Setelah Pekerjaan selesai seluruh kantor dan peralatannya
harus dipindahkan dan Kontraktor berkewajiban untuk membongkar dan
memindahkan bila diminta Direksi.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
5. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
a. Peralatan yang akan digunakan,didatangkan selambat-lambatnya
seminggu sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
b. Segala sesuatu yang menyangkut pengadaan alat-alat kerja,
material, tenaga kerja dan segala sesuatu yang mengangkut pada
proses pekerjaan harus diketahui oleh pihak direksi.
c. Puing-puing atau sisa-sisa pekerjaan yang dianggap tidak
dibutuhkkan harus di bersihkan dari area pekerjaan.
d. Penarikan alat-alat kerja, personil, pekerja dan hal-hal yang
menyangkut pekerjaan dilakukan setelah pekerjaan dinyatakan selesai
oleh pihak direksi.
1.5 Daerah Kerja dan Jalan Masuk
Kontraktor akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan
pekerjaan ini. Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara
sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku, harus membatasi
operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan
tersebut.
Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan
bangunan dan jalur pengangkutan material di buat oleh Kontraktor
dengan persetujuan Direksi.
1.6 Material
1. Material yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan ini
diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis
yang ditentukan.
2. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan
selain yang disyaratkan maka mutunya minimal harus sama dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Tender. Sebelum pemesanan bahan harus
diberitahukan pada Direksi yang meliputi jenis, kwalitas dan
kwantitas bahan yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
1.7 Kode, Standard, Sertifikat dan Literatur dari Pabrik
Kontraktor harus menyediakan di lapangan antara lain: fotocopy
persyaratan, standard bahan, katalog, rekomendasi dan sertifikat
dari pabrik dan informasi lainnya yang diperlukan untuk semua
material yang dipergunakan dalam proyek ini serta petunjuk
pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang
direkomendasikan oleh pabrik.
1.8 Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk
keperluan pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sehingga tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas atau menimbulkan kerusakan
terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bilamana
terjadi kerusakan, Kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki/mengganti.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
1.9 Cuaca
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan
yang mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.
1.10 Service Sementara
Kontraktor harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
1.11 Peralatan Survei
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang sewaktu-waktu akan
dipakai oleh Direksi dan staf. Alat-alat tersebut harus disetujui
Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan
operator dari peralatan tersebut dan setelah pekerjaan selesai
seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan perahu untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab atas semua peralatan survei
tersebut terhadap perawatan, kerusakan/kehilangan.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
BAB II PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
2.1. Umum
1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus
memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia,
mengenai bahan bangunan serta persyaratannya akan dicantumkan
dibawah ini.
2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan
tidak dapat diperoleh, Kontraktor boleh mengajukan usul perubahan
kepada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih
tinggi apa yang disyaratkan.
3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara
tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Kontraktor
diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi
dalam negeri.
2.2. Bahan Agregat Beton
1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan
harus berbutir keras, bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat kimia
organik dan unorganik dan yang dapat merugikan mutu beton ataupun
baja tulangan dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti tabel
prosentase lewat saringan di bawah ini.
10 5 2,5 1,2 0,6 0,3 0,15
% 100 90-100 80-100 50-90 25-65 10-35 2-10
UKSaringan (mm)
2. Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dari 0,074
mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5% terhadap berat
keseluruhan, kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan mengenai
agregrat halus beton (pasir) pada PBI 1971 harus dipenuhi.
3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maximum
3 cm yang mempunyai bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai
bentuk lebih kurang seperti kubus.
4. Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan
persyaratan PBI, bersih serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat
mempengaruhi kekuatan dan mutu beton maupun baja.
Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti tabel
prosentase lewat saringan di bawah ini.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
10 5 2,5 1,2 0,6 0,3 0,15
% 100 90-100 80-100 50-90 25-65 2-10
UKSaringan (mm)
5. Bilamana diperlukan Kontraktor harus mengadakan
percampuran-percampuran butir untuk memperoleh pembagian butir
(grain size distribution) seperti yang disyaratkan pada butir 1 dan
butir 4 pada pasal 14.
2.3. Semen Portland
1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam
pekerjaan ini adalah portland semen type I yang memenuhi ketentuan
dan syarat-syarat dalam standar SII 0013-81.
2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan
baru, kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada
sobekan-sobekan.
3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan
terlindung dari pengaruh hujan dan lembab-udara dan tanah. Semen
ditumpuk di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di
atas tanah. Tinggi penumpukkan maksimum 15 lapis. Semen yang
kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar
proyek.
4. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek.
Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen
tersebut di lapangan sehingga untuk itu Kontraktor diharuskan
menumpuk semen berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.
5. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari
pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sifatnya struktural.
6. Bilamana Direksi memandang perlu, Kontraktor harus melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu
semen memenuhi syarat atas biaya Kontraktor.
2.4. Air Kerja
1. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus
bersih, bebas zat-zat organik atau anorganik yang terkandung dalam
air, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan keawetan dari beton. Mutu
air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas,
membasahi dan lain-lain harus mendapat persetujuan dari Direksi
sebelum dipakai.
3. Kontraktor harus menyediakan tempat-tempat penampungan air
kerja di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.
4. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu
Kontraktor diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah
kerja pelabuhan sepanjang memenuhi persyaratan, atas beban biaya
pihak Kontraktor.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
5. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan
pembongkaran cetakan beton (bekisting) serta memotong stek tulangan
yang muncul ke permukaan beton dan menutupnya dengan adukan
beton
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto 8
BAB III PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian tanah dan pembuangan
tanah galian.
2. Galian dilaksanakan untuk pembuatan selokan selokan, dan
pondasi penahan bahu jalan ( plengsengan ).
3. Lebar dan kedalaman galian disesuaikan dengan gambar rencana
atau menurut petunjuk direksi lapangan.
4. Penggalian yang memotong jalan harus dilaksanakan dengan cara
menggunakan setengah lebar jalan agar jalan tersebut tetap terbuka
untuk lalu lintas pada setiap waktu.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas biaya pembuangan tanah
termasuk pengangkutan, mendapat ijin dari pemilik buangan tersebut
ditempatkan.
6. Semua galian terbuka supaya dipasang penghalang atau tanda
peringatan
7. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan
perlindungan terhadap kabel kabel telepon, pipa air atau struktur
lainnya dibawah permukaan yang ditemukan dan harus bertanggung
jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh
pelaksanaan galian.
8. Penggalian yang dilaksanakan diluar garis batas profil tidak
akan dimasukkan kedalam volume.
9. Elevasi urugan seperti yang ternyata di lapangan akan
digunakan sebagai dasar perhitungan volume untuk menentukan
kemajuan serta penyelesaian pekerjaan.
10. Pengukuran topografi dilakukan sebelum dan sesudah
pengurugan tiap tahap pekerjaan dan pada akhir pekerjaan, atas
biaya Kontraktor. Bila setelah diperiksa Direksi ternyata
pengurugan belum memenuhi persyaratan, maka Kontraktor harus
mengurug kembali.
11. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya yang
diperlukan untuk penambahan urugan akibat penurunan dan kosolidasi
tanah selama periode pekerjaan.
12. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, daerah yang akan
diurug harus dibersihkan dari material organik seperti sampah,
sisa-sisa kayu, humus dan lain-lain, serta bila terdapat lumpur
ataupun tahan lunak, harus digali/disingkirkan serta dibuang
terlebih dahulu agar tidak membahayakan konstruksi. Pekerjaan
pengurugan baru boleh dilakukan apabila sudah ada persetujuan dari
Direksi.
13. Sebelum dilaksanakan penimbunan, pada area untuk penimbunan
dibuatkan patok-patok sejarak 5 10 m, pada patok-patok tersbut
dibuatkan ukurannya sehingga dapat diketahui kedalaman timbunan dan
peil rencana.
14. Material urugan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah
tanah urug (non cohesive soil), sesuai dengan persyaratan material
urugan untuk pekerjaan ini, dengan ketentuan bahwa kandungan
lempung/slit (yang lewat saringan no. 200) yang diperkenankan
maksimum 20%. Material urugan boleh diperkaya dengan batu-batu
dengan perbandingan batu maksimal 60% dari volume material
urugan.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
15. Kontraktor harus melakukan test terhadap material urugan
yang diajukan kepada Direksi dan apabila memenuhi syarat, untuk
disetujui Direksi.
16. Persetujuan pemilihan material itu harus dibuat tertulis
oleh Direksi. Apabila sumber material urugan berubah maka setiap
kali ada perubahan ketentuan mengenai persetujuan harus disetujui
oleh Direksi.
17. Urugan dari tanah asli sampai dengan air tinggi rata-rata,
urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat mesin Vibrator Roller,
sehingga mencapai 85% dari kepadatan optimal. Kontraktor harus
melakukan pemeriksaan material dan test kepadatan di lapangan
sesuai dengan petunjuk Direksi.
18. Galian tanah sebagian besar (80%) dilakukan menggunakan alat
berat dan sisanya dengan galian tanah biasa
19. Satuan pembayaran galian tanah adalah meter kubik.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto 10
BAB IV PEKERJAAN BETON
4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan kerja,
tenaga kerja, alat-alat perlengkapan dan pelaksanaan untuk semua
pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam kontrak.
2. Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara
umum dan meliputi semua pekerjaan beton bertulang dan lain-lain
sebagainya, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan
secara khusus.
4.2. Bekisting
1. Untuk mendapatkan bentuk penampang dan ukuran dari beton
seperti dalam gambar kerja (konstruksi) maka bekisting harus
dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
2. Bekisting untuk pekerjaan beton cor insitu dan lain
sebagainya dapat menggunakan kayu atau pelat baja besi. Sedangkan
bekisting untuk pekerjaan beton precast/pracetak block beton
menggunakan plat besi/baja dan baja profil.
3. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa sehingga
hubungan-hubungan antara papan/plat bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak akan merembes ke luar.
4. Konstruksi dari bekisting, seperti sokong-sokongan perancah
dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan ke Direksi
untuk disetujui.
5. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus
bersih dari kotoran dan kering dari air agar mendapatkan mutu beton
yang diharapkan sebagai jaminan bahwa bagian dalam bekisting bersih
dan tidak ada genangan air digunakan kompresor.
6. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan
sejauh mungkin dihindari dan perataan permukaan beton, bila
terpaksa harus dilakukan harus sesuai petunjuk Direksi.
7. Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan menurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya
dilakukan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras,
dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
8. Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Pengawas, tetapi dengan adanya ijin tertulis
itu tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawabnya. Setelah
bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Direksi Pengawas.
9. Bila pengujian kekuatan beton digunakan untuk pembongkaran
bagian acuan dan penunjang, maka pembongkaran tersebut harus boleh
dimulai sampai beton telah mencapai 70% dari kekuatan rencana yang
ditentukan.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
4.3. Pekerjaan Percobaan Campuran Beton dan Adukan Beton
Pekerjaan beton dalam pelaksanaannya harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang termuat dalam PBI 1971, baik mengenai
material koral, pasir semen dan baja maupun pelaksanaannya.
1 Mutu beton
Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan
ini adalah berdasarkan kekuatan karakteristik (K).
Kekuatan karakteristik beton 250 kg/cm2 dengan faktor air semen
maksimum 0,56 dan slump beton 12 2 cm. Untuk itu pemborong harus
terlebih dahulu membuat mixed design dengan persetujuan
Direksi.
2 Percobaan Campuran (Mixed Design)
Sebelum pelaksanaan pembetonan, Pemborong terlebih dahulu harus
mengadakan percobaan campuran (Mixed Design) untuk membuat mutu
karakteristik beton seperti yang disyaratkan dan untuk mengetahui
komposisi campuran beton (pasir, semen dan batu pecah) minimal 28
hari sebelum pelaksanaan pengecoran pertama.
3 Dalam menentukan atau untuk mendapatkan mutu beton sesuai
dengan karakteristik yang sudah ditentukan, harus dilakukan dengan
menggunakan ukuran yang sudah tertentu, baik untuk material
betonnya maupun ukuran penggunaan air (ember tertentu) yang mana
ukuran tersebut nantinya akan digunakan selama pelaksanaan
konstruksi (seperti gambar).
Semen = s
Kerikil = k
Pasir = p
Air = a
Percobaan ini dilakukan sampai mendapatkan mutu beton yang
sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan yaitu:
K > K Syarat
Pekerjaan konstruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi
kalau:
K < K Syarat
Maka percobaan ini harus terus dilakukan dengan komposisi lain,
sampai mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang disyaratkan.
Bilamana kekuatan karakteristik telah dicapai dengan komposisi
agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi,
komposisi tersebut harus digunakan dalam pemakaian selanjutnya.
Segala perubahan dalam masa pelaksanaan terhadap campuran
agregat yang telah disetujui harus mendapat persetujuan
Direksi.
4.4. Pembesian
1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratannya harus sesuai dengan PBI-1988.Pemasangan dan
penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar
konstruksi.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
2. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar
besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1988.
3. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi Pengawas.
4.5. Pekerjaan Pengecoran Beton
1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan
harus dihindarkan adanya pengentian pengecoran (cold-joint) kecuali
bila sudah diperhitungkan pada tempat yang aman dan sebelumnya
sudah mendapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya
(peralatan) untuk pengamanan, pelindung dan lain-lain yang dapat
menjamin kontinuitas pengecoran.
2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata
pemborong harus memakai mesin pengaduk. Mesin pengaduk harus
mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan yang
direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan
dihindarkan dari minyak sebelum dipakai. Setiap campuran beton
harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan minimum
adalah 2 menit untuk setiap kali pencampuran.
3. Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunakan
concrete pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan
ketempat yang akan dicor.
4. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta
tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap
pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui
Direksi.
5. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain, harus dijaga dengan
baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
6. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan
harus dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus
mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu
dengan penyodokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin
dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu.
7. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di
tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan
terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari
Direksi. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung suatu
pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya
dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung
harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 PC : 0,45 air.
8. Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengan air
bersih atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa dirawat
dan dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak 7 hari
setelah pengecoran.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
9. Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi
menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung maka pihak
pemborong harus menyediakan alat pelindung atau terpal yang cukup
untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Pengecoran tidak
diizinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik diatas
320C.
10. Untuk setiap 5m3 pengecoran, pemborong diwajibkan mengambil
contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan
slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam PBI
1971.
11. Pengambilan-pengambilan contoh di atas sesuai petunjuk
Direksi. Kubus-kubus dijaga agar dapat mengeras dengan baik.
12. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji
kekuatan tekan karakteristiknya di laboratorium yang dapat
disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada
Direksi untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu
beton kurang dari K yang disyaratkan maka pemborong diwajibkan
untuk mengajukkan rencana dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan
konstruksi dengan biaya pemborong.
4.6. Perawatan Beton
1. Dimulai segera setelah pengecoran, maka beton harus
dilindungi dari pengeringan awal, suhu yang terlampau tinggi, angin
keras dan gangguan mekanis. Beton harus dipelihara dengan
kehilangan kelembaban yang minimal, dan suatu suhu yang relatif
tetap untuk suatu perioda khusus guna menjamin hidrasi yang layak
dari semua dan pengerasan beton.
2. Beton harus dirawat segera setelah ia cukup mengeras, dengan
menutupinya dengan selimut yang menyerap air yang harus selalu
basah untuk suatu perioda sekurang-kurangnya 7 hari. Semua lembaran
atau selimut perawatan harus dibebani secukupnya atau dibungkus
sampai kebawah untuk menjaga agar permukaan beton tertutup dan
untuk mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara.
4.7. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam selama pengecoran.
2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh
biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus
selalu dibasahi dengan airterus-menerus selama 1 (satu) minggu atau
lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1988).
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
BAB V PEKERJAAN TROTOAR
5.1 Pekerjaan Kanstin
Pekerjaan kanstin ini dilaksanakan pada kanstin yang terbongkar.
Kanstin dibuat menggunakan campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr
1.11.1 Pekerjaan Lantai Kerja
Lantai Kerja terbuat dari betin tumbuk dengan perbandingan 1Pc :
3Ps : 5Kr
dengan ketebalan 5 cm.
1.12 Pekerjaan Paving
1.12.1 Pekerjaan Bongkar Paving
Pekerjaan paving dikerjakan disepanjang trotoar jalur rencana
saluran. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan hati hati.
1.12.2 Pekerjaan Pasang Kembali Paving Lama / Tambal sulam
Pekerjaan ini dilaksanakan menggunakan paving lama yang ada,
dibawah paving block diberi pasir dengan tebal 5 cm. Untuk paving
yang sudah tidak layak lagi untuk digunakan harus dibicarakan
dengana Direksi pemberi pekerjaan
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto 15
BAB VI PEKERJAAN ASPAL
6.1 PELAKSANAAN KONTRUKSI JALAN LAPIS PONDASI AGREGAT (LPA)
6.1.1 URAIAN UMUM
1. Uraian
PPeekkeerrjjaaaann iinnii hhaarruuss mmeelliippuuttii
ppeemmaassookkaann,, ppeemmrroosseessaann,,
ppeennggaannggkkuuttaann,,
ppeenngghhaammppaarraann,, ppeemmbbaassaahhaann ddaann
ppeemmaaddaattaann aaggrreeggaatt bbeerrggrraaddaassii ddii
aattaass
ppeerrmmuukkaaaann yyaanngg tteellaahh ddiissiiaappkkaann ddaann
tteellaahh ddiitteerriimmaa sseessuuaaii ddeennggaann ddeettiill
yyaanngg
ddiittuunnjjuukkkkaann ddaallaamm bbaammbbaarr aattaauu
sseessuuaaii ddeennggaann ppeerriinnttaahh ddiirreekkssii
ppeekkeerrjjaaaann,, ddaann
mmeemmeelliihhaarraa llaappiiss ppoonnddaassii aaggeeggrraatt
yyaanngg tteellaahh sseelleessaaii sseessuuaaii yyaanngg
ddiissyyaarraattkkaann..
PPeemmrroosseessaann hhaarruuss mmeelliippuuttii,, bbiillaa
ppeerrlluu,, ppeemmeeccaahhaann,, ppeennggaayyaakkaann,,
ppeemmiissaahhaann,,
ppeennccaammppuurraann ddaann ooppeerraassii llaaiinnnnyyaa
yyaanngg ppeerrlluu uunnttuukk mmeenngghhaassiillkkaann ssuuaattuu
bbaahhaann
yyaanngg mmeemmeennuuhhii kkeetteennttuuaann ddaarrii
ssppeessiiffiikkaassii iinnii..
2. Pembatasan oleh Cuaca dan Musim
LLaappiiss ppoonnddaassii aaggrreeggaatt ttiiddaakk bboolleehh
ddiitteemmppaattkkaann,, ddiihhaammppaarr aattaauu
ddiippaaddaattkkaann
sseewwaakkttuu ttuurruunn hhuujjaann ddaann ppeemmaaddaattaann
ttiiddaakk bboolleehh ddiillaakkuukkaann sseetteellaahh
hhuujjaann..
3. Kualitas Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak
Memuaskan
a. Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang
tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan atau yang
permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau
setelah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan lapis permukaan
tersebut dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana
diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan
kembali.
b. Lapis pondasi agregat yang terlalu kering untuk pemadatan
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan
dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta
mencampurnya sampai rata.
c. Lapis pondasi agregat yang terlalu basah untuk pemadatan
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut secara
berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui
disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana
pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut
di atas, maka direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan
tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering yang memenuhi
ketentuan.
d. Perbaikan atas lapis pondasi agregat yang tidak memenuhi
kepadatan atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini harus seperti yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan dan
dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian
kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan,
atau menambah suatu ketebalan dengan bahan tersebut.
4. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
SSeelluurruuhh lluubbaanngg ppaaddaa ppeekkeerrjjaaaann yyaanngg
tteellaahh sseelleessaaii ddiikkeerrjjaakkaann aakkiibbaatt
ppeenngguujjiiaann
kkeeppaaddaattaann aattaauu llaaiinnnnyyaa hhaarruuss
sseeggeerraa ddiittuuttuupp kkeemmbbaallii oolleehh
ppeennyyeeddiiaa jjaassaa
ddeennggaann bbaahhaann llaappiiss ppoonnddaassii
aaggrreeggaatt,, ddiiiikkuuttii ppeemmeerriikkssaaaann oolleehh
ddiirreekkssii ppeekkeerrjjaaaann
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
ddaann ddiippaaddaattkkaann ssaammppaaii mmeemmeennuuhhii
kkeeppaaddaattaann ddaann ttoolleerraannssii ppeerrmmuukkaaaann
ddaallaamm
ssppeessiiffiikkaassii iinnii..
6.1.2 MATERIAL
Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organik dan
gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan
setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan
pengayakan secara basah) yang diberikan dalam tabel 3.2.(1) dan
memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam tabel 3.2.(2)
Tabel 3.2.(1) Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B
2 50 100
1 37,5 100 88 95
1 25,0 79 - 85 70 85
3/8 9,50 44 - 58 30 65
No.4 4,75 29 - 44 25 55
No.10 2,0 17 - 30 15 40
No.40 0,425 7 - 17 8 - 20
No.200 0,075 2 - 8 2 - 8
Tabel 3.2.(2) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat
Sifat - sifat Kelas A Kelas B
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990) 0 - 40 % 0 - 40
%
Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990) 0 6 0 - 10
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200 maks. 25
-
Batas Cair (SNI 03-1967-1990) 0 - 25 0 - 35
Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03) 0 5 % 0 - 5 %
CBR (SNI 03-1744-1989) min.90 % min.35 %
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan
harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur
yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah
dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari
komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di
lapangan.
6.1.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat
a) Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan
atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan
atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan
spesifikasi ini.
b) Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu
lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau
lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan
sepenuhnya, sesuai spesifikasi ini, sesuai pada lokasi dan jenis
lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan lapisan pondasi
agregat, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan
dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari direksi pekerjaan
paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi
penghamparan lapis pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan
tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh
formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi
agregat dihampar.
d) Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung di atas
permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat direksi
pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan
penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama
agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.
2. Penghamparan
a) Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai
campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam
rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar
secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran
yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam
toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu
lapis, maka lapisan - lapisan tersebut harus diusahakan sama
tebalnya.
c) Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan
salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi
pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi
harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang
ber-gradasi baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus
dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat
maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain
oleh direksi pekerjaan.
3. Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap
lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok
dan memadai dan
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
disetujui oleh direksi pekerjaan, hingga kepadatan paling
sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
b) Direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin
gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin
gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau
degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan
berada dalam rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas
kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah
memanjang. Pada bagian yang ber-super elevasi, penggilasan harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit
ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat yang tak
terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau
alat pemadat lainnya yang disetujui.
4. Pengujian
a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk
persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan direksi
pekerjaan, namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang
disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan
yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang
mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
b) Setelah persetujuan mutu bahan lapis pondasi agregat yang
diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila
menurut pendapat direksi pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan
atau metode produksinya.
c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa
ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang
diperintahkan oleh direksi pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter
kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak
kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas, lima (5)
pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan kepadatan kering
maksimum menggunakan SNI 03-1743-1989, metode D. Pengujian CBR
harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh
direksi pekerjaan.
d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara
rutin diperiksa, mengunakan SNI 03-2827-1992. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan oleh direksi pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang
lebih dari 200 m.
6.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
1. Cara Pengukuran
a) Lapis pondasi agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik
dari bahan yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima.
Volume yang diukur harus didasarkan atas penampang melintang yang
ditunjukkan pada gambar bila tebal yang diperlukan merata, dan pada
penampang melintang yang disetujui direksi pekerjaan bila tebal
yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar
sepanjang sumbu jalan.
b) Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru
atau perkerasan lama dan bahu jalan lama dimana lapis pondasi
agregat akan dihampar tidak diukur atau dibayar menurut seksi ini,
tetapi harus dibayar terpisah dari harga penawaran yang sesuai
untuk penyiapan badan jalan dan pengembalian kondisi perkerasan
lama atau bahu jalan yang ada menurut seksi spesifikasi ini.
2. Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki
Bilamana perbaikan dari lapis pondasi agregat yang tidak
memenuhi
ketentuan telah diperintahkan oleh direksi pekerjaan, kuantitas
yang akan
diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar
seandainya
pekerjaan semula telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan
yang
dilakukan untuk pekerjaan tambahan tersebut atau juga kuantitas
yang
diperlukan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.
Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh direksi
pekerjaan sebelum
pemadatan, tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan
untuk
penambahan air atau pengeringan bahan atau untuk pekerjaan
lainya yang
diperlukan untuk mendapatkan kadar air yang memenuhi
ketentuan.
3. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus
dibayar pada
Harga Satuan Kontrak per - satuan pengukuran untuk masing-masing
Mata
Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan termasuk dalam Daftar
Kuantitas
dan Harga, yang harga serta pembayarannya harus merupakan
kompensasi
penuh untuk pengadaan, pemasokan, pemadatan, penyelesaian akhir
dan
pengujian bahan, pemeliharan permukaan akibat dilewati oleh lalu
lintas, dan
semua biaya lain - lain yang diperlukan atau lazim untuk
penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam seksi
ini.
Nomor Mata
Pembayaran Uraian
Satuan
Pengukuran
Lihat daftar kuantitas dan harga
Lapis Pondasi Aregat Kelas A Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Meter Kubik
Meter Kubik
6.2 LAPIS RESAP PENGIKAT
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
6.2.1 URAIIAN UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini merupakan lapisan cair pada permukaan perkerasan
jalan
berbutir/lapis pondasi atas jalan yang telah disiapkan, sebelum
dilakukan
pelapisan campuran aspal.
2. Pembatasan oleh Cuaca dan Musim
Pemasangan lapis resap pengikat tidak boleh dilaksanakan waktu
angin
kencang, hujan atau akan turun hujan. Lapisan resap pengikat
harus dipasang
pada permukaan yang kering atau sedikit lembab.
3. Kualitas Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak
Memuaskan
a. Lapisan resap yang telah selesai harus menutup keseluruhan
permukaan yang dilapis dan tampak merata, tanpa lokasi yang tidak
tertutup atau berlebihan aspal.
b. Setelah pengeringan selama 4 - 6 jam bahan pengikat harus
sudah meresap ke dalam lapis pondasi, permukaannya berwarna hitam
atau abu-abu tua yang merata. Tekstur permukaan lapis pondasi
agregat harus rapi dan tidak ada genangan aspal.
c. Perbaikan dari lapis resap pengikat yang tidak memuaskan
termasuk pembuangan bahan lebihan, penggunaan agregat penutup atau
pengerjaan pelapisan tambahan seperlunya harus seperti yang
diperintahkan oleh pengguna jasa.
4. Kondisi Pekerjaan
a. Permukaan-permukaan dari struktur atau pepohonan atau harta
benda disamping tempat-tempat kerja harus dilindungi dari kotoran
karena percikan aspal.
b. Penyedia jasa harus menyiapkan dan melaksanakan tindakan
pencegahan dan pengendalian kebakaran yang memadai.
6.2.2 MATERIAL
Bahan lapis perekat harus salah satu dari bahan tersebut di
bawah ini sesuai perintah Pengguna Jasa
a. Bahan aspal untuk lapis resap pengikat adalah aspal minyak
Pen 60/70 atau Pen 80/100 yang memenuhi AASHTO M226-80 dan kemudian
dicampur dengan minyak tanah.
b. Perbandingan campuran pada umumnya adalah 80 bagian minyak
tanah per 100 bagian aspal minyak. Campuran ini disebut cutback 80
pph.
6.2.3 PERALATAN
Pada umumnya peralatan yang digunakan terdiri dari :
- Sebuah penyapu mekanis dan atau penghembus mekanis
(kompressor) - Sebuah distributor aspal/asphalt sprayer yang
dilengkapi dengan peralatan
untuk memanaskan aspal - Sebuah thermometer untuk mengukur suhu
aspal dan peralatan yang
sesuai untuk meratakan hasil semprotan yang tidak sempurna
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
6.2.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Penyiapan Permukaan yang Akan
Disemprot
a. Apabila pekerjaan lapis resap pengikat akan dilaksanakan pada
permukaan perkerasan jalan yang ada, maka semua kerusakan harus
diperbaiki terlebih dahulu.
b. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan bahan kotoran
harus dibersihkan terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai
sikat mekanis atau semprotan angin atau kombinasi keduanya. Jika
pemakaian alat ini tidak menghasilkan permukaan yang bersih merata,
maka bagian - bagian yang belum bersih harus dibersihkan lagi
dengan sikat ijuk.
c. Pembersihan harus dilakukan melewati 20 cm dari tepi bidang
yang akan disemprot.
d. Permukaan akhir dari perkerasan jalan berbutir/lapis pondasi
atas yang telah disapu harus rata, dan bermosaik agregat kasar dan
halus.
e. Pekerjaan penyemprotan aspal tak dapat sama sekali dimulai
sebelum perkerasan benar-benar telah dipersiapkan sampai memuaskan
pengguna jasa.
2. Takaran dan Temperatur Pemakaian Material Aspal a. Takaran
material aspal cair
Takaran lapis resap pengikat pada permukaan lapis pondasi
agregat kelas A : Cutback 80 pph : 0,80 - 1,20 ltr / m2
b. Suhu penyemprotan Suhu penyemprotan aspal sesuai dengan
ketentuan di bawah ini kecuali ditentukan lain oleh Pengguna
Jasa.
Cutback 80 pph : 32 C - 52 C
3. Pemasangan Pelapisan a. Panjang permukaan yang akan disemprot
harus diukur dan ditandai dengan
memakai cat. b. Bahan aspal harus disemprotkan merata pada
seluruh permukaan yang telah
disiapkan. Bila belum merata harus diratakan dengan peralatan
yang memadai.
c. Batas awal dan akhir penyemprotan harus ditutup dengan kertas
semen atau triplek. Penutup batas ini segera disingkirkan setelah
penyemprotan aspal selesai.
d. Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap semprotan harus
segera diukur dengan memakai tongkat celup ke dalam tangki
distributor/asphalt sprayer dan dilaksanakan sebelum dan sesudah
penyemprotan.
e. Takaran pemakaian rata-rata bahan pengikat pada setiap
lintasan penyemprotan harus dihitung sebagai volume bahan pengikat
yang telah dipakai dibagi luas bidang yang disemprot.
f. Waktu peresapan yang diperlukan lapis resap pengikat pada
umumnya dalam kisaran 4 - 6 jam setelah penyemprotan. Dalam hal
terdapat hasil semprotan yang berlebihan maka dapat ditutup dengan
agregat yang memenuhi persyaratan setelah waktu 4 jam dilampui.
g. Penutupan permukaan dengan lapisan campuran aspal baru, dapat
dilaksanakan setelah lapis resap pengikat berumur minimum 48 jam
dengan terlebih dahulu diberi lapis perekat.
4. Pemeliharaan dan pembukaan bagi lalu lintas. a. Penyedia jasa
harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi lapis
resap pengikat sampai lapisan berikutnya dipasang.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
b. Lalu lintas harus tidak diijinkan melintasi permukaan sampai
bahan aspal meresap dan kering atau menurut pendapat pengguna jasa
bahan aspal tidak akan melekat pada ban roda kendaraan.
c. Lapisan yang berlebihan bahan aspalnya harus dibersihkan dan
ditutup dengan agregat yang bersih sesuai dengan petunjuk pengguna
jasa agar bahan aspal tidak menempel pada ban roda kendaraan.
6.2.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN a. Kuantitas dari material aspal
yang diukur untuk pembayaran adalah jumlah liter
yang terpasang dan memenuhi spesifikasi. b. Kuantitas
sebagaimana ditetapkan di atas dibayar seperti ditunjukan di
bawah
ini, dimana pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan dan pemasangan seluruh material, termasuk buruh,
perlengkapan dan perkakas lainnya.
No. Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
Lihat daftar kuantitas dan harga
Lapis resap pengikat Liter
6.3 PELAKSANAAN KONTRUKSI JALAN LAPIS PENETRASI MACADAM SHEET
6.3.1 URAIAN UMUM
1) Penetrasi macadam sheet adalah lapisan penetrasi macadam yang
dikombinasikan/digabung dengan sand sheet. Lapis Penetrasi Makadam
Sheet ini dipergunakan diatas lapis pondasi atas yang telah
dipersiapkan atau diatas lapis perkerasan lama dengan sistem
penetrasi macadam dan lapis penutupnya adalah merupakan campuran
aspal panas dengan agregat penutup (sheet).
2) Pekerjaan ini meliputi penyiapan material, penghamparan,
pemadatan diatas permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan
gambar rencana atau perintah pengguna jasa.
6.3.2 MATERIAL
1) Agregat
a. Agregat harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah
dengan gradasi sebagai berikut :
Ukuran Saraingan
(mm)
Tebal Lapisan (cm)
7 - 10 5 - 8 4 - 5
Agregat Pokok
75 100 - -
60 90 - 100 100 -
50 35 - 75 90 - 100 100
40 0 - 15 35 - 75 90 - 100
25 0 - 5 0 - 15 -
18 0 0 - 5 0 - 5
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
Agregat Pengunci
25 100 100 100
18 90 - 100 90 - 100 90 - 100
9 0 - 5 0 - 5 0 - 5
Agregat Penutup
9,50 100 100 100
4,75 90 - 100 90 - 100 90 - 100
2,36 80 - 100 80 - 100 80 - 100
0,60 25 - 100 25 - 100 25 - 100
0,075 3 - 11 3 - 11 3 - 11
b. Agregat harus bersih, keras dan bebas dari kotoran atau bahan
yang tidak dikendaki.
c. Abrasi agregat pokok dan pengunci yang ada kurang dari 40%
bila dilakukan dengan Abrasi Los Angeles pada 500 putaran
sebagaimana ditetapkan oleh AASHTO T-96.
d. Indeks kepipihan agregat pokok dan pengunci yang ada kurang
dari 25 % bila dilakukan pengunci menurut BS.812 : 1975 pasal 1
ayat 1.3
e. Daya lekat terhadap aspal tidak kurang dari 95% bila
dilakukan pengujian menurut PB.0205-76.
f. Harus mempunyai prosentase keausan kurang dari 12% bila
dilakukan pengujian keausan dengan sodium sulfat menurut AASHTO
T-104.
g. Harus mempunyai luas yang terselaput tidak kurang dari 95 %
bila dilakukan pengujian penyelaputan dan pengelupasan (Coating and
Stripping Test) menurut AASHTO T-182.
h. Lapisan penutup adalah agregat penutup yang bersih, keras
tajam, bebas dari lempung atau material yang tidak dikendaki dan
merupakan hasil produksi mesin pemecah batu yang dicampur dengan
aspal panas.
2) Aspal
Aspal yang dipakai adalah aspal semen penetrasi 60.70 yang
memenuhi syarat
sebagaimana ditetapkan menurut AASHTO M226-78 atau aspal emulsi
yang
sesuai untuk pekerjaan penetrasi macadam sheet.
6.3.3. Penentuan Kebutuhan Bahan Kuantitas bahan yang
dipergunakan adalah sebagaimana tersebut dibawah ini :
Lapen sheet sebagai lapisan permukaan :
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
Tebal
Lapisan Pen
Sheet (cm)
Agregat Pokok
(Kg/m2) Aspal
(Kg/m2)
Agregat
pengunci
(Kg/ M2)
Aspal (Kg/m2
)
Lapis Penutup
(Sheet)
7-10 5-8 4-5 Agregat
penutup
Aspal (Kg/m2
)
5 - - 80 2.5 25 0.75 14 1.25
6.3.4 PERALATAN
Peralatan yang dipakai pada umumnya terdiri dari :
1 unit Three Wheel Roller 6 8 T
1 unit asphalt sprayer
1 unit peralatan kecil sebagai alat bantu
6.3.5 PELAKSANAAN
1) Pelaksanaan macadam sheet
1) Profil memanjang dan melintang harus dipersiapkan menurut
rancangan yang telah ditetapkan.
2) Permukaan harus bersih dari debu atau kotoran lepas lain yang
tidak diinginkan.
3) Sebelum menghampar agregat pokok diberi lapis resap pengikat
sebanyak 0,8 liter/m2 dan dibiarkan selama 48 jam.
4) Hamparkan agregat pokok dengan cara tertentu sehingga
didapatkan jumlah dan kerataan agregat sesuai dengan kebutuhan.
5) Padatkan agregat pokok yang terhampar dengan alat pemadat
three wheel loader 6-8 ton sehingga didapatkan permukaan yang rata
dan stabil (minimum 6 lintasan).
6) Semprotkan aspal sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan tabel
tersebut diatas (2,5 kg), suhu aspal yang disemprotkan 135oC -
155oC.
7) Hamparkan agregat pengunci diatas agregat pokok yang sudah
disemprot aspal dan dilanjutkan dengan pemadatan. Pemadatan
dilaksanakan sampai didapatkan lapisan agregat pokok terkunci
dengan kokoh oleh agregat pengunci.
8) Semprotkan aspal sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan tabel
tersebut diatas (0,75 kg).
9) Hamparkan lapis penutup (sheet)permukaan yang telah bersih
kemudian dipadatkan dengan alat pemadat.
2) Pelaksanaan Lapis Penutup
a. Agregat dan aspal dicampur dalam keadaan panas dengan
kebutuhan
aspal sesuai tabel diatas (1,25 kg)
Temperatur yang diijinkan adalah sebagai berikut :
Suhu agregat 154o - 174oC
Suhu aspal 140o - 160oC
Suhu campuran < 165oC
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
b. Sebelum penghamparan lapis penutup sheet, agregat pengunci
disemprot
aspal panas sebanyak 0,75 kg/m2.
c. Penghamparan lapis penutup sheet diatas agregat pengunci
dengan
temperatus antara 120o - 150oC.
d. Pemadatan dilaksanakan pada saat temperatus campuran aspal
panas
antara 110o - 120oC.
6.3.6 PENGENDALIAN MUTU 1) Pada setiap tingkat pemadatan,
kerataan harus senantiasa dijaga. Material
harus ditambahkan ditempat - tempat dimana terjadi penurunan. 2)
Pemeriksaan ketebalan lapis penetrasi macadam sheet adalah
sebagaimana
yang diperintahkan oleh pengguna jasa. 3) Pengontrolan gradasi
agregat dilakukan pada setiap tumpukan material yang
baru. 4) Pengontrolan kadar aspal dalam lapis penutup dilakukan
dengan cara
melakukan ekstrasi sesuai perintah pengguna jasa. 5)
Pengontrolan properties dari campuran aspal panas dilakukan dengan
metode
Marshall dengan waktu sesuai perintah pengguna jasa. 6)
Pengontrolan ketebalan penghamparan lapen macadam sheet minimal 5
cm
dilakukan dengan menggunakan peralataan yang disetujui pengguna
jasa.
6.3.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran pekerjaan
a. Untuk lapis penetrasi macadam sheet, pengukuran dihitung dari
perkalian panjang, lebar yang dibayar dengan mata pembayaran
sebagaimana daftar kuantitas dan harga.
b. Lapis resap pengikat yang dipergunakan diukur dan dibayar
sebagaimana daftar kuantitas dan harga.
c. Lapis perekat yang dipergunakan diukur dan dibayar
sebagaimana daftar kuantitas dan harga.
2) Dasar pembayaran
Pembayaran dengan mata pembayaran ini harus merupakan kompensai
penuh
untuk mengadakan, memproduksi, menghampar dan memadatkan
semua
material pekerjaaan lapis penetrasi macadam sheet.
Nomor Mata Pembayaran Uraian Unit pengukuran
Lihat daftar kuantitas dan
harga
Lapis Penetrasi macadam
sheet Meter Persegi
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
BAB VII PERSYARATAN LAIN-LAIN DAN PERUBAHAN- PERUBAHAN
7.1 Pekerjaan Pemberesan/ Perapihan Halaman
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan :
1 Pembersihan kotoran-kotoran sisa pekerjaan berikut
pembuangannya.
2 Pembersihan pekarangan serta membereskannya sehingga
memberikan kesan indah, bersih dan rapih.
3 Mengupas / mengurug tanah pekarangan didepan, dibelakang dan
di samping kiri kanan bangunan.
7.2 Pekerjaan Lain-Lain
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak merusak bangunan yang
ada, kontraktor bertanggungjawab terhadap keamanan dari setiap
fasilitas yang digunakan, kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan kontraktor menjadi tanggungjawab
kontraktor.
2. Kontraktor wajib memperbaiki dan merapikan kembali apabila
ada kekurangan dari pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya
yang bersifat penyempurnaan hasil pekerjaan.
3. Kontraktor wajib membuat as built drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
4. Seluruh biaya atas pelaksaaan pekerjaan ini menjadi
tanggungjawab kontraktor sepenuhnya. Pengawas Lapangan menerima
pekerjaan ini dalam keadaan siap untuk dipergunakan.
5. Dalam as built drawing harus jelas dicantumkan semua data
yang diperlukan termasuk keterangan produk atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai spesifikasi pabrik.
6. Sebelum dilaksanakan, as built drawing harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
7. Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pemasangan instalsi sementara untuk air dan listrik, bila
diperlukan sampai berfungsi dengan baik serta seluruh biaya yang
diperlukan adalah tanggungan Kontraktor.
8. Kontraktor dan Direksi tidak terlepas dari tanggung jawab
terhadap hal-hal yang tidak diinginkan pada pekerjaan yang
dilaksanakan atau yang diawasi akibat pelaksanaan dan gambar/design
yang salah.
9. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki.
10. Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur
lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar
menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
11. Seluruh sisa bahan pekerjaan harus dibersihkan dan diangkut
ke luar lokasi kerja..
7.3 Syarat Penawaran Teknis
1. Metode Pelaksanaan;
2. Jadwal Waktu Pelaksanaan (Kurva S/Barchart), Net Work
Planning;
3. Jenis, Kapasitas, Komposisi, dan Jumlah Peralatan Minimal,
sebagai berikut :
NO PERALATAN JUMLAH
1 Truck 1 Unit
2 Beton Molen 2 Unit
3 Vibrator 2 Unit
4 Waterpas 1 Unit
5 Pompa Air 1 Unit
6 Stamper 1 Unit
7 Takol 1 Unit
Disertai dengan melampirkan :
Bukti kepemilikan masing-masing alat apabila peralatan itu milik
sendiri; atau Perjanjian sewa atau surat dukungan peralatan
disertai dengan bukti kepemilikan masing-masing alat
Melampirkan surat pernyataan bahwa peralatan laik pakai;
4. Spesifikasi Teknis;
- Dukungan kuari batu
5. Daftar Personil Inti,
NO TENAGA AHLI KEBUTUHAN
MINIMUM PENGALAMAN KETERANGAN
1 KEPALA PELAKSANA S1 TEKNIK SIPIL 5 KEGIATAN SKA
2 PELAKSANA STM / SMK Sipil 1-3 KEGIATAN
3 JURU UKUR / SURVEYOR
STM / SMK Sipil 1-3 KEGIATAN
4 TENAGA ADMINISTRASI
SMK / SMA 1-3 KEGIATAN
5 LOGISTIK SMK / SMA 1-3 KEGIATAN -
-
Syarat-syarat Teknis
RKS Main Drain Kota Purwokerto
dengan melampirkan persyaratan untuk masing-masing personal inti
sebagai berikut :
- melampirkan CV Job Descreption, SKA/SKT, Copy KTP, Surat
Peryataan Kesanggupan, Ijazah, yang masih berlaku
- Jadwal Personil
- Man power ( jadual kebutuhan tenaga)
- Struktur Organisasi Pekerjaan
6. Bagian Pekerjaan Yang Akan Disubkontrakkan.
7.4 Perubahan-perubahan
1. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar-gambar
kerja dapat dirubah, ditambah, sesuai kebutuhan di mana perlu, akan
tetapi semua hal tersebut harus dilakukan pada waktu pemberian
penjelasan dari pekerjaan ini (aanwizjing) dan dituangkan dalam
berita acara.
2. Perubahan-perubahan pada waktu pelaksanaan apabila menurut
Direksi diperlukan akan diproses sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.